TR 03 All PDF
TR 03 All PDF
01
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Halaman : 1/6
(RESERVES) Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Pengertian Dan Klasifikasi Cadangan
(Reserves)
Cadangan biasanya direvisi begitu reservoir diproduksikan seiring bertambahnya data geologi
dan/atau engineering yang diperoleh atau karena perubahan kondisi ekonomi.
Perhitungan cadangan melibatkan ketidakpastian yang tingkatnya sangat tergantung pada tersedianya
jumlah data geologi dan engineering yang dapat dipercaya. Atas dasar ketersediaan data tersebut
maka cadangan digolongkan menjadi dua, yaitu proved reserves dan unproved reserves. Unproved
reserves memiliki tingkat ketidakpastian yang lebih besar dari proved reserved dan digolongkan
menjadi probable atau possible.
2. PROVED RESERVES
Proved reserves dapat diperkirakan dengan cukup teliti untuk dapat diambil atas dasar kondisi
ekonomi saat itu (current economic conditions). Kondisi ekonomi tersebut termasuk harga dan biaya
pada saat dilakukan perkiraan (perhitungan) reserves. Proved reserves digolongkan menjadi
developed atau undeveloped.
Pada umumnya reserves disebut proved jika kemampuan produksi reservoir secara komersial
didukung oleh uji produksi (production test) atau uji lapisan (formation test). Terminologi proved
merujuk pada volume reserves dan tidak pada produktifitas sumur atau reservoir semata. Pada kasus-
kasus tertentu, proved reserves mungkin dapat dihitung berdasarkan analisa data log dan/atau data
core yang menunjukkan bahwa kandungan reservoir adalah hidrokarbon dan memiliki kesamaan
dengan reservoir di daerah yang sama yang sedang diproduksi, atau telah dibuktikan dapat diproduksi
Luas reservoir yang dapat dikatakan proved meliputi (1) daerah yang dibatasi oleh sumur delineasi
dan dibatasi oleh garis kontak fluida (fluid contacts), jika ada, dan (2) daerah yang belum dibor yang
diyakini produktif secara komersial atas dasar data geologi dan engineering yang tersedia. Jika tidak
ada fluid contacts, batas dari proved reserves adalah struktur yang telah diketahui mengandung
hidrokarbon terkecuali jika ada data engineering dan kinerja reservoir yang cukup definitif.
Dikatakan proved reserves jika memiliki fasilitas untuk melakukan proses dan transportasi
hidrokarbon pada saat perkiraan cadangan, atau ada komitmen untuk memasang fasilitas tersebut
nantinya.
Proved undeveloped reserves merujuk pada lokasi yang belum dibor dan memenuhi kriteria berikut :
(1) lokasinya adalah offset dari sumur yang telah terbukti dapat berproduksi secara komersial pada
formasi yang sama,
(2) lokasinya di dalam batas-batas zona produktif yang telah dinyatakan sebagai proved,
(3) lokasinya sesuai dengan regulasi saat itu tentang penetapan well spacing, jika ada, dan
(4) perlu dipastikan bahwa lokasi tersebut akan dikembangkan (diproduksikan).
Di luar empat kriteria tersebut, lokasi yang belum dibor digolongkan proved undeveloped jika
berdasarkan interpretasi data sumur-sumur yang ada menunjukkan bahwa formasi tersebut kontinyu
secara lateral dan mengandung hidrakarbon yang dapat diambil secara komersial.
Reserve yang dapat diproduksikan dengan menggunakan metode atau teknik improved recovery
digolongkan sebagai proved apabila (1) ditunjukkan oleh keberhasilan testing dari proyek
percontohan (pilot project) atau dari produksi atau dari respon tekanan dari metode tersebut yang
dilakukan pada reservoir itu, atau di reservoir yang berdekatan dengan sifat-sifat batuan dan fluida
yang serupa mendukung analisa engineering, dan (2) proyek improved recovery tersebut pasti akan
dilakukan.
Reserves yang akan diambil dengan improved recovery methods yang perlu melalui keberhasilan
serangkaian tes digolongkan sebagai proved hanya (1) setelah produksi yang cukup baik dari
reservoir itu, baik dari percontohan (representative pilot) maupun dari yang sudah terpasang
(installed program), dan proyek improved recovery tersebut pasti akan dilakukan.
Proved reserves, berdasarkan statusnya, digolongkan menjadi dua yaitu developed dan undeveloped.
Penggolongan status reserve menetapkan status pengembangan dan produksi dari sumur dan/atau
reservoir.
2.1. DEVELOPED
Developed reserves diyakini dapat diambil dari sumur yang ada (termasuk reserves behind pipe).
Improved recovery reserves dikatakan developed hanya setelah peralatan untuk maksud itu
dipasang, atau apabila biaya untuk pengadaan dan pemasangan peralatan tersebut sangat kecil.
Developed reserves terbagi lagi menjadi producing dan nonproducing.
Producing
Producing reserves diperkirakan dapat diambil dari interval perforasi yang terbuka pada saat
perhitungan reserves, dan sedang berproduksi. Improved recovery reserves dianggap producing
hanya setelah beroperasi.
Nonproducing
Producing reserves meliputi shut-in dan behind-pipe reserves. Shut-in reserves diperkirakan
dapat diambil dari interval perforasi yang terbuka pada saat perhitungan reserves, tetapi belum
mulai produksi, atau ditutup karena kondisi pasar atau kondisi sambungan pipa, atau tidak dapat
berproduksi karena alasan mekanik, dan waktu tentang kapan akan dijual masih belum pasti.
Behind-pipe reserves diperkirakan dapat diambil dari zona yang ditembus oleh sumur (behind
casing) yang memerlukan kerja komplesi sebelum dimulai produksi.
2.2. UNDEVELOPED
Undeveloped reserves diperkirakan dapat diambil :
1. dari sumur baru pada daerah yang belum dibor (undrilled acreage),
2. dari memperdalam sumur yang ada sehingga menembus reservoir yang berbeda, atau
3. jika diperlukan pembiayaan yang relatif besar untuk melakukan (a) komplesi pada sumur yang
ada atau (b) pemasangan fasilitas produksi dan transportasi.
3. UNPROVED RESERVES
Unproved reserve didasarkan pada data geologi dan/atau engineering seperti halnya yang digunakan
untuk menentukan proved reserves; tetapi ketidakpastiannya secara teknik, ekonomi, kontrak dan
regulasi lebih besar.
Perhitungan unproved reserves dapat dibuat untuk perencanaan internal atau evaluasi khusus.
Unproved reserves tidak bisa ditambahkan dalam proved reserves. Unproved reserves dibagi lagi
menjadi dua, yaitu : probable dan possible.
4. DAFTAR PUSTAKA
Metode Penentuan Net Pay Menggunakan SP Log dan Gamma Ray Log
Metode dasar dan klasik dalam menentukan net pay adalah menggunakan SP log dan/atau gamma ray
log. Menggunakan kriteria normal log untuk menentukan top dan base suatu formasi, atau setidaknya
perubahan tipe batuan dapat diketahui dari SP log atau gamma ray log. Metode penentuan net pay
menggunakan dua log diatas menggunakan asumsi : seluruh batu pasir adalah porous, permeable,
mengandung hidrokarbon, tidak terdapat tar dan bitumen pada batu pasir, dan terdapat partikel shale di
ruang pori. Penentuan net pay dengan menggunakan kedua jenis log di atas memberikan defleksi positif
untuk reservoir dan defleksi negatif untuk non-reservoir.
Metode di atas dapat diterapkan jika stratigrafi reservoir adalah clean sandstone atau sekuen shale yang
sangat porous dan permeable di clean sand. Metode ini selalu digunakan pada langkah awal penentuan
net pay dari suatu reservoir, keputusan kritis dalam metode ini adalah penentuan batuan reservoir dan
batuan non-reservoir.
Metode Penentuan Net Pay Menggunakan Porosity Log, SP Log dan Gamma Ray Log
Metode lain yang lebih rumit adalah menggunakan porosity log yang digabung dengan SP log atau
gamma ray log. Setelah reservoir atau gross sandstone ditentukan dari litologi kemudian ditentukan
batuan yang porous dan permeable.
Seluruh tipe porosity log seperti : sonic, microlog, microlaterolog, density dan caliper dapat digunakan
untuk menentukan net pay sesuai dengan kebutuhan. Setelah porositas dapat ditentukan dengan
menggunakan porosity log, maka dilakukan porosity cut-off, porosity cut-off adalah batas harga porositas
terendah dimana reservoir tidak dapat memproduksi hidrokarbon atau tidak mengandung hidrokarbon.
