Anda di halaman 1dari 63

S a l u r a n P e n g e l a k ( D i v e r s i o n Tu n n e l )

P r o s e s K o n s t r u k s i D i v e r s i o n Tu n n e l
UNG
AMP
SEK
KO

WA Y
Bps
Bps
KO

AN
UNG
KO
KW

END
KW

AS B
Bps
KW

Bps
D
KW U SK SK
Tf
Br
Br Tf
KW
SK D
U

POTONGAN MEMANJANG TEROWONGAN PENGELAK 1 SK

10
1:
.00
.87
0 EL
.9 8.0
EL
.00
.91
BMWS-01 ( 2015)
EL

Panjang terowongan 360 m & 390 m


PROVINSI : LAMPUNG
Diameter Bersih : 5 m PEKERJAAN :

GAMBAR :

KABUPATEN : PRINGSEWU

DIRENCANA Yuli Astuti,ST,MT NO. REGISTER : BP-WS-03-001


DIGAMBAR Puryadi NO. LEMBAR : 001
DIPERIKSA Ir.RE Wiryantini
TANGGAL NO.KONTRAK
1:1000 DIPERIKSA Direksi Iwan Yuliansyah,ST

DISETUJUI PPK Perenc. & Program Samuel Wahyuratmoko,S.ST.MT


MENGETAHUI Ketua Tim Teknis Ir.Rusdi Effendi,M.Eng
KO

Bps
Bps
KO

KO
KW

KW
Bps
KW

Bps
D
KW U SK SK
Tf
Br
Br Tf
KW
SK D
U

POTONGAN MEMANJANG TEROWONGAN PENGELAK 1 SK

Jenis Perkuatan galian terowongan dengan Jenis Perkuatan galian terowongan dengan Rockbolt,

Rockbolt, dan half Steel Rib Forepoling Bolt, dan full Steel Rib
M E TO D E P E L A K S A N A A N

PROSES KONSTRUKSI DIVERSION TUNNEL


Galian pada jenis tanah – batuan lunak menggunakan Galian pada jenis batuan keras menggunakan blasting
excavator dengan attachment twin header / breaker
Start

Pek. Persiapan

Pek. Temporary Portal Perbaikan

Inspeksi Tidak

Ya Ya

Perbaikan Pek. Galian Terowongan Pek. Temporary Support Perbaikan

Tidak Inspeksi Inspeksi Tidak

Ya Ya

Breakthrough

Pek. Concrete Lining Perbaikan

Inspeksi Tidak

Ya

Finish


a. Penyediaan Air (Water Supply)

Penyediaan air diperlukan untuk peralatan pada waktu melakukan penggalian


terowongan dan pada waktu pembetonan.

b. Penyediaan Udara (Air Supply)

Penyediaan Udara diperlukaan didalam terowongan untuk peralatan dan pekerja.

c. Penyediaan Tenaga Listrik (Power Supply)

Penyediaan listrik adalah untuk memenuhi kebutuhan listrik baik bagi peralatan
maupun untuk penerangan dengan memperhitungkan cadangan yang diperlukan
apabila listrik dari PLN mati
d.Pembuatan Saluran Pembuang (Drainage)
Untuk pembuangan air kerja maupun air tanah keluar dari dalam terowongan.
Start

Pek. Persiapan

Pek. Marking Perbaikan

Inspeksi Tidak

Ya

Pek. Excavating, Pondasi, Angkur Portal Perbaikan

Inspeksi Tidak

Ya

Pek. Install Steel Ribs Perbaikan

Inspeksi Tidak

Ya

Pek. Install Timber & Sandbag Perbaikan

Inspeksi Tidak

Ya

Finish
Temporary Portal Adalah pekerjaan awal dari penggalian terowongan yang letaknya di awal penggalian dan harus
dipastikan kokoh untuk menjaga keselamatan pekerjaan penggalian terowongan.

1. BM di buat dekat dengan tunnel dan tambahan


untuk kontrol point dibuat pada portal inlet dan
outlet.
2. Kontrol point tersebut harus dibuat dengan baik dan
aman dari gangguan alat ataupun goncangan,
didalam tunnel di buat per 50 m berlaku untuk tunnel
yang memiliki tikungan dan di beri tanda khusus.
3. Setiap kontrol point di buat dengan beton dan
diusahakan pada pondasi batuan keras minimum
kedalaman 20 cm
4. Koordinat dan level tunnel akan di kontrol secara
berkala Dengan melakukan joint survey.
1. Buat galian untuk pondasi sesuai dengan letak

baseplate dari steel rib.

2. Pasang angkur untuk di cor bersamaan

dengan pondasi temporary portal.

3. Pastikan jarak angkur sesuai dengan gambar

agar diperoleh presisi perletakan.


1. Pasang steel rib yang merupakan baja profil H-
Beam ukuran 150x150x7x10 menggunakan
grab excavator.
2. Jarak antar Steel Rib 1m.
3. Pasang sambungan antar Steel Rib dengan
menggunakan manlift.
4. Pasang Steel Lagging sebagai perkuatan
struktur untuk steel rib.
1. Pasang kayu (timber) ukuran 6x12cm disusun di
sekeliling Steel Rib.
2. Pastikan kayu (timber) dipasang rapat dan rapi.
3. Pemasangan kayu dipasang di antara celah
flange H-Beam
1. Install soil bag yang disusun rapi di dinding
portal tunnel .
2. Soil bag diisi dengan tanah.
3. Soil bag yang dipasang harus dipastikan tidak
licin untuk menghindari keruntuhan
Desain Konstruksi Portal Tunnel 3 – 4m terhadap surface Tunnel:
1. Steel Rib (H-Beam) 150 mm x 150 mm x 7 m x 10 mm.
2. Kayu (Timber) dengan dimensi menyesuaikan dangan H-beam.
3. Sandbag yang disusun Rapi seperti piramida.
Start

Pek. Persiapan Pek. Pembesian Bottom Tunnel

Pek. Survet dan Stacking Out Pek. Pembetonan Bottom Tunnel

Tidak
Pek. Clearing
Bottom Finish
Ya
Pek. Temporary Support
Ya

Pek. Pembesian Upper Tunnel


Pek. Galian Tunnel & Mucking

Pek. Pembetonan Upper Tunnel


Tidak Break Through

Pek. Elektrikal dan Drainase

Finish
1. BM di buat dekat dengan tunnel dan tambahan
untuk kontrol point Dibuat pada portal inlet dan
outlet.
2. Kontrol point tersebut harus dibuat dengan
baik dan aman dari gangguan alat ataupun
goncangan, didalam tunnel di buat per 50 m
berlaku untuk tunnel yang memiliki tikungan
dan di beri tanda khusus.
3. Setiap kontrol point di buat dengan beton dan
diusahakan pada pondasi batuan keras
minimum kedalaman 20 cm
4. Koordinat dan level tunnel akan di kontrol
secara berkala Dengan melakukan joint
survey.
1. Tim survey sudah memberikan marking di area tunnel.
2. Pekerjaan excavation dilakukan oleh alat twin header, dengan cara menggali area yang sudah dimarking oleh
surveyor secara perlahan sehingga membentuk area tunnel sesuai dengan desain.
Ventilating pada pekerjaan tunnel sangat penting hal
tersebut diantaranya :
1. Ventilation dibuat untuk mensuplai angin segar
(Oxygen) kedalam tunnel. Dan dioperasikan
menggunakan blower elektrik dan di install di depan
potal tunnel.
2. Sangat dibutuhkan dan segera di hidupkan segera
setelah peledakan di tunnel selesai agar semua sisa
asap akibat peledakan bisa segera keluar.
3. Agar pengecekan hasil peledakan dapat mudah untuk
di evaluasi apakah peledakan dinyatakan berhasil atau
tidak.
4. Hose atau duckting blower akan ditambah setiap 50 m
sesuai dengan kemajuan progress galian tunnel.
5. Besaran blower disesuaikan dengan diameter dan
panjang tunnel juga memperhatikan perhitungan
ventilation system.
1. Mucking adalah pekerjaan membuang hasil galian tunnel menggunakan Scaffolder , Excavator, atau wheel Loader
tergantung dari diameter tunnel.
2. Dump Truck 11 ton akan di gunakan untuk hauling material galian tunnel menuju ke disposal area
3. Untuk mataerial yang disetujui untuk pekerjaan timbunan maka akan di buang dan di beri tempat khusus agar mudah
diambil kembali.
4. Jarak tempuh disposal area sangat berpengaruh terhadap squance pekerjaan Galian tunnel.
1. Steel Rib, terdiri atas struktur profil baja ¼

lingkaran, dua buah, yang dibawa secara

terpisah kedalam tunnel

2. Pennyamungan dilakukan didalam tunnel


Setelah dipasang angkur Steel Rib dapat dilakukan pemasangan wiremesh sesuai dengan desain (150x150xØ5)
PEKERJAAN
SHOTCRETE

Setelah steel rib dan wiremesh terpasang, Selanjutnya dapat dilakukan pekerjaan shotcrete dengan mutu f’c 21
N/mm2 pada permukaan sisi dalam tunnel menggunakan alat robotic shotcrete
1. Pekerjaan drilling rockbolt menggunakan alat jumbo drill sesuai kedalaman rencana.

2. Spesifikasi rockbolt sesuai dengan desain diameter 25 mm dan panjang 3 meter.

3. Pemasangan rockbolt dengan braket yang terpasang pada boom jumbo drill.

4. Pemasangan Rockbolt sebagai pengaman bagian tunnel bagian atas dan skaligus pengunci steel rib
Spesifikasi Rockbolt :
• Panjang = 3 meter
• Diameter = 25 mm
• Jarak Circumferancial = 1.5 m
• Jarak Longitudinal = 1 m
• Di semua tipe sama

Rockbolt

1.5 m

1m
1. Pekerjaan drilling forepoling juga menggunakan alat jumbo drill sesuai kedalaman rencana.

2. Spesifikasi forepoling D 25 dan panjang 3 meter. Untuk forepoling diameter 114.3 mm dan panjang 12.5 m.

3. Pemasangan forepoling dipasang di bagian ujung-ujung tunnel sebagai pengaman bagian tunnel bagian atas dan
skaligus pengunci steel rib
Spesifikasi forepoling tipe D-N, Spesifikasi LSPF Bolt tipe SP-N2 :
SP-N1, dan SP-N2 : • Diameter = 114.3 mm
• Diameter = 25 mm • Panjang = 12.5 m

• Panjang = 3 m • Jarak circumferencial = 22.6 cm

• Jarak circumferencial = 1.5 m


• Jarak longitudinal = 9 m

• Jarak longitudinal = 1 m
1. Setelah ujung terowongan sudah terbuka, kemudian dilakukan pekerjaan excavation invert dan pekerjaan
galian drainase menggunakan alat twin header.

2. Hasil material galian dihauling menggunakan dump truck dibantu oleh alat Schaef Loader.
Pengecoran Lantai Kerja

1. Pekerjaan LC (Line Concrete) atau lantai kerja dapat dilaksanakan setelah galian invert sudah
mencapai level yang direncanakan. Mutu lantai kerja F’c = 15 N/mm2.
Pemasangan besi
Bottom invert

1. Pekerjaan pemasangan besi pada bagian invert dengan diameter 16 mm.

2. Setelah pemasangan besi sudah sesuai desain dan dilakukan checklist oleh pengawas, dapat
dipasang bekisting.
Pengecoran Bottom Tunnel

1. Setelah pemasangan besi dan bekisting sudah dilakukan dan dicek bersama dgn pengawas dapat dilakukan
pengecoran pada bottom invert.

2. Mutu beton pada bagian Invert adalah F’c = 21 N/mm2.

3. Pekerjaan pengecoran dilakukan per segmen, satu segmen = 6 meter.


Stagging

Setelah pekerjaan pengecoran bottom invert selesai dilanjutkan pekerjaan


pembesian dinding struktur tunnel.

Diameter besi yang digunakan adalah

• Tipe A-N, B-N, C-N, dan D-N menggunakan D16 dan D19.

• Tipe SP-N1 dan SP-N2 menggunakan D16, D25 dan D29.


Sliding Form

1. Setelah pekerjaan pembesian sudah sesuai dengan desain dan dilakukan checklist oleh pengawas dapat
dilakukan pekerjaan pemasangan bekisting.

2. Dilakukan pamasangan bekisting sliding form untuk dapat dilakukan pengecoran sisi samping dan atas tunnel.

3. Dilakukan per segmen ( 1 segmen = 6 meter)


Cor bottom tunnel

1. Pemasangan bekisting sudah terpasang dan dilakukan checklist oleh pengawas.

2. Dilakukan pekerjaan pengecoran menggunakan alat concrete pump.

3. Mutu beton pada lining beton tunnel adalah F’c = 21 N/mm2


Konsolidasi hole

1. Setelah dilakukan pekerjaan backfill grout, dilakukan pekerjaan konsolisasi grout.

2. Hal ini lakukan untuk menyatukan kembali rekahan-rekahan batuan yang terjadi akibat pekerjaan excavation tunnel
dengan metode blasting.
VIDEO METHODE TUNNEL BY TWIN HEADER
Start

Pek. Persiapan Pek. Pembesian Bottom Tunnel

Pek. Survet dan Stacking Out Pek. Pembetonan Bottom Tunnel

Pek. Clearing Tidak

Bottom Finish
Pek. Temporary Support
Ya

Pek. Drilling & Charging Pek. Pembesian Upper Tunnel


Ya

Pek. Blasting Pek. Pembetonan Upper Tunnel

Pek. Ventilating Pek. Elektrikal dan Drainase

Tidak

Pek. Mucking Finish

Break Through
1. BM di buat dekat dengan tunnel dan tambahan
untuk kontrol point Dibuat pada portal inlet dan
outlet.
2. Kontrol point tersebut harus dibuat dengan
baik dan aman dari gangguan alat ataupun
goncangan, didalam tunnel di buat per 50 m
berlaku untuk tunnel yang memiliki tikungan
dan di beri tanda khusus.
3. Setiap kontrol point di buat dengan beton dan
diusahakan pada pondasi batuan keras
minimum kedalaman 20 cm
4. Koordinat dan level tunnel akan di kontrol
secara berkala Dengan melakukan joint
survey.
1. Metode modern galian tunnel pada saat ini adalah NATM (New Austrian Tunnel Metode).

2. Alat yang digunakan adalah jumbo drill menggunakan 2 boom.

3. Kedalaman pengeboran ditentukan oleh geologist yang akan berkoordinasi dengan Blasting Master

4. Kedalaman pengeboran bervariasi antara 1 m s/d 3 m sesuai dengan panjang root drill pada jumbo drill tsb.

5. Jumlah titik akan disesuaikan dengan Drilling Pattern


Charging merupakan salah satu bagian pekerjaan galian tunnel yang bertujuan memasukkan bahan peledak ke dalam
lubang hasil pengeboran . Dengan tahapan seperti di bawah ini :
1. Pastikan pengeboran lubang sudah selesai
2. Lubang pengeboran harus di bersihkan dengan menggunakan compressor
3. Pengisian bahan peledak.
4. Lubang diisi satu demi satu sesuai dengan kedalaman lubang bor, bagian lubang yang diisi dynamite 2/3 dari
dalamnya lubang bor dan 1/3 diisi dengan stemming (Material kerikil 0.5-1 cm)
6. Pastikan detonator terpasang dengan benar dan dirangkai berdasarkan dengan nomor delay yang sudah
direncanakan.
7. Stemming harus dipadatkan dengan stik kayu untuk menghidari terjadinya over blast.
8. Pastikan semua rangkain kabel detonator sudah dirangkai dan di klip dengan detonating cord.
Setelah semua dynamite sudah tercharging
dan terangkai dengan benar maka Blasting
Fire bisa segera di lakukan dengan syarat
antara lain :
1. Kabel induk sudah tersambung dengan
kabel primer.
2. Dicek dengan blasting ohm meter untuk
memastikan tidak ada sambungan yang
terputus.

3. Clearence area disekitar radius ledakan harus benar-benar bebas. Untuk manusia
radius aman 500 m untuk equipment radius aman 100 m.
4. Blasting master harus bersertifikat dan memiliki KIM (Kartu Ijin Meledakkan).
5. Blasting master akan memberikan aba-aba dengan hitungan mundur (3, 2, 1)/ Sirine
Ventilating pada pekerjaan tunnel sangat penting hal tersebut diantaranya :
1. Ventilation dibuat untuk mensuplai angin segar (Oxygen) kedalam tunnel. Dan dioperasikan menggunakan
blower elektrik dan di install di depan potal tunnel.
2. Sangat dibutuhkan dan segera di hidupkan segera setelah peledakan di tunnel selesai agar semua sisa asap
akibat peledakan bisa segera keluar.
3. Agar pengecekan hasil peledakan dapat mudah untuk di evaluasi
4. Hose atau duckting blower akan ditambah setiap 50 m sesuai dengan kemajuan progress galian tunnel.
5. Besaran blower disesuaikan dengan diameter dan panjang tunnel
1. Mucking adalah pekerjaan membuang hasil galian tunnel menggunakan Scaffolder , Excavator, atau wheel Loader
tergantung dari diameter tunnel.
2. Dump Truck 11 ton akan di gunakan untuk hauling material galian tunnel menuju ke disposal area
3. Untuk mataerial yang disetujui untuk pekerjaan timbunan maka akan di buang dan di beri tempat khusus agar mudah
diambil kembali.
4. Jarak tempuh disposal area sangat berpengaruh terhadap squance pekerjaan Galian tunnel.
1. Scalling adalah salah satu bagian dari pekerjaan galian tunnel Yang bertujuan untuk menghilangkan bagian yang
masih underbreak misalnya batu atau material lainnya yang yang akan Mengganggu proses tahapan pekerjaan
selanjutnya misalnya pemasangan wire mesh atau steel Support.
2. Scalling dapat dilakukan dengan manual yaitu dengan man power dengan menggunakan stik kayu atau dengan alat
berat excavator breaker.
3. Pastikan untuk tidak melebihi dari markingan yang sudah dibuat agar tidak terjadi kelebihan galian (Over Break).
VIDEO PEKERJAAN BLASTING
VIDEO KENDALA PEKERJAAN BLASTING
Start

Pek. Persiapan

Pek. Survet dan Stacking Out

Pek. Clearing

Pek. Galian Open Cut Perbaikan

Inspeksi Tidak

Ya

Pek. Saluran Diversion Perbaikan

Inspeksi Tidak

Ya

Pek. Cover Diversion Channel Perbaikan

Inspeksi Tidak

Ya

Finish
1 1. Patok dipasang oleh tim
survey sesuai dengan BM
yang telah disepakati
bersama antara kontraktor,
owner dan konsultan

2. Pada pekerjaan di tebing,


2 pemotongan pohon oleh
pekerja dengan
menggunakan chain saw
3.Stripping tanah existing

dilakukan dengan

menggunakan Bulldozer

dengan ketebalan

stripping ±25 cm

3 4 4.Hasil stripping dimuat

kedalam Dump Truck oleh

Excavator untuk dibuang

ke disposal area
1 1.Setelah pekerjaan land
clearing selesai dilanjutkan
dengan survey elevasi
galian tanah. Pekerjaan
galian tanah pembentukan
tebing dilakukan dengan
menggunakan Excavator
sesuai elevasi rencana

2.Pekerjaan galian tanah


keras (batuan) dilakukan
dengan menggunakan
Excavator+Breaker sesuai
elevasi rencana. Hasil galian
selanjutnya diangkut
2 menggunakan dump truk ke
disposal area
1.Setelah pekerjaan galian
pembentukan tebing selesai
dilaksanakan, dilanjutkan
dengan pekerjaan perkuatan
dinding tebing

2.Pelaksanaan awal adalah


dengan memasang wiremesh
pada dinding tebing

3.Kemudian dilanjutkan dengan


pemasangan pipa-pipa drainase
dengan kedalaman dan jarak
sesuai dengan desain rencana

4.Pemakaian schafolding
diperlukan untuk menjangkau
elevasi yang lebih tinggi
1.Setelah pemasangan

wiremesh selesai, dilakukan

pembersihan pada dinding

tebing dengan menggunakan

air compressor

2.Penyemprotan shotcrete

dengan JMF yang telah diuji di

laboratorium dan disetujui

bersama antara Owner,

Kontraktor dan konsultan

3.Penyemprotan shotcrete

dilakukan sesuai spesifikasi

teknis
1.Pekerjaan galian tanah struktur sesuai
desain dan elevasi rencana
1 2.Pekerjaan lantai kerja dengan beton K-
125 dengan ketebalan + 10 cm dan
pemasangan pembesian serta bekisting
lantai oleh pekerja. Untuk mencegah
2 rembesan di sambungan beton, per
segmen dipasang waterstop sebelum
dilakukan pengecoran

3.Pengecoran lantai saluran dengan beton


K-225 oleh pekerja menggunakan Truck
3 Mixer, sedang pemadatan beton
mengunakan Concrete Vibrator.

4.Perawatan beton menggunakan curing


compound dan menggunakan geotextile /
karung basah
5 5.Pembongkaran bekisting menunggu
umur beton settle, dilanjutkan dengan
pemasangan rebar, waterstop &
bekisting

6 6.Setelah dilakukan joint inspeksi dan


joint survey bersama, dilakukan
pengecoran beton menggunakan Truck
Mixer dan pemadatan beton
menggunakan Concrete Vibrator

7
7.Setelah pengecoran selesai dilakukan,
dilanjutkan dengan pekerjaan
pembongkaran bekisting dan curing
beton
8. Setelah pekerjaan pengecoran & curing
beton dinding selesai dilanjutkan dengan
8
pemasangan perancah untuk perkuatan
bekisting penutup untuk struktur plat atas

9. Pemasangan bekisting & besi plat atas


oleh pekerja disesuaikan dengan elevasi
design
9
10. Setelah dilakukan joint survey dan joint
inspeksi bersama, dilakukan pengecoran
plat atas saluran dengan menggunakan
Truck Mixer dan concrte pump
sedangkan pemadatan beton
10
menggunakan Concrete Vibrator

11. Pembongkaran bekisting serta perapihan


dilanjut curing beton

12. Pekerjaan pengecoran dilanjutkan pada


segmen berikutnya

Anda mungkin juga menyukai