Makalah Pancasila Sebagai Etika Politik
Makalah Pancasila Sebagai Etika Politik
PENDAHULUAN
subjek sebagai pelaku etika yaitu manusia. Oleh karena itu etika politik
manusia.
Di era politik saat ini, banyak sekali pembaharuan-pembaharuan isi
pegawai pemerintahan cenderung acuh atau bahkan tak mau tahu. Hingga
baru ini, salah satunya adalah korupsi yang seakan menjadi rahasia umum, dan
Pancasila yang sejak dahulu telah merupakan suatu cita-cita moral yang luhur
sebenarnya berasal dari bangsa Indonesia sendiri atau dengan lain perkataan
1997).
Jadi sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah merupakan suatu
merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma baik
meliputi norma moral maupun norma hukum, yang pada giliran nya harus
kepustakaan digital, yaitu penulis mengkaji dan menyusun materi dari buku-
pembahasan makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Sifat dari suatu
Sesuatu yang memiliki nilai artinya ada sifat atau kualitas yang
melekat pada suatu objek. Misalnya, bunga itu indah. Indah adalah
sifat atau kualitas yang melekat pada bunga. Dengan demikian maka
kenyataan lain.
Menilai berarti menimbang , sesuatu kegiatan manusia untuk
tidak benar, baik atau tidak baik, indah atau tidak indah. Keputusan
unsur yang ada pada manusia sebagai subjek penilai yaitu unsur
bernilai apabila sesuatu itu berharga, berguna, benar, indah, baik, dan
kurang lebih mutlak. Nilai dasar berasal dari nilai kultural atau
budaya yang berasal dari bangsa indonesia itu sendiri yaitu yang
1. Nilai ideal;
2. Nilai material;
3. Nilai spiritual;
4. Nilai pragmatis;
5. Nilai positif.
6. Nilai logis;
7. Nilai etis;
8. Nilai estetis;
9. Nilai sosial;
10. Nilai religius atau keagamaan.
Nilai lain yang terdapat dalam Pancasila dan UUD 1945 adalah
Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab:
a. Tidak saling membedakan warna kulit.
b. Saling menghormati dengan bangsa lain.
c. Saling bekerja sama dengan bangsa lain.
d. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
3. Persatuan Indonesia:
a. Menempatkan persatuan kepentingan bangsa dan negara diatas
permusyawaratan/perwakilan:
a. Mengakui bahwa manusia Indonesia memiliki kedudukan dan
nilai. Tanpa adanya norma, nilai tidak dapat praktis artinya tidak dapat
sumber bagi norma. Tidak ada nilai maka tidak mungkin terwujud
kebersihan.
yaitu :
1. Norma agama
Norma ini disebut juga dengan norma religi atau norma
melanggar perintah yang ada pada norma ini yaitu berupa dosa.
2. Norma moral
kita menilai seseorang. Asal dari norma ini adalah manusia sendiri
yang bersifat otonom dan tidak ditujukan kepada sikap lahir tetapi
3. Norma kesopanan
4. Norma hukum
hukuman.
2.1.3 Moral
Moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan atau
dilakukan dengan sadar dipandang dari sudut baik dan buruknya dalam
mempunyai pengertian:
1. Dasar negara Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari
ragam sifatnya.
3. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia karena Pancasila
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun batin. Dalam
kehidupan manusia nilai dijadikan dasar, landasan atau motivasi yang dalam
demikian tidak bersifat konkret yaitu tidak dapat ditangkap dengan indra
menjabarkannya dalam tingkah laku secara kongkrit. Maka wujud yang lebih
kongkrit dari nilai tersebut adalah merupakan suatu norma. Terdapat berbagai
macam norma, dan dari berbagai norma tersebut norma hukumlah yang paling
kadang kali kedua hal tersebut disamakan begitu saja. Namun sebenarnya
kedua hal tersebut memiliki perbedaan. Moral yaitu merupakan suatu ajaran
maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar
menjadi manusia yang baik. Adapun di pihak lain etika adalah suatu cabang
filsafat yaitu suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
1996). Atau juga sebagaimana dikemukakan oleh De Vos tahun 1987, bahwa
halnya dengan etika. Tidak semua orang perlu melakukan pemikiran yang
begitu saja pola-pola moralitas yang ada dalam suatu masyarakat tanpa perlu
pihak yang memberikan ajaran moral. Hal inilah yang menjadi kekurangan
dari etika jika dibandingkan dengan ajaran moral. Sekalipun demikian, dalam
etika seseorang dapat mengerti mengapa, dan atas dasar apa manusia harus
hidup menurut norma-norma tertentu. Hal yang tartil inilah yang merupakan
etika memberikan pengertian pada kita tentang struktur dan teknologi mobil
itu sendiri. Demikianlah hubungan yang sistematis antara nilai, norma dan
moral yang pada gilirannya ketiga aspek tersebut terwujud dalam suatu
membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral
tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab
kehidupan masih perlu bahkan amat penting untuk ditetapkan. Hal ini
bertujuan untuk:
1. Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam
bernegara;
3. Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika
manusia dan anak bangsa. Selain itu juga menghidupkan kembali budaya
malu yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan dengan
moral agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Untuk itu juga perlu
lapisan masyarakat.
Etika ini dimaksudkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan
sebagai satu kesatuan yang utuh, harmonis, damai, sejahtera dan maju.
2. Etika Pemerintahan dan Politik
Etika ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih,
untuk menerima pendapat yang lebih benar serta menjunjung tinggi hak
mundur apabila dirinya telah melanggar kaidah dan sistem nilai ataupun
hukum sejalan dengan dan menuju pada pemenuhan rasa keadilan yang
yang sama dan tidak diskriminatif terhadap setiap warga negara dihadapan
kekuasaan.
5. Etika Keilmuan dan Disiplin Kehidupan
Etika keilmuan diwujudkan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
ilmu pengetahuan dan teknologi akar mampu berfikir rasional, kritis, logis
dan objektif. Etika ini ditampiulkan secara pribadi maupun kolektif dalam
berfikir dan berbuat, serta menepati janji dan komitmen diri untuk
menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dari sistem itu dan diikuti dengan
making” mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu
itu, diperlukan suatu kekuasaan dan kewenangan yang akan dipakai baik untuk
timbul dalam proses ini. Cara-cara yang dipakai dapat bersifat persuasi, dan
perseorangan.
Berdasarkan pengertian-pengertian pokok tentang politik maka secara
tinggi negara, kalangan aktifis politik serta para pejabat serta birokrat dalam
politik dipahami seperti itu maka terdapat suatu kemungkinan akan terjadi
rakyat baik sebagai individu maupun sebagai suatu lembaga yang terdapat
dalam masyarakat. Oleh karena itu, dalam hubungan dengan etika politik,
pengertian politik tersebut harus dipahami dalam pengertian yang lebih luas
sekedar sarana bagi masyarakat. Segala hak dan kewajiban baik moral
maupun hukum, dalam hubungan masyarakat, bangsa dan negara
masyarakat.
Dasar filosofis sebagai mana terkandung dalam Pancasila yang
tindakan – tindakannya.
Dimensi politis manusia ini memiliki dua segi fundamental, yaitu
manusia.
2.6 Pancasila Sebagai Etika Politik
Setiap orang pasti mempunyai moral, tetapi belum tentu setiap orang
berpikiran kritis tentang moralnya. Pemikiran yang kritis tentang moral inilah
Dengan berpikir kritis terhadap moral yang diyakininya, ia tidak akan gamang
dan falsafah bangsa Indonesia harus dikaji secara kritis, sehingga kita
menerima Pancasila bukan sesuatu yang diwariskan dari pada orangtua atau
pendahulu kita. Dengan mengkaji secara objektif dan ilmiah, kita tidak mudah
goyah oleh masuknya ideologi lain yang sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia.
Jadi, Pancasila sebagai etika mengajak kita untuk berfikir kritis, otokritik,
kaji banding sehingga Pancasila yang kita terima sebagai dasar negara dan
tuntutan dasar etika politik modern (yang belum ada dalam Pancasila adalah
(Anonim, 2010).
2. Hak Asasi Manusia
Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti kemanusiaan yang adil
manusia. Karena itu, hak-hak asasi manusia adalah baik mutlak maupun
minoritas-minoritas etnik).
3. Solidaritas Bangsa
Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi diri sendiri,
Demokrasi hanya dapat berjalan baik karena didasari oleh dua dasar
berikut.
sewenang-wenang).
5. Keadilan Sosial
Keadilan merupakan norma moral paling dasar dalam kehidupan
struktur itu hanya dapat dibongkar dengan tekanan dari bawah dan tidak
PENUTUP
3.1 Simpulan
Etika politik merupakan filsafat teoritis yang membahas tentang
makna hakiki segala sesuatu antara lain: manusia, alam, benda fisik,
harus bersikap dan bertindak antar satu dengan lain yang disertai hak dan
baik sebagai warga dunia, sebagai warga negara, maupun sebagai anggota
masyarakat.
Adapun hubungan Pancasila dengan etika politik adalah Pancasila
merupakan dasar atau ideologi negara dan kemudian menjadi “way of live
“sopan santun” politik. Dengan demikian agar etika politik dapat diterima
Indonesia.
Dapat disimpulkan bahwa pemerintahan pada dasarnya merupakan
kasus-kasus yang terjadi di negeri ini, bukan malah melindungi dan saling
etika bangsa.
Implikasinya dalam menerapkan kekuasaan tidak berdasarkan