NIM : 17111024110051
Soal
Jelaskan dan berikan gambar interaksi antara obat dengan reseptor pada sel di dalam tubuh :
Jawaban
Kanal ion merupakan protein penyusun pori yang mengontrol gradien konsentrasi
melintasi membran plasma (mengontrol potensial sel) dengan memungkinkan aliran ion
berdasarkan aliran elektrokimia. Mekanisme kerja kanal ion pertama kali dihipotesiskan
oleh ahli biofisika Alan Hodkin dan Andrew Huxley pada tahun 1951, yang menyatakan
bahwa ion bergerak melalui lubang di membran sebagai hasil daya elektrokimia. Lubang
yang dimasksud di sini bersifat selektif, yang artinya hanya ion tertentu yang boleh
melintasinya, misalnya natrium, kalium, kalsium dan lain sebagainya.
Lubang atau kanal akan membuka dan menutup secara random, tetapi pembukaan
secara kinetika dipengaruhi oleh voltase dan waktu. Hodkin dan Huxley membuktikan
bahwa untuk membuka dan menutup, kanal mengalami kondisi konformasi (perubahan
bentuk) sebagai berikut :
Kanal ion terdapat pada hampir setiap sel. Kanal ion berfungsi untuk transport
ion, pengaturan potensial listrik melintasi membran sel, serta sinyaling sel. Kanal ion
berperan penting dalam proses normal tubuh. Beberapa penyakit terkait dengan disfungsi
kanal ion misal aritmia jantung, diabetes, epilepsi, hipertensi, cystic fibrosis, dan lain-
lain.
1. Kanal Na+
2. Kanal K+
3. Kanal Ca2+
a. Kanal Na+
Fenitoin dan karbamazepin juga bekerja terhadap kanal Na. Kedua obat ini bekerja
dengan cara menstabilkan/memperlama fase inaktivasi kanal Na dimana akan
mengurangi firing rate, dengan demikian mengakibatkan impuls saraf tidak segera
dihantar dan sel saraf tidak mudah dipicu. Efeknya dapat mencegah kejang.
b. Kanal K+
Farmakologi
3. Depolarisasi membran
5. Influx Ca subsequent
c. Kanal Ca2+
Ion Ca2+ merupakan second messenger penting yang mengontrol fungsi seluler
termasuk kontraksi otot polos & otot jantung. Kanal Ca tergantung voltase (Voltage-
activated calcium channels) mengatur kadar Ca intraseluler dan berkontribusi dalam
sinyaling kalsium dalam berbagai jenis sel, baik sel tereksitasi atau non-eksitasi.
Pembukaan kanal ini terutama dipicu oleh depolarisasi potensial membran tapi juga
dimodulasi oleh berbagai hormon, protein kinase, protein posfatase, toksin dan obat.
Gambar berikut ini menampilkan struktur pembentuk pusat pori yang disusun
oleh subunit α.
Farmakologi
1. Phenylalkylamines (verapamil)
2. Benzothiazipines (diltiazem)
3. Dihydropyridines (nifedipine)
Reseptor ini biasa disebut juga dengan reseptor metabotropik, yang biasanya
berada di dalam membran sel dan responnya terjadi dalam hitungan detik. G-Protein
Coupled Receptors mempunyai rantai polipeptida tunggal dengan 7 heliks transmembran.
Transduksi sinyal terjadi dengan aktivasi protein G yang kemudian memodulasi/mengatur
aktivitas enzim atau fungsi kanal.
Reseptor jenis ini merupakan keluarga terbesar reseptor permukaan sel yang menjadi
mediator dari respons seluler seperti hormon, neurotransmiter, mediator lokal dan lain
sebagainya. Reseptor ini juga terhubung/terikat dengan protein G yang akan
menghubungkan reseptor dengan enzim atau kanal ion yang menjadi target aksinya.
Reseptor ini mengaktivasi rangkaian peristiwa yang mengubah konsentrasi satu atau lebih
suatu molekul signaling intraseluler atau second messenger yang kemudian akan
menimbulkan respons seluler.
Ada dua jalur transduksi signal pada reseptor yang terhubung protein G, yaitu
jalur adenilat siklase dan jalur fosfolipase, tergantung pada jenis protein G yang
terhubung. Macam-macam second messenger yang terlibat dalam transduksi signal dari
reseptor ini adalah cAMP, PKA, PKC, DAG, IP3, Ca2+.
Protein G
Protein G merupakan protein yang terdiri dari 3 rantai polipeptida, yaitu α, β, dan
γ. Rantai β dan γ membentuk kompleks βγ yang kuat yang membentuk protein G tadi
tertambat pada permukaan sitoplasmik membran plasma. Pada bentuk inaktif protein G
berada dalam bentuk suatu trimer dengan GDP terikat pada subunit α.
Jika suatu ligan berikatan dengan reseptor yang terikat pada protein G maka akan
terjadi proses signaling dengan perubahan dari GDP (Guanin Difosfat) menjadi GTP
(Guanin Trifosfat). Subunit α yang terikat dengan GPCR kemudian terdisosiasi dari
subunit βγ menjadi subunit yang aktif yang akan mengaktifkan adenilat siklase untuk
produksi cAMP. cAMP ini akan mengaktivasi PKA, PKA inilah yang akan mengatur
transkripsi gen untuk sintesis protein tertentu.
Berikut ini adalah gambar aktivasi GPCR (reseptor terkopling protein G) yang
meningkatkan produksi cAMP.
Contoh Reseptor Protein G adalah :
1. Reseptor angiotensin
2. Reseptor angiotensin muskarinik
3. Reseptor adrenergik
4. Reseptor Dpamin
4. Reseptor Intraseluler