PRAKTIKUM KROMATOGRAFI
Modul : Ion Exchange
Pembimbing : Tri Reksa Saputra, S.Si, M.Si
Oleh:
Kelompok : II
Nama : 1. Army Adi S 171431003
2. Dila Dilalah 171431007
3. Shifa Amadea D 171431025
4. Syifa Dhea N 171431031
Kelas : 2A – Analis Kimia
2019
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menentukan konsentrasi ion-ion H+, Na+, Mg2+, Zn2+dengan menggunakan resin penukar
ion.
2. Menentukan efisiensi resin penukar kation.
Ion Exchange atau penukar ion merupakan salah satu metoda penghilangan mineral dari
air, media yang umum dipakai berupa resin alam atau sintesis. Pada saat operasi dikontakkan
dengan resin penukar ion, maka ion terlarut dalam air akan terserap ke resin penukar ion dan
resin akan melepaskan ion lain dalam kesetaraan ekivalen, dengan melihat kondisi tersebut
maka kita dapat mengatur jenis ion yang diikat dan dilepas.
Sebagai media penukar ion, maka resin penukar ion harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1 Kapasitas total yang tinggi. Maksudnya resin memiliki kapasitas pertukaran ion yang
tinggi.
2 Kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat berulang-ulang. Resin akan
beroperasi dalam cairan yang mempunyai sifat melarutkan, karena itu resin harus tahan
terhadap air
3 Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja pada range pH yang luas
serta tahan terhadap asam dan basa. Demikian pula terhadap oksidasi dan radiasi.
4 Kestabilan fisik yang tinggi. Resin diharapkan tahan terhadap tekanan mekanis, tekanan
hidrostatis cairan serta tekanan osmosis.
Resin penukar ion adalah suatu strukur polimer yang mengandung suatu gugus aktif
yang terikat pada kerangka organik. Proses pembentukan resin terdiri dari dua tahap yaitu
pembentukan kerangka dan pembentukan gugus aktif. Umumnya untuk pembentukan
kerangka biasa dipakai cross linked polystirene yang dibentuk dari tetesan cairan monomer
yang disuspensikan dalam air. Dari proses tersebut diperoleh butiran yang keras, transparan,
tidak berwarna dan kedap air. Butiran-butiran ini belum memiliki sifat penukar ion. Tahap
selanjutnya pembentukan gugus aktif pada butiran-butiran tersebut.
Untuk resin penukar ion (ion exchange) proses adsorpsi sebenarnya merupakan suatu
reaksi kimia dimana suatu ion dibebaskan dari resin sedangkan ion yang lain diadsorpsi.
Resin yang terbuat dari phenol-formaldehida menunjukkan sifat penukar ion. Misalnya
kondensasi dari phenol-polohidrat dengan formaldehida akan menghasilkan resin yang akan
mengadsorpsi ion-ion Ca2+ dan membebaskan ion-ion H+ atau ion-ion Na+. Persamaan reaksi
untuk reaksi tersebut adalah:
1. Anion exchange resin (resin penukar anion), yaitu resin yang mempunyai kemampuan
menyerap/menukar anion-anion yang ada dalam air. Resin ini biasanya berupa gugus amin
aktif. Misalnya : R – NH2 (primary amine), R – R1NH (secondery amine), R – R21N
(tertiary amine), R – R31 NOH (quartenary amine). Dalam notasi diatas R menunjukan
polimer hidrokarbon dan R1 menunjukkan gugus tertentu misalanya CH2.
2. Cation exchange resin (resin penukar kation), yaitu resin yang mempunyai kemampuan
menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca, Mg, Na dan sebagainya yang ada dalam air.
Contoh: Hidrogen zeolith (H2Z), resin organic yang mempunyai gugus aktif
SO3H(R.SO3H), dan sulfonated coal.
Pada resin penukar kation, misalnya RSO3H, gugus aktif SO3 mempunyai daya afinitas
yang lebih besar terhadap kation-kation lain bila dibandingkan dengan H+. Tetapi sebaliknya
dapat pula terjadi pada regenerasi. Hal ini mungkin dapat terjadi kalau konsentrasi H+ dalam
larutan sangat tinggi.
Reaksi:
Ca Ca 2HCl
Mg + 2RSO3H Mg (RSO3)2 +
Na Na H2SO4
Apabila H+ RSO3H telah digantikan semua oleh kation-kation atau dengan perkataan
lain bahwa resin itu sudah jenuh, maka resin itu tidak aktif lagi. Sehingga harus diaktifkan
lagi dengan cara regenerasi. Sebagai regenerasi dapat dipakai HCl (konsentrasi 1-10 %).
