Teori Dasar Plambing
Teori Dasar Plambing
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
BAB II
DASAR TEORI
2. 1. Sistem Plambing
Plambing merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
pembangunan suatu gedung. Perancangan dan perencanaan sistem plambing
haruslah
dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan
dan perancangan gedung itu sendiri dalam penyediaan saluran air bersih maupun
saluran air kotor untuk menghindari terjadinya pencemaran terhadap air bersih
(Morimura dan Noerbambang, 1986).
Plambing merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan
pemasangan pipa beserta peralatannya di dalam suatu gedung yang bersangkutan
dengan air. Fungsi dari sistem plambing adalah:
Menyediakan air bersih ke tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang
cukup.
Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian
penting lainnya.
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
4. Volume air yang lebih kecil, mengakibatkan pompa lebih berat kerjanya.
(Morimura dan Noerbambang, 1986)
2. 3. Persyaratan Dalam Penyediaan Air Bersih
Menurut Entjang (1991) dalam Imam dan Fadillah (2014), air yang dibutuhkan
oleh manusia untuk hidup sehat harus memenuhi syarat kualitas. Disamping itu
harus pula dapat memenuhi secara kuantitas (jumlahnya) maupun syarat tekanan
air. Diperkirakan untuk kegiatan rumah tangga yang sederhana paling tidak
membutuhkan
air sebanyak 100 L/orang/hari.
Angka tersebut misalnya untuk:
a. Berkumur, cuci muka, sikat gigi, wudhu : 20L/orang/hari
b. Mandi/mencuci pakaian dan alat rumah tangga :45L/orang/hari
c. Masak, minum :5L/orang/hari
d. Menggelontor kotoran :20L/orang/hari
e. Mengepel, mencuci kendaraan :10L/orang/hari
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak,
mandi, mencuci dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di negara-negara
maju tiap orang memerlukan air antara 60 - 120 liter per hari. Sedangkan di
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara
30 - 60 liter per hari. Di antara kegunaan-kegunaan air tersebut, yang sangat
penting adalah kebutuhan untuk minum. (Notoatmodjo, 2003 dalam Imam dan
Fadillah, 2014).
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
Secara umum dapat dikatakan besarnya tekanan “standar” adalah 1,0 kg/cm²,
sedang tekanan statik sebaiknya diusahakan antara 4,0 sampai 5,0 kg/cm² untuk
perkantoran antara 2,5 sampai 3,5 kg/cm² untuk hotel dan perumahan. Disamping
itu, beberapa macam peralatan plambing tidak dapat berfungsi dengan baik kalau
tekanan airnya kurang dari sutu batas minimun. Besarnya tekanan minimum ini
Catatan:
1. Tekanan Minimum yang dibutuhkan katup gelontor untuk kloset dan urinal
yang dimuat dalam Tabel ini adalah tekanan statik pada waktu air mengalir,
dan tekanan maksimalnya adalah 4 kg/cm2.
2. Untuk keran dengan katup yang menutup secara otomatis, kalau tekanan airnya
kurang dari yang minimum dibutuhkan maka katup tidak akan dapat menutup
dengan rapat, sehingga air masih akan menetes dari keran.
3. Untuk pemanas air langsung dengan bahan bakar gas, tekanan minimum yang
dibutuhkan biasanya dinyatakan/dicantumkan pada alat pemanas tersebut.
Untuk bangunan yang berlantai banyak, misalnya 64 tingkat, maka tekanan air
dilantai bawah (untuk sistem pengaliran air dengan menggunakan tangki atap)
akan sangat besar, yaitu sebesar 64 X 3,50 m = 224 meter kolom air (mka). Oleh
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
karena itu, agar tekanan air tidak melampaui batas yang ditentukan, maka
bangunan tersebut harus dibagi menjadi beberapa bagian atau zona, dimana setiap
zona tekanan airnya tidak melampaui tekanan yang telah ditentukan. (Morimura
dan Noerbambang, 1986)
2. 5. Komponen-Komponen Yang Penting dalam Sistem Penyediaan Air
Minum Suatu Bangunan
Menurut Poerbo (1995) dalam Imam dan Fadillah (2014), ada beberapa
komponen
atau bagian-bagian yang penting di dalam sistem penyediaan air
minum suatu bangunan.
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
pemompaan ke bangunan atau unit pengolahan air minum (water treatment plan)
untuk diolah agar supaya air dari sumber air yang belum memenuhi syarat kualitas
air minum menjadi memenuhi syarat kualitas air minum. (Poerbo, 1995 dalam
Imam dan Fadillah, 2014)
2.5. 2. Pompa Air
Menurut Poerbo (1995) dalam Imam dan Fadillah (2014), pompa air adalah
suatu
alat untuk menaikkan air dari level yang rendah ke level yang lebih tinggi.
Dilihat
dari jenisnya dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu pompa hisap dan
pompa hisap-tekan. Pompa hisap hanya menaikkan air dari level di bawah pompa
ke level sama dengan level pompa. Pompa hisap-tekan menaikkan air dari level di
bawah pompa ke level di atas pompa. Dari cara kerjanya, pompa dapat dibedakan
menjadi pompa tangan dan pompa mekanik (digerakan dengan cara mekanik).
Pompa mekanik dibedakan menjadi 2 (dua) golongan.
1. Pompa yang diletakkan di atas permukaan air (pompa sentrifugal dan pompa
jet),
2. Pompa yang diletakkan di dalam air, yang disebut pompa rendam
(submersible pump).
Pompa sentrifugal akan efektif digunakan untuk menaikkan air dari
kedalaman lebih kecil atau sama dengan 7.00 meter (jarak dari pompa sentrifugal
dengan permukaan air yang akan dipompa < 7.00 meter). Untuk menaikan air,
bila kedalaman muka air lebih besar dari 7.00 meter dari permukaan tanah,
sebaiknya digunakan pompa jet (jet pump) atau pompa rendam (submersible
pump). Agar pompa bisa berfungsi secara optimal (terutama pada pompa
centrifugal), maka udara tidak boleh masuk ke dalam pipa hisap. (Poerbo, 1995
dalam Imam dan Fadillah, 2014)
Menurut Poerbo (1995) dalam Imam dan Fadillah (2014) peralatan-peralatan
serta fungsi yang ada sekitar pompa yang dijelaskan di atas diantaranya adalah
sebagai berikut.
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
1. Foot valve, dari jenis katup searah : berfungsi untuk mencegah air turun
kembali,
2. Pipa hisap dan peralatannya (soket, knie): berfungsi sebagai jalan air ke
pompa air,
3. Pompa air : berfungsi untuk menaikan air,
4. Fleksible joint: berfungsi agar pada waktu pompa akan dipasang setelah
diperbaiki (dilepas), pada waktu pemasangnya kembali tidak mengalami
kesulitan,
5. Sambungan peredam getaran : berfungsi untuk meredam getaran pompa agar
tidak merambat ke pipa. Sambungan peredam getaran biasanya dipasang pada
pompa dengan kapasitas yang besar,
6. Pipa tekan : berfungsi sebagai jalan air dari pompa air,
7. Katup (valve) : berfungsi untuk mengatur aliran air biasanya yang digunakan
adalah dari jenis gate valve (katup sorong),
8. Katup searah (swing valve) : berfungsi untuk menahan air balik agar tidak
menekan pompa,
9. Saringan (strainer) : berfungsi untuk menyaring kotoran agar tidak masuk ke
dalam pompa,
10. Manometer :berfungsi untuk mengukur tekanan air. Biasanya dipasang pada
pompa dengan kapasitas yang besar.
2.5. 3. Pipa Air Dan Peralatannya (Accessories)
Menurut Poerbo (1995) dalam Imam dan Fadillah (2014), air yang mengalir
dalam pipa, mengalir di bawah tekanan (under pressure) atau disebut juga air
mengalir dengan tekanan, yaitu air mengalir dalam pipa dalam kondisi pipa terisi
penuh oleh air, jadi tidak ada udara di dalam pipa. Oleh karena itu air bisa
mengalir ke bawah, ke atas, atau ke samping. Jadi pipa dapat dipasang tegak,
miring ke atas, miring ke bawah atau mendatar. Pada waktu air mengalir dalam
pipa, akan timbul gesekan-gesekan antar molekul air dan gesekan-gesekan antara
air dengan dinding pipa. Hal ini mengakibatkan timbulnya kehilangan tekanan
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
(head loss) pada waktu air mengalir di dalam pipa. Besarnya kehilangan tekanan
dalam pipa tergantung dari:
1. Kekasaran dinding pipa makin kasar dinding pipa makin besar kehilangan
tekanannya,
2. Panjang pipa makin panjang pipa, makin besar kehilangan tekanannya,
3. Kecepatan air dalam pipa makin cepat air mengalir dalam pipa makin besar
kehilangan tekanannya,
4. Banyaknya perlengkapan (Accessories) pipa makin banyak perlengkapan pipa
makin besar kehilangan tekanannya.
Pipa yang digunakan dalam sistem plambing air minum harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Pipa yang terbuat dari bahan yang kuat menahan tekanan air,
2. Tidak mudah berkarat,
3. Tidak mudah bocor,
4. Tidak merubah kualitas air dalam pipa,
5. Tidak berubah kualitasnya oleh cuaca (terutama kalau pipa dipasang di luar
bangunan gedung).
Peralatan (Accessories) pipa harus terbuat dari bahan yang sama dengan
bahan pipa yang akan dipasang. Peralatan pipa diantaranya terdiri dari :soket,
knie, tee, reduser, croos, valve, dan Dop.
1. Soket: berfungsi untuk menyambung 2 (dua) pipa lurus,
2. Knie : berfungsi untuk menyambung 2 (dua) pipa berubah arah,
3. Tee : berfungsi untuk menyambung 3 (tiga) pipa yang bertemu,
4. Reduser: berfungsi untuk menyambung 2 (dua) pipa dengan garis tengah
berbeda,
5. Croos: berfungsi untuk menyambung 4 (empat) pipa lurus,
6. Valve: berfungsi untuk mengatur atau menutup aliran air,
7. Dop: berfungsi untuk menutup ujung pipa.
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
dalam tanah (ditanam), tetapi diletakkan di atas tanah dengan ketinggian sekitar
45 cm sampai 60 cm di atas tanah, agar tidak mudah terkotori, dan mudah untuk
pemeliharaan. (Poerbo, 1995 dalam Imam dan Fadillah, 2014)
Dalam pemasangan tangki air diperlukan ruang bebas yang cukup di
sekeliling tangki untuk pemeriksaan dan perawatan, seperti, di sebelah atas, di
sebelah dinding, dan di bawah dasar reservoir, agar supaya dapat dilakukan
pemeriksaan dan perawatan dengan baik. Ruang bebas tersebut
sekurangkurangnya 45 cm, tetapi lebih baik dibuat sekitar 60 cm agar
memudahkan pengecatan dinding luar tangki. (Poerbo, 1995 dalam Imam dan
Fadillah, 2014)
Menurut Poerbo (1995) dalam Imam dan Fadillah (2014), tangki-tangki
yang digunakan untuk menyimpan air minum harus dibersihkan secara teratur,
agar kualitas air minum tetap terjaga. Di samping itu sinar matahari tidak boleh
masuk atau menembus ke dalam tangki, agar lumut (ganggang) tidak tumbuh.
Disyaratkan juga agar tangki air bukan merupakan bagian struktural dari
bangunan, serta lokasinya tidak berdekatan dengan tempat pembuangan air kotor
atau kotoran lainnya. Serta lokasi tangki juga tidak boleh di tempat yang sering
didatangi orang, kecuali petugas yang akan melakukan perawatan dan
pembersihan.
Tangki air harus terbuat dari bahan sebagai berikut:
1. Tidak mudah bocor,
2. Tahan terhadap tekanan air,
3. Tahan terhadap perubahan cuaca (bila tangki air diletakkan di luar bangunan),
4. Tidak menyebabkan air berubah kualitasnya.
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
Di dalam tangki air tidak boleh ada air mati, jadi air yang masuk duluan harus
keluar duluan (antri). Ke dalam tangki air tidak boleh ada binatang atau serangga
yang masuk, oleh karena itu lubang ventilasi harus ditutup oleh bahan yang tidak
bisa ditembus serangga, tetapi udara bisa masuk (biasanya bahan yang digunakan
adalah kasa nyamuk) (Poerbo, 1995 dalam Imam dan Fadillah, 2014).
2. 6. Proyeksi Jumlah Kebutuhan Air Bersih
Menurut Linsley dan Joseph (1991) dalam Imam dan Fadillah (2014), untuk
memproyeksi
jumlah kebutuhan air bersih dapat dilakukan berdasarkan perkiraan
kebutuhan air untuk berbagai macam tujuan ditambah perkiraan kehilangan air.
Adapun kebutuhan air untuk berbagai macam tujuan pada umumnya dapat dibagi
dalam:
a. Kebutuhan Domestik
- Sambungan rumah
- Sambungan kran umum
b. Kebutuhan Non Domestik
- Fasilitas sosial (Masjid, panti asuhan, rumah sakit dan sebagainya)
- Fasilitas perdagangan/industri
- Fasilitas perkantoran dan lain-lainnya
Sedangkan kehilangan air dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:
1. Kehilangan air akibat faktor teknis, misalnya kebocoran dari pipa distribusi
2. Kehilangan air akibat faktor non teknis, antara lain sambungan tidak terdaftar,
kerusakan meteran air, untuk kebakaran dan lain-lainnya.
a. Kebutuhan Domestik
Merupakan kebutuhan air bersih untuk rumah tangga dan sambungan kran
umum. Jumlah kebutuhan didasarkan pada banyaknya penduduk, persentase yang
diberi air dan cara pembagian air yaitu dengan sambungan rumah atau melalui
kran umum. (Linsley dan Joseph, 1991 dalam Imam dan Fadillah, 2014)
Kebutuhan air per orang per hari disesuaikan dengan standar yang biasa
digunakan serta kriteria pelayanan berdasarkan pada kategori kotanya. Di
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
Apabila jumlah penghuni diketahui, atau ditetapkan, untuk sesuatu gedung maka
angka tersebut dipakai menghitung pemakaian air rata-rata sehari berdasarkan
“standar” mengenai pemakaian air per orang per hari untuk sifat penggunaan
gedung tersebut. Tetapi kalau jumlah penghuni tidak dapat diketahui, biasanya
ditaksir berdasarkan luas lantai dan menetapkan kepadatan hunian per luas lantai.
Luas lantai gedung yang dimaksudkan adalah luas lantai efektif, berkisar antara
55 sampai 80 persen dari luas seluruhnya. (Morimura dan Noerbambang, 1986)
Angka pemakaian air yang diperoleh dengan metode ini biasanya digunakan
untuk menetapkan volume tangki bawah, tangki atap, pompa, dan sebagainya.
Tabel 3 dapat digunakan sebagai referensi, tetapi harus diperiksa terhadap kondisi
pemakaian gedung yang dirancang.
Tabel 3. Pemakaian Air Minimum Sesuai Penggunaan Gedung
Jangka Waktu
Pemakaian
No. Penggunaan Gedung Pemakaian Air Rata- Satuan
Air
Rata Sehari (jam)
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
Jangka Waktu
Pemakaian
No. Penggunaan Gedung Pemakaian Air Rata- Satuan
Air
Rata Sehari (jam)
Gd. Pertunjukan,
14. 10 3 Liter/Kursi
Bioskop
15. Gd. Serba Guna 25 5 Liter/Kursi
Liter/Penumpang Tiba
16. Stasiun/Terminal 3 15
dan Pergi
Liter/Orang (Belum
17. Peribadatan 5 2
dengan Air Wudhu)
Sumber: Morimura dan Noerbambang. 1986. Perancangan dan pemeliharaan sistem plambing.
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
memberikan hubungan antara jumlah unit beban alat plambing dengan laju aliran
air, dengan memasukkan faktor kemungkinan penggunaan serentak dari alat-alat
plambing. (Morimura dan Noerbambang, 1986)
Gambar 6. Hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran.
Sumber: Morimura dan Noerbambang. 1986. Perancangan dan pemeliharaan sistem plambing.
Kurva (1) untuk sistem yang sebagian besar dengan katup penggelontor.
Kurva (2) untuk sistem yang sebagian besar dengan tangki penggolontor.
Untuk besarnya unit beban pada setiap alat plambing dapat dilihat pada Tabel
5 berikut.
Tabel 5. Unit Beban Alat Plambing
Unit Alat Plambing
Jenis
Jenis Alat Plambing Untuk
Penyediaan Air Untuk Umum
Pribadi
Kloset Katup gelontor 6 10
Kloset Tangki gelontor 3 5
Peturasan, dengan tiang Katup gelontor _ 10
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
Unit Alat Plambing
Jenis
Jenis Alat Plambing Untuk
Penyediaan Air Untuk Umum
Pribadi
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
Menentukan panjang pipa yaitu menentukan panjang tiap ruas pipa mulai dari
pipa utama, pipa horizontal dan vertikal serta pipa cabang.
3. Menentukan Diameter Rencana
Menentukan diameter dari setiap ruas pipa baik itu pipa utama maupun pipa
cabang.
