Anda di halaman 1dari 78

PANCASILA: SINERGISITAS POTENSI MANUSIA DALAM PEMBANGUNAN SDM

MEMBANGUN EKONOMI YANG MANAJEMEN PERTAHANAN. PERTAHANAN NEGARA


EDISI MARET-APRIL 2019 - VOLUME 2 /NOMOR 2

BERKELANJUTAN (HUMAN CAPITAL IN DEFENSE DALAM MENGHADAPI ERA


MANAGEMENT) REVOLUSI INDUSTRI 4.0
(PERSPEKTIF PELUANG DAN
TANTANGAN)

SINERGITAS AKTUALISASI BELA NEGARA


DAN KEARIFAN LOKAL
DALAM MEMBANGUN INDONESIA UNGGUL

www.kemhan.go.id Kementerian Pertahnan Republik Indonesia EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 1
@Kemhan_RI @kemhanri @kemhan RI INDONESIA
EDISI MARET-APRIL 2019
2 VOLUME 2/ NOMOR 2
Serambi Redaksi DEWAN REDAKSI

Pelindung/Penasihat:
Para pembaca yang budiman,
Menteri Pertahanan
Ditahun 2019 kami kembali menyapa para pembaca WIRA melalui Edisi Jenderal TNI (Purn) Ryamizard
Ryacudu
Kedua bulan Maret-April 2019. Edisi perdana WIRA Volume II tahun 2019
ini menampilkan design yang baru dan lebih menarik. Sekjen Kemhan
Laksdya TNI Agus Setiadji, S.AP, M.A
Selain itu dalam edisi ini tim redaksi juga mengetengahkan beberapa
artikel, diantaranya : Sinergitas Aktualisasi Bela Negara Dan Kearifan Lokal Pemimpin Umum:
dalam Membangun Indonesia Unggul; Pembangunan SDM Pertahanan
Kapuskom Publik Kemhan
Negara dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 (Perspektif Peluang
Brigjen TNI Totok Sugiharto, S. Sos.
dan Tantangan); Pancasila: Sinergisitas Membangun Ekonomi Yang
Berkelanjutan; dan Potensi Manusia dalam Manajemen Pertahanan Pemimpin Redaksi:
(Human Capital in Defense Management); serta beberapa Berita Pertahanan.
Kabid Kermainfo Puskompublik
Untuk memperkaya artikel majalah WIRA ini, kami senantiasa Kol Laut (P) Hadi Prayitno
mengharapkan partisipasi pembaca untuk mengirimkan tulisan, baik
Redaksi:
berupa artikel, opini, informasi, tanggapan ataupun kritik dan saran, melalui
email redaksi.wira@kemhan.go.id. Majalah WIRA juga dapat diakses dalam M. Adi Wibowo , M.Si.
jaringan online di laman www.kemhan.go.id. Kapten Cku Lindu Baliyanto

Desain Grafis:

Tim Redaksi Imam Rosyadi


Mandiri Triyadi, S.Sos.

Foto:

Fotografer Puskom Publik Kemhan


EDISI MARET-APRIL 2019
Percetakan & Distribusi:

Vol. 2/ No. 2 Nadia Maretti, S.Kom, M.M.

Diterbitkan oleh:
Puskom Publik Kemhan
Jln. Merdeka Barat No. 13-14, Jakarta
Telp. 021-3829151, Fax. 3452457

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 3
Daftar Isi
ARTIKEL

5/ SINERGITAS AKTUALISASI BELA NEGARA DAN KEARIFAN LOKAL


DALAM MEMBANGUN INDONESIA UNGGUL

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib


ikut serta dalam usaha pembelaan negara
dan syarat-syarat tentang pembelaan negara
diatur dengan undang-undang. Kewajiban dan
tanggung jawab bela negara bukan hanya
tugas Tentara Nasional Indonesia (TNI) namun
kewajiban setiap warga negara Republik
Indonesia.

12/ PEMBANGUNAN SDM PERTAHANAN NEGARA DALAM


MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 (PERSPEKTIF
PELUANG DAN TANTANGAN)

19/ PANCASILA: SINERGISITAS MEMBANGUN EKONOMI


YANG BERKELANJUTAN

28/ POTENSI MANUSIA DALAM MANAJEMEN PERTAHANAN


(HUMAN CAPITAL IN DEFENSE MANAGEMENT)

BERITA PERTAHANAN

37/ MENHAN RAPAT KOMISI I RUU TENTANG PENGESAHAN


PERSETUJUAN BIDANG PERTAHANAN INDONESIA-RUSIA

38/ FGD KAJI PENAMBAHAN USIA PENSIUN BINTARA/


TAMTAMA DAN REORGANISASI TNI

40/ MENTERI PERTAHANAN MERESMIKAN PELUNCURAN


KAPAL SELAM KE-3 ALUGORO 405

EDISI MARET-APRIL 2019


4 VOLUME 2/ NOMOR 2
ARTIKEL

SINERGITAS AKTUALISASI BELA NEGARA


DAN KEARIFAN LOKAL
DALAM MEMBANGUN INDONESIA UNGGUL
Oleh:
Letkol Adm Bambang Kustiawan, S.E., M.M.

T
Kasubbaglog Baglog dan Rumga Roum Unhan

Tujuan nasional yang dirumuskan akan berjalan apabila ada jaminan semangat gotong royong dan
dalam pembukaan Undang-Undang stabilitas nasional, dimana aspek mengedepankan kearifan lokal
Dasar Negara Republik Indonesia pertahanan Negara merupakan salah seperti yang perlu mengembangkan
Tahun 1945, yaitu melindungi satu aspek yang cukup dominan. inovasi yang berasal dari dalam
segenap bangsa Indonesia dan Pertahanan Negara merupakan fungsi negeri untuk memperkuat jati diri
seluruh tumpah darah Indonesia, dalam menjamin kelangsungan bangsa.
memajukan kesejahteraan hidup dan pertahanan diri dari setiap
umum, mencerdaskan kehidupan ancaman baik yang datangnya dari Tiap-tiap warga negara berhak
bangsa, dan ikut melaksanakan luar maupun dalam negeri. Salah dan wajib ikut serta dalam usaha
ketertiban dunia yang berdasarkan satu tugas penting Pemerintah pembelaan negara dan syarat-
kemerdekaan, perdamaian abadi adalah memelihara keamanan syarat tentang pembelaan negara
dan keadilan sosial, diperlukan dan ketertiban dalam menjalankan diatur dengan undang-undang.
pembangunan di seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, Kewajiban dan tanggung jawab
kehidupan nasional. Pembangunan dengan terus mengedepankan bela negara bukan hanya tugas

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 5
Tentara Nasional Indonesia (TNI) tanah air, kesadaran berbangsa dan kewajiban hidup sebagai manusia
namun kewajiban setiap warga bernegara, yakin akan pancasila yang bermartabat pada tempat
negara Republik Indonesia. Wilayah sebagai ideologi Negara, rela kaki berpijak itulah bentuk bela
Indonesia yang memiliki kurang berkorban untuk bangsa dan Negara negara secara mikro ditunjukkan.
lebih 17.504 pulau memerlukan dan memiliki kemampuan awal Sedangkan secara makro, aktualisasi
pengawas yang cukup ketat dari bela negara. Menteri Pertahanan bela negara diwujudkan dengan
pemerintah, serta perlu adanya RI Ryamizard Ryacudu mengatakan kemampuan menggerakkan semua
upaya pembelaan negara dari setiap “Bela negara tidak harus dalam elemen pendukung untuk mencapai
warga Negara. Hal ini dirasakan bentuk perang, namun bisa dengan tujuan bersama, yaitu terwujudnya
penting untuk mempertahankan melestarikan kearifan lokal, budaya masyarakat yang adil, makmur,
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan lingkungan hidup, bisa juga aman, tenteram, rukun, damai,
(NKRI) dari ancaman baik dari luar dengan taat hukum, mencintai bahagia, dan sejahtera. Dengan
maupun dalam negeri. Kesadaran produk dalam negeri, ikut membantu demikian, pengambilan keputusan
bela negara menjadi modal korban bencana, semangat mengikuti dilakukan dengan mufakat bulat
dasar sekaligus kekuatan bangsa, mata pelajaran pendidikan dan sehingga tidak ada tempat untuk lari
dalam rangka menjaga keutuhan, lain-lain. Hal ini adalah bentuk dari tanggung jawab.
kedaulatan serta kelangsungan hidup nasionalisme dari tindakan warga
bangsa dan negara Indonesia. Selain Negara, bahkan banyaknya alutsista Aktualisasi bela Negara selalu
itu dengan adanya bela negara kita tanpa dibarengi dengan manusia dipersepsikan terkait dengan upaya
dapat mempererat rasa persatuan yang mengawakinya percuma saja”. perjuangan bangsa Indonesia
di antara penduduk Indonesia yang menghadapi ancaman terhadap
saling berbhineka tunggal ika. Aktualisasi Bela Negara kelangsungan hidup bangsa
Indonesia yang unggul dapat dicapai Indonesia pada periode-periode
apabila masyarakat dan bangsa Proses pembangunan sesuai berikut:
yang baik (good society and nation), dengan tujuan nasional dalam
damai, adil, makmur dan sejahtera. meningkatkan kemakmuran dan 1. Periode pertama perang
keadilan merupakan kondisi yang kemerdekaan (1945 – 1949).
Undang-Undang Dasar Negara harus diwujudkan agar proses Bela negara dipersepsikan dengan
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD pencapaiannya dapat berjalan perang kemerdekaan yang mana
1945) mengatur mengenai Upaya dengan sukses. Aktualisasi Bela keikutsertaaan warga negara
Bela Negara yaitu ketentuan Pasal Negara sebagai perwujudan dalam bela negara diwujudkan
27 Ayat (3): “ Setiap warga negara kesadaran bela negara hakikatnya ikut berperan aktif dalam perang
berhak dan wajib ikut serta dalam kesediaan berbakti pada negara kemerdekaan, baik bersenjata
upaya pembelaan Negara,” dan Pasal dan kesediaan berkorban membela maupun tidak bersenjata.
30 Ayat (1): “Tiap-tiap warga negara negara. Kesadaran akan bela negara,
berhak dan wajib ikut serta dalam kita harus dapat memiliki sikap dan 2. Periode kedua (1950 – 1965).
usaha pertahanan dan keamanan prilaku yang sesuai kejuangan, cinta Bela negara dipersepsikan identik
negara.” tanah air serta rela berkorban bagi dengan upaya pertahanan
nusa dan bangsa. Aktualisasi bela keamanan, baik bersenjata
Sehubungan dengan dasar negara bisa dilihat secara mikro dan maupun tidak bersenjata.
yang tertera pada Pasal 27 UUD makro sesuai dengan masing-masing
1945 maka upaya bela negara elemen kehidupan. 3. Periode ketiga (Orde Baru 1966 –
harus dilakukan dalam kerangka 1998). Bela negara dipersepsikan
pembinaan kesadaran bela Secara mikro, aktualisasi bela identik dengan ketahanan
negara sebagai sebuah upaya negara diwujudkan oleh setiap nasional dan keikutsertaan
untuk mewujudkan Warga Negara elemen kehidupan dalam bentuk warga negara dalam bela negara
Indonesia (WNI) yang memahami pembelaan terhadap tempat di diselenggarakan melalui segenap
dan menghayati serta yakin untuk wilayah Indonesia ini. Dengan bahasa aspek kehidupan nasional.
menunaikan hak dan kewajibannya. sederhana dapat dinyatakan bahwa
menentukan pilihan hidup adalah 4. Periode keempat (Orde reformasi
Sementara itu di lihat dari unsur hak. Namun, setelah menjatuhkan 1998 – sekarang). Bela negara
dasar bela negara yang dianut oleh pilihan maka di situ ada kewajiban dipersepsikan sebagai upaya
bangsa Indonesia adalah, cinta yang harus ditunaikan. Menunaikan mengatasi berbagai krisis

EDISI MARET-APRIL 2019


6 VOLUME 2/ NOMOR 2
yang dihadapi oleh segenap bangsa Sumber : penulis
Indonesia. Pada periode ini keikutsertaan
sehari-hari dan berperan penting sebagai
setiap warga negara dalam bela negara
identitas jati diri bangsa.
disesuaikan dengan kemampuan dan
profesi masing-masing.
Kearifan lokal masyarakat (local wisdom)
yang lahir ditengah kehidupan masyarakat
Kearifan Lokal Sebagai Identitas Nasional
yang berbudaya telah ada sejak lama yang
merupakan tindakan atau perilaku positif
Menurut Antariksa (2009), kearifan lokal yang memuat kebaikan-kebaikan. Bisa saja
merupakan unsur bagian dari tradisi-budaya selain budaya juga bisa bersumber dari
masyarakat suatu bangsa, yang muncul nilai-nilai adat istiadat, agama dan terbangun
menjadi bagian-bagian yang ditempatkan secara ilmiah dan berkembang menjadi
pada tatanan fisik bangunan (arsitektur) kebudayaan baru mengikuti perkembangan
dan kawasan (perkotaan) dalam geografi masyarakat dan zaman yang dinamis.
kenusantaraan sebuah bangsa. Kearifan Kearifan lokal biasanya diwariskan secara
lokal adalah pandangan hidup dan ilmu turun temurun dan berlaku secara universal
pengetahuan serta berbagai strategi dan parsial. Secara universal artinya nilai-nilai
kehidupan yang berwujud aktivitas yang kearifan lokal diterima dan diakui oleh siapa
dilakukan oleh masyarakat lokal dalam saja atas eksistensinya, secara parsial sendiri
menjawab berbagai masalah dalam berarti bahwa setiap daerah dan masyarakat
pemenuhan kebutuhan mereka. tertentu memiliki kearifan lokal sendiri yang
tetap dijaga tidak hanya sebagai sebuah
Menurut Rahyono “kearifan lokal tradisi, namun pedoman hidup.
merupakan kecerdasan manusia yang
dimiliki oleh kelompok etnis tertentu yang Mengokohkan identitas nasional dengan
diperoleh melalui pengalaman masyarakat”. kearifan lokal maknanya adalah bahwa segala
Koentjaraningrat sendiri mengkategorisasikan sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
kebudayaan manusia yang menjadi wadah dipengaruhi oleh kebudayaan yang dimiliki
kearifan lokal itu kepada ide, aktivitas sosial, oleh masyarakat itu sendiri, Identitas nasional
artifak. Dapat disimpulkan bahwa kearifan dalam wujud Kebudayaan dapat dipandang
lokal adalah hasil pemikiran yang muncul sebagai sesuatu yang turun temurun dari
ditengah masyarakat. Hal ini akibat adanya satu generasi ke generasi yang lain. Identitas
kebutuhan untuk memecahkan anomali atau Nasional dengan kearifan lokal sebagai
fenomena yang terjadi dan dianggap belum suatu proses pada hakikatnya merupakan
ada pemecahannya. Kemudian dijadikan penguatan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 7
yang terencana yang dipadukan menjaga hutan lindungnya. 4. Masyarakat Lombok Barat dan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan Dengan memegang “Sesanti Bali memiliki Awig-Awig yang
dan teknologi, pertumbuhan Pancasetia” (5 petunjuk memuat aturan adat yang harus
ekonomi, peningkatan kecanggihan kesetiaan) dan menghindari dipenuhi dan sebagai pedoman
sarana komunikasi, dan sebagainya. malima dipadu dengan walima, dalam bersikap dan bertindak
terbukti bahwa angka kriminalitas terutama dalam berinteraksi dan
Kearifan Lokal Dalam Memperkokoh nyaris tidak terdapat pada mengelola sumberdaya alam &
Semangat Bela Negara masyarakat Tengger. Sesanti lingkungan.
Pancasetia merupakan semacam
Kearifan lokal dianggap penting ikrar kesetiaan akan budaya 5. Masyarakat Orang Rimba-
sebagai pegangan hidup masyarakat (menjaga adat leluhur), wacana Jambi dengan Hompongan
dan sebagai dasar untuk seseorang (ucapan yang sesuai dengan yang merupakan hutan belukar
berhubungan dengan orang lain, perbuatan), “semaya” (janji), yang melingkupi kawasan inti
dengan alam, dan dengan kehidupan. “laksana” (tanggung jawab pemukiman Orang Rimba (di
Pada suku atau komunitas apapun terhadap tugas), dan mitra kawasan Taman Nasional Bukit
di wilayah Indonesia, kearifan (kesetiakawanan). Menghindari Dua Belas, Jambi) yang sengaja
lokal menempati posisi khusus malima (hal yang biasa dijaga keberadaannya yang
dan terhormat dalam kehidupan dikenal juga dalam masyarakat berfungsi sebagai benteng
masyarakat pemiliknya. Dalam Jawa pada umumnya), yaitu pertahanan dari gangguan pihak
bentuknya yang disampaikan secara menghindar menjadi maling, luar.
lisan, kearifan lokal tersebut justru main judi, minum minuman keras
memiliki kekuatan yang lebih kuat yang memabukkan, “madat” 6. Masyarakat Bali dengan Tri
daripada yang tertulis, seperti contoh: (menggunakan candu, dsb), dan Hita Karana, suatu konsep
main perempuan dipadukan yang berintikan keharmonisan
1. Untuk tetap “survive” dan dengan prinsip “walima” yaitu
“eksis” Orang Baduy sangat kuat
mempertahankan “pikukuh”
(ketentuan adat) dalam menjalani
kehidupannya. Pengetahuan
tradisionalnya telah mampu
melindungi dirinya dari bahaya
banjir walaupun tinggal dekat
sungai; rumah tahan gempa
padahal hidup di daerah rawan
gempa; mampu menjaga hutan
lindungnya dari bahaya kebakaran
padahal harus menebang
dan membakar hutan untuk
menyediakan lahan perkebunan
dan pertanian.

2. Masyarakat Dayak yang memiliki


tradisi Nataki, tradisi membuka
hutan dengan membuat batas api Sumber : penulis
ketika mereka harus membakar manusia harus “waras” (sehat
pohon-pohon untuk menyiapkan jasmani dan rohani), “wareg” hubungan antara Manusia-Tuhan,
lahan pertanian, perkebunan, dan (cukup makan), “wastra” (cukup manusia-manusia, dan manusia-
keperluan lainnya. sandang), “wasis” (cukup ilmu alam merupakan tiga penyebab
pengetahuan), dan “wisma” kesejahteraan jasmani dan
3. Masyarakat Tengger di sekitar (memiliki rumah) akan rohani. Ini berarti bahwa nilai
Gunung Bromo, desa Wonokitri, merupakan pengetahuan dasar keharmonisan hubungan antara
Jawa Timur mempunyai prinsip mengenai kehidupan yang mulia. manusia dengan lingkungan
“tebang satu tanam dua” untuk merupakan suatu kearifan ekologi

EDISI MARET-APRIL 2019


8 VOLUME 2/ NOMOR 2
membantu pengakuannya sebagai
warisan dunia, cabang olahraga
Pencak Silat berasal dari kearifan
lokal dan ekspresi seni budaya
bangsa Indonesia. Bahkan The United
Nations Educational, Scientific and
Cultural Organization (UNESCO)
sedang membahas pengajuan
Pencak Silat sebagai warisan budaya
dunia untuk kemanusiaan. Pada
intinya Pencak Silat memperlihatkan
nilai universal yang menonjol, arti
pentingnya bukan hanya dari segi
olahraga saja, tetapi juga untuk
kemanusiaan, perdamaian dan
sebagainya.

Secara garis besar kearifan lokal


dalam memperkokoh semangat
Sumber : penulis bela negara dapat mendukung
pada masyarakat dan kebudayaan sekitarnya, maupun hubungan terwujudnya ketahanan nasional
Bali. manusia dengan PenciptaNya. dengan menjadikan Indonesia
Ammatoa bertugas untuk unggul. Berbuat yang terbaik
7. Masyarakat Kasepuhan Sirnaresmi melestarikan Pasang Ri Kajang melalui profesi dan kedudukan
Jawa Barat dengan Seren dan menjaganya agar komunitas masing-masing warga Negara
Taun memiliki banyak arti Ammatoa tetap tunduk dan patuh apapun keahliannya untuk
bagi masyarakat kasepuhan kepada Ammatoa sebagai Kepala disumbangkan kepada kepentingan
diantaranya adalah puncak prosesi Suku Kajang yang merupakan bangsa dan negara baik di bidang
ritual pertanian yang bermakna pandangan yang bersifat keamanan maupun kesejahteraan
hubungan manusia, alam, dan mengatur, tidak dapat dirubah, serta melaksanakan disiplin nasional
pencipta-Nya sebagai ungkapan ditambah maupun dikurangi. dengan mematuhi segala peraturan
rasa syukur setelah mengolah dan perundangan Negara, inilah
lahan pertanian dengan segala Dipertandingkannya Pencak Silat dimensi esensial dari Bela Negara.
hambatan dan perjuangannya di Asian Games 2018, dinilai dapat Rangkaian terminologi tersebut
untuk mendapatkan hasil yang
optimal. Adat istiadat Kasepuhan
ini mengatur pola kehidupan
masyarakat dalam berhubungan
dengan sang pencipta (Hablum
minallah), hubungan antar
manusia (Hablum minan naas)
dan hubungan manusia dengan
alam lingkungannya (Hablum
minal alam).

8. Masyarakat Ammatoa, Kajang,


Sulawesi Selatan dengan Pasang
Ri Kajang merupakan pandangan
hidup komunitas Ammatoa, yang
mengandung etika dan norma,
baik yang berkaitan dengan
perilaku sosial, maupun perilaku
terhadap lingkungan dan alam
Sumber : penulis

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 9
sesungguhnya sudah terangkum dari bentuk perasaan senasib karena dan sumber daya nasional untuk
dalam Pancasila sebagai nilai pernah dijajah dan semangat untuk kepentingan pertahanan dalam
dasar. Identitas Nasional dalam menegakkan perdamaian dunia membela eksistensi NKRI, maka tidak
konteks bangsa (masyarakat sebagaimana yang telah dicita- terlepas dari amanah konstitusi yang
Indonesia) cenderung mengacu citakan para pendiri bangsa. memberikan hak dan kewajiban
pada kebudayaan atau karakter kepada setiap warga negara untuk
khas. Sedangkan identitas nasional Setiap daerah memiliki kearifan ikut serta dalam usaha-usaha
dalam konteks negara tercermin lokal yang lahir dari jiwa kebenaran pertahanan Negara, sebagai wujud
dalam simbol-simbol kenegaraan. dan kebaikan dalam masyarakat kehormatan warga negara untuk
Kedua unsur identitas ini secara yang berkembang dan merupakan merefleksikan haknya.
nyata terangkum dalam Pancasila. sebuah pegangan hidup masyarakat
Pancasila dengan demikian yang tidak lepas dari peran penting Kearifan lokal dapat dijadikan
merupakan identitas nasional kita pemerintah yang memiliki fungsi self defence dari pengaruh budaya
dalam bermasyarakat, berbangsa dan atau posisi sebagai subjek pengatur luar yang tidak sesuai dan sebagai
bernegara. masyarakat sesuai dengan yang motivasi untuk meningkatkan
diamanahkan oleh konstitusi. semangat persatuan bangsa jika
Sinergitas Bela Negara Dan Kearifan Pemerintah haruslah berperilaku melihat nilai yang diterapkan dalam
Lokal Dalam Membangun Indonesia sesuai dengan status dan perannya kepribadian.
Unggul yang telah diatur dalam undang-
undang. Peranan pemerintah Sinergitas bela negara dan
Globalisasi yang sarat dengan tertuang dalam lembaga-lembaga kearifan lokal dapat dijadikan sebagai
semangat perubahan berdampak yang memecahkan, menyelesaikan salah satu bentuk semangat bela
kepada perubahan nilai-nilai dan mengakhiri masalah-masalah negara untuk dijadikan sebagai
sosial budaya bangsa. Tidak dapat yang muncul dalam kehidupan tool of social control dan tool of
dipungkiri bahwa perubahan nilai- bermasyarakat, berbangsa dan social engineering dimana setiap
nilai mempengaruhi pola pikir, sikap bernegara. masyarakat berbuat sesuai dengan
dan pola tindak generasi penerus moral dan nilai-nilai bangsa, yakni
bangsa. Pengaruh globalisasi Dengan berlandaskan pada Pancasila. Sinergitas ini memiliki
tidak hanya berdampak terhadap nilai kearifan lokal, peran serta keterkaitan satu sama lain sesuai
perkembangan teknologi dan ilmu masyarakat tidak hanya diharapkan dengan kebudayaan dan moral
pengetahuan, namun berpengaruh mampu berperilaku sesuai dengan bangsa.
juga pada paradigma masyarakat. fungsi masing-masing, namun juga
Bahkan bisa saja membawa nilai- tetap berpatokan terhadap nilai yang Kesimpulan
nilai yang bersinggungan dengan telah ditetapkan agar senantiasa
nilai-nilai bangsa yang sudah ada. selalu terjaga dalam norma. Dalam Aktualisasi bela negara terhadap
Konsep keindonesiaan tidak lepas mendayagunakan segenap kekuatan bangsa Indonesia merupakan
kekuatan negara
Indonesia bagi proses
pembangunan nasional
agar tujuan nasional
dapat dicapai dengan
sukses. Kesadaran akan
bela negara harus dapat
memiliki sikap dan
perilaku yang sesuai
kejuangan, cinta tanah
air serta rela berkorban
bagi nusa dan bangsa.
Sementara itu kearifan
lokal sebagai nilai yang
hidup dapat dijadikan
sebagai salah satu
sumber daya pertahanan

EDISI MARET-APRIL 2019


10 VOLUME 2/ NOMOR 2
bangsa yang dilakukan dengan 2. Bambang Pranowo, B. Dokumen
pembinaan pertahanan Negara Multidimensi Ketahanan
dalam mewujudkan Indonesia Nasional (Jakarta, Pustaka 1. Undang-Undang Dasar Negara
unggul. Sinergitas bela negara Alvabet :2010) Republik Indonesia 1945
dan kearifan lokal dapat dijadikan
kontrol sosial (social control) sesuai 3. Marijan, Kacung, Penguatan 2. Undang-Undang Nomor
dengan moral dan nilai-nilai luhur Budaya Nusantara Berbasis 3 tahun 2002 tentang
bangsa Indonesia. Pada akhirnya Kearifan Lokal (Universitas Pertahanan Negara
segala bentuk ancaman yang dapat Sebelas:2013)
memecah belah bangsa dapat 3. Keputusan Menteri
diatasi dan melalui kearifan lokal 4. Supriyoko, Ki: Butir-Butir Pertahanan Nomor Kep
cita-cita luhur membangun Indonesia Pemikiran Bapak Pendiri /435/M/V/2016 Tentang
Unggul dapat terwujud serta mampu Bangsa Untuk Kemerdekaan Kebijakan Pertahanan Negara
bersaing dengan Negara-Negara dan Pembangunan (Taman Tahun 2017
lain bahkan mampu menjadi bangsa Siswa: Yogyakarta:2013)
pemenang.*** 4. Permenhan Nomor 02 tahun
5. http://antariksaarticle. 2017 tentang Organisasi
Daftar Pustaka blogspot.com/2009/08/ dan Tata Kerja Kementerian
kearifan-lokal-dalam- Pertahanan
A. Buku-Buku arsitektur.html. Kearifan Lokal
dalam Arsitektur Perkotaan
1. Alfian, Magdalia, Potensi dan Lingkungan Binaan.
Kearifan Lokal Dalam Antariksa. 2009.
Pembentukan Jati Diri dan
Karakter Bangsa (Fakultas
Ilmu Pengetahuan Budaya,
Universitas Indonesia: 2013).

