DISUSUN OLEH:
1.
2.
3.
4.
D500120002
D500130055
D500130071
D500134008
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses pembuatan urea
Bahan baku dalam pembuatan urea adalah gas CO2 dan NH3 cair yang dipasok
dari pabrik amoniak. Proses pembuatan urea dibagi menjadi 6 unit. Unit-unit
proses tersebut adalah sintesa unit, purifikasi unit, kristalizer unit, prilling
unit,recovery unit, dan terakhir proses condesat treatment unit.
2.1.2 Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik urea untuk mensintesa
dengan mereaksikan NH3 cair dan gas CO2 di dalam urea reactor dan ke dalam
reaktor ini dimasukkan juga larutan recycle carbonat yang berasal dari bagian
recovery. Tekanan operasi proses sintesa adalah 175 kg/cm2. Hasil sintesa urea
dikirim ke bagian purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan
kelebihan amonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2.
2.1.3 Purifikasi Unit
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amoniak di unit
sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan
pemanasan dengan 2 langkah penurunan tekanan, yaitu pada 17 kg/cm2 dan
22,2 kg/cm2. Hasil penguraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirm ke bagian
recovery sedangkan larutan urea dikirim ke bagian kristaliser.
2.1.4 Kristalliser Unit
Larutan urea dari unit purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vakum
kemudian kristal urea dipisahkan di pemutar sentrifugal. Panas yang diperlukan
untuk menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea maupun panas
kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi urea slurry ke HP
absorber dari recovery.Dari crystallizer ini masih mengeluarkan gas NH3 dan
debu urea serta kebisingan alat disaat proses produksi berlangsung.
2.1.5 Prilling Unit
Debu urea adalah butiran halus dari segala macam ukuran yang keluar melalui
puncak menara pembutir (Prilling Tower) ke udara sebagai emisi, hasil reaksi dari
pembentukan urea di barik urea adalah sebagai berikut:
Uap air yang menguap dan terpisahkan di bagian kristaliser didinginkan dan
dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3 dan CO2 kemudian diolah dan
dipisahkan di stripper dan hidroliser. Gas CO2 dan gas NH3 dikirim kembali ke
bagian purifikasi untuk direcover sedang air kondenatnya di kiirm ke utilitas.
dekomposisi
Law
c)
d)
e)
Rincian Kriteria
Terjadi sekali atau lebih dalam setahun
Terjadi tiap bulan atau lebih dari sekali dalam setahun
Terjadi tiap minggu atau lebih dari sekali dalam sebulan
Terjadi setiap hari atau lebih dari sekali dalam seminggu
Terjadi terus menerus
Nilai Kuantitatif
1
2
3
4
5
Rincian Kriteria
Hanya dalam area unit produksi ( 100 m)
Hanya dalam lingkup pabrik ( 500 m)
Hanya dalam lingkup kawasan industri (5 km)
Dalam lingkup regional
Dalam lingkup nasional
Nilai Kuantitatif
4
3
2
1
1
Rincian Kriteria
Hanya ada 1 komponen lingkungan yang terkena
Hanya ada 2 komponen lingkungan yang terkena
Hanya ada 3 komponen lingkungan yang terkena
Hanya ada 4 komponen lingkungan yang terkena
Hanya ada 5 komponen lingkungan yang terkena
Nilai Kuantitatif
1
2
3
4
5
2.
3.
4.
5.
Rincian Kriteria
Nilai Kuantitatif
2
Gangguan fungsi sumber daya alam (SDA) atau
lingkungan
Gangguan kenyamanan pada manusia
2
Rusaknya SDA atau lingkungan tapi dapat pulih
secara alamiah
Menimbulkan cedera ringan pada manusia
3
Rusaknya SDA atau lingkungan tapi dapat
dipulihkan dengan adanya intervensi manusia
Menimbulkan cacat permanen pada manusia
4
Kerusakan SDA atau lingkungan secara permanen
dan tidak dapat dipulihkan
Menimbulkan cacat permanen pada manusia
5
Musnahnya SDA atau kehancuran lingkungan
Menimbulkan kematian pada manusia
[(
Dimana :
N = nilai signifikan aspek lingkungan berdampak
F = nilai kuantitatif frekuensi dampak
)]
[(
)]
Rincian Kriteria
Tidak ada komitmen
Terdokumentasi tapi tidak dilaksanakan
Belum terdokumentasi tapi dilaksanakan
Terdokumentasi tapi pelaksanaan belum efektif
Terdokumentasi dan dilaksanakan dengan baik
Nilai Kuantitatif
1
1
2
2
5
Rincian Kriteria
Pengelolaan pendahuluan
Pemasangan alat bantu
Pengelolaan Limbah
Mengukur tingkat pemborosan bahan
Daur ulang
Pemanfaatan sumber alternatif
Pengurangan timbunan sampah
Menekan pemborosan bahan
Pencegahan timbunan sampah
Mengurangi pemakaian bahan
Nilai Kuantitatif
1
2
3
4
5
Rincian Kriteria
Responden beropini positif <20%
Responden beropini positif 21% s/d 40%
Responden beropini positif 41& s/d 60%
Responden beropini positif 61% s/d 80%
Responden beropini positif 81% s/d 100%
Nilai Kuantitatif
1
2
3
4
5
Dimana,
P = nilai signifikasi aspek pengelolaan lingkungan
K = nilai kuantitatif komitmen pengelola pabrik
W = nilai kuantitatif pengelolaan limbah
O = nilai opini masyarakat
Sehingga didapat :
(
Sehingga didapat :
Tanggal Terbit :
No Revisi
Lokasi
Tanggal Revisi :
No Identifikasi :
Uraian Tugas
: Pembutiran Urea melt yang jatuh bebas dari ketinggian lebih dari 50 meter yang menghasilkan emisi debu urea dan
bau amoniak.
INPUT
Bahan
Baku
Larutan
urea melt
Energi
Panas
Air
H2O
OUTPUT
Lain-Lain
Blower
Keterangan
Produk
Urea prill
Urea melt,
ammonia,
CO2
Emisi
debu
urea, CO2
Emisi debu
urea
Keterangan
Emisi
debu, Bau
Suara
bising dari
mesin
Keterangan Kode :
A = Penggunaan Bahan Baku dan SDA
B = Emisi ke Udara/Atmosfer
C = Buangan limbah ke badan air
D = Kontaminasi ke Tanah
E = Isu-isu masyarakat dan Lingkungan Lokal
F = Kebisingan
Dibuat Oleh,
Disetujui oleh,
(_________________)
(_________________)
Tanggal Revisi : -
DAFTAR DAN EVALUASI ASPEK PENTING (SIGNIFICANT ASPECT) LINGKUNGAN PABRIK UREA
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Nama Aspek
:-
11 16
15
15
109
11
15
15 7,1675 102
v
v
v
v
v
v
12
13
14
12
15
13
11
12
15
14
13
12
13
11
11
12
13
15
76
68
79
79
86
90
14
12
15
14
17
13
16
14
13
12
14
15
15
7,508
12
6,177
11 6,0165
11
5,846
14
7,262
15 7,3375
v
v
v
v
v
v
14
13
12
11
12
11
68
62
73
73
78
83
Tanggal Terbit :
No Revisi
Tanggal Revisi :
No. Program
Bagian
: Produksi Urea
Aspek
:Emisi debu urea dan kebisingan pada unit prilling tower dan crystallizer
Tujuan
:Mengendalikan emisi debu urea pada unit prilling tower dan crystallizer pada proses produksi urea
Sasaran
Kinerja Sebelumnya
No.
Uraian Upaya Pencapaian
1
memasang alat monitor emisi debu urea
2
menambah alat Urea Dust Scrubber
3 menutup area conveying agar debu urea dapat diisolasi
PIC
Target Waktu
Jul-15
Okt-15
Des-15
Sumber Daya Khusus yang Diperlukan Estimasi Biaya (Rp) Catatan Hasil Penc
Dibuat Oleh,
Disetujui oleh,
(_________________)
(_________________)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu
urea maka perlu dipasang sistem penangkap debu urea yang dipasang di
puncak Prilling Tower. Ada beberapa alternatif yang dapat digunakan
untuk sistim penangkap debu urea, sebagai contoh antara lain: Wet Water
Scrubber, Filter kantong, Cyclone efisiensi tinggi, Pengendap debu, dan
lain-lain. Oleh karena pertimbangan kendala-kendala di lapangan, maka
penangkap debu urea dengan sistim Water Scrubber menjadi pilihan
sistem yang paling mungkin untuk Urea Dust Recovery System (UDRS).
3.2 Saran
Dari permasalahan diatas diperoleh suatu kebijakan lingkungan
diantaranya:
a. Pemasangan peralatan untuk mengurangi atau mencegah emisi
debu urea ke lingkungan
b. Pemberian APD lengkap seperti masker, sepatu safety, kacamata,
earplug, dan sarung tangan kepada karyawan yang berada disekitar
plant.
c. Pemeriksaan berkala emisi debu urea yang dihasilkan oleh prilling
tower dan kristalizer ataupun alat lain yang terdapat di pabrik.
d. Sosialisasi kepada masyarakat sekitar mengenai jarak aman,
pertolongan pertama apabila terpapar emisi debu urea.
e. Pemeriksaan berkala untuk limbah buangan yang dibuang ke
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Rachman, Suhadi. 2006. Pengelolaan Emisi Debu Urea Menuju Produksi Bersih.
Studi Kasus di PT. Pupuk Kaltim Tbk. Bontang. Tesis. Universitas
Diponegoro: Semarang
Rachmasari, Tessa dkk. 2013. Proses Pembuatan Urea. Universitas Serang
Raya:Banten
Ratnasari, Dian dkk. 2015. Makalah Teknik Pengolahan Limbah Industri Pupuk
Urea. Politeknik LPP:Yogyakarta