Anda di halaman 1dari 16

Nama : Yogi Nur Rahmadani

NIM : C1B021005

Mata Kuliah : Seminar Manajemen Keuangan

Journal Synthesis

Price Reversal, Bid-Ask Spreads, and Market Efficiency

Allen B. Atkinks and Edward A

Journal of Finansial and Quantitative Analysis

1990

1. Background
a. Phenomenon/Event/Corporate Action
De Bondt dan Thaler (1985), (1987) meneliti tentang reaksi berlebihan di pasar
saham dengan membentuk dua portofolio, satu saham menunjukkan abnormal negative
return (“looser”) dan satu lagi menunjukkan hasil abnormal positive return (“winner”).
Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa saham-saham yang sebelumnya mengalami
kerugian cenderung mengalami keuntungan positif dalam jangka pendek yang
disesuaikan dengan kinerja pasar, sementara saham-saham yang sebelumnya mengalami
kenaikan cenderung mengalami kerugian negatif dalam jangka pendek yang disesuaikan
dengan pasar.
Hal ini menunjukan bahwa apakah pasar saham mengalami reaksi berlebihan
dalam jangka pendek dengan fokus pada saham yang mengalami perubahan harga besar
dalam satu hari perdagangan. Pandangan bahwa pasar saham, terutama dalam jangka
pendek, sangat efisien dalam menggabungkan informasi yang memengaruhi harga
(Bernstein ((1985), (807)). Zarowin (1989) menemukan bahwa pada bulan berikutnya,
portofolio saham-saham yang mengalami kerugian pada bulan sebelumnya mengungguli
portofolio saham-saham yang memperoleh keuntungan pada bulan sebelumnya sebesar
2,5 persen dengan tingkat kepercayaan (t) sebesar 10,54. Ini menunjukkan bahwa ada
perubahan signifikan dalam kinerja saham dalam jangka pendek, yang bertentangan
dengan hipotesis pasar efisien yang mengklaim bahwa harga saham mencerminkan
informasi dengan baik.
Peran bid-ask spread juga menarik mengingat penelitian terbaru yang dilakukan
oleh Keim (1989), yang menunjukkan bahwa pergeseran sistematis dari perdagangan
dengan harga bid ke perdagangan dengan harga ask mungkin sebagian menjelaskan
berbagai pola temporal dalam return saham ( misalnya, efek pergantian tahun, efek akhir
pekan, dll).
b. Reasoning choose the topic
Alasanya adalah karena masih ada perdebatan atau kesenjangan di antara
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan hasil dari penelitian De Bondt dan
Thaler yang menunjukkan adanya fenomena reaksi berlebihan di pasar saham, di
mana saham yang sebelumnya mengalami return negatif abnormal (looser) akhirnya
menghasilkan keuntungan yang signifikan, dan sebaliknya untuk saham winner.
Temuan ini menantang hipotesis pasar efisien dalam jangka pendek. Kemudian
beberapa peneliti menentang hasil tersebut dengan mmepertanyakan apakah hasil
tersebut mungkin disebabkan oleh faktor lain, seperti kesalahan pengukuran risiko,
musiman pasar saham, atau efek ukuran. Oleh karena itu, penelitian tambahan
diperlukan untuk menguji dan mendukung temuan awal ini.
c. Research Purposes
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji perilaku harga saham biasa setelah
terjadi perubahan harga yang signifikan dalam satu hari perdagangan, dan apakah
fenomena reaksi berlebihan terjadi dalam pasar saham dalam jangka pendek.
2. Literature Review
a. Theoritical Review
a) Spread Bid-Ask
Studi oleh Stoll dan Whaley (1983) dan Schultz (1983) menyatakan
bahwa pengaruh bid-ask spread penting dalam mengevaluasi potensi
perolehan abnormal return dengan mengeksploitasi anomali pasar saham yang
terlihat. Peran bid-ask spread juga menarik mengingat penelitian terbaru yang
dilakukan oleh Keim (1989), yang menunjukkan bahwa pergeseran sistematis
dari perdagangan dengan harga bid ke perdagangan dengan harga ask mungkin
sebagian menjelaskan berbagai pola temporal dalam return saham ( misalnya,
efek pergantian tahun, efek akhir pekan, dll).
b) Price Reversal
De Bondt dan Thaler (1985), (1987) meneliti tentang reaksi berlebihan
di pasar saham dengan membentuk dua portofolio, satu saham menunjukkan
abnormal negative return (“looser”) dan satu lagi menunjukkan hasil abnormal
positive return (“winner”).
c) Market Efficiency
Zarowin (1989) menemukan bahwa pada bulan berikutnya, portofolio
saham-saham yang mengalami kerugian pada bulan sebelumnya mengungguli
portofolio saham-saham yang memperoleh keuntungan pada bulan
sebelumnya sebesar 2,5 persen dengan tingkat kepercayaan (t) sebesar 10,54.
Ini menunjukkan bahwa ada perubahan signifikan dalam kinerja saham dalam
jangka pendek, yang bertentangan dengan hipotesis pasar efisien yang
mengklaim bahwa harga saham mencerminkan informasi dengan baik.

