Anda di halaman 1dari 5

FORM REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


_____________________________________________________________________________________________
Nama Dokter Muda : Adrianti JPN NIM: 16712104
Stase : Ilmu Penyakit Dalam

Identitas Pasien
Nama / Inisial : Tn. M
Umur : 79 tahun Jenis kelamin : laki-laki
Diagnosis/ kasus : sirosis hepatis
Pengambilan kasus pada minggu ke: 1
Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib)
a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Medikolegal
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek lain

Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ).
o 17 Juli 2017, ± 1 minggu SMRS, os mengeluh perutnya membesar. Pembesaran perut
tanpa diawali pembengkakan pada kedua tungkai dan sembab kedua mata pada pagi
hari. Os juga mengeluh perut begah dan terasa keras sehingga os sesak nafas disertai
batuk, mual-muntah tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada. Demam tidak ada, BAK dan BAB
biasa. Nafsu makan berkurang. Os tidak berobat.
o 22 Juli 2017, ± 2 hari SMRS, os mengeluh BAB hitam, frekuensi ± 4x, konsistensi lembek,
banyaknya ± 1 gelas besar setiap kali BAB. Keluhan perut membesar ada. Mual ada,
muntah ada sebanyak 2x, isi muntah apa yang dimakan dan diminum, muntah darah
tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada. Demam ada, BAK biasa dengan warna seperti teh tua.
Nafsu makan os berkurang dan badan terasa lemah.
o 24 Juli 2017, os dibawa ke IGD RSDS Kebumen karena perut semakin membesar dan os
semakin sesak nafas, mual ada, demam tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada, BAB biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat sakit asma disangkal.


 Riwayat pernah transfusi darah ada.
 Riwayat sakit kuning disangkal.
Page 1
 Riwayat kencing manis disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga

 Riwayat sakit kuning dalam keluarga disangkal


 Riwayat penyakit dengan gejala yang sama dalam keluarga disangkal
Resume anamnesis :

Seorang laki-laki usia 79 tahun dibawa ke RSDS Kebumen dengan keluhan utama perut
membesar, sesak nafas (+), mual (+), nafsu makan menurun (+), lemas (+), batuk (+), dengan
riwayat transfusi darah (+).

Pemeriksaan fisik :
Abdomen :
Inspeksi : cembung, venektasi (+)

Palpasi : lien teraba schuffner 2, permukaan rata, tepi tajam, incisura lienalis teraba.

Perkusi : shifting dullness(+)

Auskultasi : bising usus (+) normal

Kesan : Ascites
Ekstremitas bawah : oedem (+) pada kedua tungkai
Pemeriksaan penunjang :
Hb : 13.1 (L); AL : 16.2 (H); Hmt : 39% (L); AT : 1216x10 3/ul (H); SGOT : 78 (H); SGPT : 56 (H);
Albumin : 2.5 (L); HBsAg : reaktif.
USG abdomen : asites, gambaran hepatitis kronis dengan tanda sirosis hepatis, splenomegali
Diagnosis kerja :
Sirosis hepatis
Terapi :
- IVFD RL 20 tpm - pungsi abdomen
- Injeksi ranitidin 2x1 ampul
- Injeksi furosemid 1x20mg
- Injeksi ceftriaxon 2x1 ampul
- Curcuma 3x1
2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus
Penyakit sirosis hepatis merupakan penyebab kematian terbesar setelah penyakit kardiovaskuler

Page 2
dan kanker. Diseluruh dunia sirosis hepatis menempati urutan ketujuh penyebab kematian. Sekitar 25.000
orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini. Sirosis hepatis merupakan penyakit hati yang sering
ditemukan dalam ruang perawatan dalam.
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), pada tahun 2006 sekitar 170 juta umat manusia
terinfeksi sirosis hepatis. Angka ini meliputi sekitar 3% dari seluruh populasi manusia di dunia dan setiap
tahunnya infeksi baru sirosis hepatis bertambah 3-4 juta orang.
Sirosis hepatis merupakan penyakit yang sering dijumpai di seluruh dunia termasuk di Indonesia,
kasus ini lebih banyak ditemukan pada kaum laki-laki dibandingkan kaum wanita dengan perbandingan 2-
4 : 1 dengan umur rata-rata terbanyak antara golongan umur 30-59 tahun denganpuncaknya sekitar 40-49
tahun.
Alasan penulis memilih kasus ini untuk direfleksi adalah karena sirosis hepatis merupakan penyakit
menular kronis dan terminal. Penyakit ini memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi bagi
penderitanya, serta memiliki prognosis yang buruk.
3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan evidence / referensi yang
sesuai *
*pilihan minimal satu
Sirosis hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi pembuluh darah besar dan
seluruh sistem arsitektur hati mengalami perubahan menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan
ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati yang mengalami regenerasi.
Sirosis hepatis merupakan penyakit yang sering dijumpai, kasus ini lebih banyak ditemukan pada
kaum laki-laki dibandingkan kaum wanita dengan perbandingan 2-4 : 1 dengan umur rata-rata terbanyak
antara golongan umur 30-59 tahun denganpuncaknya sekitar 40-49 tahun.
Morbiditas dan mortalitas sirosis hepatis tinggi akibat komplikasi yang ditimbulkannya. Komplikasi
yang umumnya terjadi pada pasien sirosis hepatis antara lain: perdarahan gastrointestinal, ensefalopati
hepatik, koma hepatikum, hipertensi portal, sindroma hepatorenal, karsinoma hepatoseluler, peritonitis
bakterial spontan. Komplikasi ini dapat menyebabkan prolonged hospitalization atau rawat inap yang
berkepanjangan. Hal ini akan memberikan dampak terhadap ekonomi pasien mengenai biaya kesehatan
yang harus dikeluarkan.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai


Sakit dalam pandangan Islam merupakan bagian dari cobaan yang mengandung banyak
faedah bagi seorang muslim, namun mayoritas manusia tidak mengetahuinya. Faedah-faedah sakit
sesungguhnya adalah:

1. Sakit sebagai penebus dosa dan kesalahan

Sakit merupakan penebus berbagai dosa dan menghapuskan segala kesalahan, sehingga sakit
menjadi sebagai balasan keburukan dari apa yang dilakukan hamba, lalu dihapus dari catatan amalnya

Page 3
hingga menjadi ringan dari dosa-dosa. Hal itu berdasarkan dalil-dalil yang sangat banyak, di antaranya
hadits Jabir bin Abdullah r.a. sesungguhnya ia mendengar Rasulullah Saw bersabda:

“Tidaklah sakit seorang mukmin, laki-laki dan perempuan, dan tidaklah pula dengan seorang
muslim, laki-laki dan perempuan, melainkan Allah Swt menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan hal
itu, sebagaimana bergugurannya dedaunan dari pohon.” (HR. Ahmad, 3/346).

2. Sakit akan mengangkat derajat dan menambah kebaikan

Sesungguhnya sakit akan mengangkat derajat dan menambah kebaikan. Dalil-dalil tentang hal
itu diantaranya hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkatasesungguhnya aku mendengar Rasulullah Saw
bersabda:

“Tidak ada seorang muslimpun yang tertusuk duri, atau yang lebih dari itu, melainkan ditulis
untuknya satu derajat dan dihapus darinya satu kesalahan” (HR. Muslim no. 2572).

3. Sakit membawa kepada Muhasabah (introspeksi diri)

Sesungguhnya sakit membawa kepada muhasabah (introspeksi diri) dan tidak sakit membuat
orang terperdaya. Hukum ini berdasarkan kebiasaan, pengalaman dan realita. Sesungguhnya apabila
seseorang menderita sakit, ia akan kembali kepada Rabb-nya, kembali kepada petunjuk-Nya, dan memulai
untuk melakukan intropeksi terhadap dirinya sendiri atas segala kekurangan dalam ketaatan, dan
menyesali tenggelamnya dia dalam nafsu syahwat, perbuatan haram serta penyebab-penyebab yang
mengarah kepadanya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Musibah yang engkau terima dengannya
terhadap Allah Swt lebih baik bagimu daripada nikmat yang membuatmu lupa untuk berdzikir kepada-Nya.
(Tasliyatu ahli al-Masha`ib).

4. Sakit menjadi penyebab kembalinya hamba kepada Rabb-Nya

Bagian ini merupakan pelengkap bagian sebelumnya, cobaan merupakan penyebab


kembalinya hamba kepada Rabb mereka, yaitu pada saat Dia menghendaki kebaikan terhadap mereka.
Karena inilah, Allah Swt berfirman:

‫ضررآَّإء لققعلرأهدم قيقت ق‬


ِّ‫ضررأعوقن‬ ‫سدلقنآَ إإقلىَ أ أقممم ممنِّ ققدبلإقك قفأ ققخدذقناَأهم إباَدلقبأد ق‬
‫سآَإء قواَل ق‬ ‫قولقققدد أقدر ق‬

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu,
Page 4
kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka
bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri“(QS. Al-An’aam: 42)

Dan Allah Swt berfirman:

“Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar
mereka kembali (kepada kebenaran)“(QS. Al-A’raaf: 168)

Kesembuhan Itu Hanya Datang dari Allah

Allah berfirman menceritakan kekasih-Nya, Ibrahim ‘alaihissalam,

‫ت وفتهوو ويضشإفضيإن‬ ‫وو إإوذاَ ومإر ض‬


‫ض ت‬

“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” [QS Asy Syu’ara: 80]

Maka obat dan dokter hanyalah cara kesembuhan, sedangkan kesembuhan hanya datang dari
Allah. Jika Allah tidak menghendaki kesembuhan, kesembuhan itu juga tidak akan didapat, begitupun
sebaliknya, jika Allah menghendaki kesembuhan maka kesembuhan itu pasti akan datang.

Umpan balik dari pembimbing

Kebumen, 27 September 2017


TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter Muda

dr. H.A. Imbar Sudarsono,Sp.PD Adrianti JPN

Page 5

Anda mungkin juga menyukai