Anda di halaman 1dari 42

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TEKS CERITA BIOGRAFI


KD 3.4 dan 4.4
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Materi Pokok : Teks Cerita Biografi
Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (2 x Pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli(toleransi dan gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni,budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


KD 1.1
Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis

KD 2.5
Memiliki perilaku jujur dan percaya diri dalam pengungkapan kembali peristiwa hidup diri
sendiri dan orang lain.

KD 3.4
Mengidentifikasi kekurangan teks cerita moral/fable, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan
cerita biografi berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan
Indikator Pencapaian:
3.4.1 Mengidentifikasi kelebihan teks cerita biografi
3.4.2 Mengidentifikasi kekurangan teks cerita biografi
KD 4.4
Meringkas teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik
secara lisan maupun tulisan
Indikator Pencapaian:
4.4.1 Menentukan pokok-pokok informasi teks cerita biografi
4.4.2 Meringkas teks cerita biografi

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Selama proses pembelajaran peserta didik terbiasa berbahasa Indonesia baik lisan
maupun tertulis dalam pembelajaran mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan teks
cerita biografi dengan benar.
2. Selama proses pembelajaran peserta didik menunjukkan perilaku jujur dalam
mengungkapkan kembali suatu peristiwa atau kejadian yang dihadapi dalam
pembelajaran mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan teks biografi dengan benar.
3. Selama proses pembelajaran peserta didik menunjukkan perilaku percaya diri dalam
mengungkapkan kembali suatu peristiwa atau kejadian yang dihadapi dalam
pembelajaran mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan biografi dengan benar.
4. Setelah membaca teks cerita biografi, peserta didik dapat mengidentifikasi kelebihan teks
cerita biografi dengan tepat.
5. Setelah membaca teks cerita biografi, peserta didik dapat mengidentifikasi kekurangan
teks cerita biografi dengan tepat.

Pertemuan 2
1. Selama proses pembelajaran peserta didik terbiasa berbahasa Indonesia baik lisan
maupun tertulis dalam pembelajaran mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan teks
cerita biografi dengan benar.
2. Selama proses pembelajaran peserta didik menunjukkan perilaku jujur dalam
mengungkapkan kembali suatu peristiwa atau kejadian yang dihadapi dalam
pembelajaran mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan teks biografi dengan benar.
3. Selama proses pembelajaran peserta didik menunjukkan perilaku percaya diri dalam
mengungkapkan kembali suatu peristiwa atau kejadian yang dihadapi dalam
pembelajaran mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan biografi dengan benar.
4. Setelah membaca teks cerita biografi, peserta didik dapat menentukan pokok-pokok
informasi teks cerita biografi dengan tepat.
5. Setelah membaca teks cerita biografi, peserta didik dapat meringkas teks cerita biografi
dengan tepat.

D. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
Cara mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan teks cerita biografi.
Untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan teks cerita biografi dapat ditinjau dari segi
struktur teks, bahasa teks, dan manfaat teks itu sendiri bagi peserta didik.
A. Struktur Teks
a. Orientasi adalah pengenalan tokoh, tempat, dan waktu, mencakup siapa, apa, kapan,
dan di mana.
b. Komplikasi adalah pengungkapan permasalahan cerita mulai berkembang. Pada
bagian ini, tokoh atau para tokoh cerita bergerak didorong oleh motif tertentu. Pada
cerita biografi yang sederhana, komplikasi langsung digunakan untuk
mengungkapkan konflik atau pertikaian antartokoh cerita.
c. Resolusi adalah bagian yang digunakan untuk mengungkapkan penyelesaian cerita.
Sifat penyelesaian itu ada tiga, berakhir menyenangkan atau happy ending, berakhir
menyedihkan atau sad ending, dan diserahkan kepada pembaca/penyimak atau
interpretative ending.
B. Bahasa Teks
Bahasa teks cerita biografi yang digunakan apakah mudah dipahami atau terlalu banyak
memuat istilah-istilah ilmiah atau asing yang menyulitkan pembaca dalam memahami
teks.
C. Manfaat Teks
Manfaat teks cerita biografi bagi peserta didik adalah menambah pengetahuan peserta
didik mengenai perjalanan hidup sang tokoh, belajar dari pengalaman hidup tokoh, dan
sebagainya.
Pertemuan 2
Ringkasan teks cerita biografi.
1. Definisi Ringkasan
Meringkas adalah cara yang efektif untuk menyajikan teks yang panjang dalam sajian
yang singkat. Kegiatan itu berarti memotong atau memangkas sebuah teks. Sebuah
ringkasan bermula dari karangan sumber yang panjang, yang kemudian dipangkas
dengan mengambil hal-hal atau bagian yang pokok dengan membuang perincian serta
ilustrasi. Meskipun demikian, sebuah ringkasan tetap mempertahankan pikiran
pengarang serta pendekatannya yang asli. Jadi, pekerjaan meringkas merupakan
keterampilan menulis ulang teks yang sudah ada dalam bentuk yang singkat.

2. Langkah Meringkas Teks Cerita Biografi


a. Membaca teks
b. Menentukan pokok-pokok informasi yang terdapat dalam teks
c. Mengolah ulang pokok-pokok informasi tersebut dalam bentuk paragraf
Langkah-langkah untuk mengolah ulang pokok-pokok informasi tersebut adalah.
(1) menulis ulang pokok-pokok informasi dalam teks, (2) membuat draf ringkasan, dan
(3) membaca ulang ringkasan

E. Metode Pembelajaran
 Pendekatan : Pendekatan Ilmiah (Saintifik)
 Metode : Diskusi dan pemodelan
 Model Pembelajaran : Berbasis Teks
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Media : Teks cerita biografi
Alat : Lembaraan teks cerita biografi
Sumber Belajar:
 Kementeria Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Bahasa Indonesia Wahana
Pengetahuan Buku Peserta didik. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Hlm.
 Kementeria Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Bahasa Indonesia Wahana
Pengetahuan Buku Pendidik. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Hlm.
 Internet.

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 1
Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
No. Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Peserta didik berdoa dan mengumandangkan Asmaul Husna secara 3 menit
bersama-sama.
2. Peserta didik memberi salam pada pendidik dan dan merespon 2 menit
pertanyaan tentang kehadiran teman-temannya pada awal pelajaran.
3. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran 5 menit
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik menerima informasi kompetensi yang harus dicapai, 5 menit
tujuan pembelajaran dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan, serta manfaat pembelajaran.

Kegiatan Inti (90 menit)


No. Kegiatan Uraian Alokasi
Waktu
1. Mengamati 1.1 Untuk membangun konteks pembelajaran, 10 menit
dengan sikap percaya diri, peserta didik
mengamati (membaca) teks cerita prosedur
dan teks cerita biografi
2. Menanya 2.1 Dengan sikap percaya diri, guru dan peserta 15 menit
didik bertanya jawab terkait teks cerita
biografi tersebut.
2.2 Dengan sikap jujur, guru dan peserta didik
bertanya jawab cara mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan teks biografi yang
dibaca.
3. Mengumpulkan 3.1 Peserta didik duduk berkelompok 3-4 orang. 20 menit
informasi 3.2 Dengan sikap percaya diri, peserta didik
dalam kelompoknya berdiskusi informasi
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
teks cerita biografi.
4. Mengasosiasikan/ 4.1 Dengan sikap percaya diri, peserta didik 25 menit
mengolah informasi dalam kelompoknya masing-masing
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
teks cerita biografi.
4.2 Dengan sikap jujur dan percaya diri, peserta
didik membandingkan hasil identifiksi
kelebihan dan kekurangan teks cerita biografi
antarkelompok untuk memperkuat
pemahaman dan keterampilan peserta didik.
5. Mengkomunikasikan 5.1 Dengan sikap jujur dan percaya diri, secara 20 menit
bergiliran kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya.
5.2 Dengan sikap jujur dan percaya diri, peserta
didik menanggapi hasil diskusi kelompok
lain.
5.3 Guru memberikan penguatan terhadap materi
pembelajaran mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangan teks cerita biografi.
5.4 Dengan sikap jujur dan percaya diri, peserta
didik mengumpulkan hasil kerja kelompok

Kegiatan Penutup (15 menit)


No. Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Dengan sikap jujur dan percaya diri peserta didik bersama pendidik 5 menit
menyimpulkan pembelajaran.
2. Bersama pendidik, peserta didik mengidentifikasi hambatan- 8 menit
hambatan yang dialami saat mempelajari teks cerita prosedur dan
biografi.
3. Pendidik memberikan informasi pembelajaran kepada peserta didik 2 menit
untuk pertemuan berikutnya.
Pertemuan 2
Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
No. Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Peserta didik berdoa dan mengumandangkan Asmaul Husna secara 3 menit
bersama-sama.
2. Peserta didik memberi salam pada pendidik dan merespon 2 menit
pertanyaan tentang kehadiran teman-temannya pada awal pelajaran.
3. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran 2 menit
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4. Pendidik dan peserta didik bertanya jawab tentang slide gambar dan 5 menit
video pembacaan puisi tentang Buya Hamka dan mengaitkan
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik menerima informasi kompetensi yang harus dicapai, 3 menit
tujuan pembelajaran dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan, serta manfaat pembelajaran.

Kegiatan Inti (90 menit)


No. Kegiatan Uraian Alokasi
Waktu
1. Mengamati 1.1Untuk membangun konteks 10 menit
pembelajaran, dengan sikap percaya
diri, peserta didik mengamati
(membaca) teks cerita biografi
2. Menanya 2.1 Dengan sikap jujur dan percaya diri, 15 menit
peserta didik diberi kesempatan
menanya terkait dengan contoh teks
cerita biografi
2.2 Dengan sikap jujur dan percaya diri,
peserta didik dan guru bertanya jawab
cara menentukan pokok-pokok
informasi dalam teks cerita biografi.
2.3 Dengan sikap jujur dan percaya diri,
peserta didik bertanya jawab cara
menulis ringkasan
3. Mengumpulkan 3.1 Peserta didik duduk berkelompok 3-4 20 menit
informasi orang.
3.2 Dengan sikap jujur dan percaya diri,
peserta didik berdiskusi menentukan
pokok-pokok informasi teks cerita
biografi.
4. Mengasosiasikan/ 4.3 Secara kelompok, peserta didik 25 menit
mengolah membuat ringkasan berdasarkan
informasi identifikasi pokok-pokok informasi
teks cerita biografi dengan sikap jujur
dan percaya diri.
5. Mengkomunikasi 5.1 Dengan sikap jujur dan percaya diri, 20 menit
kan secara bergiliran kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya.
5.2 Dengan sikap jujur dan percaya diri,
peserta didik menanggapi hasil diskusi
kelompok lain.
5.3 Guru memberikan penguatan terhadap
materi pembelajaran mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan teks cerita
biografi.
5.4 Dengan sikap jujur dan percaya diri,
peserta didik mengumpulkan hasil
kerja kelompok

Kegiatan Penutup (15 menit)


No. Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Dengan sikap jujur dan percaya diri peserta didik bersama pendidik 5 menit
menyimpulkan pembelajaran.
2. Bersama pendidik, peserta didik mengidentifikasi hambatan- 8 menit
hambatan yang dialami saat mempelajari teks cerita prosedur dan
biografi.
3. Pendidik memberikan informasi pembelajaran kepada peserta didik 2 menit
untuk pertemuan berikutnya.

H. Penilaian
1. Sikap spiritual dan sosial
a. Teknik Penilaian : Non tes
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
c. Kisi-kisi:

No. Sikap/Nilai Indikator


1. Menghargai dan mensyukuri Peserta didik membiasakan diri menggunakan
keberadaan bahasa Indonesia bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
sebagai anugerah Tuhan yang
Maha Esa sebagai sarana
menyajikan informasi lisan dan
tulis
2. Memiliki perilaku jujur Peserta didik membiasakan diri berperilaku tidak
menjiplak dalam menulis teks
3. Memiliki perilaku percaya diri Peserta didik membiasakan percaya diri dalam
menyelesaikan tugas
Instrumen: lihat lampiran 01
2. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes tulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c.Kisi-kisi:

No. Indikator
1. Mengidentifikasi kelebihan teks cerita biografi
2. Mengidentifikasi kekurangan teks cerita biografi

Instrumen: lihat lampiran 02


3. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Tes tulis
b. Bentuk Instrumen : Unjuk kerja
c. Kisi-kisi :

No. Indikator
1. Menentukan pokok-pokok informasi teks cerita biografi
2. Meringkas teks cerita biografi

Instrumen: lihat lampiran 03

Padang, 2014

Mengetahui,
Kepala SMPN Padang Guru Mata Pelajaran

…………………………. Annisa Atma, S.Pd.


Lampiran 01
Lembar Observasi
1.Penilaian sikap spiritual dan sosial
a. Teknik Penilaian : Nontes
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
Lembar Pengamatan

LEMBAR PENGAMATAN SIKAP SPRITUAL DAN SOSIAL

Mata Pelajaran :..................................................................................................


Kelas/Semester :....................................................................................................
Tahun Ajaran :....................................................................................................
Waktu Pengamatan : ............................................................................................
Sikap yang diintegrasikan dan dikembangkan adalah perilaku religius, jujur, dan percaya diri.

Penilaian Sikap Spritual dan Sosial


Menghargai dan mensyukuri
keberadaan bahasa
Nama Indonesia sebagai anugerah
No. Tuhan yang Maha Esa
Memiliki perilaku jujur Memiliki perilaku
Siswa
sebagai sarana menyajikan percaya diri
informasi lisan dan tulis
1 2 3 1 2 3 1 2 3

Keterangan:
a. Religius
1 = Apabila peserta didik tidak menggunakan Bahasa Indonesia sama sekali dalam
satu kali pertemuan.
2 = Apabila peserta didik menggunakan Bahasa Indonesia kurang dari tiga kali dalam
satu kali pertemuan.
3 = Apabila peserta didik menggunakan Bahasa Indonesia tiga kali atau lebihdalam
satu kali pertemuan.
b. Jujur
1 = Apabila peserta tidak jujur dalam mengerjakan tugas dan ujian.
2 =Apabila peserta didik pernah tidak percaya diri dalam mengerjakan tugas dan ujian.
3 = Apabila peserta didik selalu jujur dalam mengerjakan tugas dan ujian.
c. Percaya Diri
1 = Apabila peserta didik tidak percaya diri mengerjakan tugas tepat waktu.
2 = Apabila peserta didik kurang percaya diri dalam mengerjakan tugas.
3 = Apabila peserta didik selalu percaya diri dalam mengerjakan tugas.

Nilai Sikap = Jml skor diperoleh x 100


9
Padang, 2014

Mengetahui,
Kepala SMPN Padang Guru Mata Pelajaran

………………………….. Annisa Atma, S.Pd.


Lampiran 02
Penilaian Pengetahuan
Baca dan cermatilah teks cerita biografi berikut!

Sejarah Cleopatra Sang Ratu Mesir Tercantik yang


Menakjubkan

Cleopatra VII Philopator (Januari 69 SM – 12 Agustus 30 SM), adalah ratu Mesir kuno, anggota
terakhir dinasti Ptolemeus. Walaupun banyak ratu Mesir lain yang menggunakan namanya,
dialah yang dikenal dengan nama Cleopatra, dan semua pendahulunya yang bernama sama
hampir dilupakan orang.

Ia adalah penguasa Mesir bersama ayahnya Ptolemeus XII, saudara laki-laki sekaligus suaminya:
Ptolemeus XIII dan Ptolemeus XIV, dan akhirnya anaknya Caesarion. Cleopatra berhasil
mengatasi kudeta yang dirancang oleh pendukung saudara laki-lakinya dengan bersekutu dengan
Julius Caesar dan dilanjutkan Mark Antony. Cleopatra memiliki 1 anak dari Julius Caesar dan 3
anak dari Mark Antony (dua diantaranya adalah kembar).

Cleopatra bunuh diri sewaktu Augustus (Octavianus) naik tahta dan menyerang Mesir, dengan
cara memasukkan tangannya sendiri kedalam keranjang penuh ular berbisa ( Asp / sejenis Cobra
asal Afrika Utara). Kisah hidupnya sering didramatisasikan dalam berbagai bentuk karya,
termasuk "Antony and Cleopatra" dari William Shakespeare dan beberapa film modern.

Masa kecil

Sedikit yang diketahui tentang masa kecil Cleopatra, tetapi Cleopatra berdarah Yunani, bukan
keturunan Mesir. Ia dilahirkan pada awal tahun 69 SM, anak ke-3 dari 6 orang dan lahir di
kalangan Dinasti Ptolemaik Yunani. Ia mempunyai 2 orang kakak dan seorang adik perempuan
serta dua adik laki-laki. Ia dilahirkan dan dibesarkan di Alexandria yang merupakan kota terbesar
dan termewah saat itu.

Kerajaan dari ayah Cleopatra tidak aman akibat tekanan dan konflik dari luar dan dalam
perebutan kekuasaan, serta konflik dalam seperti pemerintahan sentralisasi dan korupsi politik.
Hal ini memimpin pemberontakan dan hilangnya Siprus dan Cyrenaica yang menyebabkan masa
kekuasaan Ptolemeus sebagai salah satu yang paling mematikan di dinasti tersebut.

Semasa kecil, Cleopatra telah melihat persengketaan dalam keluarganya sendiri. Dikatakan
bahwa ayahnya selamat dari 2 usaha pembunuhan ketika seoragn pelayan menemukan ular
berbisa yang mematikan di tempat tidurnya dan pelayan yang mencicipi minuman anggur
tuannya yang selanjutnya pelayan tersebut meninggal. Kakak perempuan tertuanya, Tryphaena
juga mencoba untuk meracuni Cleopatra sehingga ia mulai menggunakan juru cicip. Ketika ia
berusia belasan tahun, ia menyaksikan kejatuhan ayahnya sendiri dan ayahnya menjadi boneka
Kekaisaran Romawi akibat beban utang yang terlalu tinggi, tetapi masih berharap agar Romawi
tidak menaklukan Mesir. Keadaan itu menyebabkan Ptolemeus XII diusir rakyat dari Alexandria
yang akhirnya melarikan diri ke Romawi.
Pada tahun 58 SM, ibunya, Cleopatra V mengambil alih pemerintahan bersama anaknya,
Berenice IV dengan bantuan gubernur Suriah yang dikuasai Romawi, Aulus Gabinius selama
setahun hingga ibunya meninggal, lalu Berenice IV memerintah sendiri. Ptolemeus XII
menggulingkan anak perempuan tertuanya pada tahun 55 SM dan menghukum mati anaknya,
Berenice IV. Kakak perempuan Cleopatra lainnya, Tryphaena mengambil tahta dan tidak lama
kemudian ia meninggal yang menyisakan Cleopatra dengan suaminya dan adiknya, Ptolemeus
XIII sebagai penerus tahta.

