DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BADAN PEMBINA
OLAHRAGA MAHASISWA INDONESIA
(BAPOMI)
Mahasiswa Indonesia dituntut tidak hanya tekun dalam bidang keilmuan yang bersifat
kognitif, tetapi juga harus aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler diantaranya kegiatan
ialah olahraga. Untuk dapat mewadahi dan sekaligus mengembangkan minat serta bakat
mahasiswa di bidang olahraga tersebut, perlu dibentuk suatu organisasi yang
mengoordinasikan aktivfitas mahasiswa di bidang olahraga pada perguruan tinggi negeri
dan swasta dengan tujuan akhir mencapai cita-cita bangsa dan negara Indonesia yang
berlandaskan falsafah negara Pancasila serta berdasarkan Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Sadar akan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara, serta penting dan strategisnya
mahasiswa sebagai generasi muda penerus cita-cita bangsa dan negara sehingga
mampu berkarya di dalam pembangunan nasional dan berprestasi di bidang olahraga
serta ikut berpartisipasi secara aktif menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, maka
dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, pembina olahraga mahasiswa dengan ini
membentuk dan mendirikan badan pembina olahraga mahasiswa yang merupakan satu-
satunya badan yang bertanggung jawab terhadap olahraga mahasiswa dan membantu
pemerintah dalam membuat kebijakan nasional dalam bidang pengelolaan, pembinaan,
pengembangan olahraga mahasiswa nasional di wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dengan Anggaran Dasar sebagai berikut:
1
BAB I
UMUM
Pasal 1
Nama dan Domisili
Pasal 2
Tempat dan Waktu Didirikan
Bapomi dibentuk di Jakarta pada tanggal 9 April 1987 untuk waktu yang tidak terbatas.
Pasal 3
Asas dan Dasar
Pasal 4
Status
Pasal 5
Sifat
Pasal 6
Tujuan, Fungsi dan Tugas
(1) Tujuan
Bapomi mempunyai tujuan meningkatkan kualitas dan kesegaran jasmani,
membangun watak dan karakter, meningkatkan prestasi serta memupuk
silaturrahim dan kerjasama di kalangan mahasiswa dalam rangka mempererat
kesatuan dan persatuan bangsa, serta memperkukuh ketahanan nasional melalui
kegiatan olahraga di lingkungan perguruan tinggi.
(2) Fungsi
Bapomi mempunyai fungsi :
2
(a) Meningkatkan kualitas mahasiswa Indonesia dan membina serta memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa melalui pembinaan olahraga secara nasional;
(b) Memasyarakatkan olahraga di perguruan tinggi dalam rangka tercapainya
tujuan olahraga di kalangan mahasiswa;
(c) Memfasilitasi peningkatan dan pengembangan prestasi olahraga mahasiswa
yang pembinaannya dilaksanakan di perguruan tinggi dalam rangka menunjang
prestasi olahraga nasional;
(3) Tugas
Bapomi mempunyai tugas:
(a) Membantu Pemerintah membuat kebijakan nasional dalam bidang
pembinaan, pengembangan dan peningkatan prestasi olahraga mahasiswa;
(b) Mengkoordinasikan pembinaan olahraga mahasiswa tingkat provinsi melalui
Pengprov Bapomi;
(c) Memfasilitasi perguruan tinggi dalam melaksanakan kegiatan olahraga antar
perguruan tinggi;
(d) Menyelenggarakan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional yang dalam
pelaksanaannya dapat didelegasikan kepada Pengprov Bapomi;
(e) Membantu dan mendukung penyelenggaraan single event / multi-event dan
kejuaraan cabang olahraga dikalangan mahasiswa;
(f) Melaksanakan evaluasi dan pengawasan untuk mencapai konsistensi antara
kebijakan dan pelaksanaan;
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 7
Keanggotaan
Pasal 8
Hak dan Kewajiban Anggota
Pasal 9
Kehilangan Status Keanggotaan
3
BAB III
ORGANISASI
Pasal 10
Organisasi
Organisasi Bapomi dibentuk di tingkat nasional dan tingkat Provinsi dengan struktur
berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Jika
diperlukan Pengprov dapat menunjuk perguruan tinggi koordinator di kabupaten/kota
dalam provinsi tersebut.
Pasal 11
Wilayah Kerja
Pasal 12
Hubungan Keanggotaan Organisasi
(1) Bapomi pusat adalah badan fungsional anggota KONI, Asean University Sport
Council (AUSC), Asian University Sport Federation (AUSF) dan Federation
Internationale du Sport Universitaire (FISU) dan Islamic Countries Solidarity Sport
Federation.
(2) Bapomi provinsi badan fungsional anggota KONI provinsi yang bersangkutan;
Pasal 13
Pengurus Bapomi Pusat
(1) Pengurus Bapomi pusat dibentuk dan disusun oleh Ketua Umum Bapomi beserta tim
formatur berdasarkan mandat Musyawarah Nasional (Munas) Bapomi.
(2) Masa bakti pengurus Bapomi adalah 4 (empat) tahun.
(3) Jabatan Ketua Umum Bapomi pusat secara exofficio dijabat oleh Direktur yang
menangani bidang kemahasiswaan pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi –
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (Diusulkan Dirjen)
(4) Pengurus Bapomi pusat sekurang-kurangnya terdiri dari:
(a) Ketua Umum;
(b) Wakil-Wakil Ketua Umum;
(c) Sekretaris Jenderal;
(d) Wakil Sekretaris Jenderal;
(e) Bendahara;
(f) Ketua Bidang yang dipilih dari unsur-unsur KONI, PT, Kemenpora, sesuai
kebutuhan.
