Anda di halaman 1dari 8

Manajemen Kualitas

“Biaya Kegagalan Internal dan Biaya Kegagalan Ekstenal”

Disusun oleh kelompok 5 :


1. Sofiani Rasyid J3K118013
2. Fahrurrahman Rasyid J3K118014
3. Kirana Viki Ramadita J3K118043
4. Anggi Yulistia J3K118075

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019

Jl. Kumbang No. 14, Cilibende Kota Bogor, Jawa Barat, Indonesia 16128
https://diploma.ipb.ac.id
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Biaya kualitas merupakan biaya – biaya yang timbul dalam penanganan
masalah kualitas, baik dalam rangka meningkatkan kualitas maupun biaya
yang timbul akibat kualitas yang buruk. Biaya kualitas berhubungan dengan
dua sub kategori dari kegiatan yang berhubungan dengan kualiatas yaitu,
aktivitas pengendalian dan aktivitas karena kegagalan.
Aktvitas pengendalian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mencegah dan mendeteksi kualitas yang buruk. Kegiatan
pengendalian terdiri dari kegiatan pencegahan dan kegiatan penilaian.
Sedangkan aktivitas karena kegagalan merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan atau konsumen untuk merespon kualitas yang buruk.
Kegiatan karena kegagalan terdiri dari kegiatan karena kegagalan internal
dankegagalan eksternal. Menurut Gasverz (2006:10), biaya kualitas dapat
diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu: “Preventioncost (biaya
pencegahan), Appraisal cost(biaya penilaian), Internal failure cost (biaya
kegagalan internal), External failure cost (biaya kegagalan internal)”.
Pada makalah ini kami akan membahas mengenai dua dari empat
kelompok klasifikasi biaya kualitas yaitu, biaya kegagalan internal dan biaya
kegagalan ekstral.
1.2.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan
eksternal.
2. Untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan adanya biaya kegagalan
internal dan biaya kegagalan eksternal.
3. Untuk mengetahui suatu produk / perusahaan yang biaya kegagalan
internaldan biaya kegagalan eksternal.
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1.Pengertian biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal

Biaya kegagalan internal adalah biaya yang dikeluarkan karena terjadinya


ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan namun
sudah dapat dideteksi sebelum produk dikirim ke pelanggan. Biaya kegagalan
internal masih dapat dicegah dan diatasi dengan cepat sehingga tidak begitu
merugikan perusahaan.

Sedangkan biaya kegagalan eskternal adalah biaya yang dikeluarkan


karena terjadinya ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan, namun baru dapat dideteksi setelah produk berada di tangan
pelanggan. Biaya kegagalan eskternal merupakan biaya yang paling merugikan,
karena dapat menyebabkan reputasi perusahaan buruk, kehilangan pelanggan, dan
pangsa pasar. Tetapi biaya ini dapat hilang jika perusahaan tidak menghasilkan
produk cacat atau rusak.

2.2.Keunggulan dan kekurangan adanya biaya kegagalan internal dan biaya


kegagalan eksternal

Biaya kegagalan internal maupun eksternal terjadi karena adanya cacat


produk, sehingga bukan suatu hal yang memiliki keunggulan untuk perusahaan.
Tetapi hal ini bisa dikaitan dengan empat kelompok yang ada yaitu,
Preventioncost (biaya pencegahan), Appraisal cost(biaya penilaian), Internal
failure cost (biaya kegagalan internal), External failure cost (biaya kegagalan
internal). Hubungan antara keempat jenis biaya kualitas tersebut cukup rumit,
namun kaitan dan arah perubahannya dapat dijelaskan. Misalnya biaya kegagalan
eksternal berkurang jika terjadi peningkatan penilaian dan pencegahan. Biaya
kegagalan internal akan berkurang dengan meningkatnya kegitan pencegahan.
Akan tetapi biaya kegagalan internal ini akan bertambah dengan meningkatnya
penilaian karena cacat produk yang ditemukan.
Sudah pasti dengan adanya biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan
eksternal memiliki kekurangan dan bahkan kerugian untuk perusahaan itu sendiri.
Seperti biaya yang lebih banyak harus dikeluarkan, waktu yang lebih banyak
dihabiskan, dan lain hal sebagainya. Ada beberapa biaya yang termasuk di dalam
biaya kegagalan internal diantaranya :

 Scrap : Kerugian bersih pada tenaga kerja dan bahan yang


diakibatkan barang yang cacat secara ekonomi dan tidak dapat diperbaiki.
 Rework : Biaya untuk memperbaiki produk cacat agar produk dapat
digunakan.
 Retest : Biaya dari pemeriksaan dan pengujian kembali atas
produk yang sudah dikerjakan ulang.
 Downtime : Biaya yang dikeluarkan karena fasilitas, peralatan, dan
tenaga kerja yang tidak aktif disebabkan karena barang – barang yang
cacat.

Ada beberapa biaya yang termasuk di dalam biaya kegagalan eksternal


diantaranya:

 Complaint adjustment : Biaya untuk menyelidiki dan menanggapi keluhan


– keluhan karena produk yang cacat, intalasi yang keliru, atau petunjuk
yang tidak sesuai dengan yang diberikan.
 Returned material : Biaya yang berhubungan dengan penerimaan dan
penggatian produk cacat yang dikembalikan dari pelanggan.
 Warranty charges : Biaya dari jasa dan perbakan dibawah jaminan
garansi.
 Allowances : Pendapatan yang hilang karena menurunkan
standar produk untuk dijual seperti barang bekas dan untuk pmberian
hadiah yang dibuat untuk pelanggan yang menerima produk dibawah
standar itu seperti adanya.
2.3. Studi kasus produk/perusahaan yang mengalami biaya kegagalan
internal dan biaya kegagalan eksternal
2.3.1Studi Kasus Biaya Kegagalan Internal Perusahan Keramik yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia

Yang termasuk biaya kegagalan internal antara lain biaya bahan sisa,
pengerjaan kembali, downtime (berhubungan dengan kerusakan), inspeksi
kembali, pengujian kembali, dan perubahan rancangan. Elemen laporan keuangan
PT Arwana Citra Mulia Tbk, PT Keramik Indonesia Asosiasi Tbk, PT Mulia
Industrindo Tbk, PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk, PT Surya Toto Indonesia
Tbk, dan PT Asahimas Flat Glass Tbk yang menjadi biaya kegagalan internal
adalah barang pecah.
Data barang pecah pada PT Arwana Citra Mulia Tbk, PT Keramik Indonesia
Asosiasi Tbk, PT Mulia Industrindo Tbk, PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk,
PT Surya Toto Indonesia Tbk, dan PT Asahimas Flat Glass Tbk mulai tahun 2012
sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat dalam tabel.

Dalam tabel dapat dilihat bahwa biaya barang pecah dari keseluruhan
perusahaan keramik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami
fluktuasi.

2.3.2 Studi Kasus Biaya Kegagalan Eksternal Perusahan Keramik yang


terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Biaya kegagalan eksternal yang terdapat pada elemen biaya PT Arwana


Citra Mulia, PT Keramik Indonesia Asosiasi Tbk, PT Mulia Industrindo Tbk, PT
Intikeramik Alamasri Industri Tbk, PT Surya Toto Indonesia Tbk, dan PT
Asahimas Flat Glass Tbk adalah biaya garansi dan suku cadang.

Data biaya garansi dan suku cadang pada PT Arwana Citra Mulia Tbk, PT
Keramik Indonesia Asosiasi Tbk, PT Mulia Industrindo Tbk, PT Intikeramik
Alamasri Industri Tbk, PT Surya Toto Indonesia Tbk, dan PT Asahimas Flat
Glass Tbk mulai tahun 2012 sampai tahun 2016 dapat dilihat pada tabel.

Dapat dilihat bahwa biaya kegagalan eksternal yaitu biaya garansi dan
biaya barang pecah dari perusahaan
keramik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami fluktuasi.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1726/5/118330176_file5.pdf

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-biaya-mutu-atau-biaya-
kualitas-cost-of-quality/14067

http://e-journal.uajy.ac.id/1562/3/2EA16250.pdf

Anda mungkin juga menyukai