Naik tahta

Ptolemeus XII meninggal pada bulan Maret tahun 51 SM, membuat Cleopatra yang saat itu
berusia sekitar 18 tahun dan Ptolemeus XIII yang berusia sekitar 12 tahun sebagai pemimpin
gabungan. 3 tahun pertama kekuasaan mereka sulit karena permasalahan ekonomi, kelaparan,
banjir sungai Nil dan konflik politik. Walaupun Cleopatra menikahi adiknya, ia menunjukan
bahwa ia tidak memiliki keinginan untuk berbagi kekuasaan dengannya.

Diturunkan dari tahta

Pada bulan Agustus tahun 51 SM, relasi mereka rusak. Cleopatra menurunkan nama Ptolemeus
dari dokumen resmi dan wajahnya muncul sendiri di uang koin yang berada diluar tradisi
Ptolemaik yang menyatakan bahwa pemimpin wanita dibawahkan oleh pemimpin laki-laki. Hal
ini menghasilkan kelompok rahasia orang yang tidak termasuk dalam istana, dipimpin oleh
eunuch Pothinus, menurunkan Cleopatra dari kekuasaan dan menjadikan Ptolemeus pemimpin
pada tahun 48 SM (atau lebih awal, dan terdapat sebuah dekrit pada tahun 51 SM dengan nama
Ptolemeus sendiri). Ia mencoba untuk melakukan pemberontakan disekitar Pelusium, tapi ia
terpaksa melarikan diri dari Mesir dengan adiknya yang tersisa, Arsinoe.

Kembali naik tahta


Ketika Cleopatra pergi dari Mesir, Pompey melibatkan diri dalam perang saudara Romawi. Pada
musim gugur tahun 48 SM, Pompey melarikan diri dari pasukan Julius Caesar ke Alexandria dan
mencari suaka. Ptolemeus saat itu berusia 15 tahun dan menunggu kedatangannya. Pada tanggal
28 September 48 SM, Pompey dibunuh oleh salah satu mantan opsirnya yang sekarang bekerja
untuk Ptolemaik. Ia dipenggal di depan istri dan anaknya, yang berada di kapal yang baru saja ia
turuni. Ptolemeus berpikir bahwa dengan ia telah memerintahkan kematian Pompey untuk
menyenangkan Julius Caesar. Hal ini adalah kesalahan Ptolemeus yang besar. Ketika Caesar tiba
di Mesir dua hari kemudian, Ptolemeus memberikan kepala Pompey. Caesar yang melihat hal ini
sangat marah karena fakta bahwa walaupun ia musuh politik Caesar, Pompey adalah konsul
Roma dan duda dari anak Julis Caesar, Julia. Caesar menguasai ibukota Mesir dan
menjadikannya wasit dari klaim antara Ptolemeus dan Cleopatra.

Cleopatra mengambil kesempatan ini dan kembali ke istana dan bertemu dengan Caesar.
Dipercaya bahwa Caesar terpesona dengan langkahnya, dan Cleopatra menjadi kekasihnya. 9
bulan setelah pertemuan pertama mereka, Cleopatra melahirkan bayi. Pada saat ini, Caesar
meninggalkan rencananya untuk menggabungkan Mesir, dan mendukung klaim Cleopatra atas
tahta. Setelah perang saudara pendek, Ptolemeus XIII tenggelam di sungai Nil dan Caesar
mengembalikan Cleopatra ke tahtanya, dengan adiknya yang lain Ptolemeus XIV sebagai wakil
pemimpin baru.

Hubungan Cleopatra dengan Julius Caesar

Walaupun perbedaan umur Cleopatra dan Julius Caesar sebesar 30 tahun, Cleopatra dan Caesar
menjadi kekasih selama Caesar berada di Mesir tahun 48 SM sampai 47 SM. Mereka bertemu
ketika Cleopatra berusia 21 tahun dan Caesar berusia 50 tahun. Pada tanggal 23 Juni 47 SM,
Cleopatra melahirkan Ptolemeus Caesar (disebut "Caesarion" yang berarti "Caesar kecil").
Cleopatra mengklaim Caesar sebagai ayahnya dan berharap untuk menjadikan anak itu sebagai
ahli waris, tetapi Caesar menolak dan lebih memilih cucu lelakinya, Octavian. Caesarion
dimaksudkan untuk mewarisi Mesir dan Romawi, menyatukan timur dan barat.

Cleopatra dan Caesarion mengunjungi Roma pada tahun 47 SM sampai tahun 41 SM dan hadir
ketika Caesar dibunuh pada tanggal 15 Maret 44 SM. Sebelum atau sesudah pembunuhan, ia
kembali ke Mesir. Ketika Ptolemeus XIV meninggal karena kesehatannya memburuk, Cleopatra
menjadikan Caesarion penerusnya. Untuk menjaganya dan Caesarion, adiknya Arsinoe
meninggal.
http://www.oase.suropeji.web.id/2011/02/sejarah-cleopatra-sang-ratu-mesir.html

1. Identifikasilah kelebihan teks cerita biografi di atas!


2. Identifikasilah kekurangan teks cerita biografi di atas!
Pedoman penskoran

No. Aspek dan Kriteria Bobot


Soal
1. Mengidentifikasi kelebihan teks cerita biografi
a.Bila menampilkan 3 atau lebih kelebihan teks cerita biografi 4
b.Bila menampilkan 2 kelebihan teks cerita biografi 3
c.Bila menampilkan 1 kelebihan teks cerita biografi 2
d. Bila menampilkan kelebihan teks cerita biografi dan jawaban tidak tepat 1
2. Mengidentifikasi kekurangan teks cerita biografi
a.Bila menampilkan 3 atau lebih kekurangan teks cerita biografi 4
b.Bila menampilkan 2 kekurangan teks cerita biografi 3
c.Bila menampilkan 1 kekurangan teks cerita biografi 2
d. Bila menampilkan kekurangan teks cerita biografi dan jawaban tidak tepat 1

Nilai Pengetahuan = Jml skor diperoleh x 100


8

Padang, 2014
Mengetahui,
Kepala SMPN ..... Padang Guru Mata Pelajaran

…………………………… Annisa Atma, S.Pd.


Lampiran 03
Penilaian Keterampilan

Baca dan cermatilah kutipan teks cerita biografi “Ayah…Kisah Buya Hamka” karya Irfan
Hamka berikut!

Ayah Guru Mengajiku

Suatu hari Haji Shalih tidak datang. Ditunggu sampai hari ketiga, beliau tidak juga
datang. Kabarnya ia sakit. Mengetahui sudah tiga hari kami tidak mengaji, Ayah langsung turun
tangan. Ia juga tahu kami telah menyelesaikan Juz Amma, jadi Ayah langsung mengambil Al
Quran.

Halamann pertama langsung dibuka surah Al Baqarah. Ayah langsung menyodorkannya


kepadaku.

“Bacalah!” pinta Ayah sambil memendangku.

Kami belajar mengaji di meja makan. Kami duduk berdampingan. Sebelah kananku Kak
Aliyah. Sebelah kiriku Fathiyah. Sedangkan Ayah duduk di depan kami, dekat Azizah sambil
mengisap sebatang rokok kretek cap Gentong, kesenangan Ayah.

Dengan badan gemetar aku hanya melihat huruf-huruf Arab keriting itu tanpa mengenal
huruf itu untuk dibaca. Haji Shalih hanya mengajariku untuk menghafal surah-surah Juz Amma
tanpa mengajarkan untuk mengenal ejaan ata setiap huruf itu.

Setelah beberapa saat aku hanya memandang bacaan surah Al-Fatihah sambil
membungkukkan leherku agak menekuk tanpa tahu bagaimana harus memulai membacanya.
Aliyah dan Fathiyah masih menghafal surat Juz Amma.

Sebenarnya, aku hafal surah Al Fatihah yang ada di Juz Amma, namun membaca surah
Al Baqarah, aku benar-benar kalut dibuatnya. Apalagi terdengar suara Ayah mengulangi
perintahnya.

“Ayo, bacalah!”

Aku tambah gugup. Aku beranikan untuk membaca.

“Audzubillahhi minassaithani rajiim.”

Lancar, walaupun agak gemetar suaraku. Terhenti sejenak.

“Ayo, teruskan!” terdengar kembali perintah Ayah.

Dalamm urusan membaca Alquran aku hanya menguasai dua hal. Pertama Ummu
Qur’an. Yang kedua, “Bismillahirrahmanirrahiim”.
Namun, celaka bagiku. Entah setan mana yang membelokkan lidahku, yang kubaca jadi
lain.

“Bismillahirrahmanirahum.”

Aku terkejut mendengar suaraku sendiri. Akku tambah panik.

“Coba ulang apa yang kau baca tadi, Fan?” nada Ayah seperti penasaran.

Lama aku tertunduk lagi.

“Bacalah!” kembali Ayah menyuruhku.

Dengan hati-hati aku ralat bacaanku tadi.

“Bismillahirrohmanirrohiim.” Aku memperbaiki

“Bukan itu!” Suara Ayah kali ini agak keras.

Aduh! Aku tak berkutik.

Soal:

1. Identifikasilah pokok informasi yang terdapat dalam teks cerita biografi di atas!
2. Buatlah ringkasan teks cerita biografi di atas!

Pedoman penskoran

No. Aspek dan Kriteria Bobot


Soal
1. Mengidentifikasi pokok informasi teks cerita biografi
a.Bila mengidentifikasi pokok-pokok informasi dan mencakup 3 struktur teks cerita 4
biografi dengan tepat.
b.Bila mengidentifikasi pokok-pokok informasi dan mencakup 2 struktur teks cerita 3
biografi dengan tepat.
c. Bila mengidentifikasi pokok-pokok informasi dan mencakup 1 struktur teks cerita 2
biografi dengan tepat.
d. Bila mengidentifikasi pokok-pokok informasi dan jawaban kurang tepat. 1
2. Ringkasan teks cerita biografi
a.Bila menampilkan ringkasan dengan ketiga struktur teks cerita biografi 4
b.Bila menampilkan ringkasan dengan dua struktur teks cerita biografi 3
c.Bila menampilkan ringkasan dengan satu struktur teks cerita biografi 2
d.Bila menampilkan ringkasan teks dan jawaban tidak tepat 1

Nilai Pengetahuan = Jml skor diperoleh x 100


8
Padang, 2014
Mengetahui,
Kepala SMPN ..... Padang Guru Mata Pelajaran

………………………… Annisa Atma, S.Pd.


TEKS CERITA BIOGRAFI
MEDIA BELAJAR
KD 4.4
A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli(toleransi
dan gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

A. Kompetensi Dasar dan Indikator


KD 1.1
Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis.

KD 2.5
Memiliki perilaku jujur dan percaya diri dalam pengungkapan kembali tujuan dan metode
serta hasil kegiatan.

KD 3.4
Mengidentifikasi kekurangan teks cerita moral/fable, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan
cerita biografi berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan
Indikator Pencapaian:
3.4.3 Mengidentifikasi kelebihan teks cerita biografi
3.4.4 Mengidentifikasi kekurangan teks cerita biografi

KD 4.4
Meringkas teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik
secara lisan maupun tulisan.
Indikator Pencapaian:
4.4.3 Menentukan pokok-pokok informasi teks cerita biografi
4.4.4 Meringkas teks cerita biografi
Media
Pertemuan 1

KD 3.4
Mengidentifikasi kekurangan teks cerita moral/fable, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan
cerita biografi berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan
Indikator Pencapaian:
3.4.5 Mengidentifikasi kelebihan teks cerita biografi
3.4.6 Mengidentifikasi kekurangan teks cerita biografi

Media 1
Media 2

Puisi

BUNG HATTA

Karya: Iwansyah

Tuhan terlalu cepat semua


Kau panggil satu-satunya yang tersisa
Proklamator tercinta…

Jujur lugu dan bijaksana


Mengerti apa yang terlintas dalam jiwa
Rakyat Indonesia…

Hujan air mata dari pelosok negeri


Saat melepas engkau pergi…
Berjuta kepala tertunduk haru

Terlintas nama seorang sahabat


Yang tak lepas dari namamu…
Terbayang baktimu, terbayang jasamu
Terbayang jelas… jiwa sederhanamu
Bernisan bangga, berkapal doa
Dari kami yang merindukan orang
Sepertimu….......
Diposkan oleh iwansyah
Media 3

Ayah Menangkap Penjahat

Pada bagian ini, aku hanya akan menceritakan sebuah pengalaman yang aku dan Ayah
hadapi selepas acara di Bandung.

Ceritanya begini. Setelah Sidang Konstituante selesai, keesokan harinya Ayah


mengajakku pulang kembali ke Jakarta. Kami kehabisan tempat di mobil 4848, jadi terpaksa
kami menumpang bus umum ¾ bernama Oriental. Pukul 10 pagi, Ayah an aku pergi ke
pangkalan bus tersebut dekat alun-alun kota. Bus itu sering berhenti menaikkan dan menurunkan
penumpang. Pukul 4 sore kami baru sampai di Cipanas.

Bus berhenti di kota sejuk ini untuk beristirahat dan memberi kesempatan penumpang
untuk makan. Setelah makan, Ayah mengajakku ke sebuah masjid yang terletak di bawah bawah
jalan raya. Masjid itu hampir semua bangunannya terbuat dari kayu. Kami shalat jamak qasar di
masjid itu. Selesai shalat, Ayah membimbing tanganku kembali ke jalan. Dari masjid ke jalan
raya jalannya agak menanjak. Dari jalan raya tampak tiga orang laki-laki menuruni jalan menuju
ke tempat kami. Melihat ketiga orang itu Ayah berbisik kepadaku.

“Orang itu penjahat, kita harus hati-hati!” Ayah memperingatkanku.

Aku dan Ayah berjalan menanjak ke arah jalan raya. Ketiga orang itu berjalan menurun
ke arah kami. Ayah melepaskan pegangan tangannya di tanganku. Setelah hampir berpapasan,
tiba-tiba salah seorang yang paling dekat dengan Ayah mencabut pisau belati dan menangkap
tangan kanan Ayah. Ia mengarahkan pisaunya ke leher Ayah. Aku tidak bisa mengikuti gerakan
tangan kiri Ayah. Dengan cepat, Ayah memegang tangan kanan si penyerangyang memegang
pisau, mengapitnyadi bawah sikunya.

Tangan kanan Ayah telah memegang pisau yang akan ditodongkan ke lehernya tadi.
Terdengar jeritan kesakitan si penyerang. Pisau di yangan kanan Ayah ditempelkan ke leher
orang itu. Melihat kejadian itu, kedua teman penodong lari terbirit-birit ke arah samping masjid.
Beberapa orang di atas jalan raya mendengar jeritan kesakitann si penjahat, mereka berlari
mendatangi. Salah seorang anggota tentara bertanya kepada Ayah, apa yang terjadi. Ayah
menjelaskan laki-laki yang baru dilumpuhkan Ayah adalah seorang penjahat ingin merampok.
Penodong itu dibawa oleh anggota tentara itu ke kantor Koramil. Tentara ini seorang anggota
Koramil.

Sampai di tempat bus Oriental berhenti, ternyata bus itu telah pergi meninggalkan kami.
Rupanya ada jam malam yang diberlakukan mulai pukul 6 sore. Saat kami agak kebingungan,
dari arah Cianjur tampak sebuah mobil mendatangi dengan cepat. Mobil itu dihentikkan oleh
anggota Koramil tadi. Di dalamnya ada dua orang. Wajanya orang Arab. Mereka ingin cepat-
cepat ke Jakarta, sebentar lagi ada jam malam. DI/TII masih sering melakukan penyerangan ke
pos-pos keamanan dan rumah-rumah penduduk.

Kepada kedua orang dalam mobil itu, anggota Koramil minta tolong agar dapat
membawa kami ke Jakarta. Dalam perjalanan, kami berkenalan. Ternyata, kedua Arab itu kakak-
beradik, mereka keponakan AR Baswedan, Pimpinan Persatuan Arab Al-Irsyad, teman baik
Ayah. Kakak beradik ini bernama Murat dan Salim.

Kami sampai di Jakarta pukul 9 malam. Tidak ada jam malam. Kami minta diantar ke
alamat bus Oriental yang tercantum di karcis bus. Kantor bus kira-kira terletak di bangunan
Departemen Perdagangan di Jalan Abdul Muis sekarang. Pemilik bus Oriental bernama Lim Tjoe
King, seorang China, meminta maaf karena meninggalkan kami di Cipanas.

“Takut kena jam malam, Pak,” katanya pada Ayah.

Pemilik bus tersebut kemudian menyerahkan koper, tas, dan jas Ayah yang terbawa bus.
Kami diantar pulang ke rumah dengan mobilnya.
Media
Pertemuan 2

KD 4.4
Meringkas teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik
secara lisan maupun tulisan.
Indikator Pencapaian:
4.4.5 Menentukan pokok-pokok informasi teks cerita biografi
4.4.6 Meringkas teks cerita biografi

Media 1

Media 2

Media 3

- Video pembacaan puisi “ Andai Kau Masih Ada “ Oleh Ratih Sanggarwati
PUISI

Andai Kau Masih Ada


Oleh Ratih Sanggarwati

Andai kau masih ada, Buya


Kau akan gembira melihat Al-Azhar telah bertabur
Di seluruh Nusantara
Menyemai pendidikan dan mendidik anak-anak para ibu
Yang tak punya waktu

Andai kau masih ada, Buya


Kau kan bersedih melihat para ibu itu tak mau mengajarkan
Jangankan mengaji, Buya
Mengajarkan sopann santun saja mereka tak mampu
Oh bukan Buya, bukan tak mampu, tapi mereka tak mau

Andai kau masih ada, Buya


Kau akan tertawa melihat betapa agama
Telah menyelusup kerelung-relung jiwa muda di perkotaan
Tidak hanya di surau atau madrasah layaknya kau remaja dahulu

Andai kau masih ada, Buya


Kau pun akan menangis betapa agama
Tak merasuk dalam akhlak keseharian mereka
Tak menjadi hiasan mata mereka dalam membaca
Tak menjadi hiasan bibir mereka dalam bercakap

Andai kau masih ada, Buya


Kau akan bahagia melihat anak negeri ini berani berbicara
Mengeluarkan pendapat yang dapat mengubah negara
Tapi jua, Buya

Andai kau masih ada


Maka kau akan merana melihat keberanian mereka
Telah melanggar norma
Tak bisa mereka seperti engkau
Yang berseberangan dengan penguasa tapi kau tetap menghargainya
Dan kau tetap menjadi imam shalat jenazah ketika dia tiada
Ah Buya, betapa kami berharap andai kau masih ada, Buya

Jakarta, 8 April 2008


Media 4

Ayah Guru Silatku

Pada suatu hari, selesai shalat shubuh di Masjid Agung, Ayah mengajakku ke
halaman samping rumah. Di dekat ayunan, Ayah menyuruhku menanggalkan sarung
yang masih kupakai. Tiba-tiba saja berkata padaku, kata-kata yang sudah lama ingin
kudengar dari Ayah.

“Jadi Wa’ang mau balaja silek ke Ayah?” Ayah mempertanyakan keinginanku


belajar silat padanya.

Aku mengangguk senang.

Berkali-kali aku memohon diajarkan silat kepada Ayah. Sejak masih tinggal Gang
Buntu dulu, dan baru sekarang kesampaian. Saat itu, aku telah duduk di kelas III SMPN
XIII, Kebayoran Baru.

Aku berdiri di hadapan Ayah. Beliau menyuruhku untuk mengikuti sema


gerakkannya. Mula-mula aku harus melakukan latihan peregangan seluruh tubuhku;
kaki, tangan, leher, pinggang. Latihan peregangan ini harus kulakukan sebelum latihan
silat. Dari mulai belajar posisi berdiri dengna benar, hingga bagaimana melatih
kelenturan tubuh. Dengan lemah-lembut Ayah memintaku mencontoh gerakan-gerakan
kakinya.

“Ini yang dinamakan langkah sembilan, kau harus menguasainya dengan benar.
Langkah sembilan merupakan inti dari silat Minang,” ujar Ayah kepadaku.
Langkah Sembilan merupakan gerakan menukar-nukar langkah’ maju, mundur,
gerakan menyamping, berputar. Mula-mula Ayah dengan lembut mengajarku. Namun,
setelah dua minggu aku dilatih, Ayah mulai keras. Berkali-kali aku terbanting ke tanah,
bila melakukan kesalahan gerakan. Sedikit saja “suntikan” kaki Ayah mengenai tumit
atau lekukan lututku, aku langsung tersungkur. Sering, saat melihat aku babak belur,
Ummi meminta Ayah jangan keras mengajari.

“Alah, Angku Haji, kasihan si Irfan.” Ummi mengingatkan Ayah.

Ummi biasa memanggil Ayah dengan panggilan Angku Haji.

Lama-lama aku bosan juga dapat pelajaran dari Ayah. Sudah hampir sebulan,
pelajaran yang kudapat hanya “langkah sembilan saja”. Bila ada tambahan, aku hanya
diminta menukar langkah sambil melompat, begitu turun ke tanah letak langkahku tidak
berubah. Bosan.

a. Pokok-pokok informasi yang terdapat dalam kutipan teks cerita biografi di atas dari
paragaf 1-10 adalah.
1. Suatu hari, setelah shalat shubuh Ayah menanyakan keinginan aku untuk latihan silat.
2. Aku merasa senang karena sudah lama ia ingin latihan silat dengan Ayahnya.
3. Latihan awal yang diajarkan Ayah dalam mengajarkan silat pada aku adalah
peregangan seluruh tubuh.
4. Ayah mengajari aku silat langkah sembilan yang merupakan dasar silat Minang.
5. Langkah Sembilan merupakan gerakan menukar-nukar langkah’ maju, mundur,
gerakan menyamping, berputar.
6. Setelah dua minggu latihan, Ayah mulai keras mengajarkan aku silat sehingga
tubuhnya babak belur oleh kesalahan yang dilakukannya dalam latihan.
7. Ummi meminta Ayah jangan terlalu keras dalam melatih aku ilmu silat.
8. Sebulan latihan, aku merasa bosan karena hanya silat langkah sembilan yang
diajarkan Ayah.

b. Menulis Ringkasan berdasarkan identifikasi pokok-pokok informasi teks cerita biografi


di atas.

Sebelum….

Suatu hari, setelah shalat shubuh Ayah menanyakan keinginan aku untuk latihan
silat. Aku merasa senang karena sudah lama ia ingin latihan silat dengan Ayahnya.
Latihan awal yang diajarkan Ayah dalam mengajarkan silat pada aku adalah peregangan
seluruh tubuh. Ayah mengajari aku silat langkah sembilan yang merupakan dasar silat
Minang. Langkah Sembilan merupakan gerakan menukar-nukar langkah’ maju, mundur,
gerakan menyamping, berputar. Setelah dua minggu latihan, Ayah mulai keras
mengajarkan aku silat sehingga tubuhku babak belur oleh kesalahan yang dilakukannya
dalam latihan. Ummi meminta Ayah jangan terlalu keras dalam melatih aku ilmu silat.
Sebulan latihan, aku merasa bosan karena hanya silat langkah sembilan yang diajarkan
Ayah.

Agar paragraf yang kamu buat menarik, mudah dipahami, dan tidak menimbulkan
kalimat yang ambigu, kamu boleh melakukan penyuntingan dengan mengurangi atau
menambahkan kata atau kalimat yang masih ada kaitan dengan teks. Ingat! Kata atau kalimat
yang kamu tambahkan tidak boleh merusak isi teks asli. Kamu dapat melakukan penambahan
kalimat atau kata yang berasal dari teks aslinya. Nah…perhatikanlah perbaikan paragraf di atas!

Sesudah…..

Suatu hari, setelah shalat shubuh Ayah menanyakan keinginan aku untuk latihan silat.
Aku merasa senang karena sudah lama ingin berlatih silat dengan Ayah. Mula-mula Ayah
mengajarkan peregangan seluruh tubuh. Ayah mengajari aku silat langkah sembilan yang
merupakan dasar silat Minang. Langkah Sembilan merupakan gerakan menukar-nukar langkah’
maju, mundur, gerakan menyamping, berputar. Setelah dua minggu latihan, Ayah mulai keras
mengajarkan aku silat sehingga tubuhku babak belur oleh kesalahan yang kulakukan dalam
latihan. Ummi merasa khawatir dan meminta Ayah jangan terlalu keras dalam melatih ku ilmu
silat. Sebulan latihan, aku merasa bosan karena hanya silat langkah sembilan yang diajarkan
Ayah

…Selamat Bekerja…
Pembelajaran Cerita Biografi
MATERI AJAR TENTANG TEKS CERITA
BIOGRAFI

Satuan Pendidikan : SMP/MTs


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Teks Cerita Biografi
Waktu : 6 x 40 menit
Kelas : VIII
Semester : II (dua)
Nama : .................................................

A. ORIENTASI

Tentu Ananda pernah mendengarkan cerita biografi pada pembelajaran pada


pertemuan sebelumnya bukan? Nah, seperti telah kita ketahui bersama bahwa cerita
biografi tidak jauh berbeda dari cerpen. Struktur dan ciri bahasanya pun tidak jauh
beda. Ananda jangan heran, kenapa istilah struktur dan ciri bahasa kembali dikemukan
disini. Yap….karena kita akan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan teks cerita
biografi dari segi struktur dan bahasanya atau manfaatnya bagi pembaca.
Selain itu, apakah Ananda pernah mendengar kata meringkas, atau malah sudah
mengerjakan kegiatan yang satu ini. Kegiatan meringkas ini sebenarnya sudah kegiatan
harian yang tanpa kita sadari lho. Ananda pasti pernah menceritakan film atau buku
yang Ananda tonton dan baca itu ke teman bukan? Apakah semua rangkaian cerita di
film atau buku itu Ananda ceritakan? Apakah Ananda menceritakan yang penting-
penting saja? Kalau jawaban Ananda iya…maka Ananda sudah melakukan kegiatan
meringkas secara lisan. Sekarang kita akan belajar meringkas secara tertulis. Ananda
penasaran bukan bagaimana caranya…. Yuk kita intip sama-sama!
Mudah-mudhan, setelah membaca, memahami, dan mengerjakan latihan-latihan
dalam materi ajar ini, Ananda akan lebih memahami: (1) mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangan teks cerita biografi, (2) mengidentifikasi pokok-pokok informasi teks cerita
biografi, dan (3) meringkas teks cerita biografi

B. Materi

1. Langkah-Langkah Mengidentifikasi Kelebihan dan Kekurangan

1. Pengertian Cerpen
Untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan teks cerita biografi dapat ditinjau
n Teks
dari segi struktur, bahasa teks, dan manfaat teks itu sendiri.

