REVIEW
Ika Indriasari1)
Sugiarto
Keywords: Abstract
efficient markets, This study examined the form of the critical review of market
anomalies, day of anomalies as one form of the phenomenon in the equity markets. On
the week effect, anomalies found some matters that should not be there when it is
Monday effect, considered that there is a really efficient market. So that here is an
January effect event can be exploited by investors to earn abnormal returns. One of
the anomalies in the stock market is seasonal anomalies. This study
sought to examine the efficient market and several studies in several
countries that have done the seasonal anomalies, either the day of
the week effect, Monday effect or the January effect.
harga saham yang sudah terjadi tidak aktif, dengan maksud untuk memperoleh
dapat dipergunakan untuk return yang lebih tinggi dibandingkan
memprediksi harga saham saat ini, investor lainnya. Investor akan
sehingga strategi perdagangan menggunakan analisis teknikal,
dengan memanfaatkan dasar fundamental atau gabungan diantara
hubungan historis tidak dapat keduanya. Dengan analisis teknikal,
menghasilkan abnormal return bagi investor mempercayai bahwa pola-pola
investor. pergerakan harga saham di masa datang
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat akan diketahui. Hal ini sebenarnya
(semi strong form efficiency), adalah bertentangan dengan konsep pasar efisien
jika harga saham s ecara penuh yang menyatakan bahwa informasi masa
mencerminkan semua informasi lalu telah tercermin dalam harga saham.
yang dipublikasikan, sehingga Strategi investasi yang tepat
investor tidak akan memperoleh menurut Jones (2004) dapat berupa strategi
abnormal return hanya dengan pemilihan saham, rotasi sektor dan market
memanfaatkan informasi publik timing. Strategi pemilihan saham adalah
seperti pengumuman laba dan strategi investor dengan cara melakukan
dividen, pengumuman merger, seleksi untuk mendapatkan saham terbaik
pemecahan saham dan pengumuman dengan berdasarkan pada analisis
-pengumuman lainnya. fundamental. Strategi ini merupakan
3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong strategi yang paling rasional dan populer.
form efficiency), yaitu harga saham Strategi lainnya, yaitu strategi rotasi sektor
mencerminkan semua informasi dapat dilakukan oleh investor melalui dua
yang tersedia, baik informasi privat cara (Tandelilin dalam Alteza, 2007) yaitu:
maupun yang dipublikasikan. Dalam (1) melakukan investasi pada saham-saham
bentuk efisiensi ini, tidak akan ada yang bergerak pada sektor tertentu untuk
investor yang memperoleh abnormal mengantisipasi pergerakan siklis ekonomi
return hanya karena memiliki di kemudian hari, dan (2) melakukan
informasi privat. Pada efisiensi kuat modifikasi terhadap bobot portofolio saham
ini, pasar modal seperti pasar lelang -saham pada sektor industri yang berbeda-
ideal karena harga akan selalu wajar beda. Strategi ketiga, yaitu strategi market
dan tidak ada investor yang mampu timing . Strategi ini dilakukan dengan cara
memperkirakan dengan baik aktif mengamati pergerakan di pasar
mengenai harga saham. saham sehingga dapat menentukan waktu
yang tepat untuk masuk pasar dan keluar
Pada pasar efisien, investor yang dari pasar untuk memperoleh return yang
tidak percaya terhadap pasar efisien akan lebih baik, atau menghindari kerugian.
cenderung melakukan strategi perdagangan Investor yang mempercayai
perdagangan pasar yang terjadi pada yang bisa negatif. Jika terjadi
pasar modal, dan dapat berupa pada masa sekitar pergantian
anomali-anomali di bawah ini: tahun maka disebut pula turn
a. January effect, yaitu anomali off the year effect.
yang menunjukkan bahwa Secara umum, banyak peneliti yang
return di bulan Januari telah menyelidiki kejadian seputar
ditemukan cenderung lebih seasonal anomali , misalnya mengenai
tinggi dibandingkan bulan fenomena pendapatan akhir pekan
lain. Hal ini lebih besar terjadi (weekend effect) yang menunjukkan adanya
pada perusahaan kecil dan pendapatan negatif setelah akhir pekan.
pada lima hari pertama Pendapatan negatif ini diperkirakan karena
perdagangan di awal bulan. adanya efek penyelesaian dan kesalahan
b. Holiday effect, yaitu adanya pengukuran. Diungkap pula, bahwa
kecenderungan bahwa return pendapatan negatif sesungguhnya terjadi
saham pada satu hari selama periode non-perdagangan.
menjelang libur dan return Fenomena lainnya adalah January effect,
saham sehari setelah libur yang menunjukkan adanya kecenderungan
lebih tinggi jika dibandingkan kenaikan harga sekuritas di bulan Januari,
pada hari biasa. khususnya di hari-hari pertama
c. Intraday effect, yaitu adanya ( Levy,1996), efek day of the week, day of
perbedaan return saham pada the month, juga holidays effect. penelitian
suatu jam perdagangan seputar anomali tersebut juga telah
tertentu pada hari yang sama. dilakukan oleh banyak peneliti di berbagai
d. The day of the week effect. negara (misalnya Kohers dan Kohli, 1991;
Yaitu perbedaan hari Lee dan Chang,1988 dll)
perdagangan yang Meskipun telah diteliti cukup lama
berpengaruh terhadap pola dan dilakukan di berbagai negara, hasil
return saham dalam sepekan. yang disimpulkan dari masing-masing
Kasus yang biasa terjadi pada penelitian menunjukkan perbedaan (Kohers
jenis anomali ini adalah dan Kohli, 1991). Perbedaan-perbedaan
Monday effect dan weekend hasil penelitian ini menunjukkan adanya
effect. peluang yang masih terbuka luas untuk
e. Turn of the month effect. menggali lebih dalam mengenai fenomena
Anomali yang terjadi dimana anomali pasar modal seasonal tersebut,
tingkat pengembalian pada khususnya yang terjadi pada pasar modal di
awal bulan selalu lebih tinggi Indonesia. Schwert (2003) dalam Cooper
atau positif jika dibandingkan dan Ovtchinnikov (2006) menyatakan
pengembalian akhir bulan bahwa anomali lain seperti weekend effect
dan weekday effect terbukti makin mengecil populer bagi penelitian pasar modal pada
hingga menjadi kurang signifikan untuk tahun 1980an. Dalam upaya meneliti
tahun 2002. Namun, tidak demikian weekend effect ini Dyl dan Maberly telah
dengan January effect. Temuan ini mempelajari beberapa penjelasan yang
menunjukkan bahwa dinamika yang ada mungkin menjadi penyebab fenomena
pada pasar modal dapat menyebabkan tersebut, dan termotivasi untuk
perubahan-perubahan reaksi investor yang menemukan penyebab sesungguhnya dari
memungkinkan untuk menjadi pemicu weekend effect.
terjadinya anomali di pasar modal. Pada penelitian ini Dyl dan Maberly
Selanjutnya akan dibahas mengenai (1988) menetapkan dua hipotesis yang
beberapa penelitian yang telah ada seputar akan diuji, yaitu H1 : berita baik dengan
anomali musiman di pasar modal. Hal ini berita yang kurang baik adalah sama
dimaksudkan sebagai suatu bentuk telaah (seimbang) untuk masing-masing periode
terhadap hasil yang telah ditemukan oleh non-perdagangan dan H2 yang menyatakan
berbagai riset mengenai anomali, yang bahwa hasil yang kurang baik dan hasil
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik secara seragam didistribusikan
bagi penelitian sejenis di masa datang. selama hari-hari dalam sepekan. Dari
Penelitian ulang yang akan datang ini pengujian yang dilakukan, hipotesis satu
dimaksudkan untuk melengkapi temuan- sebagian ditolak, berarti bahwa pada
temuan sebelumnya dan mencoba periode non perdagangan terdapat
menemukan bukti baru seputar anomali perbedaan untuk berita baik dan berita
pasar modal khususnya di Indonesia, kurang baik, yang ditemukan pada sebagian
mengingat bahwa dinamika pasar modal sampel. Namun, peneliti tidak bisa
terus berlangsung dan fungsi utama dari menolak mengenai kemungkinan bahwa
pasar modal adalah menjaga kontinuitas ada kemungkinan informasi yang sama
pasar dan menciptakan harga efek yang untuk periode non perdagangan yang lain
wajar (Nuryanti, 2007), diharapkan bukti selama seminggu.
yang diperoleh dari temuan-temuan Hipotesis kedua, ditemukan ada hasil
penelitian terbaru ini akan memberikan yang kuat bahwa informasi yang kurang
kontribusi yang berarti bagi pasar modal di baik tidak secara merata didistribusikan
Indonesia. selama sepekan, meskipun tidak terdapat
bukti bahwa informasi yang baik juga tidak
Weekend Effect terdistribusi dengan merata. Bukti dari
Dyl dan Maberly (1988) telah penelitian ini menunjukkan bahwa ada
melakukan suatu penelitian mengenai kejadian yang tidak biasa dari informasi
anomali yang dikenal sebagai fenomena secara umum dan dari informasi yang
akhir pekan ( weekend phenomenon/ kurang baik secara khusus , yang muncul
weekend effect ) yang manjadi topik pada saat akhir pekan. Fenomena ini
separuh dari periode perdagangan kembali terjadinya penjualan dengan kerugian pajak
untuk hari-hari lain dalam suatu pekan di pada akhir tahun dan pengaruh tersebut
Korea. terkait dengan tingginya return selama
Pada penelitian ini ada tiga hipotesis periode non-perdagangan di Januari.
yang akan diuji:1).Terdapat hubungan Untuk pola pekanan, dalam penelitian
negatif antara ukuran perusahaan dengan ini dilakukan dengan menguji sepuluh
pendapatan harian saham di Korea ukuran portofolio. Ditemukan bahwa secara
2).Terdapat perbedaan return saham pada rata-rata, mean terendah penutupan-ke-
bulan January dibandingkan bulan-bulan penutupan terjadi pada pendapatan hari
lainnya pada pasar saham di Korea dan Selasa, dan mean tertinggi penutupan-ke-
3).Terdapat perbedaan return saham pada penutupan terjadi pada hari perdagangan
hari tertentu pada satu pekan pada pasar terakhir pada satu pekan, yaitu Sabtu.
saham di Korea Sedangkan rata-rata pada periode
Hasil pengujian menunjukkan bahwa perdagangan terenah terjadi pada hari
perusahaan yang kecil di Korea, rata-rata Senin, dan rata-rata tertinggi periode
menerima return harian yang lebih tinggi perdagangan terjadi pada hari Sabtu untuk
dibandingkan perusahaan besar. Hal ini hampir keseluruhan portofolio.
diindikasikan karena perusahaan kecil Hasil pengujian secara umum
kurang berisiko dibandingkan perusahaan menunjukkan bahwa dengan kondisi
besar. Bukti adanya hubungan negatif Korea yang tertutup dalam hubungan
antara ukuran perusahaan dengan return ekonomi dengan Amerika, pasar modal
harian ini juga tidak diperoleh di pasar Korea dirasa memiliki kondisi musiman
Amerika. Dari pengujian oleh Cohen, independen yang kecil. Persepsi anomali di
Hawawini, Maier, Schwartz dan Whitcomb Korea,dengan bukti internasional
beta, juga menunjukkan adanya perbedaan sebelumnya pada literatur,
antara ukuran portofolio, namun terlalu mengindikasikan bahwa anomali adalah
kecil untuk menjelaskan besarnya return fenomena umum diseluruh dunia.
