Anda di halaman 1dari 4

ACARA : MIMBAR AGAMA HINDU

PENGISI ACARA : BIMAS HINDU KANWIL.DEP.AGAMA

PROV.SULAWESI UTARA

JUDUL : NGABEN MENURUT AJARAN HINDU

DIBAWAKAN OLEH : 1.

2.

HARI/TANGGAL :

OM SWASTYASTU
1. Pembawa acara menyapa dan memperkenalkan Narasumber
2. Pembawa acara menanyakan apa pengertian ngaben?
Ngaben adalah upacara pitra Yadnya yaitu korban atau persembahan suci kepada para orang tua
atau leluhur kita yang telah meninggal dunia. Ngaben berasal dari kata ngabuin yang berarti
menjadikan abu. Dalam hal ini Ngaben berarti pengembalian unsur panca maha bhuta sebagai
unsur pambentuk tubuh manusia melalui proses pembakaran(menjadikan abu). Namun ada juga
yang menyatakan bahwa ngaben berasal dari kata ngabehin yang berarti banyak karena mungkin
mereka beranggapan kalau ngaben membutuhkan biaya yang banyak,padahal ngaben tidak harus
banyak mengeluarkan biaya yang besar. Biaya ngaben tergantung dari kemampuan seseorang.
Dalam upacara ngaben yang paling diperlukan adalah ketulusan dan keyakinan dari
pelaksananya.

3. Apakah tujuan ngaben?


Tujuan ngaben adalah mempercepat pengembalian unsur penbentuk badan kasar manusia yaitu
unsur panca maha bhuta. Ngaben juga sebagai sarana bagi anak atau keluarganya melunasi
hutang yaitu Pitra Rna yaitu hutang kepada orang tua atau leluhur. Dengan pelaksanaan ngaben
sang roh tidak akan terikat lagi dengan badan kasarnya terdahulu dan untuk selanjutnnya
diadakan ritual penyucian kepada sang roh agar dalam perjalanan sang roh dapat mencapai
kekekalan ataupun akan lahir lagi mencari badan yang baru sesuai dengan karma wasana yang
melekat pada sang roh. Badan yang sudah di tinggalkan tidak boleh lagi menjadi pengikat sang
roh ke tahap selanjutnya karena perjalanan sang roh harus di lanjutkan. Karena itu agama hindu
memandang perlunya dilakukan percepatan proses pengembalian unsur pembentuk tubuh
manusia yaitu Panca Maha Bhuta,agar badan yang sudah tidak terpakai dilebur kembali
keasalnya untuk selanjutnya terpakai sesuai dengan kodrat-Nya. Jika terlalu lama dibiarkan
maka badan kasar yang sudah ditinggalkan akan menjadi pengikat sang roh yang pada akhirnya
memperlambat perjalanansang roh ke tahap selanjutnya
4. Bapak tadi menyebutkan tentang Panca Maha Bhuta,nah apa pengertian Panca Maha
Bhuta?
Panca maha bhuta berasal dari kata panca yang artinya lima dan maha artinya besar dan bhuta
artinya unsur. Jadi panca maha bhuta artinya lima unsur pembentuk tubuh manusia antaralain:
1. Prtiwi artinya unsur padat
2. Apah artinya unsur cair
3. Teja artinya unsur panas atau api
4. Bayu artinya unsur udara
5. Akasa artinya unsur akasa atau ruang

5. Mohon jelaskan secara lebih rinci!


6. Prtiwi artinya unsur padat, didalam tubuh manusia yaitu tulang,otot.gigi,dan lain-lain.
2. Apah adalah unsur cair, di dalam tubuh manusia yaitu keringat,darah,air mata,dll.
3. teja artinya unsur panas atau api,di dalam tubuh manusia yaitu suhu tubuh,sinarmata,dll.
4. Bayu artinya unsur udara,didalam tubuh manusia yaitu nafas, angin pelepasan,dll.
5. Akasa artinya unsur akasa atau ruang,di dalam tubuh manusia yaitu tenggorokan,dll.
Demikianlah lima unsur yang membentuk badan kasar manusia. Disamping kelima unsur
tersebut,manusia juga memiliki citta, budhi,manah dan ahamkara.
6. Bisakah dijelaskan urutan pelaksanaan ngaben secara ringkas?
Sebelum menjelaskan ngaben secara ringkas saya jelaskan dulu jenis-jenis ngaben. Ngaben
secara umum ada empat yaitu :
1. Sawa Perteka yaitu pengabenan yang dilakukan dengan mayat atau jenasah
2. Sawa Wedana yaitu pengabenan yang dilakukan dengan jenasah ataupun tidak misalnya
mayat yang sudah terlebih dahulu dibakar tetapi belum diadakan upacara pengabenan.
3. nyewasta yaitu pengabenan yang dilakukan bilamana mayat atau jenasah tidak ditemukan
,misalnya tenggelam.
4. ngelungah yaitu pengabenan yang dilakukan kepada bayi yang belum tanggal gigi tetapi
sudah meninggal dunia
Urutan pengabenan dari keempat jenis ngaben hampir mirip,yang membedakannya adalah ada
yang memakai mayat ada yang memakai badan pengganti yang terbuat dari kayu yang harum,
misalnya cendana atupun dari daun ilalang karena menurut kepercayaan agama Hindu daun
ilalang pernah diperciki tirtha amerta. Pelaksanaan ngaben secara umum yaitu: pertama-tama
mayat dimandikan,dihias sedemikian rupa menurut ajaran agama Hindu kemudian mayat dibawa
kekuburan yang selanjutnya diadakan rituan penyembahyangan terakhir bagi sang
badan,penghormatan terakhir bagi sanak keluarga bagi yang telah meninggal,kemudian ritual
pemisahan antara badan kasar dengan sang roh barulah kemudian mayat itu dibakar
menggunakan api khusus untuk penyulut pertama menggunakan media kayu yang harum.
Setelah selesai pembakaran mayat kemudian abunya di ambil sebanyak tiga jumput,ditaruh
ditempat khusus kemudian di hanyutkan kelaut atau sungai yang tembus kelau. Dalam ajaran
Hindu laut adalah pembersih segala noda dan kekotoran karena laut telah tercampur dengan
sungai Gangga yang sangat disucikan oleh umat Hindu.

7. Banyak orang beranggapan kalau membakar mayat itu sadis? Apakah memang
demikian dalam ngaben?
Pemikiran yang seperti itu salah besar. Dalam pengabenan yang dibakar adalah badan kasarnya
saja sedangkan sang roh telah lepas dari badan. Hal ini dapat dijelaskan dengan contoh: kalau
baju kita sudah tidak muat di badan maka kita akan menggantinya dengan baju yang baru.
Seandainya baju yang bekas itu kita bakar apakah akan terasa panas dibadan? Seperti itulah
ngaben dalam ajaran agama hindu, badan wadag yang akan dibakar sudah dipisah dengan sang
roh jadi sang roh tidak akan merasakan panasnya api ketika api itu membakar habis badan kasar.
Jadi jelas tidak ada sadisme dalam upacara ngaben karena dalam upacara ngaben mayat tidak
serta merta dibakar seperti membakar sampah tetapi ada tata cara khusus perlakuan terhadap
mayat, yaitu mayat dimandikan terlebih dahulu,di rias sedemikian rupa sesuai tata cara ajaran
Hindu,dibawa ke kuburan(setra),disembahyangkan,diadakan ritual yang dimaksudkan untuk
memisahkan antara badan kasar dan roh agar proses pengembalian unsur Panca Maha Bhuta
melalui proses pembakaran dapat dilakukan.

8. Adakah dampak ekonomis dari proses pengabenan?


Jelas ada! Saya ambil beberapa contoh:
a. Dari segi ekonomi: jika malaksanakan ngaben umat Hindu telah menghemat lahan
pekuburan. Mayat tidak akan tertumpuk di tanah pekuburan (tanah pekuburan tidak
akan penuh) karena mayat telah dibakar.
b. Dari segi kesehatan: mencegah terjadinya penularan penyakit yang disebabkan
pembusukan mayat karena mayat sudah dibakar menjadi abu.
c. Dari segi keagamaan: mempercepat proses pengembalian unsur Panca Maha Bhuta.

9. Dapatkah upacara ngaben mempengaruhi karma phala seseorang?


Pengaruh pengabenan terhadap Karma Phala dari sang roh dapat dijelaskan dengan contoh
ketika kita meminum obat yang pahit,maka akan sangat terasa dilidah akan tetapi bila kita
meminimnya dengan bantuan larutan air gula maka rasa pahit itu akan berkurang dan kita dapat
meminim obat itu tanpa merasa terlalu pahit. Rasa pahit itu telah menjadi tawar oleh larutan
gula. Demikian pula sang roh yang telah melalui upacara ngaben akan mengurangi beban karma
yang harus dinikmati pada kehidupan yang akan datang. Bbila karma wasananya hanya tinggal
sedikit mungkin saja akan seimbang dan akhirnya menyatu dengan Tuhan. Pengruh ngaben pada
sang roh tergantung seberapa tulus dan ikhlas dari keluarga yang melakukan yadnya
tersebut.Semakin tinggi kwalitas yadnya,semakin besar pengaruhnya terhadap sang roh.

10. apakah ngaben harus dengan biaya besar?

Setiap upacara agama didalam ajarah Hindu tidak harus dengan biaya yang besar. Pelaksanaan
upacara tergantung dari Desa,Kala,Patra yaitu tempat,waktu dan keadaan. Oleh sebab itulah
sering kita lihat adanya perbedaan dalam upakara tetapi memiliki makna yang sama. Setiap
upacara agama juga Disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Yang kaya membuat
upacara yang lebih besar,sedangkan yang hidup pas-pasan melaksanakan upacara yang
sederhana. Tuhan tidak memandang dari besar kecilnya upacara tetapi dari kualitas yadnya.
Apakah didasari perasaan yang tulus ikhlas atau tidak.

11. adakah cerita yang mendukung apa yang bapak sampaikan tentang ketulusikhlasan
dalam beryadnya?

Hal ini terdapat dalam Aswameda Parwa dimana ada sebuah cerita Tikus dan Yudistira. Setelah
yudistira selesai melakukan upacara Aswameda datanglah seekor tikus yang berbulu aneh karena
sebagian bulunya berwarna keemasan. Tikus berkata hai Yudistira yadnya yang kau lakukan ini
masih kalah dengan yadnya dari keluarga Brahmana yabg miskin! Semua yang mendengar jadi
bingung kenapa yadnya yang demikian megah masih kalah dari yadnya yang dilakukan oleh
Brahmana yang miskin? Sang yudistira bertanya yadnya apa gerangan yang bisa menandingi
upacara Aswameda? Begini yang milia; di sebuah bukit hidup keluarga Brahmana yang miskin
dengan seorang anak dan menantunya. Mereka sangat kelaparan karena berbulan-bulan musim
kemarau sehingga tak mendapat makanan. Hingga suatu hari mereka mendapat derma dari
seseorang yang kemudian dibagi empat. Tiba-tiba mereka kedatangan tamu yang sangat
kelaparan dan sang tamu meminta makanan mereka .menjadi tuan rumah sudah menjadi
kewajiban melayani tamu dengan baik. Sang ayah memberi bagiannya,karena terlihat masih
lapar ibu memberikan bagiannya,begitu selanjutnya hingga bagian anak dan menantunyapun
diberikan kepada sang tamu. Akhirnya keluarga Brahmana meninggal karena menahan lapar.
Karena keikhlasan dari kelurga Brahmana mereka seketika meninngal langsung mendapat Surga.
Ditempat piring makan itu aku mengguling-gulingkan badan,tetapi aneh badanku yang setengah
yang terkena bekas makanan menjadi emas. Aku ingin semua badanku menjadi emas. Karena itu
aku berkeliling mencari yadnya yang setara dengan apa yang dipersembahkan oleh keluarga
Brahmana. Ketika hamba mendengar kalau Sang Raja Bijaksana menggelar upacara megah
hamba langsung datang kemari dengan harapan badanku berubah tetapi nyatanya tidak. Oleh
karena itu aku sang tikus berani mengatakan yadnya yang tuanku lakukan masih kalah dengan
yadnya yang dilakukan oleh keluarga Brahmana.

12. Pembawa acara menyimpulkan pembicaraan tadi dan akhirnya menutup dengan
parama santih

Om santih santih santih om

Anda mungkin juga menyukai