Anda di halaman 1dari 10

ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN

SA
DR. IR. SUBAGYO PRAMUMIJOYO, DEA
DR. IR. I WAYAN WARMADA

1 . PENDAHULUAN

YA
Di dalam kehidupan kita s ehari-hari, tekno lo gi telah m em perm udah pekerjaan kita,
m ulai penyediaan energi s am pai dengan pem enuhan kebutuhan ringan harian. Kehadi-
ran s ebagian dari tekno lo gi diras akan telah m erubah kebias aan-kebias aan m as yarakat
yang terkadang juga m em pengaruhi tata nilai yang telah ada. Kelahiran tekno lo gi ko n-
tras eps i dan clo ning m is alnya; telah m enim bulkan dilem a m o ral di dalam m as yarakat,
dem ikian juga kehadiran penyakit s api gila yang m eres ahkan m as yarakat internas io nal
ada yang m enduga s ebagai akibat pakan ternak has il rekayas a (genetika).
KA
Di balik kelahiran s uatu tekno lo gi, hadir s o s o k rekayas awan yang kreatif, ino vatif
dan s elalu m encari pem ecahan s uatu m as alah yang hadir di dalam m as yarakatnya. Se-
cara tidak langs ung, perubahan tata nilai di dalam m as yarakat s angat tergantung an-
tara lain kepada s ikap m o ral s eo rang rekayas awan. Keputus an s eo rang rekayas awan di
dalam s uatu perancangan kelak dapat m em pengaruhi perangai ratus an bahkan jutaan
jiwa s ekaligus . Oleh karena itu, m as alah etika m enjadi bagian yang s angat penting bagi
s eo rang rekayas awan.
RE
Kepedulian etis di kalangan rekayas awan baru lahir pada akhir abad ke-1 9 . Etika
rekayas a dipaham i s ebagai daftar atau rum us an anjuran-anjuran res m i dalam bentuk
ko de, petunjuk, dan o pini dari o rganis as i-o rganis as i pro fes i. Telaah im plikas i rekayas a
bagi um um baru dim ulai pada tahun 1 9 7 0 -an dan etika rekayas a pun m enjadi kajian
interdis ipliner yang m elibatkan teo ri fi ls afat, ilm u s o s ial, hukum , dan bis nis . Selanjut-
nya, artikel-artikel tentang etika rekayas a dalam arti luas baru diterbitkan pada tahun
1 9 8 1 -an terutam a o leh Business a nd Professiona l Ethics Journa l (Martin & Schinz inger,
1 9 9 4 ).
IKA

Perhatian terhadap etika rekayas a bo leh dikatakan terlam bat, hal ini terjadi kare-
na m as yarakat m enganggap rekayas awan s ebagai alat pro duks i s aja, bukan s ebagai
s eo rang pengam bil keputus an yang bertanggungjawab. Saat ini s ebagian m as yarakat
telah m em aham i bahwa pro s es dan pro duk kerekayas aan (tekno lo gi) m erupakan has il
dari kreativitas pers o nal. Juga telah dis adari bahwa nilai m o ral, perilaku dan kem am -
puan s ang rekayas awan akan s angat m em pengaruhi nilai kreas inya; s em akin baik nilai
m o ral s eo rang rekayas awan, bias anya s em akin tinggi nilai kes elam atan penggunaan
has il rekayas anya.
Berangkat dari kes adaran ters ebut di atas , etika rekayas a m enjadi hal yang pent-
ing dan perlu s elalu dikaji o leh s eo rang rekayas awan agar m em aham i batas -batas
ET

tanggungjawabnya. Dengan s tudi etika rekayas a s eo rang rekayas awan diharapkan


dapat m eningkatkan kem am puan penalarannya agar lebih efektif di dalam m encari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan m o ral. Jadi tujuan etika rekayas a adalah un-
tuk m eningkatkan o to no m i m o ral, yaitu kem am puan untuk berpikir s ecara ras io n-
al tentang is u-is u m o ral berlandas kan kaidah-kaidah m o ral yang berlaku (Martin &
Schinz inger, 1 9 9 4 ).
1
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN 2

2 . D EFINISI ETIKA REKAYASA


Etika rekayas a bis a didefi nis ikan s ebagai berikut.
(1 ) Studi tentang s o al-s o al dan keputus an m o ral yang m enghadang individu dan

SA
o rganis as i yang terlibat s uatu rekayas a.
(2 ) Studi tentang pertanyaan-pertanyaan yang erat berkaitan s atu s am a lain
tentang perilaku m o ral, karakter, cita-cita, dan hubungan o rang-o rang dan
o rganis as i-o rganis as i yang terlibat dalam pengem bangan tekno lo gi (Martin &
Schinz inger, 1 9 9 4 ).
Jadi jelas o byek s tudi rekayas a adalah perm as alahan m o ral yang berkait erat den-

YA
gan kerekayas aan. Rekayas a pada kenyataannya lebih banyak berlangs ung di dalam
perus ahaan-perus ahaan yang m encari keuntungan, dan perus ahaan-perus ahaan di-
m aks ud tertanam di dalam s truktur m as yarakat dan peraturan pem erintah yang rum it,
s ehingga perm as alahan atau as pek-as pek m o ral di dalam rekayas a m enjadi s em akin
ko m pleks .
Menim bang keterkaitan banyak pihak di dalam rekayas a; m ulai dari pem ilik ide, per-
ancang s am pai dengan pengguna tekno lo gi; m aka etika rekayas a dapat didefi nis ikan
pula s ebagai berikut: Etika rekayasa adalah s tudi tentang perm as alahan dan perilaku
KA
m o ral, karakter, cita-cita o rang s ecara individu dan ataupun s ecara berkelo m po k yang
terlibat dalam perancangan, pengem bangan dan penyebarluas an tekno lo gi.
Di dalam pem bahas an etika rekayas a s elanjutnya akan dibagi m enjadi beberapa hal,
yaitu: etika, rekayas a dan tekno lo gi yang m erupakan kata kunci di dalam defi nis i etika
rekayas a.

3 . ETIKA
RE
Kata etika beras al dari bahas a Yunani etho s yang s ecara s em pit berarti aturan atau
tindakan s us ila (Runes , 1 9 8 1 ). Kata etho s diperkirakan telah dikenal paling tidak s ejak
5 abad SM (s ebelum Mas ehi) dan telah ditulis o leh para fi ls o f Yunani s eperti Aris -
to teles , Plato dan So krates . Menurut para fi ls o f Yunani s aat itu, etho s m em iliki arti
perilaku adat is tiadat (Bo urke, 1 9 6 6 ). Ses eo rang dikatakan baik atau buruk bukanlah
dilandas kan atas s atu tindakannya s aja, m elainkan atas das ar po la tindakannya s ecara
um um . Jika arti etho s adalah perilaku adat is tiadat m aka dapat ditafs irkan bahwa hal
IKA

ini s udah dikenal jauh lebih lam a lagi s eus ia kitab-kitab kuno yang telah ada pada abad
ke 2 5 SM yang m enjadi das ar ajaran etika Kho ng Fu Cu (Sugianto no , 1 9 9 8 ).
Etika juga diartikan pula s ebagai fi ls afat m o ral yang berkaitan dengan s tudi tentang
tindakan-tindakan baik ataupun buruk m anus ia di dalam m encapai kebahagiaannya.
Apa yang dibicarakan di dalam etika adalah tindakan m anus ia, yaitu tentang kualitas
baik (yang s eyo gyanya dilakukan) atau buruk (yang s eyo gyanya dihindari) atau nilai-
nilai tindakan m anus ia untuk m encapai kebahagiaan s erta tentang kearifannya dalam
bertindak (Bo urke, 1 9 6 6 ).
Pendekatan s tudi etika ada dua, yaitu: pendekatan teo ritis yang berkaitan dengan
analis is ps iko lo gi dan s o s io lo gi, dan pendekatan praktis yang lebih cenderung m em -
ET

bicarakan petunjuk tentang etika daripada alas an-alas an teo ritis tentang etika, s ehing-
ga etika pun dapat dipis ahkan m enjadi dua bagian, yaitu yang berkaitan dengan nilai
(axio lo gi) dan yang berkaitan dengan keharus an (o bligas i atau deo nto lo gi).
Menurut Runes (1 9 8 1 ) ada dua pertanyaan penting tentang nilai kebaikan. Per-
tanyaan pertam a adalah tentang arti s uatu nilai dan s tatus s uatu kebaikan. Apakah
kebaikan itu bis a didefi nis ikan atau tidak; jika ya bagaim ana. Dari s tatus nya apakah
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN 3

kebaikan itu s ubyektif atau o byektif, relatif atau abs o lut. Pertanyaan kedua adalah
tentang apa yang dis ebut dengan baik dan adakah yang lebih baik.
Strike & So ltis (1 9 8 5 ), m engem ukakan dua tipe teo ri tentang etika, yaitu: teo ri Ko n-

SA
s ekuen (Consequentia list Theory) dan Teo ri Nir-ko ns ekuen (Nonconsequentia list Theo-
ry).
• Teo ri Ko ns ekuen yang dipelo po ri o leh fi ls o f Inggris Jerem y Bentham (1 7 4 8 -
1 8 3 2 ) dan Jo hn Stuart Mill (1 8 0 6 -1 8 7 3 ), m enyatakan bahwa m as alah berm o ral
atau tidak, ditentukan berdas arkan ko ns ekuens i tindakan ters ebut. Di dalam
teo ri ini, untuk m em ilih apakah akan m engerjakan pilihan A atau B, dibutuhkan
pengetahuan tentang ko ns ekuens i pekerjaan A dan B, s erta pengetahuan ten-

YA
tang s et ko ns ekuens i yang terbaik. Pengertian baik itu s endiri akan berbeda
s atu terhadap yang lain, m is al: pengikut aliran hedo nis m e akan m enyatakan
bahwa apa yang dianggap baik adalah kes enangan (plea sure) atau kebahagiaan,
tetapi hal itu bis a bukan yang terbaik bagi o rang lain. Aplikas i s o s ial hedo nis m e
di dalam m as yarakat adalah Utilitarianisme yang do ktrinnya m enyatakan bah-
wa kebijakan s o s ial harus ditentukan o leh has il terbaik yang dapat diberikan
kepada yang terbanyak. Kebijakan s o s ial akan dianggap baik jika akibat kebi-