Dalam melakukan cut-off porositas, maka sensitivitas alat logging yang digunakan harus disebutkan. Jika
porosity log digunakan untuk membuat perkiraan secara kuantitatif dari porositas pada net sand, harga
porositas terendah yang diukur menggunakan log digunakan secara langsung sebagai harga cut-off. Jika
porosity log digunakan untuk mengevaluasi net pay secara kuantitatif hanya batuan reservoir dengan
porositas lebih besar dari batas terendah yang dihitung sebagai net pay, dengan kata lain jika dari log
menampilkan harga porositas dari suatu interval, maka interval tersebut adalah net pay reservoir.
Metode di atas baik digunakan pada clean porous dan permeable reservoir dengan harga porositas yang
besar. Metode ini memberikan hasil yang bagus pada reservoir sandstone dan limestone yang memiliki
perbedaan porositas yang sangat besar. Metode ini sangat berguna untuk menentukan interval pada
lapisan limestone yang berselang dengan dolomite karena harga porositas pada dolomite lebih besar
dibanding porositas di limestone.
Langkah selanjutnya dalam menentukan net pay adalah menggabung analisa core, porosity log, SP log
dan gamma ray log. Dari penggabungan data tersebut, maka permeabilitas dan saturasi air dapat
digunakan untuk membantu dalam penentuan net pay. Cut-off harga permeabilitas dapat dibuat dan
dikorelasikan dengan porositas cut-off. Sedangkan cut-off saturasi dibangun menggunakan log resistivity
dan analisa core, cut-off saturasi digunakan untuk menentukan total minyak yang terjebak di reservoir.
Parameter lain yang sangat penting dalam penentuan net pay adalah permeabilitas relatif, data ini dapat
diperoleh dari hasil analisa core. Permeabilitas relatif sangat berguna ketika melakukan secondary
recovery. Permeabilitas terhadap udara dari batuan reservoir dengan permeabilitas terhadap air atau
minyak selalu membuat perubahan yanh signifikan dalam penentuan cut-off permeabilitas. Salah satu
faktor utama yang mempengaruhi permeabilitas relatif dari suatu reservoir adalah kehadiran clay.
Jika penentuan net pay bertujuan untuk menginventaris jumlah reservoir, waterflooding dan injeksi gas,
maka metode dan alat yang digunakan untuk menentukan net pay harus lebih beragam untuk
mendapatkan tebal net pay yang terpercaya dan konsekuen dengan volume in-place.
Dari uraian di atas, penentuan harga cut-off untuk mengatasi problem yang muncul selama penentuan net
pay, berbeda dengan penentuan net pay untuk menentukan kandungan hidrokarbon di tempat.
Umumnya penentuan harga cut-off untuk porositas dan permeabilitas didasarkan dari penilaian secara
intuitif. Namun penilaian secara intuitif tidak bisa diterapkan untuk sebaran data porositas dan
permeabilitas yang beragam. Sebagai contoh jika suatu reservoir memiliki harga permeabilitas dari 1,000
millidarcy sampai 0.1 millidarcy, maka kita dapat mengambil harga 0.1 millidarcy sebagai harga cut-off.
Contoh lain jika suatu reservoir memiliki beberapa interval dan harga permeabilitas 50 millidarcy, maka
dalam hal ini penentuan net atau non-net pay lebih penting dibanding menggunakan harga permeabilitas
sebagai harga cut-off. Jika pada lapisan 50 millidarcy itu tidak terdapat data-data yang mendukung
tentang keberadaaan hidrokarbon seperti tidak terdapat saturasi gas atau minyak dari hasil analisa core,
oil staining, fluorescence dan tidak ada saturasi minyak dari perhitungan log, maka dapat disimpulkan
bahwa lapisan tersebut tidak termasuk net pay. Hal lain yang dapat digunakan untuk menentukan net pay
adalah DST atau tes produksi, apakah menghasilkan hidrokarbon atau tidak, bila menghasilkan
hidrokarbon, maka harga cut-off dapat digunakan dengan mengambil harga 50 millidarcy sebagai harga
cut-off. Untuk menghitung kandungan hidrokarbon di tempat, maka interval reservoir yang memiliki
permeabilitas 50 millidarcy tetap dimasukkan walaupun minyak atau gas tidak terproduksi, namun
memiliki harga saturasi minyak atau gas.
Daftar Pustaka
1. Synder R. H. : “A Review of the Concepts and Methodology of Determining Net Pay,” SPE 3609,
1971.
1. TUJUAN
2.2. PERSYARATAN
Tersedia kombinasi log dari sumur yang menembus lapisan, sehingga dapat ditentukan puncak
dan dasar lapisan, ketebalan bersih lapisan dan batas fluida bila ada. Hasil UKL (Uji Kandung
Lapisan) dapat membantu penetapan kedalaman batas-batas fluida.
3. LANGKAH KERJA
1. Siapkan peta lokasi yang menunjukkan titik tembus sumur kedalaman lapisan.
2. Siapkan log sumur yang menembus lapisan yang telah teruji kandungan hidrokarbon secara
positif. Dari analisis log ini diperoleh parameter berikut :
a. Kedalaman puncak dan dasar lapisan dengan batuan γ - Ray dan microlog.
b. Ketebalan bersih lapisan dengan bantuan microlog, ketebalan mana ditentukan dari log yang
menunjukkan seperti positif.
c. Kedalaman batas gas-minyak bila ada dan ketebalan bersih lapisan gas dan minyak dengan
bantuan log FDC, CNL dan Microlog. Batas gas-minyak ditandai oleh bertambah besarnya
hasil rekaman porosity unit CNL (mendekati hasil bacaan FDC) ketika log menembus lapisan
minyak.
d. Kedalaman batas minyak-air, bila ada, dari ketebalan bersih lapisan minyak dan air dengan
bantuan log EFT, CNL, FDC.
Catatan :
• Penentuan ketebalan lapisan didasarkan pada ketebalan proyeksi vertikal dari titik tembus ke
lapisan.
• Perlu dilakukan perhitungan tebal lapisan bagi sumur yang menembus lapisan secara miring.
Hasil UKL dapat digunakan sebagai pegangan utama dalam menentukan batas-batas fluida,
kedalaman paling dangkal yang memberikan produksi cairan 100% air (hw) dan yang
memberikan produksi. Cairan 100% minyak (ho) digunakan sebagai parameter penentuan
kedalaman batas minyak-air rata-rata (hwoc).
• Kedudukan alat pada waktu menentukan batas gas-minyak, kalau ada, yang menghasilkan
faktor perbandingan gas minyak sesaat (R) ≈ 10,000 SCF/STB digunakan sebagai pegangan
dalam penentuan kedalaman batas gas-minyak.
3. Siapkan tabulasi data yang berisikan nomor sumur, kedalaman puncak dan dasar lapisan,
ketebalan bersih lapisan yang mengandung minyak, air, gas dan ketebalan total serta kedalaman
batas fluida.
4. Buat peta kontur puncak lapisan pada kertas transparan (peta # l). Dari peta ini diperoleh kontur
perpotongan batas gas-minyak dan minyak-air, bila ada.
5. Buat peta kontur dasar lapisan pada kertas transparan (peta # 2). Dari peta ini diperoleh kontur
perpotongan batas minyak-air, bila ada.
Catatan :
• Bila tidak ada batas fluida, maka lingkupan struktural pembatas keberadaan hidrokarbon yang
paling rendah digunakan sebagai batas terbawah dari reservoir.
• Guna data seismik sebagai pedoman pembuatan peta kontur.
6. Buat peta isopach ketebalan bersih lapisan pada kertas transparan (peta # 3).
7. Ambil kertas transparan dan jiplak kontur perpotongan batas fluida dengan puncak lapisan dari
peta # l beserta kedudukan titik tembus sumur pada puncak lapisan (peta # 4).
8. Jiplak kontur batas fluida dari peta # 2 pada peta # 4.
9. Jiplak peta isopach ketebalan bersih dari peta # 3 ke atas peta # 4. Garis isopach ketebalan bersih
yang terletak di dalam kontur perpotongan batas fluida dengan puncak lapisan sama dengan garis
ketebalan bersih hidrokarbon.
10. Buat garis isopach di antara kedua kontur batas fluida dengan menggunakan kontur perpotongan
batas fluida dengan dasar lapisan sebagai garis ketebalan 0.
