Anda di halaman 1dari 7

TAKE HOME ASSIGNMENT

Manajemen Risiko Rumah Sakit

Diajukan Oleh :
RR. Nadya Anditia Sari
Yurika Ayuningtyas
Lilisianawati
Arta Christin Yulianti
Winda Intan Permatahati
Syifa Armenda
Sevria Yetty A N

Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Kedokteran Klinik


Minat Utama MSPPDS Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat
Universitas Gadjah Mada
2019
1. Risiko
Risiko merupakan variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami didalam suatu
situasi. Risiko adalah ancaman terhadap kehidupan, properti atau keuntungan finansial akibat
bahaya yang terjadi. Secara umum risiko dikaitkan dengan kemungkinan (probabilitas)
terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan. Jadi risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang
akan berdampak pada tujuan (Oktriana, 2016).
Secara umum risiko dapat diklasifikasikan menurut berbagai sudut pandang yang
tergantung dari kebutuhan dalam penangananny (Singh and Ghatala, 2012):
a. Risiko murni dan risiko spekulatif (Pure risk and speculative risk) Dimana risiko murni
dianggap sebagai suatu ketidakpastian yang dikaitkan dengan adanya suatu luaran
(outcome) yaitu kerugian.
b. Risiko terhadap benda dan manusia, dimana risiko terhadap benda adalah risiko yang
menimpa benda seperti rumah terbakar sedangkan risiko terhadap manusia adalah risiko
yang menimpa manusia seperti,cedera kematian dsb.
c. Risiko fundamental dan risiko khusus (fundamental risk and particular risk) Risiko
fundamental adalah risiko yang kemungkinannya dapat timbul pada hampir sebagian
besar anggota masyarakat dan tidak dapat disalahkan pada seseorang atau beberapa
orang sebagai penyebabnya, contoh risiko fundamental: bencana alam, peperangan.
Risiko khusus adalah risiko yang bersumber dari peristiwa-peristiwa yang mandiri
dimana sifat dari risiko ini adalah tidak selalu bersifat bencana, bisa dikendalikan atau
umumnya dapat diasuransikan.
d. Respon risiko adalah tindakan penanganan yang dilakukan terhadap risiko yang mungkin
terjadi.

Metode yang dipakai dalam menangani risiko (Miyake, 2001):


a. Menahan risiko (Risk retention) Merupakan bentuk penanganan risiko yang mana akan
ditahan atau diambil sendiri oleh suatu pihak. Biasanya cara ini dilakukan apabila risiko
yang dihadapi tidak mendatangkan kerugian yang terlalu besar atau kemungkinan
terjadinya kerugian itu kecil, atau biaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi risiko
tersebut tidak terlalu besar dibandingkan dengan manfaat yang akan diperoleh.
b. Mengurangi risiko (Risk reduction) Yaitu tindakan untuk mengurangi risiko yang
kemungkinan akan terjadi dengan cara:
1) Pendidikan dan pelatihan bagi para tenaga kerja dalam menghadapi risiko
2) Perlindungan terhadap kemungkinan kehilangan
3) Perlindungan terhadap orang dan properti
c. Mengalihkan risiko (Risk transfer) Pengalihan ini dilakukan untuk memindahkan risiko
kepada pihak lain. Bentuk pengalihan risiko yang dimaksud adalah asuransi dengan
membayar premi.
d. Menghindari risiko (Risk avoidance) Menghindari risiko sama dengan menolak untuk
menerima risiko yang berarti menolak untuk menerima pekerjaan tersebut.

2. Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah semua rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan risiko
yaitu perencanaan (planning), penilaian (assessment), penanganan (handling) dan pemantauan
(monitoring) risiko (Singh and Ghatala, 2012). Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif,
untuk mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk
menghilangkan atau meminimalkan dampaknya.
Tujuan manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan:
1. Meminimalkan kemungkinan kejadian yang memiliki konsekuensi negatif bagi
konsumen/pasien, staf dan organisasi
2. Meminimalkan risiko kematian, cedera dan atau penyakit bagi konsumen/pasien,
karyawan dan orang lain sebagai akibat dari pelayanan yang diberikan.
3. Meningkatkan hasil asuhan pasien.
4. Mengelola sumber daya secara efektif.
5. Mendukung kepatuhan terhadap regulasi/peraturan perundang-undangan dan
memastikan kelangsungan dan pengembangan organisasi.

Risiko di rumah sakit:


a. Risiko Klinis
Semua isu yang dapat berdampak terhadap pencapaian pelayanan pasien yang bermutu,
aman dan efektif.
b. Risiko Non klinis/ Corporate Risk
Semua isu yang dapat berdampak terhadap tercapainya tugas pokok dan kewajiban
hukum dari RS sebagai korporasi.

Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP):


Fokus area standar PMKP adalah:
a. Pengelolaan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatanpasien;
b. Pemilihan, pengumpulan, analisis, dan validasi data indikator mutu;
c. Pelaporandananalisisinsidenkeselamatanpasien;
d. Pencapaian dan mempertahankan perbaikan;
e. Manajemenrisiko.

Prinsip manajemen risiko (Alam, 2016):


a. Manajemen risiko meliputi ancaman dan peluang (maksimalisasi peluang, minimalisasi
kehilangan, dan meningkatkan keputusan dan hasil),
b. Manajemen risiko memerlukan pemikiran yang logis dan sistematis untuk meningkatkan
kinerja yang efektif dan efisien,
c. Manajemen risiko memerlukan pemikiran kedepan,
d. Manajemen risiko mensaratkan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan,
e. Manajemen risiko mensaratkan komunikasi
f. Manajemen risiko memerlukan pemikiran yang seimbang antara biaya untuk mengatasi
risiko (dan meningkatkan peluang perbaikan) dengan manfaat yang diperoleh

Manfaat manajemen risiko (Singh and Ghatala, 2012):


a. Pengendalian thd timbulnya adverse event
b. Meningkatkan perilaku untuk mencari peluang perbaikan sebelum suatu masalah terjadi
c. Meningkatkan perencanaan, kinerja, dan efektivitas
d. Efisiensi
e. Mempererat hubungan stakeholders
f. Meningkatkan tersedianya informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan
g. Memperbaiki citra
h. Proteksi terhadap tuntutan
i. Akuntabilitas, jaminan, dan governance
j. Meningkatkan personal health and well being

3. Clinical Risk Management


Suatu pendekatan untuk mengenal keadaan yang menempatkan pasien pada suatu risiko
dan tindakan untuk mencegah terjadinya risiko tersebut. Clinical Risk Management adalah
meminimalkan risiko terhadap pasien dengan mengenal kesalahan atau kemungkinan kesalahan
selama mendapat asuhan klinis, mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadi
kesalahan/risiko, belajar dari pengalaman terhadap setiap adanya adverse event, memastikan
bahwa dilakukan tindakan untuk mencegah terjadi kesalahan/risiko dan membangun sistem
untuk mengurangi terjadinya risiko (Farokhzadian, Dehghan Nayeri, 2015).
Berdasarkan PMK 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien, Insiden keselamatan
pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi
yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien,
terdiri dari (Oktriana, 2016) :
a. Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
b. Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya insiden yang
belum sampai terpapar ke pasien.
c. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah terpapar
ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
d. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
e. Kejadian katastropik/ sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau
cedera yang serius

Lingkup (strategi dan kebijakan) manajemen risiko (Singh and Ghatala, 2012):
a. Strategi manajemen risiko: Reaktif dan Proaktif
b. Kebijakan dan prosedur untuk melaporkan setiap insiden
c. Kebijakan dan prosedur menangani komplain
d. Informasi penanganan komplain bagi karyawan
e. Kebijakan dan prosedur untuk menangani tuntutan
f. Kebijakan dan prosedur untuk mencegah kejadian yang membahayakan (preventing
harm) dan meminimalkan risiko (patient safety).

Risk Management: Proactive strategy (Farokhzadian, Dehghan Nayeri, 2015)


a. Prosedur operasional untuk mengangkat dan mengarahkan isu-isu risiko klinis yang
mungkin terjadi melalui kejelasan tanggung jawab dan kendali pada semua lini
pelayanan.
b. Pemahaman terhadap tingkat dan proses pengambilan keputusan sehingga tidak terjadi
tumpang tindih
c. Pendekatan multidisiplin dalam mengelola risiko
d. Pelatihan orientasi bagi karyawan baru, terutama dalam mengoperasikan peralatan
medis/klinis
e. Kebijakan dalam pemeliharaan peralatan yang dikerjakan secara konsisten
f. Kebijakan dalam: fire safety; infectious and non-infectious waste management;infection
control
g. Audit klinis yang dilaksanakan secara teratur dengan tindak lanjut yang nyata.
h. Pengelolaan dokumen rekam medik, pencatatan medik yang akurat dan terjamin
ketelursuran
i. Komunikasi dalam tim medis, tim keperawatan terpelihara dengan baik
j. Serah terima dilakukan secara adekuat
k. Adanya komunikasi yang terdokumentasi antara staff dan pasien/keluarga mengenadi
keputusan terapi/tindakan klinis
l. Dokumentasi spesifik keadaan-keadaan medis tertentu, misalnya alergi, dsb, pada rekam
medik, yang secara legal ditandatangani.

Risk Management Reactive strategy (Farokhzadian, Dehghan Nayeri, 2015):


a. Komplain dari pasien dan karyawan ditangani segera dan optimal, dan dibuktikan dengan
“consent” dari semua pihak yang terkait
b. Tinjauan terhadap morbiditas dan mortalitas dilakukan untuk mengenal faktor-faktor
yang dapat dicegah, dan menjamin bahwa pelayanan yang terbaik diberikan
c. Jika terjadi tuntutan, dilakukan pendekatan untuk mengenal akar masalah (root cause)
dan dilakukan dengan pendekatan budaya tidak menyalahkan
d. Adanya mekanisme untuk melaporkan terjadi adverse incident baik klinis maupun non
klinis, termasuk kejadian near miss, dan dicatat dalam risk register untuk audit dan
analisis

Lingkup program manajemen risiko (Singh and Ghatala, 2012):


a. Patient care related risk
b. Medical staff related risk
c. Employee related risk
d. Property related risk
e. Financial risk

4. Root Cause Analysis (RCA)


Root cause analysis merupakan suatu proses mengidentifikasi penyebab-penyebab
utama suatu permasalahan dengan menggunakan pendekatan yang terstruktur dengan teknik
yang telah didesain untuk berfokus pada identifikasi dan penyelesaian masalah. Apabila
permasalahan utama tidak dapat diidentifikasi, maka kendala-kendala kecil akan makin
bermunculan dan masalah tidak akan berakhir. Oleh karena itu, mengidentifikasi dan
mengeliminasi akar suatu permasalahan merupakan hal yang sangat penting (Oktriana, 2016).

Langkah RCA meliputi:


a. Investigasi kejadian
 Menentukan masalah
 Mengumpulkan bukti-bukti yang nyata
 Melakukan wawancara
 Meneliti lingkungan kejadian
 Mengenali faktor-faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya kejadian
 Menggambarkan rantai terjadinya kejadian
b. Rekonstruksi kejadian
 Mengenali kejadian-kejadian yang mengawali terjadinya adverse event ataupun near miss,
 Melakukan analisis dengan menggunakan pohon masalah untuk mengetahui kegiatan atau
kondisi yang menyebabkan timbul kejadian,
 Lanjutkan sehingga dapat dikenali sistem yang melatar belakangi timbulnya kejadian atau
sampai tidak beralasan lagi untuk melanjutkan
c. Analisis penyebab
 Mengidentifikasi akar-akar penyebab:
- Faktor manusia: kelalaian, incompetence, sistem pengelolaan sumber daya
manusia termasuk reward system
- Sistem breakdown atau kegagalan sistem atau ketidakmampuan sistem
- Sistem pengendalian
- Sumber daya (fasilitas dan peralatan) dan manajemen sumber daya
 Merumuskan pernyataan akar masalah
d. Menyusun rencana tindakan
 Menetapkan strategi yang tepat untuk mengatasi penyebab yang diidentifikasi, dan dapat
diterima oleh pihak yang terkait dengan kejadian.
 Rencana tindakan disusun untuk tiap akar penyebab kejadian dan pengukuran untuk
menilai efektifitas tindakan thd akar penyebab
 Dapatkan persetujuan dari kepemimpinan dalam organisasi
e. Mencatat dan melaporkan proses analisis dan temuan
 Catat proses dan alat yang digunakan
 Biaya yang dibutuhkan
 Ringkasan kejadian
 Proses investigasi dan analisis
 Temuan
DAFTAR PUSTAKA

Alam, A.Y., 2016. Journal of epidemiology and preventive medicine. J. Epidemiol. Prev. Med.
02: 1–5.
Farokhzadian, Dehghan Nayeri, B.., 2015. Requirements on Clinical Risk Management Systems
in Hospitals. Medline 7: 294–303.
Miyake, S., 2001. Approach To Risk Management in Medical Practice : Standpoint of a Hospital
* 123: 622–628.
Oktriana, T., 2016. Manajemen Risiko Rumah Sakit Oleh : Tanti Oktriana.
doi:10.13140/RG.2.1.3482.7922
Singh, B., Ghatala, M., 2012. Risk management in hospitals. J. Innov. Manag. … 3: 16–20.

Anda mungkin juga menyukai