Anda di halaman 1dari 44

Farmakognosi Dasar Farmasi

Bahan Alam

apt. Errol Rakhmad Noordam, M.Farm

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Sejarah singkat perkembangan Farmakognosi

Pada kurang lebih 2500 tahun sebelum masehi, penggunaan tanaman obat sudah
dilakukan orang, hal ini dapat diketahui dari lempeng tanah liat yang tersimpan di
Perpustakaan Ashurbanipal di Assiria, yang memuat simplisia antara lain kulit
delima, opium, adas manis, madu, ragi, minyak jarak. Juga orang Yunani kuno
misalnya Hippocrates (1446 sebelum masehi), seorang tabib telah mengenal kayu
manis, hiosiamina, gentiana, kelembak, gom arab, bunga kantil dan lainnya. Pada
tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, menulis buku “Genera
Plantarum” yang kemudian merupakan buku pedoman utama dari sistematik
botani, sedangkan farmakognosi modern mulai dirintis oleh Martiuss. Seorang
apoteker Jerman dalam bukunya “Grundriss Der Pharmakognosie Des
Planzenreisches” telah menggolongkan simplisia menurut segi morfologi, cara-
cara untuk mengetahui kemurnian simplisia. Farmakognosi mulai berkembang
pesat setelah pertengahan abad ke 19 dan masih terbatas pada uraian
makroskopis dan mikroskopis. Dan sampai dewasa ini perkembangannya sudah
sampai ke usaha- usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik kromatografi
untuk tujuan analisa kualitatif dan kuantitatif.
•  
Prodi Sarjana Farmasi
Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Simplisia dan Ekstrak

• Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan
• Menurut " Materia Medika Indonesia" simplisia dibedakan menjadi tiga, yaitu:
simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan (mineral).
• Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan
atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan ialah isi sel yang secara spontan
keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari
selnya, atau senyawa nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
3
Stikes Indonesia Maju
Karakterisasi Simplisia

Simplisia sebagai produk hasil pertanian atau pengumpulan dari tumbuhan liar
(wild crop) memiliki kandungan kimia yang tidak terjamin selalu konstan karen
adanya variabel bibit, tempat tumbuh, iklim, kondisi (umur dan cara) panen, serta
proses pasca panen dan preparasi akhir.
Variasi senyawa dalam produk hasil panen tumbuhan obat disebabkan oleh
beberapa aspek sebagai berikut (Depkes RI, 2000):
a) Genetik (bibit)
b) Lingkungan (tempat tumbuh, iklim)
c) Rekayasa agronomi (fertilizer, perlakuan selama masa tumbuh)
d) Panen (waktu dan pasca panen)

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
4
Stikes Indonesia Maju
Karakterisasi Simplisia

Besarnya variasi senyawa meliputi baik jenis ataupun kadarnya, sehingga timbul
jenis (spesies) lain yang disebut kultivar Depkes(RI, 2000). Proses pemanenan dan
preparasi simplisia merupakan proses yang dapat menentukan mutu simplisia
dalam artian, yaitu komposisi senyawa kandungan, kontaminasi dan stabilitas
bahan (Depkes RI, 2000).

Karakterisasi suatu simplisia mempunyai pengertian bahwa simplisia yang akan


digunakan untuk obat sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam monografi terbitan resmi Departemen Kesehatan (Materia
Medika Indonesia). Sedangkan sebagai produk yang langsung di konsumsi (serbuk
jamu dsb) masih harus memenuhi persyaratan produk kefarmasian sesuai dengan
peraturan yang berlaku (Depkes RI, 2000). Karakterisasi simplisia meliputi uji
makroskopik, uji mikroskopik dan identifikasi simplisia (Depkes RI,1995).

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
5
Stikes Indonesia Maju
Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat


aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan
dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga
memenuhi baku yang telah ditetapkan (Depkes RI, 1995). Ada
beberapa jenis ekstrak yakni: ekstrak cair, ekstrak kental dan ekstrak
kering. Ekstrak cair jika hasil ekstraksi masih bias dituang, biasanya
kadar air lebih dari 30 %. Ekstrak kental jika memiliki kadar air antara 5-
30 % Ekstrak kering jika mengandung kadar air kurang dari 5 % (Voight,
1994).

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
6
Stikes Indonesia Maju
Ekstrak

• Faktor yang mempengaruhi ekstrak yaitu faktor biologi dan faktor kimia.
Faktor biologi meliputi: spesies tumbuhan, lokasi tumbuh, waktu
pemanenan, penyimpanan bahan tumbuhan, untur tumbuhan dan bagian
yang digunakan Sedangkan faktor kimia yaitu faktor internal : (jenis
senyawa aktif dalam bahan, komposisi kualitatif senyawa aktif, komposisi
kuantatif senyawa aktif, kadar total rata-rata senyawa aktif) dan faktor
eksternal (metode ekstraksi, perbandingan ukuran alat ekstraksi, ukuran
kekerasan dan kekeringan bahan, pelarut yang digunakan dalam ekstraksi,
kandungan logam berat, kandungan pestisida)
• Selain faktor yang mempengaruhi ekstrak, ada faktor penentu mutu ekstrak
yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu: kesahihan tanaman, genetik,
lingkungan tempat tumbuh, penambahan bahan pendukung pertumbuhan,
waktu panen, penangan pasca panen, teknologi si ekstraksi, teknologi
pengentalan dan pengeringan ekstrak, dan penyimpanan ekstrak

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
7
Stikes Indonesia Maju
Manfaat ilmu Farmakognosi dalam bidang farmasi dan
keterkaitannya dengan ilmu lain

Manfaat Farmakognosi dalam bidang farmasi


• Farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan kimia
sintesa, sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang
diuraikan dalam definisi Fluckiger. Sedangkan di Indonesia saat ini
untuk praktikum Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan
makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang seharusnya juga
mencakup identifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang
terkandung dalam simplisia dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke
arah sintesa.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
8
Stikes Indonesia Maju
Manfaat ilmu Farmakognosi dalam bidang farmasi dan
keterkaitannya dengan ilmu lain

Hubungan Farmakognosi Dengan Ilmu – Ilmu Lain


• Sebelum kimia organik dikenal, simplisia merupakan bahan utama yang harus
tersedia di tempat meramu atau meracik obat dan umumnya diramu atau
diracik sendiri oleh tabib yang memeriksa sipenderita, sehingga dengan cara
tersebut Farmakognosi dianggap sebagai bagian dari Materia Medika.
Simplisia diapotik kemudian terdesak oleh perkembangan galenika,
Pemurnian Sifat Fisika Sifat Kimia Fitofarmaka Fitomedisin Identifikasi
Karakterisasi Elusidasi Struktur Spektrofotometri sehingga persediaan
simplisia di apotik digantikan dengan sediaan – sediaan galenik yaitu, tingtur,
ekstrak, anggur dan lain – lain. Kemudian setelah kimia organik berkembang,
menyebabkan makin terdesaknya kedudukan simplisia di apotik - apotik.
Tetapi hal ini bukan berarti simplisia tidak diperlukan lagi, hanya tempatnya
tergeser ke pabrik - pabrik farmasi, Tanpa adanya simplisia di apotik tidak
akan terdapat sediaan-sediaan galenik, zat kimia murni maupun sediaan
bentuk lainnya, misalnya: serbuk, tablet, ampul, c

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
9
Stikes Indonesia Maju
Penamaan simplisia dan ekstrak

Kebanyakan simplisia yang beredar saat ini berasal dari tumbuhan.


Penamaan dari simplisia menggunakan bahasa Latin. Dalam ketentuan
umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati
ditulis dengan menyebutkan nama genus atau species nama tanaman,
diikuti nama bagian tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak
berlaku untuk simplisia nabati yang diperoleh dari beberapa macam
tanaman dan untuk eksudat nabati.
contoh : daun dewa dengan nama spesies Gynura procumbens maka
nama simplisianya disebut Gynurae Procumbensis Folium .Folium
artinya daun.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
10
Stikes Indonesia Maju
Cara Penyiapan Simplisia

1. Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilahan awal setelah pemanenan. Tujuan sortasi basah ini adalah untuk
menjaga simplisia dari tanaman lain dan dari pengotor seperti krikil, tanah serangga, dan lain-
lain.
2. Pencucian
Setelah disortir, berikutnya adalah pencucian. Pencucian sebaiknya menggunakan air PAM atau
ledeng bukan air sungai. Air sungai banyak kontaminannya. Setelah dicuci, berikutnya ditiriskan
untuk membuang sisa-sisa air.
Untuk bahan berupa rimpang, dapat ditambahkan kalium permanganat sebanyak seperdelapan
ribu yang berguna untuk menekan angka kuman.
3. Perajangan
Tujuan perajangan adalah untuk membuatnya lebih cepat kering. Perajangan ini sebaiknya
menggunakan pisau berbahan stainless steel dan bukan dari besi agar tidak ada reaksi antara
bahan dengan besi (redoks) Perajangan dapat menggunakan mesin atau manual. Yang perlu
diperhatikan adalah ketebalannya. Jika terlalu tebal, pengeringan memakan waktu lama dan
memungkinkan tumbuhnya jamur. Sedangkan jika terlalu tipis dapat memungkinkan hilangnya zat
berkhasiat yang hendak diambil.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
11
Stikes Indonesia Maju
Cara Penyiapan Simplisia

4. Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah untuk mencegah tumbuhnya jamur. Beberapa jamur dapat bersifat
aflatoksin atau dapat berbahayabagi tubuh yang mengkonsumsinya. Aflatoksin dari jamur
Aspergilus flavus dapat menyebabkan kanker hati.
5. Pengepakan
Pengepakan menyesuaikan dengan kondisi zat berkhasiat. Jika mengandung mintak atsiri maka
jangan disimpan di wadah plastik karena baunya menyerap di bahan plastik. Sebaiknya disimpan
dikarung goni agar mudah dipak, mudah dipindah dan disimpan (tinggal tumpuk). Pengepakan
harus diberi label agar mengetahui identitas, jumlah, mutu dan cara penyimpanan. Selain itu
informasi tanggal pengolahan juga harus tercantum agar mudah dalam pencatatan.
6. Penyimpanan
Tempat penyimpanan (gudang) juga harus memenuhi syarat seperti: harus bersih, tidak lembab,
sirkulasi udara yang baik, penerangan cukup dan matahari tidak masuk dengan bebas. Selain itu
juga dibuat agar terhindar dari banjir, serangga dan tikus yang dapat merusak simplisia.
Perlakukan sistem FIFO (first In First Out). Simplisia yang pertama kali masuk gudang yang
digunakan terlebih dahulu.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
12
Stikes Indonesia Maju
Karbohidrat

• Karbohidtat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang mengandung karbon,
hidrogen, dan oksigen. Kedudukan hidrogen dan oksigen berada dalam perbandingan dua-
satu, sama seperti yang terdapat dalam air. Sebelumnya dikira bahwa rumus empiris
karbohidrat yang beranggota enam atom C adalah C6.6HO2 sehingga dinamakan
karbohidrat. Namun, kemudian ternyata hal itu tidak benar. Rumus empiris dari karbohidrat
adalah C6H1206, sedangkan gugus fungsionalnya adalah gugus alkohol dan aldehida atau
keton.
• Dalamproses fotosintesis, karbohidrat merupakan produk metabolit primer pertama yang
terbentuk sehingga sangat cocok dijadikan titik tolak dalam setiap pembicaraan mengenai
konstituen dari obat nabati. Lagi pula, dengan reaksi-reaksi organik, karbohidrat dapat
disintesis oleh tanaman menjadi bermacam-macam konstituen yang lain.
• Dalam kehidupan manusia, karbohidrat sangat dibutuhkan karena bisa berperan sebagar
makanan (amilum), pakaian(selulosa), pemukiman (kayu, selluosa), kertas (sellulosa) dan
lain-lain. Sementata di bidang farmasi, karbohidrat banyak digunakan, antara lain sebagai
sirup, bahan pensuspensi kultur media bakteri, dan bahan tambahan dalam pembuatan
tablet. Itulah sebabnya karbohidrat dibicarakan dalam farmakognosi.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
13
Stikes Indonesia Maju
Klasifikasi Karbohidrat

Karbohidrat merupakan suatu polimer yang tersusun atas monomer-


monomer (satuan gula) yang disatukan dengan ikatan glikosidik.
Berdasarkan jumlah gulanya, karbohidrat dapat dibagi menjadi 4
golongan yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan
polisakarida.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
14
Stikes Indonesia Maju
Polisakarida

Polisakarida adalah polimer yang tersusun dari ratusan hingga ribuan


satuan monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik.
Polisakarida adalah karbohidrat, sehingga tersusun hanya dari atom
karbon(C),hidrogen(H), dan oksigen(O). Contoh polisakarida adalah pati,
glikogen, agarosa, dan selulosa. Beberapa polisakarida kompleks dapat
juga memiliki atom tambahan misalnya nitrogen, seperti pektin, kitin, dan
lignin. Polisakarida memiliki ukuran molekul yang besar sehingga
mudahsekali ditemukan variasi-variasi di dalamnya. Variasi ini sering dapat
dilihat perbedaannya melalui sifat-sifat fisiknya. Menurut strukturnya,
dikenal polisakarida lurus dan bercabang. Semakin banyak cabang yang
dimilikisuatu molekul membuat polisakarida tersebut cenderung lengket.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
15
Stikes Indonesia Maju
Klasifikasi Polisakarida

a. Homopolisakarida : Molekul-molekul ini hanya terdiri dari satu jenis


monosakarida.
Homopolisakarida yang hanya terdiri dari molekul glukosa dinamai
Glukan. Yang lainnya yang terdiri hanya molekul galaktosa
menghasilkan nama Galaktus. Dalam topik yang diberikan ini kita
hanya akan fokus pada Glukan.
b. Heteropolisakarida: Ini adalah molekul polisakarida yang terdiri dari
lebih dari satu jenis monosakarida

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
16
Stikes Indonesia Maju
Amilum, inulin, selulosa, gum

a. Amilum adalah senyawa organik yang tersebar luas sebagai


kandungan tanaman.
b. Inulin adalah polimer D-frukto-furanosa dengan residu-residu yang
berhubungan satu sama lain secara lurus oleh ikatan beta-2,1.
c. Selulosa adalah polisakarida yang merupakan komponen utama
penyusun dinding sel dalam tanaman.
d. Gum dan Musilago merupakan hidrokolid tanaman yang
digolongkanmenjadi garam-garam dari polisakarida maupun
polisakarida anionik dannonionik.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
17
Stikes Indonesia Maju
Glikosida

Glikosida adalah senyawa bahan alam yang terdiri atas gabungan dua
bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula.Bagian gula biasa disebut
glikon sementara bagian bukan guladisebut sebagai aglikon. Aglikon
memiliki rumus molekul yang sangat beragam, mulai dari turunan fenol
sederhana sampai ke kelompok triterpen. Ikatan antara molekul gula
dengan molekul nongula disebut ikatan glikosidik yang dapat berupa
ikatan eter, ikatan ester, ikatan sulfida dan ikatan C-C. Ikatan ini sangat
mudah terurai oleh pengaruh asam, basa, enzim, air, dan panas. Semakin
pekat kadar asam atau basa maupun semakin panas lingkungannya maka
glikosida akan semakin mudah dan cepat terhidrolisis. Saat glikosida
terhidrolisis maka molekul akan pecah menjadi dua bagian, yaitu bagian
gula dan bagian bukan gula. Dalam bentuk glikosida, senyawa ini larut
dalam pelarut polar seperti air.Namun, bila telah terurai maka aglikonnya
tidak larut dalam air karena larut dalam pelarut organik nonpolar.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
18
Stikes Indonesia Maju
Klasifikasi Glikosida

• Glikosida Saponin
• Glikosida Steroid
• Glikosida Antrakuinon
• Glikosida Sianopora
• Glikosida Isotiosianat
• Glikosida Flavonol
• Glikosida Alkohol
• Glikosida Aldehida
• Glikosida Lakton
• Glikosida Fenol

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
19
Stikes Indonesia Maju
Sifat glikosida secara umum

Glikosida berbentuk kristal atau amorf. Umumnya mudah larut dalam air
atau etanol encer (kecuali pada glikosida resin). Oleh karenanya, banyak
sediaan-sediaan farmasi mengandung glikosida umumnya diberikan dalam
bentuk eliksir, ekstrak, atau tingtur dengan kadar etanol yang rendah.
Larutan glikosida dalam air kadang-kadang bisa berasa pahit. Bersifat
memutar bidang polarisasi ke kiri dan tidak mereduksi larutan Fehling,
kecuali bila telah mengalami proses hidrolisis. Secara umum, glikosida
mudah larut dalam pelarut polar seperti air dan alkohol. Glikosida relatif
mudah mengalami hidrolisis baik oleh enzim glikosidase yang terdapat
dalam tumbuhan maupun oleh asam ataupun basa. Hidrolisis dapat
menyebabkan penurunan aktivitas farmakologi, oleh karena itu pada
umumnya tidak dikehendaki terjadinya hidrolisis dalam simplisia yang
mengandung glikosida.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
20
Stikes Indonesia Maju
Tanaman yang mengandung glikosida

• Kandungan zat glikosida dalam tanaman hanya beberapa persen saja,


selain itu juga terdapat kandungan zat senyawa lain seperti flavonoid,
polifenol, tanin, minyak atsiri, alkaloid, saponin, dan fenol. Kegunaan
glikosida dalam bidang farmasi dimanfaatkan sebagai anti asma, anti
stress, antikonvulsan dan bisa sebagai antivirus alami. Tanaman yang
mengandung glikosida tinggi memiliki tanda atau ciri yang perlu
berdasarkan penggolongan jenis tanaman.
• Glikosida biasanya banyak terdapat di bagian daun dan buah. Daun
yang mengandung glikosida memiliki ciri khas jadi tidak sembarangan
daun mengandung glikosida yang bermanfaat untuk kesehatan.
Sedangkan buah yang mengandung glikosida memiliki ciri bukan
buah musiman dan buah yang mengandung banyak air.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
21
Stikes Indonesia Maju
minyak menguap dan resin

Minyak atsiri (minyak esensial) adalah komponen pemberi aroma yang


dapat ditemukan dalam berbagai macam bagian tumbuhan. Istilah
esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau tanaman asalnya.
Dalam keadaan murni tanpa pencemar, minyak atsiri tidak
berwarna.Namun pada penyimpanan yang lama, minyak atsiri dapat
teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi
lebih tua(gelap). Untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak
atsiri harus terlindungidari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam
bejana gelas yang berwarna gelap

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
22
Stikes Indonesia Maju
Penggolongan Minyak Menguap

• Minyak Atsiri Hidrokarbon


• Minyak Atsiri Alkohol
• Minyak Atsiri Aldehid
• Minyak Atsiri Keton
• Minyak Atsiri Fenol
• Minyak Atsiri Eter-Fenolik
• Minyak Atsiri Oksida
• Minyak Atsiri Ester

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
23
Stikes Indonesia Maju
Manfaat Minyak Atsiri

Minyak atsiri digunakan sebagai bahan dasar kosmetik, parfum,


aromatherapy, obat, suplemen dan makanan. Penggunaan minyak
atsiri sebagai obat dan suplemen semakin diminati masyarakat seiring
berkembangnya produk-produk herbal.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
24
Stikes Indonesia Maju
Tanaman yang mengandung minyak atsiri

a. Nilam(Patchouli)
Minyak nilam bisa digunakan sebagai pengikat bahan-bahan pewangi seperti parfum dan
kosmetik.
b. Akar Wangi (Vetiver)
Akar wangi termasuk jenis rerumputan yang memiliki bau yang wangi dan khas. Dalam hal ini
akar wangi banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan kosmetik, parfum, dan bahan
pewangi sabun.
c. Sereh (Citronella)
Sereh termasuk dalam keluarga rumput-rumputan. Ada dua varietas pada sereh wangi yaitu
varietas Mahapegiri (java citronella oil) dan varietas Lenabatu (cylon citronella oil). Namun
yang menghasilkan minyak terbaik adalah varietas Mahapegiri. Minyak ini banyak digunakan
untuk pewangi sprays, sabun, disinfektans, bahan pengilap, pestisida nabati, hingga
peningkatan oktan BBM.
d. Cengkeh (Clove)
Tanaman cengkeh mempunyai keunikan tersendiri, dimana semua bagian pohon terdapat
kandungan minyak. Namun, kandungan minyak tertinggi pada bagian bunga yaitu 20%. Minyak
cengkeh banyak dijual dalam produk seperti eugenol asetat, eugenol, dimana sebagai bahan
pembuatan parfum.
e. Dan lain-lain.
Prodi Sarjana Farmasi
Departemen Ilmu Kesehatan
25
Stikes Indonesia Maju
Resin

Resin atau damar adalah suatu campuran yang kompleks dari sekret
tumbuh-tumbuhan dan insekta, biasanya berbentuk padat dan amorf
dan merupakan hasil terakhir dari metabolisme

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
26
Stikes Indonesia Maju
Penggolongan Resin

a. Damar sesungguhnya (resin), adalah zat padat yang amorf atau setengah
padat, tidak larut dalam air, tetapi larut di dalam alkohol atau pelarut
organik lainnya dan membentuk sabun dengan alkali. Biasanya di samping
zat-zat damar terdapat juga minyak menguap, hasil peruraian ester-ester
damar,zat warna,zat pahit dan sebagainya.
b. Damar gom (gummi resina), yaitu campuran alami dari gom,minyak dan
resin sering di sebut juga damar lendir. Contohnya asafoetida, Myrrha.
c. Oleoresin, yaitu campuran alami yang homogen dari resin di dalam minyak
menguap. Contohnya ; terpentin, Kanada balsam, cubeba dan sebagainya.
d. Balsamum adalah campuran dari resin dengan asam sinnamat atau
benzoat atau kedua-duanya, atau ester-ester dengan minyak menguap.
Contoh : benzoin,perubalsem, dan styrax. Istilah balsam atau balsamum
telah di gunakan secara salah tehadap beberapa oleoresin seperti kanada
balsem dan balsamum copaive

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
27
Stikes Indonesia Maju
Kegunaan Resin

• Resin berperan sebagai pengikat atau binder, yaitu bahan yang


berfungsi untuk mengikat pigmen pada permukaan bidang. Resin ini
bisa dikatakan berupa lem  yang melekatkan campuran pewarna ke
media yang akan di cat.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
28
Stikes Indonesia Maju
Contoh Simplisia

• Caricae radix (akar papaya)


• Imperatae rhizoma (akar alang-alang)
• Meuremiae tuber (Bidara upas)
• Guazumae folium (Daun jatiblanda)
• Andrographidis Herba (sambiloto)

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
29
Stikes Indonesia Maju
Pengertian dan sifat tannin

Tanin adalah senyawa fenol yang memiliki berat molekul 500-3000


daltons (Da). Tanin diklasifikasi atas dua kelompok atas dasar tipe
struktur dan aktivitasnya terhadap senyawa hidrolitik,yaitutanin
terkondensasi (condensed tannin) dan tanin yang dapat dihidrolisis
(hyrolyzable tannin). Tanin hidrolisis adalah tanin pada pemanasan
dengan asam klorida atau asam sulfat menghasilkan asam galat atau
asam elagat. Tanin terkondensasi adalah tanin pada pemanasan
dengan asam klorida menghasilkan phlobaphenes seperti
phloroglucinol.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
30
Stikes Indonesia Maju
Menurut (Browning, 1966) tanin memiliki beberapa sifat
yaitu sebagai berikut:

1. Dalam air membentuk larutan koloidal yang bereaksi asam dan


sepat .
2. Mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid.
3. Tidak dapat mengkristal.
4. Larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen.
5. Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan
protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
31
Stikes Indonesia Maju
Kegunaan Tanin

1. Sebagai pelindung pada tumbuhan pada saat masa pertumbuhan bagian


tertentu pada tanaman, misalnya buah yang belum matang, pada saat
matang taninya hilang.
2. Sebagai anti hama bagi tanaman sehingga mencegah serangga dan fungi.
3. Digunakan dalam proses metabolisme pada bagian tertentu tanaman.
4. Efek terapinya sebagai adstrigensia pada jaringan hidup misalnya pada
gastrointestinal dan pada kulit.
5. Efek terapi yang lain sebagai anti septic pada jaringan luka, misalnya luka
bakar, dengan cara mengendapkan protein.
6. Sebagai pengawet dan penyamak kulit.
7. Reagensia di Laboratorium untuk deteksi gelatin, protein dan alkaloid.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
32
Stikes Indonesia Maju
Contoh Tanaman yang mengandung Tanin

Tumbuhan mengandung tanin dapat digunakan sebagai antidiuretik


alami, maka dari itu banyak sekali yang mencari simplisia yang
mengandung tanin sebagai bahan penelitian skripsi mahasiswa.
Kebanyakan tanaman yang mengandung tanin mudah sekali dijumpai
di negara yang beriklim tropis seperti di Indonesia ini. Tanin
merupakan zat yang hampir ada di setiap tumbuhan cuma kadarnya
saja yang berbeda-beda. Tanin berfungsi sebagai antidotum alami
untuk menetralkan racun di dalam tubuh. Maka dari itu tanaman yang
mengandung senyawa tanin disebut juga tanaman obat.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
33
Stikes Indonesia Maju
Lipid

• Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi


sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut
dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut
dalam air.
• Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat
dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter.
• Lipid adalah ester asam lemak. Biasanya zat tersebut tidak larut
dalam air akan tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adaah
eter, chloroform, benzena, carbontetrachlorida, xylena, alkohol
panas, dan aseton panas.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
34
Stikes Indonesia Maju
Alkaloid

Alkaloid merupakan senyawa heterosiklis yang mempunyai atom N dan


bersifat basa, dapat larut dalam asam ( HCL ) membentuk garam,
mengendap dengan pereaksi Mayer. Kebanyakan berasal dari alam,
tapi ada juga yang dibuat sintesis, misalnya : Antipyrin, Pyramidon,
Codein, Apomorfin, dll. Kebanyakan adalah basa tersier. Alkaloid secara
umum mengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen yang
bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik.
Kebanyakan alkaloid berbentuk padatan kristal dengan titik lebur
tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Alkaloid dapat juga
berbentuk amorf atau cairan. Dewasa ini telah ribuan senyawa alkaloid
yang ditemukan dan dengan berbagai variasi struktur yang unik, mulai
dari yang paling sederhana sampai yang paling sulit.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
35
Stikes Indonesia Maju
Alkaloid

Dari segi biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam
amino yaitu ornitin dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik,
fenilalanin dan tirosin yang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan
triftopan yang menurunkan alkaloid indol. Reaksi utama yang
mendasari biosintesis senyawa alkaloid adalah reaksi mannich antara
suatu aldehida dan suatu amina primer dan sekunder, dan suatu
senyawa enol atau fenol. Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi
rangkap oksidatif fenol dan metilasi. Jalur poliketida dan jalur
mevalonat juga ditemukan dalam biosintesis alkaloid.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
36
Stikes Indonesia Maju
Penggolongan Alkaloid

Klasifikasi alkaloida dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara yaitu:


Berdasarkan jenis cicin heterosiklik :
• Golongan PiridinaPyridine adalah turunan dari aromatik heterocyclic,
senyawa organik denganrumus kimi C5H5N digunakan sebagai
pelopor ke Agrokimia dan obat-obatan,dan juga penting sebagai
larutan dan reagen. Hal ini terkait dengan struktur benzena dimana
CH diganti dengan atom nitrogen.
• Golongan PyrrolidinePyrrolidine, juga dikenal sebagai
tetrahidropirola, merupakan senyawa organikdengan rumus kimia
C4H9N. Ia merupakan senyawa amina siklik dengan cincin beranggora
lima yang terdiri dari empat atom karbon dan satu atomnitrogen

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
37
Stikes Indonesia Maju
• Golongan Isokulina Contohnya : Alkaloid Opium (papaverine,
narcotine, narceine), sanguinarine,hydrastine, berberine, emetine,
berbamine, oxyacanthine
• Golongan Kuinolina Contohnya: Kuinina, kuinidina, dihidrokuinina,
dihidrokuinidina,strychnine, br ucine, veratrine, cevadine
• Golongan TropaneContohnya : atropine, kokaina, ecgonine,
scopolamine, catuabine

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
38
Stikes Indonesia Maju
Berdasarkan jenis tumbuhan dari mana alkaloida ditemukan

Cara ini digunakan untuk menyatakan jenis alkaloida yang pertama-


tamaditemukan pada suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan cara ini,
alkaloida dapat dibedakanatas beberapa jenis yaitu aklakoida
tembakau, alkaloida amaryllidaceae, alkaloidaerythrine dan
sebagainya. Cara ini mempunyai kelemahan, yaitu : beberapa
alkaloidayang berasal dari tumbuhan tertentu dapat mempunyai
struktur yang berbeda-beda.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
39
Stikes Indonesia Maju
Berdasarkan asal-usul biogenetic

Cara ini sangat berguna untuk menjelaskan hubungan antara berbagai


alkaloidayang diklasifikasikan berdasarkan berbagai jenis cincin
heterosiklik. Dari biosintesaalkaloida, menunjukkan bahwa alkaloida
berasal hanya dari beberapa asam aminotertentu saja. Berdasarkan hal
tersebut, maka alkaloida dapat dibedakan atas tiga jenisutama, yaitu :
a) Alkaloida alisiklik yang berasal dari asam-asam amino ornitin dan
lisin.
b) Alkaloida aromatik jenis fenilalanin yang berasal dari fenilalanin,
tirosin dan3,4 – dihidrofenilalanin.
c) Alkaloida aromatik jenis indol yang berasal dari triptopan.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
40
Stikes Indonesia Maju
Sistem klasifikasi yang paling banyak diterima adalah
menurut Hegnauer

a. Alkaloida sesungguhnya
Alkaloida ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan
aktivitasfisiologis yang luas, hamper tanpa kecuali bersifat basa.
Umumnya mengandungnitrogen dalam cicin heterosiklik,
diturunkan dari asam amino, biasanya terdapatdalam tanaman
sebagai garam asam organik. Beberapa pengecualian
terhadapaturan tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolkhoat
yang bersifat bukan basa dantidak memiliki cicin heterosiklik dan
alkaloida quartener yang bersifat agak asamdaripada bersifat basa.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
41
Stikes Indonesia Maju
Sistem klasifikasi yang paling banyak diterima adalah
menurut Hegnauer

b. Protoalkaloida,
Merupakan amin yang relative sederhana dimana nitrogen asam
amino tidakterdapat dalam cicin heterosiklik. Protoalkaloida
diperoleh berdasarkan biosintesadari asam amino yang bersifat
basa. Pengeertian amin biologis sering digunakanuntuk kelompok
ini .
c. Pseudoalkaloida
Tidak diturunkan dari precursor asam amino. Senyawa ini biasanya
bersifat basa. Ada dua seri alkaloida yang penting dalam kelompok
ini yaitu alkaloidasteroidal dan purin.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
42
Stikes Indonesia Maju
Sifat Alkaloid

a. Sifat-Sifat Fisika
Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki
lebihdari 1 atom N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom
N ini dapat berupa amin primer, sekunder maupun tertier yang semuanya
bersifat basa (tingkatkebasaannya tergantung dari struktur molekul dan
gugus fungsionalnya) Kebanyakanalkaloid yang telah diisolasi berupa
padatan kristal tidak larut dengan titik lebur yangtertentu atau mempunyai
kisaran dekomposisi. Sedikit alkaloid yang berbentuk amorfdan beberapa
seperti; nikotin dan koniin berupa cairan. Kebanyakan alkaloid tidak
berwarna, tetapi beberapa senyawa yang kompleks, species aromatik
berwarna (contoh berberin berwarna kuning dan betanin berwarna
merah). Pada umumnya, basa bebasalkaloid hanya larut dalam pelarut
organik, meskipun beberapa pseudoalkalod dan protoalkaloid larut dalam
air. Garam alkaloid dan alkaloid quartener sangat larutdalam air.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
43
Stikes Indonesia Maju
Sifat Alkaloid

b. Sifat-Sifat Kimia
Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan
elektron pada nitrogen.Jika gugus fungsional yang berdekatan dengannitrogen bersifat
melepaskan elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaanelektron pada
nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa. Hingga trietilamin lebih basa daripada
dietilamin dan senyawa dietilamin lebih basa daripada etilamin.Sebaliknya, bila gugus
fungsional yang berdekatan bersifat menarik elektron (contoh;gugus karbonil), maka
ketersediaan pasangan elektron berkurang dan pengaruh yangditimbulkan alkaloid
dapat bersifat netral atau bahkan sedikit asam. Contoh ; senyawayang mengandung
gugus amida.
Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah
mengalamidekomposisi, terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil
dari reaksiini sering berupa N-oksida. Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi
dapatmenimbulkan berbagai persoalan jika penyimpanan berlangsung dalam waktu
yanglama. Pembentukan garam dengan senyawa organik (tartarat, sitrat) atau
anorganik (asam hidroklorida atau sulfat) sering mencegah dekomposisi. Itulah
sebabnya dalam perdagangan alkaloid lazim berada dalam bentuk garamnya.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
44
Stikes Indonesia Maju

Anda mungkin juga menyukai