Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/359448682

KETAHANAN NASIONAL

Article · March 2022

CITATIONS READS

0 2,761

1 author:

Safar Uddin
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Indonesia
156 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kotamo View project

BROGAN View project

All content following this page was uploaded by Safar Uddin on 25 March 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Kotamo E-IECN: 2000-0927
Vol. 2 No.3 (2022) Website: https//jurnal.smbr.com/index.php/kotamo/index

KETAHANAN NASIONAL

SAFARUDDIN
SMBR LEARNING DEVELOPMENT
safaruddintohir@gmail.com

ABSTRACT
This article reviews national resilience in the context of state administration, especially various important
personalities for every citizen of the life of the state. Various discussions were taken from information on the
internet with the aim of making the discussion easy to understand, written using a descriptive narrative
method, where some parts look similar to the source of the writing, so that the narrative does not deviate
from what is presented to be understood. This conclusion comes to the context of the importance of national
resilience for the life of the state in order to achieve peace and comfort in life as a whole.

KEYWORDS: national resilience, citizens, state life.

ABSTRAK
Artikel ini mengulas tentang ketahanan nasional dalam kontek ketatanegaraan, khususnya berbagai persolan
penting bagi setiap warganegara terhadap kehidupan bernegara. Berbagai pembahasan diambil dari
informasi di internet dengan maksud agar pembahasan menjadi mudah untuk dimengerti, ditulis dengan
metode naratif yang bersifat deskriptif, dimana beberapa bagian nampak serupa dengan sumber tulisannya,
hal ini dimaksudkan agar narasi tidak menyimpang dari hal yang disajikan untuk difahami. Kesimpulan tulisan
ini sampai pada konteks betapa pentingnya ketahanan nasional bagi kehidupan bernegara agar dicapai
ketenangan dan kenyaman dalam kehidupan secara menyeluruh.

KATA KUNCI: ketahanan nasional, warganegara, kehidupan bernegara

PENDAHULUAN

Masyarakat Indonesia mengemban tanggung jawab ketahanan nasional secara kolektif, yang dibina
dan diinternalisasikan dalam segenab sendi kehidupanuntuk menjamin keberlangsungan kehidupan
masyarakat itu sendiri. Berbagai anacaman terhadap ketahanan nasional suatu masyarakat bisa berasal dari
agresi bangsa lain, konflik sosial hingga peristiwa bencana alam, hal inilah yang mendasari betapa pentingnya
pemahaman dan pendidikan tentang ketahanan nasional bagi setiap warga negara. Melihat dari konteks
istilah, ketahanan nasional merupakan rangkaian aksara yang dikenal sejak tahun 1960-an, akan tetapi baru
pada tahun 1968 istilah ketahanan nasional diberikan definisi tertentu. Melansir dari situs Perpustakaan
Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, ketahanan nasional adalah kondisi dinamis Bangsa Indonesia
yang berisikan keuletan dan ketangguhan dalam menghadapi serta mengatasi segala bentuk ancaman,
gangguan ataupun hambatan dari dalam maupun luar negeri.

Berdasarkan situs resmi Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, ketahanan nasional


didefinisikan sebagai suatu kondisi. Ketahanan nasional adalah kondisi ideal suatu negara memiliki
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga mampu menghadapi segala macam ancaman dan
gangguan bagi kelangsungan hidup bangsa yang bersangkutan. Bentuk ancaman tersebut bisa bersifat
Jurnal Kotamo E-IECN: 2000-0927
Vol. 2 No.3 (2022) Website: https//jurnal.smbr.com/index.php/kotamo/index

langsung ataupun tidak dan sangat membahayakan integritas, identitas, bahkan kelangsungan hidup
berbangsa serta bernegara. Ketahanan nasional dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Contoh
ketahanan nasional di antaranya: Penegakan hukum tanpa pandang bulu Keamanan lingkungan yang
digerakkan secara swadaya Upaya melestarikan budaya lewat pawai baju daerah Menyumbang dan
patungan untuk kegiatan sosial atau bagi orang yang kesusahan Tetap melaksanakan tradisi agar tidak punah
ditelan zaman Mau mempelajari dan melestarikan berbagai budaya di Indonesia bernegara.1

TINJAUAN TEORI
Pengertian ketahanan nasional Menurut Sumarno adalah kondisi dinamika bangsa yang meliputi
segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Menurut Harjomataram, ketahanan nasional adalah
keuletan dan daya tahan suatu bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala
tantangan dan ancaman dari dalam atau luar, langsung atau tidak langsung, dan bisa membahayakan
kehidupan nasional. Menurut Suradinata dan Kaelan, ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis
sebuah Negara yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mampu mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang datang dari
dalam maupun luar negeri, secara langsung maupun tidak langsung, yang dapat membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara serta perjuangan bangsa dalam menjaga tujuan
nasional. Jadi ketahanan nasional adalah kondisi suatu bangsa yang meliputi kondisi dinamis, ketangguhan,
keuletan, kemampuan, kekuatan nasional, identitas, integritas, tantangan, ancaman, hambatan, dan
gangguan.

 Friedrich Ratzel (1844-1904) dengan Teori Ruang. Intinya ia menyamakan negara sebagai makhluk hidup
yang semakin sempurna dan membutuhkan ruang hidup yang makin meluas karena kebutuhan. Dalam
teorinya bahwa “bangsa yang berbudaya tinggi akan membutuhkan sumber daya manusai yang tinggi dan
akhirnya mendesak wilayah bangsa yang “primitif””. Pendapat ini dipertegas oleh Rudolf Kjellen (1864-
1922) dengan Teori kekuatan yang menyatakan bahwa “Negara adalah satuan politik yang menyeluruh
serta sebagai satuan biologis yang memiliki intelektualitas”. Dengan kemampuannya mampu
mengeksploitasi negara “primitif” agar negaranya dapat berswasembada. Beberapa pemikir sering
menyebutnya sebagai Darwinisme Sosial.
 Karl Haushofer (1869-1946) dengan Teori Pan Region. Ia berpendapat bahwa pada hakikatnya dunia dapat
dibagi dalam empat kawasan benua (pan region) dan dipimpin oleh Negara unggul. Teori ruang dan teori
kekuatan merupakan hasil penelitiannya, serta dikenal pula sebagai teoripan regional . Isi teori pan
regional antara lain: Lebensraum (ruang hidup) yang “cukup”; Autarki (swasembada); Dunia dibagi empat
Pan Region yaitu: Pan Amerika, Pan Asia Timur, Pan Rusia India, dan Pan Eropa Afrika.
 Sir Harfold Mackinder (1861-1947) dengan Teori Daerah Jantung(Heartland). Teorinya adalah: Who rules
East Europe commands the Heartland; Who rules the Heartland commands the world Island; Who rules
the world Island commands the world.
 Sir Walter Raleigh (1554-1618) dan Alfred T. Mahan (1840-1914) dengan Teori Kekuatan Maritim. Kedua
pemikir teori tersebut mengatakan: “Siapa yang menguasai laut akan menguasai perdagangan dunia dan
akhirnya akan menguasai dunia.
 Alfred T. Mahan mengatakan, “Laut untuk kehidupan, SDA banyak terdapat di laut, oleh karena harus
dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya.” Dia juga mengatakan bahwa perlu memerhatikan
masalah akses ke laut dan jumlah penduduk karena faktor ini juga memungkinkan kemampuan industri
untuk kemandirian suatu bangsa dan Negara.

