Anda di halaman 1dari 38

BAHAN PLASTIK

2 Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


1
Klasifikasi Bahan
Karakteristik Plastik dibandingkan Metal atau Keramik
Karakteristik Keuntungan Kerugian

Titik lebur rendah Mudah diproses Rentang suhu pemakaian kecil

Regangan tinggi Kerapuhan kecil Tendensi creep tinggi, batas mulur


rendah
Massa jenis rendah Produk ringan Kekuatan struktural rendah

Daya hantar panas rendah Insulator panas yang baik Penyebaran panas buruk

Hambatan listrik baik Insulator listrik yang baik Tidak menghantar listrik

Jernih scr optical (amorph) Berguna untuk bahan transparan Degradasi akibat matahari

Mudah diwarnai Tanpa perlu pengecatan Sulit mencari match warna

Sensitive thd larutan Dapat digunakan berupa larutan Dapat terpengaruh oleh larutan

Mudah terbakar Sampah mudah dibakar Bahaya kebakaran

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


1
OIL
100%

FUEL PETROL OTHERS


70% 20% 10%

CAR PETROL CHEMICAL RAW


SUBSTANCES
13%
7%

OTHER CHEMICAL
PLASTICS
PRODUCT
4%
3%

PE, PP, PVC, PA, PS, PMMA, PTFE, PET, PBT, etc

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


1
Material Plastik

Thermoplast Thermoset Elastomer

Semi-crystalline Amorphous LCP EPOXY Sintetis Natural

PP PC Melamine SBR

PE PS NBR
UP

PET PPS FPM

PBT PPO
CR

PA PVC

POM ABS
Klasifikasi berdasarkan struktur internal
PMMA

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


1
High-tech plastics
LCP PI PPS PEEK PSU PES PEI
PA 11 PA 12

PA 6 PA 66 PC PBT POM ABS Engineering plastics


SAN PMMA TPU
(PBT+PC) (PP+EPDM) (ABS+PA)

HD-PE LD-PE PET PP Basic / commodity plastic


PS LLD-PE PVC

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


1
• Thermoplastik adalah polimer dengan berat molekul tinggi yang tidak
terikat secara networking (cross linking)
• Mencakup 70% produksi polymer sintetis
• Susunan struktur linear atau bercabang (branched)
• Saat dipanaskan melunak dan meleleh, yang memungkinkan untuk
dibentuk. Saat didinginkan kembali ke struktur semula. Siklus dapat
dilakukan berulang
• Polimerisasi: proses pembentukan makromolekul

Struktur Primer Polimer

Linear Branched
Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc Cross Link 1
• Linear polimer tersusun oleh satu rantai utama
• Branched polymer terdiri atas rantai utama dan cabang-cabang yang
menyatu saat sintesa polimer. Cabang ini mempengaruhi gerakan rantai
molekul
• Cross link terdapat titik percabangan yang menyatukan empat atau lebih
rantai
• Polimer dengan derajad cross link tinggi disebut polimer network
• Cross link padat dimiliki oleh thermoset, sedangkan cross link longgar
dimiliki oleh elastomer

Thermoset Elastomer
Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc
1
Sintesa Makromolekul

2
Monomer (repeating unit) S.T., M.Sc
Cahyo Budiyantoro,
n = Derajad polimerisasi
Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc
2
Berat Molekul Derajad polimerisasi Fase Bentuk Aplikasi Teknik

200 - 1000 2 - 10 Cair - Padat -

1000 - 20000 10 - 200 Pulver (bubuk) Pelapis

20000 - 75000 200 - 750 Sedikit berserat Injection mold

75000 150000 750 - 15000 Berserat panjang Foil & tape

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


2
Polimerisasi –Poliadisi VS Polikondensasi

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


3
Polimerisasi
• Jika hanya satu jenis monomer yang dipolimerisasi: Homopolimer
Contoh: Polyethylene (PE)

• Sedangkan polimerisasi untuk dua atau lebih monomer berbeda disebut


Copolimerisasi yang terbagi dalam 4 kategori:
1. Alternating
2. Random
3. Blok
4. Graft

• Polymer Blend: adalah pencampuran polimer tanpa melalui reaksi kimia


• Polymer Blend: blending dilakukan dalam kondisi cair. Masalah utama
dalam blending adalah apakah campuran dapat
Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc menyatu (miscible)
3
Polimerisasi
Contoh produk komersial Copolymer:
• ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene) adalah blok copolimer dari 3 jenis
monomer: Styrene (40-60%) – Acrylonitrile (15-35%) – Polybutadiene (5-
30%)
• Styrene Butadiene (SBR) adalah alternating copolimer dari styrene dan
butadiene
• Etyhlene Vinyl Acetate (EVA) adalah copolimer dari Vinyl Acetate (10-40%)
dan sisanya adalah Ethylene
• Styrene Butadiene Styrene (SBS) adalah blok copolimer dari styrene dan
butadiene
• High Impact Polystyrene (HIPS) adalah graft copolimer dari PS pada struktur
utama dan PB pada struktur graft

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


3
Morphology
• Menurut strukturnya dalam kondisi solid, polimer dikelompokkan menjadi
2: amorphous dan semi kristal. Morphology berpengaruh pada sifat-sifat
polimer
• Amorphous adalah rangkaian tak teratur
• Semi-kristal adalah kombinasi dari rangkaian teratur (kristal) yang
dihubungkan oleh rangkaian tak teratur
• Jumlah kandungan kristal disebut derajad kristal (degree of crystallinity)
• Daerah crystalline lebih rigid, memberi kontribusi kekuatan dan resistansi
terhadap gaya luar dan keburaman (opacity)
• Daerah amorphous memberi kontribusi fleksibilitas dan transparansi
• Tidak seperti metal yang memiliki 100% crystal

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


3
Amorphous Semi-Kristal

Pemanasan Pemanasan

Pendinginan Pendinginan

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


3
Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc
3
Jenis Polimer Amorphous Semi-Kristal
Orientasi molekul acak, Orientasi molekul acak dalam
Struktur mikro dalam kondisi cair kondisi cair, teratur dan kompak
maupun padat dalam kondisi padat
Melunak pada daerah
Reaksi terhadap panas Titik lebur tertentu
temperatur lebar
Sifat-sifat umum
Transparansi Transparan Buram (Opaque)
Specific gravity Rendah Tinggi
Kekuatan tarik Rendah Tinggi
Modulus elastisitas Rendah Tinggi
Keuletan Tinggi Rendah
Ketahanan terhadap deformasi
Rendah Tinggi
rambatan (creep)
Suhu operasi Rendah Tinggi
Performa fatigue Rendah Tinggi
Aliran Rendah Tinggi
Shrinkage & warpage Rendah Tinggi
Ketahanan terhadap kimia Rendah Tinggi
Penampilan surface Tinggi Rendah
Stabílitas ukuran Tinggi Rendah 3
Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc
Polimer Amorphous & Semi Kristal

Amorphous Semi kristal


• PC (Polycarbonate) • PP (Polypropylene)
• PS (Polystyrene) • PA (Polyamide)
• PVC (Polyvinylchloride) • PE (Polyethylene)
• PPS (Polyphenylenesufone) • PET (Polyethylene
• ABS (Acrylonitrile Butadiene Terephtalate)
Styrene) • PBT (Polybutylene
• PMMA / Acrylic Terephtalate)
(Polymethylmethacrylate) • POM (Polyoxymethylene)
• PPO (Polyphenyleneoxide)

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


3
Derajad Kristal (Degree of Crystallinity)
• Adalah porsi kristal dalam material
• Diukur dengan: specific volume, X-ray Diffraction atau IR Spectroscopy
• Besarnya porsi kristal berpengaruh pada peningkatan:
• Densitas
• Kekakuan, kekuatan, keuletan (modulus elastisitas dan yield strength)
• Ketahanan terhadap panas
• Ketahanan terhadap kimia

 Sebaliknya, sifat-sifat berikut akan mengalami penurunan:


 Kecepatan perpanjangan (elongation rate)
 Ketahanan terhadap beban kejut (impact)
 Transparansi
 Kecepatan pelepasan gas
 Ukuran kristal juga tergantung pada kecepatan pendinginan, misalnya pada
bahan semi-kristal dengan kecepatan pembentukan kristal rendah dapat
dihilangkan melalui shock cooling untuk membentuk porsi amorphous
tinggi (contoh PET semi-kristal menjadi transparan)
Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc
3
High Crystallinity

PTFE, Acetal,
PEEK

Moderate Crystallinity

PP, PA, HDPE

Low Crystallinity

PVC, LDPE

Amorphous

PC, PMMA, PS

4
Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc
Sifat – Sifat Mekanis

• Keuletan adalah kemampuan bahan untuk


menyerap energi mekanis tanpa mengalami
kerusakan
• Batas elastis: tegangan terbesar yang dapat
diaplikasikan pada bahan tanpa menyebabkan
deformasi permanen, kurang lebih pararel
dengan batas proporsional
• Yield point: batas antara limit elastis dan
deformasi plastis
• Deformasi plastis: perubahan bentuk
permanen setelah beban dilepaskan
• Strain (regangan): perubahan dimensi linear
dinyatakan dalam % terhadap panjang awal
• Stress (tegangan): Beban per luasan
• Ultimate stress: batas tegangan yang
mampu ditahan sebelum mengalami patah

4
Engineering stress -
strain

True stress - strain

• Engineering stress-strain: perubahan tegangan yang diikuti perubahan


regangan, tidak terjadi pada situasi plastik secara riil
• True stress-strain : terjadi reduksi stress setelah yield point sebagai hasil
penyempitan penampang (necking).

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


4
Deformasi plastis terjadi jika tegangan melampaui yield point
Bahan yang memiliki elastisitas baik: thermoplastik elastomer (EPDM) dan rubber 4
Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc
• Pengujian sifat mekanis bahan dilakukan dengan membuat bentuk standard
specimen yang diuji: dumbell specimen

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


4
Fraktur pada Amorphous
Jenis fraktur pada amorphous berlainan dengan semi-kristal.
Fraktur pada amorphous: patah geser dan rambatan patah normal

Patah geser pada ABS Rambatan patah pada PS

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


4
Fraktur pada Semi-Kristal
Pembentukan micro-fibril dari kristal PE

A) Struktur lamella awal

B) Rotasi dan pergeseran lamella

C) Pemisahan kristal individual

D) Terbentuknya micro-fibril

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


4
Kekerasan (Hardness)

• Definisi Ketahanan permukaan terhadap penetrasi objek lain

• Kekerasan adalah nilai empiris bukan properti material

• Macrohardness – Beban >2 N.


• Microhardness - Beban < 2 N
• Nano-hardness – Kekerasan diukur dalam skala panjang 1–10 nm beban sangat kecil
(~100 μN)

5
Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc
Kekerasan (Hardness)
Major
Minor Load Minor
Metode Rockwell Load Load

Change in indenter depth

Rockwell Hardness Test Parameters

Minor Load Major Load Indentor Diameter


Scale
(kg) (kg) (mm)
R 10 60 12.7
L 10 60 6.35
M 10 100 6.35
E 10 100 3.175
K 10 150 3.175
Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc
5
Rockwell Method

Hardness = 130 - (penetration / scale division)

Rockwell scale division : 0.002 mm penetration of the indentor.

Example: Change in indenter depth 0.12mm, the Rockwell hardness is :

Hardness = 130 - (0.12mm / 0.002mm) = 70

Display of the test result:


e.g. 70 HRM
Rockwell scale
Rockwell hardness
Hardness value

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


5
Shore Hardness
Shore Hardness method for:
rubbers/elastomers
'softer' plastics polyolefins, fluoropolymers, and vinyls

Durometer
Use Indentor
/ Shore

A Sangat lunak.
Spring
Indentor
Pressure load
Presser foot

D Lunak.
Specimen

Resilient force

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


5
Sifat – sifat Mekanis

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


5
Sifat – sifat Thermal
Sifat thermal polimer terindikasi pada:
• Tm (melting point)
• Kecepatan pendinginan (kristalisasi)
• Tg (glass transition temperature)
• Ekspansi dan penyusutan bahan
• Vicat Softening Temperatur
• HDT

Sifat thermal dipengaruhi oleh


Struktur polimer
Berat Molekul
Kristalinity: Tm akan meningkat dengan peningkatan kristal
Co/Homo polimer
Cross linking
Aditive

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


5
Sifat – sifat Thermal
Tm (melting point)
 Daerah perubahan dari kondisi lunak ke kondisi cair, tidak dalam titik eksak tetapi daerah
temperatur
 Ditandai dengan hilangnya bagian kristal pada bahan
 Polymer amorphous tidak memiliki melting point
Tg (glass transition temperature)
 Perubahan polimer dari solid menjadi lunak dengan perenggangan rantai molekul
 Perubahan ditandai dengan turunnya nilai modulus (menjadi lebih fleksibel)
 Tg plastik umunya di atas temperatur ruang
 Tg rubber umumnya di bawah temperatur ruang
Td (Decomposition temperature)
 Suhu di mana kemampuan ikatan molekul terlampaui sehingga terjadi putusnya ikatan
 Dekomposisi thermoplast terjadi pada kondisi cair, pada thermoset dalam kondisi padat

• Koefisien ekspansi thermal: perubahan panjang bahan jika dipanaskan sebesar 1K


• Konduktivitas panas: kemampuan material menghantarkan panas
• Kapasitas penyerapan panas: Panas / Energi yang diperlukan untuk menaikkan suhu
1 Kg bahan sebesar 1K

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


5
Sifat – sifat Thermal
• HDT: suhu di mana bahan polimer padat terdefleksi pada ukuran tertentu
• HDT diukur dengan metode DTUL (Deflection Temperature Under Load – ASTM
D648)
• VST: Suhu di mana bahan padat mulai melunak (ASTM D 1525)

DTUL Test
Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc
5
Sifat – sifat Thermal

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


5
Sifat – sifat Thermal

Sifat – sifat thermal beberapa plastik

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


5
Sifat – sifat alir

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


6
Sifat – sifat alir

• Melt Flow Index: metode


sederhana untuk menentukan
karakter alir dari bahan plastik
• Dinyatakan dalam g/10 menit
• MFI tinggi berarti, kemampuan
alir tinggi, rantai molekul pendek,
berat molekul rendah, viskositas
cairan rendah.

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc


6

Anda mungkin juga menyukai