Anda di halaman 1dari 43

BIAYA KUALITAS & PRODUKTIVITAS

 Kualitas adalah derajat atau tingkat kesempurnaan


 Secara operasional, produk atau jasa yang berkualitas adalah
produk atau jasa yang memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan, yang dapat dilihat dalam 8 dimensi berikut :
1. Kinerja ( performance )
2. Estetika ( aesthetics )
3. Kemudahan perawatan & perbaikan ( serviceability )
4. Fitur ( feature )
5. Keandalan ( reliability )
6. Tahan lama ( durability )
7. Kualitas kesesuaian ( quality of conformance )
8. Kecocokan penggunaan ( fitness for use )
Kinerja ( performance)
Mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah
produk.
Estetika ( aesthetics )
Berhubungan dengan penampilan wujud produk ( misalnya gaya dan
keindahan )
Kemudahan perawatan & perbaikan ( serviceability )
Berkaitan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki suatu
produk.
Fitur ( feature )
Adalah karekteristik produk yang berbeda dari produk-produk sejenis
yang fungsina sama
Keandalan ( reliability )
Adalah probabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi seperti yang
dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu
Tahan lama ( durability )
Adalah jangka waktu produk dapat berfungsi
Kualitas kesesuaian ( quality of conformance )
Ukuran apakah sebuah produk telah memenuhi spesifikasinya atau
tidak
Kecocokan penggunaan ( fitness for use )
Adalah kecocokan dari sebuah produk menjalankan fungsi-fungsi
sebagaimana yang diiklankan
 Perbaikan mutu berarti perbaikan pada salah satu
atau lebih dari delapan dimensi, sementara tetap
mempertahankan kinerja dimensi lain
 Menghasilkan produk dengan mutu yang lebih
baik dari pesaing berarti mengungguli produk
pesaing dalam satu atau lebih lebih dimensi
sementara tetap setara dengan kinerja dmensi
lainnya
 Tingkat kesesuaian adalah dimensi yag paling
mendapat perhatian, karena orang percaya
bahwa mutu adalah kesesuaian
 Secara implisit, produk yang mampu memenuhi
tingkat kesesuaiannya adalah produk yang andal,
tahan lama, bermanfaat dan berkinerja baik.
 Kesesuaian adalah dasar untuk medefinisikan apa
yang disebut produk yang tidak sesuai atau
produk cacat
 Produk cacat adalah produk yang tidak sesuai
dengan spesifikasinya
 Cacat nol (zero defect) berarti semua prodk yang
diproduksi sesuai dengan spesifikasinya
 Pandangan tradisional mengenai kesesuaian
mengasumsikan bahwa terdapat rentang nilai
yang bisa diterima bagi setiap karakteristik
spesifikasi atau kualitas. Batas atas serta batas
bawah ditentukan agar diperoleh penyimpanga
produk yang bisa diterima untuk suatu
karakteristik kualitas yang ditentukan
 Setiap produk yang berada di dalam batas-batas
yang telah ditentukan dianggap sebagai produk
tanpa cacat.
 Contoh sebuah jam dalam 1 bulan putarannya
terlambat atau lebih cepat satu menit dianggap
dapat diterima
 Menurut pandangan kokoh (robust quality view)
mengenai kesesuaian lebih menekankan pada
kecocokan pengguna. Kokoh berarti selalu
memenuhi nilai target. Dalam pandangan ini tidak
dikenal rentang variasi yang bisa diterima. Jam
tanpa cacat menurut pandangan ini adalah jam
yang tidak mengalami keterlambatan atau
kecepatan waktu bahkan satu menitpun dalam
satu bulan
 Biaya kualitas adalah biaya yang timbul karena terdapat produk
yang buruk kualitasnya

 Definisi ini mengimplikasikan bahwa mutu berhubungan dengan


dua subkategori dari kegiatan yang terkait dengan mutu yaitu :
1. Kegiatan pengendalian (control activities) : dilaksanakan untuk
mencegah atau mendeteksi mutu yang jelek – Karena kualitas
yang jelek mungkin terjadi
Jadi kegiatan pengendalian terdiri dari kegiatan pencegahan dan
penilaian
Biaya pengendalian adalah biaya yang dikeluarkan untuk
menjalankan kegiatan pengendalian

2. Kegiatan produk gagal (failure activities): dilaksanakan untuk


merespon mutu yang jelek- Kualitas yang jelek memang telah
terajdi
Apabila respon terhadap mutu yang jelek muncul sebelum produk
cacat ( tidak memiliki kesesuaian, tidak bisa diandalkan, tidak
tahan lama dan seterusnya ) dikirim kepelanggan, maka
kegiatannya diklasifikasikan sebagai produk gagal internal
Jika respon muncul setelah pengiriman, maka kegiatannya
diklasifikasikan sebagai kegiatan produk eksternal
Biaya produk gagal adalah biaya yang dikeluarkan karena terjadi
kegiatan produk gagal
Biaya kualitas adalah biaya yang timbul karena terdapat produk
yang buruk kulitasnya
Ada empat kategori biaya kualitas yaitui :
1. Biaya Pencegahan (prevention costs)
Biaya ini terjadi untuk mencegah timbulnya kualitas yang buruk pada
produk. Sejalan dengan penngkatan biaya pencegahan diharapkan
biaya kegagalannya turun. Contohnya : biaya rekayasa kualitas,
program pelatihan kualitas, perencanaan kualitas, pelaporan kualitas,
pemilihan dan evaluasi pemasok, audit lualitas, siklus kualitas, uji
lapangan dan peinjauan desain.
2. Biaya penilaian (appraisal costs )
Biaya ini terjadi untuk menentukan apakah produk atau jasa yang
dihasilkan telah sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan.
Contohnya biaya pemeriksanaan dan pengujian bahan baku,
penerimaan produk, penerimaan proses, peralatan pengukur, dan
pengesahan dari pihak luar.
Penerimaan produk meliputi pengambilan sampel dari arang jadi untuk
menentukan apakah produk telah memenuhi standar kualitasnya.
Penerimaan proses meliputi penarikan sampel barang dalam proses
untuk mengetahui apakah prosesnya berada dalam kendali dan
memproduksi barang tanpa cacat.
3. Biaya kegagalan internal (internal failure costs )
Biaya yang terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan tidak
sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan, yangmana
ketidak sesuaian ini dideteksi sebelum produk dikirm ke pihak
luar. Contohnya pemborosan, pengerjaan ulang, penghentian
mesin, pemeriksaan ulang, pengujian ulang, dan perubahan
desain. Biaya-biaya diatas tidak akan terjadi jika tidak terdapat
produk cacat

4. Biaya kegagalan eksternal (external failure costs)


Biaya yang terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal
memenuhi persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan
pelanggan setelah produk disampaikan kepada pelanggan.
Contohnya biaya kehilangan penjualan karena kinerja produk
yang buruk, potongan penjualan karena kualitas yang buruk,
biaya garansi, perbaikan, tanggungjawab hukum yang timbul,
ketidak puasan pelanggan, hilangnya pangsa pasar, dan biaya
untuk mengatasi keluhan pelanggan.
Biaya kegagalan internal hilang jika tidak ada produk cacat
Biaya kulitas dapat diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati dan
tersembunyi

Biaya kualitas yang dapat diamati adalah biaya yang tersedia atau dapat
diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan

Biaya kualitas tersembunyi adalah biaya kesempatan atau oportunitas


yang terjadi karena kualitas yang buruk dan biasanya tidak disajikan
dalam catatan akuntansi dan berada dalam kategori kegagalan eksternal

 Ada 3 metode untuk mengestimasi biaya kualitas tersembunyi:


1. Metode pengali ( multiplier method )
2. Metode penelitian pasar ( market research method )
3. kerugian kualitas Taguchi ( Taguchi quality loss
fungtion )
Metode Pengali
Metode ini mengasumsikan bahwa total biaya kegagalan adalah hasil
perkalian dari biaya-biaya kegagalan yang terukur.

 Total biaya kegagalan eksternal = k x biaya kegagalan


eksternal terukur

K = efek pengali diperoleh berdasarkan pengalaman

Dengan memasukan biaya mutu yang tersebunyi dalam perhitungan jumlah biaya
produk gagal eksternal, maka manajemen dapat secara lebih akurat menetapkan
tingkat pengeluaran sumber daya untuk kegiatan pencegahan dan penilaian
Atau dengan kata lain : dengan meningkatnya biaya produk gagal, maka manajemen
diharapkan akan meningkatkan investasi dalam biaya pengendalian
Contoh : Wstinghouse electrik melaporkan k antara 3 dan 4.
Dengan demikian jika biaya kegagalan eksternal yang
terukur adalah $ 2 juta, maka biaya kegagalan eksternal
adalah antara $ 6 juta sampai $ 8 juta
Metode Penelitian Pasar
Metode ini digunakan untuk menilai dampak kualitas yang buruk
terhadap penjualan dan pangsa pasar.