Catatan :
• Metode pembuatan metoda isopach di atas berlaku untuk batas minyak-air yang horisontal
atau memiliki kedalaman yang relatif sama.
4. DAFTAR PUSTAKA
1. Bankhead, Jr., C. C. : "Processing of Geological and Engineering Data in Multiply Fields for
Evaluation", Petr. Trans, Reprint Series No. 3, SPE-AIME, 1970.
2. Dickey, P. A. : "Petroleum Development Geology", Penn Well Publ. 3rd ed., 1986.
5. DAFTAR SIMBOL
Singkatan :
6. LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS
Penentuan batas reservoir merupakan masalah utama pembuatan isopach cadangan hidrokarbon.
Batas reservoir berupa puncak dan dasar lapisan serta batas fluida, bila ada. Ada dua sumber
informasi yang dapat digunakan untuk menentukan batas-batas fluida, yaitu : log dan uji
kandung lapisan (UKL). Yang terakhir merupakan pegangan utama.
UKL dilakukan bertahap mulai dari bawah lapisan ke atas. Dalam UKL, reservoir minyak yang
berdampingan dengan aquifer, cairan yang diproduksikan berangsur berubah dari 100 % air, air
+ minyak, kemudian 100% minyak. Kedudukan penyekat terbawah pada saat UKL
menghasilkan 100 % minyak (ho) dan pada saat UKL menghasilkan 100 % air (hw) digunakan
sebagai penentuan kedalaman batas minyak air (hwoc) :
hwoc = 0.5(ho + hw )
Batas gas minyak ditentukan pada saat UKL menghasilkan faktor perbandingan gas-minyak
sesaat (R) ≈ 10,000 SCF/STB. Kedudukan penyekat teratas pada saat itu menentukan kedalaman
batas gas-minyak.
1. TUJUAN
Menghitung volume batuan reservoir dari peta isopach dan peta kontur dengan planimeter.
2.2. PERSYARATAN
Tidak ada persyaratan khusus.
3. LANGKAH KERJA
3.1. TEKNIK TRAPESOIDE DAN PIRAMIDE
1. Tentukan kontur yang akan diukur dengan planimeter. Jika bagian kontur terlalu besar,
sehingga tidak dapat diukur dengan planimeter dalam satu kali putaran, maka bagilah bagian
tersebut menjadi beberapa bagian.
2. Ukurlah luas bidang kontur. Jika bidang kontur dibagi menjadi beberapa bagian, ukurlah
luas tiap bagian dan jumlahkan untuk memperoleh luas kontur.
3. Susunlah hasil pengukuran setiap bidang kontur. Paling tipis di atas dan menebal ke bawah.
4. Hitung perbandingan luas suatu bidang dengan luas bidang di atasnya (berdasarkan susunan
di langkah (3), yaitu :
A j +1
Aj
dimana : j = nomor urut sesuai dengan langkah 3
j = 0, untuk susunan teratas
A j +1
- Apabila < 0.5 , gunakan persamaan piramide, yaitu :
Aj
∆h
∆Vb = ( A j + A j +1 + ( A j . A j +1 ) 0.5 )
3
6. Jumlahkan volume batuan yang diperoleh dari langkah 5 untuk memperoleh volume batuan
reservoir.
n = jumlah selang
4. DAFTAR PUSTAKA
1. Frick, Thomas C. dan Taylor, R. William : "Petroleum Production Handbook", Volume 2, Society
of Petroleum Engineers of AIME, Dallas - Texas, 1962.
2. Craft, B. C. dan Hawkins, M. F. : "Applied Petroleum Reservoir Engineering", Prentice-Hall Inc.,
Englewood Clifts, N. J., 1959.
5. DAFTAR SIMBOL
6. LAMPIRAN
6.1. PETUNJUK PEMAKAIAN PLANIMETER
Planimeter dipakai untuk mengukur luas bidang datar yang mempunyai bentuk tidak beraturan,
dimana rumus-rumus geometrinya tidak sederhana lagi.
Planimeter memiliki beberapa model seperti tertera dalam Gambar 1. Roller Planimeter dan
bagian-bagiannya pada Gambar 2. Secara lebih teliti gambar dial ditunjukkan pada Gambar 3
dan 4. Untuk alat lain dapat dipelajari dari buku petunjuk yang menyertainya.
4. Tentukan suatu titik (dan beri tanda) pada bidang batas. Titik tersebut dipergunakan
sebagai titik awal proses penelusuran dan juga sebagai titik akhir penelusuran.
TABEL 1
Soal dikutip dari : "Petroleum Production Handbook" Vol. II, Frick, Thomas C. dan Taylor, R.
William, hal. 37-8 - 37-9.
TABEL 2
Kedalaman Luas kontur puncak lapisan Luas kontur dasar lapisan
7250 0 -
7300 24 0
7350 88 42
7400 209 106
7450 378 242
7500 571 409
2. Plot antara luas bidang kontur terhadap kedalaman pada kertas milimeter, Gambar 6.
3. Pada denah tersebut tarik garis batas gas-minyak dan batas air-minyak.
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 9 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik
TABEL 3
PERHITUNGAN VOLUME RESERVOIR
1. TUJUAN
Menentukan pengambilan maksimum (primary ultimate recovery) suatu reservoir minyak atau gas
dengan cara volumetrik yang meliputi perhitungan volume minyak atau gas di tempat (original oil
atau gas in place) dan penentuan faktor perolehan primer (primary recovery factor).
2.2. PERSYARATAN
Metode empiris untuk penentuan faktor perolehan ini terutama digunakan untuk reservoir yang
belum diproduksikan atau belum mempunyai data produksi yang memadai.
3. LANGKAH KERJA
3.1. PENENTUAN VOLUME AWAL MINYAK DAN GAS DI TEMPAT
1. Siapkan data penunjang sebagai berikut :
a. Volume batuan reservoir (Vb), ac-ft
b. Porositas rata-rata (φ)
c. Saturasi air awal rata-rata (Swi)
d. Faktor volume formasi awal (Boi, Bgi), bbl/STB dan bbl/SCF
2. Apabila reservoir yang dihitung adalah reservoir minyak, maka volume awal minyak di
tempat (N) dan gas yang terlarut (Gs) ditentukan berdasarkan persamaan berikut ini :
Vbφ (1 − S w )
N = 7,758 (1)
Boi
G s = NRsi (2)
3. Apabila reservoir yang dihitung adalah reservoir gas dan tudung gas (gas cap), maka
volume awal gas di tempat dari reservoir gas bebas (non-associated gas) dan tudung gas
dihitung berdasarkan persamaan (3) :
G = 43,560 Vbφ (1 − S wi ) Ei (3)
dimana :
1
Ei =
B gi
ZT
B gi = 0.02827
P
4. Apabila reservoir yang dihitung adalah reservoir kondensat, maka volume awal total
hidrokarbon di tempat dapat ditentukan berdasarkan data geometri dan petrofisik reservoir
serta data PVT dengan menggunakan persamaan (3). Sedangkan volume awal gas kering di
tempat (Gg) dapat dihitung berdasarkan data hasil uji laju produksi gas kering dan kondensat
:
RM o
Gg = G
RM o + 132,790γ o
dimana :
42.43γ o
Mo ∼
1.008 − γ o
350 k o ρ o sin α
ϕd = (10)
µ o S oi Lφ
A
L = 208.7 (11)
cos α
Catatan :
1. Perhitungan Ed dimulai dari tekanan jenuh Pb (bubble point presure). Bila tekanan
reservoir pada keadaan awal Pi > Pb, maka faktor perolehan mulai dari tekanan Pi
sampai Pb dapat diperkirakan sebesar :
Boi
E db = ce ( Pi − Pb ) × 100 (12)
Bob
co S oi + c w S wi + c f
ce = (13)
(1 − S wi )
( Bob − Boi )
co = (14)
Boi ( Pi − Pb )
Bila tidak ada data cw dan cf, maka gunakan harga perkiraan berikut ini :
c w = 3 × 10 −6 psi -1
c f = 3 × 10 −6 psi -1
2. Faktor perolehan gas yang terlarut (associated gas) minimum sama dengan faktor
perolehan minyak.
Vbφ (1 − S wi )
+ ln + 13.562 (17)
GL
Faktor Perolehan
PM = (Volume di tempat ) × (18)
100
4. DAFTAR PUSTAKA
1. Amyx, J. W, dkk. : "Petroleum Reservoir Engineering", Mc.Graw Hill Book Co., New York,
1960.
2. Craft, B. C. dan Hawkins, M. F. : "Applied Petroleum Reservoir", Prentice-Hall Inc., New Jersey,
1959.
