Anda di halaman 1dari 45

REBUSAN UMBI JAHE MERAH ( Zingiber officinale ) DAN KULIT BUAH

JERUK MANDARIN ( Citrus reticulate ) SEBAGAI OBAT HERBAL


DALAM MENGATASI PENYAKIT ASMA
DI LINGKUNGAN MASYARAKAT DESA BATUBULAN, GIANYAR,
BALI

Lomba Karya Tulis Ilmiah


SMA dan SMK Sederajat se-JATIM BALI 2015

Disusun Oleh :

IDA AYU KHARISMA DYAH INTAN MAHARANI (9995664322)

PUTU AYU TRISNA FEBRIANTY (9994551552)

AYU PUTU AUGIE PERMATA DHEA (9994551162)

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 5 DENPASAR


JALAN SANITASI NOMOR 2 DENPASAR
BALI
2015
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Rebusan Umbi Jahe Merah (Zingiber officinale)


dan Kulit Buah Jeruk Mandarin (Citrus
reticulate) Sebagai Obat Herbal Dalam
Mengatasi Penyakit Asma Di Lingkungan
Masyarakat Desa Batubulan, Gianyar, Bali

2. Nama Ketua Kelompok : Ida Ayu Kharisma


: Dyah Intan Maharani

3. NISN : 9995664322

4. Asal Sekolah : SMA Negeri 5 Denpasar, Bali

5. Alamat Email : dayuintan48@yahoo.com

6. Alamat Rumah/ No.HP : Jalan Mekar II Blok AIX Nomer 39 Pemogan,


Denpasar, Bali / 085739901566

7. Nama Anggota 1 : Putu Ayu Trisna Febrianty

8. Nama Anggota 2 : Ayu Putu Augie Permata Dhea

9. Nama Pembimbing : Drs. A.A Gede Rai Dalem Mahendra,M.Pd.

10. NIP Pembimbing : 19600228 198403 1 004

Menyetujui, Denpasar, 11 Juli 2015


Kepala SMA Negeri 5 Denpasar Pembina KIR
SMA Negeri 5 Denpasar

( Drs. I Nyoman Winata. M.Hum ) ( Drs. A.A. Dalem Mahendra,M.Pd )


Nip. 19550728 1979031007 Nip. 196002241984031004
BIODATA KETUA KELOMPOK DAN ANGGOTA

Nama Lengkap Ida Ayu Kharisma Dyah Intan Maharani

Jenis Kelamin Perempuan


Tempat dan tanggal lahir Denpasar,10 Januari 1999
Asal sekolah SMA Negeri 5 Denpasar
Kelas XI IPA 3
No. Telp/HP 085739901566
Email dayuintan48@yahoo.com
Alamat rumah Jalan mekar II blok AIX nomer 39
Pemogan,Denpasar,Bali
Penghargaan ilmiah -
yang pernah diraih
Foto
Nama Lengkap Putu Ayu Trisna Febrianty

Jenis Kelamin Perempuan


Tempat dan tanggal lahir Denpasar,17 Februari 1999
Asal sekolah SMA Negeri 5 Denpasar
Kelas XI IPA 3
No. Telp/HP 08979159384
Email ayutrisna17@yahoo.com
Alamat rumah Jalan Tukad Petanu Gang Walet No.19
Penghargaan ilmiah -
yang pernah diraih
Foto
Nama Lengkap Ayu Putu Augie Permata Dhea

Jenis Kelamin Perempuan


Tempat dan tanggal lahir Surabaya, 30 Juli 1999
Asal sekolah SMA Negeri 5 Denpasar
Kelas XI IPA 3
No. Telp/HP 085646908594
Email augiepermata@yahoo.com
Alamat rumah Jalan Tukad Batanghari VII No.28
Penghargaan ilmiah -
yang pernah diraih
Foto
PEMERINTAH KOTA DENPASAR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SEKOLAH MENENGAH ATAS ( SMA ) NEGERI 5
DENPASAR
Jalan Sanitasi No.2 Denpasar. Telp (0361)720642

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Ida Ayu Kharisma Dyah Intan Maharani
NISN : 9995664322
Jurusan : PMIA
Sekolah : SMA Negeri 5 Denpasar, Bali

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah saya dengan judul:
“ Rebusan Umbi Jahe Merah (Zingiber officinale) dan Kulit Buah Jeruk Mandarin
(Citrus Reticulate) Sebagai Obat Herbal Dalam Mengatasi Penyakit Asma di
Lingkungan Mayarakat Banjar Tegaltamu, Desa Batubulan, Sukawati, Gianyar,
Bali’
Yang diusulkan untuk Lomba Karya Tulis Ilmiah 2015 UKM Karisma Fakultas
Farmasi Universitas Jember bersifat original dan bukan Karya Tulis milik Orang
lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka


saya bersedia untuk dididskualifikasi

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar- benarnya.

Denpasar, 11 Juli 2015

( Ida Ayu Kharisma Dyah Intan M.)


KATA PENGANTAR

Berkat rakhmat Tuhan Yang Maha Kuasa dengan didorongkan oleh


keinginan luhur maka kami dari Kelompok KIR SMA Negeri 5 Denpasar dapat
meneyelesaikan hasil penelitian yang berjudul : “Rebusan Umbi Jahe Merah
(Zingiber officinale) dan Kulit Buah Jeruk Mandarin ( Citrus reticulate ) Sebagai
Obat Herbal Dalam Mengatasi Penyakit Asma Di Lingkungan Masyarakat, Desa
Batubulan, Gianyar, Bali" Kami menyadari sepenuhnya bahwa apa yang kami
sajikan dalam karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna. Hal ini disebabkan
karena wawasan dan pengetahuan yang kami miliki masih sangat terbatas. Namun
kami tetap merasa bangga karena hasil penelitian ini dapat terselesaikan sesuai
dengan waktu yang kami rencanakan.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Kepala SMA Negeri 5 Denpasar karena telah memberikan kami ijin untuk
mengikuti lomba ini. Demikian pula ucapan terima kasih ini kami sampaikan
kepada Bapak Pembina KIR SMA Negeri 5 Denpasar yang juga telah banyak
memberikan pandangan dan pembinaan sehingga karya tulis ini bisa terwujud
dengan baik.
Demikian sepatah kata pengantar yang bisa kami sampaikan bila ada hal-
hal yang kurang berkenan kami minta maaf yang sebesar-besarnya.Untuk
selanjutnya semua permasalahan kami serahkan kepada Dewan Juri yang
terhormat.

Denapasar, 11 Juli 2015


Peneliti
ABSTRAK

Rebusan Umbi Jahe Merah ( Zingiber officinale ) dan Kulit Buah Jeruk Mandarin
( Citrus reticulate ) Sebagai Obat Herbal Dalam Mengatasi Penyakit Asma Di
Lingkungan Masyarakat Desa Batubulan, Gianyar, Bali

Penyakit asma merupakan salah satu penyakit yang populer di Indonesia.


