TENIS LAPANGAN
Dengan Rahmat Allah SWT dan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas tersusunnya naskah bahan Ajar Pendidikan Jasmani tenis lapangan ,
sebagaimana yang diharapkan oleh semua pihak. Dengan disusunnya naskah
bahan ajar Pendidikan Jasmani tenis lapangan, merupakan bagian dari upaya
untuk menyelesaikan tugas akhir dalam penguasaan matakuliah Pembelajaran
Blended Learning. Kita sadari sepenuhnya bahwa hanya dengan
ketekunan,keuletan, kesabaran, dan bantuan dari berbagai pihak yang telah
membantu, penulisan bahan ajar ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini
diucapkan terimakasih kepada:
1. Yth. Dr. Wasis Djoko Dwiyogo, M.Pd. selaku dosen pengampu matakuliah
Pembelajaran Blended Learning yang telah membimbing sehingga
tersusunnya bahan ajar ini. Semoga dengan upaya yang telah kami
lakukan demi menyusun bahan ajar, dapat bermanfaat untuk
peningkatan mutu pendidikan, khususnya pendidikan jasmani.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan bahan ajar ini
Dengan adanya buku ajar ini masih banyak kekurangan dalam isi dan
penyusunan. Jika terjadi kesalahan, semua tidak lepas dari keterbatasan
penulis. Penulis mengucap terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-
pihak yang telah membantu. Semoga Akhirnya, dengan doa semoga upaya yang
telah dilakukan mampu memberikan pemahaman bagi pembaca.
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMAKASIH.........................................................................................III
DAFTAR ISI...........................................................................................................IV
DAFTAR BARCODE...............................................................................................IX
DAFTAR TABEL.................................................................................................... X
PENDAHULUAN .................................................................................................. XI
K. Pembelajaran tutorial…………………………………………………………………………….
L. Pembelajaran kolaborasi………………………………………………………………………
C. Rekonstruksi pembelajaran
D . Penerapan nilai
BAB VII STUDI MANAJEMEN PELATIH DAN ATLET PADA PEMBINAAN PRESTASI
CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN
BAB VIII ANALISIS GERAK FOREHAND TENIS LAPANGAN PADA RAFAEL NADAL
PENDAHULUAN
A. Blended Learning
kemudahan implementasi;
efisiensi biaya;
K. Pembelajaran Tutorial
L. Pembelajaran Kolaborasi
Pendidikan Jasmani
3. Meskipun para siswa mendapat keuntungan dari proses aktivitas fisikal ini,
tetapi keuntungan bagi siswa tidak selalu harus berupa fisikal, nonfisikal pun
bisa diraih seperti: perkembangan intelektual, sosial, dan estetika, seperti juga
perkembangan kognitif dan afektif.
BAB III
KONSTRUKSI NILAI MELALUI PENDIDIKAN OLAHRAGA
Perlu juga ditegaskan di sini bahwa pengertian nilai dalam tulisan ini
lebih difokuskan pada nilai-nilai moral (Miller, Roberts & Ommundsen, 2005).
Kendati banyak aspek nilai lain yang terkandung dalam aktivitas olahraga. Telah
menjadi keyakinan umum bahwa aktivitas olahraga syarat dengan nilai-nilai
pendidikan seperti kejujuran, sportivitas, disiplin, dan tanggung jawab. Bahkan,
ada ungkapan yang sudah menjadi keyakinan sejarah dari waktu ke waktu:
Sport build character (Maksum, 2005; 2002). United Nations (2003) melalui
Task force on Sport for Development and Peace menyatakan bahwa olahraga
merupakan instrumen yang efektif untuk mendidik kaum muda, terutama
dalam hal nilai-nilai. Sport provides a forum to learn skills such as discipline,
confidence and leadership and it teaches core principles such as tolerance,
cooperation and respect. Sport teaches the value of effort and how to manage
victory, as well as defeat. When these positive aspects of sport are emphasized,
sport becomes a powerful vehicle through which the United Nations can work
towards achieving its goals (p. v). Sejumlah nilai yang ada dan dapat dipelajari
melalui aktivitas olahraga meliputi: Cooperation, Communication, Respect for
the rules, Problem-solving, Understanding, Connection with others, Leadership,
Respect for others, Value of effort, How to win, How to lose, How to manage
competition, Fair play, Sharing, Self-esteem, Trust, Honesty, Self-respect,
Tolerance, Resilience, Teamwork, Discipline, Confidence (United Nations, 2003).
Uraian di atas menunjukkan bahwa aktivitas olahraga mengandung nilainilai
yang sangat esensial bagi kehidupan dan kemanusiaan.
Tanggung jawab dicirikan antara lain dengan melakukan apa yang telah
disepakati dengan sungguh-sungguh; mengakui kesalahan yang dilakukan tanpa
alasan; memberikan yang terbaik atas apa yang dilakukan. Peduli adalah
kesediaan untuk memberikan perhatian dan kasih sayang kepada sesama.
Peduli antara lain ditandai dengan memperlakukan orang lain, diri, dan sesuatu
dengan kasih sayang; memperhatikan dan mendengarkan orang lain secara
seksama; menangani sesuatu dengan hati-hati. Jujur adalah suatu sikap
terbuka, dapat dipercaya, dan apa adanya. Sikap jujur antara lain ditandai
dengan mengatakan apa adanya; menepati janji; mengakui kesalahan; menolak
berbohong, menipu, dan mencuri.
2. Pembelajaran Nilai
D . Penerapan Nilai
Ide dasar dari permainan tenis adalah memukul bola sebelum atau
sesudah mantul di lapangan dengan menggunakan raket, melewati di atas net
dan masuk ke dalam lapangan permainan lawan. Cara-cara yang dilakukan
dalam memukul bola agar dapat menuju ke lapangan lawan dinamakan dengan
istilah teknik-teknik dasar pukulan bermain tenis. Adapun teknik-teknik dasar
pukulan dalam bermain tenis di antaranya adalah forehand-backhand
groundstrokes, serve, volley, smash, dan jenis pukulan lain untuk pemain
tingkat tinggi (Crespo, Miley, 1998: 67-89). Selanjutnya, Kriese (1988: 43)
mengelompokkan teknik pukulan dalam tenis meliputi forehand, backhand
pegangan satu dan dua tangan, serve, volley, overhead smash, pukulan transisi
(approach shots, passing shots, net return of serve, first volley), lob, dan drop
shot. Sedangkan Bornemann et al., (2000: 79-113) membagi teknik pukulan
tenis menjadi groundstrokes (forehand-backhand), volley (forehand-backhand),
serve, lob (forehand-backhand), dan smash. Secara sederhana Pankhurst (1990:
6) menyatakan bahwa dasar pukulan dalam tenis meliputi forehand, backhand,
serve, dan volley, dan Sue Rich (1991: 17-28) yang menggolongkan teknik dasar
tenis secara lebih sederhana, yaitu teknik groundstrokes (forehand-backhand),
serve, dan volleys (forehandbackhand).
Secara garis besar teknik dasar pukulan dalam permainan tenis antara
lain meliputi teknik servis, groundstrokes, voli, lob, dan smes. Sebenarnya
masih ada beberapa jenis teknik pukulan bermain tenis yang lain yang
merupakan pengembangan dan kombinasi dari berbagai gerak dasar teknik
dasar tersebut. Gerak dasar utama merupakan pola gerak yang inheren dan
membentuk dasar-dasar untuk gerak-gerak terampil kompleks yang khas.
Selain itu, situasi bermain seperti berikut ini juga berpengaruh terhadap
tingkat kesulitan petenis dalam mengendalikan dan memprediksi lingkungan
bermain. Adapun situasi bermain antara lain seperti posisi petenis (1) saat
servis, (2) saat mengembalikan servis, (3) bila kedua petenis berada di belakang,
(4), bila petenis melakukan approach shot atau bergerak maju ke net, dan (5)
posisi bila lawan melakukan approach shot atau bergerak maju ke net. Tiupan
angin juga dapat mempersulit situasi bermain tenis, karena akan mengganggu
jalannya bola. Selain itu, sinar matahari juga berpengaruh terhadap
pelaksanaan teknik pukulan, terutama untuk memukul bola-bola yang di lob
tinggi dengan posisi petenis menghadap matahari. Hal itu akan mengakibatkan
terganggunya pandangan setelah melihat ke arah sinar matahari, yaitu menjadi
silau dan tidak dapat dengan jelas melihat bola. Tentunya masih banyak lagi
faktor-faktor yang dapat mempersulit petenis dalam mengendalikan dan
memprediksi kondisi lingkungan bermain tenis.
Keterangan:
Keterangan:
Untuk itu arah angin harus diketahui oleh petenis, misalnya pada
saat menjelang melakukan servis. Adapun caranya dengan memperhatikan
kibaran bendera, umbul-umbul yang terpasang dipinggir lapangan atau daun-
daun di pohon yang ada disekitar lapangan. Setelah mengetahui arah angin
dengan jelas, maka dapat menentukan intensitas pukulan yang akan dilakukan
petenis. Selain itu, sinar matahari juga dapat merupakan kendala dan
keuntungan bagi petenis. Sebagai kendala bila saat melakukan servis atau
smash pada posisi menghadap matahari. Sebaliknya dapat menguntungkan, bila
lawan yang sedang dalam posisi menghadap matahari, maka petenis akan lebih
untung bila melakukan teknik lob yang tinggi. Di Indonesia akan terjadi posisi
sinar matahari di utara, di tengah, dan di selatan khatulistiwa. Untuk itu petenis
harus jeli dalam memperhatikan kondisi lingkungan bermain, agar pola
permainan yang diterapkan banyak menghasilkan keuntungan dalam perolehan
angka.
Posisi tempat jatuhnya bola dan posisi berdiri petenis berkaitan erat
dengan daerah lapangan permainan dalam tenis. Di depan telah dijelaskan
secara panjang lebar mengenai daerah lapangan permainan dalam tenis,
sehingga tidak perlu dibahas lagi. Namun yang perlu ditekankan bahwa daerah
lapangan baik yang berdasarkan tempat jatuhnya bola maupun posisi berdiri
petenis perlu diperhatikan dalam menerapkan pola-pola bermain. Untuk itu
setiap daerah permainan memiliki drill-drill teknik yang berbeda-beda. Selain
itu pola bermain tunggal dan ganda juga memiliki perbedaan, tetapi semua
bentuk drilldrill tersebut belum akan dibahas dalam tulisan ini.
BAB V
Kata tenis berasal dari bahasa Prancis “tenez” yang artinya kerjakan
atau bersiap. Olahraga ini sebenarnya diyakini sudah mulai dimainkan sejak
zaman sebelum Masehi. Namun catatan tertua menyebut kegiatan tenis
lapangan berasal dari abad ke-11.Pada waktu tersebut, masyarakat Prancis
tercatat sudah sering melakukan permainan bernama jeu de peume yang
caranya mirip dengan tenis lapangan modern. Lalu pada abad ke-13, permainan
tersebut mulai tersebar ke negara-negara lain di Eropa.Raket bersenar pertama
kali diperkenalkan pada abad ke-15 di Italia. Selanjutnya di tahun 1868,
berdirilah All England Croquet Club di Wimbledon, Inggris yang merupakan cikal
bakal organisasi tenis.Kejuaran tenis paling bergengsi di dunia yaitu
Wimbledon, mulai dilaksanakan pada tahun 1877 dan pada tahun 1881,
terbitlah standar peraturan dan organisasi kompetisi tenis lapangan.
E. Peralatan yang diperlukan dalam tenis lapangan
Tenis lapangan bisa dimainkan dimana saja selama sarana dan prasarana yang
dibutuhkan tersedia. Berikut ini peralatan dan sarana yang perlu disiapkan.
1. Lapangan
Menurut peraturan dari PELTI dan ITF, lapangan tenis yang digunakan untuk
pertandingan resmi memiliki ukuran sebagai berikut ini.
• Permainan tunggal
• Permainan ganda
Sementara itu, jenis lapangan yang digunakan ada tiga jenis, yaitu:
• Lapangan keras yang terbuat dari semen
Lapangan jenis ini adalah yang paling sering digunakan dalam
permainan tenis. Bermain di atas lapangan yang terbuat dari semen akan
membuat laju bola menjadi sedang hingga cepat.Pada beberapa pertandingan
internasional, ada lapangan yang dilapisi oleh bahan sintetis deco turf dari
akrilik. Contohnya pada pertandingan US open dan Australia Open.
• Lapangan rumput
Lapangan tenis yang terbuat dari rumput, harus menggunakan rumput
yang tumbuh di atas tanah keras agar bola tetap bisa memantul dengan baik di
atasnya.Saat bertanding di lapangan rumput, para pemain harus menyesuaikan
permainan karena laju bola di atas lapangan jenis ini adalah yang paling cepat.
Arah gerak bola pun akan cenderung lebih banyak meluncur dan tidak terlalu
memantul dibanding dengan bola di lapangan lain.Karena perawatannya sangat
mahal, kini lapangan rumput sudah sangat jarang digunakan. Turnamen yang
masih menggunakan lapangan jenis ini salah satunya adalah kejuaraan
Wimbledon.