(5) Pengurus Bapomi berkewajiban untuk melaksanakan tugas dan fungsi berdasarkan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan hasil Musyawarah Nasional
(Munas) serta hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Bapomi.
4
(6) Bagan susunan pengurus Bapomi dan bagan organisasi Bapomi adalah
sebagaimana dirinci dalam Lampiran VI (Revisi) Anggaran Dasar ini.
(7) Rincian tugas pokok dan fungsi pengurus Bapomi diatur di dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 14
Pengurus Bapomi Provinsi
(1) Pengurus Bapomi provinsi dibentuk dan disusun oleh Ketua Umum Bapomi Provinsi
terpilih dibantu oleh formatur berdasarkan mandat Musyawarah Provinsi (Musprov)
Bapomi dan dikukuhkan oleh Bapomi pusat.
(2) Masa bakti pengurus Bapomi provinsi adalah 4 (empat) tahun.
(3) Jabatan Ketua Umum Bapomi provinsi secara exoficio dijabat oleh salah satu
pimpinan perguruan tinggi yang menangani bidang kegiatan kemahasiswaan di
provinsi yang bersangkutan. Dalam kondisi tertentu Ketua Umum Bapomi provinsi
dapat dijabat oleh Rektor/Ketua/Direktur perguruan tinggi.
(4) Pengurus Bapomi provinsi sekurang-kurangnya terdiri atas:
(a) Ketua Umum;
(b) Sekretaris Umum;
(c) Bendahara;
(d) Bidang-bidang yang mengikut sertakan instansi terkait sesuai kebutuhan.
(5) Susunan pengurus Bapomi provinsi, disusun berpedoman pada bentuk dan susunan
pengurus Bapomi pusat yang disesuaikan dengan memperhatikan kepentingan
daerah yang bersangkutan.
(6) Pengurus Bapomi provinsi bertugas dan bertanggungjawab mengurus rumah
tangganya sendiri, serta kegiatan olahraga di wilayah kerjanya, dengan berpedoman
pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Bapomi, Keputusan
Musyawarah Nasional (Munas) serta hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan
Peraturan Bapomi/ Keputusan Ketua Umum Bapomi, dan Keputusan Musyawarah
Provinsi (Musprov) serta hasil Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) Bapomi.
BAB IV
MUSYAWARAH DAN RAPAT
Pasal 15
Musyawarah
Di dalam organisasi Bapomi dikenal adanya jenis dan tingkatan musyawarah sebagai
berikut:
(1) Jenis Musyawarah:
(a) Musyawarah Nasional (Munas) Bapomi;
(b) Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Bapomi;
(2) Tingkatan Musyawarah :
(a) Musyawarah Nasional (Munas) Bapomi;
(b) Musyawarah Provinsi (Musprov) Bapomi;
(3) Tingkatan Musyawarah Olahraga Luar Biasa:
(a) Musyawarah Nasional Luar Biasa (Musnaslub);
(b) Musyawarah Provinsi Luar Biasa (Musprovlub);
Pasal 16
Musyawarah Nasional (Munas)
5
(1) Munas adalah pemegang kekuasaan tertinggi Bapomi yang diselenggarakan sekali
dalam setiap 4 (empat) tahun.
(2) Munas dihadiri oleh :
(a) Pengurus Bapomi pusat sebagai narasumber;
(b) Utusan dari setiap anggota;
(c) Undangan lainnya.
(3) Peserta, hak suara, pengesahan, keputusan dan lain sebagainya mengenai Munas
dan penyelenggaraannya diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga.
(4) Munas bertugas untuk :
(a) memilih pimpinan Munas dari dan oleh peserta Munas;
(b) menetapkan tata tertib dan acara Munas;
(c) mengesahkan usul/rancangan perubahan dan atau pengecualian terhadap
ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang telah disetujui
oleh Rapat Kerja Nasional;
(d) menetapkan program kerja dan pembinaan olahraga mahasiswa jangka panjang,
jangka menengah, dan jangka pendek;
(e) meminta dan memutuskan segala sesuatu mengenai laporan
pertanggungjawaban pengurus Bapomi;
(f) membahas dan memutuskan hal-hal lain yang dianggap perlu sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan pembinaan olahraga mahasiswa;
Pasal 17
Musyawarah Provinsi (Musprov)
6
Pasal 18
Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub)
(1) Musnaslub dapat diselenggarakan apabila dianggap perlu oleh pengurus Bapomi;
(2) Munaslub juga dapat diselenggarakan atas iniseatif pengurus Bapomi pusat atau atas
permintaan tertulis dari paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota. Apabila
atas permintaan anggota, di dalam surat permintaan itu harus disebutkan secara
singkat dan tegas mengenai hal yang akan dibicarakan dan Pengurus Bapomi
diwajibkan menyelenggarakan Munaslub atas permintaan tersebut.
(3) Rincian tata cara penyelenggaraan Musnaslub dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang diatur lebih lanjut di dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 19
Musyawarah Provinsi Luar Biasa (Musprovlub)
(1) Musprovlub dapat diselenggarakan apabila dianggap perlu oleh pengurus Bapomi
provinsi.
(2) Musprovlub juga dapat diselenggarakan atas permintaan tertulis dari paling sedikit
2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota, dan didalam surat permintaan itu harus
disebutkan secara singkat dan tegas mengenai hal yang akan dibicarakan. Pengurus
Bapomi provinsi diwajibkan menyelenggarakan Musprovlub atas permintaan tersebut.
(3) Rincian Tata Cara penyelenggaraan Musprovlub dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang diatur lebih lanjut di dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 20
Rapat
(1) Di dalam organisasi Bapomi dikenal adanya macam dan tingkatan rapat, yakni:
(a) Rapat Rutin;
(b) Rapat Pleno Pengurus;
(c) Rapat Koordinasi dan Konsultasi;
(d) Rapat Kerja.
(2) Rincian penyelenggaraan Rapat Rutin, Rapat Pleno Pengurus, dan Rapat Kerja
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 21
Rapat Koordinasi dan Rapat Konsultasi
(1) Rapat Koordinasi dan Rapat Konsultasi dilaksanakan antara pengurus Bapomi
dengan satu atau beberapa Anggota.
(2) Apabila perlu rapat koordinasi dan konsultasi juga dapat dilaksanakan dengan
organisasi atau pihak lain.
Pasal 22
Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
7
(a) Pengurus Bapomi pusat;
(b) Utusan dari setiap anggota;
(c) Undangan lainnya.
(3) Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dipimpin oleh pengurus Bapomi.
(4) Peserta, hak suara, pengesahan, keputusan, dan lain sebagainya mengenai Rapat
Kerja Nasional diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga.
(5) Rakernas bertugas untuk :
(a) Membicarakan dan memutuskan usul perubahan dan atau pengecualian terhadap
ketentuan Anggaran Dasar dan atau Anggaran Rumah Tangga, Peraturan
Bapomi, Peraturan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS);
(b) Meminta dan memutuskan tentang laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
program kerja untuk tahun berjalan;
(c) Membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana
Program Kerja Tahunan;
(d) Membahas dan mengesahkan rancangan Peraturan Pekan Olahraga Mahasiswa
Nasional;
(e) Mengusulkan dan menetapkan tempat penyelenggaraan Pekan Olahraga
Mahasiswa Nasional (POMNas)24 (dua puluh empat) bulan sebelum
penyelenggaraan;
(f) Membahas dan memutuskan hal-hal yang dianggap perlu sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan pembinaan olahraga mahasiswa.
Pasal 23
Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov)
8
BAB V
PENYELENGGARAAN KEJUARAAN OLAHRAGA
Pasal 24
Pekan Olahraga Mahasiswa
(1) Pekan Olahraga Mahasiswa yang diakui oleh Bapomi adalah sebagai berikut:
(a) Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas);
(b) Pekan Olahraga Mahasiswa Wilayah (Pomwil);
(c) Pekan Olahraga Mahasiswa Provinsi (Pomprov);
(d) Single event / Multievent dan lainnya.
Pasal 25
Penyelenggaraan Kejuaraan Lainnya
BAB VI
LAMBANG , BENDERA, MARS DAN HIMNE
Pasal 26
Lambang, Bendera, Mars dan Himne Bapomi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VII
KEUANGAN
Pasal 27
Keuangan
9
(2) Bantuan dari pemerintah;
(3) Usaha lain yang syah dan tidak mengikat serta tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
(4) Untuk tingkat Provinsi dapat menggunakan sumber dana yang berasal dari
sumbangan mahasiswa.
(5) Sumber dana dari mahasiswa baru dapat dipungut oleh perguruan tinggi melalui
rektor dan atau kopertis.
BAB VIII
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 28
Anggaran Rumah Tangga
(1) Anggaran Rumah Tangga adalah penjabaran lebih lanjut dan merupakan aturan
pelaksanaan dari Anggaran Dasar;
(2) Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur di dalam Anggaran Dasar ini dapat diatur
di dalam Anggaran Rumah Tangga;
(3) Ketentuan Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan ketentuan
Anggaran Dasar.
BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 29
Perubahan/Pengecualian Anggaran Dasar
(1) Perubahan dan atau pengecualian terhadap ketentuan Anggaran Dasar hanya dapat
disahkan oleh Munas dan atau Munaslub.
(2) Usul perubahan dan atau pengecualian terhadap ketentuan Anggaran Dasar hanya
dapat disahkan dalam Munas atau Munaslub setelah mendapat persetujuan dari
Rapat Kerja Nasional (Rakernas).
(3) Perubahan dan atau pengecualian dapat disahkan oleh Munas atau Munaslub
apabila usul perubahan dan atau pengecualian tersebut disetujui oleh paling sedikit
2/3 (dua pertiga) dari jumlah suara yang hadir.
BAB X
PEMBUBARAN
Pasal 30
Pembubaran
(1) Pembubaran Bapomi hanya dapat dilakukan oleh Munas yang khusus diadakan untuk
keperluan itu
(2) Munas sebagaimana dimaksud Pasal 30 Ayat 1 di atas hanya dapat diselenggarakan
apabila diminta secara tertulis oleh paling sedikit 3/4 (tiga perempat) dari jumlah
anggota yang ada.
(3) Munas sebagaimana dimaksud Pasal 30 Ayat 1 di atas adalah sah apabila dihadiri
3/4 (tiga perempat) dari jumlah utusan anggota, dan keputusannya disetujui oleh
paling sedikit 3/4 (tiga perempat) jumlah suara yang hadir atau diwakili secara sah
dalam Musornas tersebut.