3. Dykstra, H. : "The Prediction of Oil Recovery by Gravity Drainage", Trans. AIME (1978), vol.
265.
4. Eaton, B. A. dan Jacoby, R. H. : "A Few Depletion Performance Correlation for Gas Condensate
Reservoir Fluids", AIME Reprint Series No. 3.
5. Frick, T. C. dan Taylor, R. M. : "Petroleum Production Handbook", SPE vol. II, 1962.
5. DAFTAR SIMBOL
Subskrip :
a = pada waktu ditinggalkan
b = pada tekanan jenuh
i = keadaan awal
o = minyak
g = gas
w = air
6. LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS
Perhitungan pengambilan maksimum suatu reservoir berdasarkan metode volumetrik
membutuhkan perkiraan awal empat kelompok data :
1. petrofisik
2. fluida
3. tekanan reservoir
4. geometri
Dari keempat kelompok data itu diperoleh peubah bebas untuk menghitung volume awal minyak
atau gas di tempat serta faktor perolehan.
Faktor perolehan tersebut ditentukan berdasarkan persamaan empirik dan grafik korelasi sebagai
hasil dari kajian ulah reservoir (reservoir performance) yang sejenis atau hasil pengamatan di
laboratorium. Perhitungan faktor perolehan suatu reservoir tergantung jenis hidrokarbon, gas,
kondensat atau minyak dan jenis daya dorong reservoir.
(40,000)(0.22)(1 − 0.23)
= 43,560
0.006667
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 10 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik
0.006667
= 1001 −
0.036232
= 81.6 %
(c) Pengambilan maksimum gas :
E gd
G = 4.43 × 1010 (0.816)
100
= 3.61 × 1010 SCF
P Bg
(psia) (bbl/SCF)
Pi = 3,200 0.005262
2,500 0.006667
(b) Faktor perolehan gas Egw dipengaruhi harga saturasi gas tersisa Sgr dan tekanan
akhir Pa. Dalam contoh di atas, tekanan Pa = 2500 psia mengingat daya dorong air
sangat kuat dan harga Sgr tidak diketahui. Untuk kasus seperti itu gunakan harga Sgr
= 0.30.
S gr B gi
E gr = 1001 − %
1 − S wi B ga
0.3 0.005262
= 1001 −
1 − 0.25 0.006667
= 68.4 %
b. Data PVT :
P Bg
(psia) (bbl/SCF)
Pi = 3,250 0.005319
2,500 0.006667
500 0.036232
P = 2,500 psia adalah tekanan pada saat tudung gas mulai diproduksikan dan P =
500 psia adalah tekanan pada saat akhir tudung gas diproduksikan.
Pengambilan maksimum gas adalah :
E gd
= (1 − x)G
100
0.005319
= (1 − 0.15)(1 × 1010 )1 −
0.036232
= 7.25 × 109 SCF
P Bo
(psia) (bbl/STB)
Pi = 3,500 1.333
Pb = 2,500 1.355
(a) Perhitungan volume awal minyak di tempat (N) menggunakan persamaan sebagai
berikut :
Vbφ (1 − S wi )
N = 7,758 STB
Boi
(15,000)(0.174)(1 − 0.34)
= 7,758
1.333
= 10.03 × 106 STB
(b) Volume awal gas di tempat (Gs) dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :
G s = NRsi SCF
= 10.03 × 10 6 (1,000)
= 10.03 × 109 SCF
(c) Perhitungan faktor perolehan untuk reservoir yang tidak jenuh dibagi atas dua
bagian, yaitu dari tekanan Pi sampai Pb dan dari Pb sampai Pa.
Faktor perolehan dari Pi sampai Pb dihitung dengan runtunan perhitungan seperti di
bawah ini.
1. Hitung co :
( Bob − Boi )
co = psi-1
Boi ( Pi − Pb )
(1.355 − 1.333)
=
1.333(3,500 − 2,400)
= 15 × 10 −6 psi-1
2. Hitung ce.
Mengingat data cw dan cf tidak diketahui, maka gunakan harga perkiraan :
c w = 3 × 10 −6 psi-1
c f = 3 × 10 −6 psi-1
co S oi + c w S wi + c f
ce =
(1 − S wi )
15(1 − 0.34) + 3(0.34) + 3
= × 10 −6
(1 − 0.34)
= 21.1 × 10-6 psi-1
3. Hitung Edb :
Boi
E db = ce ( Pi − Pb )
Bob
1.333
= (21.1 × 10 −6 )(3,500 − 2,400) × 100
1.355
= 2.3 %
Faktor perolehan dari Pb sampai Pa (untuk contoh ini digunakan harga 500 psia) :
0.1611 0.0979 0.1741
φ (1 − S wi ) k Pb
E d = 41.815 ( S wi ) 0.3722
Bob µ bo Pa
0.174(1 − 0.34)
0.611 0.0979
0.020
= 41.815
1.355 0.5
0.1741
2,400
× (0.34) 0.3722
500
= 18 %
E + Ed
= N db STB
100
E + Ed
= G s db
100
= 10.03 × 10 9 (0.023 + 0.18)
= 2.04 × 10 9 SCF
E
= N w STB
100
= 38.78 × 10 6 (0.429)
= 16.64 × 10 6 STB
(e) Pengambilan maksimum gas :
E
= G S w SCF
100
= 1.94 × 1010 (0.429)
= 0.83 × 1010 SCF
A
L = 208.7
cosα
7
= 208.7
cos 17.5
= 579 ft
(c) Perhitungan ϕd × t
Dalam contoh ini digunakan spasi sumur yang kecil dan sebagai perkiraan gunakan
t = 5 tahun sebagai lama waktu produksi :
ϕ d × t = 0.239(5 × 365)
= 436
(1) Volume awal hidrokarbon dari reservoir kondensat dihitung secara volumetrik sebagai
halnya dengan reservoir gas kering. Sedangkan volume awal ekivalen gas dari
kondensat diperoleh berdasarkan hasil uji produksi di permukaan. Untuk menghitung
harga G diperlukan data volume gas kering (Gg) dan volume kondensat dalam bentuk
gas (GL) :
Volume batuan (Vb) = 50,000 ac-ft
Tekanan reservoir pada kondisi awal (Pi) = 2,740 psia
Porositas (φ) = 0.25
Saturasi air (Swi) = 0.30
Temperatur reservoir (T) = 215 °F
Hasil uji produksi memberikan data di bawah ini :
Laju produksi kondensat (qo) = 242 STB/hari
Laju produksi gas dari separator (qgs) = 3.10 × 106 SCF/hari
Laju produksi gas dari tanki (qgt) = 0.12 × 106 SCF/hari
Massa jenis gas separator (γgs) = 0.650
Massa jenis gas tanki (γgt) = 1.20
Massa jenis kondensat (γo) = 48 °API
141.5
=
48 + 131.5
= 0.7883
(e) Penentuan massa jenis dari fluida yang keluar dari sumur :
R γ g + 4,584 γ o
γ wf =
R + 132,800γ o M o
(13,305 × 0.670) + ( 4,584 × 0.7883)
=
13,305 + (132,800 × 0.7883) / 144.5
= 0.893
Berdasarkan harga γwf dapat ditentukan harga Z, dengan menggunakan metode
seperti tercantum pada Pedoman Kerja : Penentuan Parameter Fluida Reservoir
Berdasarkan Metoda Korelasi. Untuk contoh di atas diperoleh harga Z = 0.82.
R Mo
G g = G
R M o + 132,790 γ o
(13,305)(144.5)
= (6.67 × 1010 )
(13,305)(144.5) + (132,790)(0.7883)
= 6.33 × 1010 SCF
Gambar 1. Grafik Hubungan Faktor Perolehan (Egv) Minyak dari Reservoir Bertenaga Gravity
Drive Terhadap Ψd+
1. PENDAHULUAN
Dalam perhitungan cadangan, simulasi Monte Carlo dilakukan untuk mengetahui distribusi dari
hasilnya yang dapat diantisipasi berdasarkan distribusi dari data masukannya. Setiap variabel yang
menjadi data masukan dapat memiliki distribusi dan rentang harga yang berbeda berdasarkan data
yang terkumpul di lapangan.
Sebagai contoh perolehan minyak (BAF—barrel per acre foot) didefinisikan oleh persamaan
7,758φ (1 − S w ) RF
BAF = (1)
Boi
dimana:
φ = porositas, fraksi
Tentunya jika kita mengetahui atau menentukan dengan pasti harga porositas, saturasi air, faktor
perolehan dan faktor volume formasi minyak awal, harga perolehan minyak akan dapat dihitung.
Bagaimanapun kasus yang ideal seperti tersebut tidak pernah terjadi, tetapi mungkin kita mengetahui
mengetahui rentang harga dari data-data tersebut. Kemudian, pertanyaannya adalah berapa harga
parameter-parameter data tersebut yang akan digunakan dalam perhitungan perolehan minyak?
Sebaiknya seluruh rentang harga dari setiap parameter dipertimbangkan dalam perhitungan. Simulasi
Monte Carlo memungkinkan hal ini untuk dilakukan, yaitu dengan menggunakan distribusi untuk
setiap parameter yang memiliki ketidakpastian atau sumber datanya memiliki rentang ketidaktelitian
yang kemudian menggabungkannya untuk mendapatkan distribusi perolehan minyak yang mungkin
berbeda sama sekali distribusinya dengan distribusi data-data masukannya. Model seperti ini sangat
berguna terutama pada tahap eksplorasi dimana belum banyak sumber data yang dapat diperoleh.
Proses tadi ditampilkan pada Gambar 1.
Model 7758φ (1 − S w ) RF
BAF =
Boi
“Professional
Judgements” tentang f(φ) f(Sw) f(Boi) f(RF)
ketidakpastian data
masukan
2. PROSES SIMULASI
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan simulasi Monte Carlo adalah sebagai berikut:
a. Mendefinisikan semua variabel
Dalam kasus perhitungan BAF, perlu diidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dan terlibat
dalam perhitungan (dalam hal inim porositas, saturasi air, faktor volume formasi minyak awal,
dan faktor perolehan.
b. Membuat model
Model disini adalah menggambarkan bagaimana hubungan antara keluaran dengan semua
variabel masukannya. Model ini dapat berupa persamaan matematik seperti pada persamaan 1.
c. Penggolongan data masukan
Data masukan digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang memiliki
kepastian/ketelitian tinggi (deterministic) dan kelompok yang bervariasi pada suatu rentang
harga tertentu (probalistic).
d. Mendefinisikan distribusi bilangan acak
Distribusi dari setiap variabel yang probalistic dapat diperoleh dari beberapa nara sumber yang
ahli dalam bidang yang berhubungan, dari analogi dengan data lapangan terdekat atau memiliki
kesamaan.
e. Melakukan simulasi
Simulasi dilakukan dengan melakukan beberapa kali (100 sampai 1000 kali) sampling terhadap
semua data masukan menggunakan random number (0-1) generator yang dipilih. Hasil keluaran
model berdasarkan data masukan yang dipilih setiap sampling kemudian dicari distribusi, rata-
rata (mean), nilai tengah (median) dan nilai paling mungkin (modulus). Distribusi hasil simulasi
Monte Carlo ditampilkan dalam bentuk pdf (probability density function) dan cdf (cumulative
density function) seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Kurva cdf kemudian diubah menjadi
“Expection Plot” yang kemudian dijadikan dasar dalam menentukan proved, probable dan
possible reserve seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Penentuan proved, probable dan possible
reserve dengan cara ini dikenal dengan penentuan reserve secara probalistik, yang secara
berurutan disebut sebagai P90, P50, dan P10. Pada “Expectation Plot” P90 memiliki arti
kemungkinan diperolehnya nilai di atas nilai P90 adalah sebesar 90%.
Gambar 2. Kurva pdf dan cdf dari Hasil Simulasi Monte Carlo
f(x) F(x=xi)
xL xi xH
1.0
F(x=xi)
0
xL xi xH
Jika luas yang diarsir pada kurva f(x) terhadap x pada daerah antara xL dan xi adalah F(x≤xi) maka
luas daerah antara xL dan xH pada kurva f(x) terhadap x adalah sama dengan 1, karena F(x≤xH) =
1. Oleh karena itu:
(x H − x L ) f ( x) = 1 (2)
sehingga didapat f(x)
1
f ( x) = (3)
(x H − x L )
Frekuensi kumulatif dihitung berdasarkan persamaan
xi − x L
F ( x ≤ xi ) = f ( xi )( x − x L ) = (4)
xH − xL
Karena F(x≤xi) didapat dari random generator komputer, Rn, maka harga xi yang bersesuaian
dengan Rn adalah:
xi = x L + Rn ( x H − x L ) (5)
xi = x H − (x H − x L )( x H − xC )(1 − Rn ) (7)
f(x)
xL xi xC xH
f(x)
xL xC xi xH
4. DAFTAR PUSTAKA
1. Newendorp, P. dan Schuyler, J.: “Decision Analysis For Petroleum Exploration”, Planning
Press, 2nd Ed., Aurora, CO, 2000.
2. Cronquist, C.: ”Estimation and Classification of Reserves of Crude Oil, Natural Gas, and
Condensate”, SPE, Richardson, TX, 2001
3. LAPI ITB: “Pembuatan Standarisasi POD (Plan of Development) Pertamina Hulu: Laporan
Akhir”, Bandung, 2003.
1. TUJUAN
Menggunakan metode Material Balance untuk menentukan besar cadangan hidrokarbon dan kinerja
reservoir.
2.2. PERSYARATAN
Terdapat dalam masing-masing bab.
3. LANGKAH KERJA
Siapkan data pendukung sesuai kebutuhan menurut kelompok data berikut :
1. Data Produksi :
a. Produksi kumulatif minyak (Qo)
b. Perbandingan gas-minyak kumulatif (Rp)
c. Produksi kumulatif air (Wp)
d. Produksi kumulatif gas (Gp)
2. Data PVT :
a. Faktor volume formasi minyak (Bo)
b. Faktor volume formasi gas (Bg)
c. Faktor volume formasi air (Bw)
d. Viskositas air (µw)
e. Kompresibilitas minyak (co)
f. Kompresibilitas air (cw)
g. Kompresibilitas gas (cg)
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.03
Halaman : 2 / 14
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Material Balance
3. Data Petrofisik :
a. Porositas batuan ( φ o)
b. Kompresibilitas formasi (cf)
c. Saturasi air awal (Swi)
4. Data Tekanan :
a. Tekanan reservoir awal (Pi)
b. Sejarah tekanan reservoir pada saat produksi (cf)
5. Geometri :
a. Jari-jari reservoir minyak (rr)
b. Jari-jari batas luar aquifer (ra)
c. Perbandingan volume tudung gas dengan minyak (m)
E = ( B g − B gi ) (2)
3. Plot F terhadap E, pada kertas kartesian dan tarik garis linear melalui titik-titik (E, F)j
dimulai dari titik (0,0).
4. Hitung kemiringan garis linear yang diperoleh dari butir 3, yang harganya sama dengan
initial gas-in-place, G, atau IGIP.
Pada reservoir gas dengan tekanan abnormal gradien tekanan awal dapat mencapai 0.85 psi/ft.
Kompresibilitas formasi bisa mendekati harga kompresibitas gas. Oleh karena itu kompresibilitas
formasi dan kompresibitas air perlu dipertimbangkan dalam perhitungan material balance.
P c w S wi + c f
Y= 1 − ∆P (3)
Z 1 − S wi
X = Gp (4)
3. Plot Y terhadap X pada kertas kartesian dan tarik garis linear melalui titik-titik (X, Y)j.
4. Perpotongan antara garis linear pada langkah 3 dengan garis Y = 0 adalah harga initial
gas-in-place, G, atau IGIP.
5. Sedangkan perpotongan antara garis linear pada langkah 3 dengan garis Y yang dihitung
pada tekanan abandonment adalah harga cadangan gas.
(P / Z )i
Gp
(P / Z )
X = (6)
Pi − P
3. Plot Y terhadap X pada kertas kartesian dan tarik garis linear melalui titik-titik (X, Y)j.
4. Hitung kemiringan garis linear (ml) yang diperoleh dari butir 3, yang harganya sama
dengan inverse dari initial gas-in-place, G, atau IGIP :
G = 1 / ml (7)
5. Sedangkan perpotongan garis linear yang diperoleh dari butir 3 dengan X = 0 harganya
S wi c w + c f
sama dengan .
1 − S wi
c w S wi + c f
E = ( B g − B gi ) + B gi ∆P (9)
1 − S wi
3. Plot F terhadap E, pada kertas kartesian dan tarik garis linear melalui titik-titik (E, F)j
dimulai dari titik (0,0).
4. Hitung kemiringan garis linear yang diperoleh dari butir 3, yang harganya sama dengan
initial gas-in-place, G, atau IGIP.
3. Harga tekanan untuk menghitung I(t) diambil pada batas minyak-air pada kondisi
awal (original water-oil contact).
3. Untuk setiap harga t atau P hitung F dan E menggunakan persamaan :
F = G p B g + W p Bw (13)
c w S wc + c f
E = ( B g − B gi ) + B gi ∆P (14)
1 − S wc
Y = F/E (15)
X = I (t ) / E (16)
4. Plot Y terhadap X pada kertas grafik kartesian dan perhatikan penyebaran titik-titik
tersebut. Bila penyebaran titik menunjukkan kecenderungan hubungan yang linear,
maka pilihan model perembesan air yang mantap sudah tepat. Lanjutkan dengan
langkah berikut 5. Kalau tidak, lanjutkan dengan langkah 7.
5. Tentukan titik potong garis linear dari butir 4 dengan sumbu Y. Harga Y pada titik
potong itu sama dengan initial gas-in-place.
6. Hitung kemiringan garis linear yang diperoleh pada butir 4. Harga kemiringan ini sama
dengn konstanta perembesan air (K) dan besarnya perembesan air dapat dihitung dengan
persamaan :
We (t ) = K × I (t ) (17)
1. Untuk setiap selang tekanan hitung harga ∆Pj, dengan menggunakan persamaan berikut
:
∆P1 = 1
2 (P0 − P1 ) (19)
Catatan :
Tekanan (P) diukur di batas minyak-air pada kondisi awal (original water-oil
contact).
2. Hitung harga tD untuk setiap harga t dengan menggunakan persamaan :
kt
t D = 0.578 (21)
µ wφ c rr2
Catatan :
a. Perkiraan jari-jari reservoir minyak (rr) berdasarkan kontur batas minyak air pada
peta isopach.
b. Harga kompresibilitas (c) adalah :
c = cw + c f (22)
3. Perkirakan harga ra/rr. Laju penurunan tekanan reservoir (dP/dt) dapat dijadikan
indikasi ukuran aquifer. Laju penurunan tekanan yang rendah dapat diartikan ukuran
aquifer yang sangat besar.
4. Berdasarkan harga tD dan ra/rr, hitung Q(tD) dengan bantuan Tabel 1. Gunakan
interpolasi kalau harga tD tidak ada pada tabel tersebut.
5. Hitung harga I(tD) berdasarkan persamaan :
I (t ) = ∑ ∆PQ(t D ) (18)
sebagai berikut.
tD ∆P Q(tD) I(tD)
0 - - -
tD1 ∆P1 Q(tD)1 I(tD)1
tD2 ∆P2 Q(tD)2 I(tD)2
tD3 ∆P3 Q(tD)3 I(tD)3
tD4 ∆P4 Q(tD)4 I(tD)4
. . .
. . .
. . .
tDj ∆Pj Q(tD)j I(tD)j
c w S wc + c f
E = ( B g − B gi ) + B gi ∆P (14)
1 − S wc
Y = F/E (15)
X = I (t ) / E (16)
7. Plot Y terhadap X pada kertas grafik kartesian dan perhatikan penyebaran titik-titik
tersebut. Bila penyebaran titik menunjukkan kecenderungan hubungan yang linear,
maka model perembesan air yang dipilih sudah tepat.
8. Tentukan titik potong garis linear dari butir 7 dengan sumbu Y. Harga Y pada titik
potong itu sama dengan initial gas-in-place.
9. Hitung kemiringan garis linear yang diperoleh pada butir 7. Harga kemiringan ini sama
dengn konstanta perembesan air (B), dan besarnya perembesan air dapat dihitung
dengan persamaan :
We (t ) = B × I (t ) (27)
(c S wi + c f )
E fw = Boi
w
(Pi − P ) (30)
1 − S wi
X = Eo + E fw (31)
Jadi untuk setiap harga tekanan Pj diperoleh Fj, Eoj dan Efwj (Xj).
3. Plot F terhadap X, pada kertas grafik kartesian dan tarik garis linear melalui titik-titik (X, F)j
dimulai dari titik (0,0).
4. Hitung kemiringan garis linear yang diperoleh dari butir 3, yang harganya sama dengan volume
minyak awal di tempat atau initial oil-in-place (N).
(c S wi + c f )
E fw = Boi
w
(Pi − P ) (34)
1 − S wi
F
Y= (35)
Eo + E fw
I (t )
X = (36)
E o + E fw
Catatan :
a. Untuk P > Pb, Rp = Rs = Rsi
b. Untuk P < Pb pengaruh cw dan cf atas perhitungan dapat diabaikan.
4. Plot Y terhadap X pada kertas grafik kartesian dan perhatikan penyebaran titik-titik tersebut.
Bila penyebaran titik menunjukkan kecenderungan hubungan yang linear, maka model
perembesan air yang dipilih sudah tepat.
5. Tentukan titik potong garis linear dari butir 4 dengan sumbu Y. Harga Y pada titik potong itu
sama dengan volume minyak awal di tempat (N).
6. Hitung kemiringan garis linear yang diperoleh pada butir 7. Harga kemiringan ini sama dengan
konstanta perembesan air (K untuk model perembesan air mantap dan B untuk model
perembesan air tidak mantap) dan besarnya perembesan air dapat dihitung dengan persamaan
17 atau persamaan 27 :
We (t ) = K × I (t ) (17)
We (t ) = B × I (t ) (27)
Bg
E g = Boi − 1 (37)
B gi
Y = F / Eo (38)
X = E g / Eo (39)
3. Plot Y terhadap X pada kertas grafik kartesian dan tarik garis linear melalui titik-titik (X, Y).
4. Titik potong garis linear Y dari butir 3 adalah harga volume minyak awal di tempat (N) dan
kemiringannya adalah m N. Jadi ukuran tudung gas (m) dapat dihitung.
4. DAFTAR PUSTAKA
1. Craft, B. C. dan Hawkins, M. F. : “Applied Petroleum Engineering”, Prentice-Hall Inc., N. J., 1959.
2. Dake, L. P. : “Fundamentals of Reservoir Engineering”, Elsevier Publ. Co., New York, 1978.
3. Havlena, D. dan Odeh, A. S. : “The Material Balance as an Equation of Straight Line-Part II, Field
Cases”, JPT July 1964, 815-822.
4. Hurst, W. : “Technical Note-The Material Balance Equation”, SPE 4920, 1974.
5. Pletcher, J. L. : “Improvements to Reservoir Material-Balance Methods”, SPE Reservoir Evaluation
& Engineering Journal (February 2002), 49-59.
6. Lee, W. dan Wattenbarger, R. A. : “Gas Reservoir Engineering”, SPE Richardson, Texas, 1996.
5. DAFTAR SIMBOL
Huruf Yunani :
φ = porositas, fraksi
µw = viskositas air, cp
1. TUJUAN
Membuat perkiraan cadangan minyak atau gas berdasarkan kurva penurunan laju produksi (Decline
Curve).
2.2. PERSYARATAN
Sejarah produksi harus mencerminkan produktivitas formasi atau karakteristik reservoir tidak
terpengaruh oleh faktor-faktor :
• perubahan kondisi operasi produksi
• kerusakan sumur (damage)
• kegagalan atau kerusakan peralatan dan sebagainya
3. LANGKAH KERJA
3.1. PENURUNAN EKSPONENSIAL q vs Np
1. Siapkan data sebagai berikut :
- Tabel qo terhadap Np atau qg terhadap Gp
- Laju batas ekonomik (qa)
2. Plot qo terhadap Np atau qg terhadap Gp pada kertas grafik kartesian.
3. Buat garis lurus melalui titik-titik data pada butir 2.
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 2 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve
4. Harga cadangan (Np atau Gp) dibaca pada ektrapolasi garis lurus sampai qa.
Analisa dengan penurunan hiperbolik berlaku apabila kedua plot di atas tidak
membentuk garis lurus.
3. Tentukan harga b dari Gambar 7 berdasarkan harga qi/q dan ∆Gp/t qi.
qi dan q dibaca pada kurva yang telah diperhalus melalui titik-titik data pada kedua
plot di atas. Atau dapat langsung dibaca pada Tabel dari langkah (1) apabila terbentuk
kurva yang halus melalui data di atas.
