Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lia Rofiatun

NIM : 14104244009

Prodi : Bimbingan Dan Konseling 2014

KESALAHAN BERKOMUNIKASI PADA RAPAT PEMUDA KARANG TARUNA

1. Contoh Kasus Gagalnya Komunikasi


Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Dalam kehidupan
sehari-hari, seseorang tidak bisa terlepas dari komunikasi. Komunikasi adalah pertukaran
informasi antara dua individu atau lebih yang bertujuan untuk memberi dan menerima
informasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan lisan maupun isyarat. Namun, seringkali
komunikasi dapat mengakibatkan konflik antara individu maupun kelompok yang
bersangkutan.
Sebagai contoh kesalahan komunikasi dalam organisasi pemuda desa atau sering
disebut organisasi Karang Taruna. Organisasi yang beranggotakan pemuda ini, sering
mengadakan rapat rutin untuk membahas rencana-rencana maupun membahas suatu kegiatan
yang dilakukan maupun yang akan dilakukan. Rapat rutin yang biasa diadakan setiap bulan
sekali, pastilah ada komunikasi didalamnya saat rapat tiba. Pembahasan-pembahasan atau
pendapat dari seseorang tertentu harus benar-benar diperhatikan. Tak sedikit yang bisa kita
jumpai, konflik-konflik yang menimpa anggota karang taruna hanya diakibatkan dari
komunikasi yang belum tertata dengan baik dan kesalahpahaman dalam menerima informasi.
Didalam rapat rutin karang taruna, membahas juga beberapa masalah dalam
lingkungan yang harus diselesaikan. Seorang ketua karang taruna akan menginformasikan
masalah-masalah atau bahan pembahasan dalam rapat itu dan membutuhkan tanggapan atau
pendapat dari anggota. Tak jarang komunikasi untuk berpendapat maupun menerima
pendapat menimbulkan masalah tersendiri dikalangan antar individu maupun dengan
anggota-anggota yang lainnya. Ada beberapa kata atau kalimat yang sering diucapkan namun
terkesan memaksa. Jadi anggota yang lainnya merasa ada sebuah keterpaksaan yang harus
dilaksanakan. Misalkan dalam bahasa jawa seseorang sering berkata “pokok’e” atau
“pokoknya”. Kata-kata itu kesannya memaksakan kehendak, dan mengakibatkan anggota
yang lain tidak enak untuk mendengarkan pembicaraannya yang lain. Bila seseorang tidak
bisa menerima pendapat yang juga kurang bisa dikemas dengan baik itu, maka orang itu juga
akan merespon tanggapan itu dengan nada-nada yang tidak enak didengar. Seringkali
pembicaraan jadi sangat memanas saat anggota lain menanggapinya dengan emosi. Namun,
ketika hal itu terjadi akan ada peringatan dari anggota yang lainnya yang mungkin bisa
diredakan. Ada juga seseorang yang karena emosinya terlalu tinggi dan menciptakan
komunikasi atau pembicaraan yang tidak pantas untuk diucapkan, ia akan dibawa teman-
temannya kuluar dari rapat. Bisa juga orang itu yang malah langsung meninggalkan rapat
dengan meninggalkan kata-katanya yang mengandung emosi tinggi.
Konflik komunikasi tersebut tidak hanya akan terjadi selama rapat, namun akan
berturut-turut bermasalah dengan lawan bicara dalam rapat tersebut. Entah beberapa hari,
minggu, maupun hitungan bulan. Mereka akan saling diam, tidak melihat dan menganggap
tidak ada seseorang yang berkonflik dengan orang itu dengan memasang muka wajah yang
sengit. Bila tidak ada pihak yang mengalah, maka tidak ada perdamaian didalamnya. Itulah
masalah akibat berkomunikasi yang kurang efektif dan kesalahpahaman yang sering dialami
oleh rapat rutin karang taruna yang seharusnya bertujuan bermusyawarah untuk mencapai
mufakat.

