Anda di halaman 1dari 16

BUKU PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
NUSA TENGGARA BARAT
KATA PENGANTAR

Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi ini disusun untuk menunjang mata


kuliah Farmakognosi dalam program studi Farmasi UNU NTB.
Diharapkan dengan buku ini, mahasiswa lebih memahami tata cara dan
prosedur pelaksanaan praktikum sehingga mahasiswa memiliki kemampuan melakukan
dan mengevaluasi hasil praktikum sesuai dengan teori dasar yang telah diberikan.
Semoga usaha ini dapat membantu tugas mahasiswa dalam menempuh studinya.
Sebagai akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada staf pengajar,
karyawan, asisten, dan sejawat lainnya yang telah memberikan saran dan bantuanya
hingga terbentuknya Buku Petunjuk ini.

Penyusun

Tim Prodi Farmasi


TATA TERTIB
DI LABORATORIUM

1. Praktikan wajib hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai, keterlambatan lebih


dari 5 menit sejak praktikum dimulai, praktikan dianggap tidak hadir.
2. Jika berhalangan hadir, praktikan harus dapat memberikan keterangan tertulis
yang resmi terkait dengan alasan ketidakhadirannya.
3. Praktikan memasuki ruang laboratorium dengan telah mengenakan jas
praktikum.
4. Praktikan wajib membawa lembar kerja praktikum dan perlengkapan praktikum.
5. Praktikan mengisi daftar absensi dengan menunjukkan segala sesuatu yang
wajib dibawa.
6. Praktikan tidak diperbolehkan makan, minum, atau merokok di dalam
laboratorium selama praktikum berlangsung.
7. Praktikan tidak diperkenankan memegang HP selama praktikum berlangsung.
8. Praktikan tidak diperbolehkan bergurau yang mengakibatkan terganggunya
kelancaran praktikum.
9. Praktikan bertanggung jawab atas peralatan yang dipinjamnya, apabila
memecahkan alat laboratorium, maka wajib menggantinya.
10. Setelah menggunakan alat dan bahan, praktikan wajib meletakkan kembali pada
tempatnya semula.
11. Praktikan tidak diperbolehkan membuang sampah ke dalam wastafel.
12. Jika akan meninggalkan ruang laboratorium, praktikan wajib meminta izin
kepada dosen.
13. Praktikan diwajibkan memakai pakaian yang sopan (bagi yang cowok
mengenakan baju ber krah).
14. Sebelum meninggalkan lab, praktikan wajib membersihkan dan merapikan
ruang Laboratorium.
PRAKTIKUM 1:
PENGENALAN MIKROSKOP DAN CARA PENGGUNAANNYA

Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)

Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Alat
ini dapat digunakan untuk mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih
kecil dari 0,1 mm. Berikut merupakan uraian tentang cara penggunaan bagian dan
spesifikasi mikroskop cahaya :

PROSEDUR OPERASI

a. Mengatur Letak Mikroskop


1. Mikroskop diletakkan dengan hati-hati di atas meja yang terjangkau badan
praktikan (tidak terlalu ke tepi atau ke tengah)
b. Mengatur Pencahayaan
1. Mikroskop dengan sumber cahaya matahari, lebih baik digunakan di meja
dekat jendela. Jangan meletakkan mikroskop di bawah sinar matahari
langsung.
2. Mikroskop dengan sumber cahaya lampu dari luar dipakai dengan memasang
lampu 15 cm di muka mikroskop.
3. Mikroskop dengan sumber cahaya tetap di dasar alat lebih mudah digunakan
dengan cara menekan tombol untuk menyalakan lampu.
4. Banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata pengamat dan untuk menerangi
objek diatur dengan memutar tombol pengatur diafragma. Makin lebar lubang
diafragma, makin banyak jumlah cahaya yang masuk, begitu juga sebaliknya

c. Menemukan Objek
1. Letakkan slide/preparat (sediaan bahan/spesimen) di atas meja mikroskop, tepat
di atas lubang. Jepitlah slide dengan penjepit. Pada saat itu, posisi tabung
berada pada jarak terjauh dengan meja mikroskop.
2. Pasanglah dengan tepat sampai terdengar bunyi “klik”.
3. Turunkan tabung sampai berjarak 1 cm dari atas objek dengan pemutar kasar.
(Ketika melakukan hal ini, jangan mengintai pada lensa okuler lebih dahulu).
4. Tempatkan lampu di depan cermin, jika memakai sumber cahaya dari luar.
Tempatkan mikroskop dekat jendela, jika memakai cahaya matahari. Nyalakan
tombol untuk menyalakan lampu, jika mikroskop sudah dipasangi lampu.
5. Aturlah banyaknya cahaya yang masuk dengan membuka diafragma iris dan
mengatur cermin (jika perlu).
6. Lihatlah melalui lubang pengamat. Carilah objek yang jelas dengan memutar
tombol pemutar halus naik atau turun.
7. Setelah didapatkan objek dengan bidang pandang yang jelas, putarlah cakram
mikroskop untuk mengarahkan lensa objektif perbesaran kuat tepat di atas
objek.
8. Agar diperoleh pandangan yang jelas, atur kembali melalui pemutar halus,
sambil mengamati melalui lubang pengintai.
PRAKTIKUM 2:
PENGENALAN DAN PENGAMATAN SIMPLISIA
SECARA ORGANOLEPTIS

A. Tujuan Praktikum
Pada akhir praktikum diharapkan mahasiswa dapat mengetahui
berbagai macam contoh simplisia yang digunakan dalam praktikum
farmakognosi.

B. Teori
Pengertian simplisia menurut Farmakope Indonesia Edisi III adalah
bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapun juga, kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia terbagi atas 3 golongan yaitu :
1. Simplisia Nabati
Simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat
tanaman atau gabungan antara ketiganya. Eksudat tanaman adalah isi sel yang
secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja
dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-
bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/ diisolasi dari
tanamannya.
2. Simplisia Hewani
Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni.

3. Simplisia Pelikan atau Mineral


Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan
atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan
belum berupa bahan kimia murni.

C. Cara Kerja
1. Sediakan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum
2. Siapkan bahan-bahan simplisia yang dibutuhkan
3. Amati secara organoleptis
4. Gambarkan simplisiayang anda amati

d. Data Simplisia
1. CURCUMAE DOMESTICAE RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Kunyit, kunir


Nama tanaman asal : Curcuma domestica (Val)
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri, zat warna kurkumin, pati, damar
Khasiat : Karminativa, antidiare, kolagoga, skabisida
Pemerian : Bau khas aromatik, agak pedas, lama –lama menjadi tebal
Bagian yang digunakan : Akar tinggal

2. CURCUMAE RHIZOMA ( FI )

Nama lain : Temu lawak, Koneng gede


Nama tanaman asal : Curcuma xanthorrhiza (Roxb)
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung felandren dan tumerol, zat
warna kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri tidak kurang
dari 8,2 % b/v
Khasiat : Kolagoga, antispasmodika
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa tajam dan pahit
Bagian yang digunakan : Kepingan akar tinggal

3. BAECKEAE FOLIUM

Nama lain : Daun jungrahab


Nama tanaman asal : Baeckeae frutescens
Keluarga : Myrtaceae
Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung eugenol, kariofilin, zat
penyamak, damar
Khasiat : Diuretika, obat sakit perut, muntah (emetika)
Pemerian : Berbau aromatik lemah, rasa pahit
Bagian yang digunakan : Daun

4. GUAZUMAE FOLIUM

Nama lain : Daun jatiblanda


Nama tanaman asal : Guazuma ulmifolia (Lamarck)
Keluarga : Sterculiaceae
Zat berkhasiat utama : Zat penyamak (tanin), lendir, damar
Khasiat : Astringen, obat langsing
Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa agak kelat
Bagian yang digunakan : Daun

5. ORTHOSIPHONIS FOLIUM

Nama lain : Daun kumis kucing, daun remujung, Java tea


Nama tanaman asal : Orthosiphon aristatus (BL) Miq, disebut juga Orthosiphon
grandiflorus (Bold) dan Orthosiphon stamineus (Benth)
Keluarga : Lamiaceae
Zat berkhasiat utama : Garam kalium, glukosida orthosiphon, minyak atsiri dan
saponin
Khasiat : Diuretika
Pemerian : Bau khas aromatik lemah, rasa agak asin, agak pahit dan
sepet
Bagian yang digunakan : Daun

6. PIPERIS FOLIUM

Nama lain : Daun sirih


Nama tanaman asal : Piper betle (L)
Keluarga : Piperaceae
Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung Fenol yang khas disebut
betelfenol atau aseptol
Khasiat : Anti sariawan, anti batuk, anti septik
Pemerian : Bau aromatik khas, rasa pedas khas
Bagian yang digunakan : Daun

7. SAPPAN LIGNUM

Nama lain : Kayu secang


Nama tanaman asal : Caesalpinia sappan (L)
Keluarga : Caesalpiniaceae
Zat berkhasiat utama : Brazilin, zat warna merah sappan, asam tanat, asam galat
Khasiat : Astringensia.
Pemerian : Tidak berbau, rasa kelat.
Bagian yang digunakan : Irisan -irisan kecil atau serutan - serutan kayu.

8. CORIANDRI FRUCTUS

Nama lain : Ketumbar


Nama tanaman asal : Coriandrum sativum (L)
Keluarga : Apiaceae
Zat berkhasiat utama : minyak atsiri yang mengandung koriandrol, terdapat pula
minyak lemak
Khasiat : bumbu masak, karminativa
Pemerian : buah yang diremas berbau aromatic, rasa khas lama-lama
agak pedas
Bagian yang digunakan : buah yang masak dan kering
9. CURCUMAE AERUGINOSAE RHIZOMA

Nama lain : Temu hitam


Nama tanaman asal : Curcuma aeruginosa (Roxb)
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri, pati, damar, lemak
Minyak atsiri tidak kurang dari 0,3 %
Khasiat : Bagian dari jamu, antirematik, karminativa
Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa sangat pahit, lama – lama
menimbulkan rasa tebal
Bagian yang digunakan : Kepingan – kepingan akar tinggal yang dikeringkan

10. CENTELLAE HERBA

Nama lain : Herba pegagan , daun kaki kuda


Nama tanaman asal : Centella asiatica (L) Ueban
Keluarga : Apiaceae
Zat berkhasiat utama : Campuran damar dan minyak atsiri yang disebut velarin, zat
mineral (alkali sulfat) , zat penyamak, glukosida
(asiatikosida)
Khasiat : Diuretika, amara, tonikum, astringensia, obat sariawan.
Pemerian : Bau lemah , aromatik, mula-mula tidak berasa lama-lama
agak pahit
Bagian yang digunakan : Seluruh tanaman.
11. APII GRAVEOLENTIS FOLIUM

Nama lain : Daun seledri


Nama tanaman asal : Apium graveolens
Keluarga : Apiaceae
Zat berkhasiat utama : Flavo-glukosida (apiin), zat pahit, minyak atsiri, vitamin,
kaolin, lipase
Khasiat : Memacu enzim pencernaan (stomakik), peluruh seni
(diuretika)
Pemerian : Bau aromatik, menimbulkan rasa tebal di lidah
Bagian yang digunakan : Daun

12. CYMBOPOGONIS FOLIUM

Nama lain : Daun sereh


Nama tanaman asal : Cymbopogon nardus (L) Rendle
Keluarga : Poaceae
Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung geraniol dan sitronelal
(campuran minyak tawon)
Khasiat : Karminativa, antispasmodika, antipiretika, amara, penghalau
serangga
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak pedas aromatic
Bagian yang digunakan : Daun
13. COFFEAE SEMEN

Nama lain : Biji kopi


Nama tanaman asal : Coffea arabica Linden ex de Wildem disebut juga Coffea
canephora piere ex Froehner varietas Robusta dan beberapa
spesies Coffea lainnya
Keluarga : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama : Kofein, asam kofeotanat, ksantin
Khasiat : antidota, antipiretika, diuretik
Pemerian : Bau aromatik khas, rasa pahit
Bagian yang digunakan : Biji yang telah disangrai dari buah masak

14. ALII SATIVI BULBUS

Nama lain : Bawang Putih


Nama tanaman asal : Allium sativum
Keluarga : Liliaceae
Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung; dialildisulfida 60 %,
alilpropil disulfida 6 %, alliin.
Khasiat : Antikolesterol
Pemerian : Bau khas, rasa agak pedas
Bagian yang digunakan : Umbi lapis

15. FOENICULI FRUCTUS

Nama lain : Buah adas


Nama tanaman asal : Foeniculum vulgare Mill
Keluarga : Apiaceae
Zat berkhasiat utama : minyak aatsiri mengandung nerol , fenkhon, atau zat pait,
metal khavikol,dan anisal dehida, dan minyak lemak
Khasiat : karmintiva, obat mulas dan obat gosok anak
Pemerian : bau khas aromatic dan rasa mirip chamfer
Bagian yang digunakan : buah yang telah masak
16. CUBEBAE FRUCTUS

Nama lain : Buah kemukus


Nama tanaman asal : Piper cubeba ( L.)
Keluarga : Piperaceae
Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri, asam kubebat, dammar, kubebin, piperin,
minyak lemak
Khasiat : Antidiare
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak pedas dan pahit
Bagian yang digunakan : Buah yang telah tua tetapi belum masak

