Anda di halaman 1dari 44

Bab 5.

Penggunaan Turunan

Bab V

Penggunaan Turunan
Pembahasan yang lalu telah memberi kita pengetahuan dan ketrampilan
menentukan turunan fungsi, rumus-rumus turunan dan aturan untuk turunan sebuah fungsi.
Pengetahuan dan ketrampilan ini akan kita aplikasikan di bab ini. Khususnya pada masalah
maksimum dan minimum fungsi dan menggambar grafik fungsi.
Di berbagai bidang seperti ilmu sains, teknik dan ekonomi, banyak problem yang
menuntut kita untuk menemukan beberapa syarat tertentu agar suatu besaran yang berubah
mencapai nilai maksimum atau minimum. Misalnya saja, seseorang yang akan membuat
kolam segi empat untuk pembibitan ikan koi. Tentu saja dihadapkan pada masalah
bagaimana membuat kolam dengan volume tertentu agar bibit ikannya dapat tumbuh
optimal tapi menggunakan bahan paling sedikit. Contoh lain, untuk masalah intensitas
cahaya dua buah lampu yang menerangi suatu benda, tentu akan dicari jarak tertentu antara
kedua lampu dengan obyek tersebut agar intensitas cahaya yang diterima obyek tersebut
seimbang. Produksi sebuah barang tertentu dalam bidang ekonomi misalnya. Bagaimana
syarat-syarat yang terkendalikan harus disesuaikan agar diperoleh keuntungan yang paling
besar.
Jika kita anggap besaran yang berubah itu sebagai fungsi real, maka turunan
fungsinya dapat menentukan nilai maksimum atau minimumnya. Persoalan-persoalan
sejenis juga dapat lebih disederhanakan jika kita dapat membuat grafik fungsi yang lebih
teliti. Banyak informasi mengenai perilaku fungsi dapat diperoleh. Sekali lagi, grafik fungsi
yang lebih teliti dapat kita buat dengan memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan akan
turunan fungsi. Untuk melengkapi kegunaan turunan akan diberikan pula dua teorema
untuk fungsi kontinu pada suatu selang yang didasarkan pada konsep nilai maksimum atau
minimum fungsi.

Halaman : 140
Bab 5.Penggunaan Turunan

5.1. Maksimum dan Minimum


Misalkan kita punya fungsi f dengan daerah asal S , ada tiga hal utama yang perlu
ditanyakan tentang nilai-nilai maksimum (atau minimum).
1. Apakah fungsi f mempunyai nilai maksimum pada S ?
2. Jika fungsi f mempunyai nilai maksimum, di mana dicapainya pada S /
3. Jika fungsi f mempunyai nilai maksimum, berapakah nilainya?
Bagaimana menjawab pertanyaan tersebut merupakan inti dari pembahasan ini.
Definisi
Misalkan S adalah daerah asal fungsi f yang memuat titik c .Kita katakan bahwa :
(i) f (c) adalah nilai maksimum fungsi f pada S jika f (c)  f ( x) untuk semua x di S
(ii) f (c) adalah nilai minimum fungsi f pada S jika f (c)  f ( x) untuk semua x di S
(iii) f (c) adalah nilai ekstrim f pada S jika ia adalah nilai maksimum atau nilai
minimum
Dimana terjadinya nilai-nilai ekstrim? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita
perhatikan teorema berikut :
Teorema 1 (Titik kritis
Misalkan f terdefinisi pada selang I yang memuat titik c. Jika f (c) adalah nilai ekstrim,
maka c haruslah suatu titik kritis, yakni berupa salah satu dari
(i). titik ujung interval I,
(ii) titik stasioner dari f  f ' (c)  0 , artinya jika c adalah sebuah titik dimana

f ' (c)  0 , maka c disebut titik stasioner

(iii) titik singular dari f  f ' (c)  tidak ada  . Artinya jika c adalah sebuah titik dimana

f ' (c) tidak ada, maka c disebut titik singular.

 1 
Contoh 1. Cari titik-titik kritis dari f ( x)   2 x 3  3x 2 pada  , 2
 2 
Peyelesaaian
1
Titik-titik ujung adalah dan 2 . Untuk mencari titik stasioner , kita pecahkan
2

Halaman : 141
Bab 5.Penggunaan Turunan

f ' ( x)   6 x 2  6 x  0 , sehingga diperoleh x  0 dan x  1 . Tidak terdapat titik-titik singular.


1
Jadi titik-titik kritis adalah  , 0, 1, 2 .
2
Untuk menghitung nilai maksimum atau nilai minimum suatu fungsi kontinu pada
selang tertutup I , prosedurnya sebagai berikut :
Langkah 1 carilah titik-titik kritis dari fungsi f pada I .
Langkah 2 hitunglah fungsi f pada setiap titik kritis. Yang terbesar adalah nilai
maksimum; yang terkecil adalah nilai minimum
Contoh 3 Misalkan fungsi g yang daerah definisinya adalah selang [-3,3] dan aturan
pengawanan g(x)= -x2+3x+4. Titik-titik kritisnya adalah titik-titik batas x = -3, x = 3, nilai
fungsi di titik ujung selang adalah g(-3)= -14, g(3)= 4. Titik kritis yang lain adalah pada
saat g’(x)=0, yaitu x=3/2. Nilai fungsi di titik tersebut adalah g(3/2)=25/4. Jadi Nilai
tertinggi adalah 25/4 dan nilai terendah adalah -14.

gambar 5.5. Grafik fungsi g(x) = -x2+3x+4 untuk selang [-3,3]

Halaman : 142
Bab 5.Penggunaan Turunan

LATIHAN
Dalam soal-soal berikut , tentukan titik-titik kritis dan carilah nilai maksimum dan nilai
minimum
1. f ( x)   x 2  4 x 1; I  0, 3 2. f ( x)  x 2  3x; I   2, 1

 3 
3. f ( x)  4 x 3  3x 2  6 x 1; I   2, 1 4. f ( x)  x 3  3x  1; I   , 3
 2 
5. f ( x)  x  2 ; I  1, 5 6. f ( x)  x 2 5 ; I   1, 32

7. Carilah dua bilangan tak negatif yang jumlahnya 10 dan yang hasil kalinya maksimum.

5.2 Kemonotonan dan kecekungan


5.2.1 Kemonotonan suatu fungsi
Jika f suatu fungsi yang terdefinisi pada sebuah selang sembarang I (terbuka, tertutup,
setengah tutup), maka besarnya kenaikan f antara dua titik berbeda x1 dan x2 pada I
adalah sebuah bilangan:
f ( x2 )  f ( x1 )
x2  x1
Berdasarkan kenaikan sebuah fungsi di sebuah selang, maka f dikatakan:
(i). monoton naik (increasing) pada I jika dan hanya jika  x1, x2  I, dan
x1  x2  f ( x1 )  f ( x2 ) .
(ii). monoton turun (decreasing) pada I jika dan hanya jika  x1, x2  I, dan
x1  x2  f ( x1 )  f ( x2 ) .
(iii). monoton tak turun pada I jika dan hanya jika  x1, x2  I, dan
x1  x2  f ( x1 )  f ( x2 ) .
(iv). monoton tak naik pada I jika dan hanya jika  x1, x2  I, dan
x1  x2  f ( x1 )  f ( x2 ) .
(v). (Kasus khusus) f konstan pada I jika dan hanya jika  x1, x2  I, dan
x1  x2  f ( x1 )  f ( x2 ) .

Halaman : 143
Bab 5.Penggunaan Turunan

Jika salah satu sifat di atas dipenuhi oleh f, maka dikatakan f monoton pada I. Untuk
memperjelas setiap kasus di atas diberikan gambar grafik kurva yang memenuhi kasus (i)
sampai (iv).
y y

f(x2) f(x1)

f(x1)
x f(x2) x
0 x x
I 0 x1 I x2
1 2
f monoton naik pada I f monoton turun pada I

f(x2) f(x1
)

f(x1) f(x2
x ) x
0 x x 0 x I x
1 I 2 1 2
f monoton tak naik pada I
f monoton tak turun pada I

gambar 5.1. Kemonotonan fungsi f pada selang I

Ingat kembali bahwa f suatu fungsi satu-satu pada I bilamana untuk setiap pasang x1, x2
 I, x1  x2  f(x1)  f(x2) (lihat penjelasan mengenai fungsi satu-satu di bab 2). Ini
berarti bahwa jika f monoton naik (naik murni) pada I maka f adalah fungsi satu-satu
pada I, demikian pula kalau f monoton turun (turun murni) pada I maka f adalah fungsi
satu-satu pada I (lihat gambar 5.1).
Perhatikan kembali bentuk rasio:
f x 2   f x1 
,
x 2  x1
untuk x2>x1. Jika x2 = x1+h, untuk h menuju ke nol maka bentuk hubungan di atas menjadi
bentuk turunan fungsi di titik x1,

Halaman : 144
Bab 5.Penggunaan Turunan

f x1  h   f x1 
f ' x1   lim ,
h 0 h
asalkan bentuk limit tersebut ada. Sehingga sifat kemonotonan fungsi untuk selang I dapat
lebih memperjelas apa yang kita sebut kemonotonan fungsi melalui turunan pertama fungsi.
Teorema 1
Misalkan f fungsi kontinu pada selang sembarang I dan f terturunkan pada setiap titik
dalam I.
(i) Jika f ' ( x)  0, x  I , maka f monoton naik pada I.
(ii) Jika f ' ( x)  0, x  I , maka f monoton turun pada I.

