Metode Grouting TAM Bajulmati PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 30

FORMULIR PENDAFTARAN

PENGHARGAAN KARYA
KONSTRUKSI INDONESIA
TAHUN 2014

Judul Karya:
Grouting dengan Metode Tube a Manchete (TAM) di Proyek
Waduk Bajulmati

Kategori Karya*)
X√ Metode Konstruksi
x
Teknologi Konstruksi
Arsitektur
Teknologi Tepat Guna

Diajukan oleh:
PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

1
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ............................................................................................................ 1


Daftar isi ......………………………………………………………………………... 2
Data Umum ................................................................................................................. 3
Surat Pernyataan Keaslian Karya PKKI 2014 ............................................................... 4

Proposal Karya ................................................................................................................ 5


A Abstaksi...........................……………………………………………….............. 6
1 Latar Belakang......……………………………………………………... 7
2 Kondisi Geologi Main Dam .................................................................... 7
3 Urutan Pelaksanaan .................................................................................. 11
4 Drilling Dan Pattern Grouting .................................................................. 11
5 Pelaksanaan Pengeboran .......................................................................... 14
6 Tes Pengujian Air (Water Pressure Test) ................................................ 15
7 Pemasangan Pipa Manchette .................................................................. 18
8 Pregrout .................................................................................................... 19
9 Grouting Manchette ................................................................................. 21
10 Komposisi Campuran Grouting ............................................................... 21
11 Tekanan Injeksi Grouting ........................................................................ 22
12 Pencampuran Semen Grouting ................................................................. 22
13 Injeksi Semen Grouting ........................................................................... 23
14 Chek Hole ................................................................................................. 24
15 Permeability Test ...................................................................................... 26

B Data Teknis ...........................................……………………………………….... 29


C Keunggulan Karya ................................……………………………………….... 29
D Data Pendukung Lainnya ....................……………………………………….... 30

2
FORMULIR PENDAFTARAN

PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2014


1)
1. Nama PT Brantas Abipraya (Persero)
2)
Tempat/Tanggal Lahir
2. 3)
12 November 1980
atau Tanggal Pendirian

3. Alamat Jl. D. I. Panjaitan Kav. 14, Jakarta Timur

4. Telepon/ HP 021-8516290

5. Fax 021-8516095

6. Email sistem@brantas-abipraya.co.id
PerancahStruktur Balok &Lantai menggunakan
Shoring Truss pada Proyek Jembatan Dolago
7. Judul Karya Sulawesi Tengah

□Metode Konstruksi

4)
□Teknologi Konstruksi
8. Kategori
□Arsitektur
□Teknologi Tepat Guna

Bidang Pekerjaan
9. (Kontraktor/ Konsultan Perencana/ Kontraktor
Peneliti, dsb.)
1. Bendung dan bendungan
2. Jalan Jembatan
10. Riwayat Pekerjaan
3. Gedung
4. dll

Departemen Pekerjaan Umum


11. Pemilik Pekerjaan
(Bila pemilik pekerjaan bukan ybs.) Direktorat Bina Marga

Jakarta,12 Agustus 2014

Dody Setiawan, ST

3
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA 2014
Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dody Setiawan, ST


Jabatan : Project Manager
Bertindak atas nama *) : Sendiri (selaku individu/perorangan)
Tim [selaku tim/kelompok masyarakat)
Ketua Tim : ..........................................................
Anggota 1 : ..........................................................
Anggota 2 : ....................................................dst.
√ Instansi/ PerusahaanPT Brantas Abipraya (Persero)
Pimpinan/ Direktur Utama : Bambang Esti Marsono
Kerjasama Operasi/Joint Operation (antar badan usaha)
Perusahaan 1 : .....................................................
Perusahaan 2 : .................................................dst.
Alamat : Jl. D. I. Panjaitan Kav. 14, Jakarta Timur
No.Telp. / Fax. : 021-8516290/021-8516095
Email : sistem@brantas-abipraya.co.id

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya konstruksi yang saya/kami *) ajukan dengan
judul “ Grouting dengan Metode Tube a Manchette (TAM) di Proyek Waduk Bajulmati”
adalah hasil karya cipta: Sendiri (selaku individu/perorangan)
√ Kelompok (Tim/Perusahaan/Instansi/Kerjasama Operasi)
dan bukan milik atau hasil karya cipta pihak lain baik secara individu maupun kelompok, serta
belum pernah kami ajukan pada kegiatan penghargaan maupun lomba sejenis lainnya.