b. Previous Research/Study
No Author (Tahun) Variabel Hasil
1 De Bondt dan Asymmetric Penelitian ini menunjukkan bahwa
Thaler (1985) information, pihak yang dirugikan kemudian
Market memperoleh keuntungan positif
overreaction, yang disesuaikan dengan pasar,
Abnormal return dan bahwa pihak yang menang
kemudian memperoleh keuntungan
negatif yang disesuaikan dengan
pasar.
2 Bernstein, P. L. Market
overreaction
(1895)

3 Brown dan Penelitian ini menunjukkan bahwa


Harlow (1988) Magnitude and cara pelaku pasar bereaksi
Intensil terhadap harga yang ekstrem
bergantung pada arah perubahan
awal
4 Zarowin (1989) Size, Penelitian ini menemukan bahwa
Seasonality and adanya reaksi berlebihan pasar
Stock Market saham dalam jangka pendek.
Overreaction
5 Stoll dan Whaley Transactions Penelitian ini menyatakan bahwa
(1983) Costs and the pengaruh bid-ask spread penting
Small Firm dalam mengevaluasi potensi
Effect perolehan abnormal return dengan
mengeksploitasi anomali pasar
saham yang terlihat.
6 Schultz (1983) Transaction Penelitian ini menemukan bahwa
costs, the small investor dapat memperoleh
firm effect kelebihan pengembalian yang
disesuaikan risiko setelah biaya
transaksi dengan menahan
perusahaan kecil untuk periode
kepemilikan yang relatif singkat

c. Research gap
 De Bondt dan Thaler (1985), (1987) Hasil penelitian mereka menunjukkan
bahwa saham-saham yang sebelumnya mengalami kerugian cenderung
mengalami keuntungan positif dalam jangka pendek yang disesuaikan
dengan kinerja pasar, sementara saham-saham yang sebelumnya
mengalami kenaikan cenderung mengalami kerugian negatif dalam jangka
pendek yang disesuaikan dengan pasar.
 Beberapa peneliti selanjutnya berpendapat bahwa hasil De Bondt dan
Thaler disebabkan oleh kesalahan pengukuran risiko, musiman pasar
saham, atau efek ukuran yang terkenal, argumen-argumen ini tidak
sepenuhnya persuasif.
 Sebagian besar penelitian sebelumnya tidak mempertimbangkan biaya
transaksi dalam analisis reaksi berlebihan di pasar saham. Hal ini dapat
menjadi celah yang signifikan dalam pemahaman praktis dampak
fenomena ini pada hasil investasi dan keputusan perdagangan.
3. Hypothesis Development
 Pasar saham bereaksi positif berlebihan dalam jangka pendek
 Hubungan positif antara bid-ask spread dengan pembalikan harga saham biasa
dalam jangka pendek
 Harga saham bereaksi positif terhadap informasi baru
4. Metodhology and Research Model
a. Pemilihan Sampel
Penelitian ini menggunakan data pengembalian harian untuk semua saham
yang terdaftar di Bursa Efek New York (NYSE) dari Pusat Penelitian Harga
Keamanan (CRSP) selama periode Januari 1975 hingga Desember 1984. Pemilihan
saham NYSE selama periode ini dikaitkan dengan ketersediaan data mengenai spread
bid-ask saham NYSE. Tiga ratus hari perdagangan selama periode ini dipilih secara
acak, karena proses pemilihan acak pada dasarnya menghilangkan bias yang
disebabkan oleh pola hari dalam seminggu dan/atau bulan dalam setahun dalam
pengembalian saham biasa.
Kemudian dipilih enam saham dari perdagangan tersebut selama masing-
masing dari 300 hari perdagangan yang dipilih secara acak: tiga saham yang
menunjukkan persentase kerugian terbesar dan tiga saham yang menunjukkan
persentase kenaikan nilai terbesar.
b. Pengukuran Abnormal Returns
Peneliti menggunakan 3 pendekatan yang berbeda untuk mengukur
subsquence abnormal performance pada saham dalam sampel ini :
a) Mean Adjusted Return
Mengasumsikan bahwa return yang diharapkan untuk sekuritas tertentu, i,
sama dengan konstanta, K. Return abnormal yang diperoleh sekuritas selama
periode tertentu hanyalah perbedaan antara return yang diamati, 𝑅𝑖𝑡 dan return
yang diharapkan, 𝐾𝑖. Pengembalian return dari sekuritas 𝑖, pada hari 𝑡, 𝐴𝑖𝑡 .

b) Market and Risk-Adjusted Return


Peneliti juga menggunakan model pasar untuk mengestimasi abnormal return.
Model pasar memberikan ukuran abnormal return yang mempertimbangkan
perbedaan risiko di antara sekuritas dalam sampel peneliti dan efek fluktuasi pasar
umum selama periode yang sedang dipelajari.

Dimana 𝑅𝑖𝑡 adalah return yang diperoleh sekuritas ke-i pada hari 𝑡, 𝑎𝑖; dan 𝑏𝑖;
adalah parameter model, 𝑅𝑚𝑡 adalah return pasar pada hari 𝑡, dan 𝑒𝑖𝑡 adalah error
term. Regresi ini menggunakan data return harian dari periode waktu 60 hari yang
sama
c) Menghitung pengembalian abnormal setiap sekuritas selama periode setelah
hari terjadinya perubahan harga yang besar sebagai berikut :

Dua estimasi yang berbeda dari 𝐴𝑖𝑡, dihitung, satu menggunakan Value
weighted index dan yang lainnya menggunakan equal weighted index. Abnormal
return harian yang dihitung dengan menggunakan dua ukuran model pasar
(masing-masing dengan indeks tertimbang nilai dan tertimbang sama) dan ukuran
mean-adjusted return disajikan kembali pada bagian berikut.
5. Data Analysis or Finding Result
a. Stock Market Overreaction (did the looser overreact did the winner overreact)
Pada Grafik 1 hari t = 0, saham-saham yang kalah mengalami perubahan harga
rata-rata yang tidak normal sekitar 10,2 persen. Besarnya pembalikan harga yang
terjadi dalam dua hari berikutnya adalah sekitar 2,26 persen, yang setara dengan
sekitar 22 persen dari penurunan harga awal (yaitu, 2,26 dibagi oleh 10,2).
Pengembalian abnormal kumulatif yang diperoleh oleh saham-saham yang
mengalami kenaikan harga besar selama satu hari perdagangan ditunjukkan pada
Gambar 2 untuk periode sekitar hari kenaikan harga. Pada hari sebelum kenaikan
harga (t = 0), tidak terlihat abnormal return positif atau negatif. Namun, setelah itu,
tidak ada abnormal return positif yang terjadi, tetapi terdapat sejumlah abnormal
return negatif yang terlihat selama sekitar tujuh hari perdagangan setelah hari
kenaikan harga. Meskipun ada abnormal return negatif, tidak ada bukti signifikan
adanya pembalikan harga seperti yang terlihat pada Gambar 1 untuk kelompok yang
merugi.
Penelitian ini menunjukkan bukti yang kuat bahwa pasar saham cenderung
bereaksi berlebihan terhadap berita buruk, terutama dalam jangka pendek. Terdapat
juga bukti yang lebih lemah bahwa pasar saham bereaksi berlebihan terhadap kabar
baik. Temuan ini konsisten dengan temuan penelitian sebelumnya yang menguji
reaksi berlebihan pasar saham dalam jangka waktu yang lebih panjang, seperti
penelitian oleh De Bondt dan Thaler (1985) serta Brown dan Harlow (1986).

b. Price Reversal and Bid-Ask Spread

Saham dengan spread lebih kecil dari 2 persen; saham dengan spread dari 2
persen hingga 5 persen; dan saham dengan spread lebih besar dari 5 persen. Rata-rata
spread bid-ask untuk kelompok-kelompok ini masing masing adalah 1,20 persen, 3,11
persen, dan 8,53 persen

Karena bid-ask spread untuk saham-saham dalam sampel peneliti relatif besar
dibandingkan dengan abnormal return yang peneliti amati setelah perubahan harga
yang besar, para arbitrageur tidak dapat mengambil untung dari pembalikan harga
yang terjadi pada hari t = l. Meskipun pasar tampaknya bereaksi berlebihan, namun
bukan bentuk lemah yang tidak efisien. Abnormal return yang peneliti amati pada hari
t = l tampaknya tidak disebabkan oleh bid-ask spread.
Apakah Pembalikan Harga Disebabkan oleh Bid-Ask Spread?

