Anda di halaman 1dari 128

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(PERTEMUAN I)

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/ II
Pokok Bahasan : Usaha dan Energi
Sub Pokok Bahasan : Usaha
Model Pembelajaran : Pembelajaran Langsung
Alokasi Waktu : 3× 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya
melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan berdiskusi.
3.9 Menganalisis konsep energi, usaha, hubungan usaha dan perubahan energi,
hukum kekekalan energi, serta penerapannya dalam peristiwa sehari-hari
4.9 Menerapkan metode ilmiah untuk mengajukan gagasan penyelesaian
masalah gerak dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan konsep
energi, usaha, dan hukum kekekalan energi

C. Indikator Pembelajaran
1.1.1 Menunjukkan sikap mengagumi kebesaran Tuhan yang telah menciptakan
pengetahuan usaha dan energi.
1.1.2 Menunjukkan sikap bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan
kesempatan mempelajari, memahami, dan menerapkan konsep usaha dan
energi dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.1 Menunjukkan sikap ingin tahu, kritis, teliti, dan bertanggungjawab dalam
menganalisis usaha dan energi.
2.1.2 Menunjukkan sikap kerjasama yang baik, toleransi, disiplin, jujur, dan
komunikatif selama pembelajaran usaha dan energi.
3.9.1 Mendeskripsikan konsep usaha.
3.9.2 Menghitung usaha yang terjadi apabila arah gaya yang diberikan membentuk
sudut terhadap arah perpindahan.
3.9.3 Menganalisis usaha oleh berbagai gaya.
3.9.4 Menganalisis besarnya usaha melalui grafik F-S.
4.9.1 Mempresentasikan hasil diskusi tentang usaha.

D. Tujuan Pembelajaran
Jenjang
No Tujuan
Pengetahuan
Siswa mampu menunjukkan sikap mengagumi
kebesaran Tuhan yang telah menciptakan
1 pengetahuan usaha dan energi melalui upaya -
perenungan fenomena-fenomena alam yang
berkaitan.
Siswa mampu menunjukkan sikap bersyukur kepada
Tuhan yang telah memberikan kesempatan
2 mempelajari, memahami, dan menerapkan konsep -
usaha dan energi dalam kehidupan sehari-hari
melalui aktivitas berenung.
Siswa mampu menunjukkan sikap ingin tahu, kritis,
teliti, dan bertanggungjawab dalam menganalisis
3 usaha dan energi melalui kegiatan -
mendemontrasikan pengetahuan dan memberikan
kesempatan pelatihan lanjutan.
Siswa mampu menunjukkan sikap kerjasama yang
baik, toleransi, disiplin, jujur, dan komunikatif
4 selama pembelajaran usaha dan energi melalui -
kegiatan membimbing pelatihan dan mengecek
pemahaman dan memberikan umpan balik.
5 Siswa mampu mendeskripsikan konsep usaha C2
melalui studi pustaka dan diskusi kelompok.
6 Siswa mampu menghitung usaha yang terjadi C3
apabila arah gaya yang diberikan membentuk sudut
terhadap arah perpindahan melalui kegiatan
mendemontrasikan pengetahuan atau keterampilan.
7 Siswa mampu menganalisis usaha oleh berbagai C4
gaya melalui kegiatan mendemontrasikan
pengetahuan atau keterampilan.
8 Siswa mampu menganalisis besarnya usaha melalui C4
grafik F-S melalui kegiatan mendemontrasikan
pengetahuan atau keterampilan.
9 Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi -
melalui kegiatan mendemontrasikan pengetahuan
atau keterampilan.

E. Materi Pembelajaran
Tujuan Materi
5 Pengertian usaha dalam fisika hampir sama dengan
pengertian dalam kehidupan sehari-hari, keduanya merupakan

F


s

Gambar 1 Usaha yang dilakukan oleh gaya



F

kegiatan dengan mengerahkan tenaga. Pada saat kita


mendorong sebuah meja dengan gaya tertentu, ternyata meja
bergerak. Akan tetapi, ketika kita mendorong tembok dengan
gaya yang sama, ternyata tembok tetap diam. Dalam pengertian
sehari-hari keduanya dianggap sebagai usaha, tanpa
memerhatikan benda tersebut bergerak atau diam. Pada ilmu
fisika, usaha memiliki pengertian khusus untuk
mendeskripsikan apa yang dihasilkan oleh gaya ketika bekerja
pada benda sehingga benda bergerak pada jarak tertentu. Usaha
yang dilakukan oleh gaya didefinisikan sebagai hasil kali
komponen gaya yang segaris dengan perpindahan dengan
besarnya perpindahan. Usaha diberi lambang W, dari kata
inggris ”work”. Secara matematis definisi usaha dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
 
W  F  s (1a)
Keterangan: W : Usaha (Joule atau Nm)
F : Gaya (N)

s : Perpindahan (m)
Contoh Soal.
Ketika ada seorang anak yang berusaha mendorong sebuah
meja sehingga meja tersebut akan mengalami perpindahan
kedudukan. Maka dalam ilmu fisika apakah anak tersebut
dikatakan melakukan usaha? Jelaskan mengapa demikian?

6 Jika gaya F membentuk sudut  terhadap perpindahan
(Gambar 2) maka persamaan usaha dapat dituliskan sebagai
berikut:
 
W  F  s cos (1b)

F
Telah
awal akhir
Anda
 ketahui
 FX bahwa
perkalia
 n antara
s
dua
Gambar 3.3 Usaha yang dilakukan oleh gaya besaran

F yang membentuk sudut  gaya vektor
yang
menghas
ilkan kosinus adalah perkalian titik (dot product), karena itu
usaha (W) juga dapat didefinisikan sebagai besaran 
skalar yang
diperoleh dari perkalian titik antara vektor gaya ( F ) dan bektor

perpindahan ( s ). Sehingga
   
W  F  s  F  s cos (2)
 
Dengan  adalah sudut terkecil antara F dan s .
Berdasarkan persamaan (2), ketika  berada pada
rentangan 90 0    270 0 usaha dapat bernilai negatif. Hal ini
disebabkan cos bernilai negatif. Misalnya, pada khasus benda
yang dilempar ke atas benda berpindah setinggi h meter, pada


F h


w
Gambar 3 Gaya berat
pada benda yang di
lempar ke atas bernilai
negatif

benda bekerja gaya berat w yang arahnya ke bawah. Pada
khasus ini arah gaya berat berlawanan dengan arah perpindahan
benda. Ketika benda dilemparkan, benda mendapat sejumlah
energi untuk melawan gaya berat benda. Jadi, usaha yang
dilakukan oleh gaya berat adalah negatif. Kasus lain yang
bernilai negatif adalah usaha yang dilakukan oleh gaya gesekan.
Contoh soal.
Perhatikan gambar dibawah!

Sebuah benda dengan massa 4 kg berada pada bidang datar.


Benda tersebut ditarik oleh gaya 50 N yang membentuk sudut
60˚ terhadap bidang horizontal (perhatikan gambar). Jika benda
berpindah sejauh 4 m maka hitunglah usaha yang dilakukan
oleh gaya tersebut!
7 Pada kehidupan nyata, jarang dijumpai adanya gaya
tunggal yang bekerja pada benda. Misalnya, saat Anda berjalan.
Gaya-gaya yang bekerja pada saat Anda berjalan adalah gaya
berat, gaya normal, dan gaya gesekan. Bagaimanakah cara
menentukan usaha yang dilakukan oleh berbagai gaya? Untuk
dapat menentukan usahanya, Anda harus mengetahui besar
gaya dan arahnya.
Masing-masing gaya bekerja serentak pada perpindahan yang
sama.
Usaha total yang dilakukan oleh beberapa gaya yang
bekerja serentak dapat dihitung sebagai hasil kali resultan
komponen gaya yang segaris dengan perpindahan dan besarnya
perpindahan. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
      n   
W  ( F1  F2  F3  ...Fn )  s    Fn   s (3a)
 n1 
Masing-masing gaya bekerja pada perpindahan yang berbeda
Usaha yang dilakukan beberapa gaya pada perpindahan
yang berbeda dapat dihitung sebagai hasil penjumlahan aljabar
dari usaha yang dilakukan oleh masing-masing gaya secara
individual. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
 n 
W  (W1  W2  W3  ...Wn )   Wn  (3b)
 n 1 
Perhatikan usaha yang dilakukan oleh beberapa gaya
seperti terlihat pada Gambar 4 berikut.
   
v v v
 F3
 F2
F1

  
s1 s2 s3

Gambar 4 Usaha yang dilakukan oleh beberapa gaya pada


perpindahan yang berbeda.
Berdasarkan Gambar 4, usaha yang dilakukan adalah:
  
W  W1  W2  W3  F1 s1 cos 00  F2 s2 cos1800  F3 s3 cos 900
 
W  F1 s1  F2 s 2
Contoh Soal.
Dalam kegiatan beres-beres kelas, Dito telah berhasil
menggeser sebuah lemari sejauh 5 m dibantu dua orang
temannya, Budi dan Arto. Jika gaya yang diberikan Dito adalah
10 N, Budi sebesar 20 N, dan Arto sebesar 15N, berapakah
besar usaha yang telah mereka lakukan?

8 Pada suatu benda bekerja gaya konstan F sehingga

menyebabkan benda berpindah searah gaya F dari posisi awal
   
s  s1 ke posisi akhir s  s 2 usaha yang dilakukan oleh gaya
konstan ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
    
W  F  s  F ( s 2  s1 ) . Jika kita gambarkan grafik F terhadap
posisi benda (s), maka kita akan peroleh grafik seperti pada
Gambar 5. Luas raster dibawah grafik F-s dapat kita hitung
   
dengan batas s  s1 sampai dengan s  s 2 (lihat Gambar 3.7)
sehingga kita peroleh persamaan sebagai berikut:

F
luas


raster
  s
s1 s2
  
s  s2  s1
Gambar 5 Grafik F-s dari gaya konstan yang
menyebabkan benda berpindah dari posisi awal
 
s1 ke posisi s2
Luas rester = luas persei panjang
= panjang x lebar
    
= F  s  F ( s 2  s1 )
Tampak bahwa usaha yang dihitung dari persamaan sama
dengan usaha yang dihitung dari luas rester di bawah grafik F-s.
Pernyataan ini juga berlaku untuk gaya yang tidak konstan atau
berubah terhadap posisi.
Contoh Soal.

Sebuah balok bermassa 50 gr bergerak sepanjang garis lurus


pada permukaan mendatar akibat pengaruh gaya yang berubah-
ubah terhadap kedudukan seperti ditunjukkan pada gambar.
Hitunglah usaha yang dilakukan gaya tersebut untuk
memindahkan balok sejauh 14 m!

F. Model dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : pemahaman komsep
2. Metode : ceramah
3. Model : pembelajaran langsung

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penilaian Alokasi
Waktu
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penilaian Alokasi
Waktu
Pendahulu Guru Menyampaikan tujuan dan Guru 15 Menit
an mempersiapkan siswa melakukan
 Guru membuka pelajaran dengan penilaian
sikap:
salam dan berdoa
1. Rasa ingin
 Mengabsen kehadiran siswa tahu.
 Guru mengecek pengetahuan 2. Syukur
siswa dengan menanyakan 3. Kagum
tentang usaha
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
 Guru memotivasi siswa dengan
menyampaikan pentingnya
mempelajari usaha dan energi
Kegiatan Mendemonstrasikan pengetahuan Guru 75 Menit
Inti atau keterampilan melakukan
 Guru menjelaskan secara umum penilaian
sikap:
tentang pengertian usaha dan
1. Rasa ingin
formulasi usaha tahu.
 Siswa memahami, mencatat 2. Jujur
informasi yang disajikan guru 3. Kritis
 Guru membagikan LKS 4. Jujur
mengenai usaha 5. Tanggung
jawab
 Siswa mencari data untuk
menjawab pertanyaan dengan Guru
membaca berbagai melakukan
sumber/literatur yang tersedia penilaian
secara mandiri keterampilan:
1. Pelaksana
an diskusi
di kelas
2. Memprese
ntasikan
hasil
diskusi

Membimbing pelatihan Guru


 Guru membimbing siswa dalam melakukan
menyelesaikan soal penilaian
sikap:
 Siswa melatih diri dengan 1. Rasa ingin
dibantu oleh guru tahu.
 Siswa mengerjakan tugas yang 2. Jujur
diberikan guru 3. Kerja
sama
4. Toleransi

Mengecek pemahaman dan Guru


memberikan umpan balik melakukan
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penilaian Alokasi
Waktu
 Guru memeriksa keberhasilan penilaian
siswa dalam mengerjakan tugas sikap:
 Guru memberikan komentar 1. Disiplin
terhadap pekerjaan siswa
 Guru menyimpulkan materi
pelajaran
 Siswa mencermati dan mencatat
kesimpulan materi pelajaran
Memberikan kesempatan untuk Guru
pelatihan lanjutan dan penerapan melakukan
 Guru mempersiapkan penilaian
sikap:
kesempatan melakukan pelatihan
1. Rasa ingin
lanjutan, dengan perhatian tahu.
khusus pada penerapan kepada 2. Teliti
situasi lebih kompleks dan 3. Komunika
kehidupan sehari-hari tif
 Siswa melakukan pelatihan
lanjutan, yang berhubungan
dengan penerapan materi
pelajaran pada situasi yang lebih
kompleks
Penutup  Guru memberikan kuis kepada 15 Menit
siswa terkait materi yang telah
dibahas
 Guru menyampaikan tugas
rumah, dan materi pertemuan
berikutnya
 Guru dan siswa bersama-sama
mengucapkan salam penutup
untuk mengakhiri proses
pembelajaran

H. Media, Alat, Sumber Pembelajaran


Media : LKS, Kuis, dan Papan Tulis
Alat : Spidol dan Proyektor
Sumber :
 Kanginan, M. 2002. Fisika 2A Untuk SMA Kelas XI Semester 1.
Jakarta: Erlangga.
 Giancoli, D.C. 2014. Physics: Principle With Applications Seventh
Edition. New York: Pearson Prentice Hall.
I. Penilaian
Bentuk
No. Aspek Teknik Keterangan
Instrumen
1 Sikap Observasi Lembar Instrumen
 Kagum (spiritual pengamatan Pengamatan/Pe
 Syukur dan sosial) sikap nilaian, Rubrik
 Rasa ingin tahu. Penilaian dan
 Kritis pedoman
 Teliti penskoran
 Toleransi (Terlampir)
 Disiplin
 Komunikatif
 Bekerja sama.
 Jujur
 Bertanggung jawab
2 Pengetahuan Tes tertulis Tes tertulis dan Instrumen
 Mendeskripsikan LKS Penilaian LKS,
konsep usaha. Kuis, Rubrik,
 Menghitung usaha dan Pedoman
yang terjadi apabila Penskoran
arah gaya yang (Terlampir)
diberikan membentuk
sudut terhadap arah
perpindahan.
 Menganalisis usaha
oleh berbagai gaya.
 Menganalisis
besarnya usaha
melalui grafik F-S.
3 Keterampilan Observasi, Lembar Instrumen
1. Mempresentasikan Diskusi Penilaian Penilaian,
hasil diskusi terkait Kinerja Rubrik dan
usaha Presentasi dan pedoman
diskusi penskoran
(Terlampir)
LAMPIRAN 01

PENILAIAN SIKAP
Rubrik Penilaian
Rubrik Penilaian Sikap

No. Komponen Kriteria

1 Kagum Mampu mengagumi kebesaran Tuhan yang menciptakan


alam semesta khususnya fenomena alam berkaitan
dengan konsep usaha dan energi
2 Syukur Mampu sujud syukur kehadapan Tuhan

3 Ingin tahu (a) Memperhatikan dan tertarik terhadap hal-hal baru.


(b) Mengajukan bermacam-macam pertanyaan tentang
informasi yang diperolehnya
(c) Secara spontan menggunakan sumber-sumber
informasi untuk mengetahui sesuatu yang baru.
4 Jujur (a) Menyampaikan gagasan atau hasil diskusi apa
adanya.
(b) Mengerjakan kuis atau tes secara individu sesuai
dengan kemampuannya sendiri tanpa kecurangan.
5 Kritis (a) Mampu menunjukkan konsep-konsep penting yang
perlu diperhatikan baik dalam diskusi kelompok
maupun diskusi kelas.
(b) Mengetahui adanya konsep-konsep yang belum
disampaikan oleh kelompok yang presentasi.
(c) Mampu memberikan solusi atas kekurangan yang
diketahui dari kelompok yang presentasi.
6 Komunikatif Mampu mengkomunikasi pendapat dengan baik
sehingga mudah dipahami dan dimengerti
7 Tanggung (a) Mengerjakan LKS tepat waktu.
Jawab (b) Mengerjakan tugas atau latihan sesuai dengan yang
diinstruksikan oleh guru.
8 Kerja sama Bekerjasama dengan teman kelompok.
9 Teliti Selalu berhati-hati dan teliti dalam melakukan
pengamatan terhadap permasalahan dan pengerjaan
tugas
10 Toleransi Dapat menerima dengan baik perbedaan pendapat
dengan orang lain
11 Disiplin Selalu datang tepat waktu dan mengikuti kegiatan
dengan tertib

Kriteria Penskoran
Keterangan:
5 = Sangat Baik/Sangat Sering
4 = Baik/Sering
3 = Cukup
2 = Kurang/Jarang
1 = Sangar Kurang/Sangat Jarang
Skor maksimal : 17 x 5 = 85
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Nilai sikap di kualifikasi menjadi predikat sebagai berikut:
SB = Sangat Baik  80 – 100
B = Baik  70 – 90
C = Cukup  60 – 69
K = Kurang  < 60
5
4
3
2
1

...
No

Dst.
Nama

1 (kagum)
a

2 (syukur)

3 (ingin tahu)

4 (Jujur)

5 (kritis)
a b c a b a b c
a

6(komunikatif)
Lembar Observasi Penilaian Sikap

7 (tanggung
a b

jawab)
a

8 (kerja sama)
a

9 (teliti)
a

10 (toleransi)
a

11 (disiplin)
Skor
Nilai
LEMBAR KERJA SISWA
( L K S 0 1)
Kompetensi Dasar
 Menganalisis konsep energi, usaha, hubungan usaha dan perubahan energi,
hukum kekekalan energi, serta penerapannya dalam peristiwa sehari-hari
Indikator Pembelajaran
 Mendeskripsikan konsep usaha..
 Menghitung usaha yang terjadi apabila arah gaya yang diberikan
membentuk sudut terhadap arah perpindahan.
 Menganalisis usaha oleh berbagai gaya.
 Menganalisis besarnya usaha melalui grafik F- S.

Hari, tanggal : …………………………………….……..


Nama Anggota Kelompok: Nilai
1. ……………………………………………………………………..
2. ……………………………………………………………………..
3. ……………………………………………………………………..
4. ……………………………………………………………………..
5. ……………………………………………………………………..
6. ……………………………………………………………………..

Diskusikanlah dalam kelompok persoalan-persoalan berikut!

1. Ketika ada seorang anak yang berusaha mendorong sebuah meja sehingga
meja tersebut akan mengalami perpindahan kedudukan. Maka dalam ilmu
fisika apakah anak tersebut dikatakan melakukan usaha? Jelaskan
mengapa demikian?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………..…………………………………………………………………
………………………………..…………………………………………………
………………………………………………..…………………………………
2. Perhatikan gambar dibawah!

Sebuah benda dengan massa 4 kg berada pada bidang datar. Benda tersebut
ditarik oleh gaya 50 N yang membentuk sudut 60˚ terhadap bidang horizontal
(perhatikan gambar). Jika benda berpindah sejauh 4 m maka hitunglah usaha
yang dilakukan oleh gaya tersebut!
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………..…………………………………………………………………
………………………………..…………………………………………………
3. Dalam kegiatan beres-beres kelas, Dito telah berhasil menggeser sebuah
lemari sejauh 5 m dibantu dua orang temannya, Budi dan Arto. Jika gaya yang
diberikan Dito adalah 10 N, Budi sebesar 20 N, dan Arto sebesar 15N,
berapakah besar usaha yang telah mereka lakukan?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………..…………………………………………………………………
4. Perhatikan gambar berikut!

Sebuah balok bermassa 50 gr bergerak sepanjang garis lurus pada permukaan


mendatar akibat pengaruh gaya yang berubah-ubah terhadap kedudukan
seperti ditunjukkan pada gambar. Hitunglah usaha yang dilakukan gaya
tersebut untuk memindahkan balok sejauh 14 m!

Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………..…………………………………………………………………
KUNCI JAWABAN LKS
Lampiran Kunci Jawaban LKS

No.
Soal Jawaban

Iya, anak tersebut dikatakan melakukan usaha (W), karena adanya


1 gaya yang diberikan oleh anak (F) dan besarnya perpindahan (s) yang
dialami oleh meja. Sedangkan pengertian usaha adalah hasil kali antara
besarnya gaya yang diberikan pada benda dengan besar perpindahan
benda tersebut.
2. Diketahui:
m = 4 kg
F = 50 N
s=4m
Ditanya: Usaha (W)
Jawab:

Perhatikan gambar diatas, untuk gaya (F) yang membentuk sudut θ


terhadap perpindahan (s), maka gaya (F) harus diuraikan terhadap
bidang mendatar (searah dengan perpindahan). Sehingga rumus usaha
menjadi:
W = F cos α.s
Atau
W = F . s cos α
W = 50 . 4 cos 60˚
W = 200 (½) = 100 N
3. Penyelesaian:
Diketahui : s = 5 m ; F1 = 10 N ; F2 = 20 N ; F3 = 15 N.
Ditanya : W ?
Jawab:
Usaha dikerjakan oleh tiga orang, maka:
ΣF = F1 + F2 + F3 = (10 + 20 + 15) N = 45 N
sehingga W = ΣFs = 45 N ⋅ 5 m = 225 N/m = 225 J
Jadi, usaha yang dilakukan oleh Dito, Budi, dan Arto untuk menggeser
meja adalah sebesar 225 N.
4. Usaha adalah luas daerah dibawah grafik F-s (luas daerah yang diarsir)

W = luas trapesium ABCD


RUBRIK PENILAIAN LKS
Model Argumentasi atau Hubungan Antar Konsep
Rubrik Penilaian Kuis Model Argumentasi
Skor
No Kriteria

1 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih


untuk memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep
4
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
disajikan mendalam.
2 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep
3
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan tetapi argumentasi yang
disajikan kurang mendalam.
3 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tepat, tetapi hubungan antar konsep
2
tidak dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
disajikan kurang mendalam.
4 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, tetapi konsep yang
dipilih untuk memecahkan masalah tidak tepat, hubungan antar
1
konsep tidak dideskripsikan secara jelas dan logis, dan
argumentasi yang disajikan kurang mendalam.
5 Permasalahan tidak diidentifikasi secara tepat, konsep yang
dipilih untuk memecahkan masalah tidak tepat, dan hubungan
0
antar konsep tidak dideskripsikan secara jelas dan logis atau tidak
menjawab

Model Hitungan
Rubrik Penilaian Kuis Model Hitungan

No Kriteria Skor
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat,
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus
1 yang berkaitan dengan konsep secara benar, mensubstitusi angka 5
dalam rumus secar benar, dan melakukan perhitungan dengan
satuan yang benar.
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat,
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus
2 yang berkaitan dengan konsep secara benar, dan mensubstitusi 4
angka dalam rumus secara benar, namun melakukan perhitungan
dengan satuan yang salah.
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat,
3 merumuskan yang ditanyakan secara tepat, dan menuliskan rumus 3
yang berkaitan dengan konsep secara benar
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, dan
4 2
merumuskan yang ditanyakan secara tepat
5 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat 1
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan salah atau tidak
6 0
menjawab

∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐿𝐾𝑆 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Kuis Satuan Pendidikan : SMAN
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X MIPA
Pokok Bahasan : Usaha dan Energi

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

1. Jelaskan yang dimaksud dengan usaha dalam fisika dan sebutkan contohnya
dalam kehidupan sehari-hari minimal 3!
2. Budi menarik koper dari kamarnya menuju ruang tamu dengan gaya 35 N.
Jarak kamar budi ke ruang tamu yaitu 5 meter. Berapakah usaha yang
dilakukan oleh koper yang ditarik budi?

300

3. Tiga gaya bekerja pada sebuah benda bermassa 40 kg dengan arah yang
berbeda. Gaya pertama ke kanan, gaya kedua ke kiri, dan gaya ketiga ke kiri
membentuk sudut 37o terhadap horizontal. Besar ketiga gaya itu berturut-turut
adalah 40 N, 20 N, dan 10 N. Jika benda berpindah sejauh 1 meter, maka
usaha total yang dilakukan pada benda adalah....

Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian


Soal Pembahasan
No.
1. Usaha adalah sesuatu benda yang mendapatkan gaya dan mengalami
perpindahan dari kedudukan semula pada kedudukan baru.

Contoh:
1. Mendorong mobil
2. Menarik koper
3. Mengangkat besi
2. Diketahui:
F = 35 N
s=5m

𝜃 = 300

Ditanyakan: W = . . . ?

Penyelesaian:

W = (F cos 𝜃) . s
W = (35 N cos 300) . 5 m
W = (35 N . 0,8) . 5 m
W = 140 J

3. Dik: F1 = 40 N

F2 = 20 N

F3 = 10 N

S = 1m

θ = 37o

Ditanyakan:
Wtotal = . . . ?

Penyelesaian:
Usaha total oleh ketiga gaya:

𝑊 = (𝐹1 − 𝐹2 − 𝐹3 cos 37) 𝑠

4
𝑊 = (40 − 20 − 10 (5)) 1

𝑊 = (40 − 20 − 8)

𝑊 = 12 𝐽
RUBRIK PENILAIAN KUIS
Model Argumentasi atau Hubungan Antar Konsep
Skor
No Kriteria
1 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep
4
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
disajikan mendalam.
2 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep
3
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan tetapi argumentasi yang
disajikan kurang mendalam.
3 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tepat, tetapi hubungan antar konsep
2
tidak dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
disajikan kurang mendalam.
4 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, tetapi konsep yang
dipilih untuk memecahkan masalah tidak tepat, hubungan antar
1
konsep tidak dideskripsikan secara jelas dan logis, dan
argumentasi yang disajikan kurang mendalam.
5 Permasalahan tidak diidentifikasi secara tepat, konsep yang
dipilih untuk memecahkan masalah tidak tepat, dan hubungan
0
antar konsep tidak dideskripsikan secara jelas dan logis atau tidak
menjawab

Model Hitungan

No Kriteria Skor
1 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 5
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus
yang berkaitan dengan konsep secara benar, mensubstitusi angka
dalam rumus secar benar, dan melakukan perhitungan dengan
satuan yang benar.
2 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 4
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus
yang berkaitan dengan konsep secara benar, dan mensubstitusi
angka dalam rumus secara benar, namun melakukan perhitungan
dengan satuan yang salah.
3 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 3
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, dan menuliskan rumus
yang berkaitan dengan konsep secara benar
4 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, dan 2
merumuskan yang ditanyakan secara tepat
5 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat 1
6 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan salah atau tidak 0
menjawab

Penilaian

Jumlah Skor
a. Nilai   100
Skor Maksimal
LAMPIRAN 03

PENILAIAN KETERAMPILAN
Pedoman Penilaian Kompetensi Keterampilan Siswa
Pedoman Penilaian Keterampilan Siswa
No Komponen Kriteria

1 Mempresentasi (a) Menyampaikan hasil-hasil kegiatan secara


kan hasil diskusi sistematis
kelompok (b) Menyajikan dengan bahasa yang jelas

2 Diskusi kelas (a) Mengajukan pertanyaan dengan jelas dan tegas


(b) Menjawab pertanyaan dengan benar
(c) Menghargai perbedaan pendapat
(d) Terbuka terhadap kritik dan saran

Lembar Observasi Penilaian Keterampilan


Lembar Observasi Penilaian Keterampilan

No. Nama Siswa 1 2


1. (a) (b) (a) (b) (c) (d)
2.
3.

Rubrik Penilaian Kompetensi Keterampilan Siswa


Rubrik Penilaian Kompetensi Keterampilan Siswa

Skor Pencapaian Deskripsi


Sangat baik (4) bila fokus amatan sering ditunjukkan
Baik (3) bila fokus amatan ditunjukkan lebih dari 1 kali
Cukup (2) bila fokus amatan ditunjukkan hanya 1 kali
Kurang (1) bila fokus amatan belum ditunjukkan dengan baik

∑ 𝒔𝒌𝒐𝒓
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 𝟏𝟎𝟎
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(PERTEMUAN II)

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/ II
Pokok Bahasan : Usaha dan Energi
Sub Pokok Bahasan : Energi Potensial dan Energi Kinetik
Model Pembelajaran : Pembelajaran Langsung
Alokasi Waktu : 3× 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad
raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan
berdiskusi.
3.10 Menganalisis konsep energi, usaha, hubungan usaha dan perubahan energi,
hukum kekekalan energi, serta penerapannya dalam peristiwa sehari-hari
4.10 Menerapkan metode ilmiah untuk mengajukan gagasan penyelesaian
masalah gerak dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan konsep
energi, usaha, dan hukum kekekalan energi

C. Indikator Pembelajaran
1.2.1 Menunjukkan sikap mengagumi kebesaran Tuhan yang telah menciptakan
pengetahuan usaha dan energi.
1.2.2 Menunjukkan sikap bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan
kesempatan mempelajari, memahami, dan menerapkan konsep usaha dan
energi dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.1 Menunjukkan sikap ingin tahu, kritis, teliti, dan bertanggungjawab dalam
menganalisis usaha dan energi.
2.1.2 Menunjukkan sikap kerjasama yang baik, toleransi, disiplin, jujur, dan
komunikatif selama pembelajaran usaha dan energi.
3.9.5 Mendeskripsikan konsep energi potensial.
3.9.6 Menghitung energi potensial gravitasi.
3.9.7 Menghitung energi potensial pegas.
3.9.8 Menganalisis hubungan usaha dengan energi potensial
3.9.9 Menganalisis konsep energi kinetik.
3.9.10 Menganalisis hubungan usaha dengan energi kinetik.
4.9.1 Mempresentasikan hasil percobaan terkait energi potensial dan energi
kinetik.

D. Tujuan Pembelajaran
Jenjang
No Tujuan
Pengetahuan
Siswa mampu menunjukkan sikap mengagumi
kebesaran Tuhan yang telah menciptakan
1 pengetahuan usaha dan energi melalui upaya -
perenungan fenomena-fenomena alam yang
berkaitan.
Siswa mampu menunjukkan sikap bersyukur kepada
Tuhan yang telah memberikan kesempatan
2 mempelajari, memahami, dan menerapkan konsep -
usaha dan energi dalam kehidupan sehari-hari
melalui aktivitas berenung.
Siswa mampu menunjukkan sikap ingin tahu, kritis,
teliti, dan bertanggungjawab dalam menganalisis
3 usaha dan energi melalui kegiatan -
mendemontrasikan pengetahuan dan memberikan
kesempatan pelatihan lanjutan.
Siswa mampu menunjukkan sikap kerjasama yang
4 baik, toleransi, disiplin, jujur, dan komunikatif -
selama pembelajaran usaha dan energi melalui
kegiatan membimbing pelatihan dan mengecek
pemahaman dan memberikan umpan balik.
5 Siswa mampu mendeskripsikan konsep energi C2
potensial melalui studi pustaka dan diskusi
kelompok.
6 Siswa mampu menghitung energi potensial gravitasi C3
melalui kegiatan mendemontrasikan pengetahuan
atau keterampilan.
7 Siswa mampu menganalisis energi potensial pegas. C4
melalui kegiatan mendemontrasikan pengetahuan
atau keterampilan.
8 Siswa mampu menganalisis hubungan usaha dengan C4
energi potensial melalui mendemontrasikan
pengetahuan atau keterampilan.
9 Siswa mampu menganalisis konsep energi kinetik C4
melalui kegiatan mendemontrasikan pengetahuan
atau keterampilan.
10 Siswa mampu menganalisis hubungan usaha dengan C4
energi kinetik melalui kegiatan mendemontrasikan
pengetahuan atau keterampilan.
11 Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi -
melalui kegiatan mendemontrasikan pengetahuan
atau keterampilan.

E. Materi Pembelajaran
Tujuan Materi
5 Energi yang dihubungkan dengan gaya-gaya yang
bergantung pada posisi atau konfigurasi benda (atau benda-benda)
dan lingkungannya disebut energi potensial. Berbagai jenis energi
potensial (EP) dapat didefinisikan, dan setiap jenis dihubungkan
dengan suatu gaya tertentu. Pegas pada jam yang diputar
merupakan contoh energi potensial. Pegas pada jam mendapatkan
energi potensialnya karena dilakukan kerja padanya oleh orang
yang memutar jam tersebut. Sementara pegas memutar balik, ia
memberikan gaya dan melakukan kerja untuk memutar jarum jam.
Salah satu contoh energi potensial yang paling umum adalah
energi potensial gravitasi.
Contoh Soal.
Sebuah tongkat tertancap sebagian secara vertikal pada pasir
seperti gambar berikut. Seandainya sebuah batu bata di jatuhkan
dari suatu ketinggian di atas tongkat dan mengenai tongkat, maka
Batu tongkat akan lebih tertancap. Apa yang
bata akan terjadi pada tongkat bila batu bata
dijatuhkan dari posisi yang lebih tinggi
dari sebelumnya dan mengenai tongkat?
Jelaskan mengapa terjadi fenomena
demikian!

Pasir
6 Energi potensial gravitasi adalah energi yang dimiliki oleh
benda karena kedudukan atau ketinggiannya. Energi potensial
merupakan energi yang masih
tersimpan atau tersembunyi pada
benda, sehingga mempunyai
potensi untuk melakukan usaha.
Misalnya sebuah benda dengan
h
massa m diangkat dari permukaan
tanah sampai ketinggian h dari m
tanah (Gambar 1).
Apabila percepatan gravitasi
Gambar 1 Energi potensial
bumi g, maka gaya yang gravitasi benda pada
dibutuhkan untuk mengangkat ketinggian h
 
benda adalah F  w  mg . Jadi, usaha yang diperlukan untuk
mengangkat benda setinggi h adalah:
W  Fh
W  mgh

Benda yang berada pada ketinggian h mempunya potensi untuk


melakukan usaha sebesar W  mgh . Dengan demikian dapat
dikatakan benda tersebut mempunyai energi potensial gravitasi,
yang besarnya:
Ep  mgh (1)
Berdasarkan persamaan 1 makin tinggi suatu beda di atas tanah,
maka semakin besar pula energi potensial gravitasi yang
dimilikinya.
Keterangan:
Ep : energi potensial (Joule)
m : massa benda (kg)
g : percepatan gravitasi (m / s 2 )
h : ketinggian (m)

Contoh Soal.
Jarak terjauh suatu planet terhadap Matahari adalah a dan jarak
terdekatnya adalah 1/4a. Jika pada jarak terjauhnya energi
potensial planet terhadap matahari adalah E maka selisih energi
potensial pada dua jarak tersebut adalah…

7 Jenis lain dari energi potensial adalah energi potensial


elastis. Pembahsan energi potensial elastis harus
mempertimbangkan benda-benda yang bersifat elastis. Salah satu
contoh yang paling mudah adalah membayangkan sebuah pegas
sederhana seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Pegas akan

Gambar 2 Sebuah pegas (a), dapat menyimpan energi


( Epelastis ) ketika ditekan (b), dan dapat melakukan
usaha jika dilepas (c)

memiliki energi potensial ketika ditekan, ketika dilepaskan pegas


akan melakukan usaha pada sebuah bola seperti ditunjukkan pada
gambar. Bagi seseorang yang memegang pegas yang ditekan
sejauh x dari panjang normalnya (tidak tertekan) dibutuhkan gaya

FP yang berbanding lurus dengan x yaitu:

FP  kx (2a)
Di mana k adalah konstanta yang disebut konstanta pegas, dan
merupakan ukuran kekuatan pegas tertentu. Pegas juga
memberikan gaya dengan arah yang berlawanan (Gambar 3)
sebesar:
Gambar 3 (a) pegas pada posisi normal (tidak
teregang), (b) pegas diregangkan oleh

seseorang yang memberikan gaya FP ke
kanan (arah positif). Pegas menarik

kebelakang dengan gaya Fs di mana

Fs  kx . (c) orang menekan pegas ( x  0) ,
dan pegas mendorong kembali dengan gaya
 
Fs  kx di mana ( Fs  0) karena ( x  0) .


Fs  kx (2b)
Gaya inilah yang sering disebut gaya pemulih karena pegas
memberikan gayanya pada arah yang berlawanan dengan
perpindahan (yang ditunjukkan dengan tanda minus), dan bekerja
untuk mengembalikan pegas ke panjang normalnya. Energi
potensial dari pegas yang teregang dapat kita tentukan dengan
menentukan usaha yang dibutuhkan untuk merentangkannya
(Gambar 3b). gaya yang digunakan untuk menentukan usaha yang
dilakukan pegas adalah gaya rata-rata F , hal ini disebabkan karena

FP berubah-ubah secara linier dari nol pada posisi tidak teregang
sampai kx ketika direntangkan sepanjang x, gaya rata-ratanya
1 1
adalah F  [0  kx]  kx , di mana x merupakan panjang
2 2
terakhir rentangan (untuk jelasnya digambarkan sebagai x f pada

Gambar 4). sehingga usaha yang dilakukan adalah:


FP  kx

FP  12 kx f

xf
x
0 x

Gambar 4 Sementara pegas direntangkan


(atau ditekan), gaya bertambah secara
linier sementara x bertambah: grafik F-x.

1 
W  FP x   kx x   kx 2
1
2  2
Dengan demikian energi potensial elastis berbanding lurus dengan
kuadrat panjang rentangannya:
1 2
Epelastis  kx (3)
2
Jika sebuah pegas ditekan sejauh x dari panjang normalnya, gaya

tetap FP  kx , dan kembali energi potensial dinyatakan dengan
persamaan ini, dengan demikian x bisa merupakan panjang
tekanan atau rentangan dari posisi normal.
Contoh soal.
Sebuah pegas yang tergantung tanpa beban panjangnya 15 cm.
Kemudian, ujung bawah pegas diberi beban 5 kg sehingga pegas
bertambah panjang menjadi 20 cm. Tentukan energi potensial
pegas?
8 Sebuah batu bata yang diletakkan diatas ketinggian di udara
mempunyai energi potensial karena posisi relatifnya terhadap
Bumi. Batu itu mempunyai kemampuan untuk melakukan usaha,
karena jika dilepaskan, batu itu akan jatuh ke tanah karena adanya
gaya gravitasi dan dapat melakukan usaha, katakanlah, pada
sebuah tiang yang ditanam di tanah. Mari kita tentukan energi
potensial gravitasi sebuah benda didekat permukaan Bumi, untuk
mengangkat benda ke atas (vertikal) dengan massa m, gaya ke atas
yang paling tidak sama dengan beratnya, mg, harus diberikan
kepadanya, katakanlah, oleh tangan seseorang. Untuk mengangkat
benda itu tanpa percepatan setinggi h, dari posisi y1 ke y 2 seperti
pada Gambar 5 (dipilih arah ke atas positif), orang harus
melakukan usaha yang sama dengan hasil kali gaya ekternalnya

yang dibutuhkan Fe  mg ke atas, dan jarak vertikal h, yaitu:

We  Fe s cos 0 0  mgh

We  mg( y 2  y1 ) (4a)

Gravitasi juga bekerja pada benda sewaktu bergerak dari y1 ke y 2 ,


dan melakukan usaha pada benda yang dapat dituliskan sebagai
berikut:
y2

 (diberikan oleh
 Fe
s tangan)


FG

y1

Gambar 5 Seseorang memberikan gaya ke



atas Fe  mg untuk mengangkat sebuah
batu dari y1 ke y 2

WG  FG s cos   mgh cos180 0

WG  mgh

WG  mg( y 2  y1 ) (4b)
Langkah selanjutnya adalah kita substitusikan persamaan (1) ke
persamaan (4a) maka akan diperoleh persamaan:
We  mg( y 2  y1 )

We  Ep2  Ep1

We  Ep (5a)
Dengan demikian usaha yang dilakukan oleh gaya eksternal untuk
menggerakkan massa m dari titik 1 ke titik 2 (tanpa percepatan)
sama dengan perubahan energi potensial benda antara titik 1 dan
titik 2.
Selanjutnya substitusikan persamaan (1) ke persamaan (4b), maka
akan diperoleh persamaan sebagai berikut:
WG  mg( y 2  y1 )

WG   Ep2  Ep1

WG  Ep (5b)
Berdasarkan persamaan (5b) kerja yang dilakukan oleh gravitasi
semantara massa bergerak dari titik 1 ke titik 2 sama dengan
negatif dari perbedaan energi potensial antara titik 1 dan titik 2.
Contoh Soal.
Sebuah TV yang massanya 5 kg dipindahkan dari tempat setinggi
100 cm ke tempat yang tingginya 3 m. Jika percepatan gravitasi
bumi di tempat itu 10 m/s2, berapa usaha yang dilakukan pada
TV?
9 Energi yang dimiliki benda karena geraknya atau
kecepatannya disebut energi kinetik. Anak panah yang lepas dari
bususrnya memiliki energi kinetik sehingga anak panah dapat
melakukan usaha, yaitu menancap pada target. Apakah benda-
benda yang bergerak dengan kelajuan sama memiliki energi
kinetik yang sama? Kita kembali pada lemparan bola tenis.
Anggaplah lemparan ini mengenai kaki Anda. Bayangkan apabila
bola tenis diganti dengan bola basket yang dilempar dengan
kecepatan yang sama dan juga mengenai kakimu. Tentu saja kaki
Anda lebih merasakan lemparan bola basket daripada bola tenis.
Contoh kualitatif ini menyatakan bahwa energi kinetik bergantung
pada massa benda. Makin besar massa benda, semakin besar juga
energi kinetiknya.
Perhatikan sebuah benda bermassa m yang diam pada permukaan

licin (tanpa gesekan). Ketika gaya konstan F diberikan selama
benda menempuh jarak x (Gambar 6).

Posisi awal Posisi akhir

 v0  0 v
F

x

Gambar 6 Menentukan energi kinetik

Benda akan bergerak dengan percepatan tetap a sampai


mencapai kecepatan akhir v. Usaha yang dilakukan pada benda
 
W  Fx seluruhnya diubah menjadi energi kinetik benda pada
keadaan akhir. Jadi EK  W atau EK  Fx .
Gunakan persamaan kecepatan dari konsep GLBB:
v  v0  at

v  0  at
at  v
sebab v0  0
Gunakan persamaan perpindahan dari konsep GLBB:
x  v0 t  12 at 2

x  0  12 (at )t

x  12 vt

Energi kinetik EK dapat ditulis dengan:


EK  Fx
EK  (ma)( 12 vt)

EK  12 mv(at )  12 mvv

EK  12 mv 2 (6)
Jadi energi kinetik (EK) sebanding dengan massa benda m
dan kuadrat kecepatannya (v 2 ) . Jika massa diduakalikan, maka
energi kinetik akan meningkat dua kali lipat. Akan tetapi jika
kecepatan diduakalikan, maka energi kinetik meningkat empat kali
lipat.
Contoh soal.
Sebuah peluru yang kecil yang ditembakkan dari sebuah pistol
dapat menembus tembok beton, sedangkan bila anda melempar
peluru itu ke tembok sangat sulit bahkan tidak bisa menembus
tembok beton. Mengapa bisa terjadi demikian? Jelaskan
alasannya!
10 Ketika anda mendorong sebuah peti di atas lantai datar yang licin,
hanya gaya dorong Anda yang melakukan usaha pada peti, dan
ternyata kelajuan peti bertambah. Oleh karena kelajuan peti
bertambah maka energi kinetik peti juga bertambah. Energi kinetik
peti berasal dari usaha yang dilakukan oleh gaya dorong Anda.
Contoh kualitatif ini dengan jelas menunjukkan bahwa
pertambahan energi kinetik melalui usaha merupakan proses alih
energi.
Tinjaulah sbuah benda bermassa m yang sedang bergerak
pada suatu garis lurus mendatar dengan keajuan awal v1 . Sebuah

gaya konstan F yang searah dengan arah gerak benda dikerjakan
pada benda. Benda berpindah sejauh x dan kelajuannya menjadi
v2 (lihat Gambar 7).

Gaya konstan F akan mempercepat benda sesuai dengan

Posisi awal Posisi akhir


 v1 v2
F
x
Gambar 7

Hukum II Newton F  ma . Jika kita kalikan kedua ruas
persamaan ini dengan perpindahan x maka pada ruas kiri akan
tampil usaha yang dilakukan gaya pada benda.
Fx  m(ax) (7a)
Hasil kali berkaitan dengan kecepatan awal v1 dan kecepatan akhir
v2 sesuai dengan konsep GLBB:
v 2  v0  2ax
2

v 2  v0  2ax
2

v 2  v1  2ax v0  v1
2 2
sebab dan
v  v2
 v 2 2  v1 2 
   ax
 2 
 
Persamaan (2a) dapat ditulis sebagai berikut:
 v 2 2  v1 2 
Fx  m 

 2 
Fx  12 mv2  12 mv1
2 2
(7b)
Kita telah definisikan kuantitas 12 mv 2 sebagai energi kinetik benda
(EK), sehingga persamaan di atas dapat kita tulis sebagai:
Fx  EK 2  EK1
Fx  W : usaha total oleh gaya resultan
EK1 : energi kinetik pada posisi awal
EK 2 : energi kinetik pada posisi akhir
Sehingga persamaan (7b) dapat ditulis sebagai berikut:
W  EK  EK 2  EK1 (8)
Persamaan (8) menyatakan bahwa usaha yang dilakukan oeh gaya
resultan yang bekerja pada suatu benda sama dengan perubahan
energi kinetik yang dialami benda itu yaitu energi kinetik akhir
dikurang energi kinetik awal. Pernyataan ini dikenal dengan
sebutan teorema usaha-energi kinetik.
Contoh soal.
Sebuah benda bermassa 4 kg mula-mula diam kemudian bergerak
lurus dengan percepatan 3 m/s². Hitunglah usaha yang diubah
menjadi energi kinetik setelah 3 detik!

F. Model dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : pemahaman konsep
2. Metode : ceramah
3. Model : Pembelajaran Langsung

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penilaian Alokasi
Waktu
Pendahulu Guru Menyampaikan tujuan dan Guru 15 Menit
an mempersiapkan siswa melakukan
 Guru membuka pelajaran dengan penilaian
sikap:
salam dan berdoa
4. Rasa ingin
 Mengabsen kehadiran siswa tahu.
 Guru mengecek pengetahuan 5. Syukur
siswa dengan menanyakan 6. Kagum
tentang energi potensial dan
energi kinetik
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
 Guru memotivasi siswa dengan
menyampaikan pentingnya
mempelajari energi potensial dan
energi kinetik
Kegiatan Mendemonstrasikan pengetahuan Guru 75 Menit
Inti atau keterampilan melakukan
 Guru menjelaskan secara umum penilaian
sikap:
tentang pengertian energi
6. Rasa ingin
potensial dan energi kinetik dan tahu.
formulasi energi potensial dan 7. Jujur
energi kinetik 8. Kritis
9. Jujur
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penilaian Alokasi
Waktu
 Siswa memahami, mencatat 10. Tangg
informasi yang disajikan guru ung jawab
 Guru membagikan LKS
Guru
mengenai energi potensial dan melakukan
energi kinetik penilaian
 Siswa mencari data untuk keterampilan:
menjawab pertanyaan dengan 3. Pelaksana
membaca berbagai an diskusi
sumber/literatur yang tersedia di kelas
4. Memprese
secara mandiri
ntasikan
hasil
diskusi

Membimbing pelatihan Guru


 Guru membimbing siswa dalam melakukan
menyelesaikan soal penilaian
sikap:
 Siswa melatih diri dengan 5. Rasa ingin
dibantu oleh guru tahu.
 Siswa mengerjakan tugas yang 6. Jujur
diberikan guru 7. Kerja
sama
8. Toleransi

Mengecek pemahaman dan Guru


memberikan umpan balik melakukan
 Guru memeriksa keberhasilan penilaian
sikap:
siswa dalam mengerjakan tugas
2. Disiplin
 Guru memberikan komentar
terhadap pekerjaan siswa
 Guru menyimpulkan materi
pelajaran
 Siswa mencermati dan mencatat
kesimpulan materi pelajaran
Memberikan kesempatan untuk Guru
pelatihan lanjutan dan penerapan melakukan
 Guru mempersiapkan penilaian
sikap:
kesempatan melakukan pelatihan
4. Rasa
lanjutan, dengan perhatian ingin
khusus pada penerapan kepada tahu.
situasi lebih kompleks dan 5. Teliti
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penilaian Alokasi
Waktu
kehidupan sehari-hari 6. Komu
 Siswa melakukan pelatihan nikati
lanjutan, yang berhubungan f
dengan penerapan materi
pelajaran pada situasi yang lebih
kompleks
Penutup  Guru memberikan kuis kepada 16 Menit
siswa terkait materi yang telah
dibahas
 Guru menyampaikan tugas
rumah, dan materi pertemuan
berikutnya
 Guru dan siswa bersama-sama
mengucapkan salam penutup
untuk mengakhiri proses
pembelajaran

H. Media, Alat, Sumber Pembelajaran


Media : LKS, Kuis, dan Papan Tulis
Alat : Spidol dan Proyektor
Sumber :
 Kanginan, M. 2002. Fisika 2A Untuk SMA Kelas XI Semester 1.
Jakarta: Erlangga.
 Giancoli, D.C. 2014. Physics: Principle With Applications
Seventh Edition. New York: Pearson Prentice Hall.
I. Penilaian
Bentuk
No. Aspek Teknik Keterangan
Instrumen
1 Sikap Observasi Lembar Instrumen
1. Kagum (spiritual pengamatan Pengamatan/Pe
2. Syukur dan sosial) sikap nilaian, Rubrik
3. Rasa ingin tahu. Penilaian dan
4. Kritis
pedoman
5. Teliti
6. Toleransi penskoran
7. Disiplin (Terlampir)
8. Komunikatif
9. Bekerja sama.
10. Jujur
11. Bertanggung jawab
2 Pengetahuan Tes tertulis Tes tertulis dan Instrumen
1. Mendeskripsikan LKS Penilaian LKS,
konsep energi potensial. Kuis, Rubrik,
2. Menghitung energi dan Pedoman
potensial gravitasi. Penskoran
3. Menghitung energi (Terlampir)
potensial pegas.
4. Menganalisis
hubungan usaha dengan
energi potensial
5. Menganalisis konsep
energi kinetik.
6. Menganalisis
hubungan usaha dengan
energi kinetik.
3 Keterampilan Observasi, Lembar Instrumen
1. Mempresentasikan Diskusi Penilaian Penilaian,
hasil diskusi terkait Kinerja Rubrik dan
Presentasi dan pedoman
energi potensial dan
diskusi penskoran
energi kinetik (Terlampir)
LAMPIRAN 01

PENILAIAN SIKAP
Rubrik Penilaian
Rubrik Penilaian Sikap

No. Komponen Kriteria

1 Kagum Mampu mengagumi kebesaran Tuhan yang menciptakan


alam semesta khususnya fenomena alam berkaitan
dengan konsep usaha dan energi
2 Syukur Mampu sujud syukur kehadapan Tuhan

3 Ingin tahu (d) Memperhatikan dan tertarik terhadap hal-hal baru.


(e) Mengajukan bermacam-macam pertanyaan tentang
informasi yang diperolehnya
(f) Secara spontan menggunakan sumber-sumber
informasi untuk mengetahui sesuatu yang baru.
4 Jujur (c) Menyampaikan gagasan atau hasil diskusi apa
adanya.
(d) Mengerjakan kuis atau tes secara individu sesuai
dengan kemampuannya sendiri tanpa kecurangan.
5 Kritis (d) Mampu menunjukkan konsep-konsep penting yang
perlu diperhatikan baik dalam diskusi kelompok
maupun diskusi kelas.
(e) Mengetahui adanya konsep-konsep yang belum
disampaikan oleh kelompok yang presentasi.
(f) Mampu memberikan solusi atas kekurangan yang
diketahui dari kelompok yang presentasi.
6 Komunikatif Mampu mengkomunikasi pendapat dengan baik
sehingga mudah dipahami dan dimengerti
7 Tanggung (c) Mengerjakan LKS tepat waktu.
Jawab (d) Mengerjakan tugas atau latihan sesuai dengan yang
diinstruksikan oleh guru.
8 Kerja sama Bekerjasama dengan teman kelompok.
9 Teliti Selalu berhati-hati dan teliti dalam melakukan
pengamatan terhadap permasalahan dan pengerjaan
tugas
10 Toleransi Dapat menerima dengan baik perbedaan pendapat
dengan orang lain
11 Disiplin Selalu datang tepat waktu dan mengikuti kegiatan
dengan tertib

Kriteria Penskoran
Keterangan:
5 = Sangat Baik/Sangat Sering
4 = Baik/Sering
3 = Cukup
2 = Kurang/Jarang
1 = Sangar Kurang/Sangat Jarang
Skor maksimal : 17 x 5 = 85
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Nilai sikap di kualifikasi menjadi predikat sebagai berikut:
SB = Sangat Baik  80 – 100
B = Baik  70 – 90
C = Cukup  60 – 69
K = Kurang  < 60
5
4
3
2
1

...
No

Dst.
Nama

1 (kagum)
a

2 (syukur)

3 (ingin tahu)

4 (Jujur)

5 (kritis)
a b c a b a b c
A

6(komunikatif)
Lembar Observasi Penilaian Sikap

7 (tanggung
a b

jawab)
a

8 (kerja sama)
a

9 (teliti)
a

10 (toleransi)
a

11 (disiplin)
Skor
Nilai
LAMPIRAN 02
LEMBAR KERJA SISWA
( L K S 0 2)
Kompetensi Dasar
 Menganalisis konsep energi, usaha, hubungan usaha dan perubahan energi,
hukum kekekalan energi, serta penerapannya dalam peristiwa sehari-hari
Indikator Pembelajaran
 Mendeskripsikan konsep energi potensial.
 Menghitung energi potensial gravitasi.
 Menghitung energi potensial pegas.
 Menganalisis hubungan usaha dengan energi potensial.
 Menganalisis konsep energi kinetik.
 Menganalisis hubungan usaha dengan energi kinetik

Hari, tanggal : …………………………………….……..


Nama Anggota Kelompok: Nilai
1.……………………………………………………………………..
2.……………………………………………………………………..
3.……………………………………………………………………..
4.……………………………………………………………………..
5.……………………………………………………………………..
6.……………………………………………………………………..

Diskusikanlah dalam kelompok persoalan-persoalan berikut!

1. Sebuah tongkat tertancap sebagian secara vertikal pada pasir seperti gambar
berikut. Seandainya sebuah batu bata di jatuhkan dari suatu ketinggian di atas
tongkat dan mengenai tongkat, maka tongkat akan lebih tertancap. Apa yang
akan terjadi pada tongkat bila batu bata dijatuhkan dari posisi yang lebih
tinggi dari sebelumnya dan mengenai tongkat? Jelaskan mengapa terjadi
fenomena demikian! Batu
bata

Pasir
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Jarak terjauh suatu planet terhadap Matahari adalah a dan jarak terdekatnya
adalah 1/4a. Jika pada jarak terjauhnya energi potensial planet terhadap
matahari adalah E maka selisih energi potensial pada dua jarak tersebut
adalah…
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Sebuah pegas yang tergantung tanpa beban panjangnya 15 cm. Kemudian,
ujung bawah pegas diberi beban 5 kg sehingga pegas bertambah panjang
menjadi 20 cm. Tentukan energi potensial pegas?
Jawab:

…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….......................................................................................................
4. Sebuah TV yang massanya 5 kg dipindahkan dari tempat setinggi 100 cm ke
tempat yang tingginya 3 m. Jika percepatan gravitasi bumi di tempat itu 10
m/s2, berapa usaha yang dilakukan pada TV?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5. Sebuah peluru yang kecil yang ditembakkan dari sebuah pistol dapat
menembus tembok beton, sedangkan bila anda melempar peluru itu ke
tembok sangat sulit bahkan tidak bisa menembus tembok beton. Mengapa
bisa terjadi demikian? Jelaskan alasannya!
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
6. Sebuah benda bermassa 4 kg mula-mula diam kemudian bergerak lurus
dengan percepatan 3 m/s². Hitunglah usaha yang diubah menjadi energi
kinetik setelah 3 detik!

Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

KUNCI JAWABAN LKS


Lampiran Kunci Jawaban LKS

No.
Soal Jawaban
1. Batu bata yang berada pada ketinggian tertentu di atas tongkat
mempunyai energi potensial yang mana bila batu bata dijatuhkan, ia akan
melakukan usaha terhadap tongkat sebesar perubahan energi potensial
dari ketinggian tertentu ke ketinggian ujung tongkat. Ketika ketinggian
batu bata di tingkatkan, energi potensialnya juga meningkat terhadap
ketinggian. Oleh karenanya, usaha yang dilakukan batu bata terhadap
tongkat lebih besar, sehingga mampu memindahkan/menancapkan
tongkat lebih dalam pada pasir.
2. Asumsikan energi pada jarak terjauhnya adalah E1dan energi terdekatnya
adalah E2 maka selisihnya adalah
ΔE=E1−E2
𝐺𝑀𝑚 𝐺𝑀
=− + 𝑎
𝑎
4
=−E+4E=3E.
3. F mg
k 
x x
5.10

20  1510 2
 1000 N / m
1
W kx 2
2
1

W  1000 5.10  2
2

 1,25 J
4. Diketahui:
m = 5 kg
h1 = 100 cm = 1 m
h2 = 3 m
g = 10 m/s2

Ditanya: W = ...?
Jawab: W = Ep2 – Ep1
= mgh2 – mgh1
= mg (h2 – h1)
= 5 kg×10 m/s2 (3 m – 1 m)
= 100 kg m2/s2 = 100 J
Jadi, usaha yang dilakukan pada TV sebesar 100 Joule.
5. Batu bata yang berada pada ketinggian tertentu di atas tongkat
mempunyai energi potensial yang mana bila batu bata dijatuhkan, ia akan
melakukan usaha terhadap tongkat sebesar perubahan energi potensial
dari ketinggian tertentu ke ketinggian ujung tongkat. Ketika ketinggian
batu bata di tingkatkan, energi potensialnya juga meningkat terhadap
ketinggian. Oleh karenanya, usaha yang dilakukan batu bata terhadap
tongkat lebih besar, sehingga mampu memindahkan/menancapkan
tongkat lebih dalam pada pasir.
6. Diketahui:
m = 4 kg
a = 3 m/s²
t = 3 detik
Ditanya: Usaha (W)
Jawab:
Hitung terlebih dahulu nilai v1 dan v2.
Pada soal diatas benda mula-mula diam, sehingga v1 = 0. Maka v2 dapat
dicari dengan menggunakan rumus gerak lurus berubah beraturan
(GLBB):
v2 = v1 + a.t
v2 = 0 + 3 (3) = 9 m/s
Selanjutnya kita dapat menghitung usaha (W) dengan rumus:

RUBRIK PENILAIAN LKS


Model Argumentasi atau Hubungan Antar Konsep
Rubrik Penilaian LKS Model Argumentasi
Skor
No Kriteria

1 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih untuk


memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep dideskripsikan 4
secara jelas dan logis, dan argumentasi yang disajikan mendalam.
2 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih untuk
memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep dideskripsikan
3
secara jelas dan logis, dan tetapi argumentasi yang disajikan kurang
mendalam.
3 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih untuk
memecahkan masalah tepat, tetapi hubungan antar konsep tidak
2
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
disajikan kurang mendalam.
4 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, tetapi konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tidak tepat, hubungan antar konsep
1
tidak dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
disajikan kurang mendalam.
5 Permasalahan tidak diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tidak tepat, dan hubungan antar konsep 0
tidak dideskripsikan secara jelas dan logis atau tidak menjawab
Model Hitungan
Rubrik Penilaian LKS Model Hitungan
No Kriteria Skor
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat,
1 merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus yang 5
berkaitan dengan konsep secara benar, mensubstitusi angka dalam
rumus secar benar, dan melakukan perhitungan dengan satuan yang
benar.
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat,
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus yang
2 berkaitan dengan konsep secara benar, dan mensubstitusi angka 4
dalam rumus secara benar, namun melakukan perhitungan dengan
satuan yang salah.
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat,
3 merumuskan yang ditanyakan secara tepat, dan menuliskan rumus 3
yang berkaitan dengan konsep secara benar
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, dan
4 2
merumuskan yang ditanyakan secara tepat
5 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat 1
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan salah atau tidak
6 0
menjawab

∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑢𝑖𝑠 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Kuis Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X MIPA
Pokok Bahasan : Usaha dan Energi

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

1. Sebuah bola dengan massa 0,5 kg dilemparkan vertikal ke atas dengan


kecepatan 20 m/s. Jika percepatan gravitasi 10 m/s2, tentukan:
a. Energi potensial saat mencapai titik tertinggi.
b. Perubahan energi potensial saat bola berada pada ketinggian 5 m.
2. Hitunglah usaha yang dilakukan untuk memindahkan benda
bermassa 10 kg dari ketinggian 10 m ke ketinggian 20 meter di atas
permukaan bumi! (g = 10 m/s2)
3. Wawan mengayuh sepeda mula-mula dengan kelajuan 1 m/s. Kemudian,
kelajuannya ditambah sehingga menjadi 2 m/s. Jika massa sepeda yang
dikayuh 15 kg, berapakah usaha yang dilakukan Wawan pada sepedanya?

Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian


Soal no. Pembahasan

3. 
v0 20 2
a. hMax    20m sehingga,
2 g 2  10
EP  mgh
EP  (0,5)(10)( 20)
EP  100 J

b. Energi potensial pada ketinggian h2 = 5m


EP  mgh2  (0,5)(10)(5)
EP  25J

Sehingga, EP  EP2  EP1

EP  25  100
EP  75J
Diketahui :
2 Massa= 10 kg
h1 = 10 meter
h2 = 10 meter
g = 10 m/s2
ditanyakan :
Energi potensial = ....?
Jawab:

W = ΔEp
W = mg (h2 – h1)
W = 10 kg . 10 m/s2 (20 – 10) W = 1000 joule

Diketahui:
v1 = 1 m/s
v2 = 2 m/s
m = 15 kg
Ditanya:
W = ...?

Jawab:
3 Ek1 = 1/2 x mv12
= 1/2 x 15 kg (1 m/s)2
= 7,5 kg m2/s2 = 7,5 J
Ek2 = 1/2 x mv22
= 1/2 x 15 kg (2 m/s)2
= 30 kg m2/s2 = 7,5 J
W = Ek 2 – Ek 1
= 30 J – 7,5 J = 22,5 J
Jadi, usaha yang dilakukan Wawan pada sepedanya sebesar 22,5
joule.

