Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN PEMASARAN JASA

Konsep Pemasaran Jasa Islami

Dosen Pengampu: Drs. Anas Hidayat, MBA., Ph.D.

Disusun Oleh:
Sela Agustina Nuritapa (17911070)

MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


2019

KONSEP PEMASARAN JASA ISLAMI

Ekonomi Islam memiliki prinsip-prinsip dan karakteristik yang sangat berbeda


dengan ekonomi mainstream saat ini, yaitu ekonomi kapitalis. Menurut Muchlis
Yahya dan Edy Yusuf Agunggunanto (2011), secara filosofis ada tiga hal yang
menjadi ciri khas ekonomi Islam, yaitu filosofi religiusitas yang melahirkan ekonomi
dengan atribut pelarangan riba, keadilan yang melahirkan nisbah bagi hasil, dan
kemaslahatan yang melahirkan pelembagaan zakat, pelarangan israf dan tabdhir, dan
pembiayaan bisnis halal yang dituntut oleh nilai falah, bukan utilitarianisme dan
rasionalisme.

Pemasaran adalah suatu proses perpindahan barang atau jasa dari produsen ke
konsumen atau semua kegiatan yang berhubungan dengan arus barang dan jasa dari
produsen ke konsumen.Philip Kotler mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses
sosial dan manajerial dimana individu-individu dan kelompok-kelompok
mendapatkan apa yang mereka inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk-
produk dan nilai dengan individu atau kelompok lainnya.

Marketing Syari’ah adalah sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan


proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stek
holdernya, yang didalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-
prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam. Ini artinya bahwa Syari’ah marketing, seluruh
proses baik proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai
(value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip
muamalah yang islami. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan penyimpangan
prinsip-prinsip muamalah islami tidak terjadi dalam suatu transaksi dalam pemasaran
dapat dibolehkan.

A. Konsep Strategi Pemasaran dalam Islam


Konsep pemasaran syariah ini sendiri berkembang seiring berkembangnya
ekonomi syari’ah. Beberapa perusahaan dan bank khususnya yang berbasis
syari’ah telah menerapkan konsep ini dan telah mendapatakan hasil positif,
kedepannya diprediksiskan marketingsyariah ini akan terus berkembang dan
dipercaya masyarakat karena nilai-nilainya yang sesuai dengan apa yang
dibutuhkan masyarakat, yaitu kejujuran. Secara umum pemasaran syariah adalah
sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran
dan perubahan valuedari inisiator kepada stakeholdernya yang dalam keseluruhan
prosesnya sesuai dengan akad-akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam.
Artinya adalam pemasaran syari’ah, seluruh proses baik proses penciptaan, proses
penawaran, maupun proses perubahan niali tidak boleh ada yang bertentangan
sengan prinsip-prinsip syari’at.

Karakteristik yang terdapat pada syari’ah marketing:

1. Ketuhanan (rabbaniyah)

Salah satu ciri khas pemasaran syariah adalah sifatnya yang religius. Jiwa
seorang syari’ah marketer menyakini bahawa hukum-hukum syari’at bersifat
ketuhanan merupakan hukum yang paling adil, sehingga akan mematuhinya
dalam setiap aktivitas pemasaran yang dilakukan. Dalam setiap langkah,
aktivitas dan kegiatan yang dilakukan harus selalu menginduk pada syari’at
Islam. Pemasaran syariah meyakini bahwa hukum-hukum ketuhanan ini
adalah hukum yang paling ideal, paling sempurna, paling tepat untuk segala
bentuk kebaikan serta paling adapat mencegah segala bentuk
kerusakan.Seorang pemasar syari’ah meskipun ia tidak mampu melihat Allah,
ia akan selalu merasa bahwa Allah senantiasa mengawasinya. Sehingga ia
akan mampu untuk menghindari segala macam perbuatan yang menyebabkan
orang lain tertipu.Dengan konsep ini seorang pemasar syari’ahakan sangat
hati-hati dalam peilaku pemasarannya dan berusaha untuk tidak merugikan
nasabah. Seorang pemasar syariah memiliki orientasi maslahah, sehingga
tidak hanya mencari keuntungan namun diimbangi pula dengan keberkahan
didalamnya.

2. Etis ( akhlaqiyyah)
Keistimewaan yang lain dari syari’ah marketer adalah mengedepankan
masalah akhlak dalam seluruh aspek kegiatannya. Pemasaran syariah adalah
konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika
tanpa peduli dari agama manapun,karena hal ini bersifat universal.