Reaksi Regenerasi :
Ca Ca
Mg(RSO3)2 + H2SO4 2 RSO3H + Mg SO4
Na
aktif lagi dibuang
Lamanya waktu regenerasi bermacam-macam, tetapi pada umumnya berlangsung
minimal 30 menit atau sesuai spesifikasi pembuat. Setelah tahap regenerasi maka perlu
dilakukan pembilasan terhadap resin. Pembilasan yang dilakukan terdiri dua tahap yaitu
pembilasan awal dan pembilasan akhir. Pembilasan awal dilakukan untuk menghilangkan
sisa-sisa regenerasi yang masih menempel pada resin. Pembilasan akhir dilakukan untuk
menghilangkan kemungkinan garam yang terbentuk.
No Nama Bahan
1 HCL 6M
2 NaOH 0,1 M
3 Buffer ammonia
4 Indikator EBT
5 Resin penukar kation
6 EDTA
7 Indikator asam basa
8 KCN padat
2. Penentuan Jumlah Total mgrek H+ dan Ion-ion Logam (Na, Mg, Zn)
V. KESELAMATAN KERJA
Gunakan alat pelindung diri yang lengkap. Lakukan penambahan buffer ammonia didalam
lemari asam. Larutan NaOH jika dibiarkan dalam buret terlalu lama dapat membeku dan
sering menyebabkan penyumbatan pada lubang keluar air pada keran buret. Oleh karena itu,
larutan NaOH dimasukkan ke dalam buret jika titrasi telah siap dilakukan. Setelah selesai
praktikum, buret harus segera dibersihkan kembali.
VI. DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA
1. Penentuan Jumlah Total mgrek H+ dan ion-ion logam (setelah melewati kolom)
Volume
Volume Volume NaOH NaOH Akhir Volume NaOH
Sampel awal (ml) (ml) pemakaian (ml)
10 ml 0.00 3.65 3.65
10 ml 4.00 7.60 3.60
Rata-rata 3.625
Volume
Volume Volume NaOH NaOH Akhir Volume NaOH
Sampel awal (ml) (ml) pemakaian (ml)
10 ml 0,00 2.475 2.475
10 ml 3.00 5.475 2.475
Rata-rata 2.475
Volume
Volume EDTA EDTA Akhir VolumeEDTA
Volume Sampel awal (ml) (ml) pemakaian (ml)
5 ml 0.00 5.30 5.30
5 ml 6.00 11.20 5.20
Rata-rata 5.25
PENGOLAHAN DATA
1. Penentuan Jumlah Total mgrek H+ dan ion-ion logam (setelah melewati kolom)
Konsentrasi NaOH = 0.1 M
Volume sampel setelah dilewatkan pada kolom resin : 10 ml
= VNaOH × NNaOH
= 3.625 ml × 0.1 M
= 0.3625 mgrek
= (1000 × 0.3625 )/ 10
= 36.25 ppm
Konsentrasi H+ = M H+
M H+ = mg H+ × (1000ml /ml sampel)
= 0.2475 x (1000/10)ml
= 24.75 ppm
4. Efisiensi Resin
Untuk pertukaran H+
[(MH+setelah 𝑚𝑒𝑙𝑒𝑤𝑎𝑡𝑖 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚)−(𝑀𝐻+)]
(µ) = × 100%
(M H+setelah melewati kolom)
[36.25−24.75]𝑝𝑝𝑚
= × 100%
36.25
= 31.72 %
Untuk pertukaran Zn2+
[(MH+setelah 𝑚𝑒𝑙𝑒𝑤𝑎𝑡𝑖 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚)−(𝑀 𝑍𝑛2+)]
(µ) = × 100%
(M H+setelah melewati kolom)
[36.25−5.25]𝑝𝑝𝑚
= × 100%
36.25
= 85.52 %
VII. PEMBAHASAN
Regenerasi resin ini bertujuan untuk mengaktifkan ion H⁺ pada kolom, dilakukan
dengan menambahkan asam HCl 6M. Ketika larutan HCl 6M dialirkan ke kolom resin
maka ion-ion H⁺ akan terikat pada resin penukar ion. Saat pengerjaan ini larutan HCl
dijaga 1 cm tetap berada di atas resin sehingga resin penukar ion tidak kering. Setelah itu
dilakukan pembilasan resin dengan mengalirkan aquades ke dalam kolom untuk membilas
kelebihan HCl. Pembilasan oleh aquades ini dilakukan hingga cairan yang keluar dari
kolom resin tidak lagi mengandung ion-ion H⁺, artinya air keluaran harus bersifat netral
(pH air yang keluar = pH aquades = netral). Proses pembilasan juga dimaksudkan untuk
membersihkan kolom dari sisa-sisa HCl yang masih tertinggal di dalam kolom. Mekanisme
yang terjadi dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Reaksi regenerasi :
Ca (RSO3)2 + 2 HCl 2 RSO3H + CaCl2
Mg (RSO3)2 + 2 HCl 2 RSO3H + MgCl2
Na-RSO3 + HCl RSO3H + NaCl
Dalam penentuan jumlah total mgrek H+ dan ion-ion logam seperti Mg2+, Zn2+,
sebanyak 10 mL sampel dialirkan ke dalam resin penukar kation yang telah diregenerasi.