10
BAB XI
PENUTUP
Pasal 31
Penutup
(1) Anggaran Dasar Bapomi yang pertama berlaku sejak berdirinya Bapomi pada tanggal
9 April 1987, dan Anggaran Dasar tersebut telah mengalami beberapa kali
perubahan/penyempurnaan
11
ANGGARAN RUMAH TANGGA
0
PENDAHULUAN
Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penjelasan dan pelengkap serta pedoman
pelaksanaan Anggaran Dasar Bapomi.
BAB I
UMUM
Pasal 1
Dasar
Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Bapomi
dan kebutuhan serta perkembangan organisasi.
Pasal 2
Bimbingan, Koordinasi dan Pengawasan
(1) Bapomi membina dan mengoordinasi setiap dan seluruh kegiatan olahraga
mahasiswa di Indonesia dengan merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan
olahraga mahasiswa.
(2) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengoordinasian sebagaimana dimaksud
Pasal 2 ayat (1) di atas, Bapomi melakukan hal-hal sebagai berikut:
(a) membimbing dan membantu setiap anggota;
(b) mengambil keputusan dan tindakan terhadap segala persoalan yang tidak dapat
diselesaikan oleh anggota;
(c) bertindak sebagai pengelola perencanaan dan penyelenggaraan kegiatan
olahraga mahasiswa khususnya Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas);
(d) memberikan dukungan penyelenggaraan kejuaraan cabang olahraga di kalangan
mahasiswa tingkat nasional yang pengaturan dan kriterianya dituangkan tersendiri
dalam Keputusan Ketua Umum Bapomi;
(e) mengawasi agar setiap anggotanya tidak melakukan kegiatan atau tindakan yang
merugikan kepentingan Bapomi pada khususnya dan kepentingan olahraga
mahasiswa pada umumnya;
(f) menyelenggarakan dokumentasi setiap aktivitas olahraga mahasiswa dengan
sebaik-baiknya;
(g) tindakan atau kegiatan lainnya sepanjang hal tersebut dibutuhkan sesuai dengan
perkembangan olahraga mahasiswa.
Pasal 3
Hubungan Luar Negeri
Bapomi dalam bentuknya sebagai Indonesia University Sport Council (IUSC) menjalin
hubungan kerja sama dengan organisasi olahraga luar negeri untuk meningkatkan
prestasi olahraga mahasiswa nasional.
Pasal 4
Bantuan kepada Pemerintah
1
(2) Membina olahraga prestasi mahasiswa dalam rangka mengangkat harkat dan
martabat bangsa dan negara.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 5
Keanggotaan
Pasal 6
Hak dan Kewajiban Anggota
Pasal 7
Persyaratan Menjadi Anggota
(1) Untuk dapat diterima menjadi anggota Bapomi, harus dipenuhi persyaratan
keanggotaan sebagai berikut :
(a) Memiliki minimal 5 (lima) perguruan tinggi di Provinsi yang bersangkutan;
(b) Mengajukan permohonan untuk menjadi anggota kepada Bapomi;
(c) Permohonan yang diajukan telah mendapat rekomendasi tertulis dari KONI
Provinsi yang bersangkutan;
2
(2) Untuk dapat diterima menjadi anggota Bapomi Provinsi, harus dipenuhi persyaratan
keanggotaan sebagai berikut:
(a) Perguruan tinggi tersebut memiliki unit kegiatan olahraga mahasiswa (UKM);
(b) Mengajukan permohonan untuk menjadi anggota kepada Bapomi Provinsi;
(c) Permohonan diajukan oleh Rektor atau salah satu Pimpinan dari perguruan tinggi
yang bersangkutan;
Pasal 8
Tata Cara Penerimaan Menjadi Anggota
Calon anggota yang memenuhi persyaratan sebagai anggota Bapomi Pusat atau Bapomi
Provinsi, selambat-lambatnya 14 hari setelah diterima permohonan tersebut, Ketua
Umum harus memberitahukan penerimaan atau penolakan permohonan tersebut.
Pasal 9
Kehilangan Status Keanggotaan
(1) Apabila kewajiban sebagai anggota sebagaimana diatur dalam pasal 7 tidak
dilaksanakan, maka Rakernas dapat memutuskan hilangnya status keanggotaan
setelah diberi peringatan 3 (tiga) kali secara tertulis oleh pengurus Bapomi atau
Bapomi Provinsi;
(2) Berakhirnya status keanggotaan berdasarkan Keputusan Rakernas secara resmi
diberitahukan oleh Ketua Umum Bapomi atau Bapomi Provinsi kepada yang
bersangkutan paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari terhitung tanggal
keputusan, dan tembusannya diberikan kepada : seluruh anggota Bapomi; pihak
terkait;
(3) Hilangnya status keanggotaan sebagaimana dimaksud Pasal 7 di atas mengakibatkan
kehilangan seluruh hak dan kewajiban sebagai anggota.
(4) Untuk mendapatkan kembali status keanggotaan, diberlakukan persyaratan
penerimaan keanggotaan sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Anggaran Rumah
Tangga.
BAB III
ORGANISASI
Pasal 10
Dewan Penyantun Bapomi
(1) Anggota Dewan Penyantun Bapomi terdiri dari Menteri Pendidikan Nasional
(Mendiknas), Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora), Ketua Umum
KONI dan tokoh-tokoh masyarakat yang dipandang dapat memberikan sumbangsih
pemikiran, moril maupun materil untuk kepentingan olahraga mahasiswa.
(2) Masa bakti anggota Dewan Penyantun Bapomi 4 (empat) tahun;
(3) Menteri Pendidikan Nasional, menteri yang membidangi olahraga dan Ketua Umum
KONI karena jabatannya (ex-officio), masing-masing menjadi Ketua dan Wakil Ketua
Dewan Penyantun Bapomi;
(4) Sekretaris Jenderal Depdiknas karena jabatannya (Ex-Officio) menjadi Sekretaris
Dewan Penyantun.
(5) Ketua, dibantu Wakil Ketua dan Sekretaris, mengoordinasi segala tugas dan
wewenang Dewan Penyantun Bapomi.
(6) Tugas dan Wewenang Dewan Penyantun Bapomi adalah:
3
(a) Memberikan dukungan terhadap pelaksanaan program kerja dan keuangan
Bapomi;
(b) Memberikan saran dan pertimbangan kepada pengurus Bapomi, baik diminta
maupun tidak;
(c) Membantu, memelihara, dan mengembangkan hubungan baik antara perguruan
tinggi, pemerintah dan pihak lain.
(7) Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Dewan Penyantun secara berkala
mengadakan rapat koordinasi dan konsultasi dengan pengurus Bapomi.
(8) Dewan Penyantun wajib diundang dalam setiap kegiatan resmi yang diselenggarakan
oleh Bapomi, misalnya Munas dan Rakernas.
Pasal 11
Dewan Penyantun Bapomi Provinsi
(1) Anggota Dewan Penyantun Bapomi provinsi terdiri atas Muspida Provinsi yang
bersangkutan, Ketua KONI Provinsi dan tokoh-tokoh masyarakat yang dipandang
dapat memberikan sumbangsih pemikiran, moril maupun materil;
(2) Masa bakti anggota Dewan Penyantun Bapomi Provinsi 4 (empat) tahun;
(3) Sekretaris Bapomi Provinsi karena jabatannya (Ex-Officio) menjadi Sekretaris Dewan
Penyantun;
(4) Ketua, dibantu Wakil Ketua dan Sekretaris, mengoordinasi segala tugas dan
wewenang Dewan Penyantun Bapomi Provinsi;
(5) Tugas dan Wewenang Dewan Penyantun Bapomi provinsi adalah sebagai berikut:
(a) Memberikan dukungan terhadap pelaksanaan program kerja dan keuangan
Bapomi provinsi;
(b) Memberikan saran dan pertimbangan kepada pengurus Bapomi provinsi, baik
diminta maupun tidak;
(c) Membantu, memelihara, dan mengembangkan hubungan baik antara perguruan
tinggi, pemerintah provinsi dan Bapomi provinsi.
(6) Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Dewan Penyantun Bapomi provinsi
secara berkala mengadakan rapat koordinasi dan konsultasi dengan pengurus
Bapomi provinsi.
(7) Dewan Penyantun Bapomi provinsi wajib diiundang dalam setiap kegiatan resmi yang
diselenggarakan oleh Bapomi provinsi misalnya Musprov, Rapat Anggota Bapomi
provinsi, dan Pekan Olahraga Mahasiswa Provinsi (POMProv).
Pasal 12
Tugas Pokok dan Fungsi Pengurus Bapomi
4
(2) Wakil Ketua Umum
(a) Membantu Ketua Umum dalam menjalankan tugasnya;
(b) Mewakili Ketua Umum apabila berhalangan;
(c) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum;
(d) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
(4) Bendahara
(a) Melaksanakan kebijakan umum serta kebijakan Ketua Umum dalam urusan
keuangan, perbendaharaan keuangan dan anggaran berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku;
(b) Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja;
(c) Mengoordinasi pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja yang telah
disetujui;
(d) Bertanggung jawab terhadap pengadaan pendanaan baik dari sektor pemerintah
maupun non pemerintah;
(e) Bertanggung jawab terhadap pembukuan, verifikasi, dan pengeluaran sesuai
dengan peraturan yang berlaku;
(f) Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan keuangan secara periodik;
(g) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
(5) Bidang–bidang
Bidang–bidang yang dibentuk dan diangkat oleh Ketua Umum Bapomi sesuai
kebutuhan yang tugas pokok dan fungsinya:
(a) Membantu Ketua Umum dalam melaksanakan tugasnya;
(b) Melaksanakan tugas sesuai dengan ruang lingkup bidangnya;
(c) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
Pasal 13
Tugas Pokok dan Fungsi Pengurus Bapomi Provinsi
5
(d) Bertanggung jawab dan mengusahakan agar seluruh keputusan Musprov,
Rakerprov dan Program Kerja yang telah disahkan dapat dilaksanakan dan
dipenuhi dengan baik;
(e) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Musprov;
(3) Sekretaris
(a) Mewakili Ketua Umum apabila berhalangan;
(b) Mengoordinasi, mengarahkan dan bertanggung jawab terhadap kegiatan kerja
Sekretariat Bapomi Provinsi;
(c) Mengelola seluruh kebutuhan fasilitas dan perlengkapan di lingkungan Sekretariat;
(f) Mempersiapkan dan menyelenggarakan rapat-rapat pengurus Bapomi Provinsi;
(g) Mengoordinasi penyusunan laporan Sekretariat secara periodik;
(h) Mengoordinasi persiapan dan penyelenggaraan setiap Musprov, dan Rakerprov;
(i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum;
(k) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
(4) Bendahara
(a) Melaksanakan kebijakan umum serta kebijakan Ketua Umum dalam urusan
keuangan, perbendaharaan keuangan dan anggaran berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku;
(b) Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja;
(c) Mengoordinasi pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja yang telah
disetujui;
(d) Bertanggung jawab terhadap pengadaan pendanaan baik dari sektor pemerintah
maupun non pemerintah;
(e) Bertanggung jawab terhadap pembukuan, verifikasi, dan pengeluaran sesuai
dengan peraturan yang berlaku;
(f) Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan keuangan secara periodik.
(g) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
(5) Bidang–bidang
Bidang–bidang yang dibentuk dan diangkat oleh Ketua Umum Bapomi Provinsi
sesuai kebutuhan yang tugas pokok dan fungsinya:
(a) Membantu Ketua Umum dalam melaksanakan tugasnya;
(b) Melaksanakan tugas sesuai dengan ruang lingkup bidangnya;
(c) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
Pasal 14
Penggantian Pengurus Antar Waktu Bapomi
(1) Ketua Umum Bapomi dapat melakukan penggantian antar waktu terhadap pengurus
yang tidak dapat melaksanakan tugas sebagaimana mestinya;
(2) Apabila Ketua Umum Bapomi karena sesuatu hal berhalangan atau sudah tidak
menjabat pada lembaga yang ditetapkan secara exoficio sebagai Ketua Umum
Bapomi sementara masa bakti kepengurusan belum selesai, maka penggantian Ketua
Umum Bapomi digantikan oleh pejabat penggantinya pada lembaga tersebut sampai
selesainya masa bakti kepengurusan;
6
(3) Penggantian tersebut harus diberitahukan kepada seluruh anggota Bapomi dan
disampaikan pada Rakernas terdekat;
Pasal 15
Penggantian Pengurus Antar Waktu Bapomi Provinsi
(1) Ketua Umum Bapomi provinsi dapat melakukan penggantian antar waktu terhadap
pengurus yang tidak dapat melaksanakan tugas sebagaimana mestinya;
(2) Apabila Ketua Umum Bapomi provinsi karena sesuatu hal berhalangan atau sudah
tidak menjabat sebagai salah satu pimpinan perguruan tinggi sementara masa bakti
kepengurusan belum selesai, maka penggantian Ketua Umum Bapomi provinsi
digantikan oleh salah satu pimpinan dari perguruan tinggi yang bersangkutan sampai
selesainya masa bakti kepengurusan di provinsi tersebut;
(3) Penggantian jabatan Ketua Umum sebagaimana dimaksudkan pada Ayat (2) Pasal
ini, dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Ketua Umum yang lama mengundang seluruh pengurus Bapomi provinsi untuk
mengadakan rapat pleno pengurus;
b) Acara pokok rapat pleno adalah serah terima jabatan Ketua Umum;
Pasal 16
Pengukuhan dan Pelantikan
Pasal 17
Sanksi Organisasi
(1) Pengurus Bapomi Provinsi yang masa baktinya telah berakhir lebih dari 6 (enam)
bulan dan belum dikukuhkan sesuai dengan ketentuan Pasal 7 di atas kehilangan
haknya sehingga tidak diperbolehkan mengikuti setiap dan seluruh kegiatan Bapomi
antara lain Munas, Rakernas dan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional;
(2) Pengurus Bapomi Provinsi yang telah dikukuhkan oleh pengurus Bapomi,
pelantikannya dapat dilakukan oleh KONI Provinsi bilamana dalam jangka waktu 6
(enam) bulan belum dilakukan pelantikan sebagaimana mestinya.
BAB IV
MUSYAWARAH DAN RAPAT
Pasal 18
Musyawarah
7
(iii) Setiap anggota yang terkena sanksi organisasi pemberhentian sementara
tidak mempunyai hak suara maupun hak berbicara;
(iv) Pengurus Bapomi tidak mempunyai hak suara di dalam Munas.
(b) Tempat dan Pemberitahuan.
(i) Pemberitahuan tentang waktu dan tempat pelaksanaan Munas dilakukan
secara tertulis dan dikirimkan ke setiap Anggota yang berhak untuk mengikuti
Munas, sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum Munas
diselenggarakan;
(ii) Bahan-bahan tertulis yang akan dibahas dan diputuskan di dalam Munas wajib
dikirimkan kepada setiap dan seluruh peserta Munas yang berhak
sebagaimana dimaksud Pasal 16. Ayat (2) (a), (d), sekurang-kurangnya 14
(empat belas) hari kalender sebelum Munas diselenggarakan.
(c) Kuorum
(i) Munas kuorum bilamana telah dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga)
dari jumlah Anggota yang diundang;
(ii) Apabila korum tidak terpenuhi, Munas ditunda untuk waktu paling lama 60
(enampuluh) menit. Setelah penundaan ternyata kuorum belum dipenuhi,
Munas dinyatakan sah dan dapat dilanjutkan.
(d) Pimpinan
(i) Munas dipimpin oleh pimpinan yang dipilih dari dan oleh peserta Munas, yang
terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu seorang Ketua, seorang Wakil Ketua seorang
Sekretaris;
(ii) Selama Pimpinan Munas belum terpilih, untuk sementara Munas dipimpin oleh
Ketua Umum Bapomi yang bertugas untuk mengesahkan Peraturan Tata
Tertib dan Acara serta memilih Pimpinan Munas.
(e) Putusan
Setiap putusan yang diambil di dalam Munas dilakukan melalui
permusyawaratan untuk mencapai mufakat. Apabila tidak mencapai mufakat,
putusan diambil melalui pemungutan suara; dan putusan adalah sah bilamana
disetujui oleh 50% + 1 dari suara yang sah;
(c) Kuorum.
8
(i) Musprov kuorum bilamana telah dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua
pertiga) dari jumlah Anggota yang diundang;
(ii) Apabila korum tidak terpenuhi, Musprov ditunda untuk waktu paling lama
60 (enampuluh) menit. Setelah penundaan ternyata kuorum belum
dipenuhi, Musprov dinyatakan sah dan dapat dilanjutkan.
(d) Pimpinan.
(i) Musprov dipimpin oleh pimpinan yang dipilih dari dan oleh peserta
Musprov, yang terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu seorang Ketua, seorang
Wakil Ketua seorang Sekretaris;
(ii) Selama Pimpinan Musprov belum terpilih, untuk sementara Musprov
dipimpin oleh Ketua Umum Bapomi yang bertugas untuk mengesahkan
Peraturan Tata Tertib dan Acara serta memilih Pimpinan Musprov.
(e) Putusan.
(i) Setiap putusan yang diambil di dalam Musprov dilakukan melalui
permusyawaratan untuk mencapai mufakat. Apabila tidak mencapai
mufakat, putusan diambil melalui pemungutan suara; dan putusan adalah
sah bilamana disetujui oleh 50% + 1 dari suara yang sah;
(ii) Pemilihan suara dilaksanakan sampai diperoleh Keputusan (50% + 1 dari
suara yang sah).
9
Ketentuan tentang tata cara pemanggilan/ pemberitahuan, kuorum, pimpinan, dan
pengambilan putusan adalah sama dengan ketentuan bagi musprov sebagaimana
tercantum di dalam Pasal 18. Ayat (2) (a). sampai dengan Pasal 18 Ayat (2).(e). di
atas.
Pasal 19
Rapat
(1) Beberapa macam rapat dalam jajaran Bapomi, tingkatannya adalah sebagai berikut :
(a) Rapat Rutin;
(b) Rapat Pengurus Inti;
(c) Rapat Pleno;
(d) Rapat Koordinasi dan Konsultasi;
(e) Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
(2) Tata tertib rapat-rapat sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 19 Ayat (1) diatur dan
disesuaikan dengan kebutuhan Bapomi.
(a) Rapat Rutin Bapomi adalah rapat yang dihadiri oleh pengurus Bapomi untuk
membahas dan memutuskan segala persoalan sehari-hari dan bersifat rutin;
(b) Rapat Rutin diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam setiap 1 (satu) bulan
dan dibuat catatan rapatnya untuk dipergunakan sebagai pedoman penyelesaian
masalah yang bersifat rutin.
(c) Rapat Pleno adalah sah dan dapat mengambil keputusan apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 50 % + 1 dari jumlah pengurus. Dalam hal belum mencapai
kuorum, rapat ditunda dalam waktu 60 (enampuluh) menit.
10
(d) Rapat pleno diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam setiap 6 (enam) bulan.
(a)Rapat Koordinasi dan Konsultasi adalah rapat yang diselenggarakan oleh pengurus
Bapomi dengan satu atau lebih anggota;
(b) Rapat Koordinasi dan Konsultasi diselenggarakan sekurang-kurangnya satu kali
dalam setiap 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu bilamana dianggap perlu oleh
pengurus Bapomi.
(c) Kuorum
(i) Rakernas kuorum bilamana telah dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua
pertiga) dari jumlah anggota yang diundang;
(ii) Apabila kuorum tidak terpenuhi, maka Rakernas ditunda paling lama 60
(enampuluh) menit. Setelah penundaan ternyata kuorum belum terpenuhi,
Rakernas dinyatakan sah dan dapat dilanjutkan.
(d)Pimpinan
Rakernas dipimpin oleh Ketua Umum Bapomi didampingi nara sumber. Bilamana
Ketua Umum berhalangan, dapat diwakili Wakil Ketua Umum atau Sekretaris
Jenderal Bapomi.
(e)Putusan
(i) Setiap putusan yang diambil di dalam Rakernas dilakukan melalui
permusyawaratan untuk mencapai mufakat. Apabila tidak mencapai
mufakat, putusan diambil melalui pemungutan suara; dan putusan adalah
sah bilamana disetujui oleh 50% + 1 dari suara yang sah;
(ii) Pemilihan suara dilaksanakan sampai diperoleh Keputusan (50% + 1 dari
suara yang sah).
11
(8) Rapat Anggota atau Rakerprov Bapomi
(c) Kuorum
(i) Rakerprov Bapomi kuorum bilamana telah dihadiri sekurang-kurangnya 2/3
(dua pertiga) dari jumlah anggota yang diundang;
(ii) Apabila kuorum tidak terpenuhi, maka Rakerprov Bapomi ditunda paling
lama 60 (enampuluh) menit. Setelah penundaan ternyata kuorum belum
terpenuhi, Rakerprov Bapomi dinyatakan sah dan dapat dilanjutkan.
(d)Pimpinan
Rakerprov Bapomi dipimpin oleh Ketua Umum Bapomi provinsi didampingi
nara sumber. Bilamana Ketua Umum berhalangan, dapat diwakili Wakil Ketua
atau Sekretaris Bapomi provinsi.