A. Struktur Teks
a. Orientasi adalah pengenalan tokoh, tempat, dan waktu, mencakup siapa, apa,
kapan, dan di mana.
b. Komplikasi adalah pengungkapan permasalahan cerita mulai berkembang.
Pada bagian ini, tokoh atau para tokoh cerita bergerak didorong oleh motif
tertentu. Pada cerita biografi yang sederhana, komplikasi langsung digunakan
untuk mengungkapkan konflik atau pertikaian antartokoh cerita.
c. Resolusi adalah bagian yang digunakan untuk mengungkapkan penyelesaian
cerita. Sifat penyelesaian itu ada tiga, berakhir menyenangkan atau happy
ending, berakhir menyedihkan atau sad ending, dan diserahkan kepada
pembaca/penyimak atau interpretative ending.
B. Bahasa Teks
Bahasa teks cerita biografi yang digunakan apakah mudah dipahami atau terlalu
banyak memuat istilah-istilah ilmiah atau asing yang menyulitkan pembaca dalam
memahami teks.
C. Manfaat Teks
Manfaat teks cerita biografi bagi peserta didik adalah menambah pengetahuan
peserta didik mengenai perjalanan hidup sang tokoh, belajar dari pengalaman
hidup tokoh, dan sebagainya.
2. Meringkas Teks Cerita Biografi

1. Definisi Ringkasan
Meringkas adalah cara yang efektif untuk menyajikan teks yang panjang
dalam sajian yang singkat. Kegiatan itu berarti memotong atau memangkas
sebuah teks. Sebuah ringkasan bermula dari karangan sumber yang panjang,
yang kemudian dipangkas dengan mengambil hal-hal atau bagian yang pokok
dengan membuang perincian serta ilustrasi. Meskipun demikian, sebuah
ringkasan tetap mempertahankan pikiran pengarang serta pendekatannya yang
asli. Jadi, pekerjaan meringkas merupakan keterampilan menulis ulang teks
yang sudah ada dalam bentuk yang singkat.

2. Langkah Meringkas Teks Cerita Biografi


a. Membaca teks
b. Menentukan pokok-pokok informasi yang
terdapat dalam teks
c. Mengolah ulang pokok-pokok informasi
tersebut dalam bentuk paragraf
Langkah-langkah untuk mengolah ulang
pokok-pokok informasi tersebut adalah.
(1) menulis ulang pokok-pokok informasi
dalam teks, (2) membuat draf ringkasan, dan
(3) membaca ulang ringkasan.
Pembahasan
Materi 1

A. Struktur Teks Cerita Biografi


a. Orientasi adalah pengenalan tokoh, tempat, dan waktu, mencakup siapa, apa, kapan,
dan di mana.

Keluarga kami terdiri dari Ayah, Ummi, Bang Zaki, Bang Rusjdi, Bang Fachry, Kak
Azizah, aku (Irfan), adikku Aliyah, dan si kecil Fathiyah. Ketika itu, Kak Azizah tengah duduk
di SR kelas 1, Bang Fachry kelas 2, sedangkan Bang Zaky dan Bang Rusdji bersekolah di
Tsanawiyah Muhammadiyah. Kami tinggal di sebuah bangunan semi permanen, berdinding
papan, dan beratapkan seng.
Saat itu, terdengar kabar bahwa Belanda telah memasuki Kota Solok. Ummi pun bersiap-
siap dengan barang-barang untuk mengungsi. Namun, Ayah sudah dua hari belum pulang. Ummi
sangat cemas. Kami berkumpul di ruang tengah. Di udara terdengar raungan suara pesawat
terbang Belanda melayang-layang. Belum terdengar tembakan dari pesawat terbang yang
bernama Yacher atau Mustang itu.

b. Komplikasi adalah pengungkapan permasalahan cerita mulai berkembang. Pada


bagian ini, tokoh atau para tokoh cerita bergerak didorong oleh motif tertentu. Pada
cerita biografi yang sederhana, komplikasi langsung digunakan untuk
mengungkapkan konflik atau pertikaian antartokoh cerita.

Ayah belum kembali dari Pasar Baru, Padang Panjang, mendengar Tan Malaka dari
radio yang membahas di tangkapnya Soekarno-Hatta oleh Belanda.
Pagi-pagi sekali, kami sekeluarga meninggalkan rumah, pergi mengungsi. Ummi berjalan
sambil mendukung adik kami, si kecil Fathiyah. Kami berjalan melalui pematang sawah menuju
Desa Tanah Bato yang berjarak setengah kilometer dari rumah.
Ayah belum muncul juga. Kami makin cemas. Sementara dari arah jalan raya terdengar
deruman suara kendaraan militer Belanda yang tidak ada putus-putusnya. Bang Zaki dan Bang
Rusdji memberanikan diri kembali ke rumah karena masih ada barang-barang yang tertinggal,
termasuk sebuah pistol milik Ayah.
Menjelang sore, kedua abangku itu kembali ke Tanah Bato bersama seorang laki-laki
muda. Orang itu bernama Ichsanuddin Ilyas, siswa Kuliyatul Mubalighin Padang Panjang.
Abang-abangku mengenalnya. Pemuda itu tingggal di asrama istana Putih, di Jalan Guguk
Mulintang, tidak jauh dari rumah kami. Aku kemudian memanggilnya dengan sebutan Bang
Ichsan.
Di Tanah Bato, kami ditampung di sebuah rumah penduduk. Menjelang pagi, Ayah baru
datang menemui kami. Keadaan Ayah tampak lusuh, tidak beralas kaki. Kaki Ayah penuh
lumpur. Ia tampak sangat letih. Seharian itu Ayah tidur, beristirahat. Malamnya, atas anjuran
pemilik rumah, Ayah diminta untuk segera pergi karena mata-mata Belanda mulai berkeliaran
menyelidiki tempat itu.
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
..

c. Resolusi adalah bagian yang digunakan untuk mengungkapkan penyelesaian cerita.


Sifat penyelesaian itu ada tiga, berakhir menyenangkan atau happy ending, berakhir
menyedihkan atau sad ending, dan diserahkan kepada pembaca/penyimak atau
interpretative ending.

Dua hari sepulang dari Sigiran, Ayah jatuh sakit. Sakit Ayah tergolong agak berat.
Mungkin akibat kelelahan. Ayah hampir lumpuh. Sebulan lamanya Ayah terbaring di
tempat tidur. Sesekali Ayah meminta aku dan Kak Azizah untuk memijat badannya.
Beliau sangat senang kalau kami menginjak-injak punggungnya. Kak Azizah mulai dari
punggung sampai ke bahu Ayah, sedangkan aku dari telapak kaki sampai ke paha Ayah.
Kami baru akan berhenti bila Ayah sudah tertidur.
Setelah kesehatannya membaik, Ayah membawa kami pindah ke sebuah rumah di
Sungai Ligin. Walaupun belum sehat betul, Ayah kembali pergi melaksanakan tugas
memberi penerangan dan semangat perjuangan membela kemerdekaan di seluruh negeri
Minangkabau dengan berjalan kaki. Bang Ichsan menemani seperti biasa. Sesekali, Bang
Rusdji juga turut bersama mereka.

Pembahasan
Materi 2

c. Bacalah kutipan teks cerita biografi “Ayah…..Kisah Buya Hamka” karya Irfan Hamka
berikut ini!

Ayah Guru Silatku

Pada suatu hari, selesai shalat shubuh di Masjid Agung, Ayah mengajakku ke
halaman samping rumah. Di dekat ayunan, Ayah menyuruhku menanggalkan sarung
yang masih kupakai. Tiba-tiba saja berkata padaku, kata-kata yang sudah lama ingin
kudengar dari Ayah.

“Jadi Wa’ang mau balaja silek ke Ayah?” Ayah mempertanyakan keinginanku


belajar silat padanya.

Aku mengangguk senang.


Berkali-kali aku memohon diajarkan silat kepada Ayah. Sejak masih tinggal Gang
Buntu dulu, dan baru sekarang kesampaian. Saat itu, aku telah duduk di kelas III SMPN
XIII, Kebayoran Baru.

Aku berdiri di hadapan Ayah. Beliau menyuruhku untuk mengikuti sema


gerakkannya. Mula-mula aku harus melakukan latihan peregangan seluruh tubuhku;
kaki, tangan, leher, pinggang. Latihan peregangan ini harus kulakukan sebelum latihan
silat. Dari mulai belajar posisi berdiri dengna benar, hingga bagaimana melatih
kelenturan tubuh. Dengan lemah-lembut Ayah memintaku mencontoh gerakan-gerakan
kakinya.

“Ini yang dinamakan langkah sembilan, kau harus menguasainya dengan benar.
Langkah sembilan merupakan inti dari silat Minang,” ujar Ayah kepadaku.

Langkah Sembilan merupakan gerakan menukar-nukar langkah’ maju, mundur,


gerakan menyamping, berputar. Mula-mula Ayah dengan lembut mengajarku. Namun,
setelah dua minggu aku dilatih, Ayah mulai keras. Berkali-kali aku terbanting ke tanah,
bila melakukan kesalahan gerakan. Sedikit saja “suntikan” kaki Ayah mengenai tumit
atau lekukan lututku, aku langsung tersungkur. Sering, saat melihat aku babak belur,
Ummi meminta Ayah jangan keras mengajari.

“Alah, Angku Haji, kasihan si Irfan.” Ummi mengingatkan Ayah.

Ummi biasa memanggil Ayah dengan panggilan Angku Haji.

Lama-lama aku bosan juga dapat pelajaran dari Ayah. Sudah hampir sebulan,
pelajaran yang kudapat hanya “langkah sembilan saja”. Bila ada tambahan, aku hanya
diminta menukar langkah sambil melompat, begitu turun ke tanah letak langkahku tidak
berubah. Bosan.

d. Pokok-pokok informasi yang terdapat dalam kutipan teks cerita biografi di atas dari
paragaf 1-10 adalah.
9. Suatu hari, setelah shalat shubuh Ayah menanyakan keinginan aku untuk latihan silat.
10. Aku merasa senang karena sudah lama ia ingin latihan silat dengan Ayahnya.
11. Latihan awal yang diajarkan Ayah dalam mengajarkan silat pada aku adalah
peregangan seluruh tubuh.
12. Ayah mengajari aku silat langkah sembilan yang merupakan dasar silat Minang.
13. Langkah Sembilan merupakan gerakan menukar-nukar langkah’ maju, mundur,
gerakan menyamping, berputar.
14. Setelah dua minggu latihan, Ayah mulai keras mengajarkan aku silat sehingga
tubuhnya babak belur oleh kesalahan yang dilakukannya dalam latihan.
15. Ummi meminta Ayah jangan terlalu keras dalam melatih aku ilmu silat.
16. Sebulan latihan, aku merasa bosan karena hanya silat langkah sembilan yang
diajarkan Ayah.

e. Menulis Ringkasan berdasarkan identifikasi pokok-pokok informasi teks cerita biografi


di atas.

Sebelum….

Suatu hari, setelah shalat shubuh Ayah menanyakan keinginan aku untuk latihan
silat. Aku merasa senang karena sudah lama ia ingin latihan silat dengan Ayahnya.
Latihan awal yang diajarkan Ayah dalam mengajarkan silat pada aku adalah peregangan
seluruh tubuh. Ayah mengajari aku silat langkah sembilan yang merupakan dasar silat
Minang. Langkah Sembilan merupakan gerakan menukar-nukar langkah’ maju, mundur,
gerakan menyamping, berputar. Setelah dua minggu latihan, Ayah mulai keras
mengajarkan aku silat sehingga tubuhku babak belur oleh kesalahan yang dilakukannya
dalam latihan. Ummi meminta Ayah jangan terlalu keras dalam melatih aku ilmu silat.
Sebulan latihan, aku merasa bosan karena hanya silat langkah sembilan yang diajarkan
Ayah.

Agar paragraf yang kamu buat menarik, mudah dipahami, dan tidak menimbulkan
kalimat yang ambigu, kamu boleh melakukan penyuntingan dengan mengurangi atau
menambahkan kata atau kalimat yang masih ada kaitan dengan teks. Ingat! Kata atau kalimat
yang kamu tambahkan tidak boleh merusak isi teks asli. Kamu dapat melakukan penambahan
kalimat atau kata yang berasal dari teks aslinya. Nah…perhatikanlah perbaikan paragraf di atas!

Sesudah…..

Suatu hari, setelah shalat shubuh Ayah menanyakan keinginan aku untuk latihan
silat. Aku merasa senang karena sudah lama ingin berlatih silat dengan Ayah. Mula-mula
Ayah mengajarkan peregangan seluruh tubuh. Ayah mengajari aku silat langkah sembilan
yang merupakan dasar silat Minang. Langkah Sembilan merupakan gerakan menukar-
nukar langkah’ maju, mundur, gerakan menyamping, berputar. Setelah dua minggu
latihan, Ayah mulai keras mengajarkan aku silat sehingga tubuhku babak belur oleh
kesalahan yang kulakukan dalam latihan. Ummi merasa khawatir dan meminta Ayah
jangan terlalu keras dalam melatih ku ilmu silat. Sebulan latihan, aku merasa bosan
karena hanya silat langkah sembilan yang diajarkan Ayah.
Mudahkan dalam membuat ringkasan….!!!
Selamat mencoba..
TEKS CERITA BIOGRAFI
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
KD 3.4 & 4.4
B. Kompetensi Inti
KI 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli(toleransi
dan gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

C. Kompetensi Dasar dan Indikator


KD 1.1
Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis

KD 2.5
Memiliki perilaku jujur dan percaya diri dalam pengungkapan kembali tujuan dan metode
serta hasil kegiatan

KD 3.4
Mengidentifikasi kekurangan teks cerita moral/fable, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan
cerita biografi berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan
Indikator Pencapaian:
3.4.7 Mengidentifikasi kelebihan teks cerita biografi
3.4.8 Mengidentifikasi kekurangan teks cerita biografi

KD 4.4
Meringkas teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik
secara lisan maupun tulisan
Indikator Pencapaian:
4.4.7 Menentukan pokok-pokok informasi teks cerita biografi
4.4.8 Meringkas teks cerita biografi
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
6. Selama proses pembelajaran peserta didik terbiasa berbahasa Indonesia baik lisan
maupun tertulis dalam pembelajaran mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan teks
cerita biografi dengan benar.
7. Selama proses pembelajaran peserta didik menunjukkan perilaku jujur dalam
mengungkapkan kembali suatu peristiwa atau kejadian yang dihadapi dalam
pembelajaran mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan teks biografi dengan benar.
8. Selama proses pembelajaran peserta didik menunjukkan perilaku percaya diri dalam
mengungkapkan kembali suatu peristiwa atau kejadian yang dihadapi dalam
pembelajaran mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan biografi dengan benar.
9. Setelah membaca teks cerita biografi, peserta didik dapat mengidentifikasi kelebihan teks
cerita biografi dengan tepat.
10. Setelah membaca teks cerita biografi, peserta didik dapat mengidentifikasi
kekurangan teks cerita biografi dengan tepat.

Pertemuan 2
6. Selama proses pembelajaran peserta didik terbiasa berbahasa Indonesia baik lisan
maupun tertulis dalam pembelajaran mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan teks
cerita biografi dengan benar.
7. Selama proses pembelajaran peserta didik menunjukkan perilaku jujur dalam
mengungkapkan kembali suatu peristiwa atau kejadian yang dihadapi dalam
pembelajaran mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan teks biografi dengan benar.
8. Selama proses pembelajaran peserta didik menunjukkan perilaku percaya diri dalam
mengungkapkan kembali suatu peristiwa atau kejadian yang dihadapi dalam
pembelajaran mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan biografi dengan benar.
9. Setelah membaca teks cerita biografi, peserta didik dapat menentukan pokok-pokok
informasi teks cerita biografi dengan tepat.
10. Setelah membaca teks cerita biografi, peserta didik dapat meringkas teks cerita
biografi dengan tepat.

LKS Pertemuan 1

Baca dan cermatilah teks cerita biografi berikut!

Hari-hari Akhir Si Pitung


Betawi Oktober 1893. Rakyat Betawi di kampung-kampung tengah berkabung. Dari
mulut ke mulut mereka mendengar Si Pitung atau Bang Pitung meninggal dunia, setelah
tertembak dalam pertarungan tidak seimbang dengan kompeni. Bagi warga Betawi, kematian Si
Pitung merupakan duka mendalam. Karena ia membela rakyat kecil yang mengalami penindasan
pada masa penjajahan Belanda. Sebaliknya, bagi kompeni sebutan untuk pemerintah kolonial
Belanda pada masa itu, dia dilukiskan sebagai penjahat, pengacau, perampok, dan entah apa lagi.

Jagoan kelahiran Rawa Belong, Jakarta Barat ini telah membuat repot pemerintah
kolonial di Batavia, termasuk gubernur jenderal. Karena Bang Pitung merupakan ancaman
keamanan dan ketertiban hingga berbagai macam strategi dilakukan pemerintah Hindia Belanda
untuk menangkapnya hidup atau mati. Pokoknya Pitung ditetapkan sebagai orang yang kudu
dicari dengan status penjahat kelas wahid di Betawi.

Bagaimana Belanda tidak gelisah, dalam melakukan aksinya membela rakyat kecil Bang
Pitung berdiri di barisan depan. Kala itu Belanda memberlakukan kerja paksa terhadap pribumi
termasuk “turun tikus”. Dalam gerakan ini rakyat dikerahkan membasmi tikus di sawah-sawah
disamping belasan kerja paksa lainnya. Belum lagi blasting (pajak) yang sangat memberatkan
petani oleh para tuan tanah.