Raket untuk bermain tenis lapangan bisa dibagi menjadi berbagai ukuran,
tergantung dari usia penggunanya, seperti berikut ini:
Raket anak: memiliki berat kurang lebih 250 gram (12-13 oz)
Raket remaja putri: memiliki berat kurang lebih 290 gram (12,5 -13,25
oz)
Raket remaja putra: memiliki berat kurang lebih 295 gram (13 – 13,25
oz)
Raket wanita: memiliki berat kurang lebih 300 gram (13,25-13,75 oz)
Raket pria: memiliki berat kurang lebih 310 gram (13,75-14,74 oz)
3. Bola
Untuk Net dalam permainan tenis lapangan, berikut ini syarat yang biasanya
harus dipenuhi dalam pertandingan resmi.
B. Net terbuat dari benang yang berwarna hijau tua atau hitam
C. Ukuran tinggi tiang penyangga net adalah 106,7 cm dan tinggi net 91,4
cm.
D. Tiang net dipasang di samping lapangan dengan jarak garis samping
Sikap siap adalah posisi yang dilakukan saat menunggu bola datang atau
mengembalikan servis. Langkah untuk bisa melakukan sikap siap yang baik
adalah: Beberapa
• Eastern grip
Cara melakukan pegangan eastern grip adalah:
• Continental grip
Cara melakukan pegangan continental adalah:
• Western grip
Cara melakukan pegangan western adalah dengan memegang raket
menggunakan tangan kiri. Lalu, letakkan telapak tangan di bawah pegangan
raket dan selanjutnya bungkus dengan jari-jari tangan.
• Pukulan servis
Cara melakukan pukulan servis dalam tenis lapangan adalah dengan langkah-
langkah ini.
• Pukulan volley
Pukulan volley adalah pukulan yang dilakukan sebelum bola sempat
jatuh atau memantul di lapangan. Pukulan ini sangat menguntungkan bila
dilakukan saat posisi pemain berada di dekat net.Pukulan volley bisa dilakukan
dengan pukulan forehand maupun backhand dan biasanya, pegangan yang
tepat untuk melakukan volley adalah pegangan continental.
Poin pertama 15
Poin kedua 30
Poin ketiga 40
Cara memegang raket sangat penting oleh setiap pemain tenis dan
terutama bagi pemula (beginner) ada 4 macam cara memegang raket/grip :
1) Eastern Grip
2) Continental Grip
3) Western Grip
Pegangan ini baik untuk mengekspresikan serta mampu bermain dengan bola
tinggi maupun pendek.
d) Mengarahkan bola pada saat spin, balk tospin atau backspin terhadap bola-
bola tinggi.
a) Peganglah gagang raket dengan tangan kiri (tangan yang tidak akan dipakai
memukul)
b) Letakkan telapak tangan seperti huruf “V” antara ibu jari dengan telunjuk di
bagian atas raket, lalu lipat jari-jari tangan mengelilingi raket secara kuat.
c) Pertahankan posisi pegangan ini agar tetap kuat setiap melakukan pukulan
(Stroke).
a) Sulit mengatasi bola-bola datar, rendah serta bola-bola lebar, sebab posisi
d) Dalam permainan kurang lincah dan sulit bila berada di depan walaupun
pukulan dan forehandnya keras.
(1). Ball concentration and ball feeling atau konsentrasi pada bola dan
daya perasaan untuk bola.(2) Footwork and body movement, yaitu cara
mengatur serta menggerakkan kaki dan badan.(3) Racket control atau
menguasai raket, yakni mahir mengayunkan raket untuk memukul bola dengan
cara, arah dan kecepatan yang tepat. Dalam belajar dan melakukan mengajar
pukulan drive hendaknya sudah dapat memegang raket dengan cara yang tepat
dan dapat mengayunkan raket itu dengan mulus dan tepat. Lebih lanjut Lucas
Loman mengelompokkan bagian penting dalam permainan tenis lapangan
adalah sebagai berikut:
Posisi siap untuk forehand dan backhand sama, hanya posisi dan
pergelangan tangan yang agak lain. Pada backhand posisi raket miringdiagonal
ke kiri, tidak lurus ke depan.
Dengan kata lain, setiap pemain yang bukan pemula lagi, pasti
mengetahui serta menguasai teknik dasar tenis lapangan. Secara berturut-turut
dikemukakan oleh Jim Brown teknik dasar yang dimaksud yaitu, memegang
raket, pengenalan terhadap lapangan, posisi siap memukul, dimana harus
berdiri, dan kemana dan bilamana harus bergerak. Sementara itu Mikanda
Rahmani menyatakan bahwa teknik dasar yang dimaksud terdiri dari posisi siap,
mengajar gerakan forehand drive, mengajar gerakan backhand drive dan
mengajar servis.
Teknik dasar ini akan lebih jelas lagi dibicarakan pada pembahasan-
pembahasan berikutnya. Cara memegang raket (grip) merupakan hal yang
penting untuk dikuasai terlebih dahulu oleh pemain tenis lapangan. Selain itu,
teknik dasar yang harus dikuasai oleh pemain tenis lapangan adalah sikap siap
sedia (stance). Selanjutnya latihlah pukulan-pukulan individual yang khas
seperti pukulan servis, pukulan volley, pukulan forehand drive,backhand drive
dan pukulan smash. Seorang pemain tenis lapangan akan unggul kalau berhasil
mengembangkan suatu pukulan yang khas. Pukulan individual ini dapat berupa
pukulan forehand drive atau backhand drive maupun smash yang keras,
pukulan dengan putaran bola ke atas dari posisi forehand (forehand spin), atau
dengan pukulan bola yang memutar dari sisi luar/ dalam (sidespin).
“Stance” adalah sikap siap sedia menerima pukulan servis lawan dan
mengembalikannya untuk memainkan suatu stroke dan menunggu
pengembalian bola lawan, bersedia memainkan bola berikut. Sikap siap sedia
(stance) maupun posisi (position) adalah suatu teknik dasar yang penting dalam
upaya menerima servis ataupun menerima bola pengembalian lawan.Selain itu,
posisi siap sangat penting untuk melakukan servis serta melakukan pukulan-
pukulan yang mematikan permainan lawan. Bilamana seorang pemain tenis
lapangan salah menempatkan tubuh saat menerima servis lawan, maka dia
akan terdesak yang dapat menyebabkan suatu kesalahan dalam permainan dan
akhirnya akan kehilangan angka. Demikian juga saat pemain menanti datangnya
bola pengembalian lawan, baik dilakukan dengan pukulan biasa maupun
dengan serangan.
Sebenarnya posisi siap ini tidak dapat dipisahkan dengan gerakan kaki
(footwork). Sebab sebaik-baiknya posisi siap, jika tidak diimbangi dengan
gerakan kaki yang baik, maka pengembalian bola tidak akan sempurna. Posisi
berdiri ke kiri atau ke kanan tidak dapat ditentukan begitu saja, sebab
tergantung pada gaya permainan masing-masing. Bila pemain memegang raket
dengan tangan kanan, maka saat menerima servis posisinya harus berdiri di
sebelah kiri lapangan. Demikian sebaliknya, bila memegang raket dengan
tangan kiri, maka sikap siap sedia (stance) dan posisi berdiri harus di sebelah
kanan. Posisi ini memudahkan untuk bergerak mengembalikan bola biasa
maupun dalam melakukan serangan.
Tenis lapangan adalah suatu permainan yang membutuhkan reaksi
yang cepat sesuai dengan datangnya bola secara cepat pula. Jika kita bereaksi
pada pukulan lawan antara seperseratus detik, maka dibutuhkan cara berdiri
yang memungkinkan untuk bergerak dengan cepat dalam mengembalikan bola,
baik posisi untuk melakukan serangan maupun posisi untuk bertahan. Jarak
tempat berdiri atau pengambilan posisi dilihat dari belakang lapangan
tergantung pada tipe bermain.Lebih lanjut, sikap siap (stance) untuk pemain
yang akan melakukan serangan dapat dibedakan atas: (a) sikap siap dasar untuk
pukulan-pukulan forehand, (b) sikap siap dasar untuk pukulan-pukulan topspin
dari posisi backhand, dan (c) sikap siap dasar untuk pukulan-pukulan backspin
dari posisi backhand. Dengan demikian, maka sikap siap atau posisi berdiri
sebagai persiapan menerima bola sangat tergantung pada tipe bermain sendiri,
apakah itu tipe menyerang, tipe bertahan atau tipe netral (bisa kedua-duanya).
Selain itu, cara berdiri atau posisi siap tergantung pulapada jenis
pukulan yang akan dilakukan, baik untuk pukulan forehand, backhand topspin,
maupun backhand backspin .
Makin dekat posisi berdiri kita dengan arah datangnya bola, maka
makin mudah kita memukul bola tersebut.Sebaliknya, makin jauh datangnya
bola dari posisi kita maka makin sulit kita mengembalikan bola tersebut. Hal
disebabkan karena kita membutuhkan beberapa langkah secara cepat untuk
dapat memukul bola dengan benar sesuai dengan yang diinginkan. Beberapa
langkah yang dibutuhkan untuk bergerak cepat sangat tergantung pada
penguasaan pergerakan kaki (footwork). Betapa pentingnya pergerakan kaki
(footwork) untuk dapat melakukan pukulan dengan baik seperti bergerak
dengan cepat maju mundur, ke samping kiri-kanan lapangan
permainan.Footwork dan body balance dapat menggerakkan kaki dan
tubuhdengan cepat dan tepat, sehingga daya gerak dan berat badan dapat
dimanfaatkan untuk melakukan pukulan flatdrive dengan tenang, kuat dan
tepat.
Dasar dari gerakan kaki ini adalah satu kaki berfungsi sebagai tiang dan
kaki lainnya bergerak ke belakang, ke depan, ke samping kanan dan kiri.
Memahami gerakan kaki (footwork) yang telah dikemukakan tersebut, maka
maksud dari gerakan kaki adalah upaya untuk memudahkan atau
memungkinkan pemain untuk dapat mengembalikan bola dari segala penjuru
lapangan, baik untuk bertahan maupun untuk melakukan serangan. Semuanya
itu harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan tipe permainan pemain
bersangkutan. Footwork adalah gerakan kaki yang mendukung tipe permainan
menyerang, disamping untuk mengantisipasi datangnya bola yang sangat cepat
dan membutuhkan gerakan yang cepat pula.
Gerakan kaki dapat dilakukan dengan satu langkah saja bila hal tersebut
telah memungkinkan kita untuk memukul bola. Bila langkah tersebut belum
cukup, dapat dilakukan dengan dua, tiga atau beberapa langkah serta dengan
melakukan langkah silang. Berdasarkan uraian-uraian terdahulu, maka dapat
disimpulkan bahwa keterampilan bermain tenis lapangan termasuk di dalamnya
keterampilan pukulan drive adalah kemampuan seorang pemain tenis lapangan
dalam menampilkan keahliannya secara efisien dan efektif tentang memegang
raket (grip), mengambil sikap siap sedia atau posisi (stance and position), dan
dalam melakukan gerakan kaki (footwork) yang semua gerakannya menyatu
dan tidak terlepas dengan teknik pukulan yang benar (stroke) yang meliputi:
servis (service), pukulan menyerang (attacking stroke), dan pukulan bertahan
(defensive stroke). Servis terdiri dari servis putaran ke belakang (backspin
service) yang terbagi lagi atas forehand dan backhand, servis putaran ke atas
(topspin service) yang dibedakan atas forehand dan backhand. Pukulan
serangan terdiri dari counter drive (forehand dan backhand drive), dan smash
(forehand dan backhand). Pukulan bertahan terdiri dari push-play (forehand
dan backhand), dan chop return (forehand dan backhand).
Pivot ke kanan, yaitu putar bahu dan pinggul ke kanan, serta pindahkan
berat badan pada kaki kanan yang memutar atau melangkah ke kanan juga.
Pada waktu itu juga, leher raket dituntun oleh tangan kiri hingga berada sejajar
dengan bahu kanan. Lepaskan tangan kiri dari leher raket dan ayunkan raket
jauh ke belakang, setinggi bahu dengan meluruskan lengan kanan seenaknya
pada siku serta melekukkan pergelangan tangan ke belakang. Kemudian
gunakan tangan kiri, yang baru melepaskan leher raket untuk keseimbangan
badan. Pada akhir gerakan backswing (raket dalam posisi far backswing).
Lanjutkan kaki kanan menjinjit dan lurus. Pada akhir gerakan follow
through ini, taruh kaki kanan di sebelah kaki kiri, kemudian kembali ke posisi
siap lagi. Begitu bola menuju ke sisi forehand, bergeraklah ke posisi dimana
berada posisi tangan kiri menunjuk pada bola dengan kaki yang di depan
membentuk sebuah garis yang mendekati paralel dengan sideline, jika kidal,
bahu kanan harus menghadap ke bola dan kaki kanan maju paralel dengan side
line, gunakan kaki terjauh dari net untuk mendorong dan memindahkan berat
tubuh ke depan pada saat mulai mengayunkan raket, begitu memukul.
a) Persiapan
(1) Pegangan dengan cara forehand eastern, (2) Raket dan tubuh
condong ke depan, (3) Tangan satunya menopang raket, (4) Lutut sedikit
ditekuk, (5) Ayunkan raket terlebih dahulu ke belakang (backswing), (6)
Berputarlah menyamping menghadap net, (7) Melangkah ke arah sasaran.
b) Pelaksanaan
(1) Pindahkan berat tubuh ke depan, (2) Ayun raket sejajar lapangan,
(3) jangan gerakkan pergelangan tangan, (4) Fokuskan pandangan pada bola
dan, (5) Pukul bola secepatnya.
c) Gerakan Lanjutan
(1) Lanjutan ayunan setelah pukulan, (2) Ayunlah menyilang dan naik
serta, (3) Arahkan raket menuju ke sasaran lanjutan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 4 berikut ini.
Salah satu tugas lembaga pendidikan adalah memberikan pengajaran
kepada anak didik, untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan dari
lembaga disamping mengembangkan pribadinya. Pemberian kecakapan dan
pengetahuan kepada anak didik/ mahasiswa merupakan proses belajar
mengajar yang dilakukan oleh tenaga pengajar (dosen, guru, pelatih, instruktur,
tutor) di lembaga pendidikan dengan menggunakan caracara atau metode-
metode tertentu.
( 1 ).Sikap Awal:
a.Persiapan:
(b) Pelaksanaan:
(5) Pemain melangkah ke arah bola dengan kaki kanan di depan pada
saat ayunan dimulai, titik perkenaan bola dengan raket yaitu ketika bola
berada setinggi pinggang, belakang raket menghadap ke depan net
dengan sedikit diputar.
(1) Sikap Awal: Sikap, posisi kaki. Posisi permulaan tubuh membentuk
posisi persegi dengan lapangan dengan kata lain posisi siap sedia, dimana kedua
kaki sedikit terbuka lebar dari jarak kedua bahunya. Sikap awal lengan. Posisi
lengan kanan membentuk sudut 160 derajat pada siku. Posisi raket. Posisi raket
vertical atau sedikit tertutup,serta pada saat siap memukul posisi raket berada
di bawah bola.
(3) Sikap akhir. Gerak lanjutan, ayunan lengan kembali pada posisi
permulaan. Untuk lebih jelasnya pelaksanaan gerakan pukulan backhand drive
dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini.
Eastern grip
Full-eastern (western)
Dari posisi bersiap, anda bergerak ke arah bola datang dan telah
menentukan zona pukulan serta grip yang akan anda pakai. Zona pukulan untuk
pukulan backhand satu tangan yang baik adalah agak di depan badan anda.
Raket diayunkan ke belakang beserta bahu dan punggung anda. Stance yang
dipakai dalam backhand satu tangan umumnya adalah closed stance dimana
posisi badan tegak lurus terhadap net atau garis baseline.
Saat bola datang, posisikan kepala dan tangan anda menuju bola
layaknya seorang penerjun yang akan loncat dari pesawat. Rasakan bahwa
badan anda menjemput bola dan biasanya kaki mengikuti.
Cara memukul voli adalah dengan ayunan yang pendek. Bola yang
datang dipukul saat berada di depan badan anda sehingga terjadi per- pindahan
berat badan ke depan. Anggaplah seperti pukulan jab pada tinju yang memakai
ayunan tangan pendek namun menghasilkan momentum yang besar.
Gunakanlah pergelangan anda dalam memukul dan posisikan ra- ket agak
terbuka. Ayunan pendek dengan cepat dari atas ke bawah seperti gerakan
membacok agar memberikan sedikit efek spin pada bola.
Bagi pemula yang baru belajar bermain tenis, untuk tahap awal
gunakanlah pukulan voli yang sifatnya hanya memblok laju bola. Apabila telah
mencapai tahap konsistensi anda dapat memberikan sedikit ayunan agar bola
Iebih menekan. Gerakan voli yang baik adalah gerakan yang memukul dalam
kea- daan bergerak dan bukan statis. Artinya usahakan anda menjemput bola
dengan bergerak ke depan atau diagonal.
Lakukan followthrough ke arah yang anda inginkan untuk bela dipukul
lalu kembali ke posisi tengah untuk bersiap menghadapi pukulan berikutnya.
Hal paling utama untuk dapat memukul forehand dengan baik adalah
kita harus menunggu bola jatuh, sehingga mempermudah kita melakukan
pukulan. Setelah kita ada pada posisi siap pukul, yang pertama perlu
diperhatikan adalah gerakan backswing.
Keterangan Gambar 8 :
a.Agar pukulan forehand pemain jatuh di garis dasar, arahkan bola sekitar 1
meter (3 kaki) di atas net
D. FASE PUKULAN
Stance ini berkaitan erat dengan seleksi pukulan yang akan anda pakai.
Apakah backhand atau forehand. Kemudian pemain akan menyeleksi dengan
waktu yang tepat zona pukulan yang nyaman bagi pemain untuk memukul bola.
Sekali lagi footwork sangat berperan besar dalam fase-fase di atas. Timing yang
buruk karena pergerakan kaki anda yang kurang sigap akan menyebabkan anda
memukul bola di zona yang kurang nyaman sehingga membuat pukulan
menjadi tidak maksimal.
Memasuki tahap ayunan, seorang pemain diharapkan untuk mengayun
raketnya ke belakang sebelum bola datang yang diiringi dengan putaran bahu
ke belakang. Setelah bola datang pada zona pukulan yang telah anda seleksi,
maka raket diayunkan ke depan seiring dengan putaran bahu ke depan.
Saat setelah ini merupakan fase yang sangat penting karena merupakan
saat titik kontak raket dengan bola. Beberapa persyaratan untuk titik kontak
bagi pukulan yang sempurna adalah :
Bahu dan pinggul sejajar dengan net atau tegak lurus dengan
target area.
Titik kontak dengan bola berada di depan badan.
Untuk forehand, tangan yang tidak memegang raket berfungsi
untuk menjaga keseimbangan badan.
Dan kecepatan raket tertinggi dicapai pada saat raket kontak
dengan bola
BAB VII
Hasil penelitian terhadap Ahli Tenis Lapangan dan ahli Penjas terkait dengan
kualitas produk permainan Mikro Tenis untuk pembelajaran tenis lapangan,
diperoleh deskripsi dari aspek (1) Kesesuaian dengan Capaian Pembelajaran
Mata Kuliah (2) kesesuaian produk dengan karakteristik mahasiswa, (3)
keaktifan mahasiswa, dan (4) Kelayakan produk permainan MIKRO TENIS. Hasil
pengisian penilaian ahli dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel analisis data pada lampiran hasil pengisian penilaian ahli tentang
kesesuaian produk dengan standar kompetensi, dan kompetensi dasar, dapat
disimpulkan bahwa produk permainan ini dapat digunakan.
Tabel analisis data pada lampiran hasil pengisian penilaian ahli tentang
kesesuaian produk dengan karakteristik mahasiswa, dapat disimpulkan bahwa
produk permainan ini dapat digunakan.
Tabel analisis data pada lampiran hasil pengisian penilaian ahli tentang
kesesuaian produk dengan keaktifan mahasiswa, dapat disimpulkan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek produk permainan
Mikro Tenis dapat mendorong mahasiswa aktif bergerak dan meningkatkan
minat dan motivasi mahasiswa berpartisipasi dalam pembelajaran permainan
tenis lapangan serta kriteria sangat baik sehingga produk permainan ini dapat
digunakan.
Tabel analisis data pada lampiran hasil pengisian penilaian ahli tentang
kesesuaian produk dengan karakteristik mahasiswa, dapat disimpulkan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka produk telah memenuhi
kriteria sangat baik sehingga produk permainan ini dapat digunakan.
Analisis Data Dari data yang sudah didapat melalui kuesioner, kemudian
data dianalisis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
persentase. Hasil persentase yang telah didapatkan kemudian ditafsikan ke dalam
kriteria yang sudah ditentukan.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini didapatkan dari data kuesioner dan
wawancara yang dilakukan pada pengurus PELTI, pelatih dan atlet tenis lapangan
Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi data (1) Kualitas pelatih dan atlet, (2)
Promosi dan degradasi pelatih dan atlet, serta (3) Kesejahteraan pelatih dan atlet.
Hasil penelitian dijabarkan sebagai berikut: Kualitas Pelatih Data kulitas pelatih
didapatkan dari beberapa item faktor, meliputi: (1) sistem seleksi pelatih
berdasarkan tingkat pendidikan, (2) sistem seleksi pelatih berdasarkan lisensi yang
dimiliki, (3) sistem seleksi pelatih berdasarkan kemampuan membuat program
latihan, (4) ketersediaan pelatih fisik berlisensi dan (5) pelatih mengikuti TOT
kepelatihan. Dari lima faktor tersebut, hasil rekap kualitas pelatih menunjukkan
hasil sebagai berikut:
Adapun data pada table 2 mengenai rekap data kulaitas pelatih dapat digambarkan
dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Adapun data pada table 3 mengenai rekap data pelaksanaan promosi dan
degradasi pelatih dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Adapun data pada table 4 mengenai rekap data kesejahteraan pelatih dapat
digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Kualitas Atlet Data kulitas atlet didapatkan dari beberapa item faktor, meliputi: (1)
pelaksanaan seleksi atlet junior dan senior, (2) seleksi atlet berdasarkan postur
tubuh, (3) seleksi atlet berdasarkan kondisi fisik, (4) seleksi atlet berdasarkan
keterampilan teknik, (5) seleksi atlet berdasarkan tes akademik, (6) atlet mengikuti
try out, dan (7) ketersediaan jadwal kompetisi yang diikuti oleh atlet. Dari tujuh
faktor tersebut, hasil rekap kualitas atlet menunjukkan hasil sebagai berikut:
Adapun data pada table 5 mengenai rekap data kualitas atlet dapat digambarkan
dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Berdasarkan pada tabel 5 dan histogram dapat dilihat dari pernyataan
yang menyatakan “ya” terhadap ketercapaian indikator kualitas atlet menurut
pengurus PELTI kualitas atlet tenis lapangan DIY berada pada persentase 55,1%
yang berarti cukup baik. Data hasil kuesioner kualitas atlet menurut pelatih
menunjukkan persentase sebesar 58,33% yang berarti cukup baik, sedangkan data
hasil kuesioner kualitas atlet menurut atlet menunjukkan persentase sebesar
58,63% yang berarti cukup baik. Rata-rata keseluruhan menunjukkan bahwa
kualitas atlet tenis termasuk ke dalam kategori cukup baik dengan persentase
sebesar 57,35%. Promosi dan Degradasi Atlet Data promosi dan degradasi atlet
didapatkan dari informasi pengurus PELTI, pelatih dan atlet mengenai pelaksanaan
sistem promosi dan degradsi atlet pada tiap tahunnya. Berikut hasil rekap data
promosi dan degradasi atlet.
Adapun data pada table 6 mengenai rekap data promosi dan degradasi atlet dapat
digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
PENDAHULUAN
Cabang olahraga tenis lapangan adalah cabang olahraga yang dimainkan
oleh dua tau empat orang atlet yang saling berhadapan dengan menggunakan
jaring (net) dan menggunakan raket. Pada cabang olahraga cabang olahraga tenis
lapangan diperlukannya kekuatan untuk melakukan pukulan pada bola, serta
diperlukan penempatan bola yang terampil di sisi yang kosong dengan tujuan agar
lawan sulit untuk melakukan pengembalian bola. Cabang olahraga cabang olahraga
tenis lapangan memiliki daya tarik tersendiri, dengan adanya hal tersebut cabang
olahraga ini digemari oleh berbagai macam kalangan usia. Di untuk cabang
olahraga cabang olahraga tenis lapangan berisikan permainan yang dilakukan
secara dinamis, taktis, menonjolkan kegembiraan, keceriaan, dan peraturan-
peraturan permainannya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas.
Cabang olahraga cabang olahraga tenis lapangan memiliki beberapa tujuan
antara lain adalah agar Kesehatan tubuh terpelihara, mendapatkan rasa senang,
memenuhi hasrat untuk bergerak, dan untuk mendapatkan prestasi. Seseorang
akan mendapatkan prestasi jika melakukan keterampilan dasar bermain yang
bagus. Cabang olahraga cabang olahraga tenis lapangan menuntut atlet untuk
mahir dan menguasai keterampilan dasar pada cabang olahraga tersebut. Dengan
adanya hal tersebut agar mendapatkan penguasaan dan kemahiran pada
keterampilan dasar tersebut diperlukan suatu pendekatan pelatihan yang benar.
Pada dasarnya unsur kondisi fisik adalah unsur yang penting untuk pencapaian
prestasi, namun tidak hanya unsur kondisi fisik saja tapi keterampilan berpikir juga
sangat diperlukan. Keterampilan berpikir digunakan untuk atlet untuk melakukan
pengonsepan disuatu pertandingan, diantaranya adalah keterampilan atlet untuk
bermain, pengontrolan emosi, dengan demikian atlet akan dengan sangat mudah
untuk menguasai pertandingan.
Penguasaan teknik dasar dijadikan sebagai modal dasar yang sangat
penting agar dapat mengembangkan mutu dan seni pada cabang olahraga cabang
olahraga tenis lapangan. Seseorang yang memiliki keterampilan teknik bermain
yang baik dapat mempertahankan permainannya. Suatu derajad kematangan atlet
adalah dilihat melalui penguasaan keterampilan dasar permain yang dilakukan
secara efektif, benar, dan efisien. Dengan adanya hal tersebut keterampilan
bermain cabang olahraga tenis lapangan adalah penentu untuk pencapaian
prestasi. Masalah yang ditemukan di lapangan adalah atlet kurang untuk
menguasai keterampilan teknik pukulan. Dengan demikian banyak atlet yang
memiliki tingkat kematangan keterampilan bermain yang rendah.
Dengan adanya hal tersebut banyak kejadian atlet gugur pada babak awal.
Baik pemula hingga atlet lanjutan harus memiliki teknik dasar permainan yang
baik. Keterampilan teknik dasar yang baik didapatkan melalui latihan-latihan yang
terprogram dan dilakukan secara intensif. Untuk menguasai keterampilan dasar
pada cabang olahraga cabang olahraga tenis lapangan membutuhkan usaha yang
sulit, sehingga untuk mecapai penguasaan tersebut diperlukan suatu pendektakan
pelatihan yang benar. Seorang pelatih harus menyiapkan atlet secara terarah,
teratur, dan dilatih dengan menggunakan program latihan yang benar. Seperti
yang kita ketahui bahwa pada cabang olahraga tenis lapangan memiliki beberapa
teknik pukulan yang dibagi menjadi tiga diantaranya adalah Forehand Drive, Drop
Shot, Backhand Drive, Half Volley. Seorang atlet tenis lapangan diwajibkan untuk
menguasai teknik dasar seperti Service, Forehand Drive (Ground stroke), Backhand
Drive (Groudstroke) dan Volley (Scharff, 1981 : 24). Menurut (Mottram, 1996: 37;
Brown, 2007: 31) mengatakan bahwa forehand adalah pukulan yang paling mudah
dan sering digunakan oleh petenis tingkat pemula.
Pukulan pola forehand merupakan pukulan yang relative mudah dilakukan
oleh pemula karena pada pukulan ini dilakukan dengan cara mengayunkan tangan
dari belakang badan menuju depan dan untukan depan raket atau telapak tangan
kita berhadapan dengan bola. Pukulan forehand adalah pukulan yang sering
digunakan oleh para atlet tenis sebagai senjata utama. Hal tersebut dikarenakan
pukulan forehand adalah pukulan yang lebih keras dibandingkan dengan pukulan
backhand (Handoyo, 2002 : 20). setengah dari seluruh pukulan cabang olahraga
tenis lapangan menggunakan pukulan forehand. Dengan adanya hal tersebut tidak
mengherankan bahwa pukulan forehand adalah pukulan yang digunakan lebih
dominan pada suatu pertandingan tenis lapangan dan permainan tenis lapangan
(Brown, 2007 : 31). Seperti yang kita ketahui bahwa petenis terbaik dunia yang
bernama Rafael Nadal adalah atlet tenis yang mengandalkan tangan kirinya
walaupun pada kenyataannya dia tidak kidal.
Rafael Nadal dapat bermain tenis lapangan dengan menggunakan tangan
kirinya berkat dilatih oleh pelatihnya yaitu Toni Nadal. Rafael Nadal mengawali
karir profesionalnya pada tahun 2002 yang mana ia berhasil menorehkan
prestasinya dalam memenangkan pertandingan ATP (Association of Tennis
Professionals) pertamanya ketika dia masih berusia 15 tahun. Rafael Nadal adalah
atlet tenis yang termasuk ke dalam 100 atlet muda terbaik di dunia.
Turnamen Wimbledon adalah debutnya yang mana ia berhasil mencapai
putaran ketiga sehingga menjadikan ia sebagai atlet muda. Nadal telah
menorehakan prestasi sebanyak sepuluh kali gelar juara dunia di Grand Slam
tunggal putra (Merdeka.com). Namun pada beberapa tahun terakhir Rafael Nadal
mengalami kekalahan yang disebabkan oleh penggunaan teknik permainan yang ia
lakukan. Teknik permainan yang dilakukan Rafael Nadal dinilai kurang benat tapi
disi lain gerak yang dilakukan oleh Rafael Nadal yaitu pukulan forehand dinilai
sangat mematikan. Menurut survei pengamatan pendahuluan bahwa
ketidaktahuan atlet untuk hal keberhasilan teknik pukulan, khususnya terkait
teknik permainan yang dilakukan oleh Rafael Nadal saat pertandingan berlangsung,
dengan mengetahui seberapa besar keberhasilan pukulan yang dilakukan oleh
atlet diharapkan seorang atlet dapat melakukan pengendalian dan dapat
meminimalisir kegagalan pukulan saat pertandingan sedang berlangsung.
Dengan adanya hal tersebut membuat atlet menjadi hilang control karena
atlet kurang kurang mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Seorang
atlet dapat memprediksi kemenanganny jika menguasai halhal seperti teknik, fisik,
taktik, tapi jika atlet mengalami keberhasulan pukulan yang terlalu tinggi maka
dengan demikian haraoan yang seharusnya dapat dicapai dengan mudah akan
menjadi sulit. Untuk seorang pemula fungsi terpenting dan utama dari pukulan
forehand merupakan pukulan yang dilakukan untuk memulai permainan serta
untuk melakukan pengembangan pada koordinasi diantara raket (yang mana
berperan sebagai perpanjangan dari lengan) dan mata. Dengan alasan keamanan
posisi atlet harus berada beberapa kaki dari net. Hal tersebut bertujuan agar atlet
bersiaga dan mampu mengembangkan ayunan (swizg) yaag baik dan keras. Kelak,
jika unsur-unsur stoke sudah dikuasai dengan bailq atlet dapat berlatih untuk
melakukan pukulan bola dari posisi lebih dekat dengan net serta mengarahkannya
ke untukan sudutarena.
Jika kemampuan untuk melakukan gerakan forehand sudah baik maka
biasanya atlet akan menganggapnya sebagai salah satu senjata yang paling ampuh
untuk mematikan gerakan lawan, yakni memaksa lawan mundur, sementata dia
bermain dekat net tetapi jika lawan maju ke depanlke arah net, forehand dapat
menjadi senjata untuk melontarkan bola tinggi yang melintasi kepalanya atau
nremaksa lawan untuk melalnrkan kesalahan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui analisis gerak forehand yang dilakukan oleh petenis Rafael Nadal
dalam permainan tenis lapangan yang ditinjau dari prinsip biomekanika dan
dibantu dengan software kinovea dengan ini akan mempermudah dalam
mengetahui sudut yang diperlukan pada tahapan forehand yakni sudut lengan dan
sudut ekstrimitas bawah pada fase awalan, persiapan, backswing, forward dan
followthrough. Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat memberikan
sumbangsih ilmu pengetahuan tentang cara pengaplikasian science of sport dan
tegnologi pada olahraga.
Ilmu yang mempelajari tentang gaya gerak tubuh disebut dengan
Biomekanika. Biomekanika adalah suatu ilmu yang digunakan untuk melakukan
penentuan pada pola pergerakan mana yang paling efektif yang bertujuan untuk
mengasilkan pukulan (stroke), dengan adanya hal tersebut ilmuwan dapat
menganalisis gerakan yang efisien pada seorang atlet dan dapat ditentukan
gerakan seorang pein yang lebih efektif lagi. Gerakan efektif adalah gerakan yang
berasal dari teknok yang dilakukan secara optimal yang mana kominasi antara
tenaga dan control yang baik. Dengan adanya ilmu Biomekanika dpaat
meminimalisir dan mencegah adanya cedera olahraga (Pate dkk, 1984: 2) Miguel
Crespo dan Dave Miley (1998: 56) mengatakan bahwa terdapat prinsip-prinsip
biomekanika tenis lapangan. Prinsip-prinsip tersebut diantaranta adalah sebagai
berikut ; a.Balance (Keseimbangan) b. Inersia (Kelembaman) c.Oppositeforce (Daya
Berlawanan) d. Momentum (Momentum) e.Elastic Energy (energi elastis) f.
Coordination Chain (Rantai Koordinasi) Hodges (1996:XII) mengatakan bahwa
gerakan pukulan forehand yang dilakukan oleh atlet dengan bet yang digerakkan
kearah kanan siku untuk atlet dengan tangan kanan dan kiri untuk atlet dengan
tangan kiri. Sutarmin (2007 : 21) mengatakan bahwa saat seorang atlet melakukan
pukulan forehand, telapak tangan atlet yang memegang bet mengarah pada arah
depan atau punggung tangan yang memegang bet menghadap ke belakang.
Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan atlet ketika melakukan gerakan
pukulan forehand : a. Persiapan b. Tahap Pelaksanaan (backswing) c. Tahap
Pelaksanaan (backswing) d. Tahap pelaksanaan (Forward Swing) e. Tahap akhir
( FoloowThrough) Pukulan forehand groundstroke adalah pukulan yang dilakukan
dengan menggunakan raket setelah bola memantul di lapangan agar masuk ke
daerah lawan dengan cara posisi telapak tangan menghadap ke arah bola yang
akan dipukul. Pada teknik pukulan ini dapat memberikan sumbangan terbesar
untuk setiap permainan tenis dibandingkan dengan teknik pukulan yang lain.
METODE
Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah deskriptif evaluatif di mana dalam
penelitian ini hanya mendeskripsikan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan
tanpa mengadakan perubahan pada sampel penelitian yaitu untuk memahami
secara mendalam teknik gerakan forehand yang dilakukan. Pada penelitian ini atlet
petenis Rafael Nadal sebagai sampel penelitian.,Video rekaman yang diambil ialah
pada saat Rafael Nadal melakukan gerak Forehand dengan sempurna yakni dari
fase awalan hingga tindak lanjut. Peneliti meneliti video RN melakukannya dengan
berulang sebanyak 3 kali yang bertujuan agar peneliti dapat mengetahui tahapan
gerak yang di amati dengan akurat dan video tersebut di download melalui
internet. Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2002: 136) adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaan
lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Dalam pelaksanaan penelitian supaya hasilnya
valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Instrumen yang dibutuhkan dalam
pengolahan data yakni laptop dan aplikasi software kinovea. Pengolahan data
berbentuk video yang telah di unduh sebelumnya kemudian video diolah dalam
software kinovea dan diubah dalam bentuk gambar agar mempermudah penulis
dalam menganalisis gerakan sesuai dengan yang dibutuhkan yakni sudut lengan,
kaki dan arah perpindahan bola
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menyajikan dan menjelaskan hasil dari penelitian yang
telah di analisis pada video sebelumnya. Data ini ialah hasil dari penelitian hasil
pengukuran subjek yakni Rafael Nadal dalam 3 kali percobaan dalam melakukan
teknik gerak forehand tenis lapangan. Berikut adalah hasil pengukuran yang
disajikan pada penelitian antara lain : 1. Tahapan gerak pukulan forehand Rafael
Nadal 2. Sudut segmen lengan dan kaki pada saat melakukan fase awalan. 3. Sudut
segmen lengan dan kaki pada saat melakukan fase persiapan 4. Sudut segmen
lengan dan kaki pada saat melakukan fase backswing 5. Sudut segmen lengan dan
kaki pada saat melakukan fase forward 6. Sudut segmen lengan dan kaki pada saat
melakukan fase follow trhough Selanjutnya data rekaman yang telah diperoleh
penulis kemudian diteliti dan di proses menggunakan aplikasi 2D Video Analisis
(Software Kinovea). Data berikut adalah hasil dari pengamatan peneliti
menggunakan rekaman video yang di download pada youtube. Berikut ini adalah
data yang diambil :
Tabel 1 Hasil Percobaan Pertama Pada Rafael Nadal
Pertama
Pada gambar 4 RN mengayunkan raket kedepan dengan besaran sudut lengan 180⁰
ekstensi penuh. Pada tubuh bagian bawah kaki kanan dengan sudut 147⁰ posisi
kaki sedikit melayang dan kaki sebelah kiri dengan sudut 156⁰ sebagai tumpuan.
pada gambar ke 5 RN melakukan gerakan akhir yakni fase tindak lanjut dapat
dijelaskan pada gambar raket di ayunkan dan sedikit diangkat ke atas memutari
bagian kepala dengan besaran sudut 92⁰. Kaki bagian kanan 160⁰ ekstensi dari
gerakan sebelumnya dan kaki bagian kiri 128⁰
Pada gambar 8 melakukan fase pada gerakan backswing dengan sudut kaki kanan
152⁰, kaki kiri 160⁰ pada fase backswing Rafael Nadal menggunakan kaki kiri
sebagai tumpuan. Besaran sudut lengan tangan kiri pada fase backswing yakni
110⁰.
