Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI : NORMAL FLORA, PEWARNAAN GRAM,

DAN PEWARNAAN SPORA

Oleh:
DYAH FAUZIAH HASANAH
201910330311021
B1

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

2022
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM NORMAL FLORA,
PEWARNAAN GRAM, DAN PEWARNAAN SPORA

Nama Mhs : Dyah Fauziah Hasanah


NIM : 201910330311021
Asisten : Aulia Ayu Istiqomah dan Indah Dwi Maulida

I. TUJUAN
 Membuktikan bahwa di alam sekeliling kita tidak bebas dari kuman,
terdapat flora yang bersifat flora tetap maupun flora sementara
 Mengetahui gambaran mikroskopik hasil pewarnaan (bentuk, susunan,
sifat terhadap pewarnaan).
 Mengetahui morfologi kuman terutama spora

II. DASAR TEORI


Flora normal adalah organisme mikroskopis yang terdapat di
lingkungan atau di dalam organisme lain (seperti manusia atau hewan), atau
yang bengkok tanpa menimbulkan penyakit (Sri, 2022). Vegetasi normal
ada dua jenis yaitu vegetasi normal di latar dan vegetasi normal yang diam
(Hutagaol, 2017). Tumbuhan berbunga normal memiliki potensi untuk
menguntungkan individu (dengan menggunakannya untuk menghasilkan
nutrisi yang dapat digunakan oleh individu) atau merugikan individu
(dengan menyebabkan abses, suatu kondisi yang dikenal sebagai kelemahan
menular, dll) (menghuni inang dalam waktu lama tanpa menyebabkan
bahaya atau manfaat). Vegetasi normal yang melemah dapat ditemukan
pada alat kelamin, kulit, kuku, mata, saluran cerna, dll. (Davis, 1996).
Bakteri memiliki refraksi yang mirip dengan air, sehingga jika diamati
di bawah mikroskop kemungkinan besar akan tampak opak (putih) dan pada
dasarnya tidak terlihat. Oleh karena itu, prosedur pewarnaan dilakukan
untuk membuat struktur sel lebih terlihat di bawah mikroskop cahaya.
Cat (strain) adalah zat yang menekan sel yang dapat menghasilkan
warna. Warna adalah zat yang dapat membuat bakteri lebih terlihat dan
dapat berfungsi untuk membedakan jenis mikroorganisme atau bagian
mikroorganisme tertentu..
Terdapat 3 jenis pewarnaan, yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan
diferensial, dan pewarnaan special. Pewarnaan sederhana dapat digunakan
untuk melihat bentuk, ukuran, dan susunan bakteri. Untuk melihat bakteri
harus dilakukan pengecatan karena bakteri transparan. Pewarnaan ini hanya
menggunakan satu jenis cat, misalnya methylene blue, safranin, dan crystal
violet. Pewarnaan diferensial, menggunakan 2 atau lebih cat dan membuat
mikroorganisme dapat dikategorikan menjadi beberapa grup dan tipe.
Pengecatan gram merupakan salah satu contoh dari pewarnaan diferensiasi.
Pewarnaan khusus, untuk mewarnai struktur khusus dalam bakteri.
Misalnya endospora menggunakan metode schaeffer-fulton, kapsul dengan
metode negatif, dan flagella menggunakan pewarnaan gray.

LANGKAH-LANGKAH PEMBUKTIAN NORMAL FLORA


1. Siapkan alat dan bahan: NAP, BAP, Potongan rambut, kerokan bawah
kuku, telunjuk, tanah, dan udara
2. Normal flora badan dan tanah
 NAP dibagi menjadi 4 bagian menggunakan spidol
 Beri tanda pada masing-masing bagian, kemudian tanam potongan
rambut, kerokan bawah kuku, telunjuk, dan sedikit tanah pada
masing-masing bagian
3. Normal flora di udara
 Biarkanlah media terkontaminasi dengan udara dengan cara
membuka tutup plate BAP selama 30 menit dan NAP selama 15
menit
 Masukkan kedalam incubator dengan suhu 37oC selama 18-24 jam
4. Ambil semua media yang telah dimasukkan dalam incubator
5. Amati pertumbuhan koloni
LANGKAH-LANGKAH PERWARNAAN GRAM
6. Siapkan alat dan bahan: Kristal violet, Lugol, Alkohol 96 %, Safranin,
biakan kuman batang atau coccus, gelas obyek dan ose, aquades steril,
air, dan kertas penghisap
7. Buatlah sediaan kuman pada gelas obyek
8. Tuangi sediaan dengan crystal violet selama 1 menit, buang sisa crystal
violet dan bilas dengan air
9. Tuangi sediaan dengan lugol selama 1 menit, buang sisa lugol dan bilas
dengan air
10. Tuangi sediaan dengan alkohol 96% selama 5-10 detik atau tunggu
sampai warna cat luntur dan buang sisa alkohol dan bilas dengan air
11. Tuangi sediaan dengan safranin selama ½ menit, buang sisa safranin dan
bilas dengan air
12. Keringkan sediaan dengan tisu
13. Lihat dibawah mikroskop dengan lensa obyektif perbesaran 100x

