ARSITEK
ARSITEK
arsitektur post modern perkembang di akhir abad ke 20. post modern merupakan
pemahaman idealisme barat yang berlandaskan dari pemikiran skeptis, subjektif
atau relativitas. post modern merupakan kecurigaan terhadap alasan-alasan yang
berkembang dalam pemikiran general manusia. post modern adalah sensitifitas
pada ideologi dalam memberikan kontrolnya pada politik dan ekonomi.
pada awalnya post modern merupakan suatu pemikiran tentang ideologi, tentang
pemahaman, tentang keyakinan seseorang untuk dapat melakukan perubahan…..
mari kita lihat post modern dalam kacamata filosofi.
dalam sudut pandang filosofi, post modern adalah suatu perlawanan terhadap
pemikiran modern yang berkembang di negara maju, terutama eropa. gerakan ini
dimulai sekitar abad ke 16-17 sampai dengan pertengahan abad ke 20 masehi.
tentunya pemikiran ini tidak dapat ditolak begitu saja karena sudah banyak
propaganda yang bergerak memberi pemahaman tersebut, pada masanya di kenal
sebagai “enlightenment” ( masa pencerahan), sekitar abad ke 18.
post modern melihat lebih banyak kemungkinan dan relativitas pada suatu
kejadian, mereka membuka berbagai kemungkinan yang ada, tergantung dari
pemahaman atau kondisi suatu masyarakat tertentu. post moderen melihat bahwa
manusia tidak dapat memiliki pemikiran yang hakiki atau absolut. post modern
selalu melihat adanya alternatif pada suatu kejadian dan mereka memahaminya
sebagai pencerahan rasionalitas (Enlightenment ).
Arsitektur Post Modern adalah arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science,
Craft dan Technology, Internasional dan lokal yang merupakan hasil
perkembangan sumber daya manusia terhadap arsitektur modern.
No Postmodern Modern
1 Regionalism Internationalism
2 Fictional representation, figurative form/ Geometric abstraction
berpola
3 Buildinga s work of art Building in term of functional
4 Respect to multiplicity of meaning Anti methaphore and symbolic
language
5 Fiction as wel as function Function, no fiction
6 Respect to pliral references, eklektik a dominant style
7 Respect to memory and history Free from memory and history
8 Poetry Technological utopianism/menarik
9 Pro improvization and spontaneity/ Perfection
imperfectfullness)
10 Relativism/ respond to history, regional and Building as autonomous, universally
topogical condition valid geometric form
NO POSMODERN MODERN
A. IDEOLOGI
1 Muiltivalent Form Univalent Form
2 Hybrid Expression Straightforwardness
3 Shizoprenic Vulgar
4 Double coding No Style/ International style
5 Ambiguity of formal reading –
6 Popular and plirist Utopian and idealist
7 Tradision and choice Zeitgeist
8 Artist/client Artist as prophet/guru toeri baru
9 Elitist and participative elitist
B. METODE
1 Functional mixing Funstional separation
2 Contextual urbanism City in park
3 Mannerist and baroque Skin and bone
4 Skew space and extention Valume not mass
5 Abiguity Transparancy
6 Tend to asymetrical symetriy Asymetry and regularity
7 Collage/collision Harmonius integration
C. STYLE
1 Pro methaphor Anti methaphore
2 Pro ornament Anti
3 Pro symbolic Anti
4 Pro humor Anti
5 Pro historic memory Anti historical reference
6 Eclectic Purism
7 Pro representation Anti
8 Convetional and abstract form Abstract form
tujuan post moderen adalah memberikan kesempatan pada bangunan untuk dapat
di ekspresikan dalam berbagai hal, seperti karakteristiknya, tipologinya, sclupture.
setiap hasil akan mengisyaratkan maksud masing-masing. seperti pruralisme,
makna ganda, bentuk mengambang, tidak skalatis, ironi dan paradoks.
jangan salah mengartikan, post modern tetap menjaga kebutuhan dasar manusia
atas fungsi dasar, mereka lebih menekankan bukan pada apa yang harus ada,
tetapi apa yang bisa di dapatkan lebih. seperti suatu rumah haruslah sebagai
sebuah rumah, namun apa yang kita dapat lakukan lebih bagi pemiliknya dan
lingkungan terhadap perkembangan pemikiran dan lingkungan sosial.
1. Arsitektur Modern
2. Arsitektur Art Nouveau.
3. Arsitektur Brutalis.
4. Arsitektur Constructivist.
5. Arsitektur Ekspresionist.
6. Arsitektur Futurist.
7. Arsitektur Fungsional.
8. Arsitektur Internasional.
9. Arsitektur Organic.
10. Arsitektur Post modern.
11. Arsitektur Visionary
1. Anti ornament.
2. Efisien (hemat) dan efektif (sesuai kegunaan).
3. Gaya yang digunakan bersifat international.
4. Menggunakan teknologi tinggi.
5. Material modern.
6. Bangunan sederhana
Kategori dan Unsur Arsitektur Modern
1. Fungsi (Function)
Sekitar abad 20-an, arsitektur modern menyatakan bahwa bentuk ditentukan oleh
fungsi yang dipenuhi dan bentuk total bangunan berdasarkan keseluruhan fungsi
yang ditampung. Namun para ahli menyatakan bahwa fungsi saja tidak cukup.
Disamping itu, pembenaran dari arsitektur baru adalah dengan fungsi baru yang
muncul dan fungsi lama yang berubah.
Ketika material bangunan lama dan gaya lama ornamen digunakan, fungsi baru
memaksa arsitek pada era mesin uap untuk membangun dalam ukuran dan bentuk
yang dahulu tidak bisa diakui.
Pada abad ke-20, kesadaran mulai timbul, fungsi tua juga dalam transformasi.
Arsitek terlibat langsung dalam proses aktivitas sehari-hari. Hal ini menjadi
pertimbangan bagi arsitek untuk memikirkan ulang dari dasar seni mereka.
Slogan Le Corbusier “the house-a machine to live in” atau “rumah sebagai mesin
untuk tempat tinggal”. Slogan ini sangat radikal dan kerap disalahartikan.
Terdapat dua hal yang dimaksud Le Corbusier, pertama sebuah rumah yang
menyerupai mesin yang murah, standard, dilengkapi dengan baik, dan perawatan
mudah. Tapi Ia juga mengartikan sebuah rumah yang menyerupai mesin yang
radikal cocok untuk kebutuhan, dan dirancang dengan kejujuran.
Le Corbusier menggunakan ukuran dengan sistem modul berdasarkan dari figur
manusia ideal, yang merubah pandangan arsitek modern tentang fungsi dan
bagaimana mendesignnya.
Contoh:
Maison “Citrohan''
Di sini, Le Corbusier mengusulkan struktur tiga-lantai, dengan ruang tamu
double-height, kamar tidur di lantai dua, dan dapur di lantai tiga. Atap sebagai
teras berjemur. Pada eksterior Le Corbusier memasang tangga untuk menyediakan
akses lantai dua dari permukaan tanah.
2.Bentuk (Form)
Bentuk dalam arsitektur modern merupakan periode yang membingungkan bagi
para praktisi, karena tidak ditentukan dan dibentuk dari fungsi maupun material
yang dipakai. Tidak satupun dari fungsi maupun konstruksi tanpa pengaruhnya
dan orang yang ternyata dengan semangat untuk solusi fungsional baru dan
metode struktural baru kemungkinan akan berpaling juga untuk ekspresi formal
yang baru.
Idealnya, bentuk, fungsi, dan konstruksi harus muncul menjadi satu kesatuan dan
muncul menjadi bentuk yang khusus dan mendapatkan solusi yang tepat agar
menghasilkan bentuk yang spesifik; kritik plagiatisme pada arsitektur modern
bukannya tidak menghargai individualitas, tapi setiap bangunan merupakan
problem yang unik dalam tapaknya, lingkungan, dan menghasilkan solusi yang
unik. Solusi-solusi yang unik umumnya layak karena teknik-teknik konstruksi
modern menjadikan semua bentuk mungkin untuk dibangun.
Bentuk yang diinginkan adalah bentuk-bentuk sederhana, karena semua gaya lama
sangat kompleks dan dipenuhi oleh ornamen. Pada 1910 Adolf Loos menyatakan
bahwa dekorasi salah. Dengan esainya yang berjudul Ornament and Crime (1908)
ia menyatakan bahwa ornamen tidak cocok untuk manusia pada abad ke-20,
ornamen adalah tanda kebengisan atau kemunduran kriminal.
Arsitektur modern pada dasarnya masih melakukan pengulangan bentuk-bentuk
rasional pada awal abad 20 di mana fungsi masih menjadi inspirasi utama, dan
pada masa kini bebas dalam mengembangkannya.
Kemudian pemanfaatan material dan teknik konstruksi yang baru. Jika material
baru tidak dapat ditentukan dengan tegas dalam menetapkan bentuk-bentuk
arsitektur modern, muncul pemikiran baru tentang struktur yang tergantung pada
tempat. Dan ini saatnya untuk mempelajari hubungan antara ide dan material
dalam konstruksi modern.
Contoh :
Saint-Pierre, Firminy
Bangunan berbentuk piramid dengan dasar persegi dari panjang sisi 25 meter
yang diputar dalam kerucut terpotong yang naik 33 meter. Pada ground floor,
gereja mempunyai ruang pameran dan ruang konferensi. Bentuk dan material
yang digunakan (beton) memberi kemampuan akustik untuk bangunan
3.Konstruksi (Construction)
Di Paris pada abad ke-20, arsitektur modern dianggap dipengaruhi dari beton
bertulang. Bangunan yang dapat disebut arsitektur modern yaitu tidak ada beton
yang terlihat, permukaannya dilapisi dan dicat seluruhnya untuk
menyembunyikan bahwa bangunan dibuat dengan berbagai macam material
seperti batako, kotak belangga dan batu bata. Anggaran bangunan modern untuk
umum terlalu ketat dengan bahan yang belum teruji dan konstruksi eksperimental.
Bangunan lokal umumnya tidak menggunakan konstruksi ini. Modernitas suatu
bangunan terletak pada perencanaan fungsi, bentuk-bentuk eksteriornya dan
tersebar secara merata pada permukaannya untuk menyembunyikan material yang
tidak modern pada struktur yang telah dibangun.
Di Belanda, W.M. Dudok mengkombinasikan bentuk modernitas dengan
permukaan batu bata dan mendapat sambutan hangat di Inggris, tetapi secara
universal dijelek-jelekkan karena batu bata dianggap suatu pengkhianatan pada
tujuan gerakan arsitektur modern. Dan hal ini bertentangan dengan ajaran dinding
bersih (Clean Wall Orthodoxy) dari Adolf Loos.
Bangunan rumah diproduksi secara massal dibuat di pabrik dari bahan modern
ringan. Beberapa kemampuan struktur menular pada bangunan lain yang
dibangun, atau dibangun dari bahan yang sama.
Pergerakan modern memiliki dampak yang signifikan pada 1950, di mana pada
saat ini menimbulkan suatu perlawanan terhadap kemurnian persegi sehingga
muncul generasi baru yang mendukung prinsip konstruksi baru yang terjadi secara
kebetulan yang menyebabkan pergerakan modern menjadi gempar karena itu.
Tetapi muncul sesuatu yang baru lagi dalam situasi ini, aplikasi dari teknik yang
baru dari pemikiran struktur kurva yang akhirnya membuat terobosan yang
massal.
Freysinner, Mailart, Nervi membuat suatu penyerangan tentative dan kecil untuk
menghadapi masalah kubah, mereka dan orang-orang kontemporer telah memulai
untuk mengakumulasi bagian dari pengalaman, aplikasi metode radikal dari
tegangan penguatan cangkang beton, penerapan teknik geometris radikal dalam
membangun struktur, yang pada akhirnya menghasilkan kebebasan. Mengikuti
revolusi yang muncul dan lebih mendalam daripada yang penemuan sebelumnya
yaitu beton bertulang atau struktur frame.
Kebebasan awalnya dibawa ke arsitektur melalui beton bertulang dan frame
logam dengan kemampuan yang terbatas daripada dengan mengurangi massa
struktur pada ground level. Kolom dapat lebih tipis dan terpisah lebih jauh,
tembok tebal sebagai penyangga tidak lagi dibutuhkan.
Dengan kata lain ketika jenis bentuk baru dan jenis rencana yang diinginkan,
konstruksi berada disana untuk mencapai hal itu, Besi dan kerangka beton dengan
penyangga kecil yang dimilikinya dan bentang lebar maka kemampuannya untuk
berdiri sedikit pada dasar, jalan straddle, cantilever dan menggunakan bahan batu
solid sampai kaca untuk kulit bangunan.
Revolusi struktur yang kedua hampir sama, namun terdapat sedikit kelebihan,
kubah tiba-tiba menjadi lebih mudah.
Pada waktu yang sama, kemampuan bahan sederhana lainnya untuk menghasilkan
struktur canggih sedang ditunjukkan di Milan, di mana di Triennale kesepuluh,
diperlihatkan dua kubah Buckminster Fuller terbuat dari lembaran karton
dipotong dan dicetak. Shuttering Candela menandai zaman, beton harus
dituangkan dalam cetakan kayu, yang termurah adalah membuatnya dari papan
lurus, dan beton berbentuk persegi. Bahkan jika dilakukan dengan baik dapat
membentuk kubah multi lengkung tapi shuttering kurva mahal. Candela
menunjukan bahwa dengan memilih bentuk geometris yang tepat bisa
mendapatkan bentuk tiga dimensi kompleks melengkung dari papan shuttering
sederhana.
Perkembangan kemampuan struktur disebabkan karena pemikiran, bukan material
baru. Beton bertulang berjuang kembali dengan sistem baru, serta bentuk ringan,
kayu di papan laminas, membangun balok dan panel dari logam dan plastik.
Metode baru analisis struktur plastik memberi kehidupan baru untuk frame baja.
Ionel Schein menyarankan bahwa bentuk plastik sedang diciptakan dengan
material lain, tapi bahan-bahan baru tidak lagi berfungsi untuk menjelaskan apa
yang baru tentang arsitektur modern.
Contoh :
4.Ruang (Space)
Satu hal yang tak dapat disangkal tentang arsitektur modern adalah kesadaran
dalam memanipulasi ruang.
Dalam sejarah, ruang hanya di dalam struktur (diluar hanya alam, ketidakaturan
dan tidak dapat diukur). Renaissansce telah mengulanggi proses dan dapat dilihat
dari tampak luar bangunan (seperti yang dilakukan bangsa Yunani) yang terpisah
dari seni. Ciri bangunan bangunan dari mereka : kecil, kotak, mempunyai pusat
dan tertutup.
Ruang pada zaman barok mengakui ketidakterbatasan, dilambangkan dengan
tanda salib yang memfokuskan pemandangan, cahaya yang jatuh di altar pada
akhir nave gelap.
Dasar ruang dari konsep arsitektur modern muncul yang pertama dirumuskan oleh
pelukis abstrak Belanda dan Rusia, lalu dibangun oleh Frenchmen seperti Le
Corbusier. Konsep ini berisi: Pertama, yang tak terbatas, dan meluas bebas segala
arah (dalam prakteknya, ditangani seakan ekstensi ke atas dan ke bawah yang
yang sangat menarik). Kedua, ruang terukur, ditentukan, struktur tak terlihat dan
geometri. Biasanya berbentuk persegi panjang, beberapa bagian diisi dan
dikosongkan. Ketiga, ruang arsitektur modern dipahami memiliki hubungan yang
sangat istimewa untuk pengamat: baik manusia atau benda, yang bergerak. Dalam
satu cara, ruang interior bangunan yang memiliki rangkaian partisi ruang yang tak
terbatas oleh pengamat bergerak melalui rute yang ditentukan. Dan ruang yang
mengalir dari dalam maupun keluar bangunan. Ruang dalam arsitektur modern
tidak mengalir dari pusat-pusat ruang, tapi mengalir dari sudut, ke balkon,
sepanjang koridor, ke tangga, dll.
Arsitektur modern memiliki bentuk dan struktur yang tetap. Bagian fisik dari
arsitektur modern sebagai pemecahan yang radikal dari sebuah masalah yang
fungsional yang tidak dapat hilang sebagai bagian dari estetika yang merupakan
manipulasi dari ruang yang tidak terbatas dan terukur dan mengalir.
Contoh :
Farnsworth House
Terdapat dua bagian, lantai slab dan slab atap, dan tidak memiliki ekstensi ke atas
atau ke bawah, kecuali jika dapat dirasakan bahwa turun empat langkah kecil dari
slab lantai ke teras itu mengalir. Dua lempeng ini membatasi juga satu-satunya
permukaan buram pada bagian luar rumah yang lainnya transparan. Hasilnya,
ruang interior dalam berhubungan hampir total dengan ruang tak terbatas di luar,
antara lempengan atas dan bawah tidak ada koneksi terlihat, kecuali enam
uprights dengan jarak teratur dari struktur yang mengandung implikasi meluas
melampaui atap slab.
A. KONSEP
Dalam menggambarkan penyelidikan tentang konsep, para perancang biasanya
menggunakan 6 sinonim: gagasan arsitektur, tema, gagasan superorganisasi, parti dan
esquisse dan terjemahan harfiah.
1. Gagasan arsitektur adalah konsep yang telah disederhanakan menjadi sebagai arsitektur
formal (spt; siang hari, ruang, urutan ruang, integarasi struktur dan bentuk, dan sitting
dalam lansekap.) Soal arsitektonis secara spesifik digunakan sebagai dasar perancang
dalam pengambilan keputusan. Tiap bagian memiliki pengaruh dalam pandangan
umum.
2. Tema merupakan suatu pola atau gagasan spesifik yang berulang di seluruh rancangan
suatu proyek. contoh: karya Charles Moore, Kimbel Art, Gallery Louis I Khan di Fort
Worth, Texas, memakai cahaya sebagai tema.
3. Gagasan superorganisasi adalah acuan terhadap konfigurasi geometris umum atau
hierarki yang harus diperhatikan oleh bagian-bagian di dalam proyek yang bertujuan
memberi cukup struktur bagi pola sedemikian rupa sehingga masing-masing bagian
dapat dikembangkan dengan keistimewaan masing-masing yang secara keseluruhan
masih menunjang perancangan.
4. Parti (skema) dan esquisse (sketsa) adalah produk menurut konsep dan grafik dalam
suatu proyek diharapkan dikembangkan suatu konsep dan sketsa pendahuluan dari
konfiurasi bangunan.
5. Terjemahan harfiah yaitu gambaran suatu tujuan guna mengembangkan suatu konsep
dan diagram yang dapat dijadikan rencana sederhana untuk suatu proyek. (Lorabee
Bernes) jadi konsep harus dapat diekspresikan dalam jenis sketsa. Diagram asli agaknya
benar-benar dapat dilihat dan diidentifikasikan dalam bangunan yang telah selesai.
Konsep adalah antitesis dari wawasan-wawasan yang sama sekali belum dianggap
tepat. Suatu konsep harus mengandung kelayakan; yang mungkin menunjang maksud-
maksud daru cita-cita pokok suatu proyek dengan memperhatikan karakteristik-
karakterisitik dan keterbatasan-keterbatasan yang khas dari tiap proyek.
B. Macam-Macam Konsep dalam Arsitektur
1. Konsep Analogi
Kesatuan konsep menggabungkan elemen-elemen menandai satu baik ambisius
dan elusive. Arsitek menawarkan essay atau skenario yang menggabungkan faktor-
faktor penting dan ide-ide yang mempengaruhi solusi. Bangunan merupakan
penggabungan konsep-konsep. Arsitektur merupakan pemecahan isu-isu individual.
Pemecahan masalah untuk seorang arsitek meminimalisasikan permintaan-permintaan.
The Conceptual skenario memperluas pernyataan. konsep diubah menjadi kesimpulan.
The conceptual scenario dapat digunakan untuk mengidentifikasikan ide-ide penting dan
masalah-masalah yang disimpulkan menjadi suatu pernyataan. Konseptual skenario
merupakan produk proses evolusi.
2. Konsep Metafora
Metafora mengidentifikasi hubungan diantara benda-benda dimana hubungan-
hubungan yang terjadi lebih bersifat abstrak. Dalam hal ini metafora menggunakan kata-
kata "seperti" atau "bagaikan" untuk melukiskan hubungan tersebut.
3. Konsep Esensi
Konsep tidak hanya memperhatikan fungsi dari seluruh aktivitas dalam bangunan,
tetapi konsep dapat dikembangkan menjadi suatu melalui pendekatan secara pragmatis.
1. Rumah Fasada
Fasada adalah istilah arsitektur yang berarti tampak depan bangunan, yang
umumnya menghadap arah jalan lingkungan. Fasada merupakan 'wajah' yang
mencerminkan citra dan ekspresi dari seluruh bagian bangunan, bahkan dapat menjadi
'jiwa' bangunan.
Sering pula ditemui fasada yang 'disembunyikan', atau tampil tersamar melalui
susunan gubahan massanya sendiri. Satu hal yang pasti adalah bahwa setiap desain
fasada tersebut adalah istimewa, yaitu sebagai representasi dalam perkembangan
desain arsitektur.