Pada gambar 9 RN mengayunkan raket kedepan dengan besaran sudut 180⁰
ekstensi penuh. Pada tubuh bagian bawah kaki kanan dengan sudut 140⁰ posisi
kaki sedikit melayang dan kaki sebelah kiri dengan sudut 163⁰ sebagai tumpuan.
pada gambar 10 RN melakukan gerakan akhir yakni fase tindak lanjut dapat
dijelaskan pada gambar raket di ayunkan dan sedikit diangkat ke atas memutari
bagian kepala dengan lengan memiliki besaran sudut 92⁰. Kaki bagian kanan 160⁰
ekstensi dari gerakan sebelumnya dan kaki bagian kiri 128⁰
Gambar 11 RN Melakukan Gerak Fase Awalan Ketiga
Berdasarkan pada gambar 11 dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan fase awalan
Rafael Nadal melakukan awalan dengan kuda-kuda kaki kanan 113⁰ dan kaki kiri
156⁰. Tubuh vertical dan lengan bersiap dengan 117⁰.
Pada gambar 13 melakukan fase pada gerakan backswing dengan sudut kaki kanan
156⁰, kaki kiri 160⁰ pada fase backswing Rafael Nadal menggunakan kaki kiri
sebagai tumpuan. Besaran sudut lengan tangan kiri pada fase backswing yakni
114⁰.
Pada gambar 13 melakukan fase pada gerakan backswing dengan sudut kaki kanan
156⁰, kaki kiri 160⁰ pada fase backswing Rafael Nadal menggunakan kaki kiri
sebagai tumpuan. Besaran sudut lengan tangan kiri pada fase backswing yakni
114⁰.
Gambar 14 RN Melakukan Gerak Fase Forward Ketiga
Pada gambar 14 RN mengayunkan raket kedepan dengan besaran sudut 180⁰
ekstensi penuh. Pada tubuh bagian bawah kaki kanan sedikit melayang dengan
sudut 139⁰ posisi kaki sedikit melayang dan kaki sebelah kiri dengan sudut 150⁰
sebagai tumpuan.
pada gambar ke 15 RN melakukan gerakan akhir yakni fase tindak lanjut dapat
dijelaskan pada gambar raket di ayunkan dan sedikit diangkat ke atas memutari
bagian kepala dengan lengan memiliki besaran sudut 90⁰. Kaki bagian kanan 160⁰
ekstensi dari gerakan sebelumnya dan kaki bagian kiri 128⁰.
PEMBAHASAN
Setelah melalui beberapa kali tahap analisis pada gerak forehand Rafael Nadal
yang ditinjau dari segi biomekanik yakni sudut lengan dan sudut kaki. RN Memukul
bola dengan Forhand topspin yang sangat kuat dan sebagai hasilnya RN
menciptakan pukulan yang tajam ketika bagian belakang bola bersentuhan dengan
kepala raket. Sikap pada posisi postur tubuh Rafael Nadal merupakan salah satu
posisi yang menankjubkan dalam tennis lapangan. Ketika Rafael Nadal akan
mengeksekusi pukulan forehand, sebagian besar ia mengerahkan lenih banyak
rotasi untuk memproduksi energi saat ia akan hendak mengayun dan pada saat
yang sama pula Rafael Nadal memungkinkan kakinya untuk menghasilkan kekuatan
linier untuk bergerak maju. Pada fase persiapan memukul hingga menarik raket
mengayun kebelakang mencapai posisi terjauh dari tubuh merupakan gerakan
backswing. Dari ketiga video RN memiliki sudut lengan 98⁰, 110⁰, 117⁰ dan ditarik
kebelakang hingga lengan RN mencapai sudut 104⁰, 110, 114. Sudut kaki kanan
137⁰, 141⁰., 151⁰ dan berpindah dengan sudut 161⁰, 154⁰, 158⁰. Sudut kaki kiri
saat fase persiapan 163⁰, 172⁰, 174⁰ dan berpindah menjadi 152⁰, 160⁰, 161⁰ ini
akan dapat mengakumulasi energi statis dan momentum untuk pukulan.
KESIMPULAN
1. Fase backswing
Ketika RN selesai melakukan persiapan sudut kaki kanan RN yakni 161⁰,
154⁰, 156⁰ dan 152⁰, 160⁰, 160⁰ menunjukkan kaki mengalami fleksi untuk
memersiapkan pedal . saat raket pada posisi terjauh dari tubuh lengan RN 104⁰,
110⁰ dan 114⁰ menunjukkan bahwa raket ayun akan ditingkatkan untuk gerakan
memberikan lebih banyak energi kinetik.
2. Fase ayunan maju
Ketika raket hendak kontak dengan bola, lengan RN vertikal tegak lurus
dengan raket dengan sudut 180⁰. Akibatnya RN memiliki rentang yang lebih besar
dari ayunan untuk meningkatkan waktu saat kontak dengan bola. RN
memperpanjang rentang ayunan membuat tembakan yang dihasilkan akan lebih
cepat dan kuat. RN juga mengangkat raket sedikit keatas guna membuat arah laju
bola menyulitkan lawan.
3. Fase Tindak Lanjut
Pada fase tindak lanjut RN memperkuat strioke dengan ayunan yang keras
dan memutar, ia melakukan gerakan yang stabil antara lengan yang memutar
dengan kaki kanan menopang tubungnya untuk menjaga keseimbangan. Apabila
pergerakan follow through efekttif dapat mengurangi resiko cidera.
BAB X
HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KEKUATAN MENGGENGGAM
TERHADAP PUKULAN FOREHAND TENIS LAPANGAN
BAB XI
ANALISIS GERAK TEKNIK SERVIS TENIS LAPANGAN
Servis merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan tenis lapangan,
dan merupakan tanda bahwa permainan dimulai. Dalam perkembangan
selanjutnya servis tidak lagi dianggap sebagai permulaan permainan, tetapi
merupakan bentuk serangan pertama. Dengan demikian servis harus dilakukan
sebaik mungkin agar lawan sulit untuk mengembalikan, sehingga menghasilkan
point bagi pemain yang melakukan servis. Untuk dapat melakukan teknik serve,
diperlukan komponen biomotor yang baik. Adapun komponen biomotor yang
diperlukan dalam pertandingan tenis lapangan adalah ketahanan, kekuatan,
kecepatan, koordinasi, dan fleksibilitas (Sukadiyanto, 2002: 39). Dengan demikian
diperlukan komponen kondisi fisik yang baik untuk dapat menjadi atlet tenis
lapangan dan menggunakan teknik serve dengan efektif dan efisien. Pengarahan
teknik dasar yang benar sejak dini diperlukan agar teknik dapat dikuasai dengan
baik. Demikian pula pengembangan unsur fisik secara umum yang benar sejak dini
sesuai prinsip latihan merupakan modal utama dalam membangun prestasi. Pada
saat melakukan teknik serve, kesalahan-kesalahan yang sering terjadi adalah pada
posisi lutut dan ayunan legan, hal tersebut dikarenakan oleh kekuatan otot-otot
belum maksimal khususnya otot-otot bagian tungkai, perut dan lengan.
Dengan demikian untuk dapat melakukan teknik serve dengan baik
diperlukan kekuatan otot-otot tungkai, perut dan lengan yang bagus. Proses
mempelajari teknik serve perlu diperhatikan secara teliti dalam pelaksanaannya.
Pelatih memiliki peran penting dalam memberikan contoh teknik yang benar
kepada anak latih. Agar mendapatkan hasil belajar yang efektif dan efisien, maka
perlu disertai dengan bimbingan dan evaluasi terhadap kesalahan yang dilakukan
serta diberitahukan cara-cara melakukan gerakan yang benar. Dengan demikian
anak selalu dalam keadaan terkontrol, sehingga anak latih memiliki gambaran
mengenai teknik serve yang akan dilakukan. Menurut Bompa (1994: 1) faktor dasar
tujuan berlatih adalah untuk mencapai persiapan fisik, teknik, taktik dan mental
yang baik. Dimana persiapan fisik dan teknik yang sempurna merupakan dasar
membangun prestasi yang saling mempengaruhi. Pada saat melakukan teknik
serve, ada beberapa tahap gerakan yang harus dilakukan yaitu dimulai dari tahap
persiapan dan ayunan, point of contact, dan gerakan lanjutan (follow-through).
Melihat kekomplekan gerakan yang harus dilakukan pada saat melakukan teknik
serve, maka diperlukan pengawasan yang khusus sehingga dapat mempermudah
dan mempercepat anak latih untuk menguasai teknik serve. Ilmu pengetahuan
yang dapat mendukung dalam proses pembentukan teknik antara lain analisis
gerak melalui pendekatan biomekanika.
Dengan demikian hal-hal yang perlu dilakukan adalah: (a) Menganalisis
gerak teknik serve, kemudian hasil analisis yang tepat dimanfaatkan sebagai
sumbangan dalam pembinaan prestasi khususnya efisiensi gerak, (b) Menghasilkan
hal-hal yang dapat menghambat efisiensi gerak teknik servis tenis lapangan. Untuk
itu para pelatih tenis lapangan diharapkan mampu melakukan analisis gerak teknik
dari sudut pandang biomekanika, sehingga dapat memberikan informasi teknik
yang benar dan melakukan terapi terhadap gerak teknik yang belum benar secara
tepat kepada anak latih. Saat ini belum banyak pelatih yang melakukan analisis
dengan teknik tersebut, dikarenakan keterbatasan alat yang mendukung untuk
menganalisis, seperti: aplikasi biomekanika dan alat perekam gerak.
Berdasarkan uraian-uraian di atas maka perlu dilakukan analisis mengenai
teknik servis tenis lapangan. Dari hasil analisis diharapkan bermanfaat sebagi
bahan pertimbangan dalam penyusunan program latihan dan metode melatih
teknik yang tepat. Artikel ini membahas tentang teknik servis tenis lapangan,
meliputi: tahap persiapan, tahap takeback, tahap loading, perkenaan bola pada
raket dan gerakan ikutan .
A. Pengertian Biomekanika
Menurut Hay (1985: 2) biomekanika adalah ilmu yang mempelajari
mengenai gaya-gaya internal dan eksternal dan bekerja pada tubuh manusia dan
akibat-akibat dari gaya-gaya yang dihasilkan. Pate dkk (1984: 2) mengemukakan
bahwa biomekanika adalah suatu subdisiplin ilmu yang berhubungan dengan
aplikasi dari prinsip-prinsip ilmu fisika yang mempelajari gerak pada setiap bagian
dari tubuh manusia. Biomekanika adalah ilmu pengetahuan yang menerapkan
hukum-hukum mekanika terhadap struktur hidup, terutama sistem lokomotor dari
tubuh. Lokomotor adalah kegiatan di mana seluruh tubuh bergerak karena
tenaganya sendiri dan umumnya dibantu oleh gaya beratnya (Hidayat, 1999: 5).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka biomekanika selalu berhubungan
dengan gerakan tubuh dan gaya-gaya yang dihasilkan agar lebih efektif dan efisien,
sehingga berdaya guna terutama di bidang olahaga prestasi. Pelatih dalam hal ini
perlu memahami bahwa dalam aplikasi keilmuanya dan menjalankan profesinya
setiap gerak tubuh yang ditampilkan oleh para atletnya selalu berdasarkan kajian
biomekanika. Biomekanika merupakan ilmu tentang gerak tubuh manusia. Dengan
mengetahui pola gerakan yang paling efektif yang diperlukan untuk menghasilkan
pukulan, seorang pakar biomekanika tenis dapat menganalisis efisiensi gerak
seorang pemain dan mencoba mengetahui apakah seorang pemain dapat memiliki
unjuk kerja yang lebih efektif.
Pemahaman mendalam tentang biomekanika akan membantu menjawab
pertanyaan utama: "Apakah teknik optimum itu?” teknik yang optimum dapat
didefinisikan sebagai teknik yang memungkinkan perpaduan efisien antara tenaga
dan kendali di dalam pukulan dan teknik gerakan sekaligus meminimalkan risiko
cidera. Dalam mendiagnosis dan mengoreksi para pemain, pemahaman mendalam
tentang biomekanika akan membantu pelatih menghindari fokus pada unsur
pukulan yang aneh dan tidak menyenangkan dari segi penampilan (misalnya
tampilan pukulan) namun justru membantu berfokus pada keefektifan pukulan.
Crespo and Miley (1998: 56) prinsip-prinsip utama biomekanika tenis dapat diingat
dengan mudah menggunakan akronim “BIOMEC”. Ini merupakan singkatan dari:
Balance (keseimbangan), Inertia (inersia), Optimum force (daya optimum),
Momentum (momentum), Elastic energy (energi elastis), dan Co-ordination chain
(rantai koordinasi). Keseimbangan: Keseimbangan adalah “kemampuan untuk
mempertahankan kesetimbangan (kemantapan) baik secara dinamis maupun
statis.” Karena tenis adalah olahraga dengan gerakan siklus dan non siklus, kedua
jenis gerak tersebut silih berganti saling mendukung dalam upaya petenis
menjangkau dan memukul bola secara akurat dan tepat.
