Anda di halaman 1dari 10

FARMASI FISIKA

KELOMPOK 1
KONSTANTA DIELEKTRIK
1. YAYAH RACHMATIYAH (821318035)
2. RAJIA YORKURAN (821318042)
3. RIRIN TAHA (821318046)
4. LAVENIA MEDYA PUTRI LAHAY (821318051)
5. SANIA L. NASAR (821318051)
PENGERTIAN KONSTANTA DIELEKTRIK

Konstanta dielektrik adalah sebuah konstanta dalam


ilmu fisika. Konstanta ini melambangkan rapatnya fluks
elektrostatik dalam suatu bahan bila diberi potensial listrik.
Konstanta dielektrik merupakan perbandingan energi listrik yang
tersimpan pada bahan tersebut jika diberi sebuah potensial, relatif
terhadap vakum (ruang hampa) (Sutrisno dan Gie, 1983).
Menurut Dadang (2012) konstanta dielektrik
menggambarkan tingkat kepolaran media. Konstanta dielektrik
dapat diketahui dengan mengukur kemampuan media untuk
menghantarkan listrik. Contohnya air
Air memiliki konstanta dielektrik paling besar, karena
air dapat menghantarkan listrik.
PENGARUH KONSTANTA DIELEKTRIK TERHADAP
STABILITAS SEDIAAN FARMASI
Stabilitas suatu sediaan farmasi adalah kapasitas sediaan
tersebut untuk mempertahankan spesifikasi yang telah ditentukan
untuk menjamin identitas, kekuatan, kualitas, dan kemurniannya.
Data stabilitas suatu obat merupakan hal penting dalam pembuatan
sediaan farmasi. Jika obat tidak stabil maka potensinya akan
menurun.
stabilitas obat adalah kemampuan suatu produk untuk
mempertahankan sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang
dimilikinya pada saat dibuat (identitas, kekuataan, kualitas dan
kemurnian) dalam batasan yang ditetapkan sepanjang periode
penyimpanan dan penggunaan (Ansel, 2008).
Sediaan obat atau kosmetika yang stabil adalah suatu
sediaan yang masih berada dalam batas yang dapat diterima selama
periode penyimpanan dan penggunaan, dimana sifat dan
karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat.
Konstanta dielektrik menggambarkan tingkat kepolaran
media.
Efek konstanta dilektrik terhadap kontanta laju reaksi ionik yang
diekstrapolasikan sampai penngenceran tidak terbatas, yang
pengaruh kekuatan ionnya adalah nol, sering menjadi informasi
yang diperlukan dalam pengembangan obat baru. Untuk reaksi
antar ion dengan muatan berlawanan, efek konstanta dielektrik dari
pelarut mengakibatkan penurunan konstanta laju reaksi. Sedangkan
ion-ion dengan muatan yang sama terjadi sebaliknya, kenaikan
konstanta dilektrik mengakibatkan kenaikan laju reaksi.
Reaksi antar ion dengan muatan
belawanan, peningkatan konstanta dilektrik
pelarut akan menurunkan konstanta kecepatan
reaksi. Sebaliknya, reaksi antar ion dengan
muatan yang sama, peningkatan konstanta
dilektrik pelarut akan menaikkan konstanta
kecepatan reaksi (Martin dkk., 1993)

Menurut Moore besarnya konstanta


dielektrik, dapat diatur dengan menambahkan
bahan pelarut lain. Tetapan dielektrika suatu
campuran bahan pelarut merupakan hasil
penjumlahan tetapan dielektrik masing-masing
sesudah dikalikan dengan % volume setiap
komponen pelarut.
Adakalanya suatu zat lebih mudah
larut dalam pelarut campuran dibandingkan
dengan pelarut tunggalnya. Fenomena ini
dikenal dengan istilah co-selvency. Bahan
pelarut didalam pelarut campur yang mampu
menigkatkan kelarutan zat disebut co-solvent.
Etanol, gliserin, dan propilen glikol
merupakan contoh dari co-solvent yang
umum digunakan dalam farmasi khususnya
dalam pembuatan eliksir (Ansel, 2008).

Ada dua hal yang menyebabkan ketidakstabilan obat, yang pertama adalah
labilitas dari bahan obat dan bahan pembantu, termasuk struktur kimia masing-
masing bahan dan sifat kimia fisika dari masing-masing bahan. Yang kedua adalah
faktor-faktor luar, seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan udara, yang mampu
menginduksi atau mempercepat reaksi degradasi bahan.
Skala kualitas yang
penting untuk menilai kestabilan
suatu bahan obat adalah kandungan
bahan aktif, keadaan galenik,
termasuk sifat yang terlihat secara
sensorik, secara miktobiologis,
toksikologis, dan aktivitas terapetis
bahan itu sendiri.
KESIMPULAN
Seperti yang telah kita bahas bahwa stabilitas obat adalah
kemampuan suatu produk untuk mempertahankan sifat dan
karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat
(identitas, kekuataan, kualitas dan kemurnian) dalam batasan yang
ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan.
Dimana harus adanya konstanta dielektrika yang sesuai agar
tidak berpengaruh pada kestabilan obat atau sediaan farmasi lainnya
karena dapat menurunkan viskositas, dan meningkatkan laju
pelepasan
Karena dapat kita ketahui bahwa zat yang memiliki konstanta
dielektrik dengan nilai yang tinggi merupakan zat yang bersifat polar.
Sebaliknya, zat yang konstanta dielektriknya rendah merupakan
senyawa nonpolar. Dengan keadaan yang berbeda ini kita harus
menyesuaikan konstanta pada sediaan tersebut agar tidak berpengaruh
lebih pada sediaan obat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai