Anda di halaman 1dari 10

RESUME

Nama : Mendi Fitri Sari

NIM : 14030075

Topik Judul : Proses Purifikasi Larutan Urea Pada Unit Purifikasi PT.

Petrokimia Gresik

Perusahaan yang di tuju : PT. Petrokimia Gresik

Latar Belakang

Pupuk urea merupakan zat yang membantu pertumbuhan tanaman. Pupuk ini dibuat

secara kimiawi dengan kandungan kadar nitrogen yang cukup tinggi. Mayoritas pupuk urea yang

beredar di pasaran mengandung unsur hara dan nitrogen. Umumnya, pupuk urea memiliki tekstur

yang cukup kasar. Pupuk urea berbentuk butiran–butiran seperti kristal dengan warna putih.

Manfaat dan fungsi pupuk urea yang sangat jelas terlihat pada pertumbuhan tanaman adalah

salah satu penyebab mengapa petani selalu berbondong-bondong menggunakan pupuk yang

proses pembuatannya cukup rumit ini. Selain itu, gejala kekurangan unsur yang terkandung

dalam urea (kahat nitrogen) dapat langsung terlihat efek buruknya terhadap tanaman menambah

ketergantungan petani pada urea.

Di dalam industri petrokimia, gas merupakan komponen yang penting dalam proses

pembuatan pupuk. Gas yang digunakan harus memiliki kemurnian tinggi. Oleh sebab perlu

dilakukan proses pemisahan gas dari zat pengotornya (Purifikasi). Proses Purifikasi gas

merupakan proses yang sangat penting untuk memurnikan gas yang diinginkan. Salah satu gas
yang perlu dimurnikan adalah gas alam. Acid gas, terutama CO2, perlu dihilangkan dari gas alam

karena mengakibatkan beberapa kerugian di antaranya menurunkan nilai kalor gas alam,

meningkatkan volume gas yang harus ditransportasikan melalui jaringan perpipaan, dan

meningkatkan kemungkinan terjadinya korosi selama transportasi dan distribusi gas alam.

Dari uraian tersebut karena pupuk urea merupakan jenis pupuk yang cukup sering di

gunakan dan memberikan cukup banyak manfaat bagi konsumen dan proses purifikasi

merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam pembuatan urea, penulis tertarik

pada proses purifikasi larutan urea pada unit purifikasi PT. Petrokimia Gresik. Oleh karena itu

penulis ingin melakukan kerja praktek di PT. Petrokimia Gresik untuk mengupas tuntas tentang

proses purifikasi . Selain itu adanya mata kuliah kerja praktek pada semester V program studi

teknik kimia yang selanjutnya mata kuliah ini dapat diaplikasikan dan dilakukan pengamatan

secara langsung di perusahaan dengan nyata oleh mahasiswa.

Tujuan Umum

1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan


2. Melatih kemampuan mahasiswa dalam mencari solusi permasalahan yang ada

dalam dunia industri atau dunia kerja


3. Memenuhi salah satu syarat kelulusan program studi Teknik Kimia

Tujuan Khusus

1. Mengetahui Proses Pembuatan Pupuk Urea


2. Mengetahui Proses Purifikasi secara spesifik
3. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pembuatan urea

Dasar Teori
1. Urea

Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur

Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-

butir kristal berwarna putih. Pupuk urea dengan rumus kimia NH2 CONH2 merupakan pupu

yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena

itu sebaiknya disimpan di tempat yang kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung

unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100kg mengandung 46 Kg Nitrogen,

Moisture 0,5%, Kadar Biuret 1%, ukuran 1-3,35MM 90% Min serta berbentuk

Prill. (http://www.pusri.co.id/ina/urea-tentang-urea/)

Unsur hara Nitrogen dikandung dalam pupuk urea sangat besar kegunaannya bagi

tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya :

 Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun

(chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses fotosintesa.

 Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain)

 Menambah kandungan protein tanaman

 Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman

perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan.

 Dengan pemupukan yang tepat & benar (berimbang) secara teratur, tanaman akan tumbuh

segar, sehat dan memberikan hasil yang berlipat ganda dan tidak merusak struktur tanah.

(http://www.pusri.co.id/ina/urea-tentang-urea/)

Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen pada tanaman adalah sebagai berikut :
 Seluruh tanaman berwarna pucat kekuningan

 Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil

 Daun tua berwarna kekuningan. Pada tanaman padi dimulai dari ujung daun menjalar ke

tulang daun

 Pertumbuhan buah tidak sempurna seringkali masak sebelum waktunya

 Jika dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari bagian

bawah tanaman terus ke bagian atas tanaman.

(http://www.petrokimia-gresik.com/Pupuk/Urea.ZA)

2. Proses Pembuatan Urea

Proses pembuatan Urea dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan liquid NH3 yang

disupply dari Pabrik Amonia. Proses pembuatan Urea tersebut dibagi menjadi 6 unit, yaitu:

1. Sintesa Unit

Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa Urea dengan

mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 di dalam Urea Reaktor dan ke dalam reaktor ini

dimasukkan juga larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery. Tekanan

operasi di Sintesa adalah 175 Kg/cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi

untuk dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan ammonianya setelah dilakukan

stripping oleh CO2.

2. Purifikasi Unit

Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di unit Sintesa

diuraikan dan dipisahkan dengan cara tekanan dan pemanasan dengan dua step penurunan

tekanan, yaitu pada 17kg/cm2 G dan 22,2 kg/cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan

NH3 dikirim ke bagian Recovery, sedangkan larutan ureanya dikirim ke bagian kristaliser.
3. Kristaliser Unit

Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara vacuum. Kemudian kristal

ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang diperlukan untuk menguapkan air diambil

dari panas sensibel larutan urea, maupun panas kristalisasi urea dan panas yang diambil

dari sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari Recovery.

4. Prilling Unit

Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8% berat dengan udara

panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas Prilling Tower untuk dilelehkan dan

didistribusikan merata ke seluruh distributor, dan dari distributor dijatuhkan ke bawah

sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk urea butiran (prill).

Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt conveyor.

5. Recovery Unit

Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil kembali dengan 2

step absorbsi dengan menggunakan mother liquor sebagian absorbent kemudian di-recycle

kembali ke bagian sintesa.

6. Proses Kondensat Treatment Unit

Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan dan

dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut kondensat kemudian diolah dan

dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas CO2 dan gas NH3-nya dikirim kembali ke bagian

purifikasi untuk di-recover. Sedang air kondensatnya dikirim ke utilitas.

(http://www.pusri.co.id/ina/urea-proses-produksi-urea/)

Flow Diagram Proses Pembuatan Urea


Bertujuan untuk menghasilkan urea dari amonia dan karbon dioksida menggunakan

proses ammonia-stripping. Dari flow diagram di atas dapat di deskripsikan bahwa amonia dan

karbon dioksida bereaksi pada 150 bar untuk menghasilkan urea dan amonia karbamat.

Konversi dalam reaktor sangat tinggi karena rasio NH3 / CO2 yang menguntungkan 3,5: 1

dan suhu operasi 185 ° C sampai 190 ° C. Kondisi ini mencegah terjadinya korosi. Karbamat

didekomposisi dalam tiga tahap pada tekanan yang berbeda: stripper pada tekanan yang sama

seperti reaktor, pada dekomposer bertekanan sedang pada 18 bar dan pada dekomposer

bertekanan rendah pada 4,5 bar. Reaktan yang tidak ditransformasikan menjadi urea didaur

ulang ke reaktor oleh ejector. alat- alat tersebut dipasang di permukaan tanah (tata letak ini

penting untuk pabrik besar). Pemulihan panas dikembangkan untuk penghematan penggunaan

energi. Proses finishing dapat digabungkan dengan sintesis: prilling dan granulation, baik

keduanya atau melalui kristalisasi. Kualitas produk yang berbeda (biuret, kelembaban,

kekerasan dan ukuran) diperoleh sesuai permintaan klien. Pabrik ini benar-benar bebas dari

masalah polusi. Semua ventilasi diperbaiki secara efisien sehingga pembuangan udara ke
atmosfir praktis bebas dari amonia dan urea. Proses air limbah dihidrolisis di dalam pabrik

untuk mencapai spesifikasi air umpan boiler dan memulihkan amonia dan karbon dioksida.