KA
jakan ters ebut berm anfaat bagi o rang banyak.
• Teo ri Nir-ko ns ekuen, dipelo po ri o leh fi ls uf Jerm an Im m anuel Kant (1 7 2 4 -1 8 0 4 ),
m em iliki ide m o ral ham pir s am a dengan tepa selira di Jawa yang dapat diter-
jem ahkan s ebagai berikut: perlakukanlah o rang lain s eperti m ereka m em per-
lakukan kam u. Di dalam kehidupan s ehari-hari s ering dinyatakan ke dalam
nas ehat-nas ehat, m is al: jika tidak m au ditipu janganlah m enipu; jika tak m au
kecurian janganlah m encuri, s ehingga hukum m o ral yang diajukan bers ifat uni-
vers al dan berlaku bagi s em ua o rang tanpa perkecualian.
RE
Pem bagian etika yang lain adalah berdas arkan tujuan akhir yang ingin dicapai o leh
m anus ia baik s ebagai individu, s ebagai anggo ta keluarga ataupun s ebagai warga ne-
gara, s ehingga dikenal etika individu, etika keluarga, dan etika negara. Tujuan akhir
individu tentu s aja tidak s elalu identik dengan tujuan akhir s uatu negara (Bo urke,
1 9 6 6 ).
Dari uraian di atas dapat diras akan bahwa pem aham an etika s angat tergantung
m o tivas i m anus ia, baik s ecara individu m aupun berkelo m po k. Salah s atu teo ri m o -
tivas i m enyatakan bahwa m o tivas i s es eo rang s angat tergantung kepada tingkat ke-
IKA

butuhan (needs)-nya. Mas lo w (1 9 5 4 ; di dalam Papalia & Olds , 1 9 8 5 : 3 0 9 ) m engo r-


ganis as ikan kebutuhan m anus ia dalam bentuk piram ida yang dikenal s ebagai Hirarki
Kebutuhan Mas lo w (Gam bar 1 ). Di dalam piram ida Mas lo w, lapis bawah m enggam -
barkan kebutuhan paling m endas ar m anus ia, yaitu kebutuhan fi s ik yang m eliputi
m akan m inum , s andang dan papan. Setelah hal ters ebut dipenuhi m aka kebutuhannya
akan m eningkat ke lapis di atas nya, dem ikian s eterus nya.
Teo ri tentang perkem bangan m o ral yang lain dikem ukakan o leh Ko hlberg (1 9 7 1 ; di
dalam Martin & Schinz inger, 1 9 9 4 : 1 9 ) yang m enyatakan bahwa tingkat perkem bangan
m o ral terdiri dari tiga tahap, yaitu:
ET

(1 ) Tahap Prako nvens io nal yang ego is dan dim o tivas i o leh kenyam anan diri s endiri,
(2 ) Tahap Ko nvens io nal yang ho rm at/tunduk kepada kaidah dan o to ritas ko nven-
s io nal,
(3 ) Tahap Pas cako nvens io nal yang bers ifat o to no m .
Selain teo ri yang dis am paikan Ko hlberg ters ebut di atas , juga dijum pai teo ri etika yang
dis am paikan o leh Gilligan (1 9 7 1 ; di dalam Martin & Schinz inger, 1 9 9 4 : 2 1 ) yang lebih
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN 4

Self

SA
Actualization
Needs

Aesthetic Needs

Cognitive Needs

YA
Esteem Needs

Belongingness and Love Needs

Safety Needs (kebutuhan akan rasa aman)

KA
Physiological needs (kebutuhan fisiologi)

GAMBAR 1 . Hirarki Kebutuhan m enurut teo ri m o tivas i Mas lo w (1 9 5 4 )


RE
didas arkan kepada perhatian tim bal balik di dalam hubungan pers o nal, s ehingga etika
dipis ahkan m enjadi Etika Perhatian dan Etika Kaidah dan Hak.
Secara um um , teo ri-teo ri ters ebut di atas dapat dikelo m po kkan ke dalam em pat
teo ri etika, yaitu: Etika Utilitarianis m e, Etika Kewajiban, Etika Hak dan Etika Keuta-
m aan (Martin & Schinz inger, 1 9 9 4 ) yang rangkum annya dapat dilihat pada Tabel 1 .
Teo ri-teo ri etika ters ebut dapat m enuntun para rekayas awan ke s ikap tanggung jawab
m o ral, yang tidak s am a dengan tanggung jawab legal, dan akan m em bawa kepada keu-
IKA

tam aan m o ral pro fes io nal yang bis a dipercaya (jujur dalam tindakan dan perkataan,
s erta berko m petens i tinggi) dan berkehendak baik.
Sehubungan dengan perubahan s ituas i di tanah air yang s angat berpengaruh ter-
hadap m o tivas i o rang per o rang, Yudo hus o do (1 9 9 7 ) pernah m engem ukakan dan
m engajak m eningkatkan kepekaan kita terhadap ras a kepatutan (sense of decency).
Kepekaan terhadap kepatutan ini pun m ungkin dapat digo lo ngkan s ebagai bagian dari
etika.
Jika dihayati kandungannya, butir-butir di dalam Pancas ila pun telah m encakup
keem pat pandangan ras io nal ters ebut di atas , bahkan diletakkan landas an utam a di
dalam nya, yaitu pertim bangan kearifan m anus ia s ebagai m akhluk berketuhanan.
ET

Di dalam kerekayas aan, s tudi tentang m o ral/etika dapat dibedakan ke dalam tiga
jenis kajian yang s aling m elengkapi dan terkait s atu terhadap yang lain, yaitu: kajian
no rm atif, kajian ko ns eptual dan kajian des kriptif (Martin & Schinz inger, 1 9 9 4 ).

Kajian normatif: (teo retis ) di dalam etika rekayas a adalah untuk m em per-
o leh s tandar m o ral s ebagai landas an tindakan, s ikap, kebijakan di dalam
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN 5

TABEL 1 . Rangkum an Teo ri Etika (Martin & Schinz inger, 1 9 9 4 )


Aliran Penulis Tindakan BENAR s ecara m o ral, JIKA:
Utilitarianis m e Mill Tindakan yang dilakukan m enghas ilkan kebaikan bagi

SA
jum lah o rang terbanyak
Brandt Tindakan yang dilakukan m engikuti aturan yang bila
dilaks anakan akan m enghas ilkan kebaikan bagi jum -
lah o rang terbanyak
Teo ri Kant Tindakan yang dilakukan m engikuti prins ip-prins ip
Kewajiban yang m engho rm ati o to no m i dan ras io nalitas o rang;

YA
s ecara univers al berlaku bagi s em ua o rang
Rawls Tindakan yang dilakukan m engikuti prins ip-prins ip
yang akan dis etujui o leh s em ua pelaku yang ras io nal
dalam s ituas i ko ntrak hipo tetis yang m enjam in s ikap
tidak berpihak
Teo ri Hak Lo cke Tindakan yang dilakukan m erupakan cara terbaik un-
Melden tuk m engho rm ati hak-hak as as i m anus ia dari s etiap
o rang yang terkena pengaruh tindakan itu
Teo ri
Keutam aan
Aris to teles
MacIntyre KA
Tindakan yang dilakukan s epenuhnya m ewujudkan
atau m endukung keutam aan-keutam aan yang rele-
van yang dim engerti m enjadi ciri-ciri karakter yang
m em ungkinkan untuk m encapai kebaikan-kebaikan
s o s ial

kerekayas aan. Dari kajian no rm atif diharapkan dapat m enentukan arahan-


RE
arahan tentang kewajiban das ar m o ral s eo rang rekayas awan, m is al: kewajiban-
nya terhadap kes elam atan publik, pertim bangan tentang ris iko di dalam ran-
cangannya, batas -batas kewajibannya terhadap klien, m ajikan, dan m as yarakat.
Kajian konseptual: (m akna) diarahkan kepada penjernihan ko ns ep-ko ns ep das ar,
prins ip-prins ip, pro blem a dan tipe-tipe argum en yang digunakan di dalam
m em bahas is u m o ral di dalam kerekayas aan.
Kajian deskriptif: (fakta) diarahkan kepada fakta yang terkait dengan is u-is u ko n-
s eptual dan no rm atif. Kajian ini juga untuk m encari pem ecahan m as alah m o ral
IKA

yang tim bul akibat praktek yang berkaitan dengan kerekayas aan.
Dari uraian di atas , etika rekayas a dapat digo lo ngkan s ebagai bagian dari etika terapan
yang m elibatkan terutam a kajian no rm atif yang didukung o leh kajian ko ns eptual dan
kajian des kriptif.

4 . REKAYASA , TEKNOLOGI DAN KEBUDAYAAN


Rekayasa. Rekayas a adalah padan kata dari engineering yang s elam a ini kita kenal
dengan kata teknik. Arti kata teknik itu s endiri adalah penerapan s ains untuk ke-
s ejahteraan um at m anus ia (Zen, 1 9 8 1 : 1 0 ). Martin & Schinz inger (1 9 9 4 : 1 7 ) m em -
ET

pers em pit defi nis i itu, s ehingga rekayas a adalah penerapan ilm u pengetahuan dalam
penggunaan s um ber daya alam dem i m anfaat bagi m as yarakat dan um at m anus ia;
s edangkan rekayas awan adalah m ereka yang m enciptakan pro duk dan pro s es -pro s es
untuk m em enuhi kebutuhan das ar m anus ia (pangan, papan dan s andang), dengan ak-
ibat tam bahan, m eningkatkan kem udahan, kekuatan dan keindahan di dalam kehidu-
pan m anus ia s ehari-hari.
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN 6

Teknologi. Batas an tekno lo gi s angatlah bervarias i. Oleh Ogburn (1 9 7 1 ; di dalam The


Liang Gie, 1 9 9 6 ) dis am paikan bahwa tekno lo gi bagaikan s ebuah puncak gunung es .
Sedikit di antara kita m am pu m elihat dari s em ua s is inya; dengan dem ikian m as ing-