4. Menentukan Panjang Total
Menentukan nilai head yaitu dengan cara memasukan nilai ekivalen yang
sesuai dengan ukuran diameter yang dierencanakan pada Tabel 6 kemudian
panjang pipa ditambah 25% dari pajang pipa tersebut.
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
8. Pengecekan
Yaitu mengecek apakah pipa rencana seseuai dengan pipa yang dihasilkan
dari nomogram dengan cara menarik garis lurus dari nilai hilang tinggi tekan ke
debit yang dibutuhkan sampai ke diameter.
2. 9. Sistem Penyediaan Air Panas
Menurut Morimura dan Noerbambang (1986) Sistem penyediaan air panas
adalah instalasi yang menyediakan air panas dengan menggunakan sumber air
bersih, dipanaskan dengan berbagai cara, baik langsung dari alat pemanas maupun
melalui sistem pemipaan. Seperti halnya untuk instalasi air bersih, peralatan air
panas juga harus memenuhi syarat sanitasi. Dalam garis besarnya ada dua macam
instalasi, yaitu instalasi lokal dan sentral. Instalasi mana yang akan dipilih pada
tahap perancangan bergantung pada beberapa faktor, antara lain:
• ukuran dan jenis penggunaan gedung,
• cara pemakaian air panas,
• harga peralatannya.
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
a. Pemanasan sesaat
Pada jenis ini air dipanaskan dalam pipa-pipa yang dipasang didalamnya
dengan sumber kalor dari listrik atau gas. Air yang telah dipanaskan melalui pipa-
pipa di dalamnya kemudian disalurkan langsung ke dalam alat plambing.
(Morimura dan Noerbambang, 1986)
b. Pemanasan simpan
Air bersih dipanaskan dalam suatu tangki yang dapat menyimpan air panas.
Dalam
jumlah yang tidak terlalu banyak. Volume tangki biasanya tidak lebih dari
100 liter. Sumber kalor yang digunakan dari listrik, gas atau uap panas.
(Morimura dan Noerbambang, 1986)
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
Sistem sirkulasi atau sistem tertutup, jaringan pipa tertutup jika keran-keran
tidak ada yang dibuka, air panas di dalam pipa utama akan disirkulasikan oleh
pompa menuju alat pemanas kembali. Dengan demikian air panas di dalam pipa
akan selalu terjaga panasnya meskipun alat plambing yang dilayani cukup jauh.
(Morimura dan Noerbambang, 1986)
2. 10. Cara Pemanasan
Menurut Morimura dan Noerbambang (1986), cara pemanasan air dapat
dilakukan
dengan cara pemanasan langsung dan pemanasan tidak langsung.
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
Tabel 8. Pemakaian Air Panas Pada Alat Plambing
Sumber: Morimura dan Noerbambang. 1986. Perancangan dan pemeliharaan sistem plambing.
Catatan:
Faktor pemakaian alat plambing untuk Rumah sakit dan hotel sebesar 25% ,
untuk Rumah pribadi, rumah susun dan kantor 30% sedangkan untuk pabrik dan
sekolah : 40% . (Morimura dan Noerbambang, 1986)
Untuk memperjelas pembahasan mengenai faktor pemakaian air dan jumlah
alat plambing dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
Tabel 9. Faktor pemakaian (%) dan jumlah alat plambing
Sumber: Morimura dan Noerbambang. 1986. Perancangan dan pemeliharaan sistem plambing.
𝛾 𝑎 .𝑄.ℎ 𝑝
P= .......................................................................................................... (1)
𝜂
Dimana:
P = daya pompa, dalam satuan watt.
Q = debit pemompaan, dalam satuan m3/detik
Hf = panjang pipa + 25% panjang pipa.
𝛾𝑎 = berat jenis air, dalam satuan kN/m3.
𝜂 = efisiensi pompa, tanpa satuan.
Efisiensi pompa untuk pompa yang relatif masih baru mempunyai efisiensi
85%, sedangkan pompa yang sudah lama efisiensinya berkisar 65%.
η=
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 WHP 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 ℎ𝑜𝑟𝑠𝑒 𝑝𝑜𝑤𝑒𝑟
= = = (85%~65%) ................................... (2)
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 BHP break horse power
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
2.15. 2. Penjadwalan
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Yang
dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam
hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta
rencana durasi proyek dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
Melakukan
durasi suatu kegiatan bisanya dilandasi volume pekerjaan dan
produktivitas crew/kelompok pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
(Radjatadoe, 2012).
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG