Pembimbing:
dr. Rendi Asmara, Sp.JP
Disusun oleh:
Hafidh Riza P
G4A013093
LEMBAR PENGESAHAN
Presentasi Kasus Besar
CHRONIC LIMB ISCHEMIA (CLI)
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti program profesi dokter di
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Disusun Oleh :
Hafidh Riza P
G4A013093
Pada tanggal
Agustus 2014
Mengetahui
Pembimbing,
BAB I
STATUS PENDERITA
A. Identitas Penderita
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Agama
Status
Pekerjaan
Tanggal masuk RSMS
Tanggal periksa
No.CM
: Ny. P
: 49 tahun
: Perempuan
: Kajonang 1/4 Bojongsari
: Islam
: Menikah
: Ibu Rumah Tangga
: 22 Juli 2014
: 23, 24, 25 Juli 2014
: 0081029
B. Anamnesis
1) Tanggal 23 Juli 2014
Keluhan utama
: nyeri pada kaki kanan
Keluhan tambahan : bengkak pada kedua kaki, sesak nafas.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien rujukan dari RSUD Bojongsari dan datang ke IGD RSMS pada tanggal
22 Juli 2014 jam 10.35. Pasien mengeluh nyeri pada kaki kanan sejak 6 bulan
yang lalu. Nyeri dirasa seperti tertusuk dan tertekan, sehingga kaki tidak dapat
digerakkan sama sekali. Nyeri muncul baik saat istirahat ataupun saat mencoba
menggerakkan kaki. Pasien juga mengeluh bengkak pada kedua kaki, dan kaki
kanan tampak lebih besar dan berwarna lebih hitam dibandingkan kaki kiri.
Pasien juga mengeluh sesak nafas, dan lebih nyaman tidur dengan posisi setengah
duduk.
2) Tanggal 24 Juli 2014
Keluhan utama
: muntah darah berwarna hitam
Keluhan tambahan : bengkak dan nyeri pada kedua kaki, sesak nafas, lemas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh muntah darah berwarna hitam saat pagi ini. Jumlah darah
yang keluar sekitar 50 cc dan pasien mengalami muntah darah hingga 4 kali
dalam sehari. Pasien tampak lemas dan tidak bertenaga. Pada hari perawatan
pertama, pasien mendapatkan terapi drip UFH dengan syringe pump.
Pasien masih mengeluh nyeri pada kaki kanan, seperti tertusuk dan tertekan,
sehingga kaki tidak dapat digerakkan sama sekali. Pasien juga mengeluh bengkak
pada kedua kaki, dan kaki kanan tampak lebih besar dan berwarna lebih hitam
dibandingkan kaki kiri. Pasien juga mengeluh sesak nafas, dan lebih nyaman tidur
dengan posisi setengah duduk.
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Diakui. Sebelumnya pasien mondok dan
1. Occupational
Saat ini pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.
2. Diet
Pasien sering makan-makanan berlemak (goreng-gorengan). Pasien makan 2-3
kali dalam sehari
3. Drug
Pasien tidak mengkonsumsi obat apapun.
C. Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Dilakukan di bangsal Mawar, 23 Juli 2014, Hari Perawatan +1
1. Keadaan umum : Sedang
2. Kesadaran
: Compos Mentis
3. Vital sign
Tekanan Darah
: 90/50 mmHg
Nadi
: 60 x/menit
Respiration Rate
: 24 x/menit
Suhu
: 36 0C
Dilakukan di bangsal Mawar, 24 Juli 2014, Hari Perawatan +2
1. Keadaan umum
: Sedang
2. Kesadaran
: Compos Mentis
3. Vital sign
Tekanan Darah
: 100/60 mmHg
Nadi
: 60 x/menit
Respiration Rate
: 24 x/menit
Suhu
: 36 0C
Dilakukan di bangsal Mawar, 24 Juli 2014, Hari Perawatan +2
1. Keadaan umum
: Sedang
2. Kesadaran
: Compos Mentis
3. Vital sign
Tekanan Darah
: 100/70 mmHg
Nadi
: 58 x/menit
Respiration Rate
: 24 x/menit
Suhu
: 36 0C
Pemeriksaan Fisik (dilakukan 22-25 Juli 2014)
1. Berat badan
: 55 kg
2. Tinggi badan
: 158 cm
3. Indeks Massa Tubuh
: 22 kg/m2
4. Status generalis
a. Pemeriksaan kepala
1) Bentuk kepala
Mesocephal, simetris, venektasi temporalis (-)
2) Rambut
Warna rambut hitam, tidak mudah dicabut dan terdistribusi merata
3) Mata
Simetris, konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
4) Telinga
Discharge (-), deformitas (-)
5) Hidung
Discharge (-), deformitas (-) dan napas cuping hidung (-)
6) Mulut
Bibir sianosis (-), lidah sianosis (-)
b. Pemeriksaan leher
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Ekstremitas
superior
Dextra Sinistra
-
Edema
Sianosis
Akral dingin
Reflek fisiologis
Reflek patologis
+
-
+
-
Ekstremitas inferior
Dextra
+
+ di
distal
+
-
Sinistra
+
+
-
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Darah
Tanggal
Hemoglobin
22 Juli 2014
15,6 g/dL
24 Juni 2014
12,9 g/dL
Nilai rujukan
12 16
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Hitung Jenis
Eosinofil
Basofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
SGOT
SGPT
4800 10800
27-47
4,2 5,4
150000 - 450000
79 99
27 31
33 37
01
24
25
40 70
25 40
28
15-27
20-65
Interpretasi:
1. Bradikardia (HR 60)
2. Gambaran junctional rhythm
E. Diagnosis
- CHF NYHA IV
- Bradikardi
O2 4lpm
IVFD RL 14 tpm
Inj. Ceftriaxon 2x1 gr IV
Inj Rantin 2x1 amp IV
Inj. Ketorolac 3x1 amp
Inj. Sulfas Atropin 1 amp bila HR < 50
Drip UFH (unfractioned Heparin) dgn Syringe pump, dosis maintenance 16
O2 4lpm
Loading cairan RL 100 cc / 15 menit, lanjut maintenance 1500-2000 cc/24 jam
Stop Disolf, Acetosal dan Drip UFH syringe pump
Inj. Ceftriaxon 2x1 gr IV
Inj Rantin 2x1 amp IV
Inj. Ketorolac 3x1 amp
Inj. Sulfas Atropin 1 amp bila HR < 50
Inj. Pantoprazol 2x1
Inj. Kalnex 2x1
Non Farmakologi
1. Bed rest
2. Motivasi keluarga tentang risiko penyakit pasien
Monitoring
1.
2.
3.
4.
H. Prognosis
Ad vitam
: malam
Ad sanationam
: malam
Ad functionam
: malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Chronic Limb Ischemia (CLI) atau iskemia tungkai kronik merupakan penyakit
arteri perifer atau peripheral arterial disease (PAD) yang terjadi akibat inadekuat
perfusi pada jaringan perifer yang disebabkan sumbatan (trombus atau emboli) atau
stenosis pada pembuluh darah perifer, dan memiliki gejala lebih dari 2 minggu, seperti
nyeri tungkai bawah saat aktivitas atau istirahat, muncul perlukaan seperti ulkus atau
gangren pada tungkai bawah. Predileksi tersering adalah pembuluh darah distal,
seperti pembuluh darah tungkai bawah dan tangan (Beard, 2000; Slovut & Sullivan,
2008).
II. Etiologi dan Faktor Risiko
CLI adalah fase lanjut dari PAD yang merupakan hasil progresif dari penebalan
arteri yang disebabkan oleh penimbunan plak aterom atau proses aterokslerosis.
Faktor risiko terjadinya CLI sama dengan risiko terjadinya aterosklerosis, antara lain:
1. Usia. Pada Framingham Heart Study didapati usia > 65 tahun meningkat resiko
PAD. Hubungan yang kuat bertambahnya usia (>70 tahun)
2. Merokok, merupakan salah satu factor resiko yang sangat penting terjadi PAD dan
komplikasinya : intermitten claudicatio dan critical limb ischemia
3. Diabetes. Diabetes mellitus akan meningkatkan resiko PAD asimptomatik atau
simptomatik PAD sebesar 1.5 4 kali lipat dan berhubungan dengan kejadian
kardiovaskuler dan mortalitas pada individu dengan PAD. Penyakit ini sangat
berhubungan dengan penyakit oklusi pada arteri tibialis. Pasien dengan PAD lebih
sering
mendapat
mikroangiopati
atau
neuropati
dan
terjadi
gangguan
penyembuhan luka. Pasien DM juga mempunyai resiko lebih tinggi terjadi ulkus
4.
5.
6.
7.
III.
Klasifikasi
Berdasarkan The Fontaine Score, yang dibentuk Rene Fontaine pada 1954, CLI
diklasifikasikan menjadi 4 kelas (Slovut & Sullivan, 2008; Allison et al., 2011) :
Tabel 2.1 The Fontaine Score for CLI Classification
Staging
Stage I
Stage IIa
Stage IIb
Stage III
Stage IV
Deskripsi
Asymptomatic
Mild Claudication
Moderate to severe claudication
Ischemic Rest Pain
Ulceration or gangrene, or both
Stage I: pasien tidak menunjukkan gejala atau asimptomatik. Pada tahap ini
obstruksi yang terjadi masih inkomplit.
Stage II: Mild claudication. Klaudikasio adalah rasa sakit, kram, atau gatal pada
tungkai yang disebabkan akibat kurangnya aliran darah yang muncul saat
berjalan dan beraktivitas dan hilang saat beraktivitas. Apabila nyeri
muncul saat berjalan lebih dari 200 meter maka dimasukkan dalam
kategori stage IIa dan kategori 1 pada . Apabila gejala tersebut muncul
saat berjalan kurang dari 200 meter, maka dimasukkan dalam kategori
stage IIb.
Stage III : Rest pain. Gejala muncul saat pasien beristirahat atau saat tidak sedang
menggerakkan kaki. Pada fase ini dapat disebut critical limb ischemia,
dan bersifat irreversibel.
Stage IV: apabila telah muncul kerusakan jaringan seperti ulkus atau gangren yang
bersifat irreversibel.
Menurut klasifikasi yang dibentuk Rutherford, CLI diklasifikasikan menjadi 6
kelas:
Tabel 2.2 Klasifikasi Rutherford
IV.
Grade
0
I
I
Category
0
1
2
I
II
III
III
3
4
5
6
Patofisiologi
Clinical
Asymptomatic
Mild claudication
Moderate claudication
Severe claudication
Ischemic Rest pain
Minor tissue loss
Major tissue loss
aterosklerosis
melalui
mekanisme
angiopati
dan
neuropati.
Tes ini mudah dalam mendeteksi penyakit arteri perifer dengan menghitung
rasio tekanan darah sistolik pembuluh darah arteri lengan dibagi sistolik pada
pembuluh darah arteri pergelangan kaki. Pada PAD, tekanan darah pergelangan
kaki menurun. Penurunan dibawah dari 90 mmHg mengkonfirmasi adanya
iskemia tungkai bawah.
Interpretasi ABI menurut :
1) American Collage of Cardiology/American
Diabetes
Association
(ACC/ADA)
a) >1.3
: dugaan kalsifikasi arteri
b) 0.91 1-3 : normal
c) 0.9-0.8 : ringan
d) 0.79 0.5 : sedang
e) <0.5
: berat
2) Hiat dkk
a) >1.30
: dugaan kalsifikasi arteri
b) 0.91 1.30: normal
c) 0.41 0.90: ringan sedang
d) 0.00 0.5 : berat
Hasil ABI dibawah <0.8 dapat mengkonfirmasi diagnosis iskemia tungkai
bawah. Apabila hasil ABI tidak dapat mendeteksi penyakit arteri perifer karena
pembuluh darah yang kaku, maka digunakan test toe-brachial index. Tes ini
lebih baik untuk menilai perfusi ke tungkai bawah bila nilai ABI 1.30. Nilai
toe-brachial index <0.70 dapat menegakkan adanya gangguan pembuluh darah
perifer (Rai, 2009).
b. Segmental limb pressure
Segmental limb pressure dapat menilai adanya penyakit arteri perifer serta
lokasinya yang dicatat dengan alat Doppler Plaethysmographic Cuffs yang
ditempatkan pada arteri brakialis dan daerah tungkai bawah ternasuk di atas
paha, di bawah lutut dan pergelangan kaki. Tes ini mempunyai batasan yang
sama dengan ABI tentang adanya pembuluh darah yang kaku (Beard, 2000;
Rai, 2009).
c. Pulse Volume Recording
Pulse Volume Recording,
digunakan
dengan
system
cuffs,
puncak yang melingkar, pulsasi yang melebar, dicortic notch yang menghilang
dan melengkung ke bawah.
d. Duplex ultrasonography
Alat ini berguna dalam mendeteksi penyakit arteri perifer tungkai bawah
yang juga dapat berguna dalam menilai lokasi penyakit dan membedakan
adanya lesi stenosis dan oklusi. Duplex Ultrasonography merupakan
kombinasi analisa gelmobang Doppler dan kecepatan aliran (velocity).
e. Arteriografi. Merupakan gold standard dari diagnosis PAD pada tungkai
bawah. Arteriografi dapat menggambarkan:
1) Tempat dan keadaan dari perlukaan arteri,
2) Bagian arteri proksimal hingga oklusi,
3) Bagian arteri distal hingga ke lesi,
4) Bagian sirkulasi kolateral
f. MRA dan CTA
Magnetic Resonance Angiography (MRA) adalah alat yang khusus
digunakan sebagai diagnose radiologi penyakit arteri perifer. MRA dilakukan
sebagai tindakan lanjutan persiapan evaluasi revaskularisasi
Computed Tomographic Angiography (CTA) digunakan sebagai alat
diagnostic arteri perifer dengan kemampuan resolusi tampilan gambar lebih
baik dan tiap scanning menampilkan 64 channel menggunakan multidetector
VI.
limb
ischemia
yang
tidak
memungkinkan
untuk
dilakukan
c. Terapi pembedahan
Terapi invasif endovascular sering menjadi pilihan dalam perawatan CLI.
Beberapa prosedur endovascular digunakan untuk mengobati CLI meliputi:
1. Angioplasty : Sebuah balon kecil dimasukkan melalui tusukan di pangkal
paha. Balon mengembang satu atau beberapa kali, dengan menggunakan
larutan garam untuk membuka arteri.
2. Cutting ballon : Sebuah balon tertanam dengan mikro-pisau yang digunakan
untuk melebarkan daerah yang sakit.
3. Cold ballon (CryoPlasty) : Balon digelembungkan menggunakan nitrous
oxide. Gas membekukan plak selama dilatasi, pertumbuhan plak dihentikan,
dan jaringan parut sedikit dihasilkan.
4. Stent : Tabung logam yang diperluas dan dibiarkan di tempat untuk
memberikan perancah untuk arteri yang telah dibuka dengan menggunakan
percutaneous transluminal balloon angioplasty (PTA).
5. Balon-expanded : balon A digunakan untuk memperluas stent. Stent ini lebih
kuat, tapi kurang fleksibel.
6. Self-expanding : Compressed stent dikirim ke jaringan yang sakit. Stent ini
lebih fleksibel.
7. Laser atherectomy: potongan kecil dari plak yang menguap oleh ujung probe
laser.
8. Atherectomy Directional: Sebuah kateter dengan pisau potong berputar
digunakan untuk fisik menghilangkan plak dari arteri, membuka saluran
aliran.
9. Bedah perawatan
Pengobatan luka atau ulkus gangren dapat ditindak lanjuti oleh prosedur
bedah tambahan.
10. Amputasi
Diperlukan apabila telah muncul gangren dan sebagai tatalaksana critical limb
ischemia saat pilihan terapeutik lainnya tidak menimbulkan hasil yang
diharapkan, dan pembedahan bypass diprediksi tidak akan memperbaiki
vaskularisasi meski operasi bypass telah dilaksanakan (Slovut & Sullivan,
VII.
VIII. Prognosis
Pasien dengan chronic critical limb ischemia memerlukan pemantauan
lanjut jangka panjang pasca amputasi atau revaskularisasi dengan stent ataupun
BAB III
KESIMPULAN
1. Chronic Limb Ischemia (CLI) atau iskemia tungkai kronik merupakan penyakit
arteri perifer atau peripheral arterial disease (PAD) yang terjadi akibat inadekuat
perfusi pada jaringan perifer yang disebabkan sumbatan (trombus atau emboli) atau
stenosis pada pembuluh darah perifer yang terjadi lebih dari 2 minggu.
2. Berdasarkan kriteria Fontaine, pasien ini termasuk CLI derajat III, karena
mengeluh nyeri hebat pada tungkai bawah saat sedang beristirahat. Derajat III
dapat diklasifikan ke arah critical limb ischemia.
3. Tromboemboli merupakan komplikasi tersering dan memiliki tingkat mortalitas
tinggi pada pasien CLI.
DAFTAR PUSTAKA
Allison, M., Denenberg, J. & Criqui, M., 2011. Family History of Peripheral Artery
Disease Is Associated With Prevalence and Severity of Peripheral Artery Disease.
Journal of The American College of Cardiology, 58, p.13.
Beard, J., 2000. Chronic Lower Limb Ischemia. Western Journal of Medicine, 173(1),
pp.60-63.
NHLBI,
2009.
Atherosclerosis.
[Online]
Available
www.nhlbi.nih.gov/./atherosclerosis/atherosclerosis_whatis.html
[Accessed
Agustus 2014].
at:
6
Rai, K.M., 2009. Approach to Management of Chronic Lower Limb Ischemia. Journal of
GMC-Nepal, 2(2), pp.77-88.
Santili, J.D. & Santili, S.M., 2000. Chronic Critical Limb Ischemia: Diagnosis, Treatment
and Prognosis. American Family Physician, 7(1), pp.1899-908.
Slovut, D.P. & Sullivan, T.M., 2008. Critical limb ischemia: medical and surgical
management. Society for Vascular Medicine, 13, pp.281-91.
Stephens, E., 2014. Peripheral Vascular Disease. [Online]
http://emedicine.medscape.com/article/761556-overview#a0104
Agustus 2014].
VC,
Available
[Accessed
at:
6
2013.
Critical
Limb
Ischemia.
[Online]
Available
at:
http://www.vascularcures.org/about-vascular-disease/2011-05-05-02-02-59/criticallimb-ischemia-cli [Accessed 6 Agustus 2014].