Bila dikemudian hari ternyata pernyataan yang saya/kami *) buat ini tidak benar, maka
saya/kami *) membebaskan Panitia/Penyelenggara Penghargaan Karya Konstruksi Indonesia
2014 termasuk Dewan Juri dari tuntutan pihak ketiga serta bersedia untuk menerima sanksi
sebagai berikut:
1. Secara otomatis digugurkan dalam proses penjurian;
2. Dicabut penetapannya sebagai pemenang/penerima Penghargaan Karya Konstruksi
Indonesia 2014 dan wajib mengembalikan seluruh penghargaan yang telah diterima;
3. Diajukan secara pidana apabila karya yang kami ajukan di kemudian hari terbukti bukan
merupakan karya orisinil kami atau merupakan jiplakan/tiruan/pengakuan atas karya
pihak lain.

Demikian pernyataan ini saya/kami *) buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 12 Agustus 2014

Yang membuat pernyataan,

Materai

Rp 6000,-
Dody Setiawan, ST

4
PROPOSAL KARYA

5
Grouting dengan Metode Tube a Manchette (TAM) di Proyek
Waduk Bajulmati

A. Abstraksi
Kabupaten Banyuwangi dan Situbondo Jawa Timur merupakan salah satu
penghasil beras bagi daerah tersebut. Wilayah ini belum dikembangkan secara
maksimal karena masalah keterbatasan air.Pada musim hujan air sungai
langsung terbuang ke laut, sedangkan pada musim kemarau kekurangan air.
Pembangunan Waduk Bajulmati diharapkan dapat menampung air sehingga
dapat dimanfaatkan untuk irigasi.
Lokasi Waduk secara geologi kurang memenuhi syarat. Kondisi geologi lokasi
proyek didominasi oleh 2 produk endapan vulkanik muda yaitu endapan vulkanik
Ijen Tua yang terdiri dari batuan sedimen gunung api, batu apung, tuff dan lava
basalt dan endapan vulkanik Baluran yang terdiri dari lava basalt, batuan
sedimen gunung api dan lahar. Kedua endapan tersebut ditutupi oleh endapan
alluvial yang bersifat unconsolidated. Untuk mengatasi hal tersebut perlu
dilakukan perbaikan kondisi geologi dengan metode grouting.

Lokasi Proyek
Waduk
Bajulmati

Gambar A-1 Lokasi Proyek Waduk Bajulmati

6
Lokasi
Grouting

Gambar A-2 Site Plan Kontur Waduk Bajulmati

1. LATAR BELAKANG
Syarat lokasi Waduk adalah kondisi tanah memenuhi syarat daya dukung dan
stabil terhadap erosi (rembesan). Salah satu metode perbaikan pondasi adalah
dengan melakukan grouting di lokasi main dam dan dibagian hulu cofferdam.
Grouting merupakan perbaikan tanah dengan cara menginjeksikan bahan cair
yang akan mengisi semua retakan dan lubang.Grouting juga berfungsi untuk
memperkuat formasi lapisan tanah dan sekaligus menjadikan lapisan tanah
tersebut menjadi padat, sehingga mampu untuk mendukung beban bangunan
yang direncanakan.

7
Additonal Works
Grouting

Eksisting Grouting
Grouting Area Spillway
Rencana TAM
Tunnel Grouting Area
Main Dam

Gambar 1-1 Rencana Pelaksanaan Grouting Additional Waduk Bajulmati

2. KONDISI GEOLOGI MAIN DAM


Berikut kondisi geologi yang ada di Waduk Bajulmati :
a. Pada batuan dasar (Base Rock)

Jenis Batuan Uraian


Lapilli Tuff Massa dasar batuan sebagian besar berkomposisi
tufaan yang merupakan endapan ash volcanic, yang
bersifat absorbed terhadap air, namun porositasnya
rendah.
Tuffaceous Komposisi pasir tufaan yang looses dan
Sand mediumpermeability dengan sifat fisik yang rentan
terhadap proses oksidasi.
Laharic Berupa endapan lahar yang looses dan highly
(Gravely Sand) permeability, lapisan ini terdapat dibawah muka preatic
air tanah sehingga disebut lapisan aquifer.
Tabel 2-1 Kondisi Geologi Pada Batuan Dasar (Base Rock)
b. Pada batuan Unconsolidated Sediment (Alluvial)

8
Jenis Batuan Uraian
River Deposit Berupa endapan sungai berukuran boulder hingga fine
gravel yang looses dan highly permeability, lapisan ini
terdapat dibawah muka preatic air tanah sehingga jenuh
air. Endapan alluvial tersebut merupakan endapan yang
hardy groutable, karena sifatnya yang jenuh air dan
mengalirkan air tanah.
Tabel 2-2 Kondisi Geologi Pada Batuan Unconsolidated Sediment

Gambar 2-1 Profil Geologi Main Dam

Dari uraian diatas, terlihat bahwa kondisi geologi pondasiWaduk Bajulmati terdiri
dari lebih dari satu jenis batuan dengan tingkat kerusakan geologi yang berbeda-
beda. Hal ini terlihat jelas dengan besarnya angka permeabilitas yang
mencapai s/d cm/detik. Kondisi geologi yang buruk tersebut (porous)
dapat menyebabkanmenurunnya daya dukung tanah/batuan dan memperbesar
terjadinya rembesan air melalui bawah pondasi waduk.

9
Di dalam ‘Buku Pedoman Grouting Untuk Bendungan’ disebutkan bahwa syarat
angka permeabilitas (k) adalah k ≤ n x 10 –5 cm/detik dan nilai Lugeon berkisar
antara 1 s/d 5. Angka permeabilitas dan lugeon merupakan acuan dalam
menentukan kelayakan suatu waduk.

Gambar 2-2 Profil Permeabilitas Main Dam

Pada lokasi dasar sungai (riverbed) terdapat endapan sungai berukuran boulder
hingga fine gravel yang bersifat lepas dan mudah runtuh. Kondisi batuan ini
menyebabkan pengeboran dan pemasangan packer sulit untuk
dilaksanakan,sehingga dipilih grouting dengan metode Tube A Manchette
(TAM).

3. URUTAN PELAKSANAAN
Urutan pelaksanaan grouting dengan metode Tube a Manchette (TAM)
ditunjukkan sesuai flow chart di bawah ini :

10
Mulai

Pengeboran Ø 66 – 73 mm
Setiap Stage (1 Stage = 2,5 m)

Water Pressure Test

Pemasangan Casing
Pengaman Ø 89 mm

Pemasangan Pipa PVC


Tube a Manchette Ø 56 mm

Pre – Grouting
(Di Luar Pipa Manchette)

Setting Time Pre - Grouting


Hingga 4 Jam

Packer Setting Hingga Panjang


Grouting 1 m

Grouting Sistem TAM


(Upstage)

Selesai

Gambar 3-1 Flowchart Pelaksanaan Grouting dengan Metode TAM

4. DRILLING & GROUTING PATTERN


Lokasi grouting dibagi beberapa zona yaitu Blanket Grouting, Sub Curtain
Grouting, Curtain Grouting.
a. Water Stop Grouting
Adalah grouting di bagian hulu cofferdam dengan kedalaman 30 m.
b. Blanket Grouting

11
Digunakan untuk membentuk zona dengan permeability rendah dan
memperbaiki strength pada daerah hulu dari pondasi main dam, Kedalaman
lubang bor mencapai 5 m dengan jarak antar lubang 1 m.
c. Sub Curtain Grouting
Digunakan untuk membentuk sebuah zona vertikal yang dalam dengan
permeability rendah. Kedalaman lubang bor mencapai 15 m dengan jarak
antar lubang 1 m.
d. Curtain Grouting
Digunakan untuk membentuk sebuah zona vertikal yang dalam dengan
permeability rendah dan memperbaiki kekuatan dalam pondasi batuan.
Kedalaman lubang bor mencapai 40 m dengan jarak antar lubang 1 m.

Curtain grouting

Sub curtain Sub curtain


upstream downstream

Blanket Blanket
upstream downstream

Gambar 4-1Grouting Pattern

Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan dengan metode Upstage Grouting,


yaitu pelaksanaan grouting dari bawah ke atas. Lubang grouting dibor hingga
kedalaman yang ditetapkan, lalu di-grouting yang dimulai dari stage yang paling
bawah dan dilaksanakan berurutan sampai stage yang paling atas.

12
Gambar 4-2 Skema Upstage Grouting

5. PELAKSANAAN PENGEBORAN (DRILLING)


Pelaksanaan pengeboran dilakukan di lokasi yang sesuai dengan grouting
pattern yang telah ditetapkan, dimulai dari lubang primer, sekunder dan yang
terakhir tersier. Kondisi batuan yang tidak stabil (mudah runtuh), menyebabkan
pengeboran sulit dilakukan langsung hingga kedalaman yang diinginkan
sehingga dilakukan pemasangan casing pengaman agar dinding lubang bor
tidak runtuh.

No Jenis Alat Gambar


1 Mesin Bor
Tripod Water Swifel Stang bor
2 Pompa Bor
Stang Bor/ Drilling Rod Ø
3 66 ~ 73 mm
4 Pipa Casing Ø 89 mm
Pipa cashing
Mesin Bor
5 Core Barrel & Bit
6 Tripod
7 Air Hose
8 Water Swifel
Peralatan Lain2 (Kunci
9 Pipa, Dll)
Tabel 5-1 Peralatan Pengeboran

13
Gambar 5-1 Skema Pelaksanaan Pengeboran

Tahapan pelaksanaan :
a. Pengeboran dimulai dengan Ø 66-73 mm dari kedalaman 0.00 m hingga 2.50
atau 5.00 m tergantung kondisi batuan.
b. Water Pressure Test (WPT).
c. Pemasangan casing Ø 83-89 mm hingga kedalaman 5.00 m termasuk
membersihkan kotoran didalam casing.
d. Pemasangan casing dan pekerjaan WPT dengan pengeboran Ø 66-73 mm
kembali ke stage 2 (kedalaman 5-7, 5 atau 10 m).
e. Pemasangan casing Ø 83-89 mm dan melakukan pengeboran kembali pada
kedalaman 5-10 m serta membersihkan kotoran didalam casing.
f. Pengeboran Ø 66-73 mm untuk stage 3 (kedalaman 10-15 m) dan seterusnya
diikuti dengan pemasangan casing hingga kedalaman 40 m.

14
Gambar 5-2 Pelaksanaan Pengeboran (drilling)

6. TES PENGUJIAN AIR (WATER PRESSURE TEST)


Water Pressure Test (WPT) dilakukan untuk menentukan besarnya angka
kelulusan air dalam batuan/tanah (lugeon value) serta untuk mengetahui
besarnya angka koefisien permeabilitas dalam batuan tersebut.Angka ini akan
dipergunakan untuk menentukan komposisi material grouting dan tekanan yang
dipakai.
No Jenis Alat Gambar
1 Pompa Tekanan
2 Packer Set
Pipa Injeksi & Selang
3 Injeksi
4 By Pass Assy
5 Flow Meter
6 Pressure Gauge
7 Stop watch
Peralatan Lain (kunci,
8 dll)
Tabel 6-1 Peralatan Water Pressure Test

15
Gambar 6-1 Skema Pelaksanaan Water Pressure Test

Tahapan pelaksanaan Water Pressure Test (WPT) :


a. Pengeboran stage 1 yaitu kedalaman 0-5 m, kemudian dilaksanakan
pekerjaan WPT stage 1 yaitu test air dengan tekanan tinggi untuk mengetahui
nilai kelulusan air, Lugeon (LU).
b. WPT stage 2 (5-10 m) bisa dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan
casing kedalaman 0-5 m dan pengeboran stage 2 (kedalaman 5-10 m).
c. Untuk stage 3 dan seterusnya WPT dilaksanakan seperti langkah
sebelumnya.

Gambar 6-2 Pelaksanaan Water Pressure Test (WPT)

16
Gambar 6-3 Rumus Perhitungan Nilai Lugeon (Lu)

ADD QR
WPT. RECORD : 94 (T) (MAINDAM)
STAGE DEPT.H
DATE : 17/1/2014 HP : 1.5 : 2a : 2,5 m
READING OF FLOW
ELAPSED WATER METER TOTAL INJECTED LUGEON
PERIODE
TIME WATER WATER
TIME PRESSURE FROM TO TAKE TAKE RATE VALUE
(Min) (Min) (kPa) (Liter) (Liter) (Liter) (Liter) Q=litre/min (Lu)
13.21 1 2.0 898 905,0 7,0
1 912,0 7,0
1 920,0 8,0
1 927,0 7,0
1 935,0 8,0
1 942,0 7,0
1 950,0 8,0
1 957,0 7,0
1 965,0 8,0
13.31 1 10 972,0 7,0 74,0 7,40 13,76

= 2,15 kg/cm2 = 13,76


Tabel 6-2 Contoh record WPT

17
Gambar 6-4 Penampang Lugeon As Waduk Sebelum Grouting

7. PEMASANGAN PIPA MANCHETTE


Pada tahap ini dilakukan modifikasi terhadap metode TAM.
Pekerjaan grouting diawali dengan pengeboran dan pengujian tekanan air dan
dilanjutkan dengan pemasangan pipa manchette Ø 56 mm yang terbuat dari
pipa air PVC 2’’ yang digunakan sebagai lubang grouting. Pipa manchette
tersebut yang dipasang sebagai casing pada setiap interval 0,5 m dilengkapi
lubang perforated 4 buah dengan posisi berseberangan. Lubang ditutup
sementara dengan vynil tape.
Tahapan pelaksanaannya :
a. Merekatkan selang pre-grout di luar pipa manchetteuntuk pelaksanaan pre-
grouting.
b. Memasukan pipa manchette Ø 56 mm kedalam lubang bor. Pipa manchette
dilengkapi lubang perforasi Ø 8 mm yang ditutup dengan vynil tape.
Panjang pipa manchette ± 4 m.
c. Penyambungan antar pipa manchette menggunakan lem pipa yang
pelaksanaanya harus cepat agar sambungan antar pipa manchette lebih kuat.

18
Gambar 7-1 Pemasangan Pipa Manchette

d. Pipa manchette dimasukan kedalam lubang bor hingga kedalaman yang


ditetapkan.
e. Setelah pemasangan pipa manchette selesai, lubang pipa manchette ditutup
dengan vynil tape, agar tidak ada kotoran yang masuk ke dalam lubang pipa
manchette.
f. Pengangkatan pipa casing Ø 89 mm.
8. PRE-GROUT
Pre-grout adalah proses pengisian material semen dan air untuk mengisi rongga
antara casing bor dan pipa Manchette. Tahap pelaksanaan pregrout sebagai
berikut :
a. Setelah pengeboran dan casing terpasang hingga dasar lubang, pipa tremi
dan pipa Manchette yang telah dibuat lubang perforated dimasukkan dan
ditutup dengan isolasi kedalam lubang bor, selanjutnya semen milk yang
kental dipompakan ke dasar lubang lewat pipa tremi.
b. Setelah diperkirakan semen milk telah mengisi dasar lubang, pipa tremi dan
casing diangkat sedikit demi sedikit keatas sambil memompakan semen milk
yang kental lewat pipa tremi sehingga semen terus mengisi lubang bor.
c. Tahap ketiga dan selanjutnya adalah terus memompakan semen milk yang
kental kedalam lubang lewat pipa tremi sambil terus diangkat bersama casing
hingga semua pipa tremi dan casing terangkat ke permukaan dan semen milk
penuh hingga permukaan lubang.

19
Gambar 8-1 Pelaksanaan Pregrout

9. GROUTING TUBE A MANCHETTE (TAM)


Metode grouting TAM dilakukan karena proses grouting secara konvensional
tidak dapat dilakukan, hal ini dikarenakan struktur lapisan tanah yang ada di
Waduk Bajulmati umumnya batuan lepas.
Tahap pelaksanaan untuk grouting TAM :
a. Grouting TAM bisa dilaksanakan setelah semen pre grout agak mengeras dan
bisa dipecahkan oleh semen grout dalam tekanan tertentu.
b. Packer set dimasukkan hingga ke dasar lubang untuk selanjutnya semen
ditekan hingga memecah pre-grout dan masuk kedalam pori/rekahan sekitar
lubang.
c. Setelah volume dan tekanan tercapai, grouting dihentikan dan dilanjutkan
dengan grouting pada stage diatasnya yang berjarak 0.5 m hingga tekanan
dan volume tercapai.
d. Grouting per 0.5 m dengan menginjeksikan semen milk hingga tekanan dan
volume tercapai.

20
Gambar 9-1 Pelaksanaan Grouting Manchette

10. KOMPOSISI CAMPURAN GROUTING


Bahan grouting yang digunakan berupa material suspense. Material yang
dipakai adalah semen dan bahan tambahan berupa pasir halus, bentonit atau
bahan sejenisnya. Air sebagai bahan cairan yang dipakai sebagai pencampur
semen, harus bebas dari kandungan lumpur, bahan organik dan unsur lain yang
dapat mengakibatkan penurunan kualitas campuran. Bahan semen yang
digunakan adalah Portland Cement (PC) tipe I yang tidak mengandung bahan
lain dan memenuhi syarat yang ditentukan dalam SII - 3 – 1981.
Komposisi semen dan air ditentukan berdasarkan kondisi batuan dan besarnya
penyerapan grouting.
C:W Cement (Kg) Water (Ltr) Volume (Ltr)