2. Analisa Kasus
Ada banyak faktor yang melatarbelakangi kesalahan dalam berkomunikasi baik
mengemukakan pendapat maupun menerima pendapat. Beberapa analisa yang dapat diambil
yaitu :
1. Perbedaan pendirian dan perasaan antar individu
Setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut
terhadap suatu hal dalam lingkungan dapat menimbulkan konflik sosial.
2. Perbedaan latar belakang setiap individu
Latar belakang setiap individu berbeda-beda. Ada yang hidup dalam keluarga miskin
maupun kaya. Ada yang hidup dalam keluarga berpendidikan, dan lain sebagainya. Latar
belakang itulah yang dapat membawakan perasaan yang memicu konflik.
3. Perbedaan sifat dan watak
Sifat dan watak memang bawaan dari kelahiran seseorang dan berbeda-beda dengan
individu yang lain. Itu tidak bisa diubah, namun bisa disikapi dengan baik, agar tidak
menimbulkan konflik.
4. Mengemukakan pendapat yang kurang bisa dikemas dengan komunikasi yang baik
Komunikasi yang kurang dikemas dengan baik dan belum tertata, dapat memicu konflik
yang bermula dari kesalahpahaman saja.
5. Kurangnya pengetahuan
Kurangnya pengetahuan akan topik bahasan maupun pengetahuan tentang berkomunikasi
dengan baik, dapat menimbulkan salah paham dan konflik bila tidak berhati-hati dengan
apa yang diucapkan dan menangkap informasi yang kurang jelas.
6. Menanggapi tanggapan yang disertai emosi atau kontrol emosi yang kurang baik
Kontrol emosi sangat penting dalam musyawarah, apalagi dalam menghadapi banyak
orang. Tidak setiap orang mudah mengontrol emosinya. Suatu tanggapan yang disertai
emosi inilah yang dapat memicu banyak konflik.

3. Solusi Yang Dapat Diberikan


Banyak solusi yang bisa diberikan dari kegagalan berkomunikasi dalam rapat atau
musyawarah ini. Baik saat konflik terjadi langsung bisa diselesaikan, maupun dengan
tahapan-tahapan.
1. Menciptakan suasana kondusif dan santai dalam musyawarah. Tidak ada ketegangan
suasana dan sedikit menciptakan suasana lucu atau lelucon. Hal ini akan membawa
keyamanan disetiap anggotanya dan akan santai mengikuti musyawah dengan baik.
2. Tidak memaksakan kehendak dikalangan individu. Mampu menghargai dan menerima
pendapat orang lain, yang kemudian akan dipertimbangkan bersama-sama dalam
musyawarah tersebut untuk mencapai hasil yang terbaik.
3. Memiliki sikap perhatian antar individu. Bisa mengerti perasaan orang lain, misalkan “jika
aku menjadi dia dan jika dia menjadi aku”. Saling menyadari perbedaan perasaan satu
sama lain.
4. Mengerti sifat dan watak orang lain, agar kita mampu menyikapinya dengan baik.
5. Mampu mengontrol emosi dengan baik. Sabar dalam menerima pendapat yang mungkin
kurang berkenan. Menanggapi dengan emosi tidak menyelesaikan masalah, namun hanya
akan menimbulkan masalah lagi.
6. Memperjelas dan mempertegas suatu informasi yang mungkin kurang bisa dipahami oleh
anggota yang lainnya. Sedapat mungkin dijelaskan dengan baik, sabar, dan meyakinkan
individu yang lain.
7. Jika ada konflik antar individu didalamnya dapat diselesaikan dengan pihak ketiga, atau
bantuan dari teman-teman anggota. Dapat mengadakan forum kembali untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada anggotanya.
8. Memotivasi orang lain dengan dorongan-dorongan yang akan menguatkan dia saat
menghadapi masalah dengan lawan bicara.

Anda mungkin juga menyukai