Anda di halaman 1dari 18

DAUN KETEPENG CINA

(Cassiae alatae Folium)

Kelompok 9 :
Irawaty Rachman (70100114020)
Irmayani (70100114038)
Rasih Ayu Pratiwi (70100114056)
Nurasmita (70100114078)
• Cassiae Alatae Folium (Daun Ketepeng Cina)
• Cassiae Alatae Folium adalah daun
Cassia alata L., anggota suku
Caesalpiniaceae.
• Sinonim
• C. alata L. var. Perennis Pamp, C. alata L.
var. Rumphiana DC. C. bracteata L.f., C.
herpetica Jacq., C.
• Nama Daerah
• Sumatera: Daun kupang, daun kurap,
galinggang (Minangkabau); Jawa:
Katepeng kebo, katepeng badak,
katepeng cina; Sulawesi: Kupang-kupang
(Manado); Maluku: Saya mara, tabankun.
• Nama Asing
• Inggris: Ringworm bush, seven golden
candlesticks; Perancis: Dartrier;
Malaysia: Daun kurap, gelenggang,
ludanggan; Papua Nugini: Kabaiura,
levoanna, orere.

1. Morfologi
(BPOM RI. Acuan Sediaan Herbal Volume
6 Edisi 1. Jakarta. 2011; 11)
• Deskripsi Tanaman:
• Habitus berupa perdu, tinggi 1-5 m.
• Daun menyirip genap, poros daun tanpa kelenjar. Daun penumpu lama tetap tinggal
dengan pangkal lebar dan ujung meruncing, seperti kulit, merah coklat, panjang 6-9
mm.
• Anak daun 8-24 pasang; sepasang yang terbawah langsung di atas pangkal tangkai
daun, lebih kurang memeluk ranting, berjarak dengan pasangan berikutnya; yang
lebih atas memanjang sampai bulat telur terbalik, tumpul bertepi merah coklat, boleh
dikatakan gundul, 3,5-15 kali 2,5-9 cm/ ke arah ujung daun menjadi lebih besar.
• Tandan tidak bercabang; tangkai 10-20 cm; poros panjang lebih kurang 50 cm. Daun
pelindung pendek sebelum mekar rontok, oranye, lebih kurang 3 kali 2 cm.
• Kelopak berbagi 5 dalam. Daun mahkota kuning cerah. Benang sari: yang tertengah
dari 3 yang terbawah lebih pendek daripada yang kedua lainnya. Polongan di atas
tanda bekas kelopak bertangkai, menjauhi, hitam, dengan sayapnya 12-18 kali lebih
kurang 2,5 cm, membuka sepanjang sambungan perut. Biji 50-70.

(BPOM RI. Acuan Sediaan Herbal Volume 6 Edisi 1. Jakarta. 2011; 12)
• Habitat
• Dari Amerika, sangat banyak menjadi liar, tumbuh baik pada ketinggian
1-1400 m dpi.

• Simplisia:
• Simplisia berbau khas, lemah, mula-mula tidak berasa, lama-lama agak
kelat. Daun majemuk, helaian anak daun berwarna hijau muda sampai
hijau tua, bentuk jorong sampai bundar telur sungsang, panjang 3-15 cm,
lebar 2,5-9 cm/ ujung daun tumpul, pangkal daun miring, pinggir daun
rata. Tangkai anak daun lebih kurang 2 cm. Tulang cabang kadang-
kadang agak sejajar, ibu tulang daun dan tulang cabang jelas menonjol di
permukaan bawah.

(BPOM RI. Acuan Sediaan Herbal Volume 6 Edisi 1. Jakarta. 2011; 12)
• Indikasi untuk penyakit kulit
• Selama ini masyarakat memanfaatkan C. alata sebagai obat
untuk penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur,
seperti kurap, panu, kutu air, sariawan dan lain-lain. Secara
ilmiah, hal ini disebabkan karena adanya kandungan zat
kimia yang terdapat di dalam tumbuhan tersebut yang
bersifat antimikrobial.

(A.N.S. Thomas, 1992, Tanaman Obat Tradisional 2. Kanisius,


Yogyakarta).
• Kandungan Kimia
• Bagian daun tumbuhan ini mengandung senyawa kaempferol, kaempferol
glukopiranosida, kaempferol-3-O-gentobiosida, aloe emodin'1, rein, emodin, aloe-
emodin, krisopanol dan isokrisopanol, sitosterol, senosida A, B, C, b-fision, dan juga
mengandung kaemferol- 3-gentibiosida, asam krisopanat, adenin dan flavonoid.

(BPOM RI. Acuan Sediaan Herbal Volume 6 Edisi 1. Jakarta. 2011; 12).

• Tumbuhan C. alata dengan famili Leguminosae telah dilaporkan merupakan salah


satu famili tumbuhan penghasil senyawa fenolik yang kaya gugus hidroksil
khususnya golongan oligostilbenoid. Senyawa oligostilbenoid tersebut telah
dilaporkan mempunyai beberapa keaktifan biologis yang sangat menarik, seperti
antioksidan, antibakteri, antifungal, dan antihepatotoksik, sitotoksik inhibitor
enzim 5- reduktase, dan enzim asetilkolinestrase (Ge et al., 2006).

(Ge HM., Huang B., Tan SH., Shi da H., Song YC., Tan RX. 2006. Bioactive oligostilbenoids from
the stem bark of hopea axalata. J Nat Prod; 69(12):1800-2.)

2. Kandungan Senyawa
Alkaloid Glikosida Flavonoid Antrakuinon

Oligostilbenoid Kaemferol
• Kandungan glikosida antrakuinon pada daun ketepeng cina bersifat antifungi dikarenakan
terdapat –OH. Gugus ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan hifa jamur sehingga
pertumbuhan jamur menjadi terhenti. Hal ini menunjukkan adanya sifat fungistatik.

(Anwar AN. 2015. Manfaat Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L) Sebagai Antifungi pada Tinea Pedis. J Agromed
Unila; 4(2): 385-388).

• Kandungan (senyawa glikosida flavonoid pada daun ketepeng cina)


konsentrasi 0,01; 0,1 dan 1 mg/mL memberikan efek inhibisi pelepasan
histamin yang diinduksi dengan konkanavalin A, 5-lipooksigenase dan
siklooksigenase, dengan persentase inhibisi terbesar ditunjukkan pada
ekstrak daun ketepeng cina dosis 1 mg/mL, sedangkan senyawa
kaempferol-3-O-gentobiosida memiliki persen inhibisi yang rendah.

(BPOM RI. Acuan Sediaan Herbal Volume 6 Edisi 1. Jakarta. 2011; 12).

3. Mekanisme Kerja
• senyawa fenolik yang kaya gugus hidroksil khususnya golongan
oligostilbenoid memiliki mekanisme yaitu Penghambatan terhadap
fungsi membran sel Sitoplasma.

• semua sel hidup dibatasi oleh membran sitoplasma, yang berperan


sebagai barrier permeabilitas selektif, membawa transport aktif, dan
kemudian mengontrol komposisi internal sel. Jika fungsi integritas
membran sitoplasma dirusak, makromolekul dan ion keluar dari sel,
kemudian sel rusak atau terjadi kematian (Jawetz et al., 2001).

• Komponen bioaktif dapat mengganggu dan mempengaruhi


integritas membran sitoplasma, yang dapat mengakibatkan
kebocoran materi intraseluler, seperti senyawa phenol dapat
mengakibatkan lisis sel dan meyebabkan deaturasi protein,
menghambat pembentukan protein sitoplasma dan asam nukleat, dan
menghambat ikatan ATP-ase pada membran sel (Ardiansyah, 2007)
• Ketepeng cina memiliki zat aktif atau senyawa metabolit sekunder yang terkandung seperti

alkaloid dan flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans.

• Mekanisme kerja senyawa alkaloid pada ekstrak daun ketepeng cina dapat menghambat respirasi

sel jamur . Senyawa alkaloid dapat menghambat sintesis asam nukleat, protein dan membran

fosfolipid .

• Mekanisme kerja flavonoid dalam menghambat pertumbuhan jamur yakni dengan menyebabkan

gangguan permeabilitas membran sel jamur. Gugus hidroksil yang terdapat pada senyawa

flavonoid menyebabkan perubahan komponen organik dan transport nutrisi yang akhirnya akan

mengakibatkan timbulnya efek toksik terhadap jamur .

(Ismawati, Widyah. 2016. Pengaruh Emulgator Terhadap Stabilitas Krim Antifungi Daun Ketepeng

Cina. )
• Senyawa antrakuinon terutama turunan glikosidik dan
digunakan dalam pengobatan penyakit kulit akibat jamur.
• Mekanisme Kerja senyawa antifungi antrakuinon
glikosidik Ketepeng cina :
• Termasuk agen antijamur berspektrum luas (broad-spectrum
antifungal agent) yang menghambat pertumbuhan ragi
dengan mengubah permeabilitas membran sel,
menyebabkan kematian sel jamur.
• Kontraindikasi
• Penderita kasus obstruksi, radang usus akut, kolitis ulser, apendisitis dan nyeri abdominal
• Peringatan
• Belum ada data yang signifikan yang berhubungan dengan kehamilan namun sebaiknya
dihindari penggunaannya pada masa kehamilan dan menyusui serta anak-anak dibawah 12
tahun
• Efek yang Tidak Diinginkan
• Dapat menyebabkan hipokalemia atau hipokalsemia pada penggunaan kronik.10
• Interaksi Obat
• Dikarenakan memiliki efek laksatif, hindari penggunaan bersamaan dengan obat-obat laksan.
• Penyiapan dan Dosis
• Untuk pengobatan Ptyriasis versicolor. 100 g daun segar dicuci terlebih dahulu dengan
air bersih, kemudian dimasukkan ke dalam bejana stainlees Steel berisi 50 mL air, lalu
diremas-remas menggunakan tangan. Setelah itu daun diperas dan disaring sehingga di
dapat ekstrak daun segar. Ekstrak daun segar dioleskan pada kulit yang terinfeksi.
Penggunaan ekstrak ini biasanya digunakan 2 jam sebelum tidur. Bilas pada keesokan
harinya menggunakan air tanpa menggunakan sabun

(BPOM RI. Acuan Sediaan Herbal Volume 6 Edisi 1. Jakarta. 2011; 12)

4. Farmakologi
• Indonesia sudah terkenal merupakan negara yang kaya bahan alam.
Salah satu bahan alam yang memiliki potensi untuk diteliti adalah
Ketepeng Cina (Cassia alata L.).

• Selama ini ketepeng cina banyak dimanfaatkan secara tradisional,


antara lain adalah sebagai antiparasit, laksan, kurap, kudis, panu,
eksem, malaria, sembelit, radang kulit bertukak, sifilis, herpes,
influenza, antinflamasi dan bronchitis.
(Kusmardi, Kumala S, Triana EE. Efek Imunomodulator Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia Alata)
terhadap Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Makrofag. Jakarta:UI.2007)

• Masyarakat menggunakan daun ketepeng cina secara tradisional


dengan cara digosokkan pada kulit yang sakit atau ditumbuk sampai
lumat lalu ditempelkan pada kulit yang sakit.

4. Patofisiologi Penyakit
• Ulkus pada mukosa mulut sering disebut sebagai sariawan oleh masyarakat Indonesia.
• Sariawan dapat menimbulkan rasa nyeri dan rasa tidak nyaman yang dapat mengganggu
asupan nutrisi dan kualitas hidup penderitanya sehingga perlu perawatan (Gallo dkk., 2009;
Vadivelu, 2014).
• Vitamin, obat kumur antiseptik, steroid topikal, dan imunomodulator sistemik merupakan
berbagai obat-obatan yang dianjurkan untuk mengobati ulkus mulut sesuai dengan faktor
penyebabnya. Antiseptik dan anestesi topikal dapat diberikan untuk kasus ringan yang
berfungsi untuk mengurangi rasa sakit (Gayford, 1990; Lewis dan Lamey, 1998).
• SAR (Stomatitis Aftosa Rekuren) dibagi menjadi 4 tahap yaitu premonitori, pre-ulseratif,
ulseratif dan penyembuhan.
• Tahap premonitori, terjadi pada pada 24 jam pertama perkembangan lesi SAR. Pada waktu
prodromal, pasien akan merasakan sensasi mulut terbakar pada tempat dimana lesi akan muncul.
Secara mikroskopis sel-sel mononuklear akan menginfeksi epitelium, dan edema akan mulai
berkembang.
• Tahap pre-ulserasi, terjadi pada 18-72 jam pertama perkembangan lesi SAR. Pada tahap ini, makula
dan papula akan berkembang dengan tepi eritematous. Intensitas rasa nyeri akan meningkat sewaktu
tahap preulserasi ini.
• Tahap ulseratif, akan berlanjut selama beberapa hari hingga 2 minggu. Pada tahap ini papula-papula
akan berulserasi dan ulser itu akan diselaputi  oleh lapisan fibromembranous yang akan diikuti oleh
intensitas nyeri yang berkurang.
• Tahap penyembuhan, terjadi pada hari ke-4 hingga 35. Ulser tersebut akan ditutupi oleh epitelium.
Penyembuhan luka terjadi dan selalu tidak meninggalkan jaringan parut dimana lesi SAR pernah
muncul. Oleh karena itu, semua lesi SAR menyembuh dan lesi baru berkembang.

5. Patofisiologi Sariawan
• Gejala dari sariawan umumnya berupa sensasi prodromal seperti
rasa terbakar, gatal, menyengat, dan nyeri apabila berkontak fisik
dengan makanan dan minuman asam.Nyeri yang paling sering
terjadi diawali terbentuknya ulser dan kemudian mereda setelah
berlangsung proses penyembuhan. Jika ada lesi di lidah, aktivitas
berbicara dan mengunyah dapat menjadi tidak nyaman.
(Beguerie JR, Sabar M. Recurrent aphthous stomatitis: an update on etiopathogenia and treatment. J
Dermatol Nurse’s Assoc 2015; 7: 8-12).
• Rasa nyeri sering menjadi keluhan utama penderita ulkus akut
sehingga diperlukan obat pereda nyeri. Rasa nyeri disebabkan
karena reaksi inflamasi.
• Reaksi inflamasi menimbulkan reaksi vaskuler dalam tubuh karena
kebutuhan cairan, senyawa-senyawa terlarut, maupun sel-sel untuk
menuju jaringan jejas (Nugroho dkk., 2007).
• Reaksi vaskuler yang ditimbulkan akan menyebabkan gangguan
sirkulasi darah karena kerusakan jaringan, meningkatnya aliran
kapiler, perangsangan reseptor nyeri, proliferasi sel dan migrasi
leukosit ke daerah inflamasi.
• Penyakit Pityriasis versicolor merupakan infeksi jamur superfisial yang paling
sering ditemukan. Prevalensi Pityriasis versicolor di Amerika Serikat diperkirakan
2-8% dari semua penduduk. Penyakit ini sering ditemukan pada usia 13-24 tahun.
• Di Indonesia angka kejadian di Indonesia belum diketahui tetapi di Asia dan
Australia pernah dilakukan percobaan secara umum pada tahun 2008 didapatkan
angka yang cukup tinggi karena dukungan oleh iklim di daerah asia
(Mustofa A. 2014. Prevalensi Dan Faktor Resiko Terjadinya Pityriasis versicolor Pada Polisi Lalu Lintas Kota
Semarang. Skripsi. Semarang: UniversitasDiponogero.).

• Etiologi
• Ragi oportunistik dari genus Malassezia adalah sebagian dari flora normal dari kulit manusia.
Malassezia adalah jamur lipofilik yang terikat dengan berbagai jenis penyakit terutama Pityriasis
versicolor, infeksi superfisial kronis, jinak dan berulang yang umumnya terjadi didaerah tropis dan
subtropis .

(Sham M., Rasaee MJ., Moosavi M., Razzaghi M. 2001. Indentificatoin Of Malassezia Species in Patients With
Pityriasis Versicolor Submitted to the Razi Hospital in Tehran. Iranian Biomedical Jurnal; 5(4) 121- 126.).

6. Patofisiologi Panu
Patogenesis Jamur Malassezia furfur

• Jamur Malassezia furfur adalah jamur yang bersifat lipofilik dimorfik yang membutuhkan lipid
untuk pertumbuhannya. Manusia terinfeksi bila jamur Malassezia melekat pada kulit. Awal
infeksi jamur tampak sebagai sel ragi dan berubah menjadi patogen setelah ragi menjadi
miselium sehingga menyebabkan tumbuhnya lesi
(Purwani H. 2013. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L) Terhadap Pertumbuhan Jamur
Malassezia furfur Penyebab Penyakit Panu. Karya Tulis Ilmiah . Lampung: Poliklinik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Tanjung Karang.).

• Malassezia sebagai bagian dari flora normal kulit, akan menjadi patogen dengan merubah diri
menjadi miselium. Perubahan ini mungkin dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kelembaban,
suhu tinggi, hiperhidrosis, ketentanan keluarga dan imunosupresi
(Gupta AK., Foley KA. 2015. Antifungal Treatment for Pityriasis Versicolor. J Fungi; 1 13- 29.).

• Patogenesis dari makula hipopigmentasi oleh terhambatnya sinar matahari yang masuk ke
dalam lapisan kulit akan mengganggu proses pembentukan melanin, adanya toksin yang
langsung menghambat pembentukan melanin, dan adanya asam azeleat yang dihasilkan oleh
Pityrosporum dari asam lemak dalam serum yang merupakan inhibitor kompetitf dari tirosinase
kemudian akan terjadi perubahan warna pada kulit (panu)
(Partogi D. 2008. Pityriasis Versikolor dan Diagnosis Bandingnya. E-respiratory Universitas
Sumatera Utara.).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai