Anda di halaman 1dari 7

Pabrik Pupuk Amonium Sulfat Dengan Metode Netralisasi

BAB IV
DASAR-DASAR PENYUSUNAN
NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI

Untuk menentukan kebutuhan bahan baku dan energi dari suatu pabrik, maka
perlu ditinjau keseimbangan perhitungan terhadap neraca massa dan energi yang
masuk dan keluar dari suatu peralatan. Kedua perhitungan neraca tersebut
diperlukan dalam penentuan spesifikasi setiap peralatan proses. Jumlah panas yang
dibutuhkan sesuai dengan jumlah massa yang diproses.

4.1 Reaksi Pembentukan Produk


Proses pembuatan Pupuk Amonium Sulfat terdiri dari empat proses utama
yaitu: (i) tahapan netralisasi dan kristalisasi; (ii) tahapan pemisahan Kristal; (iii)
tahapan pengeringan produk; dan (iv) tahapan penampungan pengemasan produk.
Saturator merupakan tempat reaksi netralisasi antara Amoniak dan Asam Sulfat
yang ditambahkan secara terus menerus hingga mencapai keadaan lewat jenuh dan
menghasilkan kristal Asam Sulfat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

2NH3(g) + H2SO4(l) (NH4)2SO4(l) (ZA)

Produk yang dihasilkan dari Saturator adalah kristal Amonium Sulfat yang
masih bercampur dengan mother liquor dengan suhu 105oC. Reaksi yang terjadi
merupakan reaksi netralisasi dan bersifat eksotermis. Kristal Amonium Sulfat yang
terbentuk dipisahkan dari mother liquor dengan menggunakan centrifuge dan
dipisahkan berdasarkan ukuran kristal. Produk yang memenuhi standar ukuran
dikeringkan dengan menggunakan dryer dan dibantu dengan udara panas pada suhu
150oC. Persentase kandungan senyawa dalam produk akhir adalah 21% Nitrogen,
24% Sulfur, 1% Air dan Asam Bebas 0,1%.

Halaman 1 dari 7
Pabrik Pupuk Amonium Sulfat Dengan Metode Netralisasi

4.2 Asumsi Dalam Perhitungan Neraca Massa Dan Energi Pada Alat Proses
Untuk mempermudah perhitungan neraca massa dan energi pada setiap alat
dan pada keseluruhan pabrik, maka diperlukan beberapa asumsi pada setiap alat
yang digunakan pada pabrik Amonium Sulfat. Adapun asumsi - asumsi yang
digunakan adalah sebagai berikut:

4.2.1 Tangki Saturator


a. Pada Tangki Saturator terjadi reaksi yaitu reaksi netralisasi pembentukan
kristal Amonium Sulfat.
b. Kondisi pencampuran bahan baku diasumsikan steady state.
c. Laju alir massa reaktan yang masuk ke dalam Tangki Saturator dan laju alir
massa zat keluaran dianggap konstan.
d. Tekanan di dalam Tangki Saturator dijaga agar konstan 1 atm. Hilang tekanan
yang terjadi diabaikan.
e. Proses pengadukan di dalam Tangki Saturator dianggap homogen sehingga
komposisi komponen-komponen yang dicampurkan seragam.
f. Kecepatan pengadukan dijaga tetap konstan.
g. Volume total reaktan di dalam saturator dijaga agar konstan 80%

4.2.2 Pompa
a. Aliran di dalam pompa bersifat tunak, diasumsikan tidak terjadi akumulasi
massa di dalam alat.
b. Arah aliran satu dimensi.
c. Kecepatan aliran di dalam pompa diasumsikan konstan.
d. Efek gesekan antar fluida diabaikan.
e. Diasumsikan tekanan di dalam pompa konstan
f. Perubahan suhu akibat perubahan tekanan dan gaya gesek dapat diabaikan.
g. Semua pompa memiliki efisiensi adiabatik sebesar 75%.
h. Kehilangan kecepatan di dalam pompa akibat gesekan dan kehilangan energi
diasumsikan tidak ada.

Halaman 2 dari 7
Pabrik Pupuk Amonium Sulfat Dengan Metode Netralisasi

4.2.3 Centrifuge
a. Pada centrifuge terjadi pemisahan antara Amonium Sulfat dan mother liquor
b. Kecepatan putar sentrifugasi diasumsikan konstan.
c. Pemisahan kristal Amonium Sulfat dengan mother liquor diasumsikan
terpisah 100%.
d. Gaya sentrifugasi diasumsikan konstan
e. Kadar cairan di dalam cake sebesar 15%.
f. Laju alir massa cairan inlet ke dalam centrifuge dan laju alir massa outlet
dianggap konstan.

4.2.4 Dryer
a. Pada dryer terjadi pengeringan produk melalui proses kontak langsung antara
cairan dengan udara panas.
b. Kecepatan putar pada dryer diasumsikan konstan.
c. Tekanan operasi di dalam dryer diasumsikan konstan
d. Kadar air di dalam produk 1%. Kadar air tersebut berdasarkan SNI 02-1760-
2005.
e. Kecepatan alir udara kering yang masuk dan udara kering yang keluar
diasumsikan konstan.
f. Suhu operasi di dalam dryer dijaga agar tetap konstan pada 150°C

4.2.5 Dust Collector


a. Pada dust collector terjadi pemisahan antara partikel debu kristal Amonium
Sulfat dan udara keluaran pembawanya.
b. Laju alir massa reaktan yang masuk ke dalam dust collector dan laju alir
massa zat keluaran dianggap konstan.
c. Kehilangan tekanan akibat pergerakan udara pada ujung hisapan dust
collector diasumsikan tidak ada.
d. Kecepatan udara hisap diasumsikan konstan
e. Diasumsikan efisiensi pemisahan 99%.

Halaman 3 dari 7
Pabrik Pupuk Amonium Sulfat Dengan Metode Netralisasi

4.2.6 Wet Cyclone


a. Pada wet cyclone terjadi proses pengumpulan partikel – partikel halus yang
terbawa gas buang dengan menyemprotkan titik – titik air.
b. Kecepatan putar di dalam wet cyclone diasumsikan konstan.
c. Kehilangan kecepatan di dalam wet cyclone akibat gesekan dan kehilangan
energi diasumsikan tidak ada.
d. Hilang tekan yang terjadi di dalam wet cyclone diasumsikan tidak ada.
e. Laju alir massa reaktan yang masuk ke dalam wet cyclone dan laju alir massa
zat keluaran dianggap konstan.
f. Gaya sentrifugasi di dalam alat diasumsikan konstan.
4.2.7 Kompresor
a. Aliran di dalam kompresor bersifat tunak, diasumsikan tidak terjadi
akumulasi massa di dalam alat.
b. Arah aliran satu dimensi.
c. Kecepatan aliran pada kompressor diasumsikan konstan.
d. Kehilangan kecepatan di dalam kompresor akibat gesekan dan kehilangan
energi diasumsikan tidak ada.
e. Efek gesekan antar fluida diabaikan.
f. Tekanan di dalam kompresor diasumsikan konstan.
g. Semua kompressor memiliki efisiensi adiabatik sebesar 75%.

4.2.8 Belt Conveyor


a. Arah aliran satu dimensi
b. Kecepatan angkut belt conveyor diasumsikan konstan dan perubahan
kecepatan akibat massa produk yang diangkut diabaikan.
c. Massa input sama dengan massa output.
d. Kemiringan maksimum kosntruksi untuk pengankutan 70°.
4.2.9 Screw Conveyor
a. Arah aliran satu dimensi
b. Kecepatan angkut belt conveyor diasumsikan konstan dan perubahan
kecepatan akibat massa produk yang diangkut diabaikan.

Halaman 4 dari 7
Pabrik Pupuk Amonium Sulfat Dengan Metode Netralisasi

c. Gaya gesek material terhadap screw diabaikan.


d. Massa input sama dengan massa output.
e. Pencampuran kristal Amonium Sulfat dan larutan anti-caking pada screw
conveyor dianggap homogen.
4.2.10 Bucket Elevator
a. Pada bucket elevator terjadi proses pengankutan produk menuju tangki
penyimpanan.
b. Kecepatan angkut bucket elevator diasumsikan konstan dan perubahan
kecepatan akibat massa produk yang diangkut diabaikan.
c. Kemiringan maksimum kosntruksi untuk pengankutan 70°.
d. Waktu penangkutan dan pemindahan produk dijaga agar tetap konstan dan
bersifat kontinu.
4.2.11 Air Filter
a. Di dalam air filter terjadi proses pemisahan udara dengan partikel pengotor.
b. Momen inersia yang terjadi diabaikan.
c. Diasumsikan efisiensi pemisahan 99%.
d. Kecepatan alir udara yang masuk dan udara yang keluar diasumsikan konstan.

4.3 Perhitungan Neraca Massa


Perhitungan neraca massa merupakan prinsip dasar dalam perancangan
sebuah pabrik kimia. Perhitungan neraca massa diperlukan untuk menentukan
kapasitas produksi, kebutuhan bahan baku, kebutuhan unit utilitas, spesifikasi
peralatan dan kebutuhan lain yang terkait dengan perhitungan.

Perhitungan neraca massa pada pabrik Amonium Sulfat dilakukan secara alur
mundur yaitu dilakukan dengan mengambil basis operasi per jam. Hasil
perhitungan tersebut dikonversikan sesuai dengan kapasitas pabrik yang ditentukan
yaitu 160.000 ton/tahun dan dihitung neraca massa pada setiap peralatan dan
keseluruhan proses. Adapun hasil perhitungan neraca massa pada perancangan
pabrik pupuk Amonium Sulfat disampaikan pada Lampiran E. Produk yang

Halaman 5 dari 7
Pabrik Pupuk Amonium Sulfat Dengan Metode Netralisasi

dihasilkan memiliki kadar Nitrogen 21%, Sulfur 24%, Air 1% dan kandungan Asam
Bebas 0,1% dalam bentuk kristal berwarna putih.

Basis perhitungan neraca massa adalah sebagai berikut :


Basis Perhitungan : 1 jam operasi
Satuan : Kilogram (kg) / jam
Waktu Operasi : 330 hari/tahun
Jam Operasi : 24 jam
Kapasitas Produksi : 160.000 ton/tahun
Komposisi produk terdiri dari :
N : 21%
S : 24%
H2O : 1%
Asam Bebas : 0,1%

Perhitungan neraca massa disampaikan sebagai berikut:


Input – output + generasi + recycle = akumulasi (4.1)

4.4 Perhitungan Neraca Energi


Perhitungan Neraca Energi merupakan hal yang penting dalam perancangan
sebuah pabrik kimia. Terdapat beberapa tujuan dalam perhitungan neraca energi
antara lain untuk (i) merancang spesifikasi alat pemroses; (ii) menghitung
kebutuhan utilitas; (iii) menghitung kebutuhan energi.

Perhitungan neraca energi menggunakan Perangkat lunak Microsoft Excel.


Hasil perhitungan neraca energi disampaikan pada Lampiran F. Perhitungan neraca
energi menggunakan neraca energi overall. Pada perhitungan ini, berlaku teori
hukum kekekalan energi dengan asumsi sebagai berikut:
 Pengaruh tekanan terhadap entalpi diabaikan
 Energi kinetik dan potensial diabaikan

Halaman 6 dari 7
Pabrik Pupuk Amonium Sulfat Dengan Metode Netralisasi

Perhitungan neraca energi disampaikan sebagai berikut:


Input – output + generasi + recycle = akumulasi (4.2)

Asumsi aliran steady state, sehingga tidak terdapat akumulasi energi dalam sistem
atau sama dengan nol. Sehingga persamaan 4.3 menjadi sebagai berikut:
∆Hinput + ∆Hgenerasi + ∆Hrecycle = ∆Houtput (4.3)

Asumsi aliran steady state, sehingga tidak terdapat akumulasi energi dalam sistem
sama dengan nol. Pada perhitungan neraca energi ini satuan yang digunakan adalah
kJ.

4.5 Proses Flow Diagram


Berdasarkan perhitungan Neraca Massa dilakukan pembuatan Proses Flow
Diagram (PFD) yang disampaikan pada Lampiran G.

Halaman 7 dari 7

Anda mungkin juga menyukai