Anda di halaman 1dari 5

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

RPS 5
RINGKASAN DAN REVIEW ARTIKEL

OLEH:

KELOMPOK IV

Ida Bagus Nyoman Ramartha Putra (1981611033/02)


Ni Komang Cahyani Purnaningsih (1981611051/20)
Ni Made Fikiyaya Anjani Dewantari (1981611055/24)
Ni Putu Wina Purnama Dewi (1981611058/27)
A.A. Sagung Nur Ardiani (1981611059/28)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020

REVIEW ARTIKEL INTERNASIONAL

Judul : Larger Return to Cash Acquisitions: Signaling Effect or Leverage


Effect?
Penulis : Ken C. Yook
Sumber : The Journal of Business, Vol. 76, No. 3, pp : 477-498. Tahun 2003.

1. Fenomena/Latar Belakang Masalah


Artikel ini menginvestigasi signaling theory dan the benefit of debt theory
untuk menjelaskan return/pengembalian yang lebih tinggi bagi penawar yang
menawarkan cash/tunai daripada saham, dengan menggunakan Standard and Poor’s
debt rating changes dan leverage change effects. Penelitian sebelumnya
memeriksa peranan dari metode pembayaran dalam menjelaskan pengembalian yang
diumumkan kepada perusahaan penawar dalam akuisisi dan ditemukan perbedaan
yang signifikan antara transaksi tunai dan saham.

2. Rumusan Masalah
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah signaling effect
dan leverage changes berpengaruh terhadap reaksi pasar?

3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah signaling effect dan
leverage changes berpengaruh terhadap reaksi pasar.

4. Landasan Teori
Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut :
a) Signaling Theory, merupakan grand theory yang digunakan. Teori signal
memandang pasar uang tidak sepenuhnya efisien karena ketika terdapat
suatu asimetris informasi antara manajemen dan pasar, memungkinkan bagi

1
seorang manajer untuk memilih kebijakan keuangan untuk mengumpulkan
informasi positif yang ada di pasar.
b) The Benefit of Debt Theory, dimana perbedaan yang paling mendasar antara
akuisisi saham dan cash adalah dalam akuisisi cash pada saat penawar
membayarkan uang, oleh karena itu ia mengikatkan dirinya sendiri untuk
membayar aliran uang dimasa depan, atau menggunakan simpanan yang
memiliki likuiditas tinggi.

5. Studi Empiris Sebelumnya


Adapun hasil penelitian sebelumnya yang terdapat pada penelitian ini, yaitu
Wansley, Lane, dan Yang (1983, 1987), Asquith, Bruner dan Mullins (1987),
Travlos (1987), Franks, Harris dan Mayer (1988), Brown dan Ryngaert (1991),
melaporkan bahwa pengembalian pada bidders cenderung negatif signifikan dalam
akuisisi saham dan meningkat positif namun tidak signifikan dalam akuisisi kas.
Bukti empiris ini memberikan kesimpulan bahwa pemilihan media pertukaran
memiliki signifikansi ekonomi.
Jung, Kim, dan Stulz (1996), menyatakan bahwa perusahaan dengan peluang
investasi yang berharga lebih mungkin untuk menerbitkan saham dan reaksi pasar
terhadap masalah ekuitas lebih menguntungkan bagi perusahaan dengan peluang
investasi yang berharga.
Kaplan dan Weisbach (1992), Healy, Palepu, dan Ruback (1997), dan
Maquieira, Megginson, dan Nail (1998), memprediksi bahwa sinergi operasi yang
nyata hanya akan dibuat dalam akuisisi nonconglomerate.
Jensen (1986, 1988), Harris dan Raviv (1990), dan Stulz (1990)
mengembangkan pemikiran baru untuk pinjaman yaitu benefits of debt dalam
mengurangi masalah keagenan dan memantau efisiensi manajer dengan free cash
flow harus dibayarkan kepada pemegang saham jika perusahaan mampu
memaksimalkan nilai bagi pemegang saham.
Maloney, McCormick, dan Mitchell menyimpulkan bahwa debt meningkatkan
pengambilan keputusan manajerial. Grifon dan Sanvicente (1982), Holthausen dan