Asma adalah penyakit pada saluran pernafasan dimana paru-paru ( bronchialtube)
mengalami pembengkakan dan terbatasnya kemampuan bernafas. Otot dinding
cabang tenggorokan mengetat dan saluran pernafasan menghasilkan kelebihan
lendir yang menyumbat jalannya pernafasan. Gejala umum penderita asma tersebut
antara lain: nafas pendek, munculnya rasa sakit pada dada, sulit tidur karena nafas
pendek, batuk atau nafas sengau. Gejala penyakit asma tidak hanya bisa dan dapat
diobati dengan resep dokter namun juga dengan pengobatan herbal secara
tradisional. Seperti halnya masyarakat Desa Batubulan, Gianyar dimana
masyarakatnya yang mengidap gejala-gejala atau telah mengidap penyakit asma
sering menggunakan obat herbal yang terbuat dari campuran rebusan umbi Jahe
Merah ( Zingiber officinale ) dan kulit buah Jeruk Mandarin ( Citrus reticulate ).
Adapun permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah: mengapa
umbi Jahe Merah ( Zingiber officinale ) dan kulit buah Jeruk Mandarin ( Citrus
reticulate ) dapat dijadikan obat herbal dalam mengatasi penyakit asma ? Bagimana
pengalaman masyarakat Desa Batubulan Gianyar dalam memanfaatkan rebusan
umbi Jahe Merah dan kulit buah Jeruk Mandarin sebagai obat herbal untuk
mengatasi penyakit asma ? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
manfaat dari rebusan dari umbi Jahe Merah ( Zingiber officinale ) dan kulit buah
Jeruk Mandarin ( Citrus reticulate ) sebagai obat herbal dalam mengatasi penyakit
asma. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah masyarakat tidak saja hanya
tergantung dari resep dokter dalam mengobati penyakit asma, namun masih ada
obat herbal racikan tradisional yang bisa lebih bernilai ekonomis. Metodologi dari
penelitian ini meliputi: waktu dan tempat penelitian, jenis dan sumber data, objek
dan subjek penelitian, teknik pengumpulan dan penyajian data serta teknik analisis
data.
Hasil penelitian dalam karya tulis ilmiah ini antara lain : bahwa umbi Jahe
Merah ( Zingiber officinale ) dapat dijadikan obat herbal dalam mengatasi penyakit
asma karena memiliki kandungan kimia seperti senyawa Oleoresine, Zingeron, dan
Gingerol. Sedangkan kulit buah Jeruk Mandarin ( Citrus reticulate ) mengandung
senyawa Tangeraxathin, Tangertin, Threonin dan Thymol yang berperan dalam
mengatasi penyakit asma. Penelitian ilmiah ini juga mengungkap masalah
pengakuan atau pengalaman masyarakat Desa Batubulan Gianyar yang memiliki
gejala atau mengidap penyakit asma dengan menggunakan obat herbal racikan
tradisional dari campuran rebusan umbi Jahe Merah ( Zingiber officinale ) dan kulit
buah Jeruk Mandarin ( Citrus reticulate ).
Sebagai saran dan beberapa rekomendasi dari peneliti kepada masayarakat
yang sedang menderita penyakit asma dalam hal ini adalah upayakan terlebih
dahulu penggunaan bahan-bahan alami yang ada di lingkungan hidup ini yang
racikannya dapat dilakukan melalui proses secara tradisional. Apabila dalam waktu
tertentu penggunaan dari obat herbal racikan tradisional ini belum memberikan
hasil yang positif maka perlu ditindaklanjuti dengan konsultasi dan pengobatan dari
dokter.

Kata Kunci : Umbi Jahe Merah ( Zingiber officinale ), Kulit Buah Jeruk Mandarin
( Citrus reticulate ), Obat Herbal, Desa Batubulan Gianyar Bali
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i


LEMBAR PENGESAHAN … ...........................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iv
ABSTRAK …………………………………………………………………… .vi
PERNYATAAN …………………………………………………..…………...vii
BAB I PENDAHULUAN…………………………...………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………. 2
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………….. 3
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………… 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………. 4
2.1 Mengenal Tanaman Jahe Merah ( Zingiber officinale)……………..
2.2 Mengenal Jeruk Mandarin ( Citrus reticulate )……………….……9
2.3 Mengenal Penyakit Asma…………………….................................11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………. 19
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ………………. ...............................19
3.2 Jenis dan Sumber Data … ................................................................19
3.3 Objek Penelitian ..............................................................................20
3.4 Teknik Pengumpulan Data ..............................................................20
3.5 Teknik Penyajian Data ....................................................................20
3.6 Teknik Analisis Data .......................................................................21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………… 22
4.1 Campuran Ekstrak Daun Sirih Hijau, Daun Jarak, Putung Rokok
Sebagai Insektisida Alami Ramah Lingkungan………..………….22
4.2 Langkah- Langkah Kerja Pembuatan Insektrisida Daun Sirih
Hijau, Jarak, dan Putung Rokok Sebagai Insektisida Alami
Ramah Lingkungan…………………………………………… .....24
4.3 Efektifitas Ekstrak Daun Sirih Hijau, Jarak, dan Putung Rokok
Dalam Memberantas Hama Jagung…………………………… ..... 27
BAB V SIMPULAN DAN SARAN…………………………………………. ..35
5.1 Simpulan ..........................................................................................35
5.2 Saran-saran …. .................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Hidup sehat dan memiliki umur yang panjang merupakan impian semua
orang. Namun lingkungan sekitar sudah semakin tercemar dirusak oleh
perkembangan ekonomi dan industri. Akibatnya banyak racun yang terserap ke
dalam tubuh dan mengganggu kesehatan ( Darmayanti, 2006 ). Bahkan saat ini
keperluan pangan seperti air, udara dan makanan telah banyak tercemar oleh
racun, sehingga apabila melakukan aktivitas makan dan bernafas sesungguhnya
sudah ada bahan-bahan yang mulai mengganggu kesehatan manusia itu sendiri.
Indonesia yang kaya akan sumber daya alam memiliki berbagai macam
jenis tanaman yang memiliki manfaat untuk menyembuhkan berbagai macam
penyakit, akan tetapi sebagaian besar masyarakat Indonesia belum paham betul
akan kandungan yang terdapat pada tanaman tersebut dan hanya mengandalkan
obat-obatan yang instant terbuat dari bahan-bahan kimia padahal obat tersebut
dapat membahayakan kesehatan dan menyebabkan timbulnya penyakit-
penyakit baru ( Prasetyo,2008 ).
Pada masyarakat modern seperti sekarang ini nampaknya masyarakat
belum begitu tahu tentang manfaat apa saja yang kita peroleh dari tanaman
herbal untuk kesehatan. Hal itu disebabkan karena masyarakat lebih mengenal
obat-obatan dari bahan kimia baik karena anjuran dari resep dokter yang lebih
sering memberikan resep untuk membeli obat-obatan kimia di apotek atau
karena mudah didapatkan di toko atau warung terdekat sehingga membuat
masyarakat kurang mengetahui kelebihan tersendiri yang dimiliki oleh tanaman
herbal tersebut. Akibatnya masyarakat tidak pernah mau peduli dengan
berbagai sumber daya alam yang jumlahnya berlimpah ruah dan tersedia pada
lingkungan hidupnya sendiri. Dalam perkembangan kehidupan masyarakat
sekarang memang dapat dirasakan bahwa mereka lebih banyak menggunakan
obat-obat yang berbahan kimia dibandingkan dengan memikirkan jenis-jenis
obat yang berbahan herbal.
Namun tidak semua masyarakat yang mengembalikan kesehatannya
sendiri berstandar pada obat-obatan dari kimia yang sering didapatkan dari
resep dokter atau di took-toko obat. Mereka masih mempercayai obat-obatan
yang mereka dapati dari alam dan lingkungan mereka sendiri dan lingkungan
masyarakat di sekitarnya. Seperti halnya masyarakat Desa Batubulan Gianyar
Bali, mereka masih sangat percaya dengan khasiat tumbuhan sebagai obat
herbal walaupun diracik secara tradisional. Masyarakat Desa Batubulan ini
termasuk masyarakat yang sangat peduli dengan lingkungan sehingga alam
desanya cukup hijau dan lestari. Salah satu pendukungnya adalah masyarakat
desa masih mampu dan dapat mengembangkan berbagai jenis tanaman obat
dalam pekarangan mereka masing-masing dan lingkungan yang ada di
sekitarnya.
Bagi masyarakat Desa Batubulan,Gianyar, Bali ini membuat suatu
ramuan obat herbal yang diracik secara tradisional merupakan suatu budaya
daerah yang perlu ditumbuhkembangkan. Obat herbal adalah obat yang diracik
berdasarkan resep-resep tradisional yang dibuat oleh para leluhur yang sudah
paham betul tentang manfaat dari tanaman obat. Resep-resep tentang obat
herbal yang dibuat oleh para leluhur sampai saat ini sudah banyak tertulis dalam
buku “ Taru Pramana “ yang merupakan terjemahan dari “ Lontar-lontar
Tetamban Rukmini Tatwa “ memaparkan masalah jenis-jenis tanaman yang
dapat digunakan sebagai obat serta jenis-jenis penyakit yang diderita oleh
masyarakat serta dilangsungkan dengan cara meracik atau meramu tanaman
obat tersebut sampai menjadi obat berkualitas murni bersifat herbal.
Selain menggunakan resep-resep dari para leluhur dalam meracik obat
herbal, masyarakat masih sangat kental kepercayaannya dan keyakinannya di
dalam menggunakan obat herbal sebagai bahan alami yang mampu
menyembuhkan penyakit. Salah satu jenis penyakit yang pengobatannya masih
cukup dengan menggunakan obat herbal racikan tradisional di lingkungan
masyarakat Desa Batubulan tersebut adalah penyakit asma. Bagi mereka yang
menderita penyakit asma, masyarakat setempat masih mempercayai Umbi Jahe
Merah dan Kulit Buah Jeruk Mandarin sebagai bahan yang dapat mengatasi
dan meringankan penyakit asma tersebut. Pengakuan masyarakat hanya dengan
racikan tradisional yang bersatandar dari resep-resep para leluhur maka
sebagian besar masyarakat yang menderita penyakit asma dapat diatasi dengan
obat herbal dari umbi jahe merah dan kulit buah jeruk mandarin ini serta ada
beberapa tambahan sebagai perasa seperti garam, dan madu/gula batu.

1.2 Rumusan Masalah


Setelah memahami permasalahan yang terkaji pada latar belakang
masalah, maka pada rumusan masalah akan mengungkapkan hal-hal sebagai
berikut :
1.2.1 Mengapa rebusan umbi Jahe Merah ( Zingiber officinale ) dan kulit buah
Jeruk Mandarin ( Citrus reticulate ) dapat dijadikan sebagai obat herbal
dalam mengatasi masalah penyakit asma ?
1.2.2 Bagaimana pengalaman masyarakat Desa Batubulan Gianyar, Bali dalam
memanfaatkan rebusan umbi Jahe Merah dan kulit buah Jeruk Mandarin
sebagai obat herbal untuk mengatasi penyakit asma ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian dalam karya tulis ini antara lain :
1.3.1 Untuk mengetahui pemanfaatan umbi Jahe Merah (Zingiber officinale)
dan kulit buah Jeruk Mandarin (Citrus reticulate) sebagai obat herbal
dalam mengatasi penyakit asma.
1.3.2 Untuk mengetahui pengalaman masyarakat Desa Batubulan Gianyar
dalam memanfaatkan obat herbal berbahan umbi Jahe Merah dan kulit
buah Jeruk mandarin dalam mengatasi penyakit asma

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian karya tulis ini antara lain :
1.4.1 Manfaat bagi siswa :
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menggugah para siswa
sebagai generasi muda untuk mengembangkan penelitian sehingga
generasi muda dapat berkreatif dalam menciptakan karya-karya yang
bernilai inovatif.
1.4.2 Manfaat bagi masyarakat
Bagi masyarakat hasil penelitian seperti ini dapat dimanfaatkan sebagai
upaya meningkatkan kepedulian dan mengembangkan penggunaan obat-
obat herbal sehingga lebih dapat meningkatkan kesadarannya dalam
melestarikan sumber daya alam hayati (biodiversitas) pada lingkungan
hidupnya.
1.4.3 Manfaat bagi Pemerintah
Khusus bagi Pemerintah yang menangani masalah dunia kesehatan,
hasil-hasil penelitian tentang obat herbal perlu ditindaklanjuti sehingga
masyarakat dalam mengatasi kesehatannya tidaklah semata-mata
tergantung dari obat-obat yang bersifat kimia yang harganya cukup
mahal. Kembangkanlah obat-obat herbal terlebih dahulu sebelum ada
keputusan dari dokter untuk pengobatan-pengobatan selanjutnya.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Mengenal Obat Herbal
Secara umum pengertian obat herbal adalah obat yang berasal dari seluruh
atau sebagian dari tumbuh-tumbuhan. Namun sebenarnya istilah herbal ini
memiliki arti tumbuh-tumbuhan yang tidak berkayu atau tanaman yang bersifat
perdu. Obat herbal juga disebut sebagai Phytomedicine atau obat botani.
Penggunaan obat herbal telah dikenal dan banyak digunakan sejak jaman
dahulu karena memiliki khasiat yang manjur dan ampuh.

Obat herbal diolah secara tradisional dan turun temurun berdasarkan resep
nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan atau kebiasaan setempat baik secara
megik maupun pengetahuan tradisional. Pada masa kini para ahli mulai tertarik
dengan penggunaan obat herbal karena efek samping yang ditimbulkan sangat
minimal. Hal tersebut dikarenakan komposisi di dalamnya masih dapat dicerna
oleh tubuh. Obat herbal popular di masyarakat karena lebih mudah dijangkau
baik harga maupun ketersediannya. Konsep pengobatan herbal meliputi hal-hal
sebagai berikut :

a. Pendekatan yang dipakai adalah bersifat holistik.

Tubuh manusia dipandang memiliki suatu sistem harmoni yang selalu


seimbang. Tidak berfungsinya secara maksimal salah satu organ tubuh akan
menyebabkan tubuh tidak mampu melakukan penyeimbangan kembali seperti
keadaan semula. Hal inilah yang akan menimbulkan suatu penyakit. Salah satu
tujuan dari pengobatan herbal membantu tubuh mengembalikan keharmonisan
atau keseimbangan tubuh.

b. Keyakinan terhadap sistem imum

Selain dari factor eksternal, pengobatan herbal memehami bahwa dari


manusia terdapat kekuatan penyembuhan yang datang dari factor spiritual,
emosional, mental dan fisikal. Kekuatan penyembuhan tersebut dalam dunia
medis dikenal dengan sistem imum.

c. Penggunaan bahan herbal yang semurni-murninya


Konsep pengobatan herbal sangat berbeda dengan konsep pengobatan
modern yang biasanya menggunakan kimia sintetis sebagai obat. Misalnya
dalam pengobatan kimia sitetis penyebab penyakit adalah virus, bakteri dan
pathogen ( mikro organism pembawa penyakit ). Sedangkan dalam pengobatan
herbal penyebab penyakit adalah lemahnya sitem imum.

Pengunaan obat herbal sangat popular di masyarakat karena obat-obat herbal


tersedia di lingkungan kita serta lebih ekonomis. Selain itu penggunaan obat
herbal memberikan manfaat yang belum tentu diperoleh dari penggunaan obat-
obat kimiawi. Berikut kelebihan obat herbal antara lain adalah :
1) Menggunakan bahan alami ( organik )
2) Kandungannya lebih banyak diserap tubuh dari pada sintetis
3) Meningkatkan sistem imum
4) Minim efek samping jika digunakan secara benar
5) Halal karena murni dari tumbuhan.

Dalam pembuatan sediaan herbal terdapat beberapa hal yang harus


diperhatikan, karena sangat berpengaruh terhadap khasiat dan keamanan
penggunaan herbal tersebut untuk pengobatan. Adapun dua hal yang harus
diperhatikan, antara lain :
1) Kebenaran Bahan

Sebelum menggunakan sediaan herbal sebagai obat harus dipastikan


bahwa tidak menggunakan bahan tanaman yang salah. Kesalahan akan justru
membuat suatu efek yang berbahaya seperti menimbulkan keracunan.

2) Peralatan

Peralatan atau wadah yang digunakan sebaiknya dari bahan gelas atau kaca
atau staninles steel. Pisau atau pengaduk yang digunakan terbuat dari kayu
atau baja. Sedangkan saringan yang digunakan adalah bahan plastic atai
nilon. Jangan menggunakan bahan dari aluminium karena dapat bereaksi
dengan kandungan kimia tertentu dari tanaman yang mungkin bisa
menyebabkan keracunan.

2.2 Umbi Jahe Merah ( Zingiber officinale )

Jahe (Zingiber officinale) merupakan tumbuhan atau tanaman rimpang yang


fenomenal yang banyak digunakan sebagai bahan pelengkap dalam bumbu
masakan dan obat. Jahe merah memiliki rasa yang khas yakni pedas yang
menghangatkan yang disebabkan oleh adanya kandungan kimia alami yakni
senyawa keton yang bernama Zingeron. Jahe termasuk suku Zingiberaceae
(temu-temuan). Jahe merah masih dapat dikatakan termasuk dalam tanaman
kelompok family tanaman seperti temulawak (Curcuma Xanthorrizha), temu
hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia
galaga), lengkuas (Languas galaga) dll. Jahe juga memiliki nama daerah di tiap
daerah di Indonesia, seperti : Halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak
karo), jahi (Lampung), sipodeh (Minangkabau), jahe (Jawa Barat), jae (Jawa
Tengah dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate).

Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
(Sumber: Hermanto, 2010)

Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani
zingiberi, dari bahasa Sansekerta, singaberi. Jahe merah termasuk dalam
tanaman berumbi yang juga termasuk dalam tanaman jenis jahe-jahean yang
merupakan herbal yang sudah sejak lama dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Jahe yang banyak dimanfaatkan adalah rimpang jahe karena pada bagian
rimpang jahe banyak menyimpan kandungan senyawa alami, seperti: ginger oil,
minyak terbang, limonene, alfa-linoleat, dan tepung kanji. Penelitian mengenai
khasiat jahe merah telah banyak dilakukan dan dipublikasikan. Khasiat jahe
merah bagian rimpangnya adalah sebagai antiinflamasi, antitrombbotik,
antihiperglikemia, antimikroba, antiemetik, antidepresan, anti-karsinogen dan
anti tumor.

Gambar 2.1.1

Tanaman Jahe Merah (Zingiber officinale)

Jahe merah menawarkan khasiat mujarab yang minim efek samping.


Diantaranya berguna sebagai penguat hepar (hati), merangsang kekebalan
tubuh, mencegah kemandulan, merangsang keluarnya ASI, anti pendarahan di
luar haid, obat berbagai penyakit kronis, seperti rematik, asma dan stroke. Jahe
merah umumnya dikenal sebagai obat batuk, obat sakit kepala, masuk angin dan
obat gosok, karena aromanya yang tajam dan rasanya yang pedas.

2.3 Mengenal Jeruk Mandarin ( Citrus reticulate )


Jeruk Mandarin merupakan jenis pohon dengan tinggi 2-8 meter. Tangkai
daun bersayap sangat sempit sampai boleh dikatakan tidak bersayap, panjang
0,5-1,5 cm. Helaian daun berbentuk bulat telur memanjang, elliptis atau
berbentuk lanset dengan ujung tumpul, melekuk ke dalam sedikit, tepinya
bergerigi beringgit sangat lemah dengan panjang 3,5-8 cm. Bunganya
mempunyai diameter 1,5-2,5 cm, berkelamin dua daun mahkotanya putih.
Buahnya berbentuk bola tertekan dengan panjang 5-8 cm, tebal kulitnya 0,2-0,3
cm dan daging buahnya berwarna oranye. Rantingnya tidak berduri dan tangkai
daunnya selebar 1-1,5 mm (Van Steenis, 1975). Adapun pengklasifikasian dari
Jeruk Mandarin sebagai berikut:

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus reticulata
(Sumber : Hermanto, 2010)

Kulit jeruk Citrus reticulata mempunyai berbagai macam senyawa


diantaranya Tangeraxanthin, Tangeritin, Terpinen-4-ol, Terpineolene,
Tetradecanal, Threonine, Thymol, Thymyl- methyl-ether, Tryptophan,
Tyrosine, Cis-3-hexenol, Cis-carveol, Citric-acid, Citronellal, Citronellic-acid,
Citronellyl-acetate, Cystine, Decanal, Decanoic- acid, Decanol, Nobiletin.
Salah satu senyawa dalam kulit jeruk Keprok (Citrus reticulata) yang telah
dilakukan penelitian mengenai aktivitas antikankernya adalah tangeritin.
Tangeritin dan nobiletin merupakan senyawa methoxyflavone yang mempunyai
potensi sebagai agen antikanker. Tangeritin dapat menghambat aktivitas sel
kanker pada fase G1 sehingga siklus selnya terhambat.
Gambar 2.1.2
Jeruk Mandarin (Citrius reticulate)
Jeruk Mandarin merupakan tanaman asli melayu tetapi sekarang
penyebarannya sangat luas hampir disemua daerah tropis dan subtropics
didunia. Temperatur optimal antara 25-30 oC namun ada yang masih dapat
tumbuh normal pada 38 oC. Jeruk keprok memerlukan temperatur 20oC. Semua
jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.
Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%. Di
masing-masing daerah, Jeruk Mandarin disebut dengan beberapa nama
misalnya, di Sumatera disebut dengan nama jeruk keprok, jeruk jepun, jeruk maseh, jeruk
paseh, jeruk ragi (Melayu), jeruk cina konde, di Jawa disebut dengan nama jeruk keprok,
jeruk paseh, jeruk jepun, jeruk cempaga (Sunda), jeruk keprok (Madura).

2.4 Mengenal Penyakit Asma

Asma merupakan penyakit jangka panjang yang dapat menyebabkan


penderitanya sulit bernapas, batuk-batuk, dan mengalami mengi ketika kambuh.
Pada tiap orang, tingkat keparahan penyakit ini berbeda-beda, dan umumnya
dapat dikendalikan dengan baik. Asma terjadi ketika saluran napas atau bronkus
mengalami radang. Bronkus yang berbentuk seperti tabung kecil ini berfungsi
untuk membawa udara masuk dan keluar dari paru-paru. Bronkus penderita
asma pada umumnya lebih sensitif dari orang-orang lain dan lebih gampang
mengalami radang.
Gambar 2.1.3

Proses Terjadinya Asma


Gejala penyakit asma adalah ketika paru-paru seorang penderita teriritasi
oleh sesuatu yang menjadi pemicu asma, saluran napasnya menjadi menyempit,
otot-otot di sekitarnya menjadi mengencang, dan produksi dahak meningkat.
Setelah itu timbullah beberapa gejala seperti dada yang terasa sesak, sulit
bernapas, mengi, dan batuk-batuk. Serangan parah gejala-gejala tersebut
dikenal sebagai serangan asma atau eksaserbasi asma akut. Penderita serangan
asma bisa saja membutuhkan perawatan rumah sakit. Meski jarang terjadi,
serangan asma bisa membahayakan nyawa. Bagi penderita asma kronis, radang
pada saluran napasnya yang sudah berlangsung lama dan berulang-ulang bisa
menyebabkan penyempitan permanen. Jika seseorang terdiagnosis mengidap
asma saat kanak-kanak, gejalanya mungkin bisa menghilang ketika dia remaja
dan muncul kembali saat dewasa. Kendati begitu, asma bisa muncul di usia
berapa pun dan tidak selalu berawal dari masa kanak-kanak. Penderita penyakit
asma biasanya memiliki saluran pernafasan yang sangat sensifit terhadap
sesuatu. Asma dapat terpicu misalnya terhadap udara dingin, debu, bulu
binatang dan lain-lain yang mengakibatkan saluran nafas yang sensitif menjadi
menyempit dan menyebabkan jalan keluar masuknya udara menjadi kurang
lega.