RUBRIK PENILAIAN KUIS


Model Argumentasi atau Hubungan Antar Konsep

Skor
No Kriteria
1 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih untuk
memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep dideskripsikan 4
secara jelas dan logis, dan argumentasi yang disajikan mendalam.
2 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih untuk
3
memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep dideskripsikan
Skor
No Kriteria
secara jelas dan logis, dan tetapi argumentasi yang disajikan
kurang mendalam.
3 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih untuk
memecahkan masalah tepat, tetapi hubungan antar konsep tidak
2
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
disajikan kurang mendalam.
4 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, tetapi konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tidak tepat, hubungan antar konsep
1
tidak dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
disajikan kurang mendalam.
5 Permasalahan tidak diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tidak tepat, dan hubungan antar
0
konsep tidak dideskripsikan secara jelas dan logis atau tidak
menjawab

Model Hitungan

No Kriteria Skor
1 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 5
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus yang
berkaitan dengan konsep secara benar, mensubstitusi angka dalam
rumus secar benar, dan melakukan perhitungan dengan satuan yang
benar.
2 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 4
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus yang
berkaitan dengan konsep secara benar, dan mensubstitusi angka
dalam rumus secara benar, namun melakukan perhitungan dengan
satuan yang salah.
3 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 3
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, dan menuliskan rumus
yang berkaitan dengan konsep secara benar
4 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, dan 2
merumuskan yang ditanyakan secara tepat
5 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat 1
6 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan salah atau tidak 0
menjawab

Penilaian

Jumlah Skor
Nilai   100
Skor Maksimal
LAMPIRAN 03

PENILAIAN KETERAMPILAN
Pedoman Penilaian Kompetensi Keterampilan Siswa
Pedoman Penilaian Keterampilan Siswa
No Komponen Kriteria

1 Mempresentasi (c) Menyampaikan hasil-hasil kegiatan secara


kan hasil diskusi sistematis
kelompok (d) Menyajikan dengan bahasa yang jelas

2 Diskusi kelas (e) Mengajukan pertanyaan dengan jelas dan tegas


(f) Menjawab pertanyaan dengan benar
(g) Menghargai perbedaan pendapat
(h) Terbuka terhadap kritik dan saran

Lembar Observasi Penilaian Keterampilan


Lembar Observasi Penilaian Keterampilan

No. Nama Siswa 1 2


1. (a) (b) (a) (b) (c) (d)
2.
3.

Rubrik Penilaian Kompetensi Keterampilan Siswa


Rubrik Penilaian Kompetensi Keterampilan Siswa

Skor Pencapaian Deskripsi


Sangat baik (4) bila fokus amatan sering ditunjukkan
Baik (3) bila fokus amatan ditunjukkan lebih dari 1 kali
Cukup (2) bila fokus amatan ditunjukkan hanya 1 kali
Kurang (1) bila fokus amatan belum ditunjukkan dengan baik

∑ 𝒔𝒌𝒐𝒓
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 𝟏𝟎
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(PERTEMUAN III)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/ II
Pokok Bahasan : Usaha dan Energi
Sub Pokok Bahasan : Hukum Kekekalan Energi
Model Pembelajaran : Pembelajaran Langsung
Alokasi Waktu : 3× 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
1.3 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad
raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan
berdiskusi.
3.11 Menganalisis konsep energi, usaha, hubungan usaha dan perubahan energi,
hukum kekekalan energi, serta penerapannya dalam peristiwa sehari-hari
4.11 Menerapkan metode ilmiah untuk mengajukan gagasan penyelesaian
masalah gerak dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan konsep
energi, usaha, dan hukum kekekalan energi

C. Indikator Pembelajaran
1.3.1 Menunjukkan sikap mengagumi kebesaran Tuhan yang telah menciptakan
pengetahuan usaha dan energi.
1.3.2 Menunjukkan sikap bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan
kesempatan mempelajari, memahami, dan menerapkan konsep usaha dan
energi dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.1 Menunjukkan sikap ingin tahu, kritis, teliti, dan bertanggungjawab dalam
menganalisis usaha dan energi.
2.1.2 Menunjukkan sikap kerjasama yang baik, toleransi, disiplin, jujur, dan
komunikatif selama pembelajaran usaha dan energi.
3.9.1 Menganalisis hukum kekekalan energi mekanik.
3.9.2 Menganalisis konsep medan gaya pegas.
3.9.3 Mengaplikasikan konsep hukum kekekalan energi mekanik dalam
kehidupan sehari-hari.
4.9.1 Mempresentasikan hasil diskusi mengenai hukum kekekalan energi.

D. Tujuan Pembelajaran
Jenjang
No Tujuan
Pengetahuan
Siswa mampu menunjukkan sikap mengagumi
kebesaran Tuhan yang telah menciptakan
1 pengetahuan usaha dan energi melalui upaya -
perenungan fenomena-fenomena alam yang
berkaitan.
Siswa mampu menunjukkan sikap bersyukur kepada
Tuhan yang telah memberikan kesempatan
2 mempelajari, memahami, dan menerapkan konsep -
usaha dan energi dalam kehidupan sehari-hari
melalui aktivitas berenung.
Siswa mampu menunjukkan sikap ingin tahu, kritis,
teliti, dan bertanggungjawab dalam menganalisis
3 usaha dan energi melalui kegiatan -
mendemontrasikan pengetahuan dan memberikan
kesempatan pelatihan lanjutan.
Siswa mampu menunjukkan sikap kerjasama yang
baik, toleransi, disiplin, jujur, dan komunikatif
4 selama pembelajaran usaha dan energi melalui -
kegiatan membimbing pelatihan dan mengecek
pemahaman dan memberikan umpan balik.
5 Siswa mampu menganalisis hukum kekekalan energi C4
mekanik melalui kegiatan mendemontrasikan
pengetahuan atau keterampilan.
6 Siswa mampu menganalisis konsep medan gaya C4
pegas melalui kegiatan mendemontrasikan
pengetahuan atau keterampilan.
7 Siswa mampu mengaplikasikan konsep hukum C4
kekekalan energi mekanik dalam kehidupan sehari-
hari melalui kegiatan mendemontrasikan
pengetahuan atau keterampilan.
8 Siswa mampu menyiapkan alat terkait percobaan -
hukum kekekalan energi melalui mendemontrasikan
pengetahuan atau keterampilan.
9 Siswa mampu melakukan percobaan terkait materi -
hukum kekekalan energi melalui mendemontrasikan
pengetahuan atau keterampilan.
10 Siswa mampu melaporkan hasil percobaan terkait -
materi hukum kekekalan energi melalui kegiatan
mendemontrasikan pengetahuan atau keterampilan.

E. Materi Pembelajaran
Tujuan Materi
5 Energi mekanik adalah energi yang dihasilkan oleh benda
karena sifat geraknya. Energi mekanik merupakan jumlah energi
potensial dan energi kinetik yang dimiliki oleh benda. Secara
matematis persamaan energi mekanik dapat ditulis sebagai berikut:
EM  EP  EK (1a)
Misalnya, sebuah benda jatuh bebas
dari ketinggian h dibawah pengaruh A
gravitasi (Gambar 1). Pada ketinggian
tersebut, benda memiliki energi
potensial EP  mgh dan energi
kinetik EK  0 , sehingga energi
mekanik dititik A adalah: h
EM  EP  EK
EM  mgh  0  mgh
(1b) B
Pada saat benda bergerak
jatuh tingginya akan berkurang dan
Gambar 1 Hukum kekekalan
kecepatannya bertambah. Hal ini
menyebabkan energi potensial juga energi mekanik pada gerak
berkurang, tetapi energi kinetiknya jatuh bebas
bertambah, tepat sebelum benda
menyentuh tanah (di titik B), semua
energi potensial akan diubah menjadi energi kinetik. Dapat
dikatakan bahwa EK B  12 mvB , sehingga energi mekanik pada titik
2

tersebut adalah:
EM B  EPB  EK B
EM B  0  12 mvB  12 mvB
2 2

Berdasarkan persamaan pada gerak jatuh bebas besarnya


kecepatan dititik B adalah v B  2 gh ,
EM B  12 mvB
2

EM B  12 m( 2 gh A ) 2  12 m(2 ghA )
EM B  mghA (1c)
Berdasarkan persamaan (1b) dan (1c) ternyata energi mekanik di A
dan B besarnya sama, EM A  EM B , dengan demikian dapat
dikatakan jika hanya gaya gravitasi yang bekerja pada benda, maka
energi mekanik besarnya selalu tetap pernyataan ini dikenal dengan
Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Yang dirumuskan dengan:
EM A  EM B
EPA  EK A  EPB  EK B
mghA  12 mv A2  mghB  12 mvB2 (2)
Berdasarkan persamaan (2) dapat dinyatakan bahwa energi mekanik
bersifat kekal, artinya energi mekanik sistem pada posisi akhir sama
dengan energi mekanik sistem pada posisi awal.
Contoh soal.
Sebuah bola dengan massa 1 𝑘𝑔 dijatuhkan secara bebas dari lantai
gedung yang tingginya 6 𝑚 dari permukaan Bumi. Jika gesekan
dengan udara diabaikan dan 𝑔 = 10 𝑚/𝑠 2 , maka tentukanlah
b. Energi potensial bola ketika masih berada pada ketinggian 6
meter (belum bergerak).
c. Energi mekanik bola ketika masih berada pada ketinggian 6
meter (belum bergerak)
d. Energi kinetik bola ketika sampai di permukaan Bumi
(gunakan 𝑣 = √2𝑔ℎ ).
e. Energi mekanik bola ketika sampai di permukaan Bumi.
6 Pada khasus gerak benda yang dihubungkan ke ujung pegas
mendatar, energi mekaniknya bersumber dari energi potensial
elastik pegas EPelstik  12 kx2 dan energi kinetik benda
EK benda  12 mv 2 , sehingga hukum kekekalan energi mekanik dapat
kita tuliskan sebagai berikut:
2 kxA  2 mv A  2 kxB  2 mv B
1 1 2 1 1 2
(3)
Sebagai contoh mari kita perhatikan gerak sebuah benda
pada permukaan mendatar licin yang diikatkan pada ujung bebas
(Gambar 2).
Gambar 2 Hukum kekekalan energi mekanik
dengan medan gaya pegas.

Dari posisi 1, dengan x  0 kita tarik benda ke posisi terjauh


(posisi 3) pada posisi 3, benda belum bergerak ( v  0 ), sehingga
EP3  EPmaks  12 kxmaks
2
dengan demikian energi mekanik sistem
pada posisi 3 adalah
EM 3  EP3  EK 3  12 kxmaks
2

Ketika benda dibebaskan bergerak, energi potensial pegas


berkurang dan energi kinetik benda bertambah. Pada posisi 2:
EM 2  EP2  EK 2  12 kx2  12 mv 2
Saat benda tiba diposisi 1 (posisi keseimbangan), energi potensial
pegas menjadi nol dan energi kinetik benda mencapai maksimum
EK 2  EK maks  12 mvmaks
2
, dengan demikian energi mekanik sistem
pada posisi 1 adalah:
EM 1  EK maks  12 mvmaks
2

Dengan mengaplikasikan hukum kekekalan energi mekanik pada


sistem benda-pegas seperti Gambar 1, dapat diturunkan sebagai
berikut:
EM  EM 2  EM 3  EM 1
EM 2  EPpegas  EK benda  12 kx2  12 mv
EM 3  EPmaks  12 kxmaks
2
(4)
EM 1  EK maks  12 mvmaks
2

6 a. Buah jatuh bebas dari pohonnya


Ketika buah jatuh bebas dari pohon ke tanah, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, terjadi konversi energi dari energi
potensial menjadi energi kinetik. Energi potensial (EP) semakin
berkurang sedangkan energi
kinetik (EK) semakin bertambah,
tetapi energi mekanik (EM = EP
+ EK) adalah konstan diposisi
mana saja ( asalkan gaya
hambatan udara diabaikan).
Dengan demikian energi kinetik
saat buah mengenai tanah (posisi
C pada Gambar 3) sama dengan
energi potensial pada saat buah
masih menggantung dipohonnya.
(posisi A).
b. Melempar bola vertikal
ke atas Gambar 3 Buah kelapa jatuh dari
Saat bola dilempar ke atas pohonnya
bola diberi energi kinetik. Ketika
bola naik energi kinetik akan semakin berkurang sedangkan energi
potensial akan semakin bertambah, tetapi energi mekanik akan
konstan pada posisi mana saja (asalkan gaya hambatan udara
diabaikan). Ketika bola mencapai titik tertinggi kecepatan bola
menjadi nol, sehingga menyebabkan energi kinetik bola juga
bernilai nol. Jadi, pada titik tertinggi inilah seluruh energi kinetik
akan berubah menjadi energi potensial.
Selanjutnya setelah mencapai titik tertinggi, bola akan
bergerak turun, yang berarti energi potensial akan semakin
berkurang, tetapi bola memperoleh tambahan energi kinetik akibat
pertambahan kecepatan yang dialami bola, sehingga energi mekanik
tetap. Ketika bola mencapai tanah, energi potensial bola akan
bernilai nol dan seluruh energi kinetik pada awal pelemparan akan
diperoleh kembali. Jika hambatan udara pada bola kita abaikan
maka energi kinetik bola saat sampai di tanah sama dengan energi
kinetik bola saat dilempar.
Energi potensial
maksimum

Bola melambat Bola menjadi


cepat

Energi kinetik
Maksimum

Gambar 4 Energi pada pergerakan bola basket yang


dilempar ke atas.

c. Anak bermain ayunan


Contoh lain aplikasi hukum kekekalan energi mekanik
adalah pada permainan ayunan, perhatikan Gambar 5. Mula-mula
usaha luar diberikan kepada sistem untuk membawa ayunan dari
titik terendah O ke titik
tertinggi A dan B. Di titik A
dan B, sistem memiliki energi
potensial maksimum dan
energi kinetiknya nol. Ketika
sistem mulai berayun, energi
potensial mulai berkurang
karena sebagian energi
potensial diubah menjadi
energi kinetik (sesuai dengan
Gambar 5 Aplikasi hukum
hukum kekekalan energi
mekanik). Pada waktu ayunan kekekalan energi mekanik pada
mencapai titik O energi ayunan.
potensial bandul nol karena
semua energi potensialnya telah berubah menjadi energi kinetik.
Selanjutnya pada perjalanan dari O ke B energi kinetik makin kecil
karena sebagian energi kinetik diubah menjadi energi potensial.
Ketika bandul tiba di B seluruh energi kinetik bandul telah diubah
menjadi energi potensial (di titik ini energi potensial maksimum).
Contoh Soal.
Jika sebuah batu pada ketinggian 3 m di atas tanah
dilepaskan dari posisi diam. Berapakah kecepatan batu itu setelah
mencapai posisi 1 m dari atas tanah ?

F. Model dan Metode Pembelajaran


4. Pendekatan : pemhaman konsesp
5. Metode : ceramah
6. Model : pembelajaran langsung

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penilaian Alokasi
Waktu
Pendahulu Guru Menyampaikan tujuan dan Guru 15 Menit
an mempersiapkan siswa melakukan
 Guru membuka pelajaran dengan penilaian
salam dan berdoa sikap:
 Mengabsen kehadiran siswa 7. Rasa ingin
 Guru mengecek pengetahuan tahu.
siswa dengan menanyakan 8. Syukur
tentang hukum kekekalan energi 9. Kagum
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
 Guru memotivasi siswa dengan
menyampaikan pentingnya
mempelajari hukum kekekalan
energi
Kegiatan Mendemonstrasikan pengetahuan Guru 75 Menit
Inti atau keterampilan melakukan
 Guru menjelaskan secara umum penilaian
tentang pengertian hukum sikap:
kekekalan energi dan formulasi 11. Rasa
hukum kekekalan energi ingin tahu.
 Siswa memahami, mencatat 12. Jujur
informasi yang disajikan guru 13. Kritis
 Guru membagikan LKS 14. Jujur
mengenai hukum kekekalan 15. Tangg
energi ung jawab
 Siswa mencari data untuk
menjawab pertanyaan dengan Guru
membaca berbagai melakukan
sumber/literatur yang tersedia penilaian
secara mandiri keterampilan:
5. Pelaksana
an diskusi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penilaian Alokasi
Waktu
di kelas
6. Memprese
ntasikan
hasil
diskusi

Membimbing pelatihan Guru


 Guru membimbing siswa dalam melakukan
menyelesaikan soal penilaian
 Siswa melatih diri dengan sikap:
dibantu oleh guru 9. Rasa ingin
 Siswa mengerjakan tugas yang tahu.
diberikan guru 10. Jujur
11. Kerja
sama
12. Toler
ansi

Mengecek pemahaman dan Guru


memberikan umpan balik melakukan
 Guru memeriksa keberhasilan penilaian
siswa dalam mengerjakan tugas sikap:
 Guru memberikan komentar 3. Disiplin
terhadap pekerjaan siswa
 Guru menyimpulkan materi
pelajaran
 Siswa mencermati dan mencatat
kesimpulan materi pelajaran
Memberikan kesempatan untuk Guru
pelatihan lanjutan dan penerapan melakukan
 Guru mempersiapkan penilaian
kesempatan melakukan pelatihan sikap:
lanjutan, dengan perhatian 7. Rasa
khusus pada penerapan kepada ingin
situasi lebih kompleks dan tahu.
kehidupan sehari-hari 8. Teliti
 Siswa melakukan pelatihan 9. Komu
lanjutan, yang berhubungan nikati
dengan penerapan materi f
pelajaran pada situasi yang lebih
kompleks
Penutup  Guru memberikan kuis kepada 17 Menit
siswa terkait materi yang telah
dibahas
 Guru menyampaikan tugas
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penilaian Alokasi
Waktu
rumah, dan materi pertemuan
berikutnya
 Guru dan siswa bersama-sama
mengucapkan salam penutup
untuk mengakhiri proses
pembelajaran

H. Media, Alat, Sumber Pembelajaran


Media : LKS, Kuis, dan Papan Tulis
Alat : Spidol dan Proyektor
Sumber :
 Kanginan, M. 2002. Fisika 2A Untuk SMA Kelas XI Semester 1.
Jakarta: Erlangga.
 Giancoli, D.C. 2014. Physics: Principle With Applications
Seventh Edition. New York: Pearson Prentice Hall.

I. Penilaian
Bentuk
No. Aspek Teknik Keterangan
Instrumen
1 Sikap Observasi Lembar Instrumen
1. Kagum (spiritual pengamatan Pengamatan/Pe
2. Syukur dan sosial) sikap nilaian, Rubrik
3. Rasa ingin tahu. Penilaian dan
4. Kritis pedoman
5. Teliti penskoran
6. Toleransi (Terlampir)
7. Disiplin
8. Komunikatif
9. Bekerja sama.
10. Jujur
11. Bertanggung jawab
2 Pengetahuan Tes tertulis Tes tertulis dan Instrumen
1. Menganalisis hukum LKS Penilaian LKS,
kekekalan energi. Kuis, Rubrik,
2. Menganalisis konsep dan Pedoman
medan gaya pegas. Penskoran
3. Mengaplikasikan (Terlampir)
konsep hukum
kekekalan energi
mekanik dalam
kehidupan sehari-hari.
3 Keterampilan Observasi, Lembar Instrumen
1. Mempresentasika Diskusi Penilaian Penilaian,
n hasil diskusi Kinerja Rubrik dan
terkait hukum Presentasi dan pedoman
kekekalan energi diskusi penskoran
(Terlampir)
LAMPIRAN 01

PENILAIAN SIKAP
Rubrik Penilaian
Rubrik Penilaian Sikap

No. Komponen Kriteria

1 Kagum Mampu mengagumi kebesaran Tuhan yang menciptakan


alam semesta khususnya fenomena alam berkaitan
dengan konsep usaha dan energi
2 Syukur Mampu sujud syukur kehadapan Tuhan

3 Ingin tahu (g) Memperhatikan dan tertarik terhadap hal-hal baru.


(h) Mengajukan bermacam-macam pertanyaan tentang
informasi yang diperolehnya
(i) Secara spontan menggunakan sumber-sumber
informasi untuk mengetahui sesuatu yang baru.
4 Jujur (e) Menyampaikan gagasan atau hasil diskusi apa
adanya.
(f) Mengerjakan kuis atau tes secara individu sesuai
dengan kemampuannya sendiri tanpa kecurangan.
5 Kritis (g) Mampu menunjukkan konsep-konsep penting yang
perlu diperhatikan baik dalam diskusi kelompok
maupun diskusi kelas.
(h) Mengetahui adanya konsep-konsep yang belum
disampaikan oleh kelompok yang presentasi.
(i) Mampu memberikan solusi atas kekurangan yang
diketahui dari kelompok yang presentasi.
6 Komunikatif Mampu mengkomunikasi pendapat dengan baik
sehingga mudah dipahami dan dimengerti
7 Tanggung (e) Mengerjakan LKS tepat waktu.
Jawab (f) Mengerjakan tugas atau latihan sesuai dengan yang
diinstruksikan oleh guru.
8 Kerja sama Bekerjasama dengan teman kelompok.
9 Teliti Selalu berhati-hati dan teliti dalam melakukan
pengamatan terhadap permasalahan dan pengerjaan
tugas
10 Toleransi Dapat menerima dengan baik perbedaan pendapat
dengan orang lain
11 Disiplin Selalu datang tepat waktu dan mengikuti kegiatan
dengan tertib

Kriteria Penskoran
Keterangan:
5 = Sangat Baik/Sangat Sering
4 = Baik/Sering
3 = Cukup
2 = Kurang/Jarang
1 = Sangar Kurang/Sangat Jarang
Skor maksimal : 17 x 5 = 85
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Nilai sikap di kualifikasi menjadi predikat sebagai berikut:
SB = Sangat Baik  80 – 100
B = Baik  70 – 90
C = Cukup  60 – 69
K = Kurang  < 60
5
4
3
2
1

...
No

Dst.
Nama

1 (kagum)
a

2 (syukur)

3 (ingin tahu)

4 (Jujur)

5 (kritis)
a b c a b a b c
A

6(komunikatif)
Lembar Observasi Penilaian Sikap

7 (tanggung
a b

jawab)
a

8 (kerja sama)
a

9 (teliti)
a

10 (toleransi)
a

11 (disiplin)
Skor
Nilai
LAMPIRAN 02
LEMBAR KERJA SISWA
( L K S 0 3)
Kompetensi Dasar
 Menganalisis konsep energi, usaha, hubungan usaha dan perubahan energi,
hukum kekekalan energi, serta penerapannya dalam peristiwa sehari-hari
Indikator Pembelajaran
 Menganalisis konsep hukum kekekalan energi
 Menganalisis konsep medan gaya pegas.
 Mengaplikasikan konsep hukum kekekalan energi mekanik dalam
kehidupan sehari-hari.

Hari, tanggal :
…………………………………….……..
Nilai
Nama Anggota Kelompok:
1.……………………………………………………………………..
2.……………………………………………………………………..
3.……………………………………………………………………..
4.……………………………………………………………………..
5.……………………………………………………………………..
6.……………………………………………………………………..

Diskusikanlah dalam kelompok persoalan-persoalan berikut!

1. Sebuah bola dengan massa 1 𝑘𝑔 dijatuhkan secara bebas dari lantai gedung
yang tingginya 6 𝑚 dari permukaan Bumi. Jika gesekan dengan udara
diabaikan dan 𝑔 = 10 𝑚/𝑠 2 , maka tentukanlah
f. Energi potensial bola ketika masih berada pada ketinggian 6 meter (belum
bergerak).

g. Energi mekanik bola ketika masih berada pada ketinggian 6 meter (belum
bergerak)

h. Energi kinetik bola ketika sampai di permukaan Bumi (gunakan 𝑣 = √2𝑔ℎ


).
i. Energi mekanik bola ketika sampai di permukaan Bumi.

Jawab:
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
………………..…………………………………………………………………
2. Kardus mainan yang massanya 2 kg jatuh dari ketinggia rumah lantai 2 yang
tingginya 10 meter dan percetapatan gravitasi bumi 10 m/s2. Berapakah
kecepatan sesaat kardus saat mencapai tanah?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Jika sebuah batu pada ketinggian 3 m di atas tanah dilepaskan dari posisi
diam. Berapakah kecepatan batu itu setelah mencapai posisi 1 m dari atas
tanah ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

KUNCI JAWABAN LKS


Lampiran Kunci Jawaban LKS

No.
Soal Jawaban
7. Diketahui:
𝑚 = 1 𝑘𝑔; ℎ = 6 𝑚; 𝑔 = 10 𝑚/𝑠 2
Ditanyakan:
a. EP saat bola berada pada ℎ = 6 𝑚
b. EK saat bola sampai di permukaan Bumi
Penyelesaian:
a. 𝐸𝑃 = 𝑚𝑔ℎ = 1 𝑘𝑔 ∙ 10 𝑚/𝑠 2 ∙ 6 𝑚 = 60 𝐽
b. Pada saat bola masih berada pada ketinggian 6 meter, energi
potensialnya maksimum, sedangkan energi kinetiknya nol karena
belum bergerak. Oleh karenanya energi mekanik pada ketinggian
tersebut sepenuhnya merupakan energi potensial, yaitu 60 𝐽.
1
c. 𝐸𝐾 = 2 𝑚𝑣 2
𝑣 adalah kelajuan jatuh bebas, yakni 𝑣 = √2𝑔ℎ, yang mana ℎ
merupakan ketinggian awal bola sebelum dijatuhkan. Bila 𝑣
disubstitusikan diperoleh
1 2
𝐸𝐾 = 𝑚(√2𝑔ℎ ) = 𝑚𝑔ℎ
2
Ternyata energi kinetik bola pada saat mencapai permukaan Bumi
sama dengan energi potensial bola ketika masih berada di ketinggian
ℎ = 6 𝑚, yaitu 60 𝐽.
d. Energi mekanik bola adalah kekal, besarnya sama baik di posisi ℎ =
6 𝑚 dan ℎ = 0 𝑚. Jadi energi mekanik bola ketika mencapai
permukaan Bumi adalah 60 𝐽.
8.

m = 2 kg ; h = 10 m ; g = 10 m/s2
Em1  Em2
Ep1  Ek1  Ep 2  Ek 2
1 1
mgh1  mv1  mgh2  mv2
2 2

2 2
Ep1  ada atau maksimum
Ek1  0, karena kardus belum bergerak
Ep 2  0, karena benda tidak mempunyai ketinggian
Ek 2  ada atau maksimum
1
mgh1  0  0 
2
mv2
2
1
2kg.10m / s 2 .10m  .2kg.v 2
2

2
200  v 2
2

v 2  200  10 2

9. Em1  Em2
Ep1  Ek1  Ep2  Ek 2
1 1
mgh1  mv1  mgh2  mv2
2 2

2 2
1 1
m9,8(3)  m(0) 2  m9,8(1)  mv2
2

2 2
v 2  2(9,8)(3)  (9,8)(1)
2

v 2  39,2
2

v 2  6,3m / s
RUBRIK PENILAIAN LKS
Model Argumentasi atau Hubungan Antar Konsep
Rubrik Penilaian LKS Model Argumentasi
Skor
No Kriteria

1 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih


untuk memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep
4
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
disajikan mendalam.
2 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep
3
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan tetapi argumentasi yang
disajikan kurang mendalam.
3 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tepat, tetapi hubungan antar konsep
2
tidak dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
disajikan kurang mendalam.
4 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, tetapi konsep yang
dipilih untuk memecahkan masalah tidak tepat, hubungan antar
1
konsep tidak dideskripsikan secara jelas dan logis, dan
argumentasi yang disajikan kurang mendalam.
5 Permasalahan tidak diidentifikasi secara tepat, konsep yang
dipilih untuk memecahkan masalah tidak tepat, dan hubungan
0
antar konsep tidak dideskripsikan secara jelas dan logis atau tidak
menjawab
Model Hitungan
Rubrik Penilaian LKS Model Hitungan
No Kriteria Skor
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat,
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus
1 yang berkaitan dengan konsep secara benar, mensubstitusi angka 5
dalam rumus secar benar, dan melakukan perhitungan dengan
satuan yang benar.
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat,
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus
2 yang berkaitan dengan konsep secara benar, dan mensubstitusi 4
angka dalam rumus secara benar, namun melakukan perhitungan
dengan satuan yang salah.
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat,
3 merumuskan yang ditanyakan secara tepat, dan menuliskan rumus 3
yang berkaitan dengan konsep secara benar
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, dan
4 2
merumuskan yang ditanyakan secara tepat
5 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat 1
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan salah atau tidak
6 0
menjawab

∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑢𝑖𝑠 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Kuis Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X MIPA
Pokok Bahasan : Usaha dan Energi

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

4. Sebuah benda bermassa 0,2 kg jatuh bebas dari ketinggian 2 m ke


hamparan pasir. Jika benda tersebut masuk sedalam 2 cm ke dalam pasir
sebelum berhenti, berapakah besar gaya rata-rata yang dilakukan pasir
untuk menghambat benda sekitar?

Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian


Soal Pembahasan

4. Diketahui : m = 0,2 kg

h =2m

s = 2 cm

Ditanyakan : F?

Pada gerak benda di dalam pasir B ke C terjadi pengaruh energi kinetik akubat

usaha negatif yang dilakukan oleh gaya hambat pasir rata-rata, F , yang
melawan arah gerak benda. Dengan demikian berlaku:

W  EK  EK C  EK B
  
F  s  0  EK B  EK C  0 sebab v C  0
 EK  mghA
F  B  
s s
  (0,2)(10)( 2)
F   200 N
(2  10  2 )

RUBRIK PENILAIAN KUIS


Model Argumentasi atau Hubungan Antar Konsep
Skor
No Kriteria
1 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih untuk
memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep dideskripsikan 4
secara jelas dan logis, dan argumentasi yang disajikan mendalam.
2 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih untuk
memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep dideskripsikan
3
secara jelas dan logis, dan tetapi argumentasi yang disajikan kurang
mendalam.
3 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih untuk
memecahkan masalah tepat, tetapi hubungan antar konsep tidak
2
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang disajikan
kurang mendalam.
4 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, tetapi konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tidak tepat, hubungan antar konsep tidak
1
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang disajikan
kurang mendalam.
5 Permasalahan tidak diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tidak tepat, dan hubungan antar konsep 0
tidak dideskripsikan secara jelas dan logis atau tidak menjawab

Model Hitungan

No Kriteria Skor
1 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 5
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus yang
berkaitan dengan konsep secara benar, mensubstitusi angka dalam
rumus secar benar, dan melakukan perhitungan dengan satuan yang
benar.
2 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 4
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus yang
berkaitan dengan konsep secara benar, dan mensubstitusi angka dalam
rumus secara benar, namun melakukan perhitungan dengan satuan
yang salah.
3 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 3
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, dan menuliskan rumus
yang berkaitan dengan konsep secara benar
4 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, dan 2
merumuskan yang ditanyakan secara tepat
5 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat 1
6 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan salah atau tidak 0
menjawab

Penilaian

Jumlah Skor
b. Nilai   100
Skor Maksimal
LAMPIRAN 03

PENILAIAN KETERAMPILAN
Pedoman Penilaian Kompetensi Keterampilan Siswa
Pedoman Penilaian Keterampilan Siswa
No Komponen Kriteria

1 Mempresentasi (e) Menyampaikan hasil-hasil kegiatan secara


kan hasil diskusi sistematis
kelompok (f) Menyajikan dengan bahasa yang jelas

2 Diskusi kelas (i) Mengajukan pertanyaan dengan jelas dan tegas


(j) Menjawab pertanyaan dengan benar
(k) Menghargai perbedaan pendapat
(l) Terbuka terhadap kritik dan saran

Lembar Observasi Penilaian Keterampilan


Lembar Observasi Penilaian Keterampilan

No. Nama Siswa 1 2


1. (a) (b) (a) (b) (c) (d)
2.
3.

Rubrik Penilaian Kompetensi Keterampilan Siswa


Rubrik Penilaian Kompetensi Keterampilan Siswa

Skor Pencapaian Deskripsi


Sangat baik (4) bila fokus amatan sering ditunjukkan
Baik (3) bila fokus amatan ditunjukkan lebih dari 1 kali
Cukup (2) bila fokus amatan ditunjukkan hanya 1 kali
Kurang (1) bila fokus amatan belum ditunjukkan dengan baik

∑ 𝒔𝒌𝒐𝒓
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 𝟏𝟎𝟎
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(PERTEMUAN IV)

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/ II
Pokok Bahasan : Momentum dan Impuls
Sub Pokok Bahasan : Momentum dan Impuls
Model Pembelajaran : Pembelajaran Langsung
Alokasi Waktu : 3× 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
1.4 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad
raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan
berdiskusi.
3.10 Menerapkan konsep momentum dan impuls, serta hukum kekekalan
momentum dalam kehidupan sehari-hari
4.10 Menyajikan hasil pengujian penerapan hukum kekekalan momentum,
misalnya bola jatuh bebas ke lantai dan roket sederhana

C. Indikator Pembelajaran
3.10.1 Menunjukkan sikap mengagumi kebesaran Tuhan yang telah menciptakan
pengetahuan momentum dan impuls.
3.10.2 Menunjukkan sikap bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan
kesempatan mempelajari, memahami, dan menerapkan konsep momentum
dan impuls dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.1 Menunjukkan sikap ingin tahu, kritis, teliti, dan bertanggungjawab dalam
menganalisis momentum dan impuls.
2.1.2 Menunjukkan sikap kerjasama yang baik, toleransi, disiplin, jujur, dan
komunikatif selama pembelajaran momentum dan impuls.
3.10.1 Menerapkan konsep momentum.
3.10.2 Menerapkan konsep impuls.
3.10.3 Menganalisis hubungan momentum dan impuls.
3.10.4 Menganalisis hukum kekekalan momentum.
4.10.1 Mempresentasikan hasil diskusi mengenai momentum impuls

D. Tujuan Pembelajaran
Jenjang
No Tujuan
Pengetahuan
Siswa mampu menunjukkan sikap mengagumi
kebesaran Tuhan yang telah menciptakan
1 pengetahuan momentum dan impuls melalui upaya -
perenungan fenomena-fenomena alam yang
berkaitan.
Siswa mampu menunjukkan sikap bersyukur kepada
Tuhan yang telah memberikan kesempatan
2 mempelajari, memahami, dan menerapkan konsep -
momentum dan impuls dalam kehidupan sehari-hari
melalui aktivitas berenung.
Siswa mampu menunjukkan sikap ingin tahu, kritis,
teliti, dan bertanggungjawab dalam menganalisis
3 usaha dan energi melalui kegiatan -
mendemontrasikan pengetahuan dan memberikan
kesempatan pelatihan lanjutan.
Siswa mampu menunjukkan sikap kerjasama yang
baik, toleransi, disiplin, jujur, dan komunikatif
4 selama pembelajaran usaha dan energi melalui -
kegiatan membimbing pelatihan dan mengecek
pemahaman dan memberikan umpan balik.
5 Siswa mampu menerapkan konsep momentum C3
melalui kegiatan mendemontrasikan pengetahuan
atau keterampilan.
6 Siswa mampu menerapkan konsep impuls melalui C3
kegiatan mendemontrasikan pengetahuan atau
keterampilan.
7 Siswa mampu menganalisis hubungan momentum C4
dan impuls melalui kegiatan mendemontrasikan
pengetahuan atau keterampilan.
8 Siswa mampu menganalisis hukum kekekalan C4
momentum melalui kegiatan mendemontrasikan
pengetahuan atau keterampilan.
9 Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi -
mengenai momentum dan impuls melalui kegiatan
mendemontrasikan pengetahuan atau keterampilan.

E. Materi Pembelajaran
Tujuan Materi
5 Momentum sering disebut sebagai jumlah gerak. Momentum
suatu benda yang bergerak didefinisikan sebagai hasil perkalian
antara massa dengan kecepatan benda. Semakin besar massa dan
kecepatan suatu benda maka momentum yang dimiliki akan
semakin besar, sehingga semakin besar pula gaya yang diperlukan
untuk menghentikan gerak benda. Perhatikan persamaan berikut.
 
p  mv (1)
Keterangan:
p : Momentum (kg m/s)
m : Massa (kg)
v : Kecepatan (m/s)
Penjumlahan momentum
Momentum adalah besaran vektor sehingga penjumlahan
momentum (atau momentum resultan) mengikuti aturan

p2

p

(180   )
 

O p1
Gambar 1 Diagram momentum resultan
  
p  p1  p2
 
penjumlahan vektor. Untuk khasus dua momentum p1 dan p 2 yang
  
membentuk sudut  , maka resultan p  p1  p2 , besarnya dapat
dihitung dengan rumus kosinus sebagai berikut:
    
p p12  p 22  2 p1 p 2 cos  (2)

sedangkan arah momentum resultan p terhadap salah satu vektor

komponennya (misalnya p1 ), yaitu  , dapat kita hitung dengan
persamaan sinus (Gambar 1) sebagai berikut:
 
p p2

sin( 180 0   sin 
  
p p2 p 2 sin 
  sin   
sin  sin  p
Contoh soal.
Sebuah mobil truk dengan massa 5000 kg mengalami rem blong
pada jalan turunan. Bandingkan peristiwa ini dengan sebuah motor
dengan massa 70 kg yang mengalami rem blong pada jalan-turunan
yang sama. Manakah di antara kedua kendaraan tersebut yang
paling sulit untuk diberhentikan ketika mengalami rem blong?
Jelaskan alasannya!
6 Bola yang diam akan bergerak ketika gaya tendang dikerjakan
pada bola. Gaya tendangan pada bola ini termasuk gaya kontak
yang hanya bekerja dalam waktu yang singkat. Gaya ini disebut
sebagai gaya impulsif. Jadi gaya impulsif mengawali suatu
percepatan dan menyebabkan bola bergerak cepat dan semakin
cepat. Gaya impulsif mulai dari nilai 0 pada saat t1 , kemudian
nilainya akan terus bertambah dengan cepat kesuatu nilai puncak,
dan dapat turun drastis secara cepat ke nol pada saat t 2 . Hasil kali

gaya impulsif rata-rata (F ) dengan selang waktu singkat ( t )

selama gaya impulsif bekerja disebut impuls dan diberi lambang I .
Secara matematis persamaan impuls dapat kita tuliskan sebagai
berikut:
  
I  F  t  F (t 2  t1 ) (3)
Keterangan:

I : impuls (N s)

F : gaya impulsif rata-rata (N)
t : perubahan waktu (s)
Menghitung impuls dari grafik gaya terhadap waktu (F-t)
jika gaya impulsif yang bervariasi terhadap waktu dapat kita dekati
  
dengan suatu gaya rata-rata konstan, F , maka impuls I  F  t
sama dengan luas persegi panjang. Luas persegi panjang mendekati

Impuls = luas rester


F (t )
grafik F-t

t
t1 t2
t
Gambar 2 Grafik F-t

luas daerah dibawah grafik F-t yang sebenarnya. Sehingga dapat


kita nyatakan bahwa apabila grafik F-t diberikan atau dapat
digambarkan, maka impuls yang dikerjakan pada benda selama
selang waktu singkat t  t 2  t1 , sama dengan luas daerah di

bawah grafik F-t dengan batas t1 dan t 2 (luas rester pada Gambar 2)
secara singkat dapat dituliskan:
Impuls = luas daerah di bawah grafik F-t
Contoh soal.
Mengapa anda lebih sakit tangannya ketika memukul tembok
dibandingkan dengan anda memukul bantal dengan impuls yang
sama? Jelaskan alasannya sesuai konsep impuls!
7 Misalkan sebuah bola seperti pada Gambar 3 datang ke arah

Gambar 3 Pemain sepak bola



pemain bola dengan kecwpatan awal v1 sesaat sebelum pemain bola
menendang bola. Kemudian sesaat sesudah bola di tendang (impuls

bekerja), kecepatan akhir bola v2 . Berdasarkan Hukum II Newton
maka:
 
F  ma
  
 v v2  v1
Karena percepatan rata-rata a   , maka
t t
 
  v 2  v1 
F  m 
 t 
  
F  t  m  v2  m  v1 (4)
Besaran di ruas kiri Persamaan (4) adalah besaran impuls.
Sedangkan besaran di ruas kanan, yaitu perkalian antara massa dan
kecepatan disebut besaran momentum. Sehingga Persamaan (4)
dapat kita tulis sebagai:
   
I  p  p 2  p1 (5)
Persamaan (5) dapat kita nyatakan dengan kalimat berikut:
Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan
momentum yang dialami benda itu, yaitu beda antara momentum
akhir dengan momentum awalnya.
Hukum II Newton dalam bentuk momentum
 
Perhatikan ulang Persamaan (5), I  p dari persamaan
inilah Newton menurunkan hukum keduanya dalam bentuk
momentum:
 
I  p
 
F  t  p
 p
F (6)
t

Persamaan (6) menyatakan bahwa “gaya F yang diberikan pada

suatu benda sama dengan laju perubahan momentum ( p / t )”.
Untuk kasus yang paling sering kita jumpai dalam keseharian, yaitu
massa benda tetap, sehingga Persamaan (6) menjadi:
  (m  v )
F
t
  
v v 
F m karena  a maka,
t t
 
F  ma
Bentuk persamaan di atas sesuai dengan Hukum II Newton yang
telah di kenal dalam dinamika. Persamaan ini dapat diartikan bahwa
”apabila pada suatu sistem massanya berubah, maka momentumnya
juga akan berubah, yang akan menghasilkan gaya”.
Contoh soal.
Bola bermassa 0,5 kg yang mula-mula diam, kemudian ditendang
sehingga bergerak dengan kecepatan 40 𝑚/𝑠. Jika selang waktu
kontak antara kaki dan bola adalah 0,5 detik, maka tentukanlah:
c. Perubahan momentum bola dari keadaan diam hingga bergerak
d. Besarnya gaya impulsif yang diterima bola ketika ditendang
(Petunjuk: Gunakan hubungan momentum dan impuls)
8 Peristiwa tumbukan selalu melibatkan minimal dua benda.

 
mAv A mB v B
A B

A B

 
m A v A' m B v B'
A B

Gambar 4. Peristiwa tumbukan pada bola


biliar.

Peristiwa tumbukan banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-


hari, salah satunya adalah peristiwa tumbukan yang terjadi saat
bermain biliar. Misalnya dua buah bola biliar A dan B saling
bertumbukan. Sesaat sebelum bertumbukan bola biliar A bergerak

mendatar kekanan dengan momentum m A v A dan bola B bergerak

mendatar ke kiri dengan momentum m B v B (lihat Gambar 4.4).
Momentum sistem partikel sebelum tumbukan merupakan jumlah
momentum bola A dan bola B sebelum tumbukan:
  
p  m A  v A  mB  v B
Momentum sistem partikel sesudah tumbukan merupakan jumlah
momentum bola A dan bola B sesudah tumbukan:
  
p '  m A  v A'  mB  v B'
Catatan:Tanda aksen (‘) diberikan untuk besaran kecepatan dan
momentum sesaat sesudah tumbukan.
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa: saat peristiwa
tumbukan momentum total sistem sesaat sebelum tumbukan sama
dengan momentum total sistem sesaat sesudah tumbukan, asalkan
tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem tersebut.
Secara matematis hukum kekekalan momentum dapat ditulis
dengan persamaan berikut:
 
p sebelum  p sesudah
   
p A  p B  p A'  p B'
   
m A v A  mB v B  m A v A'  mB v B' (7)
Contoh soal.
Sebuah senapan bermassa 5 kg di dalamnya berisi peluru bermassa
0,05 𝑘𝑔. Mula-mula senapan dan peluru diam. Ketika di
tembakkan, peluru melesat keluar dari dalam senapan dengan laju
120 𝑚/𝑠, sedangkan senapan terdorong balik ke belakang.
Hitunglah kecepatan balik ke belakang senapan tersebut! (Petunjuk:
Gunakan hukum kekekalan momentum, anggap senapan sebagai
benda 1 dan peluru sebagai benda 2, lalu terapkan bahwa
momentum awal keduanya sama antara mula-mula dan ketika
ditembakkan)

F. Model dan Metode Pembelajaran


7. Pendekatan : pemahaman konsep
8. Metode : ceramah
9. Model : pembelajaran langsung

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penilaian Alokasi
Waktu
Pendahulu Guru Menyampaikan tujuan dan Guru 15 Menit
an mempersiapkan siswa melakukan
 Guru membuka pelajaran dengan penilaian
sikap:
salam dan berdoa
10. Rasa
 Mengabsen kehadiran siswa ingin tahu.
 Guru mengecek pengetahuan 11. Syuku
siswa dengan menanyakan r
tentang momentum dan impuls 12. Kagu
m
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
 Guru memotivasi siswa dengan
menyampaikan pentingnya
mempelajari momentum dan
impuls
Kegiatan Mendemonstrasikan pengetahuan Guru 75 Menit
Inti atau keterampilan melakukan
 Guru menjelaskan secara umum penilaian
sikap:
tentang pengertian momentum
16. Rasa
dan impuls dan formulasi ingin tahu.
momentum dan impuls 17. Jujur
 Siswa memahami, mencatat 18. Kritis
informasi yang disajikan guru 19. Jujur
 Guru membagikan LKS 20. Tangg
ung jawab
mengenai momentum dan impuls
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penilaian Alokasi
Waktu
 Siswa mencari data untuk
menjawab pertanyaan dengan Guru
membaca berbagai melakukan
penilaian
sumber/literatur yang tersedia
keterampilan:
secara mandiri 7. Pelaksana
an diskusi
di kelas
8. Memprese
ntasikan
hasil
diskusi

Membimbing pelatihan Guru


 Guru membimbing siswa dalam melakukan
menyelesaikan soal penilaian
sikap:
 Siswa melatih diri dengan 13. Rasa
dibantu oleh guru ingin
 Siswa mengerjakan tugas yang tahu.
diberikan guru 14. Jujur
15. Kerja
sama
16. Toler
ansi

Mengecek pemahaman dan Guru


memberikan umpan balik melakukan
 Guru memeriksa keberhasilan penilaian
sikap:
siswa dalam mengerjakan tugas
4. Disiplin
 Guru memberikan komentar
terhadap pekerjaan siswa
 Guru menyimpulkan materi
pelajaran
 Siswa mencermati dan mencatat
kesimpulan materi pelajaran
Memberikan kesempatan untuk Guru
pelatihan lanjutan dan penerapan melakukan
 Guru mempersiapkan penilaian
sikap:
kesempatan melakukan pelatihan
10. Rasa
lanjutan, dengan perhatian ingin
khusus pada penerapan kepada tahu.
situasi lebih kompleks dan 11. Teliti
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penilaian Alokasi
Waktu
kehidupan sehari-hari 12. Komu
 Siswa melakukan pelatihan nikati
lanjutan, yang berhubungan f
dengan penerapan materi
pelajaran pada situasi yang lebih
kompleks
Penutup  Guru memberikan kuis kepada 18 Menit
siswa terkait materi yang telah
dibahas
 Guru menyampaikan tugas
rumah, dan materi pertemuan
berikutnya
 Guru dan siswa bersama-sama
mengucapkan salam penutup
untuk mengakhiri proses
pembelajaran

H. Media, Alat, Sumber Pembelajaran


Media : LKS, Kuis, dan Papan Tulis
Alat : Spidol dan Proyektor
Sumber :
 Kanginan, M. 2002. Fisika 2A Untuk SMA Kelas XI Semester 1.
Jakarta: Erlangga.
 Giancoli, D.C. 2014. Physics: Principle With Applications
Seventh Edition. New York: Pearson Prentice Hall.
I. Penilaian
Bentuk
No. Aspek Teknik Keterangan
Instrumen
1 Sikap Observasi Lembar Instrumen
1. Kagum (spiritual pengamatan Pengamatan/Pe
2. Syukur dan sosial) sikap nilaian, Rubrik
3. Rasa ingin tahu. Penilaian dan
4. Kritis pedoman
5. Teliti penskoran
6. Toleransi (Terlampir)
7. Disiplin
8. Komunikatif
9. Bekerja sama.
10. Jujur
11. Bertanggung
jawab
2 Pengetahuan Tes tertulis Tes tertulis dan Instrumen
 Menerapkan konsep LKS Penilaian LKS,
momentum. Kuis, Rubrik,
 Menerapkan konsep dan Pedoman
impuls. Penskoran
 Menganalisis (Terlampir)
hubungan momentum
dan impuls.
3 Keterampilan Observasi, Lembar Instrumen
2. Mempresentasikan Diskusi Penilaian Penilaian,
hasil diskusi terkait Kinerja Rubrik dan
materi momentum dan Presentasi dan pedoman
impuls. diskusi penskoran
(Terlampir)
LAMPIRAN 01

PENILAIAN SIKAP
Rubrik Penilaian
Rubrik Penilaian Sikap

No. Komponen Kriteria

1 Kagum Mampu mengagumi kebesaran Tuhan yang menciptakan


alam semesta khususnya fenomena alam berkaitan
dengan konsep usaha dan energi
2 Syukur Mampu sujud syukur kehadapan Tuhan

3 Ingin tahu (j) Memperhatikan dan tertarik terhadap hal-hal baru.


(k) Mengajukan bermacam-macam pertanyaan tentang
informasi yang diperolehnya
(l) Secara spontan menggunakan sumber-sumber
informasi untuk mengetahui sesuatu yang baru.
4 Jujur (g) Menyampaikan gagasan atau hasil diskusi apa
adanya.
(h) Mengerjakan kuis atau tes secara individu sesuai
dengan kemampuannya sendiri tanpa kecurangan.
5 Kritis (j) Mampu menunjukkan konsep-konsep penting yang
perlu diperhatikan baik dalam diskusi kelompok
maupun diskusi kelas.
(k) Mengetahui adanya konsep-konsep yang belum
disampaikan oleh kelompok yang presentasi.
(l) Mampu memberikan solusi atas kekurangan yang
diketahui dari kelompok yang presentasi.
6 Komunikatif Mampu mengkomunikasi pendapat dengan baik
sehingga mudah dipahami dan dimengerti
7 Tanggung (g) Mengerjakan LKS tepat waktu.
Jawab (h) Mengerjakan tugas atau latihan sesuai dengan yang
diinstruksikan oleh guru.
8 Kerja sama Bekerjasama dengan teman kelompok.
9 Teliti Selalu berhati-hati dan teliti dalam melakukan
pengamatan terhadap permasalahan dan pengerjaan
tugas
10 Toleransi Dapat menerima dengan baik perbedaan pendapat
dengan orang lain
11 Disiplin Selalu datang tepat waktu dan mengikuti kegiatan
dengan tertib

Kriteria Penskoran
Keterangan:
5 = Sangat Baik/Sangat Sering
4 = Baik/Sering
3 = Cukup
2 = Kurang/Jarang
1 = Sangar Kurang/Sangat Jarang
Skor maksimal : 17 x 5 = 85
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Nilai sikap di kualifikasi menjadi predikat sebagai berikut:
SB = Sangat Baik  80 – 100
B = Baik  70 – 90
C = Cukup  60 – 69
K = Kurang  < 60
5
4
3
2
1

...
No

Dst.
Nama

1 (kagum)
a

2 (syukur)

3 (ingin tahu)

4 (Jujur)

5 (kritis)
a b c a b a b c
A

6(komunikatif)
Lembar Observasi Penilaian Sikap

7 (tanggung
A b

jawab)
a

8 (kerja sama)
a

9 (teliti)
a

10 (toleransi)
a

11 (disiplin)
Skor
Nilai
LAMPIRAN 02
LEMBAR KERJA SISWA
( L K S 0 4)
Kompetensi Dasar
 Menerapkan konsep momentum dan impuls, serta hukum kekekalan
momentum dalam kehidupan sehari-hari
Indikator Pembelajaran
 Menerapkan konsep momentum.
 Menerapkan konsep impuls.
 Menganalisis hubungan momentum dan impuls.
 Menganalisis hukum kekekalan momentum.

Hari, tanggal :
…………………………………….……..
Nilai
Nama Anggota Kelompok:
1……………………………………………………………………..
2……………………………………………………………………..
3……………………………………………………………………..
4……………………………………………………………………..
5……………………………………………………………………..
6……………………………………………………………………..

Diskusikanlah dalam kelompok persoalan-persoalan berikut!

1. Sebuah mobil truk dengan massa 5000 kg mengalami rem blong pada jalan
turunan. Bandingkan peristiwa ini dengan sebuah motor dengan massa 70 kg
yang mengalami rem blong pada jalan-turunan yang sama. Manakah di antara
kedua kendaraan tersebut yang paling sulit untuk diberhentikan ketika
mengalami rem blong? Jelaskan alasannya!
Jawab:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
......................................................................................................................
2. Mengapa anda lebih sakit tangannya ketika memukul tembok dibandingkan
dengan anda memukul bantal dengan impuls yang sama? Jelaskan alasannya
sesuai konsep impuls!
Jawab:
…………………………………………………………………………………

…………..………………………………………………………………………

3. Bola bermassa 0,5 kg yang mula-mula diam, kemudian ditendang sehingga


bergerak dengan kecepatan 40 𝑚/𝑠. Jika selang waktu kontak antara kaki dan
bola adalah 0,5 detik, maka tentukanlah:
e. Perubahan momentum bola dari keadaan diam hingga bergerak
f. Besarnya gaya impulsif yang diterima bola ketika ditendang
(Petunjuk: Gunakan hubungan momentum dan impuls)

Jawab:
…………………………………………………………………………………

…………..……………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………

4. Sebuah senapan bermassa 5 kg di dalamnya berisi peluru bermassa 0,05 𝑘𝑔.


Mula-mula senapan dan peluru diam. Ketika di tembakkan, peluru melesat
keluar dari dalam senapan dengan laju 120 𝑚/𝑠, sedangkan senapan
terdorong balik ke belakang. Hitunglah kecepatan balik ke belakang senapan
tersebut! (Petunjuk: Gunakan hukum kekekalan momentum, anggap senapan
sebagai benda 1 dan peluru sebagai benda 2, lalu terapkan bahwa momentum
awal keduanya sama antara mula-mula dan ketika ditembakkan)
Jawab:
…………………………………………………………………………………

…………..………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………
KUNCI JAWABAN LKS
Lampiran Kunci Jawaban LKS

No.
Soal Jawaban

1 Momentum menyatakan tingkat kesulitan benda untuk dihentikan dari


keadaann geraknya, dan momentum sebanding dengan massa dan
kecepatan benda. Massa truk jauh lebih besar dari massa motor, sehingga
momentumnya lebih besar pula. Truk yang momentumnya lebih besar
lebih sulit dihentikan.
2 Pada dua kasus antara memukul tembok dan memukul bantal dengan
impuls yang sama. Terdapat perbedaan waktu kontak antara tangan
dengan objek yang dipukul, yang mana waktu kontak antara tangan dan
tembok lebih singkat daripada waktu kontak antara tangan dan bantal.
Karena waktu kontaknya lebih singkat untuk impuls yang sama, gaya
impulsif yang dikerjakan tangan pada tembok lebih besar, sehingga gaya
reaksi yang diberikan tembok pada tangan juga besar, oleh karenya
tangan terasa lebih sakit.
3 Diketahui:
𝑚 = 0,5 𝑘𝑔; 𝑣⃗0 = 0 𝑚/𝑠 ; 𝑣⃗𝑡 = 40 𝑚/𝑠; ∆𝑡 = 0,5 𝑠
Ditanyakan:
a. ∆𝑝⃗ = ⋯ ?
b. 𝐹⃗ = ⋯ ?
Penyelesaian:
e. Perubahan momentum,
∆𝑝⃗ = 𝑚(𝑣⃗𝑡 − 𝑣⃗0 )
∆𝑝⃗ = 0,5 𝑘𝑔 (40 𝑚/𝑠 − 0 𝑚/𝑠)
∆𝑝⃗ = 20 𝑘𝑔 ∙ 𝑚/𝑠
f. Impuls merupakan gaya yang bekerja dalam selang waktu sesaat, dan
impuls merupakan perubahan momentum.
𝐼⃗ = 𝐹⃗ ∆𝑡 dan 𝐼⃗ = ∆𝑝⃗
𝐹⃗ ∆𝑡 = ∆𝑝⃗
𝐹⃗ (0,5 𝑠) = 20 𝑘𝑔 ∙ 𝑚/𝑠
20 𝑘𝑔 ∙ 𝑚/𝑠
𝐹⃗ = = 40 𝑘𝑔 𝑚/𝑠 2 = 40 𝑁
0,5 𝑠
4 Diketahui:
𝑚𝑆 = 5 𝑘𝑔; 𝑚𝑃 = 0,05 𝑘𝑔; 𝑣⃗𝑝 ′ = 120 𝑚/𝑠;
𝑣⃗𝑝 = 0 𝑚/𝑠; 𝑣⃗𝑆 = 0 𝑚/𝑠
Ditanyakan: 𝑣⃗𝑠 ′ = ⋯ ?
Penyelesaian:
Menggunakan hukum kekekalan momentum, bahwa momentum total
sebelum dan setelah senapan ditembakkan adalah sama.
𝑚𝑠 𝑣⃗𝑆 + 𝑚𝑝 𝑣⃗𝑝 = 𝑚𝑠 𝑣⃗𝑆 ′ + 𝑚𝑝 𝑣⃗𝑝 ′
0 + 0 = (5 𝑘𝑔)𝑣𝑠 ′ + (0,05 𝑘𝑔)(120 𝑚/𝑠)
−5𝑣𝑠′ = 6 𝑘𝑔 ∙ 𝑚/𝑠
𝑣𝑠′ = −1,2 𝑚/𝑠
Karena senapan memiliki massa yang lebih besar, kecepatan baliknya
jauh lebih kecil dari kecepatan peluru. Tanda minus menunjukkan bahwa
kecepatan dan momentum senapan berada pada arah yang berlawanan
dengan arah gerakan peluru.

RUBRIK PENILAIAN LKS


Model Argumentasi atau Hubungan Antar Konsep
Rubrik Penilaian LKS Model Argumentasi
Skor
No Kriteria

1 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih


untuk memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep
4
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
disajikan mendalam.
2 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep
3
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan tetapi argumentasi yang
disajikan kurang mendalam.
3 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tepat, tetapi hubungan antar konsep 2
tidak dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
Skor
No Kriteria

disajikan kurang mendalam.


4 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, tetapi konsep yang
dipilih untuk memecahkan masalah tidak tepat, hubungan antar
1
konsep tidak dideskripsikan secara jelas dan logis, dan
argumentasi yang disajikan kurang mendalam.
5 Permasalahan tidak diidentifikasi secara tepat, konsep yang
dipilih untuk memecahkan masalah tidak tepat, dan hubungan
0
antar konsep tidak dideskripsikan secara jelas dan logis atau tidak
menjawab

Model Hitungan
Rubrik Penilaian LKS Model Hitungan

No Kriteria Skor
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat,
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus
1 yang berkaitan dengan konsep secara benar, mensubstitusi angka 5
dalam rumus secar benar, dan melakukan perhitungan dengan
satuan yang benar.
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat,
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus
2 yang berkaitan dengan konsep secara benar, dan mensubstitusi 4
angka dalam rumus secara benar, namun melakukan perhitungan
dengan satuan yang salah.
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat,
3 merumuskan yang ditanyakan secara tepat, dan menuliskan rumus 3
yang berkaitan dengan konsep secara benar
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, dan
4 2
merumuskan yang ditanyakan secara tepat
5 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat 1
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan salah atau tidak
6 0
menjawab

∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑢𝑖𝑠 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Kuis Satuan Pendidikan : SMAN 1 Kubutambahan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X MIPA /1
Pokok Bahasan : Momentum dan Impuls

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

1. Dua buah mobil dengan massa yang sama melesat dengan laju yang berbeda,
mobil A bergerak dengan kelajuan 100 km/jam, sedangkan mobil B dengan
kelajuan 80 km/jam. Manakah di antara kedua mobil tersebut yang
mempunyai tingkat kesulitan yang lebih tinggi untuk dihentikan? Jelaskan
alasannya!
2. Dengan impuls yang sama, mengapa kita lebih sakit jatuh di lantai
dibandingkan jatuh di atas matras? Jelaskan alasannya!
3. Sebuah bola bermassa 0,5 kg yang mula-mula diam, kemudian ditendang
sehingga bergerak dengan kecepatan 30 𝑚/𝑠. Jika selang waktu kontak
antara kaki dan bola adalah 0,6 detik, maka tentukanlah gaya yang diberikan
pada bola!
4. Mengapa senapan bergerak ke belakang ketika menembakkan peluru?
Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian
No.
Jawaban
Soal
Momentum merupakan tingkat kesulitan benda untuk dihentikan dari
keadaann geraknya, dan momentum sebanding dengan massa dan
kecepatan benda. Berdasarkan konsep ini, di antara dua mobil yang
1.
bemassa sama tetapi kelajuannya berbeda, momentum yang lebih besar
terdapat pada mobil A yang kelajuannya lebih besar, sehingga mobil ini
lebih sulit untuk dihentikan.
Ketika jatuh di lantai dan jatuh di matras, impuls yang dialami lantai
dan matras sama. Namun, waktu kontak antara tubuh kita dengan lantai
lebih singkat daripada waktu kontak antara tubuh kita dengan matras.
2.
Karena waktu kontaknya lebih singkat untuk impuls yang sama, maka
gaya impulsif yang dikerjakan lantai pada pada bagian tubuh kita yang
berbenturan lebih besar, sehingga terasa lebih sakit.
Diketahui:
𝑚 = 0,5 𝑘𝑔; 𝑣⃗0 = 0 𝑚/𝑠 ; 𝑣⃗𝑡 = 30 𝑚/𝑠; ∆𝑡 = 0,6 𝑠
Ditanyakan: 𝐹⃗ = ⋯ ?
Penyelesaian:
Dintentukan dahulu impulnya, impuls sama dengan perubahan
momentum
3. 𝐼⃗ = ∆𝑝⃗ = 𝑚(𝑣⃗𝑡 − 𝑣⃗0 )
𝐼⃗ = 0,5 𝑘𝑔 (30 𝑚/𝑠 − 0)
𝐼⃗ = 15 𝑘𝑔 ∙ 𝑚/𝑠
Impuls merupakan gaya yang bekerja sesaat:
𝐼⃗ = 𝐹⃗ ∆𝑡 atau 𝐹⃗ = 𝐼⃗/∆𝑡
15 𝑘𝑔 ∙ 𝑚/𝑠
𝐹⃗ = = 25 𝑁
0,6 𝑠
Senapan bergerak ke belakang saat ditembakkan adalah karena
berlakunya kekekalan momentum, yang mana mula-mula momentum
total sistem (senapan dan peluru) nol. Ketika ditembakkan, peluru
bergerak dan memiliki momentum tertentu. Untuk menjaga nilai
4.
momentum total sistem tetap nol, maka senapan juga harus memiliki
momentum yang sama besarnya dengan momentum peluru tetapi
arahnya harus berlawanan. Oleh karenanya, agar senapan memiliki
momentum, maka dia harus bergerak ke belakang.

RUBRIK PENILAIAN KUIS


Model Argumentasi atau Hubungan Antar Konsep
Skor
No Kriteria
1 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih untuk
memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep dideskripsikan 4
secara jelas dan logis, dan argumentasi yang disajikan mendalam.
2 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih untuk
memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep dideskripsikan
3
secara jelas dan logis, dan tetapi argumentasi yang disajikan kurang
mendalam.
Skor
No Kriteria
3 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih untuk
memecahkan masalah tepat, tetapi hubungan antar konsep tidak
2
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang disajikan
kurang mendalam.
4 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, tetapi konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tidak tepat, hubungan antar konsep tidak
1
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang disajikan
kurang mendalam.
5 Permasalahan tidak diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tidak tepat, dan hubungan antar konsep 0
tidak dideskripsikan secara jelas dan logis atau tidak menjawab

Model Hitungan

No Kriteria Skor
1 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 5
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus yang
berkaitan dengan konsep secara benar, mensubstitusi angka dalam
rumus secar benar, dan melakukan perhitungan dengan satuan yang
benar.
2 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 4
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus yang
berkaitan dengan konsep secara benar, dan mensubstitusi angka dalam
rumus secara benar, namun melakukan perhitungan dengan satuan
yang salah.
3 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 3
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, dan menuliskan rumus
yang berkaitan dengan konsep secara benar
4 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, dan 2
merumuskan yang ditanyakan secara tepat
5 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat 1
6 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan salah atau tidak 0
menjawab

Penilaian

Jumlah Skor
Nilai   100
Skor Maksimal
LAMPIRAN 03

PENILAIAN KETERAMPILAN
Pedoman Penilaian Kompetensi Keterampilan Siswa
Pedoman Penilaian Keterampilan Siswa
No Komponen Kriteria

1 Mempresentasi (g) Menyampaikan hasil-hasil kegiatan secara


kan hasil diskusi sistematis
kelompok (h) Menyajikan dengan bahasa yang jelas

2 Diskusi kelas (m) Mengajukan pertanyaan dengan jelas dan tegas


(n) Menjawab pertanyaan dengan benar
(o) Menghargai perbedaan pendapat
(p) Terbuka terhadap kritik dan saran

Lembar Observasi Penilaian Keterampilan


Lembar Observasi Penilaian Keterampilan

No. Nama Siswa 1 2


1. (a) (b) (a) (b) (c) (d)
2.
3.

Rubrik Penilaian Kompetensi Keterampilan Siswa


Rubrik Penilaian Kompetensi Keterampilan Siswa

Skor Pencapaian Deskripsi


Sangat baik (4) bila fokus amatan sering ditunjukkan
Baik (3) bila fokus amatan ditunjukkan lebih dari 1 kali
Cukup (2) bila fokus amatan ditunjukkan hanya 1 kali
Kurang (1) bila fokus amatan belum ditunjukkan dengan baik

∑ 𝒔𝒌𝒐𝒓
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 𝟏𝟎𝟎
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
PERTEMUAN 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(PERTEMUAN V)

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/ II
Pokok Bahasan : Momentum dan Impuls
Sub Pokok Bahasan : Tumbukan
Model Pembelajaran : Pembelajaran Langsung
Alokasi Waktu : 3× 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
1.5 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad
raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan
berdiskusi.
3.11 Menerapkan konsep momentum dan impuls, serta hukum kekekalan
momentum dalam kehidupan sehari-hari
4.11 Menyajikan hasil pengujian penerapan hukum kekekalan momentum,
misalnya bola jatuh bebas ke lantai dan roket sederhana
C. Indikator Pembelajaran
3.10.3 Menunjukkan sikap mengagumi kebesaran Tuhan yang telah menciptakan
pengetahuan momentum dan impuls.
3.10.4 Menunjukkan sikap bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan
kesempatan mempelajari, memahami, dan menerapkan konsep momentum
dan impuls dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.1 Menunjukkan sikap ingin tahu, kritis, teliti, dan bertanggungjawab dalam
menganalisis momentum dan impuls.
2.1.2 Menunjukkan sikap kerjasama yang baik, toleransi, disiplin, jujur, dan
komunikatif selama pembelajaran momentum dan impuls.
3.10.1 Menerapkan konsep tumbukan.
3.10.2 Mengaplikasikan hukum kekekalan momentum pada roket sederhana.
4.10.1 Mempresentasikan hasil diskusi terkait tumbukan.

D. Tujuan Pembelajaran
Jenjang
No Tujuan
Pengetahuan
Siswa mampu menunjukkan sikap mengagumi
kebesaran Tuhan yang telah menciptakan
1 pengetahuan momentum dan impuls melalui upaya -
perenungan fenomena-fenomena alam yang
berkaitan.
Siswa mampu menunjukkan sikap bersyukur kepada
Tuhan yang telah memberikan kesempatan
2 mempelajari, memahami, dan menerapkan konsep -
momentum dan impuls dalam kehidupan sehari-hari
melalui aktivitas berenung.
Siswa mampu menunjukkan sikap ingin tahu, kritis,
teliti, dan bertanggungjawab dalam menganalisis
3 usaha dan energi melalui kegiatan -
mendemontrasikan pengetahuan dan memberikan
kesempatan pelatihan lanjutan.
Siswa mampu menunjukkan sikap kerjasama yang
baik, toleransi, disiplin, jujur, dan komunikatif
4 selama pembelajaran usaha dan energi melalui -
kegiatan membimbing pelatihan dan mengecek
pemahaman dan memberikan umpan balik.
5 Siswa mampu menerapkan konsep tumbukan C3
melalui kegiatan mendemontrasikan pengetahuan
atau keterampilan.
6 Siswa mampu mengaplikasikan hukum kekekalan C3
momentum pada roket sederhana melalui kegiatan
mendemontrasikan pengetahuan atau keterampilan.
7 Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi -
mengenai tumbukan melalui kegiatan
mendemontrasikan pengetahuan atau keterampilan..

E. Materi Pembelajaran
Tujuan Materi
5 Pada peristiwa tumbukan jika tidak ada gaya luar yang bekerja
pada sistem, maka hukum kekekalan momentum linier selalu
berlaku, tetapi hukum kekekalan energi kinetik umumnya tidak
berlaku. Berdasarkan berlaku atau tidaknya hukum kekekalan energi
mekanik (kususnya energi kinetik), tumbukan dibagi atas dua jeni;
tumbukan lenting sempurna dan tumbukan tidak lenting. Pada
peristiwa tumbukan lenting sempurna energi kinetik sistem konstan
(tidak berubah) dan berlaku hukum kekekalan energi kinetik. Pada
peristiwa tumbukan tidak lenting hukum kekekalan energi kinetik
tidak berlaku. Tumbukan dikatakan tidak lenting sama sekali
apabila sesaat setelah peristiwa tumbukan berlangsung kedua benda
saling menempel (bergabung, sehingga kedua benda dapat dianggap
menjadi satu benda) dan keduanya bergerak bersama dengan
kecepatan yang sama.
a. Tumbukan Lenting Sempurna
Dua benda bermassa m1 dan m 2 yang sedang bergerak saling
 
mendekati dengan kecepatan v1 dan v2 sepanjang suatu garis lurus,
seperti ditunjukan pada Gambar 1a. keduanya bertumbukan lenting
sempurna dan kecepatan masing-masing sesudah tumbukan adalah
 
v1' dan v 2' (Gambar 1b). Kecepatan dapat bertanda positif atau
negatif bergantung pada apakah benda-benda bergerak ke kanan
atau ke kiri. Berdasarkan persamaan hukum kekekalan momentum:
   
m1v1  m2 v2  m1v1'  m1v1' (1)
Persamaan (1) memberikan hubungan antara kedua kecepatan
' 
v1 dan v 2' yang tidak diketahui (diandaikan kecepatan sebelum
 
tumbukan v1 dan v2 ). Untuk menentukan kecepatan yang tak

(a) sebelum tumbukan


 
v1 v2

m1 m2
(b) sesudah tumbukan

 
v1 v2

m1 m2
Gambar 1 Tumbukan lenting
sempurna antar dua bola keras.

diketahui ini diperlukan satu buah persamaan lagi yang


 
menghubungkan v1' dan v 2' . Untuk tumbukan lenting sempurna
berlaku hukum kekekalan energi kineti, yaitu energi kinetik sistem
sesaat sebelum dan sesudah tumbukan sama besarnya.
EK1  EK 2  EK1'  EK 2'
   
1
2
m1  v12  12 m 2  v 22  12 m1  (v1' ) 2  12 m 2  (v 2' ) 2 (1)

Persamaan (1) dan (2) cukup untuk menentukan kecepatan v1'

dan v 2' . Persamaan (2) memiliki bentuk kuadratik sehingga dapat
menyulitkan dalam menurunkan persamaan, sehingga langkah yang
dapat dilakukan adalah menggabungkan persamaan (1) dan (2)
untuk memperoleh persamaan linier ke tiga.
Berdasarkan persamaan (1) dapat kita tuliskan:
   
m1v1  m2 v2  m1v1'  m1v1'
   
m1v1  m1v1'  m2 v 2'  m2 v 2
   
m1 (v1  v1' )  m2 (v2'  v2 ) (3)
Dan persamaan (2) menjadi:
   
1
2
m1  v12  12 m 2  v 22  12 m1  (v1' ) 2  12 m 2  (v 2' ) 2
 2 2 
m1 (v12  v1' )  m2 (v 2'  v 22 )
Sesuai pemfaktoran (a 2  b 2 )  (a  b)(a  b) maka:
      
m1 (v1  v1' )(v1  v1' )  m2 (v 2'  v 2 )(v 2'  v 2 ) (4)
Kemudian bagilah persamaan (4) dengan persamaan (3) maka akan
diperoleh:
      
m1 (v1  v1' )(v1  v1' ) m2 (v 2'  v 2 )(v 2'  v 2 )
    
m1 (v1  v1' ) m2 (v 2'  v 2 )
   
v1  v1'  v 2'  v 2
   
v1  v 2  v1'  v 2'
   
 (v 2  v1 )  (v 2'  v1' )
  
Jika kita gunakan notasi delta maka v  v2  v1 dan
  
v '  v 2'  v1' , sehingga kita peroleh persamaan berikut:

v '   v
   
v 2'  v1'  (v 2  v1 ) (5)
  
v  v2  v1 adalah kecepatan relatif benda 2 dilihat oleh
  
benda 1 sesaat sebelum tumbukan, sedangkan v '  v 2'  v1' adalah
kecepatan relatif benda dilihat oleh benda 1 sesaat sesudah
tumbukan. Jadi, Persamaan (5) dapat dinyatakan sebagai berikut:
”untuk tumbukan lenting sempurna, kecepatan relatif sesaat
sesudah tumbukan sama dengan minus kecepatan relatif sesaat
sebelum tumbukan”.

b. Tumbukan tidak lenting


Segumpalan tanah liat yang masih lembek dilemparkan dalam
arah mendatar menuju ke
sebuah bola biliar yang sebelum
diam di atas lantai licin 
v
(lihat Gambar 2) kita
amati gumpalan tanah liat
menumbuk sentral bola plastisin Bola biliar
biliar dan sesaat sesudah
tumbukan
tumbukan tanah liat
menempel pada bola biliar
dan keduanya kemudian sesudah
bergerak bersama dengan 
v'
kecepatan sama (Gambar
2). Peristiwa ini adalah
contoh tumbukan tidak Gambar 2 Contoh tumbukan tidak
lenting sama sekali. Pada lenting sama sekali antara segumpal
peristiwa tumbukan tidak tanah liat dan bola biliar
lenting sama sekali, sesaat
setelah tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak bersama
dengan kecepatan yang sama, sehingga pada peristiwa tumbukan
tidak lenting sama sekali berlaku hubungan kecepatan setelah
tumbukan sebagai berikut:
  
v1'  v 2'  v ' (6)
Jika persamaan (1) dan (6) kita gabungkan maka akan di
peroleh persamaan berikut:
   
m1v1  m2 v2  m1v1'  m1v1'
  
m1v1  m2 v 2  (m1  m2 )v ' (7)
Untuk kasus tumbukan kusus, jika salah satu bendanya
semula diam kita dapat memperoleh hubungan rasio antara energi
kinetik akhir sistem dan energi kinetik awal sistem. Hubungan ini
dapat diperoleh dengan menuliskan energi kinetik dalam bentuk
momentum. Misalkan benda yang datang bermassa m1 dengan

kecepatan v1 dan benda kedua yang diam bermassa m 2 (lihat


v1

m1  m1
v'

m1  m2
Gambar 3 Tumbukan tak lenting sama
srkali antara benda m1 dan benda m1
yang semula diam.
Gambar 3). momentum awal sistem kedua benda adalah
  
p  m1v1  m2 v2

karena v 2  0 maka;
 
p  m1v1 (8)
Energi kinetik awal sistem
 
EK  12 m1v12  12 m2 v 22

 2 (m1v1 ) 2
EK  2 m1v1 
1
(9)
2m1
Substitusi persamaan (8) ke persamaan (9) maka akan
diperoleh persamaan:

p2
EK  (10)
2m1
Setelah tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak dengan

kecepatan v ' . Momentum akhir sistem kedua benda adalah
 
p '  (m1  m2 )v '
 
karena p '  p maka:
 
p  (m1  m2 )v ' (11)

 ' 2 [( m1  m2 )v ' ] 2
EK  (m1  m2 )(v ) 
' 1
(12)
2
2(m1  m2 )
Substitusi persamaan (11) ke persamaan (12) maka akan
diperolah:

p2
EK  '
(13)
2(m1  m 2 )
Dari perbandingan Persamaan (10) dan Persamaan (13), jelas
bahwa energi kinetik akhir lebih kecil daripada energi kinetik awal.
Rasio antara energi kinetik akhir dan awal sistem adalah:

p2
EK ' 2(m1  m 2 )

EK p2
2m1
EK ' m1
 (14)
EK m1  m 2
Koefisien Restitusi
Tumbukan lenting sempurna dan tumbukan tak lenting sama
sekali merupakan dua kasus yang ekstrem. Pada umumnya sebagian
besar tumbukan berada diantara kedua ekstrem ini. Tumbukan ini
disebut tumbukan lenting sebagian. Sebagai contoh, bola tenis atau
bola kasti yang Anda lepas dari ketinggian h1 di atas lantai akan
terpental setinggi h2 , di mana h2 selalu lebih kecil dari h1 . Untuk
menjelaskan tumbukan lenting sebagian kita harus mengenal dulu
tumbukan lenting sebagian, kita harus mengenal dulu tentang
koefisien restitusi.
Ingat kembali peristiwa tumbukan lenting sempurna, dan
Persamaan (5):
 
v '  v
Atau

 v '
 1
v
 
Rasio  v ' v inilah yang yang didefinisikan sebagai
koefisien restitusi. Sehingga dapat kita tuliskan persamaan:
  
 v '  (v 2  v1 )
e   (15)
v v 2  v1
Nilai koefisien restitusi adalah terbatas, yaitu dari nol dan satu
(0  e  1) . Untuk tumbukan lenting sempurna jelas bahwa :

 v '
e  1
v
Untuk tumbukan tak lenting sama sekali koefisien restitusinya
adalah:
  
 v '  (v 2  v1 )  
e   0 Sebab v 2'  v1'
v v 2  v1
Tumbukan lenting sebagian memiliki koefisien restitusi
(0  e  1) , misalnya e  12 , e  13 , dan e  0,6 .
c. Tumbukan lenting sebagian
Pada tumbukan lenting sebagian, beberapa energi kinetik
akan diubah menjadi energi bentuk lain seperti panas, bunyi, dan
sebagainya. Akibatnya, energi kinetik sebelum tumbukan lebih
besar dari pada energi kinetik sesudah tumbukan. Sebagian besar
tumbukan yang terjadi antara dua benda merupakan tumbukan
lenting sebagian. Pada tumbukan lenting sebagian berlaku hukum
kekekalan momentum, tetapi tidak berlaku hukum kekekalan energi
kinetik.

 EK   EK '

EK1  EK 2  EK1'  EK 2'


   
v1  v 2  v1'  v 2'
Sehingga dapat persamaan (15) menjadi:
 
 (v 2  v1 )
1 (16)
v 2  v1
Tumbukan lenting sebagian memiliki koefisien restitusi
(0  e  1)
Untuk menentukan kefisien restitusi benda yang bertumbukan
perhatikan contoh berikut.
Sebagai contoh, bola tenis atau bola kasti yang dilepas dari
ketinggian h1 di atas lantai maka akan terjadi tumbukan antara bola
dengan lantai sehingga bola memantul setinggi h2 , di mana h2
selalu lebih kecil dari h1 . Berdasarkan persamaan gerak jatuh bebas
kecepatan benda sesaat sebelum dan sesudah tumbukan adalah:

v1   2gh1
Gerak bola sesaat setelah tumbukan terjadi dapat
didefinisikan dengan gerak jatuh bebas, sehingga:

v1'   2gh2 (arah ke atas negatif)
Karena lantai diam, maka kecepatan lantai sebelum dan
 
sesudah tumbukan adalah nol, v 2  v 2'  0 , sehingga besarnya
koefisien restitusinya adalah
  
(v1'  v 2' ) (v1'  0)
e    
v1  v 2 (v1  0)
'
v ( 2 gh2 )
e   1  
v1  2 gh1
h2
e (17)
h1
Contoh soal.
Bola A dan bola B dengan massa masing-masing 300 gr dan 400 gr
bergerak dengan arah berlawanan pada satu garis lurus. Bola A
bergerak dengan kecepatan 4 𝑚/𝑠 dan bola 𝐵 bergerak dengan
kecepatan 6 𝑚/𝑠. Setelah terjadi tumbukan, kecepatan bola B
menjadi 3 𝑚/𝑠 berlawanan dengan arah semula. Hitunglah
kecepatan bola A setelah tumbukan! Apakah yang terjadi dengan
bola A?
6 Sebuah roket diluncurkan vertikal ke atas menuju atmosfer
Bumi. Hal ini dapat dilakukan karena adanya gaya dorong dari
mesin roket yang bekerja berdasarkan impuls yang diberikan oleh
roket. Pada saat roket sedang bergerak, akan berlaku hukum
kekekalan momentum. Pada saat roket belum dinyalakan,
momentum roket adalah nol. Apabila bahan bakar di dalamnya telah
dinyalakan, pancaran gas mendapatkan momentum yang arahnya ke
bawah. Oleh karena momentum bersifat kekal, roket pun akan
mendapatkan momentum yang arahnya berlawanan dengan arah
buang bersifat gas roket tersebut dan besarnya sama.
Secara matematis gaya dorong pada roket dinyatakan dalam
hubungan berikut.
FΔt = Δ(mv)
∆𝑚
𝐹 = ∆𝑡 𝑣
Dengan : F = Gaya dorong roket
∆𝑚
= Perubahan massa terhadap waktu
∆𝑡
v = kecepatan roket
Contoh soal.
Sebuah roket menyemburkan gas dengan kelajuan 200 kg per sekon.
Jika kecepatan molekul-molekul gas mencapai 300 m/s, berapakah
gaya dorong pada roket tersebut?

F. Model dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Pemahaman konsep
2. Metode : ceramah
3. Model : pembelajaran langsung
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penilaian Alokasi
Waktu
Pendahulu Guru Menyampaikan tujuan dan Guru 15 Menit
an mempersiapkan siswa melakukan
 Guru membuka pelajaran dengan penilaian
sikap:
salam dan berdoa
13. Rasa
 Mengabsen kehadiran siswa ingin tahu.
 Guru mengecek pengetahuan 14. Syuku
siswa dengan menanyakan r
tentang tumbukan 15. Kagu
m
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
 Guru memotivasi siswa dengan
menyampaikan pentingnya
mempelajari tumbukan
Kegiatan Mendemonstrasikan pengetahuan Guru 75 Menit
Inti atau keterampilan melakukan
 Guru menjelaskan secara umum penilaian
sikap:
tentang pengertian tumbukan dan
21. Rasa
formulasi tumbukan ingin tahu.
 Siswa memahami, mencatat 22. Jujur
informasi yang disajikan guru 23. Kritis
 Guru membagikan LKS 24. Jujur
mengenai tumbukan 25. Tangg
ung jawab
 Siswa mencari data untuk
menjawab pertanyaan dengan Guru
membaca berbagai melakukan
sumber/literatur yang tersedia penilaian
secara mandiri keterampilan:
9. Pelaksana
an diskusi
di kelas
10. Mem
presentasi
kan hasil
diskusi

Membimbing pelatihan Guru


 Guru membimbing siswa dalam melakukan
menyelesaikan soal penilaian
sikap:
 Siswa melatih diri dengan 17. Rasa
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penilaian Alokasi
Waktu
dibantu oleh guru ingin
 Siswa mengerjakan tugas yang tahu.
diberikan guru 18. Jujur
19. Kerja
sama
20. Toler
ansi

Mengecek pemahaman dan Guru


memberikan umpan balik melakukan
 Guru memeriksa keberhasilan penilaian
sikap:
siswa dalam mengerjakan tugas
5. Disiplin
 Guru memberikan komentar
terhadap pekerjaan siswa
 Guru menyimpulkan materi
pelajaran
 Siswa mencermati dan mencatat
kesimpulan materi pelajaran
Memberikan kesempatan untuk Guru
pelatihan lanjutan dan penerapan melakukan
 Guru mempersiapkan penilaian
sikap:
kesempatan melakukan pelatihan
13. Rasa
lanjutan, dengan perhatian ingin
khusus pada penerapan kepada tahu.
situasi lebih kompleks dan 14. Teliti
kehidupan sehari-hari 15. Komu
 Siswa melakukan pelatihan nikati
f
lanjutan, yang berhubungan
dengan penerapan materi
pelajaran pada situasi yang lebih
kompleks
Penutup  Guru memberikan kuis kepada 19 Menit
siswa terkait materi yang telah
dibahas
 Guru menyampaikan tugas
rumah, dan materi pertemuan
berikutnya
 Guru dan siswa bersama-sama
mengucapkan salam penutup
untuk mengakhiri proses
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penilaian Alokasi
Waktu
pembelajaran

H. Media, Alat, Sumber Pembelajaran


Media : LKS, Kuis, dan Papan Tulis
Alat : Spidol dan Proyektor
Sumber :
 Kanginan, M. 2002. Fisika 2A Untuk SMA Kelas XI Semester 1.
Jakarta: Erlangga.
 Giancoli, D.C. 2014. Physics: Principle With Applications
Seventh Edition. New York: Pearson Prentice Hall.
I. Penilaian
Bentuk
No. Aspek Teknik Keterangan
Instrumen
1 Sikap Observasi Lembar Instrumen
 Kagum (spiritual pengamatan Pengamatan/Pe
 Syukur dan sosial) sikap nilaian, Rubrik
 Rasa ingin tahu. Penilaian dan
 Kritis pedoman
 Teliti penskoran
 Toleransi (Terlampir)
 Disiplin
 Komunikatif
 Bekerja sama.
 Jujur
 Bertanggung jawab
2 Pengetahuan Tes tertulis Tes tertulis dan Instrumen
 Menerapkan konsep LKS Penilaian LKS,
tumbukan. Kuis, Rubrik,
 Mengaplikasikan dan Pedoman
hukum kekekalan Penskoran
momentum pada roket (Terlampir)
sederhana
3 Keterampilan Observasi, Lembar Instrumen
3. Mempresentasikan Diskusi Penilaian Penilaian,
hasil diskusi Kinerja Rubrik dan
mengenai tumbukan Presentasi dan pedoman
diskusi penskoran
(Terlampir)
LAMPIRAN 01

PENILAIAN SIKAP
Rubrik Penilaian
Rubrik Penilaian Sikap

No. Komponen Kriteria

1 Kagum Mampu mengagumi kebesaran Tuhan yang menciptakan


alam semesta khususnya fenomena alam berkaitan
dengan konsep usaha dan energi
2 Syukur Mampu sujud syukur kehadapan Tuhan

3 Ingin tahu (m) Memperhatikan dan tertarik terhadap hal-hal


baru.
(n) Mengajukan bermacam-macam pertanyaan tentang
informasi yang diperolehnya
(o) Secara spontan menggunakan sumber-sumber
informasi untuk mengetahui sesuatu yang baru.
4 Jujur (i) Menyampaikan gagasan atau hasil diskusi apa
adanya.
(j) Mengerjakan kuis atau tes secara individu sesuai
dengan kemampuannya sendiri tanpa kecurangan.
5 Kritis (m) Mampu menunjukkan konsep-konsep penting yang
perlu diperhatikan baik dalam diskusi kelompok
maupun diskusi kelas.
(n) Mengetahui adanya konsep-konsep yang belum
disampaikan oleh kelompok yang presentasi.
(o) Mampu memberikan solusi atas kekurangan yang
diketahui dari kelompok yang presentasi.
6 Komunikatif Mampu mengkomunikasi pendapat dengan baik
sehingga mudah dipahami dan dimengerti
7 Tanggung (i) Mengerjakan LKS tepat waktu.
Jawab (j) Mengerjakan tugas atau latihan sesuai dengan yang
diinstruksikan oleh guru.
8 Kerja sama Bekerjasama dengan teman kelompok.
9 Teliti Selalu berhati-hati dan teliti dalam melakukan
pengamatan terhadap permasalahan dan pengerjaan
tugas
10 Toleransi Dapat menerima dengan baik perbedaan pendapat
dengan orang lain
11 Disiplin Selalu datang tepat waktu dan mengikuti kegiatan
dengan tertib

Kriteria Penskoran
Keterangan:
5 = Sangat Baik/Sangat Sering
4 = Baik/Sering
3 = Cukup
2 = Kurang/Jarang
1 = Sangar Kurang/Sangat Jarang
Skor maksimal : 17 x 5 = 85
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Nilai sikap di kualifikasi menjadi predikat sebagai berikut:
SB = Sangat Baik  80 – 100
B = Baik  70 – 90
C = Cukup  60 – 69
K = Kurang  < 60
5
4
3
2
1

...
No

Dst.
Nama

1 (kagum)
a

2 (syukur)

3 (ingin tahu)

4 (Jujur)

5 (kritis)
a b c a b a b c
A

6(komunikatif)
Lembar Observasi Penilaian Sikap

7 (tanggung
A b

jawab)
a

8 (kerja sama)
a

9 (teliti)
a

10 (toleransi)
a

11 (disiplin)
Skor
Nilai
LAMPIRAN 02
LEMBAR KERJA SISWA
( L K S 0 5)
Kompetensi Dasar
 Menerapkan konsep momentum dan impuls, serta hukum kekekalan
momentum dalam kehidupan sehari-hari
Indikator Pembelajaran
 Menerapkan konsep tumbukan.
 Mengaplikasikan hukum kekekalan momentum pada roket sederhana.

Hari, tanggal :
…………………………………….……..
Nilai
Nama Anggota Kelompok:
1……………………………………………………………………..
2……………………………………………………………………..
3……………………………………………………………………..
4……………………………………………………………………..
5……………………………………………………………………..
6……………………………………………………………………..

Diskusikanlah dalam kelompok persoalan-persoalan berikut!

1. Misalkan terdapat dua bola biliar dengan massa sama, sebut saja bola A dan
bola B. Bola A bergerak ke kanan tanpa putaran menumbuk bola B yang diam.
Setelah tumbukan, bola A diam, sedangkan bola B bergerak ke kanan dengan
kecepatan yang sama dengan kecepatan datangnya bola A. Berdasarkan
fenomena ini, dapat diselidiki momentum dan energi kinetik sistem sebelum
dan sesudah terjadinya tumbukan. Anda dapat memisalkan massa bola A
adalah 𝑚𝐴 , massa bola B adalah 𝑚𝐵 , kecepatan bola A dan bola B sebelum
tumbukan adalah 𝑣𝐴 dan 𝑣𝐵 , dan untuk kecepatan bola setelah tumbukan dapat
diberikan tanda aksen (‘), misalnya 𝑣𝐴 ′ dan 𝑣𝐵 ′.
a. Momentum sistem sebelum tumbukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
b. Momentum sistem setelah tumbukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
c. Energi kinetik sistem sebelum tumbukan:
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
d. Energi kinetik sistem setelah tumbukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
e. Berdasarkan momentum awal dan momentum akhir sistem yang anda
dapat, jelaskan apakah berlaku hukum kekekalan momentum pada
peristiwa tumbukan tersebut?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
f. Berdasarkan energi kinetik awal dan akhir sistem yang anda dapatkan,
jelaskan apakah berlaku kekekalan energi kinetik pada peristiwa tumbukan
tersebut?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
g. Jenis tumbukan apakah yang terjadi pada dua bola biliard tersebut?
Mengapa anda menyatakan jenis tumbukan itu?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Sebuah peluru ditembakkan terhadap balok kayu yang diam menggantung,
setelah mengenai kayu, peluru bersarang di kayu dan menyebabkan kayu
berayun bersama-sama peluru. Berdasarkan peristiwa ini, dapat diperiksa
energi kinetik sistem sebelum dan setelah terjadinya tumbukan. Anda dapat
memisalkan massa peluru adalah 𝑚𝑝 , massa balok 𝑚𝐵 , kecepatan awal peluru
dan balok sebelum tumbukan adalah 𝑣𝑝 𝑑𝑎𝑛 𝑣𝐵 , dan kecepatannya setelah
tumbukan adalah 𝑣𝑝 ′ dan 𝑣𝐵 ′.
a. Energi kinetik sistem sebelum tumbukan:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
b. Energi kinetik sistem setelah tumbukan:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
c. Apakah pada peristiwa tumbukan tersebut berlaku hukum kekekalan
energi kinetik?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
d. Apakah jenis tumbukan tersebut?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3. Bola A dan bola B dengan massa masing-masing 300 gr dan 400 gr bergerak
dengan arah berlawanan pada satu garis lurus. Bola A bergerak dengan
kecepatan 4 𝑚/𝑠 dan bola 𝐵 bergerak dengan kecepatan 6 𝑚/𝑠. Setelah
terjadi tumbukan, kecepatan bola B menjadi 3 𝑚/𝑠 berlawanan dengan arah
semula. Hitunglah kecepatan bola A setelah tumbukan! Apakah yang terjadi
dengan bola A?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

4. Sebuah roket menyemburkan gas dengan kelajuan 200 kg per sekon. Jika
kecepatan molekul-molekul gas mencapai 300 m/s, berapakah gaya dorong
pada roket tersebut?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
KUNCI JAWABAN LKS
Lampiran Kunci Jawaban LKS

No.
Soal Jawaban
1 a. Momentum sistem sebelum tumbukan:
𝑝𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝐴 𝑣𝐴 + 𝑚𝐵 𝑣𝐵
𝑝𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝐴 𝑣𝐴 + 𝑚𝐵 (0)
𝑝𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝐴 𝑣𝐴
b. Momentum sistem setelah tumbukan:
𝑝𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝐴 𝑣𝐴′ + 𝑚𝐵 𝑣𝐵′
𝑝𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝐴 (0) + 𝑚𝐵 𝑣𝐵′
𝑝𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝐵 𝑣𝐵
c. Energi kinetik sistem sebelum tumbukan
1 1
𝐸𝐾𝐴𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝐴 𝑣𝐴2 + 𝑚𝐵 𝑣𝐵2
2 2
1 1
𝐸𝐾𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝐴 𝑣𝐴2 + 𝑚𝐵 (0)2
2 2
1
𝐸𝐾𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝐴 𝑣𝐴2
2
d. Energi kinetik sistem setelah tumbukan
1 2 1 2
𝐸𝐾𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝐴 𝑣 ′𝐴 + 𝑚𝐵 𝑣 ′ 𝐵
2 2
1 1 2
𝐸𝐾𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝐴 (0)2 + 𝑚𝐵 𝑣 ′ 𝐵
2 2
1 2
𝐸𝐾𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝐵 𝑣 ′ 𝐵
2
e. Berlaku hukum kekekalan momentum linier, karena massa kedua bola
sama dan kecepatan bola B setelah tumbukan sama dengan kecepatan
bola A sebelum tumbukan (𝑣𝐵′ = 𝑣𝐴 ), sehingga 𝑃𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑃𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 .
f. Energi kinetik awal sistem sama dengan energi kinetik akhir sistem,
karena massa kedua bola biliard sama dan kecepatan bola B setelah
tumbukan sama dengan kecepatan bola A sebelum tumbukan,
sehingga 𝐸𝐾𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝐸𝐾𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 .
g. Tumbukan tersebut merupakan tumbukan lenting sempurna karena
energi kinetik sistem setelah tumbukan sama dengan energi kinetik
sistem sebelum tumbukan.

2 a. Eneri kinetik sistem sebelum tumbukan:


1 1
𝐸𝐾𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝑝 𝑣𝑝2 + 𝑚𝐵 𝑣𝐵2
2 2
1 1
𝐸𝐾𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝑝 𝑣𝑝2 + 𝑚𝐵 (0)2
2 2
1
𝐸𝐾𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝑝 𝑣𝑝2
2
b. Energi kinetik sistem setelah tumbukan:
1 1
𝐸𝐾𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝐴 𝑣𝐴′2 + 𝑚𝐵 𝑣𝐵′2
2 2
Karena setelah bertumbukan kedua benda bersatu dan kecepatan

keduanya sama, maka:

1 ′2
(𝑚 + 𝑚𝐵 )𝑣𝐴𝐵
𝐸𝐾𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =
2 𝐴
c. Pada tumbukan tersebut tidak berlaku kekekalan energi kinetik,
karena energi kinetik awal tidak sama dengan energi kinetik akhir
sistem.
d. Jenis tumbukan yang terjadi adalah tumbukan tidak lenting sama
sekali karena setelah bertumbukan kedua benda bergabung menjadi
satu dan energi kinetik sistem tidak kekal.

3 Diketahui:
𝑚𝐴 = 300 𝑔𝑟 = 0,3 𝑘𝑔
𝑚𝐵 = 400 𝑔𝑟 = 0,4 𝑘𝑔
𝑣𝐴 = 4 𝑚/𝑠
𝑣𝐵 = 6 𝑚/𝑠
𝑣𝐵′ = 3 𝑚/𝑠
Ditanyakan: 𝑣𝐴 ′ = ⋯ ?
Penyelesaian:
Menggunakan hukum kekekalan momentum:

𝑚𝐴 𝑣𝐴 + 𝑚𝐵 𝑣𝐵 = 𝑚𝐴 𝑣′𝐴 + 𝑚𝐵 𝑣′𝐵
Ditentukan bahwa kecepatan yang searah dengan benda A positif, dan
yang berlawanan arah dengan gerak benda A negatif, sehingga:
𝑚 𝑚 𝑚
0,3 𝑘𝑔 (4 ) + 0,4 𝑘𝑔 (−6 ) = 0,3 𝑘𝑔(𝑣𝐴′ ) + 0,4 𝑘𝑔 (3 )
𝑠 𝑠 𝑠
𝑚 𝑚
1,2 𝑘𝑔 − 2,4 𝑘𝑔 = 0,3 𝑘𝑔 ∙ 𝑣𝐴′ + 1,2 𝑘𝑔 𝑚/𝑠
𝑠 𝑠
2,4 𝑘𝑔 𝑚/𝑠
𝑣𝐴′ = −
0,3 𝑘𝑔
𝑣𝐴′ = −8 𝑚/𝑠
Jadi, kecepatan bola A adalah 8 𝑚/𝑠 berlawanan dengan arah semula.
4 Diketahui:
v = 300 m/s
Δm/Δt = 200 kg/s.
Ditanyakan:
F..........?
Jawab :
∆𝑚
𝐹= 𝑣
∆𝑡

F = (200 kg/s)(300 m/s) = 60.000 N.


RUBRIK PENILAIAN LKS
Model Argumentasi atau Hubungan Antar Konsep
Rubrik Penilaian LKS Model Argumentasi
Skor
No Kriteria

1 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih


untuk memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep
4
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
disajikan mendalam.
2 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep
3
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan tetapi argumentasi yang
disajikan kurang mendalam.
3 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih 2
Skor
No Kriteria

untuk memecahkan masalah tepat, tetapi hubungan antar konsep


tidak dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
disajikan kurang mendalam.
4 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, tetapi konsep yang
dipilih untuk memecahkan masalah tidak tepat, hubungan antar
1
konsep tidak dideskripsikan secara jelas dan logis, dan
argumentasi yang disajikan kurang mendalam.
5 Permasalahan tidak diidentifikasi secara tepat, konsep yang
dipilih untuk memecahkan masalah tidak tepat, dan hubungan
0
antar konsep tidak dideskripsikan secara jelas dan logis atau tidak
menjawab

Model Hitungan
Rubrik Penilaian LKS Model Hitungan

No Kriteria Skor
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat,
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus
1 yang berkaitan dengan konsep secara benar, mensubstitusi angka 5
dalam rumus secar benar, dan melakukan perhitungan dengan
satuan yang benar.
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat,
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus
2 yang berkaitan dengan konsep secara benar, dan mensubstitusi 4
angka dalam rumus secara benar, namun melakukan perhitungan
dengan satuan yang salah.
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat,
3 merumuskan yang ditanyakan secara tepat, dan menuliskan rumus 3
yang berkaitan dengan konsep secara benar
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, dan
4 2
merumuskan yang ditanyakan secara tepat
5 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat 1
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan salah atau tidak
6 0
menjawab

∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑢𝑖𝑠 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Kuis Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X MIPA
Pokok Bahasan : Momentum dan Impuls

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

1. Jika energi kinetik sistem benda yang bertumbukan kekal, maka apakah jenis
tumbukan tersebut?
2. Mengapa pada tumbukan jenis tertentu energi kinetic sistem setelah
tumbukan tidak sama dengan energi kinetic sistem sebelum tumbukan?
3. Dua bola A dan B yang massanya sama yaitu 2 kg bertumbukan. Bola A
bergerak dengan kecepatan 10 𝑚/𝑠 menumbuk bola B yang diam. Setelah
tumbukan, bola A diam sedangkan bola B bergerak dengan arah yang sama
dengan arah bola A sebelum tumbukan. Tentukan kecepatan bola B setelah
tumbukan.
KUNCI JAWABAN KUIS
Lampiran Kunci Jawaban Kuis

No.
Jawaban
Soal
Tumbukan lenting sempurna, karena pada tumbukan lenting sempurna
1
energi kinetik sistem kekal.
Karena energi kinetik sistem dapat berubah menjadi energi bentuk lain,
2
sehingga pada suatu tumbukan energi kinetiknya kadang tidak kekal.
Diketahui:
𝑚𝐴 = 𝑚𝐵 = 2 𝑘𝑔; 𝑣𝐴 = 10 𝑚/𝑠 ; 𝑣𝐵 = 0 𝑚/𝑠, 𝑣𝐴′ = 0 𝑚/𝑠
Ditanyakan: 𝑣𝐵 ′ = ⋯ ?
Penyelesaian:
3 Menggunakan hukum kekekalan momentum:
𝑚𝐴 𝑣𝐴 + 𝑚𝐵 𝑣𝐵 = 𝑚𝐴 𝑣𝐴 ′ + 𝑚𝐵 𝑣𝐵 ′
2(10) + 2(0) = 2(0) + 2(𝑣𝐵′ )
20 = 2 𝑣𝐵 ′
𝑣𝐵′ = 10 𝑚/𝑠
RUBRIK PENILAIAN KUIS
Model Argumentasi atau Hubungan Antar Konsep
Skor
No Kriteria
1 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih untuk
memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep dideskripsikan 4
secara jelas dan logis, dan argumentasi yang disajikan mendalam.
2 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih untuk
memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep dideskripsikan
3
secara jelas dan logis, dan tetapi argumentasi yang disajikan kurang
mendalam.
3 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih untuk
memecahkan masalah tepat, tetapi hubungan antar konsep tidak
2
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang disajikan
kurang mendalam.
4 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, tetapi konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tidak tepat, hubungan antar konsep tidak
1
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang disajikan
kurang mendalam.
5 Permasalahan tidak diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tidak tepat, dan hubungan antar konsep 0
tidak dideskripsikan secara jelas dan logis atau tidak menjawab

Model Hitungan

No Kriteria Skor
1 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 5
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus yang
berkaitan dengan konsep secara benar, mensubstitusi angka dalam
rumus secar benar, dan melakukan perhitungan dengan satuan yang
benar.
2 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 4
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus yang
berkaitan dengan konsep secara benar, dan mensubstitusi angka dalam
rumus secara benar, namun melakukan perhitungan dengan satuan
yang salah.
3 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 3
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, dan menuliskan rumus
yang berkaitan dengan konsep secara benar
4 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, dan 2
merumuskan yang ditanyakan secara tepat
5 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat 1
6 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan salah atau tidak 0
menjawab

Penilaian

Jumlah Skor
c. Nilai   100
Skor Maksimal
LAMPIRAN 03

PENILAIAN KETERAMPILAN
Pedoman Penilaian Kompetensi Keterampilan Siswa
Pedoman Penilaian Keterampilan Siswa
No Komponen Kriteria

1 Mempresentasi (i) Menyampaikan hasil-hasil kegiatan secara


kan hasil diskusi sistematis
kelompok (j) Menyajikan dengan bahasa yang jelas

2 Diskusi kelas (q) Mengajukan pertanyaan dengan jelas dan tegas


(r) Menjawab pertanyaan dengan benar
(s) Menghargai perbedaan pendapat
(t) Terbuka terhadap kritik dan saran

Lembar Observasi Penilaian Keterampilan


Lembar Observasi Penilaian Keterampilan

No. Nama Siswa 1 2


1. (a) (b) (a) (b) (c) (d)
2.
3.

Rubrik Penilaian Kompetensi Keterampilan Siswa


Rubrik Penilaian Kompetensi Keterampilan Siswa

Skor Pencapaian Deskripsi


Sangat baik (4) bila fokus amatan sering ditunjukkan
Baik (3) bila fokus amatan ditunjukkan lebih dari 1 kali
Cukup (2) bila fokus amatan ditunjukkan hanya 1 kali
Kurang (1) bila fokus amatan belum ditunjukkan dengan baik

∑ 𝒔𝒌𝒐𝒓
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 𝟏𝟎𝟎
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎

Anda mungkin juga menyukai