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 11
ARTIKEL

PEMBANGUNAN SDM PERTAHANAN NEGARA


DALAM MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
(PERSPEKTIF PELUANG DAN TANTANGAN)
Oleh:
Kolonel Cba W. Jatiwahono
Kasubdit Bangdik Direktorat SDM Ditjen Kuathan Kemhan

“Perubahan itu sangat dramatis dan terjadi


pada kecepatan eksponensial. Perubahan
tersebut telah menggeser dan sangat
berpengaruh dalam kehidupan di banding
era revolusi industri sebelumnya“

P
Pendahuluan membawa konsekuensi perubahan motor penggerak.
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Pertahanan Negara adalah segala serta berimplikasi terhadap perubahan Hal tersebut merupakan pergeseran
usaha untuk menegakkan kedaulatan standar yang sudah ada. Secara dan perubahan dari era revolusi 1.0
negara, mempertahankan keutuhan pararel dari sektor penyelenggaraan masuk menjadi era revolusi Industri
wilayah Negara Kesatuan Republik Pertahanan Negara saat menghadapi 2.0. Sedang di era revolusi Industri
Indonesia (NKRI), dan melindungi revolusi industri 4.0 harus juga diikuti 2.0 tumbuh berkembanganya
keselamatan segenap bangsa dari pembangunan kapabilitas SDM manufaktur dan produksi massal
ancaman dan gangguan terhadap Pertahanan Negara. sarana komunikasi berupa pesawat
keutuhan bangsa dan negara. telepon maupun sarana transportasi
Untuk diketahui bahwa Industrial berupa mobil, dan pesawat terbang.
Ancaman sendiri merupakan faktor Revolution 4.0 dicetuskan pertama
utama yang menjadi dasar dalam kali pada 2011 oleh Jerman, yang Perubahan berjalan kian cukup
penyusunan desain sistem pertahanan kemudian menjadi tema utama cepat sehingga terjadi yang dinamai
negara, baik yang bersifat aktual pada pertemuan World Economic dengan era revolusi Industri 3.0.
maupun potensial. Perkembangan Forum (WEF) 2016 di Davos, Swiss. Sebagai pertanda masuk era revolusi
lingkungan strategis maupun Beberapa negara yang telah memiliki Industri 3.0 adalah dengan tumbuh
prediksi ancaman yang dinamis dan program-program untuk mendukung dan berkembanganya industri berbasis
cepat berubah, serta penuh dengan industrinya menuju Industri 4.0 elektronika, teknologi informasi, serta
ketidakpastian melahirkan paradigma seperti Jerman, Inggris, Amerika otomatisasi. Disamping itu pada masa
berbagai ancaman baru. Serikat, China, India, Jepang, Korea, ini pula dunia teknologi digital dan
dan Vietnam. internet sudah mulai diperkenalkan.
Sementara itu perubahan yang
terjadi di era revolusi industri Revolusi Industri 1.0, terjadi Memasuki era revolusi Industri 4.0
4.0. merupakan perubahan yang dengan tumbuhnya mekanisasi saat yang menjadi tren di dunia adalah
sangat dramatis dan terjadi pada maupun energi berbasis uap dan air, adanya penggabungan tren teknologi
kecepatan eksponensial. Dengan arti yang ditandai dengan menggantikan otomatisasi dengan teknologi cyber
lain yaitu kecepatan peningkatan tenaga manusia dan hewan oleh yang mencakup sistem cyber fisik,
berupa persentase tetap terhadap tenaga mesin. Di era revolusi 1.0 ini Internet of Things (IoT), komputasi
keseluruhan pada suatu waktu telah meningkatkan perekonomian awan, dan komputasi kognitif. Tren
tertentu. Selain itu juga hal ini akan yang luar biasa, sementara perubahan pada era atau masa ini adalah adanya
menimbulkan berbagai peluang dan terus bergulir dengan munculnya dan otomatisasi dan pertukaran data,
potensi permasalahan yang akan berkembangnya energi listrik dan juga telah mengubah tata kehidupan

EDISI MARET-APRIL 2019


12 VOLUME 2/ NOMOR 2
Sumber: medium.com

manusia, ekonomi, dunia kerja, Dalam konteks di atas, oleh aspirasi nasional geografis serta
bahkan gaya hidup. Revolusi Industri pertanyaannya adalah: apakah berdampak langsung/tidak langsung
4.0 telah bertransformasi memisahkan komponen Pertahanan Negara dalam terhadap sistem politik suatu
ruang sekat fisik dengan digital, hal ini komponen utama (prajurit TNI) Negara. Sedangkan Geostrategis
ruang sintesis dan organik, maupun khususnya sudah siap?, bagaimana adalah kebijakan pelaksanaan yang
daya berfikir eksploratif (berpikir meningkatkan maupun menyiapkan menentukan tujuan-tujuan dan
kreatif dan disposisi matematis) kapabilitas SDM komponen utama sarana serta cara penggunaan sarana
menjadi hiperbolis (melebih-lebihkan (prajurit TNI)?, dan strategi atau tersebut untuk mencapai tujuan-
kenyataan menjadi tidak masuk akal). kebijakan apa yang dilakukan dalam tujuan yang telah ditentukan dengan
menghadapi perubahan pada era memanfaatkan kondisi geografis
Kompleksitas permasalahan revolusi Industri 4.0?. suatu negara.
ancaman yang terjadi saat ini
memiliki sumbu dimensi penguasaan Realita dengan berbagai Revolusi industri gelombang
teknologi yang akan memegang permasalahan dan pertanyaan- keempat (4.0) ini merupakan
dan mempunyai peran kunci. pertanyaan tersebut, tentunya kelanjutan dan tentu tetap bertopang
Sehubungan dengan hal tersebut menjadikan suatu urgensi dan pada Revolusi Industri Ketiga (3.0).
dengan adanya Utilization (Utilisasi pemikiran dalam mewujudkan Kondisi tersebut, ditandai dengan
/ pemanfaatan dan penggunaan) pertahanan negara yang tangguh bersatunya beberapa teknologi,
ruang pertahanan seiring dengan dan kuat, sebagai usaha untuk sehingga kita melihat dan merasakan
berkembangnya otomatisasi industri menegakkan kedaulatan negara, suatu era baru terdiri atas 3 (tiga)
berimplikasi munculnya persenjataan mempertahankan keutuhan wilayah bidang ilmu yang independen, yaitu:
canggih (alutsista modern). Secara NKRI, dan melindungi keselamatan fisika, digital, dan biologi. Hal ini juga
tidak disadari maka otomatisasi segenap bangsa. ditandai dengan berkembangnya
permasalahan ancaman pertahanan Internet of/for Things yang
semakin multi demensi, kompleks, Peluang Dan Tantangan kehadirannya begitu cepat.
berubah-ubah dan tidak terduga.
Probabilitas (ukuran peluang Konsep Geopolitik dan Geostrategis Revolusi industri 4.0 akan
terjadinya suatu ancaman) dalam dalam kerangka NKRI karangan membawa banyak dampak perubahan
era revolusi industri pertahanan Prof. Dr. Ermaya Suradinata, SH. dengan segala konsekuensinya,
telah menjadikan suatu keniscayaan MS. MH. menyebutkan: Geopolitik yang dari sisi positif adalah adanya
lahirnya bentuk, sifat dan format adalah politik atau kebijaksanaan koneksitas sehingga terjadi tingkat
ancaman baru. dan strategi nasional yang didorong efektif dan efisien. Namun pada

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 13
sisi negatifnya adalah adanya risiko sosial budaya masyarakat. baru bagi ekonomi, sosial, maupun
berkurangnya Sumber Daya Manusia pengembangan diri pribadi.
(SDM) yang tergantikan oleh mesin Sementara ditinjau dari sudut Aspek
atau robot, tuntutan kualitas dan Wawasan Geopolitik, yang merupakan Mengapa transformasi yang
kompetensi SDM, sehingga mampu suatu telaahan (pandangan) tentang terjadi saat ini bukan merupakan
lebih kompetitif di era transisi hubungan antara kehidupan manusia perpanjangan atau kelanjutan dari
teknologi saat ini. Yang paling dan bumi sebagai ruang kehidupan revolusi digital, melainkan menjadi
penting adalah dampak dan pengaruh bagi manusia. Kondisi politik akan revolusi transformasi baru (tersendiri).
revolusi industri 4.0 terhadap aspeks berdampak terhadap sistem politik Secara garis besar, revolusi industri
pertahanan negara. negara yang beimplikasi kepada 4.0 merupakan revolusi transformasi
geografi negara. Yang secara luas melalui integrasi antara dunia internet
Pertahanan Negara ditinjau akan berpengaruh pada wawasan atau online dengan dunia sebuah
dari apeks wawasan geostrategis nusantara dan ketahanan nasional, industri, sehingga berbagai proses
(astagatra) yang bersifat Statis dan apabila berlangsung terus industri ditopang dengan berbasis
(trigatra), menunjukan (1) kondisi menerus dan tidak ada tatakelola internet.
geografi Indonesia terdiri dari pulau– dengan baik maka secara akumulatif
pulau dan terletak pada posisi silang mempengaruhi integritas, identitas, Sependapat, bahwa revolusi
sebagai lalu lintas dunia Internasional, kelangsungan hidup berbangsa dan industri 4.0 akan berimplikasi
(2) Kondisi penduduk Indonesia bernegara serta tujuan nasional. terhadap berbagai perkembangan
yang heterogen, penyebarannya sistem persenjataan (alutsista)
dan tingkat pendidikan serta tingkat Akumulasi kondisi tersebut di atas, berbasis digital dan otomatisasi, serta
kesejahteraan yang belum merata, merupakan cerminan dan gambaran dapat memunculkan ancaman baru.
dan (3) potensi SDA Indonesia yang terhadap realita kondisi Indonesia. Sebaiknya hal ini perlu disikapi melalui
melimpah mengindikasikan bahwa Namun dengan adanya revolusi peningkatan kapabilitas, rancang
kesejahteraan masyarakat tentunya industri gelombang keempat (4.0) bangun dan penguatan postur SDM
cukup bahkan berlimpah. dengan segala dinamika perubahan komponen utama (prajurit TNI) yang
dan dampaknya, maka kesemuanya bertopang atau mendudukan dalam
Adapun yang bersifat Dinamis akan berimplikasi terhadap kondisi Program Rencana Strategis (Renstra)
(Pancagatra) dilihat sisi: (1) stabilitas nasional, ketahanan nasional maupun Minimum Esential Force
Idiologi. Pancasila sebagai dasar dan pertahanan negara. (MEF) pertahanan negara 4.0.
negara, falsafah, pandangan hidup
pada dasarnya untuk menjaga Dunia saat ini memang tengah Sebagai langkah awal dalam
keutuhan dan kedaulatan NKRI, mencermati revolusi industri 4.0 ini menjalankan Program Renstra maupun
namun derasnya perkembangan secara saksama. Konsekuensi positif MEF Pertahanan Negara 4.0, yang
ilmu pengetahuan, teknologi dan sebagai peluang terdapat didalamnya, menjadi fokus implementasinya, yaitu
informasi telah merubah perilaku begitupun dengan konsekuensi negatif pendidikan, pelatihan, kompetensi,
masyarakat, (2) Politik. Aspirasi juga terdapat didalamnya sebagai penelitian dan pengembangan.
masyarakat belum dapat tersalurkan tantangan yang harus dihadapi.
dan terakomodasi dengan baik, Selanjutnya pada tataran Industri
kondisi politik yang tidak kondusif dan a. Peluang. pertahanan yang merupakan tulang
berlakunya sistem multi partai banyak punggung dan penopang pertahanan
meninggalkan persoalan–persoalan Kehadiran revolusi industri 4.0 negara, diharapkan revolusi industri
yang rentan gesekan–gesekan dan memang menghadirkan usaha baru, 4.0 dapat membawa pengaruh
konflik, (3) Ekonomi. KKN masih lapangan kerja baru, profesi baru yang besar dalam hal daya saing
marak, kesenjangan dan terbatasnya yang tak terpikirkan sebelumnya, alutsista dan kontribusinya terhadap
lapangan pekerjaan serta kehidupan yaitu dengan munculnya transportasi pertahanan negara 4.0. Sehingga pada
sosial ekonomi di daerah perbatasan, dengan sistem ride-sharing (berbasis akhirnya nanti akan menuju kepada
maka kondisi tersebut berpotensi aplikasi). Dengan komposisi kemandirian Industri pertahanan
kerawanan diberbagai bidang, dan yang demikian, maka Revolusi Indonesia yang mampu bersaing
(4) Sosial Budaya. Kondisi sosial Industri 4.0 mempunyai potensi dalam kancah Asia maupun dunia.
budaya masyarakat globalisasi dan memberdayakan individu dan
perkembangan ilmu pengetahuan masyarakat, karena revolusi industri Adapun peluang lainnya adalah,
dan teknologi dapat merusak kondisi fase ini dapat menciptakan peluang Industri pertahanan 4.0 di Indonesia

EDISI MARET-APRIL 2019


14 VOLUME 2/ NOMOR 2
dijadikan daya tarik bagi investor luar secara disadari atau tidak disadari Untuk itu, ke depannya akan
negeri maupun domestik di Indonesia. juga akan membawa konsekuensi diarahkan kepada pengembangan
Selain itu agar industri dalam negeri pada aspek Pertahanan Negara kapabilitas SDM komponen utama
bisa lebih produktif dan semakin baik terkait ancaman non militer. Untuk itu (prajurit TNI) melalui peningkatan
yang disertai dengan peningkatan faktor kehati-hatian sangat diperlukan pengetahuan (Knowledge) dan
kemampuan SDM dalam mengadopsi terhadap seluruh unsur non militer peningkatan Ketrampilan (Skill),
teknologi, sehingga sanggup bersaing yang akan mencederai stabilitas meningkatkan porsi riset, serta
dengan negara-negara lain. nasional, ketahanan nasional bahkan penelitian dan pengembangan
kedaulatan wilayah negara Republik melalui skema APBN.
Dari beberapa gambaran peluang Indonesia.
yang akan didapatkan dari kehadiran Disamping itu bentuk antisipasi
revolusi industri 4.0, maka kita perlu Kemerdekaan yang sudah diraih dari tantangan ini yaitu memberikan
mengubah mindset , paradigma, akan menjadi sia-sia apabila tidak insentif bagi pengembangan kualitas
doktrin dan budaya terkait perubahan bisa atau tidak mampu membangun SDM di Perguruan Tinggi Negeri
itu merupakan suatu peluang dan kedaulatan negara tersebut. Maka maupun Perguruan Tinggi Swasta.
tantangan maupun perubahan kedaulatan energi dan pangan menjadi Dan yang lebih utamanya lagi adalah
merupakan keniscayaan yang tidak mutlak untuk dapat diwujudkan dan mengoptimalkan peran penting anak-
bisa dihindari serta teknologi itu tidak tidak ketergantungan kepada negara anak bangsa untuk bereaksi dalam
sulit, dengan berusaha untuk terus- lain. Sisi lain, konstelasi geopolitik mengatasi permasalahan bangsa
menerus meningkatkan kemampuan dan geostrategis menjadikan enegi dari dampak dan pengaruh revolusi
belajar, keterampilan yang sesuai sebagai faktor utama kepentingan industri 4.0 agar ketahanan nasional
dengan kebutuhan era industri 4.0. nasional menempatkan menjadi Indonesia tetap terjaga.
agenda penting bagi negara –negara
b. Tantangan. maju.

Pada sisi tantangan,


revolusi Industri 4.0
bisa menyebabkan
berbagai permasalahan
bangsa Indonesia.
Khususnya terjadi
adanya pengkerdilan
dan marginalisasi
(peminggiran)
suatu kelompok
secara luas yang
dapat memperburuk
kepentingan sosial,
kohesi sosial, bahkan
dapat pula merusak
interelasi (hubungan)
antar manusia. Selain itu
juga dapat menciptakan
risiko keamanan dan
menumbuhkan resiko
ancaman baru terhadap
pertahanan negara dari
dampak atau pengaruh
revolusi Industri 4.0
tersebut.

Memasuki revolusi
industri 4.0 Indonesia,
Sumber:satelitberitacom

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 15
Pembangunan Kapabilitas SDM dampak berbagai bentuk, sifat dan negara secara Profesional, Efektif,
Secara Menyeluruh jenis ancaman baru. Oleh karena itu Efisien dan Modern (PEEM). Selain itu
Kementerian Pertahanan (Kemhan) kesiapsiagaan operasional pertahanan
Era revolusi industri 4.0 memiliki dalam mengatisipasi dari dampak akan menjadi lebih tinggi dengan
konsekuensi menuntut perubahan maupun pengaruh Revolusi Industri mensinergikan pola kekuatan Tri Matra
kualitas Sumber Daya Manusia 4.0 terhadap ancaman baru, membuat terpadu dalam menghadapi berbagai
(SDM) serta membawa distruksi kebijakan pertahanan yang meliputi permasalahan yang ditimbulkan dari
maupun implikasi terhadap standar pembinaan kekuatan dan kemampuan pengaruh Revolusi Industri 4.0.
yang sudah ada. Untuk menghadapi pertahanan negara secara menyeluruh
revolusi industri 4.0 harus diikuti dan berkesinambungan. Peningkatan kapabilitas dan
pembangunan kapabilitas SDM secara penguatan postur SDM komponen
besar-besaran dan menyeluruh. Revolusi yang fokus pada utama (Prajurit TNI) dalam menghadapi
Untuk mewujudkan upaya tersebut, pembangunan SDM Pertahanan implikasi era Revolusi Industri 4.0
dibutuhkan pemimpin yang open Negara adalah pengembangan akan memfokuskan beberapa bidang
mind dan siap menghadapi perubahan kapabilitas SDM pada sisi kemampuan untuk di implementasikan, antara lain
situasi yang sangat cepat, berubah- maupun kekuatan komponen utama sebagai berikut :
ubah dan tidak terduga. Disamping (prajurit TNI). Pengembangan
itu diperlukan juga seorang pemimpin kemampuan maupun kekuatan yang 1. Pendidikan.
yang memiliki orientasi pada hasil dimaksud adalah melalui sistem
(result oriented) dan bukan kepada pendidikan dan latihan yang mengarah Bidang pendidikan sebagai
orientasi kepada prosedur (procedure pada digitalisasi dan otomatisasi, bagian dari pembangunan dan
oriented) serta harus dapat bersinergi penelitian dan pengembangan, serta pengembangan kapabilitas SDM
dengan seluruh sistem kerja yang pengawakan organisasi berbasis komponen utama (prajurit TNI),
terkait dengan tugas dan fungsinya. kompetensi. maka kebijakan perlu diarahkan
pada prioritas penguasaan berbasis
Hadirnya Revolusi Industri 4.0 Revolusi Industri 4.0 akan teknologi digital dan teknologi
akan melahirkan pengaruh dan mewujudkan suatu pertahanan otomatisasi. Akan tetapi, dalam

EDISI MARET-APRIL 2019


16 VOLUME 2/ NOMOR 2
pelaksanaannya tidak dapat bekerja individu maupun satuan terpelihara. tanggap dan konsep dasar menjadi
sendiri, terutama jika dikaitkan penggerak seseorang (Personal
dengan sarana dan prasarana. 3. Kompetensi. Characteristic) untuk melakukan
Dengan demikian sinergitas dengan kegiatan (Action) yang menghasilkan
Kementerian dan Lembaga Non Seiring tuntutan core business perilaku kerja (Job Performance).
Kementerian lainnya, menjadi penting (Kompetensi/Beban Kerja) dan
dalam proses peningkatan dan pengaruh Revolusi Industri 4.0, 4. Penelitian dan pengembangan
penyiapan kapabilitas SDM komponen diperlukan adanya upaya pengamatan (Research and Development).
utama (prajurit TNI). serta usaha untuk melakukan,
mencampurkan dan mencocokan Sebagai proses yang digunakan
2. Latihan. (Mix and Match) dengan outcome untuk mengembangkan dan
basis kinerja. Maka perlu dilakukan memvalidasi sesuatu obyek, maka
Penggabungan atau koneksitas penilaian (Assessment) untuk perlu mempertimbangkan tujuan yang
teknologi digital, teknologi otomatisasi mengidentifikasi Kompetensi Perilaku biasanya berisi dua informasi, yaitu (1)
dan teknologi cyber dalam sistem Pokok (Hidden berupa Kepribadian/ masalah yang akan dipecahkan dan
persenjataan dalam sistem pola Personality) yang dibutuhkan (2) spesifikasi yang akan dihasilkan
operasi secara mandiri ataupun organisasi, yaitu: (1) Kognitif untuk memecahkan masalah tersebut.
gabungan Tri Matra terpadu perlu (berupa Pemecahan Masalah dan Rumusan masalah tersebut sudah
diaplikasikan. Maka konsekuensinya Pengambilan Keputusan), (2) Afektif benar dilakukan untuk memperbaiki
adalah mengarah kepada tuntutan (berupa Kolaborasi dan Pengelolaan kekurangan, dan selanjutnya adalah
peningkatan kapabilitas SDM SDM) dan (3) Psikomotor (berupa proses pengambilan keputusan.
komponen utama (prajurit TNI) Perencanaan dan Pengelolaan Kerja
yang memerlukan latihan secara serta Keteraturan dan Disiplin). Pemberdayaan budaya penelitian
terpogram, baik bersifat mandiri dan pengembangan (Litbang)
maupun gabungan. Hal ini sekaligus Sedangkan untuk menjawab dilakukan untuk menghasilkan sesuatu
untuk menguji kemampuan, dan juga kebutuhan Kompetensi dari bidang hal baru (inovasi) yang bertujuan
diharapkan kesiapsiagaan operasional keilmuan (Knowledge), maka daya untuk meningkatkan kapabilitas dan

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 17
kompetensi SDM komponen utama negara, revolusi Industri 4.0 dapat operasional satuan TNI sebagai
(prajurit TNI). Litbang juga dilakukan memberikan perlindungan akan alat pertahanan untuk menegakan
untuk menghasilkan inovasi dalam terciptanya stabilitas nasional, kedaulatan negara, mempertahankan
rangka modernisasi alutsista guna ketahanan nasional dan wilayah keutuhan wilayah dan melindungi
mengantisipasi berbagai ancaman kesatuan NKRI. Disisi aspek keselamatan bangsa. Selain itu juga
sebagai bentuk pengaruh Revolusi komponen utama (TNI), diharapkan kesiapsiagaan operasional TNI dalam
Industri 4.0. mampu memberikan efisiensi dalam menjalankan tugas OMP, OMSP
pembangunan kapabilitas SDM dan ikut secara aktif dalam tugas
Penutup komponen utama (prajurit TNI), postur pemeliharaan perdamaian regional
dan gelar TNI. dan internasional.
Revolusi Industri 4.0 sejatinya
merupakan penggabungan tren Namun jika dihadapkan proses Kemampuan untuk menyikapi
teknologi digital dengan teknologi penggabungan teknologi digital dan mengadaptasi pengaruh
otomatisasi, tentu mempunyai dengan teknologi yang diakibatkan perubahan di era revolusi Industri 4.0
pengaruh luas terhadap berbagai dari dampak Revolusi Industri 4.0, dalam menjaga stabilitas nasional,
sektor / bidang, termasuk bidang maka akan berpengaruh kepada ketahanan nasional dan wilayah
pertahanan negara. Esensi revolusi tuntutan akan modernisasi alutsista, kesatuan NKRI menjadi hal yang
Industri 4.0 dicetuskan pertama pengawakan alutsista serta pokok dan urgens karena berbasis
kali pada 2011 oleh Jerman yang pengawakan organisasi, baik dari sisi teknologi. Pada akhirnya pengaruh
merupakan kelanjutan Revolusi waktu, jumlah maupun biaya. perubahan era Revolusi Industri
Industri Ketiga (3.0), dengan ditandai 4.0 diharapkan dapat membawa
bersatunya beberapa teknologi, Sementara itu dengan kesejahteraan masyarakat yang lebih
sehingga kita melihat dan merasakan kehadiran era Revolusi Industri 4.0 baik serta dapat mewujudkan kondisi
suatu era baru terdiri atas 3 (tiga) akan melahirkan persoalan baru pertahanan yang lebih tangguh,
bidang ilmu yang independen, yaitu (tambahan) di bidang pertahanan stabilitas nasional, ketahanan nasional
: fisika, digital, dan biologi yang negara, khususnya pada aspek di wilayah kesatuan NKRI. ***
bisa meningkatkan “Efisiensi” dan dimensi ancaman akan lebih menjadi
“Peningkatan kualitas hasil”. kompleks dan timbulnya ancaman
baru. Sehingga pada akhirnya
Kaitannya terhadap pertahanan diperlukan peningkatan kesiapsiagaan

EDISI MARET-APRIL 2019


18 VOLUME 2/ NOMOR 2
ARTIKEL

Sumber: jowonews.com

PANCASILA: SINERGISITAS MEMBANGUN EKONOMI


YANG BERKELANJUTAN
Oleh:
Dr (Cand). Bangun Putra Prasetya., SE., M.Sc.,CERG
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang

M
Merunut dalam sejarah, lahirnya yang sesungguhnya. Sosio Demokrasi: mengandung arti bahwa hidup
Pancasila dimulai pada saat pidato 1 menegaskan tegaknya keadilan tolong menolong dalam tradisi
Juni 1945 yang dikumandangkan oleh sosial sebagai syarat terciptanya masyarakat Indonesia, tidak hanya
Ir. Soekarno. Dalam pidato tersebut kesejahteraan sosial dan Ketuhanan merupakan wujud keterikatan
disampaikan usulan dasar Negara yang berkebudayaan: menegaskan sosial antar satu dengan yang lain,
Indonesia, yang berisikan lima dasar bahwa tidak boleh ada deskriminasi tetapi lebih dari itu memiliki makna
negara Indonesia yang dikenal dengan antar umat beragama, baik agama religius spiritual yang sakral dalam
sebutan Pancasila. Namun dalam yang diakui UUD 1945, maupun menjalin hubungan dengan sang
pidato tersebut, Soekarno tidak hanya yang tidak diakui. Karena sebagai pencipta. Esensi Ekasila yaitu sebagai
menyampaikan satu usulan saja, makhluk ciptaan Tuhan dan mengakui penyederhanaan isi dari Pancasila,
melainkan tiga usulan yang dikenal adanya Tuhan, seharusnya adanya agar lebih mudah memahami
dengan istilah Pancasila, Trisila, dan saling menghargai dan menghormati dan mengimplementasikan, yang
Ekasila. Soekarno mengusulkan lima perbedaan agama satu dengan yang didalamnya telah mengandung
dasar Negara diperas menjadi tiga lain. unsur dan makna yang sama dengan
(Trisila), yakni: Sosio Nasionalisme: Pancasila dan Trisila.
mengandung prisip kebangsaan dan Dalam bentuk yang lebih sederhana
perikemanusiaan yang menegaskan lagi, Soekarno menawarkan memeras Terlepas dari tujuan penyederhanaan
pentingnya hubungan antar bangsa Trisila menjadi satu (Ekasila) yaitu tersebut, adanya tujuan tersirat dalam
atau dasar kemerdekaan dan keadilan gotong royong. Gotong royong munculnya Ekasila, supaya tujuan

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 19
revolusi untuk Indonesia dapat tercapai yakni Indonesia Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar
dapat berdikari (berdiri di kaki sendiri). Makna tersirat Pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka
lainnya yaitu tidak munculnya ambiguitas dari berbagai acuan, dan tolok ukur segenap aspek pembangunan
suku yang menopang berdirinya negara Indonesia. nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai
Saling gotong royong satu dengan yang lain dalam konsekuensi atas pengakuan dan penerimaan bangsa
mewujudkan keselarasan dalam kehidupan berbangsa, Indonesia terhadap Pancasila sebagai dasar negara
bernegara dan beragama. dan ideologi nasional. Hal ini sesuai dengan kenyataan
objektif bahwa Pancasila adalah dasar negara
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi Indonesia, sedangkan negara merupakan organisasi
Bangsa atau persekutuan hidup manusia. Oleh karena itu
tidak berlebihan apabila Pancasila menjadi landasan
Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang dan tolak ukur penyelenggaraan bernegara termasuk
filsafat ilmu pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, orang dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan
yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut nasional diarahkan sebagai upaya meningkatkan harkat
menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga,
oleh suatu paradigma. Paradigma adalah pandangan pribadi, sosial, dan aspek ketuhanan. Secara singkat,
mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan
pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. manusia secara totalitas.
Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak
hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang Sesuai dengan paradigma Pancasila dalam
lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi. pembangunan ekonomi, maka sistem dan pembangunan
Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian ekonomi berpijak pada nilai moral daripada Pancasila.
sebagai kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, Secara khusus, sistem ekonomi harus mendasarkan
orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan. pada dasar moralitas ketuhanan (sila I Pancasila) dan
Dengan demikian, paradigma menempati posisi tinggi kemanusiaan (sila II Pancasila). Hal ini untuk menghindari
dan penting dalam melaksanakan segala hal dalam adanya persaingan bebas. Ekonomi yang humanistik
kehidupan manusia. mendasarkan pada tujuan untuk mensejahterakan

Sumber: suaradewata.com

EDISI MARET-APRIL 2019


20 VOLUME 2/ NOMOR 2
rakyat luas. Sistem ekonomi tidak hanya mengejar daerah. Dengan kata lain aktivitas yang dilakukan
pertumbuhan, tetapi demi kesejahteraan seluruh oleh lembaga kerjasama antar daerah belum
bangsa. Tujuan ekonomi adalah memenuhi mampu menumbuhkan aktivitas ”aksi bersama”
kebutuhan manusia agar manusia menjadi lebih (collective action) bagi penyelesaian masalah
sejahtera. pembangunan pada tingkatan regional.

Pancasila sebagai paradigma pengembangan Hal ini perlu diperhatikan terkait pola
ekonomi lebih mengacu pada Sila Keempat kelembagaan antar daerah/lembaga yang akan
Pancasila. Sementara pengembangan ekonomi dijalin. Pilihan pola kelembagaan dari lembaga
lebih mengacu pada pembangunan Sistem kerjasama antar daerah/lembaga yang dilakukan
Ekonomi Indonesia. Dengan demikian menunjuk selama ini adalah dalam bentuk “Lembaga
pada pembangunan Ekonomi Kerakyatan Kerjasama”. Pilihan pola kerjasama ini dipandang
atau pembangunan Demokrasi Ekonomi atau sudah tepat, mengingat ada dua tujuan yang hendak
pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia atau dicapai yaitu (1) tujuan pembangunan, dengan
Sistem Ekonomi Pancasila. Mubyarko telah penekanan pada sinkronisasi dan pensinergian
mengembangkan ekonomi kerakyatan yaitu program pembangunan ekonomi antar daerah/
ekonomi yang humanistis yang mendasarkan lembaga; (2) tujuan pemasaran, yang lebih
kesejahteraan rakyat secara luas. Pengembangan menekankan pada pemasaran produk-produk
ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan ataupun hasil khas dari daerah lokal. Pencapaian
saja melainkan demi kemanusiaan dan demi dua tujuan ini sangat membutuhkan format
kesejahteraan atas kekeluargaan seluruh bangsa. kelembagaan dalam bentuk Lembaga Kerjasama,
karena format ini memiliki kewenangan, lingkup
Lemahnya Pengelolaan Kegiatan Lembaga otoritas dan pola relasi antar anggota yang dapat
Kerjasama Antar Daerah/Lembaga mendukung pencapaian tujuan tersebut.

Seiring dengan perkembangan globalisasi, Namun demikian, di dalam prakteknya format


pemaknaan terhadap esensi Pancasila dalam kelembagaan lembaga kerjasama antar daerah/
hal ini semangat gotong royong sebagai intisari lembaga dalam bentuk “Lembaga Kerjasama” ini
Pancasila menjadi terdegradasi dalam kehidupan tidak bisa berjalan dengan baik untuk mencapai
berbangsa dan bernegara. Hal ini ditunjukkan tujuan. Hal ini disebabkan “Lembaga Kerjasama”
dengan lemahnya kerjasama antar daerah ataupun tidak menjalankan kewenangan yang dimilikinya
lembaga dalam membangun kehidupan bersama. secara penuh, hanya memiliki lingkup otoritas yang
Tidak terintegrasinya kegiatan yang dilakukan terbatas serta pola relasi antar anggota yang sangat
oleh Regional Management dengan kegiatan cair. Ada empat kewenangan yang seharusnya
yang dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah dijalankan kelembagaan kerjasama antar daerah
(OPD). Hal ini menjadi faktor penyumbang penting dalam bentuk “Lembaga Kerjasama”, yaitu; (1)
rendahnya kinerja lembaga kerjasama antar Information networks: forum yang berfungsi
daerah. Untuk bisa menghasilkan kinerja outcome sebagai pertukaran informasi mengenai kebijakan
sebagaimana yang diharapkan, peran OPD terkait dan program, teknologi dan solusi potensial atas
sangat penting karena merekalah yang memiliki masalah-masalah bersama; (2) Developmental
sumberdaya manusia dan sumberdaya keuangan networks: Adanya keterlibatan anggota yang lebih
untuk bisa menjalankan fungsi pembangunan. tinggi, tidak hanya sekedar pertukaran informasi
Dalam konteks pembangunan regional, tujuan tetapi dikombinasikan dengan pendidikan dan
pembangunan bisa dicapai apabila OPD terkait pelayanan yang secara langsung meningkatkan
di masing-masing kabupaten bekerjasama untuk kapasitas informasi daerah untuk melaksanakan
menyelesaikan permasalahan yang berskala lintas solusi atas masing-masing persoalannya; (3)
daerah. Selama ini agenda program kegiatan dari outreach networks: jaringan antar daerah lebih
lembaga kerjasama antar daerah hanya dilakukan solid dengan adanya program strategi untuk
oleh regional manager tanpa melibatkan Satuan masing-masing daerah yang diadopsi dan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dari masing-masing dilaksanakan di daerah lain; dan (4) action networks:

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 21
Sumber: kodim0822.web.id

daerah-daerah secara bersama-sama di masyarakat. Dengan berbagai masyarakat, guna meningkatkan


membuat serangkaian program program tersebut diharapkan akselerasi kegiatan pembangunan
aksi bersama-sama yang dijalankan mampu membantu pertumbuhan di daerah pedesaan, khususnya
oleh masing-masing daerah sesuai ekonomi. Akan tetapi, dengan daerah yang tergolong tertinggal,
dengan proporsi dan kemampuannya adanya berbagai masalah yang ada terisolasi, perbatasan, dan daerah
masing-masing. di masyarakat, terdapat beberapa kumuh perkotaan serta daerah lain
yang perlu diperhatikan dalam yang terkena dampak akibat bencana.
TNI Pioner Pembangunan Ekonomi melaksanakan program kegiatan Dengan program tersebut, dapat
Berasas Pancasila yang mempengaruhi pertumbuhan diartikan bahwa TMMD merupakan
ekonomi suatu wilayah diantaranya implementasi dari ekonomi Pancasila.
TNI adalah Tentara Nasional faktor Sumber Daya Manusia, faktor
Indonesia sesuai dengan Undang- Sumber Daya Alam, faktor Ilmu Kegiatan yang dilaksanakan
Undang Nomor 34 tahun 2004 Pengetahuan dan Teknologi, faktor meliputi kegiatan fisik, merehabilitasi
tentang Tentara Nasional Indonesia Budaya, serta Sumber Daya Modal. sarana dan prasarana yang di daerah,
Pasal 4 ayat (1) menerangkan bahwa meningkatkan sarana prasarana
TNI terdiri atas TNI Angkatan Darat, TNI Manunggal Membangun wilayah yang berada di pedesaan
TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Desa (TMMD) merupakan salah satu berupa infrastruktur, fasilitas umum
Udara yang melaksanakan tugasnya program sebagai wujud Operasi dan sosial sedangkan kegiatan
secara matra atau gabungan di Bhakti TNI, yang merupakan program non fisik, meningkatkan kesadaran
bawah pimpinan Panglima. Berbagai terpadu lintas sektoral antara TNI berbangsa dan bernegara di
program telah dilaksanakan TNI dengan Departemen, Lembaga kalangan masyarakat, kesadaran bela
dalam membantu mengamanankan Pemerintah Non Departemen dan Negara, penegakan hukum, disiplin
kehidupan berbangsa dan bernegara Pemerintah Daerah serta komponen nasional dan pengetahuan lainnya
terhadap berbagai macam faktor bangsa lainnya, yang dilaksanakan yang dibutuhkan oleh masyarakat
khususnya bidang lemahnya ekonomi secara terintegrasi bersama pedesaan, seperti keluarga

EDISI MARET-APRIL 2019


22 VOLUME 2/ NOMOR 2
Sumber: metrotimes.news

berencana, kesehatan, pertanian, perekonomian, telah mendorong adalah sebagai bagian prasarana
peternakan, perikanan, dan lain-lain berbagai lembaga internasional transportasi yang mempunyai peran
melalui penyuluhan atau kegiatan untuk memberikan penilaian positif penting dalam bidang ekonomi, sosial
lainnya yang sifatnya memberikan terhadap prospek perekonomian budaya, lingkungan hidup, politik,
pencerahan dan penguatan jatidiri Indonesia. Hasilnya, Indonesia kembali pertahanan dan keamanan, serta
bangsa. dikategorikan pada peringkat layak dipergunakan untuk sebesar-besar
investasi (investment grade) oleh kemakmuran rakyat. Selain itu, jalan
TNI Penggerak Pembangunan beberapa lembaga internasional. sebagai prasarana bagi distribusi
Infrastruktur mewujudkan Ekonomi barang dan jasa merupakan urat
Berkelanjutan Sehubungan dengan hal nadi bagi kehidupan masyarakat,
tersebut Pembangunan infrastruktur bangsa, dan negara. Dengan
Selaras dengan prinsip merupakan salah satu aspek pembangunan infrastruktur yang
pembangunan yang dijelaskan penting untuk mempercepat proses berkualitas, baik yang keras fisik
oleh lembaga Bank Indonesia yang pembangunan nasional. Infrastruktur (jalan, pelabuhan, irigasi), keras
menyebutkan bahwa Modal fisik juga memegang peranan penting nonfisik (telepon, internet, listrik,
(physical capital) dan sumber daya sebagai salah satu roda penggerak air) memainkan peran vital karena
manusia (human capital) berperan pertumbuhan ekonomi. Menurut merupakan penggerak perekonomian.
penting dalam pertumbuhan ekonomi. Prof. Dr. Sunyoto Usman bahwa Infrastruktur berhubungan dengan
Ketersediaan modal fisik sangat terkait infrastruktur sangat penting dalam tiga hal (Hartanto,2004) pertama,
dengan ketersediaan dana investasi. menyediakan pelayanan untuk dukungan dasar bagi pengembangan
Pada kasus perekonomian Indonesia, mendukung pembangunan ekonomi pabrik/industri, misalnya, listrik, jalan
meski kinerja pertumbuhan belum dan meningkatkan kualitas hidup. dan jaringan telekomunikasi. Kedua,
mencapai rata-rata prakrisis Asia, biaya produksi dan distribusi, baik
namun fundamental perekonomian Dalam Undang-Undang Nomor 38 bahan baku dan produk jadi. Ketiga,
yang cukup kuat, disertai dengan tahun 2004 tentang jalan, dijelaskan keterkaitan dengan pasar dan proses
perbaikan risiko makro dan mikro bahwa peran infrastruktur jalan pemasaran.

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 23
Secara lebih rinci penyediaan berbagai produk-produk unggulan dapat melalui pembangunan sumber
infrastruktur terhadap pembangunan daerah yang notabene secara daya manusia. Dalam pembangunan
ekonomi adalah sebagai berikut : aksesabilitas belum memadai. Oleh ekonomi suatu negara faktor yang
(1) mempercepat dan menyediakan sebab itu, langkah pembangunan fisik berperan penting, salah satunya
barang-barang yang dibutuhkan, yang dilakukan oleh TNI sangatlah adalah sumber daya manusia (SDM).
(2) tersedianya infrastruktur akan tepat Pembangunan infrastruktur
memungkinkan tersedianya barang- merupakan salah satu aspek penting Keadaan SDM suatu negara
barang kebutuhan masyarakat dengan dan vital untuk mempercepat proses sangat mempengaruhi pembangunan
biaya lebih murah, (3) infrastruktur pembangunan nasional. Infrastruktur ekonomi negara tersebut. Untuk dapat
yang baik dapat memperlancar memegang peranan penting dan mempercepat tingkat pembangunan
transportasi yang pada gilirannya strategis dalam menggerakkan roda ekonomi maka diperlukan SDM
merangsang adanya stabilitasi perekonomian. yang unggul diberbagai bidang.
dan mengurangi disparitas harga Minimal ada empat kebijakan
antar daerah, (4) infrastruktur yang Pembangunan Sumber Daya pokok dalam upaya peningkatan
memperlancar jasa transportasi Manusia (SDM) Dalam Mendukung sumberdaya manusia (SDM),
menyebabkan hasil produksi daerah Pembangunan Ekonomi yaitu : (1) Peningkatan kualitas
dapat diangkut dan dijual ke pasar hidup yang meliputi baik kualitas
(Basri, 2002). Di samping pembangunan fisik, manusianya seperti jasmani, rohani,
aspek pembangunan nonfisik juga dan kejuangan, maupun kualitas
Berdasarkan beberapa kajian menjadi sasaran penting dalam kehidupannya seperti perumahan
tersebut, dengan melihat program pelaksanaan program TNI Manunggal dan pemukiman yang sehat; (2)
TMMD dalam pembangunan Membangun Desa (TMMD). Peningkatan kualitas SDM yang
infrastruktur sangat berguna dan Pembangunan nonfisik sangat produktif dan upaya pemerataan
bermanfaat bagi pembangunan dan dibutuhkan dan diharapkan mampu penyebarannya; (3) Peningkatan
keberlanjutan ekonomi suatu wilayah. untuk membangun dan memperkokoh kualitas SDM yang berkemampuan
TNI melalui program TMMD mampu jiwa nasionalisme masyarakat dalam memanfaatkan,
membuka akses dan simpul-simpul dari berbagai ancaman bangsa. mengembangkan, dan menguasai
wilayah sebagai tempat produksi Pembangunan nonfisik yang dilakukan IPTEK yang berwawasan lingkungan,

Sumber: maritimnews.com

EDISI MARET-APRIL 2019


24 VOLUME 2/ NOMOR 2
serta (4) Pengembangan serta membangun persatuan dan kaitannya dengan TMMD dan
kelembagaan dan perangkat hukum kesatuan bangsa dalam rangka Ekonomi? Perlu diketahui bersama,
yang mendukung peningkatan menjaga keutuhan NKRI. Program bahwa TMMD berdasarkan
kualitas SDM. Secara operasional, TMMD yang kita laksanakan selama ini implementasi merupakan salah
upaya peningkatan kualitas SDM sejalan dengan Visi Pemerintah saat satu contoh dalam pengamalan
dilaksanakan melalui berbagai sektor ini yaitu terwujudnya Indonesia yang Eka-Sila yaitu gotong royong. Lalu
pembangunan, antara lain sektor berdaulat, mandiri dan berkepribadian terkait dengan Pancasila sesuai
pendidikan, kesehatan, kesejahteraan berlandasan Gotong Royong. dengan runtutan diatas terdiri dari 5
sosial, kependudukan, tenaga kerja, Sila, yang dalam hal ekonomi, Sila
dan sektor-sektor pembangunan Hal ini menjadi dasar dalam pola Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
lainnya (Mulyadi S, 2003:2). pembangunan nasional yang selalu Indonesia merupakan induk dalam
menerapkan asas gotong royong mewujudkan kehidupan ekonomi
Terkait beberapa teori tersebut, dalam setiap lini kemasyarakatan. yang berkelanjutan.
pembangunan sumber daya manusia Program TMMD ini mengajarkan
yang dihimpun oleh TNI melalui kita betapa pentingnya semangat Tidak dapat dipungkiri oleh
programnya yaitu TMMD non fisik gotong royong dalam pembangunan siapapun warga bangsa Indonesia dan
dipandang sangatlah relevan dengan suatu wilayah bahkan pembangunan juga bangsa-bangsa di dunia bahwa
perkembangan kehidupan berbangsa nasional. Melalui pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan bernegara saat ini. Program berdasarkan semangat gotong royong, berdiri di atas suatu landasan pokok
TMMD non fisik tersebut merupakan dari semula pekerjaan yang berat kaidah negara yang fundamental
upaya yang tepat yang dilakukan menjadi ringan dan berbagai masalah (staatsfundamentalnorm) yakni
dalam meningkatkan sumber daya yang ada dimasyarakat dapat teratasi Pembukaan Undang-Undang Dasar
manusia khususnya masyarakat secara keberlanjutan. Dalam hal 1945. Sebagai sebuah pokok kaidah
mampu memahami perkembangan kaitan sinkronisasi ini terlihat adanya negara yang fundamental maka
kehidupan sesuai dengan eranya, kesesuaian antara visi dan misi secara ilmiah tentu saja Pembukaan
serta masyarakat mampu memahami serta implementasi para pemangku Undang-Undang Dasar 1945 memiliki
kondisi perkembangan sosial dan kepentingan guna mengatasi beberapa unsur mutlak yaitu:
budayanya guna menunjang kualitas permasalahan dalam kehidupan pertama, dalam hal terjadinya,
hidup sebagai warga negara dan berbangsa dan bernegara yang ia ditentukan oleh pembentuk
diharapkan dengan perkembangan difasilitasi oleh program tersebut. dari negara dan dinyatakan dalam suatu
sumber daya manusia tersebut mana terjadi singkronisasi tersebut? pernyataan lahir sebagai penjelmaan
mampu berkontribusi dalam kehendak pembentuk negara yang
pembangunan daerah khususnya Pembangunan infrastruktur menjadikan hal-hal tertentu sebagai
pembangunan ekonomi wilayah yang digagas dan menjadi prioritas dasar dari negara yang dibentuknya;
dengan pemanfaatan kondisi sekitar program fisik TMMD, khususnya akses kedua, dalam hal isinya, memuat
sebagai sarana dan prasarana dalam jalan antar wilayah yang mampu dasar negara yang dibentuk yakni
memenuhi kebutuhan dan mencapai membuka jalan atas keterisolasian asas kerohanian negara, asas politik
ketahanan ekonomi wilayah. akses transportasi, selain itu karena negara, dan asas tujuan negara atau
keterbatasan akses transportasi cita-cita negara. (Wreksosuhardjo,
Sinkronisasi Pembangunan Dalam menjadikan akses informasi pun juga 2001).
Mencapai Ekonomi Pancasila terbatas. Keterbatasan informasi ini
menjadikan masyarakat yang ada Dengan berlandaskan pada
Program TMMD adalah program didalamnya seperti tidak merasakan pemikiran tersebut, maka sudah
lintas sektoral yang melibatkan kemerdekaan yang sesungguhnya sangat jelas bahwa sejak awal
TNI, Polri, Kementerian/Lembaga dan berdampak pula dalam berdirinya bangsa Indonesia, para
Pemerintah dan non Kementerian pengembangan kualitas hidup sebagai pembentuk negara menempatkan
serta segenap lapisan masyarakat warga negara. nilai keadilan bagi masyarakat
untuk membantu meningkatkan sebagai tujuan akhir dari proses
kesejahteraan masyarakat, Lalu bagaimana dengan membangun bangsa Indonesia
memantapkan wawasan kebangsaan pengamalan Pancasila dalam yang merdeka dan berdaulat.

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 25
Atau dengan penafsiran yang lain, nilai keadilan sosial segala kebajikan, dan kebaikan. Dan negara yang ideal
telah dipilih oleh pembentuk negara sebagai nilai yang adalah negara yang dipenuhi oleh kebajikan dan kebaikan
terpenting dan merupakan tujuan akhir dari proses yaitu negara yang bersendikan keadilan (Rapar, 1988).
pembangunan untuk mengisi kemerdekaan bangsa
Indonesia. Berbicara tentang pentingnya nilai keadilan Pandangan tersebut, walaupun dalam tataran yang
bagi masyarakat merupakan salah satu tujuan mendasar sangat luas, tidak spesifik pada lingkup pembangunan
bagi bangsa Indonesia, bila kita ingin melihat jauh ke ekonomi, setidaknya cukup menggarisbawahi bahwa nilai
belakang menelusuri keberadaannya, maka hal tersebut keadilan bagi masyarakat, sudah menjadi nilai penting dan
sebenarnya sudah menjadi topik pembahasan atau utama serta harus diupayakan oleh negara demi cita-cita
topik diskusi yang serius. Plato mengemukakan adanya yang didambakan yakni keharmonisan dan kesejahteraan
empat kebajikan utama yang harus dilakukan dalam sosial atau masyarakat.
kehidupan bernegara, yaitu: pengendalian diri (discipline),
keberanian/ketabahan (courrage), kearifan (wisdom), dan Masih dalam kerangka pemikiran yang sama tentang
keadilan (justice). Dan menurut penilaiannya bahwa dari pentingnya keadilan sosial, bahkan lebih operasional,
keempat kebajikan tersebut keadilan merupakan kebajikan Frederickson (1997) mengungkapkan bahwa isu keadilan
yang tertinggi dalam menata kehidupan bernegara sosial menempati posisi yang penting dalam pembuatan
yang baik “the supreme virtue of the good state". kebijakan publik. Sebagai salah satu instrumen yang nyata
Lebih lanjut menandaskan bahwa tugas negara adalah dalam proses pembangunan, hendaknya kebijakan publik
mempertahankan keharmonisan sosial, mengusahakan (ekonomi) harus menempatkan keadilan sosial sebagai

EDISI MARET-APRIL 2019


26 VOLUME 2/ NOMOR 2
masyarakat akibat ketidakadilan • Rapar, J.H. 1988. Filsafat Politik
dalam distribusi maupun alokasi Plato. Jakarta: Rajawali Press
sumber daya.
• Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi
Dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembangunan Edisi Kedua.
keadilan sosial merupakan hal yang Kencana, Jakarta
terpenting guna mencapai suatu
masyarakat yang berkemakmuran • Sukirno, Sadono. 2011. Makro
dan berkeadilan. Maka bagi bangsa Ekonomi Teori Pengantar Edisi
Indonesia yang beradab dan Ketiga. Rajawali Pers, Jakarta
menempatkan nilai keadilan sosial
dalam pokok kaidah negara yang • Undang-Undang Dasar Republik
fundamental serta dasar negara Indonesia 1945
sebagaimana dibicarakan terdahulu,
sudah semestinyalah seluruh strategi • Undang-Undang Republik
dan kebijakan pembangunan Indonesia Nomor 38 Tahun 2004
ekonomi yang dipilih haruslah menuju Tentang Jalan
kepada cita-cita tersebut. Negara
berkewajiban untuk menciptakan • Undang-Undang Republik Indonesia
kemaslahatan bersama. Inilah Nomor 34 Tahun 2004 tentang
hakikat pembangunan ekonomi Tentara Nasional Indonesia
yang seharusnya menjadi titik pijak
(stand point) bagi pemerintah • Usman Sunyoto. 2004.
dan birokrasinya dalam upaya “Pembangunan dan Pemberdayaan
menghasilkan kebijakan-kebijakan Masyarakat”, Yogyakarta, Pustaka
dalam pembangunan ekonomi.*** Pelajar

Daftar Pustaka • Wall, Thomas F. 2001. Thinking


Critically About Philosophical
• Basri, Faisal. 2002. Perekonomian Problem, A Modern Introduction.
suatu nilai penting dalam pembobotan Indonesia: Tantangan dan Harapan Australia: Thomson Learning.
nilai yang digunakan, karena keadilan bagi Kebangkitan Indonesia.
sosial (social equity) dapat digunakan Jakarta: Erlangga. • Wreksosuhardjo, Sunaryo.
: (1) as the basis for a just democratic 2001. Ilmu Pancasila Yuridis
society, (2) as in influencing the • Frederickson, H.George. 1997. The Kenegaraan dan Ilmu Filsafat
behaviour of organizational man, Spirit of Public Administation. San Pancasila. Yogyakarta: Andi Offset
(3) as the legal basis for distributing Fransisco: Jossey - Bass Publishers.
public services, (4) as the practical
basis for distributing public services, • Hartanto A. 2004. Strategi
(5) as understood in coumpound Clustering dalam Industrialisasi
federalism, and (6) as a challenge Indonesia. Yogyakarta: Andi.
for research and anlyasis. Oleh
karenanya dalam membuat dan • Kuhn, Thomas. The Structure
mengimplementasikan suatu of Scientific Revolutions, Ed. 2.
kebijakan, secara khusus kebijakan Chicago: University of Chicago
ekonomi, pemerintah haruslah Press, 1970.
mampu memperhatikan nilai keadilan
sosial dalam setiap keputusan dan • Mulyadi,S. 2003. Ekonomi Sumber
tindakan yang dilakukan, sehingga Daya Manusia dalam Perpektif
tidak merugikan masyarakat, Pembangunan. Jakarta: PT Raja
tidak terjadi ketimpangan dalam Grafindo Persada.

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 27
ARTIKEL

POTENSI MANUSIA DALAM


MANAJEMEN PERTAHANAN
(HUMAN CAPITAL IN DEFENSE MANAGEMENT)

Oleh:
Letkol Chk Dr. Arief Fahmi Lubis,SE., SH.,MH
(Kaotmil IV-16 Balikpapan Babinkum TNI)

EDISI MARET-APRIL 2019


28 VOLUME 2/ NOMOR 2
Latihan Gabungan TNI – Pemerintah Daerah Untuk Membangun dan Meningkatkan
Peran Sipil Dalam Pemberdayaan Wilayah Pertahanan

P
Pendahuluan dapat mencegah terjadinya perang. Sutoro Eko.2002. Demiliterisasi,
Semakin berkurangnya jumlah, Demokratisasi, dan Desentralisasi.
Jika mendambakan perdamaian, pengetahuan dan pengalaman Yogyakarta : IRE Press, hal vii):
bersiap-siaplah menghadapi perang pimpinan sipil dalam perang atau Pertama, sektor pertahanan
(Si vis pacem para bellum) dan operasi militer, menimbulkan bahaya negara harus lebih ditekankan
adagium : Perang merupakan jalan yang diremehkannya. Dalam hal ini pada keamanan manusia (human
terakhir…. serta adanya resolusi perlu diingatkan apa yang dikatakan security) dibandingkan pertahanan
Badan dunia Persatuan Bangsa- oleh Sun Tzu (400 SM) : “war is a teritorial secara eksklusif. Kedua,
Bangsa (PBB) terkait dengan prinsip matter of vital importance to state, keamanan manusia harus dicapai
Consicentiuous Objection yang the road of survival or run. It’s dengan paradigma pembangunan
mengakui bahwa setiap warga mandatory that it be thoroughly manusia berkelanjutan (sustainable
Negara yang atas dasar keyakinannya studied”. human development) untuk
dan agamanya berhak menolak menggeser paradigma keamanan
dalam wajib militer karena menolak Dalam satu dekade terakhir, yang menggunakan persenjataan dan
penyelesaian konflik dengan senjata. isu sektor keamanan tidak hanya militer.
Menanggapi adagium dan resolusi dimonopoli oleh negara dan militer,
tersebut diatas, dapat dilihat bahwa tetapi juga menjadi bagian dari isu Implikasi dari perubahan
dalam konteks pertahanan negara global govermance, seperti halnya paradigma tersebut adalah terjadi
(bukan menyerang suatu negara demokratisasi, hak asasi manusia, pergeseran pemahaman dan
lain) maka pengabdian manusia lingkungan, dan gender. Kekuatan lingkup peran militer dalam konteks
atau rakyat kepada negaranya masyarakat sipil transnasional demokratisasi. Pertahanan negara
merupakan kewajiban (compulsory), juga ikut menaruh perhatian pada bukanlah bidang yang berdiri
bukan merupakan optional karena isu sektor pertahanan negara. sendiri, tetapi harus diintegrasikan
didalam penjelasan Pasal 27 ayat (3) Meluasnya perhatian, baik dari dalam agenda pembangunan untuk
Undang-undang Dasar 45 : “Bahwa kalangan eksternal maupun internal mencapai kesejahteraan rakyat.
setiap warga Negara berhak dan mendorong munculnya paradigma Dengan kata lain, pendekatan
wajib ikut serta upaya bela Negara”. baru tentang sektor pertahanan keamanan (security approach)
Kondisi Negara yang damai, negara yang menempatkan sektor harus disatukan dengan pendekatan
merupakan kondisi yang disiapkan tersebut dalam area pembangunan kesejahteraan (prosperity approach).
oleh seluruh rakyat Indonesia karena yang lebih luas. Paradigma Urusan pertahanan negara yang
dapat menjadi suatu negara yang tersebut mengedepankan 2 (dua) ditangani dengan pendekatan
memiliki pertahanan yang kuat fokus perhatian (Arie Sudjito dan militeristik atau represif melalui

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 29
penggunaan senjata sudah tidak sesuai dengan sistem pertahanan hakikat pertahanan negara adalah
relevan lagi, karena akan kontradiktif semesta. segala upaya pertahanan bersifat
dengan orientasi kesejahteraan semesta yang penyelenggaraannya
rakyat yang ingin dicapai. 2. Membantu pemerintah didasarkan pada hak kewajiban
menyelenggarakan pelatihan warga negara serta keyakinan pada
Perubahan paradigma tersebut dasar kemiliteran secara wajib kekuatan sendiri. Arti dari keyakinan
turut berpengaruh terhadap bagi warga negara sesuai dengan pada kekuatan sendiri disini adalah
konsep sistem pertahanan negara, peraturan perundang-undangan, semangat untuk mengandalkan
yang semula menekankan pada dan kekuatan sendiri sebagai dasar
upaya mempertahankan stabilitas pertahanan negara. Mencermati
teritorial, kemudian bergeser pada 3. Membantu pemerintah amanat undang-undang tersebut,
upaya pemberdayaan wilayah. memberdayakan rakyat sebagai maka sudah sewajarnya Indonesia
Konsep tersebut termuat dalam kekuatan pendukung sebagai suatu negara kepulauan yang
UU No. 34 Tahun 2004 tentang menempatkan kekuatan manusia
TNI, yang dikenal dengan konsep Namun, bagaimana atau rakyat sebagai potensi utama
pemberdayaan wilayah pertahanan. operasionalisasi konsep tersebut dalam mengelola pemberdayaan
(Setneg ,Undang-undang RI hingga sekarang belum jelas. wilayah pertahanan.
nomor 34 tahun 2004, tentang Demikian pula, bagaimana
Tentara Nasional Indonesia). Esensi pembagian peran antara pemerintah, Undang-Undang ini juga
pemberdayaan wilayah pertahanan militer dan lembaga terkait dalam memberikan pengertian tentang
disini dapat dijelaskan sebagai pemberdayaan wilayah pertahanan pertahanan negara yaitu
berikut : juga masih samar-samar. keikutsertaan bangsa Indonesia
dalam mempertahankan negaranya,
1. Membantu pemerintah Kedua isu inilah yang menjadi serta pemanfaatan seluruh sumber
menyiapkan potensi nasional ‘pekerjaan rumah’ bagi kita untuk daya nasional, dan seluruh wilayah
menjadi kekuatan pertahanan didiskusikan dan dijadikan evaluasi negara dalam usaha pertahanan
yang dipersiapkan secara dini guna menyusun perangkat hukum negara.(Setneg, Undang-undang
meliputi wilayah pertahanan yang sesuai dengan amanat aturan RI nomor 3 tahun 2002, tentang
beserta kekuatan pendukungnya, perundang-undangan. Pertahanan Negara.). Selain
untuk melaksanakan operasi itu UU ini juga mengamanatkan
militer untuk perang, yang Undang-undang Nomor 3 pertahanan negara disusun dengan
pelaksanaannya didasarkan pada Tahun 2002 tentang Pertahanan memperhatikan kondisi geografis
kepentingan pertahanan negara Negara mengamanatkan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan,

Sumber:tniad.mil.id

EDISI MARET-APRIL 2019


30 VOLUME 2/ NOMOR 2
Sumber:tniad.mil.id

serta juga disusun berdasarkan militer dan sipil yang terlibat dalam adalah merupakan pandangan
kesemestaan, sehingga semua warga penanggulangan bencana dan bangsa Indonesia dalam melihat
negara aktif ikut serta dan terlibat evakuasi dalam bahaya lain. Contoh tujuan negara, sistem pertahanan
dalam mempertahankan negara. lain adanya Lemdiklat yang bisa negara, serta keterlibatan warga
membentuk pola pikir manusia negara. Hal ini juga dapat
Sementara itu sebagai inti untuk menjaga potensi lahan sawah merefleksikan sikap bangsa Indonesia
pertahanan negara, Tentara dan perkebunan sebagai bekal yang menentang segala bentuk
Nasional Indonesia (TNI) dibentuk logistik dan pangan rakyat jika atau penjajahan, yang bertentangan
dan dibina, menjadi profesional, selama terjadinya perang, bencana, dengan nilai-nilai kemanusian,
melalui pendidikan dan latihan embargo, terputusnya jalur dukungan keadilan dan kesejahteraan.
yang berjenjang, terus menerus logistik, serta pola pikir terkait
dan berkesinambungan. Untuk itu pembangunan kekuatan pertahanan Sejarah pertahanan negara,
diperlukan tempat-tempat latihan negara. merupakan bagian yang tidak dapat
dan instalasi-instalasi militer yang dipisahkan dari penghayatan aspirasi
dipayungi oleh ketentuan hukum Tentang Hakikat Pertahanan perjuangan bangsa Indonesia dalam
dan perundang-undangan tentang Negara. mewujudkan cita-cita kemerdekaan
penataan ruang dan tata ruang dan tujuan nasionalnya, sebagaimana
pertahanan. Pertahanan Negara adalah segala yang diamanatkan dalam Pembukaan
usaha untuk mempertahankan UUD 1945, yaitu:
Sebagai contoh, Lembaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah
Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) NKRI, dan keselamatan segenap 1) Melindungi segenap bangsa
yang mampu membentuk pola bangsa dari ancaman dan gangguan Indonesia dan seluruh tumpah
pikir manusia yang terlibat dalam terhadap keutuhan bangsa dan darah Indonesia,
pengelolaan sumber daya nasional negara.
untuk menciptakan kreativitas dan 2) Memajukan kesejahteraan umum,
inovasi seperti pembuatan jalan tol Secara harfiah substansi
yang didesign untuk bermanfaat pertahanan negara juga terdapat di 3) Mencerdaskan kehidupan bangsa,
dalam memobilisasi kekuatan dalam UUD 1945 yang diantaranya dan

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 31
4) Ikut serta melaksanakan ketertiban Sishanneg, menjadi Sishanneg yang (territorial integrity) sesuatu Negara
dunia yang berdasarkan bersifat semesta. sangat erat hubungannya dengan hak
kemerdekaan, perdamaian abadi keberadaan suatu Negara (the right
dan keadilan sosial. Makna yang terkandung dalam of national or state existence) yang
Sishankamrata : “rakyat adalah yang dijamin dalam hukum internasional.
Sementara itu Pertahanan utama dan dalam kesemestaan,” Oleh karena itu, hak utama dari suatu
Negara sendiri pada hakikatnya baik dalam semangat maupun negara adalah keutuhan (integrity)
merupakan segala upaya dalam mendayagunakan segenap dari personalitasnya (kepribadian dan
pertahanan yang bersifat semesta. kekuatan dan sumber daya nasional, entitasnya) sebagai negara, karena
Penyelenggaraannya didasarkan untuk kepentingan pertahanan keberadaan suatu negara merupakan
pada kesadaran akan hak dan dalam membela eksistensi NKRI. kondisi yang sangat penting dari hak
kewajiban seluruh warga Negara Keikutsertaan rakyat dalam apa pun yang dituntut oleh negara
serta keyakinan akan kekuatan Sishanneg pada dasarnya merupakan tersebut.
sendiri untuk mempertahankan perwujudan dari hak dan kewajiban
kelangsungan hidup bangsa dan setiap warga Negara untuk ikut serta Kemudian, sesuai dengan prinsip-
Negara Indonesia yang merdeka dan dalam usaha-usaha pertahanan prinsip hukum internasional yang
berdaulat (survival of the nation and negara. Keikutsertaan warga Negara berlaku, Negara juga mempunyai
survival of the state). dalam pertahanan Negara adalah hak sepenuhnya untuk menjaga dan
wujud kehormatan warga Negara mempertahankan kemerdekaan,
Sedangkan aspek kesemestaan untuk merefleksikan haknya. kedaulatan dan keutuhan
mengandung makna pelibatan wilayahnya. Pemahaman arti hak
seluruh rakyat beserta segenap Keikutsertaan warga Negara keberadaan suatu Negara termasuk
sumber daya nasional, sarana dan dalam upaya pertahanan Negara hak untuk dapat mengambil
prasarana nasional, serta seluruh dapat dilakukan secara langsung, tindakan-tindakan yang dianggap
wilayah Negara sebagai satu yakni menjadi prajurit sukarela perlu. Bahkan sampai tindakan
kesatuan pertahanan yang utuh Tentara Nasional Indonesia (TNI), dengan resiko apapun, seperti
dan menyeluruh. Upaya pertahanan tetapi dapat juga dilakukan secara tindakan refresif, apabila cara-cara
yang bersifat semesta adalah model tidak langsung, yakni dalam melalui perundingan, penyelesaian
yang dikembangkan sebagai pilihan profesinya masing-masing dapat secara hukum atau cara-cara
yang paling tepat bagi pertahanan memberikan kontribusi terhadap damai lainnya memang tidak lagi
Indonesia yang diselenggarakan pertahanan negara (termasuk dapat berhasil dilakukan. Tindakan
dengan keyakinan pada kekuatan pendidik), atau menjadi prajurit semacam itu, merupakan tindakan
sendiri serta berdasarkan atas wajib. Sistem Pertahanan Negara terakhir (the last resort) dapat saja
hak dan kewajiban warga negara yang bersifat semesta juga bercirikan dilakukan dalam rangka hak suatu
dalam usaha pertahanan negara. kerakyatan, kesemestaan, dan negara untuk membela diri (the
Meskipun Indonesia telah mencapai kewilayahan. Ciri kerakyatan right to self defence), karena adanya
tingkat kemajuan yang cukup tinggi mengandung makna bahwa orientasi ancaman yang dapat mengancam
nantinya, model pertahanan semesta pertahanan diabdikan oleh dan kedaulatan, kemerdekaan dan
tersebut tetap menjadi pilihan untuk kepentingan seluruh rakyat. keutuhan wilayahnya.
strategis untuk dikembangkan, Ciri kesemestaan mengandung
dengan menempatkan warga makna bahwa seluruh sumber Negara mempunyai kedaulatan
negara sebagai subjek pertahanan daya nasional didayagunakan bagi dan yurisdiksi sepenuhnya
negara sesuai dengan perannya upaya pertahanan. Sedangkan ciri terhadap wilayahnya sebagai
masing-masing. Selanjutnya, pada kewilayahan mengandung makna satu kesatuan yang menyeluruh.
UUD 1945 juga menetapkan Sistem bahwa gelar kekuatan pertahanan Dengan demikian, maka Negara
Pertahanan Negara (Sishanneg) dilaksanakan secara menyebar di tersebut mempunyai hak penuh di
yang menempatkan rakyat sebagai seluruh wilayah NKRI, sesuai dengan dalam mempertahankan keutuhan
pemeran yang vital, dan pertahanan kondisi geografi sebagai negara wilayahnya dari segala ancaman,
negara dilaksanakan dengan Sistem kepulauan. baik yang datangnya dari dalam
Pertahanan dan Keamanan Rakyat maupun dari luar. Oleh karena
Semesta (Sishankamrata). Kemudian Usaha untuk menjaga dan itu, dikatakan bahwa apa yang
Sishankamrata dijabarkan dalam mempertahankan keutuhan wilayah dilakukan oleh kekuasaan negara

EDISI MARET-APRIL 2019


32 VOLUME 2/ NOMOR 2
atau yurisdiksinya terhadap berbagai wilayahnya tersebut sasaran yang ditetapkan. Hal ini juga sesuai dengan
merupakan kelengkapan dan eksklusif. Dikatakan yang dijelaskan dalam Buku petunjuk Induk (bujukin)
lengkap karena Negara tersebut dapat mempunyai akses Operasi Militer untuk Perang (OMP) (2008,hal 12) bahwa
terhadap semua wilayah Negara tersebut, termasuk hakekat Operasi Militer untuk Perang (OMP) adalah
semua penduduk yang berada di wilayah itu tanpa operasi yang dilaksanakan secara terencana dengan
memandang nasionalitasnya. tujuan, sasaran, waktu tempat dan dukungan logistik
yang telah ditetapkan sebelumnya secara terinci, dengan
Yurisdiksi Negara terhadap wilayahnya yang bersifat pengerahan dan penggunaan kekuatan TNI dibantu oleh
eksklusif itu diartikan bahwa tidak ada pihak manapun komponen cadangan dan komponen pendukung untuk
termasuk negara lain yang mempunyai hak untuk melawan kekuatan militer negara lain yang melakukan
memaksakan yurisdiksinya terhadap wilayah tersebut. agresi terhadap Indonesia, dan atau dalam konflik
Dengan demikian, tanpa mengurangi prinsip-prinsip bersenjata dengan suatu negara lain atau lebih, yang
hukum internasional yang berlaku, wilayah suatu Negara didahului dengan adanya pernyataan perang dan tunduk
tidak bisa diganggu gugat (the inviolability of territories pada Hukum Perang Internasional.
of states). Kewajiban untuk menghormati keutuhan
wilayah sesuatu negara juga telah dicantumkan dalam Sedangkan dalam Pasal 16 Bujukin Operasi Militer
Deklarasi Prinsip-prinsip mengenai Hukum Internasional Selain Perang (OMSP) menyatakan bahwa : “operasi
yang telah disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan tempur yang dilaksanakan TNI dalam OMSP baik
Bangsa-Bangsa pada tanggal 24 Oktober 1970 (General berdiri sendiri maupun terpadu dengan lembaga lain,
Assembly Declaration on Principles of International ditujukan untuk mengatasi kekerasan bersenjata antara
Law Concerning Friendly Relations and Co-operation lain terorisme, konflik komunal dan kekerasan senjata
Among States in Accordance with the Charter of the lainnya, dengan prinsip menghentikan kekerasan
United Nations). Istilah “keutuhan wilayah” ini juga telah bersenjata, untuk menghindari korban yang lebih
dimasukkan sebagai prinsip tidak diganggu gugatnya besar,...”.
perbatasan antar Negara (principle of inviolability of
frontiers). Terkait Sistem Pertahanan Negara, dalam UU RI
Nomor 3 Tahun 2002 juga ditetapkan bahwa sistem
Merancang Latihan Gabungan TNI Dengan Melibatkan Pertahanan Negara dalam menghadapi ancaman militer
Peran Sipil Dalam Pertahanan Negara. menempatkan TNI sebagai komponen utama dengan
didukung oleh komponen cadangan dan komponen
Kebijakan Negara yang tertuang dalam UU RI Nomor pendukung. Selain itu dalam UU Pertahanan Negara
3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara menetapkan ini juga disebutkan bahwa sistem pertahanan negara
bahwa pelaksanaan pembangunan di daerah harus dalam menghadapi ancaman non militer menempatkan
memperhatikan pembinaan kemampuan Pertahanan lembaga pemerintah diluar bidang pertahanan sebagai
Negara, maka hasil pembangunan selain bermanfaat unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman
bagi kesejahteraan rakyat, dalam jangka panjang harus yang dihadapi dengan didukung oleh unsur-unsur lain
dapat mendukung kepentingan Pertahanan Negara. dari kekuatan bangsa.

Sehubungan hal tersebut maka kemampuan Penataan ulang Sistem Pertahanan Negara yang
Pertahanan Negara harus dibangun, dibina dan berlangsung, membutuhkan pemahaman secara
disiapkan semenjak dini, dilaksanakan pada semua komprehensif, tidak hanya pada perangkat payung
wilayah nasional Indonesia serta merupakan tugas hukum, tetapi juga pada aspek struktur, kultur dan sistem
TNI, Kementerian, Lembaga non Kementerian serta yang akan menjadi landasan implementasi. Prosedur dan
Pemerintah daerah, sesuai dengan peran, tanggung mekanisme penataan ulang membutuhkan pemahaman
jawab dan fungsi masing-masing. yang mendalam tentang perlunya pembedaan tanggung
jawab antara penentu kebijakan pada strata politik
Sementara itu sesuai dengan Doktrin yang diterbitkan dengan strata yang menetapkan sistem penggunaan
TNI, menetapkan bahwa dalam pelaksanaan tugas kekuatan pada eselon operasional.
operasi militer, kekuatan yang dilibatkan tidak hanya
TNI tetapi juga institusi diluar TNI dan komponen bangsa Dengan pemahaman tersebut, dalam implementasi
lainnya, sehingga dibutuhkan koordinasi dan kerjasama Sistem Pertahanan Negara membutuhkan sumber daya
antar institusi, agar semua tugas yang dilakukan dapat manusia yang menguasai secara mendalam setiap
terselenggara dengan baik dan berhasil mencapai permasalahan, sehingga didalam sistem pemerintahan

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 33
demokrasi saat ini, pembagian komunal atau gerakan separatis, Perwujudannya melalui penataan
tugas dan tanggung jawab antar sehingga kekuatan TNI melaksanakan ruang nasional, di dalamnya
kementerian dan lembaga sebagai OMSP. Panglima TNI dengan berbagai penataan ruang kawasan pertahanan.
unsur pelaksana harus dapat berjalan pertimbangan akan menyampaikan Penyiapan logistik pertahanan
dengan baik dengan konkrit dan saran kepada Presiden selaku diselenggarakan secara dini dan
nyata demi mendukung kepentingan Panglima Tertinggi Angkatan Perang terpadu dengan pembangunan
nasional. untuk menetapkan sebagian wilayah nasional untuk tujuan kesejahteraan.
negara sebagai mandala perang Penyiapan logistik pertahanan
Bersandar kepada sistem dan mandala operasi, yang menjadi merupakan hal yang fundamental
pertahanan yang dianut Indonesia bagian dari wilayah pemerintah dalam mendukung penyelenggaraan
tersebut maka bisa menjadi salah daerah otonom. peperangan.Penyiapan logistik
satu peluang untuk mengajak pertahanan merupakan bagian
peran aktif komponen bangsa Meski demikian jauh sebelum dari pembangunan pertahanan
lainnya dalam mendukung sistem wilayah ditetapkan menjadi mandala nirmiliter yang diselenggarakan
tersebut, yaitu dengan merancang perang/mandala operasi, daerah secara terpadu, terkoordinasi,
penyelenggaraan Latihan Gabungan otonom berkewajiban melaksanakan dan lintas Kementerian/
(Latgab) TNI bersama seluruh pembangunan untuk kepentingan lembaga. Perwujudannya melalui
komponen dan sumber daya yang kesejahteraan rakyat. (Setneg, pembangunan ekonomi yang
tersedia. Institusi diluar TNI dan Undang-undang RI Nomor 32 tahun kuat dengan pertumbuhan yang
komponen bangsa lainnya, juga 2004, tentang pemerintah Daerah). cukup tinggi serta industri nasional
membutuhkan latihan dilapangan Namun bila daerah ditunjuk menjadi yang berdaya saing dan mandiri,
secara nyata. Hal ini diperlukan mandala perang, maka wilayah yang pada gilirannya akan dapat
karena pelibatan kekuatan tersebut harus dapat mendukung mewujudkan kemandirian sarana
komponen pendukung dan cadangan pelaksanaan OMP maupun OMSP. pertahanan serta pusat-pusat logistik
dalam OMP maupun OMSP harus Dalam buku Doktrin Pertahanan yang tersebar di tiap wilayah”
melibatkan institusi dan komponen Negara (2007, 54) dinyatakan :
bangsa lainnya. Selanjutnya Mandala perang/
“ Penyiapan wilayah Negara operasi, yang telah ditetapkan
Latgab TNI tersebut disimulasikan sebagai medan pertahanan merupakan wilayah teritorial
bahwa sebagian wilayah NKRI telah pada dasarnya merupakan dari pemerintah daerah yang
dikuasasi oleh kekuatan musuh, fungsi pertahanan nirmiliter pembangunannya menjadi tugas
kekuatan TNI melaksanakan OMP, yang diselenggarakan secara pemerintah daerah otonom.
begitu pula apabila kondisi sebagian terpadu, terkoordinasi, dan Disamping itu sumberdaya yang
wilayah NKRI telah terjadi konflik lintas departemen/lembaga. ada di wilayah tersebut harus

Sumber: acehportal.com

EDISI MARET-APRIL 2019


34 VOLUME 2/ NOMOR 2
dapat memenuhi kebutuhan bagi Penentuan mandala perang sampai dengan “darurat perang”
penyelenggaraan Pertahanan Negara, atau mandala operasi ditentukan sesuai Peraturan Pemerintah
sehingga wilayah yang disimulasikan oleh Presiden berdasarkan saran pengganti Undang-undang nomor
sebagai Mandala Perang/Operasi Panglima TNI. Buku Petunjuk Induk 23 tahun 1959 tentang keadaan
dalam Latgab TNI harus dapat TNI (Bujukin TNI) tentang OMP (2008, bahaya, bagaimana Pemerintah
mendukung penyelenggaraan 35) menyatakan: "..... apabila agresi Daerah melaksanakan peran, tugas
operasi militer dan unsur-unsur yang musuh dapat menduduki sebagian dan fungsinya pada situasi dan
ada diwilayah dapat melaksanakan wilayah teritorial Indonesia maka kondisi tersebut dan bagaimana
kerjasama dengan TNI demi perlu dicegah dengan upaya perang mengendalikan peran dan
keberhasilan pelaksanaan tugas. terbatas pada wilayah tertentu keterlibatan masyarakat. (Setneg,
dan tidak meluas. ..." lebih jauh Peraturan Pemerintah pengganti
Latihan Gabungan TNI adalah dinyatakan "Bila OMP terpaksa Undang-undang nomor 23 tahun
sebagai sebuah metode yang harus dilakukan diwilayah teritorial 1959 tentang keadaan bahaya).
diterapkan TNI untuk meningkatkan Indonesia, maka OMP dilakukan Adapun manfaat lainnya adalah bagi
kesiapsiagaan dan uji coba doktrin diluar pemukiman masyarakat sipil." pola hubungan kerjasama dengan
yang disusun, sehingga dari militer dan melalui keterlibatannya
pelaksanaan latihan gabungan ini Musuh yang melakukan dalam pelaksanaan Latgab, akan
akan diperoleh sebagai berikut : agresi terhadap Indonesia tidak menemukan formula tentang
mungkin dapat dikendalikan agar bagaimana menyelenggarakan
1. Latgab TNI dapat dimanfaatkan tidak menguasai dan menduduki prosedur pengerahan sumberdaya
untuk mengevaluasi kesiapan daerah pemukiman penduduk. di daerah dalam mendukung
dan kemampuan daerah dalam Oleh karenanya pelaksanaan kepentingan pertahanan negara dan
mendukung pertahanan negara operasi militer tidak boleh dibatasi mendukung Operasi militer.
; pelaksanaan latihan juga akan hanya daerah diluar pemukiman
menemukan hal yang berkaitan penduduk, tetapi apabila operasi 2. Membangun kesadaran
dengan implementasi doktrin, terpaksa didaerah pemukiman masyarakat dalam menghadapi
sehingga hasil evaluasi latihan penduduk, maka harus ditemukan Ancaman militer dan non militer.
dapat dimanfaatkan untuk jalan keluar, bagaimana penduduk
menyempurnakan doktrin yang yang berada didaerah operasi tidak "Adagium Si Vis Pacem
diuji coba, sebagaimana yang menjadi korban perang dan dapat Parabelum”, pandangan negara
diulas dalam Pasal 20 Undang- diselamatkan. tentang perang terungkap dalam
undang RI No 3 tahun 2002 pernyataan “Indonesia cintai damai,
tentang Pertahanan Negara, Untuk itu pembangunan didaerah namun lebih cinta Kemerdekaan”.
sebagai berikut : juga harus sudah memprediksi Dengan pandangan tersebut,
kemungkinan adanya keadaan perang sebagai bagian dari konsep
ayat (2) menetapkan bahwa: bahaya dan ancaman yang mungkin Pertahanan Negara, bagi Indonesia
“Segala sumber daya nasional timbul, meskipun pada masa damai adalah pilihan apabila kemerdekaan
yang berupa sumber daya segala pembangunan ditujukan Indonesia terancam. Perang
manusia, sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat, namun menentukan tegak atau runtuhnya
dan buatan, nilai-nilai, teknologi, perencanaan pembangunan sebuah negara, oleh karenanya
dan dana dapat didayagunakan didaerah harus dapat menghilangkan perang tidak boleh hanya diserahkan
untuk meningkatkan kemampuan kerentanan, menekan resiko kepada militer, tetapi menjadi
Pertahanan Negara yang diatur kemungkinan timbulnya korban kepentingan dan urusan bersama
lebih lanjut dengan Peraturan rakyat dan kondisi lain yang karena perang adalah diplomasi
Pemerintah. berkaitan dengan penyelamatan dengan cara lain untuk mencapai
rakyat sehingga dibentuk jalur-jalur tujuan politik Negara. Perang sangat
Ayat (3) : Pembangunan di daerah evakuasi dengan sarana prasarana dihindari oleh setiap negara, karena
harus memperhatikan pembinaan yang telah tersedia. perang membutuhkan biaya besar
kemampuan pertahanan, yang akan merugikan perekonomian
sebagaimana dimaksud dalam Selain itu pemerintah daerah negara dan menimbulkan
ayat (1), yang selanjutnya diatur juga dapat melatih kemampuannya kesengsaraan bagi rakyat. Pada
dengan Peraturan Pemerintah. dalam menghadapi keadaan dasarnya setiap negara menghadapi
“darurat”, mulai dari “darurat sipil” potensi ancaman baik yang datang

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 35
dari dalam maupun luar negeri. unsur TNI guna menghadapi yang mungkin terjadi dimasa
Selain ancaman, setiap negara setiap kemungkinan timbulnya mendatang.***
juga memiliki tugas dan kewajiban ancaman. Selain itu latihan
untuk mencapai sasaran-sasaran juga sebagai sarana uji coba Daftar Pustaka
pembangunan, yang membutuhkan doktrin yang telah disusun,
kerjasama dan melibatkan seluruh untuk mengevaluasi apakah -- Kemhan, Buku Doktrin
komponen bangsa. pedoman pelaksanaan Pertahanan Negara, 2007
tugas sudah dapat
Perang semesta merupakan diimplementasikan sesuai -- Mabes TNI, Naskah sementara
perang yang berlaku disegala lini, tujuan dan sebagai bahan Buku Petunjuk Induk tentang
tidak selalu dengan mengerahkan penyusunan doktrin kerjasama Doktrin Operasi Militer Perang,
kekuatan militer dan menggunakan sipil militer dalam pelaksanaan Perpang/13/III/2008
kekerasan. Untuk menghancurkan operasi serta dalam menyusun
elemen kekuatan negara aturan perundang-undangan -- Mabes TNI, Naskah sementara
melalui cara yang halus atau terkait sumber daya nasional. Buku Petunjuk Induk tentang
asimetris, perang dikemas mulai Doktrin Operasi Militer Selain
propaganda dan perang ekonomi, b. Keadaan darurat harus Perang. Perpang/14/III/2008
dengan melakukan penyusupan, sudah dapat diantisipasi oleh
mempengaruhi dan mengendalikan Pemerintah Daerah, maka -- Mabes TNI, Penpas tentang
aktor-aktor negara secara terencana dibutuhkan koordinasi dan Pokok-pokok Kebijakan Panglima
dan konstitusional, menyusun kerjasama antara TNI dan TNI 2011
langkah-langkah halus dan terus Pemerintah Daerah agar
menerus merongrong ketahanan kemampuan komponen sipil -- Setneg, Peraturan Pemerintah
negara disegala bidang kehidupan dapat berperan aktif dalam Pengganti Undang-undang nomor
masyarakat untuk melemahkan mencegah rakyat menjadi 23 tahun 1959, tentang keadaan
semua elemen kekuatan negara korban akibat perang, bahaja.
secara perlahan tetapi pasti, mulai konflik komunal, gerakan
dari Ideologi, politik, ekonomi, sosial separatis dan bencana
-- Setneg, Peraturan Presiden
budaya dan pertahanan keamanan dengan mengorganisir dan
Republik Indonesia Nomor : 41
sehingga sangat diperlukan mengerahkan sumberdaya
tahun 2010, tentang Petunjuk
kesadaran masyarakat untuk didaerah.
Umum Pertahanan Negara.
menghadapi ancaman perang jenis
asimetris tersebut. Dengan kesadaran 2. Saran.
-- Setneg, Undang-undang RI nomor
ini, diharapkan akan menggugah
3 tahun 2002, tentang Pertahanan
semua elemen dalam negara untuk 1. Perlunya latihan gabungan Negara.
senantiasa waspada dan bersiap yang melibatkan sumberdaya
untuk menghadapi ancaman yang nasional didaerah latihan,
datang dari luar ataupun dalam -- Setneg, Undang-undang RI
untuk menilai keberhasilan
serta berusaha untuk meningkatkan nomor 32 tahun 2004, tentang
pembangunan nasional
ketahanan disegala bidang yang Pemerintah Daerah.
didaerah, sekaligus
pada akhirnya meningkatkan menggugah semangat dan
kemampuan pertahanan Negara -- Setneg ,Undang-undang RI nomor
kesadaran Institusi diluar TNI,
34 tahun 2004, tentang Tentara
bahwa Pertahanan Negara
Kesimpulan dan saran. Nasional Indonesia.
merupakan tugas bersama
seluruh komponen bangsa.
1. Kesimpulan.
2. Secara bertahap merancang
a. Latihan gabungan TNI doktrin kerjasama sipil-militer
merupakan sebuah kebutuhan sebagai pedoman pelaksanaan
bagi TNI untuk secara tugas bersama antara TNI
berkelanjutan meningkatkan dan komponen bangsa
kemampuan organisasi dalam lainnya dalam menghadapi
menyiapsiagakan unsur - segala bentuk ancaman

EDISI MARET-APRIL 2019


36 VOLUME 2/ NOMOR 2
BERITA PERTAHANAN

MENHAN RAPAT KOMISI I RUU TENTANG PENGESAHAN


PERSETUJUAN BIDANG PERTAHANAN INDONESIA-RUSIA

K
Kementerian Pertahanan, tujuan pemerintah Negara Kesatuan setiap pelaksanaan kerja sama di
Kementerian Hukum dan HAM, Republik Indonesia (NKRI) yaitu bidang pertahanan kedua negara.
Kementerian Luar Negeri megikuti untuk melindungi segenap bangsa
rapat kerja dengan Komisi I DPR dan seluruh tumpah darah Indonesia, Pemerintah Federasi Rusia
RI untuk membahas Rancangan memajukan kesejahteraan umum, memiliki potensi yang cukup
Undang-Undang (RUU) pengesahan mencerdaskan kehidupan bangsa menjanjikan bagi pemenuhan
persetujuan antara Pemerintah dan ikut serta melaksanakan alutsista TNI, pengembangan
Indonesia dengan Pemerintah ketertiban dunia yang berdasarkan industri pertahanan Indonesia, dan
Federasi Rusia tentang kerja sama di kemerdekaan, perdamaian abadi dan peningkatan profesionalisme TNI,
bidang pertahanan. Selasa (12/3), di keadilan sosial. saling kunjungan pejabat ditingkat
Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Senayan, Kementerian, pertukaran informasi
Jakarta. Pada kesempatan tersebut, seperti peraturan perundang-
Menhan menginginkan terwujudnya undangan militer, pendidikan dan
Rapat dipimpin dan dibuka oleh pertahanan dalam negeri yang pelatihan, bantuan medis, kerja sama
Wakil Ketua Komisi I H.A. Hanafi Rais, lebih baik, serta peran Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi.
S.IP., M.P.P., Ketua rapat memberikan dalam mencapai perdamaian dunia,
kesempatan kepada Menteri meningkatkan dan memperkuat Pengembangan kerja sama di
Pertahanan Ryamizard Ryacudu hubungan baik antara kedua negara. bidang industri pertahanan yang
mewakili Presiden dan Pemerintah Sehingga dapat berlaku efektif dalam meliputi alih teknologi, penelitian
mengatakan, berdasarkan adanya sistem hukum nasional dan segera bersama, produksi bersama serta
hubungan baik antara Pemerintah dilaksanakan oleh masing-masing pemasaran bersama. Menhan
Republik Indonesia untuk kerja pihak. mewakili Pemerintah Indonesia
sama di bidang pertahanan dengan berharap RUU tersebut dapat
Pemerintah Federasi Rusia yang telah Berdasarkan Undang-Undang segera dibahas dan mendapatkan
ditandatangani pada tanggal 18 Mei Nomor 24 Tahun 2000 tentang persetujuan bersama dari DPR RI,
2016. Perjanjian Internasional, syarat sesuai ketentuan yang berlaku dan
berlakunya perjanjian internasional dalam waktu yang tidak terlalu
Hubungan luar negeri yang di bidang pertahanan harus disahkan lama.***
dilandasi politik bebas aktif dalam bentuk Undang-Undang yang
merupakan salah satu terwujudnya akan dijadikan dasar hukum dalam

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 37
FGD KAJI PENAMBAHAN USIA PENSIUN BINTARA/TAMTAMA
DAN REORGANISASI TNI

D
Dalam menjalankan tugas dan tim pakar dari berbagai disiplin Pertimbangan wacana
pokoknya, TNI dihadapkan pada ilmu melakukan kajian melalui Focus penambahan usia prajurit berpangkat
perkembangan lingkungan strategis Group Discussion (FGD) yang dibuka Bintara dan Tamtama antara lain
yang dinamis, cepat berubah dan Menhan RI Ryamizard Ryacudu, Peraturan Pemerintah No.11/2017
penuh dengan ketidakpastian serta Kamis (14/3), di kantor Kemhan. tentang manajemen PNS rata-rata
adanya ancaman nyata dan ancaman 60 tahun. Dan juga berdasarkan data
belum nyata. Dihadapkan dengan Mengingat pensiun personel BPS tahun 2017 angka harapan hidup
kebutuhan dan tantangan tugas, TNI yang berpangkat Bintara dan di Indonesia meningkat menjadi
Reorganisasi TNI yang telah dilakukan Tantama pada usia 53 tahun 69,19 tahun untuk laki-laki dan 73,06
belum sepenuhnya dapat menjawab dianggap masih usia produktif tahun untuk perempuan.
persoalan. Oleh karena itu perlu untuk mengawaki organisasi TNI
dilakukan validasi organisasi TNI di maka hal ini menjadi permasalahan Reorganisasi TNI dan
lingkungan Mabes TNI dan Mabes yang perlu menjadi pemikiran. penambahan usia pensiun Bintara/
Angkatan dengan penambahan Hal ini menunjukkan celah bagi Tamtama telah mendapat respon
jabatan Pati. penambahan usia pensiun prajurit positif dari pemerintah dalam hal
TNI, namun perlu kajian yang lebih ini Presiden RI. Berkaitan dengan
Selain validasi organisasi, perlu luas lagi tentang jabatan yang akan Reorganisasi TNI dan penambahan
juga ada pemikiran untuk melakukan diemban, kondisi kesehatan dan usia pensiun Bintara/Tamtama saat
perubahan organisasi TNI dengan kesamaptaan. Selain itu bagaimana ini peningkatan efektivitas organisasi
menambah usia pensiun maksimum pembinaan kariernya baik kenaikan dalam menghadapi ancaman
berpangkat Bintara danTamtama pangkat maupun kesempatan dengan tetap berpijak
dari semula 53 tahun menjadi 58 pendidikan merubah golongan ke pada fungsi TNI sebagai
tahun. Untuk mengatasi kedua tingkat Perwira dan Bintara. alat pertahanan.
permasalahan tersebut, Kemhan Selain itu juga

EDISI MARET-APRIL 2019


38 VOLUME 2/ NOMOR 2
mempertimbangkan aspek
profesionalisme, hukum,
ketatanegaraan dan perundang-
undangan, sejarah serta ekonomi
(anggaran).

Disamping itu aspek estetika dan


kepatutan pola pembinaan personel
dengan mempertimbangkan usia
pensiun dengan latar belakang
psikologi, kesehatan serta
keunggulan tempur organisasi
TNI dalam menghadapi tantangan
dan ancaman juga menjadi
pertimbangan. Selain itu juga aspek
hukum dan perundang-undangan
yang mengatur organisasi TNI berikut
tugas pokok dan fungsi TNI.

Untuk itu Menhan berharap Selain pejabat eselon I dan II KemenPan-RB Rini Widyantini, S.H.,
dalam FGD ini agar dilakukan di lingkungan Kemhan/TNI hadir MPM, Pakar Hukum dan Tata Negara
kajian secara ilmiah dan pula memberikan pandangan pakar Dr. Refly Harun, Pengamat Militer
komprehensif dari berbagai organisasi dan sumber daya manusia Prof. Dr. Salim Said dan Kepala
aspek, sehingga bersifat logis dengan harapan dapat memberi RSPAD Mayjen TNI Dr. dr. Terawan
dan dapat dipertangungjawabkan masukan terhadap kebijakan Agus Putranto, Sp.Rad. Sedangkan
secara akademis dengan terkait perubahan organisasi TNI dari akademisi hadir dosen Fisip UI
mempertimbangkan konsep Sistem dan penambahan usia pensiun Edy Prasetyono, S.Sos., MIS, Ph.D
dan Kebijakan Pertahanan Negara personel TNI berpangkat Bintara dan dan Executive Director at Center for
serta Ancaman yang dihadapi, baik Tamtama. Mereka adalah Deputi Indonesia Risk Studies Dr. Kusnanto
nyata maupun belum nyata. Kelembagaan dan Tata Laksana Anggoro.***

EDISI MARET-APRIL 2019


VOLUME 2/ NOMOR 2 39
MENTERI PERTAHANAN MERESMIKAN PELUNCURAN
KAPAL SELAM KE-3 ALUGORO 405

M
Menteri Pertahanan Ryamizard pemukul yang berbentuk alu yang kehadirannya juga diharapkan dapat
Ryacudu meresmikan peluncuran dalam cerita pewayangan digunakan memperkuat kemampuan jajaran TNI
Kapal Selam ke-3 dengan nama oleh Prabu Baladewa kemudian nama AL yang memiliki tanggung jawab
Alugoro 405 yang dipesan ini dipilih oleh Ny. Ryamizard Ryacudu besar dalam menjaga kedaulatan,
Kementerian Pertahanan (Kemhan) sebagai penanda armada penjaga keutuhan dan kewibawaan Negara
RI kepada perusahaan galangan Tanah Air. Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
kapal asal Korea Selatan DSME, Kamis
(11/4) di PT PAL Indonesia Surabaya. Menhan pada kesempatan Menhan juga mengharapkan
tersebut menyampaikan bahwa agar dengan masuknya Kapal
Peluncuran Kapal Selam ke-3 ini pengembangan Industri Pertahanan Selam ke-3 yang dibuat oleh PT
merupakan terobosan besar dalam Nasional menuju kemandirian PAL bersama PT DSME ini akan
Industri Pertahanan Nasional, karena merupakan bagian integral dari upaya dapat lebih meningkatkan efek
Kapal Selam tersebut dikerjakan dan pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI gentar kekuatan daya tempur relatif
dibangun secara bersama-sama (Joint guna memperkuat postur pertahanan pertahanan Indonesia yang tentunya
Section) antara pihak PT PAL Indonesia negara didalam mengantisipasi akan diperhitungkan di dalam
(Persero) dan galangan Kapal DSME berbagai dinamika dimensi ancaman meningkatkan parameter perkuatan
Korea Selatan dengan melibatkan nyata dan belum nyata yang pertahanan kawasan maupun
Transfer of Technology dan Transfer of berpotensi mengganggu stabilitas dunia.***
Knowledge. keamanan NKRI.