4. Tentukan harga Di t dari Gambar 8 berdasarkan harga qi/q dan b.
5. Harga cadangan gas dapat dihitung berdasarkan persamaan :
q1 q a (1−b )
Gp = 1 − ( ) (3)
(1 − b) Di qi
t1 t 2 − t 3
2
1
C= = (3)
t1 + t 2 − 2 t 3 b Di
6. Geser data pada kertas grafik log-log dengan menambahkan - C terhadap t.
Plot qo atau qg terhadap (l + b Di t) pada kertas log-log. Tarik garis lurus melalui titik-
titik tersebut.
7. Pilih dua titik pada garis lurus (langkah 6).
8. Tentukan qi, b dan Di dari persamaan :
1
log q = log qi − log(1 + b Di t )
b
qi q
(1− b )
Gp = 1 − a
(1 − b) Di qi
4. DAFTAR PUSTAKA
1. Ikoku. Chi U. : "Natural Gas Reservoir Engineering", John Wiley & Sons, 1984.
2. Campbell R.A. : "Mineral Property Economics", Vol. III, JCC, 1978.
3. Gentry, R. W. : "Decline Curve Analysis", JPT, Januari 1972, hal. 38.
5. DAFTAR SIMBOL
6. LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS
6.2. CONTOH PERHITUNGAN
6.2.1. Penurunan Eksponensial, qg vs Gp
6.2.2. Penurunan Eksponensial, qg vs t
6.2.3. Penurunan Harmonik, qo vs Np
6.2.4. Penurunan Hiperbolik, qg vs t (Cara Gentry)
6.2.5. Penurunan Hiperbolik, qg vs t (Cara Pergeseran Sumbu)
qi q (1−b )
Gp = 1 − a
(1 − b) Di qi
Bentuk kurva penurunan produksi untuk masing-masing jenis diberikan oleh Gambar 1 dalam
bentuk plot antara laju alir tak berdimensi dan waktu tak berdimensi pada kertas log-log.
qg (MMSCF/hari) Gp (MMSCF)
200 10
210 20
190 30
193 60
170 100
155 150
130 190
123 220
115 230
110 240
115 250
2. Penyelesaian :
Plot data laju produksi (q) terhadap produksi kumulatif (Gp) seperti terlihat pada Gambar
2. Garis lurus dibuat melalui titik-titik (q, Gp).
Berdasarkan qa = 40 MMSCF/hari, diperoleh G = 410 MMSCF.
Waktu qg (MMSCF/bulan)
1-1-82 1000
1-2-82 962
1-3-82 926
1-4-82 890
1-5-82 860
1-6-82 825
1-7-82 795
1-8-82 765
1-9-82 735
1-10-82 710
1-11-82 680
1-12-82 656
1-1-83 631
Perkirakan cadangan gas reservoir tersebut apabila laju batas ekonomiknya adalah 25
MMSCF/bulan. Gp sampai 1-1-83 adalah 10.435 MMSCF.
2. Penyelesaian :
Data laju produksi (qg) diplot terhadap waktu (t) pada kertas grafik semilog. Garis lurus
diperoleh melalui titik data tersebut.
D diperoleh dengan persamaan :
q1 = qi e − Dt
dimana q1 dan qi dibaca pada garis lurus, sebagai berikut :
t =0 , (1-1-82) ; qg = 1,000
t = 12 , (1-1-83) ; qg = 631
jadi, 631 = 1000e −12 D
D = 0.0384 per bulan
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 11 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve
Laju batas ekonomik reservoir ini sebesar 25 STB/hari. Tentukan cadangan minyak
berdasarkan analisa kurva penurunan produksi.
2. Penyelesaian :
Data qo terhadap Np diplot pada kertas semi log (Gambar 4). Buat melalui titik data
tersebut (q, Np).
Berdasarkan qa = 25 STB/hari, diperoleh Np = 10.3 MMSTB.
Laju batas ekonomis reservoir tersebut diperkirakan sebesar 500 MSCF/hari. Buat
perkiraan cadangan gas dengan analisa kurva penurunan.
2. Penyelesaian :
Gambar 5 (log qg vs t) dan Gambar 6 (log qg vs Gp) memperlihatkan kurva melengkung,
sehingga tidak dapat digunakan untuk ekstrapolasi. Hal ini juga menandakan bahwa
kurva yang terjadi adalah Penurunan Hiperbolik.
qi q a (1−b )
Gp = 1 − ( )
(1 − b) Di qi
3.36 0.5 (1−0.5)
Gp = 1− ( )
(1 − 0.5)(0.001) 3.36
= 4.128 MMSCF
t1 − t 2 − t 3 (0.17)(3.833) − (1.67) 2
2
C= =
t1 + t 2 − 2t 3 0.17 + 3.833 − 2(1.67)
= −3.22
1
=
b − Di
t 1 + 0.31 t qg
0 1 10
0.5 1.155 8.4
1 1.31 7.12
1.5 1.465 6.16
2 1.620 5.36
2.5 1.775 4.72
3 1.930 4.18
3.5 2.08 3.72
4 2.24 3.36
qi q
(1− b )
Gp = 1 − a
(1 − b) Di qi
G p = 4.551 MMSCF
Gambar 1. Plot Laju Alir Tak Berdimensi dan Waktu Tak Berdimensi untuk Berbagai
Bentuk Kurva Penurunan Produksi (Decline Curve)
1. TUJUAN
Meramalkan faktor perolehan dari reservoir minyak, gas dan kondensat berdasarkan data PVT,
karakteristik batuan dan fluida reservoir.
2.2. PERSYARATAN
1. Untuk menggunakan metode Arps (reservoir bertenaga dorong air dan deplesi), data penunjang
harus memenuhi kriteria yang dicantumkan pada Tabel 1. Data karakteristik batuan dan fluida
reservoir harus ada selang (range) seperti tertera pada Tabel 1.
2. Tidak ada persyaratan khusus untuk Metode Dykstra, kecuali anggapan yang dikemukakan
pada Lampiran.
3. Untuk meramalkan faktor perolehan reservoir gas dengan metode kesetimbangan materi tidak
ada persyaratan khusus, kecuali diterapkannya anggapan yang dikemukakan pada Lampiran.
4. Metode Jacoby, Koeller dan Berry tidak direkomendasikan untuk digunakan pada GOR antara
2,000 - 3,000. Korelasi ini baik digunakan pada GOR antara 3,600 - 60,000.
3. LANGKAH KERJA
3.1. PENENTUAN FAKTOR PEROLEHAN RESERVOIR MINYAK
3.1.1. Reservoir Minyak Bertenaga Dorong Air (Water Drive)
1. Siapkan data pendukung :
- Porositas (φ), fraksi
- Saturasi air (Sw), fraksi
- Volume Faktor Formasi Minyak awal (Boi), bbl/STB
- Permeabilitas (k), Darcy
- Viskositas minyak pada tekanan awal (µoi), cp
- Viskositas air formasi pada tekanan awal (µwi), cp
- Tekanan Reservoir awal (Pi), psia
- Tekanan Reservoir pada saat abandonment (Pa), psia
2. Faktor perolehan (RF) dihitung dari persamaan :
0.0422 0.0770 −0.2159
φ (1 − S w ) k µ wi P
RF = (54.898) × × × (S w ) − 0.1903
× i
B oi µ oi Pa
3. Faktor perolehan di dalam satuan bbl/acft dapat pula ditentukan dengan menggunakan
Nomograph (Gambar l).
3.1.2. Reservoir Minyak Bertenaga Dorong Gas Terlarut (Solution Gas) di Bawah Tekanan Titik
Gelembung
1. Siapkan data pendukung :
- Porositas (φ), fraksi
- Saturasi air (Sw), fraksi
- Volume Faktor Formasi Minyak pada tekanan titik gelembung (Bob), bbl/STB
- Permeabilitas (k), Darcy
- Viskositas minyak pada tekanan gelembung (µob), cp
- Tekanan gelembung Reservoir (Pb), psia
- Tekanan Reservoir pada saat abandonment (Pa), psia
2. Faktor perolehan (RF) dihitung dari persamaan :
0.1611 0.0979 −0.1741
φ (1 − S w ) k µ wi P
RF = (41.815) × × × (S w ) − 0.3722
× i
B oi µ oi Pa
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 3 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan
3. Faktor perolehan di dalam satuan bbl/acft dapat pula ditentukan dengan menggunakan
Nomograph (Gambar 2).
Catatan :
Kolom 1 = urutan tahun
Kolom 2 = DM × (1)
Kolom 3 = Dibaca dari Gambar 4
Kolom 4 = Dibaca dari Gambar 5 dan 6
Kolom 5 = kolom 4 × (DM/100) × 95 × 106
G / Ri
N p ( yang dikoreksi) = N p
OIP
dimana :
0.2
R 124130
G = −2229.4 + 148.43 i + + 21.831 ( o API ) + 0.26356 Pd ,b
100 T
atau G dapat diperoleh dari Gambar 8.