Untuk itu kedua jenis gerak tersebut juga harus dilatih secara seimbang
dan simultan agar petenis memiliki kualitas fisik yang prima. Inersia: Hukum inersia
menyatakan bahwa “tubuh akan tetap diam atau bergerak sebelum digerakkan
atau dihentikan oleh kekuatan luar”. Dengan kata lain inersia adalah resistensi
tubuh untuk bergerak atau untuk berhenti bergerak. Bagaimanakah pemain tenis,
misalnya, bergerak cepat dari posisi diam, melambat dan kemudian berubah arah
dengan cepat. Daya Balik: Untuk tiap aksi selalu ada reaksi balik yang setara. Pada
saat memulai gerakan serve maka akan diawali dengan teknik pukulan dari kaki
dengan menekan ke tanah. Tanah kemudian menekan balik dengan jumlah gaya
yang sama. Reaksi tanah ini memberikan pencetus bagi aksi eksplosif pertama.
Momentum: kekuatan yang dihasilnya oleh tubuh, atau mass kali velositas
(kecepatan dan arah). Ada dua jenis momentum: linear (lurus), yakni momenum
dalam garis lurus dan angular, yakni momentum dalam gerakan
melengkung/melingkar.
Momentum lurus hanya memindahkan berat badan ke depan dalam arah
pukulan. Energi Elastis: Energi elastis adalah energi yang disimpan di dalam otot
dan tendon sebagai hasil dari meregangnya otot. Ketika meregang, otot dan
tendon menyimpan energi dengan cara yang sama seperti karet elastis menyimpan
energi ketika direntang. Rantai Koordinasi: Koordinasi adalah kemampuan otot
dalam mengontrol gerak dengan cepat, agar dapat mencapai satu tugas fisik
khusus (Grana & Kalena, 1991: 253). Menurut Schmith (1988: 256) koordinasi
adalah perpaduan gerak dari dua atau lebih persendian, yang satu sama lainnya
saling berkaitan dalam menghasilkan satu keterampilan gerak. Berdasarkan
pendapat tersebut, terdapat indikator utama, koordinasi adalah ketepatan dan
gerak ekonomis. Sukadiyanto (2002: 141) dengan demikian koordinasi merupakan
hasil perpaduan kinerja dari kualitas otot, tulang dan persendian dalam
menghasilkan satu gerak. Di mana komponen-komponen gerak terdiri dari energi,
kontraksi otot, syaraf, tulang dan persendian. Oleh karena itu koordinasi dalam
permainan tenis merupakan koordinasi neuro muscular.
Koordinasi neuro muscular adalah setiap gerak yang terjadi dalam urutan
dan waktu yang tepat seta gerakannya mengandung tenaga. Oleh karena
terjadinya gerak disebabkan oleh kontraksi otot, dan otot berkontraksi karena
adanya perintah yang diterima melalui sistem syaraf . Komponen biomotor
koordinasi diperlukan dalam permainan tenis, sebab unsur- unsur dasar teknik
pukulan dalam permainan tennis melibatkan sinkronisasi dari beberapa
kemampuan, yaitu:
(1) melibatkan jalan (lintasan) bola,
(2) cara mengatur kerja kaki (footwork),
(3) mengatur jarak posisi berdiri dengan tempat pantulan bola,
(4) gerakan lengan dengan raket,
(5) memindahkan berat badan saat memukul. Jadi beberapa kemampuan tersebut
menjadi serangkaian gerak yang selaras, serasi dan simultan, sehingga gerak yang
dilakukan nampak luwes dan mudah.
Dengan demikian sasaran untuk latihan kordinasi adalah untuk
meningkatkan kemampuan penguasaan gerak terhadap bola, baik bola yang akan
dipukul maupun yang datang diseluruh daerah permainan. Oleh karena itu
koordinasi selalu terkait dengan biomotor yang lain, terutama kelincahan dan
ketangkasan (Crespo dan Miley, 1998: 176, dan Borneman, et.al, 2000: 117). Setiap
teknik pukulan dalam permainan tenis diperlukan unsur kekuatan dan ayunan
cepat disertai kemampuan mengontrol bola dengan baik. Pada permainan tenis,
kekuatan ayunan raket harus terkontrol dan terkendali, sebab permainan tenis
dibatasi oleh net dan garis daerah sasaran. Untuk itu saat memukul bola harus
melewati di atas net dan masuk daerah lapangan permainan.
Inilah arti pentingnya kemampuan koordinasi dalam permainan tenis. Oleh
karena itu tanpa memiliki kemampuan koordinasi yang baik, maka petenis akan
kesulitan dalam melakukan teknik pukulan secara selaras, serasi dan simultan,
sehingga nampak luwes dan mudah. Selain itu keuntungan bagi petenis yang
memiliki kemampuan koordinasi baik akan mampu menampilkan keterampilan
dengan sempurna dan dapat dengan cepat mengatasi permasalahan tugas (gerak)
selama latihan yang muncul secara tidak terduga. Oleh karena itu permainan tenis
termasuk dalam jenis keterampilan terbuka, di mana faktor lingkungan sulit
diprediksi sebelumnya sehingga berpengaruh terhadap pelaksanaan teknik
pukulan. Crespo and Miley (1998: 57) istilah-istilah seperti "timing" dan “ritme”
seringkali digunakan oleh pelatih namun apakah arti yang sebenarnya, dan
bagaimana mengajari pemain untuk meningkatkan kualitas dasar dari mekanika
pukulan ini? Jawabannya ada pada prinsip rantai koordinasi tubuh.
Rantai koordinasi melibatkan “segmen-segmen tubuh yang bertindak
sebagai sebuah sistem mata rantai di mana kekuatan yang dihasilkan oleh satu
mata rantai, atau bagian tubuh, dialihkan secara berurutan ke mata rantai
berikutnya” (Groppel, 1984). Tabel 1 di bawah ini menyajikan segmen-segmen
tubuh yang berperan dalam gerakan servis tenis lapangan.
B. Analisis Gerak Teknik Serve Crespo and Miley (1998: 76) unsur-unsur penting
dalam tahap awal membangun serve yang baik adalah:
(a) gerak sederhana,
(b) gerak kontinyu,
(c) keseimbangan dan Body Part Biomechanics Leg Knees (flexion and extension)
Hip Hip Rotation Thrunk Thrunk Rotation Arm/Shoulder Rotation of arm about the
shoulder Elbow Elbow Extention-forearm pronation Wrist Wrist flexion
penempatan bola yang baik,
(d) pegangan(grip) yang benar (dimulai dengan eastern forehand grip menuju
continental grip). Jelas bahwa ritme pada serve merupakan kriteria penting untuk
memastikan gerak servis yang lancar. Pada tahap-tahap awal membangun serve,
grip dan posisi badan yang benar harus dilatihkan, bersama dengan pola ayunan
ritmis “dua-duanya ke bawah, dua-duanya ke atas”. Maksudnya bahwa kedua
lengan (lengan pemegang raket dan bola) bergerak secara sinkron. Crespo and
Miley (1998: 76) seiring perkembangan pemain, unsur-unsur lain biasanya
diperkenalkan pada serve: (a) grip
(b) Penggunaan pergelangan tangan untuk mengontrol penempatan,
(c) Putaran.
Namun demikian, penting untuk memahami biomekanika serve, agar teknik servis
yang lebih maju bisa ditambahkan untuk menjadikan serve sebagai senjata ampuh.
Bagian-bagian tubuh berfungsi sebagai sebuah sistem mata rantai di mana energi
(atau kekuatan) yang dihasilkan oleh satu mata rantai (atau bagian tubuh)
dialihkan secara berurutan ke mata rantai berikutnya. Sistem berantai
Penerapannya pada serve disajikan pada tabel 2 berikut.
Perlu diketahui bahwa daya bukan hanya dihasilkan oleh batang tubuh dan lengan.
Sumber utama dari daya dihasilkan gaya reaksi tanah yakni dalam bentuk kekuatan
ground reaction force. “Untuk tiap aksi, selalu ada reaksi balik yang sama” –
Hukum Newton yang ketiga. Dengan demikian, sumber utama daya bagi pemain
didapatkan dari kerja kaki (menekuk dan membukanya lutut).
a. Dorongan Kaki Salah satu unsur penting dalam membangun rantai bio-mekanis
adalah kakilutut dan dorongan kaki. Memaksimalkan pengaruh dorongan kaki
memerlukan waktu yang tepat antara gerak tubuh bagian atas dan bawah. Untuk
memaksimalkan pengaruh tersebut maka terlebih dahulu perlu mengetahui sifat-
sifat dari gerakan tubuh baik bagian bawah maupun atas dan mengetahui
perspektif mekanis yang akan dicapai. Dorongan kaki memiliki tiga peran utama
selama back swing, yakni: percepatan tubuh arah vertikal; penciptaan momentum
anguler kedepan (foreward angular momentum), dan peranan merotasi panggul
(http:/www.tennisplayer.net/biomechanics/wind up/brian_gordon, hal 8). Vertical
Acceleration of The Body: peran kaki dalam mempercepat tubuh secara vertikal
merupakan konsep yang mudah untuk dimengerti. Apabila menekan tanah dengan
kaki, maka pusat bobot tubuh akan menaik secara vertikal. Bagi sebagian besar
server, ini akan membawa pengaruh badan terangkat dari tanah. Percepatan
vertikal tubuh sebanding dengan ukuran komponen vertikal dari gaya reaksi tanah
ini. Semakin kuat dorongan kaki, semakin besar percepatannya. Mengapa
akselerasi vertikal ini sedemikian penting? Pertama, percepatan ini dapat
mengarah kepada titik kontak yang lebih tinggi, yang akan meningkatkan peluang
untuk melancarkan serve berkecapatan tinggi menuju contact servis. Kedua,
percepatan vertikal tubuh terkait dengan percepatan vertikal sendi bahu yang
memukul. Ini menghasilkan gaya yang diterapkan pada lengan pemukul dan yang
terbukti sangat penting untuk ayunan raket yang efektif. Foreward Anguler
Momentum: peran kedua dari dorongan kaki adalah untuk menciptakan
momentum anguler ke depan. Peranan terpenting dari momentum ini adalah di
awal ayun balik menuju batang-tubuh. Ini menghasilkan rotasi badan ke depan
yang terkait dengan gerak kaki. Rotasi ini juga meningkat setelah batang-tubuh
yang miring ke belakang pada akhir dari wind up. Rotasi batang-tubuh pada titik ini
seringkali dijabarkan sebagai rotasi “roda pedati” karena batang-tubuh umumnya
mengarah atau menghadap ke samping net. Kontribusi langsung dari momentum
anguler ke depan memiliki pengaruh menguntungkan terhadap pengurutan rantai
gerak pada tubuh bagian atas. Oleh sebab itu, penting untuk menghasilkan
sebanyak mungkin momentum anguler ke depan. Peningkatan the ground reaction
force ini disebabkan karena keputusan penerapan sikap berdiri tubuh. Sikap berdiri
tubuh yang lebih sempit mempengaruhi arah gaya dorong dari tanah dengan
menjadikannya lebih vertikal.
Penggunaan versi cara berdiri ala podium ini karena adanya peningkatan
keefektifan kontraksi otot ketika melurusnya sendi segera disusul dengan
menekuknya sendi, dibanding dengan pilihan lain. Alasan lain untuk
mempersempit cara berdiri ala podium adalah untuk memungkinkan pusat masa
bergeser lebih ke depan. Hip Rotation Assistance: kontribusi ketiga dari dorongan
kaki adalah hip rotation assistance (bantuan rotasi panggul). Komponen
momentum anguler yang dominan pada serve adalah ke arah depan. Namun mesti
diingat bahwa rotasi di sekitar poros lain juga penting. Seperti halnya momentum
anguler ke depan, momentum anguler memutar juga dihasilkan dalam tubuh
dengan menekan tanah dengan kedua kaki untuk menghasilkan komponen reaksi
daya dorong dari tanah secara horizontal. Momentum anguler memutar ini juga
bisa diredistribusikan ke segmen-segmen tubuh yang lain. Bagian penting dari
redistribusi ini adalah kepada panggul, yang menciptakan rotasi putar panggul.
Rotasi panggul pada serve penting karena pada gilirannya mempengaruhi
rotasi badan atas atau bahu. Rotasi panggul memungkinkan tubuh bagian atas
untuk merotasi otot-otot untuk berkontraksi dalam kondisi yang lebih lambat dan
kondusif. Dalam biomekanika, fakta dasarnya ialah bahwa otot menghasilkan
sedikit gaya pada kecepatan kontraksi yang lebih tinggi. Jadi jelas bahwa dari
perspektif mekanis, rotasi panggul sangatlah penting. Ini memungkinkan otot yang
merotasi bahu untuk berkontraksi pada kecepatan yang lebih optimal. b. Tubuh
Pada saat dorongan kaki sudah selesai, dan tubuh terdorong atau terangkat ke
udara, kedua kaki kehilangan kontak dengan tanah, ini berarti bahwa, pada posisi
ini, kedua kaki tidak lagi dapat menghasilkan daya angkat dari tanah. Ini berarti
bahwa momentum anguler tidak dapat meningkat atau berkurang, dan kini
menjadi konstan pada seluruh poros tubuh. Jumlah momentum yang terbatas ini
bergerak melalui rantai kinetika sangat penting bagi gerakan berikutnya
1). Batang Tubuh Pada akhir backswing, batang-tubuh juga melalui serangkaian
gerakan yang kompleks, merupakan daya dorong pada jatuhnya/gerakan menurun
raket. Gerakan pertama adalah penaikan batang-tubuh ketika dorongan kaki
mengangkat tubuh ke udara. kedua adalah membengkoknya/memiringnya tulang
belakang ke belakang, yang di sebut ekstensi batang-tubuh. Gerakan ketiga adalah
memiringnya tulang belakang ke samping, yang disebut efek rodapedati. Terakhir
adalah goyangan panggul dan bahu atau batang-tubuh bagian atas dan bawah.