Adapun penamaan kapal selam Kapal Selam Alugoro-405 ini


jenis ini disesuaikan dengan tradisi di juga merupakan alutsista modern
TNI AL, Alugoro diambil dari senjata berteknologi canggih terkini sehingga

EDISI MARET-APRIL 2019


40 VOLUME 2/ NOMOR 2
EDISI MARET-APRIL 2019
VOLUME 2/ NOMOR 2 41
EDITION OF MARCH-APRL 2019 VOLUME 2/ NUMBER 2

PANCASILA : SINERGISITY HUMAN POTENTIAL IN DEVELOPMENT OF STATE


BUILDING A SUSTAINABLE DEFENSE MANAGEMENT. DEFENSE HUMAN RESOURCE
ECONOMY (HUMAN CAPITAL IN DEFENSE IN FACING THE INDUSTRIAL
MANAGEMENT) REVOLUTION ERA 4.0
(OPPORTUNITY AND
CHALLENGE PERSPECTIVE)

SINERGITY OF THE ACTUALIZATION OF


STATE DEFENSE AND
LOCAL WISDOM IN BUILDING EXCELLENT
INDONESIA

EDITION OF MARCH-APRL 2019


www.kemhan.go.id Kementerian Pertahnan Republik Indonesia 1
VOLUME 2/ NUMBER 2
@Kemhan_RI @kemhanri @kemhan RI ENGLISH
EDITION OF MARCH-APRL2019
2 VOLUME 2/ NUMBER 2
EDITORIAL EDITORIAL BOARD

Advisors:

Dear kind readers, Minister of Defense


General (Ret) Ryamizard Ryacudu
In 2019, we again greeted WIRA readers through this second edi-
tion of March-Aprl 2019. This inaugural edition of WIRA Volume II Secretary General of MoD
of 2019 featuring a new and more attractive WIRA design and logo Vice Admiral Agus Setiadji, S.AP, M.A

In addition in this edition the editorial team also presented the Editor in Chief:

article about Sinergity of The Actualization of State Defense and


Head of Public Communication
Local Wisdom in Building Excellent Indonesia; Development of State Center of MoD
Defense Human Resource in Facing the Industrial Revolution Era Brig. Gen. Totok Sugiharto, S.Sos .
4.0 (Opportunity And Challenge Perspective); Pancasila : Sinergisity
Managing Editor:
Building a Sustainable Economy; and Human Potential in Defense
Management (Human Capital in Defense Management). Chief of Information Cooperation of
Public Communication Center
Col. Hadi Prayitno

To enrich articles of this WIRA magazine, we continuously expect Editors:


your participation to send articles, opinions, information, responses,
or critics and recommendations through email redaksi.wira@kemhan. M. Adi Wibowo, M.Si.
Captain Lindu Baliyanto.
go.id. WIRA magazine can also be accessed online in www.kemhan.
go.id. Graphic Designer:

Imam Rosyadi
Mandiri Triyadi, S.Sos.
Editorial Team
Photo:

EDITION OF MARCH-APRL 2019


Photografers of Public Communication
Center of MoD

Vol. 2/ No. 2 Distribution Staff:

Published by:
Nadia Maretti,M.M.
Public Communication Center of MoD,
Jln. Merdeka Barat No. 13-14 Jakarta
Telp. 021-3829151, Fax. 3452457

EDITION OF MARCH-APRL 2019


VOLUME 2/ NUMBER 2 3
Contents
ARTICLE

5/ SINERGITY OF THE ACTUALIZATION OF STATE DEFENSE AND


LOCAL WISDOM IN BUILDING EXCELLENT INDONESIA

Each citizen has the right and is obliged


to participate in the state defense effort and
the conditions for the state defense that are
regulated by law. The obligation and responsibility
of defending the state is not only the duty of
the Indonesian Armed Forces (TNI) but it is the
obligation of every citizen of the Republic of
Indonesia.

12/ DEVELOPMENT OF STATE DEFENSE HUMAN RESOURCE


IN FACING THE INDUSTRIAL REVOLUTION ERA 4.0
(OPPORTUNITY AND CHALLENGE PERSPECTIVE)

19/ PANCASILA
ECONOMY
: SINERGISITY BUILDING A SUSTAINABLE

28/ HUMAN POTENTIAL IN DEFENSE MANAGEMENT.


(HUMAN CAPITAL IN DEFENSE MANAGEMENT)

EDITION OF MARCH-APRL2019
4 VOLUME 2/ NUMBER 2
ARTICLE

SINERGITY OF THE ACTUALIZATION OF


STATE DEFENSE AND LOCAL WISDOM IN
BUILDING EXCELLENT INDONESIA
Oleh:
Lt. Col Adm Bambang Kustiawan, S.E., M.M.
Head of Sub-department for logistics Department of Logistics and
HouseholdsGeneral Bureauof Indonesia Defense University

N
National objectives formulated in take place if there is a guarantee of mutual cooperation and prioritizing
the opening of the 1945 Constitution national stability, where the aspect local wisdom as needed to develop
of the Republic of Indonesia, is of national defense is one of the innovations originating from within
protecting the entire Indonesian dominant aspects. National Defense the country to strengthen national
nation and all of Indonesian is a function in ensuring the survival identity.
bloodshed, for ad public welfare, and self-defense of any threats,
educating the nation's life, and both from outside and within the Each citizen has the right and is
participating in carrying out world country. One of the important tasks obliged to participate in the state
order based on independence, of the Government is to maintain defense effort and the conditions
eternal peace and social justice, security and order in carrying out for the state defense that are
development is needed in all aspects the life of the nation and state, by regulated by law. The obligation and
of national life. Development will continuing to promote the spirit of responsibility of defending the state

EDITION OF MARCH-APRL 2019


VOLUME 2/ NUMBER 2 5
is not only the duty of the Indonesian the nation and state, belief in the Fulfilling the obligation to live as a
Armed Forces (TNI) but it is the Pancasila as a state ideology, willing human being who is dignified where
obligation of every citizen of the to sacrifice for the nation and the the feet stand and, that is the form
Republic of Indonesia. The territory of State and have the initial ability of state defense in a micro way is
Indonesia which has approximately to defend the country. Minister of indicated. While in macro terms,
17,504 islands requires a fairly strict Defense of the Republic of Indonesia the actualization of state defenseis
supervisor from the government, Ryamizard Ryacudu said "Defending comprehended by the ability to move
and there is a need for state defense the state does not have to be in all supporting elements to achieve
efforts from every citizen. This is the form of war, but it can be by a common goal, in the realization
important to maintain the Unitary preserving local wisdom, culture and of a prosperous, secure, peaceful,
State of the Republic of Indonesia the environment, also by being law- harmonious, peaceful, happy and
(NKRI) from threats both from abiding, loving domestic products, prosperous society. Thus, decision
outside and within the country. State helping disaster victims, enthusiasm making is carried out by unanimous
defense awareness becomes the to follow education subjects and consensus so that there is no place to
basic capital as well as the strength so on. This is a form of nationalism escape from responsibility.
of the nation, in order to maintain from the actions of citizens, even
the integrity, sovereignty and survival the number of defense equipment The actualization of the state
of the nation and state of Indonesia. without being accompanied by defenseis always perceived to
In addition, with the state defense, humans who guard it is useless ". be related to the efforts of the
we can strengthen the sense of unity Indonesian people to face threats to
among Indonesians who are mutually State Defense Actualization the survival of the Indonesian people
diverse. A superior Indonesia can be in the following periods:
achieved if good society and nation, The development process in
peace, fairness, prosperity and accordance with national goals in 1. The first period of the
prosperity. increasing prosperity and justice is independence war (1945-1949).
a condition that must be realized so State defense is perceived by
The 1945 Constitution of the that the achievement process can the war of independence, where
Republic of Indonesia (the 1945 run successfully. Actualization of the the participation of citizens in
Constitution) regulates State Defense State Defense as a manifestation of defending the state is manifested
Efforts, on the provisions of Article 27 awareness of defending the state in playing an active role in the
Paragraph (3): "Every citizen has the is essentially the willingness to war of independence, both armed
right and obligation to participate in devote to the state and willingness and unarmed.
the defense of the State," and Article to sacrifice to defend the country.
30 Paragraph (1): "Every citizen has Awareness of defending the country, 2. The second period (1950-1965).
the right and obligation to participate we must be able to have attitudes State defense is perceived as
in state defense and security efforts." and behaviors that are in accordance synonymous with defense and
with the struggle, love the homeland security efforts, both armed and
In connection with the basis and be willing to sacrifice for unarmed.
that stated in Article 27 of the 1945 the nation and the nation. The
Constitution, efforts of state defense actualization of defending the 3. Third period (New Order 1966 -
must be carried out within the country can be seen micro and macro 1998). State defense is perceived
framework of fostering awareness according to each element of life. to be synonymous with national
of defending the state as an effort resilience and the participation of
in shaping Indonesian citizens who In micro terms, the actualization citizens in defending the country
understand and appreciate and of the state defense is manifested by is carried out through all aspects
are sure to fulfil their rights and every element of life in the form of a of national life.
obligations. defense of this place in the territory
of Indonesia. With simple language 4. Fourth period (Reform Order
Meanwhile, seen from the basic it can be stated that determining life 1998 - present). State defense
elements of state defense adopted choices is called a right. However, is perceived as an effort to
by the Indonesian people such as, after making a choice, there is an overcome various crises faced
love for the country, awareness of obligation that must be fulfilled. by all Indonesian people. In this

EDITION OF MARCH-APRL2019
6 VOLUME 2/ NUMBER 2
Source : writer
period the participation of every citizen action or behaviour that contains goodness.
in defending the country was adjusted to It could be that besides culture it can also be
their respective abilities and professions. derived from the values of customs, religion
and scientifically built and developed into a
Local Wisdom as National Identity new culture following the development of
a dynamic society and age. Local wisdom
According to Antariksa (2009), local is usually inherited from generation to
wisdom is an element of the cultural traditions generation and applies universally and
of a nation's society, which appears to be the partially. Universally it means that the values
parts that placed on the physical order of the of local wisdom are accepted and recognized
building (architecture) and the area (urban) in by anyone for their existence, partially by
the nation's geographical archipelago. Local itself means that each region and certain
wisdom is a view of life and science as well as communities have their own local wisdom
various life strategies in the form of activities which is maintained not only as a tradition,
carried out by local communities in answering but as a guideline for life.
various problems that meet their needs.
Strengthening national identity with local
According to Rahyono "local wisdom is wisdom means that everything in the society
the human intelligence possessed by certain is influenced by the culture possessed by
ethnic groups obtained through community the community itself, national identity in the
experience". Koentjaraningrat itself form of culture can be seen as something
categorizes human culture as a place for local passed down from one generation to another.
wisdom to ideas, social activities, artefacts. National identity with local wisdom as a
It can be concluded that local wisdom is the process is essentially a planned strengthening
result of thoughts that arise in the community. of the noble values of the Indonesian people
This is due to the need to solve anomalies or combined with the advancement of science
phenomena that occur and are considered to and technology, economic growth, increased
have no solution. Then it is used as a guideline sophistication of means of communication,
in carrying out daily activities and plays an and so on.
important role as a national identity.
Local Wisdom in Strengthening the State
Local wisdom of the community born in Defense
the midst of a cultured community life has
existed for a long time which is a positive Local wisdom is considered important as

EDITION OF MARCH-APRL 2019


VOLUME 2/ NUMBER 2 7
a handle on people's lives and as a "laksana" (responsibility for duty), guarded which functions as
basis for someone to connect with and partners (solidarity). Avoiding a stronghold from outside
others, with nature, and with life. malima (which is also commonly interference.
In any tribe or community in the known in Javanese society in
territory of Indonesia, local wisdom general), which avoids being a 6. Balinese people with Tri Hita
occupies a special and respectful thief, playing gambling, drinking Karana, a concept that has
position in the lives of the people intoxicating liquor, "madat" (using a harmonious relationship
who own it. In the form that is opium, etc.), and playing women between Man-God, humans, and
conveyed verbally, the local wisdom combined with the principle of human-nature are three causes
actually has a stronger power than "walima" namely human must be of physical and spiritual well-
the written one, for example : "waras" (physically and mentally being. This means that the value
healthy), "wareg" (enough to of harmony in the relationship
1. To remain "survive" and "exist" eat), "wastra" (enough clothing), between humans and the
the Baduy people are very "wasis" (enough science), and environment is an ecological
strong in maintaining "pikukuh" "wisma" (owning a house) will wisdom in Balinese society and
(customary provisions) in be a basic knowledge of life your culture.
living their lives. Its traditional Honour.
knowledge has been able to
protect itself from the dangers
of flooding even though it lives
near rivers; earthquake resistant
houses even though they live in
earthquake-prone areas; able to
protect protected forests from fire
hazards even though they have
to cut down and burn forests to
provide plantation and agricultural
land.

2. Dayak people who have the


Nataki tradition, the tradition of
opening forests by making a fire
boundary when they have to burn
trees to prepare agricultural land,
plantations, and other necessities.
Source : writer

3. The Tengger community around 4. The people of West Lombok 7. The Kasepuhan Sirnaresmi West
Mount Bromo, Wonokitri village, and Bali have Awig-Awig Java community with Seren
East Java has the principle which contains customary Taun has many meanings for
of "cutting one plant two" to rules that must be fulfilled and the community of Kasepuhan
protect its protected forest. By as a guideline in acting and including the peak of agricultural
holding "Sesanti Pancasetia" acting especially in interacting ritual procession which means
(5 instructions for loyalty) and and managing natural & human, natural, and creator
avoiding Malima combined with environmental resources. relations as an expression
Walima, it is evident that the of gratitude after cultivating
crime rate is barely found in the 5. The Orang Rimba-Jambi agricultural land with all obstacles
Tengger community. Sesanti community with Hompongan and struggles to get optimal
Pancasetia is a kind of pledge of which is a thicket forest that results. Kasepuhan customs
loyalty to culture (maintaining covers the core area of the Orang regulate the pattern of people's
ancestral customs), discourse Rimba settlement (in the Bukit lives in dealing with the creator
(speech that corresponds to Dua Belas Nasional Park area, (Hablum Minallah), human
deeds), "semaya" (promise), Jambi) which is intentionally relations (Hablum Minan naas)

EDITION OF MARCH-APRL2019
8 VOLUME 2/ NUMBER 2
both in the field of security and
welfare and implementing national
discipline by complying with all
state regulations and laws, this is
the essential dimension of State
Defense. The series of terminology
has actually been summarized in
Pancasila as a basic value. National
identity in the context of the nation
(Indonesian society) tends to refer
to a distinctive culture or character.
While national identity in the context
of the state is reflected in state
symbols. These two elements of
identity are clearly summarized
in Pancasila. Pancasila is thus our
national identity in society, nation
and human relations with the Source : writer and state.
natural environment (Hablum only in terms of sports, but also for
Minal alam). Synergy of State Defense and
humanity, peace and so on. Local Wisdom in Building Excellent
8. The Ammatoa, Kajang, South Indonesia
In general, local wisdom in
Sulawesi community with Pasang strengthening the spirit of defending
Ri Kajang is a life view of the Globalization which is full of the
the country can support the spirit of change has an impact on
Ammatoa community, which realization of national resilience by
contains ethics and norms, both changes in the socio-cultural values
making excellent Indonesia. Doing of the nation. It cannot be denied
related to social behavior, as your best through the profession and
well as behavior towards the that changes in values affect the
position of each citizen regardless mindset, attitudes and patterns
environment and surrounding of their expertise to be donated to
nature, as well as human relations of action of the next generation.
the interests of the nation and state The influence of globalization not
with His Creator. Ammatoa is
in charge of preserving the
Pasang Ri Kajang and keeping
the Ammatoa community to be
submissive and obedient to the
regulated principals which cannot
be changed, added or reduced.

The competition of Pencak Silat at


the 2018 Asian Games, is understand
to be able to help its recognition as
a world heritage, the sport of pencak
silat originated from local wisdom
and the expression of Indonesian art
and culture. Even The United Nations
Educational, Scientific and Cultural
Organization (UNESCO) is discussing
the submission of Pencak Silat as a
world non-object cultural heritage
for humanity. In essence, Pencak
Silat shows a universal value that
stands out, its importance is not Source : writer

EDITION OF MARCH-APRL 2019


VOLUME 2/ NUMBER 2 9
only affects the development of wisdom, the participation of the according to the moral and values of
technology and science, but also community is not only expected the nation, namely Pancasila. This
influences the paradigm of society. to be able to behave according synergy has a relationship with each
It could even bring values that to their respective functions, but other in accordance with the culture
intersect with existing nation's also still be based on the values and morals of the nation.
values. The concept of Indonesianism that have been set so that they
is inseparable from the feeling of the are always maintained within the Conclusion
same boat because it was colonized norm. In utilizing all the strengths
and the spirit to uphold world peace and national resources for defense The actualization of state defense
as the founding fathers of the nation interests in defending the existence against the Indonesian nation is the
aspired to. of the NKRI, it is inseparable from strength of the Indonesian state for
the constitutional mandate that gives the national development process so
Each region has local wisdom rights and obligations to every citizen that national goals can be achieved
that is born of the soul of truth and to participate in national defense successfully. The awareness of
goodness in a society that develops efforts, as a form of respect for State Defense must be able to have
and is a handle of community citizens to reflect their rights. attitudes and behaviours that are
life that is inseparable from the in accordance with the struggle,
important role of the government Local wisdom can be used as love the homeland and be willing
that has a function or position as self defense from the influences to sacrifice for the country and the
the subject of community regulation of external culture that are not nation. Meanwhile, local wisdom as
in accordance with the mandated appropriate and as a motivation to a living value can be used as one
constitution. The government must increase the spirit of national unity of the nation's defense resources
behave in accordance with the status if you see the values applied in carried out by fostering national
and role that has been regulated in personality. defense in actualizing excellent
the law. The role of the government Indonesia. The synergy of state
is stated in institutions that solve, The synergy of defending the defense and local wisdom can be
resolve and end problems that arise country and local wisdom can used as social control in accordance
in the life of society, nation and be used as a form of the spirit of with the moral and noble values of
state. state defense to be used as a tool the Indonesian people. In the end, all
of either social control and social forms of threats that can divide the
Based on the value of local engineering where every society acts nation can be overcome and through

EDITION OF MARCH-APRL2019
10 VOLUME 2/ NUMBER 2
local wisdom the noble ideals of Sebelas:2013) 3. Keputusan Menteri
building an excellent Indonesia can Pertahanan Nomor Kep
be realized and be able to compete 4. Supriyoko, Ki: Butir-Butir /435/M/V/2016 Tentang
with other countries and even be Pemikiran Bapak Pendiri Kebijakan Pertahanan Negara
able to become a winning nation.*** Bangsa Untuk Kemerdekaan Tahun 2017
dan Pembangunan (Taman
Bibliography Siswa: Yogyakarta:2013) 4. Permenhan Nomor 02 tahun
2017 tentang Organisasi
A. Books 5. http://antariksaarticle. dan Tata Kerja Kementerian
blogspot.com/2009/08/ Pertahanan
1. Alfian, Magdalia, Potensi kearifan-lokal-dalam-
Kearifan Lokal Dalam arsitektur.html. Kearifan Lokal
Pembentukan Jati Diri dan dalam Arsitektur Perkotaan
Karakter Bangsa (Fakultas dan Lingkungan Binaan.
Ilmu Pengetahuan Budaya, Antariksa. 2009.
Universitas Indonesia: 2013).
B. Documents
2. Bambang Pranowo,
Multidimensi Ketahanan 1. Undang-Undang Dasar Negara
Nasional (Jakarta, Pustaka Republik Indonesia 1945
Alvabet :2010)
2. Undang-Undang Nomor
3. Marijan, Kacung, Penguatan 3 tahun 2002 tentang
Budaya Nusantara Berbasis Pertahanan Negara
Kearifan Lokal (Universitas

EDITION OF MARCH-APRL 2019


VOLUME 2/ NUMBER 2 11
ARTICLE

DEVELOPMENT OF STATE DEFENSE HUMAN RESOURCE


IN FACING THE INDUSTRIAL REVOLUTION ERA 4.0
(OPPORTUNITY AND CHALLENGE PERSPECTIVE)
By:
Colonel Cba W. Jatiwahono
Head of Subdistrict of Education Development, Directorate
of Human Resources, Directorate General of Defense,
Ministry of Defense

"The change was very dramatic and happened


at exponential speeds. These changes
have shifted and are very influential in
life compared to the previous industrial
revolution era ".

I
Introduction quality of Human Resources (HR) and development of electrical energy
and have implications for changes in and driving motors.
National defense is all efforts to existing standards. In parallel from
uphold the sovereignty of the state, the national defense sector when This is a shift and change from
maintain the integrity of the territory facing the 4.0 industrial revolution the era of revolution 1.0 into the
of the Republic of Indonesia (NKRI), must also be followed by the era of the Industrial Revolution 2.0,
and protect the safety of all nations development of national defense HR while in the era of the Industrial
from threats and disruptions to the capabilities. Revolution 2.0 the development of
integrity of the nation and state. manufacturing and mass production
Please note that Industrial grew in the form of telephones and
Threats themselves are the Revolution 4.0 was first launched transportation facilities in the form of
main factor that forms the basis in 2011 by Germany, which later cars and airplanes.
for the design of national defense became the main theme at the
systems, both actual and potential. 2016 World Economic Forum (WEF) Changes are running fast enough
The development of strategic meeting in Davos, Switzerland. Some to occur which are named after
environments as well as predictions countries already have programs the era of the Industrial Revolution
of threats that are dynamic and to support their industries towards 3.0. As a sign of the incoming of
fast-changing, and full of uncertainty Industry 4.0 such as Germany, the the Industrial Revolution 3.0 era
deliver the paradigm of various new United Kingdom, the United States, is the growth and development
threats. China, India, Japan, Korea and of electronics-based industries,
Vietnam. information technology, and
Meanwhile, the changes that automation. Besides that, at this
occurred in the era of industrial The Industrial Revolution 1.0, time the world of digital technology
revolution 4.0. is a very dramatic occurred with the growth of and the internet has also been
change and occurs at exponential mechanization and energy based introduced.
speeds. With another meaning, the on steam and water, which was
speed of increase in the form of a characterized by replacing human Entering the 4.0 Industrial
fixed percentage of the whole at and animal power by mechanical Revolution era when it became
a certain time. In addition, this will power. In the era of revolution 1.0 a trend in the world, there was
lead to various opportunities and this has increased the extraordinary a combination of automation
potential problems that will bring economy, while the changes technology trends with cyber
consequences to changes in the continue to roll with the emergence technology that included cyber

EDITION OF MARCH-APRL2019
12 VOLUME 2/ NUMBER 2
Source:medium.com

physical systems, Internet of Things made a necessity for the birth of new national geographical aspirations
(IoT), cloud computing, and cognitive threats, forms and characteristics. and direct / indirect impacts on a
computing. The trend in this era or country's political system. Whereas
period is the existence of automation In the above context, the question Geostrategic is an implementation
and exchange of data, also has is: is the component of national policy that determines the goals
changed the order of human life, the defense in this case is the main and facilities and how to use these
economy, the world of work, even component especially (TNI soldier) facilities to achieve the objectives
lifestyle. The 4.0 Industrial Revolution ready? How to improve or prepare that have been determined by
has transformed separating physical the main component HR capabilities utilizing the geographical conditions
partition with digital, synthetic and (TNI soldiers), and what strategies of a country.
organic space, as well as explorative or policies are carried out in the face
thinking (creative thinking and of change in the era of Industrial The fourth wave of the industrial
mathematical disposition) into revolution 4.0? revolution (4.0) is a continuation
hyperbolic (overstating the reality to and certainly remains supported by
be unreasonable). The reality with various problems the Third Industrial Revolution (3.0).
and questions, of course, makes an These conditions, marked by the
The complexity of the threat urgency and thought in realizing unification of several technologies,
problems that occur today has a strong and strong national so that we see and feel a new era
an axis of technology mastery defense, as an effort to uphold the consists of 3 (three) independent
dimension that will hold and have sovereignty of the country, maintain fields of science, namely: physics,
a key role. In connection with this, the integrity of the territory of the digital, and biology. This was also
with the Utilization (Utilization / Republic of Indonesia, and protect marked by the development of
The use) of defense space along the safety of all nations. the Internet of / for Things whose
with the development of industrial presence was so fast.
automation has implications for the Opportunities and Challenges
emergence of sophisticated weapons The industrial revolution 4.0 will
(modern armaments). Unconsciously, The Geopolitical and Geostrategic bring many effects of change with
the automation of the problem of concepts within the framework all the consequences, which from
defense threats is increasingly multi- of the NKRI by Prof. Dr. Ermaya the positive side is the existence of
dimensional, complex, changing and Suradinata, SH. MS. MH. states: connectivity so that effective and
unpredictable. Probability (a measure Geopolitics is politics or national efficient levels occur. But on the
of the chance of a threat) in the policies and strategies driven by negative side is the risk of reduced
defense industry revolution era has Human Resources (HR) that are

EDITION OF MARCH-APRL 2019


VOLUME 2/ NUMBER 2 13
replaced by machines or robots, While viewed from the point Why the transformation that
demands quality and competency of view of Geopolitical Aspects, occurs today is not an extension or
of HR, so as to be more competitive which is a review (viewpoint) of the continuation of the digital revolution,
in the era of current technological relationship between human life but rather becomes a new (separate)
transition. The most important thing and the earth as a space of life for transformation revolution. Broadly
is the impact and influence of the humans. Political conditions will have speaking, the 4.0 industrial revolution
industrial revolution 4.0 on the an impact on the country's political is a transformation revolution
national defense aspect. system which has implications through the integration between
for the country's geography. That the world of the internet or online
National defense is viewed will broadly affect the archipelago with the world of an industry, so
from the Static geostrategic insight insight and national resilience, that various industrial processes are
(astagatra) aspects (trigatra), and if it continues and there is no supported by the internet.
showing (1) Indonesia's geographical good governance, it accumulatively
condition consists of islands and lies influences integrity, identity, the It is agreed that the 4.0 industrial
in a cross position as international survival of nation and state and revolution will have implications
world traffic, (2) heterogeneous national goals. for various developments weapon
conditions of the Indonesian systems (alutsista) basis in digital
population, its spread and the level The accumulation of the and automation systems, and
of education and the level of welfare above conditions is a reflection can create new threats. It should
that is not evenly distributed; and (3) and description of the reality of be addressed through increased
the abundant potential of Indonesia's Indonesia's condition. However, capability, design and strengthening
natural resources indicate that the with the fourth wave of industrial of the main component HR posture
welfare of the community is certainly revolution (4.0) with all the (TNI soldiers) who rely or occupy in
quite abundant. dynamics of change and impact, all the Program Strategic Plan (Renstra)
of them will have implications for or the National Defense Minimum
As for the Dynamic (Pancagatra) the conditions of national stability, Essential Force (MEF) 4.0.
side: (1) Ideology. Pancasila as national security and national
the basis of the state, philosophy, defense. The world today is looking As a first step in carrying out the
outlook on life is basically to maintain carefully at this 4.0 industrial National Defense Strategic Plan and
the integrity and sovereignty of the revolution. Positive consequences as MEF 4.0 program, which became the
Republic of Indonesia, but the rapid opportunities are included as well focus of its implementation, namely
development of science, technology as the negative consequences are education, training, competence,
and information has changed also included in it as a challenge that research and development.
people's behaviour, (2) Politics. The must be faced.
aspirations of the community cannot Furthermore, at the level of
be channelled and accommodated a. Opportunity. the defense industry, which is the
properly, political conditions that are backbone and support of national
not conducive and the enactment of The presence of the 4.0 defense, it is hoped that the 4.0
a multi-party system leaves many industrial revolution does present industrial revolution can bring a
issues that are vulnerable to friction new businesses, new jobs, a new great influence in terms of defense
and conflict, (3) Economy. KKN is profession that was unthinkable equipment competitiveness and its
still rampant, the gap and limited before, namely with the advent contribution to national defense 4.0.
employment and social economic of transportation with a ride- So that in the end it will lead to the
life in the border areas, so that sharing system (application-based). independence of the Indonesian
the condition has the potential for With such a composition, the defense industry which is able to
vulnerability in various fields, and 4.0 Industrial Revolution has the compete in the Asian and world
(4) Socio-Culture. The socio-cultural potential to empower individuals and arena.
conditions of the globalization society, because this phase of the
community and the development of industrial revolution can create new As for other opportunities, the
science and technology can damage opportunities for the economy, social, 4.0 defense industry in Indonesia
the socio-cultural conditions of as well as personal development. is an attraction for foreign and
society. domestic investors in Indonesia.

EDITION OF MARCH-APRL2019
14 VOLUME 2/ NUMBER 2
In addition, the domestic industry related to non-military threats. For and development through the state
can be more productive and better, this reason, the precautionary factor budget (APBN) scheme.
accompanied by an increase in the is very necessary for all non-military
ability of human resources to adopt elements that will harm national Besides that, the anticipatory
technology, so that they are able to stability, national security and even form of this challenge is to provide
compete with other countries. the sovereignty of the territory of the incentives for the development of
Republic of Indonesia. quality human resources in state
From some description of universities and private universities.
the opportunities that will be The achieved independence will And more importantly is optimizing
obtained from the presence of be in vain if it cannot or is unable to the important role of the nation's
the 4.0 industrial revolution, we build the country's sovereignty. Then children to react in overcoming the
need to change the mindset, the energy and food sovereignty nation's problems from the impact
paradigm, doctrine and culture become absolute to be realized and and influence of the 4.0 industrial
related to change as an opportunity not dependence on other countries. revolution so that Indonesia's
and challenge and change is a The other side, the geopolitical and national resilience is maintained.
necessity that cannot be avoided geostrategic constellation makes the
and technology is not difficult, by energy as the main factor of national Comprehensive Development of HR
continuing - must improve learning interest placing an important agenda Capability
skills, skills that are in accordance for developed countries.
with the needs of the industrial era The era of 4.0 industrial revolution
4.0. For this reason, in the future it will has the consequence of demanding
be directed to the development of changes in the quality of Human
b. Challenge. the main component HR capabilities Resources (HR) and bringing about
(TNI soldiers) through increasing the construction and implications
On the challenge side, the 4.0 knowledge and skills, increasing the of existing standards. To face the
Industrial revolution could cause portion of research, and research industrial revolution 4.0 must be
various problems for
the Indonesian people.
In particular there
has been widespread
and marginalized
(marginalization)
of a group that
can exacerbate
social interests,
social cohesion,
and even damage
interrelationships
(relations) between
humans. In addition, it
can also create security
risks and raise the risk of
new threats to national
defense from the impact
or influence of the
Industrial Revolution 4.0.

Entering Indonesia's
4.0 industrial revolution,
whether it is realized
or not will also have
consequences on aspects
of national defense
Source: satelitberitacom

EDITION OF MARCH-APRL 2019


VOLUME 2/ NUMBER 2 15
followed by the development of Revolution which focuses on the 4.0 will focus on several fields to
human resource capabilities on a development of National Defense be implemented, including the
large scale and comprehensively. To HR is the development of HR following:
realize these efforts, an open-minded capabilities on the side of capability
leader is needed and is ready to face and strength of the main component 1. Education.
changes in situations that are very (TNI soldiers). The referred capacity
fast, changing and unpredictable. and strength development is through The education sector as part of the
Besides it is also necessary for a education and training systems that development and development of
leader who is oriented towards lead to digitalization and automation, the main component HR capabilities
results and not to orientation to research and development, and the (TNI soldiers), the policy needs to be
procedures and must be able to preservation of competency-based directed at the priority of mastery
synergize with the entire work organizations. based on digital technology and
system that is related to the tasks automation technology. However,
and functions. The 4.0 Industrial Revolution in its implementation it cannot work
will create a professional, effective, alone, especially if it is associated
The presence of the 4.0 Industrial efficient and modern (PEEM) national with facilities and infrastructure. Thus,
Revolution will give rise to the defense. In addition, defense the synergy with other Ministries and
influence and impact of various operational preparedness will be Non-Ministerial Institutions becomes
forms, traits and types of new higher by synergizing the integrated important in the process of improving
threats. Therefore, Ministry of pattern of Tri Matra's strength in and preparing the capability of the
Defense (Kemhan) in anticipating dealing with various problems arising main component HR (TNI soldiers).
the impact and influence of the 4.0 from the influence of the Industrial
Industrial Revolution on new threats, Revolution 4.0. Increased capability 2. Exercise.
makes defense policies that include and strengthening of the main
the overall development of and component HR posture (TNI Soldiers) The incorporation or connectivity
continuous strength and capability of in the face of the implications of digital technology, automation
the national defense. of the Industrial Revolution era technology and cyber technology in

EDITION OF MARCH-APRL2019
16 VOLUME 2/ NUMBER 2
weaponry systems in a system of organization, namely: (1) Cognitive decision-making process.
operating patterns independently (in the form of Problem Solving
or a combination of integrated Tri and Decision Making), (2) Affective Research and development
Services need to be applied. Then (in the form of Collaboration cultural empowerment (R&D) is
the consequence is to lead to the and HR Management) and (3) carried out to produce something
demand for the improvement of the Psychomotor (in the form of Work new (innovation) that aims to
capability of the main component Planning and Management and improve the capabilities and
HR (TNI soldiers) who require Order and Discipline). Meanwhile, competencies of the main
training on a programmed basis, to answer the competency needs component HR (TNI soldiers). R&D
both independent and combined. of the scientific field (Knowledge), was also carried out to produce
This is also to test the ability, and it responsiveness and basic concepts innovations in the framework of
is also expected that individual and become the driving force of a person modernizing defense equipment to
unit operational preparedness is (Personal Characteristic) to carry out anticipate various threats as a form
maintained. activities (Action) that produce work of influence of the 4.0 Industrial
behaviour (Job Performance). Revolution.
3. Competence.
4. Research and Development Conclusion
Along with the core business
demands (Competence / Workload) As a process used to develop and The 4.0 Industrial Revolution is
and the influence of the 4.0 Industrial validate an object, it is necessary to actually a combination of digital
Revolution, there is a need for consider the purpose which usually technology trends with automation
observational efforts and efforts holds two information, namely technology, it is definitely has a
to do, mix and match with the (1) the problem to be solved and broad influence on various sectors
performance outcome basis. Then (2) the specifications that will be / fields, including the field of
an assessment is needed to identify generated to solve the problem. The national defense. The essence of
the Basic Behaviour Competencies formulation of the problem is correct the 4.0 Industrial Revolution was
(Personality) needed by the to correct deficiencies, and then the first launched in 2011 by Germany

EDITION OF MARCH-APRL 2019


VOLUME 2/ NUMBER 2 17
which is a continuation of the Third the demands for modernization The ability to respond to and
Industrial Revolution (3.0), with the of defense equipment, guarding adapt the effects of change in
unification of several technologies, defense equipment and guarding the the 4.0 Industrial Revolution era
so that we see and feel a new era organization, both in terms of time, in maintaining national stability,
consisting of 3 (three) independent amount and cost. national resilience and the unity of
fields of science, namely: physics, the NKRI became a substance of
digital, and biology that can Meanwhile, the presence of importance and urgency because
increase "Efficiency" and "Quality the 4.0 Industrial Revolution era it is technology-based. In the end,
improvement results". will deliver the new problems the influence of the change in the
(additions) in the field of national 4.0 Industrial Revolution era is
In relation to national defense, the defense, especially in the aspect of expected to bring better welfare to
4.0 Industrial Revolution can provide the threat dimension that will be the community and be able to create
protection for the creation of national more complex and the rise of the stronger defense conditions, national
stability, national security and the new threats. So that in the end, it is stability, national resilience in the
unity of the NKRI. On the side of necessary to increase the operational unified territory of the Republic of
the main component aspects (TNI), preparedness of the TNI unit as a Indonesia. ***
it is expected to be able to provide defense instrument to uphold the
efficiency in the development of the sovereignty of the country, maintain
main component HR capabilities (TNI territorial integrity and protect the
soldiers), posture and TNI titles. safety of the nation. Besides, the
operational preparedness of the
However, if it is faced with TNI in carrying out the tasks of the
the process of combining digital OMP, CSOs and actively participating
technology with technology in regional and international
caused by the impact of the 4.0 peacekeeping tasks.
Industrial Revolution, it will affect

EDITION OF MARCH-APRL2019
18 VOLUME 2/ NUMBER 2
ARTICLE

Sumber: jowonews.com

PANCASILA : SINERGISITY BUILDING A SUSTAINABLE


ECONOMY
By:
Dr. (Cand). Bangun Putra Prasetya., SE., M.Sc., CERG
Faculty of Economics, Brawijaya University Malang

I
In the history, the birth of the justice, Socio-Democracy affirming tradition of Indonesian society. It is
Pancasila began at the June 1, 1945 the upholding of social justice as a not only a form of social attachment
speech, which was announced by Ir. condition for the creation of culturally- from one another, but beyond
Soekarno. In the speech, the proposal based social, and the divine welfare the sacred spiritual meaning in
of basic state of Indonesia was asserting that there should be no establishing a relationship with the
conveyed, in which it contains five discrimination between people creator. The essence of Ekasila is the
basic of Indonesian principles, known religion, regardless the religion simplification of the content from
as the Pancasila. In the speech, recognized by the 1945 Constitution, Pancasila, to make it easier to
Soekarno not only submitted one or not. Since we are as God's understand and implement, in which
proposal, but also three proposals creatures and admitting the existence it contains elements and has the
which are known as the Pancasila, God, there should be mutual respect same meaning with Pancasila and
Trisila, and Ekasila .Soekarno proposed among one religious difference to Trisila.
five basic countries to be exploited another.
to be three (Trisila ), namely Apart from the purpose of this
: Socio Nationalism containing In a much more simple format, simplification, there is an implicit
national principles and humanity, Soekarno offered to condense Trisila goal in the emergence of the Ekasila,
which emphasizes the importance into one (Ekasila) namely mutual so that the goal of revolution for
of relations between nations or the cooperation. Mutual cooperation Indonesia is achieved; Indonesia can
basis of independence and true means helping each other in the be an independent state. Another

EDITION OF MARCH-APRL 2019


VOLUME 2/ NUMBER 2 19
implicit meaning is the elimination of ambiguity from Pancasila as a paradigm, which means as the
various tribes that support the establishment of the basic values of Pancasila normatively form the basis,
Indonesian state. It is the mutual cooperation among frame of reference, and benchmarks of all aspects of
others in realizing the harmony in the life of the nation, national development carried out in Indonesia. This is
state and religion. a consequence of the recognition and acceptance of
the Indonesian nation towards Pancasila as the basis
Pancasila as a National Economic Development of the state and national ideology. This is in accordance
Paradigm with the objective reality that Pancasila is the basis of
the Indonesian state, while the state is an organization
The term paradigm was originally used in the field or community of human life. Therefore, it is no
of philosophy of science. According to Thomas Kuhn, exaggeration if Pancasila becomes the foundation and
the person who first put forward the term states that benchmark for state administration including in carrying
science at a certain time is dominated by a paradigm. out development. National development is directed
A paradigm is a fundamental view of scientists about as an effort to improve human dignity, which includes
what is the subject of a branch of science. The term aspects of the soul, body, personal, social, and aspects
paradigm is increasingly developing not only in the of divinity. In short, national development is an effort
field of science, but in other fields such as the political, to increase humanity in totality.
legal, social and economic fields. The paradigm then
develops in terms of the frame of mind, the framework In accordance with the Pancasila paradigm in
of action, reference, orientation, source, benchmarks, economic development, the system and economic
parameters, direction and purpose. Thus, the paradigm development are based on moral values rather than
occupies a high position and is important in carrying Pancasila. In particular, the economic system must be
out everything in human life. based on the basis of divine morality (the first principle
of Pancasila) and humanity (the second principle of

Sumber: tirto.id

EDITION OF MARCH-APRL2019
20 VOLUME 2/ NUMBER 2
Pancasila). This is to avoid free competition. A collective action activities for solving development
humanistic economy is based on the goal of making problems at the regional level.
people prosperous. The economic system is not only
pursuing growth, but for the welfare of the entire This needs to be considered regarding the
nation. The economic goal is to meet human needs pattern of institutions between regions/institutions
so that humans become more prosperous. that will be woven. The choice of institutional
pattern of cooperation institutions between
Pancasila as the paradigm of economic regions/institutions carried out so far is in the
development refers more to the Fourth principle form of "Collaborative Institutions". The choice of
of the Pancasila. While economic development this pattern of cooperation is deemed appropriate,
refers more to the development of the Indonesian considering that there are two objectives to be
Economic System. Thus pointing to the development achieved, namely (1) the purpose of development,
of a Popular Economy or the development of with an emphasis on synchronization and departure
Economic Democracy or the development of the of economic development programs between
Indonesian Economic System or the Pancasila regions/institutions; (2) marketing objectives,
Economic System. Mubyarko has developed a which emphasize the marketing of products or
populist economy, namely a humanistic economy products that are typical of the local area. The
that bases people's welfare broadly. Economic achievement of these two objectives really requires
development is not only pursuing growth but for an institutional format in the form of a Cooperation
humanity and for the welfare of the whole nation's Institution, because this format has the authority,
family. scope of authority and pattern of relations between
members that can support the achievement of these
Weak Management of Institutional Activities objectives.
Inter-Regional Cooperation/Institutions
However, in practice the institutional format
Along with the development of globalization, the of collaborative institutions between regions/
meaning of the essence of Pancasila in this case; institutions in the form of "Collaborative Institutions"
the spirit of mutual cooperation as the essence of cannot work well to achieve the objectives. This
Pancasila became degraded in the life of the nation is because "Cooperation Institutions" do not carry
and state. This is indicated by the weak cooperation out their full authority, only have a limited scope
between regions or institutions in building a life of authority and a very fluid pattern of relations
together. There is no integration of activities carried between members. There are four authorities
out by Regional Management with activities carried that should be carried out by regional cooperation
out by Regional Staff Organizations (OPD). This is an institutions in the form of "Collaborative Institutions",
important contributing factor to the low performance namely; (1) Information networks : forums that
of inter-regional cooperation institutions. To be able serve as an exchange of information about policies
to produce outcome performance as expected, and programs, technology and potential solutions to
the role of the related OPD is very important common problems; (2) Developmental networks:
because they are the ones who have the human There is a higher involvement of members, not
and financial resources to be able to carry out the just information exchange but combined with
development function. In the context of regional education and services that directly increase regional
development, the development goals can be information capacity to implement solutions to
achieved if the relevant OPDs in each district work each problem; (3) outreach networks: networks
together to resolve problems that is cross regional between regions are more solid with the existence
in scale. During this time regional managers only of strategic programs for each region that are
carried out the agenda of the activity program of adopted and implemented in other regions; and
the inter-regional cooperation institution without (4) action networks: regions jointly make a series
involving SKPD from each region. In other words, of joint action programs carried out by each region
activities carried out by inter-regional cooperation in accordance with their respective proportions and
institutions have not been able to grow the each capabilities.

EDITION OF MARCH-APRL 2019


VOLUME 2/ NUMBER 2 21
Sumber: kodim0822.web.id

TNI Becomes the Pioneer of Resources, Natural Resources, Science facilities and infrastructure in
the Pancasila Based Economic and Technology, Cultural factors, and the regions, improving regional
Development Resources Capital. infrastructure facilities in rural areas
in the form of infrastructure, public
TNI is the Indonesian National TNI Manunggal Bangunan Desa/ and social facilities while non-physical
Armed Forces in accordance with Civic Mission (TMMD) is one of the activities, raising awareness of nation
Law No. 34 of 2004 concerning the programs as a manifestation of and state in society, awareness
Indonesian Armed Forces Article 4 TNI Bhakti Operation, which is an of defending the country, law
paragraph (1) explaining that the TNI integrated cross-sectorial program enforcement, national discipline and
consists of the Army, Navy and the between the TNI and Departments, other knowledge needed by rural
Air Force that carry out their duties Non-Departmental Government communities, such as family planning,
in a formal or joint manner under Institutions and Regional Governments health, agriculture, animal husbandry,
Chief Commander. Various programs and other national components, which fisheries, etc. through counseling
have been carried out by the TNI in are implemented in an integrated or other activities that provide the
helping to secure the life of the nation manner with the community, to enlightenment and strengthening of
and state against various factors, accelerate acceleration development the nation's identity.
especially in the field of economic activities in rural areas, especially
weakness in society. With these areas classified as lagging, isolated, TNI is the Driving of Infrastructure
various programs it is expected to border, and urban slums and other Development in creating a
be able to help economic growth. areas affected by the disaster. With Sustainable Economy
However, with the various problems the program, it can be interpreted that
that exist in the community, there are TMMD is an implementation of the In line with the principles of
a number of things that need to be Pancasila economy. development explained by the Bank
considered in carrying out program Indonesia institution, which states
activities that affect the economic The activities carried out included that, physical capital and human
growth of a region including Human physical activities, rehabilitating capital play an important role in

EDITION OF MARCH-APRL2019
22 VOLUME 2/ NUMBER 2
Sumber: metrotimes.news

economic growth. The availability of Usman that infrastructure is very relates to three things (Hartanto,
physical capital is strongly related to important in providing services to 2004) first, the basic support for the
the availability of investment funds. In support economic development and development of factories/industries,
the case of the Indonesian economy, improve quality of life. for example, electricity, roads and
although growth performance telecommunications networks.
has not yet reached the pre-crisis In Law No. 38 of 2004 concerning Secondly is the cost of production
Asian average, strong economic roads, it is explained that the role and distribution, both raw materials
fundamentals, accompanied by of road infrastructure is as a part of and finished products. Thirdly is the
improvements in macro and micro- transportation infrastructure that has relationship with the market and the
economic risks, have encouraged an important role in the economic, marketing process.
various international institutions to social, cultural, environmental,
provide a positive assessment of political, defense and security fields, In more detail the provision
Indonesia's economic outlook. As a and is used for the greatest prosperity of infrastructure to economic
result, Indonesia is again categorized of the people. In addition, roads as development is as follows: (1)
as investment grade by several infrastructure for the distribution of accelerating and providing the
international institutions. goods and services are the lifeblood needed goods, (2) the availability of
of the lives of people, nations and infrastructure will allow the availability
In connection with this, countries. With the construction of goods for the community at lower
infrastructure development is an of quality infrastructure, both hard costs, (3) good infrastructure can
important aspect to accelerate the physical (roads, ports, irrigation), facilitate transportation, which in
national development process. non-physical hard (telephone, turn stimulates stability and reduces
Infrastructure also plays an important internet, electricity, water) plays price disparity between regions,
role as one of the drivers of economic a vital role because it is a driver (4) infrastructure that facilitates
growth. According to Prof. Dr. Sunyoto of the economy. Infrastructure transportation services, causing

EDITION OF MARCH-APRL 2019


VOLUME 2/ NUMBER 2 23
regional production to be transported development aspects were housing and healthy housing; (2)
and sold to markets (Basri, 2002). also an important target in the Improving the quality of productive
implementation of the TNI Manunggal human resources and efforts to
Based on some of these studies, Pembangunan Desa (TMMD) even distribution; (3) Improving the
looking at the TMMD program program. Non-physical development quality of human resources capable of
in infrastructure development is needed and is expected to be utilizing, developing, and mastering
is very useful and beneficial for able to build and strengthen the environmentally sound science and
the development and economic soul of the nationalism of society technology, and (4) Development of
sustainability of a region. TNI through from various threats of the nation. institutions and legal instruments that
the TMMD program is able to open Non-physical development can be support improvement in the quality
access and regional nodes as a place done through the development of of human resources. Operationally,
of production of various regional human resources. In the economic efforts to improve the quality of
superior products, which in fact are development of a country the factors human resources are carried out
inadequate in terms of accessibility. that play an important role, one of through various development sectors,
Therefore, the steps of physical which is human resources (HR). including the education, health, social
development carried out by the TNI welfare, population, labor, and other
are very appropriate. Development of The state of human resources development sectors (Mulyadi S,
infrastructure is one of the important in a country greatly influences the 2003: 2).
and vital aspects to accelerate the country's economic development.
national development process. To be able to accelerate the level of Related to some of these
Infrastructure plays an important and economic development, it requires theories, the development of
strategic role in driving the economy. superior human resources in various human resources collected by the
fields. At least there are four main TNI through its programs, namely
The Development of Human policies in an effort to improve non-physical TMMD is seen as very
Resources (HR) in Supporting human resources (HR), namely: (1) relevant to the development of the
Economic Development Improving the quality of life which life of the nation and state today.
includes both human quality such The non-physical TMMD program
In addition to physical as physical, spiritual, and financial, is an appropriate effort to improve
development, non-physical as well as the quality of life such as human resources, especially the

Source: maritimnews.com

EDITION OF MARCH-APRL2019
24 VOLUME 2/ NUMBER 2
community, able to understand the even national development. Through It cannot be denied by anyone of
development of life in accordance development based on the spirit the Indonesian nation and the nations
with its era, and the community is of mutual cooperation, from the of the world that the Unitary State of
able to understand the conditions of beginning the heavy work became the Republic of Indonesia stands on
social and cultural development to light and various problems that a fundamental foundation of state
support the quality of life as citizens existed in the community could be principles (staatsfundamentalnorm),
and expected with the development overcome in a sustainable manner. namely the Opening of the 1945
of human resources able to contribute In terms of this synchronization link, Constitution. As a fundamental
to regional development especially there is a match between the vision principle of the state scientific, of
regional economic development by and mission and the implementation course the Opening of the 1945
utilizing the surrounding conditions as of the stakeholders to overcome Constitution has several absolute
facilities and infrastructure in meeting problems in the life of the nation elements, namely: first, in the case of
the needs and achieving regional and state facilitated by the program. its occurrence, it is determined by the
economic resilience. Where did the synchronization occur? state's establishment and stated in a
statement of birth as the incarnation
Synchronization of the Development Infrastructure development was of the state that makes certain
in Achieving Pancasila Economy initiated and became the priority of things the basis of the state it forms;
TMMD's physical program, especially secondly, in terms of its contents,
The TMMD program is a cross- road access between regions, which it contains the basis of the state
sectorial program involving the TNI, was able to pave the way for the formed, namely the spiritual principle
Police, Ministries/Institutions of isolation of access to transportation, of the state, the political principle
Government and non-Ministries and besides because of limited access of the state, and the principle of
all levels of society to help improve to transportation making access to state goals or the ideals of the state.
the welfare of the community, information limited. This limitation of (Wreksosuhardjo, 2001).
strengthen national insight and information makes the people inside
build national unity and integrity in it like not feeling true independence Based on these thoughts, it is very
order to maintain integrity of the and also having an impact on clear that since the founding of the
NKRI. The TMMD program that we developing the quality of life as Indonesian nation, the forming of
have carried out so far is in line with citizens. the state placed the value of justice
the current Government's Vision, for the community as the ultimate
namely the realization of a sovereign, How about the implementation goal of the process of building
independent Indonesia and a Gotong of Pancasila in relation to TMMD an independent and sovereign
Royong (mutual cooperation) based and Economics? It should be noted Indonesian nation. Or with other
personality. together, that TMMD based on interpretations, the value of social
implementation is one example in the justice has been chosen by the state
This is the basis of the national practice of Eka-Sila, namely mutual as the most important value and is
development pattern, which always cooperation. Then related to Pancasila the ultimate goal of the development
applies mutual cooperation principles in accordance with the above process to fill the independence
in every line of society. The TMMD sequence consists of 5 Sila, which in of the Indonesian nation. Talking
program teaches us how important economic terms, Sila Social Justice for about the importance of the value
the spirit of mutual cooperation is All Indonesian People is the parent in of justice for the community is one
in the development of a region and realizing sustainable economic life. of the fundamental goals for the

EDITION OF MARCH-APRL 2019


VOLUME 2/ NUMBER 2 25
Indonesian nation, if we want to look far back to explore underline that the value of justice for society, has become
its existence, then this has actually become the topic of an important and primary value and must be sought by
serious discussion or topics of discussion. Plato posited the the state for coveted ideals of harmony and social or
existence of the four cardinal virtues that must be done community welfare.
in the life of the state, namely:self-control (discipline),
courage/ grit (courage), wisdom (wisdom), and justice Still in the same frame of mind about the importance
(justice). And according to his judgment that of these of social justice, even more operational, Frederickson
four virtues justice is the highest virtue in managing (1997) revealed that the issue of social justice occupies an
a good state of life " the supreme virtue of the good important position in public policy making. As one of the
state" . Further emphasizing that the task of the state real instruments in the development process, public policy
is to maintain social harmony, strive for all virtues, and (economics) should place social justice as an important
goodness. And the ideal country is a country that is filled value in weighting the value used, because of social
with virtue and kindness, namely a country that is based justice ( social equity ) can be used: (1) as the basis for
on justice (Rapar, 1988). just democratic society, (2) as influencing the behavior of
organizational man, (3) as the legal basis for distributing
This view, although at a very broad level, is not specific public services, (4) as the practical base for distributing
to the scope of economic development, at least enough to public services, (5) as understood in compound federalism,

EDITION OF MARCH-APRL2019
26 VOLUME 2/ NUMBER 2
of social justice in the fundamental -- Undang-Undang Dasar Republik
principles of the state and the Indonesia 1945
foundation of the state as discussed
earlier, it should be necessary for -- Undang-Undang Republik
all selected economic development Indonesia Nomor 38 Tahun 2004
strategies and policies to go towards Tentang Jalan
those ideals. The state is obliged to
create mutual benefit. This is the -- Undang-Undang Republik
essence of economic development Indonesia Nomor 34 Tahun 2004
which should be a standpoint (stand tentang Tentara Nasional Indonesia
point ) for the government and its
bureaucracy in an effort to produce -- Usman Sunyoto. 2004.
policies in economic development.*** “Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat”,
References Yogyakarta, Pustaka Pelajar

-- Basri, Faisal. 2002. Perekonomian -- Wall, Thomas F. 2001. Thinking


Indonesia: Tantangan dan Harapan Critically About Philosophical
bagi Kebangkitan Indonesia. Problem, A Modern Introduction.
Jakarta: Erlangga. Australia: Thomson Learning.

