Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN (FIRM SIZE), DAN LIKUIDITAS SAHAM

TERHADAP FENOMENA PRICE REVERSAL

(Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di LQ45 di Bursa Efek Indonesia)

Heny Hendrayati
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Manajemen
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Dalam berinvestasi, ketersediaan dan kelengkapan informasi merupakan hal yang penting
diketahui oleh investor. Namun, terkadang informasi tersebut direspon berlebihan oleh investor yang
pada akhirnya mengakibatkan fenomena pembalikan harga saham terjadi. Faktor-faktor yang mungkin
mempengaruhi fenomena pembalikan harga saham yaitu ukuran perusahaan dan likuiditas saham.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive
sampling yang akhirnya menghasilkan 7 saham perusahaan kategori winner dan 4 perusahaan kategori
loser pada pada perusahaan-perusahaan yang terdapat di LQ45 periode analisis tahun 2008 hingga
2013. Analisis yang digunakan adalah analisis koefisien korelasi, regresi linier berganda, koefisien
determinasi serta analisis pengujian hipotesis menggunakan uji-t dan uji-F.
Hasil dari penelitian ini adalah pada kategori saham winner, ukuran perusahaan dan likuiditas
saham baik secara bersama-sama (simultan) maupun mandiri (parsial) tidak berpengaruh secara
signifikan pada pembalikan harga saham (price reversal). Ukuran perusahaan dan likuiditas saham
secara bersama-sama hanya dapat mempengaruhi pembalikan harga saham (price reversal) sebesar
3,6%,
Sedangkan pada kategori saham loser, secara bersama-sama (simultan) ukuran perusahaan
dan likuiditas saham berpengaruh secara signifikan terhadap pembalikan harga saham (price
reversal), namun secara parsial hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh signifikan terhadap
pembalikan harga saham (price reversal). Ukuran perusahaan dan likuiditas saham berpengaruh
sebanyak 60,5% terhadap pembalikan harga saham (price reversal).

Kata kunci: Ukuran perusahaan (firm size), likuiditas saham, pembalikan harga (price
reversal), saham winner - loser
I. PENDAHULUAN yang diterima oleh pelaku pasar, sehingga para
Selama beberapa tahun, terdapat pelaku pasar melakukan reaksi. (Ari A dan
beberapa penelitian yang mengemukakan Abdullah T: 2013)
bahwa terdapat anomali (penyimpangan) pada Beberapa faktor lain yang diduga
pasar modal yang dapat mempengaruhi harga menyebabkan terjadinya pembalikan harga
saham, dimana anomali pasar merupakan saham (price reversal) selain overreaction
suatu teknik yang bertentangan dengan hypothesis adalah ukuran perusahaan (firm
hipotesis pasar efisien (Jogiyanto, 2007:431). size), dan likuiditas. Ukuran perusahaan
Penyimpangan (anomali) tersebut antara menunjukkan nilai pasar dari ekuitas
lain seperti fenomena January effect, perusahaan serta seberapa besar jumlah asset
fenomena size effect, dan day of the week serta yang dimiliki, likuiditas seringkali dikaitkan
overreaction (De Bond dan Thaler, 1985:550). dengan elastisitas harga yang ditunjukkan oleh
Salah satu penyimpangan yang akan dikaji volume perdagangan saham. Faktor-faktor
dalam penelitian ini yaitu tentang tersebut merupakan faktor yang dianggap
Overreaction. penting oleh para investor dalam melakukan
Implikasi anomali (penyimpangan) yang investasi, terutama berkaitan dengan informasi
terjadi di pasar modal adalah terjadinya good news atau bad news sehingga selanjutnya
pembalikan harga saham (Price Reversal) akan mendorong investor bereaksi berlebihan
sebagai respon atas adanya informasi yang yang pada akhirnya akan memicu fenomena
diterima investor, yang membuktikan bahwa pembalikan harga saham.
pasar telah bereaksi secara berlebihan Berdasarkan latar belakang dan
(overreact). Penelitian mengenai keberadaan fenomena tersebut, maka penulis akan
reaksi berlebihan (overreaction) seringkali membahas lebih jauh tentang pembalikan
menggunakan data saham yang harga (price reversal) serta faktor-faktor yang
dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok mempengaruhinya dengan memfokuskan
saham (portofolio) loser dan kelompok saham pengamatan hanya pada perusahaan yang
(portofolio) winner. dalam Indeks LQ45 selama tahun 2008 hingga
Kelompok saham yang disebut loser tahun 2013 di Bursa Efek Indonesia (BEI).
yaitu kelompok saham yang konsisten Masalah dalam penelitian ini adalah
mengalami penurunan besar harga, sedangkan apakah faktor-faktor seperti ukuran
kelompok saham yang masuk kedalam perusahaan dan likuiditas mempengaruhi
kelompok winner yaitu kelompok saham yang fenomena price reversal atau tidak, bagaimana
konsisten mengalami kenaikan besar harga. pengaruhnya serta bagaimana gambaran
Penyebab perubahan besar harga pada masing-masing faktor tersebut.
kelompok saham loser dan winner antara lain Tujuan penelitian ini adalah untuk
disebabkan karena adanya informasi buruk mengetahui pengaruh dari overreaction
(bad news) dan informasi baik (good news) investor, firm size dan likuiditas perusahaan
dalam fenomena price reversal yang terjadi di justru dihipotesiskan akibat ketidakrasionalan
BEI. investor. Salah satu anomali yang banyak
diteliti adalah market overreaction dan size
II. TINJAUAN PUSTAKA effect.
Pasar Efisien Fenomena Reaksi Berlebihan (Overreaction)
Effcient Market Hypothesis (Fama, Fenomena berlebihan (overreact)
1970) adalah teori yang sangat terkenal yang merupakan suatu manifestasi dari
menjadi dasar untuk menjelaskan bagaimana ketidakefisienan pasar (Susiyanto, 1997).
harga suatu aset terbentuk akibat masuknya Menurut De Bond and Thaler (1990),
informasi baru yang direspon oleh investor. Overreaction Hypotesis pada dasarnya
Pada teori ini diasumsikan bahwa investor menyatakan bahwa pasar telah bereaksi
adalah mahluk rasional sehingga dalam berlebihan terhadap suatu informasi. Para
pengambilan keputusannya selalu berdasarkan pelaku pasar cenderung menetapkan harga
rational expectation. Teori ini menjelaskan saham terlalu tinggi terhadap informasi yang
harga sekuritas sudah mencerminkan seluruh dianggap bagus oleh para pelaku pasar dan
informasi yang sudah ada. Secara lebih sebaliknya, para pelaku pasar cenderung
spesifk, pergerakan harga saham akan menetapkan harga terlalu rendah terhadap
mengalami pola random yang pergerakan informasi buruk.
harga bersifat acak dan tidak dapat diprediksi. Overreaction hypothesis mengacu
Secara umum Fama (1970) pada hasil penelitian aplikasi psikologi, yaitu
menyajikan 3 macam bentuk utama dari manusia cenderung bereaksi secara berlebihan
efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam (overreact) terhadap berita atau event yang
bentuk dari informasi, yaitu: (1) Efisiensi bersifat dramatik. De Bondt dan Thaler (1985)
pasar bentuk kuat; (2) Efisiensi pasar bentuk membagi portofolio dalam kelompok
lemah (weak form); (3) Efisiensi pasar bentuk portofolio yang konsisten mendapatkan
setengah kuat (semi strong form). Informasi earning (winner) dan portofolio yang konsisten
yang tidak dipublikasikan adalah informasi tidak mendapat earning (loser). Koreksi
yang bersifat khusus, dalam artian diketahui terhadap informasi tersebut pada periode
oleh orang dalam dan bersifat rahasia karena berikutnya jika dalam jangka pendek, koreksi
alasan strategi. Pada pasar bentuk kuat berarti dilakukan secara berlebihan, signifikan dan
sudah mencapai efisiensi bentuk yang berulang. Inilah yang dikatakan overreaction.
sempurna. Reaksi berlebihan menjadi penting
Karena informasi bersifat tidak untuk dibahas, karena ketika para pelaku pasar
berbiaya (costless) maka return yang didapat berekasi berlebihan terhadap informasi tak
investor tidak akan mengalahkan besaran terduga sebelumnya, maka saham-saham yang
return pasar. Akan tetapi, pada kenyataannya, golongan loser akan mengungguli winner.
terdapat anomali-anomali yang terjadi, yang Akibat dari adanya reaksi berlebihan ini
mendorong orang melakukan strategi membeli keuntungan sangat positif (winner) atau sangat
saham loser dan menjual saham winner. negatif (loser) akan mengalami pembalikan
Penelitian yang dilakukan oleh (reversal) pada periode-periode berikutnya.
DeBondt dan Thaler tahun 1985 ini menguji Investor yang membeli saham-saham loser dan
mengenai reaksi berlebihan yang menjual saham-saham tersebut saat menjadi
menyebabkan pembalikan harga dengan winner akan memperoleh abnormal return
menggunakan data pasar modal Amerika yang signifikan.
(NYSE). Penelitian ini menemukan bahwa De Bont dan Thaler (1985)
saham-saham yang sebelumnya berkinerja menyatakan bahwa penyebab anomali winner
buruk (loser) pada periode selanjutnya dan losser adalah hipotesis overreaction.
berkinerja baik dengan abnormal return positif Hipotesis ini menyatakan bahwa pada
atau saham-saham yang tadinya berkinerja dasarnya pasar telah bereaksi secara
baik (winner) pada periode selanjutnya berlebihan terhadap informasi. Dalam hal ini,
mengalami kinerja yang buruk dengan para pelaku pasar cenderung menetapkan
abnormal return negatif, dimana hal ini harga saham terlalu tinggi sebagai reaksi
merupakan fenomena pembalikan (reversal) terhadap berita yang dinilai baik dan
pada periode selanjutnya. memberikan harga terlalu rendah sebagai
Sejalan dengan DeBondt dan Thaler, reaksi terhadap berita yang dinilai buruk.
Fama (1997) meneliti mengenai efisiensi Ukuran Perusahaan (Firm Size)
pasar, return jangka panjang dan perilaku Beberapa penelitian terdahulu telah
keuangan. Fama menyatakan bahwa pasar menemukan adanya hubungan antara
lebih sering overreaction daripada karakteristik perusahaan dengan price
underreaction terhadap informasi. Dalam reversal. Salah satu karakteristik tersebut
penelitiannya ditemukan bahwa terjadi adalah ukuran perusahaan (size). Ukuran
