Anda di halaman 1dari 5

Histologi kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid terletak di anterior dan inferior laring, terdiri dari 2 lobus yanng
disatukan oleh ismus. Awal perkembangan tiroid berasal dari endoderm foregut dekat dasar
lidah yang berkembang. Kelenjar tiroid mensistesis hormon tiroid, yaitu tiroksin ( T4 dan T4).
Hormon tiroksin membantu pengendalian metabolisme basal tubuh. Selain tiroksin kelenjar
tiroid juga mengeluarkan hormon polipeptida yaitu kalsitonin. (Mescher, Kelenjar Endokrin,
2018)

Parenkim kelenjar tiroid tersusun dari jutaan folikel tiroid yang memiliki epitel selapis
dan lumen sentral yang berisi koloid asidofilik betektur gel. Kelenjar tiroid merupakn satu-
satunya kelenjar endokrin yang menyimpan produk sekresinya. Terdapat cukup banyak
hormon yang dibutuhkan selama 3 bulan lebih. Pada koloid mengandung glikoprotein berupa
tiroglobulin yang berper sebagai prekusor bagi hormon tiroid aktif (Mescher, Kelenjar
Endokrin, 2018)

Kelenjar tiroid dibungkus oleh kapsul fibrosa yang meluas menjadi septa ke dalam
parenkim dan membagi menjadi lobulus yang membawa pembuluh darah, syaraf, atau limfatik.
Pada kelenjar tiroid, sel epitelnya atau sel tiroidnya (tiroksin) memiliki betuk, ukuran dan ciri
lainya bergantung pada aktvitas hormon TSH (Tiroid Stimulate Hormone) yang disekresikan
oleh hipofisis anterior. (Mescher, Kelenjar Endokrin, 2018)

Pada kelenjar tiroid hipoaktif , epitel sel folikel menjadi kubis rendah, bahkan sebagian menjadi
pipih serta pada koloid ditemukan vakuola resorbsi. Pada tiroid aktif, jumlah koloid berkurang
dan diameter thyroid folikel mengecil akibat proses pembentukan hormon tiroksin. Pada
keadaan aktif diancara celah-celah thyroid folikel ditemukan sel-sel bernama sel parafolikular
atau sel c. Sel ini dapat dijumpai secara berkelompok atau soliter dengan ukuran sel yang lebih
besar dan warna sel yang lebih pucat. (Buku Histologi 2 Organ, 2016). Sel parafolikular
memiliki lebih sedikit RER, kompleks golgi besar, dan memiliki banyak granul halus yang
mengandung kalsitonin dengan diameternya berkisar 100-180 nm. . Sekresi kalsitonin dapat
mempengaruhi peningkatan aktivitas osteoklast. (Mescher, Kelenjar Endokrin, 2018)
Gambar
C : kapsul kapsul pembungkus
S : perluasan lapsul membentuk septum
(Mescher, Thyroid Gland, 2013)

Gambar
C : sel parafolikular
T : sel folikular
(Mescher, Thyroid Gland,
2013)

Histologi kelenjar paratiroid

Kelenjar paraatiroid tersusun dari empat massa lonjong kecil dengan berat masing
masing 0.4 gram. Kelenjar ini terletak di belakang kelenjar tiroid dan mikrovaskulatur kelenjar
paratiroid berasal dari arteri tiroid inferior. Setiap kelejar paratiroid memiliki kapsul yang akan
membentuk septa yang meluas ke kelenjar.

Kelenjar paratiroid berasal dari kantung faringeal embrional dimana kelenjar superior
dari kantung ke-empat dan kelenjar inferior dari kantung ke-tiga. Lokasi kelenjar agak
bervariasi karena terkadang perpindahan kelenjar paratiroid ke tiroid salah. Hingga 10%
individu mungkin memiliki kelenjar paratiroid yang melekat di timus, karena berasal dari
kantung faringeal yang sama.

Secara histologis kelenjar parakrin terdiri dari 2 jenis sel yaitu :


1. Sel prinsipal ( chief cell )

Berupa sel oiliogonal kecil dengan inti bulat dan sitoplasma agak asifofilik yang
terpulas pucat. Sel ini merupakan sel endokrin kelenjar paratiroid karena pada sitosolnya
terdapat granula dengan bentuk titak teratur yang mengandung polipeptida berupa
parathyroid hormone ( PTH). PTH memiliki 3 sasaran utama (Target Cell ) :

Tulang  menghasilkan faktor perangsang sehigga meningkatkan aktivitas osteoklast


dalam resorpsi matriks tulang.

Ginjal  merangsang reabsorpsi 𝐶𝑎2+ pada tubulus kontortus distal dan menghambat
reabsorbsi fosfat pada tubulus proksimal.

Usus  meningkatkan absorpsi 𝐶𝑎2+ pada usus halus dan merangsangg aktivasi vitamin
D.

2. Sel oksifil (oxphiel cell )

Sel ini timbul mulai dari umur 7 tahun atau setelah mengalami pubertas. Terdiri dari
sel yag berukuran lebih besal dari sel prinsipal dan sitoplasmanya bewarna merah muda
pucat. Fungsi sel ini belum diketahui pasti (Buku Histologi 2 Organ, 2016).

Selain lebih besar jumlah sel ini lebih banyak dari sel prinsipal dan memiliki bentuk
mitokondria abnormal. Beberapa sel oksifil menunjukan sintesis PTH dengan kadar rendah
sehingga kesan bahwa sel ini merupakan peralihan turunan dari sel prinsipal (Mescher,
Kelenjar Endokrin, 2018)

Gambar
S : Septa jaringan ikat yang mengeliilingi
lubus kelenjar paratiroid
P : sel prinsipal (chief cell)
O : sel oksifil (oxyphiel cell)
(Mescher, Thyroid Gland, 2013)
Gambar
Merupakan perbesaran dari sel
prinsipal yang memiliki sitoplasma agak
asidofilik dan dikelilingi ooleh kapiler (C)
karena sel prinsilipal erupakan sel endokrin
dari kelenjar paratiroid (Mescher, Thyroid
Gland, 2013)
Bibliography
Buku Histologi 2 Organ. (2016). Surabaya: Departemen Anatomi dan Histologi Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga.

Mescher, A. L. (2013). Thyroid Gland. In Junqueira’s Basic Histology : Text and Atlas (pp.
420-425). United States: McGraw-Hill Education.

Mescher, A. L. (2018). Kelenjar Endokrin. In Histologi Dasar Junquiera : Teks dan Atlas
(pp. 487- 492). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai