Anda di halaman 1dari 9

KAIDAH PENULISAN SOAL PG

1. Soal harus sesuai dengan indikator


2. Pengecoh harus berfungsi
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar
4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
5. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban
yang benar.
6. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang
bersifat negatif ganda.
7. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari
segi materi.
8. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama
9. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua
pilihan jawaban di atas salah/benar”.
10. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus
disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka
atau kronologis waktunya.

Lanjutan

11. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat
pada soal harus jelas dan berfungsi.
12. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata
yang bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya,
kadang-kadang.
13. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya
14. Butir soal jangan mengandung unsur SARAP.
15. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia.
16. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga
pernyataannya mudah dimengerti warga belajar/siswa.
17. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal
akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
18. Pilihan jawaban jangan mengulang kata/frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada
pokok soal.
KAIDAH PENULISAN SOAL PILIHAN GANDA

Gambar slide 3
KAIDAH PENULISAN SOAL BENTUK PILIHAN GANDA A. MATERI 1.SOAL HARUS SESUAI
DENGAN INDIKATOR INDIKATOR : Siswa dapat menentukan tempat terjadinya pembuahan sel
telur oleh sperma pada manusia. Contoh Soal Kurang Baik. Pengaruh kerja pil kontrasepsi adalah ….
a.Mencegah terjadinya haid b.Mencegah peleburan sel telur dan sel sperma c.Mencegah pematangan
sel telur * d.Mengurangi jumlah sel telur dalam ovarium Kunci : C
Gambar slide 4
Penjelasan : Contoh soal di atas tidak sesuai dengan indikator karena dalam soal menanyakan
“pengaruh kerja pil kontrasepsi”, sedangkan aspek yang hendak diukur dalam indikator adalah
menentukan tempat terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sperma pada manusia.
Contoh Soal yang sesuai dengan indikator. Pembuahan sel telur oleh sel sperma pada manusia terjadi
dalam …. a.Ovarium b.Oviduct c.Uterus* d.vagina
Gambar slide 5
2. Pengecoh harus berfungsi Contoh Soal Kurang baik. Joni Kehilangan uang sebesar Rp. 25.000,- dan
ia menuduh Jono yang telah mencurinya. Penyakit hati yang dilakukan Joni adalah …. a.Suudzhon*c.
Hasud b.Husnudzhond. Khianat Penjelasan : Pilihan b merupakan sifat terpuji, sedangkan pilihan lain
merupakan sifat tercela.
Gambar slide 6
Contoh Soal lebih baik. Joni Kehilangan uang sebesar Rp. 25.000,- dan ia menuduh Jono yang telah
mencurinya. Penyakit hati yang dilakukan Joni adalah …. a.Suudzhon*c. Hasud b.Jubund. Khianat 3.
Setiap soal harus memiliki satu jawaban yang benar. Contoh Soal Kurang Baik. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kuat bunyi adalah …. a. perioda b. amplitudo* c. frekuensi d. resonansi* Kunci
jawaban: B dan D
Gambar slide 7
Penjelasan: Soal di atas kurang baik kerena memiliki 2 kunci jawaban. Contoh soal yang baik:
Perhatikan data berikut ini : 1. Perioda 2. Amplitudo 3. frekwensi 4. Resonansi Dari data di atas faktor-
faktor yang mempengaruhi kuat bunyi ditunjukan oleh nomor …. a.1 dan 2 b.1 dan 3 c.2 dan 3 d.2 dan
4*
Gambar slide 8
B. KONSTRUKSI 4. Pokok Soal Harus dirumuskan secara tegas dan jelas Contoh soal kurang baik
Masyarakat modern adalah …. a. bersifat mementingkan diri sendiri b. mempunyai pimpinan politik
yang berani c. memiliki sifat dan sikap mandiri* d. merasa lebih unggul dari pihak lain Penjelasan:
Pokok soal di atas tidak dirumuskan dengan jelas karena yang ingin ditanyakan belum terlihat di pokok
soal. Apabila pilihan jawaban ditutup terlebih dahulu, maka apa yang ditanyakan pada pokok soal
tidak jelas (tidak ada). Perbaikan soal Salah satu ciri masyarakat modern adalah …. a. bersifat
mementingkan diri sendiri b. mempunyai pimpinan politik yang berani c. memiliki sifat dan sikap
mandiri d. merasa lebih unggul dari pihak lain
Gambar slide 9
5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
Contoh soal kurang baik. Kata motivasi berasal dari bahasa Inggris. Sinonim dari kata motivasi pada
kalimat, “Motivasi masyarakat pedesaan ikut program Keluarga Berencana” adalah …. a.Kata bujukan
b.Kata tarikan c.Kata hasutan d.Kata dorongan* Penjelasan : Tulisan berwarna merah/cetak miring
merupakan pernyataan yang tidak diperlukan. Untukmendapatkan soal yang lebih baik tulisan
berwarna merah dihilangkan.
Gambar slide 10
6. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Contoh soal kurang baik Pada
tanggal 10 November 1945 di Surabaya telah terjadi peristiwa heroik yang dikenal sebagai …. a.
insiden bendera Merah-Putih b. pertempuran Surabaya* c. peristiwa hotel Orange d. pertempuran lima
hari Penjelasan: Contoh soal di atas kurang baik, karena pada pokok soal terdapat petunjuk ke arah
kunci jawaban yaitu kata “Surabaya” Adanya petunjuk tersebut menyebabkan soal tersebut sangat
mudah ditebak. Perbaikan soal: P eristiwa heroik yang terjadi pada 10 November 1945 dan diperingati
sebagai hari Pahlawan adalah …. a. insiden bendera Merah-Putih b. pertempuran Surabaya c. peristiwa
hotel Orange d. pertempuran lima hari di Semarang
Gambar slide 11
7. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. Contoh soal kurang baik.
Berikut ini yang tidak termasuk pencipta lagu-lagu nasional adalah, kecuali …. a.Kusbini* b.A.
Riyanto c.Obby Mesakh d.Papa T Bob Contoh soal lebih baik. Berikut ini yang tidak termasuk
pencipta lagu nasional adalah …. a.Kusbini b.H. Mutahar c.C. Simanjuntak d.A. Riyanto *
Gambar slide 12
8. Pilihan Jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Contoh soal kurang baik. Fungsi
berikut yang mempunyai nilai minimum -4 adalah …. a. f(x) = x² + 3x – 10c. f(x)= x³ + 4 x² - 5x b.
f(x) = x² + x – 6d. f(x) = x² + 6x + 5 * Penjelasan : Pilihan c tidak homogen dari segi materi karena
mempergunakan fungsi berderajar tiga, sedangkan pilihan lainnya merupakan fungsi berderajat dua.
Contoh Soal yang lebih baik. Fungsi berikut yang memiliki nilai minimum - 4 adalah …. a. f(x) = x² +
3x – 10c. f(x)= x² - 4 x² - 5x b. f(x) = x² + x – 6d. f(x) = x² + 6x + 5 *
Gambar slide 13
9. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Contoh Soal kurang baik. Berikut ini sikap
yang harus tertanam pada diri seseorang dalam menerima taqdir Allah, kecuali …. a.Sabar c. berserah
diri tanpa harus usaha * b.Tawakald. ikhtiar. Contoh soal lebih baik. Berikut ini sikap yang harus
tertanam pada diri seseorang dalam menerima taqdir Allah, kecuali …. a.Sabar c. Pasrah *
b.Tawakald. ikhtiar.
Gambar slide 14
10. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyatan “semua pilihan jawaban di atas benar” atau “semua
pilihan jawabn di atas salah. Contoh soal Kurang baik. Peristiwa menempelnya serbuk sari di kepala
putik pada proses penyerbukan dinamakan …. a. peleburan sel b. pembuahan c. fertilisasi d. semua
jawaban salah * Penjelasan: Pilihan jawaban kurang baik karena mengandung pernyataan “semua
jawaban salah”. Hal ini akan menyebabkan secara materi pilihan jawaban berkurang satu, sebab
pernyataan tersebut bukan merupakan materi yang ditanyakan. Perbaikan soal: Peristiwa menempelnya
serbuk sari di kepala putik pada proses penyerbukan dinamakan …. a. persarian* b. pembuahan c.
fertilisasi d. peleburan sel
Gambar slide 15
11. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya
nilai angka atau kronologis waktunya. Contoh soal kurang baik. Sri Baduga mimiti nyangking
kalungguhan raja Pajajaran dina taun …. a.1462c. 1482* b.1582d. 1472 Contoh soal lebih baik Sri
Baduga mimiti nyangking kalungguhan raja Pajajaran dina taun …. a.1462c. 1482* b.1472d. 1492
Gambar slide 16
Pasangan yang tepat antara penggalan ayat dan hukum bacaan pada tabel di atas adalah …. a. (1-1);(2-
4);(3-3);(4:2) b. (1-2);(2-1);(3-4);(4-3)* c. (1-3);(2-2);(3-1);(4-4) d. (1-4);(2-3):(3-2);(4-1) 12. Gambar,
grafik, tabel, diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. Contoh soal
kurang baik. Perhatikan tabel berikut ini ! PENGGALAN AYATHUKUM BACAAN ‫ض َع‬ ٍ ‫ بَ ْي‬IQLAB
ِ ‫ت ُو‬
ُُ ُ‫ َءايَاتُ ُُ بَيِنَات‬IDGAM BIGUNNAH ‫اس‬ َّ َ َ ْ
ِ ‫ َوهللِ َعلى الن‬MAD ARIDLISUKUN َ‫ َع ِن العَال ِمين‬TARQIQ
Gambar slide 17
Contoh soal lebih baik. Perhatikan tabel berikut ini ! Pasangan yang tepat antara penggalan ayat dan
hukum bacaan pada tabel di atas adalah …. a. (1-1);(2-4);(3-3);(4:2) b. (1-2);(2-1);(3-4);(4-3)* c. (1-
3);(2-2);(3-1);(4-4) d. (1-4);(2-3):(3-2);(4-1) NoPenggalan ayatNoHukum Bacaan 1 1 ‫ض َع‬ ِ ‫ت ُو‬ ٍ ‫بَ ْي‬IQLAB
ْ
ِ َّ‫ َوهللِ َعلَى الن‬MAD ARIDLISUKUN 4 4 َ‫ َع ِن العَالَ ِمين‬TARQIQ
2 2 ُُ ُ‫ َءايَاتُ ُُ بَيِنَات‬IDGAM BIGUNNAH 3 3 ‫اس‬
Gambar slide 18
13. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Contoh soal Kurang baik. 1)Pelopor
angkatan 45 dalam bidang puisi adalah…. a. H.B. Yassin c. Ayip Rosidi b. Chairil Anwar*d. Marah
Rusli 2)Karya dari pengarang pada jawaban no. 1 adalah…. a. Balada tercinta b. Surat dari Ibu c. Senja
di pelabuhan kecil* d. Tanah Air Penjelasan : Setiap butir soal harus independen.
Gambar slide 19
C. BAHASA DAN BUDAYA 14. Bahasa Yang digunakan harus komunikatif, sehingga mudah
dimengerti siswa. Contoh Soal Kurang Baik. Cultural outcome Megalithikum pada zaman prasejarah
adalah …. a.Menhir dan dolmen * b.Sarcopagus dan candi c.Chopper dan plakas d.Candi dan arca
Penjelasan : Agar lebih komunikatif, kata “cultural outcome” diperbaiki menjadi hasil budaya.
Gambar slide 20
15. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain
atau nasional. Contoh Soal kurang baik. “Aturan lalu lintas itu harus ditaati bukan dijadikan momok,”
kata ibu guru. Sinonim kata bergaris bawah adalah …. a.Pemberat b.Beban* c.Lawan d.Setan
Penjelasan : Kata “momok” memiliki makna yang berbeda di suku sunda dan jawa. Soal seperti itu
akan mengganggu validitas isi/konstruksi butir soal yang bersangkutan.
Gambar slide 21
16. Pilihan jawaban jangan mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian,
letakan kata/frase tersebut pada pokok soal. Contoh soal kurang baik. Diketahui segienam beraturan
PQRSTU, diagonal PS, UR dan QT berpotongan di titik O. Bila segienam beraturan tersebut diputar
180o dengan pusat O, maka …. a. titik Q menempati titik S b. titik Q menempati titik U c. titik Q
menempati titik T * d. titik Q menempati titik P Pilihan jawaban kurang baik karena terjadi
pengulangan kata/frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian, sebaliknya kata/ frase
tersebut diletakkan pada pokok soal.
Gambar slide 22
Contoh Soal lebih baik. Diketahui segienam beraturan PQRSTU, diagonal PS, UR dan QT
berpotongan di titik O. Bila segienam beraturan tersebut diputar 180o dengan pusat O, maka titik Q
menempati titik …. A. S b. U c. T * d. P
Gambar slide 23
17. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
(a)Penggunaan kalimat (harus ada unsur subjek, predikat dan harus menghindari pernyataan yang
hanya berupa anak kalimat) Contoh soal kurang baik. Di dalam perkembang biakan rhizopus secara
generatif adalah dengan cara pembentukan …. a. askosporac. zigospora* b. basidiosporad.
sporangiospora Penjelasan : Subjek tidak jelas karena diantar oleh kata “di dalam”. Oleh karena itu
kata “Di dalam” dihilangkan.
Gambar slide 24
(b)Pemakaian kata (Pilihlah kata-kata yang tepat dengan pokok masalah yang ditanyakan. Penulisan
kata perlu disesuaikan dengan kebenaran penulisan baku) 1). Contoh soal kurang baik. Batik termasuk
karya tulis yang bersifat …. a. naturalisc. relistis b. simbolis * d. idealis Penjelasan : kata “karya tulis”
kurang tepat dipergunakan untuk batik. Kata itu diganti dengan kata “seni tulis” karena mengandung
unsur keindahanbukan ragam tulis ilmiah.
Gambar slide 25
2) Contoh soal kurang baik. Salah satu paktor yang mempengaruhi harga konsetanta kesetimbangan
reaksi kimia adalah …. a.Volume b.Tekanan c.Suhu* d.Sipat sat Penjelasan : Penulisan kata baku
untuk : paktor, konsetanta, sipat, sat adalah faktor, konstanta, sifat dan zat.
Gambar slide 26
c)Pemakaian ejaan (perhatikan penulisan huruf kapital dan kecil, perhatikan pula penggunaan tanda
baca) Contoh soal kurang baik. Tiga orang cendikiawan muslim yang terkenal dalam bidang
kedokteran adalah …. a.Ibnu Sina-Ibnu Rusyd-Arrazi* b.Al Farabi-Arrazi-Ibnu Nafis c.Ibnu Sina-Al
Ghazali-Al Kindi d.Al Kindi-Al batani-Ar Razi Penjelasan : Tanda titik dua (:) tidak tepat digunakan
karena ia berfungsi sebagai tanda merinci, sebagai gantinya adalah tanda elipsis (….). Adapun tanda
hubung (-) pada setiap pilihan diganti dengan tanda baca koma (,). Perlu diperhatikan, untuk
pengunaan tanda elipsis (….) jika berada ditengah kalimat berjumlah tiga dan bila diakhir berjumlah
empat.
Gambar slide 27
PENYEBARAN KUNCI JAWABAN 1.Harus dibuat acak 2.Jumlah pilihan jawaban dalam satu
perangkat mengikuti rumus : a. maksimum = Jumlah soal + 3 Jumlah pilihan Jawaban b. Minimum =
Jumlah soal - 3 Jumlah Pilihan Jawaban Contoh : Jumlah Soal PG untuk PAI adalah 40 soal. Tiap soal
julah optionnya = 4 buah (ABCD), maka : a.Maksimum= 40+3= 13 Soal 4 b.Minimum= 40-3= 7 soal
4
Pendahuluan

Penilaian hasil belajar merupakan bagian dari evaluasi belajar yang digunakan
sebagai sarana mengukur kemampuan atau perilaku yang dapat dicapai oleh peserta
pembelajar selama dan setelah proses belajar. Kawasan memampuan kompetensi yang
diukur mencakup pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude).
Penilaian terutama dilakukan terhadap apa yang ingin dicapai dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan. Capaian hasil yang diinginkan dalam proses
pembelajaran dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Untuk mengukur kemampuan yang ingin dicapai, diperlukan alat ukur (soal) yang
valid, realiabel, daya diskriminasi tinggi, tingkat kesukaran tepat, komprehensip, dan
efisien. Salah satu metode yang umum dipakai dalam penilaian hasil belajar, terutama
untuk mengukur kemampuan pengetahuan (cognitive) peserta adalah berupa tes
tertulis, selain tes lisan. Tes tertulis dapat berbentuk tes objektif atau berbentuk tes
uraian. Dan sarana dalam melakukan evaluasi dengan menggunakan tes tertulis adalah
berbetuk soal.

Dalam tulisan berikut diuraikan mengenai proses penyusunan soal, sebagai sarana
dalam melaksanakan tes, agar dapat dibentuk dan disusun soal yang mampu mengukur
apa yang ingin diukur. Tulisan berikut terutama disarikan dari materi yang penulis
dapatkan saat mengikuti Diklat Penyusunan Soal, yang dilaksanakan Pusdiklat
Keuangan Umum pada tanggal 20 sampai dengan 23 Mei 2013, di Jakarta ditambahkan
dengan beberapa materi dari sumber lain yang relevan.

Tes Sebagai Salah Satu Metode Penilaian Hasil Belajar

Sebetulnya sangat banyak metode yang dapat digunakan untuk melakukan


penilaian hasil belajar. Metode yang umum dipakai dalam penilaian antara lain
portofolio, jurnal, simulasi, demonstrasi, wawancara, observasi, dan tes. Pemilihan
metode penilaian dilakukan berdasarkan ranah kemampuan kompetensi yang ingin
diukur. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan, diukur dengan metode non
tes, yang dapat berupa demonstrasi atau simulasi. Kompetensi yang berkaitan dengan
sikap, diukur dengan metode wawancara, observasi, atau bermain peran (role play).
Dan kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diukur dengan metode tes.

Tes didefinisikan sebagai pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk


memperoleh informasi tentang trait/atribut pendidikan/psikologis, dimana setiap butir
pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap
benar. Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa tes hendaknya dilakukan dengan
perencanaan yang baik. Perencanaan tersebut mulai dari perencanaan tentang apa dan
sampai level apa pengukuran dilakukan, apa metode tes yang dipakai. Untuk
mendapatkan informasi, yang merupakan umpan balik dari peserta yang di tes, maka
tes disusun dalam pertanyaan-pertanyaan atau tugas sedemikian rupa sehingga dapat
mencerminkan atau mencakup keseluruhan materi yang telah disampaikan. Agar dapat
menjamin objektifitas dalam penilaian hasil belajar, maka setiap pertanyaan atau tugas
yang diberikan harus mempunyai satu jawaban yang benar.

Tes dapat dilakukan secara lisan atau tes tertulis. Tes lisan dilakukan secara
langsung dimana guru atau pengajar memberikan pertanyaan secara lisan kepada
peserta dan peserta yang mampu akan menjawab pertanyaan tersebut dengan lisan
pula. Tes lisan dapat dilakukan berulang kali pada setiap akhir sub pokok bahasan atau
lainnya tergantung pada gurunya. Tes lisan biasanya dilakukan untuk mengetahui
respon atau umpan balik secara langsung dari peserta, sehingga pengajar dapat
mengetahui apakah peserta mampu memahami apa yang diajarkan. Dalam
pelaksanaan tes lisan hendaknya pengajar dapat mengetahui secara merata
kemampuan peserta. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada
semua peserta secara merata dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan lisan yang
diajukan.

Tes tertulis dilakukan dengan memberikan pertanyaan atau tugas secara tertulis
dan peserta menjawab setiap pertanyaan atau tugas tersebut secara tertertulis pula.
Tes tertulis dapat berbentuk tes objektif atau tes uraian. Bentuk tes objektif terdiri dari
bentuk soal benar-salah, menjodohkan, dan pilihan ganda. Bentuk soal pilihan ganda
dapat berupa pilihan ganda biasa, pilihan ganda analisis kasus, pilihan ganda komplek,
dan pilihan ganda membaca diagram/tabel.

Tes uraian dapat berbentuk soal uraian terbuka (non objektif) atau soal uraian
terbatas (objektif). Soal uraian terbuka menuntut jawaban yang diberikan oleh peserta
tidak dibatasi dan sesuai dengan pandangan serta kemampuan peserta sendiri. Isi soal
uraian terbuka biasanya bersifat umum. Dengan demikian jawaban yang diberikan oleh
peserta sangat bervariasi. Hal ini tentu akan menyulitkan pengajar dalam memberikan
penilaian, sehingga sering bersifat sangat subjektif. Namun demikian, soal uraian
terbuka sangat baik untuk menggali dan mengenali kemampuan dan penguasaan
peserta tes terhadap materi yang di tes. Selain itu, dengan jawaban terbuka, maka
secara tidak langsung peserta juga diajarkan untuk memilih kata yang benar dan
menuliskan buah pikirannya.

Soal uraian terbatas, pertanyaan lebih diarahkan ke dalam hal-hal tertentu atau ada
pembatasan tertentu. Pembatasan tersebut bisa dari segi: ruang lingkupnya, sudut
pandang menjawabnya, dan indikator-indikatornya. Dengan demikian jawaban yang
diberikan oleh peserta menjadi terarah sesuai dengan keinginan penulis soal. Soal
uraian terbatas memungkinkan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan unsur
subjektivitas dalam pemberian nilai.

Bagaimana Menyusun Soal Yang Baik?

Baik dalam pelaksanaan tes lisan maupun tes tertulis, soal atau pertanyaan hendaknya
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengukur dengan baik kemampuan peserta.
Dalam tes lisan, soal atau pertanyaan yang diajukan oleh pengajar hendaknya
mencakup materi yang telah dibahas sebelumnya dan pertanyaan yang diajukan
bersifat penguatan sehingga tidak terlalu mendalam. Berbeda dengan tes tertulis,
dimana dalam pelaksanaan tes tersebut telah dipersiapkan sebelumnya, sehingga soal
atau pertanyaan yang dibuat dapat mencakup materi secara keseluruhan dengan
pertanyaan yang mendalam, tergantung dari apa yang mau diukur.

Secara umum, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan soal :

a. Mengikuti langkah-langkah dan prosedur yang benar;


b. Mengikuti berbagai kaidah yang ada agar soal-soal yang dihasilkan membentuk
perangkat tes yang valid;

Langkah-langkah Penyusunan Soal

Sebagai sebuah proses, maka dalam penyusunan soal harus mengikuti langkah-langkah
berikut:

a. Pilih materi atau topik yang tepat untuk diangkat menjadi bahan ujian;
b. Tentukan dari materi atau topik terpilih tersebut, bagian mana yang tepat untuk
dijadikan soal dengan bentuk pilihan ganda atau benar-salah atau isian, atau uraian, atau
ujian praktek;
c. Buat kisi-kisi soalnya yang disesuaikan dengan indikator capaian dalam setiap materi
atau topik terpilih;
d. Tulis soal mengacu pada indikator sebagaimana dituangkan dalam kisi-kisi;
e. Tulis kunci jawaban (untuk soal selain uraian) atau pedoman penskoran (untuk soal
uraian);
f. Penelaahan dan perakitan soal beserta kunci jawaban atau pedoman penskorannya.

Kaidah Penyusunan Soal

Masing-masing bentuk soal mempunyai kaidah penulisan yang berbeda. Secara umum,
kaidah penulisan soal mencakup materi, konstruksi, dan bahasa.

Bentuk Soal Pilihan Ganda

Bentuk soal pilihan ganda paling banyak digunakan dalam melakukan tes secara masal
dengan cakupan materi yang banyak. Dalam pembuatan soal pilihan ganda, kaidah
umum yang berlaku adalah:

Materi

a. Soal yang dibuat harus sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan;
b. Pilihan jawaban yang diberikan harus homogen dan logis;
c. Setiap soal hanya memiliki satu jawaban yang benar

Konstruksi

a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas;


b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
diperlukan saja;
c. Pokok soal hendaknya jangan memberikan petunjuk kearah jawaban yang
benar;
d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda;
e. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama;
f. Pilihan jawaban jangan mengandung “semua pilihan jawaban di atas salah”
atau “semua pilihan jawaban di atas benar”;
g. Pilihan jawaban berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar-
kecilnya nilai angka tersebut;
h. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus
jelas dan berfungsi;
i. Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Bahasa

a. Setiap butir soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar;
b. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat;
c. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu
kesatuan pengertian.

Bentuk Soal Benar-Salah

Bentuk soal benar- salah kaidah yang berlaku umum adalah :

a. Hindari penggunaan kata : terpenting, selalu, sebagian kecil, tidak pernah, hanya,
sebagian besar dan kata-kata lain yang sejenis;
b. Rumusan soal harus jelas dan pasti benar atau pasti salah;
c. Hindari pernyataan negatif;
d. Hindari penggunaan kata yang dapat menimbulkan penafsiran ganda;
e. Jumlah rumusan butir soal yang kunci jawabannya benar dan salah hendaknya dibuat
berimbang;
f. Panjang rumusan butir soal hendaknya relatif sama;
g. Susunan pernyataan benar dan pernyataan salah hendaknya disusun secara random dan

Bentuk Soal Uraian

Secara umum kaidah yang berlaku dalam penyusunan soal bentuk soal uraian adalah:

a. Harus sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan sebagaimana dalam kisi-kisi soal;
b. Batasan jawaban atau ruang lingkup yang akan diukur harus jelas;
c. Rumusan soal atau pertanyaan hendaknya menggunakan kata tanya yang menuntut
jawaban uraikan, misalnya : mengapa, jelaskan, uraikan;
d. Rumusan kalimat soal hendaknya komunikatif dan hindari kalimat atau istilah atau kata
yang dapat menimbulkan tafsir ganda;
e. Hal-hal yang menyertai soal, seperti tabel, diagram, gambar atau sejenisnya harus
disajikan secara jelas dan berfungsi;
f. Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal;
g. Butir soal harus dilengkapi dengan kunci jawaban atau kriteria jawaban serta pedoman
penskoran dan harus segera dibuat setelah soal ditulis.

Syarat Penyusunan Soal

Selain mengikuti langkah-langkah serta kaidah penyusunan soal, hal lain yang perlu
diperhatikan untuk dapat menghasilkan soal yang baik adalah syarat dalam
penyusunan soal. Adapun syarat penyusunan soal meliputi :
a. Soal-soal atau pertanyaan yang dibuat harus menanyakan tentang
ilmu/materi/konsep/teori/pengetahuan yang telah dipelajari;

b. Soal disusun mengikuti kaidah penyusunan soal;

c. Penulis soal harus menguasai ilmu yang akan dituliskan soalnya;

d. Penulis soal mengetahui adanya ragam/jenis/bentuk soal beserta keunggulan dan


kelemahannya;

e. Penulis soal paham akan kaidah penulisan soal untuk berbagai bentuk soal;

f. Penulis soal paham bahwa soal yang ditanyakan berhubungan langsung dengan
penskoran sehingga diperoleh penilaian yang objektif.

Penutup

Soal merupakan sarana atau alat untuk melakukan evaluasi hasil belajar sehingga dapat
diberikan penilaian kepada peserta selama dan setelah proses pembelajaran
dilaksanakan. Untuk dapat dipakai sebagai sarana pengukuran atau evaluasi hasil
belajar yang baik, maka soal atau pertanyaan harus dibuat mengikuti langkah-langkah
serta kaidah penyusunan soal yang baik. Selain itu baik atas soal yang dibuat maupun
terhadap si pembuat soal harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

Daftar Pustaka

Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Umum, 2013, Bahan Ajar Diklat Penyusunan Soal (BPPK)

Suluh Pendidikan, Tes Sebagai Aat Penilaian Hasil Belajar,


http://suluhpendidikan.blogspot.com/2010/03/tes-sebagai-alat-penilaian-hasil.html,
diakses 30 Mei 2013

Efi Dyah Indrawati, Pengantar Evaluasi Diklat,


(http://efidrew.wordpress.com/2012/10/19/pengantar-evaluasi-diklat/),

Anda mungkin juga menyukai