Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH PERANCANGAN PABRIK KIMIA

RECYCLE DAN PURGING STREAM

PRA RANCANGAN PABRIK UREA DARI AMMONIA DAN KARBON

DIOKSIDA DENGAN PROSES MITSUI TOATSU RECYCLE KAPASITAS

220.000 TON/TAHUN

Kelompok 17

Sansan Indra utama (2022710450301)

Shela Heryanto (2022710450277)

PROGRAM TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS JAYABAYA
Jakarta
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian menjadi salah satu penopang
perekonomian bangsa. Demi keberlangsungan produksi hasil pertanian, dibutuhkan
material atau substansi yang mendukung yaitu pupuk urea, maka dari itu penting untuk
menghasilkan pupuk urea yang berkualitas.
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman dalam
rangka mencukupi kebutuhan unsur hara pada tanaman, sehingga dapat bertumbuh
dengan baik dan dapat berproduksi dengan semestinya. Selain sebagai pupuk, urea juga
digunakan dalam pembuatan ammonium sulfat, urea fosfat, asam karbiturit, kafein, etil
urea, hidrazin, malamin, asam sulfat, dan urea formaldehida.
Urea didapatkan dengan mereaksikan ammonia dan karbondioksida, seperti reaksi
kimia pada umumnya terdapat reaktan yang tidak bereaksi atau disebut reaktan sisa,
maka kemudian dibuatlah aliran yang dapat memanfaatkan kembali reaktan-reaktan sisa
tersebut dengan mengalirkannya kembali pada reaktor, aliran tersebut dinamakan aliran
recycle dan aliran purging untuk membersihkan sisa-sisa reaktan dari pengotor yang ada
agar aman untuk dilakukan pembuangan.

 Rumusan Masalah

 Apa Itu Recycle dan Purging


 Mengapa dilakukan recycle dan Purging
 Bagaimana aliran recycle dan purging yang terdapat dalam proses pembuatan urea
BAB II
ISI

2.1 Recycle
Recycle merupakan fitur umum dalam proses kimia yaitu aliran percabangan output
suatu proses yang dikembalikan sebagai input proses tersebut. Penggunaannya paling
umum adalah mengirim material mentah yang tak terpakai dari sebuah unit proses
kembali ke unit.

Ada beberapa alasan penggunaan recycle dalam proses kimia selain dari penggunaan
kembali (reuse) dan pemulihan (recovery) reaktan yang tak bereaksi (unconsumed
reactan), seperrti berikut :
1. Recovery Katalis
Banyak reaktor menggunakan katalis untuk meningkatkan laju reaksi. Harga katalis
biasanya mahal, dan pada umumnya proses yang ada melibatkan ketersediaan untuk
merecovery katalis-katalis yang dipakai dari aliran produk dan me-recyclenya ke
dalam reaktor. Katalis-katalis ini dapat direcover dengan reaktan sisa atau direcover
secara terpisah pada sebuah perancangan fasilitas khusus.
2. Dilusi Aliran Proses
Agar slurry (suspensi solid dalam liquid) dapat masuk ke dalam filter. Jika
konsentrasi dari solid dalam slurry terlalu tinggi, maka slurry akan sulit untuk
ditangani dan filter tidak dapat bekerja dengan baik. Dari pada mendilusi feed
dengan dengan cairan baru (fresh liquid), sejumlah filtrat dapat dapat direcycle
untuk mendilusi feed menjadi padatan (solid) dengan konsntrasi yang diinginkan.
3. Kontrol Variable Proses
Pada proses reaksi memungkinkan sekali system melapaskan sejumlah besar panas
secara ekstrim, membuat reaktor sulit dan mahal untuk proses pengontrolan. Tingkat
pembangkit panas dapat direduksi dengan menurunkan konsentrasi reaktan, yang
mana dapat dicapai dengan merecycle keluaran reaktor ke inlet. sebagai tambahan
memerankan sebagai diluen untuk reaktan, material yang direcycle juga tersedia
sebagai kapasitansi untuk panas dilepaskan: semakin besar massa dari campuran
reaksi, semakin kecil temperature yang mana untuk massa tersebut akan naik
dengan sejumlah panas yang telah ditetapkan.
4. Sirkulasi Fluida Kerja
Contoh paling umum dari aplikasi ini adalah siklus refrigerasi yang digunakan
untuk kulkas rumah tangga dan pendingin ruangan (AC). Dalam kedua alat ini,
sebuah material single atau tunggal digunkan secara tak terdefinisi, hanya dengan
sedikit perubahan kuantitas yang ditambahan ke dalam system untuk memasok
kembali fluida kerja yang mungkin hilang karena leak.

2.2 Purging
Purging stream merupakan aliran pada proses kimia, pada aliran ini dilakukan tahap
pembersihan terhadap hasil keluaran dari reaktor. Peran penting aliran purging yaitu
membantu meringankan kerja recycle, dapat dibayangkan jika suatu komponen terus
menerus kembali menuju reaktor dan mengalami recycle berulang kali, maka akan
terjadi penumpukan, sehingga menghambat proses yang ada. Aliran purging menarik
sejumlah bagian material recycle masuk ke dalam aliran purging untuk membersihkan
komponen sesuai dengan ketetapan yang berlaku dan aman untuk kemudian dilakukan
pembuangan.

2.3 Urea
Pupuk urea merupakan pupuk yang mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi
sebesar 45-56%. Unsur nitrogen adalah zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
keberlangsungan pertumbuhan dan perkembangannya. Nitrogen juga membantu
produksinya zat hijau daun (klorofil) pada tanaman, dengan terbentuknya banyak
klorofil dapat memicu terjadinya proses fotosintesis.
Karakteristik dari pupuk urea salah satunya ada bersifat higroskopis menyebabkan
mudah menguap di udara. Pada kelembaban 73%, urea sudah dapat menarik uap air dari
udara sehingga mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman. Pada tanaman
urea harus dikonversi terlebih dahulu menjadi ammonium (NH4+) dengan bantuan enzim
urease agar dapat diserap oleh tanaman. Namun saat urea tersebut diberikan pada
tanaman melalui tanah, proses hidrolisis dapat berlangsung cepat dan mudah menguap
menjadi ammonia. Pemberiannya dengan cara disebar akan memakan waktu 2-4 hari
proses hidrolisis, dan ini rentan terhadap kehilangan melalui volatilisasi
2.4 Studi Kasus

Studi kasus yang digunakan oleh kelompok kami adalah Proses Produksi Ammonia
dan CO2 pada Pabrik Urea dengan proses Mitshui Toatsu Recycle. Proses yang terjadi
yaitu Proses dilakukan dengan menggunakan reactor Continous Stiring Reactor Tank
(Reaktor RATB) dengan kondisi operasi 130°C dengan tekanan 25 atm dengan 2 reaksi
utama dan 1 reaksi samping, dimana reaksi 1 berlangsung secara Eksotermis dan reaksi
2 berlangsung secara Endotermis dengan konversi yang digunakan sesuai dengan
ketentuan proses yang dipakai yaitu sebesar 75%. Proses dekomposisi yang terjadi di
Menara Distilasi adalah proses mendekomposisikan Ammonium Karbamat menjadi
NH3 dan CO2 dengan kondisi operasi yaitu dengan tekanan 20 atm dimana produk
distilat dialirkan menuju ke Absorber dan produk bawah dialirkan menuju Prilling
Tower untuk proses pembutiran urea dengan cara penyemprotan udara panas ke dalam
Prilling Tower. Di dalam Absorber terjadi proses pembentukan kembali Ammonium
Karbamat dari proses reaksi NH3 dan CO 2 dimana kondisi operasi dalam Absorber
yaitu dengan suhu 40°C dengan tekanan 30 atm.
Reaksi yang terjadi dalam reactor pembuat urea adalah pembentukan ammonium
carbamat dan dehidrasi ammonium carbamat yang berlangsung simultan.

2NH3 + CO2→ NH2COONH4 H298 = 38000 kal/mol (1)


NH2COONH 4 → NH2CONH 2 + H2O H298 = -7500 kal/mol (2)

TAHAPAN PEMBUATAN UREA

1. Tahap Persiapan Bahan Baku

Umpan segar karbondioksida gas ditekan dengan menggunakan kompresor sampai


25 atm dan dinaikkan suhunya menjadi 130°C untuk dialirkan masuk ke reaktor.
Umpan segar ammonia cair dengan konversi ammonia dalam tangki maksimal yaitu
sebesar 30% ditekan dengan pompa hingga tekanan mencapai 25 atm dan dinaikan
suhunya untuk kemudian dialirkan ke reaktor.

2. Tahap Sintesa Urea


Sintesa terjadi pada reaktor utama yang beroperasi pada suhu 130°C dengan
tekanan 25 atm dengan dengan konversi sebesar 75%. Reaktor yang digunakan yaitu
reaktor CSTR/RATB yang dilengkapi dengan isolasi untuk menjaga panas reaktor
agar tidak keluar dan juga dilengkapi dengan jacket. Reaksi yang terjadi yaitu (1)
reaksi pembentukan Ammonium Karbamat, reaksi (2) pembentukan urea dari
Ammonium Karbamat dengan konversi 75% dan reaksi (3) yang merupakan reaksi
samping merupakan reaksi pembentukan dari biuret.
2NH3 + CO2 → NH2COONH4 + heat ∆HR = + 15,5 kJ/mol (1)
NH2COONH4 + heat→NH2CONH2+ H2O ∆HR = -117 kJ/mol (2)
2NH2CONH2 → (NH2CO)2NH + NH3 (3)
Reaksi (1) berlangsung cepat dan menghasilkan panas sehingga diperlukan
pengontrolan suhu. Reaksi (1) ini merupakan reaksi eksoterm dimana artinya pada
reaksi (1) ini terjadi pelepasan panas ke lingkungan. Sedangkan untuk reaksi (2)
merupakan reaksi endoterm dimana tidak melepaskan panas ke lingkungan

3. Tahap Dekomposisi
Tahap dekomposisi ini terjadi di dalam Menara Distilasi dengan kondisi operasi
dimana tekanan di dalamnya sebesar 20 atm. Di dalam Menara Distilasi terjadi
proses Ammonium Karbamat yang tidak terkonversi menjadi urea akan di
dekomposisi menjadi NH3 dan CO2 dan kemudian dialirkan menuju ke Absorber
untuk direaksikan kembali dan membentuk Ammonium Karbamat kembali. Di
dalam Menara Distilasi ini juga terjadi proses Hidrolisis Urea yaitu pengurangan
kandungan air dan urea sehingga membentuk CO2 dan NH3. Untuk hasil bawah dari
Menara Distilasi diumpankan menuju ke Prilling Tower untuk dilakukan
pembutiran. Sedangkan hasil atas Menara Distilasi dialirkan menuju ke Absorber
untuk mereaksikan kembali CO2 dan NH3. Berikut beberapa reaksi yang terjadi di
dalam Menara Distilasi:
1. Dekomposisi Karbamat

NH2COONH4 → 2 NH3 + CO2 (4)

2. Hidrolisis Urea

NH2CONH2 + H2O → CO2 + 2 NH3 (5)


3. Pembentukan Biuret

3 NH2CONH2 → (NH2CO)2NH + NH3 (6)

4. Tahap Recovery
Tahap recovery ini terjadi di dalam tangki Absorber dimana dalam tangki
Absorber terdapat 2 umpan masuk dan 2 umpan keluar. 1 umpan masuk berasal dari
hasil atas Menara Distilasi dimana membawa gas umpan berupa hasil dekomposisi
NH3 dan CO2. Sedangkan dari umpan satunya yang masuk ke Absorber merupakan
umpan H2O yang diambil dari air proses untuk menambah persediaan air untuk
terjadinya penyerapan di Absorber dan juga untuk di umpankan kembali ke Reaktor.
Umpan keluaran dari Absorber yang berupa gas NH3 diumpankan ke atas dan
dibuang karena NH3 tersebut merupakan gas sisa reaksi (arus purging) yang tidak
diperlukan kembali. Sedangkan satu arus keluaran dari Absorber mengalirkan hasil
recycle dari Absorber yang menghasilkan Ammonium Karbamat dan membawa
H2O.

5. Tahap Pemurnian

Larutan urea (molten) yang merupakan hasil dari keluaran bottom Menara
Distilasi diumpankan ke dalam Prilling Tower dengan cara mengalirkan molten
tersebut melalui nozzle yang disemprotkan ke arah bawah. Sedangkan dari bagian
bawah Prilling Tower dialirkan udara panas yang berasal dari lingkungan. Udara
panas tersebut bertujuan agar semprotan dari nozzle yang membentuk butiran cair
tersebut langsung membentuk butiran padat berupa Urea yang selanjutnya hasil dari
butiran tersebut akan jatuh ke bagian bawah dari Prilling Tower sedangkan udara
panas tersebut membawa air dan sisa kandungan biuret teruapkan ke atas. Hasil
keluaran dari Prilling Tower berupa produk urea prill memiliki kemurnian sekitar
99,8% karena dengan bentuknya berupa padatan sehingga hampir tidak ada
kandungan air yang terkandung di dalam hasil produk akhir dari Urea prill tersebut.
Selanjutnya hasil produk urea berbentuk prill dialirkan ke Belt Conveyor untuk
dilakukan tahap pengemasan.
Dari perancangan pabrik kimia alam proses pembuatan urea dari bahan baku
Ammonia dan Karbon dioksida dengan kapasitas 220.000 ton/tahun. Agar mencapai
produk dengan kualitas yang diinginkan, maka perlu dilakukan pemilihan proses
yang tepat agar lebih efektif dan efisien. Adapun beberapa tahapan proses secara
umum dalam proses produksi urea yaitu meliputi tahap persiapan bahan baku, tahap
sintesa urea, tahap dekomposisi, tahap recovery dan tahap pemurnian.

Seperti yang sudah dijelaskan pada Proses Pembuatan Urea diatas. Proses
terjadinya Recycle dan Purging pada saat Proses Recovery dimana terjadi awal mula
di Menara Destilasi yang memecah Ammonium Karbamat yg tidak membentuk
Urea menjadi CO2 dan Ammonia, lalu di tanki adsorber ammonia dan
karbondioksida di recycle kembali menjadi Ammonium Karbamat. Dan pada saat
Purging terjadi di tanki adsorber dimana NH3 hasil reaksi dibuang (purging).

Spesifikasi Alat Absorber (AB-01)


Kode : AB-01
Fungsi : Untuk mereaksikan kembali
CO2 dan NH3 untuk dibentuk
menjadi Ammonium Karbamat
Jenis : Packed Tower (Menara Bahan
Isian
Kondisi Operasi
- Suhu : 40°C

- Tekanan : 30 atm
1. Menara Distilasi (MD-01)

Tabel 3. 2 Spesifikasi Alat Menara Distilasi (MD-01)

Kode : MD-01
Fungsi : Menguraikan karbamat
menjadi CO2 dan NH3
Jenis : Sieve Plate Column / Plate
Column

Bahan konstruksi : Plate Steel SA-240 Grade S


type 304

Kapasitas : 45667,9230 kg/jam

Kondisi Operasi
- Tekanan : 20 atm
T feed : 132,5342 °C
Dimensi
- Tinggi kolom
: 25 m
- Diameter kolom : 4,15 m

Plate
- Jenis : Sieve Tray
- Jumlah plate minimum :1
- Jumlah plate + reboiler : 16 plate
- Jarak plate : 0,9 m
Tebal plate : 5 mm
Diagram Alir Kualitatif
Diagram Alir Kuantitatif
BAB III
ANALISIS DAN KESIMPULAN

Tahap recovery meliputi tahap recycle dan purging, dimana untuk menghasilkan
desired product dengan konsentrasi tertentu, meningkatkan yield atau hasil (produk) dari
suatu proses kimia. Pada studi kasus yang kami angkat, mengenai aliran recycle dan
purging pada proses pembuatan urea, terdapat aliran recycle dan purging dimana
karbamat yang tidak bereaksi akan dikembalikan menuju aliran fresh feed.
Tahap recovery berlangsung pada tanki absorber, dimana terdapat 2 umpan masuk dan 2
umpan keluar. 1 umpan masuk berasal dari hasil hasil atas Menara distilasi dimana
membawa gas umpan yang merupakan hasil dekomposisi NH 3 dan CO2, sedangkan dari
umpan lainnya berupa H2O yang diambil dari air proses untuk menambah persediaan air untuk
terjadinya penyerapan di tanki absorber dan untuk diumpankan kembali ke reaktor. Untuk umpan
keluaran dari absorber yang berupa gas NH 3 diumpankan ke atas dan dibuang karena NH3 tersebut
merupakan gas sisa reaksi masuk ke dalam aliran purging. Sedangkan arus keluaran dari absorber
yang lainnya mengalirkan hasil recycle yang berupa ammonium dan karbamat dan membawa
H2O.
DAFTAR PUSTAKA

Felder, Rousseau. 2005. Elementary Principles of Chemical Processes Third Edition.

United State of America. John Wiley & Sons, Inc.

Green, Perry. 2008. Perry’s Chemical Engineers’ Hand Book Eight Edition. United State

of America. McGraw-Hill Companies, Inc.

Dwiputri, Nawassanjani, Renato, Anugraha. 2021. Pra Desain Pabrik Urea dari Amonia

dan Co2 Berbasis Proses Stamicarbon CO2 Stripping. Jurnal Teknik ITS, Vol 10 No

1. (2021) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

Austin, T. George. 1984. “Shreve’s Chemical Process Industries”. Fifth Edition.

McGraw-Hill Book Company. New York , 1997

Audit Energi Pada Proses Produksi Pupuk Urea di PT. Pupuk Kujang Oleh Agustina Sri

endah, Murhantom, Adityaguna, pratiwi, hera

Anda mungkin juga menyukai