17. EURYCOMAE RADIX

Nama lain : Akar Pasakbumi


Nama tanaman asal : Eurycoma longifolia (Jack)
Keluarga : Simarubaceae
Zat berkhasiat utama : Eurikomolakton, amaraloid, eurikomanol
Khasiat : Diuretika, antipiretika dan aprodiasiaka
Pemerian : Tidak berbau, mula-mula tidak berasa lama- lama agak pahit
Bagian yang digunakan : Akar

18. ARECAE SEMEN

Nama lain : Biji pinang, jambe


Nama tanaman asal : Areca catechu
Keluarga : Arecaceae
Zat berkhasiat utama : Alkaloida berupa arecolin, tannin, lemak
Khasiat : Memperkecil pupil mata, obat cacing (anthelmintika)
khususnya cacing pita, untuk makan sirih
Pemerian : Bau lemah, rasa kelat dan agak pahit
Bagian yang digunakan : Biji
19. ISORAE FRUCTUS

Nama lain : Buah puteran, kayu ules


Nama tanaman asal : Helicteres isora L
Keluarga : sterculiaceae
Zat berkhasiat utama : alkaloida
Khasiat : antidiare
Pemerian : tidak berbau dan tidak berasa
Bagian yang digunakan : buah

20. ABRI FOLIUM

Nama lain : Daun saga


Nama tanaman asal : Abrus precatorius
Keluarga : Papilionaceae
Zat berkhasiat utama : Glisirizin sampai 10 %, Gliserin tidak kurang 15 %, Ca-
Oksalat
Khasiat : Obat sariawan, obat batuk
Pemerian : Bau lemah, rasa agak manis, khas
Bagian yang digunakan : Anak daun pada ujungnya
ISTILAH DALAM FARMASI ARTI

Adstringen Memperkecil pori-pori/ menciut selaput lendir


Amara Penambah nafsu makan
Analgetik Menghilangkan / mengurangi rasa nyeri
Anhidrotika Mengurangi keluarnya keringat
Anoreksia Hilangnya nafsu makan
Antelmintik Obat cacing
Anti diabetika Untuk mengobati kencing manis
Anti diare Mengurangi frekuensi buang air besar
Anti fungi Membasmi jamur
Anti hemoroid Untuk mengobati wasir
Anti iritansia Mencegah perangsangan pada kulit dan selaput
lendir
Anti neuralgia Menghilangkan rasa sakit / nyeri di kepala
Antidotum Penawar racun
Antiemetic Menghilangkan rasa mual / Mengobati muntah
Antihipertensi Menurunkan tekanan darah
Antiinflamasi Anti peradangan
Antineoplastik Antikanker
Antioksidan Zat yang mampu memperlambat atau mencegah
proses oksidasi
Antipiretik Menurunkan demam
Antiseptik Membasmi kuman
Antispasmodik Meredakan kejang di bagian perut
Antitusif Meredakan batuk kering
Artritis Radang sendi terutama pada rheumatik
Cardiotonika Penguat kerja jantung
Desinfektan Mematikan hama
Diaforetik/sudorifik Meluruhkan / memperbanyak keluarnya keringat
Digestiva Merangsang pencernaan makanan
Dismenorhea Nyeri haid
Diuretik Peluruh air kencing
Diuretika Melancarkan keluarnya air seni / peluruh air seni
Ekspektoran Meredakan batuk berdahak
Emenagoga Memperbanyak keluarnya haid / peluruh haid
Emetik Menimbulkan muntah
Emolien Menghaluskan kulit
Gonorrhoe Kencing nanah
Hair tonik Memperkuat/ menumbuhkan rambut
Hemostatis Penghenti perdarahan
Insektisida Membunuh serangga
Karminatif Memperlancar buang angin / kentut
Kholagoga Peluruh batu empedu
Konstipasi Sembelit / susah buang air besar
Laksatif Pencahar / memperlancar BAB
Laktifuga Menghentikan/ mengurangi keluarnya air susu
Laktogoga Memperlancar keluarnya ASI
Laxantia, laksativa, purgativa Melancarkan buang air besar / pencahar
Mucolitik Mengencerkan dahak
Pertusis Batuk rejan / batuk seratus hari
Roboransia Obat kuat
Sedatif Obat Penenang
Skabicida Obat kudis
Skorbut Sariawan, gusi berdarah karena kekurangan vitamin
C
Stomakik Memacu enzim – enzim pencernaan
Udema Penimbunan cairan tubuh akibat gangguan
metabolisme elektrolit dan retensi
Vasodilatansia Memperlebar pembuluh darah

Anda mungkin juga menyukai