LANGKAH-LANGKAH PEWARNAAN SPORA


1. Menyediakan alat dan bahan
 Bahan  Malachite green, safranin, kuman pembentuk spora,
air, tisu
 Alat  gelas obyek dan ose, aquadest steril
2. Buatlah sediaan kuman pada gelas obyek
3. Tuangi sediaan dengan malachite green dan panaskan selama 5 menit,
dijaga jangan sampai mendidih dan kering. Buang sisa pewarna dan bilas
dengan air.
4. Tuangi sediaan dengan safranin selama ½ menit dan bilas dengan air
5. Keringkan dan lihat dibawah mikroskop dengan lensa obyektif
perbesaran 100x

III. TUGAS PRAKTIKUM


1. Deskripsikan koloni BAP flora normal (demonstrasi) dan NAP flora
normal potongan rambut, kerokan bawah kuku, telunjuk dan sedikit tanah
serta NAP-BAP normal flora udara yang saudara lakukan:
 Besar ukurannya / diameter
 Jumlah koloni
 Permukaan: kasar / licin / mukoid / cembung / datar
 Warna: putih / hijau / pigmen / hemolisa BAP
 Tepi koloni: rata / tidak rata, fimbriated / bersilia
2. Lakukan pewarnaan Spora dan Gram untuk setiap koloni yang berbeda
yang tumbuh pada BAP flora normal (demonstrasi)
3. Deskripsikan hasil pewarnaan Spora dan Gram saudara
4. Sebutkan jasad renik apa saja yang merupakan: Flora normal di badan,
Flora normal di tanah dan Flora normal di udara
5. Apabila tubuh kita tidak bebas dari kuman, mengapa tidak selalu timbul
penyakit?

JAWAB PERTANYAAN DI BAWAH INI


1. Sebutkan semua kaloni yang tumbuh pada masing-masing bagian
(identifikasi koloni) : bentuk, warna, tepi koloni, permukaan dan
bau
2. Gambarlah hasil pewarnaan gram dan spora pada tiap koloni yang
berbeda
3. Flora normal dibagi menjadi 2 golongan sebutkan.
4. Sebutkan Jasad renik apa saja yang merupakan :
a. Flora normal di badan
b. Flora normal di tanah
c. Flora normal di udara
5. Kapan kuman menjadi ganas / menimbulkan penyakit ?

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


BAP
 Ukuran  besar dan kecil
 Jumlah koloni  >30
 Permukaan  licin dan kasar
 Warna  putih, kuning, abu
 Tepi koloni  rata dan tidak rata

BAP KELOMPOK LAIN

 Ukuran  besar dan kecil


 Jumlah koloni  9
 Permukaan  licin dan kasar
 Warna  putih, kuning
 Tepi koloni  rata dan tidak rata

NAP

Intepretasi:
(1) = Rambut
 Ukuran: kecil dan besar
 Jumlah koloni: >10 koloni
 Permukaan: kasar
 Warna: keruh/ putih kekuningan

 Tepi koloni  tidak rata


(2) = Kuku
 Ukuran: kecil
 Jumlah koloni: >30 koloni kecil
 Permukaan: halus
 Warna: keruh

 Tepi koloni  rata


(3) = Telunjuk
 Ukuran: besar
 Jumlah koloni: >7 koloni
 Permukaan: kasar
 Warna: keruh

 Tepi koloni  rata dan tidak rata


(4) = Tanah
 Ukuran: besar dan kecil
 Jumlah koloni: 4 koloni
 Permukaan: kasar
 Warna: keruh

 Tepi koloni  tidak rata

NAP KELOMPOK LAIN

Intepretasi:
(1) = Telunjuk
 Ukuran: kecil
 Jumlah koloni: 4 koloni
 Permukaan: licin
 Warna: keruh/ putih kekuningan

 Tepi koloni  rata


(2) = Kuku
 Ukuran: besar
 Jumlah koloni: 3 koloni
 Permukaan: kasar
 Warna: keruh

 Tepi koloni  tidak rata


(3) = Rambut
 Ukuran: besar
 Jumlah koloni: 2 koloni
 Permukaan: kasar
 Warna: keruh

 Tepi koloni  tidak rata


(4) = Tanah
 Ukuran: besar
 Jumlah koloni: >10 koloni
 Permukaan: kasar
 Warna: keruh

 Tepi koloni  tidak rata

SPORA

 Bentuk : Coccus gram negatif


 Pewarnaan : (Malachite green dan Safranin)  tidak
dihasilkan spora

GRAM
 Bentuk : Basil gram positif
 Pewarnaan
 Bakteri yang tahan terhadap peluntur akan mempertahankan
pewarna pertama : Berwarna ungu (Crystal violet)  Gram
positif
 Bakteri yang tidak tahan terhadap peluntur akan menyerap
pewarna kedua : Berwarna merah (Safranin)  Gram negatif

FLORA NORMAL
 Mikroorganisme sementara (transient microorganism)  diisolasi dari
kulit, namun tidak selalu ada atau menetap di kulit (bakteri, jamur,
ragi, virus, dan parasi)
o Potensial pathogen  Escherichia coli, Salmonella sp.,
o Non patogen
 Mikroorganisme tetap (resident microorganism)  menetap di kulit
yang terdapat pada Sebagian besar orang sehat yang ditemukan di
lapisan epidermis dan di celah kulit (Hutagaol, 2017)

JASAD RENIK
 Flora normal di badan  Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus
aureus
 Flora normal di tanah  Enterobactericeae
 Flora normal di udara  Staphylococci, Bacillus, Clostridium

MENGAPA TIDAK SELALU TIMBUL PENYAKIT/ KAPAN


TIMBUL PENYAKIT
 Ketika kuman memasuki tubuh kita dan mulai berkembang biak,
infeksi terjadi. Selain itu, tubuh kita memiliki kekebalan sendiri untuk
melawan infeksi. Ketika tubuh terinfeksi, sel darah putih, antibodi, dan
mekanisme lain bekerja untuk menyusup ke benda asing,
menyebabkan gejala seperti demam, malaise, dan sakit kepala muncul
sementara sistem kekebalan bekerja untuk melawan infeksi. (Drexler,
2010)

V. KESIMPULAN
Mikroorganisme yang dapat tumbuh di luar atau di dalam organisme
lain membentuk flora normal. Menurut temuan penelitian, bakteri dapat
ditemukan di udara, di tanah, di bawah kuku, di rambut, dan di ujung jari
kita.
Mikroorganisme, terutama bakteri gram positif dan gram negatif,
dibedakan satu sama lain melalui pewarnaan bakteri. Bakteri gram negatif
berwarna merah karena kompleks safranin berubah menjadi merah ketika
diberi larutan alkohol, tetapi bakteri gram positif tampak ungu dalam
pewarnaan gram karena kompleks pewarna kristal violet tetap terjaga
bahkan ketika diberi larutan alkohol. Pewarnaan bakteri dapat digunakan
untuk membantu upaya pencarian dan untuk menentukan ada atau tidaknya
spora dan di mana letaknya di dalam sel.
DAFTAR PUSTAKA
Davis CP. Normal Flora. In: Baron S, editor. Medical Microbiology. 4th ed.
Galveston (TX): University of Texas Medical Branch at
Galveston; 1996. Chapter 6. PMID: 21413249.
Drexler M; Institute of Medicine (US). What You Need to Know About
Infectious Disease. Washington (DC): National Academies Press
(US); 2010. I, How Infection Works. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK209710/
Hutagaol, I. F., 2017. Identifikasi Bakteri pada Tangan Penjual Makanan di
Kawasan SD di Kelurahan Tanjung Rejo. Univrsitas Sumatera
Utara
Kharisman, I. et al., 2013. RISALAH MIKROBIOLOGI. Semarang: Asisten
Dosen Mikrobiologi FK UNS.
Putri, M. H., Sukini & Yodong, 2017. MIKROBIOLOGI. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Sri, L. (2022) ‘Microbial Normal Flora : Its Existence And Their
Contribution To Homeostasis’, 22(9), pp. 1–15. doi:
10.9734/JAMB/2022/v22i930483

Anda mungkin juga menyukai