(Handbook Petrochemical Processes 2001, page 116)

3. Purifikasi

Purifikasi gas merupakan penghilangan zat pengotor dari aliran gas. Proses yang telah

dikembangkan untuk mengatasi pemurnian gas bervariasi dari operasi sederhana pada once-

through wash sampai operasi yang kompleks pada sistem daur ulang. Proses kompleksitas

timbul dari kebutuhan untuk pemulihan zat pengotor atau penggunaan kembali bahan yang

digunakan untuk melepaskan zat pengotornya. Operasi utama proses pemurnian gas pada

umumnya adalah:

1. Absorpsi

Absorpsi merupakan proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara

pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan.

2. Adsorpsi
terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan (adsorben)

dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (adsorbat) pada permukaannya.
3. Permeasi melalui membran
Permeasi melalui membran adalah teknologi yang relatif baru di bidang pemurnian gas.

Dalam proses ini, membran polimer memisahkan gas-gas dengan permeasi selektif satu

atau lebih komponen gas dari satu sisi penghalang membran ke sisi lain.
4. Konversi kimia ke senyawa lainnya
Konversi kimia adalah operasi utama dalam berbagai proses, termasuk reaksi fase gas

katalitik dan nonkatalitik fasa gas dengan padatan. Reaksi gas dengan cairan dan partikel

padat yang tersuspensi dalam cairan dianggap sebagai kasus penyerapan

khusus.Penggunaan Reaktor Kimia dapat mengkover berbagai jenis pemurnian gas.


5. Kondensasi
Kondensasi merupakan sarana pemurnian gas sangat diminati terutama untuk

menghilangkan senyawa organik volatil (VOCs) dari gas buang. Prosesnya terdiri dari

pendinginan aliran gas ke suhu di mana senyawa Organik memiliki tekanan uap yang

sesuai dan menghasilkan kondensat.

(Gas Purification fith edition, page 1-2)

Pengotor berfasa gas yang harus dikeluarkan dengan proses pemurnian gas dicantumkan

pada Tabel 1. Memilih proses optimum untuk menghilangkan salah satu atau kombinasi dari

kotoran yang tersebut tidaklah mudah. Dalam banyak kasus, pemurnian gas yang diinginkan

dapat dilakukan dengan beberapa proses yang berbeda. Dengan Menentukan mana yang

terbaik untuk beberapa kondisi tertentu pada akhirnya memerlukan analisis biaya dan kinerja

yang terperinci. Namun, screening dapat dilakukan untuk mengatasi pengotor yang paling

sering ditemukan.

(Gas Purification fith edition, page 2)

Tabel 1

Zat Pengotor Berfasa Gas


Proses pelepasan hidrogen dan karbon dioksida dapat dikelompokkan menjadi tujuh

yang ditunjukkan pada Tabel 2, yang juga menyarankan area aplikasi yang tepat untuk setiap

jenis proses. Absorpsi dalam larutan alkali dan penyerapan dalam pelarut fisika (misalnya,

polietilen glikol dimetil eter) adalah teknik proses yang sesuai untuk memurnikan aliran gas

bervolume tinggi yang mengandung hidrogen sulfida dan atau karbon dioksida. Menurut

Christensen dan Stupin (1978), penyerapan fisik umumnya terjadi pada tekanan parsial gas

asam di atas 200 psia, sementara penyerapan larutan alkali terjadi pada tekanan parsial yang

lebih rendah. Tennyson dan Schaaf (1977) menempatkan garis batas antara pelarut fisik dan

kimia pada tekanan parsial yang agak rendah (60-100 psia) di atas pelarut fisik yang tepat.

(Gas Purification fith edition, page 3-4)

Tabel 2

Pedoman Pemilihan Proses H2S dan C & Removal

Anda mungkin juga menyukai