OIP dibaca dari Gambar 9 dengan diketahui harga Ri.
4. DAFTAR PUSTAKA
1. Timmerman, E. H. : "Practical Reservoir Engineering - Part II", PennWell Publishing Co., 1982.
2. Ikoku, Chi. U. : "Natural Gas Reservoir Engineering", John Willey & Sons, 1984.
3. Dykstra, H. : "The Prediction of Oil Recovery by Gravity Drainage", JPT, May 1978, halaman
818 - 830.
4. Arps, J. J. : "Reasons for Differences in Recovery Efficiency", SPE - Reprint Series No. 3, SPE No.
2068, 1968, hal. 49-54.
5. Arps, J. J. : "A Statistical Analysis of Recovery Efficiency", API Bulletin D14.
5. DAFTAR SIMBOL
Bga = faktor volume formasi gas pada tekanan abandonment, bbl/SCF atau CF/SCF
Bgi = faktor volume formasi gas awal, RB/SCF atau CF/SCF
Bob = faktor volume formasi minyak pada tekanan titik gelembung, bbl/STB
Boi = faktor volume formasi minyak pada kondisi awal, bbl/STB
d = jarak antar sumur, ft
mD.gr/cc
DM = drainage modulus,
cp.ft
G = volume gas awal di tempat, SCF
k = permeabilitas, Darcy
ko = permeabilitas efektif minyak, mD
L = panjang "drainage column", ft
Np = kumulatif minyak stock tank (dari Pd,b ke 500 psia), STB/HCPV
OIP = volume minyak awal di tempat, STB
Pa = tekanan abandonment, psia
Pb = tekanan titik gelembung, psia
Pd,b = tekanan saturasi, psia
Pi = tekanan awal, psia
RF = recovery factor, fraksi atau persen
Ri = contoh perbandingan gas-minyak awal di separator, SCF/STB
rw = jari-jari lubang sumur, inch
Sga = saturasi gas pada tekanan abandonment, fraksi
Sgi = saturasi gas awal, fraksi
Soi = saturasi minyak awal, fraksi
Swc = saturasi air konat, fraksi
t = waktu, tahun
Za = faktor deviasi gas pada kondisi abandonment, tak berdimensi
Huruf Yunani:
α = kemiringan lapisan, derajat
φ = porositas, fraksi
µi = viskositas minyak awal, cp
µob = viskositas minyak pada tekanan titik gelembung, cp
µwi = viskositas air awal, cp
6. LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS
6.1.1. Metode Perkiraan Recovery Minyak – Arps
o
API Subcommittee on recovery efficiency membuat kajian statistik mengenai efisiensi
perolehan dari 312 reservoir yang kemudian menurunkan persamaan regresi untuk reservoir
bertenaga dorong air sebagai berikut :
0.0422 0.0770 −0.2159
φ (1 − S w ) k µ wi P
RF = (54.898) × × × (S w ) − 0.1903
× i
B oi µ oi Pa
Di dalam satuan bbl/ac-ft, faktor perolehan untuk jenis reservoir ini dapat diperkirakan
dengan menggunakan Gambar 1.
Berdasarkan analisis statistik dari 80 reservoir minyak yang mempunyai tenaga dorong
pengembangan gas terlarut, subcommittee menurunkan persamaan regresi :
0.1611 0.0979 0.1741
φ (1 − S w ) k P
RF = (41.815) × × × (S w ) − 0.3722
× b
Bob µ ob Pa
Di dalam satuan bbl/ac-ft, faktor perolehan untuk reservoir bertenaga dorong deplesi dapat
diperkirakan dengan menggunakan Gambar 2.
Tabel l memperlihatkan batasan harga karakteristik batuan dan fluida reservoir untuk
digunakan pada korelasi Arps.
Ketiga kurva tersebut dapat digunakan pada reservoir minyak bertenaga dorong gravity
drainage, dimana hubungan permeabilitas relatif terhadap saturasi pada kertas grafik log-
log merupakan garis lurus. Persaman matematis permeabilitas relatif tersebut dapat didekati
dengan hubungan kr = SB. Pada tahap awal, pengaruh B terhadap perolehan sangat kecil,
tetapi setelah perolehan mecapai 25%, harga B ini mulai berpengaruh.
Reservoir gas yang bertenaga dorong air mempunyai faktor perolehan lebih rendah
disebabkan tingginya tekanan abandonment. Tingginya harga tekanan abandonment ini
disebabkan perembesan air yang kuat ke dalam reservoir dan terjebaknya gas di dalam
"kantung" air.
Harga faktor perolehan untuk reservoir gas dengan pendorong air adalah :
100( S gi B ga − S ga B gi )
RF =
S gi B ga
143.55
N p = −0.061743 + + 0.00012184 T + 0.0010114 ( o API )
Ri
Persamaan ini dijadikan Nomograph yang dapat dilihat pada Gambar 7.
Kompresi di atas tekanan titik gelembung dikoreksi dengan persamaan :
G / Ri
N p ( yang dikoreksi) = N p
OIP
dimana :
0.2
R 124130
G = −2229.4 + 148.43 i + + 21.831( o API ) + 0.26356 Pd ,b
100 T
atau menggunakan Nomograph Gambar 8. OIP ditentukan dengan menggunakan Gambar
9.
Penyelesaian :
0.0422 0.0770 −0.2159
φ (1 − S w ) k µ wi P
a. RF = (54.898) × × × (S w ) − 0.1903
× i
Boi µ oi Pa
Penyelesaian :
0.1611 0.0979 0.1741
φ (1 − S w ) k P
a. RF = ( 41.815) × × × (S w ) − 0.3722
× b
Bob µ ob Pa
(0.174)(1 − 0.34)
0.1611 0.0979
0.2
RF = (41.815) × × × (0.34) −0.3722
1.140 0.5
0.1741
3660
× = 18.81 %
580
Penyelesaian :
d 835
L= = = 964 ft
cos α cos 30
Keterangan :
Kolom 3 : Dari Gambar 4
Kolom 4 : Dibaca dari Gambar 5 dan 6
Kolom 5 : Kolom 4 × (DM/100) × 95 × 106
Penyelesaian :
- Spesific Gravity = 0.6 diperoleh Ppc = 668 psia dan Tpc = 385 oR (lihat bab Karakteristik
Fluida Reservoir)
- Pada kondisi awal :
P 3000
Ppr = = = 4 .5
Ppc 668
T (150 + 460)
T pr = = = 1 .6
T pc 385
Diperoleh Zi = 0.83 (lihat bab Karakteristik Fluida Reservoir)
- Pada kondisi abandonment :
P 500
Ppr = =
Ppc 668
T (150 + 460)
T pr = = = 1 .6
T pc 385
Diperoleh Za = 0.94 (lihat bab Karakteristik Fluida Reservoir)
- Recovery Factor dapat ditentukan :
PZ 500 × 0.83
RF = 1001 − a i = 1001 − = 85.3 %
Pa Z a 3000 × 0.94
Penyelesaian :
(14.65)(150 + 460)(0.83)
- B gi = = 0.004755 CF/SCF
(3000)(60 + 460)(1.0)
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 17 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan
T (150 + 460)
T pr = = = 1.6
T pc 385
Diperoleh Za = 0.94
(14.65)(150 + 460)(0.85)
B ga = = 0.0097 CF/SCF
(1,500)(60 + 460)(1.0)
100( S gi B ga − S ga B gi )
RF =
S gi B ga
Penyelesaian :
143.55
N p = −0.061743 + + 0.00012184(246) + 0.0010114(51)
8,500
= 0.0367 STB/bbl HCPV
atau menggunakan Nomograph Gambar 7, didapat Np = 0.036 STB/bbl HCPV.
G / Ri
N p ( yang dikoreksi) = N p
OIP
1,267 / 8,500
N p ( yang dikoreksi) = 0.036 = 0.04472 STB/bbl HCPV
0.12
Gambar 1. Nomograph untuk Menentukan Recovery Factor Reservoir dengan Tenaga Pendorong
Air
Gambar 2. Nomograph untuk Menentukan Recovery Factor Reservoir dengan Tenaga Gas
Terlarut
TABEL 1
Batasan Harga Karakteristik Batuan dan Fluida Reservoir untuk Digunakan pada Korelasi Arps