1
Vanya Karunia Mulia Putri, Serafica Gischa (2021) "Ketahanan Nasional: Pengertian dan Fungsinya",
https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/08/151456069
Jurnal Kotamo E-IECN: 2000-0927
Vol. 2 No.3 (2022) Website: https//jurnal.smbr.com/index.php/kotamo/index

 Guilio Douhet (1869-1930) dan William Mitchel (1879-1936) denganTeori Kekuatan di Udara mengatakan,
“ Kekuatan udara mampu beroperasi hingga garis belakang lawan serta kemenangan akhir ditentukan
oleh kekuatan udara.”
 Nicholas J. Spykman (1893-1943) dengan Teori Daerah Batas (Rimland theory). Menurutnya “Penguasaan
daerah jantung harus memiliki akses ke laut dan hendaknya menguasai pantai sepanjang Eurasia.” Dalam
teorinya tersirat:

Dunia terbagi empat, yaitu daerah jantung (heartland), bulan sabit dalam (rimland), bulan sabit luar,
dan dunia baru (benua Amerika). Menggunakan kombinasi kekuatan darat, laut, dan udara untuk menguasai
dunia. Daerah Bulan Sabit Dalam (Rimland) akan lebih besar pengaruhnya dalam percaturan politik dunia
daerah jantung. Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara terkuat.
Unsur Dasar Ketahanan Nasional Bangsa Indonesia; Unsur Wadah (Contour) yaitu Geografi atau
wilayah; Unsur Isi (Content) yaitu Demografi atau penduduk; Unsur Tata Laku (Conduct) yaitu kondisi sosial
yang dinamis. Sebagai komponen unsur dasar, maka Ketahanan Nasional harus dibina secara terus menerus
yang disebut sebagai strategi "Tata Bina Nasional/Sistem Manajemen Nasional“ dalam upaya mencapai
tujuan menciptakan masyarakat sejahtera (Prosperity Approach), masyarakat yang aman (Security
Approach), dan hubungan internasional yang harmonis (International relation/ Management Approach).
Sifat- Sifat Ketahanan Nasional; Manunggal; Mawas Kedalam; Berkewibawaan dan memiliki daya
pencegah (deterrent); Berubah menurut waktu; Tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan;
Percaya pada diri sendiri (self confidence); Tidak bergantung pada pihak lain (self relience). Tolak Ukur
Ketahanan Nasional. Proses pembangunan nasional merupakan proses yang terus berlanjut dengan berbagai
kendala ATHG yang dihadapi, sehingga masih banyak hal yang perlu dipikirkan secara strategis dan
disempurnakan. Pembangunan nasional yang berhasil diharapkan akan dapat meningkatkan kondisi
ketahanan nasional, dan kondisi ketahanan nasional yang tangguh dan ulet diharapkan akan memberikan
landasan yang kuat bagi peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional. Permasalahan pembangunan
yang sering muncul kepermukaan pada hakekatnya adalah apa dan bagaimana perkiraan tentang
perkembangan Astagatra yang menyangkut potensi alamiah dan potensi kemasyarakatan dimasa kini dan
dimasa yang akan datang dalam menjawab tantangan jaman dan tantangan lingkungan perkembangan
jaman yang semakin maju dan terus mengalami perubahan cepat.
Hakekat ketahanan nasional adalah sebagai suatu kondisi dinamis bangsa Indonesia berisi keuletan
dan ketangguhan sebagai cerminan dari kemampuan bangsa dalam mengembangkan dan meningkatkan
kekuatan nasionalnya. Kondisi dinamis tersebut pencapaiannya terus selalu diupayakan melalui berbagai
cara pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan (prosperity) dan keamanan (security) dalam kehidupan
nasional. Kesejahteraan yang hendak dicapai dalam ketahanan nasional digambarkan sebagai suatu
kemampuan bangsa untuk menumbuhkan serta mengembangkan seperangkat nilai nasionalnya guna
mewujudkan kemakmuran yang adil dan merata. Sedangkan Keamanan yang hendak diwujudkan merupakan
kemampuan bangsa dalam upaya melindungi seperangkat nilai-nilai nasionalnya terhadap segala macam
ancaman internal maupun eksternal, yang untuk selanjutnya lebih ditingkatkan dan dikembangkan lagi.
Ketahanan nasional dalam realitanya bersift "Kibernetik" dalam pengertian mempunyai kemampuan
adaptasi untuk selalu mengadakan penyesuaian diri dan sekaligus merupakan fungsi dari lingkungan
(Enveronment), Ruang (Space) , waktu (Time), dan gerak (Motion). Oleh karena itu, ketahanan nasional suatu
bangsa tidak selamanya bersifat tetap, melainkan selalu mengalami fluktuasi konjungtur dapat meningkat
atau menurun, tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi oleh bangsa tersebut. Antara Trigatra dan
Pancagatra dalam Ketahanan nasional memiliki hubungan timbal balik yang sangat erat, saling
ketergantungan didalam seluruh aspek kehidupan nasional. Demikian pula antar gatra/didalam gatra itu
sendiri juga memiliki hubungan timbal balik, saling ketergantungan (interdependency) secara erat yang
merupakan suatu kesatuan utuh dan serasi (integralistik). Dengan kata lain, Ketahanan nasional adalah suatu
Jurnal Kotamo E-IECN: 2000-0927
Vol. 2 No.3 (2022) Website: https//jurnal.smbr.com/index.php/kotamo/index

pengertian holistik, dimana kelemahan satu gatra akan dapat mengakibatkan kelemahan gatra lainnya dan
mempengaruhi totalitas konfigurasi dan kondisi ketahanan nasional secara keseluruhan.2
Sifat-sifat Ketahanan Nasional. Berikut Ini Merupakan Sifat-sifat ketahanan Nasional antara lain:

 Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan
keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada
identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerja
sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global.
 Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat ataupun menurun
bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini
sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesatu di dunia ini senantiasa berubah. Oleh sebab
itu, uapaya peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan
dinamikanya di arahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
 Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan dan
perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
 Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal dapat
mewujudkan kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya
tangkal suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin besar pula kewibawaannya.
 Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa tidak mengutamakan sikap konfrontatif
dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat
konsultatif dan kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan
kepribadian bangsa.

Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasil,
UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:

 Asas Kesejahtraan Dan Keamanan. Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib
dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. Dengan demikian, kesejahteraan dan
keamanan merupakan asa dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa kesejateraaan dan keamanan,
sesitem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung. Kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai
intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasuional itu sendiri. Kesejahtrean maupun keamanan harus
selalu ada, berdampingan pada kondisi apa pun. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan
keamanan nasional yang dicapai merupakan tolok ukur Ketahanan Nasional.
 Asas Mawas ke Dalam da Mawas ke Luar. Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap
aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Di samping itu, sistem kehidupan nasional juga
berinteraksi dengan linkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul berbagai
dampak baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam maupun
keluar; Mawas ke Dalam. Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan
nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemadirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas
derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh; Mawas ke Luar. Mawas ke luar bertujuan untuk dapat
mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak lingkungan stategis luar negeri dan menerima
kenyataan adanya interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional.
 Asas kekeluargaan. Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa
dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan

2
Sumber: Sumarno, 1992. Pemuliaan untuk ketahanan terhadap hama. Prosiding Simposium Pemuliaan Tanaman I.
Perhimpunan Pemuliaan Tanaman Indonesia, Komisariat Daerah Jawa Timur.
Jurnal Kotamo E-IECN: 2000-0927
Vol. 2 No.3 (2022) Website: https//jurnal.smbr.com/index.php/kotamo/index

asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam
kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.
 Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu. Sistem kehidupan nasional mencakup segenap
aspek kehidupan bangsa dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan
selaras pada seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketahanan Nasional
mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu
(komprehensif intergral).