Si Pitung, yang sudah bertahun-tahun menjadi incaran Belanda, mati setelah ditembak
dengan peluru emas oleh Schout Van Hinne dalam suatu penggerebekan karena ada yang
mengkhianati dengan memberi tahu tempat persembunyiannya. Ia ditembak dengan peluru emas
oleh schout (setara Kapolres) Van Hinne karena dikabarkan kebal dengan peluru biasa. Begitu
takutnya penjajah terhadap Bang Pitung, sampai tempat ia dimakamkan dirahasiakan. Takut jago
silat yang menjadi idola rakyat kecil ini akan menjadi pujaan.

Si Pitung, berdasarkan cerita rakyat (folklore) yang masih hidup di masyarakat Betawi,
sejak kecil belajar mengaji di langgar (mushala) di kampung Rawa Belong. Dia, menurut istilah
Betawi, “orang yang denger kate”. Dia juga “terang hati”, cakep menangkap pelajaran agama
yang diberikan ustadznya, sampai mampu membaca (tilawat) Alquran. Selain belajar agama,
dengan H Naipin, Pitung –seperti warga Betawi lainnya–, juga belajar ilmu silat. H Naipin, juga
guru tarekat dan ahli maen pukulan.

Suatu ketika di usia remaja sekitar 16-17 tahun, oleh ayahnya Pitung disuruh menjual
kambing ke Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dari kediamannya di Rawa Belong dia membawa
lima ekor kambing naik gerobak. Ketika dagangannya habis dan hendak pulang, Pitung dibegal
oleh beberapa penjahat pasar. Mulai saat itu, dia tidak berani pulang ke rumah. Dia tidur di
langgar dan kadang-kadang di kediaman gurunya H Naipan. Ini sesuai dengan tekadnya tidak
akan pulang sebelum berhasil menemukan hasil jualan kambing. Dia merasa bersalah kepada
orangtuanya. Dengan tekadnya itu, dia makin memperdalam ilmu maen pukulan dan ilmu
tarekat. Ilmu pukulannya bernama aliran syahbandar. Kemudian Pitung melakukan meditasi alias
tapa dengan tahapan berpuasa 40 hari. Kemudian melakukan ngumbara atau perjalanan guna
menguji ilmunya. Ngumbara dilakukan ke tempat-tempat yang “menyeramkan” yang pasti akan
berhadapan dengan begal.
Salah satu ilmu kesaktian yang dipelajari Bang Pitung disebut Rawa Rontek. Gabungan
antara tarekat Islam dan jampe-jampe Betawi. Dengan menguasai ilmu ini Bang Pitung dapat
menyerap energi lawan-lawannya. Seolah-olah lawan-lawannya itu tidak melihat keberadaan
Bang Pitung. Karena itu dia digambarkan seolah-olah dapat menghilang. Menurut cerita rakyat,
dengan ilmu kesaktian rawa rontek-nya itu, Bang Pitung tidak boleh menikah. Karena sampai
hayatnya ketika ia tewas dalam menjelang usia 40 tahun Pitung masih tetap bujangan.

Si Pitung yang mendapat sebutan “Robinhood” Betawi, sekalipun tidak sama dengan
“Robinhood” si jago panah dari hutan Sherwood, Inggris. Akan tetapi, setidaknya keduanya
memiliki sifat yang sama: Selalu ingin membantu rakyat tertindas. Meskipun dari hasil
rampokan terhadap kompeni dan para tuan tanah yang menindas rakyat kecil.

Sejauh ini, tokoh legendaris Si Pitung dilukiskan sebagai pahlawan yang gagah. Pemuda
bertubuh kuat dan keren, sehingga menimbulkan rasa sungkan setiap orang yang berhadapan
dengannya. Dalam film Si Pitung yang diperankan oleh Dicky Zulkarnaen, ia juga dilukiskan
sebagai pemuda yang gagah dan bertubuh kekar. Tapi, menurut Tanu Trh dalam “Intisari”
melukiskan berdasarkan penuturan ibunya dari cerita kakeknya, Pitung tidak sebesar dan segagah
itu. ”Perawakannya kecil. Tampang Si Pitung sama sekali tidak menarik perhatian khalayak.
Sikapnya pun tidak seperti jagoan. Kulit wajahnya kehitam-hitaman, dengan ciri yang khas
sepasang cambang panjang tipis, dengan ujung melingkar ke depan.”

Menurut Tanu Trh, ketika berkunjung ke rumah kakeknya berdasarkan penuturan ibunya,
Pitung pernah digerebek oleh schout van Hinne. Setelah seluruh isi rumah diperiksa ternyata
petinggi polisi Belanda ini tidak menemukan Si Pitung. Setelah van Hinne pergi, barulah Si
Pitung secara tiba-tiba muncul setelah bersembunyi di dapur. Karena belasan kali berhasil
meloloskan diri dari incaran Belanda, tidak heran kalau Si Pitung diyakini banyak orang
memiliki ilmu menghilang. ”Yang pasti,” kata ibu, seperti dituturkan Tanu Trh, ”dengan
tubuhnya yang kecil Pitung sangat pandai menyembunyikan diri dan bisa menyelinap di sudut-
sudut yang terlalu sempit bagi orang-orang lain.” Sedang kalau ia dapat membuat dirinya tidak
tampak di mata orang, ada yang meyakini karena ia memiliki kesaksian “ilmu rontek”.

Soal

1. Identifikasilah kelebihan teks cerita biografi di atas dengan tepat!


2. Identifikasilah kekurangan teks cerita biografi di atas dengan tepat!

Format Lembar Kerja Siswa

No. Kelebihan Teks Cerita Biografi Kekurangan Teks Cerita Biografi


1.

2.

3.

Dst.
LKS Pertemuan 2

Baca dan cermatilah kutipan teks cerita biografi “Ayah…Kisah Buya Hamka” karya Irfan
Hamka berikut!

Ayah Guru Mengajiku

Suatu hari Haji Shalih tidak datang. Ditunggu sampai hari ketiga, beliau tidak juga
datang. Kabarnya ia sakit. Mengetahui sudah tiga hari kami tidak mengaji, Ayah langsung turun
tangan. Ia juga tahu kami telah menyelesaikan Juz Amma, jadi Ayah langsung mengambil Al
Quran.

Halamann pertama langsung dibuka surah Al Baqarah. Ayah langsung menyodorkannya


kepadaku.

“Bacalah!” pinta Ayah sambil memendangku.

Kami belajar mengaji di meja makan. Kami duduk berdampingan. Sebelah kananku Kak
Aliyah. Sebelah kiriku Fathiyah. Sedangkan Ayah duduk di depan kami, dekat Azizah sambil
mengisap sebatang rokok kretek cap Gentong, kesenangan Ayah.

Dengan badan gemetar aku hanya melihat huruf-huruf Arab keriting itu tanpa mengenal
huruf itu untuk dibaca. Haji Shalih hanya mengajariku untuk menghafal surah-surah Juz Amma
tanpa mengajarkan untuk mengenal ejaan ata setiap huruf itu.

Setelah beberapa saat aku hanya memandang bacaan surah Al-Fatihah sambil
membungkukkan leherku agak menekuk tanpa tahu bagaimana harus memulai membacanya.
Aliyah dan Fathiyah masih menghafal surat Juz Amma.

Sebenarnya, aku hafal surah Al Fatihah yang ada di Juz Amma, namun membaca surah
Al Baqarah, aku benar-benar kalut dibuatnya. Apalagi terdengar suara Ayah mengulangi
perintahnya.

“Ayo, bacalah!”

Aku tambah gugup. Aku beranikan untuk membaca.

“Audzubillahhi minassaithani rajiim.”

Lancar, walaupun agak gemetar suaraku. Terhenti sejenak.

“Ayo, teruskan!” terdengar kembali perintah Ayah.

Dalamm urusan membaca Alquran aku hanya menguasai dua hal. Pertama Ummu
Qur’an. Yang kedua, “Bismillahirrahmanirrahiim”.
Namun, celaka bagiku. Entah setan mana yang membelokkan lidahku, yang kubaca jadi
lain.

“Bismillahirrahmanirahum.”

Aku terkejut mendengar suaraku sendiri. Akku tambah panik.

“Coba ulang apa yang kau baca tadi, Fan?” nada Ayah seperti penasaran.

Lama aku tertunduk lagi.

“Bacalah!” kembali Ayah menyuruhku.

Dengan hati-hati aku ralat bacaanku tadi.

“Bismillahirrohmanirrohiim.” Aku memperbaiki

“Bukan itu!” Suara Ayah kali ini agak keras.

Aduh! Aku tak berkutik.

Soal:

1. Tentukanlah pokok-pokok informasi teks cerita biografi di atas dengan tepat!


2. Buatlah ringkasan teks cerita biografi di atas berdasarkan pokok-pokok informasi teks
tersebut!

Format Lembar Kerja Siswa

1. Menentukan pokok-pokok informasi teks

No. Pokok-Pokok Informasi Teks Cerita Biografi


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2. Ringakasan teks cerita biografi

(Judul Ringkasan)

…Selamat Bekerja…

Anda mungkin juga menyukai