Anda di halaman 1dari 2

1.

Teori yang berkaitan dengan Hubungan Internasional

Teori Neo-Liberalisme
Neo-liberalis melihat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting daripada
nasionalisme karena pertumbuhan ekonomi dapat mendorong pada kesejahteraan dan
kemakmuran. Neo-Liberalis memiliki pandangan yang optimis terhadap hubungan
internasional. Meskipun sistem internasional digambarkan sebagai sistem yang anarki dan
konfliktual, tetapi konflik tersebut dapat dicegah dengan adanya interdependensi.
Interdependensi ini merupakan salah satu proses dimana Negara satu akan bergantung dengan
Negara lain dalam rangka memenuhi kebutuhan Negara, sehingga antar-negara akan
meningkatkan kerjasama dengan Negara lain dan membatasi konflik. Mereka percaya bahwa
setiap Negara memiliki kepentingan nasional. Akan tetapi dalam mencapai kepentingan
nasional tersebut dapat ditempuh melalui kerjasama dengan Negara lain atau melalui
organisasi internasional. Neo-liberalis melihat bahwa batas Negara harus dihilangkan untuk
mencapai perdamaian dan meningkatkan arus perdagangan. Meningkatnya arus perdagangan
inilah yang kemudian dapat menuntun pada kemakmuran dan kesejahteraan dan menekan
konflik.

Teori Fungsionalisme
Teori fungsionalisme yang dikemukakan oleh David Mitrany menekankan pada peran
organisasi internasional. Mitrany percaya bahwa organisasi internasional merupakan
“working peace system”, yaitu bahwa organisasi internasional dapat meningkatkan intensitas
kerjasama Negara anggotanya, sehingga tercipta interdependensi di antara Negara-negara
anggota yang kemudian dapat mengurangi konflik. Masuknya sebuah Negara dapat
mengurangi kedulatan sebuah Negara karena Negara tersebut harus menyesuaikan kebijakan
domestiknya sesuai dengan aturan yang berlaku di organisasi internasional tempatnya
bergabung. Melemahnya kedaulatan merupakan hal yang baik dengan demikian kerjasama
dan integrasi dapat tercipta. Teori fungsionalisme lebih fokus pada common interest dan
kebutuhan bersama. Cakupan dari fungsionalisme tidak hanya terbatas pada aktor negara,
tetapi juga aktor non-negara. Fungsionalisme mengusulkan untuk membangun otoritas yang
berbasis pada fungsi dan kebutuhan, dan mengesampingkan ide mengenai state power dan
pengaruh politik. Konsep ini digunakan untuk menjelaskan mengenai kerjasama
2. Penyalahgunaan media social dan Pentingnya literasi media
Menurut saya, Media social tidak selamanya memberikan dampak yang negatif terhadap
masyarakat. Tetapi informasi yang disampaikan dalam media social harus kita cari sumber
beritanya karena terdapat informasi yang akurat maupun yang hoax. Maka dari itu, sumber
informasi melalui media harus kita pilih terlebih dahulu agar tidak merugikan pihak lain.
Literasi media di era global ini sangat penting karena semakin canggih teknologi akan
semakin cepat penyebaran beritanya.

3. Mengawal Indonesia Baru


Menurut saya pembangunan di Indonesia sudah semakin berkembang, terbukti dengan
adanya proyek MRT, LRT, banyaknya shopping centre dan aplikasi media yang sudah banyak
dibuat. Dengan banyaknya populasi di daerah pulau Jawa, maka pemerintah memberikan
saran untuk pemindahan Ibu Kota Indonesia di Kalimantan. Untuk merealisasikan hal ini,
tentunya banyak factor yang harus dipertimbangkan. Seperti luas daerah, kepadatan
penduduk, dan transportasi antar Negara untuk menjaga hubungan antar Negara.

Sumber :
J. T. Rourke, International Politics on the World Stage, Twelfth Edition, McGraw-Hill
Companies, New York, 2008. p.23-25.
M. Griffiths, Fifty Key Thinkers in International Relations, edisi Bahasa Indonesia Lima
Puluh Pemikir Studi Hubungan Internasional, diterjemahkan oleh Mahyudin, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2001. P. 239.
D. Mitrany, „The Functional Approach to World Organization‟, Journal of International
Affairs, Vol 23 no.3, 1948, p. 356.

Anda mungkin juga menyukai