Unsur-unsur Ketahanan Nasional. Berikut Ini Merupakan Unsur-unsur Ketahanan Nasional

 Ketahanan Nasional Pancagatra. Aspek sosial pancagatra pada dasarnya berlandaskan hubungan manusia
dengan Tuhan. Hubungan manusia dengan sesama, alam sekitarnya, maupun manusia dengan dirinya
sendiri dalam bentuk kebutuhannya. Dengan dasar hubungan tersebut dapat dikelompokkan menjadi
lima bidang ataupun lima aspek kehidupan Nasional yang disingkat Ipoleksosbud Hankam. Lima aspek
kehidupan Nasional akan diuraikan konsep dasar dalam rangka mengembangkan kekuatan Nasional
dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan.
 Ketahanan Aspek Ideologi. Suatu bangsa pada dasarnya mempunyai dan memerlukan filsafat hidup.
Sebagai pedoman dan pegangan dalam melaksanakan perjuangan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup berbangsa dan bernegara. Filsafat hidup digunakan sebagai pedoman hidup ini adalah termasuk
filsafat praktis yang merupakan suatu ideologi, pandangan hidup, pandangan dunia, karena sebagai dasar
untuk mencapai cita-cita Nasional. Dalam pembahasan ini disebut dengan istilah ideologi.

Fungsi Ketahanan Nasional. Ketahanan nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu
dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam
menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter – regional wilayah), inter – sektoral maupun multi disiplin.
Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak pembangunan secara terpadu,
yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi,
maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam dalam pelaksanaan
pembangunman nasional disegala bidang dan sektor program.cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga
berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman. Dalam
perkembanagan, ketahanan nasional akan tetap mengalami berbagai macam permasalahan yang dapat
menimbulkan kegoyahan terhadap ketahanan nasional dalam hal ini adalah Indonesia. Ancaman-ancaman
tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar negeri. Indonesia sudah sering mengalami berbagai macam
peristiwa yang dapat dikategorikan sebagai sebuah ancamanancaman terhadap ketahanan nasional.
Beberapa contoh peristiwa yang sempat mengusik ketahanan nasional negara Indonesia adalah gerakan
sparatisme dan terorisme. GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Organisasi Papua Merdeka (OPM)

METODE
Metode penulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskripsi naratif, dimana
menurut Webster dan Metrova, narasi (narrative) adalah suatu metode penelitian di dalam ilmu-ilmu sosial.
Inti dari metode ini adalah kemampuannya untuk memahami identitas dan pandangan dunia seseorang
dengan mengacu pada cerita-cerita (narasi) yang ia dengarkan ataupun tuturkan di dalam aktivitasnya sehari-
hari. Sumber pokok data diperoleh dari internet dengan memperhatikan fenomena social yang dengan
berkaitan pokok bahasan.

PEMBAHASAN
Bentuk Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan
Jurnal Kotamo E-IECN: 2000-0927
Vol. 2 No.3 (2022) Website: https//jurnal.smbr.com/index.php/kotamo/index

 Agresi dan Invasi. Suatu negara yang melakukan agresi terhadap negara lain adalah ancaman bagi
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa Indonesia. Invasi merupakan
bentuk agresi berskala paling besar dengan menggunakan kekuatan militer bersenjata yang dikerahkan
untuk menyerang dan menduduki wilayah Indonesia.
 Pelanggaran wilayah. Bentuk lain dari ancaman militer yang peluang terjadinya cukup tinggi adalah
tindakan pelanggaran wilayah (wilayah laut, ruang udara, dan daratan) Indonesia oleh negara lain.
Konsekuensi Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas dan terbuka berpotensi terjadinya
pelanggaran wilayah.
 Pemberontakan bersenjata. Pemberontakan bersenjata melawan pemerintah Indonesia yang sah
merupakan bentuk ancaman militer yang dapat merusak kewibawaan negara dan jalannya roda
pemerintahan.
 Sabotase dan spionase. Indonesia memiliki sejumlah objek vital nasional dan instalasi strategis yang
rawan terhadap aksi sabotase sehingga harus dilindungi oleh segenap bangsa. Kegiatan spionase
dilakukan oleh agen-agen rahasia dalam mencari dan mendapatkan rahasia pertahanan suatu negara
dari negara lain.
 Aksi terror. Aksi terror merupakan bentuk kegiatan terorisme yang mengancam keselamatan bangsa
dengan cara menebarkan rasa ketakutan yang berlebih hingga menimbulkan korban tanpa mengenal
rasa perikemanusiaan.
 Ancaman keamanan laut dan udara. Kondisi geografis Indonesia meliputi wilayah perairan dan udara
yang bisa dilalui transportasi dunia yang padat, baik transportasi maritim maupun dirgantara. Hal
tersebut tentu akan berimplikasi terhadap tingginya potensi gangguan ancaman keamanan laut dan
udara.
 Konflik komunal. Konflik komunal adalah gangguan keamanan dalam negeri yang terjadi
antarkelompok masyarakat itu sendiri.

Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan


Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) pada hakikatnya adalah bentuk segala upaya
untuk menjaga pertahanan dan keamanan negara. Jadi, seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional,
sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara merupakan satu kesatuan pertahanan yang utuh
dan mneyeluruh. Ancaman militer akan sangat berbahaya apabila tidak segera diatasi bangsa Indonesia.
Maka itu, harus diterapkan startegi yang tepat untuk mengatasinya. Dalam UUD Negara Republik Indonesia
1945 telah mengatur strategi pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia dalam mengatasi ancaman
militer. Hal tersebut tercantum dalam UUD 1945 Pasal 30 ayat (1) sampai (5).
Keamanan nasional menempati kedudukan vital dalam perkembangan perekonomian dan sosial suatu
negara. Salah satu isu yang paling penting dalam keamanan nasional adalah keamanan ibu kota negara (IKN)
Nusantara. Melihat dari berbagai strategi peperangan, ibu kota negara selalu menjadi incaran para
kombatan. Hal ini dikarenakan ibu kota negara memiliki peran yang strategis sebagai pusat gravitasi dari
pemerintahan, ekonomi, serta instrumen militer. Dengan demikian, ibu kota negara menjadi objek vital
strategis yang harus dilindungi oleh segenap kekuatan militer suatu negara. Penting bagi Indonesia untuk
mengantisipasi berbagai serangan yang menargetkan ibu kota, baik dalam bentuk serangan yang datang dari
udara, darat, laut, maupun siber.
Perbincangan mengenai pertahanan dan gangguan keamanan ibu kota baru tak luput dari diskusi
publik. Bahkan, diskusi publik telah ramai berlangsung sejak sebelum Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022
tentang Ibu Kota Negara disahkan. Apalagi, perpindahan ibu kota negara menuju Kalimantan Timur
membawa ibu kota Indonesia menjadi lebih dekat dengan Malaysia. Perpindahan ibu kota negara dari Pulau
Jawa menuju Pulau Kalimantan mengakibatkan pergeseran pusat gravitasi dari pemerintahan Indonesia.
Strategi pertahanan negara pun mengalami perubahan akibat pergeseran ini. Direktur Pertahanan dan
Jurnal Kotamo E-IECN: 2000-0927
Vol. 2 No.3 (2022) Website: https//jurnal.smbr.com/index.php/kotamo/index

Keamanan Kementerian PPN/Bappenas RI Bogat Widyatmoko mengungkapkan berbagai potensi ancaman


