Anda di halaman 1dari 106

SEASONAL EFFECTS PADA ANOMALI PASAR MODAL : SUATU

REVIEW

Ika Indriasari1)
Sugiarto

STIE Cendekia Karya Utama Semarang


Email: ika.antono@gmail.com1)
Kata kunci: Abstrak
Pasar efisien, Penelitian berbentuk critical review ini menelaah mengenai
anomali, day of the anomali pasar sebagai salah satu bentuk dari fenomena di pasar
week effect, modal. Pada anomali ditemukan hal-hal yang seharusnya tidak ada
Monday effect, bilamana dianggap bahwa pasar efisien benar-benar ada. Artinya,
January effect disini suatu peristiwa (event) dapat dimanfaatkan oleh investor
untuk memperoleh abnormal return. Salah satu bentuk anomali
dalam pasar modal adalah anomali musiman (seasonal anomalies).
Penelitian ini berusaha untuk menelaah mengenai pasar efisien dan
beberapa penelitian di berbagai negara yang telah dilakukan
seputar seasonal anomalies ini, baik day of the week effect, Monday
effect atau January effect.

Keywords: Abstract
efficient markets, This study examined the form of the critical review of market
anomalies, day of anomalies as one form of the phenomenon in the equity markets. On
the week effect, anomalies found some matters that should not be there when it is
Monday effect, considered that there is a really efficient market. So that here is an
January effect event can be exploited by investors to earn abnormal returns. One of
the anomalies in the stock market is seasonal anomalies. This study
sought to examine the efficient market and several studies in several
countries that have done the seasonal anomalies, either the day of
the week effect, Monday effect or the January effect.

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 1


Seasonal Effects Pada Anomali Pasar Modal : Suatu Review Ika Indriasari
Sugiarto

Pendahuluan akan membahas mengenai pasar efisien dan


Para investor yang melakukan menelaah adanya anomali pada pasar
investasi melalui pasar modal sudah pasti modal, khususnya yang terjadi pada waktu-
mengharapkan tingkat keuntungan waktu tertentu, atau yang disebut dengan
(return) dengan besaran yang sesuai seasonal anomalies.
dengan tingkat risiko yang ditanggungnya.
Sebagai investor, tentu mengharapkan Pembahasan
tingkat keuntungan yang optimal dan salah Pasar Efisien dan Implikasinya
satu cara untuk mengoptimalkan return Pasar efisien adalah pasar
yang diharapkan, investor dapat dimana semua harga sekuritas secara tepat
mengamati perilaku saham harian (Alteza, dan cepat dapat merefleksikan informasi
2007). Berdasarkan berbagai hasil yang ada (Jones, 2004). Pengertian
penelitian, harga saham mengalami tersebut disebut juga dengan efisiensi
pergerakan yang bersifat musiman informasional, sehingga harga saham yang
(seasonal). Kondisi tersebut sebenarnya ada mencerminkan hal-hal berikut:
dapat dicermati dan dimanfaatkan oleh para pertama, harga saham mencerminkan
investor agar dapat memiliki keputusan segala informasi yang telah diketahui baik
yang tepat saat menjual atau membeli informasi masa lampau, informasi sekarang
saham. Pembahasan mengenai pengujian dan kejadian yang sudah diumumkan.
pasar efisien tidak bisa terlepas dari Kedua, harga mencakup informasi lainnya
membahas tentang adanya ketidak- yang dianggap beralasan untuk
teraturan (anomali) yang terkait dengan disimpulkan. Sebagai contoh, jika ada suatu
hipotesis pasar efisien. Pasar modal yang informasi mengenai kenaikan tingkat
efisien adalah pasar modal yang berisi bunga dalam waktu yang tidak lama lagi
sekuritas yang nilai pasarnya selalu maka harga saham akan merefleksikan
menyesuaikan secara cepat dan langsung kepercayaan investor terhadap berita
apabila terjadi perubahan nilai intrinsik tersebut meskipun kenaikan tingkat bunga
dari asset yang menjadi dasar belum sungguh-sungguh terjadi. Fama
dikeluarkannya sekuritas tersebut. Jadi (1970) dalam Alteza (2007) telah
apabila saham suatu perusahaan tidak mengklasifikasikan tiga kategori efisiensi
berubah harga pasarnya , sementara pasar berdasarkan informasi yang
perusahaan tersebut mengalami suatu dicerminkan sebagai berikut:
kondisi yang mempengaruhi bisnisnya dan 1. Efisiensi pasar bentuk lemah ( weak
informasi tentang hal itu telah tersebar form efficiency). Pada pasar dengan
kepada publik, berarti pasar modal itu efisiensi lemah harga sekuritas
tidaklah efisien. Anomali sendiri adalah secara penuh mencerminkan
salah satu bentuk dari fenomena yang ada informasi masa lalu. Harga saham
di pasar modal. Artikel ini selanjutnya mengikuti random walk, sehingga

2 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Ika Indriasari Seasonal Effects Pada Anomali Pasar Modal : Suatu Review
Sugiarto

harga saham yang sudah terjadi tidak aktif, dengan maksud untuk memperoleh
dapat dipergunakan untuk return yang lebih tinggi dibandingkan
memprediksi harga saham saat ini, investor lainnya. Investor akan
sehingga strategi perdagangan menggunakan analisis teknikal,
dengan memanfaatkan dasar fundamental atau gabungan diantara
hubungan historis tidak dapat keduanya. Dengan analisis teknikal,
menghasilkan abnormal return bagi investor mempercayai bahwa pola-pola
investor. pergerakan harga saham di masa datang
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat akan diketahui. Hal ini sebenarnya
(semi strong form efficiency), adalah bertentangan dengan konsep pasar efisien
jika harga saham s ecara penuh yang menyatakan bahwa informasi masa
mencerminkan semua informasi lalu telah tercermin dalam harga saham.
yang dipublikasikan, sehingga Strategi investasi yang tepat
investor tidak akan memperoleh menurut Jones (2004) dapat berupa strategi
abnormal return hanya dengan pemilihan saham, rotasi sektor dan market
memanfaatkan informasi publik timing. Strategi pemilihan saham adalah
seperti pengumuman laba dan strategi investor dengan cara melakukan
dividen, pengumuman merger, seleksi untuk mendapatkan saham terbaik
pemecahan saham dan pengumuman dengan berdasarkan pada analisis
-pengumuman lainnya. fundamental. Strategi ini merupakan
3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong strategi yang paling rasional dan populer.
form efficiency), yaitu harga saham Strategi lainnya, yaitu strategi rotasi sektor
mencerminkan semua informasi dapat dilakukan oleh investor melalui dua
yang tersedia, baik informasi privat cara (Tandelilin dalam Alteza, 2007) yaitu:
maupun yang dipublikasikan. Dalam (1) melakukan investasi pada saham-saham
bentuk efisiensi ini, tidak akan ada yang bergerak pada sektor tertentu untuk
investor yang memperoleh abnormal mengantisipasi pergerakan siklis ekonomi
return hanya karena memiliki di kemudian hari, dan (2) melakukan
informasi privat. Pada efisiensi kuat modifikasi terhadap bobot portofolio saham
ini, pasar modal seperti pasar lelang -saham pada sektor industri yang berbeda-
ideal karena harga akan selalu wajar beda. Strategi ketiga, yaitu strategi market
dan tidak ada investor yang mampu timing . Strategi ini dilakukan dengan cara
memperkirakan dengan baik aktif mengamati pergerakan di pasar
mengenai harga saham. saham sehingga dapat menentukan waktu
yang tepat untuk masuk pasar dan keluar
Pada pasar efisien, investor yang dari pasar untuk memperoleh return yang
tidak percaya terhadap pasar efisien akan lebih baik, atau menghindari kerugian.
cenderung melakukan strategi perdagangan Investor yang mempercayai

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 3


Seasonal Effects Pada Anomali Pasar Modal : Suatu Review Ika Indriasari
Sugiarto

kebenaran pasar efisien tidak akan perusahaan (firm anomalies), anomali


menggunakan strategi-strategi di atas untuk musiman (seasonal anomalies), anomali
memperoleh abnormal return. Investor ini peristiwa atau kejadian (event anomalies),
akan cenderung bersikap pasif dalam dan anomali akuntansi (accounting
investasinya. Strategi yang dipilih akan anomalies) ( Levy,1996 dalam Gumanti
cenderung pada strategi buy and hold atau dan Utami, 2002). Penjelasan mengenai
strategi mengikuti indeks pasar (Jones, anomali pasar tersebut adalah sebagai
2004). Meskipun disebut pasif, namun berikut (Cahyaningdyah, 2004).
bukan berarti investor tidak melakukan 1. Size effect, adalah anomali
strategi apapun. Investor pasif biasanya perusahaan yang diungkapkan oleh
secara rasional akan menyeleksi saham Banz (1981) yang menunjukkan
dalam portofolionya dan melakukan bahwa kelebihan return perusahaan
penyesuaian jika risiko portofolio berubah yang memiliki size lebih kecil justru
melebihi batas toleransinya. cenderung lebih tinggi dibandingkan
perusahaan dengan size yang lebih
Seasonal anomali dalam Pasar Saham besar.
Dalam praktik perdagangan di pasar 2. Market to book effect, yang
saham, dari hasil berbagai penelitian merupakan anomali dimana saham
ditemukan bahwa konsep pasar efisien yang memiliki market to book yang
sering mengalami penyimpangan, yang tinggi cenderung memiliki tingkat
disebut sebagai anomali pasar. Faktor return yang lebih besar dibandingkan
penyebab dari anomali ini sulit dijelaskan dengan saham yang memiliki market
secara tepat, bahkan dengan berbagai to book value rendah.
penelitian yang telah dilakukan. Pada 3. P/E ratio effect, yaitu anomali yang
kejadian anomali pasar ditemukan hal-hal menujukkan bahwa saham dengan P/
yang seharusnya tidak terjadi bilamana E ratio rendah justru memiliki return
dianggap bahwa pasar efisien benar-benar yang lebih tinggi dibandingkan
ada. Artinya, disini suatu peristiwa (event) saham dengan P/E ratio tinggi. Hal
dapat dimanfaatkan oleh investor untuk ini berlawanan dengna teori pasar
memperoleh abnormal return. Bukti efisien, sebab mestinya tidak ada
empiris adanya anomali di pasar modal hubungan antara rasio P/E dengan
muncul pada semua bentuk pasar efisien, return. Fama dan French (1981)
walaupun kebanyakan ditemukan pada menemukan bahwa efek P/E ini
bentuk efisien semi-kuat (Gumanti dan akan hilang apabila ada kontrol yang
Utami, 2002) baik atas ukuran perusahaan dan
Dalam teori keuangan, dikenal market to book perusahaan.
sedikitnya empat macam anomali pasar. 4. Seasonal effect, yaitu anomali yang
Keempat anomali tersebut adalah anomali terkait dengan waktu -waktu

4 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Ika Indriasari Seasonal Effects Pada Anomali Pasar Modal : Suatu Review
Sugiarto

perdagangan pasar yang terjadi pada yang bisa negatif. Jika terjadi
pasar modal, dan dapat berupa pada masa sekitar pergantian
anomali-anomali di bawah ini: tahun maka disebut pula turn
a. January effect, yaitu anomali off the year effect.
yang menunjukkan bahwa Secara umum, banyak peneliti yang
return di bulan Januari telah menyelidiki kejadian seputar
ditemukan cenderung lebih seasonal anomali , misalnya mengenai
tinggi dibandingkan bulan fenomena pendapatan akhir pekan
lain. Hal ini lebih besar terjadi (weekend effect) yang menunjukkan adanya
pada perusahaan kecil dan pendapatan negatif setelah akhir pekan.
pada lima hari pertama Pendapatan negatif ini diperkirakan karena
perdagangan di awal bulan. adanya efek penyelesaian dan kesalahan
b. Holiday effect, yaitu adanya pengukuran. Diungkap pula, bahwa
kecenderungan bahwa return pendapatan negatif sesungguhnya terjadi
saham pada satu hari selama periode non-perdagangan.
menjelang libur dan return Fenomena lainnya adalah January effect,
saham sehari setelah libur yang menunjukkan adanya kecenderungan
lebih tinggi jika dibandingkan kenaikan harga sekuritas di bulan Januari,
pada hari biasa. khususnya di hari-hari pertama
c. Intraday effect, yaitu adanya ( Levy,1996), efek day of the week, day of
perbedaan return saham pada the month, juga holidays effect. penelitian
suatu jam perdagangan seputar anomali tersebut juga telah
tertentu pada hari yang sama. dilakukan oleh banyak peneliti di berbagai
d. The day of the week effect. negara (misalnya Kohers dan Kohli, 1991;
Yaitu perbedaan hari Lee dan Chang,1988 dll)
perdagangan yang Meskipun telah diteliti cukup lama
berpengaruh terhadap pola dan dilakukan di berbagai negara, hasil
return saham dalam sepekan. yang disimpulkan dari masing-masing
Kasus yang biasa terjadi pada penelitian menunjukkan perbedaan (Kohers
jenis anomali ini adalah dan Kohli, 1991). Perbedaan-perbedaan
Monday effect dan weekend hasil penelitian ini menunjukkan adanya
effect. peluang yang masih terbuka luas untuk
e. Turn of the month effect. menggali lebih dalam mengenai fenomena
Anomali yang terjadi dimana anomali pasar modal seasonal tersebut,
tingkat pengembalian pada khususnya yang terjadi pada pasar modal di
awal bulan selalu lebih tinggi Indonesia. Schwert (2003) dalam Cooper
atau positif jika dibandingkan dan Ovtchinnikov (2006) menyatakan
pengembalian akhir bulan bahwa anomali lain seperti weekend effect

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 5


Seasonal Effects Pada Anomali Pasar Modal : Suatu Review Ika Indriasari
Sugiarto

dan weekday effect terbukti makin mengecil populer bagi penelitian pasar modal pada
hingga menjadi kurang signifikan untuk tahun 1980an. Dalam upaya meneliti
tahun 2002. Namun, tidak demikian weekend effect ini Dyl dan Maberly telah
dengan January effect. Temuan ini mempelajari beberapa penjelasan yang
menunjukkan bahwa dinamika yang ada mungkin menjadi penyebab fenomena
pada pasar modal dapat menyebabkan tersebut, dan termotivasi untuk
perubahan-perubahan reaksi investor yang menemukan penyebab sesungguhnya dari
memungkinkan untuk menjadi pemicu weekend effect.
terjadinya anomali di pasar modal. Pada penelitian ini Dyl dan Maberly
Selanjutnya akan dibahas mengenai (1988) menetapkan dua hipotesis yang
beberapa penelitian yang telah ada seputar akan diuji, yaitu H1 : berita baik dengan
anomali musiman di pasar modal. Hal ini berita yang kurang baik adalah sama
dimaksudkan sebagai suatu bentuk telaah (seimbang) untuk masing-masing periode
terhadap hasil yang telah ditemukan oleh non-perdagangan dan H2 yang menyatakan
berbagai riset mengenai anomali, yang bahwa hasil yang kurang baik dan hasil
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik secara seragam didistribusikan
bagi penelitian sejenis di masa datang. selama hari-hari dalam sepekan. Dari
Penelitian ulang yang akan datang ini pengujian yang dilakukan, hipotesis satu
dimaksudkan untuk melengkapi temuan- sebagian ditolak, berarti bahwa pada
temuan sebelumnya dan mencoba periode non perdagangan terdapat
menemukan bukti baru seputar anomali perbedaan untuk berita baik dan berita
pasar modal khususnya di Indonesia, kurang baik, yang ditemukan pada sebagian
mengingat bahwa dinamika pasar modal sampel. Namun, peneliti tidak bisa
terus berlangsung dan fungsi utama dari menolak mengenai kemungkinan bahwa
pasar modal adalah menjaga kontinuitas ada kemungkinan informasi yang sama
pasar dan menciptakan harga efek yang untuk periode non perdagangan yang lain
wajar (Nuryanti, 2007), diharapkan bukti selama seminggu.
yang diperoleh dari temuan-temuan Hipotesis kedua, ditemukan ada hasil
penelitian terbaru ini akan memberikan yang kuat bahwa informasi yang kurang
kontribusi yang berarti bagi pasar modal di baik tidak secara merata didistribusikan
Indonesia. selama sepekan, meskipun tidak terdapat
bukti bahwa informasi yang baik juga tidak
Weekend Effect terdistribusi dengan merata. Bukti dari
Dyl dan Maberly (1988) telah penelitian ini menunjukkan bahwa ada
melakukan suatu penelitian mengenai kejadian yang tidak biasa dari informasi
anomali yang dikenal sebagai fenomena secara umum dan dari informasi yang
akhir pekan ( weekend phenomenon/ kurang baik secara khusus , yang muncul
weekend effect ) yang manjadi topik pada saat akhir pekan. Fenomena ini

6 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Ika Indriasari Seasonal Effects Pada Anomali Pasar Modal : Suatu Review
Sugiarto

menyediakan penjelasan sebagian bagi Perbedaan kedua adalah pialang


weekend effect , dan mungkin masih belum saham di USA diatur oleh aturan bahwa
dapat dijelaskan sepenuhnya. Penelitian ini, masing-masing kutipan bid-ask harus
masih menyisakan pertanyaan, mengapa dipertemukan dengan kriteria stabilitas dan
weekend effect tetap terjadi, dan kontinuitas untuk menjaga kerapihan
memerlukan penelitian lebih lanjut. pasar. Sehingga ketika terjadi suatu
perubahan besar pada harga keseimbangan,
January Effect dan Day of week effect harga transaksi tidak mencerminkan harga
Lee dan Chang (1988) meneliti kesetimbangan secara bersamaan hingga
mengenai anomali-anomali yang terjadi suatu angka yang mencukupi dari suatu
pada pendapatan saham selama periode transaksi terjadi . Sedangkan di Korea,
perdagangan dan non perdagangan di tidak terdapat pialang yang bertanggung
pasar modal Korea. Penelitian tersebut jawab untuk menjaga terjadinya pasar
dimaksudkan untuk meneliti tiga fenomena saham yang adil dan rapi. Sehingga saat
anomali, yaitu efek ukuran perusahaan, ada perubahan yang besar pada harga
efek Januari, dan efek hari dalam sepekan kesetimbangan, waktu yang mencukupi
(day of week). Lee dan Chang (1988) lebih diperlukan untuk menemukan harga
termotivasi untuk meneliti mengenai transaksi yang mencerminkan harga
anomali pasar modal di Korea karena kesetimbangan. Dalam hal ini, sebagian
adanya beberapa perbedaan karakter pasar besar perubahan harga harian terjadi pada
modal antara Amerika dengan Korea. harga transaksi yang pertama (harga
Perbedaan tersebut terkait dengan pembukaan) tiap hari dan nilai absolut yang
empat hal. Yang pertama, mengenai besar dari pendapatan periode non-
perdagangan saham , dimana perdagangan perdagangan bisa dihasilkan selama
saham di Amerika didominasi oleh para periode penyesuaian harga.
dealer (pialang saham), meskipun pada Perbedaan karakter ketiga antara
dasarnya perdagangan dilakukan dengan pasar modal Amerika dengan Korea adalah
proses lelang. Dengan adanya peran tidak adanya pajak pendapatan modal untuk
pialang tersebut, harga saham menjadi investor individual di Korea. Sedangkan
terdeviasi dari harga yang sebenarnya jika perbedaan keempat adalah pasar modal
transaksi mencerminkan permintaan pasar Korea buka dari hari Senin hingga Sabtu,
publik hanya pada satu sisi. Sementara, di meskipun pada hari Sabtu hanya ada sesi
Korean Stock Exchange (KSE) permintaan pagi. Sedangkan di Amerika, pasar modal
perdagangan dieksekusi dengan dasar buka dari Senin hingga Jum‟at. Menurut
proses lelang murni, baik untuk pialang pandangan hipotesis waktu perdagangan
maupun bid-ask spread, sehingga data dari Rogalski, hal ini memiliki implikasi
pasar modal Korea tidak mengandung bias langsung ketika periode perdagangan
karena pengaruh penyebaran saham. kembali pada hari Sabtu seharusnya

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 7


Seasonal Effects Pada Anomali Pasar Modal : Suatu Review Ika Indriasari
Sugiarto

separuh dari periode perdagangan kembali terjadinya penjualan dengan kerugian pajak
untuk hari-hari lain dalam suatu pekan di pada akhir tahun dan pengaruh tersebut
Korea. terkait dengan tingginya return selama
Pada penelitian ini ada tiga hipotesis periode non-perdagangan di Januari.
yang akan diuji:1).Terdapat hubungan Untuk pola pekanan, dalam penelitian
negatif antara ukuran perusahaan dengan ini dilakukan dengan menguji sepuluh
pendapatan harian saham di Korea ukuran portofolio. Ditemukan bahwa secara
2).Terdapat perbedaan return saham pada rata-rata, mean terendah penutupan-ke-
bulan January dibandingkan bulan-bulan penutupan terjadi pada pendapatan hari
lainnya pada pasar saham di Korea dan Selasa, dan mean tertinggi penutupan-ke-
3).Terdapat perbedaan return saham pada penutupan terjadi pada hari perdagangan
hari tertentu pada satu pekan pada pasar terakhir pada satu pekan, yaitu Sabtu.
saham di Korea Sedangkan rata-rata pada periode
Hasil pengujian menunjukkan bahwa perdagangan terenah terjadi pada hari
perusahaan yang kecil di Korea, rata-rata Senin, dan rata-rata tertinggi periode
menerima return harian yang lebih tinggi perdagangan terjadi pada hari Sabtu untuk
dibandingkan perusahaan besar. Hal ini hampir keseluruhan portofolio.
diindikasikan karena perusahaan kecil Hasil pengujian secara umum
kurang berisiko dibandingkan perusahaan menunjukkan bahwa dengan kondisi
besar. Bukti adanya hubungan negatif Korea yang tertutup dalam hubungan
antara ukuran perusahaan dengan return ekonomi dengan Amerika, pasar modal
harian ini juga tidak diperoleh di pasar Korea dirasa memiliki kondisi musiman
Amerika. Dari pengujian oleh Cohen, independen yang kecil. Persepsi anomali di
Hawawini, Maier, Schwartz dan Whitcomb Korea,dengan bukti internasional
beta, juga menunjukkan adanya perbedaan sebelumnya pada literatur,
antara ukuran portofolio, namun terlalu mengindikasikan bahwa anomali adalah
kecil untuk menjelaskan besarnya return fenomena umum diseluruh dunia.
abnormal yang diterima oleh perusahaan Karakterisasi yang lebih rinci mengenai
kecil. Namun hal ini mengindikasikan fenomena anomali di pasar saham Korea
bahwa pengaruh ukuran perusahaan terjadi disediakan dengan mengubah ulang returns
pada data pasar modal Korea, bahkan penutupan-ke-penutupan harian ke returns
setelah dilakukan penyesuaian bias yang periode non perdagangan (penutupan-ke-
ditunjukkan dalam literatur. pembukaan) dan returns periode
Pengujian mengenai anomali perdagangan (pembukaan-ke-penutupan).
yang terjadi pada bulan Januari juga Efek ukuran perusahaan ditemukan untuk
mendapatkan bukti, bahwa January effects returns periode perdagangan, sementara itu
terjadi di pasar modal Korea, bahkan tidak ditemukan untuk returns periode non
dengan kemungkinan yang kecil atas perdagangan. Sebagian besar efek Januari

8 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Ika Indriasari Seasonal Effects Pada Anomali Pasar Modal : Suatu Review
Sugiarto

terkonsentrasi pada returns periode non penelitian Lee dan Chang (1988) ini belum
perdagangan selama empat hari pertama memecahkan permasalahan anomali.
perdagangan tahun ini. Tampaknya weak Demikian juga, masih ada banyak
seasonality disebabkan oleh penyimpangan penelitian yang harus dilakukan agar dapat
yang luas dari mean returns periode menghasilkan pernyataan yang konklusif
perdagangan pada hari Senin dan Sabtu mengenai fenomena dan penyebab anomali.
dari keseluruhan mean returns periode
perdagangan. Hasil di atas January effect
mengindikasikan bahwa proses yang Kohers dan Kohli (1991) menyelidiki
menghasilkan return selama periode non tentang anomali perilaku pasar modal pada
perdagangan mungkin berbeda dari proses perusahaan besar di bulan Januari
yang menghasilkan return selama periode ( January effects). Menurut efek Januari,
perdagangan di Korea. secara umum, rata-rata bulanan untuk
Hasil empiris yang dihasilkan di return Januari secara signifikan berbeda
artikel ini ditafsirkan sebagai indikasi dari dari laba rata-rata bulanan selama bulan-
sebuah in-efisiensi di pasar saham Korea. bulan lainnya dalam setahun. Kohers dan
Fenomena anomali terjadi di dalamnya, Kohli (1991) telah mendokumentasikan
namun, tidak selalu konsisten dengan berbagai penelitian mengenai anomali
efisiensi pasar. Mungkin terdapat beberapa pasar modal dari berbagai peneliti,
faktor yang hilang pada returns saham. khususnya mengenai January effect.
Berdasarkan penyebaran dan kesamaan Mereka mencatat bahwa kebanyakan
anomali di beberapa negara selain Korea, penelitian tentang efek Januari lebih
penafsiran tersebut dapat menyesatkan terfokus pada perusahaan kecil terutama
tanpa studi yang luas. Dengan demikian, pada hari-hari awal Januari (Keim, 1983;
penelitian selanjutnya dibutuhkan. Reinganum, 1983).
Pengujian formal dari hipotesis informasi Dengan adanya berbagai dukungan
tidak dilakukan dalam penelitian ini. terhadap efek bulan Januari, khususnya
Dengan demikian, disarankan agar bagi perusahaan kecil, Kohers dan Kohli
penelitian yang akan datang untuk terdorong untuk melakukan pengujian
menggunakan sampel dan informasi yang komprehensif mengenai efek Januari
lebih lengkap dalam menyelidiki mengenai terhadap saham perusahaan besar atau
efek ukuran perusahaan, karena dalam melengkapi dukungan terhadap hipotesis
penelitian ini dibatasi oleh terbatasnya kerugian pajak penjualan. Penelitian
informasi mengenai perusahaan kecil di Kohers dan Kohli (1991) ini bertujuan
Korea. untuk menginvestigasi keberadaan efek
Penelitian ini memberi kontribusi Januari bagi surat berharga perusahaan
bagi penelitian selanjutnya mengenai besar dengan menyediakan bukti empiris
anomali di pasar saham Korea. Namun, yang didasarkan pada return bulanan untuk

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 9


Seasonal Effects Pada Anomali Pasar Modal : Suatu Review Ika Indriasari
Sugiarto

komposit S&P dan indeks komponen yang oleh Khaksari dan Bubnys (1992) sebagai
menunjukkan bahwa return bulanan pada yang didokumentasikan paling luas di
indeks perusahaan besar tidak sama untuk indeks spot.
bulan yang berbeda, yang diteliti mulai Tujuan dari penelitian ini adalah:
bulan Januari 1930 hingga Desember 1949. pertama adalah untuk menguji apakah
Satu hipotesis yang diuji dalam indeks saham masa depan dan harga spot
penelitian ini adalah : Terjadi January yang mendasari adanya efek day of the
effect pada saham perusahaan-perusahaan week, month of the year dan day of the
besar. month. Dua efek yang terakhir belum
Hasil penelitian ini menunjukkan pernah diuji sebelumnya dengan
bahwa secara rata-rata bukti menunjukkan menggunakan data indeks saham masa
bahwa ternyata efek Januari tetap eksis depan. Disini Khaksari dan Bubnys juga
pada perusahaan besar, dan ceteris paribus, menginvestigasi hubungan timbal balik
independen terhadap pengaruh ukuran antara harga spot dan future markets (pasar
perusahaan. Kemiripan hasil untuk indeks komoditas). Tujuan kedua, untuk menguji
komponen S&P menunjukkan pula bahwa ketiga anomali tersebut dengan
anomali musiman ini eksis dalam menggunakan tingkat penyesuaian risiko
keseluruhan industri yang ditampilkan oleh return dan juga tingkat rata-rata return.
indeks S&P. Namun, keterbatasan Khaksari dan Bubnys (1992)
penelitian ini hanya menguatkan beberapa termotivasi untuk mempertemukan
hasil penelitian mengenai efek Januari saja. beberapa metodologi yang telah diamati
Tidak dijelaskan dengan lebih mendalam, dan adanya ketidak-konsistenan konseptual
apa penyebab January effect tersebut tetap pada penelitian-penelitian sebelumnya
terjadi pada perusahaan besar . mengenai indeks saham masa depan
dengan menggunakan variabel dan teknik
Day-of-the-week effect, the month of the yang berbeda, serta ukuran sampel yang
year effect dan the day of the month lebih besar..
effect Khaksari dan Bubnys (1992)
Risiko return yang didasarkan pada menyatakan bahwa hasil penelitiannya
Sharpe Performance Measure untuk tidak mendukung pernyataan-pernyataan
mengevaluasi adanya tiga anomali dalam dari para otoritas yang menyatakan indeks
dua indeks saham masa depan, masa depan saham komoditas (future market) lebih
dari indeks sintetis perusahaan yang lebih efisien dibandingkan dengan indeks spot
kecil, dan masing-masing indeks spot yang karena adanya respon yang lebih tinggi
mendasari. Tiga anomali yang diteliti disini terhadap perubahan harga, leverage yang
adalah pengaruh dari day-of-the-week, the lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah
month of the year dan the day of the (misal Zeckhauzer dan Neiderhoffer,
month . Ketiga anomali tersebut disebut 1983). Khaksari dan Bubnys (1992)

10 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Ika Indriasari Seasonal Effects Pada Anomali Pasar Modal : Suatu Review
Sugiarto

menemukan bukti lebih mengenai Junkus dan Lee (1985) dalam Khaksari dan
pengaruh day of the week dan day of the Bubnys (1992).
month dalam perilaku harga pada indeks Bukti pada penelitian ini juga
komoditas dibanding pada indeks kas. menunjukkan adanya perbedaan antara
Namun, January effect ditemukan lebih distribusi pendapatan dari indeks
muncul pada indeks spot dibanding pada komoditas dengan indeks spot. Sehingga,
kontrak-kontrak di indeks saham komoditas memilih indeks komoditas yang
dan lebih pada perusahaan kecil dibanding menyediakan kesesuaian terbaik dengan
pada perusahaan yang lebih besar. portofolio spot adalah hal mendesak untuk
Pengaruh day of the week suksesnya strategi hedging. Suatu upaya
menurun tajam pada indeks pendapatan yang sungguh-sungguh diperlukan untuk
spot maupun future market ketika menetapkan modifikasi strategi hedging
penyesuaian resiko Sharpe Performance yang sukses diantaranya adalah akuntansi
Measure dibuat. Tetapi penggunaan Sharpe untuk biaya transaksi.
Performance Measure tidak terlalu Khaksari dan Bubnys (1992) juga
berpengaruh dalam menurunkan the month menyatakan bahwa anomali yang terus
of the year effect. Namun demikian, the day terjadi juga dapat berimplikasi pada
of the month effect yang tidak muncul kebijakan publik bagi pasar modal.
ketika pendapatan komoditas yang belum Penemuan dari pasar yang tidak efisien
disesuaikan dianalisis, muncul dengan kuat memberi tekanan bagi agen-agen
setelah adanya penyesuaian risiko. pemerintahan untuk menetapkan regulasi
Hasil temuan Khaksari dan pasar modal yang lebih besar, meskipun
Bubnys (1992) cenderung kurang diragukan pula apakah peningkatan
menyepakati pernyataan yang ada pada regulasi akan mampu menghasilkan
pernyataan teori pasar efisien. Dan dari efisiensi pasar. Penelitian ini memberikan
hasil penelitian ini mereka juga perkembangan kontribusi yang cukup besar
menunjukkan beberapa implikasi bagi bagi implikasi adanya anomali pasar.
investor dan regulator. Pertama, adanya Keterbatasan yang ada pada penelitian ini
anomali yang terjadi terus menerus pada adalah hanya dilakukan pada satu negara,
pasar spot dan indeks saham pasar sehingga perlu dilakukan pengujian pada
komoditas yang berkembang mendukung negara lain yang mungkin memiliki
kemungkinan yang masuk akal dari strategi karakteristik pasar yang berbeda.
ketepatan portofolio jangka pendek. Satu
hal yang pokok dimana pengetahuan Penutup
mengenai indeks saham komoditas Penelitian pada pasar modal
berguna, adalah dalam mengembangkan menunjukkan bukti bahwa anomali pada
dan mngimplementasikan strategi hedging pasar modal terjadi terus menerus di
(lindung nilai) sebagaimana pada penelitian berbagai negara dan menunjukkan hasil

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 11


Seasonal Effects Pada Anomali Pasar Modal : Suatu Review Ika Indriasari
Sugiarto

yang seringkali tidak konsisten (Khaksari Saham: Pengujian Terhadap Week-


dan Bubnys, 1992). Penelitian-penelitian Four Effect dan Rogalsky Efffect di
telah menunjukkan dukungan terhadap BEJ, Thesis Program Studi
adanya anomali-anomali tersebut , Manajemen Sains Ilmu -ilmu
meskipun seringkali disampaikan bahwa Ekonomi UGM.
anomali seperti January effect, day of the Cooper,J.Mc Connell., A.OVtchinnikov,
week atau day of month belum dapat 2006, “The Other January Effect”,
dijelaskan sepenuhnya mengenai faktor Journal of Financial Economics, Vol.
penyebab utamanya. Adanya anomali pasar 82, No. 2, hal. 315-341.
di berbagai pasar dunia juga menunjukkan Dyl, Edward A., Maberly,Edwin D., 1988,
fenomena-fenomena yang bertentangan “Explanation of The Weekend
konsep pasar efisien yang menyebutkan Effect”, Financial Analyst Journal,
bahwa semestinya pergerakan saham Vol. 4, No. 3, hal. 83-84 .
terjadi secara acak dan sulit diprediksi. Gumanti, Tatang Ary., Utami, Elok Sri,
Penelitian selanjutnya dapat lebih 2002, “Bentuk Pasar Efisien dan
dikembangkan agar tidak sekedar Pengujiannya”, puslit.petra.ac.id/
membuktikan terjadinya anomali pada journals/accounting, diakses pada 05
pasar di suatu rejim pasar , namun lebih April 2010.
luas pada implikasi ataupun pemanfaatan Jones, Charles P., 2004, Investment
dari anomali tersebut bagi para pelaku Analisys and Management, 9th
pasar modal di berbagai negara dengan Edition, John Wiley & Sons.
karakter pasarnya masing-masing. Perlu Kohers, Theodor., Kohli, Raj K.., 1991,”
pula dikaji lebih lanjut, penyebab utama The Anomolous Stock Market
dari berbagai anomali pasar yang terjadi, Behavior of Large Firms in January :
dengan mengembangkan metodologi The Evidence from the S&P
penelitian ygtepat, mengingat anomali yang Composite and Component Indexes,
terjadi sifatnya sangat kondisional dan Quarterly Journal of Business and
sangat tergantung pada karakter pasar Economics, Vol.30, No. 3, hal. 14-32.
modal yang diteliti. Lee, Ki-Young., Chang, Chung-Sik, 1988,
“Anomalies in the Stock Returns
Daftar Pustaka Over Trading and Non Trading
Alteza, Muniya, 2007, “Efek Hari Periods: Further Evidence in The
Perdagangan Terhadap Return Korean Stock Market”, Quarterly
Saham: Suatu Telaah atas Anomali Journal of Business and Economics,
Pasar Efisien”, Jurnal Ilmu Vol. 27, No. 2.
Manajemen, Vol 3 No. 1, hal. 31-43. Nuryanti, Yuyun Aisyah, 2007, Pengujian
Cahyaningdyah, Dwi, 2004, Analisis Hari keberadaan, Skripsi pada Universitas
Perdagangan Terhadap Return Indonesia, (tidak dipublikasikan).

12 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PENGELOLAAN INTERNAL
BMT (STUDI KASUS PADA BMT-BMT DI KOTA SEMARANG)

Widaryanti

STIE Pelita Nusantara Semarang


Email : wdr.yanti@gmail.com

Kata kunci: Abstrak


Kinerja Keuangan, Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh
Pengelolaan kinerja manajerialnya. Setiap organisasi atau perusahaan akan selalu
Internal, Baitul berusaha untuk meningkatkan kinerja manajerial, dengan harapan
Maal Wat-Tamwil apa yang menjadi tujuan perusahaan akan tercapai. Banyak faktor
yang mempengaruhi kinerja manajerial, tetapi dalam penelitian ini
dianalisis melalui kinerja keuangan dan pengelolaan internal. Obyek
dalam penelitian ini adalah BMT-BMT di Kota Semarang yang sudah
diasosiasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan
pengelolaan internal antara BMT dengan kinerja keuangan yang baik
dengan BMT dengan kinerja keuangan yang tidak baik. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pimpinan BMT di Kota Semarang yang
sudah diasosiasi yang berjumlah 10 orang. Penelitian ini menggunakan
Metode pengambilan sensus. Metode pengumpulan data menggunakan
kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis diskriminan
dengan sebelumnya dilakukan uji instrumen (validitas dan relibilitas)
dan uji wilk’s lamda (stepwise selection). Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS Versi 17.0 menunjukkan bahwa; ada perbedaan
yang signifikan antara BMT yang berkinerja baik dengan BMT yang
berkinerja tidak baik pada BMT-BMT di Kota Semarang. Berdasarkan
pengujian secara statistik, hal ini dipengaruhi bagaimana Usaha
Sosialisasi yang dilakukan oleh BMT-BMT tersebut.

Keywords: Abstract
Financial The success of an organization is strongly influenced by managerial
Performance, performance. An organization or company will always strive to improve
Management managerial performance, with the hope what the company's objectives
Internal, Baitul will be achieved. Many factors affect managerial performance, but in
Maal Wat - Tamwil this study was analyzed through its financial performance and internal
management. The objects of this study is BMTs in Semarang be
associated by Puskopsyah. The purpose of this study is to analyze the
differences between the internal management of BMT with good
financial performance and BMT with worse financial performance. The
population in this study are all leaders BMTs in Semarang be associated
by Puskopsyah numbering 10 people. This study uses the method of
sensus taking. The methods of data collection using questionnaires. The
analysis technique used is previously performed discriminant analysis to
test the instrument (validity and the reliability) and Wilk 's lambda test
(stepwise selection). The results of the analysis using SPSS Version 17.0
shows that; no significant differences between BMT performs well with
not performing well on BMTs in Semarang. Based on statistical tests, it
is influenced by how the socialization efforts undertaken by the BMTs

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 13


Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada Widaryanti
BMT-BMT di Kota Semarang)

Pendahuluan sekarang banyak berdiri. Ketiga, banyak


Perkembangan Baitul Maal Wat dari anggota masyarakat yang dapat
Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan memanfaatkan keberadaan BMT tetapi
mikro yang berdasarkan syariah, pada masih belum bisa terlayani dengan baik
realitanya tidak berjalan sesuai dengan karena kurang tersedianya di beberapa
yang diharapkan. Secara umum, fenomena daerah, bahkan menurut penelitian yang
yang menonjol adalah adanya ghirah atau dilakukan Akhyar (2002), dan berdasarkan
semangat pendirian lembaga keuangan data dari Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil
syariah sebagai sebuah gerakan dengan (PINBUK) diketahui bahwa jumlah BMT
profesionalisme sebagai kualitatif substansi yang ada di seluruh Indonesia masih
yang semestinya secara simultan dilakukan kurang memadai untuk melayani jumlah
oleh para pengelola BMT dan pengguna pengusaha kecil yang ada. Keempat, dilihat
jasanya. Pertumbuhan yang dihasilkan dari perkembangan BMT yang sudah cukup
BMT mengalami „pasang surut‟ lama eksis namun disarankan bahwa
permasalahan dan kesulitan dalam kontribusi BMT bagi kesejahteraan umat
kegiatan usahanya. masih belum memadai dan juga
BMT sebagai lembaga keuangan perkembangan BMT dari tahun ke tahun
mikro, yang beroperasi dengan prinsip- tidak menunjukkan suatu perkembangan
prinsip syariah dalam hal ini harus yang berarti (Adnan, 2002).
menyiapkan dirinya agar mampu bertahan Agusman (2000, dalam Anora 2002)
dan berkembang di tengah masyarakat dan mengatakan bahwa terlebih dengan
di tengah persaingan lembaga keuangan banyaknya lembaga keuangan mikro lain
lainnya. Untuk itu efisiensi pengelolaan yang menjadi pesaing BMT seperti
menjadi hal yang diperlukan demi koperasi, KUD, bahkan lembaga perbankan
keberlangsungan usaha BMT di masa sendiri yang beroperasi di pedesaan, seperti
mendatang. BRI unit dan lain sebagainya.Sama seperti
Beberapa BMT ada yang berbentuk bank pada umumnya BMT juga harus
koperasi atau ada juga yang merupakan diketahui kesehatannya. Kesehatan bank
lembaga swadaya masyarakat yang dapat diartikan sebagai kemampuan suatu
bergerak dalam bidang keuangan syariah. bank untuk melakukan kegiatan
Beberapa alasan penelitian tentang lembaga operasional perbankan secara normal dan
keuangan syariah BMT ini dilakukan mampu memenuhi semua kewajibannya
adalah karena pertama, BMT banyak dengan baik dengan cara-cara yang sesuai
tersebar di beberapa daerah dan melayani dengan peraturan perbankan yang berlaku
banyak masyarakat tingkat bawah. Kedua, (Totok dan Sigit, 2006). Tindakan yang
BMT merupakan cikal bakal berdirinya perlu dilakukan BMT dapat menjalankan
lembaga keuangan perbankan syariah yang seluruh kegiatannya dengan baik adalah

14 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Widaryanti Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada
BMT-BMT di Kota Semarang)

melaksanakan pengelolaan internal, Tujuan Penelitian


diantaranya: pendayagunaan dana, Tujuan yang ingin dicapai dari
pengelolaan Baitul Maal, pengelolaan penelitian ini adalah;
operasional, pengelolaan SDM, 1. Untuk menganalisis perkembangan
pelaksanaan fungsi manajemen, komitmen kinerja keuangan BMT-BMT di Kota
syariah dan usaha sosialisasi. 2. Semarang.
Dengan adanya analisa laporan 3. Untuk menganalisis pengelolaan
keuangan dapat diketahui tingkat kinerja internal BMT-BMT di Kota
suatu bank, karena tingkat kinerja Semarang.
merupakan salah satu alat pengontrol 4. Untuk menganalisis perbedaan
kelangsungan hidup. Dari laporan pengelolaan internal antara BMT
keuangan, maka akan diketahui tingkat yang berkinerja baik dengan BMT
kinerja suatu bank (sehat atau tidak). Untuk yang berkinerja tidak baik.
mengetahui sehat atau tidak sehat dapat
dianalisis melalui aspek yang dilakukan Landasan Teori
oleh Bank Indonesia yaitu menggunakan
Kinerja Keuangan
metode CAMEL (Capital, Asset,
Kinerja keuangan dapat dikatakan
Management, Earning, dan Liquidity)
sebagai hasil yang dicapai oleh perusahaan
(Kasmir, 2006). Dari latar belakang
atas berbagai aktivitas yang dilakukan
masalah tersebut, maka diambil judul
dalam mendayagunakan sumber keuangan
“Analisis Kinerja Keuangan dan
yang tersedia. Kinerja keuangan dapat
Pengelolaan Internal BMT”(Studi Kasus
dilihat dari analisis laporan keuangan atau
Pada BMT-BMT di kota Semarang).
analisis rasio keuangan. Arif Habib (2008)
mengemukakan bahwa: kinerja keuangan
Perumusan Masalah
diukur dengan banyak indikator, salah
1. Dari pernyataan diatas maka dapat
satunya adalah analisis rasio keuangan.
ditarik rumusan masalah sebagai
Untuk melakukan analisis rasio keuangan
berikut :
tersebut diperlukan perhitungan rasio-rasio
2. Bagaimanakah perkembangan
keuangan yang mencerminkan aspek-aspek
kinerja keuangan BMT-BMT di
tertentu. Rasio keuangan diperoleh dengan
Kota Semarang?
cara menghubungkan dua atau lebih data
3. Bagaimanakah pengelolaan internal
keuangan.
BMT-BMT di Kota Semarang ?
4. Apakah terdapat perbedaan Pengukuran kinerja keuangan BMT
pengelolaan internal antara BMT dapat diukur dengan beberapa analisis rasio
yang berkinerja baik dengan BMT keuangan yang diterapkan oleh Bank
yang berkinerja tidak baik ? Indonesia yaitu menggunakan metode
CAMEL sebagai kriteria penilaian

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 15


Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada Widaryanti
BMT-BMT di Kota Semarang)

kesehatan BMT. Analisa rasio CAMEL Bank indonesia. Pengukuran


yaitu suatu analisis keuangan bank dan alat dilakukan dengan mengukur kualitas
pengukuran kinerja bank yang ditetapkan aktiva produktif yang substansinya
oleh Bank Indonesia untuk mengetahui didominasi oleh komponen
tentang tingkat kesehatan bank yang pembiayaan.
bersangkutan dari berbagai aspek yang 3. Manajemen (Management)
berpengaruh terhadap kondisi dan
Aspek manajemen pada penilaian
perkembangan suatu bank dengan menilai
kinerja lembaga keuangan dalam
faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan
penelitian ini tidak dapat
bank (Kasmir, 2002). Berikut ini adalah
menggunakan pola yang ditetapkan
perincian dari setiap variabel yang akan
BI tetapi sesuai dengan data yang
dianalisis dalam analisis rasio CAMEL
tersedia diproyeksikan dengan Net
yaitu:
Profit Margin.
1. Capital ( Permodalan yang dimiliki
4. Earning (Rentabilitas)
BMT )
Earning adalah kemampuan bank
Capital adalah kriteria
dalam meningkatkan labanya, apakah
kecukupan permodalan. Digunakan
setiap periode atau untuk mengukur
untuk mengetahui kemampuan
tingkat efisiensi usaha dan
kecukupan modal BMT dalam
profitabilitas yang dicapai oleh bank
mendukung kegiatan BMT secara
yang bersangkutan. Bank yang sehat
efisien. Komponen yang diukur
yang diukur secara rentabilitas yang
adalah total modal dibagi dengan
terus meningkat. Penilaian juga
simpanannya.
dilakukan dengan :
2. Asset ( Aktiva Produksi )
a. Rasio laba terhadap total asset
Asset adalah menilai jenis-jenis (ROA)
aset yang dimiliki oleh bank.
b. Perbandingan biaya operasi
Penilaian aset harus sesuai dengan
dengan pendapatan operasi
peraturan yang ditetapkan oleh Bank
(BOPO)
Indonesia dengan membandingkan
5. Likuiditas (Liquidity)
antara aktiva produktif yang
diklasifikasikan dengan aktiva Sebuah bank dikatakan likuid
produktif. Kemudian rasio penyisihan apabila bank yang bersangkutan
penghapusan aktiva produktif dapat membayar semua hutang-
terhadap aktiva produktif hutangnya, terutama simpanan
diklasifikasikan. Rasio ini dapat tabungan, giro dan deposito pada saat
dilihat dari neraca yang telah ditagih dan dapat pula memenuhi
dilaporkan secara berkala kepada semua permohonan pembiayaan

16 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Widaryanti Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada
BMT-BMT di Kota Semarang)

yang layak dibiayai. Secara umum menghasilkan pendapatan (aktiva


rasio ini merupakan rasio antara produktif), besarnya kekayaan yang tidak
jumlah aktiva lancar dibagi dengan menghasilkan, yaitu kas dan inventaris
hutang lancar. Yang dianalisis dalam (aktiva tetap), besarnya modal bank,
rasio ini, adalah : besarnya simpanan atau hutang dari pihak
a. Rasio kewajiban bersih call lain, banyaknya pendapatan usaha
money terhadap aktiva. keuangan bank syariah berupa bagi hasil,
mark up, fee dari jasa-jasa bank serta
b. Rasio kredit terhadap dana yang
pendapatan administrasi yang diterima
diterima oleh bank, seperti :
serta besarnya biaya yang harus dipikul
giro,tabungan, deposito, dan lain-
meliputi biaya operasi, biaya gaji,
lain.
manajemen, kantor dan bagi hasil bagi
nasabah penyimpan dana (Arifin, 2000).
Pengelolaan Internal BMT
2. Pengelolaan Baitul Maal
Dalam hal pengelolaan operasional
Pengelolaan baitul maal dapat
BMT pada penelitian ini, dengan mengacu
diartikan sebagai kegiatan operasional
pada konsep tentang tugas-tugas
BMT yang menghimpun dana dari
perbankan, unsur kredibilitas dan
masyarakat untuk kepentingan
profesionalitas sebuah lembaga keuangan
kesejahteraan umat. Lembaga ini
sebagaimana menurut Saadah (1996), Fitri
berorientasi sosial keagamaan sehingga
(1998), Team Kofesmid (2000) dan Karim
tidak dapat dimanipulasi untuk kepentingan
(2002) dapat disimpulkan bahwa elemen
bisnis (profit oriented). Peran baitul maal
kegiatan pengelolaan dalam operasional
dalam BMT yaitu sebagai fasilitator
BMT dijabarkan dalam beberapa kegiatan
pembayar zakat dengan orang yang berhak
yang menyangkut:
menerima, penampung dan penyalur harta
1. Pendayagunaan dana infaq dan shadaqah/ sedekah, berperan
Arifin (2000) berpendapat bahwa dalam usaha peningkatan bidang
pendayagunaan dana dapat diterjemahkan kesejahteraan umat seperti bantuan
sebagai usaha mendayagunakan dana yang pembangunan sarana peribadatan,
berhasil dihimpun oleh BMT. Hal tersebut penyaluran bea siswa, santunan kesehatan
merupakan bagian dari fungsi manajemen (Ilmi, 2002).
keuangan yaitu fungsi penggunaan dana/ 3. Pengelolaan Operasional
keputusan investasi atau capital budgeting,
Pengelolaan operasional BMT dapat
dan fungsi mendapatkan dana/keputusan
diartikan sebagai sejauh mana BMT
pembelanjaan (Husnan, 1994). Adapun
melakukan kegiatan operasional sehari-
indikator atau ukuran pendayagunaan yaitu
harinya dengan menggunakan segala
besarnya kekayaan bank syariah yang
fasilitas yang ada yang terkait dengan

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 17


Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada Widaryanti
BMT-BMT di Kota Semarang)

bagaimana job description dan job sebagian besar pengelola BMT sendiri.
specification dilakukaan. Elemen kegiatan Dessler (1997) mengidentifikasi bahwa
pengelolaan operasional suatu usaha kegiatan manajemen SDM untuk
meliputi perencanaan fasilitas, perencanaan membangun keunggulan bersaing
sistem kerja, penjadwalan dan penugasan perusahaan adalah meliputi bagaimana
(Herjanto, 1999). Kegiatan operasional melakukan analisis jabatan, merencanakan
ditinjau dari proses kerjanya, adalah kebutuhan tenaga kerja dan perekrutan,
meliputi desain jasa dan manajemen jasa menata olah kompensasi karyawan,
(Ramaswamy,1996). Aktifitas-aktifitas komunikasi dan hubungan masyarakat,
dalam desain jasa dan manajemen jasa manajemen kinerja, sistem rewad-benefit,
yang cukup penting yaitu pengembangan membangun komitmen karyawan dan
desain, penilaian kepuasan dan peningkatan pengembangan karyawan dan organisasi.
kinerja. Dalam sistem operasional lembaga Jika dijabarkan dalam pengelolaan BMT
keuangan syariah, pengelolaan operasional meliputi pemberian sistem rewead,
berkaitan dengan bagaimana kerja dan pemberian kesejahteraan bagi karyawan,
optimalisasi masing-masing bagian dalam penarikan tenaga kerja yang berkompeten,
menjalankan tugas dan fungsinya. pengembangan karyawan dengan pelatihan
Berdasarkan pengertian diatas, pengelolaan yang diikuti karyawan berkaitan dengan
operasional yang berkaitan dengan prinsip operasional lembaga keuangan
karakteristik, kerja BMT antara lain syariah, pengembangan karyawan dengan
perencanaan fasilitas, perancangan sistem pelatihan yang berkaitan dengan
kerja, penjadwalan dan penugasan serta pengelolaan ZIS (Zakat, Infaq dan
penilaian kepuasan. Shadaqah), evaluasi secara rutin dari rapat
4. Pengelolaan SDM anggota BMT, dewan pengurus dan dengan
pengelola BMT mengenai kinerja yang
Pengelolaan SDM di BMT dapat
dicapai.
diartikan sebagai kemampuan BMT dalam
mengelola aspek sumber daya manusia 5. Pelaksanaan Fungsi Manajemen
sebagai motor penggerak utama BMT Pelaksanaan fungsi manajemen
dalam menentukan keberhasilan BMT. dapat diartikan sebagai bagaimana BMT
Salah satu permasalahan internal BMT mengelola aspek pengorganisasian sebaik-
adalah adanya kualitas SDM yang terbatas baiknya melalui penerapan fungsi
(Suryanto, 2002). Ilmi (2002), bahwa sebab manajemen. Handoko (2003), pelaksanaan
utama adanya deviasi (penyimpangan) fungsi manajemen terdiri dari Perencanaan,
dalam praktek lembaga keuangan mikro Pengorganisasian, Pelaksanaan dan
syariah adalah kurangnya pemahaman Pengawasan. Muhammad (2000),
prinsip-prinsip syariah yang menjadi implikasinya dalam lembaga keuangan
“frame of reference”dalam BMT oleh syariah khususnya BMT antara lain

18 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Widaryanti Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada
BMT-BMT di Kota Semarang)

perencanaan untuk mencapai tujuan distribusi dan promosi, maka usaha


manajemen, pengorganisasian dalam sosialisasi BMT dapat lebih dikhususkan
pengembangan organisasi syariah meliputi kepada kegiatan promosinya. Menurut
pembagian kerja yang logis, penetapan Kotler (2002) bauran promosi terdiri dari
garis tanggung jawab dan wewenang yang lima unsur utama, yaitu: pengiklanan,
jelas, serta pengurus yang amanah serta personal selling, hubungan masyarakat dan
pelaksanaan dan pengawasan yang publisitas, pemasaran langsung dan
dilakukan pimpinan untuk mengambil promosi penjualan. Kegiatan tersebut jika
keputusan. diimplementasikan dalam kegiatan BMT
6. Komitmen Syariah meliputi penentuan media promosi,
publisitas dan hubungan masyarakat.
Komitmen syariah dapat diartikan
sebagai sejauh mana penerapan prinsip-
prinsip dasar operasional syariah yaitu: Kerangka Pemikiran Teoritis
sistem simpanan, bagi hasil, marjin Dalam penelitian ini, laporan
keuntungan, sewa jasa, dalam mengelola keuangan pada BMT dilihat perkembangan
suatu lembaga keuangan syariah. kinerja keuangan BMT dan pengelolaan
Muhammad (2000) mengidentifikasi bahwa internal BMT, untuk mengetahui apakah
penerapan prinsip dasar operasional syariah kinerja yang dilakukan BMT sudah baik
tersebut meliputi pemahaman pengelola atau belum. Laporan keuangan BMT
tentang ke-mudharat-an sistem bunga, dijadikan sebagai pedoman untuk
pemahaman pengelola mengenai konsep mengetahui kinerja BMT sudah berjalan
dasar akad syariah yang menjadi dasar dengan baik atau belum. Indikator dari
produk-produk lembaga keuangan syariah kinerja ini diukur dengan menggunakan
yang ditawarkan. tingkat kesehatan BMT menggunakan
7. Usaha Sosialisasi metode CAMEL. Pengelolaan internal pada
Usaha sosialisasi dapat diartikan penelitian ini mengacu pada konsep tentang
sebagai aspek sosialilasi BMT kepada tugas-tugas perbankan, dengan tujuh
masyarakat mengenai keberadaan BMT elemen yaitu: pendayagunaan dana,
dalam upaya meningkatkan minat pengelolaan baitul maal, pengelolaan
masyarakat untuk menjadi calon nasabah operasional, pengelolaan SDM,
BMT. Dalam hal pelaksanaan aspek pelaksanaan fungsi manajemen, komitmen
sosialisasi BMT, diperlukan suatu usaha syariah dan usaha sosialisasi. Analisis
untuk memasarkan produk BMT sehingga diskriminan merupakan metode yang
dapat memantapkan positioning BMT di digunakan untuk membedakan BMT yang
tengah persaingan yang ada. Jika dalam berkinerja baik dengan BMT yang
pemasaran dikenal istilah bauran berkinerja tidak baik.
pemasaran yang meliputi produk, harga,

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 19


Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada Widaryanti
BMT-BMT di Kota Semarang)

Gambar 1
Kerangka Pemikiran

Kinerja Keuangan
Capital (permodalan BMT)
Asset (aktiva produksi)
Management
Earning (rentabilitas)
Liquidity (likuiditas)

BMT yang berkinerja baik BMT yang berkinerja tidak baik

Pengelolaan internal BMT Pengelolaan internal BMT


Pendayagunaan dana Pendayagunaan dana
Baitul Maal Baitul Maal
Operasional Operasional
SDM SDM
Fungsi manajemen Fungsi manajemen
Komitmen Syariah Komitmen Syariah
Usaha sosialisasi Usaha sosialisasi

Analisis Diskriminan

Kesimpulan

Hipotesis H1 : Diduga terdapat perbedaan


Hipotesis merupakan jawaban sementara pengelolaan internal BMT yang
terhadap pertanyaan yang akan diuji berkinerja baik dengan BMT yang
kebenarannya dan dipakai sebagai berkinerja tidak baik
pedoman dalam pengumpulan data.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

20 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Widaryanti Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada
BMT-BMT di Kota Semarang)

Metode Penelitian
Variabel Penelitian dan Definisi
Operasional
Tabel 1
Variabel dan Indikator
No Variabel Indikator / pengukuran

1 Kinerja Capital (permodalan)


Keuangan

(Kasmir, 2002)

2. Asset
(Kualitas Aktiva =
Produktif) Nilai Kredit = Rasio KAP x 1
(Kasmir, 2002)

3. Management
(manajemen)

Nilai Kredit = Raasio NPM

(Kasmir, 2002)

4. Earning Rasio laba terhadap total asset (ROA)

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional


(BOPO)

(Kasmir, 2002)

5. Liquidity Rasio Kredit yang diberikan terhadap dana yang


diterima (Loan to Deposito Ratio / LDR)

Nilai Kredit = (115 – Rasio LDR) x 4

(Kasmir, 2002)

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 21


Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada Widaryanti
BMT-BMT di Kota Semarang)

6. Pengelolaan Pendayagunaan dana Aktiva produktif.


internal Aktiva tetap.
Besarnya modal bank.
Besarnya simpanan atau hutang dari pihak lain.
Banyaknya pendapatan usaha keuangan bank syariah.
Besarnya biaya yang harus dipikul.
(Arifin, 2000)
7. Pengelolaan Baitul Fasilitator pembayar zakat.
Maal Penampung dan penyalur harta infaq dan shadaqah.
Bantuan pembangunan sarana peribadatan
Penyaluran bea siswa
Santunan kesehatan
(Ilmi, 2002)
8. Pengelolaan Perencanaan fasilitas.
Operasional Perencanaan sistem kerja.
Penjadwalan dan penugasan.
Penilaian kepuasan.
(Herjanto1999)
9. Pengelolaan SDM Pemberian sistem rewad.
Pemberian kesejahteraan bagi karyawan.
Penarikan tenaga kerja yang berkompeten.
Pengembangan karyawan dengan pelatihan prinsip
operasional lembaga keuangan syariah.
Pengembangan karyawan dengan pelatihan pengelolaan
ZIS.
Evaluasi secara rutin dari rapat anggota BMT mengenai
kinerja yang dicapai.
(Suryanto,2002)
10. Pelaksanaan Fungsi Perencanaan untuk mencapai tujuan tujuan manajemen.
Manajemen Pengorganisasian dalam pengembangan organisasi syariah.
(Muhammad, 2000).
11. Komitmen syariah Pemahaman pengelola tentang ke-mudharat-an sistem
bunga.
Pemahaman pengelola mengenai konsep dasar akad syariah.
(Muhammad, 2000).
12. Usaha sosialisasi Media promosi.
Publisitas dan hubungan masyarakat.
(Kottler, 2002).
Sumber : data primer yang diolah

Penentuan Populasi dan Sampel Jenis dan Sumber Data


Dalam penelitian ini yang menjadi Jenis data yang digunakan dalam
populasi adalah semua BMT di kota penelitian ini adalah data primer dan data
Semarang yang sudah berasosiasi di sekunder. Data yang diperlukan berupa
Puskopsyah Jawa Tengah yang berjumlah kinerja keuangan BMT dan tingkat
10 BMT. Sampel diambil dengan pengelolaan internal BMT. Data primer
menggunakan teknik sensus yaitu yang diperoleh berupa jawaban atas
pengambilan sampel dengan cara kuesioner dan hasil wawancara dengan
mengambil semua populasi menjadi sampel pimpinan/pengelola BMT, sedangkan data
yaitu 10 BMT. sekunder berupa laporan keuangan masing-
masing BMT.

22 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Widaryanti Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada
BMT-BMT di Kota Semarang)

Metode Pengumpulan Data terdapat dua jenis variabel yang terlibat


Metode pengumpulan data dalam yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
penelitian ini menggunakan metode Variabel bebas dalam analisis diskriminan
dokumentasi dan kuesioner. berupa data metrik (interval dan rasio)
sedangkan variabel terikatnya berupa data
Metode Analisis non metrik (nominal dan ordinal). Oleh
Uji Validitas karena itu, analisis diskriminan termasuk
Uji Validitas adalah tingkat dimana ke dalam analisis multivariat metode
suatu alat pengukur mampu mengukur apa dependensi (Sharma, 1996). Dalam
yang seharusnya diukur (Supardi, 2005). penelitian ini sampel yang digunakan < 30
Alat untuk mengukur validitas adalah responden, maka jenis analisisnya
Korelasi Product Moment dari Pearson. menggunakan analisis diskriminan
Suatu indikator dikatakan valid, apabila n = nonparametrik (Nonparametrik
61 dan α = 0,05 , maka r tabel = 0,….. Discriminant Analysis) dengan ketentuan:
dengan ketentuan (Supardi, 2005) : data tidak terdistribusi secara normal,
Hasil r hitung > r tabel (0,.....) = valid variant tidak sama, skala pengukuran
Hasil r hitung < r tabel (0,......) = tidak valid analisis ini menggunakan ordinal atau
nominal (Ghozali, 2002).
Uji Reliabilitas Tujuan dari analisis diskriminan
Uji Reliabilitas adalah indeks yang adalah:
menunjukkan sejauhmana suatu hasil 1. Mengidentifikasi variabel-variabel
pengukuran relatif konsisten apabila yang mampu membedakan antara
pengukuran diulangi dua kali atau lebih kedua kelompok.
(Supardi, 2005). Suatu alat ukur disebut 2. Menggunakan variabel-variabel
mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat yang telah teridentifikasi untuk
dipercaya, jika alat ukur itu mantap, dalam menyusun persamaan atau fungsi
pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil, untuk menghitung variabel baru atau
dapat diandalkan dan dapat diramalkan. indek yang dapat menjelaskan
Alat untuk mengukur reliabilitas adalah perbedaan antara dua kelompok.
Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan 3. Menggunakan variabel yang telah
reliabel, apabila (Nurgiyantoro, 2004) : teridentifikasi atau indeks untuk
Hasil α  0,60 = reliabel. mengembangkan aturan atau cara
mengelompokkan observasi di masa
Analisis Diskriminan datang kedalam satu dari kedua
Analisis diskriminan (discriminant kelompok.
analysis), yaitu merupakan salah satu
metode yang digunakan dalam analisis
multivariat. Dalam analisis diskriminant

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 23


Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada Widaryanti
BMT-BMT di Kota Semarang)

Hasil Dan Pembahasan


Profil Responden
Tabel 2
Nama, Alamat dan Pimpinan BMT Di Kota Semarang
No Nama BMT Alamat Pimpinan
1. BMT Anda Suyodono No. 68 Bpk Moh Reza
2. BMT At-Takwa Jln Halmahera 3 No. 14 Bpk Sumitro
3. BMT Binama Jln Tlogosari Raya 1 Bpk Kartiko
4. BMT Bondotumotu Gununng Pati Ibu Atik Kartikasari
5. BMT Damar Jln Wisma Sari Raya No.8 Bpk Moh Jaenuri
6. BMT Fosilatama Jln Cemara Raya No.1 Bpk Budiharjo SH
Banyumanik
7. BMT Hudatama Jln Tumpang Raya No.140 Bpk Khoiridin Spd
8. BMT Ki Ageng Pandanaran Jln Mugas Dalam No.11 Bpk Mariono SE
9. BMT Pasadena PKL Gatot Subroto Pasadena Bpk H. Edi Sutanto

10. BMT Walisongo Jln Papandayan 855 Semarang Bpk Yusup SE

Sumber : Puskopsyah Jawa Tengah

Uji Validitas
Tabel 3
Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian
Variabel Item Pearson correlation Status

Pendayagunaan dana X1.1 0.920 Valid


X1.2 0.776 Valid
X1.3 0.808 Valid
X1.4 0.755 Valid
X1.5 0.900 Valid
X1.6 0.760 Valid
Pengelolaan Baitu Maal X2.1 0.645 Valid
X2.2 0.645 Valid
Pengelolaan Operasional X3.1 0.923 Valid
X3.2 0.686 Valid
X3.3 0.814 Valid
Pengelolaan SDM X4.1 0.857 Valid
X4.2 0.880 Valid
X4.3 0.761 Valid
X4.4 0.790 Valid
X4.5 0.761 Valid
Pelaksanaan Fungsi X5.1 0.749 Valid
Manajemen
X5.2 0.695 Valid
X5.3 0.742 Valid
Komitmen Syariah X6.1 0.677 Valid
X6.2 0.677 Valid
Usaha Sosialisasi X7.1 0.643 Valid
X7.2 0.643 Valid

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

24 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Widaryanti Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada
BMT-BMT di Kota Semarang)

Uji Reliabilitas Tabel 6


Uji reliabilitas digunakan untuk Formula CAMEL
melihat kehandalan instrumen /indikator
No Faktor-faktor Komponen Bobot
sebagai alat pengumpul data. Ketentuan yang dinilai
yang digunakan yaitu Cronbach’s Alpha ≥ 1. Permodalan Rasio equity 25%
0,60 adalah reliabel dan Cronbach’s capital dan
fixed assed
Alpha < 0,60 tidak reliabel
terhadap
(Nurgiyantoro,2004). loans dan
securities
Tabel 4 2. Kualitas Aktiva Rasio laba 30%
Hasil Uji Reliabilitas Produktif sebelum pa-
Variabel Hasil Keterangan jak terhadap
Pengelolaan 0,922 Reliabel loans dan
Internal securities
Pendayagunaa 0,933 Reliabel 3. Manajemen Rasio laba 25%
n Dana bersih terha-
Pengelolaan 0,78 Reliabel dap penda-
Baitul Maal patan opera-
Pengelolaan 0,893 Reliabel sional
Operasional 4. Rentabilitas  Rasio 5%
Pengelolaan 0,925 Reliabel laba sebelum
SDM pajak terha-
Pelaksanaan 0,853 Reliabel dap total as-
Fungsi set
 Rasio
Komitmen 0,804 Reliabel laba opera-
Syariah sional terha-
Usaha 0,783 Reliabel dap penda-
Sosialisasi patan
Sumber : Data primer yang diolah, 2012 operasional

Metode CAMEL 5. Likuiditas Rasio total 25%


Berdasarkan nilai CAMEL keselu- kredit terha-
dap total
ruhan, ditetapkan empat golongan predikat
dana pihak
tingkat kesehatan bank sebagai berikut : ketiga
Jumlah 100%
Tabel 5
Sumber : Slamet, 2006
Tingkat Kesehatan Menurut CAMEL
Penjumlahan nilai CAMEL yang
Nilai Kredit CAMEL Predikat
81% - 100% Sehat telah dikalikan dengan bobotnya masing-
66% - < 81% Cukup Sehat masing seperti diuraikan di atas akan
51% - < 66% Kurang Sehat diperoleh nilai CAMEL secara keseluru-
0% - < 51% Tidak Sehat han. Selanjutnya, nilai CAMEL ini dapat
Sumber : Lukman, 2009

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 25


Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada Widaryanti
BMT-BMT di Kota Semarang)

ditambah atau dikurangi dengan nilai kredit tentuan perbankan yang sanksinya dikait-
yang berasal dari penilaian atas pelak- kan dengan tingkat kesehatan.
sanaan suatu bank terhadap ketentuan- ke-

Tabel 7
Hasil Evaluasi Kinerja BMT Dengan Metode CAMEL Periode 2010-2011
Kode BMT Faktor CAMEL dan Nilai Rasio (%) N. Kredit Bobot (%) Nilai CAMEL
Rasionya (%)
1. 1.Capital Adequacy : 6.71 68.05 25.00 17.01
CAR
2.Asset Quality : KAP 0.11 103.70 30.00 31.11
3.Management Qual- 1.15 1.15 25.00 0.02
ity :NPM
4.Earning : ROA 0.70 46.67 5.00 2.33
BOPO 0.73 100.00 5.00 5.00
5.Liquidity :LDR 0.19 100.00 10.00 10.00
Jumlah Nilai CAMEL 65.47
2. 1.Capital Adequacy : 4.62 47.15 25.00 11.78
CAR
2.Asset Quality : KAP 0.05 104.13 30.00 31.23
3.Management Qual- 1.46 1.46 25.00 0.36
ity :NPM
4.Earning : ROA 0.27 18.33 5.00 0.91
BOPO 0.77 100.00 5.00 5.00
5.Liquidity :LDR 0.65 100.00 10.00 10.00
Jumlah Nilai CAMEL 59.28
3. 1.Capital Adequacy : 4.43 45.25 25.00 11.31
CAR
2.Asset Quality : KAP 0.07 103.87 30.00 31.16
3.Management Qual- 1.39 1.39 25.00 0.34
ity :NPM
4.Earning : ROA 0.22 14.67 5.00 0.73
BOPO 0.76 100.00 5.00 5.00
5.Liquidity LDR 0.16 100.00 10.00 10.00
Jumlah Nilai CAMEL 57.86
4. 1.Capital Ade- 6.32 64.15 25.00 16.03
quacy : CAR
2.Asset Qual- 0.08 103.80 30.00 31.14
ity : KAP
3.Management Qual- 1.26 1.26 25.00 0.31
ity :NPM

4.Earning : ROA 0.28 18.67 5.00 0.93


BOPO 0.71 100.00 5.00 5.00
5.Liquidity :LDR 0.15 100.00 10.00 10.00
Jumlah Nilai CAMEL 63.41

26 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Widaryanti Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada
BMT-BMT di Kota Semarang)

5. 1.Capital Adequacy : CAR 7.78 78.80 25.00 19.70


2.Asset Quality : KAP 0.11 103.70 30.00 31.11
3.Management Quality :NPM 1.49 1.49 25.00 0.37
4.Earning : ROA 0.30 20.33 5.00 1.01
BOPO 0.73 100.00 5.00 5.00
5.Liquidity :LDR 0.18 100.00 10.00 10.00
Jumlah Nilai CAMEL 67.19
6. 1.Capital Adequacy : CAR 1.95 20.45 25.00 5.06
2.Asset Quality : KAP 0.08 103.80 30.00 31.14
3.Management Quality :NPM 1.29 1.29 25.00 0.32

4.Earning: ROA 0.17 11.67 5.00 0.58


BOPO 0.56 100.00 5.00 5.00
5.Liquidity :LDR 0.23 100.00 10.00 10.00
Jumlah Nilai CAMEL 52.10
7. 1.Capital Adequacy : CAR 10.73 100.00 25.00 25.00

2.Asset Quality : KAP 0.71 99.97 30.00 29.99

3.Management Quality :NPM 1.53 1.53 25.00 0.38

4.Earning : ROA 0.21 14.33 5.00 0.71


BOPO 0.56 100.00 5.00 5.00
5.Liquidity :LDR 0.43 100.00 10.00 10.00

Jumlah Nilai CAMEL 71.08

8. 1.Capital Adequacy : CAR 14.03 100.00 25.00 25.00

2.Asset Quality : KAP 0.08 103.87 30.00 31.16


3.Management Quality :NPM 1.48 1.48 25.00 0.37
4.Earning : ROA 0.26 17.33 5.00 0.86
BOPO 0.71 100.00 5.00 5.00
5.Liquidity :LDR 0.75 100.00 10.00 10.00
Jumlah Nilai CAMEL 72.39
9. 1.Capital Adequacy : CAR 10.37 93.00 25.00 23.25
2.Asset Quality : KAP 0.07 103.93 30.00 31.17
3.Management Quality :NPM 0.82 0.82 25.00 0.20
4.Earning ROA 0.20 13.33 5.00 0.66
BOPO 0.77 100.00 5.00 5.00
5.Liquidity :LDR 0.62 100.00 10.00 10.00
Jumlah Nilai CAMEL 70.28

10. 1.Capital Adequacy : CAR 7.84 97.20 25.00 24.30

2.Asset Quality : KAP 0.41 102.20 30.00 30.66


3.Management Quality :NPM 1.62 1.62 25.00 0.40

4.Earning : ROA 0.57 38.00 5.00 1.90

BOPO 0.80 100.00 5.00 5.00

5.Liquidity :LDR 0.88 100.00 10.00 10.00


Jumlah Nilai CAMEL 72.26
Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 27


Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada Widaryanti
BMT-BMT di Kota Semarang)

Analisis Diskriminan Pada tabel 8 yaitu tentang tingkat


Analisis diskriminan ini diantaranya kesehatan BMT di Kota Semarang menje-
digunakan untuk mengidentifikasi variabel- laskan bahwa ada 5 BMT yang dikelom-
variabel yang mampu membedakan antara pokkan ke dalam kriteria baik dan 5 BMT
kedua kelompok. Variabel dependen dalam dikelompokkan ke dalam kriteria tidak
penelitian ini adalah tingkat kinerja keuan- kinerja baik.
gan BMT yang ditunjukkan dengan tingkat
Uji Wilk’s Lamda
kesehatan yang dicapai oleh BMT. Ber-
Untuk menguji variabel manakah
dasarkan kinerja keuangan tingkat kese-
yang layak untuk dianalisis, atau dengan
hatan tersebut digolongkan hanya dua krite-
kata lain untuk mengetahui kontribusi
ria yaitu cukup sehat dan kurang sehat.
masing-masing variabel pembeda dalam
BMT yang berpredikat cukup sehat akan
membedakan kinerja BMT tersebut dilaku-
dikelompokkan ke dalam kelompok BMT
kan dengan menggunakan Uji Statistic
yang berkinerja baik dengan skor (1) se-
Wilk’s Lamda dan Univariated F Ratio ter-
dangkan BMT yang berpredikat kurang se-
hadap variabel pembeda.
hat akan dikelompokkan ke dalam kelom-
Tabel 9
pok BMT yang berkinerja tidak baik den- Uji Statisik Wilk’s Lamda Dan Univari-
gan skor (2). Penggolongan predikat BMT ated F Ratio atas variabel-variabel pem-
dilihat dari perhitungan nilai CAMEL ber- beda kedua kelompok BMT-BMT di
Kota Semarang
dasarkan rasio dan nilai kredit pada masing
-masing BMT.Nama BMT diberi kode hu- Varibel Wilk’s F Signific
ruf A sampai J untuk memenuhi unsur Lamda Ratio ance
kerahasiaan. X1(Pendayagunaan 0.991 0.73 0.794
Dana)
Tabel 8 X2(Pengelolaan 0.998 0.14 0.667
Tingkat kesehatan BMT di Kota Baitul Maal)
Semarang X3(Pengelolaan 0.999 0.05 0.908
Nama Operasional)
CAMEL Predikat
BMT X4(Pengelolaan 0.878 1.113 0.943
A 65.47 Kurang Sehat SDM)
B 59.28 Kurang Sehat X5(Pelaksanaan 0.913 0.762 0.322
C 57.86 Kurang Sehat Fungsi
D 63.41 Kurang Sehat
E 67.19 Cukup Sehat X6(Kominten 0.552 6.480 0.408
F 52.10 Kurang Sehat Syariah)
G 71.08 Cukup Sehat X7(Usaha 0.976 0.200 0.034
H 72.39 Cukup Sehat Sosialisasi)
I 70.28 Cukup Sehat
J 72.26 Cukup Sehat Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Tabel 9 yaitu tentang uji wilk‟s
lamda dan uji F ratio menunjukkan bahwa

28 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Widaryanti Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada
BMT-BMT di Kota Semarang)

variabel usaha sosialisasi (X7) mempunyai rata menunjukkan adanya tren peningkatan.
angka sig 0.034 ≤ 0.05 sehingga dapat di- Pengelolaan internal BMT di Kota
katakan sebagai variabel pembeda antar Semarang sudah berjalan dengan baik. Hal
dua kelompok BMT. ini terbukti dengan hasil kuesioner yang
Uji statistik Wilk’s Lamda Terhadap menyatakan setuju dan sangat setuju atas
Variabel Pembeda semua variabel yang mendukung
Metode yang digunakan dalam uji pengelolaan internal BMT, yaitu :
statistic wilk‟s Lamda terhadap variabel Pendayagunaan Dana, Pengelolaan Baitul
pembeda adalah metode stepwise Maal, Pengelolaan Operasional,
Pengelolaan SDM, Pelaksanaan Fungsi
(bertahap), dengan maksud untuk melihat
Manajemen, Komitmen Syariah Dan Usaha
pengaruh variabel-variabel pembeda satu
Sosialisasi. Ada perbedaan yang signifikan
per satu. Hasil pengujian dengan meng-
dalam pengelolaan internal antara BMT
gunakan uji statistik Wilk’s Lamda dan
yang berkinerja baik dengan BMT yang
Univariate F Ratio terhadap variabel pem-
berkinerja tidak baik pada BMT-BMT di
beda ditunjukkan dalam tabel berikut :
Kota Semarang. Hasil analisis
Tabel 10
menunjukkan bahwa variabel Usaha
Uji statistik Wilk’s Lamda dan Univari-
ate Ratio atas Variabel Pembeda Kedua Sosialisasi adalah variabel yang bisa
Kelompok BMT di Kota Semarang digunakan sebagai variabel pembeda antara
Variabel Wilk’s F Signifi D BMT yang berkinerja baik atau BMT yang
Lamda Ratio kansi square berkinerja tidak baik.
X7 0.976 0.200 0.034 2.592 Saran
BMT perlu meningkatkan aspek
Sumber : Data primer yang diolah
usaha sosialisasinya yang sangat
Pada tabel 10 diatas Uji statistic berpengaruh terhadap perkembangan BMT
Wilk’s Lamda dan Univariated F Ratio ter- dan menjadi faktor yang dapat
lihat bahwa ada 1 variabel yang dikategori- membedakan antara BMT yang berkinerja
kan sebagai variabel pembeda, yaitu varia- baik dan dan BMT yang berkinerja tidak
bel Usaha Sosialisasi dengan signifikan baik serta dapat mengikutsertakan
0,034. Sedangkan angka D square yang karyawan BMT dalam pelatihan dan
cukup tinggi yaitu sebesar 2,592 . Hal ini training per-BMT-an, kegiatan evaluasi dan
menunjukkan adanya perbedaan yang jelas pengawasan secara rutin dari pimpinan
antara kedua grup BMT tersebut, yaitu kepada karyawan, sehingga setiap
BMT yang berkinerja baik dan BMT yang karyawan menjadi termotivasi memajukan
berkinerja tidak baik. BMT-nya.
Kesimpulan
Perkembangan kinerja keuangan yang Daftar Pustaka
dalam penelitian ini dilihat dari Adnan, M. Akhyar, 2002, Lembaga
perkembangan rasio keuangan BMT, rata- Keuangan Islam : Problem,

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 29


Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada Widaryanti
BMT-BMT di Kota Semarang)

Tantangan dan Peluang dalam Era BPFE.


Reformasi, Bank Syariah Analisis Fitri, Zulfa. 1998. Penilaian Kinerja Bank
Keuangan, Kelemahan, Peluang dan Syariah di Indonesia dengan
Ancaman, Yogyakarta : Penerbit Analisis Konseptual dan Analisis
Ekonisia. Rasio Keuangan. Tesis Magister TI-
Agusman, Deswandhy, 2000, Keuangan ITB.
Mikro di Indonesia Apakah Perlu Ghozali, Imam dan Castellan, John, 2002,
diatur oleh Undang-undang, Statistik Nonparametrik – Teori dan
Makalah Seminar. Jakarta. Aplikasi Dengan Program SPSS, BP
Anora, Panji. 2002. Kewirausahaan dan Undip Semarang.
Usaha Kecil. Jakarta : Rineka Habib, Arif. 2008. Kiat Jitu Peramalan
Cipta. Saham. Jakarta: Gramedia Pustaka
Arifin, Zainul. 2000. Memahami Bank Utama.
Syariah, Lingkup, Peluang, Hani Handoko, 2003, Manajemen,
Tantangan dan Prospek. Alvabet. Yogyakarta: BPFE UGM.
Jakarta. Heri Sudarsono.2007 (cetakan ke-empat). “
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Bank dan Lembaga Keuangan
Penelitian : Suatu Pendekatan Syariah : Deskripsi dan ilustrasi”.
Praktek. Jakarta:Rineka Cipta. Ekonosia. Yogyakarta.
Budisantoso Totok Triandaru Sigit, 2006, Herjanto, Eddy, 1999, Manajemen
Bank dan Lembaga Keuangan lain. Produksi dan Operasi, Edisi 2,
Jakarta: Salemba empat. Jakarta : Grasindo.
Cooper Donal R dan Emory William C. Hisyam, M Said, 2002, Urgensi
1995. Metode Penelitian Bisnis. Jilid Pengawasan BMT dalam Perspektif
I. Jakarta :Erlangga. Keberlanjutan Bisnis BMT, Makalah
Dendawijaya, Lukman, 2009, Manajemen Seminar, Jakarta, 13 Maret 2002.
Perbankan . Bogor: Ghalia Husnan, Suad,2005, Manajemen
Indonesia. Keuangan, BPFE UGM:
Dessler, Gary, 1997, Manajemen Sumber Yogyakarta.
Daya Manusia, Jilid 1, Jakarta : Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009.
Prenhalindo. Pernyataan Standar Akuntansi
Djarwanto dan Subagyo, 1993, Statistik Keuangan No. 102-106. Salemba
Induktif (edisi ke-empat), Empar, Jakarta.
Yogyakarta : BPFE. Ilmi, Makhalul, 2002, Teori dan Praktek
Dr. Nur Indriantoro, M.Sc. Akuntan, Drs. Lembaga Mikro Keuangan Syariah,
Bambang Supomo, M.Si Akuntan, Yogyakarta : UII Press.
2002. Metodologi Penelitian Bisnis, Karim, Adiwarman Azwar, 2002, Buku
Yogyakarta: Edisi Pertama, Penerbit Pedoman Aplikasi Konsep Syariah

30 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Widaryanti Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan Internal BMT (Studi Kasus Pada
BMT-BMT di Kota Semarang)

untuk Lembaga Syariah, Ungaran : AT&T USA.


Yayasan BMT Network. Ramli, Hasbi, 2002, Beberapa Pendekatan
Kasmir, 2002, Bank Dan Lembaga dan Stategi dalam Melakukan
Keuangan Lainnya, Edisi keempat , Pengawasan terhadap BMT sebagai
PT. Grafindo Persada, Jakarta. Bagian dari Lembaga Keuangan
Kottler, Philip, 2002, Manajemen Mikro, Makalah Seminar, Jakarta, 13
Pemasaran, Edisi Milenium, Maret 2002.
Jakarta : Prenhalindo. Riyadi, Slamet, 2006, Assets and Liability
Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset Management Edisi Ketiga, Jakarta:
Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Erlangga. Indonesia .
Muhammad, 2000. Bank Syariah Analisis Prof. Dr. H. Imam Ghozali, M. Com, Akt.
Kekuatan dan Kelemahan, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate
Yogyakarta : Ekonisia. dengan Program SPSS, cetakan ke-4.
Mulyono, Teguh Pujo. 1995. Analisa Semarang: UNDIP.
Laporan Keuangan untuk Lembaga Saadah, Siti, 1996, Analisis Struktural dan
Keuangan. Edisi Revisi. Penerbit Kinerja Industri Perbankan
Djambatan: Jakarta. Indonesia, Tesis Magister TI-ITB.
Munawir, 2000, Analisis Laporan Sharma, S. 1996, Applied Multivariate
Keuangan , Yogyakarta : Penerbit Techniques, John Wiley, New York.
Liberty. Sumarti, 2007, Analisis Kinerja Keuangan
Narulia, Lisa dan Suryadi, 2006. Analisis Pada Bank Syariah Mandiri di
Kinerja Bank Syariah Mandiri Jakarta, Skripsi Fakultas Ekonomi
periode 2002-2007. Majalah Universitas Muhammadiyah
Ekonomi dan Komputer No.2 tahun Surakarta.
XIV-2006. Yogyakarta: Liberty Supardi, 2005, Metodologi Penelitian
Ni‟mah, 2011, Analisis kinerja keuangan Ekonomi Bisnis, Cetakan Pertama,
pada koperasi BMT Bina Usaha UII Press. Yogyakarta.
Kecamatan Bergas Kabupaten Suryanto, Panca Hadi, 2002, Pola
Semarang, Universitas Negeri Pengawasan Lembaga Keuangan
Semarang. Mikro, Makalah Seminar, Jakarta,
Nurgiantoro, Burhan, Gunawan dan 13 Maret 2002..
Marzuki, 2004, Statistik Terapan Susilo, Y. Sri, dan kawan-kawan, 2000,
Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Bank dan Lembaga Keuangan Lain,
Cetakan ketiga (Revisi), Gadjah Salemba Empat, Jakarta.
Mada University Press, Yogyakarta. Team Kofesmid, 2000, Riset BMT Di
Ramaswamy, Rohit, 1999, Design and Indonesia tahun 2000.
Management of Service Procesess,

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 31


ANALISIS DETERMINAN KETEPATAN WAKTU CORPORATE
INTERNET REPORTING PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA

Ponny Harsanti 1)
Sri Mulyani 2)
Nurya Fahmi 3)

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus


Email : opharsant@gmail.com

Kata kunci : Abstrak


determinan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
ketepatan waktu mempengaruhi ketepatan waktu corporate internet reporting pada
corporate internet perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini
reporting menggunakan ukuran perusahaan, tipe bisnis, profitabilitas,
leverage, likuiditas, penerbitan saham, kepemilikan publik, proporsi
komisaris independen, ukuran dewan komisaris, umur terdaftar
perusahaan dan role duality sebagai variabel independen. Sampel
penelitian yang digunakan perusahaan non keuangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2012 sebanyak 226
perusahaan. Hasil analisis data atau hasil regresi menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan, tipe bisnis, kepemilikan publik, umur
terdaftar perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan
waktu corporate internet reporting sedangkan variabel profitabilitas,
leverage, likuiditas, penerbitan saham, proporsi komisaris
independen, ukuran dewan komisaris dan role duality tidak
mempengaruhi ketepatan waktu corporate internet reporting.

Keywords : Abstract
Corporate Internet This research aimed to investigate the factors that affect
Reporting Corporate Internet Reporting Timeliness on companies that listed on
Timeliness Bursa Efek Indonesia. This study uses firm size, type of business,
profitability, liquidity, leverage, right issue, public ownership,
proportion of independence commisioner, board composition,
corporate listing age and role duality as independent variables. The
samples of the study used are 226 of non financial companies
registered in Bursa Efek Indonesia in 2011-2012 were selected by
using purposive sampling method. Results of the study showed that
firm size, type of business, public ownership, age listed companies
significantly influence the timeliness of corporate internet reporting
while variable profitability, leverage, liquidity, right issue, the
proportion of independent directors, board size and role duality is
not affect the timeliness of corporate internet reporting. For
following research, it better to add the economic condition variable
and the use of new technology information variable as well as to add
the research year period.

32 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Ponny Harsanti Analisis Determinan Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting Pada
Sri Mulyani Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Nurya Fahmi

Pendahuluan Ada dua teknologi informasi yaitu


Transparansi adalah komponen pertukaran data eletronik dan internet yang
yang paling penting dalam pelaporan mempermudah untuk membagikan data
keuangan perusahaan. Perusahaan- perusahaan kepada kelompok-kelompok
perusahaan harus memperlihatkan eksternal dan komunikasi yang dihasilkan
segalanya yang mungkin mempengaruhi lebih cepat (Williams, 2001:258). Banyak
pengambilan keputusan seorang investor. perusahaan mulai menemukan keuntungan
Salah satu aspek transparansi adalah dari meluasnya penggunaan internet dalam
ketepatan waktu (Robert dan Xiao, 2008). menyampaikan informasi yang berguna
Menurut Mamduh dan Abdul Halim kepada stakeholder mereka dalam waktu
(2009:35-36) ketepatan waktu telah diakui yang tepat untuk meningkatkan nilai
sebagai salah satu dari atribut kualitatif informasi (Ezat, 2009).
kualitas utama. Tepat waktu bisa diartikan In t e r n e t m e m i l i k i b e r b a g a i
sebagai ketersediaan informasi kepada karakteristik dan keunggulan seperti mudah
pembuat keputusan sebelum informasi menyebar, tidak mengenal batas, real-time,
tersebut kehilangan kapasitasn ya berbiaya rendah, serta mempunyai interaksi
mempengaruhi keputusan. yang tinggi (Ashbaugh et al., 1999).
Ketepatan waktu dalam penyampaian Penggunaan internet memungkinkan
laporan perusahaan sangat penting bagi informasi tersebar ke seluruh dunia dan
tingkat manfaat dan nilai laporan (Maria sehingga memudahkan peningkatan
dkk, 2011). Jika terdapat penundaan yang ketersediaan khususnya informasi
tidak semestinya dalam pelaporan, maka keuangan sehingga mendorong investasi
informasi yang dihasilkan akan kehilangan (Doaa dkk, 2008). Pelaporan keuangan
relevansinya. Manajemen mungkin perlu perusahaan di internet atau Corporate
menyeimbangkan manfaat relatif antara Internet Reporting berarti proses
pelaporan tepat waktu, seringkali perlu komunikasi dengan para stakeholder
melaporkan sebelum seluruh aspek dengan menggunakan media internet yang
transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, diharapkan dapat membantu perusahaan
sehingga mengurangi keandalan informasi. dalam meningkatkan ketepatan waktu
Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai pelaporan perusahaan.
seluruh aspek diketahui, informasi yang Penelitian terdahulu yang dilakukan
dihasilkan mungkin sangat andal tetapi Ezat (2009) menganalisis ketepatan waktu
kurang bermanfaat bagi pengambilan corporate internet reporting perusahaan
keputusan. Dalam usaha mencapai Mesir yang terdaftar di Egyptian Exchange
keseimbangan antara relevansi dan membuktikan bahwa ukuran perusahaan,
keandalan, kebutuhan pengambil keputusan tipe bisnis, likuiditas, kepemilikan publik,
merupakan pertimbangan yang menentukan proporsi komisaris independen dan ukuran
(IAI, 2002:11). dewan komisaris memiliki pengaruh yang

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 33


Analisis Determinan Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting Pada Ponny Harsanti
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Sri Mulyani
Nurya Fahmi

positif terhadap ketepatan waktu corporate dalam Lukas, 2008:12). Teori keagenan
internet reporting. Penelitian di Indonesia juga muncul antara kreditor (pemberi
yang menguji faktor-faktor yang hutang), misalnya pemegang obligasi
mempengaruhi ketepatan waktu corporate perusahaan (bondholders) dengan
internet reporting pada perusahaan yang pemegang saham (stockholders) yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia diwakili oleh manajemen perusahaan.
diantaranya telah dilakukan oleh Widyarini Berdasarkan teori keagenan,
(2011), Sari dan Darsono (2011) dan pihak agen yaitu manajer melaporkan
Maria dkk (2012) yang menunjukkan informasi perusahaan dalam bentuk laporan
adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian perusahaan kepada pihak prinsipal.
sehingga perlu dilakukan penelitian Laporan perusahaan yang dibuat pihak
kembali. manajemen (agen) sebagai bentuk
Penelitian ini mengacu pada pertanggungjawaban mereka kepada
penelitian Widaryanti (2011) yang pemilik perusahaan (prinsipal) (Sari dan
m enganal i si s fakt or -fakt or yan g Darsono, 2011). Dalam hal ini, praktek
mempengaruhi ketepatan waktu corporate corporate internet reporting (CIR) sebagai
internet reporting. Perbedaan penelitian ini media penyampaian informasi perusahaan
dengan penelitian sebelumnya yaitu kepada pihak prinsipal.
pertama, menambahkan 2 variabel yaitu
umur terdaftar perusahaan dan role duality. Ketepatan Waktu
Kedua, penelitian ini menggunakan sampel Informasi yang relevan tidak bisa
yang berbeda dari penelitian sebelumnya lepas dari ketepatan waktu. Menurut Kieso
yaitu perusahaan non keuangan yang dkk (2002:45), informasi yang relevan akan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan membantu pemakai membuat prediksi
ketiga, penelitian ini menggunakan periode tentang hasil akhir dari kejadian masa lalu,
yang berbeda yaitu tahun 2011-2012. masa kini dan masa depan yaitu memiliki
nilai prediksi.
Tinjauan Pustaka Untuk menciptakan ketepatan
Teori Keagenan waktu penyampaian informasi perusahaan
Konflik kepentingan antar agen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
sering disebut dengan teori keagenan(Agus, Bapepam mengeluarkan peraturan dalam
2002: xxi).Hubungan keagenan muncul UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
ketika satu atau lebih individu (prinsipal) dengan nomor peraturan X.K.2 menyatakan
menggaji individu lain (agen atau karyawan bahwa perusahaan yang terdaftar di Bursa
untuk bertindak atas nama pemberi Efek Indonesia wajib menyampaikan
wewenang dan mendelegasikan kekuasaan laporan tahunan yang telah diaudit kepada
untukmembuat keputusan kepada agen atau Bapepam selambat-lambatnya 120 hari
karyawannya (Jensen dan Meckling, 1976 setelah tanggal tahun buku berakhir dan

34 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Ponny Harsanti Analisis Determinan Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting Pada
Sri Mulyani Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Nurya Fahmi

laporan tahunan wajib diumumkan kepada Pengembangan Hipotesis


publik dengan ketentuan perusahaan wajib Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
mengumumkan neraca, laporan laba-rugi Ketepatan waktu CIR
serta laporan komitmen dan kontijensi Ukuran perusahaan dapat dinyatakan
dalam sekurang-kurangnya dua surat kabar dalam total aktiva, penjualan dan
harian berbahasa Indonesia selambat- kapitalisasi pasar. Semakin besar total
lambatnya 120 hari setelah tahun buku aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar
berakhir (Sinar Grafika, 2003 : 859-864). maka semakin besar pula ukuran
perusahaan (Widaryanti, 2011). Konflik
Corporate Internet Reporting keagenan dapat diminimalisasi dengan
Corporate internet reporting adanya pelaporan keuangan yang ditujukan
atau pelaporan perusahaan melalui internet kepada shareholders sebagai
merupakan proses komunikasi antara pertanggungjawaban manajemen (Hanny,
informasi keuangan dan nonkeuangan Anis, 2005). Peningkatan ketepatan waktu
terkait dengan sumber daya dan kinerja corporate internet reporting akan
melalui internet (Sari, Darsono, 2011). mengurangi konflik keagenan yang terjadi.
Banyak perusahaan telah menerapkan H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif
corporate internet reporting pada website terhadap ketepatan waktu corporate
perusahaan mereka. internet reporting
Laporan keuangan yang biasanya
dicetak, melalui internet laporan keuangan Pengaruh Tipe Bisnis terhadap Ketepatan
perusahaan bisa didistribusikan lebih cepat waktu CIR
(aspek timeliness), artinya dengan media Perusahaan jasa maupun industri
internet perusahaan mampu merupakan agen yang harus
mengeksploitasi kegunaan teknologi ini mengungkapkan informasi kepada pihak
untuk lebih membuka diri (aspek prinsipal sebagai bentuk tanggung jawab.
transparansi) dan untuk menginformasikan Pengungkapan informasi akan
laporan keuangannya (aspek disclosure) mengakibatkan biaya keagenan yang besar
lebih tepat waktu. sehingga membutuhkan alat yang dapat
mengungkapkan informasi dengan atau
Kerangka pemikiran Teoritis dan tanpa biaya sekalipun. Pengungkapan
Pengembangan Hipotesis informasi dengan tepat waktu dengan
Kerangka pemikiran penelitian ini menggunakan corporate internet reporting
disajikan pada gambar 1, berikutnya ke- akan mengurangi biaya keagenan yang
mudian diuraikan mengenai pengembangan terjadi.
hipotesis. H2: Tipe bisnis berpengaruh positif
terhadap ketepatan waktu corporate
internet reporting

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 35


Analisis Determinan Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting Pada Ponny Harsanti
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Sri Mulyani
Nurya Fahmi

Pengaruh Leverage terhadap terhadap


Pengaruh Profitabilitas terhadap Ketepatan Ketepatan waktu CIR
waktu CIR Leverage mengacu pada kemampuan
Profitabilitas menggambarkan perusahaan melunasi hutang jangka
kemampuan perusahaan dalam memperoleh panjang (Maria dkk, 2012). Sesuai dengan
laba. Profitabilitas perusahaan diukur teori keagenan, manajemen perusahaan
menggunakan rasio ROE. Rasio ini dengan tingkat leverage yang tinggi akan
dipengaruhi besar kecilnya utang mengurangi pengungkapan perusahaan di
perusahaan, apabila proporsi utang makin internet yang dibuatnya agar tidak menjadi
besar maka rasio ini juga akan makin besar sorotan dari para debtholders (Sari dan
(Agus, 2002:124). Darsono, 2011).
H3: Profitabilitas berpengaruh negatif H4: Leverage berpengaruh negatif terhadap
terhadap ketepatan waktu corporate ketepatan waktu corporate internet
internet reporting reporting

Gambar 1 Pengaruh Likuiditas terhadap Ketepatan


Kerangka Pemikiran waktu CIR
Likuiditas menunjukkan kemampuan
Tipe Bisnis
perusahaan dalam melunasi kewajiban
Profitabilitas jangka pendek (Maria dkk, 2012).
Berdasarkan teori keagenan, perusahaan
Leverage (X4) diwajibkan untuk melaporkan kondisi
perusahaan kepada pemegang saham.
Likuiditas
Namun, perusahaan akan mengurangi
pengungkapan informasi yang kurang
Penerbitan Ketepatan
Waktu efektif kepada stakeholder dan ketepatan
waktu corporate internet reporting
Kepemilikan diabaikan perusahaan.
H5: Likuiditas berpengaruh negatif
Proporsi terhadap ketepatan waktu corporate
Dewan internet reporting
Ukuran
Pengaruh Penerbitan Saham terhadap
Umur Ketepatan waktu CIR
Salah satu cara perusahaan untuk
Role Duality menambah modal adalah dengan
menerbitkan saham baru. Perusahaan yang
Sumber: data diolah membutuhkan sumber pembiayaan baru

36 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Ponny Harsanti Analisis Determinan Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting Pada
Sri Mulyani Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Nurya Fahmi

akan meningkatkan kualitas pengungkapan pemegang saham. Komisaris independen


informasi pada website perusahaan untuk mendorong manajemen perusahaan untuk
menarik lebih banyak investor (Widaryanti, melakukan pengungkapan informasi secara
2011).Penerbitan saham baru akan tepat waktu melalui website perusahaan
memotivasi perusahaan meningkatkan dengan menggunakan corporate internet
ketepatan waktu pelaporan informasi yang reporting.
berguna. Praktik corporate internet H8: Proporsi dewan komisaris independen
reporting menjadi alat penyebarluasan berpengaruh positif Terhadap
berita baik yang lebih tepat waktu dari alat Ketepatan Waktu Corporate Internet
lainnya. Reporting
H6: Penerbitan saham berpengaruh positif
terhadap ketepatan waktu corporate Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris
internet reporting terhadap Ketepatan waktu CIR
Komisaris (dalam jumlah jamak
Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap disebut dewan komisaris) adalah
terhadap Ketepatan waktu CIR sekelompok orang yang dipilih atau
Struktur kepemilikan publik yang ditunjuk untuk mengawasi kegiatan suatu
dimiliki suatu perusahaan akan mendorong perusahaan atau organisasi (Wikipedia,
manajemen untuk menyampaikan informasi 2012). Sesuai dengan teori keagenan, peran
perusahaan sebanyak-banyaknya kepada dewan komisaris diharapkan dapat
para pemegang saham melalui website meminimalisir permasalahan keagenan
perusahaan maupun melalui laporan yang timbul antara dewan direksi dengan
perusahaan. Untuk memangkas biaya pemegang saham. Salah satunya dapat
keagenan menjadi lebih kecil, manajemen meningkatkan kualitas pelaporan keuangan
menggunakan corporate internet reporting termasuk didalamnya ketepatan waktu
sebagai alat penyebarluasan informasi yang pelaporan informasi keuangan perusahaan
efektif dan efisien. dengan menggunakan corporate internet
H7: Kepemilikan publik berpengaruh reporting (Widaryanti, 2011).
positif terhadap ketepatan waktu H9: Ukuran dewan berpengaruh positif
corporate internet reporting terhadap ketepatan waktu corporate
internet reporting
Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris
Independen terhadap Ketepatan waktu CIR Pengaruh Umur Terdaftar Perusahaan
Komisaris luar (komisaris terhadap Ketepatan waktu CIR
independen) adalah anggota dewan Perusahaan yang terdaftar lebih lama
komisaris yang bukan merupakan pegawai memiliki pengetahuan tentang peraturan
atau orang yang berurusan langsung dengan yang ada di BEI lebih banyak. Perusahaan
organisasi tersebut, dan tidak mewakili yang lebih lama listing menyediakan

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 37


Analisis Determinan Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting Pada Ponny Harsanti
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Sri Mulyani
Nurya Fahmi

publisitas informasi yang lebih banyak Variabel Penelitian dan Definisi


dibandingkan perusahaan yang baru listing Operasional
sebagai bagian dari praktik akuntabilitas Ketepatan Waktu Corporate Internet
yang ditetapkan oleh BAPEPAM (Hanny, Reporting
Anis, 2005). Ketepatan waktu corporate
H10: U m u r t e r d a f t a r p e r u s a h a a n internet reporting merupakan
berpengaruh positif terhadap pengungkapan informasi perusahaan
ketepatan waktu corporate internet kepada stakeholdermelalui media internet
reporting dengan tepat waktu. Ketepatan waktu
corporate internet reporting diukur dengan
Pengaruh Role Duality terhadap Ketepatan indeks ketepatan waktu corporate internet
waktu CIR reporting yang terdiri dari 11 item yang
Peran ganda (role duality) terjadi di digunakan penelitian Ezat (2009) dan
antara CEO dan ketua dewan direksi ketika Widaryanti (2011). Jika ditemukan satu
salah satu dari mereka menjabat dua posisi item ketepatan waktu corporate internet
dalam satu waktu (Ezat, 2009). Seseorang reporting dalam website perusahaan maka
yang memegang kedua posisi menciptakan diberi angka “1” dan jika tidak ditemukan
konflik kepentingan yang dapat dalam perusahaan atau tidak memiliki
berpengaruh negatif terhadap kepentingan mempunyai website maka diberi angka
pemegang saham (Jane McGrath, 2013). “0” (Ezat, 2009).
Hal ini menyebabkan perusahaan
mengungkapkan informasi secara tepat Ukuran Perusahaan
waktu melalui website perusahaan untuk Ukuran perusahaan dapat
menghindari konflik yang terjadi. ditentukan dalam total aktiva, penjualan
H11: Role duality berpengaruh negatif dan kapitalisasi pasar.Ukuran perusahaan
terhadap ketepatan waktu corporate diukur dengan menggunakan natural log of
internet reporting market capitalisation. Rumus:
market capitalization = harga
Metode Penelitian saham x jumlah saham beredar
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan data Tipe Bisnis
sekunder yang diperoleh dari laporan Tipe bisnis dibedakan menjadi
keuangan auditan dan laporan tahunan dua yaitu tipe industri dan tipe non industri
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek atau jasa. Dalam penelitian ini, variabel
Indonesia pada tahun 2011 dan 2012 yang tipe bisnis diukur dengan menggunakan
telah dipublikasikan. variabel dummy yaitu jika perusahaan
merupakan perusahaan industri makan
diberi angka “1”, sedangkan jika

38 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Ponny Harsanti Analisis Determinan Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting Pada
Sri Mulyani Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Nurya Fahmi

perusahaan merupakan perusahaan jasa penerbitan saham diukur dengan


maka diberi angka “0” (Ezat, 2009). menggunakan variabel dummy. Perusahaan
yang melakukan penerbitan saham selama
Profitabilitas tahun 2012 maka diberi angka “1”
Profitabilitas menunjukkan sedangkan perusahaan yang tidak
kemampuan perusahaan dalam menerbitkan saham pada tahun 2012 diberi
menghasilkan laba. Penelitian ini angka “0”.
menggunakan ROE dalam menghitung 7. Kepemilikan Publik
profitabilitas perusahaan dikarenakan ROE Struktur kepemilikan tersebar atau
mengukur kemampuan perusahaan dalam publik adalah struktur kepemilikan yang
memperoleh laba yang tersedia bagi pengendalian dan pengawasan dipegang
pemegang saham perusahaan (Agus, pemegang saham publik. Pengukuran
2002:124). Rumus: kepemilikan publik dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan persentase
ROE = kepemilikan saham yang dimiliki publik.
Leverage 8. Proporsi Dewan Komisaris Independen
R a s i o l e v e r a g e Dewan komisaris dibagi menjadi
menggambarkan seberapa jauh aktiva dua yaitu dewan komisaris dalam dan
perusahaan dibiayai dengan hutang. dewan komisaris luar (independen).
Penelitian ini menggunakan rasio leverage Penelitian ini menggunakan persentase
sebagai pengukuran tingkat leverage antara jumlah komisaris independen
perusahaan. Rumus dengan total anggota dewan komisaris.
9. Ukuran Dewan Komisaris
Leverage = Komisaris sebuah organisasi adalah
Likuiditas anggota dewan pengawasnya (Wikipedia,
Menurut Van Horne dan 2012)..Ukuran dewan dalam penelitian ini
Wachowicz (2012:25), rasio likuiditas diukur dengan menggunakan jumlah
digunakan mengukur kemampuan anggota dewan komisaris (Widaryanti,
perusahaan untuk memenuhi liabilitas 2011).
jangka pendek. Salah satu dari rasio 10. Umur Terdaftar Perusahaan
likuiditas yang paling umum dan sering Penghitungan umur perusahaan
digunakan adalah rasio lancar (current dimulai ketika perusahaanterdaftar di BEI.
ratio) dirumuskan sebagai berikut: Umur terdaftar perusahaan diukur dengan
rumus umur terdaftar mengacu pada
Current ratio = penelitian Sari dan Darsono (2011). Rumus
6. Penerbitan Saham tersebut sebagai berikut:
Penerbitan saham baru dilakukan Umur terdaftar = Tahun t – tahun IPO (first
ketika perus ahaan membutuhkan issue)
pembiayaan baru..Dalam penelitian ini,

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 39


Analisis Determinan Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting Pada Ponny Harsanti
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Sri Mulyani
Nurya Fahmi

11. Role Duality Metode pengumpulan data


Perusahaan yang memiliki Metode pengumpulan data yang
pemegang saham yang menjabat sebagai digunakan dalam penelitian ini dilakukan
CEO perusahaan akan mendorong dengan metode studi dokumentasi,
manajemen untuk meningkatkan kinerja observasi website perusahaan, metode studi
perusahaan. Pengukuran role duality dalam pustaka
penelitian mengacu pada penelitian Ezat
(2009) dengan menggunakan variabel Model penelitian
dummy. Jika pemegang saham merangkap Model regresi dalam penelitian ini
CEO perusahaan diberi angka “1” dan dinyatakan sebagai berikut :
diberi angka “0” jika pemegang saham TCIR = α + β1Size + β2Type + β3Proft
tidak merangkap menjadi CEO perusahaan. + β4Lev + β5Liq + β6Issue +
β7Public + β8Indep + β9Dew +
Populasi dan Sampel β10Ut + β11Duality + €
Populasi dalam penelitian ini adalah Keterangan :
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di TCIR = Indeks Ketepatan waktu
BEI dan memenuhi kriteria dalam tahun corporate internet reporting
periode 2011 dan 2012. Sampel yang α = konstanta
diambil dengan menggunakan metode β = koefisien regresi
purposive sampling dengan kriteria Size = ukuran perusahaan
diantaran ya perusahaan yan g Type = Tipe bisnis
mempublikasikan laporan tahunan 2011 Proft = Profitabilitas
dan 2012, menerapkan Corporate internet Lev = Leverage
reporting dan memiliki website yang aktif Liq = Likuiditas
atau dapat diakses dan tidak sedang dalam Issue = Penerbitan saham
perbaikan. Public = Kepemilikan Publik
Tabel 1 Indep = Proporsi dewan komisaris
Jumlah Sampel Perusahaan independen
Kriteria Jumlah
Perusahaan listing di Bursa Efek Indonesia 466
Dew = Ukuran Dewan Komisaris
2012 Ut = Umur Terdaftar
Perusahaan yang tidak memiliki website 75
Duality = Role duality
Perusahaan yang tidak menerapkan CIR 51
€ = Error atau kesalahan
Perusahaan di bidang keuangan 61
residual
Website dalam perbaikan dan tidak dapat 35
diakses

Website grup perusahaan 3 Hasil Penelitian Dan Pembahasan


Data kurang lengkap 15 Deskripsi Obyek Penelitian
Jumlah sampel 226 Penelitian ini mengambil objek
perusahaan yang terdaftar di BEI dan
Sumber : Data Sekunder yang diolah

40 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Ponny Harsanti Analisis Determinan Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting Pada
Sri Mulyani Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Nurya Fahmi

memiliki website aktif serta menerbitkan Berdasarkan tabel di atas maka


laporan tahunan selama 2 tahun yakni 2011 persamaan regresi yang didapatkan adalah
dan 2012. Perusahaan yang menjadi sampel sebagai berikut:
dalam penelitian ini berjumlah 226 TCIR = 0,934+ 0,007Size + 0,021Type +
perusahaan dengan menggunakan metode 0,738Proft + 0,676Lev + 0,286Liq
purposive sampling. + 0,979Issue + 0.000Public +
Pembahasan 0,364Indep + 0,075Dew +
Pengujian asumsi klasik yang 0,004Umur + 0,215Duality + e
meliputi uji normalitas, multikolinieritas,
autikorelasi dan heteroskedastisitas Uji Koefisien Determinasi (R2)
menunjukkan bahwa semua data penelitian Berdasarkan hasil uji determinasi
dapat memenuhi kriteria asumsi klsik diketahui bahwa nilai adjusted R square
tersebut. Adapun hasil pengujian regresi sebesar 0,086 yang mengandung arti bahwa
ditampilkan pada tabel berikut. 8,6% variabel dependen dapat menjelaskan
Tabel 2 ketepatan waktu corporate internet
Hasil Regresi Berganda reporting sedangkan sisanya sebesar 91,4%
Coefficientsa variabel atau sebab-sebab lainnya di luar
Standar model.
dized
Unstandardized Coeffici
Coefficients ents
Std.
Hasil Uji F
Model B Error Beta t Sig. Berdasarkan uji Anova diperoleh
1 (Constant) -.072 .871 -.083 .934
Ukuran nilai F hitung sebesar 4,840 dengan tingkat
perusahaan signifikansi sebesar 0,000. Karena
.085 .031 .135 2.708 .007
Tipe Bisnis
-.350 .151 -.106 -2.312 .021
memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari α
Profitabilitas (0,05) yaitu sebesar 0,000 menunjukkan
.015 .044 .015 .335 .738
Leverage -.074 .177 -.020 -.418 .676 bahwa ketepatan waktu corporate internet
Likuiditas .033 .031 .050 1.068 .286 reporting dapat dijelaskan oleh ukuran
Penerbitan
saham .006 .219 .001 .027 .979 perusahaan, tipe bisnis, profitabilitas,
Kepemilikan likuiditas, leverage, penerbitan saham,
publik 1.206 .321 .172 3.759 .000
Proporsi kepemilikan publik, proporsi dewan
komisaris
independen komisaris, ukuran dewan, umur terdaftar
.419 .462 .042 .909 .364
Ukuran
perusahaan dan role duality.
Dewan
Komisaris .070 .039 .090 1.783 .075
Umur Kesimpulan
terdaftar
perusahaan
1. Terdapat pengaruh positif antara
-.022 .008 -.136 -2.929 .004
ukuran perusahaan dan ketepatan
Role Duality
.158 .127 .057 1.240 .215 waktu corporate internet reporting.
Sumber: data yang telah diolah dengan SPSS Ukuran perusahaan yang besar

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 41


Analisis Determinan Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting Pada Ponny Harsanti
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Sri Mulyani
Nurya Fahmi

memiliki pemegang saham yang sejalan dengan penelitian


besar dan menyebar. Hal ini Widaryanti (2011), Sari, Darsono
menimbulkan konflik kepentingan (2011) dan Ezat (2009)
dan biaya keagenan yang besar 4. Leverage tidak berpengaruh
secara bersamaan. Teori keagenan signifikan terhadap ketepatan waktu
menjelaskan bahwa untuk corporate internet reporting. Nilai
mengurangi masalah tersebut maka leverage yang tinggi menjadikan
manajemen perusahaan akan manajemen perusahaan
melaporkan informasi perusahaan mengabaikan ketepatan waktu
lebih tepat waktu melalui website corporate internet reporting untuk
perusahaan. Hasil ini mendukung menghindari penilaian buruk dari
penelitian yang dilakukan oleh debtholder. Hasil ini sejalan dengan
Maria dkk (2012), Widaryanti dilakukan oleh Maria dkk (2012),
(2011), dan Ezat (2009). Widaryanti (2011), Sari, Darsono
2. Terdapat pengaruh positif antara (2011) dan Ezat (2009)
tipe bisnis dengan ketepatan waktu 5. Likuiditas tidak berpengaruh
corporate internet reporting. Tipe signifikan terhadap ketepatan waktu
bisnis manufaktur yang dalam corporate internet reporting.
kegiatan operasionalnya Perusahaan yang memiliki nilai
menggunakan teknologi yang current ratio yang tinggi akan
canggih akan cenderung melakukan mengurangi ketepatan waktu
ketepatan waktu dalam melaporkan pelaporan perusahaan melalui
informasi perusahaan melalui website perusahaan. Hasil ini sesuai
website perusahaan. Hasil ini dengan penelitian yang dilakukan
sejalan yang dilakukan oleh Maria oleh Maria dkk (2012) dan
dkk (2012) dan Ezat (2009) Widaryanti (2011)
3. Tidak terdapat berpengaruh secara 6. Penerbitan saham tidak berpengaruh
negatif antara profitabilitas dan positif terhadap ketepatan waktu
ketepatan waktu corporate internet corporate internet reporting.
reporting. Profitabilitas bukan Sumber dana bagi kelangsungan
merupakan salah satu faktor perusahaan bukan hanya berasal
ketepatan waktu corporate internet dari penerbitan saham sehingga
reporting. Perusahaan yang perusahaan yang melakukan
memiliki tingkat profitabilitas yang penerbitan saham tidak perlu
tinggi akan berusaha mengurangi mengungkapkan secara tepat waktu
ketepatan waktu corporate internet kepada para investor. Hasil ini
reporting agar tidak menjadi sejalan dengan yang dilakukan oleh
sorotan dari para kreditur. Hasil ini Widaryanti (2011) dan Ezat (2009)

42 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Ponny Harsanti Analisis Determinan Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting Pada
Sri Mulyani Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Nurya Fahmi

7. Kepemilikan publik berpengaruh tidak dapat dilakukan dengan tepat


signifikan terhadap ketepatan waktu waktu. Konsisten dengan penelitian
corporate internet reporting. Maria dkk (2012), Widaryanti
Perusahaan dengan struktur (2011) dan Sari, Darsono (2011)
kepemilikan publik yang besar akan 10. Terdapat pengaruh positif antara
menimbulkan biaya keagenan yang umur terdaftar perusahaan dan
ketepatan waktu corporate internet
besar sehingga mendorong reporting Perusahaan yang memiliki
manajemen perusahaan untuk jumlah umur terdaftar yang lebih
meminimalisasi biaya dengan lama memiliki pengalaman yang
banyak dalam pelaporan informasi
melaporkan informasi dengan tepat
perusahaan akan lebih
waktu kepada para pemegang meningkatkan ketepatan waktu
saham di website perusahaan. Hasil corporate internet reporting. Hasil
ini konsisten dilakukan oleh Ezat ini sejalan dengan Chariri dkk
(2007)
(2009) 11. Role duality tidak berpengaruh
8. Proporsi dewan komisaris negatif terhadap ketepatan waktu
independen tidak berpengaruh corporate internet reporting. Role
duality bukan merupakan salah satu
signifikan terhadap ketepatan waktu faktor yang dapat mempengaruhi
corporate internet reporting. ketepatan waktu waktu corporate
Perusahaan dengan proporsi dewan internet reporting. Role duality
menimbulkan konflik yang
komisaris independen yang besar
berpengaruh negatif pada pemegang
tidak menjamin terdapat keefektifan saham sehingga memungkinkan
pengawasan sehingga manajemen manajemen perusahaan akan
perusahaan mengabaikan ketepatan mengabaikan ketepatan waktu
dalam pelaporan perusahaan melalui
waktu corporate internet reporting. website perusahaan. Hasil ini
Hasil ini sejalan dengan hasil mendukung penelitian Ezat (2009)
penelitian yang dilakukan oleh
Keterbatasan Penelitian
Widaryanti (2011)
1. Adjusted R square yang rendah yakni
9. Ukuran dewan komisaris tidak
8,6 % yang dijelaskan oleh variabel
berpengaruh positif terhadap
independen dalam model penelitian ini
ketepatan waktu corporate internet
sedangkan sebesar 91,4% dijelaskan
reporting. Jumlah dewan komisaris
oleh variabel-variabel lainnya.
yang besar akan lebih banyak
2. Penelitian ini hanya menggunakan
menimbulkan masalah internal antar
periode 2 tahun yaitu tahun 2011 dan
dewan komisaris dalam
2012 sehingga data yang diambil ada
pengambilan keputusan dan
kemungkinan kurang mencerminkan
berpengaruh pada proses
kondisi perusahaan dalam jangka
pengungkapan informasi
panjang.
perusahaan melalui website yang

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 43


Analisis Determinan Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting Pada Ponny Harsanti
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Sri Mulyani
Nurya Fahmi

Penelitian ini terbatas pada perusahaan non 2006. Investasi. Edisi 6 Buku 1.
keuangan sehingga belum mewakili seluruh Penerbit Salemba.Empat,Jakarta
perusahaan yang terdaftar di BEI. Brigham, Eugene F., Joel F. Houston.
2010. Edisi 11. Dasar-Dasar
Saran Manajemen Keuangan. Salemba
1. Penelitian selanjutnya disarankan Empat, Jakarta
menambah variabel baru, misalnya Chariri, Anis dan Lestari, Hanny Sri. 2005.
kondisi ekonomi, penggunaan Analisis Faktor-Faktor yang
teknologi informasi dan jumlah Mempengaruhi Pelaporan
saham. Keuangan melalui Internet (Internet
2. Penelitian selanjutnya untuk Financial Reporting) dalam
memperpanjang periode penelitian Website Perusahaan. Hal. 1-28.
sehingga dapat melihat Fakultas Ekonomi Universitas
kecenderungan yang terjadi dalam Diponegoro.
jangka panjang sehingga Ezat, Amr. 2009. The impact of corporate
menggambarkan kondisi yang governance on the timeliness of
sebenarnya. corporate internet reporting by
3. Penelitian berikutnya disarankan Egyptian listed companies.
untuk memperluas sampel dengan “Plymouth Postgraduate
mengambil seluruh perusahaan yang Symposium United Kingdom”.
terdaftar di BEI. Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate
dengan Program SPSS. Badan
Daftar Pustaka Penerbit Universitas Diponegoro.
Aly, Doaa, Jon Simon, and Khaled Semarang
Hussainey. 2008. “Determinants of Hanafi, Dr Mamduh M., Prof.Dr. Abdul
Corporate Internet Reporting : Halim, M.B.A., Akt. 2009. Analisis
Evidence from Egypt.”Managerial Laporan Keuangan. Edisi ke empat.
Auditing Journal, vol. 25. no. 2. hal. UPP STIM YKPN, Jogjakarta
182-202. Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar
Ashbaugh, H., Johnstone, K.M, and Akuntansi Keuangan. Salemba
Warfield, T.D. 1999. “Corporate Empat. Jakarta
Reporting on the Internet”. Istanti, Sri Layla Wahyu. 2009. Faktor-
Accounting Horizons, Vol. 13, hal. Faktor Yang Mempengaruhi
241-257. Pengungkapan Sukarela Modal
Atmaja, Lukas Setia. 2008. Teori dan Intelektual (Studi Empiris Pada
Praktik Manajemen Keuangan. Perusahaan Non Keuangan Yang
Penerbit ANDI, Yogyakarta Listing Di BEI). Tesis S2,
Bodie, Zvi, Alex Kane, Alan J.Marcus. Universitas Diponegoro, Semarang.

44 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Ponny Harsanti Analisis Determinan Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting Pada
Sri Mulyani Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Nurya Fahmi

Jane McgGrath. 2013. How CEOs Work. Weston, J.Fred. Thomas E. Copeland.
diakses dari http:// 1995. Manajemen Keuangan Edisi
money.howstuffworks.com/ Revisi Jilid 1. Binarupa Aksara
ceo7.htm pada 12 Juni 2013. Publisher. Jakarta
Kieso, Donald E, Jerry J.Weygandt, Terry Widaryanti. 2011. “Analisis faktor-faktor
D. Warfield. Akuntansi yang mempengaruhi ketepatan
Intermediate Edisi 10 Jilid 1. PT waktu Corporate Internet Reporting
Gelora Aksara Pratama. Jakarta yang terdaftar di BEI”. Jurnal Ilmu
Kusrinanti, Maria Aditya, Muchamad Manajemen dan Akuntansi
Syarifudin, Haryani. 2012. Terapan, vol.2, no.2
Pengaruh Corporate Governance Wikipedia. 23 November 2012. Komisaris,
terhadap Ketepatan waktu diakses dari http://id.wikipedia.org/
Corporate Internet Reporting pada wiki/Komisaris, pada 19 April 2013
Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Wikipedia. 26 Agustus 2012. Dewan
“Simposium Nasional Akuntansi Komisaris. Diakses dari http://
XV” Banjarmasin. id.wikipedia.org/wiki/
Sari, Rahma Prafinta, Darsono. 2011. Dewan_Komisaris, pada 12 Juni
Pengaruh Karakteristik 2013
perusahaan dan corporate Wikipedia. 6 April 2013. Bisnis. Diakses
governance terhadap ketepatan dari http://id.wikipedia.org/wiki/
waktu pelaporan perusahaan di Bisnis, pada 12 Juni 2013
Internet (CIR Timeleness). Fakultas Williams, Chuck. 2001. Manajemen Buku
Ekonomi Universitas Diponegoro. 1. Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Sartono, Agus. 2002. Manajemen
Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi
4. BPFE-Yogyakarta.
Sinar Grafika. 2003. Himpunan Peraturan
Pasar Modal. Penerbit Sinar
Grafika. Jakarta
Tim BEI. 27 Desember 2010. Kapitalisasi
Pasar. Diakses dari http://
economy.okezone.com/
read/2010/12/27/226/407400/
redirect, pada 12 Juni 2013
Van Horne, James, John M. Wachowicz, Jr.
2012. Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan Edisi 13 Buku 1. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 45


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA
PADA PERUSAHAAN HIGH PROFILE YANG TERDAFTAR DI BEI

Chusnulia Aryandhita Widayanti1)


Mekani Vestari2)
Dessy Noor Farida3)

STIE Bank BPD Jateng

chuzy.83@gmail.com1)
meka_vesta@yahoo.co.id2)
denofa98@yahoo.com3)
Kata kunci : Abstrak
kualitas laba, Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris
perusahaan high mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba pada
profile perusahaan high profile yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Kualitas laba diukur dengan menggunakan koefisien respon
laba (ERC). Faktor-faktor yang diteliti yaitu persistensi laba,
peluang pertumbuhan, risiko, ukuran perusahaan, kualitas
tanggung jawab sosial perusahaan, kualitas auditor, dan struktur
modal. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling
dalam pemilihan sampel dari perusahaan high profile yang
terdaftar di BEI periode 2009 sampai 2012. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa peluang pertumbuhan berpengaruh positif
terhadap kualitas laba, sementara risiko, ukuran, dan kualitas
tanggung jawab sosial berpengaruh negatif terhadap kualitas laba.
Persistensi laba, kualitas auditor, dan struktur modal tidak
berpengaruh terhadap kualitas laba.

Keywords : Abstract
earnings quality, The purpose of this study is to get the empirical evidence of
high profile factors that affect earnings quality on high profile companies listed
company. in Indonesia Stock Exchange. Earnings quality is measured using
earnings response coefficient. The factors that being examined are
earnings persistence, growth opportunities, risk, company size,
Corporate Social Responsibility (CSR) quality, auditor quality, and
capital structure. The study used purposive sampling method on
sample selection from high profile companies listed in Indonesia
Stock Exchange period 2009 to 2012. The results showed that
growth opportunities have positive effect to earnings quality, while
risk, company size, and CSR quality have negative effect to earnings
quality. Earnings persistence, auditor quality and capital structure
have no effect to earnings quality.

46 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Chusnulia Aryandhita Widayanti Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile
Mekani Vestari Yang Terdaftar Di Bei
Dessy Noor Farida

Pendahuluan penilaian yang dapat digunakan untuk


Latar Belakang Penelitian mengindikasikan kemungkinan naik
Informasi dalam laporan turunnya harga saham atas reaksi pasar
keuangan perusahaan merupakan terhadap informasi laba yang diumumkan
kebutuhan mendasar bagi para investor dan oleh perusahaan. Kuatnya reaksi pasar
calon investor untuk pengambilan terhadap informasi laba akan tercermin
keputusan investasi. Informasi yang dengan tingginya ERC (kualitas laba
bermanfaat bagi pengambilan keputusan perusahaan tinggi), demikian sebaliknya
adalah informasi yang relevan. Adanya (Sayekti dan Sensi, 2007).
informasi yang relevan, memungkinkan Kenaikan laba perusahaan tidak
investor melakukan pengambilan selalu diikuti dengan kenaikan harga
keputusan secara rasional sehingga sahamnya dan sebaliknya. Pada saat laba
informasi yang diperoleh sesuai dengan mengalami penurunan, harga saham tidak
yang diharapkan. Salah satu indikator selalu mengalami penurunan. Hal tersebut
relevansi suatu informasi akuntansi terjadi karena dalam pengambilan
adalah adanya reaksi investor pada saat keputusan investasi, investor tidak hanya
diumumkannya informasi tersebut, yang melihat informasi laba (Mulyani dkk.,
dapat diamati dari pergerakan harga 2007). Investor akan menggunakan semua
saham. Salah satu informasi akuntansi informasi yang tersedia di pasar untuk
yang sampai saat ini masih merupakan melakukan analisis terhadap kinerja
perhatian utama bagi investor adalah perusahaan (Scott, 1997 dalam Ambarwati,
informasi laba akuntansi (Chu, 1997 2008).
dalam Arfan dan Antasari, 2008). Penelitian Mulyani dkk. (2007)
Penelitian Ball dan Brown (1968) menunjukkan rata-rata nilai ERC 0,03
dalamYunita dkk. (2008) menemukan dengan deviasi standar 0,007. Nilai rata-
adanya hubungan yang signifikan antara rata ERC yang rendah tersebut
pengumuman laba perusahaan dengan menunjukkan bahwa terdapat faktor-
perubahan harga saham. Ketika faktor lain di luar laba yang direspon oleh
perusahaan mengumumkan laba yang investor. Dengan demikian ada berbagai
mengalami kenaikan maka akan terjadi faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
kecenderungan perubahan positif pada laba yang dilihat dari sudut pandang
harga saham dan sebaliknya jika laba relevansi nilai. Dalam penelitian
mengalami penurunan maka akan terjadi sebelumnya faktor-faktor tersebut meliputi
perubahan negatif pada harga saham. persistensi laba, peluang pertumbuhan,
Earnings response coefficient risiko, ukuran perusahaan, kualitas CSR,
(ERC) merupakan salah satu ukuran atau kualitas auditor, dan struktur modal
proksi yang digunakan untuk mengukur perusahaan. Berbagai penelitian yang
kualitas laba. ERC merupakan model telah dilakukan masih menunjukkan

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 47


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile Chusnulia Aryandhita Widayanti
Yang Terdaftar Di Bei Mekani Vestari
Dessy Noor Farida

ketidakkonsistenan hasil. tersebut dikelompokkan lagi kedalam


Penelitian ini mengacu pada subsektornya, sampel perusahaan menjadi
Imroatussolihah (2013) dengan semakin sempit. Penggantian proksi
menggunakan variabel independen dianggap lebih tepat dibandingkan
persistensi laba, peluang pertumbuhan, mengelompokkan lagi perusahaan ke dalam
risiko, kualitas CSR, dan struktur modal. subsektornya.
Penelitian tersebut menghasilkan adjusted Dalam penelitian ini, peluang
R2 yang cukup rendah yaitu sebesar pertumbuhan diukur dengan menggunakan
21,5%. Rendahnya adjusted R2 rasio pertumbuhan penjualan perusahaan
disebabkan variabel independen yang yang mengacu pada penelitian Arfan dan
dilibatkan kurang sesuai atau Antasari (2008). Rasio pertumbuhan
dimungkinkan terdapat variabel lain yang penjualan dianggap lebih mewakili kondisi
sesuai yang dapat mempengaruhi variabel fundamental perusahaan dibandingkan
dependen, serta penggunaan proksi yang rasio nilai pasar ekuitas terhadap nilai
kurang tepat sehingga dapat buku ekuitas yang cenderung
mempengaruhi hasil penelitian. dipengaruhi oleh kondisi pasar. Rasio
Ukuran perusahaan dan kualitas penjualan juga dianggap lebih
auditor pada penelitian sebelumnya telah menggambarkan peluang pertumbuhan
digunakan sebagai variabel independen untuk perusahaan yang memproduksi
sebagai faktor yang dapat mempengaruhi barang (Naimah dan Utama, 2006).
kualitas laba, dan hasil penelitian Imroatussolihah (2013) mengukur
sebelumnya menunjukkan bahwa ukuran risiko dengan menggunakan deviasi
perusahaan dan kualitas auditor standar. Deviasi standar hanya mengukur
memberikan pengaruh yang signifikan penyimpangan return pasar saja dan
terhadap kualitas laba yang diproksikan belum menggambarkan risiko secara
dengan ERC. Pada penelitian keseluruhan. Pada penelitian ini, risiko
Imroatussolihah (2013), variabel peluang diukur dengan beta akuntansi yang
pertumbuhan tidak mempengaruhi kualitas mengacu pada penelitian Brown dan Ball
laba yang diproksikan dengan ERC karena (1969) dalam Jogiyanto (2009) dengan
sampel perusahaan yang digunakan melibatkan perubahan laba akuntansi dan
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. perubahan indeks laba pasar secara
Agar peluang pertumbuhan dapat bersamaan. Sehingga diharapkan dapat
mempengaruhi ERC, Imroatussolihah menggambarkan risiko yang sebenarnya
(2013) menganjurkan untuk akan dihadapi internal perusahaan maupun
mengelompokkan perusahaan sampel akibat kondisi pasar.
berdasarkan subsektornya pada penelitian Sampel dalam penelitian ini
selanjutnya agar hasil yang diperoleh dapat menggunakan perusahaan high profile
signifikan. Tetapi apabila perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012.

48 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Chusnulia Aryandhita Widayanti Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile
Mekani Vestari Yang Terdaftar Di Bei
Dessy Noor Farida

Perusahaan yang termasuk dalam tipe mencerminkan semua informasi yang


industri high profile menurut Dirgantari relevan dan diserap dengan baik oleh pasar.
(2002) adalah perusahaan yang termasuk Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar
dalam sektor industri primer dan sekunder kondisi pasar modal yang efisien tercapai
yaitu perusahaan yang memproduksi yaitu informasi tersebut dapat diperoleh
barang. Pemilihan perusahaan high profile dengan percuma (tidak ada biaya untuk
sebagai sampel karena berdasarkan memperolehnya), seluruh informasi yang
karakteristiknya perusahaan high profile tersedia dapat diakses oleh semua pelaku
lebih banyak mendapat perhatian dari pasar, semua pelaku pasar sepakat dengan
masyarakat akibat kegiatan operasional implikasi informasi baru terhadap
perusahaan yang mengolah bahan baku distribusi harga di masa mendatang
menjadi produk setengah jadi atau produk (Tandelilin, 2001).
jadi dan menghasilkan residu yang
Teori Stakeholder
kemungkinan dapat menimbulkan Teori stakeholder menyatakan
kerusakan lingkungan apabila tidak bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
dikelola dengan baik. hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri
Perumusan Masalah namun harus mampu memberikan manfaat
Berdasarkan latar belakang masalah bagi stakeholder-nya. Dengan demikian,
yang telah dipaparkan diatas maka dapat keberadaan suatu perusahaan sangat
dirumuskan masalah sebagai berikut : dipengaruhi oleh dukungan yang
apakah persistensi laba, peluang diberikan oleh stakeholder perusahaan
pertumbuhan, risiko, ukuran perusahaan, tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007).
kualitas CSR, kualitas auditor, dan
Teori Legitimasi
struktur modal berpengaruh terhadap Ghozali dan Chariri (2007)
kualitas laba ? mengungkapkan definisi teori legitimasi
sebagai suatu kondisi atau status, yang
Tujuan Penelitian ada ketika suatu sistem nilai perusahaan
Tujuan penelitian ini adalah sejalan dengan sistem nilai dari sistem
untuk mendapatkan bukti empiris sosial yang lebih besar di mana perusahaan
pengaruh persistensi laba, peluang merupakan bagiannya. Ketika suatu
pertumbuhan, risiko, ukuran perusahaan, perbedaan yang nyata atau potensial terjadi
kualitas CSR, kualitas auditor, dan struktur diantara kedua sistem nilai tersebut, maka
modal terhadap kualitas laba. akan muncul ancaman terhadap legitimasi
perusahaan. Dengan melakukan
Tinjauan Pustaka
pengungkapan sosial, perusahaan merasa
Teori Efisiensi Pasar
keberadaan dan aktivitasnya terlegitimasi.
Pasar modal yang efisien adalah
pasar modal yang harga sekuritasnya

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 49


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile Chusnulia Aryandhita Widayanti
Yang Terdaftar Di Bei Mekani Vestari
Dessy Noor Farida

Tipe Industri menentukan laba ekonomik sesuai dengan


Kategori high profile persepsinya. Selisih antara laba akuntansi
dikarakteristikkan sebagai industri yang dengan laba ekonomik tersebut akan
mempunyai sensitivitas tinggi terhadap menimbulkan laba kejutan (unexpected
kerusakan lingkungan sehingga dituntut earnings).
memiliki tanggung jawab sosial yang Apabila nilai laba kejutan
tinggi pula. Adapun yang termasuk ke perusahaan rendah, maka laba yang
dalam perusahaan high profile adalah diharapkan oleh investor akan mendekati
perusahaan yang bergerak di industri laba sesungguhnya (actual return). Dengan
primer dan industri sekunder. kata lain laba akuntansi tersebut persisten
Pengelompokan ini mengikuti aturan yang karena dapat dijadikan sebagai indikator
berlaku di Bursa Efek Indonesia, yaitu untuk mengukur laba periode berikutnya
untuk industri primer adalah industri yang sehingga dapat bermanfaat bagi investor
langsung mengolah hasil sumber daya untuk pengambilan keputusan berinvestasi
alam, antara lain pertanian (sektor 1) dan (Ambarwati, 2008). Dapat disimpulkan
pertambangan (sektor 2). Industri sekunder semakin persisten suatu laba maka investor
adalah industri yang mentransformasikan akan merespon dengan baik informasi laba
bahan baku ke dalam produk setengah jadi tersebut ditandai dengan naiknya harga
melalui proses pabrikasi, diantaranya saham perusahaan. Sehingga semakin
industri dasar dan kimia (sektor 3), industri tinggi persistensi laba semakin tinggi nilai
barang konsumsi (sektor 5), dan industri kualitas laba yang diproksikan dengan
lain-lain (sektor 4). ERC. Penelitian Palupi (2006)
menyimpulkan bahwa persistensi laba
Pengembangan Hipotesis
berkorelasi positif dengan earnings
response coefficient. Pernyataan tersebut
Pengaruh Persistensi Laba terhadap
dikuatkan oleh penelitian Mulyani dkk.
Kualitas Laba
(2007) dengan hasil yang konsisten
Persistensi laba adalah revisi laba
dengan Ambarwati (2008).
yang diharapkan di masa depan yang
diimplikasi oleh laba tahun berjalan H1 : Persistensi laba berpengaruh positif
sehingga persistensi laba dilihat dari laba terhadap kualitas laba.
tahun berjalan yang dihubungkan dengan
perubahan harga saham (Pennman dalam Pengaruh Peluang Pertumbuhan
Palupi, 2006). Perusahaan sebagai terhadap Kualitas Laba
pembuat laporan keuangan berharap laba Menurut Palupi (2006), faktor
akuntansi akan mendekati laba ekonomik peluang pertumbuhan biasanya diamati
atau paling tidak merupakan estimator oleh investor yang mempunyai
yang baik. Sehingga laba akuntansi masih perspektif jangka panjang untuk
tetap bermanfaat bagi investor untuk mendapatkan hasil dari investasi yang

50 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Chusnulia Aryandhita Widayanti Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile
Mekani Vestari Yang Terdaftar Di Bei
Dessy Noor Farida

dilakukan. Perusahaan yang memiliki Pengaruh Risiko terhadap Kualitas


peluang pertumbuhan yang lebih besar Laba
akan memiliki ERC tinggi. Penilaian Risiko merupakan salah satu faktor
investor terhadap peluang pertumbuhan yang dipertimbangkan investor dalam
suatu perusahaan nampak dari informasi berinvestasi di pasar modal sehingga
laba sebagai ekspektasi manfaat masa informasi risiko menjadi penting. Investor
depan yang akan diperolehnya. Kondisi ini cenderung berinvestasi pada perusahaan
menunjukkan bahwa semakin besar yang memiliki risiko rendah dibandingkan
peluang pertumbuhan perusahaan maka perusahaan dengan risiko yang tinggi
perusahaan diharapkan mampu menambah (Wirasari, 2008).
laba yang diperoleh dimasa mendatang Semakin tinggi nilai suatu risiko
(Mulyani dkk., 2007). semakin tinggi pula nilai laba kejutan suatu
Peluang pertumbuhan perusahaan perusahaan (laba akuntansi tidak dapat
dapat digambarkan oleh bertambahnya digunakan lagi sebagai estimator laba
volume penjualannya. Pemegang saham ekonomik), semakin tidak pasti pula return
akan memberi respon terhadap laba yang di masa mendatang. Jadi respon investor
lebih besar kepada perusahaan dengan terhadap informasi laba akan menurun
peluang pertumbuhan yang tinggi karena yang tercermin dari turunnya harga saham
diharapkan akan memberikan manfaat atau penurunan volume penjualan saham
yang tinggi di masa yang akan datang. perusahaan tersebut. Sehingga semakin
Respon pemegang saham terhadap tinggi risiko perusahaan maka semakin
informasi laba tercermin dari naiknya rendah nilai kualitas laba yang diproksikan
harga saham atau bertambahnya volume dengan ERC (Ambarwati, 2008).
penjualan saham perusahaan. Sehingga Susanto (2012) menunjukkan
semakin tinggi peluang pertumbuhan bahwa risiko yang diukur dengan beta
perusahaan semakin tinggi nilai kualitas berpengaruh negatif terhadap earnings
laba yang diproksikan dengan ERC. response coefficient begitu juga dengan
Naimah dan Utama (2006) juga Imroatussolihah (2013) yang menyatakan
menyatakan pertumbuhan perusahaan bahwa semakin tinggi risiko saham suatu
berpengaruh positif terhadap koefisien perusahaan maka semakin rendah reaksi
respon laba yang diperkuat dengan investor terhadap laba kejutan sehingga
penelitian Arfan dan Antasari (2008) yang earnings response coefficient semakin
menyatakan pertumbuhan perusahaan rendah.
berpengaruh positif dengan koefisien H3 : Risiko berpengaruh negatif terhadap
respon laba dengan proksi pertumbuhan kualitas laba.
penjualan.
H2 : Peluang pertumbuhan berpengaruh Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
positif terhadap kualitas laba. Kualitas Laba

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 51


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile Chusnulia Aryandhita Widayanti
Yang Terdaftar Di Bei Mekani Vestari
Dessy Noor Farida

Perusahaan dengan ukuran yang dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan


lebih besar memiliki modal lebih besar tersebut sangat luas dan besar. Oleh karena
(pemegang sahamnya dan atau kreditur itu perusahaan dengan size yang lebih
lebih banyak), karyawan lebih banyak besar memiliki inisiatif untuk
(orang yang terlibat lebih banyak), mengungkapkan lebih banyak informasi
penjualan lebih besar (pelanggan lebih bila dibandingkan dengan perusahaan yang
banyak). Sehingga perusahaan relatif lebih size-nya lebih kecil untuk mendapatkan
stabil dan lebih mampu menghasilkan legitimasi dari stakeholders, karena
laba dibandingkan perusahaan berukuran bagaimanapun kelangsungan hidup
kecil (Diantimala, 2008). Perusahaan besar perusahaan tergantung pada harmonisnya
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut hubungan dengan stakeholders (Arfan dan
telah mencapai tahap kedewasaan dimana Antasari, 2008).
dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah Informasi non-akuntansi tersebut
positif dan dianggap memiliki harapan banyak digunakan oleh pemodal sebagai
mampu untuk mencukupi aktivitas dalam alat untuk menginterprestasikan laporan
jangka waktu yang relatif lama. Investor keuangan dengan lebih baik, sehingga
tidak lagi melihat pada laba yang dapat dijadikan sebagai alat untuk
dihasilkan oleh perusahaan dan cenderung memprediksi arus kas dan mengurangi
melihat informasi lain selain laba. ketidakpastian. Hal ini mengakibatkan
Perusahaan besar memberikan banyak investor kurang memberikan respon
informasi non-akuntansi seperti struktur terhadap informasi laba yang disajikan.
modal, pengungkapan tanggung jawab Jadi semakin besar ukuran perusahaan
sosial, dan rencana strategik perusahaan. maka semakin rendah nilai kualitas laba
Perusahaan yang lebih besar juga yang diproksikan dengan ERC
lebih mungkin memperhatikan kinerja (Diantimala, 2008).
yang lebih baik, karena mereka cenderung Siregar dan Utama (2006) dan
sebagai subyek terhadap penelitian publik Mulyani, dkk. (2007) dalam Susanto
yang lebih cermat sehingga perlu merespon (2012) juga menyatakan ukuran
lebih terbuka terhadap permintaan perusahaan sebagai proksi dari
stakeholders. Jadi perusahaan yang lebih keinformatifan harga. Perusahaan besar
besar diperkirakan akan memberikan dianggap memiliki lebih banyak informasi
pengungkapan informasi lebih banyak bila yang tersedia untuk investor dalam
dibandingkan dengan perusahaan lebih pengambilan keputusan yang berhubungan
kecil. Perusahaan dengan size yang lebih dengan investasi dalam saham perusahaan
besar umumnya lebih banyak menjadi dibandingkan perusahaan kecil.
pusat perhatian dibanding dengan size Konsekuesinya semakin informatif harga
yang lebih kecil karena disamping saham, maka semakin kecil pula muatan
melibatkan lebih besar stakeholders juga informasi earnings sekarang.

52 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Chusnulia Aryandhita Widayanti Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile
Mekani Vestari Yang Terdaftar Di Bei
Dessy Noor Farida

Hal tersebut mengakibatkan Indonesia Sustainable Reporting Award


investor kurang memberikan respon (ISRA) kepada perusahaan. Perusahaan
terhadap informasi laba yang disajikan yang mendapatkan penghargaan dan
oleh perusahaan besar dan cenderung mampu mempertahankannya diyakini
melihat informasi selain laba. Jadi semakin investor sebagai perusahaan yang
besar ukuran perusahaan maka semakin mengungkapkan tanggung jawab sosialnya
rendah nilai ERC-nya. Pernyataan tersebut dengan baik karena dapat menjaga
dikuatkan dengan penelitian Diantimala kepercayaan stakeholder dan perusahaan
(2008) yang menyatakan ukuran tersebut tidak rentan terhadap risiko
perusahaan berpengaruh negatif terhadap politik, sehingga perusahaan direspon oleh
ERC. investor dengan baik. Tetapi hal tersebut
H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh membuat investor mengabaikan informasi
negatif terhadap kualitas laba. laba perusahaan dan lebih memperhatikan
informasi tanggung jawab sosialnya.
Pengaruh Kualitas CSR terhadap Investor sadar bahwa kegiatan tanggung
Kualitas Laba jawab sosial perusahaan dapat dijadikan
Selain informasi akuntansi, standar penilaian baik buruknya
informasi non-akuntansi juga digunakan perusahaan. Perusahaan yang baik tidak
oleh pemodal sebagai alat untuk hanya berorientasi pada profit, akan tetapi
menginterprestasikan laporan keuangan perusahaan yang baik adalah yang perduli
dengan lebih baik. Salah satu informasi terhadap lingkungan (Imroatussolihah,
non-akuntansi yang dimaksud yaitu 2013).
informasi mengenai tanggung jawab sosial Semakin banyak informasi
perusahaan (Diantimala, 2008). Khususnya tentang tanggung jawab sosial perusahaan
perusahaan berkategori high profile yang yang diungkapkan oleh perusahaan maka
mempunyai tingkat sensitivitas tinggi nilai kualitas laba yang diproksikan
terhadap kerusakan lingkungan, maka dengan ERC akan semakin turun.
perusahaan tersebut lebih dituntut untuk Hubungan tersebut menunjukkan bahwa
memiliki tanggung jawab sosial yang investor mengapresiasi kegiatan tanggung
tinggi pula (Imroatussolihah, 2013). Selain jawab sosial perusahaan yang berkualitas,
itu perusahaan high profile juga memiliki artinya dalam pengambilan keputusan
kompleksitas terhadap stakeholder yang investasinya tidak hanya didasarkan pada
dimiliki sehingga rentan terhadap potensi informasi finansial yang ditunjukkan oleh
risiko yang harus dihadapi. Jadi perusahaan perusahaan saat ini, akan tetapi investor
tersebut akan melaksanakan kegiatan percaya bahwa perusahaan yang
tanggung jawab sosial sebaik mungkin. melaksanakan tanggung jawab sosial
Kualitas CSR dapat diukur perusahaan dengan baik akan memiliki
melalui penghargaan yang diberikan oleh kelangsungan hidup yang lebih baik di

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 53


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile Chusnulia Aryandhita Widayanti
Yang Terdaftar Di Bei Mekani Vestari
Dessy Noor Farida

masa depan (Imroatussolihah, 2013). dan Bawono, 2010).


Penelitian tersebut diperkuat oleh Auditor independen dituntut
Sayekti dan Sensi (2007) dan Eriana bersikap objektif dan independen terhadap
(2010) yang menyatakan pengungkapan informasi yang disajikan manajemen
tanggung jawab sosial memiliki pengaruh perusahaan dalam bentuk laporan
negatif terhadap ERC. Sehingga semakin keuangan. Hal ini dimaksudkan untuk
tinggi kualitas CSR semakin rendah ERC- menaikkan tingkat keandalan laporan
nya. keuangan perusahaan. Sehingga
H5 : Kualitas CSR berpengaruh negatif masyarakat dapat memperoleh informasi
terhadap kualitas laba. keuangan yang handal sebagai dasar
pengambilan keputusan. Laporan keuangan
Pengaruh Kualitas Auditor terhadap yang handal akan meningkatkan keyakinan
Kualitas Laba investor terhadap perusahaan karena laba
Laporan keuangan merupakan salah yang dihasilkan minim manipulasi.
satu media terpenting dalam Investor beranggapan bahwa
mengkomunikasikan fakta-fakta mengenai laporan earnings dari auditor yang
perusahaan dan sebagai dasar untuk dapat berkualitas (KAP yang berafiliasi dengan
menentukan atau menilai posisi dan Big Four) akan lebih tepat dan dapat
kegiatan keuangan dari suatu perusahaan. mencerminkan kinerja perusahaan yang
Banyak pihak yang berkepentingan sesungguhnya dalam menghasilkan laba.
terhadap laporan keuangan suatu Investor lebih meyakini laporan keuangan
perusahaan, diantaranya pemilik yang telah diaudit KAP tersebut karena
perusahaan itu sendiri, kreditur, lembaga dipandang mengandung sedikit manipulasi.
keuangan, investor, pemerintah, KAP yang berafiliasi dengan Big Four
masyarakat umum, dan pihak-pihak dianggap berkualitas karena memiliki
lainnya (Novianty, 2001). banyak tenaga auditor yang ahli (baik
Banyaknya pihak yang pengetahuan maupun pengalaman
berkepentingan terhadap laporan keuangan kerjanya), memiliki jumlah dan ragam
tersebut, maka informasi yang disajikan klien (perusahaan berskala besar maupun
dalam laporan keuangan tersebut haruslah perusahaan kecil), jumlah aset yang besar,
wajar, dapat dipercaya, dan tidak serta cakupan geografis yang lebih luas
menyesatkan bagi pemakainya sehingga dibanding KAP kecil (Rossieta dan
kebutuhan masing- masing pihak yang Wibowo, 2009). KAP yang memiliki asset
berkepentingan dapat dipenuhi. Guna besar cenderung lebih independen terhadap
menjamin kewajaran informasi yang klien dan melaksanakan audit secara
disajikan dalam laporan keuangan, maka profesional karena tidak tergantung secara
perlu adanya suatu pemeriksaan yang ekonomi kepada klien. Sehingga klien
dilakukan oleh auditor independen (Singgih tidak dapat mempengaruhi auditor. Jadi

54 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Chusnulia Aryandhita Widayanti Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile
Mekani Vestari Yang Terdaftar Di Bei
Dessy Noor Farida

auditor tidak akan mudah memberikan ditanggung perusahaan. Oleh sebab itu,
opini wajar tanpa pengecualian terhadap sebelum mengambil keputusan investasi,
perusahaan klien tersebut (Dye, 1993 investor tidak hanya melihat kemampuan
dalam Hamid, 2013). Laba yang telah perusahaan dalam memperoleh laba tetapi
diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan juga penggunaan utang perusahaan, karena
Big Four dapat dijadikan investor untuk hal tersebut berpengaruh terhadap tingkat
menaksir laba sesungguhnya. keuntungan yang diperoleh perusahaan dan
Oleh karena itu, investor lebih return yang akan diterima oleh investor.
meyakini laba yang telah diaudit oleh KAP Informasi laba perusahaan yang memiliki
yang berafiliasi dengan Big Four dan leverage tinggi akan kurang direspon oleh
investor akan memberikan respon yang investor.
baik terhadap laba pada perusahaan Perusahaan yang memiliki tingkat
tersebut. Respon investor terhadap leverage tinggi cenderung nilai kualitas
informasi laba perusahaan tersebut laba yang diproksikan dengan ERC rendah
ditunjukkan dengan naiknya harga saham karena laba yang dilaporkan oleh
atau bertambahnya volume perdagangan perusahaan adalah laba yang
saham. Semakin tinggi kualitas auditor menguntungkan untuk kreditur. Akibat
maka semakin tinggi pula nilai kualitas utang yang tinggi, laba sebagian besar akan
laba yang diproksikan dengan ERC. dibagikan untuk kreditur dalam bentuk
Susanto (2012) merumuskan kualitas pembayaran bunga dan pokok pinjaman,
auditor mempunyai pengaruh positif bukan untuk pemegang saham. Dampak
terhadap ERC dan hasilnya konsisten lain yang ditimbulkan dari besarnya utang
dengan penelitian yang dilakukan oleh adalah risiko gagal bayar juga mungkin
Mayangsari (2004). dialami oleh perusahaan yang bila terjadi
H6 : Kualitas auditor berpengaruh terus-menerus dapat menyebabkan
positif terhadap kualitas laba. terjadinya kebangkrutan (Dhaliwal et al.
(1991) dan Dhaliwal et al. (1994) dalam
Pengaruh Struktur Modal terhadap Ambarwati (2008)).
Kualitas Laba Informasi laba perusahaan yang ber
Struktur modal adalah hasil atau -leverage tinggi kurang direspon oleh
akibat dari keputusan pendanaan investor yang akan tercermin pada
(financial decision) yang pada intinya penurunan harga saham atau penurunan
memilih apakah menggunakan utang atau volume penjualan sahamnya. Sehingga
ekuitas untuk mendanai aktivitas semakin tinggi nilai leverage suatu
operasional perusahaan. Penggunaan utang perusahaan maka semakin rendah nilai
yang lebih besar dibandingkan dengan ERC-nya. Pernyataan tersebut diperkuat
ekuitas pemegang saham menyebabkan oleh penelitian Imroatussolihah (2013)
semakin besar pula beban bunga yang akan yang menyatakan DER berpengaruh

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 55


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile Chusnulia Aryandhita Widayanti
Yang Terdaftar Di Bei Mekani Vestari
Dessy Noor Farida

negatif terhadap ERC. b. Menghitung Return Pasar (RM)


H7 : Struktur modal berpengaruh negatif c. Menghitung Abnormal Return
terhadap kualitas laba. (AR)
d. Menghitung CAR
Metode Penelitian 2. Menghitung UE
Definisi Konsep dan Operasional 3. Menghitung ERC
Kualitas Laba
Salah satu indikator laba Persistensi laba
berkualitas adalah adanya reaksi investor Menurut Jaswadi (2003) dalam
saat diumumkannya informasi tersebut, Yunita dkk. (2008), persistensi laba adalah
yang dapat diamati dari pergerakan harga properti laba yang menjelaskan
saham. Menurut Ball dan Brown (1998) kemampuan perusahaan untuk
dalam Yunita dkk. (2008) ERC adalah mempertahankan jumlah laba yang
suatu reaksi atas laba yang diumumkan diperoleh saat ini sampai masa
oleh perusahaan, reaksi ini mencerminkan sekarang. Persistensi laba diukur dengan
kualitas laba yang dilaporkan perusahaan. menggunakan koefisien regresi dari
Proksi harga saham yang digunakan regresi antara laba periode sekarang
adalah CAR (cumulative abnormal return), dengan laba periode yang akan datang
sedangkan proksi laba akuntansi UE (Mulyani dkk., 2007).
(unexpected earnings). Tahap pertama
menghitung CAR dan tahap kedua Peluang pertumbuhan
menghitung UE masing-masing sampel. Peluang pertumbuhan yang
CAR pada saat laba akuntansi dihadapi perusahaan di waktu yang
dipublikasikan dihitung dalam event akan datang menurut Suaryana (2005,
window pendek selama 7 hari (3 hari dalam Zubaidi dkk, 2011) merupakan
sebelum peristiwa, 1 hari peristiwa, dan 3 suatu prospek baik yang dapat
hari sesudah peristiwa), yang dipandang mendatangkan laba bagi perusahaan. Laba
cukup mendeteksi abnormal return yang suatu perusahaan dari tahun ke tahun dapat
terjadi akibat publikasi laba sebelum meningkat atau menurun. Peningkatan
confounding effect (efek bias yang muncul laba yang stabil dari suatu perusahaan
diakibatkan oleh kejadian penting yang menunjukkan bahwa pertumbuhan laba
terjadi bersamaan) mempengaruhi perusahaan baik. Jika semakin besar
abnormal return tersebut (Diantimala, kesempatan bertumbuh perusahaan maka
2008). Berikut tahapan dalam menentukan semakin tinggi kesempatan perusahaan
nilai koefisien respon laba : mendapatkan atau menambah laba yang
1. Menghitung CAR. diperoleh di masa mendatang. Peluang
a. Menghitung Actual Return pertumbuhan diukur dengan rasio
Investasi (Ri) pertumbuhan penjualan produk

56 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Chusnulia Aryandhita Widayanti Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile
Mekani Vestari Yang Terdaftar Di Bei
Dessy Noor Farida

perusahaan (Arfan dan Antasari, 2008). pasar secara bersamaan. Sehingga


diharapkan dapat menggambarkan risiko
Kualitas Auditor sebenarnya yang akan dihadapi internal
Audit yang berkualitas adalah audit perusahaan maupun akibat kondisi pasar.
yang dilaksanakan oleh KAP besar. KAP
yang berafiliasi dengan Big Four dianggap Ukuran Perusahaan
berkualitas karena memiliki banyak tenaga Ukuran perusahaan merupakan
auditor yang ahli (baik pengetahuan suatu skala dimana dapat diklasifikasikan
maupun pengalaman kerjanya), memiliki besar kecilnya perusahaaan menurut
jumlah dan ragam klien (perusahaan berbagai cara antara lain dengan ukuran
berskala besar maupun perusahaan kecil ), penjualan, total aset, dan kapitalisasi pasar
jumlah aset yang besar, serta cakupan (Basyaib, 2007 dalam Diantimala, 2008).
geografis yang lebih luas dibanding KAP Ukuran perusahaan diproksikan dengan
kecil (Rossieta dan Wibowo, 2009). nilai logaritma total aset (Susanto, 2012).
Kualitas auditor diukur menggunakan
variabel dummy. Perusahaan yang diaudit Kualitas CSR
oleh KAP yang berafiliasi dengan Big Four Tanggung jawab sosial perusahaan
diberi nilai 1 sedangkan yang tidak diberi dianggap berkualitas apabila perusahaan
nilai 0 (Susanto, 2012). tersebut senantiasa melaksanakan tanggung
jawab sosial dan mengungkapkannya ke
Struktur Modal dalam sustainability reporting yang
Struktur modal adalah hasil atau penilaiannya mencakup tiga komponen
akibat dari keputusan pendanaan (financial utama yaitu ekonomi, lingkungan hidup
decision) yang pada intinya memilih dan sosial yang mencakup hak asasi
apakah menggunakan utang atau ekuitas manusia, praktik ketenagakerjaan,
untuk mendanai aktivitas operasional lingkungan kerja, tanggung jawab produk,
perusahaan (Putri, 2011). Struktur modal dan masyarakat (Djuitaningsih dan
diproksikan dengan Debt to Equity Ratio Marsyah, 2012). Kualitas tanggung jawab
(Imroatussolihah, 2013). sosial perusahaan dalam penelitian ini
diukur menggunakan variabel dummy.
Risiko Perusahaan yang berturut-turut
Risiko adalah tingkat potensi memperoleh penghargaan ISRA diberi
kerugian yang timbul karena perolehan nilai 1sedangkan yang tidak 0.
hasil investasi yang diharapkan tidak sesuai
Populasi dan Sampel
dengan harapan (Jorion, 2000 dalam
Populasi dalam penelitian ini
Suharli, 2005). Risiko diukur dengan adalah perusahaan high profile yang
menggunakan beta akuntansi karena terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada
melibatkan laba akuntansi dan indeks laba penelitian ini digunakan metode purposive

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 57


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile Chusnulia Aryandhita Widayanti
Yang Terdaftar Di Bei Mekani Vestari
Dessy Noor Farida

sampling yang berarti penentuan sampel Statistik Deskriptif


berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, Variabel Skala Nominal
Sumber : data diolah, 2008 – 2012.
sebagai berikut :
1. Perusahaan kategori high profile Variabel Keterangan Jumlah %
yang terdaftar di BEI tahun 2009- Kualitas CSR Mendapat 141 80,11
perhargaan
2012.
ISRA
2. Mempublikasikan laporan tahunan Tidak 35 19,89
berturut-turut tahun 2008-2012. mendapat
penghargaan
3. Memiliki laba dan ekuitas positif
ISRA
dari tahun ke tahun. Kualitas Berafiliasi 48 27,27
4. Memiliki data lengkap terkait auditor dengan Big
dengan variabel yang diteliti. Four
Tidak 128 72,73
Metode Analisis berafiliasi
Analisis data dengan regresi linier dengan Big
Four
berganda. Sebelum dilakukan berbagai
pengujian disajikan terlebih dahulu statistik
deskriptif dari berbagai variabel yang Analisis Regresi Linier Berganda
digunakan, dilanjutkan dengan uji asumsi Berikut model yang dihasilkan dari
klasik, uji kebaikan model, dan uji hasil analisis regresi linier berganda :
hipotesis. Y = 0,132+0,000X1+0,182X2 –
0,011X3 – 0,008X4 – 0,075D1–
Hasil Dan Pembahasan
0,010D2+0,001X5 +ε
Statistik Deskriptif
Berikut tabel statistik deskriptif dari Uji Asumsi Klasik
berbagai variabel dalam penelitian ini. Sebelum dilakukan uji kebaikan
Tabel 1 model dan uji hipotesis terlebih dahulu
Statistik Deskriptif Variabel Skala dilakukan uji asumsi klasik, yang meliputi
Rasio uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji
Sumber : data diolah, 2008 – 2012.
heteroskedastisitas. Hasil uji menunjukkan
Variabel Minimum Maksimum Rata-rata
bahwa residual data bersifat normal dan
Kualitas laba -0,214 0,266 0,017
Persistensi -58,86 18,91 -0,001 data dari berbagai variabel yang
laba digunakan tidak terjadi multikolinieritas
Pertumbuhan -0,587 0,677 0,116
perusahaan maupun heteroskedastisitas.
Risiko -4,8 4,2 -0,464
Ukuran 11,153 19,021 14,998
Uji Kebaikan Model
perusahaan Hasil uji F menunjukkan nilai
Struktur 0,08 8,431 0,906
modal sebesar 13,352 dengan nilai sig. = 0,000 <
lima persen. Disimpulkan bahwa variabel
Tabel 2 independen persistensi laba, peluang

58 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Chusnulia Aryandhita Widayanti Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile
Mekani Vestari Yang Terdaftar Di Bei
Dessy Noor Farida

pertumbuhan, risiko, ukuran perusahaan, maka tidak mampu menolak H0. Artinya
kualitas CSR, kualitas auditor, dan struktur bahwa tidak terdapat pengaruh
modal secara bersama- sama atau persistensi laba terhadap kualitas laba.
simultan berpengaruh terhadap variabel Hasil penelitian ini sesuai dengan
dependen kualitas laba. Koefisien penelitian yang dilakukan oleh
determinasi ditunjukkan dengan nilai Imroatussolihah (2013) dan Susanto
adjusted R2 sebesar 33,1%. Disimpulkan (2012) yang menyatakan bahwa persistensi
bahwa 33,1% variabel dependen kualitas laba tidak berpengaruh terhadap kualitas
laba dapat dijelaskan oleh variabel laba. Penelitian ini membuktikan investor
independen persistensi laba, peluang tidak melihat pada tinggi rendahnya
pertumbuhan, risiko, ukuran perusahaan, persistensi laba yang dimiliki perusahaan
kualitas CSR, kualitas auditor, dan dalam pengambilan keputusan
struktur modal, sedangkan sisanya investasinya. Hal ini ditunjukkan dengan
sebesar 66,9% dipengaruhi oleh variabel- nilai rata-rata persistensi laba yang hanya
variabel lain yang tidak dimasukkan di sebesar -0,001. Persistensi laba dalam
dalam penelitian ini. penelitian ini diukur dengan meregresikan
Uji Hipotesis laba masa kini dan laba masa lalu. Dengan
Berikut tabel yang menunjukkan diterimanya variabel peluang pertumbuhan
hasil pengujian hipotesis : mengindikasikan bahwa pengambilan
Tabel 3
keputusan investor lebih melihat pada
Hasil Uji Hipotesis
Sumber : data diolah, 2008 – 2012 kondisi laba masa kini dan laba masa yang
Keterangan Unstandardi Standardi Sig. Kesim akan datang. Hal ini sejalan dengan hasil
zed zed pulan penelitian Palupi (2006) yang menyatakan
Coefficients Coefficient
B Std Beta persistensi laba yang diukur dengan
Konstanta 0,132 0,055 0,016 meregresikan laba tahun t dengan laba
Persistensi 0 0,001 -0,027 0,697 Ha ditolak tahun t+1 berpengaruh positif terhadap
laba
Peluang 0,182 0,032 0,373 0 Ha diterima kualitas laba.
pertumbuhan
Hasil uji t menunjukkan bahwa
Risiko -0,011 0,003 -0,231 0 Ha diterima
Ukuran -0,008 0,004 -0,149 0,044 Ha diterima peluang pertumbuhan mempunyai nilai B
perusahaan
Kualitas CSR -0,075 0,015 -0,321 0 Ha diterima
sebesar 0,182 dan signifikansi sebesar
Kualitas -0,01 0,015 -0,048 0,514 Ha ditolak 0,000. Nilai p-value < 0,05, sehingga
auditor
Struktur 0,001 0,006 0,006 0,926 Ha ditolak
menolak H0 yang berarti bahwa peluang
modal pertumbuhan berpengaruh positif terhadap
kualitas laba. Hasil uji juga menunjukkan
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 3
bahwa risiko mempunyai nilai B sebesar -
menunjukkan bahwa persistensi laba
0,011 dan signifikan sebesar 0,000. Nilai p
mempunyai nilai B sebesar 0,000 dan
-value < 0,05, sehingga menolak H0 yang
signifikansi sebesar 0,697. Hal ini
berarti bahwa risiko berpengaruh negatif
menunjukkan bahwa p-value > 0,05,

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 59


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile Chusnulia Aryandhita Widayanti
Yang Terdaftar Di Bei Mekani Vestari
Dessy Noor Farida

terhadap kualitas laba. ERC. Hasil penelitian ini sesuai dengan


Hasil uji terhadap ukuran penelitian Mulyani dkk. (2007) yang
perusahaan menunjukkan nilai B -0,008 menunjukkan bahwa kualitas auditor tidak
dan signifikansi sebesar 0,044. Nilai p- berpengaruh terhadap kualitas laba.
value < 0,05, sehingga menolak H0 yang Investor tidak memperhatikan siapa auditor
berarti bahwa ukuran perusahaan yang mengaudit laporan keuangan
berpengaruh negatif terhadap kualitas laba. perusahaan dan menganggap hasil audit
Sementara hasil uji terhadap kualitas CSR yang dihasilkan KAP yang berafiliasi
menunjukkan nilai B -0,075 dan dengan Big Four maupun KAP yang tidak
signifikansi sebesar 0,000. Nilai p-value < berafiliasi dengan Big Four adalah sama
0,05, sehingga menolak H0 yang berarti kualitasnya sebab untuk menjadi auditor
bahwa kualitas CSR berpengaruh negatif pada perusahaan yang terdaftar di pasar
terhadap kualitas laba. modal harus memenuhi semua kriteria
Hasil uji terhadap kualitas auditor yang sudah ditetapkan oleh BAPEPAM
mempunyai nilai B -0,010 dan dengan peraturan No: KEP-41/BL/2008
signifikansi sebesar 0,514. Nilai p-value > tentang pendaftaran akuntan yang
0,05, sehingga H0 yang berarti bahwa melakukan kegiatan di pasar modal.
kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap Hasil uji t terhadap struktur modal
kualitas laba. Dalam penelitian ini, kualitas menunjukkan nilai B 0,001 dan
auditor diukur dengan variabel dummy. signifikansi sebesar 0,926. Nilai p-value >
Perusahaan yang diaudit oleh KAP yang 0,05, sehingga menolak H0 yang berarti
berafiliasi dengan Big Four diberi nilai 1, bahwa struktur modal tidak berpengaruh
sedangkan yang tidak diaudit oleh KAP terhadap kualitas laba. Penelitian ini tidak
yang berafiliasi dengan Big Four diberi berhasil mendukung penelitian Diantimala
nilai 0. Perusahaan yang diaudit KAP (2008) dan Imroatussolihah (2013) yang
yang berafiliasi dengan Big Four dengan menyatakan struktur modal yang
persentase 72,7% sebanyak 128 diproksikan dengan leverage
perusahaan dan perusahaan yang tidak berpengaruh negatif terhadap kualitas laba.
diaudit KAP yang berafiliasi dengan Big Struktur modal dalam penelitian ini tidak
Four dengan persentase 27,3% sebanyak berpengaruh terhadap koefisien respon
48 perusahaan. Hasil penelitian ini laba yang berarti investor tidak hanya
membuktikan banyaknya frekuensi melihat pada DER yang dimiliki
perusahaan yang telah diaudit oleh KAP perusahaan. Struktur modal perusahaan
yang berafiliasi dengan Big Four. diukur dengan leverage. Nilai leverage
Meskipun sudah banyak perusahaan yang tersebut sudah dinaikkan dengan tujuan
telah diaudit oleh KAP yang berafiliasi untuk mengurangi beban pajak (Agus,
dengan Big Four, kualitas auditor dalam 2001 dalam Delvira dan Nelvirita, 2013)
penelitian ini tidak berpengaruh terhadap atau sudah diturunkan untuk mengurangi

60 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Chusnulia Aryandhita Widayanti Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile
Mekani Vestari Yang Terdaftar Di Bei
Dessy Noor Farida

risiko gagal bayar (Mulyani dkk., 2007) berikutnya mengganti proksi untuk kedua
oleh perusahaan. Hal tersebut variabel tersebut. Persistensi laba dapat
menyebabkan investor menjadi kurang menggunakan nilai persistensi laba rata-
percaya terhadap laba yang dipublikasikan rata beberapa tahun dan untuk kualitas
perusahaan yang pada akhirnya akan auditor dapat menggunakan proksi yang
mengakibatkan respon pasar menjadi lebih mencerminkan variabel tersebut,
relatif rendah. Respon pasar yang relatif misalnya dengan menggunakan ukuran
rendah ini pada akhirnya akan composite index, yang dapat mencerminkan
mencerminkan bahwa laba suatu kualitas auditor dari beberapa sudut
perusahaan kurang atau tidak berkualitas pandang.
(Jang et al., 2007 dalam Novianti, 2012).
Hasil penelitian ini dalam Daftar Pustaka
menginterpretasikan bahwa investor lebih Ambarwati, Sri ,2008, “Earnings Response
memperhatikan faktor fundamental lainnya Coefficient”, Jurnal Akuntabilitas,
seperti peluang pertumbuhan. Peluang Vol. 7, No. 2, hal.128–134.
pertumbuhan lebih banyak digunakan Arfan, Muhammad dan Ira Antasari 2008,
untuk menilai suatu investasi, khususnya “Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan,
investor yang mempunyai perspektif dan Profitabilitas Perusahaan
jangka panjang (Mulyani dkk., 2007). terhadap Koefisien Respon Laba
pada Emiten Manufaktur di Bursa
Kesimpulan Efek Jakarta”, Jurnal Telaah &
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Riset Akuntansi, Vol.1, No. 1,
peluang pertumbuhan berpengaruh positif hal.50–56.
terhadap kualitas laba, risiko, ukuran Delvira, Maisil dan Nelvirita 2013,
perusahaan, kualitas CSR berpengaruh “Pengaruh Risiko Sistematik,
negatif terhadap kualitas laba. Sedangkan Leverage dan Persistensi Laba
persistensi laba, kualitas auditor, dan terhadap Earning Response
struktur modal tidak berpengaruh terhadap Coefficient (ERC) : Studi Pada
kualitas laba. Penelitian ini mampu Perusahaan Manufaktur yang Go
menghasilkan model penelitian yang lebih Public di BEI Tahun 2008-2010”,
baik dibandingkan dengan penelitian Jurnal WRA, Vol. 1, No. 1,
acuan yang ditunjukkan dengan kenaikan hal.129-154.
nilai adjusted R2. Deswira, Tita 2013, Pengaruh Likuiditas,
Keterbatasan dan Saran Struktur Modal dan Ukuran
Keterbatasan penelitian ini tidak Perusahaan terhadap Risiko
mampu membuktikan pengaruh positif Investasi Saham yang Terdaftar di
persistensi laba dan kualitas auditor. Oleh Jakarta Islamic Index,
karena itu disarankan dalam penelitian Universitas Negeri Padang, Tesis-

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 61


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile Chusnulia Aryandhita Widayanti
Yang Terdaftar Di Bei Mekani Vestari
Dessy Noor Farida

Tidak Dipublikasikan. Diponegoro, Semarang


Diantimala, Yossi, 2008, “Pengaruh Hamid, Abdul, 2013, Pengaruh Tenur
Akuntansi Konservatif, Ukuran KAP dan Ukuran KAP terhadap
Perusahaan, dan Default Risk Kualitas Audit:Studi Empiris pada
terhadap Koefisien Respon Laba Perusahaan Manufaktur yang
(ERC)”, Jurnal Telaah & Riset Terdaftar di BEI, Universitas
Akuntansi. Vol. 1, No. 1, 102-122. Negeri Padang, Skripsi–Tidak
Dirgantari, Novi, 2002, Analisis terhadap Dipublikasikan.
Perbedaan Ekstensifikasi Praktek Ikatan Akuntansi Indonesia. 2010,
Social Disclosure Pada Pernyataan Standar Akuntansi
Perusahaan-perusahaan Emiten Keuangan No.1, Salemba Empat,
di Bursa Efek Jakarta Jakarta
Berdasarkan Tipe Industri dan Imroatussolihah, Ely, 2013, Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Universitas Risiko, Leverage, Peluang
Diponegoro, Tesis-Tidak Pertumbuhan, Persistensi Laba
Dipublikasikan. dan Kualitas Tanggung Jawab
Djuitaningsih, Tita dan Wahdatul A Sosial Perusahaan terhadap
Marsyah, 2012, “Pengaruh Earning Response Coefficient
Manajemen Laba dan Mekanisme pada Perusahaan High Profile,
Corporate Governance terhadap Jurnal Ilmiah Manajemen. Vol. 1
Corporate Social Responsibility No. 1, hal.75–87.
Disclosure”, Jurnal Media Riset Jogiyanto, Hartono, 2009, “Teori
Akuntansi, Vol. 2, No. 2, Portofolio & Analisis Investasi,
hal.187–211. Yogyakarta : BPFE.
Fitrijanti, Tettet dan Hartono Jogiyanto Kartadjumena, E (2010),
2002, “Set Kesempatan Investasi : Pengaruh Voluntary Disclosure of
Konstruksi Proksi dan Analisis Financial Information dan CSR
Hubungannya dengan Kebijakan Disclosure terhadap Earning
Pendanaan dan Dividen”, Jurnal Response Coefficient (Survey pada
Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, Perusahaan Manufaktur di BEI
No. 1, hal.35–65. 2008-2009)”, Jurnal Ekonomi
Ghozali, Imam dan A. Chariri, 2007, Teori Universitas Widyatama.
Akuntansi, Badan Penerbit Mayangsari, Sekar, 2004, “Bukti Empiris
Universitas Diponegoro, Pengaruh Spesialisasi Industri
Semarang Auditor terhadap Earnings
Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Response Coefficient”, Jurnal
Multivariate dengan Program Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7,
SPSS, Badan Penerbit Universitas No. 2, hal.154–178.

62 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Chusnulia Aryandhita Widayanti Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile
Mekani Vestari Yang Terdaftar Di Bei
Dessy Noor Farida

Mulyani, Sri., Nur F. Asyik, dan Vol. 3, hal.9–25.


Andayani, 2007, “Faktor-faktor Putri, D. I, 2011, Analisis Struktur Modal
yang Mempengaruhi Earnings dan Pengaruhnya terhadap
Response Coefficient pada Kinerja Perusahaan (Studi Kasus
Perusahaan yang Terdaftar di pada PT. Pupuk Iskandar
Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Muda Aceh Utara),
Akuntansi dan Auditing Universitas Sumatera Utara,
Indonesia, Vol. 11, No. 1, hal.35– Skripsi-Tidak Dipublikasikan.
45. Rahman, R, 2009, Corporate Social
Naimah, Zahroh, dan Sidharta Utama, Responsibility Antara Teori dan
2006, Pengaruh Ukuran Kenyataan, Yogyakarta :
Perusahaan, Pertumbuhan Laba, Media Pressindo.
dan Profitabilitas Perusahaan Restuti, MI Mitha Dwi dan Cecilia
terhadap Koefisien Respon Laba Nathaniel, 2012, “Pengaruh
dan Koefisien Respon Nilai Buku Pengungkapan Corporate Social
Ekuitas :Studi pada Perusahaan Responsibility terhadap Earning
Manufaktur di Bursa efek Response Coefficient”, Jurnal
Jakarta, “Simposium Nasional Dinamika Manajemen, Vol. 3,
Akuntansi IX”, Padang No. 1, hal.40-48.
Novianti, Rizki, 2012, “Kajian Kualitas Rossieta, Hilda dan Arie Wibowo,
Laba pada Perusahaan Manufaktur 2009, Faktor-faktor Determinasi
yang Terdaftar di BEI”, Jurnal Kualitas Audit–Suatu Studi
Analisis Akuntansi, Vol. 1, No. 2. dengan Pendekatan Earnings
Nur, Marzully dan Denies Priantinah, Surprise Benchmark, Universitas
2012, “Analisis Faktor-faktor Indonesia-Tidak Dipublikasikan.
yang Mempengaruhi Samsul, Mohamad, 2006, Pasar Modal &
Pengungkapan Corporate Social Manajemen Portofolio, Airlangga,
Responsibility di Indonesia : Studi Jakarta
Empiris pada Perusahaan Sayekti, Yosefa, dan Wondabio L. Sensi,
Berkategori High Profile yang 2007, Pengaruh CSR Disclosure
Listing di Bursa Efek Indonesia”, terhadap Earnings Response
Jurnal Nominal, Vol. 1, No. 1, Coefficient, “Simposium Nasional
hal.22–34. Akuntansi X”, Makasar
Palupi, Margaretta Jati, 2006, “Analisis Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga
Faktor-faktor yang Bawono, 2010, Pengaruh
Mempengaruhi Koefisien Respon Independensi, Pengalaman, Due
Laba : Bukti Empiris pada Bursa Professional Care dan
Efek Jakarta”, Jurnal Ekubank, Akuntabilitas terhadap Kualitas

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 63


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile Chusnulia Aryandhita Widayanti
Yang Terdaftar Di Bei Mekani Vestari
Dessy Noor Farida

Audit, “Simposium Nasional Variabel yang Secara Signifikan


Akuntansi XIII”, Purwokerto Mempengaruhi Koefisien Respon
Siregar, Sylvia Veronica N. P. & Sidharta Laba Industri Manufaktur yang
Utama, 2006, “Pengaruh Struktur Terdaftar di BEI”, ISSN : 0854 –
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, 8153. Vol. 15, No. 1, hal.21–30.
dan Praktek Corporate Zubaidi, A Indra, Agus Zuhron, dan Ana
Governance terhadap Rosianawati, 2011, “Analisis
Pengelolaan Laba (Earnings Faktor- faktor yang
Management)”, Vol. 9, No. 3, hal Mempengaruhi Earnings
307–326. Response Coefficient (ERC) :
Suharli, Michell. 2005, “Studi Empiris Studi pada Perusahaan Properti
terhadap Dua Faktor yang dan Real Estate yang Terdaftar di
Mempengaruhi Return Saham Bursa Efek Indonesia”, Jurnal
pada Industri Food & Beverages Akuntansi dan Keuangan, Vol.
di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal 16, No. 1, hal.1–22.
Akuntansi & Keuangan, Vol. 7 Zuhroh, Diana dan I Putu Pande Heri
No. 2, hal.99–116. Sukmawati, 2003, Analisis
Susanto, Yulius Kuria, 2012, “Determinan Pengaruh Luas Pengungkapan
Koefisien Respon Laba”, Jurnal Sosial dalam Laporan Tahunan
Akuntansi & Manajemen. Vol. 23, Perusahaan terhadap Reaksi
No. 3, hal.153–163. Investor : Studi Kasus pada
Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Perusahaan-perusahaan High
Investasi dan Manajemen Profile di BEJ, “Simposium
Portofolio, BPFE, Yogyakarta Nasional Akuntansi VI”, Surabaya
Widiastuti, Harjanti, 2002, Pengaruh Luas
Pengungkapan Sukarela dalam
Laporan Tahunan terhadap
Earnings Response Coefficient
(ERC), “Simposium Nasional
Akuntansi V”, Semarang
Wirasari, H. Y. 2008, Pengaruh Perataan
Laba terhadap Risiko Investasi
pada Perusahaan yang
terdaftar di BEI, Universitas
Surakarta, Skripsi–Tidak
Dipublikasikan.
Yunita, Fransiska, Prima Wenny, dan
Tumpal JRS, 2008, “Menentukan

64 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


ANALISIS TREND DAN ESTIMASI HARGA BAWANG MERAH DI
KABUPATEN BANYUMAS
PERIODE JANUARI 2008 –DESEMBER 2017

Rahmi Hayati Putri1)


Watemin

Universitas Muhammadiyah Purwokerto


e-mail: raiya_azzahra@yahoo.com1)

Kata kunci : Abstrak


trend, estimasi harga Produksi bawang merah di Kabupaten Brebes yang tidak stabil
menyebabkan harga bawang merah berfluktuasi. Hal ini meresahkan konsumen
tak terkecuali Kabupaten Banyumas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
trend harga bawang merah di Kabupaten Banyumas dari bulan Januari 2008 –
September 2013 serta estimasi harga bawang merah dari bulan Oktober 2013 –
Desember 2017 di Kabupaten Banyumas. Penelitian dilakukan dengan metode
pendekatan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perkembangan harga bawang merah di Kabupaten
Banyumas pada bulan Januari 2008 – September 2013 adalah cenderung
mengalami peningkatan, sedangkan perkiraan harga bawang merah pada bulan
Oktober 2013 – Desember 2017 akan mengalami peningkatan di setiap bulannya.
Adapun estimasi kenaikan harga bawang merah sampai dengan bulan Desember
2017 tidak begitu signifikan.

Key words: Abstract


trend, price estimation Onion production in Brebes unstable causing onion prices fluctuate. It is
of onion. troubling consumers Banyumas no exception. This study aims to determine the
trend of prices of onion in Banyumas from January 2008 - September 2013 as well
as the estimated prices of onion in October 2013 - December 2017 in Banyumas.
The study was conducted with a quantitative approach derived from secondary
data. The results showed that the development of onion prices in Banyumas in
January 2008 - September 2013 is likely to have an increase, while the estimated
price of onion in October 2013 - December 2017 would have increased in every
month. The estimated increase in prices of onion until the month of December
2017 was not so significant.

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 65


Analisis Trend Dan Estimasi Harga Bawang Merah Di Kabupaten Banyumas Rahmi Hayati Putri
Periode Januari 2008 –Desember 2017 Watemin

Pendahuluan Menurut Kepala Badan Pusat Statistik


Pertanian merupakan salah satu Banyumas, bawang merah menjadi
sektor penting yang menjadi perhatian penyumbang inflasi terbesar akibat dari
pemerintah selain sektor industri. Prioritas permintaan dan penawaran yang tidak
pertama lebih ditujukan pada seimbang. Kebijakan pembatasan impor
pengembangan tanaman hortikultura yang produk hortikultura juga mengakibatkan
selama ini masih diimpor pemerintah dalam harga bawang merah naik (Purwanto,
pemenuhan kebutuhan. Salah satu komoditi 2013). Melihat kondisi ini perlu dilakukan
hortikultura yang tidak lepas dari suatu penelitian mengenai perkembangan
perbincangan adalah bawang merah. harga bawang merah khususnya trend dan
Bawang merah selain digunakan estimasi harga bawang merah di Kabupaten
sebagai bumbu pelezat makanan juga Banyumas
sering digunakan sebagai ramuan obat
tradisional, seperti obat luka, obat maag, Metode Penelitian
masuk angin, dan bahkan bisa menurunkan Metode Pengumpulan Data
kadar gula dan kolesterol (Wibowo, 2009). Penelitian ini dilakukan dengan
Tidak mengherankan jika permintaan akan menggunakan pendekatan kuatitatif yang
bawang merah tidak pernah mengalami yang bersumber dari data sekunder runtun
penurunan tetapi justru cenderung waktu (time series) dari bulan Januari 2008
mengalami peningkatan.. – September 2013. Data yang diambil
Tingkat produksi bawang merah bersumber dari Dinas Perindustrian
Kabupaten Banyumas sangat jauh di bawah Perdagangan dan Koperasi Kabupaten
produksi Brebes. Pada tahun 2009, Banyumas sedangkan data pendukung
Banyumas hanya mampu memproduksi lainnya diperoleh dari Biro Pusat Statistik
1.764 kg bawang merah, sedangkan tahun Kabupaten Banyumas. Pengumpulan data
2012 produksi bawang merah sangat dilakukan dengan cara dokumentasi, yaitu
merosot tajam, yaitu hanya 70 kg (BPS, teknik pencatatan berupa pengumpulan
2012). Melihat kondisi ini, maka tidak data sekunder dengan cara mencatatat data
mengherankan jika Banyumas sangat yang berkaitan dengan masalah yang
bergantung pada produksi bawang merah diteliti pada instansi terkait.
Brebes sebagai daerah sentra produksi
bawang merah dan jarak antar kota pun Metode Analisis Data
tidak terlalu jauh. Penelitian ini menggunakan metode
Produksi bawang merah di analisis ekonometrik yaitu metode Least
Kabupaten Brebes yang tidak stabil Square (Kuadrat Terkecil) dengan
menyebabkan harga bawang merah sering mengestimasi harga bawang merah melalui
mengalami fluktuasi. Hal ini meresahkan persamaan trend/persamaan regresi yang
konsumen tak terkecuali Banyumas. menggunakan data time series.