SA
m as ing dari kita m ungkin m em punyai s uatu pengertian yang terbatas tentang s ifat
das arnya. Oleh karena itu perlu s ekali m em andang tekno lo gi dari berbagai titik pan-
dang agar dipero leh gam baran yang lebih luas . Nam un s ecara um um dari waktu ke
waktu, batas an tekno lo gi dapat dikelo m po kkan m enjadi tiga bagian, yaitu: 1 . Tekno lo -
gi s ebagai barang buatan, 2 . Tekno lo gi s ebagai kegiatan m anus ia, dan 3 . Tekno lo gi
s ebagai kum pulan pengetahuan.
Dari s ekian banyak batas an tentang tekno lo gi, s alah s atunya adalah yang dike-

YA
m ukakan o leh McGinn (1 9 8 5 ; di dalam The Liang Gie, 1 9 9 6 ) s ebagai berikut: Tech-
nolog y: a form of hum a n a ctivity like science, a rt, relig ion, or sport. This a ctivity is
fa brica tive; m a teria l product-m a king or object tra nsform ing ; purposive with the g ener-
a l purpose of expa nding rea lm of the hum a nly possible knowledg e-ba sed, resources-
em ploying , m ethodolog ica l, em bedded in sociocultura l-environm enta l infl uence fi eld,
a nd inform ed by its pra cticioners m enta l set.
Batas an tekno lo gi yang lain diam bil dari Unes co (1 9 7 0 ; di dalam The Liang Gie,
1 9 9 6 ), yaitu: Technolog y denotes the whole - or a n org a nic pa rt- of knowledg e a bout:




industria l processes
m a teria l a nd energ y resources
KA
scientifi c principles or discoveries

m ethods of tra nsport a nd com m unica tion, so fa r a s it rela tes directly to the pro-
duction or im provem ent of g oods a nd services.
Di dalam pro s es glo balis as i yang cenderung m enghentak ke arah indus trialis as i, pen-
RE
guas aan dan pengem bangan tekno lo gi dianggap s angat penting, agar m am pu ber-
s aing dalam hal m enghas ilkan pro duk berkualitas lebih baik, lebih m urah, am an atau
ris iko nya kecil dan ram ah lingkungan (So ehendro , 1 9 9 6 ). Perkem bangan s ains dan
tekno lo gi dianggap s ino nim dengan pem bentukan kebudayaan m o dern, s ebaliknya bu-
daya pikir m o dern yang ilm iah akan m enum buh s uburkan s ains dan tekno lo gi m o dern.

Kebudayaan. Kebudayaan ada yang m engartikannya s ecara s em pit s am a dengan ke-


s enian, nam un di lain pihak m engartikannya s ebagai pikiran, karya dan has il karya
IKA

m anus ia yang tidak berakar kepada nalurinya dan yang bis a dicetus kannya s etelah
m elalui pro s es belajar. Uns ur-uns ur univers al dari kebudayaan m enurut Ko entjaran-
ingrat (1 9 7 6 ) adalah:
(1 ) Sis tem religi dan upacara keagam aan
(2 ) Sis tem dan o rganis as i kem as yarakatan
(3 ) Sis tem pengetahuan
(4 ) Bahas a
(5 ) Kes enian
(6 ) Sis tem m ata pencaharian hidup
ET

(7 ) Sis tem tekno lo gi dan peralatan


Urutan uns ur ters ebut di atas s ecara garis bes ar juga m enunjukkan ketahanannya ter-
hadap perubahan. Sem akin ke bawah, s em akin m udah uns ur kebudayaan ters ebut
berubah.
Dari batas an-batas an di atas dapat direntangkan benang m erah antara rekayas a,
tekno lo gi dan kebudayaan. Etika pun akan tum buh s ejajar dengan kebudayaan, dan
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN 7

TABEL 2 . Orientas i Nilai Budaya (Kluckkho hn di dalam Ko entjaraningrat, 1 9 7 6 )


Mas alah das ar Orientas i nilai-budaya
dalam hidup

SA
Hakekat hidup Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu buruk, m anus ia
wajib berikhtiar agar
hidupnya m enjadi lebih
baik
Hakekat karya Karya untuk Karya untuk Karya untuk m enam bah
nafkah hidup keho rm atan, karya

YA
kedudukan dll.
Pers eps i waktu Orientas i ke m as a Orientas i ke m as a Orientas i ke m as a depan
kini lalu
Pandangan Manus ia tunduk Manus ia berus aha Manus ia berhas rat
terhadap alam kepada alam yang m enjaga m enguas ai alam
dahs yat kes elaras an
dengan alam
Hakekat Orientas i Orientas i vertikal, Individualis m e, m enilai
hubungan antar
m anus ia
ko lateral, ras a
ketergantungan
kepada s es am anya
(berjiwa go to ng
KA ketergantungan
kepada
to ko h-to ko h
atas an dan
tinggi us aha atas kekuatan
s endiri

ro yo ng) berpangkat

s o s o k kebudayaan akan s angat tergantung antara lain cara pandang m anus ianya ten-
RE
tang alam tem pat huniannya. Menurut Kluckho hn (di dalam Ko entjaraningrat, 1 9 7 6 ),
berdas arkan m as alah das ar di dalam hidup yang s alah s atunya m enyangkut pandan-
gan m anus ia terhadap alam , dapat dikelo m po k-kelo m po kkan o rientas i nilai-budaya
m anus ia (lihat Tabel 2 ), yaitu: m anus ia tunduk terhadap alam , m anus ia berus aha m en-
jaga kes elaras an dengan alam , dan m anus ia berhas rat m enguas ai alam . Jika dikaitkan
dengan pers eps inya terhadap waktu, m aka akan dipero leh nilai budaya yang bero rien-
tas i ke m as a lalu, m as a kini dan m as a depan.
Di dalam penggabungan beberapa uns ur nilai budaya, m enurut hem at penulis bis a
IKA

s aja m enjaga kes elaras an dengan alam bergabung dengan bero rientas i ke m as a depan.
Di dalam pandangannya, Ko entjaraningrat m enyatakan bahwa kem ajuan pem bangu-
nan akan s angat ditentukan o leh o rientas i nilai-budaya yang dianut o leh m as yarakat.
Lantas bagaim ana dengan bangs a Indo nes ia yang m as yarakatnya m ajem uk dengan
budaya yang bervarias i? Dalam m enyikapi kenyataan ini, etika rekayas a m enjadi pent-
ing s ebagai pegangan bagi s eo rang rekayas awan. Perlu dis adari bahwa kerekayas aan
m erupakan aktivitas yang m elibatkan m as yarakat luas dan efeknya pun berjangka
panjang bahkan dapat m em pengaruhi kebudayaan. Jadi rekayas a m erupakan aktivi-
tas yang m engandung ris iko , s ehingga diperlukan tanggung jawab m o ral tinggi s ang
ET

rekayas awan. Hal yang tidak kalah penting di dalam kerekayas aan adalah kes elam atan
m as yarakat.

5 . KESADARAN REKAYASAWAN TERHADAP KESELAMATAN


Mem bicarakan kes elam atan harus diawali dengan pengertian tentang kes elam atan
atau am an itu s endiri. Ses uatu (alat, pro s edur) adalah am an bagi s es eo rang atau
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN 8

kelo m po k o rang jika s es eo rang atau kelo m po k o rang ters ebut m engetahui ris iko
(penggunaan)-nya m enurut prins ip-prins ip nilai yang s udah m apan; s edangkan ris iko
adalah kem ungkinan terjadinya s es uatu yang tidak diharapkan atau s es uatu yang

SA
m erugikan.
Seo rang rekayas awan harus s elalu m em as ukkan fakto r kes elam atan di dalam ran-
cangannya. Oleh karena itu identifi kas i ris iko s uatu pro duk s angat diperlukan,
dem ikian pula kejelas an dari tujuan pro duk itu s endiri. Untuk m engurangi fakto r
ris iko , uji kes elam atan bagi s uatu pro duk harus dilaks anakan s ebelum pro duk ters e-
but m as uk m anufaktur. Setelah m anufaktur pun pro duk itu juga harus s elalu dipantau
kes elam atan penggunaannya. Pro duk rekayas a yang baik akan s elalu dis ertai dengan

YA
pro s edur penyelam atan di s aat m enghadapi ris iko yang tak diduga s ebelum nya.

6 . H AK- HAK REKAYASAWAN DI DALAM S UATU PERUSAHAAN


Setelah lulus kuliah kita akan s egera m encari pekerjaan adalah hal yang wajar. Meru-
pakan s uatu kenyataan bahwa banyak rekayas awan yang m em ilih berkarir/bekerja di
dalam s uatu perus ahaan yang m encari keuntungan. Di dalam perus ahaan s em acam
ini, pertentangan antara tanggung jawab m o ral rekayas awan dengan kehendak m an-

KA
ajem en perus ahaan m ungkin bis a terjadi. Jika hal itu terjadi, pendekatan etika akan
s angat m em bantu m enem ukan jalan keluarnya, s ehingga dipero leh keputus an tentang
m ana yang harus didahulukan.
Di dalam s uatu perus ahaan dikenal apa yang dis ebut o to ritas ins titus io nal. Oto ritas
ins titus io nal m elibatkan hak m anajem en m enggunakan kekuas aannya agar karyawan
m em enuhi kewajiban ins titus io nal m ereka. Oto ritas ins titus io nal akan s angat baik dan
benar jika tujuannya tidak cacat m o ral dan cara yang ditem puh pun tidak m elanggar
RE
etika. Oleh karena itu di s am ping tahu kewajibannya, s eo rang rekayas awan s eyo gyanya
m em aham i hak-haknya.
Seo rang rekayas awan di dalam perus ahaan akan m em iliki hak-hak, antara lain:
• Hak as as i m anus ia s ebagai m anus ia pelaku m o ral, m is al: hak m engejar ke-
pentingan pribadi yang s ah atau hak berkarir, hak untuk m endapatkan peng-
has ilan yang layak.
• Hak pro fes io nal yang m em iliki tanggung jawab m o ral khus us , m is al: hak m eno -
lak m elaks anakan aktivitas yang tak s es uai dengan etika, hak m engungkapkan
IKA

penilaian pro fes io nal pribadi, hak m em peringatkan m as yarakat akan ancam an
bahaya s uatu pro duk rekayas a.
• Hak ko ntraktual, m is al: m em pero leh gaji dengan jum lah tertentu.
• Hak no n-ko ntraktual, m is al: hak atas privas i, hak atas no n dis krim inas i.