-- Frederickson, H.George. 1997. The -- Wreksosuhardjo, Sunaryo.


Spirit of Public Administation. San 2001. Ilmu Pancasila Yuridis
Fransisco: Jossey - Bass Publishers. Kenegaraan dan Ilmu Filsafat
Pancasila. Yogyakarta: Andi Offset
-- Hartanto A. 2004. Strategi
Clustering dalam Industrialisasi
Indonesia. Yogyakarta: Andi.

-- Kuhn, Thomas. The Structure


of Scientific Revolutions, Ed. 2.
Chicago: University of Chicago
Press, 1970.
and (6) as a challenge for research
and analysis. Therefore in making and -- Mulyadi,S. 2003. Ekonomi Sumber
implementing a policy, specifically Daya Manusia dalam Perpektif
economic policy, the government Pembangunan. Jakarta: PT Raja
must be able to pay attention to Grafindo Persada.
the value of social justice in every
decision and action taken, so that -- Rapar, J.H. 1988. Filsafat Politik
it does not harm the community, Plato. Jakarta: Rajawali Press
there is no inequality in society due
to injustices in the distribution and -- Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi
allocation of resources. Pembangunan Edisi Kedua.
Kencana, Jakarta
It can be concluded that social
justice is the most important thing -- Sukirno, Sadono. 2011. Makro
in achieving a prosperous and just Ekonomi Teori Pengantar Edisi
society. So for the civilized nation Ketiga. Rajawali Pers, Jakarta
of Indonesia and placing the value

EDITION OF MARCH-APRL 2019


VOLUME 2/ NUMBER 2 27
ARTICLE

HUMAN POTENTIAL IN DEFENSE


MANAGEMENT
(HUMAN CAPITAL IN DEFENSE MANAGEMENT)
By:
Lieutenant Colonel Chk Dr. Arief Fahmi Lubis, SE., SH., MH.
(Head of Military Auditor IV-16 Balikpapan TNI Legal Management Body)

EDITION OF MARCH-APRL2019
28 VOLUME 2/ NUMBER 2
Joint Military Training - Local Government for Building and Increasing the Civilian Role in
The Empowerment of Defense Areas

I
Introduction. become a country that has a strong area. The paradigm puts forward
defense that can prevent war. The 2 (two) focus of attention (Arie
If you want peace, be ready for reduced number, knowledge and Sudjito and Sutoro Eko.2002.
war (Si vis pacem para bellum) and experience of civilian leaders in Demilitarization, Democratization,
also the adage: War is the last resort war or military operations, poses a and Decentralization. Yogyakarta:
... as well as the resolution of the danger that is underestimated. In IRE Press, p. Vii): First, the national
United Nations (UN) World Agency this case, it needs to be reminded of defense sector must be more
related to the principle of Continuous what Sun Tzu (400 BC) said: "war is emphasized on human security
Objection which recognizes that important matter to state, the road of than exclusive territorial defense.
every citizen who on the basis of survival or run. It's mandatory that it Second, human security must be
his beliefs and religion has the right be thoroughly studied. " achieved with the sustainable human
to refuse in compulsory military development paradigm to shift the
service because he refuses to resolve In the past decade, the issue of security paradigm that uses weapons
conflicts with weapons. Responding the security sector has not only been and military.
to the adagio and resolution monopolized by the state and the
mentioned above, it can be seen that military, but has also become part The implication of this paradigm
in the context of national defense of the global issue of security, such shift is a shift in understanding and
(not attacking another country), the as democratization, human rights, scope of the role of the military
service of humans or people to their environment and gender. The power in the context of democratization.
country is compulsory, not optional of transnational civil society also National defense is not a stand-alone
because in the explanation of Article pays attention to the issue of the field, but must be integrated in the
27 paragraph (3) of the Constitution national defense sector. Widespread development agenda to achieve
45: "That every citizen has the right attention, both from external and people's welfare. In other words, a
and obligation to participate in efforts internal circles, has led to the security approach must be integrated
to defend the State". A peaceful emergence of a new paradigm of the into a prosperity approach. State
state is a condition prepared by all national defense sector that places defense affairs that are handled by
Indonesian people because it can the sector in a wider development a militaristic or repressive approach

EDITION OF MARCH-APRL 2019


VOLUME 2/ NUMBER 2 29
through the use of weapons are no with the mandate of the legislation. able to shape the human mindset
longer relevant, because they will involved in the management
contradict the orientation of the Law Number 3 of 2002 of national resources to create
people's welfare to be achieved. concerning National Defense creativity and innovation such as the
mandates that the nature of national manufacture of toll roads, that are
This change in paradigm also defense is all universal defense designed to be useful in mobilizing
influenced the concept of the efforts, which are based on the military and civilian forces involved in
national defense system, which rights of citizens' obligations and disaster management and evacuation
initially emphasized efforts to beliefs in their own strength. The another danger. Another example
maintain territorial stability, then meaning of confidence in one's own is the existence of Education and
shifted to regional empowerment strength here is the spirit to rely Training that can shape the human
efforts. The concept contained in on one's own strength as the basis mindset to maintain the potential
Law No. 34 of 2004 concerning of national defense. Observing the of paddy fields and plantations as
the TNI, known as the concept of mandate of the law, it is only applied a provision for people's logistics
empowering defense areas. (State for Indonesia as an archipelago to and food if or during war, disasters,
Secretariat, Republic of Indonesia place human or people's power as embargoes, logistical support, and
Law number 34 of 2004, concerning the main potential in managing the thought patterns related to the
the Indonesian National Army). The empowerment of defense areas. development of national defense
essence of empowering the defense forces.
area here can be explained as This Law also provides an
follows: understanding of national defense, The Nature of National Defense.
namely the participation of the
1. Helping the government prepare Indonesian nation in defending its National Defense is all efforts
national potential to be a defense country, and the utilization of all to maintain the sovereignty of the
force that is prepared in an early national resources, and all regions of
stage covering the defense area the country in the national defense
and its supporting forces, to effort (State Secretariat, Republic of
carry out military operations for Indonesia Law number 3 of 2002
war, whose implementation is concerning National Defense). In
based on the interests of national addition, this Act also mandates
defense in accordance with the national defense to be prepared by
universal defense system. taking into account the geographical
conditions of Indonesia as an
2. Helping the government carry out archipelagic country, as well as being
compulsory basic military training compiled based on equality, so that
for citizens in accordance with the all active citizens participate and are
laws and regulations, and involved in defending the country.

3. Helping the government to Meanwhile, as the core of


empower the people as a national defense, the Indonesian
supporting force. National Army (TNI) was formed and
fostered, becoming a professional,
However, how the through tiered and continuous
operationalization of the concept education and training. For this
until now, is unclear. Likewise, how reason, training sites and military
the division of roles between the installations are required to be
government, military and related covered by legal provisions and
institutions in empowering the legislation concerning spatial
defense area is also still vague. These planning and defense spatial
two issues become 'homework' planning.
for us to be discussed and used
as evaluations to develop legal For example, the Education and
instruments that are in accordance Training Institution (Lemdiklat) is

EDITION OF MARCH-APRL2019
30 VOLUME 2/ NUMBER 2
Sumber:tniad.mil.id

Sumber:tniad.mil.id

EDITION OF MARCH-APRL 2019


VOLUME 2/ NUMBER 2 31
country, the integrity of the territory Whereas the aspect of equality out indirectly, namely in their
of the Republic of Indonesia, and the implies the involvement of all people respective professions can contribute
safety of all nations from threats and and all national resources, national to national defense (including
disruptions to the integrity of the facilities and infrastructure, as well educators), or become obligatory
nation and state. as regions of the country as a holistic soldier. Populace, generosity, and
and comprehensive defense unit. The territory also characterize the
Literally the substance of national universal defense effort is a model universal State Defense system.
defense is also contained in the 1945 that was developed as the most Populist characteristics mean that
Constitution, which among others is appropriate choice for Indonesian defense orientation is devoted to
the view of the Indonesian people defense, which is held with and for the benefit of all people. The
in looking at the state's goals, the confidence in its own strength and is characteristic of equality implies that
national defense system, and the based on the rights and obligations of all national resources are utilized for
involvement of citizens. This can also citizens in the national defense effort. defense efforts. While the territorial
reflect the attitude of the Indonesian Although Indonesia has achieved a characteristics mean that the title
people who oppose all forms of fairly high level of progress later, the of defense power is carried out
colonialism, which are contrary to universal defense model remains spread throughout the territory of the
human values, justice and prosperity. a strategic choice to be developed, Republic of Indonesia, in accordance
by placing citizens as the subject of with the geographical conditions as
The history of national defense national defense in accordance with an archipelago.
is an inseparable part of the their respective roles. Furthermore,
appreciation of the aspirations of the 1945 Constitution also stipulates The efforts to safeguard and
the Indonesian nation in realizing the National Defense System maintain territorial integrity of a
the ideals of independence and its (Sishanneg) which places the people country are very closely related to
national goals, as mandated in the as vital actors, and national defense the right of national existence which
Preamble of the 1945 Constitution, is carried out with the Universal is guaranteed in international law.
namely: People's Defense and Security Therefore, the main right of a country
System (Sishankamrata). Then is the integrity (personality) of its
(1) Protecting the entire Indonesian Sishankamrata is translated into personality (personality and entity)
people and all of Indonesia's Sishanneg, becoming a universal as a country, because the existence
bloodshed, Sishanneg. of a country is a very important
condition of any rights demanded by
(2) Promoting public welfare, The meaning contained in that country.
Sishankamrata: "the people are the
(3) Educating the life of the nation, main and in the ideal," both in spirit Then, in accordance with the
and and in utilizing all the strengths and principles of applicable international
national resources, for the sake of law, the State also has the full
(4) Participate in carrying out world defense in defending the existence right to safeguard and maintain
order based on freedom, eternal of the NKRI. The participation of the independence, sovereignty
peace and social justice. the people in Sishanneg is basically and integrity of its territory.
an embodiment of the rights and Understanding the meaning of the
obligations of every citizen to right of existence of a State includes
Meanwhile, the National Defense
participate in national defense the right to be able to take actions
itself is essentially a universal
efforts. The participation of citizens in that are deemed necessary. Even
defense effort. The operation is
national defense is a form of respect up to actions at any risk, such as
based on awareness of the rights
for citizens to reflect on their rights. refresher actions, if the methods of
and obligations of all citizens and
the belief in their own strength to negotiation, legal settlement or other
maintain the survival of the nation The participation of citizens in peaceful means are indeed no longer
and the State of Indonesia that is the effort of national defense can successful. Such actions, the last
independent and sovereign (survival be carried out directly, namely resort (the last resort) can be done
of the nation and survival of the to become a volunteer soldier in the framework of the right of a
state). of the Indonesian National Army country to defend itself (the right to
(TNI), but can also be carried self defense), because of the threat

EDITION OF MARCH-APRL2019
32 VOLUME 2/ NUMBER 2
that can threaten the sovereignty, independence and components, so that coordination and cooperation
integrity of its territory. between institutions is needed so that all tasks can be
carried out well and succeeded in achieving the targets
The state has full sovereignty and jurisdiction over its set. This is also in accordance with what is explained in
territory as a whole. Thus, the country has full rights in the Manual of Military Operations for War (OMP) (2008,
maintaining the integrity of its territory from all threats, p. 12) that the nature of Military Operations for War
both from inside and outside. Therefore, it is said that (OMP) is an operation carried out in a planned manner
what is done by the power of the state or its jurisdiction with goals, objectives, time of place and logistical support
over its various regions is complete and exclusive. It is that has been previously determined in detail, with the
said to be complete because the country can have access deployment and use of TNI forces assisted by the reserve
to all regions of the country, including all residents in the component and supporting components to fight the
region regardless of nationality. military forces of other countries that carry out aggression
against Indonesia, and or in armed conflict with another
The state's jurisdiction over its exclusive territory country or more, which is preceded by statement of war
means that no party, including other countries, has and subject to the International Law of War.
the right to impose its jurisdiction on the region. Thus,
without reducing the principles of applicable international Whereas in Article 16 of the Persuasion of Military
law, the territory of a country cannot be contested Operations Other than War (OMSP) states that:
(the inviolability of territories of states). The obligation "Combat operations carried out by the TNI in CSOs both
to respect the integrity of the territory of a country independently and integrated with other institutions, are
has also been included in the Declaration of Principles aimed at overcoming armed violence including terrorism,
concerning International Law which was approved by communal conflict and other weapons of violence, with
the General Assembly of the United Nations on October the principle stop armed violence, to avoid greater
24, 1970 (General Assembly Declaration of Principles of casualties, ... ".
International Law Concerning Friendly Relations and Co-
operation Among States in Accordance with the Charter In regards to the National Defense System, in the
of the United Nations). The term "territorial integrity" has Republic of Indonesia Law Number 3 of 2002 it was also
also been included as a principle of not being disturbed stipulated that the national defense system in the face
by the claim of the principle of inviolability of frontiers. of military threats placed the TNI as the main component
supported by reserve components and supporting
Designing a Joint TNI Exercises by involving Civilian components. In addition, in this defense law, it is also
Roles in the National Defense. stated that the national defense system in the face
of non-military threats places government institutions
The State Policy contained in the Republic of Indonesia outside the defense sector as the main element, in
Law Number 3 of 2002 concerning National Defense accordance with the form and nature of the threats faced
stipulates that the implementation of development in with the support of other elements of national power.
the regions must pay attention to the development of
National Defense capabilities, so that the development The rearrangement of the National Defense
results are beneficial to the people's welfare, in the long System, which takes place, requires a comprehensive
run they must support the interests of National Defense. understanding, not only on legal umbrella instruments,
but also on aspects of structure, culture and systems that
In this regard, the capability of national defense must will become the basis of implementation. Procedures
be built, fostered and prepared since early, carried out and rearrangement mechanisms require a deep
in all national areas of Indonesia and is the duty of the understanding of the need to differentiate responsibilities
TNI, Ministries, Non-Ministry Institutions and Regional between policy makers in the political strata and strata
Governments, in accordance with their respective roles, that establish a system of using force in the operational
responsibilities and functions. echelon.

Meanwhile, in accordance with the Doctrine published With this understanding, in the implementation of the
by the TNI, it stipulates that in carrying out military National Defense System requires human resources who
operations, the forces involved are not only the TNI master in depth every problem, so that in the current
but also institutions outside the TNI and other national democratic governance system, the division of tasks and

EDITION OF MARCH-APRL 2019


VOLUME 2/ NUMBER 2 33
responsibilities between ministries that part of the territory of the Law Number 32 of 2004, concerning
and institutions as implementing Republic of Indonesia had been Regional Government). However, if
elements must be able to run well in controlled by enemy forces, TNI the area is designated as a mandala
a concrete and real way to support forces carried out the OMP, as well as for war, then the area must be able
interests national. conditions in some parts of the NKRI to support the implementation of
had communal conflicts or separatist OMP and CSOs. In the book The
Leaning on the defense system movements, so that the TNI forces Doctrine of National Defense (2007,
adopted by Indonesia, it can be an carried out CSOs. The TNI Commander 54) stated:
opportunity to invite the active role with various considerations will
of other components of the nation submit a suggestion to the President "Preparation of the country's
in supporting the system, namely as the Commander-in-Chief of the territory as a defense field is
by designing the implementation Armed Forces to determine part of basically a non-military defense
of the TNI Joint Training with all the country as a war mandala and function held in an integrated,
available components and resources. operational mandala, which is part coordinated, and cross-department/
Institutions outside the TNI and of the territory of the autonomous institution. The realization is through
other components of the nation also regional government. structuring national space, in which
need practice in the field in real spatial planning of defense areas.
terms. This is necessary because However, long before the region Preparation of defense logistics is
the involvement of the supporting was designated as a mandala carried out early and integrated
components and reserves in the OMP for war/mandala operations, with national development for
and CSOs must involve other national autonomous regions were obliged to welfare purposes. Preparation of
institutions and components. carry out development for the benefit defense logistics is fundamental
of the people's welfare. (State in supporting the implementation
The joint exercise was simulated Secretariat, Republic of Indonesia of warfare. Defense logistics

Sumber: acehportal.com

EDITION OF MARCH-APRL2019
34 VOLUME 2/ NUMBER 2
preparation is part of non-military form of human resources, natural vulnerability, reduce the risk of
defense development. Organized and artificial resources, values, possible casualties and other
in an integrated, coordinated, and technology, and funds can be conditions related to rescue the
cross department/institution. Its utilized to improve national defense people so that evacuation routes are
realization through strong economic capabilities which are further formed with available infrastructure.
development with high enough regulated by Government Regulation.
growth and national industries that In addition, local governments
are competitive and independent, Paragraph (3): evelopment in the can also train their abilities in
which in turn will be able to realize regions must pay attention to the dealing with "emergency" situations,
the independence of defense development of defense capability, ranging from "civil emergency" to
facilities and logistics centers spread as referred to in paragraph (1), which "war emergency" in accordance
in each region " is further regulated by Government with Government Regulations in
Regulation. lieu of Law number 23 of 1959
Furthermore Mandala war/ concerning danger, how the Regional
operation, which has been The President based on the Government carries out roles, duties
determined, is the territorial area advice of the TNI Commander and its function in these situations
of the regional government whose determines determination of war and conditions and how to control
development is the duty of the mandalas or operational mandalas. the role and involvement of the
autonomous regional government. The Indonesian National Armed community. (State Secretariat,
Besides that the existing resources Forces Manual (Persuade TNI) Government Regulation in lieu of
in the region must be able to fulfill about OMP (2008, 35) states: "... if Law number 23 of 1959 concerning
the need for the implementation of enemy aggression can occupy part danger). The other benefit is for
national defense, so that the area of Indonesia's territorial territory, it the pattern of cooperative relations
simulated as a War / Operation must be prevented by war efforts with the military and through its
Mandala in the TNI Task Force must limited to certain areas and not involvement in the implementation
be able to support military operations widespread ..." further stated "If of the Joint Exercise, it will find
and elements in the region to carry the OMP is forced to be carried out a formula on how to carry out
out cooperation with the TNI for in Indonesian territorial territory, procedures for mobilizing resources
successful implementation task. then OMP is carried out outside civil in the regions in supporting the
society settlement. " interests of national defense and
The Joint Training of the TNI is supporting military operations.
a method applied by the TNI to Enemies that carry out aggression
improve preparedness and test the against Indonesia cannot be 2. Building public awareness in
doctrine that has been prepared, so controlled so that they do not dealing with military and non military
that the implementation of this joint control and occupy residential areas. threats.
exercise will be obtained as follows: Therefore the implementation of
military operations should not be The Adagio "Si vis pacem
1. The Joint Training of the TNI can restricted to only areas outside the parabelum", the state's view of
be used to evaluate regional settlement, but if the operation is war was revealed in the statement
readiness and capability in forced in the area of residential "Indonesia loves peace, but is more
supporting national defense; areas, then a solution must be found, in love with Independence". With this
the exercise will also find things how the residents in the operating view, war as part of the concept of
related to the implementation of area are not victims of war and can national defense, for Indonesia is a
the doctrine, so the results of the be saved. choice if Indonesia's independence
exercise evaluation can be used is threatened. War determines the
to perfect the tested doctrine, as For this reason, development uprightness or collapse of a country,
reviewed in Article 20 of Republic in the regions must also predict therefore war must not only be
of Indonesia Law No. 3 of 2002 the possibility of the presence handed over to the military, but
concerning National Defense, as of hazards and threats that may becomes a common interest and
follows: arise, even though in peacetime all business because war is diplomacy in
development is aimed at people's other ways to achieve the country's
Paragraph (2) stipulates that: welfare, development planning in political goals. Every country avoids
"All national resources in the the area must be able to eliminate war, because war requires huge

EDITION OF MARCH-APRL 2019


VOLUME 2/ NUMBER 2 35
costs that will harm the country's whether the guidelines for the Doktrin Operasi Militer Perang,
economy and cause misery for the implementation of tasks can Perpang/13/III/2008
people. Basically, every country be implemented in accordance
faces potential threats both from with the objectives and as -- Mabes TNI, Naskah sementara
within and outside the country. In material for the preparation of Buku Petunjuk Induk tentang
addition to threats, each country the military civil cooperation Doktrin Operasi Militer Selain
also has the duty and obligation to doctrine in conducting Perang. Perpang/14/III/2008
achieve development goals, which operations and in drafting
require cooperation and involve all legislation related to national -- Mabes TNI, Penpas tentang
components of the nation. resources. Pokok-pokok Kebijakan Panglima
TNI 2011
The universal war is a war that b. The emergency situation must
applies to all lines, not always by be anticipated by the Regional -- Setneg, Peraturan Pemerintah
mobilizing military force and using Government, it requires Pengganti Undang-undang nomor
violence. To destroy the element coordination and cooperation 23 tahun 1959, tentang keadaan
of state power through subtle or between the TNI and the bahaja.
asymmetrical means, war is packed Regional Government so
from propaganda and economic that the ability of the civilian -- Setneg, Peraturan Presiden
warfare, by infiltrating, influencing component can play an active Republik Indonesia Nomor : 41
and controlling state actors in a role in preventing people from tahun 2010, tentang Petunjuk
planned and constitutional manner, becoming victims of war, Umum Pertahanan Negara.
arranging subtle steps and continually communal conflict, separatist
undermining state resilience in movements and disasters -- Setneg, Undang-undang RI nomor
all areas of life the community to by organizing and mobilizing 3 tahun 2002, tentang Pertahanan
weaken all elements of state power resources in the area. Negara.
slowly but steadily, starting from
ideology, politics, economics, socio- 2. Recommendation -- Setneg, Undang-undang RI
culture and defense security so that nomor 32 tahun 2004, tentang
public awareness is needed to deal a. The need for joint exercises Pemerintah Daerah.
with the threat of such asymmetric involving national resources in
war. With this awareness, it is hoped the training area, to assess the -- Setneg ,Undang-undang RI nomor
that it will inspire all elements in the success of national development 34 tahun 2004, tentang Tentara
country to always be vigilant and be in the region, as well as to arouse Nasional Indonesia.
prepared to face threats that come the enthusiasm and awareness of
from outside or inside and try to Institutions outside the TNI, that
increase resilience in all fields which National Defense is a joint task of
ultimately enhances national defense all components of the nation.
capabilities
b. Gradually designing the doctrine
Conclusions and recommendations of civil-military cooperation as a
guideline for implementing joint
1. Conclusion tasks between the TNI and other
national components in the face
a. The joint training of the TNI of all kinds of threats that might
is a necessity for the TNI to occur in the future.***
continuously improve the
capacity of the organization References
to prepare TNI elements
to deal with any possible -- Kemhan, Buku Doktrin
threat. In addition, the Pertahanan Negara, 2007
exercise is also a means of
testing doctrines that have -- Mabes TNI, Naskah sementara
been prepared, to evaluate Buku Petunjuk Induk tentang

EDITION OF MARCH-APRL2019
36 VOLUME 2/ NUMBER 2
EDITION OF MARCH-APRL 2019
VOLUME 2/ NUMBER 2 37

Anda mungkin juga menyukai