Anda di halaman 1dari 2

Metode luff schoorl digunakan untuk menentukan kandungan total gula pereduksi

dengan memperlakukan dengan kelebihan CuSO4 dalam perebusan larutan alkali, diikuti oleh
titrasi iodometrik dari ion Cu (II) yang tersisa (Chen, 2017). Metode luff schoorl didasarkan
pada proses reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gula pada pati. Menurut Wulansari (2013) prinsip
analisis dengan Metode luff schoorl yaitu reduksi Cu 2+ menjadi Cu+ oleh monosakarida.
Monosakarida bebas akan mereduksi larutan basa dari garam logam menjadi bentuk oksida atau
bentuk bebasnya. Kelebihan Cu2+ yang tidak tereduksi kemudian dikuantifikasi dengan titrasi
iodometri. Tahapan reaksi yang terjadi pada penetapan kadar pati dengan metode luff schoorl
adalah sebagai berikut:

R-CHO + 2CuO Cu2O + R-COOH

H2SO4 + CuO CuSO4 + H2O

CuSO4 + 2 KI CuI2 + K2SO4

2 CuI2 Cu2I2 + I2

I2 + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2 NaI (Wulandari,


2017)

Alat yang digunakan yaitu pisau, parutan, kain flanel, gelas ukur 25 ml, gelas ukur 100
ml, erlenmeyer, neraca analitik, pipet tetes, biuret, pipet mohr, lumpang dan stamfer, ayakan
nomor 100, oven, cawan, desikator, mikroskop listrik, labu takar 100 ml, kaca objek, cover
glass, dan kertas pH.

Bahan yang digunakan adalah buah mangga muda ( Mangifera indica L ), Na bisulfit
1%, aquadest, etanol 70%, KI, etanol 90%, iodium, indikator PP, H 2SO4 25%, NaOH 0,1 N,
NaOH 25 %, CuSO4.5H2O p.a, soda murni ( Na2CO3.10H2O), asam sitrat, kalium iodida 20%,
Na2S2O3, 0,1 N, KI 20%, paraffin cair, indikator pati, dan kertas saring.

Pembuatan larutan luff school adalah sebanyak 25 g CuSO 4.5H2O dilarutkan dalam 100
ml air, 50 g asam sitrat dilarutkan dalam 50 ml air dan 388 g soda murni ( Na 2CO3.10H2O )
dilarutkan dalam 300-400 ml air mendidih. Larutan asam sitrat dituangkan dalam larutan soda
sambil dikocok hati-hati.

Analisa sampel dilakukan dengan cara mencampurkan filtrat sebanyak 25 ml dan 25 ml


larutan luff schoorl dalam erlenmeyer 250 ml, dibuat pula blanko yaitu 25 ml aquades dan 25 ml
larutan luff schoorl. Erlenmeyer kemudian dihubungkan dengan pendingin tegak, kemudian
didihkan. Pendidihan dipertahankan 10 menit agar proses reduksi berjalan sempurna dan Cu
dapat tereduksi dalam waktu 10 menit sehingga tidak ada kelebihan Cu +2 yang dititrasi. Setelah
itu larutan harus didinginkan secepatnya menggunakan air es lalu ditambahkan 15 ml Kalium
Iodida ( KI ) 20% dan 25 ml H 2SO4 25%. Zat KI berfungsi untuk mereduksi kelebihan CuO
sehingga I2 terlepas dan H2SO4 berfungsi untuk mengikat ion Cu yang terbentuk dan hasil
reduksi monosakarida dan perekasi luff schoorl dan juga untuk mengasamkan larutan uji karena
Na2S2O3 sebagai larutan standar akan tereduksi secara parsial menjadi sulfat setelah dilakukan
pengasaman. Setelah itu erlenmeyer ditutup dan dibiarkan di tempat gelap selama 30 menit.
Setelah itu dititrasi menggunakan Na 2S2O3 N hingga warna memudar dan tambahkan indikator
pati sebanyak 2-3 ml. Indikator pati ditambahkan mendekati titik akhir karena jika dimasukkan
di awal amilum akan membungkus iod dan mengakibatkan warna titik akhir terlihat tidak
tajam.Warna yang dihasilkan pada saat titik akhir titrasi adalah biru. Setelah itu dititrasi lagi
hingga titik akhir titrasi yaitu warna menjadi pucat. Kemudian lakukan perhitungan terhadap
kadar pati (Ifmaily, 2018).

Daftar Pustaka

Wulansari, F. 2013. METODE SEDERHANA PENENTUAN JUMLAH UNIT PENGULANGAN GLUKOSA


DALAM AMILOSA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATERI KARBOHIDRAT. Jurnal Pengajaran MIPA. 2
(18)

Wulandari, D. 2017. KUALITAS MADU (KEASAMAN, KADAR AIR, DAN KADAR GULA PEREDUKSI)
BERDASARKAN PERBEDAAN SUHU PENYIMPANAN. Jurnal Kimia Riset. 1 (2)

Chen, Y. 2017. Quantitative Analysis of Sugar Ingredients in Beverages and Food Crops by an Effective
Method Combining Naphthimidazole Derivatization and 1HNMR Spectrometry . Functional Foods in
Health and Disease. 7(7)

Ifmaily. 2018. Penetapan Kadar Pati Pada Buah Mangga Muda ( Mangifera Indica L )
Menggunakan Metode Luff Schoorl. Jurnal Katalisator. 2 (3)

Anda mungkin juga menyukai