7 . KESADARAN GLOBAL (SPASIAL) DAN TEMPORAL


Perkem bangan tekno lo gi s angatlah pes at. Dalam waktu s ekitar 2 5 tahun, trans is to r
yang pada awalnya dirangkai s atu pers atu, s aat ini s atu cip Pentium dapat ters us un
o leh 5 ,5 juta trans is to r. Perkem bangan Tekno lo gi Info rm as i s aat ini telah m em perluas
ET

daya jelajah kita dan m enjadikan dunia s em akin teras a s em pit. Nam un kem ajuan
ters ebut tidak s elalu m em berikan dam pak yang baik bagi s etiap individu. Dam pak itu
bis a m enjadi ris iko bagi s etiap o rang di m uka bum i, apalagi jika tekno lo gi dianggap
s ebagai bagian dari m o de; dalam arti pem ilihan s uatu tekno lo gi tidak dilandas kan atas
kebutuhan, tidak m enghiraukan kehadiran ris iko dan tidak dis ertai ram bu-ram bu etika
m o ral.
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN 9

Secara s pas ial penggunaan tekno lo gi di s uatu tem pat dapat m em pengaruhi tem -
pat lain dan berdam pak s ecara glo bal. Dari s egi waktu, pem anfaatan tekno lo gi di
m as a kini bis a s aja m engakibatkan kerus akan alam yang akibatnya baru bis a diras akan

SA
o leh generas i yang akan datang. Hal ini m enim bulkan perenungan o leh para ahli ilm u
pengetahuan tentang eks is tens i m anus ia dan kebahagiaan yang m enjadi tujuan hidup
m anus ia s ecara univers al (Leprince-Ringuet, 1 9 7 3 ). Saat ini telah tum buh kes adaran
bahwa bum i m erupakan s atu-s atunya tem pat tinggal m anus ia bers am a, s ehingga pe-
les tarian lingkungan m enjadi is u penting dan lahirlah s eri ISO 1 4 0 0 0 (Wards & Dubo s ,
1 9 7 4 ; Kuhre, 1 9 9 5 ). Perenungan terhadap kehadiran bencana alam (gem pabum i, letu-
s an gunungapi dll.) yang tak m ungkin dibendung o leh m anus ia, m em bawa m anus ia

YA
ke pem ikiran berko eks is tens i dengan alam ; dipelajarinya pro s es yang berlangs ung di
alam , dirancang tekno lo gi untuk m em anfaatkan pro s es alam dem i kelangs ungan ek-
s is tens i m anus ia dan jalan m enuju ke kebahagiaan m anus ia. Secara pelahan o rientas i
nilai-budaya m enguas ai alam yang cenderung bers ifat s es aat s em akin ditinggalkan.
Kehadiran s eo rang rekayas awan berkem am puan analis is barat yang ras io nal dis er-
tai kearifan tim ur yang s elalu m em pertim bangkan harm o ni dengan alam nya s angat
didam bakan; hal ini berarti bahwa rekayas awan ters ebut m em iliki kes adaran glo bal
dan tem po ral. Rekayas awan yang dem ikian akan m em iliki kem am puan m elihat pelu-
KA
ang di depannya dan dengan penuh ras a percaya diri m enentukan pilihan karirnya.
Keputus an m em ilih s uatu karir s eyo gyanya m em pertim bangkan keyakinan das ar
m o ralnya, kewajiban-kewajiban pro fes io nal yang akan dihadapinya dan tentu s aja
pem aham an tentang vis i dan m is i perus ahaan yang akan dipilihnya. Selain itu, per-
lu dis adari bahwa perkem bangan s ains dan tekno lo gi telah dan s edang berkem bang
dengan pes atnya. Hal ini berdam pak kepada perubahan pilihan tekno lo gi bagi s uatu
perus ahaan, yang juga m enuntut rekayas awan untuk s elalu m em baca dan belajar.
RE
8 . PENUTUP
Apa yang telah dis am paikan m erupakan s uatu bahan renungan s ebagai wacana pen-
ingkatan o to no m i m o ral. Sem o ga perkuliahan ini m am pu m engus ik ras a tanggung-
jawab m o ral, s ikap pro fes io nal, s ehingga kelak kita m enjadi s arjana (teknik) yang
berbudi dan budim an yang s arjana atau dengan kata lain m enjadi rekayas awan yang
berbudi dan budim an rekayas awan.
Bagi yang ingin m endalam i etika rekayas a lebih jauh dapat m em baca bahan bacaan
IKA

yang dijadikan acuan di dalam penyus unan m ateri ini atau bahan lain yang berkaitan
dengannya.

Yo gyakarta, 8 Mei 2 0 0 4 1 .

