Sesi Kedua

“Postmodernisme”
 Konsep
“Postmodernism”
Etimologi: (1) Post- ; (2) modernisme; (3)
modernitas
Postmodernisme -> kritik-kritik epistemologis
atas Weltanschauungen modern (liberalisme,
Marxisme, scientism, positivisme dst.)
Postmodernitas -> situasi sosial
perkembangan IT, globalisasi, lifestyle,
fragmentarisme, krisis Nation State,
revitalisasi tradisi dst.
 Tidak Tunggal, Tapi
Majemuk
Postmodernisme mengacu pada
bentuk-bentuk pikiran yang beragam
baik tokoh maupun bidangnya.
Berbeda dari modernisme yang berjalan
relatif “searah”, postmodernisme justru
merupakan kumpulan pikiran yang
berpencar-pencar.
 Fenomena
“Postmodernitas”
Politik
Lifestyle
Arsitektur
Sinematografi
TV
Kesusastraan
Musik
Budaya Pop
Kesenian
Feminisme
Filsafat
 Sekedar Contoh…
Politik: Grand narratives kehilangan
kredibilitasnya (Lyotard)
Lifestyles: “kulit” lebih penting daripada
“isi” – kultur kedangkalan dan
pencitraan – daya tarik permukaan
Kesusastraan: kisah-kisah yang enggan
dengan keseluruhan dan penyelesaian
– peristiwa-peristiwa fragmentaris
Dalam Ideologi Asitektural
[Chales Jencks, The New Moderns]

Postmodern (1960-)
Modern (1920-60)
One international style, or no
style
Utopian and idealist
Deterministic form, functional
Zeitgeist
Artist as prophet/healer
elitist/for everyman
Holistic, comprehensive
redevelopment
Architect as saviour/doctor
Double-coding style
Popular and pluralist
Semiotic form
Traditions and choice
Artist/client
Elitist and participative
Piecemeal
Architect as representative
and activist
Dalam Gaya Aristektural
Modern Postmodern
Straightforwardness Hybrid expression
Simplicity Complexity
Isotropic Space Variable space with surprises
Conventional and abstract form
Abstract form Eclectic
Semiotic articulation
Variable mixed aesthetic depending on
Purist context, expression of content and
Inarticulate ‘dumb box’ semantic appropriateness towards
Machine aesthetic, straightforward logic, function
circulation, mechanical, technology and
structure Pro-organic and applied ornament
Anti-ornament Pro-representation
Anti-representational Pro-metaphor
Anti-metaphor Pro-historical reference
Anti-historical memory Pro-humour
Anti-humour Pro-symbolic
Anti-symbolic
 Sekali Lagi: Ciri
Modernitas
1. Pandangan dunia mekanistis
(universalisme)
2. Konsep emansipasi (individualisme dan
liberalisme)
3. Sekularisasi dan demitologisasi (agama
dan mitos diganti sains sebagai penafsir
kenyataan).
4. Rasionalisasi masyarakat (logosentrisme,
phallosentrisme, eurosentrisme dst.)
 Distansi terhadap
“Modernitas”
Kritik atas Pencerahan: Dialektik der
Aufklaerung dari Mazhab Frankfurt.
Kritik atas rasionalitas: Nietzsche
Kritik atas ilmu-ilmu sosial: Foucault
Kritik atas metode ilmiah: Feyerabend
Kritik atas Metafisika: Heidegger
Kritik atas homogenitas: Bataille
Pluralisasi Rasionalitas

Sosiologi makna Max Weber

Hermeneutik (Schleiermacher, Dilthey,
Gadamer, Ricoeur)
Fenomenologi (Husserl, Merleau-Ponty dan
Heidegger)
Teori Kritis (Adorno, Horkheimer, Marcuse
dan Habermas)
Thick Description (Geertz)
Genealogi (Nietzsche dan Foucault)
Dekonstruksionisme (Derrida)
 Perbandingan
Modern Postmodern
Grand Narratives Riset mikroskopis
Antinomi biner Dekonstruksi
Mencari “arche” Realitas sebagai
realitas (positivisme, teks (hermeneutik)
empirisme,
idealisme dst.)
Relativisme
Universalisme
 Diskusi
Sejauh manakah Postmodernisme
dapat membantu kita untuk memahami
manusia dan masyarakat secara lebih
arif, khususnya jika kita konfrontasikan
dengan proyek-proyek modernitas?