Di Indonesia, seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk dan


industri, maka asma makin menjadi perhatian, terlebih lagi dengan makin
bertambahnya faktor-faktor pemicu. Peningkatan penyakit asma juga berkaitan
erat dengan interior rumah, gaya hidup, pola makan, kebiasaan merokok,
paparan alergen, serta polusi udara dari industri maupun kendaraan.Menurut
data WHO pada tahun 2011, kematian akibat asma di Indonesia mencapai
14.624 jiwa. Angka ini berarti asma menyebabkan sekitar 1% total kematian di
Indonesia. Sekitar 1.1% populasi Indonesia menderita asma. Jadi, walau bisa
tergolong penyakit yang jarang, asma tetap perlu diwaspadai agar serangannya
terkontrol dan tidak dibiarkan mencapai tahap membahayakan nyawa. Ada dua
faktor yang menjadi penyebab penyakit asma, faktor ini bisa datang dari dalam
maupun dari luar. Adapun faktor dari dalam adalah penyakit turunan yaitu
penyakit asma merupakan penyakit turunan, misalnya jika anda mengetahui
teman atau siapa saja yang mengidap penyakit asma, bisa dipastikan ia mewarisi
penyakit ini dari orang tuanya maupun kakek atau neneknya. Sedangkan factor
dari luar seperti lingkungan yang merupakan salah satu faktor penyebab
penyakit asma. Jika memiliki penyakit ini dan sering berada di lingkungan
berdebu, kotor dan kurang nyaman maka penyakit asma lebih mudah terpicu,
Makanan dan minuman juga dapat memicu kambuhnya penyakit asma.
Beberapa makanan yang sangat buruk dan tidak disarankan untuk pengidap
penyakit asma yaitu makanan yang mengandung MSG tinggi, mengandung
pengawet, minuman yang bersifat dingin, Udara dingin merupakan salah satu
pemicu penyakit asma. Misalnya saja, AC ruangan yang terlalu dingin juga
dapat memicu asma.

Gambar 2.1.4
Obat Semprot (inhaler) untuk penderita Asma
Gejala penyakit asma diantaranya adalah ketika bernafas terdapat bunyi
lenguhan, nafas pendek, terasa sesak ketika bernafas karena penyempitan
saluran nafas, susah bernafas, biasanya terjadi ketika malam hingga menjelang
pagi. Dengan mengetahui gejala dari penyakit ini diharapkan para pengidap
penyakit ini bisa lebih menyadari tentang hal-hal yang memicu terjadinya asma.
Bawalah selalu alat yang dapat membantu anda untuk mengatasi penyakit ini
bila sewaktu-waktu kambuh. Alat ini sering disebut inhaler (obat semprot).
Anda juga dapat memprediksi kambuhnya penyakit ini menggunakan alat yang
bernama peak flow meter. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk
mencegah terjadinya serangan asma, diantaranya adalah mengenali dan
menghindari pemicu asma, mengikuti rencana penanganan asma Anda yang
dibuat bersama dokter, mengenali serangan asma dan mengobati secepatnya.
menggunakan obat-obatan asma yang disarankan oleh dokter secara teratur,
memonitor napas Anda, disarankan untuk melakukan vaksinasi influenza dan
pneumonia untuk mencegah munculnya komplikasi akibat serangan asma, jika
penggunaan inhaler pereda reaksi cepat makin meningkat, segera konsultasikan
kepada dokter agar rencana penanganan asma Anda disesuaikan kembali.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia dan Biologi SMA Negeri 5
Denpasar, tepatnya di Jalan Sanitasi Nomor 2, Desa Sidakarya Denpasar
Selatan, Bali. Sedangkan untuk observasi masalah pemanfaatan insektisida
ramah lingkungan ini dilakukan di Desa Batubulan, Gianyar, Bali. Sedangkan
waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian sampai permasalahan secara
keseluruhan dapat terselesaikan berlangsung dari tanggal 10 Juni sampai
dengan 11 Juli 2015. Kegiatan ini dilakukan melalui tahap pengumpulan data
sampai dengan pengolahan data serta penyampaian kesimpulan.

3.2 Jenis dan Sumber Data

1) Jenis Data
Jenis data ada dua bentuk, yaitu data penelitian kuantitatif dan data
penelitian kualitatif. Data kuantitatif adalah penelitian yang lebih banyak
mengungkapkan masalah pemaparan angka-angka. Sedangkan data kualitatif
yaitu data yang tidak dapat diukur dengan satuan hitung tertentu dan biasanya
berupa penjelasan yang berhubungan dengan data yang digunakan untuk
mendukung kelengkapan data yang berupa uraian-uraian (Riduwan, 2004:73).
Dalam penelitian karya tulis ilmiah ini digunakan jenis data kuantitatif dan
data kualitatif dimana data-data hasil penelitian ini diperoleh melalui proses
perhitungan jumlah dan waktu yang kemudian permasalahan ini dipaparkan,
didiskripsikan serta diungkapkan sesuai dengan data di lapangan.

2) Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yaitu sumber data yang
diperoleh melalui penelitian secara langsung, sedangkan sumber data
sekunder yaitu data-data yang bersumber dari beberapa literatur, catatan-
catatan, dokumentasi, laporan, makalah, dan lain sebagainya. Data sekunder
ini digunakan untuk mengidentifikasikan data lapangan dan
memverifikasikan data yang diperoleh. Sesuai penelitian data primer ini
diperoleh melalui eksperimen dan observasi lapangan dan data sekunder
diperoleh dari penggunaan literature-literatur, catatan dan beberapa dokumen
yang dapat mendukung penelitian ini.

3.3 Objek Penelitian


Objek penelitian dalam karya tulis ilmiah ini adalah manfaat rebusan umbi
jahe merah (Zingiber officinale) dan kulit buah jeruk mandarin (Citrus
reticulate) sebagai obat herbal dalam mengatasi penyakit asma di lingkungan
Desa Batubulan, Gianyar, Bali.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari:
a. Teknik Eksperimen, yaitu data diambil dengan melakukan kegiatan
eksperimen / percobaan langsung.
b. Teknik Observasi, yaitu melakukan kunjungan ke suatu tempat untuk
memperoleh data-data sesuai dengan tujuan dan keperluan.
c. Teknik Interview, yaitu data-data dapat diperoleh dan dikumpulkan melalui
kegiatan wawancara dengan beberapa informan yang memahami
permasalahan sesuai dengan judul yang diangkat peneliti.
d. Teknik Pustaka, yaitu beberapa data dalam penelitian diperoleh dari
beberapa buku / literature yang ada kaitannya dengan permasalahan yang
diangkat dalam penelitian.
e. Teknik Dokumentasi, yaitu data-data dalam penelitian yang diperoleh dari
beberapa dokumen yang tersedia yang dapat menunjang kebutuhan dalam
penelitian.
3.5 Teknik Penyajian Data
Teknik penyajian data dalam penelitian ini ada tiga langkah yang digunakan
untuk memperjelas permasalahan, yaitu:
a. Mereduksi Data, yaitu perangkuman data dan melakukan penilaian terhadap
hal-hal yang pokok dan penting sesuai dengan rumusan masalah.
b. Penyajian Data, yaitu data-data yang diperoleh kemudian dipaparkan yang
disertai dengan beberapa argumen dari peneliti.
c. Penyimpulan dan verifikasi, yaitu simpulan yang diungkap kemudian
diverifikasi berdasarkan teori dan konsep serta disesuaikan dengan
kenyataan yang ada baik melalui eksperimen maupun di lapangan.