abnormal yang diterima oleh perusahaan Karakterisasi yang lebih rinci mengenai
kecil. Namun hal ini mengindikasikan fenomena anomali di pasar saham Korea
bahwa pengaruh ukuran perusahaan terjadi disediakan dengan mengubah ulang returns
pada data pasar modal Korea, bahkan penutupan-ke-penutupan harian ke returns
setelah dilakukan penyesuaian bias yang periode non perdagangan (penutupan-ke-
ditunjukkan dalam literatur. pembukaan) dan returns periode
Pengujian mengenai anomali perdagangan (pembukaan-ke-penutupan).
yang terjadi pada bulan Januari juga Efek ukuran perusahaan ditemukan untuk
mendapatkan bukti, bahwa January effects returns periode perdagangan, sementara itu
terjadi di pasar modal Korea, bahkan tidak ditemukan untuk returns periode non
dengan kemungkinan yang kecil atas perdagangan. Sebagian besar efek Januari
terkonsentrasi pada returns periode non penelitian Lee dan Chang (1988) ini belum
perdagangan selama empat hari pertama memecahkan permasalahan anomali.
perdagangan tahun ini. Tampaknya weak Demikian juga, masih ada banyak
seasonality disebabkan oleh penyimpangan penelitian yang harus dilakukan agar dapat
yang luas dari mean returns periode menghasilkan pernyataan yang konklusif
perdagangan pada hari Senin dan Sabtu mengenai fenomena dan penyebab anomali.
dari keseluruhan mean returns periode
perdagangan. Hasil di atas January effect
mengindikasikan bahwa proses yang Kohers dan Kohli (1991) menyelidiki
menghasilkan return selama periode non tentang anomali perilaku pasar modal pada
perdagangan mungkin berbeda dari proses perusahaan besar di bulan Januari
yang menghasilkan return selama periode ( January effects). Menurut efek Januari,
perdagangan di Korea. secara umum, rata-rata bulanan untuk
Hasil empiris yang dihasilkan di return Januari secara signifikan berbeda
artikel ini ditafsirkan sebagai indikasi dari dari laba rata-rata bulanan selama bulan-
sebuah in-efisiensi di pasar saham Korea. bulan lainnya dalam setahun. Kohers dan
Fenomena anomali terjadi di dalamnya, Kohli (1991) telah mendokumentasikan
namun, tidak selalu konsisten dengan berbagai penelitian mengenai anomali
efisiensi pasar. Mungkin terdapat beberapa pasar modal dari berbagai peneliti,
faktor yang hilang pada returns saham. khususnya mengenai January effect.
Berdasarkan penyebaran dan kesamaan Mereka mencatat bahwa kebanyakan
anomali di beberapa negara selain Korea, penelitian tentang efek Januari lebih
penafsiran tersebut dapat menyesatkan terfokus pada perusahaan kecil terutama
tanpa studi yang luas. Dengan demikian, pada hari-hari awal Januari (Keim, 1983;
penelitian selanjutnya dibutuhkan. Reinganum, 1983).
Pengujian formal dari hipotesis informasi Dengan adanya berbagai dukungan
tidak dilakukan dalam penelitian ini. terhadap efek bulan Januari, khususnya
Dengan demikian, disarankan agar bagi perusahaan kecil, Kohers dan Kohli
penelitian yang akan datang untuk terdorong untuk melakukan pengujian
menggunakan sampel dan informasi yang komprehensif mengenai efek Januari
lebih lengkap dalam menyelidiki mengenai terhadap saham perusahaan besar atau
efek ukuran perusahaan, karena dalam melengkapi dukungan terhadap hipotesis
penelitian ini dibatasi oleh terbatasnya kerugian pajak penjualan. Penelitian
informasi mengenai perusahaan kecil di Kohers dan Kohli (1991) ini bertujuan
Korea. untuk menginvestigasi keberadaan efek
Penelitian ini memberi kontribusi Januari bagi surat berharga perusahaan
bagi penelitian selanjutnya mengenai besar dengan menyediakan bukti empiris
anomali di pasar saham Korea. Namun, yang didasarkan pada return bulanan untuk
komposit S&P dan indeks komponen yang oleh Khaksari dan Bubnys (1992) sebagai
menunjukkan bahwa return bulanan pada yang didokumentasikan paling luas di
indeks perusahaan besar tidak sama untuk indeks spot.
bulan yang berbeda, yang diteliti mulai Tujuan dari penelitian ini adalah:
bulan Januari 1930 hingga Desember 1949. pertama adalah untuk menguji apakah
Satu hipotesis yang diuji dalam indeks saham masa depan dan harga spot
penelitian ini adalah : Terjadi January yang mendasari adanya efek day of the
effect pada saham perusahaan-perusahaan week, month of the year dan day of the
besar. month. Dua efek yang terakhir belum
Hasil penelitian ini menunjukkan pernah diuji sebelumnya dengan
bahwa secara rata-rata bukti menunjukkan menggunakan data indeks saham masa
bahwa ternyata efek Januari tetap eksis depan. Disini Khaksari dan Bubnys juga
pada perusahaan besar, dan ceteris paribus, menginvestigasi hubungan timbal balik
independen terhadap pengaruh ukuran antara harga spot dan future markets (pasar
perusahaan. Kemiripan hasil untuk indeks komoditas). Tujuan kedua, untuk menguji
komponen S&P menunjukkan pula bahwa ketiga anomali tersebut dengan
anomali musiman ini eksis dalam menggunakan tingkat penyesuaian risiko
keseluruhan industri yang ditampilkan oleh return dan juga tingkat rata-rata return.
indeks S&P. Namun, keterbatasan Khaksari dan Bubnys (1992)
penelitian ini hanya menguatkan beberapa termotivasi untuk mempertemukan
hasil penelitian mengenai efek Januari saja. beberapa metodologi yang telah diamati
Tidak dijelaskan dengan lebih mendalam, dan adanya ketidak-konsistenan konseptual
apa penyebab January effect tersebut tetap pada penelitian-penelitian sebelumnya
terjadi pada perusahaan besar . mengenai indeks saham masa depan
dengan menggunakan variabel dan teknik
Day-of-the-week effect, the month of the yang berbeda, serta ukuran sampel yang
year effect dan the day of the month lebih besar..
effect Khaksari dan Bubnys (1992)
Risiko return yang didasarkan pada menyatakan bahwa hasil penelitiannya
Sharpe Performance Measure untuk tidak mendukung pernyataan-pernyataan
mengevaluasi adanya tiga anomali dalam dari para otoritas yang menyatakan indeks
dua indeks saham masa depan, masa depan saham komoditas (future market) lebih
dari indeks sintetis perusahaan yang lebih efisien dibandingkan dengan indeks spot
kecil, dan masing-masing indeks spot yang karena adanya respon yang lebih tinggi
mendasari. Tiga anomali yang diteliti disini terhadap perubahan harga, leverage yang
adalah pengaruh dari day-of-the-week, the lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah
month of the year dan the day of the (misal Zeckhauzer dan Neiderhoffer,
month . Ketiga anomali tersebut disebut 1983). Khaksari dan Bubnys (1992)
menemukan bukti lebih mengenai Junkus dan Lee (1985) dalam Khaksari dan
pengaruh day of the week dan day of the Bubnys (1992).
month dalam perilaku harga pada indeks Bukti pada penelitian ini juga
komoditas dibanding pada indeks kas. menunjukkan adanya perbedaan antara
Namun, January effect ditemukan lebih distribusi pendapatan dari indeks
muncul pada indeks spot dibanding pada komoditas dengan indeks spot. Sehingga,
kontrak-kontrak di indeks saham komoditas memilih indeks komoditas yang
dan lebih pada perusahaan kecil dibanding menyediakan kesesuaian terbaik dengan
pada perusahaan yang lebih besar. portofolio spot adalah hal mendesak untuk
Pengaruh day of the week suksesnya strategi hedging. Suatu upaya
menurun tajam pada indeks pendapatan yang sungguh-sungguh diperlukan untuk
spot maupun future market ketika menetapkan modifikasi strategi hedging
penyesuaian resiko Sharpe Performance yang sukses diantaranya adalah akuntansi
Measure dibuat. Tetapi penggunaan Sharpe untuk biaya transaksi.
Performance Measure tidak terlalu Khaksari dan Bubnys (1992) juga
berpengaruh dalam menurunkan the month menyatakan bahwa anomali yang terus
of the year effect. Namun demikian, the day terjadi juga dapat berimplikasi pada
of the month effect yang tidak muncul kebijakan publik bagi pasar modal.
ketika pendapatan komoditas yang belum Penemuan dari pasar yang tidak efisien
disesuaikan dianalisis, muncul dengan kuat memberi tekanan bagi agen-agen
setelah adanya penyesuaian risiko. pemerintahan untuk menetapkan regulasi
Hasil temuan Khaksari dan pasar modal yang lebih besar, meskipun
Bubnys (1992) cenderung kurang diragukan pula apakah peningkatan
menyepakati pernyataan yang ada pada regulasi akan mampu menghasilkan
pernyataan teori pasar efisien. Dan dari efisiensi pasar. Penelitian ini memberikan
hasil penelitian ini mereka juga perkembangan kontribusi yang cukup besar
menunjukkan beberapa implikasi bagi bagi implikasi adanya anomali pasar.
investor dan regulator. Pertama, adanya Keterbatasan yang ada pada penelitian ini
anomali yang terjadi terus menerus pada adalah hanya dilakukan pada satu negara,
pasar spot dan indeks saham pasar sehingga perlu dilakukan pengujian pada
komoditas yang berkembang mendukung negara lain yang mungkin memiliki
kemungkinan yang masuk akal dari strategi karakteristik pasar yang berbeda.
ketepatan portofolio jangka pendek. Satu
hal yang pokok dimana pengetahuan Penutup
mengenai indeks saham komoditas Penelitian pada pasar modal
berguna, adalah dalam mengembangkan menunjukkan bukti bahwa anomali pada
dan mngimplementasikan strategi hedging pasar modal terjadi terus menerus di
(lindung nilai) sebagaimana pada penelitian berbagai negara dan menunjukkan hasil
Widaryanti
Keywords: Abstract
Financial The success of an organization is strongly influenced by managerial
Performance, performance. An organization or company will always strive to improve
Management managerial performance, with the hope what the company's objectives
Internal, Baitul will be achieved. Many factors affect managerial performance, but in
Maal Wat - Tamwil this study was analyzed through its financial performance and internal
management. The objects of this study is BMTs in Semarang be
associated by Puskopsyah. The purpose of this study is to analyze the
differences between the internal management of BMT with good
financial performance and BMT with worse financial performance. The
population in this study are all leaders BMTs in Semarang be associated
by Puskopsyah numbering 10 people. This study uses the method of
sensus taking. The methods of data collection using questionnaires. The
analysis technique used is previously performed discriminant analysis to
test the instrument (validity and the reliability) and Wilk 's lambda test
(stepwise selection). The results of the analysis using SPSS Version 17.0
shows that; no significant differences between BMT performs well with
not performing well on BMTs in Semarang. Based on statistical tests, it
is influenced by how the socialization efforts undertaken by the BMTs
bagaimana job description dan job sebagian besar pengelola BMT sendiri.