Hal yang terjadi pada proses ini adalah ion-ion yang mempunyai afinitas yang kuat
terhadap fase diam atau dalam hal ini resin penukar kation dibandingkan ion H+ seperti
Mg2+, Zn2+ akan berikatan dengan resin dan ion H+ yang berasal dari resin akan terlepas
dan keluar bersama sampel sehingga dalam sampel yang sudah dilewatkan melalui resin
penukar kation tersebut hanya mengandung H+ saja yang setelah itu dialirkan aquades ke
dalam kolom untuk pembilasan.
Larutan yang keluar dari resin kemudian ditampung dalam erlenmeyer dan
ditambahkan indikator fenolftalein yang merupakan indikator asam basa dengan trayek pH
antara 8-10, dimana pada keadaan asam tidak berwarna dan dalam keadaan basa berwarna
merah. Indikator fenolftalein digunakan karena trayek pHnya sesuai dengan pH titrasi dan
perubahan warna yang dihasilkannya spesifik. Kemudian larutan tersebut dititrasi dengan
larutan NaOH 0,1N sampai mencapai titik akhir titrasi yang diharapkan sama dengan titik
ekivalen yaitu saat larutan berwarna merah muda. Berdasarkan hasil praktikum, volume
rata-rata titik akhit titrasi yang diperoleh sebesar 3.625 ml sehingga mgrek total hasil
perhitungan yang diperoleh sebersar 0.3625 mgrek.
Ada perbedaan jumlah volume NaOH 0,1N yang dibutuhkan pada sampel yang
sebelumnya dialirkan ke dalam resin dengan sampel yang tanpa dialirkan ke dalam resin,
dimana sampel yang sebelumnya dialirkan ke dalam resin membutuhkan volume NaOH
0,1N yang lebih banyak dibanding sampel yang langsung ditirasi tanpa sebelumnya
dialirkan ke resin. Perbedaan tersebut karena sampel yang sebelumnya dialirkan ke dalam
resin, ion-ion logam dalam sampel telah berikatan dengan resin dan bertukar dengan ion
H+ sehingga ion H+ dalam sampel bertambah banyak.
Kemudian untuk menentukan konsentrasi Mg2+ dan Zn2+ dalam sampel, larutan
sampel diberi NaOH sebanyak pada percobaan sebelumnya (3.625 ml) yang bertujuan
untuk mengikat ion H+ sehingga jumlah mol yang didapat adalah jumlah mol ion Mg2+
dan Zn2+ saja. Selain itu, larutan sampel juga diberi larutan buffer/penyangga untuk
menjaga kandungan ion Mg2+ dan Zn2+ agar tidak bercampur dengan ion lain. Kemudian
larutan dititrasi dengan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari ungu menjadi
biru. Volume rata-rata EDTA yang dibutuhkan adalah 5.25 ml sehingga konsentrasi Mg2+
dan Zn2+ berdasarkan perhitungan sebesar 0.00525 M dengan jumlah mol sebesar 0.0525
mmol. Reaksi yang terjadi dalam proses ini sebagai berikut:
VIII. SIMPULAN
Anonim. 2007. Penyisihan Kesadahan Dengan Metode Penukar Ion. Laboratorium Operasi
Teknik Kimia – FT UNTIRTA. Banten.
Bassett, J. dkk. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Kedokteran
EGC. Jakarta.
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Lestari , D. E . Utomo, S. B. 2007. Karakteristik Kinerja Resin Penukar Ion Pada Sistem Air
Bebas Mineral (GCA01) RSG-GAS. Pusat Reaktor Serba Guna BATAN. Banten..
Underwood, A.L., dan Day R. A. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif . Edisi Keenam.
Erlangga. Jakarta.
https://environmentalchemistry.wordpress.com/2013/12/30/reaksi-uji-kalsium-ca-dengan-
metode-titrimetri-edta/
X. LAMPIRAN
Penentuan Jumlah Total mgrek H+ dan Ion-ion Logam (Na, Mg, Zn)