3.6 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data ada dua jenis yaitu analisis data deskriptif kualitatif dan
analisis data kuantitatif. Dalam penelitian ini digunakan analisis data secara
kualitatif yang merupakan suatu telaah dari suatu gejala objektif sesuai dengan
data kepustakaan dan lapangan yang menjadi objek penelitian. Dalam Teknik
deskriptif ini digunakan langkah- langkah yang berupa:
a. Teknik Induktif, yaitu uraian khusus yang didahului dengan data- data hasil
di lapangan sebelum menarik sebuah kesimpulan.
b. Teknik Deduktif, yaitu uraian yang didahului dengan data- data yang
bersifat umum yang kemudian menyempit sehingga dapat ditarik sebuah
kesimpulan.
c. Teknik Argumentatif, yaitu memberikan komentar, penjelasan, uraian
terhadap bahan yang terkaji pada saat menarik sebuah kesimpulan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Rebusan Umbi Jahe Merah ( Zingiber officinale ) dan Kulit Buah Jeruk
Mandarin ( Citrus retikulata ) Sebagai Obat Herbal Dalam Mengatasi
Penyakit Asma
Asma adalah suatu inflamasi kronis saluran nafas yang melibatkan sel
eusinofil, sel mast, sel netrofil, limfosit, dan makrofag pada paru-paru yang
ditandai dengan wheezing (mengi), sesak nafas, batuk, dan perasaan tertekan
di dada yang bersifat reversible (Cris Sinclair,1994). Asma timbul akibat dari
pemaparan allergen ( penyebab alergi ). Allergen yang berupa debu, obat,
infeksi dan stress, yang masuk ke tubuh melalui saluran pernafasan akan
mengaktifkan reaksi antigen- antibodi (sel T, sel mast, makropag yang ada di
paru-paru) yang menimbulkan reaksi peradangan atau inflamasi di daerah
paru-paru itu sendiri. Dengan terjadinya peradangan ( inflamasi ) maka sel-sel
antibodi akan membentuk substansi vasoaktif yang berupa zat histamine,
bradikinin dan anafilaksin. Ketiga zat ini dapat menimbulkan reaksi :
1) Kontraksi ( penyempitan ) otot polos pada bronchus yang menyebabkan
broncopasme.
2) Peningkatan permeabelitas kapiler ( kapiler pada bronchus melebar ) sehingga
terjadi oedema mukosa ( jaringan mukosa membengkak )
3) Peningkatan sekresi mucus ( pengeluaran lendir berlebihan )

Dari ketiga kondisi tersebut memberikan efek terjadinya obstruksi


(penghambat saluran pernafasan) sehingga munculah asma. Ciri-ciri yang
ditimbulkan oleh penderita penyakit asma ini antara lain : mengi, batuk dan
nyeri di dada.

Menyadari terjadinya penyakit yang cukup banyak terjadi di masyarakat


(asma) maka tidak jarang masyarakat yang menggunakan obat herbal di dalam
mengatasi penyakit tersebut. Masyarakat yang derajat keparahannya yang
berbeda masih tetap dapat menggunakan obat herbal dengan ukuran waktu
tertentu. Digunakannya obat herbal yang berbahan umbi Jahe Merah dan kulit
buah Jeruk Mandarin ini karena kedua bahan tersebut mengandung senyawa
kimia yang berfungsi mengatasi permasalahan yang muncul pada gejala-gejala
asma.
Digunakannya umbi Jahe Merah ( Zingiber officinale ) sebagai obat asma
karena umbi Jahe Merah ini mengandung senyawa-senyawa kimia yang berupa
: Oleorecin. Oleoresin berasal dari kata oleo artinya minyak dan resin berarti
dammar. Jadi oleoresin berarti minyak dan dammar yang merupakan campuran
minyak atsiri sebagai pembawa aroma, dan dammar sebagai pembawa rasa.
Oleoresin mengandung komponen Gingerol, Zingeron dan Zhogaol (
Ravindran, 2005 ) yang berfungsi sebagai:
1) Anti inflamasi ( anti peradangan dan penyempitan di daerah bronchus yang
berefek pada penyempitan saluran nafas di alveolus )
2) Anti peretik ( penurun panas )
3) Analgetik ( menghilangkan nyeri nyeri )

Demikian pula pada kulit buah Jeruk Mandarin ( Citrus reticulate ), dapat
dijadikan obat herbal untuk mengatasi penyakit asma karena pada kulit buah
Jeruk Mandarin ini mengandung empat senayawa kimia seperti :
Thongeraxanthin, Tangertin, Treonin dan Thymol. Keempat senyawa ini
dapat berfungsi utama sebagai anti imflamasi yaitu anti peradangan dan
penyempitan di daerah bronchus dan gangguan diffusi di alveolus. Jadi
campuran dari kedua bahan yang terdiri dari rebusan umbi Jahe Merah dan kulit
buah Jeruk Mandarin sangat berfungsi di dalam mengatasi terjadinya imflamasi
pada saluran pernafasan terutama pada bronchus.

4.2 Pengalaman Masyarakat Desa Batubulan Gianyar Dalam Pemanfaatan


Umbi Jahe Merah dan Kulit Buah Jeruk Mandarin Sebagai Obat Herbal
Untuk Mengatasi Penyakit Asma

Melalui suatu hasil observasi terhadap masyarakat di Desa Batubulan


Gianyar Bali yang cukup banyak menggunakan rebusan umbi Jahe Merah dan
kulit buah Jeruk Mandarin dalam mengatasi penyakit asma, sampai saat ini
mereka masih mengakui bahwa obat herbal jenis apa saja selain Jahe Merah dan
Jeruk Mandarin masih dapat dikembangkan dengan baik sehingga masyarakat
setempat merasa memiliki kewajiban untuk mengembangkan berbagai jenis
tanaman obat di pekaranagn rumahnya masing-masing. Tanaman Jahe Merah
hampir semua masyarakat mengembangkan di pekarangan rumahnya. Hanya
saja untuk jenis tanaman Jeruk Mandarin sebagaian besar berada di ladang
beberapa para petani yang jumlahnya tidak begitu banyak.
Dari 7 ( tujuh ) orang sampel yang menderita penyakit asma dengan
tingkat keparahan yang berbeda dari pengakuan penderita asma ini menyatakan
bahwa :
1) Penggunaan rebusan umbi Jahe Merah dan kulit buah Jeruk Mandarin
merupakan obat herbal yang masih aktif digunakan di lingkungan
masyarakat Desa Batubulan dengan racikan yang masih bersifat tradisional
dan melalui kebiasaan-kebiasaan yang sudah terbiasa dilakukan oleh
masyarakat setempat.
2) Rebusan umbi Jahe Merah dan kulit buah Jeruk Mandarin ini merupakan
obat tradisional yang cukup manjur dalam mengatasi penyakit asma
walaupun takaran-takaran yang digunakan oleh masyarakat masih
menggunakan ukuran kebiasaan seperti ukuran irisan dan penggunaan kulit
per buah. Contoh yang sering digunakan oleh masyarakat dalam meracik
obat herbal untuk penyakit asma ini adalah : rebus 5 irisan Jahe Merah yang
dicampur dengan kulit buah Jeruk Mandarin dengan ukuran hanya 1 buah.
Air yang digunakan sebanayk 3 gelas air minum.. Rebusan umbi Jahe Merah
dan kulit buah Jeruk Mandarin dilakukan selama 15 – 30 menit. Setelah itu
dicampur dengan garam dan madu secukupnya.
3) Takaran yang digunakan juga masih berukuran tradisional yakni : untuk
penderita yang berumur 17 tahun ke atas menggunakan takaran setengah
gelas setiap kali minum. Penderita yang berumur antara 10-16 tahun cukup
dengan seperempat gelas air minum. Untuk anak-anak menggunakan
takaran sendok makan. Penggunaannya adalah 3 kali dalam sehari, pagi,
sore, malam setelah makan.
4) Rata-rata dari mereka para penderita asma yang menggunakan obat herbal
ini menyatakan sudah mengalami perubahan dengan baik dalam waktu 1
hari atau 3x minum obat herbal. Apabila dalam waktu 1 hari belum terjadi
perubahan barulah yang berbersangkutan pergi ke dokter untuk mendapat
pengobatan atau pertolongan lebih lanjut.
5) Minum obat herbal racikan tradisional yang berbahan Jahe Merah dan kulit
buah Jeruk Mandarin belum pernah memberikan efek samping yang berarti
seperti memunculkan penyakit baru pada penderita asma. Pada umumnya
efek sampingnya hanya terjadi pada bibir agak sedikit mengering. Namun
hal ini dapat diatasi dengan mengoleskan madu apabila bibir sudah terasa
agak kering.
6) Apabila dalam satu hari kondisi sudah membaik maka penderita tetap
melanjutkan kembali penggunaan obat herbal ini dengan waktu tidak lebih
dari 2 hari. Bilamana dalam waktu 1 hari sudah baik dan merasa segar obat
herbal ini tidak perlu dilanjutkan lagi. Penderita dianjurkan untuk makan
telur ayam kampung yang dicampur dengan madu.

Gambar: 4.2.a Gambar: 4.2.b


Lingkungan Masyarakat Desa Wawancara Dengan masyarakat
Batubulan, Gianyar Pengguna Obat Herbal

Pembahasan :
Melalui proses analisis ilmiah ternyata umbi Jahe Merah ( Zingiber
officinale ) dan kulit buah Jeruk Mandarin ( Citrus reticulata ) memiliki
manfaat yang sangat baik dalam mengatasi penyakit asma. Hal ini
disebabkan karena kedua bahan ini mengandung senyawa-senyawa kimia
Oleoresin Jahe Merah dan Thongeraxanthin, Tangertin, Treonin, Thymol
pada kulit buah Jeruk Mandarin. Senyawa-senyawa kimia ini berperan
sebagai anti inflamasi atau anti peradangan pada bronchus sehingga diffusi
alveolus dapat bekerja dengan baik. Disamping itu senyawa-senyawa kimia
ini berperan didalam mengurangi rasa nyeri ( analgetik ), dan dapat pula
bermanfaat sebagai penurun panas tubuh ( antiperetik ).
Manfaat dari rebusan umbi Jahe Merah dan kulit buah Jeruk Mandarin
sebagai obat herbal untuk mengatasi penyakit asma keberadaannya diperkuat
oleh pengalaman dari masyarakat Desa Batubulan Gianyar. Rata-rata
penderita yang terkena penyakit asma dapat diatasi dengan obat herbal
berbahan racikan tradisional dari umbi Jahe Merah dan kulit Jeruk Mandarin.
Walaupun cara meraciknya masih bersatandar resep-resep para leluhur atau
kebiasaan masyarakat setempat namun semua dapat terbukti bahwa penderita
asma dapat disembuhkan. Kecuali beberapa dari mereka yang menderita
asma tingkatannya yang lebih parah dianjurkan harus ke dokter untuk
mendapat penanganan yang lebih serius.
Setelah mengadakan observasi dan wawancara maka peneliti
menyarankan dan menganjurkan agar obat herbal lebih paten dapat
digunakan tanpa banyak ada keragu-raguan maka hal-hal yang perlu
dikembangkan antara lain :
a. Masyarakat Desa Batubulan ini dianjurkan untuk menggunakan alat-alat
yang lebih steril sehingga kesehatan tetap terjaga dengan baik.
b. Dalam menentukan takaran untuk pembutan obat herbal ini sebaiknya
dilakukan perbandingan-perbandingan secara pasti dengan menggunakan
zat atau bahan-bahan yang jelas jumlahnya sehingga tidak terjadi
kelebihan atau kekurangan bahan-bahan yang digunakan yang juga akan
memberikan efek negatif terhadap penderita.
c. Untuk penderita asma yang masih di bawah umur 5 tahun sebaiknya
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada petugas medis dan meminta
petunjuk yang jelas tentang penggunaan obat herbal yang berbahan umbi
Jahe Merah dan kulit buah Jeruk Mandarin.
d. Sekalipun penderita asma menyatakan belum menemukan efek samping
dalam penggunaan obat herbal ini namun tetap waspada mengingat
sewaktu-waktu apabila ada penderita asma yang suka minum-minuman
beralkohol obat herbal ini akan memberikan reaksi sehingga pasien bisa
memunculkan penyakit diarrhea. Untuk itu penggunaan obat herbal ini
tetap agar penderita makan terlebih dahulu sebelum menggunakannya.
Diharapkan penderita asma yang suka minum alkohol sebaiknya dalam
menggunakan obat herbal berbahan umbi Jahe Merah dan kulit buah Jeruk
Mandarin berkonsultasi ke dokter atau pertugas medis lainnya.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Setelah membahas hasil penelitian maka permasalahan dari hasil penelitian ini
dapat disimpulkan sebagai berikut :
5.1.1 Rebusan umbi Jahe Merah ( Zingiber officinale ) yang mengandung
senyawa kimia berupa Oleoresin yang terdiri dari unsur Gingerol,
Zingeron dapat membantu untuk menyembuhkan permasalahan
imflamasi atau peradangan pada bronchus sehingga diffusi alveoli dapat
bekerja kembali dengan baik dalam proses pernafasan. Disamping itu
unsur Gingerol dan Zingeron ini dapat membantu penderita dalam
menghilangkan rasa nyeri (analgetik) dan menurunkan panas tubuh
(antiperetik) Sedangkan kulit buah Jeruk Mandarin ( Citrus reticulate )
yang di dalamnya mengandung unsur Thongeraxanthin, Tangertin,
Treonin, dan Thymol ini juga dapat membantu mengatasi peradangan
atau imflamasi pada bronchus sehingga penderita asma dapat kembali
bernafas seperti biasa.
5.1.2 Masalah penggunaan obat herbal yang berbahan umbi Jahe Merah dan
kulit Jeruk Mandarin telah dialami dan tetap digunakan sampai sekarang
oleh masyarakat Desa Batubulan Gianyar dalam mengatasi penyakit
asma dengan berbagai macam alasan antara lain bahwa obat herbal
tersebut tetap dapat menyembuhkan penyakit asma walaupun proses
peracikannya hanya berdasarkan resep para leluhur / nenek moyang,
adat-istiadat, keyakinan, kebiasaan masyarakat setempat. Masyarakat
juga menyampaikan bahwa apabila asma kambuh selalu didahului
dengan penggunaan obat herbal berbahan umbi Jahe Merah dan kulit
buah Jeruk Mandarin. Apabila kondisi sudah membaik dalam waktu
setengah sampai satu hari tidak perlu ke dokter lagi. Apabila kondisi
tidak membaik dalam waktu setengah sampai satu hari itu barulah
dilanjutkan dengan pemeriksaan dari dokter.
5.2 Saran - saran
Melalui hasil penelitian tentang pemanfaatan obat herbal yang berbahan
umbi Jahe Merah dan kulit buah Jeruk Mandarin sebagai upaya mengatasi
penyakit asma, maka dalam hal ini peneliti dapat memberi saran kepada semua
pihak.
5.2.1 Saran kepada generasi muda, sangat diharapkan agar generasi muda dapat
mengembangkan obat-obat herbal melalui hasil-hasil penelitian sehingga
masyarakat dalam mengatasi penyakit jenis apa saja dapat tertanggulangi
dengan obat herbal sebelum harus ditangai oleh dokter.
5.2.2 Saran kepada masyarakat, agar masyarakat dapat menggunakan obat
herbal sebelum ada ketentuan harus ditangani oleh pihak dokter.
Bilamana dengan obat herbal racikan tradisional telah dapat mengatasi
penyakit penderita maka obat herbal dapat diteruskan sampai kondisi
penderita kembali normal.
5.2.3 Saran kepada pemerintah, agar pemerintah yang menangani masalah
kesehatan lebih banyak dapat turun ke lapangan untuk mensosialisasikan
permasalahan pentingnya obat herbal dalam mengatasi penyakit
masyarakat dan bernilai ekonomis.

DAFTAR PUSTAKA

Darmayanti. 2006. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jogyakarta: Kanisius

Effendi, Samsori. 1992. Ensiklopedi Tumbuh-tumbuhan. Surabaya; PT Karya


Nada
Hargono. 2001. Pemanfaatan Tanaman Obat Untuk Kesehatan Keluarga.
Jakarta; Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat

Heddy, Suwarsono. 2007. Ekofisiologi Pertanaman. Bandung; Sinar Baru

Kartasapoetra. 2002. Budidaya Tanaman Obat Herbal. Jakarta; Rineka Cipta

Nala. N. 1998. Usadha Bali. Denpasar; PT. Usadha Sastra

Ravindran. 2005. Senyawa Kimia Dalam Berbagai Jenis Tanaman. Jakarta:


Pustaka Jaya

Rukmana. 2008. Jahe Merah. Yogjakarta; Kanisius.

Rusmarini. Ida Ayu, Damai 2013. Rahasia Penyembuhan Tradisional Bali


Dalam Lontar Rukmini Tatwa. Bali; Usadha Yoga

Samsu, H. 2006. Jeruk Mandarin, Dalam Pangan dan Kesehatan. Jakarta;


Pamulang Integrated Farming

Setiawan, D. 1996. Ramuan Tradisi Obat Asma dan Sesak Nafas. Jakarta;
Penebar Swadaya

Soemarwotto, Otto. 1996. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.


Bandung; Djambatan

Sukersa. I W. 2002. Taru Pramana Suatu Kajian Filosofis. Bandung; Unpad

Suratsih. Md. 2000. Konservasi Keanekaragaman Hayati Tumbuhan; PPPM


Dirjen Dikti, Jakarta

Tampubolon. 1995. Tumbuhan Untuk Obat Herbal. Jakarta; CV. Bharatara

Warnata. 2002. Tanaman Upacara Agama Hindu Bali. Bali; Kebun Raya Eka
Karya Bali

LAMPIRAN – LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Hasil Racikan Obat Herbal Berbahan Umbi Jahe Merah dan
Kulit Buah Jeruk Mandarin Dari Masyarakat Dengan Resep
Para Leluhur / Nenek Moyang

LAMPIRAN 2 : Foto – foto Wawancara Dengan Masyarakat Desa Batubulan

LAMPIRAN 3 : Nama – nama Informan

LAMPIRAN 4 : Instrumen Untuk Pengambilan Data

LAMPIRAN 5 : Racikan Obat Herbal Usulan Peneliti Kepada Desa Batubulan

LAMPIRAN 1

Hasil Racikan Obat Herbal Berbahan Umbi Jahe Merah dan Kulit
Buah JerukMandarin Dari Masyarakat Dengan Resep Para Leluhur /
Nenek Moyang
LAMPIRAN 2

Foto – foto Wawancara Dengan Masyarakat Desa Batubulan


LAMPIRAN : 3

Nama – nama Informan

1. Drs. I Wayan Suastika. M.Pd


Pengajar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia
2. Drs. Dalem Mahendra, M.Pd
Dosen Kebidanan Akademi Kebidanan Kartini
3. Ir. Ida Ayu Rusmarini, M.P
Pengembang Obat Herbal Puri Damai
4. I Wayan Damai, S.T
Pengembang Tanaman Obat dan Teknik Racikan Tradisional
5. Hana Yundari, S.Ked
Penyakit Asma Dengan Permasalahannya
6. Byang Gung Astiari
Pengguna Obat Herbal Dalam Mengatasi Asma ( Desa Batubulan )
7. Jero Banda
Pengguna Obat Herbal Dalam Mengatasi Asma ( Desa Batubulan )

LAMPIRAN : 4
Instrumen Pengambilan Data
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan Asma ?
2. Mengapa Asma itu bisa terjadi ?
3. Bagaimana cirri-ciri dari orang mengidap Asma ?
4. Apa yang dimaksud dengan Obat Herbal ?
5. Apakah obat herbal dapat diterima oleh masyarakat ? Mengapa ?
6. Apa perbedaan obat herbal dengan obat sintetis ?
7. Mengapa obat herbal masih layak untuk digunakan ?
8. Apakah dalam pembuatan obat herbal masih boleh dengan racikan tradisional ?
9. Apa alasan masyarakat Desa Batubulan masih menggunakan obat herbal ? Apa
yang menjadi keuntungannya ?
10. Mengapa umbi Jahe Merah dan kulit buah Jeruk Mandarin masih aktif
digunakan sebagai obat herbal dalam mengatasi penyakit asma ?
11. Bagaimana efektivitas obat herbal tersebut?
12. Bagaimana takaran yang digunakan masyarakat dengan umur penderita yang
berbeda-beda ?
13. Berapa hari obat herbal itu dapat digunakan dalam upaya menyembuhkan
penyakit ?
14. Apakah ada saran dokter terhadap masyarakat dalam menggunakan obat
herbal dalam mengatasi penyakit asma ?
15. Apa saja saran dokter terhadap masyarakat Desa Batubulan dalam penggunaan
obat herbal khususnya dalam penyembuhan penyakit asma ?

LAMPIRAN : 5

Usulan Peneliti Dalam Pembuatan Obat Herbal


Kepada Masyarakat Desa Batubulan
1. Masyarakat agar menggunakan tempat/wadah untuk meracik obat herbal yang
steril dengan membersihkan alat tersebut dengan baik.
2. Gunakan jumlah bahan yang pasti dalam pembuatan obat herbal ( ukuran
timbangan / gelas-gelas ukur )
3. Konsultasikan dengan beberapa ahli tentang takaran yang pantas digunakan
oleh penderita asma dengan umur dan kondisi tubuh yang berbeda.
4. Perhatikan secara seksama kebenaran bahan-bahan obat herbal tersebut yang
diperoleh di lingkungan.

Sebagai Bahan Perbandingan dan Pertimbangan

Hasil Racikan Peneliti Obat Herbal


Berbahan Umbi Jahe Merah dan Kulit Buah Jeruk Mandarin

Alat dan Bahan yang Digunakan

A. Alat –alat :

1) Timbangan
2) Panci
3) Talenan
4) Beker Gelas
5) Kompor
6) Saringan
7) Pisau Iris
8) Wadah Penyimpan Obat Herbal

B. Bahan – bahan :
1) Umbi Jahe Merah
2) Kulit Buah Jeruk Mandarin
3) Madu
4) Garam

C. Mekanisme Kerja :

Proses pembuatan rebusan umbi Jahe Merah dan kulit Jeruk Mandarin,
terbilang tidak memakan waktu yang lama. Bahan-bahan obat herbal tersebut
sangat mudah didapatkan, misalnya saja, Jahe Merah yang merupakan tanaman
yang tumbuh sepanjang tahun. Demikian pula tanaman Jeruk Mandarin yang
tumbuh di kebun masyarakat luas.
Adapun mekanisme kerjanya sebagai berikut: Jahe Merah diiris sebanyak 5
gram lalu kupas kulit jeruk Mandarin dan potong-potong sebanyak 5 gram dicamur
dengan air sebanyak 100 ml. Rebus selama 15-30 menit hingga mendidih.
Campurkan 1 sendok makan madu dan 1 sendok the garam. Aduk hingga merata,
setelah itu disaring, masukkan ke dalam wadah.

D. Racikan Obat Herbal Usulan Peneliti Kepada Desa Batubulan


Foto- Foto Pembuatan Obat Herbal dan Wawancara

Peneliti sedang mengiris jahe merah Peneliti sedang mengupas kulit jeruk mandarin
Peneliti sedang memotong kulit jeruk Peneliti sedang merebus ramuan
mandarin obat herbal

Peneliti sedang menyaring ramuan Ramuan Obat Herbal


obat herbal

Anda mungkin juga menyukai