(e) Putusan
(i) melalui permusyawaratan untuk mencapai mufakat. Apabila tidak
mencapai mufakat, putusan diambil melalui pemungutan suara; dan
putusan adalah sah bilamana disetujui oleh 50% + 1 dari suara yang sah;
(ii) Pemilihan suara dilaksanakan sampai diperoleh Keputusan (50% + 1 dari
suara yang sah).
BAB V
LAMBANG, BENDERA, MARS DAN HIMNE
Pasal 20
Lambang
12
(1) Lambang Bapomi yang dirinci pada Lampiran A.
(2) Lambang Bapomi digunakan pada berbagai sarana termasuk :
(a) bendera;
(b) papan nama;
(c) badge;
(d) lencana.
(3) Penggunaan lambang Bapomi pada bendera Bapomi diatur dalam Pasal 26 AD.
(4) Rincian penggunaan lambang Bapomi sebagaimana pada Pasal 26 AD selanjutnya
diatur dalam peraturan Bapomi.
Pasal 21
Bendera
Pasal 22
Mars dan Himne
(1) Mars Bapomi wajib dinyanyikan pada pembukaan dan atau penutupan Munas,
Munaslub, dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Bapomi;
(2) Himne Bapomi diperdengarkan pada pembukaan dan atau penutupan berbagai acara
yang diselenggarakan oleh Bapomi termasuk :
a. ulang tahun Bapomi dan anggota;
b. acara-acara keolahragaan mahasiswa.
(3) Mars Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional wajib diperdengarkan pada pembukaan
dan atau penutupan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional.
Pasal 23
Hak Atas Kekayaan Intelektual Atribut Bapomi
(1) Bapomi adalah pemegang hak atas kekayaan intelektual lambang Bapomi, bendera
Bapomi, mars Bapomi, himne Bapomi, dan mars POMNAS.
(2) Setiap anggota Bapomi berkewajiban melindungi hak atas kekayaan intelektual
lambang Bapomi, bendera Bapomi, mars Bapomi, himne Bapomi, dan mars
POMNAS.
(3) Penggunaan lambang Bapomi, bendera Bapomi, mars Bapomi, himne Bapomi, dan
mars POMNas di luar kepentingan langsung Bapomi termasuk untuk pembuatan iklan
atau kepentingan mendapat keuntungan menjadi hak sepenuhnya Bapomi dan harus
mendapat izin tertulis dari Bapomi.
BAB VI
13
KEUANGAN
Pasal 24
Keuangan
(1) Sumber keuangan Bapomi dan Bapomi Provinsi dari bantuan pemerintah yang
dialokasikan untuk kegiatan tersebut dan iuran anggota;
(2) Bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan AD-ART
Bapomi;
Pasal 25
Pembukuan
BAB VII
LAIN - LAIN
Pasal 26
Perubahan/Pengecualian Anggaran Rumah Tangga
(1) Usul perubahan dan atau pengecualian ketentuan terhadap Anggaran Rumah
Tangga hanya dapat disahkan oleh Munas Bapomi apabila perubahan dan atau
pengecualian tersebut telah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Rakernas;
(2) Perubahan dan atau pengecualian dapat disahkan oleh Munas apabila usul
perubahan dan atau pengecualian tersebut disetujui oleh paling sedikit 2/3 (dua
pertiga) dari jumlah suara yang hadir atau diwakili secara sah dalam Munas bapomi.
Pasal 27
Keputusan/Peraturan Organisasi
(1) Segala sesuatu yang tidak diatur dan atau belum cukup diatur oleh Anggaran Rumah
Tangga ini akan diatur oleh pengurus Bapomi di dalam suatu Keputusan atau
Peraturan Organisasi.
(2) Keputusan dan atau Peraturan Organisasi dimaksud Pasal 39.1 di atas tidak boleh
bertentangan dengan setiap ketentuan dari Anggaran Dasar dan atau Anggaran
Rumah Tangga dan atau setiap Keputusan Munas/Rakernas.
BAB VIII
MASA BERLAKU DAN PERATURAN PERALIHAN
Pasal 28
Masa Berlaku
(1) Anggaran Rumah Tangga Bapomi yang pertama berlaku sejak berdirinya Bapomi
pada tanggal 9 April 1987, dan Anggaran Rumah Tangga tersebut telah mengalami
beberapa kali perubahan/penyempurnaan.
14
(2) Perubahan/penyempurnaan terhadap Anggaran Rumah Tangga Bapomi telah
dilakukan Musyawarah Nasional IV Tahun 2000, yang diselenggarakan di Yogyakarta
pada tanggal 13 sampai dengan 15 Maret 2000, dengan Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi No. 103/DIKTI/Kep/2000 tanggal 18 April 2000.
(3) Perubahan dan penyempurnaan kedua terhadap Anggaran Dasar Bapomi telah
dilakukan oleh Munas di Jakarta, pada hari Rabu, tanggal 30 Januari 2008,
berdasarkan Keputusan Musyawarah Nasional Bapomi Tahun 2008 No. ..../
Munas/2008, di Jakarta.
Pasal 29
Peraturan Peralihan
(1) Setiap dan seluruh anggota yang ada, pada saat berlakunya Anggaran Rumah
Tangga ini, wajib menyesuaikan diri dengan perubahan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga ini.
(2) Setiap dan seluruh anggota yang ada, pada saat berlakunya Anggaran Rumah
Tangga ini wajib memenuhi setiap dan seluruh persyaratan keanggotaan
sebagaimana dimaksud Pasal 11 Anggaran Rumah Tangga ini.
15