Makalah Metode Pembelajaran Klinik
Makalah Metode Pembelajaran Klinik
KELOMPOK II
KATA PENGANTAR
ﷲالررححممحن ااررححيم
حبحســــــــــــــــحم ا ح
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subbhana Wa Ta’ala
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nyalah sehingga kami dapat
i.
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
tentang “Metode Pembelajaran Klinik”.
Kelompok II
DAFTAR ISI
Hal.
Kata pengantar............................................................................. i.
Daftar Isi...................................................................................... ii.
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ......................................................... 1.
1.2. Tujuan .................................................................... 2.
Bab II Pembahasan
2.1. Defenisi ................................................................... 3.
2.2. Keunggulan pembelajaran Klink ................................ 3.
2.3. Tantangan Pembelajaran Klinik ................................. 3.
2.4. Masalah Pembelajaran Klinik ..................................... 4.
2.5. Metode-metode Pembelajaran Klinik ......................... 4.
2.6. Evaluasi Praktik Keperawatan ................................... 11.
ii.
Bab III Penutup
3.1. Kesimpulan............................................................... 13.
BAB I
PENDAHULUAN
iii.
bimbingan praktik pada pendidikan keperawatan. Program Profesi
Pengalaman belajar klinik (PBK) dan pengalaman belajar lapangan
(PBL) adalah suatu proses transformasi mahasiswa menjadi
perawat professional yang memberikan kesempatan mahasiswa
untuk beradaptasi dengan perannya sebagai perawat professional
dalam melakasanakan praktik keperawatan professional di situasi
nyata pada pelayanan kesehatan klinik.
1.2. Tujuan
a) Mahasiswa mampu memahami tentang metode pembelajaran di
klinik.
b) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tujuan, kesalahan dan
evaluasi dari satu metode.
BAB II
PEMBAHASAN
iv.
2.1. Definisi
Pembelajaran praktisi klinik adalah suatu bentuk pengalaman
belajar profesional yang menekankan pada pentingnya klien,
mahasiswa dan konteks situasional proses pembelajaran terjadi.
v.
Supervisi yang belum adekuat dan kurangnya masukan dari
pembimbing klinik.
Kesempatan untuk berdiskusi masih kurang.
Kurangnya penghargaan terhadap privasi dan harga diri klien.
A. Experensial
Pengertian Experensial
Suatu metode yang dipergunakan pembimbing
akademik dalam membatu peserta didik dalam
menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan
terhadap kasus yang terjadi dengan pasien atau keluarga
pasien.
vi.
2. Menentukan tindakan yang akan diambil.
3. Mengimplementasikan pengetahuan ke dalam masalah
klinik.
4. Menekankan hubungan antara pengalaman belajar lalu
dan pengalaman terhadap masalalu lalu.
5. Berasal dari teori kognitif yang dipadukan dengan teori
proses informasi dan teori pengambilan keputusan.
6. Kegiatan pada metode ini meliputi :
situasi penyelesaian masalah.
membantu peserta didik meningkatkan sikap
professional.
mampu menerapkan masalah konseptual
keperawatan dalam kurikulum berdasarkan masalah
actual.
7. Menggambarkan secara tertulis kejadian atau peristiwa
dengan tujuan :
menanggulangi masalah yang terdapat di klinik ;
mengidentifikasi data relevan yang menunjang
masalah ;
mengajukan hipotesis yang relevan ;
merencanakan tindakan keperawatan yang tepat ;
menerapkan teori ke dalam praktek.
8. Situasi pengambilan keputusan.
9. Merupakan situasi penyelesaian masalah yang
memerlukan pengambilan keputusan.
10. Peserta didik melakukan :
Pengujian data yang ada.
Pengidentifikasian alternatif tindakan.
Penentuan prioritas tindakan.
Pembuatan keputusan.
vii.
11. Melengkapi situasi pengambilan keputusan secara
indidvidual atau kelompok.
12. Berdiskusi dan menggali proses berpikir dalam
menanggapi situasi.
Proses Insiden
Keguanaan dari proses insiden adalah sebagai berikut :
a. Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan
reflektif berdasarkan kejadian klinik/insiden.
b. Insiden berasal dari pengalaman praktik aktual atau
dikembangkan secara hipotetikan.
c. Bisa dalam bentuk insiden terkait klien, staf atau tatanan
praktik.
B. Konferensi
Keguanaan dari metode konferensi adalah sebagai berikut :
1. Dirancang melalui diskusi kelompok
2. Meningkatkan pembelajaran penyelesaian masalah dalam
kelompok, melalui analisis kritikal, pemilihan alternatif
pemecahan masalah, dan pendekatan kreaktif.
3. Memberikan kesempatan mengemukakan pendapat dalam
menyelesaikan masalah.
4. Menerima umpan balik dari kelompok atau pengajar.
5. Memberi kesempatan terjadi peer review, diskusi
kepedulian, issue, dan penyelesaian masalah oleh disiplin
lain.
6. Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai
narasumber.
7. Meningkatkan kemampuaan memformulasikan idea.
8. Adanya kemampuan konstribusi peserta didik.
viii.
9. Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dengan
kelompok.
10. Kemampuan menggali perasaan, sikap dan nilai-nilai yang
mempengaruhi praktik.
11. Mengembangkan keterampilan beragumentasi.
12. Mengembangkan keterampilan kepemimpinan.
Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu metode
pembelajaran klinik yang memungkinkan peserta didik
menstranfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis
kedalam praktik keperawatan langsung.
1. Tujuan
a. Menumbuhkan cara berpikir kritis.
b. Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan
keperawatan berasal dari masalah klien.
ix.
c. Meningkatkan pola pikir sistematis.
d. Meningkatkan validitas data klien.
e. Menilai kemampuan menentukan diagnosa
keperawatan.
f. Meningkatkan kemampuan membuat jastifikasi,
menilai hasil kerja, dan memodifikasi Renpra.
2. Karakteristik
a. Klien dilibatkan langsung
b. Klien merupakan fokus kegiatan peserta didik
c. Peserta didik dan pembimbing melakukan diskusi
d. Pembimbing memfasilitasi kreaktifitas pesrta didik
adanya ide-ide baru.
e. Pembimbing klinik membantu mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk meningkatkan
kemampuan dalam mengatasi masalah.
3. Kelemahan
Klien dan keluarga merasa kurang nyaman dan privacy
terganggu
x.
h. Menilai kemampuan memodifikasi rencana
keperawatan.
6. Peran Pembimbing
a. Membantu peserta didik untuk belajar.
b. Mendukung dalam proses pembelajaran
c. Memberikan justifikasi
d. Memberikan Reinforcement
e. Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi
keperawatan serta rasional tindakan.
f. Mengarahkan dan mengoreksi.
g. Mengintegrasikan teori, dan konsep yang telah
dipelajari.
7. Masalah
a. Berorientasi pada prosedur keperawata
b. Persiapan sebelum praktik kurang memadai
c. Belum ada keseragaman tentang hasil ronde
keperawatan.
d. Belum ada kesepakatan tentang rmodel ronde
keperawartan.
xi.
1. Pengertian
Bed Side Teaching merupakan metode mengajar pada
peserta didik, dilakukan disamping tempat tidur klien meliputi
kegiatan mempelajari kondisi klien dan asuhan keperawatan
yang dibutuhkan oleh klien.
2. Manfaat
Agar pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik
peserta didik untuk menguasai keterampilan prosedural,
menumbuhkan sikap profesional, mempelajari
perkembangan biologis/fisik, melakukan komunikasi melalui
pengamatan langsung.
3. Prinsip
a. Sikap fisik maupun psikologis dari pembimbing klinik
peserta didik dan klien.
b. Jumlah peserta didik dibatasi (ideal 5-6 orang)
c. Diskusi pada awal dan paska demonstrasi didepan klien
dilakukan seminimal mungkin.
d. Lanjutkan dengan redemonstrasi
e. Kaji pemahaman peserta didik sesegera mungkin
terhadap apa yang didapatnya saat itu.
f. Kegiatan yang didemonstrasikan adalah sesuatu yang
belum pernah diperoleh peserta didik sebelumnya, atau
apabila peserta didik menghadapi kesulitan menerapkan.
4. Persiapan
a. Mendapatkan kasus yang sesuai yang dapat memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk menerapkan
keterampilan teknik prosedural dan interpersonal.
xii.
b. Koordinasi dengan staff diklinik agar tidak mengganggu
jalannya rutinitas perawatan klien.
c. Melengkapi peralatan atau fasilitas yang akan digunakan.
xiii.
setiap bagian. Masing-masing bagian melaksanakan praktik klinik
selama tiga sampai dengan empat minggu, tergantung kompetensi
yang harus dicapai mahasiswa dan bobot SKS yang harus ditempuh
pada setiap bagian. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran klinik ada
kecenderungan dilaksanakan pada minggu terakhir di setiap
siklusnya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengalaman belajar klinik dan lapangan merupakan proses
pembelajaran yang penting diberikan kepada peserta didik untuk
mempersiapkan mereka menjadi perawat profesional pemula.
Melalui pengalaman belajar klinik dan lapangan diharapkan dapat
membentuk kemampuan akademik dan profesional, mampu
mengembangkan ketrampilan dalam memberikan pelayanan atau
asuhan keperawatan profesional, serta dapat berorientasi dengan
peran profesionalnya.
xiv.
Untuk mencapai tujuan dari BK atau PBL, secara efektif,
diperlukan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan belajar dan fasilitas belajar serta komunikasi profesional
yang kondusif, baik di rumah sakit pendidikan maupun dikomunitas.
Daftar Pustaka
xv.