1 : 10 10 100 103,2 2x
1:5 20 100 106,4 4x
1:3 40 120 132,7 4x
1:2 40 80 92,7 4x
1:1 40 40 52,7 8x
1 : 0,5 80 40 65,5 4x
Tabel 10-1 Komposisi Campuran TAM Grouting

21
11. TEKANAN INJEKSI GROUTING
Faktor yang penting pada saat pelaksanaan grouting adalah tekanan grouting
dan pencampuran grout. Tekanan grouting yang tinggi akan membuat lebih
mudahnya cairan semen untuk menyebar mengisi celah retakandan pori batuan
secara efektif, namun apabila tekanan terlalu tinggidapat merusak batuan
dasarnya, sedangkan jika tekanan terlalu rendah menyebabkan campuran
semen tidak mencapai lubang yang agak jauh yang berakibat grouting menjadi
tidak efektif.
Berikut ini tekanan grouting yang bisa digunakan sebagai petunjuk tipikal
tekanan yang diperlukan :
Stage I II III IV V VI
Depth (m) 1–5 5 – 10 10 - 15 15 - 20 20 – 25 25 – 30
Tekanan (kg/cm2) 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0
Tabel 11-1Tekanan GroutingAdditionalMenurut Kedalaman

12. PENCAMPURAN SEMEN GROUT


Proses pencampuran semen grout dilaksanakan berdasarkan perbandingan
berat antara semen dan air yang telah ditetapkan sesuai spesifikasi teknik.
Setiap stage kedalaman diawali dengan campuran encer 5 : 1; 3 : 1; 2 : 1; 1 : 1,
dan yang paling kental 0.5 : 1

Gambar 12-1 Skema Sirkulasi Campuran Grouting

22
Tahapan pelaksanaan pencampuran semen grouting :
a. Memasukan air ke dalam grout mixer hingga sesuai dengan volume air yang
ditetapkan.
b. Kemudian semen dimasukan ke dalam grout mixer, proses mixing semen dan
air di grout mixer berlangsung beberapa saat (± 1 menit).
c. Setelah campuran semen grout siap, kran pada grout mixer dibuka untuk
menyalurkan cairan semen grout ke hooper untuk dipompakan ke lokasi
lubang grouting melalui selang water hose ke pressure gauge sebelum masuk
ke lubang grouting.
d. Jika cairan semen grout pada hooper volumenya sudah sedikit, cairan semen
grout pada grout mixer dialirkan kembali ke hooper untuk dipompakan ke
lubang bor.
e. Pada saat pelaksanaan injeksi, sirkulasi cairan semen grout sebagian masuk
mengisi celah-celah dan rekahan pada lubang grouting sebagian kembali ke
hooper yang kembali dipompakan oleh grout pump ke lubang grouting.

Gambar 12-2 Proses Pencampuran Semen Grout


f. Selama pelaksanaan grouting, penyiapan material mixing semen grout
berikutnya segera dilakukan. Hal ini agar pelaksanaan injeksi tidak terhambat
karena keterlambatan proses pencampuran semen grout.
g. Proses pencampuran semen grout dilakukan hingga proses injeksi pada
suatu stage telah selesai.

13. INJEKSI SEMEN GROUTING


Hasil pengujian tekanan air (water pressure test), pengujian grouting atau hasil
grouting sebelumnya dapat dipergunakan untuk merencanakan tekanan injeksi

23
dan komposisi yang akan dipakai pada injeksi selanjutnya. Jika pada tes
pengujian air menunjukan kondisi batuan yang rapat, maka diawali dengan
injeksi campuran encer. Apabila menunjukan kondisi batuan yang terbuka
diawali dengan campuran yang lebih kental.Campuran yang digunakan untuk
perbaikan pondasi Waduk Bajulmati di awali dengan campuran 5 : 1 s/d 0.5 : 1.
Pengentalan campuran dilakukan setelah tidak terjadi kenaikan tekanan grouting
dan volume campuran telah mencapai 200 liter per 20 menit.Pelaksanaan untuk
injeksi semen dimulai dengan campuran 5 : 1 hingga 0.5 : 1 dan tekanannya
disesuaikan dengan kedalaman step yang akan digrouting seperti yang
disyaratkan dalam spesifikasi.
Pada lubang yang seluruh stepnya telah di grouting, lubang ditutup dengan dop
plastik dan dijenuhkan hingga ± 4 – 6 jam. Setelah semen grouting sudah
mengeras, rubber packer di buka kemudian air semen sisa grouting di keluarkan
dari lubang bor. Selanjutnya dilakukan penyumbatan (plugging) dengan
menuang kedalam lubang campuran kental 1:1 sampai penuh.

Gambar 13-1Plugging Lubang Grouting

14. CHECK HOLE


Setelah pelaksanaan TAM, grouting selesai dilakukan untuk keseluruhan
titiknya, dilakukan check hole untuk mengevaluasi apakah pekerjaan grouting
yang dilakukan telah sesuai dengan yang diharapkan atau perlu dilakukan
perbaikan kembali. Hal ini dapat terlihat dari besarnya nilai kelulusan air (lugeon)
setelah dilakukan grouting, apakah sudah memenuhi syarat yang telah
ditetapkan atau belum.

24
Check hole dilakukan pada titik yang telah ditetapkan, umumnya ditengah-
tengah as waduk. Diawali dengan pengeboran secara rotary yang dilakukan
pada titik yang ditetapkan menggunakan bor cekung (coring bit) dan sebuah
core barrel untuk mendapatkan inti batuan yang menerus. Kemudian dilanjutkan
pengujian permeability test untuk mengetahui nilai kelulusan air lubang grouting.

Gambar 14-1 Pattern Cek Hole di Main Dam

Gambar 14-2 Skema Pelaksanaan Cek Hole

Tahapan pelaksanaan cek hole :


a. Pengecekan peralatan core drilling yang diperlukan,termasuk air untuk flush
drilling.
b. Pengeboran secara rotary menggunakan core bit dan core barrel untuk
mengambil inti batuan (core) pada setiap kedalaman 1 m hingga kedalaman 5
m (1 stage).
c. Inti batuan (core) yang didapatkan dimasukan ke dalam core box, untuk diteliti
efektivitas injeksi semen grouting nya di laboratorium.

Gambar 14-3 Inti Batuan (Core) Hasil Check Hole

25
d. Pengeboran inti batuan (core) dilakukan hingga kedalaman per stagenya
tercapai, kemudian lubang bor dicuci bersih dengan menyemprotkan air ke
dalam lubang sampai air yang keluar sudah jernih.
e. Memasang packer untuk pengujian permeability test agar diketahui nilai
kelulusan air (lugeon) per stage kedalaman lubang grouting.
f. Pengujian permeability test dilanjutkan dengan injeksi semen grouting ke
dalam lubang yang telah dibor tersebut.
g. Injeksi grouting dilakukan secara up-stage yaitu injeksi cairan semen grouting
dari bawah ke atasmulai kedalaman 5 m.
h. Penjenuhan cairan semen grouting yang telah diinjeksikan ditunggu ± 4 – 6
jam, baru kemudian pengeboran stage selanjutnya bisa dilakukan.
i. Setelah cairan semen grouting stage telah jenuh, dilakukan core drillingpada
kedalaman stage yang ditentukan.

15. PERMEABILITY TEST


Pengujian ini dilakukan untuk menghitung permeabilitas dalam unit lugeon yang
didefiniskan sebagai sebuah aliran air satuan liter per menit tiap stage dari
sebuah lubang yang dites dengan sebuah tekanan yang bervariasi. Berikut ini
adalah tahapan pelaksanaannya :
a. Pemasangan air packer pada stage lubang bor yang akan di tes, setelah di
setting sejajar dengan lubang bor lalu packer-nya dibuat mengembang
sehingga tidak dapat digerakan lagi.
b. Lalu air ditekan masuk ke dalam lubang dengan melewati flowmeter dan
pressure gauge.
c. Pengecekan sirkulasi air yang melewati peralatan tes, jika terjadi kebocoran
pada air packer terlebih dahulu diperbaiki dengan memperbesar tekanan
angin pada kompresor.
d. Penekanan tekanan setiap stage kedalaman lubang bor disesuaikan dengan
tekanan per stage yang disyaratkan dalam spesifikasi. Tekanan yang
digunakan selama permeability test :

26
Kedalaman Tekanan Maks Urut-urutan Tekanan
Stage
(Meter) (Kg/ cm2) (Kg/ cm2)
1 0–5 2 1 - 1.5 - 2 - 1.5 - 1
2 5 – 10 3 1-2-3-2-1
3 10 – 15 4 1-2-4-2-1
4 15 – 20 5 1-3-5-3-1
5 20 – 25 6 2-4-6-4-2
6 25 – 30 7 3-5-7-5-3
7 30 – 35 8 3-5-8-5-3
8 35 – 40 9 3 -7-9-7-3
Tabel 15-1 Tekanan Maksimum Permeability Test

e. Untuk stage 1 tekanan awal yang digunakan 1 kg/cm2, kemudian debit awal
aliran air yang melewati flowmeter di catat.
f. Lalu setiap periode 1 menit dilakukan pencatatan debit aliran yang masuk ke
lubang bor, hal ini dilakukan hingga periode waktu 5 menit.
g. Setelah itu tekanan injeksi dinaikan menjadi 1.5 kg/cm2 dan setiap periode 1
menit dilakukan pencatat debit aliran yang masuk ke lubang bor selama
periode waktu 5 menit.
h. Kemudian tekanan dinaikan hingga mencapai tekanan maksimum 2 kg/cm2
dan setiap periode 1 menit dilakukan pencatat debit aliran yang masuk ke
lubang bor selama periode waktu 5 menit.
i. Dilakukan penurunan tekanan menjadi 1.5 kg/cm2 lalu 1 kg/cm2 dengan
metode pencatatan debit aliran yang masuk ke lubang bor sama seperti
sebelumnya.
j. Permeability test stage 1 telah selesai, lalu bisa dilanjutkan dengan
pengeboran inti batuan (core) stage 2.
k. Pengujian untuk stage 2 dilakukan setelah pengeboran inti batuan (core) pada
stage 2 telah selesai. Metode pelaksanaan untuk stage 2 dan selanjutnya
hampir sama dengan stage 1, yang membedakan adalah variasi tekanan per
stagenya berbeda sesuai dengan tekanan per stage yang disyaratkan dalam
spesifikasi.

27
Gambar 15-1Penampang Lugeon As Waduk Setelah Grouting Dengan Sodium
Silicate Dan Portland Cement Type I

Gambar 15-2 Penampang Lugeon As Waduk setelah Grouting Ketiga dengan


Sodium Silicate Dan Portland Cement Type I

28
B. Data Teknis
1. Lokasi Karya Waduk Bajulmati di Kabupaten
Banyuwangi dan Situbondo

2. Implementasi karya Bidang Sumberdaya Air


Bidang Jalan dan Jembatan
Bidang Perumahan/Permukiman
Lainnya
3. Nilai Kontrak Rp. 243.523.189.000 Include PPN
4. Jangka Waktu Kontrak 930 hari
5. Waktu Pelaksanaan Konstruksi 25 Juni 2012 – 14 Januari 2015
6. Waktu Mulai Berfungsi 16 Mei 2014

C. Keunggulan Karya
NO UNSUR PENJELASAN

I INOVASI
Orisinil Chemical grouting dengan downstage
Inspiring Kondisi geologi proyek bersifat
unconsolidated (porous dan mudah
runtuh)
Kreatif Memodifikasi alat grouting dan
metode injeksi
Landasan Teori Geologi teknik dan mekanika tanah
Kebaruan (Novelty) Perbaikan dari metode TAM yang
sudah ada
II DAYA SAING
Skope Internasional, baru pertama kali
(Regional/Nasional/Internasional) diterapkan di Indonesia
Material Lokal 100%
SDM Lokal 100%
Peralatan Lokal 100%
Mutu Sesuai standar PU, Konsultan dan
ASTM

29
Aspek Keselamatan (Manusia, Zero Accident
Publik, Property)
Pekerjaan efektif,cepat dan mudah
Efisiensi (Biaya Murah) diaplikasikan
III BERKELANJUTAN
Aspek Ekonomi (Benefit Besar) Lebih murah dibandingkan dengan
metode diafragma wall
Aspek Lingkungan (Low Ramah lingkungan
Energy, Low Waste, Low
Emision)
Aspek Sosial (Penyerapan Penyerapan tenaga kerja lokal
tenaga kerja, Kearifan budaya
lokal)
IV LAINNYA
Pasca pelaksanaan Dari hasil legoun test dan permeability
test metode ini terbukti efektif

D. DATA PENDUKUNG LAINNYA


1. Data-data teknis lainnya yang dianggap perlu untuk Terlampir
diketahui oleh panitia dan belum termuat dalam butir
B dan C
2. Informasi visual (foto, gambar, video, dll Terlampir
3. Resensi media atau kajian tentang objek -
4. Referensi dukungan dari Pakar/Ahli -

Demikian informasi yang kami ajukan untuk Penghargaan Karya Konstruksi


Indonesia tahun 2014 ini disampaikan dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 12 Agustus 2014

Dody Setiawan, ST

30

Anda mungkin juga menyukai