 Survei pelanggan dan wawancara dengan


anggota tim penjualan perusahaan dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik
terhadap biaya tersembunyi .
 Hasil penelitian pasar dapat digunakan untuk
memproyeksikan hilangnya laba dimasa depan
akibat kualitas yang buruk
Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi
Metode ini mengasumsikan bahwa biaya kualitas tersembunyi hanya
terjadi atas unit-unit yang menyimpang dari batas spesifikasi atas dan
bawah. Dan setiap penyimpangan tersebut dapat menimbulkan biaya
kualitas tersembunyi dan akan meningkat secara kuadrat pada saatniai
akual menyimpang dari target

L(y) = k ( y-T )²
k = konstanta proporsionalitasyang besarnya tergantung
pada struktur biaya kegagalan eksternal perusahaan
Untuk menggunakan fungsi Taguchi, nilai k harus diestimasi atau dapat juga
dicari dengan membagi estimasi biaya pada satu spesifikasi tertentu dengan
kuadrat deviasi dari batas nilai target, atau dengan rumus k = c/d²
c = kerugian pada batas pesifikasi atas atau bawah
d = jarak batas dari nilai target
y = nilai aktual dari karakteristik kualitas
T = nilai target dari karakteristik kualitas
L = kerugian kualitas

Contoh : Perhitungan rugi mutu untuk 4 unit


Unit Diameter aktual (y) y-T ( y – T )² k ( y – T )²

1 9,9 - 0,10 0,010 $ 4,00

2 10,1 0,10 0,010 4,00

3 10,2 0,20 0,040 16,00

4 9,8 -0,20 0,040 16,00

Total 0,100 $ 40,00

Rata-rata 0,025 $ 10,00

 Bila diketahui diameter T = 10 inci, k = $ 400,- dan total unit yang dihasilkan
2.000 unit
maka kerugian yang diperkirakan untuk 2.000 unit adalah
$ 20.000 ( $ 10 x 2.000 )
Contoh Laporan Biaya kualitas
JENSEN PRODUCTS
LAPORAN BIAYA KUALITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 MARET 2006

Biaya pencegahan
Pelatihan kualtas $ 35.000
Rekayasa keandalan 80.000 $ 115.000 4,11 %
Biaya Penilaian
Pemeriksaan bahan baku $ 20.000
Penerimaan produk 10.000
Penerimaan proses 38.000 $ 68.000 2,43 %
Biaya kegagalan internal
Sisa bahan $ 50.000
Pengerjaan ulang 35.000 $ 85.000 3,04 %
Biaya kegagalan eksternal
Keluhan pelanggan $ 25.000
Garansi 25.000
Perbaikan 15.000 $ 65.000 2,32 %
Total biya kualitas $ 333.000 11,90 %

Catatan : Penjualan diasumsikan $ 2.800.000,-


Ada 2 pandangan mengenai biaya kualitas optimal

1. Pandangan tradisional ( pencapaian tingkat kualitas yang


dapat diterima)
Pandangan ini mengasumsikan terdapat perbandingan terbalik antara biaya
pengendalian dan biaya kegagalan. Apabila biaya pengendalian meningkat
maka biaya kegagalan seharusnya turun
Selama penurunan biaya kegagalan lebih besar dari pada kenaikan biaya
pengendalian, maka perusahaan harus terus meningkatkan usahanya untuk
mencegah atau mendeteksi unti-unit yang tidak sesuai.
Pada akhirnya akan dicapai suatu titik dimana setiap tambahan kenaikan
biaya dalam usaha tersebut menimbulkan biaya yang lebih besar dari
pengurangan produk gagal . ( Tingkat mutu yang dapat diterima ( acceptable
quality level = AQL )

2. Pandangan kontemporer ( pengendalian kualitas total )


Pandangan ini menyatakan bahwa biaya produk gagal timbul hanya apabila
produk tidak sesuai dengan spesifikasi dan timbul trade off optimal antara biaya
produk gagal dan biaya pengendalian. Perusahaan yang menghasilkan sedikit
produk cacat akan menjadi relatif lebih kompetitif dibandingkan perusahaan yang
menggunakan pandangan tradisional.
Grafik biaya tingkat kualitas yang dapat
diterima ( Acceptable Quality Level = AQL )

Biaya kegagalan
Biaya

Biaya pengendalian

0 100%
Optional (AQL)
Prosentase produk cacat
 Sudut pandang AQL didasarkan pada definisi produk cacat tradidisonal.
Dalam pengertian klasik, sebuah produk dikatakan cacat bila kualitasnya
berada diluar batas toleransi suatu karakteristik kualitas. Menurut
pandangan ini biaya kegagalan timbul hanya jika produk tidak sesuai
dengan spesifikasi dan terdapat perbandingan terbalik optimal antara
biaya kegagalan dengan biaya pengendalian. Pendangan AQL
mengizinkan dan bahkan mendukung diproduksinya sejumlah tertentu
barang cacat. ( tahun 1970 )
 Menurut Zero defects ( cacat nol ) menyatakan bahwa dengan
mengurangi unit cacat hingga nol maka akan diperoleh keunggulan
biaya. Perusahaan yang menghasilkan semakin sedikit produk cacat
akan lebih kompetitif relatif terhadap perusahaan yang menggunakan
model AQL ( 1970 – 1980 )
 Menurut pandangan kokoh, menyatakan kerugian terjadi karena
diproduksinya produk yang menyimpang dari nilai target, semakin jauh
penyimpangannya semakin besar nilai kerugiannya. Pandangan ini
merupakan penyempurnaan dari model cacat nol.
Grafik Biaya kualitas kontemporer
Total Biaya
Biaya
Kualitas

Biaya
Kegagalan

Biaya
Pengendalian

0 AQL 100
Prosentase produk cacat %
 Biaya pengendalian tidak meningkat tanpa batas ketika mendekati
kondisi tanpa cacat
 Biaya pengendalian dapat naik kemudian turun ketika mendekati
kondisi tanpa cacat
 Biaya kegagalan dapat ditekan menjadi nol

Contoh : Misalkan sebuah perusahaan memutuskan untuk memperbaiki


kualitas input bahan bakuny melalui penerapan program seleksi pemasok.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan menggunakan pemasok
yang bersedia memenuhi standar kualitas tertentu. Ketika perusahaan
mulai menjalankan program tersebut, biaya tambahan yang mungkin
terjadi ( misalnya peninjauan data pemasok, komunikasi dengan pemasok,
negosiasi kontrak dll ) . Sejak awal pelaksanaan program biaya
pencegahan dan penilaiannya tetap dianggarkan dalam jumlah yang tetap
sama dengan sebelumnya. Akan tetapi ketika program telah dijalankan
secara penuh dan bukti telah menunjukkan bahwa biaya kegagalan tuturn
( misalnya karena berkurangnya biaya pengerjaan ulang, berkurangnya
keluhan pelanggan dan berkurangnya biaya perbaikan dll ) maka
perusahaan dapat memutuskan untuk mengurangi kegiatan pemeriksaan
bahan baku, mengurangi tingkat kegiatan penerimaan barang dan
seterusnya. Efeknya adalah pengurangan pada seluruh kategori biaya
kualitas dan kualitas telah menigkat
PRODUKTIVITAS

 Adalah berkaitan dengan


memproduksi output secara efisien
dan secara spesifik mengacu pada
hubungan antara output dan input
yang digunakan untuk memproduksi
output
Efisiensi produktif total
Adalah suatu titik dimana dua kondisi terpenuhi :

 pada setiap bauran input untuk memproduksi output


tertentu, tidak satupun input yang digunakan lebih dari
yang diperlukan untuk menghasilkan output

 Atas bauran yang memenuhi kondisi pertama dipilih bauran


yang paling rendah

Kondisi pertama digerakan oleh hubungan teknis karena, itu


disebut efisiensi teknis ( input konstan, produktiitas
meningkat)
Kondisi kedua digerakan oleh hubungan relatif dari harga
input, karena itu disebut efisiensi trade off input (
mempertukarkan input yang mahal dengan yang lebih
murah )

Ukuran produktivitas total biasanya merupakan kombinasi dari


perubahan efisiensi teknis dan efisiensi trade off input
Program peningkatan produktivitas berupaya untuk mencaai total
efisiensi produktif
Peningkatan produktivitas teknis dapat dicapai melalui penggunaan
lebih sedikit input untuk menghasilkan output yang sama atau
memproduksi output lebih banyak dengan jumlah input yang sama
atau memproduksi output lebih banyak dengan inout relatif kecil

Contoh : Tahun 2005 Bermingham Stell memproduksi 167.000 ton baja


dengana menggunakan 184 tenaga kerja – rata-rata 912 ton per
tenaga kerja. Pada tahun 2006 produksi meningkat menjadi 276.000
ton dengan 207 tenaga kerja – rata-rata 1.335 ton per tanaga kerja.
Menurut standar produktivitas tahun 2005, untuk mampu
memproduksi 276.000 ton baja maka harus tersedia kira-kira 303
tenaga kerja. Dengan demikian , output meningkat dan lebih sedikit
tenaga kerja yang diperlukan
EFISIENSI TEKNIS
Program peningkatan produktivitas berupaya untuk mencapai efisiensi
produktif total
Ada 3 cara untuk mencapai peningkatan efisiensi teknis
Misal : Outputnya adalah ton baja
Inputnya adalah tenaga kerja (jumlah pekerja) serta modal ($)

Produktivitas saat ini


input output
Output sama input lebih sedikit
INPUT OUTPUT

Output lebih banyak input sama


INPUT OUTPUT
Efisiensi trade off input
Kombination I :
Biaya input total = $20,000,000
INPUTS OUTPUT

Kombination II :
Biaya input total = $25,000,000
INPUTS OUTPUT
Pengukuran produktivitas (productivity
measurement )
Adalah penilaian kuantitatif atas perubahan produktivitas.
Tujuannya untuk menilai apakah efisiensi produktif telah
meningkat atau menurun
 Pengukuran produktivitas parsial
Adalah produktivitas dari satu input tunggal yang diukur
dengan menghitung ratio output terhadap input
Ratio produktivitas = Output : input
Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik maka diperoleh
ukuran produktivitas operasional dan jika output dan input
dinyatakan dalam dolar, maka diperoleh ukuran produktivitas
keuangan

 Pengukuran produktivitas total


Pemfokusan perhatian pada beberapa input yang secara total
menunjukkan keberhasilan perusahaan
Ada dua pendekatan pengukuran produktivitas total
1. Pengukuran profil
2. Pengukuran produktivitas terkait dengan laba
Contoh Pengukuran produktivitas parsial:
Tahun 2005 Kankul Company memproduksi 120.000 mesin untuk AC yang
menggunakan 40.000 jam tenaga kerja. Ratio produktivitas tenaga kerja
adalah 3 ( 120.000/40.000 ) Ini adalah ukuran operasional karena unit-
unit dinyatakan dalam bentuk fisik.

Jika harga jual untuk setiap mesin adalah $ 50,- dan biaya tenaga kerja
adalah $ 12 per jam, maka output dan input dapat dinyatakan dalam
dolar. Ratio produktivitas tenaga kerja dinyatakan dalam bentuk keuangan
sebesar $ 12,50 ( $ 6.000.000/$ 480.000 )
Contoh Pengukuran produktivitas profil tanpa
trade off
2005 2006
Jumlah mesin yang diproduksi 120.000 150.000
Jam tenaga kerja yang digunakan 40.000 37.500
Bahan yang digunakan ( pon = 0,5 kg ) 1.200.000 1.428.571

Rasio produktivitas parsial


Profil 2005 (*) Profil 2006 (**)

Ratio produktivitas tenaga kerja 3 4


Ratio produktivitas bahan baku 0,1 0,105

(*) Tenaga kerja : 120.000/40.000 ; bhan baku : 120.000/1.200.000


(**) Tenaga kerja : 150.000/37.500 ; bahan baku : 150.000/1.428.571
 Dari data diatas terlihat bahwa dengan membandingkan ke dua
tahun tersebut dapat diketahui bahwa produktivitas meningkat baik
untuk tenaga kerja ( dari 3 menjadi 4 ) maupun untuk bahan ( dari
0,100 menjadi 0,105 )
 Perbandingan profil ini menyediakan cukup informasi sehingga
manajer dapat menyimpulkan bahwa proses pengerjaan baru secara
nyata telah meningkatkan produktivitas secara keseluruhan
Contoh Pengukuran produktivitas profil dengan
trade off
2005 2006
Jumlah mesin yang diproduksi 120.000 150.000
Jam tenaga kerja yang digunakan 40.000 37.500
Bahan yang digunakan ( pon = 0,5 kg ) 1.200.000 1.700.000

Rasio produktivitas parsial


Profil 2005 (*) Profil 2006 (**)

Ratio produktivitas tenaga kerja 3 4


Ratio produktivitas bahan baku 0,1 0,088

(*) Tenaga kerja : 120.000/40.000 ; bhan baku : 120.000/1.200.000


(**) Tenaga kerja : 150.000/37.500 ; bahan baku : 150.000/1.700.000
 Perbandingan profil produktivitas sekarang memberikan
isyarat yang berbeda. Produktivitas tenaga kerja meningkat
dari 3 menjadi 4, tetapi produktivitas bahan turun dari 0,100
menjadi 0,088
 Proses ini telah menciptakan suatu trade off pada
produktivitas kedua ukuran
Pengukuran produktivitas terkait
dengan laba

 Untuk periode berjalan, hitunglah biaya input yang digunakan


dalam keadaan tanpa perubahan produktivitas dan
bandingkan biaya tersebut dengan biaya input aktual yang
digunakan. Selisihnya adalah jumlah perubahan laba yang
disebabkan oleh perubahan produktivitas
Contoh Pengukuran produktivitas terkait
dengan laba
2005 2006
Jumlah mesin yang diproduksi 120.000 150.000
Jam tenaga kerja yang digunakan 40.000 37.500
Bahan yang digunakan ( pon = 0,5 kg ) 1.200.000 1.700.000
Harga jual per unit ( mesin ) $ 50 $ 48
Upah tenaga kerja per jam $ 11 $ 12
Biaya bahan per pon $ 2 $ 3

PQ = jumlah input tanpa perubahan produktivias


PQ = output periode berjalan / rasio produktivitas periode dasar
AQ = input aktual
P = harga dari input
Ukuran produktivitas terkait dengan
laba

Input PQ PQ x P AQ AQ x P (PQ x P) - (AQ x P)


T kerja 50.000 $ 600.000 37.500 $ 450.000 $ 150.000
B baku 1.500.000 4.500.000 1.700.000 5.100.000 ( 600.000 )

Total $5.100.000 $5.550.000 $ ( 450.000)

Tenaga kerja : 150.000 / 3 : bahan baku : 150.000 / 0,10


 Artinya pengaruh bersih perubahan dalam
proses produksi tidak menguntungkan, yang
ditunjukkan oleh penurunan laba sebesar $
450.000,- karena perubahan produktivitas

 Atau secara sendiri-sendiri dapat dilihat :


Peningkatan produktivitas tenaga kerja
menghasilkan kenaikan laba sebesar $
150.000,-, sementara penurunan
produktivitas bahan mengakibatkan
penurunan laba sebesar $ 600.000,-
Komponen Pemulihan Harga

Menghitung jumlah perubahan laba dari periode dasar ke


periode berjalan sebagai akibat perubahan produktivitas,
jumlahnya tidak akan sama dengan total perubahan laba
antara dua periode. Selisih antara perubahan laba total
dengan perubahan produktivitas terkait dengan laba disebut
Komponen Pemulihan Harga
Komponen ini adalah perubahan pendapatan dikurangi
perubahan biaya input, dengan asumsi tidak ada perubahan
produktivitas

Untuk menghitung kompenen pemulihan harga, pertama


dihitung perubahan laba masing-masing periode
2006 2005 Selisih
Pendapatan (*) $7.200.000 $6.000.000 $1.200.000
Biaya input (**) 5.550.000 2,840.000 2.710.000
Laba $1.650.000 $3.160.000 $(1.510.000)

(*) $ 48 x 150.000 ; $ 50 x 120.000


(**) ( $12 x 37.000) + ( $ 3 x 1.700.000) ; ( $ 11 x 40.000 ) + ( $ 2 x 1.200.000 )

Pemulihan harga = Perubahan laba – Perubahan produktivitas terkait


dengan laba
= ( $1.510.000) – ( $450.000)
= ( $ 1.060.000 )

Artinya kenaikan pendapatan tidak akan cukup untuk menutupi kenaikan biaya
input, dan penurunan produktivitas hanya akan memperburuk masalah pemulihan
harga. Meskipun demikian kenaikan produktivitas dapat digunakan untuk
mengimbangi kerugian pemulihan harga
Biaya kualitas
Pada awal th 2006 Kare Company memulai sebuah program perbaikan kualitas. Banyak upaya yang
dilakukan untuk mengurangi jumlah unit cacat yang diproduksi. Pada akhir tahun, laporan manajer
produksi mengungkapkan bahwa sisa bahan baku dan pengerjaan ulang mengalami penurunan.
Direktur utama perusahaan tersebut merasa gembira mendengar keberhasilan tersebut, tetapi ia
menginginkan penilaian terhadap dampak keuangan dari perbaikan tersebut. Untuk membuat
penilaian ini, data keuangan tahun berjalan dan tahun sebelumnya dikumpulkan
2005 2006 .
Penjualan $ 10.000.000,- $ 10.000.000,-
Sisa bahan baku 400.000,- 300.000,-
Pengerjaan ulang 600.000,- 400.000,-
Pemeriksaan produk 100.000,- 125.000,-
Garansi produk 800.000,- 600.000.-
Pelatihan kualitas 40.000,- 80.000,-
Pemeriksaan bahan baku 60.000,- 40.000,-
Diminta :
1. Klasifikasikan biaya-biaya sebagai biaya pencegahan, penilaian, kegagalan internal atau
kegagalan eksterna
2. Hitungbiaya kualitas sebagai presentasi dari penjualan untuk masing-masing tahun Berapa
banyak pertambahan laba yang disebabkan oleh peningkatan kualitas? Dengan asumsi bahwa
biaya kualitas dapat ditekan menjadi 2,5 % dari penjualan, berapa banyak tambahan laba
yang dihasilkan melalui perbaikan kualitas ( anggap bahwa pendapatan penjualan tetap sama
)
3. Susun laporan biaya kualitas untuk tahun 2006
Jawab

1. Biaya pencegahan : pelatihan kualitas. Biaya penilaian : pemeriksaan produk &


pemeriksaan bahan baku. Biaya kegagalan internal : Sisa bahan baku & penerjaan
ulang. Biaya kegagalan eksternal : garansi produk.

2. Untuk tahun 2005 – Total biaya kualitas $ 2.000.000 atau 20 % dari penjualan (
2.000.000/10.000.000 ). Untuk tahun 2006 : Total biaya kualitas $ 1.545.000
atau 15,45 % dari penjualan ( 1.545.000/10.000.000 ) Laba meningkat $
455.000,- .
Apabila biaya kualitas turun menjadi 2,5% dari penjualan, maka dimungkinkan
ada tambahan laba sebesar $ 705.000,- ( 455.000 + 250.000 )

3. Laporan Biaya Kualitas Tahun 2006


Biaya kualitas % x penjualan

Biaya pencegahan :
Pelatihan kualitas. $ 80.000,- $ 80.000 0,80
%
Biaya penilaian :
Pemeriksaan produk $ 125.000,-
Pemeriksaan bahan baku. 40.000,- $ 165.000 1,65 %
Biaya kegagalan internal :
Sisa bahan baku $ 300.000,-
Pengerjaan ulang. 400.000,- $ 700.000 7,00 %
Biaya kegagalan eksternal :
Garansi produk $ 600.000,- $ 600.000 6,00 %
Total Biaya Kualitas $1.545.000,- 15,45 %
Produktivitas
Bearing Company melakukan beberapa perubahan pada akhir tahun 2005 yang
diharapkan akan memberi pengaruh baik bagi efisiensi penggunaan input. Saat ini
akhir tahun 2006, direktur utama perusahaan menginginkan suatu penilaian
terhadap produktivitas perusahaan. Data yang dibutuhkan untuk penilaian adalah
sbb :
2005 2006
Output 5.000 6.000
Harga output $ 10,- $ 10,-
Bahan baku ( pon ) 4.000 4.200
Harga bahan baku per unit $ 3,- $ 4,-
Tenaga kerja ( jam ) 2.500 2.400
Tarif tenaga kerja per jam $ 8,- $ 8,-
Listrik ( kwh ) 1.000 1.500
Tarif biaya listrik per kwh $ 2,- $ 3,-
Diminta :
1. Hitunglah ukuran operasional parsial dari masing-masing input utk tahun 2005
dan 2006
2. Susunlah laporan laba rugi utk masing-masing tahun dan hitunglah total
perubahan laba
3. Hitunglah ukuran produktivitas yang terkait denan laba utk tahun 2006. Apa
komentar anda mengenai program produktivitas
4. Hitunglah komponen pemulihan harga dan berikan komentar anda
Jawab
1.Ukuran-ukuran parsial
2005 2006
Bahan baku 5.000/4.000 = 1,25 6.000/4.200 = 1,43
Tenaga kerja 5.000/2.500 = 2,00 6.000/2.400 = 2,50
Listrik 5.000/1.000 = 5,00 6.000/1.500 = 4,00

Efisiensi produktif meningkat untuk bahan baku dan tenaga kerja sedangkanuntuk listrik
turun
Hasilnya berbaur dan tidak ada laporan mengenai peningkatan secara keseluruhan yang
dapat dibuat tanpa penilaian trade off

2. Laporan laba rugi


2005 2006
Penjualan $ 50.000,- $ 60.000,-
Biaya input 34.000,- 40.500,-
Pendapatan $ 16.000,- $ 19.500,-

Total perubahan laba $ 19.500 - $ 16.000 = $ 3.500 ( kenaikan )


Lanjutan jawaban produktivitas
3. Pengukuran yang terkait dengan laba :

INPUT PQ * PQxP AQ AQxP (PQxP)-(AQxP)

Bahan baku 4.800 $ 19.200 4.200 $ 16.800 $ 2.400

Tenaga kerja 3.000 $ 24.000 2.400 $ 19.200 $ 4.800


Listrik 1.200 $ 3.600 1.500 $ 4.500 ($ 900 )

Jumlah $ 46.800 $ 40.500 $ 6.300

* Bahan baku : 6.000/1,25; Tenaga kerja : 6.000/2 ; Listrik : 6.000/5

Nilai peningkatan efisiensi bahan baku dan tenaga kerja melebihi kenaikan penggunaan listrik. Jadi program
produktivitasnya sangat berhasil

4. Pemulihan harga Komponen = Perubahan laba - Perubahan produktivitas


pemulihan harga laba terkait dgn laba
= $ 3.500 - $ 6.300
= ( $ 2.800 )
Hal ini menyatakan bahwa tanpa peningkatan produktivitas laba akan turun sebesar $ 2.800.
Kenaikan $ 10.000 dalam pendapatan tidak akan menutup kenaikan biaya input. Dari jawaban utk pertanyaan 3,
biaya input tanpa peningkatan produktivitas adalah $ 46.800 ( kolom 2). Kenaikan dalam biaya input tanpa
peningkatan produktivitas adalah $ 46.800 - $ 34.000 = $ 12.800
Jumlah ini lebih tinggi $ 2.800 dibandingkan kenaikan peningkatan . Hanya karena peningkatan produktivitaslah
perusahaan memperlihatkan kenaikan profitabilitas
Latihan

ABC Company adalah perusahaan yang memproduksi suatu produk buatan tangan.
Secara umum seluruh biaya manufaktur terdiri dari biaya bahan baku dan tenaga kerja.
Dalam beberapa tahun terakhir, laba perusahaan telah mengalami penurunan karena
dua biaya input utama telah meningkat. Pimpinan perusahaan menyatakan bahwa
harga jual produk tidak dapat dinaikan lagi. Jadi satu-satunya cara untuk meningkatkan
atau paling tidak menstabilkan laba adalah dengan meningkatkan produktivitas secara
keseluruhan. Pada awal tahun 2005 pimpinan perusahaan telah menerapkan sebuah
program produktivitas baru. Data-data dua tahun terakhir adalah sbb :

Thn 2004 Thn 2005

Output 150.000 unit 180.000 unit


Harga output $ 20,- $ 20,-
Kuantitas input :
- Bahan ( kg ) 200.000 180.000
- Tenaga kerja ( jam ) 50.000 90.000
Harga input :
- Bahan $ 5,- $ 6,-
- Tenaga kerja $ 8,- $ 8,-
Diminta :
1. Hitung rasio produktivitas operasional parsial untuk masing-masing tahun,
2. Buat laporan laba-rugi untuk masing-masing tahun, hitunglah total perubahan laba
3. Hitung perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan produktivitas
4. Hitung komponen pemulihan harga. Jelaskan artinya

Anda mungkin juga menyukai