overreaction dalam jangka panjang dan terjadi perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan
underreaction dalam jangka pendek. Fama menggunakan nilai total asset yang dimiliki
berpendapat bahwa terdapat dua bias informasi perusahaan. Semakin besar ukuran
yang mempengaruhi harga saham. perusahaan, biasanya informasi yang tersedia
Anomali Winner-Loser untuk investor dalam pengambilan keputusan
Anomali winner-loser merupakan sehubungan dengan investasi dalam saham
salah satu bentuk anomali pasar modal yang perusahaan tersebut semakin banyak. Sehingga
bertentangan dengan konsep hipotesis pasar jika ada suatu informasi mengenai perusahaan
efisien. Anomali winner – loser pertama kali tersebut, harga saham akan berubah dengan
dikemukakan oleh De Bont dan Thaler (1985). cepat naik atau turun (Robert Ang, 1997)
Menggunakan pasar modal Amerika De Bont Dalam kaitannya dengan fenomena
dan Thaler menemukan bahwa saham-saham price reversal, semakin besar ukuran
yang pada mulanya memberikan tingkat perusahaan, maka return saham perusahaan
tersebut akan semakin kecil pada hari Informasi merupakan faktor utama
pembalikan harga. Sedangkan semakin kecil terhadap perubahan suatu harga saham.
ukuran perusahaan, maka return saham Adanya perubahan informasi yang diterima
perusahaan tersebut akan semakin besar pada oleh para pelaku pasar akan mempengaruhi
hari pembalikan harga. (Elline Yuli & Kirmizi: tindakan mereka dalam berinvestasi di pasar
2012). modal. Para pelaku pasar cenderung
Hipotesis 1 : Ukuran Perusahaan (firm size) menitikberatkan informasi terkini dan
berpengaruh signifikan terhadap terjadinya mengabaikan informasi di masa lalu. Hal ini
fenomena pembalikan harga (Price Reversal) mengindikasikan pemikiran investor yang
di BEI pada Indeks LQ45. tidak rasional. Seiring berjalannya waktu,
Likuiditas Saham ketika para investor sadar bahwa reaksi
Dalam praktek, transaksi suatu saham mereka berlebihan dalam menanggapi
selalu berfluktuasi dari hari ke hari. Menurut informasi-informasi tersebut, maka secara
Lena Tan Chooi Yen (1999), perubahan perlahan-lahan terjadi price reversal saham
transaksi selalu dipengaruhi oleh faktor tersebut. (Benou dan Richie, 2003).
internal maupun eksternal perusahaan. Faktor Price Reversal
internal berupa ketersediaan informasi, Pembalikan harga (Price Reversal)
khususnya informasi akuntansi secara didefinisikan sebagai perubahan arah yang
keseluruhan serta nama baik perusahaan tiba-tiba dari harga suatu saham, indeks,
tersebut. Sedangkan faktor eksternal, salah komoditas, atau derivative security.
satunya berupa likuiditas pada pasar modal, Pembalikan ini terjadi karena adanya
dimana semakin likuid maka transaksi permintaan/penawaran yang berlebih sehingga
pembelian atau penjualan suatu saham dapat terjadi perubahan terhadap kecenderungan
dilaksanakan dengan cepat tanpa yang selama ini telah terbentuk. Indikator
menimbulkan biaya transaksi yang tinggi. lainnya adalah volume. Bila volume
Likuiditas juga seringkali dikaitkan bertambah tinggi maka trend harga yang
dengan elastisitas harga. Semakin elastis harga sekarang terjadi (turun/naik) kemungkinan
maka dikatakan bahwa pasar semakin likuid. besar akan tetap berlanjut, akan tetapi bila
Pasar saham yang likuid adalah pasar yang volume perdagangan menurun maka trend
secara komparatif mudah dalam transaksi jual harga yang sekarang kemungkinan besar akan
beli saham. (Cox dan Peterson, 1994). berubah (terjadi pembalikan).
Hipotesis 2 : Likuiditas Saham berpengaruh Anomali ini pertama kali ditemukan
signifikan terhadap terjadinya fenomena oleh DeBondt dan Thaler tahun 1983 yang
pembalikan harga (Price Reversal) di BEI menyatakan bahwa penyebab anomali winner-
pada Indeks LQ45. loser adalah hipotesis market overreaction.
Pengaruh Informasi terhadap Harga Hipotesis ini menyatakan bahwa pada
Saham dasarnya pasar telah bereaksi secara
berlebihan terhadap informasi (overreaction), dari penelitian ini adalah ukuran perusahaan,
sehingga harus dilakukan koreksi harga. likuiditas saham dan price reversal.
Keberadaan informasi sangat Data yang digunakan adalah data
berpengaruh dalam pergerakan harga saham, sekunder yang diambil dari IDX melalui Pusat
dan dalam pasar yang efisien suatu perubahan Data Pasar Modal YPKP Universitas Sangga
harga saham akan bergerak menuju harga Buana Bandung, ICMD serta website resmi
keseimbangan baru. Perubahan harga saham perusahaan-perusahaan yang diteliti.
yang diikuti pembalikan arah harga dapat Penelitian ini menggunakan metode
dikatakan sebagai indikasi ketidakefisienan purposive sampling yaitu pengambilan sampel
pasar (Jogiyanto,2008). yang sesuai dengan kriteria yang akan
Hasil penelitian - penelitian digunakan dalam penelitian ini, kriteria-
sebelumnya, ditemukan beberapa faktor yang kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
menyebabkan terjadinya fenomena price 1. Seluruh saham perusahaan dalam Indeks
reversal. Atkins dan Dyl (1990) LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek
menyimpulkan bahwa fenomena price Indonesia selama periode 2008 hingga
reversal merupakan suatu bentuk reaksi 2013.
berlebihan sedangkan Zarowin (1990) 2. Perusahaan tersebut haruslah aktif dan
menyimpulkan bahwa fenomena ini muncul konsisten setiap bulannya melakukan
karena pengaruh firm size dan bukanlah karena transaksi dan berada pada indeks LQ45
reaksi berlebihan. Selanjutnya menurut Cox selama periode 2008 hingga 2013.
dan Peterson (1994) bahwa bid-ask spread dan 3. Data yang digunakan adalah data tahunan
derajat likuiditas menjelaskan fenomena price perusahaan selama periode 2008 hingga
reversal. 2013.
Faktor lain yang mempengaruhi price 4. Pada saham kategori winner, sampel harga
reversal adalah ukuran perusahaan atau firm saham dilihat dari trend harga saham yang
size, dan likuiditas saham. naik (memiliki trend return positif) selama
Hipotesis 3 : Ukuran Perusahaan (firm size), periode 2008 hingga 2013.
dan Likuiditas Saham berpengaruh signifikan 5. Pada saham kategori loser, sampel harga
terhadap terjadinya fenomena pembalikan saham dilihat dari trend harga saham yang
harga (Price Reversal) di BEI pada Indeks turun (memiliki trend return negatif)
LQ45. selama periode 2008 hingga 2013.
Berdasarkan kriteria-kriteria diatas,
III. METODE PENELITAN ada 11 perusahaan yang memenuhi kriteria,
Penelitian ini dilakukan pada dimana 7 perusahaan merupakan perusahaan
perusahaan-perusahaan yang masuk dalam kategori winner dan 4 perusahaan kategori
Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Objek loser.
Analisis statistik yang digunakan
adalah metode regresi linear berganda, analisis Loser : (total asset dalam jutaan rupiah)
korelasi, koefisien determnasi serta perngujian Sampel penelitian pada saham
hipotesis dengan uji-t (parsial) dan uji-F kategori loser sebanyak 24 data, dengan nilai
(simultan) dengan bantuan software PASW terendah total asset sebesar Rp 5,000,000,
SPSS Statistic 18. sedangkan nilai tertinggi yaitu Rp
200,000,000 dan nilai rata-rata yaitu Rp
44,300,000 serta standar deviasi sebesar
55,570,000.
Nilai volume perdagangan terendah
pada saham loser sebanyak 17,542,000 lembar
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN saham dan nilai maksimum sebanyak
Analisisn Hasil Pengujian 1,813,089,984 lembar saham. Nilai rata-rata
Berdasarkan pada hasil pengujian data sebesar 349,000,000, serta nilai standar deviasi
dengan menggunakan SPSS, diperoleh hasil sebesar 506,700,000.
sebagai berikut: Sedangkan untuk harga penutupan
Statistik Deskriptif saham loser, diperoleh nilai terendah sebesar
Winner : (total asset dalam jutaan rupiah) Rp 815,- untuk nilai tertinggi sebesar Rp