Pandanglah sebuah fungsi f yang dapat diturunkan pada suatu selang I, maka ada cara
sederhana untuk menentukan pada selang mana fungsi f naik atau turun. Interpretasi untuk
penjelasan ini dapat dilihat pada gambar 5.2.
(i) Jika fungsi f dapat diturunkan pada selang I, maka setiap titik pada grafik f dalam I
dapat dibuat (ada) garis singgung pada titik tersebut.
(ii) Pada bagian grafik yang naik, tanjakan garis singgung di suatu titik pada grafik f
positif (arah garis singgung menunjuk ke kanan atas), maka nilai fungsi dititik
berikutnya akan lebih besar dari nilai fungsi di titik sebelumnya, sehingga fungsi f
monoton naik. Sebaliknya dalam hal tanjakan garis singgung di suatu titik pada
grafik f negatif, maka nilai fungsi f monoton turun.
(iii) Oleh karena tanjakan garis singgung pada sebuah titik (x,f(x)) adalah f’(x), maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. f naik apabila f’(x) > 0
2. f turun apabila f’(x) < 0
3. f stasioner apabila f’(x) = 0
Penjelasan di atas dapat disimpulkan untuk menguji kemonotonan fungsi pada sebuah
selang.

Halaman : 145
Bab 5.Penggunaan Turunan

Uji Kemonotonan Fungsi


(i). Jika f ' ( x)  0 pada suatu selang I, maka grafik f monoton naik pada I
(ii). Jika f ' ( x)  0 pada suatu selang I, maka grafik f monoton turun pada I

A
Tanjakan 0

f C

Tanjakan ( - ) Tanjakan ( - )
Tanjakan ( + )

B
D
Tanjakan 0

0 x1 x2 x3 x4 x
Variasi naik turun

Perilaku Grafik f Turun Pada selang [x1,x2] Turun Pada selang [x1,x2]
f’(x)<0 f’(x)<0
Naik Pada selang [x1,x2]
f’(x)>0

gambar 5.2. Perilaku fungsi dengan tanjakannya

Contoh 1 f(x) = x2-2x mempunyai tanjakan secara umum f’(x)=2x-2, untuk setiap x dalam
domain fungsi. Tanjakannya positif ketika x > 1 tapi menjadi negatif untuk x < 1. Jadi
fungsi monoton naik setelah x =1 dan monoton turun sebelum x =1.

Halaman : 146
Bab 5.Penggunaan Turunan

gambar 5.3. Grafik fungsi f(x)=x2-2x

Contoh 2 Untuk fungsi dengan aturan f(x)=x3-12x+3, turunan pertamanya adalah f’(x)=3x2-
12, untuk setiap x. Diperoleh selang-selang monotonnya adalah f monoton naik pada selang
(-,-2) dan (2, ) karena pada kedua selang tersebut kita peroleh f’(x)>0. Untuk selang
(-2,2) diperoleh f’(x)<0, maka f monoton turun.

gambar 5.4. Grafik fungsi f(x)=x3 -12x+3

Soal-Soal Latihan
Untuk soal 1 s/d 5 tentukan semua selang kemonotonan fungsi.
1. f(x) = x2-4x+2
2. f(x) = 2x-x2
3. f(x) = x3-1
4. f(x) = 2x3+9x2-13
5. f(x) = x4+4x
Untuk soal 6 s/d 8 tentukan titik-titik kritis dan selang kemonotonan fungsi, jika daerah
definisinya dibatasi pada selang [-5,8]. Kemudian tentukan nilai fungsi di titik-titik
kritisnya.
6. f(x) = x2+2x+9
7. f(x) = 3x2-6x+7

Halaman : 147
Bab 5.Penggunaan Turunan

8. f(x) = x3+12x+3
9. Diketahui (t)=2 t5-15 t4+30 t3-6. Buktikan  adalah fungsi yang monoton naik.
10. Diketahui f(x)=(x2-6x)/(x+1)2. Tentukan selang fungsi f naik dan turun. Tentukan titik
kritis fungsi dan nilai fungsi di titik kritis tersebut.

5.2.2 Titik balik


Turunan kedua sebuah fungsi juga dapat digunakan untuk menyelidiki kecekungan kurva
fungsi. Turunan kedua dari fungsi f didefinisikan sebagai
f ' x  h   f ' x 
. f " x   lim
h 0 h
Uji kecekungan (Test for Concavity)
Misalkan f terturunkan dua kali pada interval terbuka I
(i). Jika f "( x)  0 pada I , maka f cekung keatas pada setiap titik dalam I.
(ii). Jika f "( x)  0 pada I , maka f cekung kebawah pada setiap titik dalam I.
Hubungan antara turunan pertama, turunan kedua dan kecekungan diperlihatkan pada
gambar di bawah ini.

Cekung Cekung
keatas kebawah
f ' ( x)  0 f ' ( x)  0 f ' ( x)  0 f ' ( x)  0
f " ( x)  0
f " ( x)  0

gambar 5.17. Hubungan antara turunan pertama, turunan kedua dan kecekungan

Jadi untuk contoh 10 di atas terlihat kurva cekung ke atas dengan turunan kedua f”(x)
senantiasa positif.
Perubahan kemonotonan suatu fungsi kontinu menghasilkan titik ekstrim relatif pada
grafik fungsi. Sedangkan perubahan kecekungan suatu fungsi kontinu menghasilkan suatu
titik balik (point of inflection) bilamana di titik tersebut terdapat garis singgung pada grafik
fungsinya.

Halaman : 148
Bab 5.Penggunaan Turunan

Definisi 3

Misalkan f suatu fungsi kontinu yang terdefinisi pada selang terbuka I yang memuat c.
Titik (c,f(c)) dinamakan titik balik dari fungsi f jika kedua syarat berikut dipenuhi:

(i) Terdapat garis singgung pada grafik f di titik (c,f(c)).


(ii) Terdapat perubahan kecekungan dari fungsi f di sekitar titik x = c.
Syarat adanya garis singgung pada fungsi f di titik baliknya tidak ekivalen dengan fungsi f
mempunyai turunan di x = c. Perubahan kecekungan yang dimaksudkan adalah apabila ada
selang terbuka (a,b) yang memuat c sehingga f cekung ke atas pada (a,c) dan cekung ke
bawah pada (c,b) atau sebaliknya. Garis singgung di titik balik akan melintasi grafik
fungsi f, lihat gambar 5.18.

garis singgung
titik balik

a c b
gambar 5.18. Titik balik fungsi dan garis singgungnya
Teorema 9

Misalkan f terdiferensial pada selang I , dan misalkan c sebuah titik dalam I dan
misalkan pula f ' ' kontinu di c. Jika titik (c,f(c)) adalah titik balik dari grafik f maka
f ' ' (c)  0 .

Kebalikan teorema tersebut tidak benar, artinya jika f ' ' (c)  0 , belum tentu (c,f(c))
merupakan titik balik fungsi f. Sebaliknya, titik (c,f(c)) dapat merupakan titik balik grafik
f meskipun f ' ' (c) tidak ada.

Contoh 11 Tentukan titik-titik balik fungsi f ( x)  x 4 dan gambar grafiknya.

Halaman : 149
Bab 5.Penggunaan Turunan

Karena bentuk fungsi f didefinisikan oleh f ( x)  x 4 ,maka f ' ' ( x)  12 x 2 dan f ' ' (0)  0
akan tetapi titik (0,0) bukan titik balik karena f "( x)  0, x  0 , ini berarti bahwa grafik
fungsi f cekung ke atas untuk setiap x  0.

gambar 5.19. Grafik fungsi f ( x)  x 4

Contoh 12 Tentukan titik-titik balik fungsi q( x)  x x dan gambar grafiknya.

Jika q didefinisikan oleh q( x)  x x , maka dalam bentuk tidak mengandung nilai mutlak:

 2 ; x0
q ( x)   x 2
 x ; x0

turunan pertamanya:

q ' ( x)  2x ; x0


 2 x ; x0

q( x)  q(0) x2  0
q ' (0)  lim  lim 0
x0 x0 x0 x0

q( x)  q(0) x2  0
q ' (0)  lim  lim 0
x0 x0 x0 x0

Jadi q' (0) =0 ada, sehingga di titik (0,0) grafik fungsi q mempunyai garis

singgung. Selanjutnya, q' ' ( x)  2 ; x0


 2 ; x0

Halaman : 150
Bab 5.Penggunaan Turunan

Jadi grafik fungsi q cekung ke atas untuk x>0 dan cekung ke bawah untuk x< 0.
Sehingga titik (0,0) merupakan titik balik fungsi q. Dalam kasus ini q”(0) tidak ada.

gambar 5.20. Grafik fungsi q( x)  x x

Contoh 13 Tentukan titik-titik balik fungsi F ( x)  1


2 x 2  4  1, x  0 dan gambar

grafiknya. Perhatikan bahwa:


 2
x 2  4   x 2 4; x2
 x  4; x2

jadi F ( x)  1
2 x 2  4  1, x  0 dapat ditulis:

 1 x 2  1, x  2
F ( x)   2 1 2
3  2 x , 0  x  2

dengan turunan pertama dan kedua masing-masing :

 x, x2
F ' ( x)  
 x, x2

F ' ' ( x)  1, x2


 1, x2

Dari turunan kedua dapat ditarik kesimpulan bahwa F cekung ke atas pada (0,2). Dari
persamaan fungsinya, jelas bahwa F kontinu di x = 2, sehingga titik (2,1) adalah titik
balik F. Perhatikan pula bahwa di titik balik tersebut, grafik F tidak memiliki garis

Halaman : 151
Bab 5.Penggunaan Turunan

singgung. Karena pada turunan pertama diperoleh di titik x = 2, turunan kiri tidak sama
dengan turunan kanan. Jadi tidak ada garis singgung di titik (2,1).

5.2.2. Maksimum dan Minimum lokal

Perhatikan gambar 5.13, fungsi f terdefinisi pada (a,b), (f tidak terdefinisi pada ujung-
ujung interval a dan b), sehingga meskipun seolah-olah titik A titik terendah dan titik B
titik tertinggi, namun keduanya bukan titik minimum dan maksimum. Titik-titik P, R, dan
T merupakan titik-titik maksimum lokal dari fungsi f, dan f(x1), f(x3), dan f(x5) merupakan
nilai-nilai maksimum lokal f. Titik-titik Q, S, dan U merupakan titik-titik minimum lokal
dari fungsi f, dan f(x2), f(x4), dan f(x6) merupakan nilai-nilai minimum lokal f.

B
T
R
P
S U
A Q

x
x1 x2 x3 x4 x5 x6 b
a
gambar 5.13. Nilai maksimum dan minimum fungsi di selang
Definisi 2 (ekstrim lokal/Relatif) buka (a,b)

(i) f(a) dinamakan nilai maksimum lokal fungsi f di x = a bilamana terdapat


selang terbuka I yang memuat a, sehingga: f (a)  f ( x), x  I
dan titik (a,f(a)) dinamakan titik maksimum lokal dari fungsi f.
(ii) f(a) dinamakan nilai minimum lokal fungsi f di x=a bilamana terdapat selang
terbuka I yang memuat a, sehingga: f (a)  f ( x), x  I
dan titik (a,f(a)) dinamakan titik minimum lokal dari fungsi f.
(iii) f (a) adalah nilai ekstrim lokal fungsi f jika ia berupa nilai maksimum lokal atau
minimum lokal
Di mana nilai –nilai ekstrim lokal terjadi ? .Teorema titik kritis berlaku sebagaimana
dinyatakan, dengan ungkapan nilai ekstrim diganti oleh nilai ekstrim lokal. Jadi titik-
titik kritis (titik ujung, titik stasioner, titik singular) adalah calon untuk titik tempat

Halaman : 152
Bab 5.Penggunaan Turunan

kemungkinan terjadinya ekstrim lokal. Kita katakan cal;on karena kita tidak menuntut
bahwa setiap titik kritis harus merupakan ekstrim lokal.

Teorema 1
(Uji turunan Pertama untuk ekstrim lokal). Misalkan fungsi f kontinu pada selang

terbuka a, b  yang memuat titik kritis c .

(i) Jika f ' ( x)  0 untuk semua x dalam a, c  dan f ' ( x)  0 untuk semua x dalam

c, b , maka f (c) adalah nilai maksimum lokal fungsi f

(ii) Jika f ' ( x)  0 untuk semua x dalam a, c  dan f ' ( x)  0 untuk semua x dalam

c, b , maka f (c) adalah nilai minimum lokal fungsi f

(iii) Jika f ' ( x) bertanda sama pada kedua pihak c , maka f (c) bukan nilai ekstrim
lokal fungsi f

Contoh 1. Cari nilai ekstrim lokal dari f ( x)  x 2  6 x  5 . Pada  , 


Peyelesaian
Perhatikan fungsi diatas adalah fungsi polinom, jadi fungsi tersebut kontinu dimana-
mana. Kemudian f ' ( x)  2 x  6 ada untuk semua x . Jadi satu-satunya titi kritis untuk

fungsi f adalah penyelesaian tunggal dari f ' ( x)  0 , yakni x  3 .

Karena f ' ( x)  2( x  3)  0 untuk semua x  3 , maka fungsi f turun pada  , 3

Dan karena 2( x  3)  0 untuk x  3 , maka fungsi f naik pada 3,   . Karena itu ,
menurut uji turunan pertama , maka f (3)   4 adalah nilai minimum lokal. Karena 3
adalah satu-satunya titik kritis , maka tidak terdapat nilai ekstrim lain.

Contoh 2. Cari nilai ekstrim lokal dari f ( x)  x 3  x 2  3x  4 pada  , 


1
3
Penyelesaian
Perhatikan f ' ( x)  x 2  2 x  3  ( x 1)x  3 . Dengan f ' x  0 , maka titik

kritisnya adalah -1 dan 3. Kemudian bisa dilihat bahwa x 1x  3  0 pada selang

Halaman : 153
Bab 5.Penggunaan Turunan

 , 1 dan 3,   dan x 1x  3 0 pada selang  1, 3 . Menurut uji turunan
17
pertama, kita simpulkan bahwa f (1)  adalah nilai maksimum lokal dan bahwa
3
f (3)   5 adalah nilai minimum lokal.

Contoh 3. Carilah nilai ekstrim lokal dari f ( x)  sin x 2 3 pada   6 , 2 3


Penyelesaian
2 cos x
Perhatikan f ' ( x)  , x0 .
3sin x 
13

0 dan  2 adalah titik kritis, karena f ' ( 2)  0 dan f ' (0) tidak ada. Kemudian dapat

ditunjukkan bahwa f ' ( x)  0 pada selang   6 , 0 dan pada selang  2 , 2 3 ,

sedangkan f ' ( x)  0 pada selang 0,  2 . Menurut uji turunan pertama kita simpulkan

bahwa f (0)  0 adalah nilai minimum lokal dan f ( 2) 1 adalah nilai maksimum lokal.

Terdapat uji lain untuk maksimum lokal dan minimum lokal yang kadang-kadang
lebih mudah diterapkan daripada uji pertama. Uji tersebut menyangkut perhitungan turunan
kedua pada titik stasioner, tidak berlaku pada titik singular.

Teorema 2
Misalkan f’ dan f” ada pada tiap titik dalam selang buka (a,b) yang memuat c sedemikian
sehingga f’(c)=0.
i) jika f”(c)<0, maka f(c) adalah nilai maksimum lokal
ii) jika f”(c)>0, maka f(c) adalah nilai minimum lokal

Contoh . Diketahui f(x)=x2-6x+5 definisi dari fungsi f. Gunakan uji coba turunan kedua
untuk menentukan nilai ekstrim lokal.
Turunan pertama f”(x)=2x-6, maka titik kritisnya adalah x=3, selanjutnya dengan turunan
kedua f”(x)=2. Ini berarti nilai f di titik x=3, f(3)=-5 merupakan nilai minimum f.

Halaman : 154
Bab 5.Penggunaan Turunan

Contoh . Tentukan maksimum lokal dan minimum lokal fungsi F yang didefinisikan oleh
F(x)=2x3-3x2-12x+5.
Turunan pertama F’(x)=6x2-6x-12, turunan kedua F”(x)=12x-6. Untuk titik kritis x=-1 diuji
dengan turunan kedua, diperoleh F”(-1)=-18 maka F(-1)=12 merupakan maksimum lokal
F. Untuk titik kritis x=2 diuji dengan turunan kedua, diperoleh F”(2)=18 maka F(2)=-15
minimum lokal F.

Soal-soal Latihan
Untuk soal 1 s/d 5 tentukan bilangan kritis dan nilai-nilai ekstrim untuk selang I .
1. f(x)=(x – 3)2, I=[0,5]
2. f(x)=(x – 3)3 + 4; I=[1,4]
3. g(x)= ¼ (2x3 – 3x2 – 12x + 8); I=[-3,4]
4. g(x)=(x + 1)4, I=[-2,1]
1
5. H(x)= x2 + ; I=(0,)
x2
Untuk soal 6 s/d 8 tentukan bilangan kritis dan nilai-nilai ekstrim lokal.
6. f(x)=x3 – 3x2 + 2
7. g(x)= ¼ x4 + 1
8. h(t)=2 – (t – 1)2/3
9. Gunakan uji turunan pertama dan kedua untuk menentukan ekstrim lokal fungsi f
yang didefinisikan oleh i) f(x)=x2 (x-1)2 ii) f(x)=x3 (x-1)2
Tentukan eksrim mutlaknya jika ada.

5.2. Menggambar Grafik Fungsi


Menggambar grafik fungsi dapat dilakukan dengan menguji persamaan fungsinya, apakah
simetri terhadap sumbu-sumbu koordinat atau terhadap titik asal. Bila memungkinkan dapat
pula ditentukan titik potong dengan sumbu-x dan sumbu-y, walaupun hanya perkiraan saja.
Pengetahuan tentang daerah asal dan daerah nilai fungsi dapat membatasi grafik fungsi
pada sebuah daerah yang terbatas pada bidang. Langkah-langkah dasar yang dapat
ditempuh untuk menggambar grafik fungsi adalah

Halaman : 155
Bab 5.Penggunaan Turunan

 Tentukan daerah asal dan bila mungkin tentukan pula daerah nilai fungsi, serta
tentukan titik-titik (daerah) pada bidang yang tak memuat grafik fungsi.
 Tentukan kemungkinan adanya sifat simetri fungsi terhadap sumbu-sumbu
koordinat atau terhadap titik asal.
 Tentukan titik potong dengan sumbu-sumbu koordinat.
Untuk memberi visualisasi grafik fungsi yang lebih teliti dan informasi mengenai perilaku
fungsi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah menentukan:
 Selang naik atau turun suatu fungsi (kemonotonan);
 Titik-titik di mana fungsi mencapai nilai maksimum atau minimum;
 Titik balik (Infleksi) dari grafik fungsi (jika ada);
 Asimtot-asimtot grafik fungsi dan lain sebagainya.
Contoh 10. Gambarkan grafik fungsi f yang didefinisikan oleh f(x)= x2 – 6x + 9.
Turunan pertamanya adalah f’(x)=2x-6, titik kritisnya adalah x=3. Fungsi naik di selang
(3,) dan turun (,3). Jadi f(3)=-18 adalah nilai minimum fungsi. Dari informasi ini kita
dapat menggambar grafik fungsinya sebagai berikut:

gambar 5.16. Grafik fungsi f(x)= x2 – 6x + 9

5.3.2. Asimptot untuk Grafik Fungsi

. Ada 3 jenis asimptot fungsi yaitu asimptot tegak, asmptot datar dan asimptot
miring. Apa yang akan kita bahas di sini hanya berupa pemanfaatan jenis asimptot tersebut

