Anda di halaman 1dari 8

Nama : Awaliah Tahta Utami Hari, Tanggal : Selasa, 08 Oktober 2019

NIM : 11180950000074 Dosen : 1. Arina Findo Sari, M,Si


2. Remila Selvany, M.Si

Kelompok : 1_ B2 Asisten : 1. Reza Amalia Putri


2. Trisan Andrean Putra
3. Vira Maulidina

PRAKTIKUM I

PERSIAPAN DAN PERLAKUAN DASAR DALAM MIKROBIOLOGI

TUJUAN PRAKTIKUM

Mempelajari teknik-teknik aseptic yang diperlukan dalam pekerjaan mikrobiologis, mulai dari
tahap persiapan pembuatan medium, inokulasi, hingga pekerjaan pasca pengujian untuk membunuh
mikroorgnisme yng sudah tidak digunakan.

HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil Pengamatan

Berdasarkan praktikum ini telah didapatkan hasil sebagai berikut :

No Nama Mikroorganisme Gambar Hasil Pengamatan Keterangan


1 Bakteri : Kontaminasi : tidak ada
Bacillus Subtilis Warna koloni : putih susu
Media : Bentuk Permukaan : halus
NA Tabung Bentuk tepi koloni :
undulate
Bentuk Koloni dari samping
: flat
Diameter : small

Sumber : dokumen pribadi, 2019

2 Bakteri : Kontaminasi : -
Streptococcus cohnii Warna koloni : putih
Media : Bentuk Permukaan : kasar
NA Tabung Bentuk tepi koloni :
undulate
Bentuk Koloni dari samping
: raised
Diameter : small
Sumber : dokumen pribadi, 2019

3 Bakteri : Kontaminasi : ada


Escherichia coli Warna koloni : tidak ada
Media : Bentuk Permukaan : -
NA Cawan Bentuk tepi koloni : tidak
ada
Bentuk Koloni dari samping
: tidak ada

Sumber : dokumen pribadi, 2019

4 Bakteri : Kontaminasi : -
Streptococcus cohnii Warna koloni : kream,
Media : kekuningan
NA cawan Bentuk Permukaan : halus
Bentuk tepi koloni : entire
lobate
Bentuk Koloni dari samping
: raised
Diameter : point

Sumber : dokumen pribadi, 2019

5 Fungi : Kontaminasi : tidak ada


Aspergillus oryza Warna koloni : hijau lumut
Media : Bentuk Permukaan : halus
PDA Cawan Bentuk hifa : kapas
Warna hifa : putih
Bentuk tepi koloni :
Bentuk Koloni dari samping
:

Sumber : dokumen pribadi, 2019

6 Fungi : Kontaminasi : tidak ada


Penicillum sp. Warna koloni : abu-abu
Media : Bentuk hifa : serbuk
PDA Cawan Warna hifa : putih
Ukuran : moderate
Bentuk Permukaan : circular
Bentuk tepi koloni : entire
lobate
Bentuk Koloni dari samping
: raised

Sumber : dokumen pribadi, 2019

7 Fungi : Kontaminasi : tidak ada


Candida albicans Warna koloni : putih
Media : Bentuk Permukaan : licin
PDA Tabung Bentuk tepi koloni :
undulated
Bentuk Koloni dari samping
: flat
Diameter : small

Sumber : dokumen pribadi, 2019

8 Fungi : Kontaminasi : -
Rhizopus oryzae Warna koloni : hujai lumut
Media : Bentuk Permukaan : halus
PDA Tabung Bentuk hifa : kapas
Warna hifa : putih

Sumber : dokumen pribadi, 2019

PEMBAHASAN

Alat yang akan digunakan dalam suatu penelitian atau praktikum harus disterilisasi terlebih
dahulu untuk membebaskan semua bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk kehidupan.
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat pada suatu
benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan
udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida
dan glutaraldehida alkalin) (Syaifuddin, 2008).
Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Penggunaan autoklaf
untuk sterilisasi, tutupnya jangan diletakkan sembarangan dan dibuka-buka karena isi botol atau
tempat medium akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0, serta
dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang mengandung vitamin, gelatin atau gula,
maka setelah sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut
terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat dipastikan steril
(Sahraji, 2009).
Mikroorganisme yang ingin ditumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami
kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air
sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk
masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah
umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung
pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya
endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 2007).
Berdasarkan data tabel yang tertera diatas, Media yang digunakan adalah NA (Nutrien Agar)
dan PDA (Potato Dextrose Agar), dimana untuk media pertumbuhan bakteri digunakan NA
sedangkan media pertumbuhan fungi menggunakan PDA. Terdapat 3 bacteri yang akan ditumbuhkan
pada NA diantaranya Bacillus Subtilis, Stretococcus cohnii, dan Escherichia coli. Fungi yang
ditumbuhkan pada media PDA yaitu Aspergillus oryza, Penicillum sp, Candida albacans, Rhizophus
oryzae.
Media yang dibuat dengan takaran NA pada cawan sebanyak 4,48 gram untuk 8 cawan,
Sedngkan untuk PDA cawan dibutuhkan 6,24 gram untuk 8 cawan. Teknik pemindahan media adalah
dengan cara inokulasi menggunakan teknik gores. Pada cawan bisa digunakan teknik gores kuadran,
gores T, radial dan lainnya. Setelahnya media yang telah diberikan bakteri ataupun fungi di inukbasi
agara suhu pertumbuhannya optimal sehingga dapat menumbuhkan bakteri dan fungi tersebut.
Koloni Escherichia coli pada agar biasanya berwarna putih kadang-kadang kuning putih.
Bentuknya entire samapai endulate, kelembaban homogeny, tembus cahaya, bersifat aerobic samapai
anaerobic fluktiatif (Breed,dkk. 1957). Namun pada hasil pengamatan E.coli dengan medium NA
pada cawan petri hanya terdapat kontaminan dan tidak ada bakteri yang tumbuh didalamnya. Hal ini
mungkin terjadi karena kontaminan tersebut dan kurangnya waktu untuk pertumbuhan E.coli itu
sendiri. Koloni Bacillus subtilis yang bersifat aerobic sampai fluktuatif anaeobik, bentuk koloninya
kasar, tidak dapat ditembus cahaya, pertumbuhannya tdiak merata, terjadi kekeruhan, permukaan
halus, dan tipis, opaque, serta berwarna kuning samapai jingga coklat (Breed, dkk, 1957). Sedangkan
pada tabel hasil yang didapatkan warna seprti putih susu namun teksturnya tetap halus. Pada
Streptococcus cohnii terbentuk hasil dengan warna kekuningan, bentuk permukaan halus, bentuk tepi
koloni entire lobate, bentuk koloni dari samping raised, bentuk diameter point.
Jamur adalah mikroorganisme yang sel-selnya berinti sejati atau eukariotik, berbentuk
benang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung kitin atau selulosa atau keduanya, heterotrof,
absortif dan sebagian besar tubuhnya terdiri dari bagian vegetatif berupa hifa dan genertif yaitu spora.
Jamur pada ummnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya
dalam hal cara makan, struktur tubuh pertumbuhan dan reproduksinya. Tubuh jamur terdiri dari
komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium
menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang
tersusun dari dinding berbentuk pipa (Pelczar, 2011). Pada tabel hasil semua media agar PDA baik
pada cawan petri ataupun tabung berhasil menumbuhkan fungi dalam waktu 5-7 hari. Hal ini terjadi
karena tidak adanya kontaminasi dari mikroorganisme lain ataupun udara yang masuk. Lalu, suhu
optimum juga sangat membantu dalam pertumbuhan fungi ini.
Terjadinya kontaminasi pada media pembiakan bakteri dan jamur sering terjadi karena adanya
udara yang mengandung partikel debu tempat komunitas mikroba. Transfer aseptik suatu biakan dari
satu tabung medium ke tabung lainnya biasa dilakukan dengan menggunakan jarum inokulasi atau ose
yang disterilkan dengan cara membakar di atas api. Biakan juga dapat dipindahkan dari per mukaan
lempeng agar, sebagai tempat perkembangan koloni dimana sel mengalami pertumbuhan dan
pembelahan. Metode utama yang digunakan untuk memperoleh kultur murni dari komunitas mikroba
yang mengandung beberapa mikroba yang berbeda dilakukan dengan memilih koloni-koloni yang
terpisah dan menggoreskan pada lempeng agar dengan metode gores, sehingga diperoleh koloni
mikroba yang murni (Kusnadi, dkk., 2003).

KESIMPULAN

Media yang mengandung nutrien dibutuhkan untuk pertumbuhan dari bakteri ataupun fungi.
Praktikum kali ini media yang digunakan adalah NA (Nutrient Agar) dan PDA (Potato Dextrose
Agar). NA digunakan untuk media pertumbuhan Bacillus Subtilis, Stretococcus cohnii, dan
Escherichia coli. Sedangkan PDA untuk media pertumbuhan Aspergillus oryza, Penicillum sp,
Candida albacans, Rhizophus oryzae. Hampir semuanya dapat tumbuh dengan baik, namun ada salah
satu seperti pada bakteri E.coli yang tidak dapat tumbuh, yang berkembang malah kontaminannya
saja. Hal tersebut dapat terjadi karena pada media pembiakan adanya udara yang mengandung debu
ataupun mikroorganisme lain sehingga yang diinginkan tumbuh malah tidak daapt berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Breed, R.J, E.G.D. Murray and Nathan, R.S. 1957. Bergey’s Manual Of Determinatuve Bacteriology.
Seven Edition. The Williams & Wilkins Company. Balhinore. United State of America.
Hadioetomo, R. 2009. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi. Jakarta : Gramedia.
Kusnadi, dkk.. 2003. Mikrobiologi. Bandung : FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Pelczar. 2011. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I. Jakarta: UI Press.
Sahraji. 2009. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti. Jakarta.
Syaifuddin. 2008. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.

LAMPIRAN

1. Sebutkan macam media berdasarkan fungsi dan komposisinya

Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :

1. Media alami/non sintetis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dimana
komposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari
bahan dasarnya seperti: kentang, tepung, daging, telur, ikan sayur, dsb. Contohnya: Tomato
juice agar.

2. Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dan bahan-bahan
sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari :Pepton 10,0 g, Ekstrak daging 10,0 g, NaCl
5,0 g, dan Aquadest 1000 ml.

3. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan takarannya
diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar.

Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi enam yaitu:

1. Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat
media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung pertumbuhan hampir semua
jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth, kaldu pepton, dsb.

2. Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda, mikroba
tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat dibedakan. Contohnya: Media Triple
Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit Indol Motility (SIM), dsb. Dan media differensial
merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagensia tertentu yang
menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik sehingga
dapat dibedakan dengan jenis lainnya.

3. Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh dengan pesat,
sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya: Media Salmonella Shigella Agar
(SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dsb. Dan media selektif, merupakan media
yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan menghambat pertumbuhan mikroba yang
tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik,
garamk dan bahan-bahan kimia lainnya.
4. Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan
mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen nutrisi yang mendorong pertumbuhan
mikroba tertentu. Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu tetrationat untuk memisahkan bakteri
Salmonella thyposa dari tinja. DanMedia diperkaya (enrichment media), media yang
ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang
diinginkan. Hal ini dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya
sedikit dalam suatu campuran berbagai mikroba contoh Chocolate media dan Yeast-Extract-
poptasium Nitrat Agar.

5. Media pengkayaan adalah media ini umumnya mengandung bahan-bahan tertentu yang di
satu pihak dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu,tetapi di lain pihak sebaliknya
dapat menunjang pertumbuhan bakteri tertentu lainnya.misalnya media muller-kauffman
mengandung natrium tetrationat yang menunjang pertumbuhan salmonella tetapi menghambat
pertumbuhan Escherichia.

6. Media uji (identifikasi) adalah media yang digunakan untuk identifikasi mikroba,
medium litmus milk.umumnya ditambah dengan substansi tertentu yang menjadi indikator,
misalnya

7. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan menstimulasi


pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi
pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi.

8. Medium khusus(spesifik), merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba


dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu misalnya,
medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.

9. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang digunakan
untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri misalnya medium untuk
menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-lain.

10. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk menghitung jumlah
bakteri E. coli air sumur.

2. Adakah perubahan pH media setelah disterilkan? mengapa demikian?

Menurut teori ada, dan disebabkan oleh berubahnya jumlah kontaminasi yang bersifat asam
atau basa sehingga menyebabkan perubahan pH sebelum dan setelah disterilkan.

3. Apakah fungsi dari bentuk agar miring, agar tegak, dan agar cawan?

 Agar miring untuk menganalisis kuantitatif yaitu menghitung jumlah koloni dan
peremajaan kultur
 Agar tegak untuk mengetahui apakah suatu bakteri bersifat aerob atau anaerob
 Agar cawan untuk memperkirakan konsentrasi mikroorganisme dalam suatu kultur
cair atau pengenceran dari suatu kultur.
### Takaran media yang digunakan

NA = 28gram/1 liter

PDA = 39gram/1 liter

NA Cawan = 160mL = 8 cawan = 48gram

PDA Cawan = 160mL = 8 cawan =6,24gram

NA Tabung = 3mL x 10 tabung = 30mL = 0,84gram

PDA Tabung = 5mL x 10 tabung = 50mL = 1,95gram

Anda mungkin juga menyukai