Pengaruh keseluruhan dari gerakan-gerakan ini ialah bahwa batang-tubuh miring
ke samping kiri ketika dilihat dari tampilan belakang. Panggul dan bahu sejajar satu
sama lain bila dilihat dari tampilan atas-kepala
2). Gerakan “Roda Pedati” dan Gerakan Bahu Bagian penting dari alih momentum
linier kedepan menuju batang tubuh terjadi selama ayunan belakang. Pengalihan
ini melalui gerakan yang disebut roda pedati batang tubuh. Memiringnya tubuh ke
belakang pada akhir wind up merupakan proses pengalihan ini
3). Pengalihan menuju lengan pemukul dimulai dalam backswing dan berlanjut
menuju ayun ke atas awal. Pengalihan itu dilakukan melalui aktivitas otot yang
menyebabkan gerakan pada sendi bahu. Gerakan itu dimulai sebagai gerakan
menaikkan lengan atas (abduksi), kemudian dipadu dengan gerakan ke depan dari
lengan yang menaik (abduksi horizontal). Dua faktor utama ini: gerakan roda
pedati batang-tubuh di awal backswing dan gerakan sendi bahu pada tahap
berikutnya, merupakan faktor utama. 3). Gerakan Batang-Tubuh dalam Ayunan Ke
Atas Transfer momentum yang memadai menuju batang-tubuh melalui gerakan
roda pedati berarti bahwa tubuh akan berotasi ke atas dengan cara yang
mendukung gerakan lengan pemukul. Dalam gerakan ini yang berotasi terutama
adalah sendi bahu. Variasi itu banyak ditentukan oleh seberapa besar kemiringan
batang-tubuh pada pemain tertentu sewaktu melakukan gerakan (kemiringan
batang tubuh menyamping adalah sudut kemiringan tubuh ke kiri bila dilihat dari
belakang). Seperti ditunjukkan dalam posisi-posisi backswing, batang-tubuh
memasuki backswing dengan minimal kemiringan ke samping karena menekuknya
lutut pada akhir wind up. Pemiringan itu terus meningkat dengan derajat yang
berbeda-beda. Besaran pemiringan tambahan itu berkait dengan besaran
momentum menyiku ke samping yang dihasilkan oleh dorongan kaki.
Namun faktor lain yang mempengaruhi sumber pemiringan itu adalah
berlanjutnya rotasi panggul. Ini pada gilirannya dipengaruhi oleh sikap berdiri. Poin
utamanya ialah bahwa pemiringan menyampingnya optimum, namun bila
kebanyakan justru akan merugikan.
4). Lengan Pemukul Selama backswing gerakan lengan pemukul yang dominan
adalah rotasi eksternal lengan atas. Gerakan ini, dipadu dengan menaiknya lengan
atas pada bahu, merupakan faktor-faktor yang paling menyebabkan kedalaman
jatuhnya raket. Kedalaman jatuhnya raket itu penting selama ayunan menaik untuk
membangun kecepatan kepala raket. Tujuan utama pelaksanaan ayunan ke atas
adalah menghasilkan kecepatan raket setinggi mungkin.
5). Lengan Pemukul dan Raket Pada Saat Kontak Urutan Gerakan Lengan Pemukul:
Pertama-tama, sendi bahu bergerak mengangkat dan memajukan sendi siku.
Selanjutnya, terjadi pembukaan siku bersama dengan menyimpangnya tulang
hasta. Terakhir, terjadi rotasi bahu internal selama menekuknya pergelangan
tangan. Kekurangan di sepanjang rantai ini memiliki dampak negatif terhadap
peningkatan kecepatan raket. Putusnya rantai kinetika ini pada umumnya terjadi
pada awal gerakan sendi bahu. Karena kurangnya tenaga atau buruknya teknik,
siku tidak pernah diposisikan dengan benar selama ayunan ke atas, berarti bahwa
ayunan tidak bergerak ke atas dan/atau ke depan dari sendi bahu. Hal ini bisa
terjadi karena dua sebab. Pertama, penempatan siku terjadi sebagai akibat dari
rotasi batang tubuh tanpa gerakan tersendiri pada sendi bahu. Kedua, pemain
mengganti gerakan sendi bahu tersendiri dengan pembukaan awal siku.
6). Ketinggian Lontaran Toss yang tepat adalah sedikit lebih tinggi dari posisi raket
teracungkan, karena bolanya akan menurun saat point of impact. Ini
memungkinkan rotasi ke depan yang lebih besar.
7). Landing dan Followthrough Kaki manakah yang digunakan untuk mendarat
setelah servis? Pendaratan yang benar saat melakukan servis power adalah
mendarat dengan kaki kiri kecuali pemain kidal. Hal ini terjadi apabila server
melakukan rotasi bahu-atas-bahu. Namun tidak jarang pemain melakukan
pendaratan dengan kaki kanan karena merasa ingin cepat maju ke arah net. Bagian
terakhir dari servis adalah pasca pukulan (followthrough).
Pada tahap followthrough, apakah akan menjumpai rotasi internal?
perhatikan ke mana larinya tangan pada pasca-serve. Itu adalah isyarat terbaik
mengenai ada tidaknya rotasi internal dan pronasi, dengan melihat apa yang
terjadi dalam pasca serve. Dan jangan memperhatikan larinya bola. Tetapi
perhatikan lengan dan gerakan pasca-servis. Kita dapat melihat apakah pronasi
benar-benar terjadi, jika rotasi internal benar-benar terjadi, kita akan melihat
lengan bergerak ke kanan dengan raket memutar. Inti dari Followthrough adalah
memperlambat gerakan agar kita tidak memberikan tekanan yang besar pada
belakang bahu. Karena pada saat memukul bola dengan kecepatan tinggi perlu
memperlambat gerak raket. Jadi, itulah intinya, dan itulah yang kita cermati.
Tahap Persiapan
1.Tahap Persiapan
Posisi persiapan yang ideal untuk melakukan teknik servis adalah posisi
kepala menyesuaikan pandangan mata terhadap sasaran, posisi togok
dipertahankan dalam keadaan tegak. Posisi kaki depan berdiri 45 derajad dengan
baseline, jarak antara kaki tumpu sejajar dengan bahu. Ada dua jenis kerja atau
gerak kaki yang bisa digunakan dalam servis. Dua jenis itu adalah foot up dan foot
back. Teknik foot back menempatkan kedua kaki terpisah jauh sedangkan teknik
foot up menempatkankan belakang kaki di dekat ujung kaki. Keuntungan
menggunakan teknik foot up adalah dapat mendapatkan ketinggian raihan yang
lebih baik. Jika menggunakan teknik foot back, ini bagus untuk dorongan tubuh ke
depan. Jadi, jika ingin mencapai net dengan sangat cepat, lebih menguntungkan
menggunakan teknik foot back.
2.Take Back
Tahap Take Back (foto 1 dan foto 2) Pergerakan pada tahap takeback yang
ideal pada teknik servis adalah Lengan lurus kedepan saat melakukan toss, Raket
berotasi Pergerakan kebelakang hingga lengan lurus dan mencapai sudut 90
derajad dengan badan. Posisi lengan bawah yang membawa raket tegak lurus
dengan lapangan pada saat meregang. Pinggul berotasi, dilanjutkan rotasi tubuh
bagian atas dengan posisi bahu/badan menyamping ke arah net.
3.Loading
Tahap Loading Tahap ini dimulai dari rotasi pada bahu, kemudian rotasi
pinggul, dan dilanjutkan dengan menekuk lutut. Gerakan ayunan ini memberikan
energi pada otot utama yang digunakan pada saat servis. Ball toss dan dorongan
kaki adalah kunci dalam tahap ini. Lengan yang melakukan toss lurus keatas
disamping badan, untuk membantu perputaran togok. Menekuk lutut, pinggul dan
bahu diputar serta raket diatas bersama lengan yang melakukan toss. Pergerakan
pada tahap loading yang ideal pada teknik servis adalah Lutut ditekuk mendekati
sudut 100-120 derajad. Pinggul berotasi dengan cukup maksimal, dilanjutkan rotasi
tubuh bagian atas dengan kedua tungkai mendorong agar tejadi loncatan. Posisi
lengan bawah yang membawa raket tegak lurus dengan lapangan pada saat
meregang dengan posisi kepala raket di atas kepala.
4.Hitting
Tahap Hitting Pada fase memukul, dimulai dari dorongan kaki yang kuat.
Pada saat kaki mendorong ke atas, posisi raket jatuh ke bawah disamping
belakang badan, yang membantu menghasilkan power. Kepala raket berjalan dari
punggung sampai bahu, pada saat gaya ke atas dilanjutkan lengan tangan bagian
atas diangkat, dilanjutkan dengan gerakan extention siku, perputaran bahu
internal, lengan bawah pronation, flexion pada pergelangan tangan, yang terjadi
pada perjalan menuju point of contact. Servis yang efektif menggunakan
perputaran togok, rotasi kedua bahu keatas, untuk memindahkan kekuatan dari
togok kepada lengan tangan da akhirnya sampai ke raket.
5. Contact Point
Tahap Contact Point Pergerakan pada tahap contact point yang ideal pada
teknik servis adalah ketinggian bola saat impact pada titik raihan tertinggi dan
berada di depan atas, sudut antara lengan atas dengan togok antara 90-110
derajad saat impact. Pada saat kontak kekuatan penuh diperoleh dari perpindahan
energi dari badan ke raket. Dapat dilihat saat badan lepas dari tanah dan bergerak
maju sampai masuk dalam lapangan. Posisi kontak lengan lurus.
6. Followthrough
Tahap Followthrough Pergerakan pada tahap followthrough yang ideal
pada teknik servis adalah mendarat dengan kaki depan, Ayunan kepala raket
membuat lingkaran besar, posisi badan seimbang untuk persiapan melakukan
pukulan selanjutnya.
BAB XII
STUDI MINAT MAHASISWA TERHADAP OLAHRAGA TENIS LAPANGAN
Olahraga merupakan suatu bentuk aktifitas fisik yang terstruktur dan
terencana yang melibatkan gerakan tubuh yang dilakukan secara berulang yang
tujuanya untuk meningkatkan kebugaran jasmani (Bule, 2020). Olahraga juga
merupakan aktifitas yang wajib dilakukan setiap orang demi menjaga kebugaran
dan kesehatan (Setiawan, 2018). Rajin berolahraga sudah terbukti membuat badan
tetap segar, fit dan bugar dan sehat dan akan siap dalam menghadapi kegiatan
sehari-hari. seperti yang dikatakan oleh (Anggraini, S., & Alnedral, A. 2019) bahwa
kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas
sehari-hari tanpa melakukan kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat
menikmati waktu luangnya. ( Donie, 2018).
Olahraga tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik dan mental, tetapi juga
mengurang tekan psikologis, meningkatkan afir-masi diri, mendorong
perkembangan kognitif dan psikologis yang positif, dan menurunkan resiko gejala
depresi(Chen, 2017). Menurut Soniawan, V., & Irawan, R. (2018) olahraga
memberikan pengaruh yang positif dan nyata bagi peningkatan kesehatan
masyarakat. Selain itu juga olahraga turut berperan dalam peningkatan
kemampuan bangsa dalam melaksanakan sistem pembangunan yang
berkelanjutan.Berolahraga juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan
merupakan salah satu komponen biomotorik yang sangat dibutuhkan dalam
aktifitas fisik, merupakan salah satu komponen terpenting dalam kesegaran
jasmani (Saputra, 2019). Kemajuan ilmu dan teknologi menimbulkan perubahan
yang cepat dalam berbagai tatanan kehidupan manusia, sehingga terjadinya
globalisasi dan pasar bebas, Ridwan, M., & Irawan, R. (2018).
Perkembangan olahraga di Indonesia sudah cukup mengembirakan, jumlah
orang yang berolahraga akhir-akhir ini lebih banyak dibandingkan dengan masa-
masa yang lalu. Salah satu upaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia
ditujukan pada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani dalam bentuk
memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat.Memasyarakatkan
olahraga berarti usaha sadar dan sistematik untuk memberikan sosialisasi kepada
masyarakat untuk menanamkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya arti
dan fungsi nilai keolahragaan (Haryanto, 2019). Tidak hanya itu dengan
berolahraga masyarakat juga dapat memperoleh prestasi sesuai cabang olahraga
yang di geluti.Melalui prestasi olahraga akan dapat mengangkat harkat dan
martabat bangsa sejajardengan bangsa lain di dunia( Masrun, 2016) .
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang adalah salah satu
lembaga yang menyediakan wadah untuk generasi muda menyalurkan bakat dan
minat dalam dunia olahraga sesuai keinginan dan potensinya masing-masing,
dengan diberikanya keleluasaan terhadap semua mahasiswa untuk memilih dan
mendalami olahraga yang merekaminati, tentusaja dengan sarana dan prasarana
yang sangat memadai, tidak hanya sekedar tempat menyalurkan bakat berolahraga
saja Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP juga memberikan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang lebih mendalam dalam dunia olahraga. Tujuan fakultas adalah
menghasilkan lulusan yang memiliki ilmu pegetahuan, sikap, dan keterampilan
yang profesional dalam bidang olahraga bermoral, berwawasan nasional, memiliki
etos kerja yang tinggi serta berbudi luhur(Aziz, 2017).
Dengan demikian jelaslah FIK UNP adalah suatu lembaga yang
menghasilkan lulusan yang memiliki ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang profesional dalam bidang olahraga. Tidak hanya melalui lembaga pendidikan,
informasi dan ilmu olahraga juga dapat di pelajari mengunakan internet(J. Ting,
2019) Cabang olahraga yang akan dipilih oleh mahasiswa FIK UNP terutama pada
Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga sangat banyak, salah satunya adalah tenis
lapangan. Tenis lapangan merupakan mata kuliah pilihan wajib bagi mahasiswa
Kepelatihan Olahraga dan salah satu cabang olahraga yang tidak terlalu sulit
dimainkan oleh semua lapisan masyarakat.Tenis lapangan juga termasuk kedalam
olahraga prestasi, Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan
mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang dan berkelanjutan
melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi, (Setiawan, 2018). Tenis adalah satu permainan yang menggunakan
bola dan raket, dan dimainkan di atas lapangan persegi panjang yang memiliki
permukaan datar atau rataIrawadi (2011: 1).
Bola adalah alat yang akan dipukul atau dimainkan sedangkan raket adalah
alat yang digunakan untuk memukul bola. Lapangan tenis seluas kurang lebih
260,7569 m2 tersebut dibagi dua bagian sama besar dengan menggunakan net
atau jaring sebagai pembatas. Ide permainan tenis lapangan adalah mematikan
bola didaerah lawan dan berusaha untuk mempertahankan bola agar tidak mati di
daerah sendiri dengan cara selalu mengembalikan bola yang di berikan oleh
lawan(Arifianto, 2018). Permainan tenis lapangan diminati dan dimainkan oleh laki-
laki maupun perempuan. Perbedaan jenis kelamin antara laki-laki maupun
perempuan tidak menjadi hambatan untuk terus berolahraga(Deaner, 2015).
Pemain diawali dengan pukulan servis oleh salah seorang pemain, selanjutnya
lawannya akan berusaha mengembalikan bola yang masuk ke daerahnya dengan
cara memukul bola kembali ke daerah lawan, dan begitulah seterusnya sampai
bola dinyatakan mati(fakhi,2019).
Bola dinyatakan mati apabila pukulan salah satu pemaian keluar lapangan
lawan atau tidak melewati net sehingga jatuh di daerah permainan sendiri. Poin
atau angka didapatkan setelah bola berhasil dimatikan di daerah lawan, atau
dengan kata lain lawan tidak dapat mengembalikan bola(Angraini,2020).
Pemenang dalam satu pertandingan adalah pemain yang berhasil memukul bola
masuk ke daerah lawannya paling akhir sebelum wasit menyatakan permainan
berakhir. Tenis juga merupakan permainan yang membutuhkan kemampuan
seperti, kecepatan kaki, ketetapan yang terkendali, daya tahan, antisipasi,
ketetapan hati, dan kecerdikan. Pada olahraga tenis pukulan yang baik akan
tercipta apabila seseorang mampu menempatkan posisi tubuh dengan tepat serta
memiliki gerakan memukul yang sempurna(Zulvid, 2019). Semakin cepat seorang
pemain dapat bergerak atau beraksi terhadap pukulan lawan maka hasil dari
pukulan akan menjadi lebih baik(Ulha, 2018) Semua kemampuan tersebut dapat
ditingkatkan melalui latihan fisik dan mental yang teratur.Akan tetapi susahnya
keterampilan bermain tenis tidak mudah dikuasai oleh orang yang sedang belajar
dan ingin cepat pandai, kadang-kadang sering putus asa dan frustasi karena bola
yang mereka pukul arahnya tidak sesuai dengan keinginannya. Pada proses ini,
setiap orang yang mengalami kesulitan harus bersabar melewati masa-masa
tersebut. Bagaimanapun juga hal itu akan dialami oleh semua orang yang ingin
pandai bermain tenis. Rasa bosan dan stress akan dialami oleh orang tersebut,
karena untuk memiliki keterampilan bermain tenis sangat sulit.
Dalam menetapkan suatu kegiatan khususnya olahraga tenis, banyak sekali
hal yang harus diperhatikan dan hal tersebut yang akan menjadi faktor yang
mempengaruhi, salah satunya minat. Berhasil atau tidaknya suatu kegiatan
tergantung kepada bagaimana seseorang memandang satu objek atau kegiatan
yang diminatinya. Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu yang
mereka sukai(Suhesti, 2020)Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Alnedral (1991:
156) bahwa minat adalah aspek psikis seseorang yang mendorong seseorang
tersebut untuk bertindak, menyenangi, mempersoalkan, berbuat, menanggapi dan
menerima suatu objek atau aktifitas.. Minat seseorang tersebut dapat dilihat dari
perhatian , kemauan, dan tingkah lakunya terhadap objek tersebut.Ada juga
beberapa faktor yang mengakibatkan kurangnya minat mahasiswa terhadap
olahraga tenis lapangan seperti motivasi, kondisi fisik, teknik, strategi bermain,
mental, kemampuan intelegensi, dan kurangnya rasa percaya diri. Berdasarkan
observasi yang penulis lakukan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Prodi Pendidikan
Kepelatihan Olahraga, terlihat bahwa minat mahasiswa dalam mengiku olahraga
tenis masih rendah dibandingkan mengikuti cabang-cabang olahraga lainnya,
seperti sepakbola, bolavoli, bolabasket, renang, futsal, dan atletik.
Hal ini telah penulis amati selama semester Juli-Desember 2019 di Prodi
Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Selain itu penulis telah mengumpulkan sejumlah
informasi dari pihak pengelola tenis di Universitas Negeri Padang, bahwa selama
ini mahasiswa Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga kurang berminat pada
olahraga tenis, hal ini terbukti hanya sedikit mahasiswa yang mengambil mata
kuliah tenis lapangan dan merekapun kurang antusias dalam berlatih dan bermain.
Dengan adanya fenomena ini penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
yang terkait dengan masalah minat mahasiswa Prodi Pendidikan Kepelatihan
Olahraga terhadap olahraga tenis lapangan sehingga dapat melahirkan salah satu
solusi dalam masalah tersebut. Adapun solusinya disini yaitu peneliti akan
menyebarkan angket tentang minat mahasiswa terhadap olahraga tenis lapangan
kepada mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah tenis lapangan dasar.
METODE
Berdasarkan Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka
Penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian deskriptif.Penelitian ini
dilaksanakan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang pada bulan
Juli 2020,yang akan dijadikan populasi adalah mahasiswa Prodi Pendidikan
Kepelatihan Olahraga tahun ajaran 2019/2020 yangberjumlah 292.Sampel dalam
penelitian ini diambil dengan teknik simple random samplingyang dilakukan secara
acak menggunakan undian, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 20%
dari mahasiswa Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga angkatan 2019Fakultas
Ilmu Keolahragaan UNP, jadi 20% x 292 = 58 responden.Instrument dalam
penelitian ini dengan menggunakan kuesioner penelitian.Teknik analisis data
menggunakan teknik analisis deskriptif persentatif.
STUDI KEPELATIHAN
Berikut ini akan diuraikan tentang studi minat mahasiswa program studi
pendidikan kepelatihan olahraga yang terdiri dari indikator sebagai berikut:
1.Perhatian
Berdasarkan indikator perhatian yang diberikan sebanyak 8 item pernyataan
kepada 58 orang mahasiswa yang dijadikan sebagai responden, ditemukan jumlah
total jawaban “sangat setuju” sebanyak = 93 jawaban atau 15,71%, total jawaban
“Setuju” sebanyak 98 jawaban atau 16,55%, jawaban “ragu-ragu” sebanyak 165
jawaban atau 27,87%, total jawaban “tidak setuju” sebanyak 165 jawaban atau
27,87% dan total jawaban “sangat tidak setuju” sebanyak 71 jawaban atau 11,99%.
Deskripsi hasil penelitian tentang studi minat mahasiswa ProgramStudi Pendidikan
Kepelatihan olahraga terhadap olahraga tenis lapangan dilihat indikator perhatian
dapat dilihat pada table dan histogram berikut ini.
Berdasarkan analisis data di atas, diperoleh skor capaian sebesar 1753 sedangkan
skor ideal 2320. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian studi
minat mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Terhadap
Olahraga Tenis Lapangan dilihat dari indikator perhatianadalah 75,56%. Menurut
Riduwan (2009:87-90) kategori nilai antara 61%–80% adalah berada pada
klasifikasi “Tinggi”. 2. Kesenangan Berdasarkan indikator kesenangan yang
diberikan sebanyak 11 item pernyataan kepada 58 orang mahasiswa yang dijadikan
sebagai responden, ditemukan jumlah total jawaban “sangat setuju” sebanyak
=108 jawaban atau 16,93%, total jawaban “Setuju” sebanyak 177 jawaban atau
27,74%, jawaban “ragu-ragu” sebanyak 208jawaban atau 32,60%, total jawaban
“tidak setuju” sebanyak 94 jawaban atau 14,73% dan tidak setuju” sebanyak 51
jawaban atau 7,99%. Deskripsi hasil penelitian tentang studi minat mahasiswa
ProgramStudi Pendidikan Kepelatihan olahraga terhadap olahraga tenis lapangan
dilihat indikator kesenangan dapat dilihat pada table dan histogram berikut ini.
Berdasarkan analisis data di atas, diperoleh skor capaian sebesar 2111 sedangkan
skor ideal 3190. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian studi
minat mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Terhadap
Olahraga Tenis Lapangan dilihat dari indikatorkesenangan adalah 66,18%. Menurut
Riduwan (2009:87-90) kategori nilai antara 61%–80% adalah berada pada
klasifikasi “Tinggi”. 3. Kemauan
Berdasarkan indikator kemauan yang diberikan sebanyak 20 item pernyataan
kepada 58 orang mahasiswa yang dijadikan sebagai responden, ditemukan jumlah
total jawaban “sangat setuju” sebanyak = 170 jawaban atau 14,66%, total jawaban
“Setuju” sebanyak 266 jawaban atau 22,93%, jawaban “ragu-ragu” sebanyak 428
jawaban atau 36,90%, total jawaban “tidak setuju” sebanyak 188 jawaban atau
16,21% dan total jawaban “sangat tidak setuju” sebanyak 108 jawaban atau 9,31%.
Deskripsi hasil penelitian tentang studi minat mahasiswa Program Studi Pendidikan
Kepelatihan olahraga terhadap olahraga tenis lapangan dilihat indikator kemauan
dapat dilihat pada table dan histogram berikut ini.
Berdasarkan analisis data di atas, diperoleh skor capaian sebesar 3682 sedangkan
skor ideal 5800. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian studi
minat mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Terhadap
Olahraga Tenis Lapangan dilihat dari indikatorkemauan adalah 63,48%. Menurut
Riduwan (2009:87-90) kategori nilai antara 61%–80% adalah berada pada
klasifikasi “Tinggi”. 4. Dorongan Orang Tua Berdasarkan indikator dorongan orang
tua yang diberikan sebanyak 2 item pernyataan kepada 58 orang mahasiswa yang
dijadikan sebagai responden, ditemukan jumlah total jawaban “sangat setuju”
sebanyak = 15 jawaban atau 12,93%, total jawaban “Setuju” sebanyak 24 jawaban
atau 20,69%, jawaban “ragu-ragu” sebanyak 43 jawaban atau 37,07%, total
jawaban “tidak setuju” sebanyak 19 jawaban atau 16,38% dan total jawaban
“sangat tidak setuju” sebanyak 15 jawaban atau 12,93%. Deskripsi hasil penelitian
tentang studi minat mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan olahraga
terhadap olahraga tenis lapangan dilihat indikator dorongan orang tua dapat
dilihat pada table dan histogram berikut ini.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Penelitian Studi Minat Mahasiswa ProgramStudi
Pendidikan Kepelatihan Olahraga Terhadap Olahraga Tenis Lapangan dilihat Dari
Indikator Dorongan orang tu
Jawaban skor Fa Fr (%) ∑skor
(x.fa)
SS 5 15 12,93 75
S 4 24 20,69 96
RR 3 43 37,07 129
TS 2 19 16,38 38
STS 1 15 2,93 15
∑ 116 100 353
Skor ideal 5x2x58=580
Tingkat 353/580x100%=60,86%
capaian