pertahanan dan gangguan keamanan yang mengintai ibu kota negara baru Indonesia, yakni Ibu Kota
Nusantara.
Ancaman pertama adalah lokasi ibu kota negara yang berbatasan darat dengan Malaysia. Perbatasan
darat dengan Malaysia terbentang sepanjang 2.062 km. Menurut Bogat, hal ini merupakan pintu masuk
untuk ancaman pertahanan dan gangguan keamanan. Apalagi, Indonesia dan Malaysia acap kali terlibat
dalam perselisihan mengenai batas-batas wilayah, baik darat maupun lautan. Guna menghindari kondisi
tersebut pada masa depan, diplomat Indonesia harus lebih piawai dalam menjalankan diplomasi kepada
Malaysia. Pecahnya konflik dengan Malaysia yang mungkin terjadi pada masa depan dapat menjadi ancaman
serius bagi Indonesia karena letak ibu kota yang kini berbatasan langsung dengan Malaysia. Tidak hanya itu,
Bogat juga memaparkan bahwa posisi Ibu Kota Nusantara dikelilingi oleh aliansi-aliansi pertahanan, seperti
Five Power Defence Arrangements (FPDA) yang melibatkan Malaysia, Australia, Selandia Baru, Singapura,
dan Inggris, serta aliansi keamanan Australia, Inggris, dan Amerika Serikat atau AUKUS.
Di sisi lain, Ibu Kota Nusantara juga dihimpit dengan keberadaan Belt and Road Initiative (BRI) yang
merupakan strategi pembangunan global oleh Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Strategi pembangunan ini
tentunya melibatkan pembangunan infrastruktur dan investasi di 152 negara. Dampak dari himpitan aliansi
keamanan yang sarat akan dukungan blok Barat, berikut dengan BRI yang merupakan inisiatif Tiongkok
sebagai salah satu negara saingan terkuat Amerika Serikat, kata Bogat, mendatangkan sebuah tantangan
geostrategi baru bagi Indonesia. Terlebih, dengan posisi Indonesia sebagai negara yang menganut politik luar
negeri nonblok. Terlepas dari netralitas Indonesia, terdapat ancaman lain yang tak kalah berbahaya.
Ancaman tersebut adalah ancaman yang datang dari udara. Memindahkan ibu kota ke Kalimantan Timur
mengakibatkan letak ibu kota Indonesia menjadi lebih dekat dengan Flight Information Region (FIR)
Singapura, Kinibalu (Malaysia), dan Manila (Filipina).
Selain itu, ancaman udara juga meningkat akibat letak ibu kota yang baru berada di dalam radius
jelajah intercontinental ballistic missile (ICBM), serta berada dalam radius rudal hypersonic milik negara
tertentu. Ancaman ini yang kemudian menjadi catatan penting bagi pertahanan Indonesia, khususnya
pertahanan udara, untuk meningkatkan kapasitas mereka, baik meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia maupun meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana. Potensi ancaman lainnya adalah Pulau
Kalimantan yang kini sering kali menjadi lokasi dan jalur kejahatan transnasional berlangsung, seperti
penyelundupan orang dan penjualan narkotika. Lebih dari itu, lokasi Ibu Kota Nusantara juga berdekatan
dengan terrorist transit triangle, yakni Sulu, Sabah, dan Poso. Ancaman ini menunjukkan bahwa
ketidakstabilan yang dapat terjadi di Ibu Kota Nusantara tidak hanya diakibatkan oleh ancaman yang datang
dari luar negeri, seperti perbatasan, aliansi militer, dan radius misil, tetapi juga datang dari dalam negeri.
Menilai dari gentingnya ancaman-ancaman yang mengintai Indonesia pasca perpindahan ibu kota
negara, Pemerintah menciptakan sistem pertahanan dan keamanan nasional yang terbaru. Untuk
mengamankan negara, kata Bogat, Indonesia mengadopsi smart defense. Smart defense merupakan
kombinasi dari hard defense atau pertahanan militer, dengan soft defense atau pertahanan nirmiliter. Terkait
dengan pertahanan hard defense atau militer, Indonesia akan berfokus pada penguatan teknologi dalam
pertahanannya. Misalnya, meningkatkan kapasitas alutsista dengan teknologi tinggi. Terkait dengan soft
defense, Indonesia akan memberdayakan kearifan lokal. Berdasarkan pengalaman, kata Bogat, penduduk
Kalimantan memiliki kecintaan yang sangat lekat terhadap Indonesia sejak zaman Dwikora hingga saat ini.
Kolaborasi antara hard defense dan soft defense akan menghasilkan penguatan pertahanan Indonesia dalam
wilayah darat, laut, udara, hingga siber.
Berdasarkan indikator kota layak huni yang dimuat di dalam The Economist, stabilitas keamanan
menempati peringkat teratas dan merupakan indikator yang paling penting untuk menjamin suatu kota
merupakan tempat yang layak huni. Adapun pelayanan kesehatan, budaya dan lingkungan, pendidikan, serta
infrastruktur menempati urutan selanjutnya di bawah stabilitas keamanan. Lemahnya pertahanan dan
Jurnal Kotamo E-IECN: 2000-0927
Vol. 2 No.3 (2022) Website: https//jurnal.smbr.com/index.php/kotamo/index

keamanan akan menjadi beban transaksi terhadap pembangunan, baik dari sisi waktu, risiko, maupun biaya.
Seluruh pembangunan dan capaian di bidang ekonomi dapat runtuh seketika bila suatu negara digempur
habis-habisan. Oleh karena itu, stabilitas keamanan menjadi variabel utama dalam pembangunan IKN
Nusantara.

KESIMPULAN
Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang meliputi
segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional
suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional. konsepsi
pengebangan kekuatan nasional melalui pengatuarn dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan
yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu
berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantaran. Konsepsi ketahanan nasional Indonesia
menggunakan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Antara kesejahteraan dan keamanan ini dapat
dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Penyelenggaraan kesejahteraan memerlukan tingkat keamanan
tertentu, dan sebaliknya penyelenggaraan keamanan memerlukan tingkat kesejahteraan tertentu. Tanpa
kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung karena pada
dasarnya keduanya merupakan nilai intrinsik yang ada dalam kehidupan nasional. Dalam kehidupan nasional,
tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional merupakan tolak ukur ketahanan nasional.
Fungsi ketahanan nasional ketahanan nasional memiliki tiga fungsi utama, yakni (1) Daya tangkal
sebagai konsepsi penangkalan Artinya ketahanan nasional berfungsi sebagai penangkal dari segala bentuk
ancaman, gangguan ataupun hambatan terhadap integritas, identitas serta keberlangsungan hidup
berbangsa dan bernegara. (2) Ketahanan nasional sebagai pengarah Artinya ketahanan nasional berfungsi
untuk mengarahkan potensi kekuatan yang dimiliki Bangsa Indonesia dalam bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan serta keamanan, untuk mencapai kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia. (3)
Pengarah dalam penyatuan pola pikir, pola tindak serta cara kerja yang intersektor serta multidisipliner Hal
ini bisa dicapai Bangsa Indonesia lewat kebijakan yang dibuat pemerintah dan menerapkannya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, agar masyarakat dapat hidup adil dan makmur. ketahanan nasional
juga berfungsi sebagai doktrin dasar nasional atau metode pembinaan kehidupan nasional. Hal ini juga
berarti jika ketahanan nasional dijadikan sebagai pola dasar pembangunan nasional di berbagai bidang.3

DAFTAR PUSTAKA
Vanya Karunia Mulia Putri, Serafica Gischa (2021) "Ketahanan Nasional: Pengertian dan Fungsinya",
https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/08/151456069
Sumber: Sumarno, 1992. Pemuliaan untuk ketahanan terhadap hama. Prosiding Simposium Pemuliaan
Tanaman I. Perhimpunan Pemuliaan Tanaman Indonesia, Komisariat Daerah Jawa Timur.
Dalam jurnal Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila Bagi Masyarakat sebagai Modal Dasar Pertahanan Nasional
NKRI (2016) karya Purwito Adi,

3
Dalam jurnal Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila Bagi Masyarakat sebagai Modal Dasar Pertahanan Nasional NKRI
(2016) karya Purwito Adi,

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai