Anda di halaman 1dari 1

Diskusikan tentang fungsi rekrutmen politik yang dilakukan oleh partai politik?

Apakah
rekrutmen politik dilakukan partai politik untuk calon2 legislatif ditingkat lembaga perwakilan
baik di daerah maupun di pusat sudah mencerminkan tidak saja "keterwakilan" tetapi juga
kemampuan (kompetensi atau kapabilitas) sebagai wakil rakyat. Jelaskan!

Salah satu fungsi dari partai politik adalah melakukan rekrutmen politik. Partai politik
berfungsi untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan
politik sebagai anggota partai (political recruitment). Dengan demikian partai turut
memperluas partisipasi politik. Rekrutmen politik adalah proses pengisian jabatan-jabatan
pada lembaga- lembaga politik termasuk partai politik dan administrasi atau birokrasi oleh
orang- orang yang akan menjalankan kekuasaan politik (Suharno, 2004). Sedangkan
menurut Cholisin, rekrutmen politik adalah seleksi dan pengangkatan seseorang atau
kelompok untuk melaksanakan sejumlah peran dalam sistem politik pada umumnya
dan pemerintahan pada khususnya (Cholisin, 2007).

Menurut saya, pada saat sekarang ini rekrutmen politik dan kaderisasi partai politik adalah
salah satu penyebab utama turunnya tingkat kepercaan masyarakat terhadap partai politik,
dimana rekrutmen dilakukan secara instan. Rekrutmen politik hanya dibatasi untuk mengisi
daftar caleg menjelang pemilu. Alhasil nantinya mayoritas anggota legislatif terpilih bukan
berasal dari kader yang benar-benar paham garis perjuangan partai, melainkan kader
karbitan yang sengaja direkrut hanya untuk menghadapi momentum pemilu. Alternatif lain
dapat diduga bahwa partai tersebut memang tidak memiliki sistem rekrutmen dan kaderisasi
politik sama sekali. Kebutuhan pengisian jabatan di internal partai maupun jabatan publik
dilakukan secara instan dengan melibatkan kader-kader karbitan. Jika siklus ini terus
menerus terjadi, maka salah satu fungsi partai yaitu rekrutmen politik akan mengalami
permasalahan yang teramat parah..

Efek negatif hal tersebut adalah semakin antipatinya masyarakat terhadap keberadaan
parpol. Partisipasi politik masyarakat hanya bersifat memberikan suara saat pemilu,
kurangnya masyarakat yang menjadi anggota aktif parpol sangat mungkin disebabkan
karena persepsi “percuma menjadi kader parpol, toh nantinya kebanyakan yang akan
dicalonkan adalah artis atau pegusaha saja”.

Anda mungkin juga menyukai