Anda di halaman 1dari 19

Filsafat Bahasa

dan
Filsafat Analitik

Plato
How to Express What
It’s Like Being….?

Oleh:
M. Mukhtasar Syamsuddin
FACULTY OF PHILOSOPHY
UNIVERSITAS GADJAH MADA
1
Phytagoras(572 -497 SM) ; orang pertama
yang memakai kata philosopia yang berarti
pecinta kebijaksanaan(lover of wisdom)
bukan kebijaksanaan itu sendiri.
Umum:
Filsafat sebagai ilmu yang menyelidiki hakikat
segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.
Filsafat Khusus:
Filsafat disebut sebagai kegiatan berpikir
radikal, menyeluruh, dan integral
Filsafat adalah cara berpikir tentang objek atau
masalah sedalam dalamnya.

2
ü Sistem simbol yang tidak hanya
merupakan urutan bunyi-bunyi
secara empiris, melainkan
memiliki makna yang sifatnya
non-empiris.
Bahasa ü Sistem simbol yang memiliki
makna, alat komunikasi,
penuangan emosi serta
merupakan sarana
pengejawantahan pikiran

3
ü Bahasa memiliki sejumlah kelemahan dalam
hubungannya dengan ungkapan-ungkapan
dalam aktifitas filsafat, antara lain; vagueness
(kesamaran), inexplicitness (tidak eksplisit),
ambiguity (ketaksaan), contex-dependence
(tergantung pada konteks) dan
Bahasa misleadingness (menyesatkan) (Alston,
1964:6).
ü Bahasa menjadi samar atau ambigu karena
adanya sinonimi (bentuk kata berbeda
namun maknanya sama), hiponimi (makna
spesifik dan jenerik), maupun polisemi
(makna lebih dari satu)

4
ü Kelebihan bahasa manusia;
bersifat ‘multifungsi’, selain
berfungsi simbolik, bahasa juga
Bahasa memiliki fungsi ‘emotif’ dan
‘afektif
dalam
ü Apakah bahasa dikuasai oleh
kajian alam, nature ataukah bahasa itu
Filsafat bersifat konvensional atau
nomos?

5
ü Bahasa mempunyai hubungan dengan
asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip
abadi dan tak dapat diganti di luar
Bahasa manusia itu sendiri dan karena itu tak
dapat ditolak.
bersifat ü Kaum naturalis dengan tokohnya seperti
alamiah Cratylus dalam dialog Plato; semua kata
pada umumnya mendekati benda yang
ditunjuk
ü Ada hubungan antara komposisi bunyi
dengan apa yang dimaksud
6
ü Kaum konvensionalis; makna bahasa
diperoleh dari hasil-hasil tradisi,
kebiasaan-kebiasaan berupa ‘tacit
Bahasa agreement’ atau ‘persetujuan diam’.
ü Dapat dilanggar dan dapat berubah
bersifat dalam perjalanan zaman.
konven ü Dalam dialog Plato pendapat ini
sional diwakili oleh tokoh yang dikenal saat
itu Hermogenes.

7
Protagoras membedakan tipe-tipe
kalimat atas tujuh tipe yaitu; narasi,
pertanyaan, jawaban, perintah, laporan,
doa, dan undangan.
Beberapa J.L. Austin membedakan bahasa atas
Tokoh tindakan penggunaan bahasa.
Georgias membedakan gaya bahasa
yang dewasa ini dikenal dalam studi
bahasa secara luas (Parera, 1977:42).

8
Sokrates dengan metode ‘dialektis-
kritis’; proses dialektis kritis
mengandung pengertian “dialog
Beberapa antara dua pendirian yang
bertentangan atau merupakan
Tokoh
perkembangan pemikiran dengan
memakai pertemuan antar-ide”
(Titus, 1984:17)

9
Plato; hubungan antara simbol
dengan objeknya haruslah
natural tidak semata-mata
Beberapa konvensional.
Tokoh Dalam persoalan ini Plato
mengemukakan doktrin
onomatopoeia (Cassier, 1987: 171).

10
Aristoteles; terdapat sesuatu
yang tetap akan tetapi tidak
dalam suatu dunia ideal,
Beberapa melainkan dalam benda-benda
Tokoh jasmani sendiri.
Materi adalah suatu
kemungkinan belaka untuk
menerima suatu bentuk
(Bertens, 1989: 15)
11
Descartes; yang dapat dipandang
sebagai pengetahuan yang benar
adalah apa yang jelas dan terpilah-
Beberapa pilah, artinya bahwa gagasan-
gagasan atau ide itu harus dapat
Tokoh
dibedakan dengan ide-ide lain.
Hanya satu hal yang tidak dapat
diragukan Descartes; cogito ergo
sum ‘aku berpikir maka aku ada’

12
ü Hubungan bahasa dengan filsafat telah
berlangsung sejak zaman Yunani
ü Berbagai macam problem filsafat dapat
dijelaskan melalui suatu analisis bahasa.
Contoh ‘keadilan’, ‘kebaikan’, ‘kebenaran’,
Hubungan ‘kewajiban’, ‘hakikat ada’ dapat dijelaskan
Filsafat dengan menggunakan metode analisis
dan bahasa.
Bahasa ü Tradisi ini oleh ahli sejarah filsafat disebut
sebagai ‘Filsafat Analitik’, yang
berkembang di Eropa terutama di Inggris
pada abad XX.
13
Metode filsafat untuk
menjelaskan, mengurai,
Analitika
Bahasa
dan menguji kebenaran
ungkapan-ungkapan
filosofis
14
Aliran filsafat analitika bahasa
üTerminologi gramatikal
Filsafat
üUngkapan-ungkapan filosofis
Menganalisis
üTugas Filsafat; analisis konsep
Bahasa (ekspilisitasi dan pengungkapan
makna semantik)

15
Dua arus utama;
1. Bahasa sehari-hari sudah memadai
ü Tugas filsafat memberi “terapi” untuk
penyembuhan kelemahan bahasa filsafat
Persoalan (Wittgenstein)
Bahasa 2. Bahasa sehari-hari tidak memadai (kabur,
Sehari- tergantung konteks, emosional, dan
hari menyesatkan)
(ordinary ü Perlu pembaharuan bahasa yang sarat
dengan logika (Leibniz, Ryle, Carnap,
language)
Russell)

16
Atomisme logis;
ü Pengaruh empirisme dan rasionalisme
Positivisme logis;
ü Lazim dikembangkan ilmuwan
Beberapa matematika, kimia, dan ilmu alam yang
Aliran berpusat di Wina
Aliran filsafat bahasa biasa;
ü Oleh Postmodernisme, seperti Lyotard,
Derrida, dan Foucault di Pranscis,
Fenomenologi Husserl dan Gadamer di
Jerman, serta oleh Austin, Ryle, dan Peter
Strawson di Inggris
17
Tokoh-tokohnya;
ü G. E. Moore, B. Russell, dan L.
Wittgenstein
ü Russell; pusat filsafat pada logika, bukan
Atomisme metafisika
Logis ü Pengaruh Hume; susunan ide dalam
pengenalan, yaitu ide kompleks terdiri
atas ide sederhana atau yang atomis
ü Pengaruh Idealisme pada Bradley dan
Moore; Bradley pada formulasi logika
proposisi sedangkan Moore pada ciri
analisisnya
18
THANK YOU

19

Anda mungkin juga menyukai