Halaman : 156
Bab 5.Penggunaan Turunan

dihubungkan dengan penggunaan turunan untuk mendapatkan grafik fungsi yang lebih
teliti.

x2
Contoh 14 Gambarkan grafik fungsi f x  
x 1

Perhatikan bahwa fungsi ini dibagi oleh x–1. Sehingga x=1 adalah asimptot tegak, dimana
f(x) menjadi tak hingga (infinite). Bentuk turunan pertama dan keduanya adalah

x 2  2x
f ' x   dan f ' ' x  
2
x  1
2
x  13
f(x) dan f”(x) adalah positif untuk x>1.Tanjakan adalah nol pada x=0 dan x=2. Apa yang
terjadi untuk x? Pembagian x2 oleh x–1, membuat persamaan itu suku dengan pangkat
tertingginya adalah x. Nilai fungsi menjadi sangat besar. Jadi kita memperoleh pula
asimptot miring y=x+1.

x2 1
 x 1
x 1 x 1

Untuk x suku terakhir persamaan di atas menuju ke nol. Fungsi mendekati bentuk
asimptot y=x+1. Grafik fungsinya diperlihatkan pada gambar 5.21.

f x  
x2
gambar 5.22. Grafik fungsi
x 1

x2
Contoh 15 Gambarkan grafik fungsi f x  
1 x2

Halaman : 157
Bab 5.Penggunaan Turunan

Perhatikan bahwa fungsi mempunyai bentuk pembagi 1–x2. Sehingga asimptot-asimptot


tegaknya adalah x=-1 dan x=1. Turunan pertama dan keduanya adalah

f ' x  
2x
dan f ' ' x  

2 1  3x 2
1  x 
2 2
1  x 
2 3

Untuk x, fungsi akan menuju ke -1. Jadi asimptot datar dari fungsi adalah y=-1.
Gambar grafiknya ditunjukkan oleh gambar 5.22.

x2
gambar 5.23. Grafik fungsi f x  
1 x2

Halaman : 158
Bab 5.Penggunaan Turunan

Soal-Soal Latihan

I. Untuk soal nomor 1 sampai nomor 34, pada setiap fungsi yang diberikan, tentukanlah:
a. Semua titik kritis fungsi
b. Selang-selang dimana fungsi tersebut monoton naik atau turun
c. Selang-selang fungsi cekung ke atas dan cekung ke bawah
d. Titik-titik balik fungsi bila ada
e. Nilai ekstrim relatif dan jenisnya
f. Asimptot-asimptot fungsi jika ada
g. Sketsa grafik fungsi
1
1. f ( x)  ( x  5) 2 18. f ( x) 
1  x2
1  x2
2. f ( x)  9  x 2
19. f ( x) 
1  x2
1  x2
3. f ( x)  x  12 x
3
20. f ( x) 
1  x2
2x  x2
4. f ( x)  ( x  3)  43
21. f ( x)  2
2x  x  1
5. f ( x)  2 x3  3x 2  12 x  8 22. f ( x)  x 4  2 x 2
1
6. f ( x)  x 4  6 x3  24 x 2  x  2 23. f ( x)  x 2 
x
1
7. f ( x)  3 x 2  24. f ( x)  sin 2 x
x2
8. f ( x)  x 3  3 x 2 25. f ( x)  sec2 x

9. f ( x)  x 3  3 x 26. ( x)  sin x  cos x;   x  

10. f ( x)  2 x 2  x 4 27. f ( x)  sin 4 x  cos 4 x;

11. f ( x)  5x 4  4 x 5 28. f ( x)  sec x tan x

x 4 ( x 2  6)
12. f ( x)  5x 2  2 x 5 29. f ( x) 
8

Halaman : 159
Bab 5.Penggunaan Turunan

4x
13. f ( x)  x x 30. f ( x) 
x 2
2

14. f ( x)  6 x  3x 31. f ( x)  2 x x  3

15. f ( x)  2 x  3x 32. G( x)  x x
2
3

16. f ( x)  1  x 33. G( x)  x 2 x
2
3

17. f ( x)  5x 3  x 34. G( x)  x 3 x
2 5
3

II. Untuk soal nomor 35 sampai nomor 37, selidiki apakah titik (0,0) adalah titik balik
dari grafik fungsi berikut, kemudian gambar grafik fungsi tersebut untuk memeriksa
kebenarannya.
x 3 ; x0 ; x0
b. f ( x)  
1
sin x
35. a. f ( x)    sin 2 x ; x  0
 2x  x ; x  0 
2

x 2 ; x0
36. a. f ( x)   b. f ( x)  sin 2 x ; x0
cos x  1 ; x  0
 x ; x0 

37. a. f ( x)  x 3 sin x b. f ( x)  x 3 x
1

38. Tentukanlah konstanta a, b, c dan d agar supaya grafik fungsi f yang didefinisikan
oleh f ( x)  ax3  bx 2  cx  d mempunyai ekstrim relatif di titik (0,3) dan titik
belok di (1,-1).
39. Gambarkan sebuah grafik fungsi yang memiliki karakteristik berikut:
a. f kontinu dimana-mana
b. f(2) = 3
c. f’(2) = 0; f’(6) = 3; f’(x) > 0 , untuk x  2
d. f’’(6) = 0; f’’(x) > 0, untuk 2 < x < 6 dan f’’(x) < 0, untuk x > 6
40. Gambarkan sebuah grafik fungsi yang memiliki karakteristik berikut:
a. f kontinu dimana-mana
b. f(-4) = -3; f(0) = 0; f(3) = 2
c. f’(-4) = 0; f’(3) = 0; f’(x) > 0 untuk x<-4 dan -4< x < 3, f’(x) < 0 untuk x>3
d. f’’(-4) = 0; f’’(0) = 0 ; f’’(x) > 0, untuk -4 < x < 0 ; f’’(x) < 0, untuk
x < -4 dan x > 0.

Halaman : 160
Bab 5.Penggunaan Turunan

5.3. Penggunaan Turunan dalam Sains dan Rekayasa


5.5.1. Laju Berhubungan (Related Rates)
Misalkan y adalah fungsi dari waktu t dengan persamaan y = f(t), yang dapat diturunkan
dy
maka menyatakan laju perubahan y terhadap waktu t. Dalam hal y menyatakan jarak,
dt
dy
maka merupakan kecepatan. Akan tetapi banyak masalah yang memuat peubah-peubah
dt
x dan y, dan hubungan diantaranya merupakan persamaan yang tidak memuat waktu t.
Sedangkan x dan y adalah fungsi-fungsi dari t yang tidak diketahui. Kerapkali mungkin
dx dy
dalam persoalan demikian untuk menghitung dan yang merupakan laju
dt dt
perubahan/kecepatan sesaat x dan y terhadap waktu tanpa menyatakan x atau y secara
eksplisit sebagai fungsi dari t, bila salah satunya diketahui. Permasalahan seperti ini yang
diselesaikan dengan turunan implisit, dikenal sebagai “laju berhubungan” dan dapat
diselesaikan sebagai berikut :
1. Tentukan semua persamaan yang menghubungkan besaran-besaran yang terlibat
didalamnya.
2. Tentukan turunan implisit dari kedua ruas persamaan terhadap peubah t.
3. Gunakan hasil dari langkah kedua untuk menentukan laju perubahan yang tidak
diketahui.
4. Tetapkan titik asal O, ambillah arah positif ke kanan/ke atas, dan arah negatif ke
dx
kiri/ke bawah. Bila partikel bergerak ke kanan atau ke atas maka positif, dan bila
dt
dx dy
bergerak ke kiri atau ke bawah maka atau bertanda negatif.
dt dt
Contoh 20 Sebuah tangga yang panjangnya 5 m bersandar pada dinding tegak, dan ujung
bawahnya terletak pada lantai datar. Jika pada saat ujung atas tangga berada 4 meter di atas
dy
dt

lantai, kecepatan meluncurnya adalah 3 meter/detik. Tentukan kecepatan meluncur ujung


tangga di lantai pada saat itu lihat gambar 5.32.

Halaman : 161
Bab 5.Penggunaan Turunan

Misalkan y meter menyatakan jarak ujung tangga bagian atas ke lantai dan x meter
dx
menyatakan jarak ujung tangga bagian bawah ke dinding. Akan dihitung pada saat y =
dt
dy
4 meter, bila diketahui = -3 meter/detik (tanda negatif menyatakan arah ujung tangga
dt
meluncur kebawah).
dinding

Tangga
y
5m
4m
dx
x dt
lantai
gambar 5.32. Tampak samping posisi tangga

Karena panjang tangga = 5 meter maka persamaan yang menghubungkan x dan y


(menggunakan Phytagoras) adalah : x2 + y2 = 25 ……………….(1)
Turunan implisit terhadap t dari kedua ruas adalah
dx dy dx dy
2x  2y  0 atau x  y  0 …………………(2)
dt dt dt dt
untuk y = 4 meter maka dari pers.(1) diperoleh x  25  16  3 meter.
dy dx dx
Karena = -3 m/dt maka dari pers.(2) diperoleh : 3.  4(3)  0,   4m .
dt dt dt dt
Kecepatan meluncurnya ujung tangga di lantai pada saat kecepatan meluncurnya ujung atas
dx
tangga 3 m/s ketika berada 4 meter di atas lantai adalah = 4 m/s.
dt
Contoh 21 Sebuah mobil patroli bergerak kearah barat dengan kecepatan 120 km/jam dan
melintasi pos penjagaan pada pukul 06 pagi. Lima belas menit kemudian, sebuah mobil
ambulance bergerak ke arah selatan melintasi pos penjagaan dengan kecepatan 100 km/jam.
Tentukan laju perpisahan (kecepatan bertambahnya jarak) dari kedua mobil tersebut pada
pukul 08.15 (gambar 5.33).