Sampel penelitian pada saham 5,565,- untuk nilai rata-rata diperoleh sebesar

kategori winner sebanyak 42 data, dengan nilai Rp 3,116.67,- serta standar deviasi sebesar Rp

terendah total asset sebesar Rp 6,106,390, 1,572.74,-.

sedangkan nilai tertinggi yaitu Rp 733,100,000


dan nilai rata-rata yaitu Rp 152,000,000 serta Analisis Koefisien Korelasi

standar deviasi sebesar 184,296,887.65. Winner :


Nilai volume perdagangan terendah Tabel 1 Correlations
ClosedPrice
pada saham winner sebanyak 48,845,000
Pearson ClosedPrice 1.000
lembar saham dan nilai maksimum sebanyak Correlation TotalAset -.238
Volume -.278
874,779,992 lembar saham. Nilai rata-rata
Sig. (1-tailed) ClosedPrice .
sebesar 243,181,356.95, serta nilai standar TotalAset .065
Volume .037
deviasi sebesar 183,500,701.23. Dari tabel 1, dapat dilihat bahwa nilai
Sedangkan untuk harga penutupan r (pearson correlation) antara total aset dan
saham winner, diperoleh nilai terendah sebesar closed price saham winner adalah 0,238 angka
Rp 190,- untuk nilai tertinggi sebesar Rp tersebut menunjukkan bahwa korelasi antar
23,700,- untuk nilai rata-rata diperoleh sebesar dua variabel tersebut lemah. Nilai korelasi nya
Rp 7,363.33,- serta standar deviasi sebesar Rp negatif atau berlawanan, serta diperoleh
6,584.506,-. tingkat signifikansi 0,065, dimana nilai
tersebut lebih besar dari 0,05, maka dapat Nilai korelasi nya negatif atau berlawanan,
disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi atau serta diperoleh tingkat signifikansi 0,033,
hubungan antara total aset dan closed price dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05,
pada kelompok saham winner. maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
Nilai r (pearson correlation) antara korelasi atau hubungan antara volume dan
volume dan closed price saham winner adalah closed price pada kelompok saham loser.
0,278 angka tersebut menunjukkan bahwa
korelasi antar dua variabel tersebut lemah. Analisis Regresi Linier Berganda
Nilai korelasi nya negatif atau berlawanan, Winner :
serta diperoleh tingkat signifikansi 0,037,
a
Tabel 3 Coefficients
dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05,
Model
Unstandardized Standardized
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat Coefficients Coefficients
korelasi atau hubungan antara volume dan B Std. Error Beta
1 (Constant) 9771.824 1669.180
closed price pada kelompok saham winner. TotalAset -3.579E-12 .000 -.100

Loser : Volume -7.665E-6 .000 -.214


a. Dependent Variable: ClosedPrice
Tabel 2 Correlations Dari tabel 3 diatas, terlihat model
CLosedPrice
Pearson CLosedPrice 1.000
regresi untuk saham winner adalah sebagai
Correlation TotalAset .787 berikut:
Volume -.384
Sig. (1-tailed) CLosedPrice . Y = 9,771.82 - 3.579E-12X1 - 7.665E-6X2
TotalAset .000
Dari model tersebut dapat terlihat bahwa jika
Volume .032
konstanta a= 9,771.82 dimana konstanta
Dari tabel 2, dapat dilihat bahwa nilai tersebut menunjukkan bahwa ketika total aset
r (pearson correlation) antara total aset dan dan volume bernilai 0 maka closed price akan
closed price saham loser adalah 0,787 angka meningkat sebesar Rp 9,771.82.
tersebut menunjukkan bahwa korelasi antar Tanda negatif pada b1= -3.579E-12
dua variabel tersebut kuat. Nilai korelasi nya dan b2= -7.665E-6 menunjukkan bahwa
positif atau searah, serta diperoleh tingkat terdapat hubungan yang berlawanan antara
signifikansi 0,000, dimana nilai tersebut lebih closed price dan total asset serta closed price
kecil dari 0,050, maka dapat disimpulkan dan volume.
bahwa terdapat korelasi atau hubungan antara Dengan kata lain, pada saham-saham
total aset dan closed price pada kelompok winner, penurunan yang terjadi pada total aset
saham loser. dan volume perdagangan, akan menimbulkan
Nilai r (pearson correlation) antara kenaikan pada closed price (harga penutupan)
volume dan closed price saham loser adalah saham-saham winner.
0,384 angka tersebut menunjukkan bahwa
korelasi antar dua variabel tersebut lemah.
Loser : simultan atau bersama-sama akan berpengaruh
Dari tabel 4, terlihat model regresi a
Tabel 4 Coefficients
untuk saham loser adalah sebagai berikut: Model
Unstandardized Standardized
Y = 2356.05 + 2.091E-11X1 - 4.749E-7X2 Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
Dari model tersebut dapat terlihat bahwa jika
1 (Constant) 2356.050 330.116
konstanta a= 2,356.05 dimana konstanta TotalAset 2.091E-11 .000 .739
tersebut menunjukkan bahwa ketika total aset Volume -4.749E-7 .000 -.153

dan volume bernilai 0 maka closed price akan a. Dependent Variable: CLosedPrice
sebesar 3,6% pada perubahan pembalikan
meningkat sebesar Rp 2,356.05.
harga saham perusahaan winner. Sedangkan
Tanda positif pada b1= 2.091E-11,
sisanya sebesar 96,4% diwakili oleh variabel
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
searah antara closed price dan total asset, atau
Namun, jika dilihat pengaruhnya secara
pada setiap kenaikan total asset akan
mandiri, sebesar 3,3% perubahan dari ukuran
mengakibatkan kenaikan pula pada closed
perusahaan berpengaruh pada pembalikan
price pada saham-saham loser sedangkan
harga saham kategori winner. Sedangkan
tanda negatif pada b2= -4.749E-7
besarnya pengaruh likuiditas saham yaitu
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
sebesar 5,4% berpengaruh pada perubahan
berlawanan antara closed price dan volume,
pembalikan harga saham kategori winner.
atau pada saham-saham loser, penurunan yang
Loser:
terjadi pada volume perdagangan, akan
b
menimbulkan kenaikan pada closed price Tabel 6 Model Summary
R Adjusted R Std. Error of the
(harga penutupan) saham-saham loser. Model R
Square Square Estimate

1 .800a .640 .605 987.922


Analisis Koefisien Determinasi
a. Predictors: (Constant), Volume, TotalAset
Winner: b. Dependent Variable: CLosedPrice

Tabel 5 Model Summary


b Dari tabel 6 diatas dapat dilihat nilai
Model R Adjusted R Std. Error of koefisien determinasi yang diwakili oleh nilai
R Square Square the Estimate
Adjusted R square sebesar 60,5%. Nilai
1 .289a .083 .036 6464.047
Adjusted R square disini menunjukkan bahwa
a. Predictors: (Constant), Volume, TotalAset perubahan yang terjadi pada ukuran
b. Dependent Variable: ClosedPrice
perusahaan dan likuiditas saham kategori loser
Dari tabel 5 dapat dilihat nilai koefisien
secara simultan atau bersama-sama akan
determinasi yang diwakili oleh nilai Adjusted
berpengaruh sebesar 60,5% pada perubahan
R square sebesar 3,6%. Nilai Adjusted R
pembalikan harga saham kategori loser.
square disini menunjukkan bahwa perubahan
Sedangkan sisanya sebesar 39,5% diwakili
yang terjadi pada ukuran perusahaan dan
likuiditas saham kategori winner secara
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam untuk ttabel dengan derajat kebebasan sebesar
penelitian ini. 40 serta tingkat signifikansi 5% adalah 2,0211.
Namun, jika dilihat pengaruhnya secara Maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima,
mandiri, sebesar 60,1% perubahan dari ukuran Ha ditolak dalam artian bahwa hipotesis yang
perusahaan berpengaruh pada pembalikan menyatakan bahwa likuiditas saham
harga saham kategori loser. Sedangkan berpengaruh terhadap pembalikan harga
besarnya pengaruh likuiditas saham yaitu saham kategori winner ditolak (karena nilai
sebesar 10,9% berpengaruh pada perubahan thitung < dari ttabel). Serta didapat pula nilai
pembalikan harga saham kategori loser. signifikansi sebesar 0,294 hal tersebut berarti
bahwa likuiditas saham tidak mempengaruhi
Uji t pembalikan harga saham winner secara

Winner: signifikan (nilai signifikansi > dari 0,05).

a
Loser:
Tabel 7 Coefficients
a
Tabel 8 Coefficients
Model t Sig.

1 (Constant) 5.854 .000 Model t Sig.

TotalAset -.499 .620 1 (Constant) 7.137 .000


Volume -1.065 .294 TotalAset 5.357 .000
a. Dependent Variable: ClosedPrice Volume -1.109 .280
Hasil dari pengolahan SPSS diatas pada a. Dependent Variable: ClosedPrice
Hasil dari pengolahan SPSS diatas pada
tabel 7 terlihat bahwa nilai thitung untuk ukuran
tabel 8 terlihat bahwa nilai thitung untuk ukuran
perusahaan adalah 0,499, sedangkan nilai
perusahaan adalah 5,357, sedangkan nilai
untuk ttabel dengan derajat kebebasan sebesar
untuk ttabel dengan derajat kebebasan sebesar
40 serta tingkat signifikansi 5% adalah 2,0211.
22 serta tingkat signifikansi 5% adalah 2,0739.
Maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima,
Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, Ha
Ha ditolak, atau hipotesis yang menyatakan
diterima, atau hipotesis yang menyatakan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap pembalikan harga saham kategori
terhadap pembalikan harga saham kategori
winner ditolak (karena nilai thitung < dari ttabel).
loser diterima (karena nilai thitung > dari ttabel).
Serta dari tabel diatas didapat bahwa nilai
Serta dari tabel diatas didapat bahwa nilai
signifikansi ukuran perusahaan sebesar 0,620,
signifikansi ukuran perusahaan sebesar 0,000,
hal tersebut berarti bahwa ukuran perusahaan
hal tersebut berarti bahwa ukuran perusahaan
tidak mempengaruhi pembalikan harga saham
mempengaruhi pembalikan harga saham loser
winner secara signifikan (nilai signifikansi >
secara signifikan (nilai signifikansi < dari
dari 0,05).
0,05).
Hasil dari pengolahan SPSS diatas pada
Hasil dari pengolahan SPSS diatas pada
tabel 7 terlihat bahwa nilai thitung untuk
tabel 8 terlihat bahwa nilai thitung untuk
likuiditas saham adalah 1,065, sedangkan nilai
likuiditas saham adalah 1,109, sedangkan nilai kategori winner. (karena nilai Fhitung < dari
untuk ttabel dengan derajat kebebasan sebesar Ftabel serta nilai signifikansi > dari 0,05).
22 serta tingkat signifikansi 5% adalah 2,0739. Loser:
Maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, b
Tabel 10 ANOVA
Ha ditolak dalam artian bahwa hipotesis yang Model F Sig.
1 Regression 18.645 .000a
menyatakan likuiditas saham berpengaruh Residual
terhadap pembalikan harga saham kategori Total
a. Predictors: (Constant), Volume, TotalAset
loser ditolak (karena nilai thitung < dari ttabel). b. Dependent Variable: CLosedPrice

Serta didapat pula nilai signifikansi sebesar Hasil dari pengolahan SPSS diatas pada

0,280 hal tersebut berarti bahwa likuiditas tabel 10 terlihat bahwa nilai Fhitung untuk

saham tidak mempengaruhi pembalikan harga ukuran perusahaan dan likuiditas secara

saham loser secara signifikan (nilai simultan terhadap pembalikan harga saham

signifikansi > dari 0,05). kategori loser adalah 18.645, sedangkan nilai

Uji F untuk Ftabel dengan derajat kebebasan 1 (df1)


sebesar 2 dan derajat kebebasan 2 (df2)
Winner:
sebesar 21 serta tingkat signifikansi 5% adalah
b
Tabel 9 ANOVA
Model F Sig. 3,47. Begitupula, dari tabel tersebut didapat
a
1 Regression 1.771 .184 nilai signifikansi ukuran perusahaan dan
Residual
Total likuditas saham secara simultan sebesar 0,000.
a. Predictors: (Constant), Volume, TotalAset Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, Ha
b. Dependent Variable: ClosedPrice
Hasil dari pengolahan SPSS diatas pada diterima, atau dapat dikatakan bahwa ukuran
tabel 9 terlihat bahwa nilai Fhitung untuk ukuran perusahaan dan likuiditas saham secara
perusahaan dan likuiditas secara simultan bersama-sama (simultan) berpengaruh
terhadap pembalikan harga saham kategori signifikan pada pembalikan harga saham
winner adalah 1.771, sedangkan untuk nilai kategori loser. (karena nilai Fhitung > dari Ftabel
Ftabel dengan derajat kebebasan 1 (df1) sebesar serta nilai signifikansi < dari 0,05).
2 dan derajat kebebasan 2 (df2) sebesar 39 Pembahasan
serta tingkat signifikansi 5% adalah 3,24. Dari Winner
tabel tersebut didapat pula bahwa nilai Dari hasil analisis statistik dengan
signifikansi ukuran perusahaan dan likuditas menggunakan SPSS menunjukkan bahwa
saham secara simultan sebesar 0,184. Maka
pada kategori saham winner diperoleh nilai
dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, Ha
rata-rata total aset (dari 7 perusahaan dan 6
ditolak, atau dapat dikatakan bahwa ukuran
tahun periode data) sebesar Rp 152
perusahaan dan likuiditas saham secara
Triliun, dengan nilai total aset terbesar
bersama-sama (simultan) tidak berpengaruh
signifikan pada pembalikan harga saham
yaitu Rp 773,1 Triliun dan nilai terendah
sebesar Rp 6,12 Trilliun.
Nilai rata-rata volume perdagangan likuiditas saham berpengaruh pada pembalikan
saham kategori winner yaitu sebanyak harga saham. Serta disebutkan bahwa
243,181,357 lembar saham sementara volume Peningkatan likuiditas dapat menurunkan
perdagangan terbanyak sebanyak 874,779,992 derajat pembalikan harga.
lembar saham dan terendah sebanyak Untuk nilai koefisien determinasi
48,845,000 lembar saham menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi
Sedangkan untuk harga penutupan pada ukuran perusahaan dan likuiditas saham
saham winner, diperoleh nilai rata-rata sebesar kategori winner secara simultan atau bersama-
Rp 7,363.33,-, sedangkan untuk nilai tertinggi sama akan berpengaruh sebesar 3,6% pada
sebesar Rp 23,700,- dan nilai terendah sebesar perubahan pembalikan harga saham
Rp 190,-. perusahaan winner. Sedangkan sisanya sebesar
Untuk hubungan (korelasi) antar 96,4% diwakili oleh variabel lain yang tidak
variabel pada kategori saham winner antara diteliti dalam penelitian ini seperti kapitalisasi
total aset dan closed price menunjukkan pasar, bid-ask price, abnormal return dll..
bahwa tidak terdapat korelasi atau hubungan Namun, jika dilihat pengaruhnya secara
yang signifikan antara total aset dan closed mandiri, sebesar 3,3% perubahan dari ukuran
price pada kelompok saham winner (walaupun perusahaan berpengaruh pada pembalikan
derajat hubungannya lemah dan korelasinya harga saham kategori winner. Sedangkan
negatif berlawanan arah antar variabel). Hal besarnya pengaruh likuiditas saham yaitu
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebesar 5,4% berpengaruh pada perubahan
oleh Wibowo dan Sukarno (2004), dimana pembalikan harga saham kategori winner.
hasil dari penelitian tersebut tidak ditemukan Berdasarkan Hasil uji-t dan uji-F, Maka
bahwa reaksi berlebihan berhubungan dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan
dengan ukuran perusahan, baik perusahaan dan likuiditas saham baik secara bersama-
kecil maupun perusahaan besar. Hasil sama (simultan) maupun secara mandiri tidak
penelitian ini juga sejalan dengan hasil mempengaruhi pembalikan harga saham
penelitian Iswandari (2001). kategori winner secara signifikan. Hal ini
Sedangkan untuk hubungan antara sejalan dengan Penelitian Srihartati
volume perdagangan dan closed price saham Kusumawardhani (2001) yang memberikan
winner terdapat hubungan atau korelasi yang hasil bahwa reaksi berlebihan terjadi pada
lemah antar keduanya dan korelasi nya negatif saham-saham loser (saham-saham yang
atau berlawanan arah. Hal ini sejalan dengan mengalami penurunan harga secara besar-
penelitian Cox dan Peterson (1994) yang besaran), dan tidak pada saham winner
menyatakan bahwa Semakin likuid suatu (saham-saham yang mengalami kenaikan
saham, dalam arti mudah untuk ditransaksikan, harga secara besar-besaran).
maka derajat pembalikan harga yang terjadi Loser
akan semakin cepat atau dalam artian
Dari hasil analisis statistik dengan lemah dan berlawanan arah/negatif. Hal ini
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa sejalan dengan penelitian Cox dan Peterson

pada kategori saham loser diperoleh nilai (1994) yang menyatakan bahwa Semakin
likuid suatu saham, dalam arti mudah untuk
rata-rata total aset (dari 4 perusahaan dan 6
ditransaksikan, maka derajat pembalikan harga
tahun periode data) sebesar Rp 44,3 Trilliun
yang terjadi akan semakin cepat atau dalam
dengan nilai total aset terbesar yaitu Rp
artian likuiditas saham berpengaruh pada
200 Triliun dan nilai terendah sebesar Rp 5
pembalikan harga saham. Serta disebutkan
Trilliun. bahwa Peningkatan likuiditas dapat
Nilai rata-rata volume perdagangan menurunkan derajat pembalikan harga.
saham kategori loser yaitu sebanyak Nilai koefisien determinasi pada ukuran
349,000,000 lembar saham sementara volume perusahaan dan likuiditas saham secara
perdagangan terbanyak sebanyak simultan atau bersama-sama akan berpengaruh
1,813,089,984 lembar saham dan terendah sebesar 60,5% pada perubahan pembalikan
sebanyak 17,542,000 lembar saham harga saham kategori loser. Sedangkan
Sedangkan untuk harga penutupan sisanya sebesar 39,5% diwakili oleh variabel
saham winner, diperoleh nilai rata-rata sebesar lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
Rp 3,116.67,-, sedangkan untuk nilai tertinggi seperti kapitalisasi pasar, bid-ask price,
sebesar Rp 5,565,- dan nilai terendah sebesar abnormal return dll.
Rp 815,-. Namun, jika dilihat pengaruhnya secara
Untuk hubungan (korelasi) antar mandiri, sebesar 60,1% perubahan dari ukuran
variabel yang diukur dengan koefisien korelasi perusahaan berpengaruh pada pembalikan
menunjukkan bahwa korelasi antara total aset harga saham. Sedangkan besarnya pengaruh
dan closed price saham loser tersebut kuat dan likuiditas saham yaitu sebesar 10,9% pada
arah korelasi nya positif atau searah. Hal ini perubahan pembalikan harga saham kategori
sejalan dengan Penelitian DeBondt dan Thaler loser.
(1990) menyimpulkan bahwa fenomena Berdasarkan hasil uji-t Maka dapat
winner dan loser muncul karena pengaruh firm disimpulkan bahwa ukuran perusahaan
size dan bukanlah karena fenomena reaksi mempengaruhi pembalikan harga saham loser
berlebihan, karena Firm Size loser umumnya secara signifikan.
lebih kecil dari winner, Serta Zarowin (1990) Sedangkan hasil uji-t untuk likuiditas
yang menyimpulkan bahwa fenomena price saham dapat disimpulkan bahwa likuiditas
reversal muncul karena pengaruh firm size dan saham tidak mempengaruhi pembalikan harga
bukanlah karena reaksi berlebihan. saham loser secara signifikan.
Sementara untuk korelasi antara volume Hasil dari pengolahan SPSS untuk uji-F
perdagangan saham dan closed price pada yaitu ukuran perusahaan dan likuiditas saham
kelompok saham loser derajat hubungannya secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
signifikan pada pembalikan harga saham terhadap fenomena pembalikan
kategori loser. Hal ini sejalan dengan harga (price reversal), sedangkan
Penelitian Srihartati Kusumawardhani (2001) antara ukuran perusahaan yang
yang memberikan hasil bahwa reaksi
diukur dengan total aset terhadap
berlebihan terjadi pada saham-saham loser
fenomena pembalikan harga (price
(saham-saham yang mengalami penurunan
reversal) tidak ada hubungan yang
harga secara besar-besaran), dan tidak pada
signifikan. Berdasarkan hasil uji
saham winner (saham-saham yang mengalami
hipotesis, Maka dapat disimpulkan
kenaikan harga secara besar-besaran).
bahwa ukuran perusahaan dan
likuiditas saham baik secara bersama-
sama (simultan) maupun secara
V. KESIMPULAN
mandiri tidak mempengaruhi
1. Terdapat perbedaan hasil yang
pembalikan harga saham (price
signifikan antara saham-saham
reversal) kategori winner secara
perusahaan kategori winner dan loser
signifikan.
selama periode pengamatan tahun 2008
4. Pada saham-saham kategori loser
hingga 2013, hal ini dikarenakan
terdapat hubungan yang kuat dan
respon investor terhadap perubahan
searah (positif) antara ukuran
ukuran perusahaan dan likuiditas
perusahaan yang diukur dengan total
saham pada tiap kategori berbeda.
aset terhadap fenomena pembalikan
2. Hipotesis yang diterima hanya
harga (price reversal). Sementara
berlaku pada saham-saham kategori
untuk likuiditas saham yang diukur
loser dimana ukuran perusahaan
dengan volume perdagangan saham
dan likuiditas saham secara terdapat hubungan yang lemah
bersama-sama berpengaruh pada terhadap fenomena pembalikan harga
fenomena pembalikan harga (price (price reversal) dengan arah hubungan
reversal), sedangkan hal yang yang berlawanan arah/negatif.
berlawanan terjadi pada saham- Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat
saham kategori winner. disimpulkan bahwa ukuran perusahaan
3. Pada saham-saham kategori winner dan likuiditas saham secara bersama-

terdapat hubungan yang lemah sama (simultan) berpengaruh signifikan

dengan arah hubungan yang pada pembalikan harga saham kategori


loser. Namun, secara mandiri atau
berlawanan atau negatif antara
parsial hanya ukuran perusahaan yang
likuiditas saham yang diukur
mempengaruhi pembalikan harga
dengan volume perdagangan saham
saham loser secara signifikan.
5. Pada saham-saham kategori winner, diperhitungkan variabel-variabel
perubahan yang terjadi pada ukuran tersebut.
perusahaan dan likuiditas saham 2. Untuk perusahaan emiten, terjadinya
kategori winner secara simultan atau fenomena pembalikan harga saham
bersama-sama akan berpengaruh (price reversal) membuktikan bahwa
sebesar 3,6% pada perubahan harga saham belum menunjukkan harga
pembalikan harga saham (price yang sebenarnya, sehingga diharapkan
reversal). perusahaan juga tetap memfokuskan
6. Pada saham-saham kategori loser, pada peningkatan kinerja perusahaan

ukuran perusahaan dan likuiditas secara terus menerus agar investasi

saham secara simultan atau bersama- pada perusahaan emiten dapat terus

sama akan berpengaruh sebesar 60,5% dilakukan dan akan selalu

pada perubahan pembalikan harga menguntungkan bagi kedua belak

(price reversal). pihak.

7. Selain faktor-faktor yang disebutkan di 3. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan

dalam penelitian ini, kemungkinan ada dapat meneliti sampel perusahaan yang

faktor lain yang juga berpengaruh pada lebih banyak, serta periode

fenomena pembalikan harga saham penelitiannya dapat diubah menjadi

(price reversal), seperti faktor-faktor bulanan atau harian, karena

internal dan eksternal perusahaan. kemungkinan data tahunan masih


menimbulkan bias dalam hasil
VI. SARAN
penelitiannya. Dan tidak lupa bagi
1. Untuk Investor, sebaiknya lebih
peneliti selanjutnya agar meneliti
berhati-hati dalam memutuskan
variabel-variabel lain yang juga
membeli atau menjual suatu saham,
mempengaruhi fenomena pembalikan
jangan melakukan reaksi yang
harga seperti bid-ask price, ukuran
berlebihan pada seluruh informasi yang
perusahaan dengan indikator lain
diterima, karena akan berdampak pada
seperti kapitalisasi pasar dll.
terjadinya fenomena pembalikan harga
yang cukup signifikan di bursa efek.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan DAFTAR PUSTAKA
bahwa saham-saham kategori loser Buku :
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar
secara signifikan diperngaruhi oleh
Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia.
ukuran perusahaan dan likuiditas
Beaver, W.H., 1989. Financial Reporting: An
sahamnya, maka dalam proses
Accounting Revolution, Englewood Cliffs:
pengambilan keputusan investasi
NJ: Prentice-Hall Inc., second edition.
saham-saham loser dapat pula
Jogiyanto, H.M. 2008. Teori Portofolio dan De Bond, W dan R Thaler ,1990. “Does
Analisis Investasi Edisi Ketiga. Security Analysts Overreact?”, The
Yogyakarta : BPFE. American Economic Review. Volume 80.
Jurnal: Fama, F. Eugene. (1970). Efficient Capital
Apriyono, Ali dan Abdullah
Markets :A Review of Theory and
Taman.2013.Analisis Overreaction Pada
Empirical Work. The Journal of
Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa
Finance,Vol. 25, No.2,pp.383-417.
Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-
Fama, F. Eugene. (1997). Market Efficiency,
2009.Jurnal Nomina.Volume II No II.
LongTerm Return and Behavioral
Ardi, Azhar.,Kiryanto dan Dista Amalia.
Finance.Journal Of Financial Economics.
Overreaksi Pasar Terhadap Harga
Vol.49, pp. 283306.
Saham Perusahaan-Perusahaan Di
Iswandari, Lucia, 2001, “Pembalikan Harga di
Indonesia (Studi Kasus Pada Bursa Efek
Bursa Efek Jakarta”. Kompak, Nomer 3,
Indonesia).
September 2001.
Atkins, Allen B dan Edward A Dyl. 1990.
Octavio, Danes Quirira dan I Wayan Nuka
Price Reversal, Bid Ask Spreads and
Lantara.2014.Market Overreaction, Size
Market Efficiency. Journal of Financial
Effect Atau Liquidity Effect? Studi Pada
and Quantitative Analysis,
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen
December,Vol.25, No. 4, 535-547.
Strategi Bisnis dan Kewirausahaan. Vol 8
Benou, G. and Nivine Richie. 2003. The
No 1.
Reversal of Large Stock Price Declines:
Rahmawati dan Tri Suryani.2005. Over Reaksi
The Case of Large Firms. Journal of
Pasar Terhadap Harga Saham
Economics and Finance.
Perusahaanmanufaktur Di Bursa Efek
Cox, Don R dan David Peterson. 1994.Stock
Jakarta.SNA8.
Returns Following Large One Day
Susiyanto, F. Muhammad. 1997. Market's
Declines: Evidence on Short-Term
Overreaction In The Indonesian Stock
Reversals and Longer-Term
Market, Kelola, Vol.6, No.16.
Performance, The Journal of Finance,
Swandewi, Gusti Ayu Era dan I Made
March, Vol. XLIL, No. 1, 255-267
Mertha.2013. Abnormal Return
DeBondt, W.F.M., dan R.H. Thaler. 1985.
Portofolio Winner-Loser Saham
Does the Stock Market Overreact?. Jurnal
Manufaktur Di PT. Bursa Efek Indonesia.
of Finance, Vol.40 (3)
E-Jurnal Akuntansi Universitas
De Bond, W dan R Thaler ,1987, “ Further
Udayana.Bali
Evidence on Investor Overreactio and
Wibowo, Agus dan Agus Sukarno. 2004.
Stock Market Seasonality.” Journal Of
“Reaksi Pasar Berlebihan dan Pengaruh
Finance,July, 557-581
Ukuran Perusahaan Terhadap Pembalikan
Harga Saham Di Bursa Efek Jakarta”. pt-vale/annualreportdocs/Annual-
Wahana. Februari, Vol. 7. No 1: 57-73 Report-2013.pdf
Yuli, Elline dan Kirmizi. 2012.Analisis http://www.vale.com/indonesia/EN/investors
Overreaction Hypothesis Dan Pengaruh /indonesia-investors/annual-report-of-
Ukuran Perusahaan, Bid-Ask Spread, Dan pt-vale/annualreportdocs/Annual-
Likuiditas Saham Terhadap Fenomena
Report-2011.pdf
Price Reversal: (Studi Empiris pada
Perusahaan yang Terdaftar di BEI).
Pekbis Jurnal.Vol 4 No 1
Yunita, Ellya. Analisis Overreaction
Hypothesis Pada Sektor Perusahaan
Properti Dan Keuangan Yang Go Public
Di Bursa Efek Indonesia.
Zarowin, Paul. 1990. Size, Seasonality, and
Stock Market Overreaction. Journal of
Financial and Quantitative Analysis,
March, Vol. 25, No. 1: 113 – 125.

Dinawan, M.Rizkada.2007. Analisis


Overreaction Hyphothesis, Dan Pengaruh
Firm Size, Likuiditas & Bid-Ask Spread
Terhadap Fenomena Price Reversal Di
Bursa Efek Jakarta. UNDIP.Semarang

Kusumawardhani, Srihartati. 2001. Analisis


Reaksi Berlebihan, Efek Bid-Ask, Firm
Size, dan Likuiditas dalam Fenomena
Price Reversal di Bursa Efek Jakarta.
UNDIP. Semarang.

Website:
http://www.vale.com/indonesia/EN/investors
/indonesia-investors/annual-report-of-
LAMPIRAN

Saham-saham yang menjadi sample penelitian ini

Perusahaan Kategori Winner

No Kode Nama Emiten


1 ASII Astra International Tbk
2 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk
3 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
4 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
5 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
6 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
7 UNTR United Tractors Tbk

Perusahaan Kategori Loser

No Kode Nama Emiten


1 ANTM Astra International Tbk
2 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
3 INCO Vale Indonesia Tbk
4 TINS Timah (Persero) Tbk

Anda mungkin juga menyukai