Anda di halaman 1dari 13

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

(PERBAIKAN NILAI)
MK: PERILAKU ORGANISASI

PETUNJUK
a. Gunakan sumber (buku) untuk menjawab pertanyaan2.
b. Ketik pekerjaan saudara pada kertas HIV kwarto A4 dengan jenis huruf TNR, ukuran
huruf 12, jarak spasi 1.5
c. Di halaman depan: ketik UJIAN TENGAH SEMESTER MK PERILAKU ORGANISASI, di
bawahnya: Nama, NIM, Semester/Kelas. Di bawahnya lagi: insert pasfoto anda
berukuran 4 x 6 (tidak boleh diedit)
d. Print (tidak perlu diberi kulit) dan segera serahkan pekerjaan saudara kepada ketua
masing-masing paling lambat hari sabtu (19/10) jam 10.00, agar ketua kelas punya
cukup waktu untuk menjilidnya.
e. Ketua kelas menghimpun semua pekerjaan mahasiswa lalu menjilidnya menjadi
satu, dengan warna kulit luar sebagai berikut: merah untuk kelas D dan biru untuk
kelas F. Pada kulit luar tulis: UJIAN TENGAH SEMESTER MK PERILAKU ORGANISASI
MAHASISWA SEMESTER III/KELAS.....TAHUN....
f. Ketua2 kelas menyerahkan kepada saya hasil pekerjaan pada saat kuliah berikutnya
(senin, 21 Okt 2019)

CATATAN
a. Dilarang copypaste pekerjaan teman (ingat baik2)
b. Untuk ketua2 kelas: mahasiswa yang terlambat menyerahkan pekerjaannya hingga
jumat sore, abaikan saja. Segera jilid sesuai petunjuk no c.
c. Utk seluruh mahasiswa: Ikuti dengan tepat petunjuk a-d dan catatan point a.

1. Siapa itu manajer?

2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat 4 fungsi utama seorang manajer.

3. Henry Mintzberg dalam studinya menyimpulkan bahwa seorang manajer


melaksanakan 10 pekerjaan yang dikelompokkan dalam tiga peran utama. Sebutkan
dan jelaskan secara singkat.

4. Seorang manajer dituntut untuk memiliki tiga kemampuan utama, sebutkan dan
jelaskan secara singkat.

1
5. Perhatikan gambar berikut:

a. Jelaskan apa makna yang terdapat dalam gambar di atas


b. Menurut anda, seorang manajer yang berprestasi adalah manajer yang efektif atau
manajer yang sukses? Berikan argumentasi anda.

6. Kemukakan 3 (tiga) definisi tentang perilaku organisasi. Berdasarkan ketiga definisi


tersebut buatkan kesimpulan (definisi) anda tentang perilaku organisasi.

7. Sebutkan dan jelaskan secara singkat tiga penentu perilaku organisasi.

8. Sebutkan dan jelaskan secara singkat 8 topik yang dikaji dalam Perilaku Organisasi
menurut Robbin & Judge.

9. Sebutkan dan jelaskan secara singkat ilmu-ilmu perilaku yang berkontribusi terhadap
studi Perilaku Organisasi.

2
10. Gambarkan dan jelaskan secara singkat model perilaku organisasi dengan tiga jenis
variabel dan di level analisis mana saja ketiga variabel itu bekerja?

11. Apa yang dimaksud dengan:

a. Kinerja tugas (task performance).

b. Perilaku kewargaan (citizenship behavior).

c. Perilaku penarikan (withdrawal behavior).

d. Kohesi kelompok.

12. Tingkat-tingkat keragaman dalam organisasi dibedakan atas dua level, sebutkan dan
jelaskan secara singkat disertai contoh-contoh.

13. Jelaskan secara singkat:

a. Pengertian sikap
b. Komponen- komponen sikap.

14. Terdapat tiga sikap utama yang paling penting dalam perilaku organisasi, sebutkan dan
jelaskan secara singkat.

15. Jelaskan secara singkat berbagai aspek komunikasi yang penting dipahami dalam studi
perilaku organisasi.

Jawaban:
1. Siapakah manajer itu ?

3
Manajer adalah setiap orang yang mempunyai tanggungjawab atas bawahan dan sumber
daya organisasi lainnya.
Manajer yang baik membentuk dan memelihara kerjasama interpersonal dan dan
memfasilitasi pencapaian agenda kerja
Manajer menggunakan bermacam-macam teknologi, manusia, dan keahlian koseptual,
untuk membedakan karakter personal (personal characteristics)

2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat 4 fungsi utama seorang manajer


• PLANNING (PERENCANAAN)
Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan teratur untuk
mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu. Perencanaan juga diartikan
sebagai upaya memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala
keterbatasan guna mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Perencanaan merupakan
langkah awal dalam proses manajemen, karena dengan merencanakan aktivitas organisasi
kedepan, maka segala sumber daya dalam organisasi difokuskan pada pencapaian tujuan
organisasi.
• ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang yang
terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang dimiliki. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan keseluruhan proses memilih
orang-orang serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-
orang itu dalam organisasi, serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin
pencapaian tujuan program dan tujuan organisasi. Menurut George R. Terry, tugas
pengorganisasian adalah mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda,
mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan seluruh kemampuan
kesuatu arah tertentu.
• ACTUATING (PENGGERAKAN)
Actuating adalah menggerakkan semua anggota kelompok untuk bekerja agar mencapai
tujuan organisasi.
Actuating (penggerakan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi.
Kepemimpinan yakni gaya memimpin dari sang pemimpin dalam mengoptimalkan seluruh
potensi dan sumber daya organisasi agar mengarah pada pencapaian tujuan program dan
organisasi. Sedangkan koordinasi yakni suatu aktivitas membawa orang-orang yang terlibat
organisasi ke dalam suasana kerjasama yang harmonis. Dengan adanya pengoordinasian
dapat dihindari kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan kesimpangsiuran di
dalam bertindak antara orang-orang yang terlibat dalam mencapai tujuan.
• CONTROLLING (PENGENDALIAN/ PENGAWASAN)
Controlling adalah proses memastikan pelaksanaan agar sesuai dengan rencana.
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan program kerja maka
dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan, inspeksi hingga audit. Controlling
haruslah dilakukan secara bertanggungjawab dan dengan standar organisasi, sehingga
pelaku-pelaku organisasi tetap bekerja secara maksimal dan fokus pada pencapaian tujuan
organisasi.

4
3. Henry Mintzberg dalam studinya menyimpulkan bahwa seorang manajer melaksanakan
10 pekerjaan yang dikelompokkan dalam tiga peran utama :
1. Interpersonal Roles (Peran Antarpribadi)
• Sosok atau Figur (Figurehead)
Seorang Manajer memiliki tanggung jawab terhadap legal, sosial, seremonial dan juga
bertindak sebagai simbol perusahaan. Seorang Manajer diharapkan menjadi sumber
inspirasi. Pemimpin diwajibkan melakukan sejumlah tugas rutin dari sebuah lembaga hukum
ataupun lembaga sosial.
• Pemimpin (Leader)
Seorang Manajer bertugas sebagai pemimpin dalam tim, departemen ataupun
organisasinya. Bertanggung jawab mengarahkan, menyeleksi dan melatih karyawanya serta
mengelola kinerja dan memotivasi karyawannya.
• Penghubung (Liaison)
Seorang Manajer harus membangun dan menjaga komunikasi dengan kontak Internal
perusahaan maupun kontak eksternal perusahaan. Mempertahankan koneksi dari jaringan
luar untuk mendapatkan bantuan dan informasi.
2. Informational Roles (Peran Informasional)
• Pemantau (Monitor)
Menerima berbagai informasi, bertindak sebagai pusat syaraf internal dan eksternal
organisasi. Dalam Peran Pemantau ini, seorang manajer berperan sebagai pencari informasi
yang berkaitan dengan industri dan organisasinya. Seorang Manajer juga memantau tim
yang dipimpinnya baik dari segi produktivitas, kinerja maupun kenyamanan kerja anggota
timnya.
• Penyebar Informasi (Disseminator)
Meneruskan informasi yang di terima dari luar kepada anggota organisasi.
• Juru Bicara (Spokesperson)
Meneruskan informasi kepada orang luar. Seorang Manajer juga berperan sebagai Juru
Bicara yang meneruskan informasi tentang organisasinya dan tujuan organisasinya ke pihak
luar.
3. Decisional Roles (Peran Pengambilan Keputusan)
• Wirausahawan (Entrepreneur)
Mencari peluang dalam organisasi dan lingkungannya serta memprakarsai proyek-proyek
untuk membuat perubahan.
Seorang Manajer harus mampu membuat suatu perubahaan dan mengendalikannya untuk
kemajuan organisasinya. Peran Manajer disini adalah memecahkan masalah dan
menghasilkan ide-ide baru serta menerapkannya dalam organisasi. Manajer harus
merencanakan masa depan organisasinya, membuat proyek-proyek perbaikan dan
peningkatan kualitas dan produktivitas.
• Pemecah masalah (Disturbance Handler)
Bertanggung jawab atas tindakan korektif ketika organisasi mengalami gangguan penting
yang tak terduga.

5
Setiap organisasi pasti menemukan masalah dan hambatan dalam operasionalnya. Ketika
suatu permasalahan atau hambatan terjadi, manajer harus bertanggung jawab untuk
menyelesaikannya. Dan jika terjadi konflik diantara anggota timnya, manajer harus menjadi
penengah dan mencarikan alternatif strategis untuk menyelesaikan konflik tersebut.
• Pembagi Sumber Daya (Resource Allocator)
Seorang Manajer juga berperan sebagai pembagi sumber daya yaitu menentukan dimana
sumber daya tersebut harus dialokasikan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Sumber
daya yang dimaksud disini dapat berupa dana, tenaga kerja, material, mesin dan sumber
daya lainnya. Membuat/menyetujui keputusan" organisasi yg signifikan.
• Negosiator (Negotiator)
Seorang Manajer adalah juga seorang Negosiator, berpartisipasi atau mengambil bagian
dalam melakukan negosiasi dengan pihak luar untuk memperjuangkan kepentingan
organisasinya.

4. Berikut ini adalah pembahasan singkat mengenai 3 Keterampilan Manajemen dasar yang
wajib dimiliki oleh seorang Manajer dalam menjalankan fungsi manajemen menurut
Robert L. Katz.
1. Keterampilan Konseptual (Conceptual Skills)
Keterampilan Konseptual adalah kemampuan manajer untuk melihat keseluruhan organisasi
sebagai suatu entitas yang lengkap. Keterampilan Konseptual ini meliputi pemahaman
tentang kerjasama setiap unit kerja dalam organisasi beserta pemahaman tentang
ketergantungan satu unit kerja dengan unit kerja lainnya, perubahan pada suatu unit kerja
juga akan mempengaruhi unit kerja atau bagian lainnya. Keterampilan ini meliputi
pemahaman tentang hubungan antar institusi, industri dan masyarakat serta pemahaman
tentang pengaruh faktor-faktor politik, sosial dan kondisi ekonomi suatu negara terhadap
organisasinya. Dengan pemahaman-pemahaman tersebut, seorang manajer tingkat tinggi
atau Top Management dapat memahami kondisi bisnis secara keseluruhan dan mengambil
tindakan yang tepat untuk kesuksesan organisasinya.Keterampilan Konseptual ini sangat
penting bagi Manajement Tingkat Tinggi (Top Management) namun kurang penting bagi
manajemen tingkat menengah dan tidak diharuskan untuk manajemen tingkat pertama.
Keterampilan Konseptual ini juga sering disebut dengan Keterampilan Analisis (Analytical
Skill) ataupun Keterampilan Perseptual (Perceptual Skill).
2. Keterampilan Berhubungan dengan Orang lain (Humanity Skills)
Keterampilan berhubungan dengan Orang lain atau Humanity Skill ini adalah kemampuan
manajer untuk berinteraksi secara efektif dengan anggota organisasinya serta membangun
pemahaman dan usaha kooperatif dalam tim yang dipimpinnya. Keterampilan ini akan
memungkinkan para manajer untuk menjadi pemimpin dan memotivasi karyawannya untuk
mendapatkan prestasi kerja yang lebih baik. Selain itu, para Manajer juga harus dapat
memanfaatkan potensi karyawannya secara efektif di perusahaan. Keterampilan
berhubungan dengan orang lain atau Humanity Skill ini penting bagi semua tingkatan
manajemen di suatu organisasi atau perusahaan. Keterampilan ini juga disebut sebagai
Keterampilan Interpersonal (Antarpribadi atau Human Skill (keterampilan kemanusiaan).
3. Keterampilan Teknis (Technical Skills)

6
Keterampilan Teknis ini adalah Kemampuan atau pengetahuan untuk menggunakan teknik
tertentu dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu. Contohnya seperti
kemampuan dan pengetahuan untuk merancang produk, memperbaiki mesin,
mengoperasikan mesin, membuat program komputer, menyiapkan pembukuan dan laporan
keuangan, dan lain sebagainya. Keterampilan Teknik ini merupakan keterampilan yang
penting bagi manajer di tingkat pertama namun kurang penting atau tidak wajib untuk
dimiliki oleh manajemen tingkat atas.

6. Berikut adalah 3 definisi Perilaku Organisasi


• Gibson dan kawan-kawan (1996)
Bidang studi yang mencangkup teori, metode dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin guna
mempelajari persepsi individu, nilai-nilai, dan tindakan-tindakan saat bekerja dalam
kelompok dan dalam organisasi secara keseluruhan, menganalisa akibat lingkungan
eksternal terhadap organisasi studinya, misi dna sasaran serta strategi.
• D. Stephen P.Robins (2001)
Bidang yang menyelidiki pengaruh yang ditimbulkan oleh individu, kelompok dan struktur
terhadap perilaku (manusia) di dalam organisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan
yang dapat untuk meningkatkan efektivitas organisasi.
• Fred Luthan
Menurut Fred Luthan, Perilaku organisasi didefinisikan sebagai Studi dan aplikasi dari
pengetahuan tentang bagaimana orang, individu dan kelompok bertindak dalam organisasi.
Kesimpulannya : Menurut ke 3 pendapat ahli diatas maka, Perilaku Organisasi adalah suatu
studi tentang apa yang dikerjakan oleh orang-orang dalam organisasi dan bagaimana
perilaku orang-orang tersebut dapat mempengaruhi kinerja organisasi dengan bahan
kajiannya adalah sikap manusia terhadap pekerjaan, terhadap rekan kerja, imbalan ,
kerjasama dan yang lainnya.

7. Stephen P. Robbins mengembangkan model 3 level dalam mempelajari perilaku manusia


dalam organisasi melalui tiga tingkatan analisis yaitu:
1. Tingkatan Individu: karakteristik bawaan individu dalam organisasi.
2. Tingkatan Kelompok: dinamika perilaku kelompok dan faktor-faktor determinannya.
3. Tingkatan Organisasi: faktor-faktor organizational yang mempengaruhi perilaku.
Variabel Independen Perilaku Organisasi:
a. Variabel-variabel level individu:
1. Ciri biografis.
2. Kepribadian dan emosi.
3. Nilai.
4. Sikap.
5. Kemampuan.
6. Persepsi.
7. Motivasi.
8. Pembelajaran Individu.
9. Pengambilan keputusan.

7
b. Variabel-variabel level kelompok:
1. Komunikasi.
2. Konflik.
3. Kekuasaan dan politik.
4. Tim-tim kerja.
5. Struktur kelompok.
6. Pengambilan keputusan kelompok.
7. Kepemimpinan dan kepercayaan.

c. Variabel-Variabel level sistem organisasi:


1. Struktur dan desain organisasi.
2. Desain kerja dan teknologi.
3. Budaya Organisasi.
4. Kebijakan dan praktek SDM.

8. Ada 8 topik yang dikaji dalam Perilaku Organisasi menurut Stephen P. Robbins dan
Timothy A. Judge :
1. Perilaku menyimpang di tempat kerja,
2. Kepuasan kerja,
3. Motivasi,
4. Emosi,
5. Konflik,
6. Negosiasi,
7. Politik di tempat kerja, dan
8. Budaya organisasi.

9. Ilmu-ilmu perilaku yang berkontribusi terhadap studi Perilaku Organisasi.


a. Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang berkenaan dengan usaha untuk mengukur, menjelaskan dan
kadang-kadang mengubah perilaku manusia. Secara spesifik sumbangan mereka dalam
bidang perilaku organisasi berkenaan dengan masalah-masalah antara lain : kebosanan,
kelelahan, kondisi kerja, persepsi, kepribadian, latihan, kepemimpinan, motivasi,
pengambilan keputusan dan pengukuran sikap.
b. Sosiologi
Pusat perhatian sosiologi yaitu mempelajari manusia dalam hubungannya dengan manusia
lain. Dalam kaitannya dengan perilaku organisasi maka konsep-konsep yang berasal dari
sosiologi dapat memberi masukan terhadap perilaku organisasi seperti :
• Dalam sistem organisasi : dinamika kelompok, proses sosialisasi , struktur organisasi
formal, birokrasi, komunikasi, status, kekuasaan dan konflik.
• Dalam tingkat kelompok : teori organisasi formal, organisasi teknologi, perubahan dalam
organisasi dan budaya dalam organisasi
c. Psikologi Sosial

8
Ilmu psikologi sosial mempelajari perilaku antar pribadi dalam arti berusaha mencari
penjelasan tentang bagaimana dan mengapa para individu berperilaku tertentu dalam
kegiatan kelompoknya. Kontribusi untuk perilaku organisasi yaitu bagaimana menerapkan
perubahan dan bagaimana mengurangi hambatan agar suatu perubahan dapat diterima,
mengukur dan mamahami serta mengubah sikap, pola komunikasi dan cara-cara bagaimana
kegiatan kelompok memenuhi kebutuhan individu.
d. Antropologi
Antropologi mempelajari masyarakat untuk mengetahui seluk beluk manusia dan
aktivitasnya. Hal yang dapat diambil dari antropologi untuk perilaku organisasi seperti
perbedaan-perbedaan fundamental dalam nilai, sikap dan norma tentang perilaku yang
dapat diterima mempengaruhi cara orang bertindak.
• Dalam tingkat kelompok misalnya perbedaan nilai, perbandingan sikap dan analisis lintas
budaya.
• Dalam sistem organisasinya meliputi budaya organisasi dan lingkungan organisasi.
e. Ilmu Politik
Para ilmuwan politik mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam suatu lingkungan
politik. Berbagai hal yang dapat diambil dari ilmu politik oleh perilaku organisasi adalah
struktur konflik, alokasi kekuasaan dan bagaimana orang memanipulasi kekuasaan untuk
kepentingan pribadinya.

10. Model perilaku organisasi dengan tiga jenis variabel dan di level analisis mana saja
ketiga variabel itu bekerja?
Variabel Independen Perilaku Organisasi
a. Variabel-variabel level individu:
1. Ciri biografis.
2. Kepribadian dan emosi.
3. Nilai.
4. Sikap.
5. Kemampuan.
6. Persepsi.
7. Motivasi.
8. Pembelajaran Individu.
9. Pengambilan keputusan.

b. Variabel-variabel level kelompok:


1. Komunikasi.
2. Konflik.
3. Kekuasaan dan politik.
4. Tim-tim kerja.
5. Struktur kelompok.
6. Pengambilan keputusan kelompok.
7. Kepemimpinan dan kepercayaan.

9
c. Variabel-Variabel level sistem organisasi:
1. Struktur dan desain organisasi.
2. Desain kerja dan teknologi.
3. Budaya Organisasi.
4. Kebijakan dan praktek SDM.

Teori Organisasi, Stephen P. Robbins & Pengantar Perilaku Organisasi, Rino A. Nugroho.

11. a. Kinerja tugas (task performance). Kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang
dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan (Luthans,
2005:165).
b. Perilaku Kewargaan Organisasi (Organizational Citizenship Behavior). Merupakan
perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang karyawan,
namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif. Organizational
Citizenship Behavior (OCB) ini juga sering diartikan sebagai perilaku yang melebihi kewajiban
formal (ekstra role) yang tidak berhubungan dengan kompensasi langsung. Artinya,
seseorang yang memiliki OCB tinggi tidak akan dibayar dalam bentuk uang atau bonus
tertentu, namun OCB lebih kepada perilaku sosial dari masing-masing individu untuk bekerja
melebihi apa yang diharapkan, seperti membantu rekan di saat jam istirahat dengan
sukarela adalah salah satu contohnya. Spector (1997)dalam Robbins (2003:105)
menambahkan kepuasan terhadap kualitas kehidupan kerja sebagai penentu utama dari
perilaku kewarganegaraan yang baik dari seorang karyawan (organizational citizenship
behavior-OCB).
c.Perilaku penarikan (withdrawal behavior). Perilaku penarikan adalah tindakan yang diambil
seseorang ketika mereka secara fisik dan atau psikologis sudah mulai merasakan terlepas
dari organisasi. Bentuk penarikan perilakusecara fisik seperti: absensi, keterlambatan, dan
turnover.

d.Kohesi kelompok. Kohesi sendiri didefinisikan sebagai bagaimana para


anggota kelompoksaling menyukai dan mencintai satu dengan lainnya, dimana faktor
pengikat arti kohesi adalah daya tarikkelompok, moral/tingkat motivasi dari masing-masing
anggota dan koordinasi pada usaha-usaha anggota kelompok.

12. Terdapat dua tingkat keragaman dalam organisasi yaitu :


1. Surface-level Diversity(keragaman tingkat permukaan)
yaitu perbedaan dalam karakteristik yang dapat secara mudah dipersepsikan, misalnya jenis
kelamin, ras, suku, umur, atau disabilitas, yang tidak begitu merefleksikan bagaimana orang
berpikir atau merasa, tapi dapat mengaktivasi stereotipe tertentu.
2. Deep-level Diversity (keragaman tingkat dalam)
yaitu perbedaan dalam nilai, kepribadian, dan keinginan kerja yang dapat menjadi semakin
penting dalam penentuan kesamaan sebagaimana orang mengenal satu sama lain lebih
baik.

10
13. a. Pengertian sikap.
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
atau objek. Sikap juga merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan juga
merupakan pelaksanaan motif tertentu.

b.Komponen- komponen sikap


Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude) yaitu :
a.Kognitif (cognitive).
Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek
sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang
mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
b.Afektif (affective)
Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara
umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
c.Konatif (conative)
Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana
perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan
dengan obyek sikap yang dihadapi (Notoatmodjo ,1997).

14. Ada 3 sikap utama yang paling penting dalam perilaku organisasi
1. Kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil
dari evaluasi karakteristik-karakteristiknya.
2. Keterlibatan pekerjaan
Keterlibatan pekerjaan adalah tingkat di mana seseorang memihak sebuah pekerjaan,
berpartisipasi secara aktif di dalamnya, dan menganggap kinerja penting sebagai
bentuk penghargaan diri.
3. Komitmen organisasional
Komitmen organisasional adalah tingkat di mana seseorang memihak
sebuah organisasiserta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan
keanggotaan dalam organisasi itu. Tiga dimensi terpisah komitmen organisasional adalah:
• Komitmen Afektif
• Komitemn Berkelanjutan
• Komitmen Normatif

15. Aspek komunikasi yang penting dipahami dalam studi perilaku organisasi.
Komunikasi dalam organisasi dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis yaitu komunikasi
internal dan komunikasi eksternal.
1. Komunikasi internal
Effendy (1981 : 155-167) menyatakan bahwa komunikasi internal dapat dibagi ke dalam dua
dimensi dan dua jenis. Dimensi komunikasi internal yang terdiri dari komunikasi vertikal dan

11
komunikasi horisontal. Adapun jenis komunikasi internal adalah komunikasi persona dan
komunikasi kelompok.
a. Dimensi komunikasi internal
Dimensi komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal.
Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang terjadi secara vertikal dari atas ke bawah
(downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication). Dengan kata
lain, komunikasi vertikal adalah komunikasi dua arahyang terjadi antara atasan dan
bawahan dan bersifat formal.Komunikasi horisontal adalah komunikasi yang terjadi antara
sesama anggota organisasi atau komunikasi antar karyawan dan bersifat
informal.Komunikasi diagonal atau komunikasi silang adalah komunikasi yang terjadi antara
pimpinan seksi dengan pegawai seksi lain.
b. Jenis komunikasi internal
Komunikasi internal dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu komunikasi persona dan
komunikasi kelompok.
Komunikasi persona adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang dan dapat
berlangsung secara tatap muka maupun melalui media.Komunikasi kelompok adalah
komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap
muka. Komunikasi kelompok dapat dibedakan menjadi komunikasi kelompok kecil (rapat
atau urun rembuk) dan komunikasi kelompok besar (upacara).

2. Komunikasi eksternal
Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar
organisasi. Komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur yang berlangsung secara timbal balik
yaitu komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan komunikasi dari khalayak kepada
organisasi.Komunikasi dari organisasi kepada khalayak umumnya bersifat informatif dan
dapat berbentuk majalah organisasi, press release, brosur, leaflet, poster, dan lain-
lain.Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik yang diberikan
khalayak terhadap kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.

12
Daftar pustaka

Effendy, Onong Uchana. (1981). Dimensi- Dimensi Komunikasi. Bandung: PT. Rosdakarya.
Luthans, F. 2005. Organizational Behavior. New York: McGraw-hill.
Teori Organisasi, Stephen P. Robbins & Pengantar Perilaku Organisasi, Rino A. Nugroho.
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. Index. Jakarta. Kartono, Kartini
Soekidjo Notoatmodjo. 1993. Pengantar Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
Yogyakarta: Andi Offset.

13

Anda mungkin juga menyukai