specification dilakukaan. Elemen kegiatan Dessler (1997) mengidentifikasi bahwa
pengelolaan operasional suatu usaha kegiatan manajemen SDM untuk
meliputi perencanaan fasilitas, perencanaan membangun keunggulan bersaing
sistem kerja, penjadwalan dan penugasan perusahaan adalah meliputi bagaimana
(Herjanto, 1999). Kegiatan operasional melakukan analisis jabatan, merencanakan
ditinjau dari proses kerjanya, adalah kebutuhan tenaga kerja dan perekrutan,
meliputi desain jasa dan manajemen jasa menata olah kompensasi karyawan,
(Ramaswamy,1996). Aktifitas-aktifitas komunikasi dan hubungan masyarakat,
dalam desain jasa dan manajemen jasa manajemen kinerja, sistem rewad-benefit,
yang cukup penting yaitu pengembangan membangun komitmen karyawan dan
desain, penilaian kepuasan dan peningkatan pengembangan karyawan dan organisasi.
kinerja. Dalam sistem operasional lembaga Jika dijabarkan dalam pengelolaan BMT
keuangan syariah, pengelolaan operasional meliputi pemberian sistem rewead,
berkaitan dengan bagaimana kerja dan pemberian kesejahteraan bagi karyawan,
optimalisasi masing-masing bagian dalam penarikan tenaga kerja yang berkompeten,
menjalankan tugas dan fungsinya. pengembangan karyawan dengan pelatihan
Berdasarkan pengertian diatas, pengelolaan yang diikuti karyawan berkaitan dengan
operasional yang berkaitan dengan prinsip operasional lembaga keuangan
karakteristik, kerja BMT antara lain syariah, pengembangan karyawan dengan
perencanaan fasilitas, perancangan sistem pelatihan yang berkaitan dengan
kerja, penjadwalan dan penugasan serta pengelolaan ZIS (Zakat, Infaq dan
penilaian kepuasan. Shadaqah), evaluasi secara rutin dari rapat
4. Pengelolaan SDM anggota BMT, dewan pengurus dan dengan
pengelola BMT mengenai kinerja yang
Pengelolaan SDM di BMT dapat
dicapai.
diartikan sebagai kemampuan BMT dalam
mengelola aspek sumber daya manusia 5. Pelaksanaan Fungsi Manajemen
sebagai motor penggerak utama BMT Pelaksanaan fungsi manajemen
dalam menentukan keberhasilan BMT. dapat diartikan sebagai bagaimana BMT
Salah satu permasalahan internal BMT mengelola aspek pengorganisasian sebaik-
adalah adanya kualitas SDM yang terbatas baiknya melalui penerapan fungsi
(Suryanto, 2002). Ilmi (2002), bahwa sebab manajemen. Handoko (2003), pelaksanaan
utama adanya deviasi (penyimpangan) fungsi manajemen terdiri dari Perencanaan,
dalam praktek lembaga keuangan mikro Pengorganisasian, Pelaksanaan dan
syariah adalah kurangnya pemahaman Pengawasan. Muhammad (2000),
prinsip-prinsip syariah yang menjadi implikasinya dalam lembaga keuangan
“frame of reference”dalam BMT oleh syariah khususnya BMT antara lain
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Kinerja Keuangan
Capital (permodalan BMT)
Asset (aktiva produksi)
Management
Earning (rentabilitas)
Liquidity (likuiditas)
Analisis Diskriminan
Kesimpulan
Metode Penelitian
Variabel Penelitian dan Definisi
Operasional
Tabel 1
Variabel dan Indikator
No Variabel Indikator / pengukuran
(Kasmir, 2002)
2. Asset
(Kualitas Aktiva =
Produktif) Nilai Kredit = Rasio KAP x 1
(Kasmir, 2002)
3. Management
(manajemen)
(Kasmir, 2002)
(Kasmir, 2002)
(Kasmir, 2002)
Uji Validitas
Tabel 3
Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian
Variabel Item Pearson correlation Status
ditambah atau dikurangi dengan nilai kredit tentuan perbankan yang sanksinya dikait-
yang berasal dari penilaian atas pelak- kan dengan tingkat kesehatan.
sanaan suatu bank terhadap ketentuan- ke-
Tabel 7
Hasil Evaluasi Kinerja BMT Dengan Metode CAMEL Periode 2010-2011
Kode BMT Faktor CAMEL dan Nilai Rasio (%) N. Kredit Bobot (%) Nilai CAMEL
Rasionya (%)
1. 1.Capital Adequacy : 6.71 68.05 25.00 17.01
CAR
2.Asset Quality : KAP 0.11 103.70 30.00 31.11
3.Management Qual- 1.15 1.15 25.00 0.02
ity :NPM
4.Earning : ROA 0.70 46.67 5.00 2.33
BOPO 0.73 100.00 5.00 5.00
5.Liquidity :LDR 0.19 100.00 10.00 10.00
Jumlah Nilai CAMEL 65.47
2. 1.Capital Adequacy : 4.62 47.15 25.00 11.78
CAR
2.Asset Quality : KAP 0.05 104.13 30.00 31.23
3.Management Qual- 1.46 1.46 25.00 0.36
ity :NPM
4.Earning : ROA 0.27 18.33 5.00 0.91
BOPO 0.77 100.00 5.00 5.00
5.Liquidity :LDR 0.65 100.00 10.00 10.00
Jumlah Nilai CAMEL 59.28
3. 1.Capital Adequacy : 4.43 45.25 25.00 11.31
CAR
2.Asset Quality : KAP 0.07 103.87 30.00 31.16
3.Management Qual- 1.39 1.39 25.00 0.34
ity :NPM
4.Earning : ROA 0.22 14.67 5.00 0.73
BOPO 0.76 100.00 5.00 5.00
5.Liquidity LDR 0.16 100.00 10.00 10.00
Jumlah Nilai CAMEL 57.86
4. 1.Capital Ade- 6.32 64.15 25.00 16.03
quacy : CAR
2.Asset Qual- 0.08 103.80 30.00 31.14
ity : KAP
3.Management Qual- 1.26 1.26 25.00 0.31
ity :NPM
Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Tabel 9 yaitu tentang uji wilk‟s
lamda dan uji F ratio menunjukkan bahwa
variabel usaha sosialisasi (X7) mempunyai rata menunjukkan adanya tren peningkatan.
angka sig 0.034 ≤ 0.05 sehingga dapat di- Pengelolaan internal BMT di Kota
katakan sebagai variabel pembeda antar Semarang sudah berjalan dengan baik. Hal
dua kelompok BMT. ini terbukti dengan hasil kuesioner yang
Uji statistik Wilk’s Lamda Terhadap menyatakan setuju dan sangat setuju atas
Variabel Pembeda semua variabel yang mendukung
Metode yang digunakan dalam uji pengelolaan internal BMT, yaitu :
statistic wilk‟s Lamda terhadap variabel Pendayagunaan Dana, Pengelolaan Baitul
pembeda adalah metode stepwise Maal, Pengelolaan Operasional,
Pengelolaan SDM, Pelaksanaan Fungsi
(bertahap), dengan maksud untuk melihat
Manajemen, Komitmen Syariah Dan Usaha
pengaruh variabel-variabel pembeda satu
Sosialisasi. Ada perbedaan yang signifikan
per satu. Hasil pengujian dengan meng-
dalam pengelolaan internal antara BMT
gunakan uji statistik Wilk’s Lamda dan
yang berkinerja baik dengan BMT yang
Univariate F Ratio terhadap variabel pem-
berkinerja tidak baik pada BMT-BMT di
beda ditunjukkan dalam tabel berikut :
Kota Semarang. Hasil analisis
Tabel 10
menunjukkan bahwa variabel Usaha
Uji statistik Wilk’s Lamda dan Univari-
ate Ratio atas Variabel Pembeda Kedua Sosialisasi adalah variabel yang bisa
Kelompok BMT di Kota Semarang digunakan sebagai variabel pembeda antara
Variabel Wilk’s F Signifi D BMT yang berkinerja baik atau BMT yang
Lamda Ratio kansi square berkinerja tidak baik.
X7 0.976 0.200 0.034 2.592 Saran
BMT perlu meningkatkan aspek
Sumber : Data primer yang diolah
usaha sosialisasinya yang sangat
Pada tabel 10 diatas Uji statistic berpengaruh terhadap perkembangan BMT
Wilk’s Lamda dan Univariated F Ratio ter- dan menjadi faktor yang dapat
lihat bahwa ada 1 variabel yang dikategori- membedakan antara BMT yang berkinerja
kan sebagai variabel pembeda, yaitu varia- baik dan dan BMT yang berkinerja tidak
bel Usaha Sosialisasi dengan signifikan baik serta dapat mengikutsertakan
0,034. Sedangkan angka D square yang karyawan BMT dalam pelatihan dan
cukup tinggi yaitu sebesar 2,592 . Hal ini training per-BMT-an, kegiatan evaluasi dan
menunjukkan adanya perbedaan yang jelas pengawasan secara rutin dari pimpinan
antara kedua grup BMT tersebut, yaitu kepada karyawan, sehingga setiap
BMT yang berkinerja baik dan BMT yang karyawan menjadi termotivasi memajukan
berkinerja tidak baik. BMT-nya.