Halaman : 162
Bab 5.Penggunaan Turunan

Misalkan t = menyatakan waktu (jam)


x = jarak mobil patroli dari pos setelah pukul 06.15
y = jarak mobil ambulance dari pos setelah pukul 06.15
s = jarak posisi kedua mobil tersebut pada setiap waktu t.

30 km Patroli
pos x km
B

y km
s km

S
gambar 5.33. Jarak terpendek dari dua mobil yang bergerak ke Barat dan Selatan

ds dx dy
Akan dihitung pada saat t = 2 jam, bila diketahui = 120 km/jam dan = 100
dt dt dt
km/jam. Persamaan yang menghubungkan x dan y (dengan Phytagoras) adalah

s2 = ( 30 + x )2 + y2 ………..(1) atau s  (30  x) 2  y 2 …………(2),

dx dy ds
dalam hal ini x, y, dan s menyatakan jarak sehingga laju ( , dan ) masing-masing
dt dt dt
menyatakan kecepatan. Dari persamaan (1) diturunkan secara implisit terhadap t pada
kedua ruas diperoleh:
ds dx dy ds dx dy
2s  2(30  x)  2 y atau s  (30  x)  y …………(3)
dt dt dt dt dt dt
Waktu antara pukul 06.15 sampai dengan 08.15 adalah 2 jam ( t = 2 jam), dan diketahui
dx dy
= 120 km/jam dan = 100 km/jam. Sedangkan “jarak = kecepatan kali waktu”,
dt dt
sehingga diperoleh y = 100 . 2 =200 km dan x = 200 . 2 = 400 km, dari persamaan (2)

diperoleh s  (30  400) 2  200 2  336,006 km . Selanjutnya disubtitusi pada pers. (3),
diperoleh:

Halaman : 163
Bab 5.Penggunaan Turunan

ds ds 52400
336,006 = (30 + 400).120 + 200 . 100, berarti =  155,59 km
dt dt 336,006 jam

ds
Laju perpisahan kedua mobil tersebut pada pukul 08.15 adalah = 155, 95 km/jam.
dt
Contoh 22 Sebuah kerucut lingkaran tegak berjari-jari alas 4 cm dan tinggi 12 cm. Kerucut
tersebut diisi cairan dengan laju (debit) tetap 5 cm3/detik, gambar 5.34. Tentukan laju
(kecepatan) naiknya permukaan cairan dalam kerucut tersebut pada saat ketinggian
permukaan cairan 3 cm.

r 12 cm

h cm

4 cm

gambar 5.34. Ketinggian air dalam kerucut tegak

Perhatikan gambar 5.33. Misalkan:


h = h(t) = ketinggian permukaan cairan dalam kerucut pada saat t sembarang
r = r(t) = jari-jari permukaan cairan pada saat itu
V = volume cairan dalam kerucut
1 2 dh
Volume cairan dalam kerucut adalah V = r h cm3 akan dihitung pada saat tinggi
3 dt
dV
cairan 3 cm, bila diketahui = 5 cm3/dt. Dalam hal ini ada 3 peubah yaitu V, r dan h dan
dt
1 2
hubungannya dinyatakan dalam bentuk V= r h . ………(1).
3
Rumus perbandingan “Segitiga Thales” memberikan r : h = 4 : 12 yang menghasilkan :
1
r= h …………(2)
3

Halaman : 164
Bab 5.Penggunaan Turunan

1 3
sehingga pers. (1) menjadi V= h …………….(3)
27
dengan h dan V merupakan fungsi implisit dari t dan pers. (3) berlaku untuk setiap t positif.
Jika pers. (3) diturunkan secara implisit terhadap t, diperoleh :
dV  dh dV  2 dh
 3h 2   h ……….(4)
dt 27 dt dt 9 dt
dV
untuk h = 3 cm dan = 5 cm3/dt, diperoleh
dt
dh 9 dV 9 5
 2  (5)   1,6 cm3/dt.
dt h dt  9 
Laju naiknya permukaan cairan dalam kerucut pada saat tinggi cairan 3 cm dari bidang
dh
alasnya adalah = 1,6 cm3/dt.
dt
Contoh 23 Volume sebuah limas bertambah dengan laju tetap sebesar 30 cm3/dt. Luas alas
bertambah dengan laju tetap sebesar 5 cm2/dt. Tentukan laju bertambahnya tinggi limas
pada saat luas alas 100 cm2 dan tingginya 8 cm.

gambar 5.35. Volume limas dengan tinggi h

Perhatikan gambar 5.34, misalkan h = tinggi limas, A = luas alas Limas, maka volume
limas
1
V= A.h ………(1).
3

Halaman : 165
Bab 5.Penggunaan Turunan

dh dA dV
Jika = laju pertambahan tinggi limas, = laju pertambahan luas alas limas dan
dt dt dt
= laju pertambahan volume limas .
dh dV dA
Akan dicari pada saat A = 100 cm2, h = 8 cm; =30 cm3/dt dan = 5 cm2/dt.
dt dt dt
1
Karena V = A.h , kedua ruas diturunkan secara implisit terhadap waktu t, diperoleh
3
dV 1 dA 1 dh
= h.  A ………..(2)
dt 3 dt 3 dt
dengan mensubstitusi unsur-unsur yang diketahui ke persamaan (2) diperoleh :
1 1 dh dh 1
30 = 8.3  .100   cm/dt.
3 3 dt dt 2
dh
Laju bertambahnya tinggi limas pada saat luas alas 100 cm2 dan tinggi 8 cm adalah =
dt
½ cm/dt.

5.5.2. Penggunaan Turunan Pada Masalah Ekstrim


Banyak masalah dalam kejadian sehari-hari atau dalam sains, teknik, geometri dan ekonomi
menentukan penentuan nilai maksimum (atau minimum) mutlak dari suatu fungsi kontinu.
Dalam contoh-contoh berikut akan diperlihatkan bagaimana cara menerjemahkan problem
yang tersamar ke dalam suatu model matematika dan kemudian menentukan nilai
ekstrimnya.
Ringkasan langkah-langkah yang diperlukan adalah :
a) Amati persoalan yang dihadapi dengan cermat, kemudian tentukan besaran yang
mana (atau fungsi yang objektif) yang akan dimaksimumkan (atau diminimumkan).
Nyatakan besaran ini dengan suatu huruf. Selanjutnya nyatakan besaran ini sebagai
“fungsi dari hanya satu peubah”. Seringkali kita berhadapan dengan dua persamaan
yang terdiri atas tiga peubah, jika demikian halnya, eleminasikan salah satu peubah
untuk memperoleh suatu persamaan (atau fungsi objektif) dengan satu peubah bebas
saja.

Halaman : 166
Bab 5.Penggunaan Turunan

b) Tentukan turunan fungsi objektif yang diperoleh dari langkah a) dan andaikan
turunannya sama dengan nol, untuk mendapatkan bilangan-bilangan kritis fungsi.
Penyelidikan jenis ekstrim dapat dilakukan dengan salah satu uji coba yang telah
dibahas pada subbab terdahulu.
c) Tentukan nilai maksimum (atau minimum) fungsi dengan membandingkan nilai
ekstrim lokal yang nilai-nilai fungsi pada ujung-ujung selang daerah definisi
fungsinya.
Contoh 24 Sehelai karton berbentuk bujursangkar dengan luas 81 cm 2. Pada keempat
ujung-ujung karton tersebut digunting bujursangkar yang ukurannya sama. Selanjutnya
karton tersebut dilipat keatas sehingga diperoleh sebuah kotak tanpa tutup. Tentukan
volume dos yang paling besar yang dapat dibuat dari karton tersebut.
Perhatikan gambar
9 - 2x

x x

LUAS= 81 cm2
9 cm 9 - 2x

9 - 2x
9 - 2x
x x
9 cm
Gambar 5.36. Kotak yang dibangun dari sebuah segiempat

Misalkan x = ukuran sisi bujur sangkar yang dibuang pada ke 4 ujung karton (lihat gambar
5.35) V = Volume kotak yang akan dimaksimumkan. Ukuran (atau sisi) kotak yang akan
kita buat adalah Panjang = 9 – 2x cm, Lebar = 9 – 2x cm, Tinggi = x cm, dengan 0  x  9/2
(mengapa ? ). Maka volume kotak adalah:
V(x) = (9 – 2x)(9 – 2x). x,
merupakan fungsi terhadap peubah bebas x.
atau V(x) = 4x3 – 36x2 + 81x; 0  x  9/2 …….. (1).
Syarat agar V mencapai maksimum adalah V’ (x) = 0 atau V’ (x) tidak ada.
Karena V’ (x) = 12x2 – 72x + 81 maka kita selesaikan persamaan V’ (x) = 0 yaitu

Halaman : 167
Bab 5.Penggunaan Turunan

3 (4x2 – 24x + 27) = 0  3 (2x – 3) (2x – 9) = 0 …… (2).


Karena V’ (x) ada untuk semua x R, maka dari (2) diperoleh bilangan kritis V adalah
3 9  9
x atau x  , keduanya berada dalam selang tertutup 0, 2  .
2 2  
 9
Karena V kontinu dalam selang tutup 0,  maka V mempunyai nilai maksimum mutlak
 2
 9
dalam selang 0,  . Nilai ekstrim V dicapai pada bilangan kritisnya atau pada ujung-ujung
 2
3 9
interval daerah definisinya; yaitu untuk x = 0 ; x  ; atau x  , sehingga dari
2 2
persamaan (1) diperoleh
3 9
V (0)  0 ; V    54 ; dan V    0 .
2 2
Volume maksimum kotak yang dapat dibuat dari karton tersebut adalah
3
V    54 cm3.
2
Untuk menguji volume maksimum kotak ini, dapat dilakukan uji turunan kedua yaitu
V”(x) = – 72 + 24x , sehingga V”(3/2) = - 72 + 24(3/2) = - 36 < 0
3
Jadi V    54 cm3 merupakan volume maksimum kotak.
2
Contoh 25 Sebuah kebun berbentuk persegi panjang akan dipagari dengan kawat berduri.
Pada bagian pojok kebun terdapat tembok siku-siku sepanjang 4 m dan 2 m, sehingga
bagian tersebut tidak perlu dipagari (lihat gambar 5.37 bagian a). Tentukan luas maksimum
kebun yang dapat dipagari oleh 30 meter pagar kawat.
Pagar (x meter)

Pagar
Pagar (y – 2) m
Kebun (y meter) Kebun
Tembok 2m Tembok 2m

Tembok 4m Pagar (x – 4) m Tembok 4m


Gambar 5.37. Kebun segiempat sebelum dan sesudah dipagari kawat

Halaman : 168
Bab 5.Penggunaan Turunan

Misalkan ukuran kebun yang akan dipagari mempunyai Panjang = x, lebar = y (keduanya
dalam meter, lihat gambar 5.37 bagian b). Maka keliling kebun adalah
K = x + y + (x – 4) + (y – 2)  K = 2x + 2y – 6 …. (1)
Karena hanya tersedia 30 meter pagar kawat
30 = 2x + 2y – 6  x + y = 18 atau y = 18 – x ………….(2)
Karena ukuran terkecil dari x adalah 4 meter, maka x  4 dan ukuran terkecil dari y adalah
2, maka y  2. Akibatnya 18 – x  2  x  16. Di sini diperoleh 4  x  16. fungsi yang
akan dimaksimumkan (atau fungsi objektif) adalah luas:
L = x . y ………… (3),
yang merupakan fungsi dari dua peubah bebas x dan y. Dengan mensubtitusi y dari
persamaan (2) ke dalam persamaan (3), diperoleh fungsi satu peubah x saja yaitu:
L (x) = x . (18 – x) ; 4  x  16 ……….(4)
Syarat L mencapai maksimum adalah L’(x) = 0 atau L’(x) tidak ada.
L’(x) = 18 – 2x maka L’(x) = 0  18 – 2x = 0.
Diperoleh bilangan kritis L adalah x = 9 yang termuat dalam selang [4,16]. Karena L’(x)
ada untuk semua x  R, dan karena L kontinu dalam selang [4,16] maka L dijamin
mencapai maksimum mutlak dalam selang [4,16]. Luas maksimum ini akan dicapai pada
bilangan kritis x = 9 atau pada ujung-ujung interval x = 4 dan x = 16. dari persamaan (4)
diperoleh L(4) = 56 ; L(9) = 81 ; L(16) = 32.
Luas maksimum kebun yang dapat dipagari adalah L(9) = 81 m2. untuk menguji luas

maksimum ini, dilakukan uji turunan kedua yaitu : L”(9) = -2 < 0. jadi terbukti bahwa

L(9) = 81 m2 merupakan luas maksimum kebun yang dapat dipagari bila hanya tersedia 30

meter kawat.

Beberapa masalah ekstrim lainnya dapat kita lihat pada soal-soal latihan.

Halaman : 169
Bab 5.Penggunaan Turunan

5.5.3 Penggunaan Turunan Dalam Ekonomi


Di dalam ilmu ekonomi, variasi (perubahan) suatu besaran (peubah) terhadap besaran
lainnya dapat dinyatakan (diekspresikan) dalam konsep rata-rata dan marginal.
Definisi 4
Pandang suatu fungsi y = f(x), maka
(i) Fungsi rata-rata y didefinisikan sebagai hasil bagi peubah y terhadap peubah x yaitu:
y f ( x)
y  ……….(1)
x x
dy
(ii) Fungsi marginal y’ didefinisikan sebagai diferensial yaitu tak lain dari turunan
dx
pertama f (jika limitnya ada ) yaitu :
dy f ( x  x)  f ( x)
y'   lim ……….(2)
dx x0 x
y
Antara fungsi rata-rata y dan fungsi marginal y’ terdapat hubungan bahwa fungsi y 
x
mempunyai garis singgung mendatar maka di titik itu kedua fungsi y dan y’ mempunyai

nilai yang sama, yaitu bilamana : y '  0 maka y = y’.


Di sini diperlihatkan mengapa hal tersebut terjadi.
y xy ' y
y  y' 
x x2
bila
xy ' y y
y'  0  0   xy '  y  y'   y.
x x
y
S
y = f(x)
R P(x,y)

T Q

y
 
0 x x
gambar 5.38. Grafik fungsi dengan fungsi rata-rata dan marginalnya

Halaman : 170
Bab 5.Penggunaan Turunan

Perhatikan gambar 5.38 di atas yang merupakan definisi y . Nilai y di suatu titik P
ditunjukkan dengan tangen sudut  yang dibuat garis OP dengan sumbu x positif, karena:
y
tan    y . Tampak bahwa garis singgung OR memberikan sudut  terbesar
x
dan garis singgung OQ memberikan sudut  terkecil, sehingga fungsi rata-rata y di R
maksimum dan fungsi rata-rata Q minimum. Selanjutnya fungsi elastisitas E didefinisikan
y'
sebagai hasil bagi antara fungsi marginal y’ dengan fungsi rata-rata y yaitu: E  yang
y
dapat dituliskan sebagai:

dy dy
y d ln y
E  dx   ………(3)
y dx d ln x
x x
Fungsi elastisitas ini meskipun jarang digunakan dalam matematika namun merupakan hal
sangat penting dalam ekonomi. Grafik elastisitas ditunjukkan dalam gambar 5.39.
y

y = f(x)
P(x,y)
D
y

x C A x
0

gambar 5.39. Grafik dengan fungsi elastisitas

Sekarang kita akan definisikan fungsi biaya total, fungsi biaya rata-rata, dan fungsi biaya
marginal.
Definisi 5
Misalkan x menyatakan banyaknya unit (satuan) barang (komoditi) tertentu yang
diproduksi, maka:
(i) Biaya total untuk memproduksi x satuan barang atau pengeluaran total untuk
memproduksi x satuan barang itu dan dituliskan sebagai:

Halaman : 171
Bab 5.Penggunaan Turunan

y  c(x) ……….(4)
Fungsi c disebut fungsi biaya total (total cost function)
(ii) Biaya rata-rata, yaitu biaya rata-rata untuk memproduksi satu satuan barang yang
dituliskan sebagai:
c( x)
Q( x)  ……….(5)
x
Fungsi Q disebut fungsi biaya rata-rata (average cost function).
(iii) Biaya Marginal, yaitu biaya untuk memproduksi secara tambahan satu satuan barang
yang dituliskan sebagai:
c( x  x)  c( x)
y'  c' ( x)  lim ………(6)
x0 x
jika limitnya ada, fungsi c’ disebut biaya marginal (marginal cost funtion).
Contoh 26 Misalkan c(x) menyatakan biaya total dalam rupiah untuk memproduksi x
satuan pensil HB (x  10) dan c(x) ditentukan oleh:
400
c( x)  15  800 x 
x
maka fungsi biaya rata-rata tiap satuan pensil adalah:

c( x) 15  800 x 
400
Q( x)   x  15  800  400
x x x x2
400
a. Fungsi biaya marginal adalah: c' ( x)  800  .
x2
b. Misalkan dalam satu minggu diproduksi x=500 satuan pensil maka biaya marginalnya
400
adalah: c' (500)  800   Rp. 799,9984 .
500 2
c. Biaya untuk memproduksi pensil yang ke 501 (satu pensil lebih) adalah:
c(501)  c(500)  400815,7982  400015,8  Rp. 799,9982 ,
perhatikan bahwa jawaban b dan c terdapat perbedaan sebesar Rp. 0,0002 hal ini
disebabkan karena biaya marginal merupakan biaya perubahan sesaat dari c(x). Dalam
hal ini c’(500) merupakan biaya pendekatan untuk memproduksi pensil yang ke 501
(satu pensil lebih).

Halaman : 172
Bab 5.Penggunaan Turunan

d. Untuk memproduksi 5 batang pensil lebih adalah kira-kira:


(5)(c' (500))  (5)( 799,9984)  Rp. 3999,9920
Selanjutnya akan didefinisikan biaya rata-rata marginal sebagai berikut:
Definisi 6
Misalkan Q(x) menyatakan banyaknya biaya dalam rupiah untuk memproduksi satu unit
dari x unit barang (komoditi) tertentu, maka biaya rata-rata marginal untuk x = x1
didefinisikan sebagai Q’(x1) asalkan turunannya di x1 ada dan Q’ disebut fungsi biaya
rata-rata marginal.
c( x) xc ' ( x)  c( x)
Perhatikan bahwa : Q( x)   Q' ( x) 
x x2

Selanjutnya turunan kedua adalah:

x 2 c' ' ( x)  2( xc ' ( x)  c( x))


Q' ' ( x)  .
x3
Bila Q’(x) = 0, maka xc’(x) – c(x) = 0,
sehingga
c' ' ( x)
Q' ' ( x)  .
x
Dalam ekonomi x umumnya positif, sehingga tanda Q’’(x) sama dengan tanda c’’(x)
dengan demikian:
Q’(x) = 0 dan c’’(x) > 0 maka Q(x) mencapai minimum
Q’(x) = 0 dan c’’(x) < 0 maka Q(x) mencapai maksimum
Selanjunya grafik dari fungsi biaya total, fungsi biaya marginal, dan fungsi biaya rata-rata
masing-masing kita namakan TC, MC, dan AM. Perhatikan gambar 5.40.
1. Fungsi biaya total linier c( x)  mx  b ,
m harus positif karena fungsi c monoton naik dan b harus positif. Biaya marginal
diberikan oleh c' ( x)  m adalah garis lurus yang sejajar sumbu x. Jika Q merupakan
fungsi biaya rata-rata, maka
b
Q( x)  m 
x

Halaman : 173
Bab 5.Penggunaan Turunan

dan fungsi biaya rata-rata marginal adalah:


b
Q' ( x)  
x2
merupakan hiperbola umum.

y y TC y TC
TC
MC

b MC
AC c c
m MC
b b
2a
0 AM x b x x
2a
b

gambar 5.40. Grafik fungsi biaya, dan fungsi biaya marginal

2. Fungsi biaya total kuadrat


Bentuk umumnya adalah c( x)  x 2  x   , dengan  dan  positif. Biaya
marginalnya adalah c' ( x)  2x   .
b
Bilangan kritis untuk c adalah 2a
, di sini ada 2 kasus yaitu   0 dan  < 0.
b
Kasus   0, adalah negatif atau 0. Ini berarti puncak parabola terletak di sebelah
2a

kiri sumbu-y atau pada domain x yang negatif. Selanjutnya karena domain c harus
positif, maka sketsa dari TC untuk b > 0 ditunjukkan pada gambar 5.40 b.
b
Kasus  < 0, 2a
positif maka puncak parabola terletak di kanan sumbu-y atau pada

domain x>0, dan domain dari c adalah [ 2 ab ,) , sketsa TC untuk b < 0 ditunjukkan
pada gambar 5.40 c.
Contoh 27 Misalkan c(x) adalah biaya total untuk memproduksi 100x unit produksi
dengan persamaan
c( x)  12 x 2  2 x  8 .

Tentukanlah:

Halaman : 174
Bab 5.Penggunaan Turunan

a. Fungsi biaya rata-rata


b. Fungsi biaya marginal
c. Fungsi biaya rata-rata marginal
d. Hitung nilai minimum absolut untuk biaya rata-rata dan buat sketsa grafik biaya total,
fungsi rata-rata, dan fungsi biaya rata-rata marginal dalam satu sistem sumbu.
Untuk keempat soal di atas mudah diberikan jawabannya
c( x) 1 8
a. Fungsi biaya rata-rata adalah Q( x)   2 x2
x x
b. Fungsi biaya marginal adalah c' ( x)  x  2
8
c. Fungsi biaya rata-rata marginal adalah Q' ( x)  12 
x2
8
d. Untuk Q’(x) = 0, diperoleh 1
2   0 sehingga bilangan kritis untuk Q adalah 4
x2
8
dengan Q(4)  12 (4)  2  2
4
16 16
Q' ' ( x )  3
 Q' ' (4)  0
x 64
maka Q mencapai minimum relatif yaitu 2 pada saat x = 4.
Karena x > 0 maka Q(x) kontinu pada (0,), dan hanya ada minimum relatif pada (0,)
yaitu dicapai pada x = 4. Maka disimpulkan bahwa Q mempunyai nilai minimum absolut
pada x = 4 dan 100x = 400, maka nilai minimum absolut untuk biaya rata-rata unit adalah
Rp. 4,-. Jika 400 unit diproduksi.
Sketsa grafik TC, MC, dan AC ditunjukkan pada gambar 5.41.
y
c( x)  12 x 2  2 x  8
TC

c' ( x)  x  2
MC
8
AC Q( x)  12 x  2 
x

Gambar 5.41. Grafik fungsi TC, MC dan AC


Halaman : 175
Bab 5.Penggunaan Turunan

Fungsi Pendapatan, Fungsi Keuntungan dan Fungsi Pendapatan Marginal


Harga satuan barang yang dapat dijual adalah fungsi permintaan. Fungsi permintaan
tersebut kita namakan p. Jika ada x satuan barang dapat dijual maka p(x) adalah harga
satuan barang yang telah terjual tersebut. Misalkan x banyaknya barang tertentu yang
diproduksi dan dipasarkan, Fungsi permintaan (penerimaan) total R, nilainya adalah R(x),
kalau x satuan terjual. Jadi R(x) = x p(x) atau
R( x)
 p( x) .
x
Keuntungan P(x) jika x satuan barang telah diproduksi dan terjual adalah selisih antara
pendapatan total dengan biaya total, yaitu:
P( x)  R( x)  c( x)
Pendapatan marginal adalah laju kenaikan pendapatan (penerimaan) tiap satuan kenaikan
dalam penjualan, dan dinotasikan sebagai R’(x); sedang p’(x) adalah harga marginal dan
P’(x) adalah keuntungan marginal. Selanjutnya jika kedua ruas diturunkan diperoleh:
P' ( x)  R' ( x)  c' ( x)
Jadi keuntungan marginal = pendapatan marginal – biaya marginal.

Contoh 28 Fungsi permintaan untuk suatu komoditi tertentu diberikan oleh:


p 2  x  12  0
Tentukan fungsi permintaan, fungsi pendapatan total, fungsi pendapatan marginal, dan
sketsa grafiknya.

Jika fungsi permintaan p 2  x  12  0 , maka p   12  x . Untuk p(x)  0 diperoleh:

- p( x)  12  x ; Fungsi keuntungan

- R( x)  xp( x)  x 12  x ; Fungsi pendapatan total


24  3x
- R' ( x)  ; fungsi pendapatan marginal
2 12  x

Halaman : 176
Bab 5.Penggunaan Turunan

Jika R’(x) = 0, diperoleh: 24 – 3x = 0, maka x = 8. Sketsa ketiga grafik ditunjukkan pada


gambar 5.42 berikut.

Penerimaan total

Fungsi Permintaan

Penerimaan marginal

Gambar 5.42. Grafik fungsi penerimaan total, penerimaan marginal dari fungsi permintaan

Contoh 29 Diketahui p fungsi permintaan dan c fungsi biaya adalah:


p( x)  (5000  2 x)

c( x)  (3 .10 5  1100 x)
dengan x menyatakan jumlah barang (unit). Tentukanlah nilai x1 yang memberi
keuntungan maksimum dan tentukanlah nilai penjualan maksimum. Tentukan pula
pendapatan marginal dan biaya marginal apabila yang diproduksi dan dijual adalah x1.
Karena P( x)  R( x)  c( x) , sedangkan R( x)  xp( x)
Maka P( x)  xp( x)  c( x)

P( x)  x(5000  2 x)  (3.105  1100 x)

 3.105  3900 x  2 x 2
sehingga P' ( x)  3900  4 x
Bilangan kritis untuk P adalah x = 975, maka keuntungan maksimum adalah P(975) = Rp.
1601250. Jadi x1 = 975. Pendapatan (penerimaan) marginal adalah
R' ( x)  xp' ( x)  p( x)

Halaman : 177
Bab 5.Penggunaan Turunan

R' ( x)  x(2)  (5000  2 x)  5000  4 x


maka R' (975)  Rp 1100 , sedangkan biaya marginal adalah c' (975)  Rp 1100 .
Catatan
Keuntungan P menjadi maksimum bila terpenuhi kedua syarat:
dp dR dc d2p d 2 R d 2c
(i)  0 ataupun  (ii)  0 ataupun 
dx dx dx dx 2 dx 2 dx 2

Contoh 30 Diketahui suatu fungsi permintaan sebagai:

x2
p( x)  20  4 x 
3
dengan x  0 menyatakan jumlah barang (unit).
a. Tentukanlah fungsi pendapatan total dan fungsi pendapatan marginal
b. Pada selang manakah pendapatan total naik
c. Untuk nilai x manakah, pendapatan marginal mencapai maksimum
Penyelesaian :
x3
a. Pendapatan total adalah : R( x)  xp( x)  20 x  4 x  2
dan pendapatan marginal
3
adalah R' ( x)  20  8x  x 2 .
b. Pendapatan total R naik jika R’(x) > 0, yaitu
20  8x  x 2  0
 ( x  2)(10  x)  0
diperoleh: R naik pada selang 0  x < 10 (karena x  0).
c. Pendapatan marginal R’ mencapai maksimum jika R’’(x) = 0, yaitu
R' ' ( x)  8  2 x  0  x  4 .
Jadi R’ mencapai maksimum pada saat x = 4 dan
R’(4) = 20 + (8)(4) – (42) = 36.

Halaman : 178
Bab 5.Penggunaan Turunan

Soal-Soal Latihan
Untuk soal 1 s/d 10 adalah soal untuk Laju berhubungan.
1. Sebuah pesawat terbang Garuda, terbang kearah selatan dengan laju 400 mil/jam. Pada
pukul 12.30 pesawat Garuda melintasi kota A. ada pesawat Merpati terbang pada
ketinggian yang sama kebarat dengan laju 500 mil/jam dan melintasi kota A pada pukul
13.00. tentukan laju perpisahan kedua persawat tersebut pada pukul 14.00. (Petunjuk :
andaikan t = 0 pada pukul 13.00).
2. Sebuah balon bundar berbentuk bola dipompa, tentukan kecepatan perubahan luas
permukaan (kulit) balon terhadap jari-jarinya pada saat jari-jari balon r = 5 cm.
dk
(Petunjuk : Luas permukaan bola adalah k = 4r2, akan dicari pada saat r = 5 cm).
dr
3. Sebuah segitiga siku-siku dengan sisi siku-sikunya adalah x dan y. Jika panjang sisi x
bertambah dengan laju 3 cm/dt, sedangkan panjang sisi y berkurang dengan laju 2
cm/dt, tentukanlah laju bertambahnya luas segitiga tersebut pada saat panjang sisi x =
1
10 cm dan sisi y = 13 cm. (Petunjuk : luas segitiga adalah L = .x. y , dimana L, x dan y
2
adalah fungsi dari waktu t.
4. Sebuah kerucut lingkaran tegak terbalik berjari-jari 10 cm dan tingginya 20 cm berisi
penuh air. Jika air keluar dari puncak kerucut dengan laju 5 cm3/dt, tentukan laju
turunnya permukaan air di dalam kerucut pada saat tinggi air 5 cm dari bidang atasnya
dh 4
( Jawab: =- , lihat gambar 5.46 a).
dt 45

Halaman : 179
Bab 5.Penggunaan Turunan

5. Sebuah jembatan layang jalan raya bersilangan tegak lurus dengan rel kereta api pada
ketinggian 15 meter seperti terlihat pada gambar 5.46 b. Jika suatu saat lokomotif kereta
api melaju dengan kecepatan 54 km/jam tepat berada pada sebuah mobil yang melaju
dengan kecepatan 36 km/jam, tentukanlah kecepatan berpisah antara lokomotif kereta
api dan mobil setelah 8 detik.

10
y R
cm
Jembatan
P

15m S
20
cm

x
B
h Rel k.Api

a b
r
dv 3
 5 5.46. Bangun kerucut (a) dan jembatan laying vs kerta api
Gambarcm
dt dt

6. Pertanyaan serupa soal no. 5 tetapi ketinggian antara jembatan layang dengan rel kereta
api adalah 25 meter, kecepatan lokomotif 72 km/jam dan kecepatan mobil 36 km/jam.
7. Sebuah tangga panjangnya 8 meter bersandar pada dinding tegak. Kaki tangga bergeser
horizontal menjauhi dinding dengan laju 2 meter/detik, tentukan laju menurunnya
puncak tangga di dinding pada saat jarak antara kaki tangga dan dinding 4 meter.
8. Sebuah bak air berbentuk balok tegak dengan panjang 8 meter, lebar 2 meter dan
tingginya 4 meter. Bak tersebut diisi air dengan kecepatan 2 m3/dt. Tentukan laju
naiknya permukaan air pada saat tinggi air 1 meter dari dasar bak.
9. Seorang anak bermain layang-layang pada saat tinggi layang-layang dari tanah 90
meter, sedangkan angin meniupnya dengan laju 5 m/dt secara horizontal. Pada saat ada
150 meter benang antara anak dan layang-layangnya, tentukanlah laju bergesernya
benang yang melalui tangan anak tersebut.

Halaman : 180
Bab 5.Penggunaan Turunan

10. Sebuah partikel P bergerak sepanjang kurva y = x 2  4 , x  2. jika absis dari gerakan
partikel P bertambah dengan kecepatan 5 satuan/detik, tentukan kecepatan
bertambahnya ordinat P pada saat x = 3 satuan.
Untuk soal 11 s/d 20 adalah soal untuk masalah nilai ekstrim
11. a) Jika hasil kali dua bilangan adalah 16, tentukan kedua bilangan tersebut agar
jumlahnya sekecil mungkin.
b). Tentukan dua buah bilangan yang jumlahnya 12, dan hasil kalinya paling besar.
(jawab 6 dan 6)
c). hasil kali dua buah bilangan adalah -12. tentukan kedua bilangan itu agar “jumlah
kuadratnya” minimum.
(jawab: 2 3 dan  2 3 )
12. Keliling sebuh persegi panjang adalah 40 meter. Tentukan ukuran persegi panjang
tersebut agar luasnya maksimum.
13. Dalam sebuah segitiga sama kaki yang alasnya a satuan dan tingginya h satuan dibuat
persegai panjang. Jika salah satu sisi persegi panjang berimpit dengan alas segitiga dan
kedua titik sudut lainnya terletak pada sisi segitiga. Tentukan ukuran persegi panjang
yang luasnya maksimum.
14. selembar aluminium yang berbentuk persegi panjang, dengan panjang 32 cm dan lebar
20 cm. pada ujung-ujungnya dipotong bujur-bujur sangkar yang ukurannya sama.
Aluminium yang tersisa dilipat ke atas sehingga membentuk sebuah kotak tanpa tutup.
Tentukan volume maksimum kotak aluminium tersebut.
15. Sepotong kawat yang pajangnya 10 meter akan dibuat lingkaran dan bujur sangkar
dengan cara membagi kawat atas dua bagian. Tentukan ukuran bentuk-bentuk tersebut
agar
a. jumlah luasnya maksimum
b. jumlah luasnya minimum
16. Sebuah cermin terdiri dari gabungan persegi panjang dan setengah lingkaran sehingga
garis tengahnya berimpit dengan sisi persegi panjangnya. Jika keliling cermin 6 meter,
tentukan ukuran cermin yang luasnya terbesar.

Halaman : 181
Bab 5.Penggunaan Turunan

17. Rancanglah sebuah lapangan yang berbentuk persegi panjang dengan luas tertentu
(diketahui) yang memerlukan sedikit mungkin pagar.
18. Sebuah pabrik minuman mengemas 250 CC hasil produknya dalam bentuk tabung
tegak.
a. Tentukan ukuran tabung yang bahan pembuatannya minimum
b. Jika biaya pembuatan bidang alas dan atas Rp. 10 per cm2 dan bidang
sisinya Rp. 15 per cm2 Tentukan ukuran tabung yang biayanya semurah
mungkin.
19. Di dalam sebuah bola berjari-jari 2 meter akan dibuat sebuah tabung tegak yang
lingkaran alas dan atasnya terletak pada permukaan bola. Tentukan ukuran tabung agar
volumenya terbesar.
r
t

gambar 5.47. Tabung dalam Bola

20. Tentukanlah:
(i) Tentukan jarak terdekat
a. dari titik (0,3) ke parabola x = y2
b. dari titik (4,5) ke lingkaran x2 + y2 = 4
c. dari titik (5,0) ke hiperbola x2 – 4y2 – 4 = 0
(ii) Tentukan ukuran persegi panjang terbesar yang semua titik sudutnya terletak
pada lingkaran x2 + y2 = 25.
(iii) Tentukan ukuran persegi panjang terbesar yang semua titik sudutnya terletak
pada elips x2 + 4y2 = 4.
Untuk soal 21 s/d 25 adalah soal yang berhubungan dengan penggunaan turunan dalam
ekonomi

Halaman : 182
Bab 5.Penggunaan Turunan

21. Misalkan c( x)  8300  3,25x  0,0002 x 2 adalah fungsi biaya total dengan x merupakan
banyaknya satuan yang diproduksi dan dipasarkan. Tentukanlah:
a. Biaya rata-rata tiap satuan dan biaya marginalnya.
b. Jika tiap minggu diproduksi dan dipasarkan x = 200 satuan, tentukanlah biaya
rata-rata tiap satuan dan biaya marginal untuk memproduksi dan memasarkan
satu satuan lebih.
22. Biaya total untuk memproduksi dan menjual 100x satuan barang tertentu adalah:
c( x)  1000  33x  9 x 2  x3
Tentukanlah: a. Ketinggian produksi yang membuat biaya marginal minimum
b. Minimum biaya marginal

x
23. Diketahui fungsi permintaan p( x)  182  .
36
Tentukanlah:
a. Banyaknya satuan x1 yang membuat pendapatan total minimum.

b. Maksimum pendapatan total.


c. Berapakah pendapatan marginal apabila terjual x1 satuan barang?
24. Seorang pedagang kain merasa bahwa ia dapat menjual tiap bulan 4000 yard tekstil
tertentu apabila ia menjualnya dengan harga $ 6 tiap yard. Penjualan bulan ini akan
naik dengan 250 yard apabila ia memberikan potongan harga $ 0,15 tiap yard. Tuliskan
persamaan untuk p(x) dan tentukan harga tiap yard yang menghasilkan pendapatan
yang maksimal.
25. Manager pabrik meramalkan bahwa ia dapat menjual 500 satuan hasil pabriknya tiap
minggu, jika harganya $ 20 tiap satuan. Penjualan mingguan akan naik dengan 50
satuan apabila ia memberikan potongan $ 0,50 tiap satuan. Biaya pembuatan dan
penjualan barang tersebut tiap minggu adalah: c( x)  4200  5,1x  0,0001x 2 ,
tentukanlah :
a. Fungsi permintaan
b. Besarnya produksi mingguan yang dapat menghasilkan keuntungan maksimum.
c. Harga satuan barang pada tingkat maksimum produksi.
d. Harga marginal pada tingkat maksimum produksi.

Halaman : 183

Anda mungkin juga menyukai