3. Realistis (al-waqi’yyah)

Realistis atau al-waqi’iyyah yang artinya sesuai dengan kenyataan, tidak


mengada-ada apalagi yang menjurus kepada kebohongan. Semua transaksi
yang dilakukan harus berlandaskan pada realita, tidak membeda-
bedakanorang, suku, warna kulit, semua tindakan penuh dengan kejujuran.

4. Humanistis ( insaniyyah)

Kegiatan marketing atau pemasaran seharusnya dikembalikan pada


karakteristik yang sesungguhnya, sebagaimana yang dilakukan oleh
Rasulullah. Perspektif pemasaran dalam Islam adalah ekonomi Rabbani
(divinty), realistis, humanis, dan seimbang. Di dalam marketingsyariah
mengutamakan nilai-nilai akhlaq dan etika moral di dalam pelaksanaanya.

B. Implementasi Pemasaran Islami

Sebagai sebuah solusi, pemasaran Islam diimplementasikan dengan berbisnis


mengikuti cara Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad sebagai seorang
pedagang memberikan contoh dalam setiap transaksi bisnisnya, beliau adalah suri
teladan yang diturunkan untuk menyempurnakan ajaran-ajaran Tuhan, khususnya
yang berkaitan dengan berdagang. Beliau melakukan transaksi-transaksi secara
jujur, adil, dan tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh, apalagi kecewa.
Lebih dari itu, Muhammad juga meletakkan prinsip-prinsip dasar dalam
melakukan transaksi dagang secara adil. Kejujuran dan keterbukaan Muhammad
dalam melakukan transaksi perdagangan merupakan teladan bagi pengusaha
generasi selanjutnya. Beberapa hal yang beliau terapkan sebagai suri teladan
dalam berdagang adalah sebagai berikut:

1. Nabi Muhammad sebagai Syari’ah Marketer


2. Nabi Muhammad sebagai Pedagang Profesional

3. Nabi Muhammad sebagai Pebisnis yang Jujur

4. Nabi Muhammad Menghindari Bisnis Haram

5. Nabi Muhammad dengan Penghasilan Halal

6. Nabi Muhammad sebagai Wirausaha Sejati

Di dalam mengelola sebuah usaha, etika pengelolaan usaha harus dilandasi


oleh norma dan moralitas umum yang berlaku di masyarakat. Penilaian
keberhasilan usaha tidak hanya ditentukan oleh peningkatan prestasi ekonomi dan
finansial semata, akan tetapi keberhasilan itu harus diukur pula melalui tolok ukur
moralitas dan nilai etika dengan landasan nilai-nilai sosial dalam agama. Dalam
konteks Islam, setidaknya ada empat landasan normatif yang dapat
dipresentasikan dalam aksioma etika, yaitu:

1. Landasan tauhid

Makna tauhid dalam konteks etika Islam adalah kepercayaan penuh dan
murni terhadap keesaan Tuhan, dimana landasan tauhid merupakan landasan
filosofi yang dijadikan sebagai pondasi bagi setiap muslim dalam melangkah
dan menjalankan fungsi hidupnya, di antaranya adalah fungsi aktivitas
ekonomi.

2. Landasan keadilan dan keseimbangan

Landasan keadilan dalam ekonomi berkaitan dengan pembagian manfaat


kepada semua komponen dan pihak yang terlibat dalam usaha ekonomi.
Landasan kesejajaran berkaitan dengan kewajiban terjadinya perputaran
kekayaan pada semua anggota masyarakat dan mencegah terjadinya
konsentrasi ekonomi hanya pada segelintir orang.

3. Landasan kehendak bebas

Memiliki kehendak bebas, yakni potensi untuk menetukan pilihanyang


beragam. Kebebasan manusia tidak dibatasi, maka manusia memiliki
kebebasan pula untuk menentukan pilihan yang salah ataupun yang benar.
Oleh karena itu kebebasan manusia untuk melakukan kegiatan ekonomi
haruslah dilakukan dengan cara-cara yang benar, adil,dan mendatangkan
manfaat bagi masyarakat luas menurut Al-Qur’an dan Sunah Rasul.

4. Landasan pertanggungjawaban

Landasan pertanggungjawaban ini erat kaitannya dengan kebebasan, karena


keduanya merupakan pasangan alamiah. Pemberian segala kebebasan usaha
yang dilakukan manusia tidak terlepas dari pertanggungjawaban atas apa
yang telah dilakukan, terhadap Tuhan, diri sendiri, masyarakat, dan terhadap
lingkungan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsby.ac.id/1725/4/Bab%202.pdf

https://perpuskampus.com/pengertian-konsep-dan-strategi-pemasaran-syariah/

https://palembang.tribunnews.com/18/02/2011/strategi-pemasaran-dalam-islam

Anda mungkin juga menyukai