I. URAIAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Lingkungan adalah faktor terbesar yang mempengaruhi derajat kesehatan. Kondisi
sanitasi berdampak terhadap kejadian penyakit berbasis lingkungan, mempengaruhi
produktivitas dan tumbuh kembang anak. Sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk
serta air minum yang tidak aman berkontribusi terhadap 88 % kematian anak akibat diare
di seluruh dunia. Bagi anak-anak yang bertahan hidup, seringnya menderita diare
berkontribusi terhadap masalah gizi, sehingga menghalangi anak-anak untuk dapat
tumbuh dan berkembang dengan optimal. Kondisi ini selanjutnya menimbulkan implikasi
serius terhadap kualitas sumber daya manusia dan kemampuan produktif suatu bangsa
di masa yang akan datang. Di Indonesia, diare masih merupakan penyebab utama
kematian anak berusia di bawah lima tahun.
Dengan disepakati universal akses sanitasi tahun 2019 mendorong semua pihak untuk
berinvestasi dibidang sanitasi. Universal akses sanitasi tahun 2019 (100-0-100) yaitu
semua masyarakat mengakses air minum, tidak ada lagi kawasan kumuh dan semua
masyarakat mengakses jamban sehat. Kondisi saat ini di Kabupaten Tangerang,
masyarakat mengakses air minum sebesar 97%, yang bersumber dari sumber air
perpipaan, non perpipaan (sumur gali terlindung, sumur pompa), air kemasan dan isi
ulang. Sedangkan sisanya masih menggunakan sumber air yang tidak aman (sumur gali
tidak terlindung, air sungai, dll)
Upaya yang paling memungkinkan untuk menyediakan sarana air minum aman bagi
warga yang belum mengakses sumber air perpipaan adalah dengan memperbaiki sumber
air yang ada agar lebih aman.
Oleh karena itu pada tahun 2019 Dinas kesehatan akan melaksanakan kegiatan rehab
sarana air minum bukan jaringan perpipaan (sumur gali) bersumber dana dari APBD
Kabuapten Tangerang tahun 2019.
B. Dasar Hukum
a. UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Permenkes nomor 492 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum
c. Permenkes nomor 736 tahun 2010 tentang tatalaksana pengawasan kualitas air
minum
d. Permenkes nomor 3 tahun 2014 tentang STBM
e. Peraturan Bupati Tangerang nomor 22 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat
C. TUJUAN
- Tersedianya sarana air minum bukan jaringan perpipaan berupa sumur gali yang
terlindungi/ memenuhi syarat akan membantu meningkatkan akses air minum layak
bagi masyarakat di Kabupaten Tangerang
- Menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan rehab sarana air minum bukan jaringan
perpipaan
D. PENERIMA MANFAAT
Masyarakat yang belum mengakses sarana air minum layak di wilayah Puskesmas :
1. Teluknaga (10 titik)
2. Kedaung Barat (10 Titik)
3. Legok (10 Titik)
4. Caringin (10 Titik)
5. Kemiri (10 Titik)
6. Sukadiri (10 Titik)
7. Pakuhaji (10 Titik)
8. Sukawali (10 Titik)
9. Mauk (10 Titik)
10. Kresek (10 Titik)
E. SUMBER DANA
- Harga DPA rehab sarana air minum bukan jaringan perpipaan sumber dana APBD
Kabupaten Tangerang tahun 2019 pada kegiatan Pelaksanaan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) sebesar Rp. 4.000.000,-/ unit sebanyak 100 unit, total
Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah)
- Harga HPS rehab sarana air minum bukan jaringan perpipaan (rehab sumur) sebesar
Rp. 3.987.500,-/ unit sebanyak 100 unit total Rp. 398.750.000,- (tiga ratus sembilan
puluh delapan juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).
NO KEGIATAN WAKTU
1 Penyusunan KAK Mei 2019
2 Penyusunan HPS Mei 2019
3 Proses Pengadaan Juli 2019
4 Pelaksanaan Pekerjaan Agustus – September 2019 (30
hari)
V. SPESIFIKASI PEKERJAAN
Rehab sarana air minum bukan jaringan perpipaan berupa sumur gali dengan spesifikasi
pekerjaan sebagai berikut :
GAMBAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS
REHAB SARANA AIR BERSIH BUKAN JARINGAN PERPIPAAN/SUMUR
Kegiatan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
APBD Kabupaten Tangerang Tahun 2019
Tiang beton
200 cm
80 cm
Pasangan bata
Plesteran semen
100 cm
100 cm
SPESIFIKASI TEKNIS :
Pondasi : Batu bata dengan semen