PUSTAKA
[1 ] Ano nym o us . Engineering Ethics . ht t p: / / e t hi c s . t a mu. e du/ e t hi c s / e s s a ys /
br o c hur e . ht m
[2 ] Bo urke, V. J. 1 9 6 6 . Ethics , A Textbo o k in Mo ral Philo s ho py. The Macm illan Co m pany, New Yo rk. 4 9 7
ET

p.
[3 ] Ko entjaraningrat. 1 9 7 6 . Kebudayaan, Mentalitet dan Pem bangunan. P.T. Gram edia. 1 4 2 halam an.
[4 ] Kuhre, W. L. 1 9 9 5 . Sertifi kas i ISO 1 4 0 0 1 : Sis tem Manajem en Lingkungan. Prenhallindo , Jakarta. 3 6 9
halam an.
 
1
Tulis an ini dis eting dengan Xfi g, LYX dan LATEX2 ε dengan kelas do kum en AMS (s equential num bering)
 
pada s is tem o peras i GNU/Linux iww .
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN 10

[5 ] Leprince-Ringuet, L. 1 9 7 3 . Science et Bo nheur des Ho m m es . Flam ario n. 1 9 2 p.


[6 ] Martin, M. W. & Schinz inger, R. 1 9 9 4 . Etika Rekayas a. Edis i Kedua. PT Gram edia Pus taka Utam a. 4 5 6
halam an.
[7 ] Papalia, D .E. & Olds , S. W. 1 9 8 5 . Ps ycho lo gy. McGraw-Hill Bo o k Co m pany. 6 5 8 p.

SA
[8 ] Runes , D. D. (edito r). 1 9 8 1 . Dictio nary o f Philo s o phy. Littlefi eld, Adam s & Co . New Jers ey. 3 4 3 p.
[9 ] So ehendro , B. 1 9 9 6 . Tekno lo gi dan Budaya. Makalah dis ajikan di dalam Sem inar Nas io nal Tekno lo gi
dan Budaya dalam rangka Peringatan 5 0 tahun Pendidikan Tinggi Teknik FT UGM.
[1 0 ] Strike, K. A. & So ltis , J. F. 1 9 8 5 . The Ethics o f Teaching. Teachers Co llege Pres s , Co lum bia Univers ity,
New Yo rk. 1 1 2 p.
[1 1 ] Sugianto no , I. 1 9 9 8 . Etika So s ial Ko nfus ius Dalam Mem perbaiki Mas yarakat Cina. Tes is S2 Pro gram
Studi Ilm u Fils afat, Univers itas Gadjah Mada. 1 2 7 halam an.
[1 2 ] The Liang Gie. 1 9 9 6 . Pengantar Fils afat Tekno lo gi. Penerbit Andi, Yo gyakarta. 1 8 2 halam an.

YA
[1 3 ] Tim FT UGM. 2 0 0 1 . Sikap Mental dan Etika Pro fes i Teknik. Fakultas Teknik Univers itas Gadjah Mada.
Buku s aku 1 9 hal.
[1 4 ] Wards , B. & Dubo s , R. 1 9 7 4 . Hanya Satu Bum i: Perawatan dan pem eliharaan s ebuah planit kecil.
Lem baga Eko lo gi Univers itas Padjadjaran dan Yayas an Obo r. 3 1 7 halam an.
[1 5 ] Yudo hus o do , S. 1 9 9 7 . Pidato Sam butan pada acara Rakernas dan Pertem uan Ilm iah Tahunan Ikatan
Ahli Geo lo gi Indo nes ia. Jakarta, 8 Des em ber 1 9 9 7 . Departem en Trans m igras i dan Pem ukim an Per-
am bah Hutan. 2 5 halam an.
[1 6 ] Zen, M. T. (edito r). 1 9 8 1 . Sains , Tekno lo gi dan Hari Depan Manus ia. P.T. Gram edia. 1 3 2 halam an.

KA
KAIDAH POKOK ETIKA REKAYASA (TIM FT UGM, 2 0 0 1 )
Di dalam m enjalankan tugas pro fes io nalnya s eo rang rekayas awan wajib:
(1 ) Menjunjung tinggi kes elam atan, kes ehatan dan kes ejahteraan m as yarakat,
(2 ) Mem berikan jas a-jas a pro fes i hanya pada bidang-bidang yang s es uai dengan
ko m petens inya,
(3 ) Mem berikan pernyataan-pernyataan kepada um um hanya s ecara o bjektif
RE
dan jujur,
(4 ) Bertindak s ebagai pelaku yang jujur dan terpercaya terhadap pem beri kerja
ataupun klien, dan m enghindarkan diri dari ko nfl ik-ko nfl ik kepentingan,
(5 ) Meningkatkan reputas i pro fes io nalnya m elalui unjuk kerja yang baik, dan
bukan m elalui pers aingan s ecara curang,
(6 ) Berperilaku terho rm at, bertanggungjawab, etis dan taat aturan untuk
m eningkatkan keho rm atan, reputas i dan kem anfaatan pro fes i,
(7 ) Secara terus m enerus m eningkatkan kem am puan pro fes io nalnya s epanjang
IKA

karir dan m em beri kes em patan engineers di bawah bim bingannya untuk
m engem bangkan kem am puan pro fes io nal.
ET

Anda mungkin juga menyukai