66 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Rahmi Hayati Putri Analisis Trend Dan Estimasi Harga Bawang Merah Di Kabupaten Banyumas
Watemin Periode Januari 2008 –Desember 2017

Persamaannya dapat dituliskan sebagai Dari hasil analisis tersebut dapat


berikut: dibuat suatu persamaan regresi trend harga
bawang merah di Kabupaten Banyumas
Keterangan: sebagai berikut:
Ŷ = 6605,215 + 207,5038 x + e
Ŷ = harga bawang merah
Hasil analisis menunjukkan bahwa
A = bilangan konstanta
hanya 27,86% variasi variabel dependen
b = koefisien kecenderungan garis
dapat dijelaskan oleh variabel independen.
trend
Faktor waktu sangat berpengaruh terhadap
x = waktu (bulan)
perkembangan harga bawang merah di
Kabupaten Banyumas, terbukti dengan t-
Hasil dan Pembahasan
hitung lebih besar dari t-tabel. Jika dilihat
Analisis Trend Harga Bawang Merah di dari koefisien regresinya maka trend
Kabupaten Banyumas dari Januari 2008 perkembangan harga bawang merah
– September 2013. menunjukkan nilai positif yaitu 207,50,
Analisis trend ini digunakan untuk yang berarti trend harga bawang merah di
mengetahui trend harga bawang merah di Kabupaten Banyumas cenderung naik.
Kabupaten Banyumas dari waktu ke waktu Grafik perkembangan harga bawang merah
dengan menggunakan analisis trend linear. di Kabupaten Banyumas pada bulan Januari
Dalam penelitian ini data yang digunakan 2008 – September 2013 dapat dilihat
adalah data harga bawang merah dari bulan sebagai berikut:
Januari 2008 – September 2013. Berikut Gambar 1
adalah hasil analisis trend harga bawang Trend Harga Bawang Merah di
merah di Kabupaten Banyumas: Kabupaten Banyumas

Tabel 1
Analisis Trend Harga Bawang Merah di
Kabupaten Banyumas
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic

C 6605.215*** 1.642.731 4.020.874

Time 207.5036*** 4.079.300 5.086.745

R-squared 0.278600 F-statistic 2.587.497


Sumber : Data sekunder yang diolah
Adjusted R- 0.267833 Prob (F- 0.000003
squared statiistic) Dari grafik tersebut dapat dilihat
bahwa perkembangan harga bawang merah
Sumber: data sekunder olahan, 2014. di Kabupaten Banyumas sangat
Keterangan: berfluktuatif. Jika dilihat dari
*** : signifikan 99% : 2,651 perkembangan harga tiap tahunnya, harga
bawang merah pada tahun 2009 sedikit

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 67


Analisis Trend Dan Estimasi Harga Bawang Merah Di Kabupaten Banyumas Rahmi Hayati Putri
Periode Januari 2008 –Desember 2017 Watemin

lebih stabil. Perubahan harga tidak begitu Estimasi Harga Bawang Merah di
signifikan pada tahun ini. Pasokan bawang Kabupaten Banyumas dari Bulan
merah di Kabupaten Banyumas dapat Oktober 2013 – Desember 2017.
dikatakan mencukupi kebutuhan Hasil analisis regresi dapat dilihat
masyarakat. Lonjakan harga di hari-hari bahwa perkiraan kenaikan harga bawang
besar seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal dan merah tiap bulannya adalah Rp 207,50,-/kg.
Tahun Baru tidak begitu signifikan. Hal ini Hal ini dapat dikatakan bahwa kenaikan
terjadi karena produksi bawang merah di harga bawang merah tiap bulannya tidak
Kabupaten Brebes dapat memenuhi terlalu signifikan. Grafik estimasi
kebutuhan pasar. perkembangan harga bawang merah di
Peningkatan harga yang paling Kabupaten Banyumas dapat dilihat sebagai
signifikan terjadi pada bulan Maret – April berikut:
dan Juli – Agustus 2013. Pada bulan Maret Gambar 2
– April produksi bawang merah menurun Estimasi Harga Bawang Merah di
sehingga pasokan bawang merah dipasaran
berkurang, sedangkan pada bulan Juli-
Agustus 2013 terjadi peningkatan
permintaan karena bertepatan dengan bulan
Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Pada
saat ini, konsumsi rumah tangga dan
industri makanan meningkat, sementara itu
pasokan bawang merah tidak terlalu
mencukupi.
Fluktuasi harga sering terjadi karena Kabupaten Banyumas
kurangnya pasokan di pasaran akibat Sumber : Data sekunder yang diolah
produksi yang menurun, yaitu produksi
bawang merah di Kabupaten Brebes. Hal Kenaikan harga bawang per
ini disebabkan karena kebanyakan lahan tahunnya diperkirakan sebesar Rp. 2.490,-
produksi baru mulai siap tanam atau karena per kg. Pada bulan Desember 2017 harga
cuaca dan penyakit yang menyerang bawang merah akan berada pada harga
bawang merah. Kurangnya pasokan di Rp.31.505,65/kg. Meskipun kenaikan harga
pasaran juga bisa terjadi karena transportasi bawang merah tiap bulannya rendah namun
yang kurang lancar antar daerah sehingga harus tetap diwaspadai ketika terjadi
produk datang tidak tepat waktu. Selain itu penurunan produksi di daerah sentra
meningkatkannya biaya produksi akibat
produksi (Kabupaten Brebes) akibat dari
meningkatnya harga sarana produksi faktor-faktor tertentu sehingga harga
pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan sewa bawang merah melonjak naik. Selain itu
lahan pun dapat mengakibatkan naiknya
kemungkinan peningkatan harga bawang
harga dasar bawang merah. merah tetap akan terjadi pada saat hari-hari

68 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Rahmi Hayati Putri Analisis Trend Dan Estimasi Harga Bawang Merah Di Kabupaten Banyumas
Watemin Periode Januari 2008 –Desember 2017

besar keagamaan seperti Hari Raya Idul meneliti lebih lanjut terkait dengan faktor-
Fitri, Natal dan Tahun Baru. faktor lain yang dapat mempengaruhi
kenaikan harga bawang merah di
Kesimpulan dan Saran Kabupaten Banyumas.
Kesimpulan
Kabupaten Banyumas bukan Daftar Pustaka
merupakan daerah sentra produksi bawang Anonim. 2011. Laporan Informasi
merah di Jawa Tengah sehingga dalam Perkembangan Harga Rata-Rata
upaya untuk memenuhi kebutuhan bawang Kepokmas dan Barang Pokok
merah masyarakat maka pemerintah Penting/Strategis di Kabupaten
Kabupaten Banyumas memasok bawang Banyumas Dinperindagkop.
merah dari Kabupaten Brebes. Fluktuasi Purwokerto.
harga bawang merah sering terjadi di _______. 2012. Banyumas dalam Angka.
Kabupaten Banyumas. Berdasarkan hasil Purwokerto.Nazir, M. 2005. Metode
penelitian dapat disimpulkan bahwa: Penelitian. Ghalia Indonesia.
1. Perkembangan harga bawang merah Jakarta.
di Kabupaten Banyumas pada bulan Gujarati, D. 1982. Basic Econometrics.
Januari 2008 – September 2013 International Student Edition.
adalah cenderung meningkat. Hal ini McGrow Hill International Book
ditandai oleh koefisien regresi yang Company. New York.
positif yaitu 207,50. Purwanto, P. 2013. Bawang Merah
2. Estimasi kenaikan harga bawang Penyumbang Terbesar Inflasi
merah di Kabupaten Banyumas pada Purwokerto. Suara Merdeka.
bulan Oktober 2013 – Desember
2017 tidak begitu signifikan.
Kenaikan harga tiap bulannya
diperkirakan sebesar Rp 207,50,-/kg.
Namun harus tetap diwaspadai ketika
terjadi kekurangan pasokan akibat
menurunnya produksi bawang merah
dan pada saat hari-hari besar
keagamaan karena harga bawang
merah berkemungkinan meningkat
tajam.
Saran
Peningkatan harga bawang merah di
Kabupaten Banyumas dipengaruhi banyak
faktor. Dengan demikian penelitian
selanjutnya diharapkan dapat
mengembangkan penelitian ini dengan

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 69


ANALISIS PENYEBAB DAN DAMPAK RENDAHNYA SEMANGAT KERJA GURU
DI SLB-C YASPENLUB KABUPATEN DEMAK

Dwi Agung Nugroho Arianto

Universitas Islam Nahdlatul Ulama’ Jepara


goeng_info@yahoo.co.id.

Kata Kunci: Abstrak


Semangat Kerja, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
Guru, SLB-C rendahnya semangat kerja guru di SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak
Yaspenlub tahun 2012 dan untuk mengetahui dampak dari rendahnya semangat kerja
guru di SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak tahun 2012. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan
data melalui observasi, wawancara kepada semua guru SLB-C Yaspenlub
Kabupaten Demak dan studi literatur. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan interaktif model Miles Huberman. Pemeriksaan keabsahan
data menggunakan teknik triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor penyebab rendahnya semangat kerja guru di SLB-C
Yaspenlub Kabupaten Demak tahun 2012 adalah rendahnya gaji atau upah
dan insentif, lingkungan kerja yang tidak kondusif dan lingkungan kerja
yang kurang bersih dan rapi, hubungan dan komunikasi antara pimpinan
dengan bawahan serta guru dengan teman sejawat yang kurang harmonis
dan komunikatif. Dampak yang ditimbulkan akibat rendahnya gaji dan
insentif adalah penurunan kinerja guru, sedangkan dampak dari kondisi
lingkungan yang tidak kondusif dan kurang bersih adalah guru serta para
wali murid merasa tidak nyaman dalam beraktivitas. Dampak dari kurang
harmonisnya hubungan antara pimpinan dengan bawahan serta kurang
komunikatifnya para guru membuat rendahnya rasa tanggung jawab dan
sikap toleransi antara guru satu dengan guru lainnya.

Keywords: Abstract
Morale, Teacher, This study aimed to determine the factors that cause low work
SLB-C Yaspenlub spirit of teachers in SLB-C Yaspenlub Demak in 2012 and to determine the
impact of the low work spirit of teachers in SLB-C Yaspenlub Demak in
2012 This study used qualitative research method which is collecting data
through observation, interviews with all the teachers SLB-C Yaspenlub
Demak and literature studies. Analysis of the data in this study used the
interactive model of Miles Huberman. The examination of the validity of
the data using the technique of data triangulation. The results showed that
the factors causing low morale of teachers in SLB-C Yaspenlub Demak in
2012 are the low salary and incentives, uncondition work environment
which is not clean there is no good communication between the leader and
subordinates and among the teacher. The impact caused by low salaries
and incentives is the decrease performance of teachers, while the impact of
unconditional environment that not clean and less clean make the teachers
and parents are not comfortable to do activities. The impact of the lack of
harmony in the relationship between leaders and subordinates and less
communicative teachers make a low sense of responsibility and tolerance
among the teachers.

70 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Dwi Agung Nugroho Arianto Analisis Penyebab Dan Dampak Rendahnya Semangat Kerja Guru Di SLB-C
Yaspenlub Kabupaten Demak

Pendahuluan penuh rasa tanggung jawab disertai


Organisasi memerlukan sistem yang kesukarelaan dan kesediaanya untuk
dapat menunjang kinerja organisasi mencapai tujuan organisasi.
tersebut. Salah satunya adalah semangat Tinggi rendahnya semangat kerja
kerja yang tinggi. Semangat kerja karyawan dalam suatu organisasi dapat
merupakan keadaan yang harus ada bila diketahui melalui presensi, kerjasama,
aktivitas atau proses kerja ingin berjalan kegairahan kerja dan hubungan yang
dengan lancar. Karena dengan adanya harmonis. Diungkapkan oleh Zainun (2000)
semangat kerja yang tinggi, maka tujuan bahwa komunikasi juga mempengaruhi
organisasi dapat tercapai sesuai rencana. semangat kerja karyawan. Apabila suatu
Semangat kerja menggambarkan organisasi atau instansi mampu
keseluruhan suasana yang dirasakan para meningkatkan semangat kerja karyawan,
karyawan dalam kantor. Apabila karyawan maka organisasi atau instansi tersebut akan
merasa bergairah, bahagia, optimis maka memperoleh banyak keuntungan seperti
kondisi tersebut menggambarkan bahwa pekerjaan lebih cepat selesai dan tingkat
karyawan tersebut mempunyai semangat absensi berkurang. Dengan demikian,
kerja yang tinggi tetapi apabila karyawan apabila seorang karyawan mampu bekerja
suka membantah, menyakiti hati, kelihatan dengan baik dan memberikan pelayanan
tidak tenang maka karyawan tersebut yang tinggi, maka konsumen atau
mempunyai semangat kerja yang rendah. masyarakat akan merasa puas. Sebaliknya
Siswanto (2000) mengungkapkan jika pekerjaan yang dilakukan kurang
semangat kerja sebagai keadaan psikologis maksimal dan kualitas pelayanan yang
seseorang. Semangat kerja dianggap diberikan rendah, maka konsumen yang
sebagai keadaan psikologis yang baik membutuhkan pelayanan akan merasa tidak
apabila semangat kerja tersebut puas.
menimbulkan kesenangan yang mendorong Kondisi tersebut juga dapat terjadi
seseorang untuk bekerja dengan giat dan di dunia pendidikan, salah satunya yang
konsekuen dalam mencapai tujuan yang terjadi di SLB-C Yaspenlub Kabupaten
ditetapkan oleh perusahaan, sedangkan Demak. Pelayanan dalam dunia pendidikan
menurut Nitisemito (2002) semangat kerja berbentuk jasa pengajaran atau sering
merupakan kondisi seseorang yang disebut dengan kegiatan belajar mengajar.
menunjang dirinya untuk melakukan Orang tua siswa dan siswa akan merasa
pekerjaan lebih cepat dan lebih baik di puas dan senang apabila mendapatkan
dalam sebuah perusahaan. Disimpulkan pembelajaran yang baik di sekolahan,
bahwa semangat kerja adalah kemampuan begitu sebaliknya akan merasa tidak puas
atau kemauan setiap individu atau apabila siswa mendapatkan pembelajaran
sekelompok orang untuk saling yang kurang tepat. Berdasarkan kondisi
bekerjasama dengan giat dan disiplin serta tersebut dapat dipahami bahwa, baik atau

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 71


Analisis Analisis Penyebab Dan Dampak Rendahnya Semangat Kerja Guru Di Dwi Agung Nugroho Arianto
SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak

buruknya karyawan dalam memberikan Kabupaten Demak dari bulan Januari


pelayanan atau melakukan tugas sampai Oktober 2012 adalah sebagai
pekerjaannya sangat dipengaruhi oleh berikut:
semangat kerja karyawan tersebut dan hal Tabel 1
ini akan berdampak pada tingkat kepuasan Daftar Absensi Guru SLB-C Yaspenlub
konsumen atau masyarakat. Bulan Januari – Oktober 2012
SLB-C Yaspenlub Kabupaten Keterangan
Demak merupakan salah satu lembaga TL (Tugas
pendidikan untuk anak berkebutuhan Bulan S I A Luar)
khusus yang harus memberikan pelayanan Januari - 7 - 5
Februari - 6 - 12
dalam bentuk pendidikan yaitu
Maret 4 5 - 6
pembelajaran yang baik kepada siswa- April - 5 - 3
siswanya. Namun dalam prakteknya tidak Mei - 9 - 10
sedikit para guru atau karyawan merasa Juni - 5 - 4
malas dan kurang efektif dalam melakukan Juli - - - 1
tugasnya serta tidak memberikan kepuasan Agustus - - - 20
September - 12 - 1
terhadap orang tua siswa maupun siswa.
Selain itu, guru tidak membuat rencana Oktober - 12 - -
Jumlah 4 61 - 62
pembelajaran (RPP) dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga pembelajaran di kelas Sumber: Data primer yang diolah
terasa kurang efektif. Beberapa karyawan
juga merasa tidak tenang dalam bekerja. Data pada tabel 1 dapat dijelaskan,
Jadi, dari analisa awal nampak bahwa bahwa tingkat absensi guru SLB-C
semangat kerja guru di SLB-C Yaspenlub Yaspenlub Kabupaten Demak dari bulan
Kabupaten Demak rendah. Januari sampai bulan Oktober tahun 2012
Beberapa indikasi yang cenderung naik turun setiap bulannya,
menunjukkan rendahnya semangat kerja terutama bulan September dan Oktober di
karyawan adalah turun atau rendahnya mana angka absensi mencapai 12 kali, dan
produktivitas kerja, tingkat absensi yang banyaknya tingkat tugas keluar guru
tinggi, tingkat kerusakan barang yang membuat beberapa kelas kegiatan belajar
diproduksi tinggi, kegelisahan terdapat di mengajarnya menjadi kosong dan
mana-mana, tuntutan yang sering terjadi terkadang dirangkap dengan kelas lainnya,
dan pemogokan (Nitisemito, 2002). Salah hal ini dikarenakan jumlah guru terbatas
satu indikasi yang menunjukkan adanya dan tidak ada guru pengganti. Berdasarkan
permasalahan tentang semangat kerja di pada analisa data awal hasil observasi,
SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak maka dapat dinyatakan bahwa rata-rata
adalah tingkat absensi yang tinggi. Tingkat tingkat absensi tersebut tergolong tinggi
absensi guru pada SLB-C Yaspenlub dan hal ini merupakan salah satu indikasi

72 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Dwi Agung Nugroho Arianto Analisis Penyebab Dan Dampak Rendahnya Semangat Kerja Guru Di SLB-C
Yaspenlub Kabupaten Demak

adanya permasalahan mengenai semangat


kerja guru di SLB-C Yaspenlub Kabupaten Rumusan Masalah
Demak. Beberapa masalah tersebut, Rendahnya semangat kerja guru di
tentunya akan mempengaruhi semangat SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak akan
kerja guru di SLB-C Yaspenlub Kabupaten mempengaruhi pada tingkat kepuasaan dan
Demak dan akan berakibat pada ketidak pemahaman siswa dalam menerima
puasan orang tua dan siswa terhadap pelajaran. Oleh karena itu perlu dikaji lebih
pembelajaran dan pelayanan di SLB-C mendalam mengenai penyebab rendahnya
Yaspenlub Kabupaten Demak. semangat kerja guru di SLB-C Yaspenlub
Berdasarkan permasalahan Kabupaten Demak, maka research
rendahnya semangat kerja guru di SLB-C questions penelitian ini adalah sebagai
Yaspenlub Kabupaten Demak, maka berikut:
diperlukan kajian dan analisis untuk 1. Apakah faktor-faktor penyebab
mengetahui hal-hal yang mempengaruhi rendahnya semangat kerja guru di
semangat kerja guru di SLB-C Yaspenlub SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak
Kabupaten Demak pada tahun 2012, di tahun 2012 ?
mana semangat kerja guru terlihat menurun 2. Bagaimana dampak dari rendahnya
dan berdampak pada rendahnya kinerja semangat kerja guru di SLB-C
guru dan karyawan SLB-C Yaspenlub Yaspenlub Kabupaten Demak tahun
Kabupaten Demak. Adanya kajian dan 2012 ?
analisis dalam penelitian ini diharapkan
dapat memberikan solusi atau pemecahan Tujuan penelitian
terhadap permasalahan yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Ingin mengetahui faktor-faktor
Batasan Masalah penyebab rendahnya semangat kerja
Pembatasan masalah dalam guru di SLB-C Yaspenlub Kabupaten
penelitian ini dilakukan untuk merumuskan Demak tahun 2012.
masalah agar tidak terlalu luas. Adapun 2. Ingin mengetahui dampak dari
batasan masalahnya adalah sebagai berikut: rendahnya semangat kerja guru di
1. Objek penelitian ini difokuskan pada SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak
penyebab dan dampak dari rendahnya tahun 2012.
semangat kerja guru di SLB-C
Yaspenlub Kabupaten Demak mulai Kajian Pustaka
bulan Januari sampai Oktober tahun Pengertian Semangat Kerja
2012. Menurut Siswanto (2000), semangat
2. Subjek penelitian hanya dibatasi pada kerja sebagai keadaan psikologis seseorang.
guru yang bekerja di SLB-C Semangat kerja adalah kondisi seseorang
Yaspenlub Kabupaten Demak. yang menunjang dirinya untuk melakukan

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 73


Analisis Analisis Penyebab Dan Dampak Rendahnya Semangat Kerja Guru Di Dwi Agung Nugroho Arianto
SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak

pekerjaan lebih cepat dan lebih baik di karyawan pindah bekerja ke tempat
dalam sebuah perusahaan. Sedangkan lain.
menurut Alexander Leighten dalam 5. Dengan semangat kerja yang tinggi
Moekijat (1995) mendefinisikan semangat dapat mengurangi angka kecelakaan,
kerja sebagai kemampuan sekelompok karena karyawan yang mempunyai
orang untuk bekerja sama dengan giat dan semangat kerja yang tinggi cenderung
konsekuen dalam mengejar tujuan bersama. bekerja dengan hati-hati dan teliti,
Sehingga dari beberapa pendapat dapat sehingga selalu sesuai dengan
disimpulkan bahwa semangat kerja adalah prosedur kerja yang ada di organisasi
sikap individu atau sekelompok orang atau perusahaan tersebut.
untuk bekerja sama melakukan pekerjaan
yang lebih giat dan sukarela sehingga Unsur-unsur Semangat Kerja
pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih Semangat kerja dapat diukur
cepat dan baik untuk mencapai tujuan melalui presensi pegawai ditempat kerja,
organisasi. tanggung jawabnya terhadap pekerjaan,
disiplin kerja, kerja sama dengan pimpinan
Pentingnya Semangat Kerja atau teman sejawat dalam organisasi serta
Tohardi (2002) mengungkapkan tingkat produktivitas kerjanya (Hasley,
pentingya semangat kerja karyawan bagi 1992). Untuk mengukur tinggi rendahnya
suatu organisasi adalah sebagai berikut: semangat kerja pegawai dapat melalui
1. Dengan semangat kerja yang tinggi unsur-unsur semangat kerja tersebut.
tentunya dapat mengurangi angka
absensi (bolos) atau tidak bekerjanya Faktor-faktor yang Mempengaruhi
karena malas. Semangat Kerja
2. Dengan semangat kerja yang tinggi Ada beberapa faktor yang
karyawan, maka pekerjaan yang mempengaruhi semangat kerja pegawai,
diberikan atau ditugaskan kepadanya seperti yang diungkapkan oleh Zainun
akan dapat diselesaikan dengan (2000) bahwa faktor-faktor yang
waktu yang lebih singkat atau lebih mempengaruhi semangat kerja pegawai
cepat. yaitu :
3. Dengan semangat kerja yang tinggi, 1. Hubungan yang harmonis antara
pihak organisasi atau perusahaan pimpinan dan bawahan.
memperoleh keuntungan dari sudut 2. Kepuasan para pegawai terhadap
kecilnya angka kerusakan. tugas dan pekerjaannya.
4. Dengan semangat kerja yang tinggi 3. Terdapat suatu suasana dan iklim
otomatis membuat karyawan akan kerja yang bersahabat dengan
senang (betah) bekerja, dengan anggota lain dalam organisasi.
demikian semakin kecil kemungkinan 4. Adanya tingkat kepuasan ekonomi

74 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Dwi Agung Nugroho Arianto Analisis Penyebab Dan Dampak Rendahnya Semangat Kerja Guru Di SLB-C
Yaspenlub Kabupaten Demak

dan kepuasan materiil lainnya sebagai Menurut Nitisemito (2002) dalam


imbalan jerih payahnya. Johan (2005) bahwa indikasi turun atau
5. Adanya rasa kemanfaatan bagi rendahnya semangat kerja karyawan
tercapainya tujuan organisasi yang adalah : turun atau rendahnya produktivitas
juga merupakan tujuan bersama. kerja, tingkat absensi yang tinggi, tingkat
6. Adanya ketenangan jiwa jaminan perpindahan karyawan yang tinggi, tingkat
kepastian serta perlindungan dari kerusakan, kegelisahan di mana-mana,
organisasi. tuntutan yang sering terjadi, dan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemogokan. Dalam rangka memperkuat
semangat kerja karyawan menurut kajian pustaka dalam penelitian ini maka
pendapat Tohardi (2002) adalah sebagai perlu adanya telaah terhadap tulisan karya
berikut: ilmiah dan penelitian terdahulu mengenai
1. Kebanggaan pekerja akan semangat kerja secara umum.
pekerjaannya dan kepuasannya dalam Hasil penelitian sebelumnya yang
menjalankan pekerjaan dengan baik dilakukan oleh Situmorang (2006)
dan bertanggung jawab. mengemukakan bahwa semangat kerja
2. Sikap terhadap pimpinan. dipengaruhi secara positif oleh kondisi
3. Hasrat yang tinggi untuk maju. kerja, hubungan atasan bawahan dan atau
4. Perasaan telah diperlakukan dengan sesama pegawai, sifat pekerjaan, organisasi
baik. tempat bekerja, dan pemenuhan kebutuhan
5. Kemampuan untuk bergaul dengan pegawai. Sedangkan Johan (2005)
kawan sekerjanya. menyatakan bahwa faktor penempatan
Menurut Nawawi (2003) kerja karyawan, gaji, bonus dan intensif
menyatakan, bahwa faktor-faktor yang berkolerasi positif dan erat hubungannya
mempengaruhi semangat kerja karyawan dengan semangat kerja karyawan.
adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil observasi awal yang
1. Faktor minat/perhatian terhadap penulis lakukan di SLB-C Yaspenlub
pekerjaan Kabupaten Demak, ditemukan adanya
2. Faktor upah atau gaji permasalahan mengenai semangat kerja
3. Faktor status sosial berdasarkan karyawan. Dengan demikian, penelitian ini
jabatan menitikberatkan pada penyebab dan
4. Faktor tujuan yang mulia dan dampak rendahnya semangat kerja
pengabdian karyawan di SLB-C Yaspenlub Kabupaten
5. Faktor suasana lingkungan kerja Demak.
6. Hubungan manusiawi yang
dikembangkan. Metode Penelitian
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Ciri-Ciri Menurunnya Semangat Kerja Penelitian ini menggunakan

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 75


Analisis Analisis Penyebab Dan Dampak Rendahnya Semangat Kerja Guru Di Dwi Agung Nugroho Arianto
SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak

pendekatan kualitatif. Data yang hendak manajemen, manajemen sumber daya


dikumpulkan adalah mengenai faktor manusia, manajemen personalia. Data tidak
penyebab dan dampak dari rendahnya tertulis berupa foto.
semangat kerja. Masalah turun atau Jenis data yang akan dicari adalah
rendahnya semangat kerja guru di SLB-C segala pernyataan subyek dan obyek
Yaspenlub Kabupaten Demak merupakan penelitian yang merupakan jawaban atas
masalah sumber daya manusia dan keadaan pertanyaan yang diajukan peneliti. Jenis
psikologis seseorang. Data yang data yang dimaksud adalah semua data
dikehendaki adalah suatu informasi dalam yang berkaitan dengan tingkat semangat
bentuk deskripsi. kerja, kinerja, faktor penyebab dan dampak
Di sisi lain penelitian ini lebih rendahnya semangat kerja guru SLB-C
mempunyai perspektif emic, dengan Yaspenlub Kabupaten Demak. Jumlah
pengertian bahwa data yang dikumpulkan informan ditetapkan dengan menggunakan
diupayakan untuk dideskripsikan teknik snow-ball, yakni penggalian data
berdasarkan ungkapan, bahasa, cara melalui wawancara-mendalam dari satu
berpikir, pandangan subjek penelitian, informan ke informan lainnya dan
sehingga mengungkapkan permasalahan seterusnya sampai peneliti tidak
yang terjadi di SLB-C Yaspenlub menemukan informasi baru lagi, jenuh,
Kabupaten Demak terkait penyebab dan informasi “tidak berkualitas” lagi.
dampak dari rendahnya semangat kerja
guru. Deskripsi informasinya atau sajian Metode Pengumpulan Data
datanya harus menghindari adanya evaluasi Pengumpulan data penelitian ini
dan interpretasi dari peneliti. Jika terdapat menggunakan metode observasi,
evaluasi atau interpretasi itu pun harus wawancara dan dokumentasi. Observasi
berasal dari subjek penelitian. atau pengamatan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah dengan cara
Sumber dan Jenis Data pengambilan data langsung melalui
Sumber data dalam penelitian ini pengamatan tanpa adanya pertolongan alat
terdiri dari data primer dan data sekunder. standar lain untuk keperluan tersebut serta
Sumber data primer dalam penelitian ini dilakukan pencatatan informasi yang
berasal dari observasi dan wawancara diperoleh. Metode ini digunakan untuk
terhadap semua guru yang bekerja di SLB- mendapatkan data tentang faktor penyebab
C Yaspenlub Kabupaten Demak. Data dan dampak dari rendahnya semangat kerja
sekunder berasal dari penelitian terhadap guru di SLB-C Yaspenlub Kabupaten
karya-karya literatur yang terkait dengan Demak.
judul penelitian. Data sekunder ini juga Wawancara dilakukan untuk
berupa data tertulis dan data tidak tertulis. memperoleh data di lapangan dengan cara
Data tertulis terdiri dari literatur ilmu tanya jawab baik secara tatap muka

76 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Dwi Agung Nugroho Arianto Analisis Penyebab Dan Dampak Rendahnya Semangat Kerja Guru Di SLB-C
Yaspenlub Kabupaten Demak

maupun melalui telepon dengan para guru yang lebih bervariasi untuk memperoleh
SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak. Data data yang berkenaan dengan persoalan
yang akan digali dengan metode ini antara yang sama. Hal ini berarti peneliti
lain yang berkaitan dengan kinerja, tingkat bermaksud menguji data yang diperoleh
semangat kerja, penyebab dan dampak dari dari satu sumber (untuk dibandingkan)
rendahnya semangat kerja guru SLB-C dengan data dari sumber lain.
Yaspenlub Kabupaten Demak. Sedangkan
metode dokumentasi yang digunakan Hasil Penelitian
dalam penelitian ini bertujuan untuk Dari hasil penelitian di lapangan,
mencari data mengenai hal-hal yang berupa yaitu SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak,
catatan, buku dan transkrip. Data yang diungkapkan temuan data yaitu:
ingin dicari dengan menggunakan metode 1. Faktor penyebab rendahnya semangat
dokumentasi antara lain data tentang kerja guru di SLB-C Yaspenlub
lingkungan kerja, program kerja, struktur Kabupaten Demak tahun 2012
kerja, dan tingkat absensi guru SLB-C adalah: faktor gaji dan insentif yang
Yaspenlub Kabupaten Demak. kurang mencukupi, lingkungan yang
kurang kondusif dan hubungan antara
Metode Analisis Data pimpinan dengan bawahan (guru)
Analisis data yang digunakan oleh kurang harmonis, serta komunikasi
peneliti menggunakan analisis Interaktif antara rekan sejawat juga kurang
Miles dan Huberman, yaitu: analisis komunikatif.
menggunakan Interaktive Model (dalam 2. Dampak yang ditimbulkan akibat
Pawito (2007)). Teknik analisis ini pada rendahnya gaji dan insentif yang
dasarnya terdiri dari 3 komponen yaitu: diterima guru SLB-C Yaspenlub
reduksi data, penyajian data dan penarikan Kabupaten Demak adalah penurunan
serta pengujian kesimpulan. kinerja guru terutama guru honorer.
Sedangkan dampak dari kondisi
Keabsahan Data lingkungan SLB-C Yaspenlub
Pemeriksaan keabsahan data dalam Kabupaten Demak yang tidak
penelitian ini melalui teknik triangulasi, kondusif dan kurang bersih membuat
yakni teknik pemeriksaan keabsahan data para guru SLB-C Yaspenlub
yang lain di luar data yang telah diperoleh Kabupaten Demak serta para wali
untuk keperluan pengecekan atau sebagai murid merasa kurang nyaman dalam
pembanding data yang telah diperoleh. beraktivitas. Dampak dari kurang
Triangulasi yang digunakan dalam harmonisnya hubungan antara
penelitian ini adalah triangulasi data pimpinan (kepala sekolah) dengan
(triangulasi sumber) yaitu pada upaya bawahan (guru) serta kurang
peneliti untuk mengakses sumber-sumber komunikatifnya para guru membuat

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 77


Analisis Analisis Penyebab Dan Dampak Rendahnya Semangat Kerja Guru Di Dwi Agung Nugroho Arianto
SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak

rasa tanggung jawab dan sikap atau upah dan insentif yang diterima guru
toleransi rendah antara guru satu SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak
dengan guru lainnya. terutama bagi guru honorer sehingga
berdampak pada rendahnya semangat kerja
Oleh karena itu, dalam penelitian guru SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak.
ditemukan beberapa realita bahwa : Kedua, faktor lingkungan kerja juga
pertama, faktor gaji (upah) dan insentif mempengaruhi tingkat semangat kerja
merupakan salah satu faktor yang karyawan. Lingkungan kerja di SLB-C
mempengaruhi semangat kerja guru, karena Yaspenlub Kabupaten Demak yang tidak
gaji (upah) merupakan sebuah kepuasaan kondusif dikarenakan permasalahan
ekonomi atau sebagai imbalan jerih payah internal antara Yayasan dengan SLB-C
karyawan setelah menyelesaikan Yaspenlub dan lingkungan kerja yang
pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan kurang bersih dan rapi sangat
pendapat Zainun (2000) yang mengatakan mempengaruhi semangat kerja guru SLB-C
bahwa faktor yang mempengaruhi Yaspenlub, sehingga berdampak pada
semangat kerja pegawai yaitu: hubungan penurunan semangat kerja guru SLB-C
yang harmonis antara pimpinan dan Yaspenlub. Seperti dijelaskan oleh Nawawi
bawahan, kepuasan para pegawai terhadap (2003) bahwa faktor suasana lingkungan
tugas dan pekerjaannya, terdapat suatu kerja yang menyenangkan karena bersih,
suasana dan iklim kerja yang bersahabat teratur rapi, sejuk, sirkulasi udara lancar,
dengan anggota lain dalam organisasi, cukup luas dan tidak menghambat gerakan
adanya tingkat kepuasan ekonomi dan dalam bekerja dapat meningkatkan
kepuasan materiil lainnya sebagai imbalan semangat kerja karyawan. Begitu juga
jerih payahnya, adanya rasa kemanfaatan sebaliknya jika lingkungan tidak bersih,
bagi tercapainya tujuan organisasi yang tidak teratur dan menghambat gerakan
juga merupakan tujuan bersama, adanya dalam bekerja justru akan menurunkan
ketenangan jiwa jaminan kepastian serta semangat kerja karyawan.
perlindungan dari organisasi. Hal ini juga Ketiga, faktor hubungan dan
sesuai dengan pendapat Nawawi (2003) komunikasi antara pimpinan (kepala
yang menyatakan bahwa upah atau gaji sekolah) SLB-C Yaspenlub Kabupaten
yang diperoleh sangat besar pengaruhnya Demak dengan bawahan (guru) yang
terhadap semangat kerja. Upah yang cukup kurang harmonis dan komunikatif membuat
besar dengan pekerjaan yang sesuai, semangat kerja guru menurun. Tinggi atau
dipandang sebagai salah satu penyebab rendahnya semangat kerja karyawan dapat
meningkatnya moral atau semangat keja diukur dari kerjasama dalam organisasi.
karyawan. Namun, hasil penelitian di SLB- Menurut Hasley (1992) untuk mengukur
C Yaspenlub Kabupaten Demak ditemukan tinggi rendahnya semangat kerja pegawai
hasil yang sebaliknya yaitu rendahnya gaji dapat melalui unsur kerja sama. Kerja sama

78 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Dwi Agung Nugroho Arianto Analisis Penyebab Dan Dampak Rendahnya Semangat Kerja Guru Di SLB-C
Yaspenlub Kabupaten Demak

merupakan tindakan kolektif seseorang Kesimpulan


dengan orang lain, sehingga dapat Berdasarkan hasil penelitian dan
dikatakan bahwa keberhasilan suatu analisis data dapat ditarik kesimpulan
organisasi sangat tergantung dari tindakan sebagai berikut:
kolektif orang-orang yang terlibat dalam 1. Faktor penyebab rendahnya semangat
organisasi itu. Untuk mengukur kerja sama kerja guru di SLB-C Yaspenlub
dapat dinilai dari kesediaan pegawai untuk Kabupaten Demak tahun 2012 adalah
bekerja sama dengan atasan, bawahan rendahnya gaji atau upah dan insentif
maupun dengan teman sejawat, dan adanya yang diterima guru SLB-C Yaspenlub
kemauan untuk membantu teman yang Kabupaten Demak, lingkungan kerja
mengalami kesulitan dalam melaksanakan di SLB-C Yaspenlub Kabupaten
tugas. Sedangkan menurut Buchari Zainun Demak yang tidak kondusif
(2000: 21) bahwa salah satu faktor yang dikarenakan permasalahan internal
mempengaruhi semangat kerja pegawai antara Yayasan dengan SLB-C
yaitu terdapat suatu suasana dan iklim kerja Yaspenlub dan lingkungan kerja yang
yang bersahabat dengan anggota lain dalam kurang bersih dan rapi, hubungan dan
organisasi. Namun, pada kenyataan di SLB komunikasi antara pimpinan (kepala
-C Yaspenlub Kabupaten Demak iklim sekolah) SLB-C Yaspenlub
kerjanya tidak bersahabat antara atasan Kabupaten Demak dengan bawahan
(kepala sekolah) dengan guru dan teman (guru) serta guru dengan teman
sejawat, sehingga berdampak pada sejawat kurang harmonis dan
menurunnya semangat kerja guru SLB-C komunikatif.
Yaspenlub Kabupaten Demak. Dengan 2. Dampak yang ditimbulkan akibat
demikian faktor gaji dan insentif yang rendahnya gaji dan insentif yang
kurang mencukupi bagi guru SLB-C diterima guru SLB-C Yaspenlub
Yaspenlub Kabupaten Demak, lingkungan Kabupaten Demak adalah penurunan
yang kurang kondusif dan tidak terjaga kinerja guru. Sedangkan dampak dari
kebersihan dan kerapiannya serta iklim kondisi lingkungan SLB-C
kerja dan hubungan yang tidak harmonis Yaspenlub Kabupaten Demak yang
antara atasan (kepala sekolah) SLB-C tidak kondusif dan kurang bersih
Yaspenlub Kabupaten Demak dengan guru membuat para guru SLB-C
dan teman sejawat merupakan faktor Yaspenlub Kabupaten Demak serta
penyebab menurunnya semangat kerja guru para wali murid merasa tidak nyaman
di SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak dalam beraktivitas. Dampak dari
dan hal ini berdampak pada menurunnya kurang harmonisnya hubungan antara
kestabilan lingkungan kerja dan pimpinan (kepala sekolah) dengan
menurunnya kinerja guru di SLB-C bawahan (guru) serta kurang
Yaspenlub Kabupaten Demak tahun 2012. komunikatifnya para guru membuat

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 79


Analisis Analisis Penyebab Dan Dampak Rendahnya Semangat Kerja Guru Di Dwi Agung Nugroho Arianto
SLB-C Yaspenlub Kabupaten Demak

rendahnya rasa tanggung jawab dan _____________, 2001, Metode Penelitian


sikap toleransi antara guru satu Bidang Sosial, UGM Press,
dengan guru lainnya. Yogyakarta
______________, 2003, Manajemen
Daftar Pustaka Strategik Organisasi Non Profit
Bidang Pemerintahan, Gajah Mada
Alsa, Asmadi, 2004, Pendekatan University Press, Yogyakarta
Kuantitatif dan Kualitatif serta Nitisemito, Alex S, 2002, Manajemen
Kombinasinya dalam Penelitian, Personalia, Ghalia Indonesia, Jakarta
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pawito, 2007, Penelitian Komunikasi
Anogara, Panji dan Widiyanti, Nanik, Kualitatif, LKiS, Yogyakarta.
1990, Psikologi Dalam Perusahaan. Sinungan, Muchdarsyah, 2005,
Jakarta: Rineka Cipta. Produktivitas Apa dan Bagaimana,
Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Jakarta: Angkasa Persada.
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Siswanto, Bedjo, 2000, Manajemen Tenaga
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Kerja, Bandung: Sinar Baru.
Hasley, George. D, 1992, Asas-asas Situmorang, Uli, 2006, Faktor-faktor yang
Manajemen, Alumni, Bandung. Mempengaruhi Semangat dan Gairah
Indriati, Tutik, 2005, Pengaruh Kerja Pegawai di Lingkungan Kantor
Pelaksanaan Komunikasi Organisasi, Pelayanan Pajak (KPP) Metro, Jurnal
Lingkungan Kerja, dan Ekonomi Aplikasi Resarch 6 (31),
Pengembangan Pegawai terhadap Sumatera Utara: Universitas
Semangat Kerja Pegawai Kantor Lampung
Sekretariat Daerah (SETDA) Tohardi, Ahmad, 2002, Pemahaman
Kabupaten Grobogan, Skripsi, Praktis Manajemen Sumber Daya
Universitas Negeri Semarang. Manusia, Pontianak: Mandar Maju.
Johan, Kistolani, 2005, “Faktor-faktor yang Zainun, Buchari, 2000, Manajemen dan
Mempengaruhi Semangat Kerja Motivasi, Jakarta: Balai Aksara.
Karyawan pada PT. Sinar Niaga
Sejahtera di Bandar Lampung”,
Jurnal Sains dan Inovasi, vol.1, no.1,
hal.18-22
Moekijat, 1995, Tata Laksana Kantor
(Manajemen Perkantoran), Mandar
Maju, Bandung
Nawawi, Hadari, 1998, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Gajah Mada
University, Yogyakarta.

80 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM Siti Aliyah

MAKNA PAJAK DAN IMPLIKASINYA DALAM BINGKAI


PERSPEKTIF WAJIB PAJAK UMKM
(Studi Interpretatif pada Wajib Pajak UMKM di Kabupaten Jepara )

Siti Aliyah
Fak. Ekonomi Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara
Email: staliyah10@gmail.com

Kata kunci: Abstrak


Makna Pajak dan Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai
implikasinya, pemaknaan pajak dan implikasinya dari perspektif wajib pajak
Perspektif wajib UMKM di kabupaten Jepara. Metode yang digunakan adalah metode
pajak UMKM, kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Informan dalam
Studi interpretatif. penelitian ini adalah sebanyak 3 orang wajib pajak UMKM. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara mendalam
kepada masing-masing informan.Hasil penelitian ini menjelaskan
bahwa para informan sudah cukup mampu memahami makna pajak,
sehingga informan mampu mendefinisikan pajak berdasarkan
persepsinya masing-masing. Adapun Informan menyebutkan
implikasi dari pajak lebih mengarah ke implikasi negatif, hal ini
karena adanya beberapa kasus penggelapan pajak yang menjadikan
minimnya kepercayaan masyarakat terhadap pengelola pajak.

Keywords: Abstract
The meaning and This study aims to explore information about the meaning and
implications of implications of tax a taxpayer perspective of SMEs in Jepara district.
taxes, a taxpayer The method used is a qualitative method with a phenomenological
perspective of approach. The informants in this study are as many as 3 SMEs
SMEs, interpretive taxpayer. Data was collected by in-depth interviews to each
study informant.These results explained that the informant was quite
capable of understanding the meaning of the tax, so the informant
was able to define the tax based on their respective perceptions. The
informant said that the implications of the tax leads to negative
implications, this is due to several cases of tax evasion which makes
the lack of public confidence in the tax manager.

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 81


Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM Siti Aliyah

Pendahuluan yang berasal dari sektor UMKM, maka


Dalam beberapa tahun terakhir ini, akan berpotensi besar pula jumlah
Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan penerimaan pajak dari sektor tersebut.
reformasi birokrasi melalui restrukturisasi Jumlah UMKM yang dari tahun ke tahun
organisasi dan implementasi administrasi semakin meningkat, memberikan peluang
perpajakan modern. Hasil survei yang kepada pemerintah untuk membidik sektor
dilakukan oleh lembaga independen seperti ini dalam upaya ekstensifikasi pajak.
Masyarakat Transparansi Internasional Tetapi, hal tersebut tidak mudah karena
memperlihatkan reformasi birokrasi Dirjen dimungkinkan adanya berbagai penafsiran
Pajak dinilai berhasil. Indikator berdasarkan persepsi dari wajib pajak
keberhasilan reformasi birokrasi Dirjen UMKM.
Pajak tersebut adalah mengurangi persepsi Muliari dan Setiawan (2011)
negatif masyarakat terhadap institusi melakukan penelitian mengenai kepatuhan
perpajakan, peniliaian positif atas pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di
pelayanan dari masyarakat wajib pajak. Denpasar dengan menggunakan dua
Pertumbuhan penerimaan pajak tertinggi variabel bebas yaitu persepsi Wajib Pajak
dalam sejarah perpajakan nasional dan tentang sanksi perpajakan dan kesadaran
secara nyata telah membukukan jumlah Wajib Pajak. Hasil penelitian menunjukkan
wajib pajak orang pribadi menjadi 12 juta bahwa semua variabel bebas yang
(Haula Rosdiana, 2012). digunakan berpengaruh positif dan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah signifikan terhadap kepatuhan pelaporan
(UMKM) diibaratkan sebuah pioner bangsa Wajib Pajak Orang Pribadi.
yang mampu menjelma sebagai dewa Mohamad Rajif (2011) meneliti
penyelamat di saat bangsa mengalami tentang pengaruh variabel pemahaman,
keterpurukan. Perekonomian di Indonesia kualitas pelayanan, dan ketegasan sanksi
sesungguhnya secara riil digerakkan oleh perpajakan terhadap kepatuhan pajak
para pelaku UMKM. Berdasarkan data dari pengusaha UMKM di daerah Cirebon.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Hasil penelitian tersebut menunjukkan
Menengah per Juni 2013, saat ini ada 55,2 bahwa pengusaha UMKM di daerah
juta UMKM atau 99,98 persen dari total Cirebon mempunyai pemahaman yang
unit usaha di Indonesia. Selain itu, UMKM cukup tentang pajak khususnya peraturan
ini menyerap 101,72 juta tenaga kerja atau pajak dalam hal fungsi, objek dan sanksi
97,3 persen dari total tenaga kerja dalam perpajakan. Hasil analisis regresi
Indonesia. UMKM juga menyumbang berganda juga ditunjukkan bahwa variabel
sebanyak 57,12 persen dari produk pemahaman, kualitas pelayanan, ketegasan
domestik bruto (PDB) atau sebesar Rp sanksi secara signifikan berpengaruh
8.200 triliun. (Kompas, 28 Juni 2013). terhadap kepatuhan pajak pengusaha
Dari besarnya penerimaan negara UMKM. Variabel yang dominan dalam

82 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Siti Aliyah Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM

penelitian ini adalah ketegasan sanksi Munculnya peraturan baru ini akan
perpajakan menimbulkan berbagai persepsi dari wajib
Mutiara Mutiah, dkk (2011) pajak, terutama wajib pajak UMKM. Sejak
melakukan penelitian mengenai interpretasi rencana pemberlakuan peraturan ini sudah
pajak dan implikasinya menurut perspektif banyak memperoleh penolakan, khususnya
wajib pajak UMKM. penelitian dari sektor UMKM, karena dianggap cukup
menunjukkan bahwa penafsiran informan memberatkan.
UMKM terhadap perpajakan hampir terkait UMKM di Jepara berkembang pesat
dengan substansi sebagai tanggung jawab, pada sentra-sentra industrinya, meliputi
yang dibelanjakan oleh pemerintah untuk sentra industri kerajinan seni ukir, seni
memperhatikan kepentingan publik dan patung dan relief, industri logam dan lain
sesuai dengan hukum dan peraturan. sebagainya. Industri-industri tersebut
Tetapi, tidak semua informan UMKM berkembang sangat baik, yang semula
mampu melaksanakan kewajiban hanya sedikit, dari tahun ke tahun
perpajakannya tepat. Mereka juga jumlahnya semakin bertambah. Pemasaran
berpendapat bahwa kewajiban perpajakan yang dilakukan UMKM pun cukup luas,
dan implikasinya cenderung menempatkan yang tersebar di kota-kota di seluruh
mereka dalam situasi yang rumit karena Indonesia, meliputi Yogyakarta, Jakarta,
mereka harus melakukan banyak hal untuk Bali dan Sumatera. Beberapa UMKM juga
memenuhi kewajiban mereka mengenai telah dapat memasarkan hasilnya ke luar
perpajakan. Hal ini dimungkinkan karena negeri seperti Arab, Kanada, Amerika, dan
manfaat yang ditimbulkan dari adanya Spanyol. Bahkan banyak pembeli yang
pajak itu tidak secara langsung dapat mengunjungi langsung UMKM tersebut,
dirasakan oleh mereka, sehingga paradigma baik dari dalam negeri maupun dari luar
yang muncul adalah sesuatu yang negeri. (Nahar, 2012).
cenderung berkonotasi negatif. Jumlah UMKM yang cukup banyak
Pemerintah telah menetapkan tarif di Jepara ini akan meningkatkan
pajak penghasilan final sebesar satu persen penerimaan pajak dari sektor UMKM jika
dari peredaran bruto (omzet) bagi diiringi dengan kepatuhan dan kesadaran
pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah wajib pajak untuk membayar pajak. Dari
penelitian Rajif (2011) telah disebutkan
untuk pendapatan yang tidak melebihi 4.8
bahwa kepatuhan membayar pajak salah
miliar dalam setahun. Penetapan tarif ini
satunya dipengaruhi oleh pemahaman
disahkan melalui PP No. 46 tahun 2013
wajib pajak tentang perpajakan. Dengan
yang sudah diberlakukan per 1 Juli 2013. adanya penelitian ini, diharapkan dapat
Namun, seiring dengan diberlakukannya diketahui seberapa dalam penafsiran dan
peraturan ini, masih banyak pelaku UMKM pemaknaan pajak oleh wajib pajak UMKM
yang belum mampu memahami peraturan sehingga akan diketahui tingkat
baik substansialnya maupun teknisnya. pemahaman wajib pajak terhadap

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 83


Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM Siti Aliyah

perpajakan dan dapat meningkatkan kinerja tanah dan bangunan tempat usaha;
dari aparat pajak dalam upaya b. memiliki hasil penjualan tahunan
meningkatkan penerimaan pajak. paling banyak Rp 300 juta.
Sedangkan definisi usaha menengah
Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah menurut Undang-undang No. 20 Tahun
yang telah diuraikan di atas, maka kajian 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
dalam penelitian ini adalah Bagaimana Menengah pasal 1 adalah usaha ekonomi
wajib pajak UMKM di kabupaten Jepara produktif yang berdiri sendiri, yang
menginterpretasikan pajak dan dilakukan oleh orang perorangan atau
implikasinya? badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang
Tinjauan Pustaka dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
Definisi Pajak
langsung maupun tidak langsung dengan
Menurut UU No. 28 Tahun 2007
usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
tentang ketentuan umum dan tata cara
kekayaan bersih atau hasil penjualan
perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang tahunan sebagaimana diatur dalam Undang
pribadi atau badan yang yang bersifat - Undang ini.
memaksa berdasarkan undang-undang, Adapun kriteria dari usaha menengah
dengan tidak mendapatkan imbalan secara adalah sebagai berikut:
langsung dan digunakan untuk keperluan a. memiliki kekayaan bersih lebih dari
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran Rp 500 juta sampai dengan paling
rakyat. banyak Rp10 milyar tidak termasuk
James dalam mendefinisikan pajak tanah dan bangunan tempat usaha;
sebagai “ a ulsory levy made by public atau
authorities for which nothing is received
b. memiliki hasil penjualan tahunan
directly in return”.
lebih dari Rp 2,5 milyar sampai
Definisi UMKM dengan paling banyak Rp 50 milyar.
Menurut Undang-undang No. 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil Kewajiban dan Hak Wajib Pajak Usaha
dan Menengah pasal 1, Usaha Mikro adalah Mikro, Kecil dan Menengah
usaha produktif milik orang perorangan Kewajiban perpajakan merupakan
dan/atau badan usaha perorangan yang kewajiban yang harus dipenuhi oleh Wajib
memenuhi kriteria usaha mikro Pajak dalam hal perpajakannya, baik Wajib
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pajak orang pribadi maupun badan. Setiap
ini. Wajib Pajak mempunyai kewajiban
Adapun kriteria dari usaha kecil perpajakan yang berbeda, karena terdapat
adalah sebagai berikut: kriteria-kriteria tertentu untuk tiap
a. memiliki kekayaan bersih paling golongan Wajib Pajak termasuk untuk
banyak Rp50 juta tidak termasuk Wajib Pajak UMKM. Kewajiban

84 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Siti Aliyah Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM

perpajakan untuk Wajib Pajak UMKM 15. Memberi kuasa kepada orang untuk
adalah sebagai berikut: melaksanakan kewajiban pajaknya.
1. M e n d a f t a r k a n d i r i u n t u k 16. Apabila Wajib Pajak dipotong oleh
mendapatkan Nomor Pokok Wajib pemberi kerja, Wajib Pajak berhak
Pajak (NPWP) meminta bukti pemotongan PPh
2. Menghitung dan membayar sendiri Pasal 21 kepada pemotong pajak,
pajak dengan benar mengajukan surat keberatan dan
3. Mengisi dengan benar SPT dan permohonan pajak.
melaporkannya dalam batas waktu 17. Hak mendapatkan pelayanan
yang telah ditentukan. perpajakan gratis.
4. Menyelenggarakan pembukuan/ 18. Hak kerahasian bagi wajib pajak.
pencatatan 19. Ha k m en d a p at k an i n s en t i f
5. Melakukan pemungutan Pajak perpajakan.
Pertambahan Nilai
6. Sedangkan, hak-hak Wajib Pajak Manfaat Pajak
menurut Mardiasmo (2008) Suparmoko (2000, dalam Pajakkoe
meliputi: 2013) menyebutkan manfaat pajak
7. Mengajukan surat keberatan dan digunakan untuk :
surat banding. 1. manfaat pajak yang pertama adalah
8. Menerima tanda bukti pemasukan membiayai pengeluaran-pengeluaran
SPT negara seperti pengeluaran yang
9. Melakukan pembetulan SPT yang bersifat self liquiditing (contohnya
telah dimasukkan. adalah pengeluaran untuk proyek
10. M e n g a j u k a n permohonan produktif barang ekspor)
penundaan pemasukan SPT. 2. manfaat pajak yang kedua adalah
11. M e n g a j u k a n permohonan membiayai pengeluaran reproduktif
penundaan atau pengangsuran (pengeluaran yang memberikan
pembayaran pajak. keuntungan ekonomis bagi
12. M e n g a j u k a n permohonan masyarakat seperti pengeluaran untuk
perhitungan pajak yang dikenakan pengairan dan pertanian)
dalam surat ketetapan pajak. 3. manfaat pajak yang ketiga adalah
13. Meminta pengembalian kelebihan membiayai pengeluaran yang bersifat
pembayaran pajak. tidak self liquiditing dan tidak
14. M e n g a j u k a n permohonan reproduktif (contohnya adalah
penghapusan dan pengurangan pengeluaran untuk pendirian
sanksi, serta pembetulan surat monumen dan objek rekreasi)
ketetapan pajak yang salah. 4. manfaat pajak yang keempat adalah
membiayai pengeluaran yang tidak

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 85


Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM Siti Aliyah

produktif (contohnya adalah kepentingan publik dan sesuai dengan


pengeluaran untuk membiayai hukum dan peraturan. Namun, tidak semua
pertahanan negara atau perang dan informan UMKM mampu melaksanakan
pengeluaran untuk penghematan di kewajibannya perpajakannya tepat. Selain
masa yang akan datang yaitu itu, mereka berpendapat bahwa kewajiban
pengeluaran untuk anak yatim piatu). perpajakan dan implikasinya cenderung
menempatkan mereka dalam situasi yang
Tinjauan Penelitian Terdahulu rumit karena mereka harus melakukan
Mohamad Rajif, (2011) meneliti banyak hal untuk memenuhi kewajiban
engaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan, mereka mengenai perpajakan.
Dan Ketegasan Sanksi Perpajakan
Kerangka Berpikir
Terhadap Kepatuhan Pajak Pengusaha
Sebagaimana diuraikan di atas,
UKM Di Daerah Cirebon, Metode
diketahui bahwa hermeneutika bahkan
Kuantitatif dengan analisis regresi. Hasil
dapat memberikan gambaran bagi peneliti
dari penelitian ini menunjukkan bahwa
untuk memahami bagaimana subjek
pengusaha UKM di daerah Cirebon
menginterpretasikan suatu hal dan
memiliki pemahaman yang cukup tentang
berperilaku sesuai dengan interpretasi
pajak khususnya peraturan pajak dalam hal
mereka. Hal ini berarti hermeneutika
fungsi pajak, objek pajak, sanksi dalam
sebagai mode analisis jelas dapat
perpajakan dan lain sebagainya. melalui
digunakan untuk sebuah analisis. Analisis
analisis regresi berganda juga terlihat
ini diharapkan mampu menjangkau
pengaruh yang signifikan dari variabel
penjelasan yang mungkin terbatas dalam
pemahaman, kualitas pelayanan, ketegasan
matematika atau statistika, untuk dapat
sanksi, dan variabel yang dominan dalam
memberikan kita hasil yang lebih reflektif
penelitian ini adalah ketegasan sanksi
mengingat adanya dinamika perilaku sosial.
perpajakan.
Gambar 1
Mutiara Mutiah Gita Arasy Harwida
Kerangka Berpikir
Fitri Ahmad Kurniawan (2011) meneliti
interpretasi Pajak Dan Implikasinya
Menurut Perspektif Wajib Pajak Usaha
Mikro, Kecil Dan Menengah (Sebuah Studi
Interpretif). Metode Kualitatif Interpretif
dengan pendekatan fenomenologis. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penafsiran
UMKM informan terhadap perpajakan
hampir terkait dengan zat inti yang sebagai
tanggung jawab, dikeluarkan oleh
pemerintah untuk memperhatikan

86 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Siti Aliyah Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM

Metode Penelitian Peneliti memulai mengorganisasikan


Desain Penelitian semua data atau gambaran menyeluruh
Penelitian ini menggunakan metode tentang fenomena pengalaman yang telah
penelitian kualitatif yaitu penelitian yang dikumpulkan. Membaca data secara
bertujuan untuk membangun suatu keseluruhan dan membuat catatan pinggir
proposisi dan menjelaskan makna di balik mengenai data yang dianggap penting.
realita sosial yang terjadi. Penelitian ini Menemukan dan mengelompokkan
menggunakan pendekatan fenomenologi. makna pernyataan dengan melakukan
Penelitian ini berusaha melihat fenomena horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada
yang sesungguhnya terjadi, memandang awalnya diperlakukan memiliki nilai yang
apa yang dipahami oleh informan tentang sama. Selanjutnya pernyataan yang tidak
pajak dan implikasinya. Penelitian ini relevan dengan topik pertanyaan maupun
adalah berkaitan dengan pemaknaan pernyataan yang bersifat repetitif
terhadap suatu fenomena (interpretatif). dihilangkan sehingga yang tersisa hanya
horizons (arti tekstural dan unsur
Informan
pembentuk atau pembentuk dari
Informan utama yang dipilih dalam
phenomenon yang tidak mengalami
penelitian ini adalah pemilik Usaha Mikro,
penyimpangan).
Kecil dan Menengah (UMKM) di
Pernyataan tersebut kemudian
kabupaten Jepara sebanyak 3 orang.
dikumpulkan ke dalam unit makna lalu
Peneliti memilih pemilik UMKM sebagai
ditulis gambaran tentang bagaimana
informan dengan alasan pemilik merupakan
pengalaman tersebut terjadi. Selanjutnya
orang yang dinilai mengetahui tentang
peneliti mengembangkan uraian secara
segala apa yang berkaitan dengan usahanya
keseluruhan dari fenomena sehingga
khususnya dalam hal ini adalah mengenai
menemukan esensi dari fenomena tersebut.
pajak. Jumlah pemilik UMKM yang dipilih
Kemudian mengembangkan textural
menjadi informan adalah sebanyak 3 wajib
description (mengenai fenomena yang
pajak.
terjadi pada informan) dan structural
Teknik Pengumpulan Data description (yang menjelaskan bagaimana
Pengumpulan informasi dilakukan fenomena itu terjadi). Peneliti kemudian
melalui survey, observasi, wawancara pada memberikan penjelasan secara naratif
informan untuk mendapatkan insight mengenai esensi dari fenomena yang
mendalam dari tiap individu informan. diteliti dan mendapatkan makna
pengalaman informan mengenai fenomena
Teknik Analisis Data tersebut.
Langkah-langkah analisis data pada
pendekatan fenomenologi (Creswell, 2007)
dalam Mutiara Mutiah dkk (2011) , yaitu:

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 87


Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM Siti Aliyah

Hasil Penelitian Dan Pembahasan dilakukan oleh Ekawati dan Radianto


Definisi Pajak dari Perspektif Wajib (2008) dalam Mutiara Mutiah dkk (2011)
Pajak UMKM bahwa wajib pajak UMKM paham terhadap
Sumber pendapatan terbesar negara kewajiban perpajakannya.
yang digunakan untuk pembangunan Sedangkan pernyataan dari informan
adalah pajak. UMKM (Usaha Mikro, Kecil Y adalah sebagai berikut:
dan Menengah) merupakan sektor usaha
mayoritas yang ada di Indonesia. Oleh Menurut informan Y:
karena itu, agar para pengusaha UMKM “Apa ya…. Potongan…. Atau apa
memiliki kemauan dan kesadaran untuk ya… persepsi… sorry saya bukan orang
membayar pajak, maka perlu pemahaman ekonomi jadi gak… jadi artinya apa ya…
terhadap definisi dan substansi dari pajak segala sesuatu yang harus dibayarkan apa
perlu diperhatikan. yang kita melakukan transaksi keuangan
Oleh karena itu, peneliti mencoba apapun bentuknya, jadi itu hanya sebatas
menggali informasi dari beberapa apa ya… satu kewajiban kita atau
pemahaman dari informan yang kewajiban kita karena melakukan transaksi
mempunyai latar belakang pendidikan dan tertentu itu saja. Jadi misalkan ee… bahasa
jenis usaha yang berbeda, sehingga kalo sdi keuangan kita di koperasi itu gini,
pemahaman terhadap definisi dan substansi pembiayan kena potongan sekian, banyak
pajak juga berbeda. Berikut ini definisi orang yang menganggap bahwa itu sebagai
pajak menurut para informan yang telah potongan, banyak pulan yang menganggap
diwawancarai oleh peneliti: itu keno “pajak silihan (pinjaman)”.
Menurut informan X: Karena mayoritas nasabah kita dalam
“Ya.. bahan ini… untuk… ya.. tanda kutip itu kan tidak orang kota semua,
kewajiban dari masyarakat untuk tidak S1 Semua, jadi bahasa yang gado-
membayari keperluan negara.” gado “wah, keno pajek silihan” Ya,,,
Dari pernyataan di atas terlihat bahwa secara umum secara bahasa ndesone yo
informan X memaknai pajak sebagai suatu lho… pajek dianggap suatu kewajiban yang
kewajiban. Hal ini berarti informan harus dibayarkan karena kita melakukan
menyadari bahwa ia mempunyai kewajiban suatu transaksi tertentu. Termasuk beli di
untuk membayar pajak yang pada akhirnya apa… di supermarket,, di toko-toko besar
pajak itu dipergunakan untuk membiayai sudah ada PPN itu kan berarti itu
negara. Definisi yang diungkapkan oleh potongan kan gitu, bukan diskon kalau
informan tersebut sangat mengena diskon tokonya, kalau pajak tambahan
meskipun latar belakang pendidikannya yang harus dibayarkan, tapi jan-jane
hanya SMA, namun ia mampu memahami potongan itu perusahaane sana ya….”
substansi pajak dengan tepat. Hal ini Informan Y di atas meskipun latar
selaras dengan penelitian yang telah belakang pendidikannya bukan dari

88 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Siti Aliyah Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM

ekonomi, namun definisi pajak yang pemahaman mereka akan hak dan
diungkapkan sudah cukup mengena. Pajak kewajiban perpajakannya.
didefinisikan sebagai “kewajiban”, berarti Menurut informan X:
informan sudah menyadari dan memahami “ eee…. kalau kewajibannya ya
kewajibannya kepada negara, yakni dengan menaati aturan pajak yang berlaku mbak…
membayar pajak. terus bayar pajaknya tepat waktu, laporane
Berbeda dengan pernyataan informan juga tepat waktu. Kemudian kalau haknya
Z yang meskipun latar belakang ya…. Mendapat pelayanan yang baik, itu
pendidikannya adalah strata dua, namun aja sih mbak…”
bukan dari bidang ilmu ekonomi. Dari pernyataan informan di atas,
Menurut informan Z: secara sederhana informan telah
“Pajak itu adalah e.. potongan hasil mengetahui kewajibannya sebagai wajib
usaha yang oleh pengusaha diberikan pajak, bahwa ia harus menaati aturan
kepada negara.” perpajakan yang berlaku, meskipun ia tidak
Dari pernyataan informan Z di atas, mampu menjelaskan secara luas dan rinci
informan Z sudah cukup bisa memahami namun hal ini sudah cukup menyeluruh.
definisi pajak. Informan Z menganggap Karena dapat diartikan bahwa, jika
bahwa hasil dari usahanya ada sebagian informan tersebut telah menaati semua
yang harus dipotong untuk diberikan aturan perpajakan yang berlaku berati ia
kepada negara, hal ini selaras dengan sudah menjalankan semua kewajibannya
definisi pajak menurut UU No. 28 tahun sebagai wajib pajak. Sedangkan kaitannya
2007 tentang ketentuan umum dan tata cara dengan hak sebagai wajib pajak, informan
perpajakan pasal 1 ayat 1, yakni pajak X mengartikan dengan sangat sederhana,
adalah kontribusi wajib kepada negara yang bahwa yang dibutuhkan adalah pelayanan
terutang oleh pribadi atau badan yang yang baik. Hal ini selaras dengan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang- diuraikan mardiasmo (2008:54) dalam
undang, dengan tidak mendapat imbalan bukunya bahwa salah satu hak wajib pajak
secara langsung dan digunakan untuk adalah hak mendapatkan pelayanan pajak
keperluan negara untuk sebesar-besarnya gratis. Berarti pelayanan yang gratis tanpa
kemakmuran rakyat. dipungut biaya ini merupakan pelayanan
yang baik, yang diinginkan oleh pengguna
Hak dan Kewajiban Wajib Pajak jasa, sebagaiman yang diinginkan oleh
UMKM informan X tersebut.
Setiap wajib pajak memiliki hak dan Menurut informan Y:
kewajiban yang berkaitan dengan “Kalau kewajibannya sih tetap kita
perpajakannya. Dalam penelitian ini, digali bayar pajak, kalau persoalan haknya kita
beberapa informasi yang diperoleh dari belum… belum sampai ke situ. Karena
para informan mengenai pengetahuan dan memang lagi-lagi saya persoalan eee…..

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 89


Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM Siti Aliyah

jasa keuangan kita, kantor kita, sebenarnya wajib pajak UMKM.


hanya untuk mengikuti aturan pun kita Menurut informan Z:
sudah repot sebenarnya. Apalagi kalau lagi “Masalah hak dan kewajiban, kalau
ditambahi harus menuntut hak saya kayak kewajiban pasti kita setiap tahun dan
gini, harus mengurusi hak ini, bahasa setiap bulan selalu laporan ke kantor
dekan saya Pak Imron, urusan perkoco- pajak, kalau ndak, mesti kena denda. Tapi
perkoco biar perkoco saja yang ngurusi. untuk haknya kita ndak pernah tahu dan
Yang penting sudah menjalankan sangat.. apa… sangat kurang kita
kewajiban. Persoalan hak, kalau dikasih mengetahui apa yang menjadi haknya
Alhamdulillah kalau ndak dikasih seng entah itu restitusi atau sejenisnya justru
dosa sopo… terserah seng penting malah kantor pajak akan mengaudit lebih
persoalan hak itu kan sesuatu yang bisa jauh tentang eee.. administrasi mengenai
kita terima… sebab akibat sesuatu, kita perusahaan kita, bahkan tidak sedikit
menerima sesuatu, yang penting saya teman-teman kita yang menuntut restitusi
sudah menjalankan kewajiban saya. tapi malah harus bayar pajak lebih banyak
Persoalan saya dibohongi dapat hak atau lagi, itu menjadi menakutkan bagi kita para
tidak, itu persoalan bukan urusan kita, pengusaha.”
karena secara finansial kita belum rugi, Dari pernyataan di atas, informan Z
sebenarnya lebih menguntungkan gitu tahu akan kewajibannya sebagai wajib
kan… “ pajak, yakni melaporkan pajaknya ke
Pernyataan informan Y di atas kantor pajak. Hal ini selaras dengan
memberikan gambaran bahwa informan kewajiban wajib pajak yang diungkapkan
tersebut memahami kewajibannya adalah oleh Mardiasmo (2008) bahwa salah satu
menaati aturan yang berlaku sebagaimana kewajiban bagi wajib pajak adalah
yang diungkapkan oleh informan X. Jadi, mengisib SPT dengan benar dan
cukup dengan menjalankan aturan berarti melaporkannya dalam batas waktu yang
kewajibannya sebagai wajib pajak sudah telah ditentukan. Sedangkan untuk haknya
terpenuhi. Begitu pula dengan hak yang sebagai wajib pajak, informan tidak terlalu
harus didapatkan sebagai wajib pajak, peduli, namun ia menyebutkan kaitannya
informan Y ini tidak menuntut hak yang dengan “restitusi” berarti informan tahu
semestinya diperolehnya. Namun ia bahwa ketika ada kelebihan pembayaran
mengungkapkan adanya hubungan sebab pajak, wajib pajak berhak meminta
akibat, hal ini berarti bahwa ketika p e n ge m b a l i a n , n a m u n i n f o r m a n
informan Y ini telah menjalankan menyatakan ketika wajib pajak menuntut
kewajibannya dengan baik, maka haknya jusrtru akan menambah ketakutan
semestinya yang ia dapatkan juga baik. bagi wajib pajak. Hal ini tentu harus
Secara implisit ia sudah mampu memahami disikapi oleh kantor pelayanan pajak,
apa yang menjadi kewajiban dan hak bagi dimana ketika wajib pajak meminta haknya

90 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Siti Aliyah Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM

seharusnyadilayani dengan baik. Begitu untuk membayar pajak adalah ingin


pula,jika wajib pajak merasa benar dan membantu sesama (internalization).
yakin dengan perhitungannya maka tidak Sehingga ketika dana pajak tersebut tidak
perlu takut untuk diperiksa lagi ketika tersalurkan kepada yang berhak menerima
meminta haknya. tetapi malah dikorupsi, informan X tidak
merelakannya.
Motif yang Mendorong Wajib Pajak Menurut informan Y:
UMKM untuk Membayar Pajak “Oke… jadi secara personal gini
Menurut pendapat ahli psikologi mbak, jadi apa ya… kalo dari masalah
sosial Herber Kelma dalam Ringkas.net kenapa harus bayar pajak jelas itu aturan,
(2013), motif orang membayar pajak itu karena ada undang-undang itu ada
ada tiga; (1) Compliance, yang mana orang pasalnya kemudian kita punya eee… karna
membayar pajak dikarenakan takut kita sudah terdaftar ijin usaha, wajib
dihukum bila menyembunyikan atau tidak hukumnya untuk melakukan pembayaran
membayar pajak, (2) Identification, pada pajak karena ada undang-undangnya.”
motif ini orang membayar pajak Dari pernyataan di atas, informan Y
disebabkan oleh rasa senang dan rasa membayar pajak adalah dikarenakan ada
hormat kepada petugas pemerintah, (3) aturan. Jadi dapat dikatakan bahwa motif
Internalization, pada tingkatan ini orang informan Y utnk membayar pajak adalah
membayar pajak didasari oleh kesadaran karena semata-mata ingin menaati aturan
dan kepedulian bahwa pajak itu memang (compliance).
berguna untuk dirinya dan orang banyak Menurut informan Z:
(masyarakat luas). “Ya,, karena peraturan saja, ya kalau
Menurut Informan X: seandainya tidak ada aturanpun kita juga
“Ya… kalau tujuane baik ya ndak membayar pajak dengan cara lain yaitu
apa-apa, lha tujuan kita kan untuk yang zakat. Jadi kalau karena negara
belum terjangkau, contohnya rakyat-rakyat mewajibkan harus mbayar pajak ya kita
miskin. Pajak itukan gunanya buat negara rutin membayar pajak ya karena itu bagi
sama orang-orangnya lha kalau dikorupsi kita tidak termasuk zakat. Ya karena bukan
ya ndak ikhlas.” berarti tidak jelas tapi karena tidak
Pernyataan di atas menjelaskan dijelaskan sehingga kita tidak mengerti
bahwa informan X membayar pajak adalah untuk apa uang pajak yang kita berikan itu.
karena bertujuan untuk membantu Seperti yang saya katakan karena
masyarakat yang masih di bawah garis pemerintah mau memberitahukan kepada
kemiskinan. Informan paham bahwa kami sebagai pembayar pajak mungkin
penerimaan pajak itu disetorkan ke kas akan beda ceritanya kalau seandainya kita
negara yang kemudian dikembalikan lagi didatangi oleh petugas pajak atau kita
kepada rakyat. Berarti motif informan X menyampaikan apa adanya tentang kondisi

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 91


Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM Siti Aliyah

usaha kita seperti di negara-negara maju maupun teknisnya. Munculnya peraturan


seperti itu. Kita lihat di Jepang, dan baru ini akan menimbulkan berbagai
Singapura pun begitu, jadi mereka persepsi dari wajib pajak, terutama wajib
membayar pajak merupakan suatu hal yang pajak UMKM. Sejak rencana
wajib karena dia ngerti manfaatnya untuk pemberlakuan peraturan ini sudah banyak
apa, tapi kan kita kan ndak tahu memperoleh penolakan, khususnya dari
manfaatnya untuk apa bahkan tadi saya sektor UMKM, karena dianggap cukup
katakan kalau orang ada merestitusi pajak memberatkan.
itu malah justru diaudit legih jauh. Tapi Berikut ini persepsi dari masing-
bisa dipastikan kena pajak lebih tinggi dari masing informan yang telah diwawancarai
yang sekarang ini.” oleh peneliti mengenai perubahan peraturan
Pernyataan di atas menjelaskan perpajakan ini:
bahwa informan Z membayar pajak Menurut informan X:
disebabkan dua motif: yaitu motif mentaati “Ya… baru kali ini, baru masuk ini.
peraturan (Compliance) dan motif untuk Itu kan satu persen itu kan dari Indom*r*t.
membantu sesama (internalization). Hal ini kalau Indom*r*t itu kan kali ini baru ngerti
ditegaskan dengan kata-kata “kalau tidak mbayare, ya baru tahun ini, soale kan
ada pajak pun, kita akan membayar pajak peraturan itu baru. Saya tahu ya dari
dengan cara lain, yaitu zakat”, berarti indom*r*tnya. Jadi, dibebanke ke
informan benar-benar peka terhadap frenchisementnya.”
lingkungan sosialnya. Informan X mengetahui tarif pajak
terbaru ini adalah informasi yang berasal
Pengetahuan dan Pemahaman Wajib dari mitra kerjanya yang merupakan
Pajak UMKM Terhadap Peraturan frenchise mini market. Namun sangat
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 disayangkan bahwa pembebanan pajak ini
Munculnya peraturan terbaru ternyata sepenuhnya dibebankan kepada
mengenai perpajakan, pemerintah telah informan tersebut selaku frenchisementnya.
menetapkan tarif pajak penghasilan final Menurut informan Y:
sebesar satu persen dari peredaran bruto “Wes diundang tapi ngak berangkat,
(omzet) bagi pengusaha Mikro, Kecil dan waktu itu sosialisasinya kita diundang tapi
Menengah untuk pendapatan yang tidak kita tidak berangkat karena memang
melebihi 4.8 miliar dalam setahun. lembaga keuangan kita e…
Penetapan tarif ini disahkan melalui PP No. menitikberatkan pada front line-nya. Isi-isi
46 tahun 2013 yang sudah diberlakukan per PP-nya kita tidak tahu, tidak paham
1 Juli 2013. Namun, seiring dengan kaitannya dengan isi PP-nya, yang kita
diberlakukannya peraturan ini, masih paham itu kaitannya dengan undangan itu
banyak pelaku UMKM yang belum mampu perihalnya tentang sosialisasi PP gitu kan.
memahami peraturan baik substansialnya Persoalannya itu memang itu penting

92 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Siti Aliyah Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM

sekarang media sudah sangat luar biasa adanya keterbatasan sehingga informasi
canggih, internet dan lain sebagainya. yang seharusnya diketahui oleh wajib pajak
Kebutuhan itu ada karena didesak tidak tersampaikan.
sebenarnya gitu kan. Jujur ini, kebutuhan- Menurut informan Z:
kebutuhan kita diadakan karena terdesak, “Aturan pajak yang mana??? Kita
jelas gitu kan. Kita sudah pernah, jadi tidak pernah tahu tentang aturan terbaru
pertama itu dulu kita eee….. permohonan karena terakhir kita bayar pajak itu pada
wajib pajak pertama, ternyata yang maret 2013 yang lalu. Dan tidak ada
melakukan permohonan itu tidak pernah pemberitahuan lebih lanjut tentang aturan-
baca secara total karena di situ ketika aturan pajak yang terbaru… kalau toh
sudah dapat surat pemberitahuan pajak mungkin ada …ya barang kali… tapi belum
berarti jadi sudah ada namanya kewajiban- menyeluruh… UMKM. Ya.. itulah
kewajiban pasalnya sekian-sekian. Nah kelemahan negara ini ketika pemerintah
menurut sekian-sekian itu ternyata ada sudah mengundangkan suatu peraturan
kewajiban lain kaitannya dengan pasal 25 dianggap seluruh masyarakat Indonesia
yakni pajak bulanan sama pasal… pasal tahu, padahal negara Indonesia tidak
berapa ya itu… 29 kaitannya penghasilan seperti Jepang, tidak juga seperti
ya… PPh itu, Nah,,, gara-gara didesak itu Singapura yang mereka sangat intens atau
didenda sampai 1 juta. Akhirnya kita baru sangat peduli dengan aturan-aturan
tahu ada kewajiban itu. Makanya… pemerintah. Nah, kita ini negara Indonesia
Kalaupun itu PPnya juga penting, nanti ini orang sangat tidak banyak tahu tentang
akan cari lagi, kita tinggal nunggu, nunggu aturan-aturan itu apalagi dianggap oleh
April ini. Kira-kira ada laporan denda lagi para pengusaha kecil seperti saya ini
apa ndak gitu, karena 2013 saya sudah peraturan pajak justru akan memberatkan
didenda, kemudian saya juga kita, kita hanya care ketika ada peraturan-
mengantisipasi untuk mengikuti aturan, peraturan yang berpihak pada kita secara
kalau masih didenda lagi persoalannya langsung menguntungkan tapi kalau
apa, saya sudah dua kali perang sama pemerintah menganggap bahwa undang-
orang pajak itu, tukaran mbek pajek gara- undang yang sudah diundangkan oleh
gara denda.” pemerintah dianggap masyarakat tahu,
Dari pernyataan di atas, informan Y ya… ini yang pemerintah yang tidak tahu
belum memahami isi dari PP 46 ini, karena masyarakatnya sendiri.”
tidak hadir saat diadakan sosialisasi. Informan Z ini justru tidak tahu sama
Namun ketidaktahuan ini sebenarnya sekali tentang peraturan baru tersebut. Hal
sepenuhnya bukan kesalahan dari KPP ini sungguh ironis sekali, ketika peraturan
bukan pula kesalahan wajib pajak. Karena sudah diberlakukan tetapi masih ada
DJP sudah berusaha mensosialisasikan sasaran yang seharusnya paham terhadap
peraturan baru tersebut, namun karena peraturan tersebut justru belum tersentuh

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 93


Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM Siti Aliyah

sedikitpun. Hal ini perlu menjadi perhatian PP 46 tahun 2013 ini, perjanjian mereka
pemerintah, khususnya dirjen pajak untuk (informan selaku frenchisee dengan
dapat memberikan pelayanan sampai frenchisornya) laba bersih dibagi sebelum
menyeluruh sehingga tidak ada wajib pajak membayar pajak, dan pajak itu dibebankan
yang mengeluh bahwa ia belum kepada frenchisee yang dalam hal ini
mengetahui akan adanya perubahan adalah informan X. Sehingga dengan
peraturan tersebut. perubahan aturan perpajakan ini dirasa
Substansi dari peraturan pemerintah cukup berat bagi informan tersebut, karena
nomor 46 tahun 2013 ini ternyata belum harus menanggung pajak, dimana
diketahui dan dipahami oleh sebagian wajib pemotongan pajak tersebut bukan dari laba
pajak, namun setelah dijelaskan oleh bersih melainkan dari satu persen dari
peneliti sedikit gambaran isi dari peraturan omset penjualannya.
tersebut, para informan mendapatkan Sedangkan informan Y yang
sekilas informasi sebagai gambaran, merupakan manajer koperasi jasa
sehingga mereka mampu member keuangan, informan tersebut bingung
tanggapan dengan adanya peraturan ketika mengartikan omset (peredaran)
tersebut. Berikut itni tanggapan dari para bruto, Jika di perusahaan dagang yang
informan: dinamakan omset itu jelas penjualannya,
Menurut Informan X: namun untuk usaha yang sifatnya jasa
“Adanya tarif PPh final satu persen keuangan informan ini masih butuh
Itu kalau menurut saya memberatke penjelasan. Berikut ini tanggapan dari
soalnya ini apa ya.. bathinya (labanya- informan Y:
red) dari penjualan itu udah minim, terus Menurut Informan Y:
ditambahin bayar pajak ditambahi 1% itu “Nah,,, makanya perlu diperjelas,
ya jadi pengeluaran malah tambah banyak persoalannya kan itu, kalau di desa, karena
lagi, penghasilan income nya jadi sedikit. jasa itu kan perputaran uang, nah… lagi-
Apalagi kalau frenchise-frenchise kayak lagi nominal lebih jelas, cuman
gitu dibebankannya ke frenchisementnya, persoalannya gini. Jadi persoalannya lagi-
nggak dari pihak frenchiseenya.” lagi saya kembalikan ke PP 46 itu. Kita
Pernyataan di atas memberikan juga harus … harus…. Untuk… kalau
gambaran bahwa informan X merasa hanya baca undang-undangnya saja, PP-
keberatan dengan adanya tarif pajak nya saja secara tekstual masih perlu…
penghasilan final 1% ini, dengan masih perlu penjelasan. Masih perlu
pertimbangan satu persen tersebut diambil penjelasan dari tim ahli sebenarnya.”
dari omset penjualannya, padahal usaha “Jelas, kaitannya dengan persoalan
yang dijalankan oleh informan X ini, laba SHU, jelas itu menjadi beban….
sistemnya adalah frenchise, pada saat Beban yang tidak ter…. Apa ya…
peraturan perpajakan belum diubah dalam terprediksi iya kan. Jadi setelah kita sudah

94 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Siti Aliyah Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM

memprediksi demikian ternyata ada PP kesulitan atau apa namanya penderitaan


kayak gini yang tiap bulannya dalam tanda UMKM ini. Kenapa demikian karena
kutip katanya harus dibayarkan diprediksi selama ini pemerintah tidak pernah
yang kita sudah buat mungkin bisa saja membantu kita membantu kami bagaimana
meleset kurang ini yang kemudian satu untuk dapat apa lebih survive atau lebih
beban moral, beban finansial jelas beban dapat meningkatkan penghasilan yang oleh
fikiran dan lain sebagainya, kita terbebani para UMKM ini saat ini justru lebih
semua itu.” bagaimana UMKM ini membutuhkan
Pernyataan informan Y di atas pendampingan pemerintah supaya
menjelaskan bahwa adanya tarif PPh final usahanya itu lebih mapan. Tapi kalau ini
satu persen dari omset ini cukup harus diberlakukan 1% dari omset, maka
memberikan kebingungan bagi wajib pajak, pajak itu lebih besar dari pada pajak-pajak
terutama bagi perusahaan jasa keuangan. tahun tahun sebelumnya kalau ini terjadi
Sehingga perlu penjelasan yang lebih rinci bahawa saya katakan pemerintah tidak
subtansi dari isi peraturan perpajakan tahu kesulitan masyarakatnya.”
tersebut supaya tidak menimbulkan Dari pernyataan di atas, terlihat
ambiguitas yang dapat berpengaruh bahwa informan Z merasakan hal berat
terhadap tingkat pemahaman wajib pajak ketika usahanya dihadapkan dengan
terhadap subatansi pajak itu sendiri. Karena peraturan perpajakan ini. Informan
menurut hasil penelitian Muliari & menjelaskan bahwa adanya tarif pajak satu
Setiawan (2011) menunjukkan kepatuhan persen dari omset ini justru akan
pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi menambah beban bagi wajib pajak
dipengaruhi oleh persepsi Wajib Pajak UMKM, karena pengusaha UMKM ini
tentang sanksi perpajakan dan kesadaran harus bekerja keras untuk dapat bertahan di
Wajib Pajak. tengah persaingan namun adanya
Menurut informan Z: perubahan tarif ini setelah dihitung, pajak
“Ya.. ini sungguh mengejutkan… yang dibayarkan menjadi lebih besar.
kita.. sebagai pengusaha kecil apalagi Adanya PP 46 tahun 2013 tentang
UMKM usaha mikro kecil dan menengah Pajak Penghasilan atas penghasilan dari
ini yang berkaitan dengan apa untuk usaha yang diterima atau diperoleh wajib
menghidupi usahanya sendiri aja sudah pajak yang memiliki peredaran bruto
cukup berat kemudian kalau ada aturan tertentu ini sedikit meringankan
seperti ini yang tadi saya katakan sudah administrasi pembukuan dari wajib pajak,
diundangkan oleh negara kemudian karena dasar pengenaan pajak dari PPh
terpaksa kita harus tahu dan harus final ini adalah omset penjualan tanpa
membayar pajak satu persen dari total dikuran gk an d en gan bia ya-bia ya
omset kita maka ini pemerintah berarti operasional dan lain sebagainya. Sehingga
tidak ngerti bagaimana seberapa sih jika wajib pajak hanya melakukan

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 95


Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM Siti Aliyah

pencatatan yang sederhana sudah bias Informan Y memandang bahwa


dihitung pajaknya. Namun hal ini ironis membuat laporan keuangan sebagai hal
sekali dengan Undang-undang Nomor 8 yang sangat penting, karena dana yang ia
tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan, kelola bukan milik pribadi, melainkan
dimana suatu badan usaha diharuskan milik para anggota yang harus
untuk melakukan pembukuan. Berikut ini dipertanggungjawabkan.
tanggapan dari para informan terhadap hal Menurut Informan Z:
tersebut: “Ya… saya rasa masih sangat perlu,
Menurut informan X: karena adanya pembukuan itu diperlukan
“Ya… itu kan jatuhnya lebih banyak. untuk mengontrol penerimaan dan
Ya tetap harus buat, karena undang- pengeluaran-pengeluaran kita.”
undang CV itu kan harus membuat Dari pernyataan di atas, informan Z
pembukuan.” memandang laporan keuangan itu
Informan X faham bahwa meskipun sebenarnya bukan hanya untuk perpajakan
dasar perhitungan pajak adalah peredaran saja, namun lebih mengarah kepada
bruto, namun informan menyadari bahwa ia “controlling”. Karena dengan adanya
masih tetap harus membuat pembukuan laporan keuangan tersebut diajadikan dasar
karena merupakan hal itu kewajiban suatu untuk mengendalikan pendapatan diterima
perusahaan sebagaimana tercantum dalam dan biaya yang dikeluarkan dalam
Undang-undang Nomor 8 tahun 1997 operasional perusahaan tersebut selama
tentang Dokumen Perusahaan. periode tertentu.
Menurut informan Y:
“Tetep… tetep dilakukan. Jelas, kita Implikasi Pajak
gini… kalau tertib … jelas tertib keuangan Adanya kewajiban membayar pajak
harus… tertib administrasi wajib… gitu di Indonesia, pasti akan memberikan
kan… SDM juga penting, dan lain dampak atau implikasi bagi semua pihak.
sebagainya. Itu jadi satu jenis keniscayaan Implikasi yang timbul bias berupa
sebenarnya, kalau ngomong persoalan implikasi positif ataupun implikasi negatif.
administrasi, laporan dan sebagainya Berikut ini tanggapan dari para
wajib. Karena selisih satu rupiah pun, itu informan mengenai dampak atau implikasi
risiko. Karena itu dana, bukan dana yang ditimbulkan dari adanya kewajiban
personal. Kecuali itu uang saya semuanya. membayar pajak.
Mau sepuluh juta kehilangan itu saya ndak Menurut informan X:
masalah gitu kan, karena ini dana umat, “Eeee. Dampak posifnya ya
dana masyarakat, ini yang kemudian harus masyarakat miskin bisa dibantu. Kalau
dipertanggungjawabkan tidak hanya di sini dampak negatifnya ya itu tadi
tidak hanya di pajak, tidak hanya di dunia, memberatkan pengusaha, apalagi kalau
kan gitu sih, bahasanya kayak gitu.” dikorupsi. Susah-susah muter uang malah

96 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Siti Aliyah Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM

dikorupsi.” usah bayar pajak kalau tidak berguna. Ini


Pernyataan dari informan X mungkin satu alasan masyarakat yang
menjelaskan bahwa adanya pembayaran kemudian yang digunakan mereka untuk
pajak dapat membantu pembangunan kenapa tidak bisa laporan kenapa tidak
Negara, terutama dalam hal ini adalah bayar pajak mungkin itu. Jadi jelas,
untuk membantu dan meningkatkan taraf pendidikan masih kayak gini, masih mahal,
hidup masyarakat miskin. Namun jika katanya ada sekolah gratis ketika ada
ternyata pengelolaan pajak tersebut nyaleg tok gitu kan terus kemudian ada
disalahgunakan justru menimbulkan apa… BPJS kesehatan pun itu pun apa
ketidakrelaan terhadap uang yang masih bayar untuk orang miskin dan
dibayarkan untuk membayar pajak karena sebagainya. Jadi kan percuma, pajak itu
tidak disalurkan secara tepat. dilarikan kemana dilihat masyarakatnya
Menurut informan Y: jadi kalau masyarakatnya masih sengsara
“Pengelolaan pajak dampaknya ke kayak gini berarti belum 100% berguna,
masyarakat itu kembali lagi ke tadi mbak, belum maksimal, belum optimal ya, belum
jadi karena laporan pajak itu hanya kelihatan dampaknya belum kelihatan. Tapi
pemerintah daerah yang dikasih, bukan, kalau untuk memewahkan infrastruktur
bukan perseorangan ya kan… pemerintah mungkin kita sudah melihat, jalan sudah
daerahpun tidak memberikan soslusi kayak gitu mewah, ada lampunya,
yang… saya dulu pernah dapat berita itu walaupun sekarang sudah berlubang lagi,
kan di koran, dulu ada laporan perpajakan, itu kan proyek bagian dari proyek. Itu
di media televisi pun 2013 pembayar pajak mungkin bisa kelihatan, tapi kalau di
terbesar itu kalau ndak salah sidomuncul masyarakatnya mungkin belum.”
kan, nah, larinya kemana pajak-pajak itu… Dari pernyataan di atas, informan Y
gitu kan… jadi kalau dampaknya ke belum melihat dan merasakan secara
masyarakat kalau memang tidak ada langsung dampak yang ditimbulkan dari
laporan yang jelas dari perpajakan kita pembayaran pajak. Penyaluran pajak dirasa
tidak tahu pasti persoalan sebenarnya belum optimal, karena pelayanan-
pajak tiu berguna nggak sih bagi pelayanan kepada masyarakat masih mahal.
masyarakat, kalau berguna untuk Gayus- Namun secara tidak langsung menurut
nya iya, jelas… dipenjara berapapun dia informan Y, pajak berdampak terhadap
masih untung, gitu sih. cuman kan semoga pembangunan infrastruktur. Berarti
tidak ada Gayus-Gayus selanjutnya gitu sebenarnya informan Y ini sudah cukup
sih. Masalahnya cuman itu, jadi kalau paham dengan dampak positif yang
memang ada laporan yang jelas, kita nanti ditimbulkan dari pajak, namun ia belum
akan tahu oh ternyata pajak itu berguna. merasa puas dengan hal itu, sehingga
Kalau memang tidak berguna ya tolonglah, p e m e ri n t a h p e r l u m e n i n g k at k a n
jangan ada korupsi-korupsi pajak. Ndak pengelolaan pajak supaya implikasi yang

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 97


Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM Siti Aliyah

ditimbulkan kepada masyarakat dapat perusahaan yang dibantu oleh pemerintah


dirasakan secara menyeluruh, baik untuk bangkit itu justru direkomendasikan
pembangunan secara material maupun ke bank kalau minjam ke bank bunganya
spiritual. satu persen, kalau di kita ini berapa
Menurut informan Z: persen, 13-16%. Pemerintah tidak pernah
“Ya, dampak positifnya saya yakin tahu tidak mau tahu bagaimana kondisi
banya karena berita-berita di media perusahaan-perusahaan yang ada di
menyebutkan bahwa pendapatan pajak Indonesia ini terutama seperti kami UMKM
Indonesia tahun 2013 ada triliyun, itu kan ini bagaimana supaya mengangkat UMKM
luar biasa besar kemudian itu digunakan itu bisa bangkit seperti perusahaan-
untuk kemudian itu digunakan untuk perusahaan yang tadi saya sebutkan di
APBN, APBD dan sebagainya, cuman kita Jepang tadi.”
tidak ngerti yang sebenarnya apakah apa “Ya… dampak negatifnya seperti
yang kita bayarkan, apa yang kita apa yang saya sebutkan tadi pendapatan kita
namanya bayar pajak itu dipakai untuk itu jadi berkurang dan kita tidak akan pernah
semua atau bagaimana kita ndak tau apa- mendapatkan apapun dari kantor pajak
apa tapi yang jelas kalau seandainya di untuk bimbingan, bimbingan usaha atau
negara-negara maju bahwa orang mbayar apapun bentuknya tidak pernah
pajak itu adalah karena ada imbal baliknya mendapatkan itu, yang tahu ya yang hanya
dari pemerintah kepada pembayar pajak kita tahu mbayar dan mbayar. Dan pajak
tersebut. Suatu contoh begini, e.. di negara ndak mau tahu pokoknya kalau tidak
maju itu di Jepang, saya sebut Jepang itu mbayar kena denda. Tetapi tidak pernah
kalau ada perusahaan yang e.. tidak bisa tersentuh sedikitpun bagaimana kami yang
membayar pajak karena perusahaannya berusaha ini bagaimana supaya
collapse maka pemerintah turun tangan pemerintah memberikan apa namanya
bagaiman perusahaan itu jangan sampai bimbingan supaya usaha yang kami
collapse, sehingga e.. pemerintah betul- lakukan ini tambah maju dan tambah
betul memperhatikan bagaimana kondisi maju”
usaha-usaha ataupun perusahaan Dari pernyataan di atas, informan Z
masyarakatnya sehingga masyarakat menginginkan pajak itu ada imlab baliknya
membayar pajak pun tidak eman karena terhadap para pembayar pajak, sehingga
ketika usahanya itu sudah mulai menurun, ketika ada orang membayar pajak itu tidak
bahkan collapse sikap pemerintah bisa merasa keberatan untuk mengeluarkannya
membantu bagaimana supaya perusahaan karena ketika ia butuh bantuan akan
ini jadi apa namanya, jadi .. lebih bisa dilayani dengan baik. Dalam hal ini,
bangkit lagi, dinegara maju di Jepang informan menganggap bahwa membayar
seperti itu. Dan itu bahkan pemerintah pajak diibaratkan seperti membayar
merekomendasikan kepada bank-bank asuransi, jadi ketika usahanya bangkrut, ia

98 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Siti Aliyah Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM

dapat mengklaim untuk mendapatkan kepatuhan dalam membayar pajak, karena


bantuan supaya perusahaan bisa bangkit menurut Mohammad Rajif (2011) kualitas
lagi seperti sedia kala. pelayanan kantor pajak berpengaruh positif
Pernyataan ketiga informan di atas dalam meningkatkan kepatuhhan dan
memberikan gambaran bahwa pajak yang kesadaran masyarakat untuk membayar
ada di Indonesia cenderung berdampak pajak.
negatif. Karena dalam pengelolaannya Berikut ini tanggapan dari para
masih banyak kasus-kasus penggelapan informan terhadap pelayanan Kantor
pajak, misalnya kasus Gayus, sehingga Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jepara.:
masyarakat beranggapan bahwa pajak Menurut informan X:
hanyalah digunakan untuk membiayaia “Untuk masalah pajak, saya
para koruptor. Para informan di atas serahkan ke konsultan, semuanya yang
sebenarnya ingin mendapatkan imbal balik ngurus konsultan saya.”
yang secara langsung berdampak pada diri Menurut Informan Y:
mereka masing-masing. Jika ditelaah, “Eee… gini, kalau kita sudah… kalau
sebenarnya manfaat pajak dapat dirasakan sudah pernah marah-marah kan sudah
oleh semua lini masyarakat. Adanya kenal gitu kan, kenal apa konsultannya
pembangunan jembatan, jalan, rumah sakit, bagian yang konsultan, jadi kalau kita
stasiun, bandara, terminal dan fasilitas- ngomong persoalan konsultasi pajak kita
fasilitas umum lainn ya yang sudah enak. Dapat pelayanan yang baik,
pembangunannya bersumber dari pajak Cuma kalau masalah pembayaran, kalau
merupakan implikasi positif dari pajak. laporan saya, pembayaran hanya
Namun karena adanya bebrapa kasus membayar saja tinggal orang lain gitu kan,
penggelapan pajak, korupsi dan sementara belum ada komplain. Jadi
penyelewengan keuangan Negara inilah sementara sudah bagus, walaupun… jadi
yang memunculkan paradigma negatif di kalau membayar pajak kan sebenarnya kan
masyarakat sebagai bentuk kekecewaan kaitannya dengan persoalan waktu
terhadap pengelola pajak sehingga hal ini sebenarnya jadi kita datang di sana jam
mempengaruhi terhadap kesadaran delapan kemudian pelayannya ternyata
masyarakat untuk membayar pajak. harus ngetik-ngetik dan lain sebagainya itu
Suatu pekerjaan berat bagi para fiskus akan memakan waktu yang cukup lama.
dan petugas pajak untuk dapat Makanya kemudian saya suruh orang lain
mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk membayar pajak karena memang
terhadap pengelolaan perpajakan di waktunya ka juga lama. Walaupun
Indonesia. Selain hal tersebut, kantor orangnya sedikit tapi layanannya tetap
pelayanan pajak harus mampu memberikan lama. Tapi kalau persoalan bagaimana
pelayanan yang prima terhadap wajib pajak kemudian layanannya sementara masih
supaya dapat meningkatkan kesadaran dan bagus, masih ada senyum. Iya kalau saya

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 99


Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM Siti Aliyah

lihat di awal senyum dulu, dari kode etik sasaran.”


ee… profesionalisme kerja itu kan 3S itu Dari pernyataan informan X di atas,
kan… senyum, salam sapa kalau bisa T jelas bahwa pajak yang dikelola oleh
juga, jadi traktir… kan gitu…” Negara diharapkan dapat disampaikan dan
Menurut Informan Z: disalurkan tepat sasaran supaya dapat
“Selama ini mereka sih oke-oke aja, digunakan dengan sebaik-baiknya untuk
hanya laporan-laporan yang bersifat kemakmuran rakyat,
sederhana lah karena kita UMKM dan Informan Y:
apalagi aset yang kita punya kecil sehingga “Kalau kita tidak tahu, mbok iyao
apa namanya neraca yang kita gunakan dikasih tau. Harapannya itu, gitu kan…
pun neraca yang sederhana saja tidak ada sosliasisasi secara personal, entah itu
terlalu rumit sehingga e.. mereka juga dalam bentuk pelatihan, entah itu
memberitahukan kepada kami bagaimana bimbingan personal atau apa, ya kan,
cara membuat laporan pajak yang benar.” jangan sampai memakai asas ketika sudah
Pernyataan informan X menjelaskan disosialisasikan berarti semua masyarakat
bahwa ia tidak dapat memberikan penilaian tahu. Karena satu asas hukum itu kayak
terhadap pelayanan kantor pajak karena ia gitu, jadi undang-undang ketika disahkan
tidak pernah berhubungan langsung dengan berarti semua orang sudah tahu. Sama
kantor pajak. Sedangkan pernyatan dengan pajak, jangan sampai ada model
informan Y dan informan Z menjelaskan kayak gitu, undang-undang disahkan,
bahwa pelayanan petugas di kantor pajak disosialisasikan sampai ke lini paling kecil.
sudah cukup baik, sudah cukup mampu Jadi Kalaupun lini paling kecil ini masih
memberikan pembimbingan bagi para belum tahu kita coba sampai seintensif
wajib pajak, terutama dalam hal pembuatan mungkin. Kemudian tidak ada lagi yang
laporan keuangan. namanya salah faham, salah pengertian,
tidak ada yang namanya pajak ganda dan
Harapan Wajib Pajak UMKM terhadap lain sebagainya apabila intensitas
Pengelolaan Pajak di Indonesia pelayanan memberikan pemberitahuan
Wajib pajak yang telah menyisihkan sosialisasinya juga jelas, jadi harapan saya
sebagian penghasilannya untuk dibayarkan itu. Jadi, jangan mentang-mentang
kepada Negara pastinya memiliki harapan- mengacu asas hukum, kemudian asal
harapan terhadap apa yang telah denda. Ini yang kurang bagus, jadi
dikeluarkannya itu. Beriku ini harapa yang harapannya ke depan pajak juga
diungkapkan oleh para informan yang memberikan sosialisasi yang lebih merata,
diwawancarai dalam penelitian ini: lebih pakem jadi lebih intensif.”
Informan X: Pernyataan di atas menjelaskan
“Ya.. harapan saya ya disampe’ke bahwa informan Y berharap pelayanan
yang membutuhkan, tepat guna dan tepat petugas pajak agar lebih secara intensif

100 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Siti Aliyah Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM

memberikan pelayanan kepada wajib pajak implikasi negatif, para informan


sampai ke lini paling kecil, sehingga mengharapkan adanya implikasi yang
adanya perubahan peraturan dapat dapat berdampak secara langsung
dipahamis secara menyeluruh oleh wajib terhadap mereka.
pajak. Adanya perubahan peraturan
Informan Z: perpajakan ternyata belum mampu
“Ya… saya berharap setelah kami dipahami secara menyeluruh oleh wajib
membayar pajak dan temen-temen juga pajak UMKM, karena para informan masih
membayar pajak ada ungkapan kami yang belumpaham dengan aturan baru tersebut,
kami harapkan kepada pemerintah dan bahkan ada satu informan yang tidak tahu
kantor pajak (1). Transparan dan (2) sama sekali tentang hal tersebut.
Akuntabel itu saja.” Harapan dari para informan kaitannya
Dari pernyataan di atas memberikan dengan pengelolaan pajak ini adalah
gambaran bahwa informan menginginkan adanya keterbukaan, pertanggungjawaban,
pajak di Indonesia dikelola dengan tepat sasaran dan perbaikan pelayanan.
transparan, artinya adanya keterbukaan,
tidak ada yang ditutupi dalam Saran
pengelolaanya, dapat diketahui seberapa Saran yang dapat diberikan oleh
besar penerimaan pajaknya kemudian peneliti adalah sebagai berikut:
pajakn itu disalurkan ke mana saja, supaya 1. Untuk penelitian selanjutnya
dapat terliha apakah pajak tersebut sudah diharapkan menggunakan pendekatan
tepat sasaran ataukah belum. Sedangkan etnomenologi untuk mendapatkan
harapan kedua adalah akuntabel, dalam hal inforrmasi yang lebih mendalam,
ini informan mengharapkan adanya selain itu juga diperlukan adanya
pertanggungjawaban dari pengelola pajak informan petugas pajak untuk melihat
tersebut kepada para pemilik dana dari kacamata fiskus.
(pembayar pajak) yang berupa laporan 2. Penelitian selanjutnya diharapkan
penyaluran dana pajak tersebut. dapat meluas, tidak hanya interpretasi
pajak dari persepsi wajib pajak
Kesimpulan UMKM, namun bisa melihat dari
Berdasarkan hasil penelitian yang persepsi wajib pajak perorangan,
telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka badan dan lain sebagainya.
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Informan pada penelitian ini sudah Daftar Pustaka
cukup mampu memahami makna Denzin, Norman K. and Yvonna S.
pajak. Lincoln, 2009, Hand Book Of
2. Implikasi dari adanya kewajiban Qualitatif Research. Pustaka Pelajar,
pajak cenderung mengarah pada Yogyakarta.

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 101


Makna Pajak Dan Implikasinya Dalam Bingkai Perspektif Wajib Pajak UMKM Siti Aliyah

Dewi, Mira Riangga, 2011. “Persepsi wajib Kabupat en Jepara, Laporan


Pajak atas Pengenaan Pajak penelitian tidak dipublikasikan,
Penghasilan: Anteseden dan STIENU Jepara.
Konsekuensinya”. Skripsi Tidak Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan
Dipublikasikan, Program S1 Pemerintah Republik Indonesia
Akuntansi Universitas Diponegoro. Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak
Dewinta, Rinta Mulia dan Muchamad Penghasilan atas Penghasilan dari
Syafruddin, 2012, “Pengaruh Usaha yang Diterima atau Diperoleh
Persepsi Pelaksanaan Sensus Pajak Wajib Pajak yang Memiliki
Nasional dan Kesadaran Perpajakan Peredaran Bruto Tertentu.
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Pemerintah Republik Indonesia, Undang-
Lingkungan Kantor Wilayah Undang Republik Indonesia Nomor
Direktorat Jenderal Pajak Daerah 20 Tahun 2008 Tentang Usaha
Istimewa Yogyakarta”, Diponegoro Mikro, Kecil, dan Menengah.
Journal of Accounting, Volume 1, Pemerintah Republik Indonesia, Undang-
Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 1-9. undang Nomor 8 tahun 1997 tentang
Fitriandi, Primandita, dkk., 2011, Dokumen Perusahaan
Kompilasi Undang-Undang Rajif, Mohamad, 2011, “Pengaruh Variabel
Perpajakan, Salemba Empat, Jakarta. Pemahaman, Kualitas Pelayanan, dan
Mardiasmo, 2008, Perpajakan, Andi, Ketegasan Sanksi Perpajakan
Yogyakarta. Ter had ap K epat uh an P aj ak
Muliari, Setiawan, 2011, “Pengaruh Pengusaha UMKM di Daerah
Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan Cirebon, Minor thesis. Universitas
dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Gunadarma.
Kepatuhan Pelaporan Wajib di Rosdiana, Haula, dkk., 2012, Pengantar
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ilmu Pajak, Raja Grafindo Persada,
Denpasar Timur”, Jurnal Akuntansi Jakarta.
& Bisnis, Volume 6. No.1. Schmidt, D.J. 2007. Speaking of Language:
Mutiah, Mutiara, dkk., 2011, “Interpretasi On The Future of Hermeneutics.
Pajak dan Implikasinya Menurut Research in Phenomenology 37: 271
Perspektif Wajib Pajak Usaha Mikro, -284.
Kecil dan Menengah (Sebuah Studi Supriyati, dan Nur Hidayati, 2008,
Interpretif)” , SNA XIV Aceh 2011, “Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak
Universitas Syiah Kuala, Banda dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap
Aceh. Kepatuhan Wajib Pajak”, Jurnal
Nahar, Aida, 2012, “Analisis Penerapan Akuntansi dan Teknologi Informasi,
Akuntansi Berdasarkan Sak Etap Vol. 7 No. 1, Mei 2008, hal.41-50.
Pada Usaha Kecil Dan Menengah di

102 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Indeks Penulis

Chusnulia Aryandhita Widayanti 47


Dessy Noor Farida 47
Dwi Agung Nugroho Ariyanto 70
Ika Indriasari 1
Mekani Vestari 47
Nurya Fahmi 32
Ponny Harsanti 32
Siti Aliyah 81
Sri Mulyani 32
Widaryanti 13, 34, 35, 37, 38, 39, 42, 43
Sugiarto 1
Rahmi Hayati Putri 65
Watemin 65

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 103


Indeks Keywords

Anomaly 1,2,4,5,6,7,8,9,10,11,12
Baitul Maal Wat-Tamwil 13
Corporate internet reporting 32
Day Of The Week Effect 1, 5
Determinan ketepatan waktu 32
Estimasi Harga 65,66,67,68
Guru 70,72,73,76,77,78,79,80
Internet corporte reporting 32
January Effect 1,5,6,7,8,9,10,11,12
Kinerja Keuangan 13,15,19,21,28,29
Pengelolaan Internal 13,15,17,19,20,22,25,29
Kualitas laba 46,47,49,50,51,52,53,54,55,56,59,60,61
Makna Pajak dan implikasinya 80
Monday Effect 1, 5
Pasar Efisien 1,2,3,4,11,12
Perspektif wajib pajak UMKM 80,86,88
Perusahaan high profile 46,48,49,57
Semangat Kerja 70,71,72,73,74,75,76,77,78,79
SLB-C Yaspenlub 71,72,73,74,75,76,77,78,79,80
Studi interpretatif 80
Trend 65, 66, 67

104 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Penulis Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11 No 1 Maret 2014

Ika Indriasari
Dosen PNS dpk di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Cendekia Karya Utama Semarang.
Alumnus Magister Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang

Widaryanti
Dosen PNS dpk di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Nusantara Semarang. Alumnus
Magister Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang

Siti Aliyah
Dosen tetap fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Islam Nahdlatul Ulama‟ Jepara

Ponny Harsanti
Dosen tetap di Universitas Muria Kudus. Alumnus Magister Akuntansi Universitas
Diponegoro Semarang

Sri Mulyani
Dosen tetap di Universitas Muria Kudus. Alumnus Magister Akuntansi Universitas
Diponegoro Semarang

Nurya Fahmi
S1 di Universitas Muria Kudus

Chusnulia Aryandhita Widayanti


Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi BPD Semarang

Mekani Vestari
Dosen PNS dpk di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi BPD Semarang. Alumnus Magister
Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang

Dessy Noor Farida


Dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi BPD Semarang

Rahmi Hayati Putri


Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Watemin
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Dwi Agung Nugroho Ariyanto


Dosen tetap fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Islam Nahdlatul Ulama‟ Jepara.
Alumnus Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang

Vol. 11 No. 1 Maret 2014 105


UCAPAN TERIMAKASIH KEPADA MITRA BESTARI

Dewan Redaksi Jurnal JDEB mengucapkan terimakasih kepada


mitra bestari berikut ini yang telah memberikan pertimbangan
dalam penerbitan Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis
volume 10 nomor 2 tahun 2013.

Prof. DR. H. Purbayu Budi Santosa, M.S


(Universitas Diponegoro, Semarang)
Anis Chariri, M.Kom, Ph.D, Akt
(Universitas Diponegoro, Semarang)
Dr. H.M. Zainuri, MM
(Universitas Muria, Kudus)
Cholil Nafis, Lc,, M.A, Ph.D
(Universitas Indonesia, Jakarta)

Hormat Kami,

Dewan Redaksi

106 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis

Anda mungkin juga menyukai