Hal ini sangat positif guna mendukung perkembangan desain arsitektur termasuk
didalamnya desain fasada. Dengan dilandasi pengertian dan pemahaman desain yang
lebih mendalam tentu akan dihasilkan tingkat kepuasan lebih tinggi, baik berupa
kesenangan terhadap bentuk maupun berupa kenyamanan, efektivitas, dan efisiensi
yang tepat guna.
Wujud Fasada
Pada dasarnya fasada atau wajah bangunan tidak didesain dengan sekadar konsep
'menghias' tampak depan dengan bentuk, warna, atau material, melainkan juga
merupakan wujud yang 'terbentuk' oleh desain tapak dan bangunan secara keseluruhan.
Dengan demikian keberadaan elemen bangunan dan elemen arsitektur yang umum
terdapat di dalam fasada seperti pintu, jendela, area entrance, permainan warna, dan
material merupakan hasil dari sebuah kebutuhan dan pilihan dalam desain, bukan
sebuah standar estetika ataupun fungsional.
Seiring dengan berjalannya waktu, fasada tidak lagi melulu diterjemahkan dengan
penampilan sebuah pintu di tengah bidang fasada beratap pelana segi tiga, dengan
jendela-jendela yang berjajar simetris disisi-sisinya, dan membentuk sebuah bidang solid
yang biasa di sebut 'wajah' bangunan.
Harmonisasi dari gugusan ruang dan massa yang tampak tidak beraturan, area
pintu masuk (entrance) yang disembunyikan, jendela yang tidak tampak berupa kaca
kotak berbingkai kayu, atau bahkan munculnya kulit bangunan baru yang menutupi
seluruh wujud asli bangunan, semuanya dapat muncul sebagai bagian dari fasada.
Dalam hal ini bangunan mulai tampil lebih berani dan ekspresif dalam menampilkan
identitasnya, sekaligus tampak lebih 'jujur' dalam gubahan desainnya.
Seperti halnya dengan konsep perencanaan desain produk lainnya, desain fasada
pada dasarnya merupakan sebuah respons dari berbagai kebutuhan, sesuai dengan
preferensi yang telah ditentukan, yang biasanya bersifat individual. Arsitek Budi
Pradono yang terkenal dengan arsitektur secondary skin-nya, mengatakan bahwa wujud
karya-karyanya "dilapisi" oleh material atau bentuk lain sebagai kulit kedua, bukan
semata-mata konsep estetika untuk menunjang tampilan bangunan.
Arsitek Houtman Lumban Gaol mempunyai pendapat sendiri terhadap fasada yang
menjadi kesan pertama dalam suatu desain arsitektur. Wujud dan jiwa desain yang
terekam dalam fasada bangunan hendaknya dapat menjadi identitas bagi setiap
desainer atau arsiteknya. Keunikan dan keberagaman yang sering bersifat sangat
personal dapat menjadi ciri khas sekaligus identitas desain, yang tidak hanya dapat
menjadi keistimewaan bagi desainnya, tetapi juga bagi desainernya.
Fasada sebagai 'kulit' bangunan atau fasada sebagai 'jiwa' bangunan, keduanya
merupakan bagian dari penerapan fasada dalam perkembangan desain dan tren
arsitektur.
Keterangan Gambar:
Gb. 1 Fasada berkesan bebas dan ekspresif, dengan bentuk dan garis desain yang penuh
"kejutan" oleh Houtman Lumban Gaol.
2. Arsitektur Minimalis
Istilah minimalis sebagai satu konsep atau gaya dalam rancangan rumah tinggal
tengah marak digunakan di masyarakat kita, khususnya sejak sekitar tahun 1990-an.
Sekalipun konsep dasar minimalis ini telah muncul akibat revolsi industri dan
kebangkitan paham modernisme dalam sejarah arsitektur dan berkembang sejak tahun
1920-an setelah kelahiran gaya arsitektur International Style yang mengusung tema
functionalism (fungsinal), clarity (kejelasan) dan simplicity (kesederhanaan). Satu
gerakan penolakan terhadap peniruan dan pengulangan bentuk-bentuk lama serta
penggunaan ornamentasi masa klasik yang dipandang berlebihan, non struktural dan
sekadar tambahan yang sebenarnya tidak memberi makna apa-apa dalam arsitektur. Di
lain pihak menyuarakan kenyataan kemajuan teknologi dalam proses rancangan,
konstruksi dan struktur bangunan yang memberi kemudahan, akurasi dan efisiensi.