Meskipun hubungan antara abnormal return dan bid-ask spread secara statistik
signifikan sebagaimana diukur dengan f-statistik untuk koefisien, R2 yang
disesuaikan sangatlah kecil. Kami menafsirkan temuan terakhir ini sebagai bukti
bahwa abnormal return tidak disebabkan terutama oleh pergerakan dari harga bid ke
harga ask, atau sebaliknya. Jika ya, besarnya bid-ask spread akan menjelaskan
persentase variasi yang lebih tinggi yang teramati dalam ukuran abnormal return
harian individual.
6. Conclusion and Managerial Implication
Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah ada reaksi berlebihan di pasar
saham dalam jangka pendek. Hal yang membedakan penelitian ini dari penelitian
sebelumnya adalah penggunaan sampel saham yang memungkinkan pelaku pasar
untuk bertindak dengan cepat (yaitu, membeli atau menjual pada t = 1), yang lebih
mencerminkan situasi pasar sebenarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saham-
saham yang mengalami penurunan harga yang signifikan (looser) selanjutnya
mengalami keuntungan abnormal yang signifikan. Ini diinterpretasikan sebagai tanda
bahwa perubahan harga awal adalah reaksi berlebihan terhadap informasi. Selain itu,
penelitian juga menemukan bahwa saham-saham yang mengalami kenaikan harga
yang besar (winner) kemudian mengalami return abnormal yang negatif, meskipun
besarnya reaksi berlebihan lebih kecil dibandingkan dengan pecundang.
Temuan-temuan ini, baik yang berkaitan dengan winner maupun looser
mendukung penjelasan yang diajukan oleh De Bondt dan Thaler (1985) mengenai
irasionalitas investor yang cenderung memberikan terlalu banyak bobot pada
peristiwa terbaru. Mereka berpendapat bahwa efek psikologi, seperti kecenderungan
untuk terlalu memperhatikan peristiwa baru-baru ini, dapat memengaruhi harga
saham. Namun, penelitian ini juga mencatat bahwa ketika biaya transaksi (spread bid-
ask) diperhitungkan, para pedagang mungkin tidak dapat memperoleh keuntungan
dari pembalikan harga yang diamati. Ini mengarah pada kesimpulan bahwa pasar
dapat dianggap efisien dalam jangka pendek ketika biaya transaksi dipertimbangkan.
Do Stockmarket ‘Losers’ Win More Than ‘Winners’ Lose?
Gishan Dissanaike
Journal Applied Economics Letters
1996

1. Background
a. Phenomenon/Event/Corporate Action
Sebuah dekade yang lalu, pada tahun 1985 dan 1987, De Bondt dan Thaler
melakukan penelitian yang menemukan adanya pembalikan harga saham jangka
panjang yang dapat diprediksi di Amerika Serikat. Mereka menyimpulkan bahwa
saham yang sebelumnya berkinerja buruk dalam jangka panjang mampu mengungguli
saham yang sebelumnya berkinerja baik dalam jangka waktu yang sama. Temuan ini
segera menjadi topik kontroversi dalam bidang Ekonomi Keuangan.Salah satu poin
yang paling kontroversial dalam temuan ini adalah bahwa pembalikan harga lima
tahun untuk saham yang sebelumnya berkinerja buruk lebih signifikan daripada yang
berkinerja baik, dengan hasil sekitar +30% dibandingkan dengan -10%. Penelitian
lain yang dilakukan oleh Atkins dan Dyl pada tahun 1990 serta Lehmann pada tahun
1990 juga menemukan pola asimetris serupa dalam studi mengenai pembalikan harga
jangka pendek. Temuan mengenai pembalikan harga dalam jangka panjang dan
jangka pendek ini mendorong Merton pada tahun 1987 untuk berpendapat bahwa
asimetri tersebut memunculkan keraguan dalam bukti empiris yang mendukung
hipotesis reaksi berlebihan di pasar saham.
b. Reasoning choose the topic
Alasan pemilihan topik karena perdebatan mengenai temuan De Bondt dan
Thaler mengenai pembalikan harga saham telah menjadi isu yang signifikan dalam
Ekonomi Keuangan. Temuan ini telah memicu perdebatan panjang tentang apakah
pasar saham selalu efisien atau jika ada reaksi berlebihan dalam perilaku harga saham.
Dalam hal ini, penelitian ini mencoba untuk menguji temuan tersebut di konteks
Inggris dan menggunakan pendekatan metode yang berbeda dengan mengusulkan
Koefisien Pembalikan sebagai pengukuran alternatif. Penelitian ini penting karena
temuan mengenai reaksi berlebihan di pasar saham memiliki dampak signifikan pada
pemahaman perilaku investor dan bagaimana harga saham berkembang. Hasil dari
penelitian ini bisa membantu dalam merinci apakah asimetri dalam pembalikan harga
benar-benar terjadi dan apakah koefisien pembalikan bisa memberikan pandangan
yang berbeda.
d. Research Purposes
 Mengetahui pola pengembalian asimetris yang ditemukan dalam penelitian AS
juga berlaku untuk pasar saham Inggris? Dalam hal ini, penelitian ingin
menentukan apakah temuan De Bondt dan Thaler dapat diterapkan secara
internasional di pasar saham lainnya.
 Mengetahui apakah pembalikan harga saham bagi kelompok yang looser lebih
lemah dibandingkan pembalikan harga bagi yang winner?
 Membandingkan metode pengukuran alternatif yang diusulkan oleh Dissanaike
dan melihat apakah keduanya mengarah pada temuan yang serupa.
2. Literature Review
a. Theoritical Review
De Bondt dan Thaler melakukan penelitian yang menemukan adanya
pembalikan harga saham jangka panjang yang dapat diprediksi di Amerika Serikat.
Mereka menyimpulkan bahwa saham yang sebelumnya berkinerja buruk dalam
jangka panjang mampu mengungguli saham yang sebelumnya berkinerja baik dalam
jangka waktu yang sama (1985 dan 1987).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Atkins dan Dyl pada tahun 1990 serta
Lehmann pada tahun 1990 juga menemukan pola asimetris serupa dalam studi
mengenai pembalikan harga jangka pendek.
Merton pada tahun 1987 untuk berpendapat bahwa asimetri tersebut
memunculkan keraguan dalam bukti empiris yang mendukung hipotesis reaksi
berlebihan di pasar saham.

b. Previous Research/Study
No Author (Tahun) Variabel Hasil
1 De Bondt dan Asymmetric Penelitian ini menunjukkan bahwa
Thaler (1985) information, pihak yang dirugikan kemudian
Market memperoleh keuntungan positif
overreaction, yang disesuaikan dengan pasar,
Abnormal return dan bahwa pihak yang menang
kemudian memperoleh keuntungan
negatif yang disesuaikan dengan
pasar.
2 Cox dan Peterson Perilaku return, Penelitian ini menguji perilaku
(1994) Bid ask spread, return sekuritas yang mengikuti
Pembalikan penurunan besar dalam satu hari.
harga, Market Hasil penelitian ini menunjukkan
overreaction bahwa bid ask spread menjelaskan
pembalikan harga dalam jangka
pendek. Dalam hal ini peneliti
tidak menemukan bukti yang
konsisten dengan hipotesis reaksi
berlebihan.

3 Atkins dan Dyl Perilaku return Penelitian ini melakukan


(1990) saham, Market pengujian mengenai reaksi
overreaction berlebihan jangka pendek dan
perilaku return saham setelah satu
hari perubahan besar harga saham.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perubahan harga yang
terjadi merupakan suatu bentuk
reaksi berlebihan atau
overreaction.

4 Lehmann (1990) Return saham, Penelitian ini menunjukkan bahwa


Keuntungan saham "pemenang" dan
arbitrase, Bid "pecundang" dalam periode satu
ask spread minggu mengalami pembalikan
return yang cukup besar pada
minggu berikutnya dengan cara
yang mencerminkan keuntungan
arbitrase secara jelas dan mampu
bertahan setelah koreksi untuk bid-
ask spread dan biaya transaksi
yang masuk akal

d. Research gap
 De Bondt dan Thaler (1985, 1987) mengklaim telah menemukan bukti
pembalikan harga saham jangka panjang yang dapat diprediksi di AS. Mereka
mengamati bahwa para looser (jangka panjang) sebelumnya mengungguli para
winner sebelumnya, sebuah temuan yang sejak itu menjadi salah satu isu paling
kontroversial dalam Ekonomi Keuangan.
 Namun, dalam makalahnya baru-baru ini, Dissanaike (1996) menantang anggapan
umum bahwa pembalikan harga saham bagi pihak yang kalah lebih kuat
dibandingkan bagi pemenang. Dia berargumentasi bahwa kriteria yang digunakan
untuk menilai kekuatan pembalikan – yaitu return periode pengujian – tidak dapat
diandalkan karena cenderung melebih-lebihkan pentingnya pembalikan bagi pihak
yang kalah dibandingkan dengan pihak yang menang.
3. Hypothesis Development
 Pola pengembangan penelitian inggris dalam simetris yang diamati
 Membandingkan pengembalian harga pada kelompok looser lemah
dibandingkan dengan kelompok winner.
 Kedua varian koefisien pembalikan yang disarankan oleh dissnaike secara
umum menghasilkan kesimpulan serupa.
4. Metodhology and Research Model
a. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada metode "beli
dan tahan" (buy and hold, BH) untuk menghitung pengembalian periode
pengujian. Metode ini adalah salah satu pendekatan paling sederhana dan umum
digunakan dalam penelitian reaksi berlebihan di pasar saham. Peneliti
mengasumsikan bahwa mereka membeli saham pada awal periode pengujian dan
memegangnya hingga akhir periode pengujian tanpa melakukan perdagangan atau
perubahan portofolio selama periode tersebut. Dengan kata lain, mereka hanya
memonitor kinerja saham yang dibeli pada awal periode dan mengukur
pengembalian yang dihasilkan pada akhir periode. Ini mencerminkan pendekatan
pasif di mana investor hanya membeli saham dan membiarkannya berkembang
seiring waktu.

(1)

(2)

(3)

b. Menghitung koefisien pembalikan untuk masing-masing sekuritas dalam suatu


portofolio dan kemudian meratakan koefisien pembalikan tersebut untuk
mendapatkan koefisien pembalikan portofolio. Dalam konteks ini, koefisien
pembalikan mengacu pada pengukuran yang digunakan untuk menilai kekuatan
pembalikan harga saham.
5. Data Analysis or Finding Result

a. Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan menarik. Pertama, rata-rata


pengembalian yang disesuaikan pada portofolio looser lebih tinggi, yaitu sekitar
67%, sementara pengembalian yang sesuai pada portofolio winner lebih rendah,
yaitu sekitar -58,3%. Hasil ini mencerminkan temuan serupa dalam penelitian di
AS, di mana rata-rata keuntungan portofolio looser melebihi pengembalian mutlak
pada portofolio winner. Namun, asimetri dalam pengembalian tidak begitu
mencolok seperti yang diamati dalam penelitian AS, dan hasilnya bervariasi di
seluruh periode pengujian.
b. Koefisien pembalikan portofolio menunjukkan bahwa pembalikan harga bagi para
pemenang jauh lebih kuat daripada bagi para pecundang, konsisten dengan
temuan Dissanaike (1996). Dengan kata lain, para pecundang cenderung
mendapatkan kembali sekitar 8,5% dari nilai yang hilang selama periode
pemeringkatan, sementara para pemenang tampaknya kehilangan sekitar 33% dari
nilai yang mereka peroleh selama periode tersebut.
6. Conclusion and Managerial Implication
Kesimpulan penelitian ini adalah untuk menjawab tiga pertanyaan, dan temuan
yang jelas:
 Pola pengembalian asimetris yang didokumentasikan dalam penelitian di AS juga
ditemukan di Inggris, namun dampaknya tentu saja tidak terlalu mencolok seperti
yang diamati dalam penelitian di AS.
 Menemukan dukungan terhadap dugaan bahwa pembalikan harga bagi pemenang
lebih kuat dibandingkan pembalikan harga bagi yang kalah.
 Kedua varian koefisien pembalikan t ampaknya memberikan hasil yang sangat
mirip.Hasil kami memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai sifat
pembalikan

Anda mungkin juga menyukai