2
Leftwich (1986), Ederington, Yawitz, dan Roberts (1987), Hsueh dan Kidwell
(1988), dan Tangan, Holthausen, dan Leftwich (1992), secara konsisten menemukan
bahwa harga saham bereaksi negatif terhadap penurunan peringkat rating obligasi,
sementara penelitian lainnya mengasilkan respon harga yang secara statistik tidak
signifikan

6. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan kajian empiris yang telah diuraikan maka dirumuskan
dua hipotesis yaitu :
a) H1 : Efek signaling menyatakan bahwa urutan dari abnormal return yang
tinggi akan menjadi kelompok yang mengalami peningkatan peringkat
(terbesar), kelompok yang tidak mengalami perubahan dan kelompok yang
mengalami penurunan peringkat (terkecil).
b) H2 : Efek keuntungan hutang memprediksi abnormal return dalam urutan
yang sebaliknya: Kelompok yang mengalami penurunan peringkat, kelompok
yang tidak mengalami perubahan, dan kelompok yang mengalami
peningkatan peringkat.

7. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data purposive sampling
dimana perusahaan sampel diambil dari Compustat Industrial Research File untuk
semua delisting disebabkan oleh akuisisi selama periode 1985-1996.
Return saham abnormal dan statistik lainnya dihitung menggunakan metodologi
studi kasus standar yang dikembangkan oleh Brown dan Warner (1985). Dalam
menerapkan metode ini, parameter model pasar dihitung menggunakan regresi
ordinary least square untuk masing-masing return perusahaan terhadap indeks nilai
rata-rata CRSP diatas interval 225 hari dimulainya pada hari perdagangan -301 dan
berakhir pada hari 46. Return abnormal kumulatif dua hari (t = -1 sampai 0)
digunakan untuk mengukur pengaruh pengumuman. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah a cross-sectional ordinary least-squares regression.

3
8. Hasil dan Kesimpulan Penelitian
Hasil uji hipotesis pada akuisisi kas adalah seluruh kas perusahaan tender
mengalami return negatif pada -0.71% yang mana hasilnya tidak siginifikan (Z=
-0.81). Abnormal return pada unchanged group menunjukkan angka -1.21%
sedangkan pada downgraded group menunjukkan angka -0.09%. Downgraded group
yang memiliki free cash flow hasilnya 1.14% yang signifikan pada Z=1,67 sedangkan
yang tidak memiliki free cash flow hasilnya -0.78% dimana Z= -1.09 yang tidak
signifikan.
Hasil hipotesis pada akuisisi saham adalah rata-rata kumulatif abnormal return
pada seluruh perusahaan tender adalah -1.51% yang mana signifikan pada level 0.05
(Z= -2.11). Abnormal return pada upgraded group adalah 2.32% pada Z= 2.08 dan
downgraded group adalah -4.61% pada Z= -3.91 sedangkan pada unchanged group
adalah -1.62% pada Z= -1.96.
Hasil menunjukkan bahwa return lebih besar daripada akuisisi kas, akuisisi
saham sebagian besar direalisasikan oleh perusahaan yang penawaran peringkat utang
terkecil. Return secara signifikan lebih besar untuk kelompok terkecil adalah
konsisten dengan prediksi dari benefit of debt theory.
Ketika penawar diklasifikasikan menurut metode pembayaran dan utang,
peringkat perubahan, menurunkan penawar kas mendapatkan rata-rata return lebih
besar dari penawar dengan peringkat utang tidak berubah. Hal ini konsisten dengan
prediksi benefit of debt theory tetapi bertentangan dengan signaling theory.
Analisis regresi menemukan bahwa variabel ukuran adalah positif dan
signifikan pada tingkat 0.04 dalam kelompok kas. Tanda positif mengindikasikan
bahwa return penawar tender meningkat dengan ukuran target. Sedangkan variabel
ukuran pada kelompok saham adalah negatif walaupun kekuatan penjelas pada
marjinal terbaik yang mana indikasi target kecil berasosiasi dengan return peserta
tender.

Anda mungkin juga menyukai