Kesimpulan
Perkembangan kinerja keuangan yang Daftar Pustaka
dalam penelitian ini dilihat dari Adnan, M. Akhyar, 2002, Lembaga
perkembangan rasio keuangan BMT, rata- Keuangan Islam : Problem,
Ponny Harsanti 1)
Sri Mulyani 2)
Nurya Fahmi 3)
Keywords : Abstract
Corporate Internet This research aimed to investigate the factors that affect
Reporting Corporate Internet Reporting Timeliness on companies that listed on
Timeliness Bursa Efek Indonesia. This study uses firm size, type of business,
profitability, liquidity, leverage, right issue, public ownership,
proportion of independence commisioner, board composition,
corporate listing age and role duality as independent variables. The
samples of the study used are 226 of non financial companies
registered in Bursa Efek Indonesia in 2011-2012 were selected by
using purposive sampling method. Results of the study showed that
firm size, type of business, public ownership, age listed companies
significantly influence the timeliness of corporate internet reporting
while variable profitability, leverage, liquidity, right issue, the
proportion of independent directors, board size and role duality is
not affect the timeliness of corporate internet reporting. For
following research, it better to add the economic condition variable
and the use of new technology information variable as well as to add
the research year period.
positif terhadap ketepatan waktu corporate dalam Lukas, 2008:12). Teori keagenan
internet reporting. Penelitian di Indonesia juga muncul antara kreditor (pemberi
yang menguji faktor-faktor yang hutang), misalnya pemegang obligasi
mempengaruhi ketepatan waktu corporate perusahaan (bondholders) dengan
internet reporting pada perusahaan yang pemegang saham (stockholders) yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia diwakili oleh manajemen perusahaan.
diantaranya telah dilakukan oleh Widyarini Berdasarkan teori keagenan,
(2011), Sari dan Darsono (2011) dan pihak agen yaitu manajer melaporkan
Maria dkk (2012) yang menunjukkan informasi perusahaan dalam bentuk laporan
adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian perusahaan kepada pihak prinsipal.
sehingga perlu dilakukan penelitian Laporan perusahaan yang dibuat pihak
kembali. manajemen (agen) sebagai bentuk
Penelitian ini mengacu pada pertanggungjawaban mereka kepada
penelitian Widaryanti (2011) yang pemilik perusahaan (prinsipal) (Sari dan
m enganal i si s fakt or -fakt or yan g Darsono, 2011). Dalam hal ini, praktek
mempengaruhi ketepatan waktu corporate corporate internet reporting (CIR) sebagai
internet reporting. Perbedaan penelitian ini media penyampaian informasi perusahaan
dengan penelitian sebelumnya yaitu kepada pihak prinsipal.
pertama, menambahkan 2 variabel yaitu
umur terdaftar perusahaan dan role duality. Ketepatan Waktu
Kedua, penelitian ini menggunakan sampel Informasi yang relevan tidak bisa
yang berbeda dari penelitian sebelumnya lepas dari ketepatan waktu. Menurut Kieso
yaitu perusahaan non keuangan yang dkk (2002:45), informasi yang relevan akan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan membantu pemakai membuat prediksi
ketiga, penelitian ini menggunakan periode tentang hasil akhir dari kejadian masa lalu,
yang berbeda yaitu tahun 2011-2012. masa kini dan masa depan yaitu memiliki
nilai prediksi.
Tinjauan Pustaka Untuk menciptakan ketepatan
Teori Keagenan waktu penyampaian informasi perusahaan
Konflik kepentingan antar agen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
sering disebut dengan teori keagenan(Agus, Bapepam mengeluarkan peraturan dalam
2002: xxi).Hubungan keagenan muncul UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
ketika satu atau lebih individu (prinsipal) dengan nomor peraturan X.K.2 menyatakan
menggaji individu lain (agen atau karyawan bahwa perusahaan yang terdaftar di Bursa
untuk bertindak atas nama pemberi Efek Indonesia wajib menyampaikan
wewenang dan mendelegasikan kekuasaan laporan tahunan yang telah diaudit kepada
untukmembuat keputusan kepada agen atau Bapepam selambat-lambatnya 120 hari
karyawannya (Jensen dan Meckling, 1976 setelah tanggal tahun buku berakhir dan
Penelitian ini terbatas pada perusahaan non 2006. Investasi. Edisi 6 Buku 1.
keuangan sehingga belum mewakili seluruh Penerbit Salemba.Empat,Jakarta
perusahaan yang terdaftar di BEI. Brigham, Eugene F., Joel F. Houston.
2010. Edisi 11. Dasar-Dasar
Saran Manajemen Keuangan. Salemba
1. Penelitian selanjutnya disarankan Empat, Jakarta
menambah variabel baru, misalnya Chariri, Anis dan Lestari, Hanny Sri. 2005.
kondisi ekonomi, penggunaan Analisis Faktor-Faktor yang
teknologi informasi dan jumlah Mempengaruhi Pelaporan
saham. Keuangan melalui Internet (Internet
2. Penelitian selanjutnya untuk Financial Reporting) dalam
memperpanjang periode penelitian Website Perusahaan. Hal. 1-28.
sehingga dapat melihat Fakultas Ekonomi Universitas
kecenderungan yang terjadi dalam Diponegoro.
jangka panjang sehingga Ezat, Amr. 2009. The impact of corporate
menggambarkan kondisi yang governance on the timeliness of
sebenarnya. corporate internet reporting by
3. Penelitian berikutnya disarankan Egyptian listed companies.
untuk memperluas sampel dengan “Plymouth Postgraduate
mengambil seluruh perusahaan yang Symposium United Kingdom”.
terdaftar di BEI. Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate
dengan Program SPSS. Badan
Daftar Pustaka Penerbit Universitas Diponegoro.
Aly, Doaa, Jon Simon, and Khaled Semarang
Hussainey. 2008. “Determinants of Hanafi, Dr Mamduh M., Prof.Dr. Abdul
Corporate Internet Reporting : Halim, M.B.A., Akt. 2009. Analisis
Evidence from Egypt.”Managerial Laporan Keuangan. Edisi ke empat.
Auditing Journal, vol. 25. no. 2. hal. UPP STIM YKPN, Jogjakarta
182-202. Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar
Ashbaugh, H., Johnstone, K.M, and Akuntansi Keuangan. Salemba
Warfield, T.D. 1999. “Corporate Empat. Jakarta
Reporting on the Internet”. Istanti, Sri Layla Wahyu. 2009. Faktor-
Accounting Horizons, Vol. 13, hal. Faktor Yang Mempengaruhi
241-257. Pengungkapan Sukarela Modal
Atmaja, Lukas Setia. 2008. Teori dan Intelektual (Studi Empiris Pada
Praktik Manajemen Keuangan. Perusahaan Non Keuangan Yang
Penerbit ANDI, Yogyakarta Listing Di BEI). Tesis S2,
Bodie, Zvi, Alex Kane, Alan J.Marcus. Universitas Diponegoro, Semarang.
Jane McgGrath. 2013. How CEOs Work. Weston, J.Fred. Thomas E. Copeland.
diakses dari http:// 1995. Manajemen Keuangan Edisi
money.howstuffworks.com/ Revisi Jilid 1. Binarupa Aksara
ceo7.htm pada 12 Juni 2013. Publisher. Jakarta
Kieso, Donald E, Jerry J.Weygandt, Terry Widaryanti. 2011. “Analisis faktor-faktor
D. Warfield. Akuntansi yang mempengaruhi ketepatan
Intermediate Edisi 10 Jilid 1. PT waktu Corporate Internet Reporting
Gelora Aksara Pratama. Jakarta yang terdaftar di BEI”. Jurnal Ilmu
Kusrinanti, Maria Aditya, Muchamad Manajemen dan Akuntansi
Syarifudin, Haryani. 2012. Terapan, vol.2, no.2
Pengaruh Corporate Governance Wikipedia. 23 November 2012. Komisaris,
terhadap Ketepatan waktu diakses dari http://id.wikipedia.org/
Corporate Internet Reporting pada wiki/Komisaris, pada 19 April 2013
Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Wikipedia. 26 Agustus 2012. Dewan
“Simposium Nasional Akuntansi Komisaris. Diakses dari http://
XV” Banjarmasin. id.wikipedia.org/wiki/
Sari, Rahma Prafinta, Darsono. 2011. Dewan_Komisaris, pada 12 Juni
Pengaruh Karakteristik 2013
perusahaan dan corporate Wikipedia. 6 April 2013. Bisnis. Diakses
governance terhadap ketepatan dari http://id.wikipedia.org/wiki/
waktu pelaporan perusahaan di Bisnis, pada 12 Juni 2013
Internet (CIR Timeleness). Fakultas Williams, Chuck. 2001. Manajemen Buku
Ekonomi Universitas Diponegoro. 1. Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Sartono, Agus. 2002. Manajemen
Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi
4. BPFE-Yogyakarta.
Sinar Grafika. 2003. Himpunan Peraturan
Pasar Modal. Penerbit Sinar
Grafika. Jakarta
Tim BEI. 27 Desember 2010. Kapitalisasi
Pasar. Diakses dari http://
economy.okezone.com/
read/2010/12/27/226/407400/
redirect, pada 12 Juni 2013
Van Horne, James, John M. Wachowicz, Jr.
2012. Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan Edisi 13 Buku 1. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta
chuzy.83@gmail.com1)
meka_vesta@yahoo.co.id2)
denofa98@yahoo.com3)
Kata kunci : Abstrak
kualitas laba, Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris
perusahaan high mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba pada
profile perusahaan high profile yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Kualitas laba diukur dengan menggunakan koefisien respon
laba (ERC). Faktor-faktor yang diteliti yaitu persistensi laba,
peluang pertumbuhan, risiko, ukuran perusahaan, kualitas
tanggung jawab sosial perusahaan, kualitas auditor, dan struktur
modal. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling
dalam pemilihan sampel dari perusahaan high profile yang
terdaftar di BEI periode 2009 sampai 2012. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa peluang pertumbuhan berpengaruh positif
terhadap kualitas laba, sementara risiko, ukuran, dan kualitas
tanggung jawab sosial berpengaruh negatif terhadap kualitas laba.
Persistensi laba, kualitas auditor, dan struktur modal tidak
berpengaruh terhadap kualitas laba.
Keywords : Abstract
earnings quality, The purpose of this study is to get the empirical evidence of
high profile factors that affect earnings quality on high profile companies listed
company. in Indonesia Stock Exchange. Earnings quality is measured using
earnings response coefficient. The factors that being examined are
earnings persistence, growth opportunities, risk, company size,
Corporate Social Responsibility (CSR) quality, auditor quality, and
capital structure. The study used purposive sampling method on
sample selection from high profile companies listed in Indonesia
Stock Exchange period 2009 to 2012. The results showed that
growth opportunities have positive effect to earnings quality, while
risk, company size, and CSR quality have negative effect to earnings
quality. Earnings persistence, auditor quality and capital structure
have no effect to earnings quality.
auditor tidak akan mudah memberikan ditanggung perusahaan. Oleh sebab itu,
opini wajar tanpa pengecualian terhadap sebelum mengambil keputusan investasi,
perusahaan klien tersebut (Dye, 1993 investor tidak hanya melihat kemampuan
dalam Hamid, 2013). Laba yang telah perusahaan dalam memperoleh laba tetapi
diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan juga penggunaan utang perusahaan, karena
Big Four dapat dijadikan investor untuk hal tersebut berpengaruh terhadap tingkat
menaksir laba sesungguhnya. keuntungan yang diperoleh perusahaan dan
Oleh karena itu, investor lebih return yang akan diterima oleh investor.
meyakini laba yang telah diaudit oleh KAP Informasi laba perusahaan yang memiliki
yang berafiliasi dengan Big Four dan leverage tinggi akan kurang direspon oleh
investor akan memberikan respon yang investor.
baik terhadap laba pada perusahaan Perusahaan yang memiliki tingkat
tersebut. Respon investor terhadap leverage tinggi cenderung nilai kualitas
informasi laba perusahaan tersebut laba yang diproksikan dengan ERC rendah
ditunjukkan dengan naiknya harga saham karena laba yang dilaporkan oleh
atau bertambahnya volume perdagangan perusahaan adalah laba yang
saham. Semakin tinggi kualitas auditor menguntungkan untuk kreditur. Akibat
maka semakin tinggi pula nilai kualitas utang yang tinggi, laba sebagian besar akan
laba yang diproksikan dengan ERC. dibagikan untuk kreditur dalam bentuk
Susanto (2012) merumuskan kualitas pembayaran bunga dan pokok pinjaman,
auditor mempunyai pengaruh positif bukan untuk pemegang saham. Dampak
terhadap ERC dan hasilnya konsisten lain yang ditimbulkan dari besarnya utang
dengan penelitian yang dilakukan oleh adalah risiko gagal bayar juga mungkin
Mayangsari (2004). dialami oleh perusahaan yang bila terjadi
H6 : Kualitas auditor berpengaruh terus-menerus dapat menyebabkan
positif terhadap kualitas laba. terjadinya kebangkrutan (Dhaliwal et al.
(1991) dan Dhaliwal et al. (1994) dalam
Pengaruh Struktur Modal terhadap Ambarwati (2008)).
Kualitas Laba Informasi laba perusahaan yang ber
Struktur modal adalah hasil atau -leverage tinggi kurang direspon oleh
akibat dari keputusan pendanaan investor yang akan tercermin pada
(financial decision) yang pada intinya penurunan harga saham atau penurunan
memilih apakah menggunakan utang atau volume penjualan sahamnya. Sehingga
ekuitas untuk mendanai aktivitas semakin tinggi nilai leverage suatu
operasional perusahaan. Penggunaan utang perusahaan maka semakin rendah nilai
yang lebih besar dibandingkan dengan ERC-nya. Pernyataan tersebut diperkuat
ekuitas pemegang saham menyebabkan oleh penelitian Imroatussolihah (2013)
semakin besar pula beban bunga yang akan yang menyatakan DER berpengaruh
pertumbuhan, risiko, ukuran perusahaan, maka tidak mampu menolak H0. Artinya
kualitas CSR, kualitas auditor, dan struktur bahwa tidak terdapat pengaruh
modal secara bersama- sama atau persistensi laba terhadap kualitas laba.
simultan berpengaruh terhadap variabel Hasil penelitian ini sesuai dengan
dependen kualitas laba. Koefisien penelitian yang dilakukan oleh
determinasi ditunjukkan dengan nilai Imroatussolihah (2013) dan Susanto
adjusted R2 sebesar 33,1%. Disimpulkan (2012) yang menyatakan bahwa persistensi
bahwa 33,1% variabel dependen kualitas laba tidak berpengaruh terhadap kualitas
laba dapat dijelaskan oleh variabel laba. Penelitian ini membuktikan investor
independen persistensi laba, peluang tidak melihat pada tinggi rendahnya
pertumbuhan, risiko, ukuran perusahaan, persistensi laba yang dimiliki perusahaan
kualitas CSR, kualitas auditor, dan dalam pengambilan keputusan
struktur modal, sedangkan sisanya investasinya. Hal ini ditunjukkan dengan
sebesar 66,9% dipengaruhi oleh variabel- nilai rata-rata persistensi laba yang hanya
variabel lain yang tidak dimasukkan di sebesar -0,001. Persistensi laba dalam
dalam penelitian ini. penelitian ini diukur dengan meregresikan
Uji Hipotesis laba masa kini dan laba masa lalu. Dengan
Berikut tabel yang menunjukkan diterimanya variabel peluang pertumbuhan
hasil pengujian hipotesis : mengindikasikan bahwa pengambilan
Tabel 3
keputusan investor lebih melihat pada
Hasil Uji Hipotesis
Sumber : data diolah, 2008 – 2012 kondisi laba masa kini dan laba masa yang
Keterangan Unstandardi Standardi Sig. Kesim akan datang. Hal ini sejalan dengan hasil
zed zed pulan penelitian Palupi (2006) yang menyatakan
Coefficients Coefficient
B Std Beta persistensi laba yang diukur dengan
Konstanta 0,132 0,055 0,016 meregresikan laba tahun t dengan laba
Persistensi 0 0,001 -0,027 0,697 Ha ditolak tahun t+1 berpengaruh positif terhadap
laba
Peluang 0,182 0,032 0,373 0 Ha diterima kualitas laba.
pertumbuhan
Hasil uji t menunjukkan bahwa
Risiko -0,011 0,003 -0,231 0 Ha diterima
Ukuran -0,008 0,004 -0,149 0,044 Ha diterima peluang pertumbuhan mempunyai nilai B
perusahaan
Kualitas CSR -0,075 0,015 -0,321 0 Ha diterima
sebesar 0,182 dan signifikansi sebesar
Kualitas -0,01 0,015 -0,048 0,514 Ha ditolak 0,000. Nilai p-value < 0,05, sehingga
auditor
Struktur 0,001 0,006 0,006 0,926 Ha ditolak
menolak H0 yang berarti bahwa peluang
modal pertumbuhan berpengaruh positif terhadap
kualitas laba. Hasil uji juga menunjukkan
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 3
bahwa risiko mempunyai nilai B sebesar -
menunjukkan bahwa persistensi laba
0,011 dan signifikan sebesar 0,000. Nilai p
mempunyai nilai B sebesar 0,000 dan
-value < 0,05, sehingga menolak H0 yang
signifikansi sebesar 0,697. Hal ini
berarti bahwa risiko berpengaruh negatif
menunjukkan bahwa p-value > 0,05,
risiko gagal bayar (Mulyani dkk., 2007) berikutnya mengganti proksi untuk kedua
oleh perusahaan. Hal tersebut variabel tersebut. Persistensi laba dapat
menyebabkan investor menjadi kurang menggunakan nilai persistensi laba rata-
percaya terhadap laba yang dipublikasikan rata beberapa tahun dan untuk kualitas
perusahaan yang pada akhirnya akan auditor dapat menggunakan proksi yang
mengakibatkan respon pasar menjadi lebih mencerminkan variabel tersebut,
relatif rendah. Respon pasar yang relatif misalnya dengan menggunakan ukuran
rendah ini pada akhirnya akan composite index, yang dapat mencerminkan
mencerminkan bahwa laba suatu kualitas auditor dari beberapa sudut
perusahaan kurang atau tidak berkualitas pandang.
(Jang et al., 2007 dalam Novianti, 2012).
Hasil penelitian ini dalam Daftar Pustaka
menginterpretasikan bahwa investor lebih Ambarwati, Sri ,2008, “Earnings Response
memperhatikan faktor fundamental lainnya Coefficient”, Jurnal Akuntabilitas,
seperti peluang pertumbuhan. Peluang Vol. 7, No. 2, hal.128–134.
pertumbuhan lebih banyak digunakan Arfan, Muhammad dan Ira Antasari 2008,
untuk menilai suatu investasi, khususnya “Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan,
investor yang mempunyai perspektif dan Profitabilitas Perusahaan
jangka panjang (Mulyani dkk., 2007). terhadap Koefisien Respon Laba
pada Emiten Manufaktur di Bursa
Kesimpulan Efek Jakarta”, Jurnal Telaah &
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Riset Akuntansi, Vol.1, No. 1,
peluang pertumbuhan berpengaruh positif hal.50–56.
terhadap kualitas laba, risiko, ukuran Delvira, Maisil dan Nelvirita 2013,
perusahaan, kualitas CSR berpengaruh “Pengaruh Risiko Sistematik,
negatif terhadap kualitas laba. Sedangkan Leverage dan Persistensi Laba
persistensi laba, kualitas auditor, dan terhadap Earning Response
struktur modal tidak berpengaruh terhadap Coefficient (ERC) : Studi Pada
kualitas laba. Penelitian ini mampu Perusahaan Manufaktur yang Go
menghasilkan model penelitian yang lebih Public di BEI Tahun 2008-2010”,
baik dibandingkan dengan penelitian Jurnal WRA, Vol. 1, No. 1,
acuan yang ditunjukkan dengan kenaikan hal.129-154.
nilai adjusted R2. Deswira, Tita 2013, Pengaruh Likuiditas,
Keterbatasan dan Saran Struktur Modal dan Ukuran
Keterbatasan penelitian ini tidak Perusahaan terhadap Risiko
mampu membuktikan pengaruh positif Investasi Saham yang Terdaftar di
persistensi laba dan kualitas auditor. Oleh Jakarta Islamic Index,
karena itu disarankan dalam penelitian Universitas Negeri Padang, Tesis-
Tabel 1
Analisis Trend Harga Bawang Merah di
Kabupaten Banyumas
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic
lebih stabil. Perubahan harga tidak begitu Estimasi Harga Bawang Merah di
signifikan pada tahun ini. Pasokan bawang Kabupaten Banyumas dari Bulan
merah di Kabupaten Banyumas dapat Oktober 2013 – Desember 2017.
dikatakan mencukupi kebutuhan Hasil analisis regresi dapat dilihat
masyarakat. Lonjakan harga di hari-hari bahwa perkiraan kenaikan harga bawang
besar seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal dan merah tiap bulannya adalah Rp 207,50,-/kg.
Tahun Baru tidak begitu signifikan. Hal ini Hal ini dapat dikatakan bahwa kenaikan
terjadi karena produksi bawang merah di harga bawang merah tiap bulannya tidak
Kabupaten Brebes dapat memenuhi terlalu signifikan. Grafik estimasi
kebutuhan pasar. perkembangan harga bawang merah di
Peningkatan harga yang paling Kabupaten Banyumas dapat dilihat sebagai
signifikan terjadi pada bulan Maret – April berikut:
dan Juli – Agustus 2013. Pada bulan Maret Gambar 2
– April produksi bawang merah menurun Estimasi Harga Bawang Merah di
sehingga pasokan bawang merah dipasaran
berkurang, sedangkan pada bulan Juli-
Agustus 2013 terjadi peningkatan
permintaan karena bertepatan dengan bulan
Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Pada
saat ini, konsumsi rumah tangga dan
industri makanan meningkat, sementara itu
pasokan bawang merah tidak terlalu
mencukupi.
Fluktuasi harga sering terjadi karena Kabupaten Banyumas
kurangnya pasokan di pasaran akibat Sumber : Data sekunder yang diolah
produksi yang menurun, yaitu produksi
bawang merah di Kabupaten Brebes. Hal Kenaikan harga bawang per
ini disebabkan karena kebanyakan lahan tahunnya diperkirakan sebesar Rp. 2.490,-
produksi baru mulai siap tanam atau karena per kg. Pada bulan Desember 2017 harga
cuaca dan penyakit yang menyerang bawang merah akan berada pada harga
bawang merah. Kurangnya pasokan di Rp.31.505,65/kg. Meskipun kenaikan harga
pasaran juga bisa terjadi karena transportasi bawang merah tiap bulannya rendah namun
yang kurang lancar antar daerah sehingga harus tetap diwaspadai ketika terjadi
produk datang tidak tepat waktu. Selain itu penurunan produksi di daerah sentra
meningkatkannya biaya produksi akibat
produksi (Kabupaten Brebes) akibat dari
meningkatnya harga sarana produksi faktor-faktor tertentu sehingga harga
pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan sewa bawang merah melonjak naik. Selain itu
lahan pun dapat mengakibatkan naiknya
kemungkinan peningkatan harga bawang
harga dasar bawang merah. merah tetap akan terjadi pada saat hari-hari
besar keagamaan seperti Hari Raya Idul meneliti lebih lanjut terkait dengan faktor-
Fitri, Natal dan Tahun Baru. faktor lain yang dapat mempengaruhi
kenaikan harga bawang merah di
Kesimpulan dan Saran Kabupaten Banyumas.
Kesimpulan
Kabupaten Banyumas bukan Daftar Pustaka
merupakan daerah sentra produksi bawang Anonim. 2011. Laporan Informasi
merah di Jawa Tengah sehingga dalam Perkembangan Harga Rata-Rata
upaya untuk memenuhi kebutuhan bawang Kepokmas dan Barang Pokok
merah masyarakat maka pemerintah Penting/Strategis di Kabupaten
Kabupaten Banyumas memasok bawang Banyumas Dinperindagkop.
merah dari Kabupaten Brebes. Fluktuasi Purwokerto.
harga bawang merah sering terjadi di _______. 2012. Banyumas dalam Angka.
Kabupaten Banyumas. Berdasarkan hasil Purwokerto.Nazir, M. 2005. Metode
penelitian dapat disimpulkan bahwa: Penelitian. Ghalia Indonesia.
1. Perkembangan harga bawang merah Jakarta.
di Kabupaten Banyumas pada bulan Gujarati, D. 1982. Basic Econometrics.
Januari 2008 – September 2013 International Student Edition.
adalah cenderung meningkat. Hal ini McGrow Hill International Book
ditandai oleh koefisien regresi yang Company. New York.
positif yaitu 207,50. Purwanto, P. 2013. Bawang Merah
2. Estimasi kenaikan harga bawang Penyumbang Terbesar Inflasi
merah di Kabupaten Banyumas pada Purwokerto. Suara Merdeka.
bulan Oktober 2013 – Desember
2017 tidak begitu signifikan.
Kenaikan harga tiap bulannya
diperkirakan sebesar Rp 207,50,-/kg.
Namun harus tetap diwaspadai ketika
terjadi kekurangan pasokan akibat
menurunnya produksi bawang merah
dan pada saat hari-hari besar
keagamaan karena harga bawang
merah berkemungkinan meningkat
tajam.
Saran
Peningkatan harga bawang merah di
Kabupaten Banyumas dipengaruhi banyak
faktor. Dengan demikian penelitian
selanjutnya diharapkan dapat
mengembangkan penelitian ini dengan
Keywords: Abstract
Morale, Teacher, This study aimed to determine the factors that cause low work
SLB-C Yaspenlub spirit of teachers in SLB-C Yaspenlub Demak in 2012 and to determine the
impact of the low work spirit of teachers in SLB-C Yaspenlub Demak in
2012 This study used qualitative research method which is collecting data
through observation, interviews with all the teachers SLB-C Yaspenlub
Demak and literature studies. Analysis of the data in this study used the
interactive model of Miles Huberman. The examination of the validity of
the data using the technique of data triangulation. The results showed that
the factors causing low morale of teachers in SLB-C Yaspenlub Demak in
2012 are the low salary and incentives, uncondition work environment
which is not clean there is no good communication between the leader and
subordinates and among the teacher. The impact caused by low salaries
and incentives is the decrease performance of teachers, while the impact of
unconditional environment that not clean and less clean make the teachers
and parents are not comfortable to do activities. The impact of the lack of
harmony in the relationship between leaders and subordinates and less
communicative teachers make a low sense of responsibility and tolerance
among the teachers.
pekerjaan lebih cepat dan lebih baik di karyawan pindah bekerja ke tempat
dalam sebuah perusahaan. Sedangkan lain.
menurut Alexander Leighten dalam 5. Dengan semangat kerja yang tinggi
Moekijat (1995) mendefinisikan semangat dapat mengurangi angka kecelakaan,
kerja sebagai kemampuan sekelompok karena karyawan yang mempunyai
orang untuk bekerja sama dengan giat dan semangat kerja yang tinggi cenderung
konsekuen dalam mengejar tujuan bersama. bekerja dengan hati-hati dan teliti,
Sehingga dari beberapa pendapat dapat sehingga selalu sesuai dengan
disimpulkan bahwa semangat kerja adalah prosedur kerja yang ada di organisasi
sikap individu atau sekelompok orang atau perusahaan tersebut.
untuk bekerja sama melakukan pekerjaan
yang lebih giat dan sukarela sehingga Unsur-unsur Semangat Kerja
pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih Semangat kerja dapat diukur
cepat dan baik untuk mencapai tujuan melalui presensi pegawai ditempat kerja,
organisasi. tanggung jawabnya terhadap pekerjaan,
disiplin kerja, kerja sama dengan pimpinan
Pentingnya Semangat Kerja atau teman sejawat dalam organisasi serta
Tohardi (2002) mengungkapkan tingkat produktivitas kerjanya (Hasley,
pentingya semangat kerja karyawan bagi 1992). Untuk mengukur tinggi rendahnya
suatu organisasi adalah sebagai berikut: semangat kerja pegawai dapat melalui
1. Dengan semangat kerja yang tinggi unsur-unsur semangat kerja tersebut.
tentunya dapat mengurangi angka
absensi (bolos) atau tidak bekerjanya Faktor-faktor yang Mempengaruhi
karena malas. Semangat Kerja
2. Dengan semangat kerja yang tinggi Ada beberapa faktor yang
karyawan, maka pekerjaan yang mempengaruhi semangat kerja pegawai,
diberikan atau ditugaskan kepadanya seperti yang diungkapkan oleh Zainun
akan dapat diselesaikan dengan (2000) bahwa faktor-faktor yang
waktu yang lebih singkat atau lebih mempengaruhi semangat kerja pegawai
cepat. yaitu :
3. Dengan semangat kerja yang tinggi, 1. Hubungan yang harmonis antara
pihak organisasi atau perusahaan pimpinan dan bawahan.
memperoleh keuntungan dari sudut 2. Kepuasan para pegawai terhadap
kecilnya angka kerusakan. tugas dan pekerjaannya.
4. Dengan semangat kerja yang tinggi 3. Terdapat suatu suasana dan iklim
otomatis membuat karyawan akan kerja yang bersahabat dengan
senang (betah) bekerja, dengan anggota lain dalam organisasi.
demikian semakin kecil kemungkinan 4. Adanya tingkat kepuasan ekonomi
maupun melalui telepon dengan para guru yang lebih bervariasi untuk memperoleh
SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak. Data data yang berkenaan dengan persoalan
yang akan digali dengan metode ini antara yang sama. Hal ini berarti peneliti
lain yang berkaitan dengan kinerja, tingkat bermaksud menguji data yang diperoleh
semangat kerja, penyebab dan dampak dari dari satu sumber (untuk dibandingkan)
rendahnya semangat kerja guru SLB-C dengan data dari sumber lain.
Yaspenlub Kabupaten Demak. Sedangkan
metode dokumentasi yang digunakan Hasil Penelitian
dalam penelitian ini bertujuan untuk Dari hasil penelitian di lapangan,
mencari data mengenai hal-hal yang berupa yaitu SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak,
catatan, buku dan transkrip. Data yang diungkapkan temuan data yaitu:
ingin dicari dengan menggunakan metode 1. Faktor penyebab rendahnya semangat
dokumentasi antara lain data tentang kerja guru di SLB-C Yaspenlub
lingkungan kerja, program kerja, struktur Kabupaten Demak tahun 2012
kerja, dan tingkat absensi guru SLB-C adalah: faktor gaji dan insentif yang
Yaspenlub Kabupaten Demak. kurang mencukupi, lingkungan yang
kurang kondusif dan hubungan antara
Metode Analisis Data pimpinan dengan bawahan (guru)
Analisis data yang digunakan oleh kurang harmonis, serta komunikasi
peneliti menggunakan analisis Interaktif antara rekan sejawat juga kurang
Miles dan Huberman, yaitu: analisis komunikatif.
menggunakan Interaktive Model (dalam 2. Dampak yang ditimbulkan akibat
Pawito (2007)). Teknik analisis ini pada rendahnya gaji dan insentif yang
dasarnya terdiri dari 3 komponen yaitu: diterima guru SLB-C Yaspenlub
reduksi data, penyajian data dan penarikan Kabupaten Demak adalah penurunan
serta pengujian kesimpulan. kinerja guru terutama guru honorer.
Sedangkan dampak dari kondisi
Keabsahan Data lingkungan SLB-C Yaspenlub
Pemeriksaan keabsahan data dalam Kabupaten Demak yang tidak
penelitian ini melalui teknik triangulasi, kondusif dan kurang bersih membuat
yakni teknik pemeriksaan keabsahan data para guru SLB-C Yaspenlub
yang lain di luar data yang telah diperoleh Kabupaten Demak serta para wali
untuk keperluan pengecekan atau sebagai murid merasa kurang nyaman dalam
pembanding data yang telah diperoleh. beraktivitas. Dampak dari kurang
Triangulasi yang digunakan dalam harmonisnya hubungan antara
penelitian ini adalah triangulasi data pimpinan (kepala sekolah) dengan
(triangulasi sumber) yaitu pada upaya bawahan (guru) serta kurang
peneliti untuk mengakses sumber-sumber komunikatifnya para guru membuat
rasa tanggung jawab dan sikap atau upah dan insentif yang diterima guru
toleransi rendah antara guru satu SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak
dengan guru lainnya. terutama bagi guru honorer sehingga
berdampak pada rendahnya semangat kerja
Oleh karena itu, dalam penelitian guru SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak.
ditemukan beberapa realita bahwa : Kedua, faktor lingkungan kerja juga
pertama, faktor gaji (upah) dan insentif mempengaruhi tingkat semangat kerja
merupakan salah satu faktor yang karyawan. Lingkungan kerja di SLB-C
mempengaruhi semangat kerja guru, karena Yaspenlub Kabupaten Demak yang tidak
gaji (upah) merupakan sebuah kepuasaan kondusif dikarenakan permasalahan
ekonomi atau sebagai imbalan jerih payah internal antara Yayasan dengan SLB-C
karyawan setelah menyelesaikan Yaspenlub dan lingkungan kerja yang
pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan kurang bersih dan rapi sangat
pendapat Zainun (2000) yang mengatakan mempengaruhi semangat kerja guru SLB-C
bahwa faktor yang mempengaruhi Yaspenlub, sehingga berdampak pada
semangat kerja pegawai yaitu: hubungan penurunan semangat kerja guru SLB-C
yang harmonis antara pimpinan dan Yaspenlub. Seperti dijelaskan oleh Nawawi
bawahan, kepuasan para pegawai terhadap (2003) bahwa faktor suasana lingkungan
tugas dan pekerjaannya, terdapat suatu kerja yang menyenangkan karena bersih,
suasana dan iklim kerja yang bersahabat teratur rapi, sejuk, sirkulasi udara lancar,
dengan anggota lain dalam organisasi, cukup luas dan tidak menghambat gerakan
adanya tingkat kepuasan ekonomi dan dalam bekerja dapat meningkatkan
kepuasan materiil lainnya sebagai imbalan semangat kerja karyawan. Begitu juga
jerih payahnya, adanya rasa kemanfaatan sebaliknya jika lingkungan tidak bersih,
bagi tercapainya tujuan organisasi yang tidak teratur dan menghambat gerakan
juga merupakan tujuan bersama, adanya dalam bekerja justru akan menurunkan
ketenangan jiwa jaminan kepastian serta semangat kerja karyawan.
perlindungan dari organisasi. Hal ini juga Ketiga, faktor hubungan dan
sesuai dengan pendapat Nawawi (2003) komunikasi antara pimpinan (kepala
yang menyatakan bahwa upah atau gaji sekolah) SLB-C Yaspenlub Kabupaten
yang diperoleh sangat besar pengaruhnya Demak dengan bawahan (guru) yang
terhadap semangat kerja. Upah yang cukup kurang harmonis dan komunikatif membuat
besar dengan pekerjaan yang sesuai, semangat kerja guru menurun. Tinggi atau
dipandang sebagai salah satu penyebab rendahnya semangat kerja karyawan dapat
meningkatnya moral atau semangat keja diukur dari kerjasama dalam organisasi.
karyawan. Namun, hasil penelitian di SLB- Menurut Hasley (1992) untuk mengukur
C Yaspenlub Kabupaten Demak ditemukan tinggi rendahnya semangat kerja pegawai
hasil yang sebaliknya yaitu rendahnya gaji dapat melalui unsur kerja sama. Kerja sama
Siti Aliyah
Fak. Ekonomi Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara
Email: staliyah10@gmail.com
Keywords: Abstract
The meaning and This study aims to explore information about the meaning and
implications of implications of tax a taxpayer perspective of SMEs in Jepara district.
taxes, a taxpayer The method used is a qualitative method with a phenomenological
perspective of approach. The informants in this study are as many as 3 SMEs
SMEs, interpretive taxpayer. Data was collected by in-depth interviews to each
study informant.These results explained that the informant was quite
capable of understanding the meaning of the tax, so the informant
was able to define the tax based on their respective perceptions. The
informant said that the implications of the tax leads to negative
implications, this is due to several cases of tax evasion which makes
the lack of public confidence in the tax manager.
penelitian ini adalah ketegasan sanksi Munculnya peraturan baru ini akan
perpajakan menimbulkan berbagai persepsi dari wajib
Mutiara Mutiah, dkk (2011) pajak, terutama wajib pajak UMKM. Sejak
melakukan penelitian mengenai interpretasi rencana pemberlakuan peraturan ini sudah
pajak dan implikasinya menurut perspektif banyak memperoleh penolakan, khususnya
wajib pajak UMKM. penelitian dari sektor UMKM, karena dianggap cukup
menunjukkan bahwa penafsiran informan memberatkan.
UMKM terhadap perpajakan hampir terkait UMKM di Jepara berkembang pesat
dengan substansi sebagai tanggung jawab, pada sentra-sentra industrinya, meliputi
yang dibelanjakan oleh pemerintah untuk sentra industri kerajinan seni ukir, seni
memperhatikan kepentingan publik dan patung dan relief, industri logam dan lain
sesuai dengan hukum dan peraturan. sebagainya. Industri-industri tersebut
Tetapi, tidak semua informan UMKM berkembang sangat baik, yang semula
mampu melaksanakan kewajiban hanya sedikit, dari tahun ke tahun
perpajakannya tepat. Mereka juga jumlahnya semakin bertambah. Pemasaran
berpendapat bahwa kewajiban perpajakan yang dilakukan UMKM pun cukup luas,
dan implikasinya cenderung menempatkan yang tersebar di kota-kota di seluruh
mereka dalam situasi yang rumit karena Indonesia, meliputi Yogyakarta, Jakarta,
mereka harus melakukan banyak hal untuk Bali dan Sumatera. Beberapa UMKM juga
memenuhi kewajiban mereka mengenai telah dapat memasarkan hasilnya ke luar
perpajakan. Hal ini dimungkinkan karena negeri seperti Arab, Kanada, Amerika, dan
manfaat yang ditimbulkan dari adanya Spanyol. Bahkan banyak pembeli yang
pajak itu tidak secara langsung dapat mengunjungi langsung UMKM tersebut,
dirasakan oleh mereka, sehingga paradigma baik dari dalam negeri maupun dari luar
yang muncul adalah sesuatu yang negeri. (Nahar, 2012).
cenderung berkonotasi negatif. Jumlah UMKM yang cukup banyak
Pemerintah telah menetapkan tarif di Jepara ini akan meningkatkan
pajak penghasilan final sebesar satu persen penerimaan pajak dari sektor UMKM jika
dari peredaran bruto (omzet) bagi diiringi dengan kepatuhan dan kesadaran
pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah wajib pajak untuk membayar pajak. Dari
penelitian Rajif (2011) telah disebutkan
untuk pendapatan yang tidak melebihi 4.8
bahwa kepatuhan membayar pajak salah
miliar dalam setahun. Penetapan tarif ini
satunya dipengaruhi oleh pemahaman
disahkan melalui PP No. 46 tahun 2013
wajib pajak tentang perpajakan. Dengan
yang sudah diberlakukan per 1 Juli 2013. adanya penelitian ini, diharapkan dapat
Namun, seiring dengan diberlakukannya diketahui seberapa dalam penafsiran dan
peraturan ini, masih banyak pelaku UMKM pemaknaan pajak oleh wajib pajak UMKM
yang belum mampu memahami peraturan sehingga akan diketahui tingkat
baik substansialnya maupun teknisnya. pemahaman wajib pajak terhadap
perpajakan dan dapat meningkatkan kinerja tanah dan bangunan tempat usaha;
dari aparat pajak dalam upaya b. memiliki hasil penjualan tahunan
meningkatkan penerimaan pajak. paling banyak Rp 300 juta.
Sedangkan definisi usaha menengah
Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah menurut Undang-undang No. 20 Tahun
yang telah diuraikan di atas, maka kajian 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
dalam penelitian ini adalah Bagaimana Menengah pasal 1 adalah usaha ekonomi
wajib pajak UMKM di kabupaten Jepara produktif yang berdiri sendiri, yang
menginterpretasikan pajak dan dilakukan oleh orang perorangan atau
implikasinya? badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang
Tinjauan Pustaka dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
Definisi Pajak
langsung maupun tidak langsung dengan
Menurut UU No. 28 Tahun 2007
usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
tentang ketentuan umum dan tata cara
kekayaan bersih atau hasil penjualan
perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang tahunan sebagaimana diatur dalam Undang
pribadi atau badan yang yang bersifat - Undang ini.
memaksa berdasarkan undang-undang, Adapun kriteria dari usaha menengah
dengan tidak mendapatkan imbalan secara adalah sebagai berikut:
langsung dan digunakan untuk keperluan a. memiliki kekayaan bersih lebih dari
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran Rp 500 juta sampai dengan paling
rakyat. banyak Rp10 milyar tidak termasuk
James dalam mendefinisikan pajak tanah dan bangunan tempat usaha;
sebagai “ a ulsory levy made by public atau
authorities for which nothing is received
b. memiliki hasil penjualan tahunan
directly in return”.
lebih dari Rp 2,5 milyar sampai
Definisi UMKM dengan paling banyak Rp 50 milyar.
Menurut Undang-undang No. 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil Kewajiban dan Hak Wajib Pajak Usaha
dan Menengah pasal 1, Usaha Mikro adalah Mikro, Kecil dan Menengah
usaha produktif milik orang perorangan Kewajiban perpajakan merupakan
dan/atau badan usaha perorangan yang kewajiban yang harus dipenuhi oleh Wajib
memenuhi kriteria usaha mikro Pajak dalam hal perpajakannya, baik Wajib
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pajak orang pribadi maupun badan. Setiap
ini. Wajib Pajak mempunyai kewajiban
Adapun kriteria dari usaha kecil perpajakan yang berbeda, karena terdapat
adalah sebagai berikut: kriteria-kriteria tertentu untuk tiap
a. memiliki kekayaan bersih paling golongan Wajib Pajak termasuk untuk
banyak Rp50 juta tidak termasuk Wajib Pajak UMKM. Kewajiban
perpajakan untuk Wajib Pajak UMKM 15. Memberi kuasa kepada orang untuk
adalah sebagai berikut: melaksanakan kewajiban pajaknya.
1. M e n d a f t a r k a n d i r i u n t u k 16. Apabila Wajib Pajak dipotong oleh
mendapatkan Nomor Pokok Wajib pemberi kerja, Wajib Pajak berhak
Pajak (NPWP) meminta bukti pemotongan PPh
2. Menghitung dan membayar sendiri Pasal 21 kepada pemotong pajak,
pajak dengan benar mengajukan surat keberatan dan
3. Mengisi dengan benar SPT dan permohonan pajak.
melaporkannya dalam batas waktu 17. Hak mendapatkan pelayanan
yang telah ditentukan. perpajakan gratis.
4. Menyelenggarakan pembukuan/ 18. Hak kerahasian bagi wajib pajak.
pencatatan 19. Ha k m en d a p at k an i n s en t i f
5. Melakukan pemungutan Pajak perpajakan.
Pertambahan Nilai
6. Sedangkan, hak-hak Wajib Pajak Manfaat Pajak
menurut Mardiasmo (2008) Suparmoko (2000, dalam Pajakkoe
meliputi: 2013) menyebutkan manfaat pajak
7. Mengajukan surat keberatan dan digunakan untuk :
surat banding. 1. manfaat pajak yang pertama adalah
8. Menerima tanda bukti pemasukan membiayai pengeluaran-pengeluaran
SPT negara seperti pengeluaran yang
9. Melakukan pembetulan SPT yang bersifat self liquiditing (contohnya
telah dimasukkan. adalah pengeluaran untuk proyek
10. M e n g a j u k a n permohonan produktif barang ekspor)
penundaan pemasukan SPT. 2. manfaat pajak yang kedua adalah
11. M e n g a j u k a n permohonan membiayai pengeluaran reproduktif
penundaan atau pengangsuran (pengeluaran yang memberikan
pembayaran pajak. keuntungan ekonomis bagi
12. M e n g a j u k a n permohonan masyarakat seperti pengeluaran untuk
perhitungan pajak yang dikenakan pengairan dan pertanian)
dalam surat ketetapan pajak. 3. manfaat pajak yang ketiga adalah
13. Meminta pengembalian kelebihan membiayai pengeluaran yang bersifat
pembayaran pajak. tidak self liquiditing dan tidak
14. M e n g a j u k a n permohonan reproduktif (contohnya adalah
penghapusan dan pengurangan pengeluaran untuk pendirian
sanksi, serta pembetulan surat monumen dan objek rekreasi)
ketetapan pajak yang salah. 4. manfaat pajak yang keempat adalah
membiayai pengeluaran yang tidak
ekonomi, namun definisi pajak yang pemahaman mereka akan hak dan
diungkapkan sudah cukup mengena. Pajak kewajiban perpajakannya.
didefinisikan sebagai “kewajiban”, berarti Menurut informan X:
informan sudah menyadari dan memahami “ eee…. kalau kewajibannya ya
kewajibannya kepada negara, yakni dengan menaati aturan pajak yang berlaku mbak…
membayar pajak. terus bayar pajaknya tepat waktu, laporane
Berbeda dengan pernyataan informan juga tepat waktu. Kemudian kalau haknya
Z yang meskipun latar belakang ya…. Mendapat pelayanan yang baik, itu
pendidikannya adalah strata dua, namun aja sih mbak…”
bukan dari bidang ilmu ekonomi. Dari pernyataan informan di atas,
Menurut informan Z: secara sederhana informan telah
“Pajak itu adalah e.. potongan hasil mengetahui kewajibannya sebagai wajib
usaha yang oleh pengusaha diberikan pajak, bahwa ia harus menaati aturan
kepada negara.” perpajakan yang berlaku, meskipun ia tidak
Dari pernyataan informan Z di atas, mampu menjelaskan secara luas dan rinci
informan Z sudah cukup bisa memahami namun hal ini sudah cukup menyeluruh.
definisi pajak. Informan Z menganggap Karena dapat diartikan bahwa, jika
bahwa hasil dari usahanya ada sebagian informan tersebut telah menaati semua
yang harus dipotong untuk diberikan aturan perpajakan yang berlaku berati ia
kepada negara, hal ini selaras dengan sudah menjalankan semua kewajibannya
definisi pajak menurut UU No. 28 tahun sebagai wajib pajak. Sedangkan kaitannya
2007 tentang ketentuan umum dan tata cara dengan hak sebagai wajib pajak, informan
perpajakan pasal 1 ayat 1, yakni pajak X mengartikan dengan sangat sederhana,
adalah kontribusi wajib kepada negara yang bahwa yang dibutuhkan adalah pelayanan
terutang oleh pribadi atau badan yang yang baik. Hal ini selaras dengan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang- diuraikan mardiasmo (2008:54) dalam
undang, dengan tidak mendapat imbalan bukunya bahwa salah satu hak wajib pajak
secara langsung dan digunakan untuk adalah hak mendapatkan pelayanan pajak
keperluan negara untuk sebesar-besarnya gratis. Berarti pelayanan yang gratis tanpa
kemakmuran rakyat. dipungut biaya ini merupakan pelayanan
yang baik, yang diinginkan oleh pengguna
Hak dan Kewajiban Wajib Pajak jasa, sebagaiman yang diinginkan oleh
UMKM informan X tersebut.
Setiap wajib pajak memiliki hak dan Menurut informan Y:
kewajiban yang berkaitan dengan “Kalau kewajibannya sih tetap kita
perpajakannya. Dalam penelitian ini, digali bayar pajak, kalau persoalan haknya kita
beberapa informasi yang diperoleh dari belum… belum sampai ke situ. Karena
para informan mengenai pengetahuan dan memang lagi-lagi saya persoalan eee…..
sekarang media sudah sangat luar biasa adanya keterbatasan sehingga informasi
canggih, internet dan lain sebagainya. yang seharusnya diketahui oleh wajib pajak
Kebutuhan itu ada karena didesak tidak tersampaikan.
sebenarnya gitu kan. Jujur ini, kebutuhan- Menurut informan Z:
kebutuhan kita diadakan karena terdesak, “Aturan pajak yang mana??? Kita
jelas gitu kan. Kita sudah pernah, jadi tidak pernah tahu tentang aturan terbaru
pertama itu dulu kita eee….. permohonan karena terakhir kita bayar pajak itu pada
wajib pajak pertama, ternyata yang maret 2013 yang lalu. Dan tidak ada
melakukan permohonan itu tidak pernah pemberitahuan lebih lanjut tentang aturan-
baca secara total karena di situ ketika aturan pajak yang terbaru… kalau toh
sudah dapat surat pemberitahuan pajak mungkin ada …ya barang kali… tapi belum
berarti jadi sudah ada namanya kewajiban- menyeluruh… UMKM. Ya.. itulah
kewajiban pasalnya sekian-sekian. Nah kelemahan negara ini ketika pemerintah
menurut sekian-sekian itu ternyata ada sudah mengundangkan suatu peraturan
kewajiban lain kaitannya dengan pasal 25 dianggap seluruh masyarakat Indonesia
yakni pajak bulanan sama pasal… pasal tahu, padahal negara Indonesia tidak
berapa ya itu… 29 kaitannya penghasilan seperti Jepang, tidak juga seperti
ya… PPh itu, Nah,,, gara-gara didesak itu Singapura yang mereka sangat intens atau
didenda sampai 1 juta. Akhirnya kita baru sangat peduli dengan aturan-aturan
tahu ada kewajiban itu. Makanya… pemerintah. Nah, kita ini negara Indonesia
Kalaupun itu PPnya juga penting, nanti ini orang sangat tidak banyak tahu tentang
akan cari lagi, kita tinggal nunggu, nunggu aturan-aturan itu apalagi dianggap oleh
April ini. Kira-kira ada laporan denda lagi para pengusaha kecil seperti saya ini
apa ndak gitu, karena 2013 saya sudah peraturan pajak justru akan memberatkan
didenda, kemudian saya juga kita, kita hanya care ketika ada peraturan-
mengantisipasi untuk mengikuti aturan, peraturan yang berpihak pada kita secara
kalau masih didenda lagi persoalannya langsung menguntungkan tapi kalau
apa, saya sudah dua kali perang sama pemerintah menganggap bahwa undang-
orang pajak itu, tukaran mbek pajek gara- undang yang sudah diundangkan oleh
gara denda.” pemerintah dianggap masyarakat tahu,
Dari pernyataan di atas, informan Y ya… ini yang pemerintah yang tidak tahu
belum memahami isi dari PP 46 ini, karena masyarakatnya sendiri.”
tidak hadir saat diadakan sosialisasi. Informan Z ini justru tidak tahu sama
Namun ketidaktahuan ini sebenarnya sekali tentang peraturan baru tersebut. Hal
sepenuhnya bukan kesalahan dari KPP ini sungguh ironis sekali, ketika peraturan
bukan pula kesalahan wajib pajak. Karena sudah diberlakukan tetapi masih ada
DJP sudah berusaha mensosialisasikan sasaran yang seharusnya paham terhadap
peraturan baru tersebut, namun karena peraturan tersebut justru belum tersentuh
sedikitpun. Hal ini perlu menjadi perhatian PP 46 tahun 2013 ini, perjanjian mereka
pemerintah, khususnya dirjen pajak untuk (informan selaku frenchisee dengan
dapat memberikan pelayanan sampai frenchisornya) laba bersih dibagi sebelum
menyeluruh sehingga tidak ada wajib pajak membayar pajak, dan pajak itu dibebankan
yang mengeluh bahwa ia belum kepada frenchisee yang dalam hal ini
mengetahui akan adanya perubahan adalah informan X. Sehingga dengan
peraturan tersebut. perubahan aturan perpajakan ini dirasa
Substansi dari peraturan pemerintah cukup berat bagi informan tersebut, karena
nomor 46 tahun 2013 ini ternyata belum harus menanggung pajak, dimana
diketahui dan dipahami oleh sebagian wajib pemotongan pajak tersebut bukan dari laba
pajak, namun setelah dijelaskan oleh bersih melainkan dari satu persen dari
peneliti sedikit gambaran isi dari peraturan omset penjualannya.
tersebut, para informan mendapatkan Sedangkan informan Y yang
sekilas informasi sebagai gambaran, merupakan manajer koperasi jasa
sehingga mereka mampu member keuangan, informan tersebut bingung
tanggapan dengan adanya peraturan ketika mengartikan omset (peredaran)
tersebut. Berikut itni tanggapan dari para bruto, Jika di perusahaan dagang yang
informan: dinamakan omset itu jelas penjualannya,
Menurut Informan X: namun untuk usaha yang sifatnya jasa
“Adanya tarif PPh final satu persen keuangan informan ini masih butuh
Itu kalau menurut saya memberatke penjelasan. Berikut ini tanggapan dari
soalnya ini apa ya.. bathinya (labanya- informan Y:
red) dari penjualan itu udah minim, terus Menurut Informan Y:
ditambahin bayar pajak ditambahi 1% itu “Nah,,, makanya perlu diperjelas,
ya jadi pengeluaran malah tambah banyak persoalannya kan itu, kalau di desa, karena
lagi, penghasilan income nya jadi sedikit. jasa itu kan perputaran uang, nah… lagi-
Apalagi kalau frenchise-frenchise kayak lagi nominal lebih jelas, cuman
gitu dibebankannya ke frenchisementnya, persoalannya gini. Jadi persoalannya lagi-
nggak dari pihak frenchiseenya.” lagi saya kembalikan ke PP 46 itu. Kita
Pernyataan di atas memberikan juga harus … harus…. Untuk… kalau
gambaran bahwa informan X merasa hanya baca undang-undangnya saja, PP-
keberatan dengan adanya tarif pajak nya saja secara tekstual masih perlu…
penghasilan final 1% ini, dengan masih perlu penjelasan. Masih perlu
pertimbangan satu persen tersebut diambil penjelasan dari tim ahli sebenarnya.”
dari omset penjualannya, padahal usaha “Jelas, kaitannya dengan persoalan
yang dijalankan oleh informan X ini, laba SHU, jelas itu menjadi beban….
sistemnya adalah frenchise, pada saat Beban yang tidak ter…. Apa ya…
peraturan perpajakan belum diubah dalam terprediksi iya kan. Jadi setelah kita sudah
Anomaly 1,2,4,5,6,7,8,9,10,11,12
Baitul Maal Wat-Tamwil 13
Corporate internet reporting 32
Day Of The Week Effect 1, 5
Determinan ketepatan waktu 32
Estimasi Harga 65,66,67,68
Guru 70,72,73,76,77,78,79,80
Internet corporte reporting 32
January Effect 1,5,6,7,8,9,10,11,12
Kinerja Keuangan 13,15,19,21,28,29
Pengelolaan Internal 13,15,17,19,20,22,25,29
Kualitas laba 46,47,49,50,51,52,53,54,55,56,59,60,61
Makna Pajak dan implikasinya 80
Monday Effect 1, 5
Pasar Efisien 1,2,3,4,11,12
Perspektif wajib pajak UMKM 80,86,88
Perusahaan high profile 46,48,49,57
Semangat Kerja 70,71,72,73,74,75,76,77,78,79
SLB-C Yaspenlub 71,72,73,74,75,76,77,78,79,80
Studi interpretatif 80
Trend 65, 66, 67
Ika Indriasari
Dosen PNS dpk di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Cendekia Karya Utama Semarang.
Alumnus Magister Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang
Widaryanti
Dosen PNS dpk di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Nusantara Semarang. Alumnus
Magister Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang
Siti Aliyah
Dosen tetap fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Islam Nahdlatul Ulama‟ Jepara
Ponny Harsanti
Dosen tetap di Universitas Muria Kudus. Alumnus Magister Akuntansi Universitas
Diponegoro Semarang
Sri Mulyani
Dosen tetap di Universitas Muria Kudus. Alumnus Magister Akuntansi Universitas
Diponegoro Semarang
Nurya Fahmi
S1 di Universitas Muria Kudus
Mekani Vestari
Dosen PNS dpk di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi BPD Semarang. Alumnus Magister
Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang
Watemin
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Hormat Kami,
Dewan Redaksi